Snt13052015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500

Rp. 75.000 Rp. 80.000

SUARA NTB

RABU, 13 MEI 2015

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 59 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Jakarta (Suara NTB) Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr.H. Zaini Arony akan segera disidang dalam perkara dugaan pemerasan terkait permohonan izin pengembangan kawasan wisata Meang, Sekotong, Lobar. Menyusul pelimpahan berkas ke tahap dua, penahanan orang nomor satu di Lobar itu juga dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Bali. ‘’Berkaitan dengan kelanjutan perkara dugaan penyalahgunaan kekuasaan selaku Bupati Lombok Barat dalam bidang perizinan memaksa investor yang berencana mengembangkan wisata dengan tersangka ZA (Zaini Arony) pada hari ini (kemarin—red) perkaranya dilimpahkan ke tahap dua yaitu penuntutan,” kata Kepala Bagian Pember-

itaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di Gedung KPK Jakarta, Selasa (12/5). Pelimpahan ke tahap dua artinya berita acara pemeriksaan (BAP) Zaini dalam tahap penyidikan sudah lengkap dan diserahkan ke jaksa penuntut umum KPK untuk dibuat surat dakwaan dalam waktu 14 hari kerja. Bersambung ke hal 15

(ant/Bali Post)

ZAINI ARONY DIPINDAHKAN KE DENPASAR - Tersangka kasus dugaan pemerasan terkait permohonan izin pengembangan kawasan wisata di Lombok Barat, Zaini Arony berjalan menuju mobil tahanan seusai mendatangi gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/ 5). Zaini Arony dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan II A, Kerobokan, Denpasar, Bali, karena kasusnya dilimpahkan ke Tipikor Pengadilan Negeri Denpasar.

TO K O H Dipangkas Rp 50 Miliar WAKIL Bupati (Wabup) Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, menyatakan, kemungkinan pinjaman daerah yang direncanakan Rp 100 miliar dikurangi menjadi Rp 50 miliar. Alasannya karena kalau tetap meminjam Rp 100 miliar, maka dikhawatirkan pengerjaan proyek tidak selesai. Dengan jumlah pinjaman Rp 50 miliar tersebut, Lobar hanya bisa membangun jalan. Dijelaskan, proyek yang bisa didanai yang kira-kira tender mulai Juni dan dikerjakan akhir Juli, Bersambung ke hal 15

Tersangka Kasus IT Lobar Diperiksa Kejaksaan

BKPM Cabut 140 Izin Prinsip Perusahaan PMA di NTB Mataram (Suara NTB) Pemerintah pusat melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI telah mencabut izin prinsip sebanyak 140 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) di NTB. Pencabutan itu dilakukan lantaran mereka tak melakukan aktivitas pembangunan, bahkan hanya terkesan menyandera potensi daerah. Semenetara itu, Pemprov NTB juga sedang menyisir perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tak kunjung merealisasikan investasinya untuk dilakukan

pencabutan izin. ‘’Sebanyak 140 perusahaan PMA yang telah dicabut itu ada di seluruh kabupaten/kota di NTB,” ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BKPMPTSP) NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.Sc, M.TP ditemui usai rapat koordinasi persiapan Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) Regional Nusa Tenggara dan Papua di Kantor Gubernur, Selasa (12/5) siang kemarin. Bersambung ke hal 15

Mataram (Suara NTB) Salah satu kasus yang menjadi tunggakan Kejaksaan Tinggi NTB, terkait proyek pengadaan peralatan Informasi dan Teknologi (IT) di Setda Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Guna melanjutkan proses hukum kasus itu, Kejaksaan memanggil tersangka, AS, yang menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). AS datang ke gedung Pidsus Kejati NTB sekitar pukul 09.10 Wita. Ia diturunkan dari mobil tahanan Kejaksaan, setelah sebelumnya dijemput dari Lapas Mataram. Tersangka dijemput dari Lapas Mataram, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

DIPERIKSA - Tersangka AS (baju merah), saat dikawal sfat Kejati NTB ke ruang pemeriksaan Pidsus. Ia diperiksa dalam kasus IT Lobar.

Kasus SPPD DPRD NTB

Kejati dan Polda Persilakan Dipidanakan Mataram (Suara NTB) Menanggapi sorotan pegiat antikorupsi terkait penyelesaian dugaan kerugian negara Rp 4,99 miliar, pihak Kejaksaan Tinggi NTB tidak mempersoalkannya. Bahkan mereka mempersilakan Somasi NTB melaporkan kasus itu ke Kepolisian. Sementara pihak Polda NTB siap memproses jika memang ada laporan. ‘’Setiap warga negara berhak melapor, kami di Kepolisian siap menerima,’’ kata Kasubdit III Tipikor Direktorat Reskrimsus Polda NTB, AKBP Andy Hermawan, SIK, Selasa (12/5). Sepanjang laporan itu memuat fakta dan bukti pendukung, pihaknya tidak hanya menerima saja, tapi memproses laporan itu. ‘’Kami menunggu, siapapun dari masyarakat yang mau melapor, kami akan tindaklanjuti,’’ janjinya saat ditanya Suara NTB terkait keinginan

Somasi NTB menyerahkan data dugaan SPPD fiktif dan berbagai item penggunaan anggaran di DPRD NTB, Tahun 2003 - 2013. Dihubungi terpisah, pihak Kejaksaan Tinggi NTB menanggapi santai kritik lamban penagihan kerugian negara sesuai temuan BPK itu. Sebagaimana disampaikan Asdatun Kejati NTB, Hendrik Selalau, SH, MH melalui Kasi Penkum dan Humas, Made Sutapa, SH, semua pihak berhak mengkritik. “Dan ini sebagai motivasi kerja buat kami,” kata Sutapa. Mengenai rencana Somasi mendorong kasus SPPD dan sejumlah item penggunaan anggaran lainnya yang diduga menyimpang itu ke ranah pidana, jawaban Sutapa hampir sama. Dipersilakan kepada Somasi untuk membawa persoalan itu ke ranah pidana. “Silakan lapor ke pidana,

tidak akan mempengarui proses Datun yang kami lakukan,” kata Sutapa. Antara perdata dengan pidana instrumennya berbeda, sehingga ia menganggap laporan itu adalah proses yang berbeda. Sementara pihaknya di Datun, juga sedang memproses di ranah berbeda, yakni penagihan melalui pola pendekatan kepada pemilik piutang. Terlepas dari itu, adanya reaksi dari masyarakat terutama pegiat antikorupsi ini menurutnya menunjukkan perhatian publik terhadap kasus tertentu. Karena dia sadar, kasus ini sejak awal kemunculan sesuai temuan BPK NTB, sudah mengundang polemik. Dia membenarkan, catatan terakhir Datun, nilai temuan yang sudah dikembalikan mantan anggota Dewan dan pegawai Setwan, sudah mencapai Rp 500 juta. Bersambung ke hal 15

INSPEKTUR Inspektorat NTB, Dr.M. Agus Patria, SH, MH mengatakan kasus SPPD DPRD NTB yang mencuat selama ini bukan merupakan perjalanan dinas fiktif. Ia menyebut, hasil kajian yang dilakukan pihaknya, bahwa dalam kasus SPPD Dewan itu tak ada unsur pidana yang ditemukan. “Kita Inspektorat sudah mendalami. Jadi bukan disebut perjalanan dinas fiktif. Bersambung ke hal 15

Tidak Terbit Berkaitan dengan Kenaikan Yesus Kristus, SUARA NTB Kamis (14/5) tidak terbit. Kami akan terbit kembali Jumat (15/5). Untuk itu kepada pembaca dan relasi iklan agar maklum. Terima Kasih Penerbit


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.