Snt14092015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 158 TAHUN KE 11

Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SELASA, 15 SEPTEMBER 2015

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Dilaporkan ke KPK

Kapolri akan Cek Dana Hibah Newmont Mataram (Suara NTB) Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti menanggapi datar terkait sorotan dana hibah PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) Rp 5,5 miliar yang diberikan langsung ke Polda NTB. Kapolri katanya, akan mengecek aturan dan mekanismenya. Hibah Newmont ke Polda NTB yang dipersoalkan itu, dilaporkan ke KPK oleh mantan Anggota DPR RI asal NTB, M.Hatta Taliwang.

‘’Nanti kita cek, apakah hibahnya dalam bentuk barang atau uang. Kalau dalam bentuk barang, kan bisa langsung. Kalau bentuk uang, ada mekanismenya,’’ kata Kapolri. Pertanyaan dipertegas terkait hibah dalam bentuk uang, Kapolri menegaskan hal sama. “Kan sudah saya jelaskan tadi. Sudah diatur, ada prosedurn-

ya. Kenapa Anda ribut,’’ tanya Kapolri, tetap dengan senyum khasnya, ditemui usai mengecek kesiapan pasukan pengamanan Pilkada di Lapangan Gajahmada Polda NTB, Senin (14/9) sore. Apakah itu sesuai aturan, jenderal bintang empat ini juga harus mengecek dahulu dasar aturannya, baru bisa

memberikan penjelasan lengkap. Kapolda NTB Brigjen Pol. Umar Septono yang mendengar pertanyaan wartawan itu, langsung memberikan klarifikasi. “Kan itu (hibah) belum ada uangnya,” jelas Kapolda. “Uangnya belum ada kok, baru MoU saja,” sambungnya, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

CEK PERALATAN - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat mengecek kendaraan dan peralatan pengamanan Pilkada di Lapangan Gajahmada Polda NTB, Senin (14/9).

TO K O H

Pengamanan Pilkada Serentak

Tiga Daerah Rawan di NTB Jadi Catatan Kapolri

Pansel Tuntaskan Seleksi PANITIA Seleksi (Pansel) penjaringan terbuka tiga pimpinan SKPD lingkup Pemprov NTB telah mulai bekerja. Mereka membuka pendaftaran bagi calon pimpinan tinggi pratama itu mulai 1125 September 2015. Pansel akan menuntaskan tugasnya pada Oktober mendatang. Bersambung ke hal 15

H.Muhammad Nur

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/dok)

Khawatir Praperadilan

(Suara NTB/dok)

Made Sutapa

DESAKAN agar Kejaksaan menyebut siapa tersangka dalam kasus dugaan korupsi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), terus diarahkan ke Kejati NTB. Demi menghindari praperadilan, Kejaksaan hingga kini enggan menyebut tersangka tersebut, kecuali kerugian negara sudah dikantongi. Bersambung ke hal 15

Mataram (Suara NTB) Ada tiga daerah rawan di NTB yang jadi atensi Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti. Ke tiga daerah itu, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan Kota Mataram. Polda NTB diharapkan mengantisipasi dan melakukan perencanaan matang agar penyelenggaraan Pilkada serentak di daerah itu berjalan lancar. “Tiga daerah rawan seperti Dompu, Bima dan Mataram, harus jadi atensi khusus,” kata Kapolri saat mengecek kesiapan pasukan pengamanan Pilkada di Lapangan Gajahmada Polda NTB, Senin (14/9) sore. Kerawanan dimaksudnya terkait ancaman gangguan saat penyelenggaraan Pilkada serentak, Desember 2015 mendatang. Ujung tombaknya diharapkan di masing masing Polres dan back up Polda NTB. “Rencanakan yang matang. Jangan sampai terjadi hal- hal yang tak kita inginkan,” katanya, sekaligus memberikan isyarat kepada Kapolda NTB, Brigjen Pol. Umar Septono untuk mengamankan wilayah hukumnya. Hanya tiga daerah itu diharapkannya jadi

perhatian khusus, namun tanpa mengabaikan pengamanan empat daerah lainnya di NTB yang juga menyelenggarakan Pilkada serentak. Ditanya soal kemungkinan NTB masih ada gangguan terorisme, dipastikan Kapolri tidak ada. Jika terkait pengamanan khusus, masih tetap dilakukan oleh Densus 88. Pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang mengatakan NTB sebagai pos kedua teroris setelah Poso, Kapolri tidak menjawab lugas. “Ya silahkan saja, cek saja dimana daerah itu. Tapi penanganan khusus, ada Densus 88,” terangnya. Dalam kunjungannya ke NTB, Kapolri pada kesempatan itu didampungi Asisten Operasional Mabes Polri, Irjen Pol. Unggung Cahyono dan Kepala Divisi Propam Irjen Pol. Sabar Raharjo. Kapolri berkesempatan melihat langsung sarana dan prasarana (Sarpras) pengamanan Polda NTB. Dia sempat menegur personel pengurai massa (Raimas) Direktorat Sabhara ketika diminta menghidupkan sepeda motor operasionalnya. Bersambung ke hal 15

Gagal, Proyek Cetak Sawah 1.800 Hektar di Lobar Giri Menang (Suara NTB) Proyek cetak sawah baru di Kabupaten Lombok Barat (Lobar), seluas 1.800 hektar yang menurut rencana dilaksanakan tahun ini gagal terealisasi. Hal ini disebabkan, sarana pendukung seperti bendungan dan jaringan irigasi belum terbangun. Akibat sarana ini belum terbangun, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Pertanakbun) Lobar, tidak berani mengeksekusi anggaran yang sudah disediakan oleh Kementerian Pertanian untuk cetak sawah baru tersebut. “Anggarannya sudah disiapkan Rp 27 miliar oleh Kementerian Pertanian untuk program cetak sawah baru ini. Cuma

kami belum berani mengeksekusi karena belum ada sarana pendukun,’’ ujar Kadis Pertanakbun, H. Chaerul Bachtiar, Senin (14/9) kemarin. Dijelaskan sesuai aturan, cetak sawah baru itu harus dibarengi dengan sarana pendukung seperti bendungan dan jaringan irigasi baik primer, sekunder dan tersier. Pihaknya bersama PU beberapa waktu lalu pernah ekspose di pusat untuk meminta bantuan program cetak sawah baru. Pusat pun memberi lampu hijau, menyiapkan dana Rp 27 miliar. Namun persyaratan yang diminta oleh pusat, daerah harus membangun bendungan dan saluran irigasi. Bersambung ke hal 15

Dari Diskusi Terbatas ’’Suara NTB’’ (2-Habis)

Butuh Kerja Keras untuk Tumbuhkan Semangat Wirausaha Fundamen ekonomi yang kuat ditopang oleh unitunit usaha kecil yang tangguh. Unit ekonomi yang kerap dipandang sebelah mata itu justru paling berjasa menyelamatkan Indonesia dari terpaan krisis. Namun, merangsang tumbuhnya usaha kecil jelas bukan pekerjaan rumah yang mudah. Mengapa demikian?

“INI soal membangun mindset (pola pikir) masyarakat kita,” ujar Sekretaris Komisi III DPRD NTB, M. Hadi Sulthon dalam diskusi terbatas yang digelar Suara NTB, Sabtu (12/9) lalu. Ia menegaskan, saat ini masih banyak masyarakat yang terbelenggu oleh cara berpikir yang kurang mendukung semangat berwirausaha. Menurutnya, ketika memiliki uang banyak hasil menjual aset, masyarakat awam kerap kali tergiur untuk membelanjakan uangnya di sektor yang tidak produktif. Karenanya, ia menegaskan pentingnya peranan para tokoh masyarakat, khususnya dari kalangan ula-

ma untuk mengajak masyarakat gemar berwirausaha. Pendapat ini diamini pula oleh peserta diskusi lainnya. Pengamat Ekonomi Universitas Mataram, Dr. Firmansyah menilai, saat ini analogi kebijakan “memberi kail dan umpan” kepada masyarakat sebenarnya kurang tepat. “Seharusnya, selain memberi kail dan umpan ajak juga mereka memancing. Kasih tahu mereka, ‘ini lho tempat mancing yang bagus,” ujarnya. Pegiat Lembaga Pengembangan Studi (Lepitek), Lalu Ahmad Rahmat mengakui, pola pikir masyarakat memang belum terbiasa berpikir kreatif dalam berusaha. Masyarakat

(Suara NTB/nas)

(Suara NTB/nas)

M. Hadi Sulthon

Lalu Ahmad Rahmat

peternak dan petani yang menjadi binaannya menurutnya juga masih sulit menerima aja-

kan untuk berkreasi di bidang kerja mereka. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.