Snt15012016

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

JUMAT, 15 JANUARI 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 258 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kapolda Imbau Warga Waspadai Pusat Keramaian Mataram (Suara NTB) Pihak kepolisian mengimbau masyarakat NTB untuk meningkatkan kewaspadaan saat mengunjungi tempat-tempat keramaian dan pusat perbelanjaan. Imbauan ini disampaikan Kapolda NTB, Brigjen.Pol. Drs.Umar Septono, SH.MH, di Mataram, Kamis (15/1) kemarin menyusul ledakan diduga bom di Jakarta Kamis, (14/1) kemarin. ‘’Masyarakat diimbau untuk menghindari tempat yang kemungkinan digunakan sebagai sasaran, seperti tempat hiburan dan pusat perbelanjaan. Perkiraan (di NTB) tetap ada. Itu untuk memastikan tugas kepolisian dapat diterapkan secara maksimal. Kita overestimate terhadap segala kemungkinan. Tetapi kita berdoa supaya tidak terjadi,” ujar Kapolda Ia juga mengimbau kepada jajaran kepolisian di Polres se-NTB untuk menyusun cara bertindak dalam mengamankan wilayah hukum masing-masing, termasuk di markas komando tiap Polres. Terkait TKP ledakan yang terjadi di pos polisi Jalan Thamrin, Jakarta Pusat dan memakan korban aparat Kepolisian, Kapolda memerintahkan, anggota (Suara NTB/ars) jajarannya yang bertugas di lapangan TINGKATKAN PENGAMANAN - Menyusul ledakan bom di Jakarta kemarin, aparat Kepolisian meningkatkan kewaspadaan. Bersambung ke hal 15 Salah satunya dengan meningkatkan pengamanan pada pintu masuk Mako Polda NTB, seperti tampak dalam gambar.

Gubernur Usulkan Pencabutan Izin PT. Agro Wahana Bumi Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta untuk dilakukan telaah dan mengusulkan pencabutan izin PT. Agro Wahana Bumi (AWB). Perusahaan nasional pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

TO K O H

mengusulkan izin itu dicabut. Salah satu perintahnya Pak Gubernur kepada saya saat rapim itu adalah ditelaah, kemudian usulkan pencabutan,” kata Kepala Dishut NTB, Ir. Andi Pramaria, M.Si dikonfirmasi di Mataram, Kamis (14/ 1) siang kemarin.

KERAWANAN konflik sosial yang melibatkan massa di Kabupaten Dompu mengatensi Polda NTB untuk menambah kekuatan fungsi pengendali massa. Puluhan personel Polda NTB ditempatkan secara tetap di Polres Dompu sebagai bentuk antisipasi terhadap kerawanan yang diprediksi masih dapat mungkin terjadi. Wakapolda NTB, Kombes Pol Drs. Imam Margono mengharapkan, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

Tak Bisa Melarang PELAKSANA TUGAS (Plt) Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, tak mempersoalkan perihal adanya laporan sejumlah LSM dan mantan Sekda Lobar H. M. Uzair terkait keputusannya memutasi pejabat tinggi pratama tanggal 1 Desember 2015 lalu. Menurutnya, prosedur pengisian jabatan yang dilakukan sesuai ketentuan UU ASN. Bersambung ke hal 15

Polda NTB akan Koordinasi dengan Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Polda NTB akan berkordinasi dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB perihal upaya pengusutan sejumlah proyek di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Provinsi NTB. Akan ditelaah terlebih dahulu setiap paket proyek tersebut. “Kita lihat lah dulu mana-mana yang dicurigai,” kata Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. Umar Septono, SH, MH saat ditemui di Mapolda NTB, Kamis (14/1). Ia menambahkan koordinasi dengan Kejaksaan diperlukan agar tidak terjadi salip-menyalip pengusutan kasus. ‘’Supaya tidak overlap, nanti kita koordinasi,” tambahnya. Saat ini pihaknya belum mengambil langkah tertentu terkait indikasi adanya penyimpangan pada proyek itu. Namun, ke depan pihaknya akan mengumpulkan informasi terlebih dahulu sebelum menetapkan langkah pengusutan. Terakhir mencuat pula dugaan mangkraknya proyek Intelligent Transport

Systems (ITS), terkait bangunan tiga unit tower dan servernya, senilai Rp 2,6 miliar yang dana bersumber dari APBN dikucurkan mulai tahun 2009 hingga 2011. Tak Tahu Proyek ITS Sementara itu, wakil rakyat di Udayana, terutama Komisi IV DPRD NTB yang membidangi masalah perhubungan mengaku kecewa dengan banyaknya proyekproyek di bawah Dishubkominfo NTB yang terindikasi tidak dapat difungsikan dan kemudian menjadi masalah. Baru-baru ini muncul lagi proyek yang diduga bermasalah di Dishubkominfo NTB yaitu proyek ITS yang difungsikan untuk memantau arus lalu lintas laut, udara dan darat di NTB diduga raib. Pasalnya, ketika awal mulai dibangun sejak 2009-2011, dana yang dikucurkan cukup besar yaitu Rp 2,6 miliar yang terindikasi tak berfungsi. Sekretaris Komisi IV, DPRD NTB, Nurdin Ranggabarani, SH, MH kepada Suara NTB, via telepon, Kamis (14/1), kemarin mengaku gerah dengan banyaknya proyek-proyek

Andi menjelaskan PT. AWB memperoleh IUPHHK sejak tahun 2013 lalu. Dulu namanya izin yang diberikan Hak Pengelolaan Hutan (HPH). PT. AWB diberikan IUPHHK seluas 28 ribu hektar di kawasan Hutan Tambora. Namun, sampai sekarang

ada sejumlah kewajiban yang belum dipenuhi. Disebutkan, kewajiban yang belum dipenuhi perusahaan nasional itu adalah masalah tapal batas. Akibatnya, kata Andi, dia menghentikan operasional perusahaan itu saat ini. Bersambung ke hal 15

Bidik Realisasi Lima Persen

Usut Proyek Dishubkominfo

Rawan Konflik Sosial

KO M E N TTAA R

di wilayah Hutan Tambora ini dinilai belum memenuhi sejumlah kewajibannya. ‘’Saya lagi melakukan evaluasi, untuk selanjutnya bagimana hasil evaluasi saya sampaikan ke Pak Gubernur. Tapi perintah Pak Gubernur adalah usulkan pencabutan. Kita boleh

dibawah Dishubkominfo NTB yang tidak difungsikan dan kemudian menjadi masalah. Untuk itu ia meminta agar proyek ITS yang diduga mangkrak itu, agar diusut oleh Aparat Penegak Hukum (APH). Karena menurut Nurdin, uang rakyat harus tetap dipertanggungjawabkan. “Anggaran ITS itu dari APBN. Akan tetapi, dari manapun sumber anggarannya, mau dari APBD/ APBN, tidak boleh mangkrak. Karena itu semua tetap termasuk sebagai uang negara, yang sumbernya dari uang rakyat. Apa lagi sampai aset itu hilang, saya sepakat itu diusut oleh penegak hukum,” ujar Nurdin. Dikatakan, pada dasarnya pihaknya (Komisi IV), jauh-jauh hari sudah mengingatkan Kadishukominfo NTB agar menyelesaikan satu persatu proyek-proyek yang belum difungsikan itu. Sehingga proyek-proyek yang telah menelan angaran miliaran rupiah tersebut tidak menjadi mubazir.

BELAJAR dari pengalaman tahun lalu, di bulan Januari ini realisasi anggaran diharapkan bisa mencapai angka yang lebih besar. Realisasi sebesar lima persen anggaran di bulan Januari untuk satuan kerja pemerintah pusat dan daerah di NTB dipandang sebagai target terdekat yang harus dikejar. Harapan itu disampaikan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPP) NTB, Taukhid, SE, M.Sc.IB, MBA, dalam sambutannya pada kegiatan penyerahan Pakta Integritas dan Rakorda Pelaksanaan Anggaran tahun 2016 dalam semangat Hari Bhakti Perbendaharaan, Kamis (14/1). Taukhid menegaskan, untuk mendorong tercapainya target realisasi anggaran tersebut, pihaknya berupaya menempuh sejumlah terobosan. Misalnya, dengan memberikan uang persediaan kepada tak kurang dari 13 satuan kerja pemerintah di NTB. Uang persediaan merupakan komponen dana yang bisa dibelanjakan dengan mekanisme yang lebih fleksibel. Dengan adanya uang tersebut di kas masing-masing satker, maka satker bisa mengeksekusi sejumlah item belanja dengan lebih mudah. Problemnya, masih ada juga satker lain yang tersendat dalam urusan ini. Padahal, Taukhid menegaskan, jika belasan satker tersebut mampu, maka seharusnya satker lain juga bisa melakukannya. Taukhid menilai, salah satu kendala yang kerap mencuat ke permukaan adalah adanya distorsi informasi antara pihaknya, petugas satker di lapangan dengan pimpinan satker. Seringkali, informasi yang sampai ke pimpinan satker adalah terkait sulitnya pencairan anggaran di KPPN atau Kanwil Perbendaharaan. Padahal, kenyataannya saat ini pihaknya justru ingin mendorong agar seluruh proses pencairan anggaran berjalan dengan mulus. Bersambung ke hal 15

Bersambung ke hal 15

Lanjutkan Program ”Horti Park”

Pemprov dan Pemkab Loteng akan Ajukan Pengelolaan Eks Kebun Kopi (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah (Loteng) bakal mengajukan permohonan pengelolaan lahan eks perkebunan kopi yang berada di Kecamatan Batukliang Utara, Loteng. Lahan eks perkebunan kopi yang sebelumnya dikelola oleh PT. Pekebunan Kopi Trisno Kenangan ( PT PKTK) itu sekarang dalam status tanah negara. “Dalam ketentuan hukum, apabila itu tanah negara maka siapa saja berhak untuk mengajukan permohonan untuk mengelolanya. Bukan hanya pemda, tetapi tergantung dari peruntukannya. Maka berdasarkan koordinasi kita (Pemprov) dengan Pemkab Lombok Tengah, ini kemu-

ngkinan ada usul saran agar yang meminta itu adalah Lombok Tengah dan provinsi,” kata Kepala Biro Hukum Setda NTB, H. Rusman, SH, MH dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (14/1) siang kemarin. Rusman mengatakan, lahan eks perkebunan kopi itu terdiri dari dua blok, yakni sebelah timur dan sebelah barat yang kini sudah menjadi lokasi pengembangan horti park. Kemungkinan, kata Rusman, untuk lahan eks kebun kopi yang berada di sebelah timur akan diusulkan pengelolaannya oleh Pemkab Loteng. Sementara eks lahan kopi yang kini menjadi lokasi pengembangan hoti park akan diusulkan dikelola oleh Pemprov NTB. ‘’Nanti akan dibagi bloknya usulan

kita. Mungkin yang kopi itu menjadi bloknya Lombok Tengah. Yang sebelah baratnya, di Karang Sidemen karena itu horti park, Pemprov. Itu akan ditindaklanjuti berikutnya,” terang Rusman. Ketika ditanya PT Perkebunan Kopi Trisno Kenangan yang juga mengajukan perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU) saat ini? Rusman mengtakan dulu dia memang pernah mengajukan perpanjangan HGU. HGU itu sendiri sudah berakhir sekitar tahun 1980. Sehingga mereka mengajukan perpanjangan. Namun dalam prosesnya beberapa persyaratan tak mampu dipenuhi dan perpanjangan HGU itu tak selesai. Sehingga mereka mengajukan gugatan. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.