Snt15062015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

SENIN, 15 JUNI 2015

20 HALAMAN NOMOR 84 TAHUN KE 11

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Fasilitas Minim

Pariwisata di Daerah ‘’Jalan di Tempat’’ Pengelolaan pariwisata di tingkat kabupaten nyaris tak bergairah. Belum terlihat adanya pengelolaan secara serius dan fokus pada pengembangan objek. Dibuktikan dengan fasilitas umum yang minim, akses jalan juga miskin pembenahan. Pengunjung tak bertambah di hari biasa, hanya ramai di hari tertentu, tapi tak signifikan merubah keadaan. Benarkah alasannya hanya karena keterbatasan anggaran, ataukah minim kreativitas pemerintah dalam pengelolaan? DI Kabupaten Sumbawa, ada banyak sekali objek wisata. Berdasarkan SK Bupati Nomor 129 Tahun 2015 tentang lokasi objek wisata dan tempat rekreasi, ada sekitar 50 objek wisata. Bahkan diperkirakan akan terus bertambah. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/her)

JALAN RUSAK - Salah satu infrastruktur pendukung destinasi wisata adalah jalan. Tampak jalan menuju kawasan wisata Meang, Sekotong yang belum tersentuh sama sekali.

Sengaja Tak Hadiri Rapat Paripurna

Gubernur Pastikan akan Tindak Pimpinan SKPD TO K O H Masih Tumpang Tindih SAAT ini undang-undang yang mengatur mengenai pemilu terbagi dalam empat peraturan. Dengan dipisahnya pengaturan pemilu ini, tidak hanya mengakibatkan tumpang tindih, kontradiksi dan duplikasi pengaturan, tetapi juga pengaturan tiga jenis pemilu tanpa standar yang sama. Oleh karena itu perlunya kodifikasi hukum pemilu menjadi Kitab Undang – Undang Pemilu agar tidak terjadi tiga hal tersebut. Bersambung ke hal 19

KO M E N TTAA R Coreng Citra Pariwisata MASALAH minimnya fasilitas umum pada objek wisata potensial di NTB terus menjadi sorotan. Meskipun NTB sudah banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik dan mancanegara, namun penataan destinasi wisata masih menjadi PR besar pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Kalangan DPRD NTB berpandangan, Bersambung ke hal 19

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan bakal menindak pimpinan SKPD yang malas atau sengaja tak menghadiri rapat paripurna. Namun orang nomor satu di NTB ini tak membeberkan apa sanksi yang akan diberikan kepada pimpinan SKPD itu. ‘’Nanti kita lihat. Mungkin ada tugas luar, mungkin ada yang sakit. Tapi yang sengaja (tak menghadiri rapat paripurna) nanti kita urus,’’ tegas Zainul Majdi dikonfirmasi, Sabtu (13/ 6) siang. Dikatakan, pihaknya akan melihat mana pimpinan SKPD yang tak hadir karena melaksanakan tugas, sakit atau lainnya.

Untuk itu, ia akan melakukan pengecekan. Ketika diberikan informasi oleh wartawan bahwa hanya ada tiga pimpinan SKPD yang menghadiri rapat paripurna dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperta Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2014, Rabu (10/6). Gubernur kembali menegaskan

akan melakukan pengecekan. ‘’Nanti saya cek,’’ tandasnya. Sebelumnya, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si dibuat geram akibat ulah pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna. Dari 33 SKPD, hanya tiga pimpinan SKPD yang hadir, selebihnya hanya mengutus pejabat setingkat eselon III. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/dok)

Kasus Pol PP Bima

Promosi Pariwisata Belum Diimbangi Kejari Usut Indikasi Pembenahan Fasilitas Penggunaan Dana Fiktif

FASILITAS umum di objek wisata bisa jadi dianggap masalah sederhana. Tapi sebenarnya dampaknya besar. Sebab ketiadaan fasilitas seperti toilet ketika wisatawan sangat butuh, akan menjadi bahan pembicaraan, yang ujung – ujungnya tidak bagus untuk pengembangan pariwisata NTB. Promosi pariwisata seharusnya diimbangi pembenahan fasilitas. Anggota Komite III DPD RI yang membidangi masalah pariwisata, Hj. Bq. Diyah ratu Ganefi, SH mengatakan perbaikan atau pembenahan daerah-daerah destinasi wisata di NTB harus terus menerus dilakukan. Fasilitas umum seperti toilet, ruang ganti dan lainnya semestinya harus sudah tersedia pada setiap objek wisata. “Jadi saya juga dengan Kementerian (Pariwisata) kemarin, salah satu yang saya tekankan pada daerah-daerah destinasi wisata itu memang perlu banyak perbaikan, banyak perhatian. Jangan sampai kita ini sebagai tuan rumah mengundang orang untuk berwisata ke daerah kita, ternyata fasilitas infrastruktur tidak

Gusti Lanang Patra

Hj. Bq. Diyah Ratu Ganefi

ada,” ujarnya dikonfirmasi, Sabtu (13/6) di Mataram. Ia mengataakan, anggaran untuk perbaikan fasilitas-fasilitas umum atau penataan destinmasi wisata sebenarnya sudah dialokasikan oleh kementerian. Namun, terkadang pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten/kota jarang yang mengawal proposal yang sudah disampaikan. Apalagi, SKPD juga dinilai kurang berkoorinasi dengan DPD. ‘’Jadi, terus terang saja, saya bilang kepada teman-teman SKPD, coba proposal-

proposal yang sudah masuk ke kementererian, kita ini DPD ditembuskan. Karena kita DPD ini bisa juga memanggil menteri dan bisa juga kita menekan menteri,’’ ucapnya. Ia mengharapkan SKPDSKPD yang berkaitan dengan pembangunan sektor pariwisata, kesehatan dan pendidikan untuk aktif menjalin komunikasi dengan DPD. “Supaya DPD ini bersama-sama dengan Kementerian. Kita hanya mengawal supaya bagaimana dia turun anggaran itu,”tandasnya. Bersambung ke hal 19

Mataram (Suara NTB) Pihak Kejaksaan Negeri Raba Bima membuka terkait penyelidikan kasus pada Sat Pol PP Kabupaten Bima. Penyidik mengendus dugaan penggunaan dana fiktif pada satker tersebut, namun nilainya masih dalam penyelidikan. “Dalam laporannya 100 persen, tapi pelaksanaannya tidak demikian,” kata Kasi Intel Kejari Bima Lalu Muhammad Rasyid,SH kepada Suara NTB, ditemui di Mataram, Sabtu (13/6) lalu. Dari laporan yang tidak beres itu, ada indikasi penggunaan dana yang fiktif. Namun berapa jumlahnya, masih terus diperdalam oleh tim penyidik Pidsus. Ada banyak item yang dibidik dalam penggunaan dana Rp 2 miliar dari total Dipa Rp 5 miliar di Satpol PP Kabupaten Bima, termasuk dalam belanja langsung dan tidak langsung. Yang saat ini menjadi prioritas penyelidikan Kejari Bima adalah pembayaran gaji dan honor pegawai, pengadaan seragam, pengeluaran dana untuk operasional, juga terkait kegiatan eksternal melibatkan instansi lain. “Jadi ada banyak item yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, sedang kami dalami terus,” ujarnya didampingi tim penyidik Reza Safetsila, SH. Pekan depan pihaknya akan intensifkan lagi pemeriksaan saksi saksi, setelah pekan sebelumnya ada sekitar 37 PNS Pol PP dimintai keterangan, empat diantaranya menjabat kepala seksi (kasi). Masih ada puluhan saksi lain yang belum hadir, masih dari kalangan internal Pol PP. “Dari total 70 saksi yang kami akan periksa, baru sekitar 37 yang hadir. Jadi saksi saksi yang belum hadir pekan kemarin, akan kami undang lagi pekan depan,” paparnya. Sebagai pelengkap informasi, berdasarkan data diperoleh Suara NTB, salah satu item yang paling menonjol dugaan penyimpangannya adalah pada pengadaan seragam. Tahun 2014 lalu, Bersambung ke hal 19


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

SUARA MATARAM

Halaman 2

Ikuti Rekomendasi BKPRD NTB Intervensi Lebih Cepat LURAH Punia, Zainuddin mengungkapkan, semenjak mendapatkan juara tiga Lomba Kelurahan Terintegrasi beberapa waktu lalu, intervensi program yang diberikan oleh Pemkot lebih cepat. Artinya, dampak positif dirasakan oleh masyarakat secara langsung. “Persiapan kita hanya dua bulan,” kata Zainuddin. Menjadi indikator penilaian sebutnya, yakni persoalan kelengkapan administrasi kelurahan persen, pelayanan posyandu serta P2WKS. Penilaian ini dinilai tidak membutuhkan waktu lama, karena sebelumnya pernah mengikuti lomba yang sama ketika menjadi lurah di Taman Sari, hanya saja tinggal menyesuaikan saja. “Kebutuhan dulu di Taman Sari juga sudah ikut, jadi ndak repot tinggal menyesuaikan saja,” pungkasnya. Ia mengatakan, target perencanaan digarap maksimal ada tiga sektor. Yakni, persoalan ekonomi, infrastruktur serta sosial budaya. Yang paling urgen katanya, pengembangan ekonomi kemasyarakatan, karena sebagian besar masyarakat di Punia mengandalkan mata pencaharian sebagai pekerja bakulan serta Usaha Kecil Menengah (UKM). Sehingga, intervensi program dari instansi terkait dinilai sangat penting. Tidak menutup kemungkinan, akses jalan atau infrastruktur masyarakat juga berkorelasi terhadap pengembangan usaha masyarakat. Ia menyebutkan, mendapatkan bantuan anggaran Rp 15 juta dari Badan Pemberdayaan Perempuan (BPM) Kota Mataram, untuk perbaikan rumah kumuh. Pola penyalurannya, masyarakat mengambil material apa yang dibutuhkan. “Alhamdulillah, warga dapat bantuan Rp 15 juta,” sebutnya. Ia menambahkan, prestasi sebagai juara tiga kelurahan terintegrasi diharapkan bisa menjadi pemacu serta memberikan motivasi kepada masyarakat, agar menumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan lingkungan maupun keluarga. Tidak kalah penting, intervensi program dari SKPD bisa segera terealisasi dengan cepat. (cem) (Suara NTB/cem)

Perlu Ditinjau Ulang REKOMENDASI Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi NTB terkait lokasi pembangunan PLTG 150 MW menjadi atensi Komisi III DPRD Kota Mataram. Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, I Gede Wiska, SPt., kepada Suara NTB, Minggu (14/6) mengungkapkan, lokasi pembangunan PLTG itu perlu dicek kembali. ‘’Sebenarnya itu pemukiman,’’ cetusnya. Persoalannya sekarang, lokasi pembangunan PLTG 150 MW oleh PLN, apakah sudah dikaji oleh Pemkot Mataram. Jangan sampai, ketika lokasi pembangunan PLTG dipindahkan, justru menimbulkan permasalahan baru. Pasalnya, awal rencana pembangunan PLTG di lokasi yang sekarang saja diiringi riak protes warga. ‘’Jangan sampai itu akan memantik persoalan baru lagi,’’ imbuhnya. Wiska mengaku, saat ini Pemkot Mataram sedang mengajukan revisi RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) Kota Mataram. Namun demikian, hal ini tidak bisa berlangsung cepat, mengingat revisi Perda RTRW Kota Mataram, sejauh ini masih dalam pengajuan naskah akademiknya. Sebetulnya, sambung politisi PDI Perjuangan ini, pembangunan PLTG di lokasi yang dianggap melanggar RTH (Ruang Terbuka Hijau) itu harus menunggu revisi Perda RTRW rampung. ’’Kalau memang itu mendesak, ya masalahnya kembali ke Pemkot. Apakah Pemkot siap berhadapan dengan masyarakat,’’ ucapnya. Wiska menambahkan, rencana pembangunan PLTG itu idealnya harus disosialisasikan terlebih dahulu. Kalau memang PLN ngotot membangun PLTG di sana, seyogiyanya harus menunggu revisi Perda RTRW. Ia khawatir ketika PLTG dipindahkan, justru akan menimbulkan masalah baru. ‘’Karena di sana kan ada hotel, ada perumahan. Sementara yang kemarin saja besar sekali dampaknya,’’ imbuh Wiska. Dia berharap bagaimana PLTG bisa berjalan, tetapi tidak merugikan masyarakat termasuk tidak melanggar aturan Perda. Wiska meminta Pemkot Mataram meninjau kembali izin pembangunan PLTG di lokasi saat ini. Untuk meluruskan persoalan ini, Wiska mengajak pihak-pihak terkait untuk duduk bersama. Baik Pemkot Mataram, PLN maupun BKPRD Provinsi NTB. Dengan duduk bersama, diharapkan ada solusi yang tidak merugikan semua pihak. ‘’Jangan tiba-tiba memutuskan yang berdampak terhadap pelanggaran dan masyarakat,’’ tandasnya. (fit)

Pemkot akan Revisi Perda RTRW Mataram (Suara NTB) – Pemkot Mataram tidak mempersoalkan rekomendasi yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) NTB, terkait lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Tanjung Karang. Sebab, hal itu meyalahi aturan dan Pemkot Mataram berencana merevisi peruntukan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Demikian disampaikan Kepala Dinas Tata Kota dan Pengawasan Bangunan (Takowasbang) Kota Mataram, Drs. Lalu Junaedi di kantornya, pekan kemarin. Secara kelembagaan, BPKRD NTB memiliki kewenangan lebih tinggi dibandingkan BPKRD kabupaten/kota. Artinya, tidak mungkin Pemkot Mataram bersikeras karena akan disalahkan.

Menjadi alasan BPKRD merekomendasikan perpindahan PLTG itu, karena menyangkut tata ruang. “Pada prinsipnya kita mengikuti saja, ndak mungkin kita bersikeras,” kata Junaidi.

Pemkot Mataram lanjutnya, tidak pernah merekomendasikan bahkan menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB) maupun HO. Tapi, PLN nekat membangun karena mungkin ada janji diberikan

kepada pemerintah daerah. Artinya, Pemprov NTB harus berpikir karena terjadi kontradiktif kebijakan di keluarkan dengan kajian teknis. Tapi bagaimanapun juga kata mantan Inspektur pada Inspektorat Kota Mataram ini, kekurangan daya harus disikapi karena persoalan kelistrikan tidak ansih hanya untuk Kota Mataram, melainkan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di Lombok. Di satu sisi, Kota Mataram khususnya dan Lombok umumnya menerima investasi cukup besar. Tapi,

jika tidak didukung dengan infrastruktur seperti listrik, tidak mungkin bisa berkembang. “Kita mau investasi besar, tapi kalau tidak ditunjang daya listrik, sama juga bohong,” ujarnya. Mau tidak mau, sambungnya, PLN harus mencari lokasi lain untuk membangun, meski secara materi mengalami kerugian cukup besar. Sebab di sisi lain, pemerintah juga harus mempertahankan ruang terbuka hijau (RTH) sesuai dengan batasan diberikan pemerintah. (cem)

Pembangunan di Jalan Bung Karno Terancam Dihentikan

(Suara NTB/cem)

NIHIL AKTIVITAS - Radio Suara Kota Mataram milik Pemkot Mataram nihil aktivitas sejak dilarang siaran oleh KPID, karena tidak memiliki izin.

Izin Frekuensi Kedaluwarsa

Radio Suara Kota Dilarang Siaran Mataram (Suara NTB) – Stasiun Radio milik Pemkot Mataram atau radio Suara Kota Mataram, dilarang siaran oleh Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID). Sebab, izin frekuensi yang dimiliki telah kedaluwarsa sejak Bulan Mei lalu. Kabag Humas dan Protokoler Setda Kota Mataram, Lalu Alwan Basri membenarkan radio Suara Mataram, dilarang siaran oleh KPID, karena izin frekuensinya telah kedaluwarsa. Ia menambahkan, KPID bersama Kejaksaan serta Kepolisian sempat mengecek izin serta memberikan daftar radio pemerintah maupun swasta yang tidak memiliki izin. Na-

mun, sebelum tim tersebut mempertanyakan izin siar, pihaknya sudah menghentikan aktivitas radio. “Begitu saya tahu izinnya mati, saya minta distop dulu,” kata Alwan. Ia mengakui, sempat mengundang pertanyaan dari Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh alasan tidak pernah ada aktivitas siaran di radio yang menjadi corong penyampaian informasi bagi Pemkot Mataram. Tapi, pihaknya tidak mau mengambil konsekuensi hukum, karena berdampak pada persoalan hukum serta mempengaruhi frekuensi atau signal pesawat. “Misalnya, kita ngotot siaran kemudian tiba–tiba pesawat kecelakaan

karena frekuensi udaranya kita ambil, kan lebih parah akibatnya,” terangnya. Pihaknya sedang mempersiapkan Raperda serta mengurus izin frekuensi siaran pada pemerintah pusat, sehingga radio suara Kota Mataram bisa kembali mengudara. “Kita sedang susun raperda dan sudah diusulkan di bagian hukum,” akunya. Pantuan Suara NTB, semenjak izin siaran radio milik Pemkot Mataram itu mati bulan Mei lalu. Praktis, tidak ada kegiatan sedikitpun. Hanya terlihat sepeda motor parkir di depan gedung yang bersebelah dengan Kantor Dispenda Kota Mataram itu. (cem)

Mataram (Suara NTB) Pemkot Mataram sejak setahun lalu berencana merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang ada di samping Kantor Imigrasi Mataram. Namun rencana tersebut sampai sekarang belum terwujud karena terkendala lahan. Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh menyampaikan pihaknya akan merelokasi para pedagang jika ada lahan yang dekat dengan lokasi saat ini. Tetapi Ahyar mengatakan jika tak ada lahan baru di sekitar sana untuk merelokasi para pedagang, maka PKL yang ada di samping Imigrasi akan ditata. Penataan PKL akan dilaksanakan secara terpadu, tidak hanya di samping Imigrasi, tapi PKL yang berjualan di tempat-tempat lainnya. Setiap tahun Pemkot Mataram disampaikan Walikota memiliki program untuk penataan PKL. Tapi diakui sejauh ini memang belum semua yang bisa diakomodir dan akan dilakukan secara bertahap. Walikota juga meminta kepada Apkli untuk memberi pembi-

naan terhadap para PKL. Saat ini jumlah PKL disana sekitar 40 orang. Banyaknya PKL yang berjualan di kawasan ini karena ramainya pengunjung ke Kantor Imigrasi. Karena Pemkot Mataram memiliki komitmen tidak boleh menggusur PKL, maka mereka akan ditata. Penataan ini juga berkaitan dengan dijadikannya Kota Mataram sebagai tuan rumah MTQ tahun 2016 mendatang. Untuk mempersiapkan ini, yang ditata tidak hanya PKL tapi juga taman-taman kota. Sementara itu, Kepala Dinas Koperindag Kota Mataram, Wartan, SH menyampaikan pihaknya masih melakukan koordinasi terkait lahan yang tepat untuk relokasi PKL samping Imigrasi. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram dan diketahui akan ada bantuan dari Satker Bankim untuk penataan kawasan tersebut. “Tapi dananya belum turun,” ujarnya. Penataan ini nantinya termasuk dengan pembangunan akses

yang tembus langsung ke Islamic Center (IC) dan rencananya para PKL akan ditempatkan di bagian atas. Ia menyebutkan jumlah PKL di kawasan tersebut terus bertambah, semula para PKL hanya ada di sebelah selatan jalan. (ynt)

Mataram (Suara NTB) Beberapa bulan lalu, pembangunan ruko persis di pinggir jembatan di Jalan Bung Karno Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram dihentikan karena diduga menyalahi aturan. Tapi kini proses pembangunan kembali dilaksanakan. Pemkot Mataram pun mengancam akan kembali menghentikan pembangunan tersebut, jika tidak menjalankan rekomendasi dari instansi terkait. Kepala Dinas Tatakota dan Pengawasan Bangunan (Takowasbang) Kota Mataram, Drs. Lalu Junaidi menjelaskan, domain untuk pengawasan bangunan di pinggir sungai sebenarnya bukan domain dari pihaknya. Tetapi dilihat dari peruntukan tata ruang tidak menyalahi aturan. Disisi lain, rekomendasi yang diberikan jarak bangunan tiga meter dari sempadan sungai. “Domainnya sebenarnya bukan di kami, tapi di Dinas PU khusus Balai Wilayah Sungai,” kata Junaedi pekan kemarin. Ia menegaskan, akan mengecek posisi bangunan tersebut, apakah sesuai dengan rekomendasi atau tidak. Jika melawan aturan, maka pihaknya tidak segan –

segan akan menghentikan pengerjaan bangun tersebut. “Kalau memang mereka melawan aturan, maka kita lawan dengan aturan juga,” tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura mengatakan, pihaknya memberikan rekomendasi sesuai dengan izin mendirikan bangunan (IMB) dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Mataram. Jarak bangunan direkomendasikan dengan sempadan sungai yakni tiga meter. Sejauh ini pihaknya belum memastikan apakah terjadi perubahan yang dilakukan oleh pengusaha atau tidak. Tapi yang penting, harus disediakan jalan inspeksi untuk pasokan biru untuk melakukan normalisasi. “Belum saya cek, apakah ada perubahan atau tidak,” pungkasnya. Kondisi di sana kata Mahmuddin Tura, merupakan ujung dari Sungai Berenyok dan pengalaman tidak pernah terjadi banjir ataupun genangan. Lagi pula, pengusaha membuatkan tebing saluran, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran terhadap banjir dan lain sebagainya. (cem)

Relokasi PKL Samping Imigrasi Terkendala Lahan

(Suara NTB/dok)

(Suara NTB/ynt)

PKL - PKL yang berjualan di samping Kantor Imigrasi Mataram.

(Suara NTB/cem)

RUKO - Pembangunan ruko di Jalan Bung Karno yang terancam dihentikan karena diduga menyalahi aturan.


Suara NTB Senin, 15 Juni 2015

EKONOMI DAN BISNIS

Halaman 3

Anak Jalanan Diduga Dibekingi Oknum Mataram (Suara NTB) Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Husni Thamrin mengakui aktivitas anak jalanan (Anjal) bukanlan profesi terpaksa dilakukan karena ketidakmampuan secara ekonomi. Tetapi oknum yang sengaja memainkannya, diantaranya orang tua sendiri hingga oknum di luar orang tua. Data tahun 2014, di NTB terdapat sebanyak 3.000 Anjal, tersebar paling banyak di Kota Mataram. Untuk menekan jumlah dan aktivitas Anjal ini, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Sosial Kota Mataram. “Kita sudah data. Kalau ada apa-apa, tinggal panggil orang-orang yang di belakang-

nya itu saja,” katanya, barubaru ini. Mereka yang tercatat sebagai anak jalanan sudah didatangi langsung oleh petugas, untuk mengetahui seperti apa keadaan yang memaksa mereka untuk menjadi Anjal. Hasilnya di luar dugaan. Rata-rata Anjal ini berasal dari keluarga yang secara kasat mata ekonom-

inya mampu. “Di rumahnya ada TV, kulkas dan berbagai peralatan lainnya. Tetapi kehidupan di jalan mereka karena dipaksa oleh orang tuanya sendiri, dan oleh oknum tertentu yang membekingi mereka,” ujarnya. Di antaranya yang menjadi Anjal ini rata-rata anak sekolah. Untuk memberi efek

jera kegiatan Anjal ini, banyak pihak sebenarnya menginginkan agar mereka ditransmigrasikan bersama keluarganya. (bul)

TERTIDUR – Seorang anak jalanan tertidur lelap di pinggir trotoar jalan di Kota Mataram.

(Ant/Bali Post)

Tak Boleh Melalui APTI PEMPROV NTB belum memperbolehkan asosiasi petani tembakau untuk memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dua asosiasi yang ada belum memenuhi syarat pemanfaatan DBH-CHT sesui Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu). Demikian Kepala Dinas Perkebunan Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si di Mataram, Sabtu (13/6). Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Provinsi NTB misalnya, pengurusnya baru terbentuk setahun lalu. Sementara dalam ketentuan, minimal kepengurusan sudah terbentuk tiga tahun aktif. Demikian juga dengan Himpunan Petani Tembakau Lombok (Hiptal), asosiasi ini baru terbentuk dua tahun yang lalu. Di 2016-lah Hiptal dapat mengajukan pemanfaatan DBH-CHT. “2014, ada silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) Rp 1 miliar di Biro Keuangan. Tidak bisa digunakan oleh asosasi petani tembakau, karena terbentur Permenkeu,” ujarnya. Husnul Fauzi menekankan, kendati asosiasi petani tembakau boleh memanfaatkan dana DBH-CHT, tetapi harus prosedural. Misalnya untuk pelatihan dan workshop kepada

(Suara NTB/dok)

Husnul Fauzi petani tembakau. Dari proposal pemanfaatan DBH-CHT dari asosiasi, Disbnun harus melakukan verifikasi sebelum diberikan rekomendasi. “2016 Hiptal misalnya sudah bisa mengajukan proposal, tetapi tentu kami cek dulu kemana alokasi DBH-CHT yang diajukan,” tambah Husnul. Pada 2016, Disbun menurut Husnul Fauzi merencanakan memanfaatkan DBH-CHT dengan mendukung kegiatan hulu petani tembakau. Rencananya diberikan dalam bentuk pupuk. (bul)


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 4

Belum Penuhi Target

Lotim Masuk Zona Merah

(Suara NTB/yon)

Survai SKPD Sebabkan WDP ADANYA opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diraih Lombok Timur (Lotim) pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI beberapa waktu lalu menimbulkan banyak spekulasi di masyarakat. Banyak isu beredar terkait dengan permasalahan itu, salah satunya adalah masalah semangat kerja yang terbilang kendor dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Terkait dengan hal ini ini, Wakil Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin dalam waktu dekat ini akan melakukan survai sekaligus pemantauan terhadap empat SKPD yang disinyalir semangat kerjanya minim alias kendor. “Menurunnya PAD Lotim pada beberapa SKPD itu karena Dipa dari APBN belum diterima oleh SKPD, sehingga mereka tidak bisa bekerja, misalnya di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mau kerja cepat, namun mereka terbentur itu. Terkait dengan isu semangat sejumlah SKPD kendor, inilah yang akan kita pantau,”terangnya ketika dikonfirmasi di Ponpes Mardhatillah NW Penakak, Sabtu (13/6). Meski demikian, ungkapnya, berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya ke sejumlah SKPD di Lotim belum lama ini, permasalahan yang terjadi itu dikarenakan adanya masalah eksternal. Dicontohkannya, konsultan hanya satu di sejumlah SKPD. Sementara, untuk masalah aset yang juga menjadi momok dan sumber masalah hingga Lotim harus rela menyabet opini masih WDP itu. Ia berharap supaya untuk urusan aset sesegera mungkin untuk ditindaklanjuti. “Untuk urusan yang berbau aset, kita berharap Inspektorat secepatnya mengundang pihak yang bergelut di bidang aset, sehingga kita disini akan jemput bola. Selain itu, kita juga berharap kepada SKPD dijajaran Pemkab Lotim untuk tetap melakukan pemutakhiran dan melaporkan data aset tiap pekannya,” H. Haerul Warisin tegas Warisin. (yon)

Milad Ke-5 Ponpes Dhiaul Fikri, Hadirkan Ulama Yordania Selong (Suara NTB) Peringatan milad ke 5 Yayasan Pendidikan Islam Terpadu (YPIT) Dhiaul Fikri Desa Sukarara Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur (Lotim) berlangsung khidmat. Secara khusus dihadirkan Syeikh Kholdoun Ibrahim Alomous, ulama asal Yordania. Selain ulama Yordan itu, sejumlah tuan guru dan pimpinan pondok pesantren (ponpes) tampak hadir dalam acara tersebut. Pimpinan YPIT DF, TGH. Gunawan Ruslan menyampaikan, kehadiran para ulama dianggap jauh lebih baik dibandingkan dihadiri oleh para pejabat. Menurutnya, dengan menginjakkan kakinya di ponpes, para ulama dimohonkan Allah memberikan keberkahan kepada Ponpes DF. Ponpes yang memiliki program unggulan Tahfiz Qur’an dan Bahasa ini memperlhatkan kemampuan santri-santriwatinya. Ditunjukkan kepiawaian dari santri dalam membacakan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an dengan menghafal. Terlihat pula kecerdasan santri dalam menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang dibawakan para pembawa acara. Kepiawaian para santri itu mendapat pujian dari Syeikh Kholdoun Ibrahim Alomous dan TGH Ahmad Mukhlis dari Kediri Lombok Barat. Menurutnya, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris adalah dua sayap yang akan membawa mencari ilmu yang lebih banyak lagi, bahasa adalah jendela ilmu pengetahuan. Kepada para santri diminta terus belajar dan meningkatkan pengetahuannya. Secara khusus, Syeikh Kholdoun Ibrahim Alomous, menyampaikan ceramah agamanya dalam kesempatan itu. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan, kunci perubahan adalah pendidikan. Kunci agar negara maju adalah pendidikan. Majunya negara Singapura dan Malaysia karena pendidikan. “Kalau mau Indonesia maju, maka pendidikan harus maju,” ucapnya. Pendidikan dimaksudkan Syeikh Kholdoun Ibrahim Alomous harus digandeng dengan keimanan, berilmu dan beriman. Generasi berilmu dan beriman bisa berikan perubahan. Ilmu dan iman dua sayap supaya umat maju. “Tidak bisa satu. Iman saja tanpa ilmu atau ilmu saja tanpa iman,” terangnya. Rasulullah, katanya memulai mendakwahkan Islam dengan dasar ayat pertama diterimanya, “Iqro’ Bismirobikalladzi kholaq”. Saat ini, ayat itu dianggap masih relevan untuk dijadikan pedoman untuk melakukan perubahan hakiki di Indonesia. “Berilmu tapi tak beriman itu jahat. Orang beriman tak berilmu akan lemah dan miskin. Agama Islam menggunakan duaduanya,” demikian katanya. (rus)

(Suara NTB/rus)

CERAMAH - Ulama Yordania Syeikh Kholdoun Ibrahim Alomous saat menyampaikan ceramah agama dalam acara milad ke 5 YPIT Dhiaul Fikri, Sabtu (13/6).

Wabup Ingatkan Ponpes untuk Terus Berinovasi Selong (Suara NTB) Adanya persaingan di dunia pendidikan menuntut lembaga pendidikan, termasuk di Lombok Timur (Lotim) harus terus berinovasi. Jika ada inovasi, maka lembaga pendidikan akan banyak diminati. Sebaliknya, jika miskin inovasi, maka minat calon siswa masuk lembaga pendidikan akan minim. Atas kondisi ini, Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin mengimbau kepada sekolah swasta dan Ponpes Mardhatillah NW Penakak Desa Masbagik Timur Kecamatan Masbagik terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk siswa. Jika tidak demikian, maka sekolah swasta akan jauh ketinggalan dengan sekolahsekolah negeri. “Saya berharap ponpes ini terus berinovasi. Sehingga peserta didik yang keluar dari ponpes ini mengalami perbedaan dengan sekolah-sekolah lainnya terutama dalam hal pencapaian prestasi,” harapnya. Menurutnya, suatu inovasi akan bermanfaat dalam memecahkan masalah pendidika. Asalkan inovasi tersebut diterima dan diterapkan para tenaga kependidikan dalam mengelola pendidikan. Oleh sebab itu, sebuah inovasi pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada habisnya bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia pendidikan. Wabup juga mengharapkan masyarakat tidak menyekolahkan anak-anaknya ke tempat yang jauh-jauh selama lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta yang lebih dekat mampu memberikan pendidikan maksimal. Terlebih, Ponpes Mardhatillah ini sudah lama berkiprah dalam dunia pendidikan untuk mengajar ilmu agam dan akhirat serta menelurkan alumnialumni yang sukses. “Kalau dibandingkan antara sekolah swasta dengan sekolah negeri, jauh lebih banyak sekolah swasta khususnya yang ada di Lotim,” jelasnya. (yon)

Selong (Suara NTB) Akibat dari belum terpenuhinya target dalam pencapaian luas lahan pertanian, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) masuk dalam zona merah. Sebagaimana yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian, target yang telah ditetapkan mencapai 90.855 hektar,sedangkan yang sudah terealisasi hanya mencapai 74 ribu hektar dan sisanya 22 ribu hektar. (Suara NTB/rus)

URUS BERKAS - Proses pengurusan berkas calon TKI di Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lotim oleh tim seleksi pengiriman TKI, Sabtu (13/6).

Moratorium ke Timur Tengah

Lotim Khawatirkan Maraknya TKI Ilegal Selong (Suara NTB) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) merupakan salah satu daerah pengirim TKI terbesar di Indonesia. Karena itu, adanya kebijakan pemerintah pusat melakukan moratorium atau penghentian sementara pengiriman TKI non formal ke Timur Tengah akan sangat berpengaruh. Paling dikhawatirkan, akan marak muncul pengiriman TKI secara ilegal. Kekhawatiran ini disampaikan Kepala Bidang Bina Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja (BPPN), M. Supriyadi di Selong. Moratorium sebutnya mulai berlaku sejak Maret 2015 lalu, apalagi sejauh ini Lotim mengirim tenaga informal paling banyak peminatnya ke kawasan Timur Tengah. Kebijakan Menteri Tenaga Kerja melakukan moratorium, alasan kebanyakan hak-hak tidak terpenuhi. Di mana kasuskasus yang terjadi mendera TKI sebagian besar dari sektor non formal dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sampai saat ini, masih disesalkan Lotim masih banyak TKI asal Lotim yang berangkat melalui luar Lotim, sehingga ketika ada permasalahan yang

menimpa menjadi tanggung jawab daerah. “Lotim diloncati prosesnya. Inilah yang tidak prosedural,” urainya. Dari catatan pihaknya, jumlah TKI yang berangkat tahun 2014 tercatat sebanyak 14.889 orang 2014. Catatan di tingkat provinsi mencapai 24.440. Selisih yang berangkat tersebut dianggap Lotim jelas ilegal. Selain itu, minat TKI yang berangkat ke luar negeri sangat tinggi. Selama lima bulan pertama di tahun 2015 ini sudah tercatat 5.740 orang yang berangkat dengan tujuan Malaysia Barat. Terkait kebijakan moratorium, ujarnya, seharusnya dilakukan di semua lini. Penelusuran jajaran Pemkab Lotim, moratorium hanya di atas kertas. Pasalnya, sistemnya tidak ikut dimoratorium. Di mana, dalam situs internet BNP2TKI masih terbuka peluang. Hal ini pula yang memberi ruang bagi TKI untuk masih ngotot untuk berangkat. Pintu keluar dari BNP2TKI ini pun diharap bisa ditutup. “Andainya pihak pusat tidak memproses pemberangkatan baik di BNP2TKI atau PPTKIS pusat, maka tidak akan terjadi ada TKI non prosedural itu,” terangnya. Pimpinan Cabang PT Bin-

hasan Maju Sejahtera. Zaenab, SPd, yang ditemui di sela pengurusan CTKI yang akan diberangkatkan ke Singapura menambahkan, sangat menyayangkan moratorium ke Timur Tengah itu. Pasalnya, pengiriman TKI ke Timur Tengah sangat banyak peminatnya. “Dalam sebulan, kita rata-rata mengirim ke Timur Tengah itu 15 orang,” ucapnya. Semua TKI yang dikirim dominan sektor non formal. Pilihan sektor yang ditutup ini karena paling banyak uangnya. Seperti gaji di Oman, sebulan dapat 70 Riyal atau Rp 2,4 juta. Awal 2014 disebut terjadi kenaikan gaji sampai 120 Riyal Oman. Berbeda dengan negara lain, seperti Singapura. Gaji 580 Dolar Singapura atau Rp 5.500 juta akan tetapi dipotong Rp 3 juta, selama delapan bulan. Pengakuan senada disampaikan Aisyah, calon TKI yang siap berangkat ke Singapura. TKI ini sebelumnya sudah berulang kali ke Timur Tengah. Ia mengharapkan bisa kembali ke Timur Tengah, karena dinilai jauh lebih baik. Alasan utamanya banyak memilih Timur Tengah, karena banyak Muslim. Beda dengan negara di Asia Pasifik yang sebagian besar non Muslim. (rus)

“Sementara ini Lotim masuk zona merah muda karena belum memenuhi target lahan pertanian yang ditetapkan pemerintah pusat,”jelas Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Lotim, M.Zaini saat rapat evaluasi lahan pertanian di Makodim 1615 Lotim,Sabtu (13/6). Acara ini dihadiri langsung Dandim 1615 Lotim,Letkol Arm. Rama HB, Koramil se-Lotim dan lainnya. Zaini menegaskan, untuk bisa mencapai target yang sudah ditentukan itu, tentunya para petani harus didorong untuk menanam padi. Tentunya para Babinsa dan UPP terus memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai masalah tersebut. Sementara mengenai masalah hasil produksi tidak ada persoalan, karena kualitas bagus dan tidak dipersoalkan. Apalagi, pada pertengahan Juni atau Juli sudah ada yang panen. Bahkan, selama lima tahun terakhir ini pihaknya tidak pernah mendapatkan target seperti ini, sehingga ini menjadi permasalahan yang secepatnya harus diatasi. “Kalau kabupaten/kota tidak penuhi target maka yang sudah ditentukan itu, tentunya sudah ada sanksi yang

akan diberikan oleh kementerian,” sebutnya. Sementara itu, Dandim 1615 Lotim,Letkol Arm. Rama HB menegaskan pihaknya sangat prihatin kalau Lotim masih dalam zona merah yang disebabkan belum terpenuhinya target mengenai jumlah lahan pertanian yang telah ditetapkan kementerian. Dalam menangani hal ini, perlu mengambil langkah-langkah agar semua pihak mencari solusi atas berbagai hambatan yang terjadi selama ini supaya apa yang menjadi target saat ini bisa tercapai. Ia menegaskan, jika Lotim masuk dalam zona merah, karena tidak bisa mencapai target yang sudah ditentukan itu. Maka, besar kemungkinan pemerintah pusat akan mengalihkan anggaran untuk kabupaten/kota lainnya yang sudah memenuhi target. Jika itu terjadi, maka itu sungguh merugikan masyarakat. Sementara hambatan yang terjadi antara lain jumlah luas tanam 2013 lebih tinggi 2014, lambannya eksekusi anggaran besar, sehingga tidak mampu meningkatkan luas lahan serta kesiapan kabupaten untuk merespon target luas tanam padi 10 juta ton. (yon)

Proyek Jalan Pengembuk–Murjumeneng

Warga Bantah Bersepakat Kompensasi Jalan 200 Meter Tanjung (Suara NTB) Warga Dusun Pengembuk, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, membantah telah bersepakat dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi (PU Tamben) Kabupaten Lombok Utara (KLU) terkait kompensasi 200 meter, sebagai solusi atas konflik titik nol pengerjaan ruas jalan Pengembuk – Murjumeneng. Warga bahkan mempertegas, kesepakatan yang diklaim oleh PPK proyek di media, tidak benar. “Saya baca di media, bahwa masyarakat sudah sepakat menerima kompensasi 200 meter dari titik nol Pengembuk. Perlu kami klarifikasi, kesepakatan antar warga itu tidak benar,” ungkap tokoh masyarakat Pengembuk, Juwarto, kepada wartawan, Minggu (14/6). Terkait kesepakatan dimaksud, Juwarto mengakui jika pihaknya menerima informasi dari pengawas proyek dari Dinas PU Tamben. Hanya saja, pihaknya kemudian mempert-

anyakan, kesepakatan dimaksud terjadi pada saat kapan, di mana dan antara siapa. Sebab pihaknya dari Dusun Pengembuk yang seharusnya kebagian jatah proyek ruas Pengembuk – Murjumeneng tidak pernah mengikuti ataupun diundang membuat kesepakatan. Lagi pula, menurut Ketua Remaja Masjid Pengembuk ini, pihaknya tidak ingin lebih terjerumus pada persoalan proyek, yang diklaim Dewan KLU telah melanggar nomenklatur itu. Sederhana bagi warga, jikapun benar kesepakatan yang dibuat dengan menambah volume 200 meter, maka tentu kecurigaan akan mengarah pada dikorbankannya kualitas proyek dari volume 2 km yang ada. “Bagi kami, mau diaspal silakan, tidak pun tidak apa-apa. Jika memang cara Dinas dianggap benar menurut mereka, silakan. Sebab apapun yang akan terjadi nanti, tentu menjadi tanggung jawab sendiri. Yang jelas, kami tegaskan, kesepaka-

tan 200 meter, tidak pernah ada,” tegasnya. Terkait informasi warga akan diajak urun rembug terkait polemik titik nol proyek itu, Jumarto mengatakan pula, belum menerima undangan dari instansi terkait sampai saat ini. Hanya saja, perwakilan Camat Tanjung yang datang menemuinya, hanya menunjukkan selembar surat tertanggal 8 Juni 2015 yang dikirim Dinas PU ke Camat Tanjung. Menunjuk surat tersebut, berbunyi permintaan Dinas PU Tamben KLU kepada Pemerintah Kecamatan Tanjung untuk membantu menyelesaikan konflik titik nol antara warga atas (Murjumeneng) dan warga bawah (Pengembuk). Sehubungan dengan polemik proyek, Juwarto yang kediamannya berada tidak jauh dari titik nol (Murjumeneng, red) mengakui, bahwa belakangan ini kontraktor belum terlihat aktif melanjutkan pengerjaan proyeknya. (ari)

Telan Anggaran Rp 1,2 Miliar

Kualitas Jembatan Penghubung Dua Desa Dicurigai Buruk Tanjung (Suara NTB) Salah satu jembatan penghubung masyarakat dua desa, yakni Desa Rempek dan Desa Samik Bangkol, ambruk belum lama ini. Akses jalan ini merupakan alternatif bagi warga dua desa itu, namun bisa jadi jalan prioritas bagi warga dua desa yang berada di bagian atas karena mustahil bagi warga untuk memutar ke Jalan Raya Tanjung – Bayan jika hendak menyeberang dari dan menuju kedua desa tersebut. Kepada wartawan, Minggu (14/6), Kepala Dusun Sentangga, Desa Samik Bangkol, Minardi, mengungkapkan warganya saat ini curiga, karena ambruknya akses jembatan tersebut. Jembatan sepanjang 8 meter dan lebar 5 meter itu dibangun tahun 2014 lalu dengan dana APBD KLU, senilai Rp 1,2 miliar. Diduga karena buruknya kualitas pengerjaan, jembatan yang dibangun September 2014 itu hanya bertahan beberapa bulan saja. “Jembatan ini menghubungkan masyarakat dua desa, dengan ambruknya jembatan ini warga kami kebingungan untuk mencari jalan alternatif,” kata Minardi. Warga setempat, sebut Minardi, mencurigai kualitas jembatan tersebut buruk, sehingga tidak tahan dengan gangguan alam yang terjadi pada musim hujan lalu. Padahal cuaca hujan beberapa waktu lalu tidak seintensif tahun sebelumnya. Minardi juga mengatakan, dalam proses pembangunan jembatan itu, warga sudah berinisiatif memberikan sebagian lahannya untuk dijadikan

lokasi pembangunan termasuk pelebaran jalan. Sayangnya, akses jalan itu kini tidak bisa dilewati, karena jembatan yang diharapkan tahan lama hanya mampu bertahan beberapa bulan saja. “Bersama warga, kami akan melaporkan kasus ini ke Pemerintah Lombok Utara agar diperhatikan secepatnya. Karena setahu saya, proyek itu mulai dikerjakan sekitar bulan September 2014 lalu oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Gangga, namun sejak turun hujan pada Januari 2015 lalu kondisi jembatan mulai rusak hingga sekarang ini sudah tidak bias dimanfaatkan lagi oleh warga,” bebernya. Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PU Tamben KLU, Rizali Amin, via telepon mengatakan informasi perihal jembatan ambruk itu belum diketahui persis. Ia berdalih, proyek itu dikerjakan sebelum ia dimutasi ke jabatannya sekarang. Sebaliknya, Rizali mengakui semasa ia menjabat hanya beberapa jembatan yang dikerjakan, itu pun pengerjaannya dimulai Januari 2015. “Beberapa proyek jembatan mungkin baru sebatas pemasangan tali saja,” kilahnya. Terhadap informasi yang diterima via media ini, Rizali mengaku akan melakukan pengecekan lapangan untuk mengetahui detail ambruknya jembatan dimaksud. Mengingat, perlu pula diidentifikasi apakah jembatan tersebut masuk proyek swakelola ataukah ditender. “Supaya tidak salah, kami akan turun Senin esok (hari ini) untuk mengecek kondisi jembatan tersebut,” demikian Rizali. (ari)

(Suara NTB/yon)

EVALUASI - Suasana rapat evaluasi lahan pertanian di Makodim 1615 Lotim,Sabtu (13/6).

Tiga Gili Tetap Menghibur

Puasa, Pemda KLU Pangkas Jam Kerja Tanjung (Suara NTB) Puasa kali ini, Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) kembali melakukan penyesuaian jam kerja. Pada waktu normal, jam kerja PNS untuk 5 hari kerja (Senin – Jumat) ditetapkan 37,5 jam. Untuk menghormati ibadah puasanya para PNS, Pemda mengurangi jam kerja menjadi 32,5 jam per 5 hari kerja. Asisten I Setda KLU, H. Kholidi Kholil, kepada wartawan, Sabtu (13/6) mengungkapkan, penyesuaian jam kerja ini sesuai dengan Surat Edaran Menpan RB Nomor 4 tahun 2015 perihal penetapan jam kerja Aparatur Sipil negara (ASN), TNI dan Polri di bulan puasa. Penyesuaian yang dilakukan Pemda KLU, jam masuk dimundurkan dari jam 7 pagi ke jam 8 pagi, sedangkan jam pulangnya dimajukan ke jam 3 sore. “Kami sudah menggelar rapat penyesuaian jam kerja. Pada hari pertama puasa, PNS masuk pada pukul 8.00 wita, bekerja sampai pukul 11.00 wita, selanjutnya istirahat, lalu masuk lagi sampai pukul 15.00 wita. Kecuali pada hari jumat, pulangnya lebih 30 menit,” ungkap Kholidi. Terpisah, Sekda KLU, H. Suardi, mengatakan pengurangan jam kerja PNS di lingkup Pemda KU dilakukan sebagai wujud penghormatan kepada umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Diperkirakan, hari pertama puasa dimulai pada Kamis – pekan ini. Namun kepastiannya tentu mengikuti sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama. Suardi juga mengisyaratkan adanya upaya dari Pemda KLU untuk menjaga kon-

dusivitas ibadah puasa, khususnya pada malam hari. Di mana, Pemda akan menggelar razia dan patroli rutin di berbagai titik bersama dengan aparat kepolisian dan instansi lainnya. Khusus di wilayah tiga Gili, (Air, Meno dan Trawangan), Pemda akan mengeluarkan imbauan agar asosiasi pengusaha setempat turut menjaga kondusivitas puasa. Kendati demikian, hotel dan restoran yang sifatnya memberi pelayanan kepada pengunjung luar negeri (dominan non muslim) diperbolehkan untuk tetap berjualan. Kepala Satpol PP KLU, Anding Dwi Cahyadi, khusus kawasan 3 Gili, sepertinya akan disesuaikan dengan keberadaan pengunjung. Sebagai destinasi wisata dunia, tentu tidak seluruh tempat hiburan ditutup. “Aturan di 3 Gili berbeda dengan yang ada di kawasan darat. Untuk tiga gili mau tidak mau semua kegiatan hiburan di sana harus tetap berjalan. Yang bisa kita intervensi, hanya pembatasan jam hiburan malam saja,” sebutnya. Anding mengatakan, ia dan jajarannya tetap akan mengawal kondusivitas dan suasana di bulan puasa. Kecuali 3 gili, hingga kini belum ada standar acuan yang jelas, karena merupakan destinasi wisata internasional. Mustahil bagi pengelola hotel dan restoran untuk tidak memberikan pelayanan (konsumsi) para wisatawan yang memang tidak berpuasa. Kendati demikian, ia optimis para wisatawan yang lebih mengenal peradaban memiliki toleransi yang tinggi kepada umat muslim di 3 pulau yang tengah berpuasa. (ari)


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 5

Tata Destinasi

Segera Mundur Jadi PNS KEPALA Badan Lingkungan Hidup (BLH) Lombok Barat (Lobar), H. Mulyadin, SH, MH, mengaku tetap bertekad maju pada Pilkada Dompu mendatang. Meski konsekuensinya harus mengundurkan diri, baik dari status PNS dan Kepala BLH Lobar yang diembannya saat ini. Mulyadin pun mengaku segera mengajukan pengunduran diri ke Bupati Lobar. Ia mengaku saat ini masih menunggu putusan gugatan beberapa kelompok yang (Suara NTB/dok) menggugat terkait uji materi Mulyadin UU ASN yang menentukan apakah ia mundur total dari PNS atau cuti sementara. Diperkirakan minggu depan ada putusan dari MK. “Apapun hasil putusan itu saya tetap ikut, meskipun mundur dari PNS. Saya juga akan segera ajukan pengunduran diri,” tegasnya, Sabtu (13/6). Dijelaskan, secara resmi keputusan ia mundur akan dipastikan menunggu uji materi tersebut di MK.Namun ada persyaratan, bahwa sehari sebelum pendaftaran calon itu ada pernyataan mundur dari PNS. Sebelum pendaftaran harus ada putusan dari pimpinan daerah dalam hal ini Bupati Lobar terkait pemberhentian dari PNS dan jabatannya saat ini. Lebih jauh dikatakan, keseriusan ia ikut pilkada Dompu, dibuktikan dengan telah dipastikannya dua parpol sebagai kendaraan politiknya nanti, yakni PKS dan PDIP. Dua parpol ini sudah memenuhi syarat untuk pendaftaran. Ia juga dalam waktu dekat ini akan segera memutuskan siapa calon pendampingnya, dalam hal menentukan calon pendampingnya ia benar-benar selektif. Ia mengaku, banyak yang berpendapat kenapa ia harus maju, padahal PNS masih 11 tahun baru akan –pensiun. Apalagi di Lobar menjadi pejabat eselon II, menurutnya hal ini adalah jalan hidup yang harus ia jalani. Ia terpanggil untuk mengabdi membangun daerahnya sendiri. “Saya terpanggil mengabdi kepada masyarakat,” ujarnya. Keseriusannya ikut pilkada dompu, telah dijalani selama tiga tahun. Selama itu, ia mulai turun membantu masyarakat Dompu melalui berbagai program. Atas dasar itulah ia berkeyakinan maju pada pilkada Dompu. Ia sendiri mengaku ikut pilkada bukan sebagai penggembira, namun ikut untuk bisa menang. (her)

Wabup Akui Anggaran Pariwisata Masih Minim

Giri Menang (Suara NTB) – Wakil Bupati (Wabup) Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid SAg, MSi, mengungkapkan, proyek pembenahan destinasi wisata termasuk yang tidak bisa terlaksana tahun ini. Alasannya, anggarannya tidak ada. Anggaran itu terpaksa dipangkas karena dana pinjaman daerah dikurangi Rp 50 miliar. ‘’Sebab jika tetap meminjam Rp 100 miliar, maka dikhawatirkan pengerjaan proyek tidak selesai. Dengan jumlah pinjaman Rp 50 miliar tersebut, Lobar hanya bisa membangun jalan. Sedangkan proyek lain seperti pembenahan destinasi wisata dan pasar kemungkinan tidak bisa didanai,” akunya menjawab Suara NTB, Sabtu (13/6). Dijelaskan, proyek yang bisa didanai untuk ditender mulai Juni, dan dikerjakan akhir Juli, sehingga bisa tuntas empat bulan pengerjaan. Hasil analisa, proyek yang tidak bisa diselsaikan dalam jangka waktu

itu maka tidak didanai. “Yang jadi didanai itu pekerjaan yang bisa selesai dalam waktu tigaempat bulan, hampir semua pinjaman itu mengarah ke jalan,” ujarnya. Akibat pemangkasan ini, sejumlah proyek seperti pasar dan pembenahan destinasi wisata terancam tak terealisasi, karena dana dari pinjaman tak mencukupi. Sedangkan proyek yang diperkirakan akan bisa danai hanya proyek bisa selesai tahun ini seperti jalan. Diketahui, pinjaman daerah tersebut untuk sementara dialokasikan kepada Dinas PU

sebesar Rp 50 miliar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Rp 35 miliar dan Dinas Pariwisata Rp 15 miliar. ‘’Dengan anggaran Rp 50 miliar untuk Dinas PU, maka sekaligus dalam waktu satu tahun Lobar bisa membangun sekitar 40 kilometer jalan. Sementara Dinas Perindag bisa membangun sampai 5 unit pasar sekaligus,’’ akunya. Terkait persoalan pengembangan wisata ke depan, ujarnya, menjadi salah satu fokus ditangani adalah penanganan infstruktur dasar seperti akses jalan dan listrik di kawasan wisata. Pasalnya, persoalan ini

Pembangunan Bandar Kayangan

Pemerintah Pusat Beri Lampu Hijau Praya (Suara NTB) Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) Djohan Sjamsu, SH, memastikan pembangunan Bandar Kayangan bakal segera terwujud. Pasalnya, rencana pembangunan pelabuhan laut itu sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat. Hal tersebut disampaikan Djohan Sjamsu, saat dikonfirmasi Suara NTB, di Praya, Sabtu (13/6). “Pak Presiden sudah mendukung. DPR pusat pun sudah mendorong supaya pembangunan Bandar Kayangan segera diwujudkan,” sebutnya. Hanya saja, ujarnya, masalah kapan rencana pembangunannya dimulai sampai sejauh ini belum bisa dipastikan, karena sangat tergantung kesiapan anggaran dari pemerintah pusat. “Masalah waktunya kapan, itu tergantung pemerintah pusat,” akunya. Namun sebelumnya, pihaknya terus mempersiapkan beberapa hal yang mesti dipersiapkan. Misalnya, masterplan Bandar Kayangan itu masih terus dimatangkan, supaya keberadaannya benar-benar mendatangkan manfaat bagi daerah maupun masyarakat KLU sendiri. Komunikasi dengan pemerintah pusat, ujarnya, sejauh ini juga terus dibangun. Hal ini sebagai upaya pemerintah daerah dalam mengawal pembangunan proyek tersebut. “Jadi kita pemerintah daerah juga akan terus mengawal proyek tersebut. Sampai benar-benar terwujud. Karena hampir semua pihak sudah mendukung pembangunan Bandar Kayangan ini,” pungkas Ketua DPC Partai Demokrat KLU ini. (kir)

(Suara NTB/her)

DIDUGA DIJUAL - Inilah lokasi aset Pemda Lobar di Labuapi diduga dikapling dan dijual oknum. Namun, hingga saat ini Pemda Lobar masih belum terlalu merespons dan akan melakukan penelusuran.

Diduga Tak Bersertifikat

Warga Pertanyakan Aset Pemda di Labuapi Giri Menang (Suara NTB) – Sekitar 84 are lebih lahan milik Pemda di Dusun Labuapi Utara diduga dikapling-kapling oleh oknum. Tanah yang awalnya eks pecatu Kota Mataram ini telah lama disewakan Pemda, namun anehnya belakangan dikuasai oleh warga lalu diduga diperjual-belikan. Hal inipun mengundang tanya dari warga setempat. Seperti disampaikan Fathurahman bahwa pada lahan seluas 84 are lebih, dekat lokasi sebelah barat puskesmas itu akan dibangun TK, namun batal. Belakangan, ketika ia menjabat kades setempat, lahan itu justru di kapling-kapling oleh oknum yang mengklaim lahan itu. Ia sendiri tidak tahu, siapa yang menjual lahan tersebut ke oknum warga. Namun ia memperoleh informasi bahwa lahan itu ditukar guling. Selain aset itu, ada juga aset daerah yang tak bersertifikat, sehingga rawan diklaim oknum. Di Labuapi saja, ujarnya, diperkirakan ada lahan pemda seluas 1,7 hektar. Lahan ini merupakan lahan milik pemda eks pecatu Kota Mataram. Lahan ini diserahterimakan ke Pemda Lobar, karena Kota berpisah dari Lobar. Rinciannya, 86 are di sebelah barat Pukesmas Labuapi dan sekitar 85 are di sebelah utara Kantor UPT Pertanian dan

UPT Kesehatan Hewan. Menanggapi hal ini, Kepala Dusun Labuapi Utara, Abdul Karim membenarkan lahan itu silsilahnya milik Pemda. Setahunya, lahan itu eks pecatu Kota Mataram yang diserahterimakan ke Pemda Lobar. ‘’Terkait kepemilikan aset ini sendiri bukan rahasia umum, karena diketahui oleh hampir semua warga bahwa lahan itu milik pemda,’’ ujarnya. Diakuinya, lahan ini disewakan selama 40 tahun ke penggarap. Namun, belakangan lahan ini justru diklaim warga yang justru bukan lokasi tanahnya. Untuk mempertegas lahan itu milik Pemda, pihak desa memegang sejumlah bukti. Namun berkali-kali pihak desa bersurat ke Pemda untuk memperjelas perihal lahan ini, namun pemda tak kunjung meresponnya. Bahkan atas inisiatif pihak desa, bersurat ke pemda, Polres dan Polda untuk menelusuri lahan ini. “Karena jangan sampai pihak desa dan dusun yang dikira menjual nanti,” ungkapnya. Namun, jelasnya ada sebagian dari lahan itu milik warga, namun telah ditukar guling dengan lahan lain di Terong Tawah. Akan tetapi karena Pemda belum mengambil sertifikatnya, pemilik lahan ini pun diduga menjual lahan itu. “Di sinilah awal mula tanah itu dikapling,” ujarnya.

Operasional Selama Ramadhan

Pengusaha THM di Senggigi Bingung Giri Menang (Suara NTB) – Persoalan operasional tempat hiburan malam (THM) di Senggigi setiap bulan Ramadhan hampir setiap tahun sering menimbulkan gejolak bagi para pengusaha hiburan. Pasalnya, penerapan jadwal yang dibuat pemda kerap kali tidak sinkron dengan aparat kepolisian, sehingga menimbulkan persoalan. Tahun inipun demikian, dalam hal izin operasional pemda dengan aparat diduga miskoordinasi. Pasalnya, sejumlah kafé telah memperoleh jadwal dari pemda, sedangkan beberapa kafé justru memperoleh surat edaran terkait izin keramaian dari kepolisian Polres Lobar hanya sampai tanggal 16 Juni. Selain

itu, dalam SE Polres itu tidak ada tembusan ke pemda. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Lobar, Zahar Mahmud, Sabtu (13/6) malam, mengaku telah menerima surat izin dari Polres Lobar. Dalam surat itu tertera izin keramaian sampai tanggal 16 juni, sehingga APH menganggap bahwa setelah tanggal 16 Juni disarankan untuk ditutup. Di sisi lain, APH belum menerima SE dari Pemda. Menurutnya, ada beberapa ketidaksinkronan dalam surat izin ini. Sebab menurutnya belum ada koordinasi antara pemda dengan polres. Sebab SE baik dari pemda maupun polres, tidak semua tempat hiburan memperoleh surat itu. “Ada yang menerima SE dari

kerap kali dikeluhkan baik oleh investor dan para wisatawan yang datang ke Lobar. Wabup mengaku beberapa waktu terakhir ini ia didatangi sejumlah investor yang ingin berinvestasi di Lobar. Para investor ini menyatakan minatnya berinvestasi di daerah ini, “Tapi kendala yang dikeluhkan memang soal akses jalan dan

Kasus Pencurian Mobil, Polisi Tetapkan Tersangka

Investor Asing Garap Tiga Gili di Sekotong Giri Menang (Suara NTB) – Tiga dari 23 gili yang ada di Sekotong akan digarap oleh investor asing asal India, Inggris dan Amerika. Ketika gili itu antara lain, Gili Nanggu, Gili Asahan dan Gili Gede. Di tiga gili akan dibangun hotel sekelas bintang lima, selain itu para investor juga akan membangun marina. “Tiga gili di Sekotong akan segera digarap investor asing,” kata Kepala BLH Lobar Mulyadin, SH, MH, Sabtu (13/6). Menurutnya, tiga investor asal India, Amerika Serikat dan Inggris dalam proses pembahasan Amdal untuk segera disidang. Diakuinya, dua minggu lalu, investor ini sudah melakukan survai ke lokasi. Setelah amdal selesai, rencananya pembangunan akan dimulai sekitar bulan November. Di gili ini, sebelumnya sudah ada beberapa cottage, namun karena berubah akan dibangun hotel berbintang, sehingga perlu penyesuaian izin lingkungan. Dari luas lahan juga bertambah dari kurang lima hektar yang dikelola menjadi 12 hektar lebih, sehingga wajib mengurus Amdal. Pihak perusahaan yang menggarap pun berubah, sebelumnya dikelola oleh perusahaan milik dalam negeri (PMDN), namun berubah menjadi perusahaan milik asing (PMA), sehingga ada prosedur yang harus dilakukan dari PMDN ke PMA. Pada tahap awal, ujarnya, investor tersebut berencana membangun 73 unit cottage setara hotel berbintang. Sementara luas lahan yang dipakai untuk membangun dibatasi, kemungkinan fifty-fifty sebab tidak bisa pulau itu dipakai untuk membangun, karena daya tampung pulau. “Untuk ekowisata itu 40 persen untuk fisik, sedangkan 60 persen ruang terbuka,” ujarnya. (her)

(Suara NTB/dok)

H. Fauzan Khalid

listrik, itu fokus yang kita tangani ke depan,” ungkapnya. Diakuinya, para investor mengeluhkan akses jalan, khususnya di kawasan wisata di daerah terpencil, sehingga perlu dibuka akses jalan ke lokasi-lokasi terpencil. Untuk menanggulangi masalah itu, pemda menargetkan tahun ini membangun infrastruktur jalan sekitar 60 kilometer. Jalan ini termasuk akan dibangun dari pinjaman daerah di BPD Bali. Secara nyata tambahnya, ada banyak bantuan masuk ke daerah wisata yang ada di lokasi terpencil seperti Gili Gede. Tahun ini, katanya, Desa Gili Gede mendapatkan support dari lembaga donor yakni PLTS berdaya 25.000 watt, PLTS ini cukup untuk memenuhi kebutuhan warga di satu desa setempat. (her)

pemda dan polres, tapi ada juga yang belum,” ujarnya. Dijelaskan, beberapa kafé telah menerima izin dari polres, sedangkan yang lain belum. Begitu pula surat edaran dari pemda tentang jadwal operasi selama Ramadahan. Beberapa kafé telah menerima jadwal itu, namun anehnya banyak juga yang belum. Akibatnya, para pengusaha pun bingung mana yang diikuti. Ia menegaskan, jangan sampai akibat ketidaksinkronan ini kembai terjadi persoalan. Jangan sampai kataya, THM selama Ramadhan ditutup. Sebab para pengusaha mempertimbangkan, kalau operasional ditutup akan membuat perusahaan merugi dan tidak ada

pemasukan untuk membayar gaji dan THR pegawai. Apalagi ada SE dari Menteri Tenaga Kerja agar semua perusahaan membayar THR dua minggu sebelum lebaran. Hal ini, katanya, menjadi dasar acuannya. “Kalau ditutup berapa ratus karyawan yang tidak menwrima gaji dan THR, kami juga akan merugi,” akunya. Terkait surat ini, pihak APH akan berkoordinasi ke pemda dan polres untuk mempertanyakan kejelasannya. Sementara itu, pemda melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menyebar edaran terkait jam operasional THM. Ketentuan dalam surat itu diatur, jadwal operasi mulai pukul 21.00 hingga pukl 01.00 WITA. (her)

Pantauan Suara NTB di lokasi, sejumlah bangunan rumah telah berdiri. Di sebelah barat puskesmas terdapat sejumlah bangunan rumah. Di lahan ini dibangun TK, dan rumah dinas puskesmas. Dikonfirmasi, terpisah, Kepala Kantor Aset Daerah Lobar, Mahnan, SSTP, mengaku akan menelusuri lahan yang diduga bermasalah. “Kami telusuri dulu,” jawabnya pendek. (her)

Praya (Suara NTB) Satuan Reserse dan Kriminal Polres Lombok Tengah (Loteng) resmi menetapkan, Mu alias Erwin, oknum pengacara asal Desa Mantang sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencurian mobil yang berhasil dibongkar aparat kepolisian, Kamis (11/6). Mu sendiri dijerat pasal 480 KUHP, selaku penadah dengan ancaman hukuman di atas lima tahun. “Statusnya sudah jadi tersangka,” sebut Kapolres Loteng, AKBP Nurodin, SIK., melalui Kaur Bin Ops Sat Reskrim Polres Loteng, Ipda Ery Arumanto, kepada Suara NTB, Minggu (14/6). Menurutnya, penetapan status setelah melalui proses pemeriksaan saat sindikat pencurian mobil yang diduga melibatkan tersangka berhasil dibongkar. Untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut, tersangka tetap ditahan di sel tahanan Mapolres Loteng sampai seluruh proses pemeriksaannya tuntas. “Dari kasus ini memang baru satu tersangka yang ditahan,” tambahnya. Sementara pelaku lainya hingga kini masih dalam proses pengejaran. Disinggung status tersangka apakah benar jadi pengacara atau tidak, Ery mengaku belum bisa dipastikan, karena dalam pemeriksaannya tersangka mengaku sebagai pengacara. Namun izin pengacaranya belum bisa ditunjukkan sampai sekarang ini. Pihaknya pun berencana mengecek status tersangka ke instansi terkait guna memastikan, benar tidaknya

tersangka sebagai pengacara. Sebelumnya, pada Kamis lalu, aparat kepolisian menangkap Erwin di rumahnya dalam sebuah penggrebekan. Penangkapan dilakukan setelah adanya laporan dugaan sindikat pencurian mobil yang melibatkan tersangka berawal dari kasus pencurian mobil yang dialami Nasipudin, warga Desa Kopang Rembiga. Kala itu, korban kehilangan mobil pick up miliknya. Oleh temannya bernama Ade, korban diberitahu kalau mobilnya sudah ketemu. Tetapi untuk mengambil mobil, korban harus menebus sebesar Rp 20 juta. Korban pun menyanggupinya. Dan, terjadilah transaksi sampai korban kembali memperoleh mobil. Dari sana korban kemudian melapor ke polisi. Mendapat laporan, polisi langsung bergerak ke rumah Erwin di Desa Mantang. Di sana, tim Buser Polres Loteng langsung melakukan penggrebekan. Dan, menemukan empat unit mobil, masing-masing Honda Jazz, Toyota Kijang serta dua unit dump truck. Tiga mobil kemudian diamankan di Mapolres Loteng. Sementara satu dump truck ditinggal, karena rusak. Polisi kemudian mensinyalir kalau mobil-mobil tersebut merupakan mobil curian, karena nomor rangka mobil sudah diketok ulang. Dugaan semakin kuat, karena bersamaan dengan mobil-mobil tersebut juga ditemukan puluhan plat mobil berbagai jenis serta beberapa foto copy STNK mobil. (kir)


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 6

1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121

Pilkada KSB

Kerjasama BKBPP Sumbawa dengan Harian Suara NTB

Mala Rahman dan Musyafirin Berebut ”Beringin” Mataram (Suara NTB) Dua bakal calon bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Mala Rahman dan W. Musyafirin akan bersaing memperebutkan dukungan dari Partai Golkar. Dari sekian banyak kandidat, Plt. DPD Partai Golkar Kabupaten Sumbawa Barat hanya merekomendasikan dua nama tersebut untuk diusung di Pilkada KSB. Hal itu terungkap dalam acara serah terima bakal calon kepala daerah Partai Golkar di tujuh kabupaten/kota seNTB, yang digelar oleh DPD Partai Golkar NTB kubu Agung Laksono, kemarin. Saat itu, H. Abdul Kappi yang mewakili kepengurusan Plt. Golkar KSB menyerahkan rekomendasi dua nama tersebut kepada Plt. Ketua Harian DPD Partai Golkar NTB, H. Mesir Suryadi, SH. Bersama dua bakal calon bupati tersebut, diserahkan pula dua nama bakal calon wakil bupati, yaitu Mustakim Pattawari dan Iwan Panjidinata. Sementara itu, di Kabupaten Sumbawa, diserahkan empat nama bakal calon bupati, yaitu Arrahman Alamudy, Husni Djibril, Mokhlis dan Ibrahim plus dua nama bakal calon wakil bupati yaitu Mahmud Abdullah dan Sarafudin. Di Dompu, bakal calon bupati incumbent, Bambang M. Yasin bersaing dengan Rusli M. Said, Abdul Haris, Kisman Pangeran dan Mulyadin. Sementara bakal calon wakil bupati yang diserahkan untuk Dompu adalah Sunandar, Imam Subari dan M. Amin. Di Kabupaten Bima, ada tujuh bakal calon bupati yang sudah diserahkan namanya yaitu Syafrudin HM. Nur, Ady Mahyudi, Dzul Amirul Hak, Ahmad H. Abas, M. Najib HM Ali, Efendi H Ibrahim dan M. Amin plus satu bakal calon wakil bupati atas nama Muhdar Arsyad. Golkar Lombok Tengah menyerahkan bakal calon bupati atas nama L. Wiratmaja, M. Bajuri Najamuddin, Lalu Arif Rahman Hakim dan Lalu Imam Harmain. Plt. Ketua Harian DPD Partai Golkar NTB, H. Mesir Suryadi menegaskan bahwa sepuluh DPD Partai Golkar kabupaten/kota kubu Agung Laksono, khususnya tujuh kabupaten/kota yang akan menggelar Pilkada ditargetkan akan menggelar Musda sebelum datangnya bulan Ramadhan. Sementara itu, Ikhsan Karyawan Amin menegaskan bahwa proses penetapan dukungan Partai Golkar berdasarkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari DPP Golkar akan sangat ditentukan oleh kepengurusan DPD Partai Golkar. Di mana, sebanyak 40 persen hak suara dalam menentukan dukungan berada di DPD Golkar kabupaten/kota plus 20 persen hak suara di DPD Golkar Provinsi. “Jadi DPD itu menentukan sekali,” tegasnya. (aan)

Kegiatan KB dan Kependudukan Mulai Gandeng Sponsor

Duta Mahasiswa Genre Sumbawa Kembali Wakili NTB Sumbawa Besar (Suara NTB) Memperingati Hari Keluarga ke XXII, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Sumbawa menggelar senam sehat bersama dan pemeriksaan kesehatan gratis di halaman kantor Bupati Sumbawa, Jumat lalu. Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekda Sumbawa, pimpinan DPRD Sumbawa, Ketua GOW, dan pimpinan SKPD. Kegiatan senam sehat juga diikuti jajaran staf Pemkab, lansia dan anak sekolah. Menggandeng pihak sponsorship dari pihak Perbankan. Untuk menambah semaraknya kegiatan tersebut, juga diadakan bagi – bagi doorprize berupa kompor gas, magic com, kipas angin, dan hadiah – hadiah hiburan lainnya, dengan hadiah utama dua buah sepeda gunung, dimana hadiah – hadiah tersebut disponsori oleh BKBPP Kabupaten Sumbawa, PT. Bank NTB Cabang Sumbawa, PT. Bank NTB Syariah

Cabang Sumbawa, dan BPJS Cabang Sumbawa. Kepala BKBPP Sumbawa, Ir. A. Yani menyampaikan, Hari Keluaga telah diawali dengan Rakerda dan Sosialisasi Perbup No. 11 tahun 2014. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, diharapklan ada peningkatan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, kader dan revitalisasi program Pospa BKB, dan lainnya sekaligus membumikan KB. Apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung, terutama kerjasama dengan sponsor mendukung gerakan pembangunan kependudukan KB dan keluarga. “Kami ingin membawa program kependudukan dan KB yang setiap tahunnya memilkii brand. Dari tahun kemitraan, tahun pestasi, tahun integrasi kini meluas kepada sponsorship. Tentu BKBPP harus bisa menawarkan kepada institusi lain pogram KB yang menarik sebagai syiar KB di daerah ini,” terangnya, seraya menyampaikan ini awal yang baik menggandeng sponsorship

(Suara NTB/arn)

A. Yani

(Suara NTB/arn)

memperluas jangkauan sosialisasi advokasi yang dilakukan BKBPP,” urainya. Kedepan bagaimana membumikan KB hingga pedalaman, pesisir, bahkan di ganggang. Sehingga menjadi bagian penanaman pengetahuan perilaku masyarakat. Sehingga program ini bukan saja berbicara pengendalian penduduk, tetapi bagaimana menciptakan keluarga bahagia dan sejahtera. Menyiapkan anak gen-

Kawanan Rampok Gasak Rumah Pengusaha di Pungka Sumbawa Besar (Suara NTB) Rumah salah seorang pengusaha di desa Pungka, kecamatan Unter Iwes, Sumbawa, disambangi perampok Sabtu (13/6) dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Samto dan Markini bersama dua orang anaknya dibuat tak berkutik setelah diancam senjata tajam. Kawanan rampok berhasil menggasak uang tunai Rp 5 juta dan perhiasan emas. Namun korban tidak bisa mengenali wajah para perampok karena mengenakan cadar. Putri korban, Elok Wahyuni yang dihubungi menuturkan, para pelaku masuk dengan mencongkel jendela belakang lalu membuka pintu belakang dengan kunci yang tercantol dari dalam. Dua diantaranya masuk ke dalam rumah, diperkirakan pelaku lainnya menunggu di luar. Satu orang pelaku langsung masuk ke kamar orang tuanya (Samto dan Markini), dan satunya lagi menunggu di ruang tamu. Mendengar suara berisik, Samto terjaga, namun pelaku sudah berdiri di depannya. Pelakupun langsung melayangkan pukulan ke arah Samto tapi berhasil dihindari. Dengan sigap, pelaku mengeluarkan parang. Pelaku berhasil membawa uang Rp 5 juta serta perhiasan emas yang tersimpan di lemari. Sementara pelaku yang sebelumnya berada di ruang tamu, masuk ke kamar korban, Elok Wahyuni. Elok yang sedang tertidur, seketika terjaga melihat orang asing di dalam kamarnya, dengan spontan Elok berteriak. Namun upayanya tidak membuat pelaku surut, malahan pelaku sempat menganiayanya dengan mencekik, memukul dan menendang. Bahkan perhiasan yang dikenakannya habis dilucuti. Mengingat sudah mendapatkan yang diinginkan, kawanan perampok bercadar tersebut langsung meninggalkan lokasi. Atas kejadian yang menimpanya, korban melaporkan hal tersebut ke Polres Sumbawa. Korban telah dimintai keterangan sebagai saksi pelapor, dan polisi sudah melakukan olah TKP untuk mengidentifikasi jejak-jejak pelaku. Kapolres Sumbawa melalui Kasat Reskrim, Iptu Tri Prasetyo, membenarkan adanya laporan itu, dan kini Tim Buru Sergap sudah disebar untuk melakukan penyelidikan di lapangan. (ind)

erasi yang baik yang nantinya sejahtera baik dari sisi sosbud dan ekonomi. Makanya kolaborasi dan sinergitas dengan institusi lain penting di tengah keterbatasan. Pada bagian lainnya, A. Yani juga menyampaikan keberhasilan Kabupaten Sumbawa untuk kedua kalinya behasil mewakili NTB ke tingkat nasional, untuk duta mahasiswa generasi berencana (genre) yang kedua-duanya mahasiwa UTS. Yakni Yuni

Mahadika dan Derry Reksi . Bahkan kedepannya ini bisa menjadi ikon. Sebab mereka juga ikut mensosialisasikan pentingnya program kependudukan dan KB. “Inipun kita jual sebagai muatan ketika lomba. Mengeksplore bagaimana adat budaya Sumbawa, termasuk potensi dan kearifan lokalnya,” pungkas Yani sekaligus menyatakan pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap progam pemerintah. (arn/*)

Rekanan akan Kembalikan Uang Proyek KTC Taliwang

Tersangka Pencuri Diamankan Polisi Sumbawa Besar (Suara NTB) Polres Sumbawa mengamankan tersangka pencuri yang diduga menyatroni rumah korbannya, Imam Maryono, salah seorang karyawan BUMN di jalan Gunung Setia, kelurahan Brang Biji, Sumbawa. Dari tangan FB, polisi menemukan barang bukti berupa telepon genggam yang sebelumnya hilang. Pelaku yang diduga masuk dengan cara mencongkel jendela bagian depan. Pelaku diduga menggondol laptop dan beberapa buah telepon genggam, dompet serta surat-surat penting yang ada di dalamnya beserta kalung emas. Korban mengalami kerugian sekitar Rp 9 juta. Hasil penyelidikan polisi, diperiksa tiga orang setelah menemukan barang bukti handphone yang diduga milik korban. Salah satunya berinisial FB, ditangakap di Plampang. Untuk sementara FB yang merupakan pembeli itu disangkakan sebagai penadah barang curian tersebut. Dari keterangan FB, yang bersangkutan tidak tahu bahwa barang yang dibeli tersebut adalah barang curian. Kasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Tri Prasetyo kepada Suara NTB, Sabtu (13/6) membenarkan adanya hal tersebut. Untuk saat ini ketiganya akan diamankan, dan masih dalam pemeriksaan penyidik. Polisi masih melakukan pendalaman untuk mencari siapa pelaku yang menjual barang tersebut serta yang melakukan pencurian. (ind)

DUTA - Duta mahasiswa Genre yang akan mewakili NTB ke tingkat nasional

(Suara NTB/bug)

DIRESMIKAN - RSUD Taliwang, KSB, yang diharapkan bupati dapat segera diresmikan.

Bupati Berharap RSUD KSB Segera Diresmikan Taliwang (Suara NTB) Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Dr. KH. Zulkifli Muhadli, SH., MM menginginkan operasional gedung baru RSUD di Tanah Mira kelurahan Sampir dimulai di akhir masa jabatannya. Gedung RSUD itu dijadwalkan akan diresmikan pada Juli 2015 mendatang. Untuk persiapan peresmian itu, bupati mengaku tengah menyiapkan nama. Dia telah mendengar beberapa masukan para sepuh di KSB yang menyarankan sejumlah nama untuk disematkan di RUSD KSB. Dari sumbang saran tersebut, setidaknya telah ada dua nama yang dikantongi bupati, di antaranya Mantri Sanggo’ dan Tanah Mira lokasi di mana bangunan RSUD baru saat ini berada. “Kalau Mantri Sanggo’ itu katanya adalah Mantri pertama di Taliwang. Nah para orang tua maunya nama itu, tapi untuk kepastiannya saya tentu akan minta persetujuan

semua pihak, termasuk pak Wakil bupati,” ujarnya. Menurut bupati, RSUD KSB nantinya akan menjadi fasilitas kesehatan terlengkap dibanding rumah sakit lainnya yang ada di pulau Sumbawa. Di RSUD KSB akan diadakan beberapa alat kesehatan (Alkes) yang tidak dimiliki rumah sakit lainnya, sehingga ia pun mengklaim, ke depan RSUD KSB dapat dijadikan rumah sakit rujukan untuk pulau Sumbawa. “Kita akan lengkapi dengan alat cuci darah. Nah, Alkes ini belum ada satu rumah sakit pun di pulau Sumbawa ini yang punya,” klaimnya. Namun di sisi lain keinginan bupati itu seakan bertolak belakang dengan kondisi bangunan rumah sakit itu sendiri. Sebelumnya kepala Dinas Pekerjaan (PU) KSB, Amir Husen, ST mengungkapkan, sangat sulit untuk dapat segera memanfaatkan gedung RSUD yang berada di Tanah Mira itu. Sebabnya beberapa

fasilitas penunjangnya sejauh ini belum dilengkapi. “Sepertinya sulit untuk bisa diresmikan oleh beliau (bupati, red),” jelasnya beberapa waktu lalu. Untuk mengejar penyelesaiannya, di APBD 2015 ini sebenarnya Dinas PU sempat mengajukan anggaran sebesar Rp 5 miliar. Sayang saat anggaran diketuk, jumlah anggaran yang disetujui tidak sesuai dengan yang diajukan Dinas PU. Minimnya jumlah anggaran yang ditetapkan, Dinas PU sempat berencana menunda tendernya dengan alasan menunggu APBD Perubahan agar dapat sekaligus diselesaikan secara bersamaan. Namun belakangan rencana Dinas PU itu batal dan akhirnya tetap akan melanjutnya tender anggaran di APBD Murni. Tetapi lagi-lagi, faktanya hingga memasuki bulan terakhir semester pertama tahun ini, pekerjaan untuk anggaran yang telah dialokasikan di APBD pun belum juga dimulai. (bug)

Taliwang (Suara NTB) PT Trilion, rekanan pelaksana proyek pembangunan fasilitas Kemutar Telu Center (KTC) berjanji akan mengembalikan anggaran sebesar Rp 6 miliar yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada hasil audit keuangan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tahun 2014. Janji perusahaan konstruksi tersebut sebelumnya telah disampaikan langsung kepada Pemda KSB di hadapan BPK dengan tenggat waktu hingga akhir bulan Juni ini. “Mereka (Trilion) sudah janji, akhir bulan ini mereka sudah melunasi seluruh pengembalian yang menjadi kewajibannya,” timpal kepala Dinas PU KSB, Amir Husen, ST kepada media ini. Amir menjamin, PT Trilion tidak akan ingkar dari janjinya tersebut. Sebab pada saat perjanjian, perusahaan menyampaikannya tidak hanya di depan Pemda KSB, tetapi juga disaksikan oleh pejabat BPK berwenang. “Jadi mereka tidak bisa menghindar dari kewajibannya itu,” ulang Amir menegaskan. Sebelumnya pihak Inspektorat Kabupaten (Itkab) KSB sempat menyatakan, jika satu-satunya kendala Pemda KSB untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah temuan belanja infrastruktur di Dinas PU terkait proyek pembangunan fasilitas KTC. Dalam proyek tersebut PT Trilion selaku pelaksana diwajibkan mengembalikan anggaran pemerintah sekitar Rp 6 miliar lebih yang

(Suara NTB/bug)

Amir Husen

sebelumnya telah dicairkan pemerintah. Bahkan perusahaan tersebut telah bersiap menjual sejumlah asetnya di Jakarta untuk membayar hutangnya ke Pemda KSB sesuai dengan temuan BPK. Untuk diketahui, proyek pembangunan fasilitas KTC ditender pada tahun 2013 silam. Adapun pagu anggaran proyek untuk melengkapi seluruh fasilitas pusat pemerintahan KSB itu sekitar Rp 77 miliar dan PT Trilion sendiri memenangkan tendernya dengan penawaran Rp 72 miliar lebih. (bug)

Produk Kedaluwarsa Banyak Ditemukan di KSB Taliwang (Suara NTB) Tim gabungan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan Polres setempat yang melakukan razia bahan makanan jelang bulan Ramadhan tahun ini menemukan cukup banyak barang kedaluwarsa masih dijajakan oleh para pedagang. Berdasarkan data Dinas Disperindagkop dan UMKM KSB, untuk di kota Taliwang dari 12 toko besar yang menjadi sasaran razia, sembilan toko diantaranya ditemukan adanya barang yang sudah memasuki masa kedaluwarsa, namun masih dipajang. “Hampir semua toko kita temukan ada barangnya yang kedaluwarsa,” terang Kabid Perindag Disperindagkop dan

UMKM KSB, Ir. Siti Nuraini kepada wartawan, Jumat lalu. Adapun jenis barang yang kedaluwarsa itu terutama untuk bahan-bahan pembuat kue, ada pula jenis makanan ringan (snack), susu dan makanan bayi serta berbagai jenis minuman ringan lainnya. “Untuk jumlahnya bervariasi di tiap toko, tapi yang jelas untuk jenisnya hampir sama semuanya,” timpal Siti. Temuan tersebut kata Siti, oleh tim langsung diminta untuk disingkirkan dari lemari dan rak display toko. Ia mengatakan, kepada pemilik toko tim sementara hanya memberikan peringatan agar lebih selektif melihat masa kedaluwarsa barang-barang jualannya. “Kita juga mengambil beberapa

(Suara NTB/bug)

Siti Nuraini

sampel dagangan mereka yang kedaluwarsa sebagai bukti. Dan mereka janji tidak akan menjual lagi barang kedaluwarsa dan segera meminta pihak distributor untuk menggantinya dengan yang baru,” ujanya.

Selain menyasar toko-toko besar, tim juga melakukan razia di pasar induk Tanah Mira Taliwang. Dari hasil pelacakan itu, tim menemukan adanya toko yang menjual bahan kimia berbahaya. “Toko yang jual bahan kimia itu (boraks, red) sudah lama dan mereka yang memasok ke pembuat kerupuk yang dulu kita indikasikan selama ini menggunakan boraks untuk pengawet. Tapi sementara ini belum kita amankan, karena kita tunggu dulu hasil pelacakan lanjutan aparat,” paparnya. Siti menyebutkan, razia pasar jelang Ramadhan ini akan terus dilakukan tim. Bahkan setelah kota Taliwang, rencananya tim akan menyasar wilayah Seteluk dan Maluk.

“Rencana minggu depan, kita akan ke Maluk dan Seteluk. Kita juga akan ke pasar-pasar kecamatan lainnya,” tukasnya. Terkait harga-harga barang jelang Ramadhan tahun ini, ia menyebutkan, hingga pekan terakhir jelang bulang Ramadhan harga-harga bahan pokok di sejumlah wilayah KSB masih stabil. Bahkan bahan bumbu yang biasanya kerap menunjukkan kenaikan sejauh ini belum terlihat. “Bahkan untuk cabai sekarang di pasar Taliwang, Seteluk dan Maluk mengalami penurunan,” katanya. “Kemungkinan minggu depan itu sudah naik. Tapi harapan kita lonjakannya jangan terlalu tinggi karena kasihan masyarakat juga,” imbuhnya. (bug)

Rumah Pejabat di Sumbawa Disatroni Pencuri (Suara NTB/ind)

KORBAN PERAMPOKAN – Suami istri Samto dan Markini, korban perampokan saat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, Sabtu (13/6).

Sumbawa Besar (Suara NTB) Rumah pribadi salah seorang pejabat di Pemkab Sumbawa disatroni pencuri. Rumah Kabag Aset Setda Sumbawa, Varian Bintoro yang berlokasi di lingkungan RT 003 RW 004 kelurahan Lempeh itu digasak pen-

curi pada Jumat (12/6) dini hari sekitar pukul 03.00 Wita. Laporan korban kepada polisi menyebutkan, saat itu pelapor bersama istri dan kedua anaknya sedang tertidur lelap di ruang tamu. Dua buah telepon genggam dan dompet berisi uang tunai Rp 1,3 juta beserta surat penting lainnya dibawa maling.

Kasus pencurian ini diketahui setelah sekitar pukul 03.00 Wita, istri korban terbangun dan melihat pintu belakang rumah dalam keadaan terbuka. Merasa curiga, istri korban langsung membangunkan korban. Setelah dicek, ditemukan dua buah tas korban di luar rumah dalam kondisi kosong, sebab

isinya sudah dikuras maling. Pelaku diduga masuk dengan cara mencongkel jendela lalu membuka pintu menggunakan kunci yang tercantol di pintu bagian dalam. Aksi pencurian ini menyebabkan korban mengalami kerugian sekitar Rp 8 juta. Kapolres Sumbawa melalui Kasat Reskrim, Iptu Tri

Prasetiyo, Sabtu (13/6) membenarkan adanya laporan kasus tersebut. Polisi sudah ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan menemukan bekas-bekas aksi pelaku. Sampai saat ini penyelidikan masih dilakukan dan berharap mendapat petunjuk dalam mengungkap pelakunya. (ind)


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Pilkada Bima

Nasdem Usung Syafruddin Jadi Bakal Cabup Bima (Suara NTB) Drs. H. Syafruddin M. Nur, M.M, M.Pd, calon petahana, ditetapkan sebagai bakal calon bupati (bacabup) Kabupaten Bima oleh Partai Nasdem. Rekomendasi tersebut diberikan oleh Ketua Tim Pilkada yang juga Ketua BAPPILU Partai, Enggartiasto Lukita, yang disaksikan dihadapan pendukung dan simpatisan, di Paruga Sila Kecamatan Bolo, Minggu (14/6). Enggartiasto Lukita mengatakan, pilkada ini akan memilih kepala daerah atau kepala pemerintahan untuk lima tahun ke depan, tentu akan melihat apakah maju atau stagnan sebuah daerah. ‘’Partai NasDem sangat berkepentingan di daerah ini, karena NasDem bercita-cita adanya perubahan yang lebih baik dan mensejahterakan rakyat,” katanya Dia mengaku, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memerintahkan dalam menghadapi pemilihan kepala daerah untuk memperketat menyeleksi beberapa calon yang mendaftar, bebas dari korupsi dan yang konsisten mau membawa perubahan. Selanjutnya, melalui proses yang ketat, sehingga memunculkan satu nama yang direkomendasikan dan diusung partai. “Hasilnyapun jatuh pada H. Syafru yang juga Bupati Bima saat ini, dan kami perintahkan kepada seluruh kader partai Nasdem agar setia mendukung,” ujarnya. Partai NasDem sendiri memiliki kriteria seperti calon yang diusung partai harus memiliki kapasitas untuk merealisasikan cita-cita partai yakni restorasi berkelanjutan dan membawa kesejahteraan rakyat, harkat dan martabat bagi anak bangsa. “Partai Nasdem memang bermain untuk menang. Kandidat selain punya kapasitas untuk cita-cita partai, yang bersangkutan juga punya potensi untuk memenangkan kontestasi pilkada,” tuturnya. Di DPRD Kabupaten Bima, partai NasDem memiliki ermpat kursi, sementara syarat mengusung calon kepala daerah adalah 10 kursi. Sejauh ini, hanya partai Nasdem saja yang mengusung dan menetapkan. Ketua DPW Partai NasDem Provinsi NTB, Dr. Kurtubi, SE menuturkan, bahwa DPP memilih incumbent karena dianggap sebagai bupati yang dianggap loyal dan mau membangun partai. Sementara Drs H. Syafruddin MM, M.Pd mengatakan siap mengemban amanah partai tersebut, dan akan melanjutkan pembangunan Kabupaten Bima. “Karena cintanya saya kepada masyarakat kabupaten Bima saya tegaskan akan kembali maju, semoga amanah ini bisa diteruskan dan diterima oleh masyarakat dan memberikan kesempatan lagi untuk melanjutkan pembangunan,” tegasnya. (uki)

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 7

Masyarakat di Bima Keluhkan Pelayanan Puskesmas Bima (Suara NTB) Pelayanan Puskesmas Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, dikeluhkan oleh keluarga pasien. Pasalnya beberapa fasilitas dan pelayanan di Puskesmas tersebut tidak memadai, dan beberapa ruangan kondisinya tidak layak untuk merawat pasien karena kotor. Menindaklanjuti keluhan tersebut, Dinas Kesehatan akan membentuk tim untuk melakukan pengecekan terhadap Puskesmas yang dikeluhkan itu. Salah seorang warga Desa Bajo, kecamatan Soromandi, Lukman kepada Suara NTB, Sabtu (12/6) menuturkan, saat membawa anaknya, Devita Safira yang sedang sakit, dirinya dikejutkan dengan keadaan Puskemas itu karena tidak memiliki jarum untuk pasang infus. Dan anehnya, disuruh untuk

membeli sendiri di apotek. “Alasan karyawan Puskesmas kemarin, karena tidak mendapat bantuan dari Dinas Kesehatan untuk jarum infus ini,” ucapnya. Ruangan tempat anaknya dirawat pun kamarnya kotor, sehingga mau tidak mau keluarga pasien yang membersihkan ruangan. “Bagaimana melayani pasien, jika pelayanan buruk sekali, bukannya mau sembuh, justru penyakit tambah parah,” katanya. Untuk itu, Lukman ber-

harap, agar pihak Puskesmas melayani segala kebutuhan pasien. Terlebih memberikan contoh yang baik kepada keluarga pasien sehingga pelayanan lebih maksimal, “Semoga pelayanan kedepan membaik, karena masyarakat membutuhkannya,” harapnya. Kepala Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Dikes Kabupaten Bima, Nurkasnah Wahyuni, S.Si, A.Pt, MARS, mengatakan telah menerima informasi tidak tersedianya jarum infus

(abocath) di PKM Soromandi dan telah menindaklanjuti. “Kebutuhan jarum infus (abocath) sebenarnya telah ada, hanya pihak PKM Soromandi lupa mengambil di Dikes Kabupaten Bima. Hingga saat ini kebutuhan tersebut telah diambil sehingga tidak terjadi kekurangan lagi,” elaknya. Terkait pelayanan dikeluhkan oleh masayarakat, Kepala Dikes Kabupaten Bima, Drs. H. Hefdin Umar, A.Pt, mengatakan akan segera memanggil Kepala PKM Soromandi untuk meminta klarifikasi tentang pelayanan tidak maksimal terhadap pasien. Serta menindaklanjuti keluhan pasien tersebut. Hefdin juga akan membentuk tim,

yang akan terjun langsung untuk mengecek kebenaran yang terjadi di lapangan. “Dengan dipanggilnya Kepala PKM nanti dan adanya tim yang akan turun ke lapangan, tentu kita akan mengetahui apa benar keluhan masyarakat pasien atau tidak,” bebernya. Hefdin menambahkan, dengan masuknya laporan keluhan masyarakat tersebut, kedepan tentunya akan menjadi bahan evaluasi bagi jajaran Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pustu hingga Polindes untuk terus meningkatkan kinerja dalam melayani masyarakat. “Pelayanan maksimal akan ditingkatkan, demi kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya. (uki)

BUKIT JAGUNG – Perjalanan dari Dompu ke Bima, atau sebaliknya, hampir tidak ada wilayah perbukitan yang tidak ditanami jagung. Penduduk di sana kemudian mendirikan tenda-tenda atau bangunan pondokan darurat untuk menjaga tanaman jagung sampai panen, seperti di wilayah sekitar Nangatumpu ini.

Pilkada Sumbawa

Nasdem Tetapkan Saat Jaya Sumbawa Besar (Suara NTB) Acara penyerahan SK untuk bakal calon Bupati dan Wakil Bupati, Ir. H. Asaat Abdullah, S.T dan Chandra W. Rayes, S.T hari ini, Senin (15/6) bakal dihadiri seribuan massa. SK tesebut akan langsung diserahkan Ketua Bappilu DPP Nasdem. Sebagaimana disampaikan Ketua Bappilu DPD Nasdem Sumbawa, Zulkanaen, S.T, M.T, penyerahan SK DPP oleh Ketua Bappilu, Enggartiasto Lukita yang juga Ketua Timsel Pilkada Nasional DPP Nasdem, didampingi Ketua DPW Nasdem NTB, Dr. Kurtubi, di hotel Parahyangan. Dihadiri seluruh keluaga besar Nasdem di semua tingkatan. Ikut pula hadir, Pengurus parpol pengusung pasangan Saat Jaya lainnya, yakni Hanura, PKPI dan PPP. “Untuk PPP memang belum ada SK DPP yang mendukung pasangan ini. Namun sudah ada surat DPW ke DPP PPP atas dukungan ini. Suratnya juga ditembuskan ke pasangan Saat Jaya,” katanya. Zulkarnaen mengklaim acara penyerahan SK dimaksud, bakal dihadiri 1.500 massa dan simpatian pasangan Saat Jaya. Dengan keluarnya SK DPP, maka keputusan final Nasdem mengusung pasangan ini. Sehingga tak mungkin lagi ada orang Nasdem yang akan menciderai kegiatan ini. Seluruh kader Nasdem akan bersatu padu. “Massa yang hadir 1.000-1.500 tanpa ada biaya. Antusiasme masyarakat. Ini yang kami syukuri, Sama sekali tudak ada biaya,” pungkasnya. (arn)

(Suara NTB/bul)

Status Tanah TPA Bara Belum Jelas

Dompu Sulit Memperoleh Alokasi APBN Dompu (Suara NTB) Kepastian hukum atas kepemilikan tanah di tempat pembuangan akhir (TPA) Bara yang masih berproses menyebabkan Dompu kesulitan mendapatkan anggaran

Diduga Masalah Asmara

Seorang Mahasiswi Gantung Diri Kota Bima (Suara NTB) Warga RT 06 RW 03 lingkungan Perumnas Muhajirin, kelurahan Panggi Kota Bima dikejutkan dengan tindakan nekad Ay (23), Jumat (12/6). Ay yang merupakan mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi (PT) di Kabupaten Bima ini ditemukan tewas diduga gantung diri karena masalah asmara. Keluarga korban, Maman, menyebutkan jenazah almarhumah pertama kali ditemukan oleh kakak kandungnya yang baru saja pulang sekitar pukul 19.30 Wita. Setibanya di rumah, kakak korban melihat rumah dalam kondisi sepi dan lampu masih padam. Sementara korban yang dipanggil tidak kunjung menyahut, begitu pula saat pintu diketuk. Lantaran curiga, kakak korban dibantu temannya lantas mendobrak pintu depan rumah. Setelah diperiksa, kakak korban terkejut melihat korban sudah dalam kondisi tergantung tak bernyawa dengan kain panjang yang melilit di leher. Sementara saat ditemukan korban dalam kondisi berpakaian lengkap. Melihat peristiwa ini, kakak korban kemudian mengabarkan ke keluarga lain. “Saya juga baru tahu dari kakak kandungnya, kita kemudian berlarian menuju rumah korban,” terang Maman. Dikisahkan Maman, saat ditemukan posisi korban begitu dekat dengan kursi yang dijadikan sebagai pijakan. Kursi tersebut hanya bergeser sedikit. Dia pun menyebutkan jika korban bisa menggapai kursi tersebut, diperkirakan masih bisa selamat. Sementara laptop yang ada di depannya masih menyala. Beberapa saat setelah ditemukan, nomor pacar korban sempat menelepon. Namun saat itu bukan pacarnya yang bicara, melainkan kakaknya yang menanyakan kabar korban. Saat itu pula pihaknya menyampaikan bahwa korban sudah meninggal. Sementara itu, setelah ditemukan jenazah almarhumah dibawa ke RSUD Bima untuk divisum. Usai divisum, jenazah almarhum kemudian dimakamkan keesokan harinya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Panggi. Saat ditanyakan motif tindakan nekad yang dilakukan oleh korban? Maman menduga karena masalah dengan pacarnya. Namun pihaknya tetap berharap kasus ini segara terungkap. Apakah murni bunuh diri atau karena penyebab lain. Almarhum sendiri dikenal sebagai pribadi yang baik dan taat beribadah. Selama ini almarhumah tinggal bersama kakaknya, sebab kedua orang tua berdomisili di Mataram. Lantaran memiliki intelijensia yang berbeda dengan temantemannya, keluarga pun tak percaya korban mengambil tindakan nekad dimaksud. Apalagi korban yang yang duduk di semester 6 ini pendiam dan tidak memiliki masalah dengan orang lain. (use)

Nasaruddin

dari pemerintah atasan. Pasca pembangunan TPA Bara, mestinya akan ada beberapa fasilitas yang harus dipenuhi dan terhambat oleh kepastian kepemilikan lahan. Ketua Komisi III DPRD Dompu, Nasaruddin, SH kepada Suara NTB, Sabtu (13/6) mengatakan, masih kompleksnya persoalan alas hak kepemilikan lahan di TPA Bara menyebabkan Dompu kesulitan mendapatkan dukungan anggaran dan fasilitas dari pemerintah atasan. “Dompu sebenarnya punya peluang besar untuk mendapatkan dukungan dana dan fasilitas untuk TPA Bara, tapi karena alas haknya yang belum ada kepastian, sehingga anggaran dan fasilitasnya diarahkan di daerah lain,” ungkap Nasaruddin. Dikatakan Nasaruddin, pemerintah daerah diharapkan untuk segera menyelesaikan status hukum kepemilikan la-

han. Apalagi sudah masuk di ranah hukum dan telah dimenangkan oleh pemohon. “Pemerintah agar segera menyelesaikan persoalan lahan TPA Bara, sehingga statusnya jelas dan pembangunan TPA Bara dapat dilanjutkan,” katanya. Ia pun mendorong pemerintah untuk membuat perencanaan yang berkelanjutan dalam pembangunan tata kota, drainase, dan pengolahan sampah. Karena hingga saat ini, Dompu masih lemah dalam sisi perencanaan yang berkelanjutan. “Untuk penanganan daerah aliran sungai Dompu dipuji, tapi penanganan berkelanjutan dari perencanaan pembangunan seperti tata kota yang belum ada,” jelasnya. Nasaruddin mengaku, baru pulang dari kunjungan kerja di Yogyakarta terkait pengolahan sampah dan penataan drainase yang menjadi program bantuan Pemerintah Belanda. Dari hasil diskusinya, terungkap bahwa Dompu belum memiliki master plan pengolahan sampah dan drainase. (ula)

(Suara NTB/ula)

Bupati Tutup MTQ Kabupaten Bima Bima (Suara NTB) Bupati Bima, Drs. H. Syafrudin H. M. Nur, M.Pd, MM, menutup secara resmi Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-28 tingkat Kabupaten Bima di arena MTQ Lapangan Semangka Kecamatan Sape, Jumat (12/6) malam. Bupati dalam arahan menyampaikan, MTQ ke-28 tingkat Kabupaten Bima ini telah berlangsung selama sepekan. Dengan segala keterbatasan dan kelebihan yang ada, even akbar ini telah melahirkan para juara masing-masing cabang dan mata lomba. Menurut Syafruddin, penyelenggaraan MTQ secara berjenjang bukan hanya untuk mencari para juara. Melainkan menjadikan ajang ini sebagai wahana yang tepat untuk mengukur sejauh mana capaian hasil pembinaan qori dan qori’ah dan pembinaan baca tulis Al-Qur’an terhadap anak-anak di setiap wilayah. “Dengan hasil yang diraih, masing-masing kontingen ke depan kita dapat memetakan pola dan arah pembinaan para generasi muda agar program membumikan Al-Qur’an ini dapat berhasil guna,” tuturnya.

Disamping itu, pada saat yang sama membangun tradisi sebagai juara umum pada setiap penyelenggaraan MTQ di tingkat Provinsi, Nasional bahkan Internasional. Selanjutnya berkaitan dengan pembangunan bidang keagamaan, Syafruddin berharap semua komponen bahu membahu menggerakkan segenap pikiran dan tenaga agar dapat mempertahankan kejayaan sebagai daerah yang melahirkan qori dan qori’ah yang handal. Tak lupa, kepada para camat dan pengurus LPTQ masing-masing kecamatan diharapkan terus menggiatkan pembinaan baca tulis Al-qur’an sejak usia dini. Disamping itu kepada orang tua dan guru mengaji agar terus mencurahkan tenaga dan pikiran untuk membangun karakter bangsa melalui penanaman nilai Al-Qur’an kepada anak dan generasi muda. Selain Bupati, kegiatan ini dihadiri Ketua, Pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Bima, TP. PKK. Kabupaten Bima Hj.Rustina, para kepala SKPD lingkup Pemkab Bima, Pimpinan Parpol, camat dan kepala desa. (use)

’’Launching’’ Tahapan Pilkada

KPU Dompu Gelar Jalan Sehat Dompu (Suara NTB) KPU Kabupaten Dompu menggelar jalan santai untuk melaunching tahapan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada), 9 Desember 2015. Lebih dari seribu orang peserta dari penyelenggara dan jajaran pemerintah daerah, termasuk wakil Bupati Dompu menjadi peserta jalan santai. Sementara masa penyerahan dukungan untuk calon perseorangan di Dompu masih kosong. Launching tahapan Pilkada Dompu di taman Kota Dompu ini ditandai dengan dilepaskannya balon gas yang membawa tulisan untuk mengingati pemilihan Bupati dan wakil Bupati Dompu 9 Desember 2015. Balon gas ini dilepaskan oleh Wakil Bupati Dompu, Ir. H. Syamsuddin H. Yasin, MM dan Ketua KPU Dompu, Rusdyanto, ST. Jalan santai yang diikuti oleh lebih seribu orang peserta ini diikuti oleh penyelenggara Pilkada hingga di tingkat PPS dan PPK. Jajaran Panwaslu Kecamatan juga terlihat bersama jajaran pemerintah daerah dengan mengambil

posisi start di taman kota yang berakhir di kantor KPU Dompu. Wakil Bupati Dompu, Ir. H. Syamsuddin H. Yasin, MM sebelum pelepasan jalan santai, Jumat (12/6) pagi, mengajak masyarakat untuk ikut menyukseskan pemilihan kepala daerah 9 Desember 2015 mendatang. Bagi masyarakat pemilik hak pilih untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab. “Saya mengajak kepada semua masyarakat untuk ikut menyukseskan Pilkada 9 Desember mendatang,” katanya. Ketua KPU Dompu, Rusdyanto, ST pada kesempatan yang sama mengatakan, jalan sehat ini menjadi launching tahapan jadwal dan program pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2015 menuju penyelenggaraan yang berintegritas dan bermatabat. Saat ini tahapan Pilkada memasuki penyerahan dukungan pasangan calon perseorang yaitu 11 Juni hingga 15 Juni. Pada 26 hingga 28 Juli masa pendaftaran bagi calon yang diusung partai politik atau gabungan partai politik, maupun calon perseorangan yang telah menyerahkan dukungan calon

perseorangan. “Pada hari pertama masa penyerahan dukungan calon perseorangan, tidak satupun yang menyerahkan dukungan,” katanya. Pasangan calon Bupati dan wakil Bupati yang dinyatakan memenuhi syarat akan diputuskan 24 Agustus dan tiga hari setelah penetapan pasangan calon dilangsungkan tahapan kampanye. Namun untuk calon yang berasal dari PNS, TNI, Polri paling lambat sehari sebelum penetapan pasangan calon, persetujuan pemberhentian dari PNS harus disampaikan ke KPU. “Kalau saat pendaftaran masih bisa menggunakan surat keterangan pengunduran diri dari PNS sedang dalam proses, tapi paling lambat sehari sebelum penetapan pasangan calon Bupati dan wakil Bupati, bukti pemberhentian dari PNS harus disampaikan ke KPU. Kalau tidak, maka akan dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS),” jelas Rusdyanto. Untuk tahapa kampanye, lanjut Rusdyanto, mulai 17 Agustus hingga 5 Desember 2015.

(Suara NTB/ula)

LEPAS BALON - Wakil Bupati Dompu, Ir. H. Syamsuddin H. Yasin, MM dan Ketua KPU Dompu, Rusdyanto, ST saat melepaskan balon gas launching tahapan Pilkada Dompu 2015, Jumat (12/6). Tahapan kampanye ini akan difasilitasi oleh KPU, termasuk baliho dan alat peraganya. Sehingga tidak bisa lagi pasangan calon memasang baliho dan spanduk masing-masing. “Setelah penetapan pasangan calon, mulai saat itu tidak bisa lagi ada baliho dan spanduk calon secara terpisah,” terangnya. Rusdyanto pun berharap, 9

Desember 2015 mendatang masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya pada tempat pemungutan suara (TPS). “Gunakan hak pilih untuk memilih pemimpin kita lima tahun akan datang. Gunakan hak pilihnya secara benar dan bertanggungjawab, sehingga bisa melahirkan pemimpin yang berintegritas,” katanya. (ula/*)


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Pekerja Hiburan Malam di Lotim

Sebagian Besar dari Luar Daerah Selong (Suara NTB) Polres Lombok Timur (Lotim) menjelang puasa ini menggencarkan razia di sejumlah tempat hiburan malam. Kafe-kafe yang menyediakan layanan hiburan dengan tambahan partner song (PS) disisir dan didata. Diidentifikasi, sebagian besar perempuan yang bekerja di kafe tersebut berasal dari luar daerah. Kapolres Lotim, AKBP Heri Prihanto, SiK beberapa waktu lalu, mengatakan, dari catatan pihaknya, perempuan (Suara NTB/dok) yang berhasil dirazia banyak Heri Prihanto dari Jawa Barat. “Ada dari Bandung, Kuningan dan lainnya,” katanya. Informasinya, pascaditutupnya Dolly di Surabaya Jawa Timur, banyak yang eksodus ke Lombok. Hal ini dibantah Kapolres. Katanya ia tidak tahu apakah itu benar-benar eks pekerja Dolly Surabaya atau tidak. “Kita kan tidak tahu apakah mereka eks Dolly atau tidak,” sebutnya. Dari razia-razia yang dilakukan, katanya, hanya melakukan pendataan untuk sementara. Pendataan dilakukan dengan mengecek sidik jari dan mengambil kerangka gigi. Langkah ini dilakukan karena para perempuan yang bekerja di tempat hiburan malam itu rentan sekali terjadi kekerasan dan kejahatan. Polres Lotim menyatakan, sejauh ini tidak ada penindakan terhadap perempuan yang sudah dirazia. Pihaknya hanya melakukan pembinaan dan identifikasi saja. Dari pengalaman sebelumnya, perempuan yang ada di kafe-kafe tersebut perlu perlindungan. Ditambahkan, bisnis dunia malam ini sangat rentan terhadap praktik-praktik kejahatan. Dunia malam sangat identik dengan perempuan, miras dan narkoba. Ketiga hal itu katanya tidak bisa dipisahkan. (rus)

Kawanan Perampok Bersenjata Api Beraksi

Bawa Kabur Uang Puluhan Juta Rupiah Praya (Suara NTB) Aksi perampokan di wilayah hukum Polres Lombok Tengah (Loteng) kembali terjadi. Korbannya Muh. Amin (37) warga Desa Montong Ajan Kecamatan Praya Barat Daya. Selain melukai korban, kawanan perampok juga berhasil membawa kabur uang puluhan juta serta beberapa barang berharga milik korban. “Kasusnya sudah ditangani Polsek Praya Barat Daya,” sebut Kasubag Humas Polres Loteng, AKP Made Suparta, Minggu (14/6) kemarin. Aksi kawanan rampok itu berlangsung Jumat (12/6) malam. Sebelumnya, korban diminta oleh bosnya untuk mengambil uang di Praya. Bersama tiga temannya, korban pun berangkat menggunakan satu unit mobil Toyota Avanza. Setelah mengambil uang di PT. Krisna Karya, korban bersama teman-temannya pun kembali pulang. Namun sial, di tengah perjalanan pulang korban dihadang kawanan rampok. Tepat di jalur sepi di jalan Hutan Jurang Bai Desa Batujangkih Praya Barat Daya. Kawanan rampok yang diperkirakan berjumlah enam orang tersebut, menggunakan sepeda motor. Salah satunya jenis Honda Vario warna putih. Para pelaku meminta korban keluar. Tapi lantaran tidak kunjung keluar, para pelaku kemudian memaksa korban dengan cara memecahkan kaca mobil yang ditumpanginya. Sembari mengancam dengan senjata tajam serta senjata api yang diduga rakitan, para pelaku meminta korban menyerahkan uang yang dibawanya. Lantaran terancam, korban pun tak kuasa berbuat apa-apa. Kendati sempat memberikan perlawanan. Dan, dengan terpaksa menyerahkan uang proyek yang baru diambilnya Rp 54 juta. Bersama sejumlah barang berharga lainnya, seperti Hp dan TV mobil. Usai menggasak barang korban, para pelaku langsung kabur. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Batujangkih. karena mengalami luka tebas senjata tajam, di bagian belakang kepala saat berusaha melawan para pelaku. (kir)

(Suara NTB/ars)

Suhartanto

(Suara NTB/ars)

Darius

Selain Kapolda dan Kajati

POLHUKAM Diduga Berbuat Mesum

Dua Oknum PNS RSUP NTB Terancam Sanksi Berat

Mataram (Suara NTB) Dua orang oknum PNS pada Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB terjaring razia gabungan Satpol PP dan kepolisiaan Jumat (12/6) malam lalu. Mereka diduga berbuat mesum di dalam sebuah kamar hotel di kawasan Cakranegara Kota Mataram. Dua oknum PNS Pemprov yang berinisial KG dan NU ini terancam sanksi berat. Direktur RSUP NTB, dr. H. Mawardi Hamri, MPPM yang dikonfirmasi di sela-sela menghadiri launching buku “Mudjitahid, Kepemimpinan Sasak Nusantara” Sabtu (13/6) mengatakan pihaknya akan memproses dua oknum PNS tersebut. “Saya belum mendapatkan laporan. Tapi yang jelas, setiap apapun yang dilakukan di luar norma, etika, aturan PNS pasti ada sanksinya. Pasti nanti saya akan lihat kasusnya dan saya lihat persoalannya. Ini pasti akan kita buatkan BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” kata Mawardi. Ia mengatakan, pelanggaran yang dilakukan dua oknum PNS tersebut cukup berat. Sehingga, sanksi yang akan diberikan juga berat. “Kalau katagori berat saya

akan berikan sanksi berat. Kita hanya melakukan BAP, merekomendasikan yang menentukan nanti adalah BKD apa sanksinya,” imbuhnya. Dua oknum PNS Pemprov NTB itu terjaring razia gabungan Satpol PP bersama kepolisian. Yang terdiri dari Satpol PP NTB, Satpol PP Kota Mataram, Polres Mataram dan Polda NTB. Tim gabungan terdiri dari tiga tim yang melakukan kegiatan razia penyakit masyarakat (pekat) di hotel melati di Cakranegara, Ampenan dan Mataram. Hasil razia yang dilakukan, sebanyak 21 pasangan yang diduga berbuat mesum diangkut ke Kantor Gubernur untuk dilakukan pendataan. Selain PNS, mereka yang terjaring adalah mahasiswa dan pelajar. PNS yang melakukan tindakan asusila mendapat perhatian khusus dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur

(Suara NTB/cem)

DIKUMPULKAN - Puluhan pasangan diduga mesum dikumpulkan di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB. Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Kementerian yang menaungi PNS ini meminta pejabat pembina

kepegawaian (PPK) mengambil tindakan tegas sebagaimana diatur dalam PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

Pemerintah sudah mengatur sanksi bagi pelanggaran disiplin pegawai di dalam PP 53 Tahun 2010. (nas)

Arus Bawah PAN Dua Pasangan Calon Independen Merindukan Jabir Lolos Verifikasi Awal

Pilkada Loteng

Praya (Suara NTB) Verifikasi persyaratan kelengkapan dukungan terhadap dua pasangan bakal calon kepala daerah dari jalur independen, masing-masing pasangan H.L. Wiratmaja-H. Badrun (JADI) serta H. Suharto-Hj. Lale Widare, S.H (Lailatul Qadar), telah selesai dilakukan KPU Lombok Tengah (Loteng). Hasilnya, kedua pasangan tersebut dinyatakan lolos verifikasi tahap awal. Hal itu disampaikan Ketua KPU Loteng, Ari Wahyudi, SH., MH., kepada Suara NTB, Sabtu (13/6). Dengan begitu, maka kedua pasangan calon perseorangan tersebut dipastikan bisa mendaftarkan diri pada saat pendaftaran pasangan bakal calon kepala daerah Pilkada Loteng, Bulan Juli mendatang. Bersamaan dengan pendaftaran pasangan bakal calon kepala daerah dari partai politik (parpol). Ia menjelaskan, dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh KPU Loteng sebelumnya, pasangan JADI mengumpulkan 72.983 dukungan. Dengan sebaran dukungan di semua kecamatan yang ada di Loteng. Sedangkan pasangan Lailatul Qadar, mengumpulkan dukungan lebih banyak yakni 83.476 dukungan. Juga dengan sebaran dukungan yang sama di 12 kecamatan. Selanjutnya, berkas dukungan tersebut akan diverifikasi. Untuk meneliti kegandaan dukungan. Apakah ada duku-

(Suara NTB/dok)

Ari Wahyudi ngan yang ganda atau tidak. Pada tahap ini, masih dilakukan di tingkat KPU Loteng. Setelah selesai diverifikasi oleh tim kabupaten, baru kemudian persyaratan tersebut divalidasi di tingkat bawah. Guna memastikan, kebenaran dukungan yang diberikan oleh calon pemilih. “Jadi kalau ada dukungan ganda yang ditemukan pada satu pasangan calon kepala daerah, maka yang dihitung hanya satu dukung saja,” lanjutnya. Akan tetapi, kalau dukungan ganda terjadi pada dua pasangan calon kepala daerah. Artinya, satu pendukung mendukung dua pasangan sekaligus, maka tetap dihitung satu. Tetapi itu yang di cross check oleh PPS di tingkat bawah kepada pendukung bersangkutan. Pada pasangan mana dukungan akan diberikan.

“Misalnya ada satu orang mendukung dua pasangan calon kepala daerah. Maka mana yang didukung oleh pendukung bersangkutan itulah yang akan dihitung. Sehingga dukungan ke pasangan calon yang tidak didukung akan dicoret dari daftar dukungan,” imbuhnya. Lebih lanjut, mantan Koordinator Divisi Hukum KPU Loteng ini menjelaskan, proses verifikasi faktual syarat dukungan calon independen tersebut akan berlangsung hingga menjelang pendftaran pasangan bakal calon kepala daerah mendatang. Jika ternyata syarat dukungan kurang dari syarat minimal, maka pasangan calon independen bersangkutan diberikan waktu selama masa pendaftaran untuk memenuhi kekurangan yang ada. Kalau menenuhi persyaratan, maka pasangan calon independen tersebut bisa mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Disinggung calon independen lainnya, ia menambahkan, ada satu pasangan yang juga sudah sempat menyerahkan berkasnya. Tapi karena belum rapi, sehingga oleh KPU Loteng dikembalikan untuk dilengkapi dan dirapikan kembali. Terhadap calon independen lainnya, masih bisa menyerahkan syarat dukungan sampai hari Senin besok (hari ini, red). Dengan catatan, kalau terjadi kekurangan maka pasangan calon tersebut tidak akan bisa menyerahkan penambahan lantaran waktu sudah habis. (kir)

Kepala BPKP dan Ketua Muswil PAN untuk Perkuat Persaudaraan PN Juga Diganti Mataram (Suara NTB) Bulan Mei – Juni sepertinya menjadi gerbong mutasi yang hampir serentak di Lembaga Aparat Penegak Hukum (APH). Setelah surat telegram terkait penggantian Kajati NTB Fadil Zumhanna, SH, MH dan Kapolda NTB, Brigjen Pol. Srijono turun, dua petinggi penegak hukum menyusul. Mereka, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Darius, AK, juga Ketua Pengadilan Negeri Mataram, Suhartanto, SH, MH. Dalam waktu dekat, keduanya akan bergeser ke posisi barunya sesuai keputusan lembaga masing – masing. Darius, AK kepada Suara NTB mengaku akan mengisi tempat barunya sebagai Kepala BPKP Papua. Meski di wilayah paling timur Indonesia itu, namun statusnya promosi karena beban kerja di sana lebih besar, sebagai ukuran kelasnya setingkat lebih tinggi dibanding posisinya di NTB. Disebut Darius, jika di NTB ada 11 pemerintahan dan belasan instansi Kejaksaan dan kepolisian yang dilayani perhitungan kerugian negaranya, maka di Papua jumlahnya dua kali lipat. “Jadi beban kerja nanti lebih besar,” kata Darius. Bahkan dia mengaku sudah dilantik di BPKP pusat oleh kepala yang baru, Ardan Adiperdana. Catatannya, sejumlah perkara sudah diselesaikan terkait perhitungan angka kerugian negara. Namun diakui, masih ada yang belum tuntas, semata karena butuh gelar perkara lebih mendalam untuk menguatkan bukti. Apalagi yang dilayaninya, mulai dari permintaan Polda NTB dan Kejati NTB, hingga ke jajaran Kejari wilayah NTB dan Polres Wilayah NTB. Diinformasikan juga, proses pergantian juga terjadi di PN Mataram. Sebelumnya hakim Dr. Sutarno, SH, MH dan dua panitera sudah menggelar acara pisah sambut. Dalam waktu dekat, Ketua PN Mataram, Suhartanto juga akan segera meninggalkan posisinya sebagai orang nomor satu di pengadilan negeri kelas I A ini. Dia mendapat promosi sebagai Ketua Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat. Posisinya akan diganti oleh Wakilnya, I Made Seraman, SH, MH yang baru beberapa bulan di Mataram. “Ketok palu (SK) sudah di Jakarta. Tinggal menunggu waktu kapan saya akan dilantik di Jakarta. Mungkin dalam waktu dekat,” kata Suhartanto, di sela-sela acara perpisahan Sutarno, salah satu hakim Tipikor setempat yang akan menjadi Wakil Ketua PN di Provinsi Kepulauan Riau. (ars)

Halaman 8

Mataram (Suara NTB) Musyawarah Wilayah (Muswil) IV DPW PAN NTB akan dibuka hari ini oleh Ketua Umum DPP PAN, Dr. H. Zulkifli Hasan, SE, MM, di Mataram. Dengan konsep berbeda dari Muswil sebelumnya, Muswil kali ini diharapkan tidak akan menimbulkan perpecahan dan justru memperkuat persaudaraan di internal PAN. Harapan itu disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Muswil PAN NTB, M. Hadi Sulthon, S.Sos, dalam keterangan persnya, kemarin. Sulthon menegaskan bahwa Muswil nanti akan membahas Program Kerja, memilih Ketua DPW PAN NTB plus membahas rekomendasi-rekomendasi untuk Pemprov NTB. Agenda pemilihan Ketua DPW PAN NTB yang melalui proses pemilihan atau penetapan formatur tentu saja akan menjadi momentum yang paling menarik perhatian publik dan peserta Muswil. Hingga kemarin, Sulthon menegaskan pihaknya masih menantikan siapa kandidat yang akan direkomendasikan oleh DPP, dari total 20 calon formatur yang sudah mendaftarkan diri. “Kandidat calon Anggota dan Ketua Formatur sudah dikirim ke Jakarta, untuk diturunkan minimal empat dan maksimal sembilan, atau bisa saja ada (skenario) di luar itu,” ujar Sulthon. Ia menegaskan, pada

(Suara NTB/aan)

M. Hadi Sulthon akhirnya keputusan menyangkut pemilihan ketua formatur sekaligus Ketua DPW PAN NTB ini akan dikembalikan ke DPP jika mekanisme Muswil mengalami kebuntuan. Skenario serupa terjadi saat forum Muswil III DPW PAN NTB pada penghujung 2010 lalu. Saat itu, Muswil menemui jalan buntu dan akhirnya penetapan Ketua DPW PAN NTB diambilalih oleh DPP PAN yang kemudian mengesahkan H. M. Muazzim Akbar sebagai Ketua DPW PAN NTB. Ia menegaskan mekanisme pemilihan di Muswil sebelumnya memang melahirkan situasi yang seru, di mana aksi saling menarik suara dari peserta Muswil diwarnai berb-

agai dinamika. “Tapi sekarang melalui mekanisme yang baru ini, DPP ingin membangun akar yang kuat di daerah. Tidak perlu kita berdarahdarah hanya untuk menjadi Ketua DPW,” imbaunya. Ia juga menegaskan, kewenangan DPP dalam menentukan skenario Muswil memang dibutuhkan jika kondisi yang tak terduga terjadi. Sebab, menurutnya, Muswil kali ini bisa saja melahirkan kejutan-kejutan. Ia juga mempersilakan para kandidat untuk melakukan komunikasi, pendekatan dan koordinasikoordinasi dengan para pendukung masing-masing. “Silakan saja, siapa tahu nama yang sudah ditulis bisa berubah nanti melihat konstalasi yang berkembang,” ujarnya. Ketua Panitia Pengarah Muswil PAN NTB, Eva Zainora, menegaskan hingga ditutupnya pendaftaran pada 10 Juni 2015 lalu, sudah ada 20 calon formatur atau calon Ketua DPW PAN NTB yang telah mendaftarkan diri. Mereka yang telah mendaftar antara lain, H. M. Muazzim Akbar, M. Jabir, M. H. Ali Ahmad, M. Hadi Sulthon, Eva Zainora, Lalu Teguh Juangsa Putra, Rizali Hadi, Lalu M. Irwan, Saeppudin Zohri, Ady Mahyudi, Hasbullah Muis, Ferry Sofian, Saiful Islam, Edy Hermansyah, Adi Massardi, Burhanudin Jafar Salam, M. Fathi Dikla. (aan)

Mataram (Suara NTB) Sejumlah pengurus PAN di tingkat bawah menyuarakan kerinduan mereka akan kepemimpinan H. M. Jabir, SH yang dianggap mampu menerjemahkan semangat desentralisasi parpol seperti diinginkan oleh Ketua Umum DPP PAN, Dr. H. Zulkifli Hasan, SE, MM. Ketua DPC PAN Lenangguar, Kabupaten Sumbawa, Alwan Hidayat, S.Pdi, menegaskan bahwa dalam memilih formatur atau Ketua DPW PAN NTB kali ini pihaknya bersama 24 DPC se-Kabupaten Sumbawa telah solid mendukung Jabir. Ia menegaskan, dukungan itu lahir dari kerinduan mereka akan sosok kepemimpinan yang mengakar di DPW PAN NTB. “Kepemimpinan yang mengakar itu sudah dipraktikkan sejak dulu, sejak beliau menjadi Ketua DPW PAN NTB. Dan kami menganggap Saudaraku H. M. Jabir adalah sosok yang paling tepat untuk bisa mendorong terjadinya desentralisasi di PAN hingga ke tingkat DPC dan DPRt,” ujarnya. Selain itu, sejumlah DPC di lintas kabupaten/kota di NTB juga disebut telah menyatakan bergabung untuk mendukung Jabir. Mereka antara lain, Ketua DPC Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Fahrozi Anis, DPC Kopang, Lombok Tengah, Wahyudi, DPC Donggo dan Beli Bima, Iwan Kurniawan, Ketua POK DPW PAN NTB. Alwan menegaskan bahwa selain aspek kepemimpinan yang mengakar plus visi-misinya yang selaras dengan arus desentralisasi di internal PAN, Jabir juga memiliki rekam jejak yang komplit di PAN. Ia menjadi salah satu inisiator pendirian PAN di NTB, ia pernah menjabat Sekretaris DPD PAN Kabupaten Sumbawa, Ketua DPD PAN Kabupaten Sumbawa, Ketua DPW PAN NTB hingga kini menjadi Ketua MPP PAN NTB. Jabir juga telah mengikuti Latihan Kader Amanat Utama yang membuat ia berada di jajaran elit PAN. Sejumlah jabatan publik bergengsi juga pernah diraihnya. Ia pernah menjadi Anggota DPRD Kabupaten Sumbawa dan Wakil Bupati Sumbawa. Selain dari internal PAN, masuknya Jabir dalam bursa Muswil IV DPA PAN NTB juga menuai tanggapan positif dari kalangan eksternal PAN. Ir. H. Badrul Munir, MM, yang dikonfirmasi terpisah menegaskan bahwa saat ini PAN tengah mengusung sebuah paradigma baru, yaitu melakukan desentralisasi kewenangan politik kepada daerah. Hal ini menurutnya seirama dengan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah sejak reformasi bergulir. Jabir pun mengapresiasi PAN sebagai salah satu parpol yang memelopori desentralisasi di internal parpol ini. Namun, untuk bisa berhasil, Badrul menegaskan konsep desentralisasi itu harus dijalankan oleh sosok yang tepat. “Tentu dibutuhkan orang-orang yang punya kapasitas untuk mengelola. Saya melihat Pak Jabir punya kapasitas untuk mengelola desentralisasi itu secara baik. Pak Jabir pernah berada di pe-

(Suara NTB/aan)

Alwan Hidayat merintahan, sebagai Wakil Bupati. Jadi ini bukan tantangan baru bagi Pak Jabir, tapi merupakan tantangan baru bagi PAN,” ujarnya. Tokoh Muda PAN NTB Lalu Edi Rahadianto yang juga Wakil Kepala Sekolah Politik Kerakyatan Komunitas Indonesia Baru besutan Hanafi Rais menegaskan pihaknya sangat mendukung jika calon Ketua DPW PAN NTB yang mau mengusung visi-misi Zulkifli Hasan saat menjadi Ketua Umum DPP PAN. “Siapapun yang terpilih nanti, kita harapkan mampu melaksanakan visi-misi amanah Ketua Umum itu. Terlebih lagi, mereka yang memang memiliki roh dan mampu terpilih lagi,” ujarnya. Sosok Jabir sendiri dianggapnya telah memiliki kapasitas sebagai seorang pemimpin. “Sosok Pak Jabir saya rasa cukup bagus. Beliau juga memiliki hak dan kualitas yang baik untuk itu,” tegasnya. Jabir sendiri saat dikonfirmasi mengenai pencalonannya ini mengakui adanya desakan arus bawah PAN yang menginginkan kepemimpinan PAN yang melayani sampai basis kepengurusan di tingkat terbawah. Ia juga menegaskan bahwa semangat yang diusung Ketua Umum Zulkifli Hasan adalah semangat desentralisasi, di mana semangat ini merupakan bentuk terobosan PAN di saat parpol-parpol lain masih mempertahankan konsep kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang sentralistik. “Melalui Pak Zulkifli Hasan, PAN ingin memelopori desentralisasi, otonomi kepada DPD, sampai kepengurusan di tingkat terbawah,” ujarnya. Menurutnya, dalam konsep desentralisasi itu, kepengurusan di tingkat wilayah seharusnya hanya menjalankan fungsi koordinasi semata. “Jadi DPW tidak lagi memainkan kewenangan yang besar untuk menjalankan otoritas. Dia memainkan fungsi koordinatif saja untuk melaksanakan tugas-tugas atau rencana besar,” ujarnya. Menurutnya, jika dipercaya memimpin PAN NTB nanti, ia akan berupaya melakukan perubahan revolusioner. Misalnya, dengan memaksimalkan aktifitas dan kerja-kerja PAN di tingkat kabupaten/kota. Sebab, Jabir meyakini dengan memperkuat basis-basis kepengurusan di tingkat terbawah, maka secara otomatis itu akan memperkuat dukungan terhadap partai. (aan)


Jelajah

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Halaman 9 (Suara NTB/use)

Makam para Sultan Bima.

Bukit Dana Traha

Situs Budaya yang Potensial Jadi Destinasi Wisata Langit sore itu terlihat begitu cerah. Pepohonan hijau yang menjulang terlihat berdiri tegak. Suasana hening begitu terasa ketika langkah kaki mencapai puncak bukit. Dari puncak bukit tidak saja suasana religi yang tercipta. Kita juga bisa menikmati pemandangan indak Kota Bima dari puncak bukit ini. ta pagi atau sore hari. Bukit Dana Traha juga bisa dikunjungi malam hari. Magrib menjelang, satu persatu taburan bintang di langit mulai terlihat. Tak hanya di langit, kerlap kerlip lampu di sudut-sudut Kota Bima juga mulai nampak. Jika ingin minuman hangat atau makanan ringan, tidak perlu khawatir karena di sekitarnya banyak pedagang kaki lima yang menjajakannya. Bukit Dana Traha juga menjadi tempat meditasi bagi sebagian orang. Di bukit ini sering masyarakat berdoa, karena di lokasi ini Sultan Abdul Khair sebagai penyebar agama Islam dimakamkan. Tidak hanya Sultan Abdul Khair I atau yang sebelumnya bernama La Ka’i , di tempat ini juga terdapat makam sultan-sultan lain termasuk Sultan Abdul Khair II. Ketua Majelis Adat Bima, Dr. Hj. Siti Maryam Salahuddin MM menyebutkan, Bukit Dana Traha sudah digunakan sebagai tempat makam raja-raja Islam dan pembesar Kesultanan Bima sejak tahun 1640. Mulai dari Sultan Abdul

Khair, Sultan Hasanudin, di sebelah barat ada Sultan Abdul Khair II dan sebelah timur makam Sultan Bima terakhir, Ferry Zulkarnain ST. Ada juga makam Raja Bolo, sebelum Kesultanan Bima masuk Islam serta makam prajurit-prajurit Bima yang bertempur membantu Sultan Hasanudin melawan Belanda kala itu. Namun kubah makam Raja Bolo tersebut telah rusak. Sementara Sultan ke-2, ke-3 dan Sultan ke4 dimakamkan di Tolo Bali. Menurut Hj. Siti Maryam, Makam Dana Traha ini sudah menjadi situs budaya, sebagai salah satu aset wisata budaya yang ada di Bima. Hanya saja, pengelolaannya sendiri masih belum pasti. Apakah ini masuk dalam kewenangan Pemerintah Kota Bima atau Pemerintah Kabupaten Bima. Namun jika dilihat dari lokasinya, makam Dana Traha terletak di Kota Bima. “Ini saya sedang susun ulang sejarah Bima, situs Dana Traha dan Tolo Bali, serta peninggalan sejarah lainnya,.’’ ujar Ruma Mari sapaan Hj. Siti Maryam Salahuddin, Sabtu (13/6). (use)

(Suara NTB/use)

Makam para Abdi Dalem yang setia pada Sultan Salahuddin.

(Suara NTB/use)

Makam Ferry Zulkarnain, putra Sultan Bima.

Pemandangan Kota Bima dilihat dari atas Bukit Dana Traha.

(Suara NTB/use)

Remaja Berpasangan Dilarang Masuk Bersamaan

(Suara NTB/use)

BUKIT Dana Traha, nama bukit itu. Areal puncak bukit tidak begitu luas, hanya segundukan tanah bercampur bebatuan yang menjorok memisahkan diri dari bukit induk. Meski tidak begitu luas, namun bukit ini memiliki nilai sejarah tinggi, karena disinilah rajaraja Kesultanan Bima dimakamkan. Bukit Dana Traha terletak di Kelurahan Dara, hanya beberapa ratus meter ke arah timur dari Terminal Kota Bima. Bukit ini menjadi destinasi wisata bagi masyarakat khususnya para remaja. Dari puncak bukit ini, tidak saja pengunjung bisa berwisata sambil berzirah. Juga dari puncak bukit ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan Kota Bima. Dari sudut lain, pemandangan indah teluk yang menjadi penyangga ekonomi masyarakat Kota Bima bisa dilihat. Apalagi teluk tersebut berlatar belakang gunung yang menjulang tinggi, menambah nuansa alami alam Bima. Pengunjung tidak saja berwisa-

Para pengunjung berada di atas bukit.

MENJAGA Makam Dana Traha bukanlah perkara mudah, sebab komplek makam ini diduga sering disalahgunakan. Baik untuk tempat mesum namun juga dijadikan tempat bedoa untuk meminta kekayaan atau lainnya. Untuk itu, penanggungjawab makam mengeluarkan beberapa kebijakan. Pejaga Makam, Syamsudin, yang ditemui menyebutkan keberadaan makam ini sering disalahgunakan oleh pengunjung atau sebagian orang dengan niat lain. Ada yang menggunakan sebagai tempat mesum, bahkan ada yang menggunakan sebagai tempat meminta kekayaan bahkan fenomena terbaru yakni sebagai tempat untuk mencari batu akik. Untuk itu, dia pun mengeluarkan beberapa kebijakan. Yakni, bagi pengunjung remaja dilarang masuk berpasang-pasangan. Sebab, jika masuk berpasangan dikhawatirkan akan berbuat tidak-tidak (mesum). Sehingga dinilai tidak menghormati serta mengurangi esensi dari nilai sejarah makam ini. Untuk itu, jika ada pengunjung remaja maka pengjung yang perempuan akan didahulukan. Baru kemudian kelompok remaja laki-laki. “Kalau perempuan, perempuan dulu, kemudian laki-laki. Kalau orang tua tidak apa-apa,” terang Syamsudin. Sementara itu, bagi pengunjung yang memiliki niat lain juga dilarang berdoa seperti meminta kekayaan atau mencari batu akik. Karena sebelumnya, perilaku demikian sudah lama terjadi. “Setiap hari ketemu begitu, tapi sekarang sudah dilarang,’’ ujarnya. Menurut Syamsudin, menjaga makam merupakan suatu kebanggan dan kepuasan tersendiri baginya. Sebab, dia yang sejak dahulu dekat dengan keluarga kerajaan bisa tetap mengabdikan diri. Setiap malam Jumat, katanya, dia sering membaca Surat Yasin untuk arwah almarhum Sultan maupun abdi dalem yang setia kepada Sultan. Komplek makam tersebut memberi nuansa tersendiri baginya. Apalagi, suasanannya yang bersih dan asri sehingga cocok untuk merenung dan mengingat ke-Esaan Allah SWT. (use)


Halaman 10

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Minim Perhatian Pemda

Perajin Topeng Labuapi Banyak Beralih Profesi Desa Labuapi Kecamatan Labuapi sudah dikenal menjadi sentra perajin topeng dan kerajinan kayu sejak tahun 1995. Krisis moneter yang melanda negara ini pada tahun 1998 bahkan tidak mempengaruhi kegiatan desa ini. Bahkan, kerajinan kayu ini mencapai masa jayanya pada era krisis tersebut. NAMUN setelah kejadian Bom Bali hingga sekarang, kerajinan ini mulai meredup. Penyebabnya, pascabom Bali pangsa pasar kerajinan ini pun ikut terkena imbas sebab sebagian besar dipasarkan ke Bali. Selain itu, minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembinaan para perajin menyebabkan perajin banyak yang banting setir ke usaha lain. Akibatnya, kerajinan topeng di desa ini di ambang mati suri, karena banyak ditinggal oleh para pengerajinnya. Salah seorang perajin yang masih bertahan adalah Saheh (40). Ia mengakui, memulai usaha sebagai perajin topeng sejak 17 tahun silam, persisnya tahun 1998-1999. Ketika itu, kerajinan topeng tengah naik daunnya. “Dulunya hampir 100 persen warga di kampung ini sebagai perajin, tapi sekarang jauh berkurang,” tuturnya saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/6). Dulunya, kerajinan topeng menjadi salah satu sumber utama mata pencaharian masyarakat setempat. Waktu itu, ujarnya, hampir di setiap rumah warga ada saja membuat kerajinan topeng. Ada kelompok pembuat topeng, pengamplas, pemahat, hingga proses finishing. Bahkan

karena majunya kerajinan ini saat itu, anak SD – SMP pun ikut mencari uang melalui kerajinan ini. Warga pun membentuk paguyuban untuk terus mempertahankan eksistensi kerajinan ini. Kelompok-kelompok dibentuk secara swadaya untuk terus mengembangkan usaha ini, sebagai sektor utama di desa setempat. Dari sisi tingkat produksi kerajinan topeng waktu itu pun jauh lebih banyak, per bulan para perajin bisa memproduksi mencapai 3-5 ribu topeng per bulan, karena banyak yang memesan. Sehingga hampir setiap pekan ada saja perajin yang berangkat ke Bali mengirim topeng. Namun setelah tahun 2002, pascabom bali kerajinan ini mulai cenderung meredup. Kelompok yang tadinya aktif menjadi kurang aktif, sehingga banyak perajin yang pindah ke usaha lain. Ada yang ke bekerja di gudang, proyek dan sebagai buruh. Namun ia sendiri tetap bertahan, karena ingin mempertahankan kerajinan topeng khas Labuapi. Diakuinya, kemerosotan kerajinan ini saat itu, karena pengaruh pemasaran. Karena pengaruh kejadian Bom Bali, pemasaran topeng ini pun terkena imbas. Sebab be-

Saheh seorang perajin topeng menunjukkan hasil kerajinan topeng yang dibuat khusus di Labuapi Lobar. banyakan pemasaran topeng dikirim ke Bali ditambah minimnya perhatian pemerintah daerah kerajinan ini pun semakin terpuruk. Tingkat produksi pun jauh menurun hampir 50 persen dari sebelumnya. “Pengunjung dan pemesan sepi, para perajin pun banyak yang gulung tikar,” akunya. Selama belasan tahun sebagai perajin tidak pernah dibantu, baik itu akses modal dan peralatan oleh pemda dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Padahal, katanya, para perajin kesulitan akses modal. Ketika harus memenuhi pesanan dalam partai besar, para perajin ini kerap kali kesulitan modal untuk biaya produksi, karena pemesan hanya memberi-

kan uang muka 5 persen. Akibatnya, banyak perajin terpaksa saling meminjam uang untuk menutupi sementara biaya produksi, setelah dibayar lunas oleh pemesan barulah bisa didibayar. Para perajin juga terkendala peralatan. Kebanyakan para perajin membeli peralatan secara swadaya. Bahkan, ia terpaksa menggadaikan BPKB kendaraannya untuk bisa membeli peralatan seperti kompresor, pemahat, parang dan parang. Sementara untung yang diperoleh para perajin sendiri tidak terlalu besar, dibandingkan biaya produksi jauh lebih besar. Harga jual topeng bervariasi tergantung ukuran dan kualitas, kalau kualitas topeng bagus harga jualnya

Rp 55 ribu, sedangkan yang berukuran kecil Rp 40 ribu. “Itupun modalnya Rp 40 ribu, untungnya hanya Rp 15 ribu, itu pun masih kotor belum dihitung untuk para guide,” ujarnya. Untuk menghidupkan lagi kerajinan di desanya, ia berharap pemda melirik para perajin yang masih ada. Pemda harus memberikan akses peralatan dan permodalan untuk mengembangkan usaha kerajinan topeng yang menjadi mata pencaharian turun temurun di desa itu. Terpisah, Camat Labuapi, Baiq Mustika tak menampik jika kerajinan topeng memang mulai menurun. Karena itu pihanya akan berupaya menghidupkan lagi kerajinan yang sempat jaya di era tahun 1998

(Suara NTB/her)

lalu tersebut. “Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perindag dan Dinas Koperasi untuk pembinaan pengerajin,” janjinya. Pemda katanya pasti akan mengembangkan kerajinan ini, karena adanya program desa tematik, sebab Desa Labuapi bersama Desa Kuranji Dalang masuk desa wisata. Diharapkan dengan ditetapkannya sebagai desa tematik, maka usaha ini kembali bisa dikembangkan lagi. ‘’Uuntuk sementara, pemda dan kecamatan minimal perlu menjadi pengguna pertama hasil kerajinan topeng di Desa Labuapi. Hasil kerajinan bisa dibeli untuk keburuhan ornamen di kantor,’’ ungkapnya. (her)

Sejarah Kerajinan Topeng Labuapi BERKEMBANGNYA kerajinan topeng di Desa Labuapi sejak puluhan tahun silam, bukan serta merta digeluti oleh para perajin. Namun kerajinan turun temurun ini memiliki sejarah, sehingga warga setempat bisa membuat kerajinan topeng berbentuk wajah. Pengakuan Saheh, salah seorang perajin di Desa Labuapi, dari cerita nenek moyang dulu ada orang tua asal desa Labuapi yang pergi melaut (berlayar). Lalu ketika berlayar, orang tua itu menemukan peti di tengah laut. Ketika itu, orang tua ini sangat penasaran isi dari peti itu. Lalu, sang orang tua pun membawa peti itu ketepian bermaksud membuka di tepi laut. Namun anehnya, peti itu tiba-tiba sudah ada diketepian (dipinggir laut). Karena penasaran, orang tua itu kembali membawa peti itu ke tengah laut. “Sesampai di tengah laut, si orang tua tak kepikiran bahwa ada peti itu, lalu menepi ke laut untuk pulang. Tahu-tahunya peti itu lagi sudah ada di tepi laut,” tuturnya. Karena penasaran, orang tua ini lantas membuka peti itu. Alangkah kagetnya, ternyata peti itu berisi topeng. Peti berisi topeng itu pun dibawa pulang, lalu diperlihatkan ke masyarakat. Seiring waktu, topeng itu pun dipercayai kerap menimbulkan kejadian gaib. Ketika malam Jumat, warga kerap mendengar suara-suara dari topeng itu. Topeng itu, juga kerap kali dipakai dalam kegiatan, seperti nyongkolan. Namun anehnya, ketika dipakai anak-anak yang melihat topeng itu mengalami sakit panas.”Kita yang lihat pun takut,karena itu warga tidak lagi pernah memakainya,” ujarnya. Suatu hari, ada salah seorang warga memiliki ide agar warga membuat pahatan seperti topeng itu. Ide inilah cikal bakal usaha kerajinan topeng, semenjak saat itulah banyak warga yang membuat topeng ini. Warga sendiri tidak kesulitan membuat pahatan menyerupai wajah, bahkan warga tidak pernah dilatih untuk belajar membuat gambar wajah itu. Lambat pahatan topeng ini menjadi usaha dan mata pencaharian masyarakat setempat, sehingga kerajinan topeng menjadi sumber penghasilan warga untuk menyekolahkan anaknya. Hasil pahatan masyarakat Labuapi ini terus berkembang, namun tetap mempertahankan corak kehidupan dan adat istiadat masyarakat Lombok, yakni Suku Sasak. Kini, topeng penemuan orang tua zaman dulu itu masih disimpan di rumah salah seorang warga. (her)

Rawan Diklaim Daerah Lain KERAJINAN topeng yang dihasilkan perajin di Desa Labuapi telah banyak dipasarkan ke daerah lain, seperti Jakarta, Bali dan daerah lainnya. Bahkan kerajinan topeng ini, merambah hingga ke luar negeri seperti Australia, Singapura dan India. Namun sayangnya, kerajinan ini kebanyakan dikirim melalui daerah lain sebut saja Bali, sehingga rawan diklaim. Menurut Saheh, salah seorang perajin topeng , mengaku, topeng yang diproduksi di Labuapi lebih banyak ke Bali. “Banyak dikirim ke Bali, setelah itu nanti dikirim ke daerah lain bahkan negara lain,” akunya Minggu (14/6). Ia sendiri tidak tahu, apakah kerajinan yang dikirim melalui Bali itu tetap atas nama produk asal Lombok Barat (Lobar). Namun, dikhawatirkan hasil kerainan itu bisa saja diatasnamakan produk dari Bali. Meski, katanya, para pemesan baik itu dari luar negeri mengetahui kualitas topeng yang dihasilkan perajin Labuapi. Pemasaran topeng, ujarnya, tidak saja melalui Bali, namun juga dilakukan Jakarta. Di Jakarta, biasanya topeng ini dijajakan saat pameran. Ia mengaku, selain dipesan pemesan dari daerah lain ia juga menerima orderan dari Australia, Singapura dan India. Ia memperbanyak jaringan dengan pemesan dari luar negeri, sebagai upaya mempertahankan eksistensi kerajinan topeng. Total orderan dari sejumlah negara itu bervariasi, pemesan dari Australia senilai Rp 7 juta, dari Singapura Rp 15 juta. Sedangkan dari India, Rp 30 juta. Ia mengaku topeng Labuapi masih banyak dicari, karena kualitas topeng dari Labuapi berbeda dengan daerah lain, ada kekhasan tersendiri dari sisi kualitas, sehingga banyak diburu pemesan baik dalam dan luar negeri. Untuk mempertahankan itu, ia sendiri menjaga betul kualitas bahan baku topeng. Beberapa waktu lalu, biasanya topeng-topeng tersebut dibuat dari kayu mahogani (bahan baku untuk membuat gitar). Akan tetapi seiring berjalannya waktu pohon mahogani menjadi sulit dicari, bahan tersebut diganti dengan kayu pohon lainnya, seperti pohon mangga, pohon nangka atau pohon klengkeng. Bahan-bahan untuk membuat kerajinan tersebut juga tidah hanya berasal dari Desa Labuapi saja. Misalnya kulit kerang atau cukli didatangkan dari desa penghasil cukli, yaitu Desa Lendang Re. Demikian juga dengan bahan-bahan lainnya. Proses pembuatan topeng ini juga dilakukan secara cermat, mulai dari baku. Proses pembuatan mulai dari cukli, lalu diamplas. Begitu pula tahap penggambaran hingga penghalusan benar-benar dilakukan secara apik, supaya topeng yang dihasilkan tidak jamuran.”Kalau jamuran dikilatin lagi, tambah biaya,” ujarnya. Karena itu tahap membuat mengkilap dan pengamplasan beberapa kali untuk memperoleh hasil yang bagus. Barulah tahap terakhir diselesaikan. (her)

(Suara NTB/her)

Inilah topeng khas Labuapi yang banyak dikirim ke Bali,Jakarta dan beberapa negara. Para perajin di Labuapi membutuhkan perhatian khusus pemerintah, karena jumlah perajin semakin sedikit.

(Suara NTB/her)

Seorang perajin sedang memahat topeng khas Lombok di Labuapi.


Halaman Halaman 14 11

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Dr. Hj Warni Djuwita, M.Pd

Perempuan Tangguh, Berjuang Tanpa Batas Dr. Hj Warni Djuwita, M.Pd salah satu perempuan tangguh pejuang pendidikan yang dimiliki oleh NTB. Aktivis perempuan yang kini berusia 50 tahun itu tidak henti-hentinya mengabdi di berbagai lapangan pengabdian termasuk diantaranya dunia pendidikan, agama, sosial dan budaya. Hal itu terlihat dari aktivitas keorganisasian yang pernah digeluti Warni hingga usianya yang kini memasuki setengah abad. DIANTARANYA yaitu sebagai Ketua Kohati Komisariat IAIN Malang, Pengururs HMI Cabang Malang, Ketua Kohati Cabang Malang, Pengurus Badko Jatim, Pengurus SEPMI (Serikat Pelajar Muslimin Indonesia) (1981), Ketua Pemberdayaan Perempuan MDI NTB, Ketua Seksi Organisasi Wanita MKGR NTB, Tim Pengurus Pengajian Al-Hidayah NTB, Ketua PKK Karang Baru Mataram, Ketua Organisasi PKK Kota Administrasi Mataram (1981 – 1984), Ketua Pemberdayaan Perempuan DMI Mataram, Tim Presidium BMOIWI NTB (1985 – 2002), Ketua Wanita Islam NTB (2002Sekarang), Ketua Yayasan Pendidikan Bakti NTB, Ketua Pemberdayaan Perempuan Kahmi NTB, Ketua Pemberdayaan Perempuan ICMI NTB (20022006), Ketua Yayasan Pendidikan Buah Hati Insani Mataram (2007), Pengurus, Wali Paer MAS (Majelis Adat SASAK), Ketua Wanita GUPPI TK I NTB, Pengurus KB PII NTB, Pengurus Dewan Dakwah NTB, Pengurus IPHI NTB, Ketua Bidang Pendidikan dan Mental BKOW Provinsi NTB, Wakil Ketua ICMI Korwil NTB, Ketua

Hj Warni Djuwita berpose bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan istri Hj. Erica Zainul Majdi

Hj Warni Djuwita saat memberikan sambutan pada pembentukan forum komunikasi Kahmi

Konsen Perhatikan Perkembangan Anak MENURUT Warni Djuwita, Provinsi NTB akan mampu melahirkan generasi berkualitas apabila sejak dini, anak-anak memperoleh jaminan pendidikan berkualitas. Ia pun mengecam keras beberapa kasus atau kejahatan seksual melibatkan anak-anak. Kata Warni, kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak merupakan fakta serius yang harus disikapi oleh semua pihak. Tren tersebut sangat berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Jika dulu para pelaku dan korban kejahatan seksual terdiri dari orang dewasa, tapi saat ini, fakta itu bergeser ke anak-anak yang tidak hanya menjadi korban, namun juga sebagai pelaku. Lebih jauh ia mengaku, membasmi kejahatan seksual terhadap anak membutuhkan waktu yang tidak singkat. Harus dipersiapkan sejak dini lewat berbagai cara baik melalui pendidikan formal, pendidikan orang tua dan masyarakat. Selain itu, Warni menyebut hal lain yang memperparah kondisi itu di NTB saat ini yaitu tingkat pernikahan usia dini yang masih tinggi.

pengembang Bale Tahfidz Qur’an Anak dan Muslimah Yayasan Pendidikan Buah hati Insani Mataram dan inisiator berdirinya Forum Komunikasi KAHMI IAIN 2015. Selain memiliki pengalaman organisasi yang matang, Warni juga memiliki pengalaman kerja yang luas. Seperti sebagai Tim Bazda Kota Mataram, sebagai Ketua Dharma Yukti Karini Pengadilan Agama Selong, Lotim 2004-2008, Tim Pelaksana Pelatihan Managemen Berbasis Sekolah Depag NTB, Tim Monitoring, evaluasi dan Pemantauan peningkatan Mutu SMP Negeri Provinsi NTB Tahun anggaran 2005 (anggota tim untuk Program pemberian beasiswa, program inklusi, Pembuatan atau perbaikan media Pembelajaran, Program Pelatihan Tenaga Kependidikan, Program Remedial siswa, Program Peningkatan Proses Pembelajaran Siswa, Pembelian buku alat dan barang, Program Perbaikan ringan fasilitas sekolah, Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Partisipasi Pendidikan, Pemantauan Kinerja Sekolah oleh Masyarakat, Pelayanan Out

reach, Tim konsultan manajemen Pendidikan Dikpora NTB, Tim forum Kendali Mutu Pendidikan 2004-2007 pada Dikpora NTB, Tim dewan Riset Daerah NTB 2004-2007, Tim Penyelaras Kebijakan Pemda NTB, Tim Konsultan Akademik PAUD PNFI Regional V Mataram, Tim Penulis Buku Pengembangan Budaya dan Nilainilai Kearifan Lokal NTB, TIM BAP S/M NTB Dikpora NTB, Tim Penulis Buku “70 tahun H. Mudjitahid”, dan menjadi narasumber atau tenaga inservice training tenaga Pendidikan dan tenaga Kependidikan (Pelatihan, workshop, seminar, dialog publik, sarasehan. Bagi Warni panggilan akrabnya, mengabdi adalah bagian dari tugas kemanusiaan yang wajib dimiliki oleh setiap manusia. Prinsipnya ialah “Bersegeralah, Berlombalah, berusaha keraslah, Bersabarlah, dan bersiap siagalah” menjadi pijakan dan nafas perjuangan sesuai dengan perintah Al-Quran. Selain itu menurut Warni, perjuangan sebagai perjuangan adalah “koma”, dan “titik” adalah akhir nafas perjuangan. “koma” bermakna ketundukan, kepatuhan dan titik bermakna “sumbu”, pusat ketundukan dan kepatuhan. Maka dari itu, umur dan segala potensi yang dimiliki oleh manusia senantiasa bergerak terus tanpa henti, kecuali dihentikan oleh Taqdir-Nya. Disitulah sang “koma” tak boleh jauh apalagi lepas dengan nilai sang “titik”. Berjuang menurutnya harus juga di imbangi dengan nutrisi kekuatan Hati. Untuk itu, maka nutrisi hati tidak boleh kurang dari nutrisi otak, agar kesombongan otak manusia dapat terkendali. (dys)

Hj Warni Djuwita berpose bersama Hj. Kerniasih Mudjitahid usai acara penyusunan buku biografi Lalu Mudjitahid.

(Suara NTB/ist)

Hj Warni Djuwita saat memberikan kesaksian hidup terhadap sosok Lalu Mudjitahid saat penyusunan biografi mantan Walikotif Mataram itu.

Kondisi itu memiliki korelasi dengan tingginya angka kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak. Untuk itu, penting bagi pemerintah untuk terus melakukan upaya pendewasaan usia pernikahan terhadap seluruh lapisan masyarakat NTB. Tentu usaha itu membutuhkan waktu agar masyarakat memiliki kesadaran pentingnya kedewasaan usia sebelum menikah. Warni mengutarakan saat ini ada pihak-pihak yang tengah berupaya secara sistematis melakukan upaya demoralisasi terhadap generasi muda. Demoralisasi itu misalnya ingin merubah orientasi seks generasi muda dari penyuka lain jenis ke penyuka sesama jenis. Salah satu penyebab selain kontrol orang tua dan masyarakat yang masih lemah ialah penggunaan teknologi yang terlalu bebas terhadap anak. Penggunaan teknologi terhadap anak lanjut Warni harus tetap diawasi dan dibatasi penggunaannya terhadap anak. Apalagi saat ini di sekolah masih jarang regulasi tentang penggunaan teknologi HP dan gadget. (dys)

Biodata Nama Tempat dan Tanggal Lahir Agama Golongan / Pangkat Jabatan Fungsional Akademik Perguruan Tinggi Alamat

: Dr. Hj. Warni Djuwita, M.Pd : Lombok Timur, 13 Maret 1955 : Islam : Pembina Utama muda ( I V/ C) : Lektor Kepala : IAIN Mataram : Jalan Pendidikan 35 Mataram NTB

Alamat Rumah

: Jalan Jenderal Sudirman Gang Alor No. 2 Mataram TahunLulus 1981 S1 1982 S1 1999 S2

Jenjang Perguruan Tinggi Fakultas Tarbiyah Malang IAIN Surabaya Fakultas Hukum Universitas Saraswati Mataram Universitas Negeri Yogyakarta

Jurusan/Bidang Studi PAI Hukum Perdata PEP (Penelitian dan Evaluasi

2010 S3

Universitas Negeri Jakarta

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

Pendidikan

Hj Warni Djuwita bersama Ketua DPRD Kota Mataram H Didi Sumardi dalam sebuah acara


Halaman Halaman 14 12

Pelajar SMPN 14 Mataram Gelar Pentas Seni dari Hasil Pengumpulan Koin Suasana di halaman SMPN 14 Mataram di Kawasan Cakranegara, Mataram tampak semarak pada Jumat (12/6) dan Sabtu (13/6) lalu. Para pelajar di SMPN 14 itu tengah menyelenggarakan Pentas Seni dari hasil pengumpulan koin.

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

(Suara NTB/ist)

BERLATIH TEATER - Para aktor dan aktris cilik yang akan tampil di Festival Teater Anak Nasional di Jakarta Agustus – September nanti tengah berlatih.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

umumnya, ada olah vokal, olah sukma dan yang paling penting itu adalah membangun rasa kebersamaan. Bagaimana agar diantara mereka saling memiliki rasa simpati dan empati. Pelajaran – pelajaran seperti ini kan mahal, tidak bisa diulang di masa kecil seseorang. Ini akan menjadi pengalaman empirik bagi mereka,” bebernya. Penambahan durasi latihan yang dilakukan ini, juga tentu tidak menjadi upaya menguras energi para pemeran. Latihan yang umumnya dilakukan akan tetap menggunakan pola yang sama yakni dengan konsep yang sesuai dengan kondisi psikologi anak. Sebab, menurut Pikong, tata cara memperlakukan anak dengan orang dewasa tidaklah sama. Sebab itu, upaya menciptakan iklim yang menarik sehingga para aktor dapat berlatih dengan bergairah adalah satu usaha yang sangat berat. “Kita tanamkan bagi mereka bahwa mereka tampil tidak untuk mengejar juara, melainkan menjadi penghibur. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi dalam setiap latihan kita selalu berupaya menciptakan iklim bahwa dalam latihan itu adalah benar-benar mereka sedang bermain,” tandas penulis naskah dan pelatih teater ini. (met)

malam Kamis atau malam Jumat sepulang mengaji. Kita berupaya mencari waktu – waktu yang lowong untuk menghindari agar latihan ini tidak mengganggu aktivitas mereka, baik di sekolah atau bahkan saat mengerjakan tugas,” tutur penulis naskah perjuangan semut saat ditemui Suara NTB, di kediamannya, Kekalik Irigasi, Kota Mataram, Jumat (12/6) lalu. Para aktor cilik yakni, Juang Alif, Bentang Alif, maupun Gaung Alif dan kawan – kawannya nampak bersemangat di hari – hari di mana mereka harus berlatih ekstra. Latihan ekstra dilakukan agar mereka tampil maksimal dalam Festival Teater Anak Nasional tepatnya 30 Agustus hingga 2 September 2015 di Jakarta nanti. “Jadwal latihan sudah kita sepakati, konsepnya tetap dengan tidak mengganggu aktivitas di sekolah. Bahkan penentuan jadwal kita lakukan dengan meminta kesepakatan mereka,” lanjutnya. Latihan yang rutin diikuti oleh aktor dan aktris dalam sanggar teater anak semesta ini disisipi dengan nilai-nilai kebersamaan. Menumbuhkan rasa simpati dan empati antar sesama melalui beberapa tahapan. “Latihan teater yang seperti latihan pada

hanian dalam keagamaan. “Melalui kegiatan ini, kami benar-benar membimbing mereka untuk belajar berorganisasi. Menurut kami, kecerdasan serta wawasan non akademik itu juga menjadi nilai yang penting untuk dimiliki para siswa,” tandasnya. Menanggapi kreatifitas para siswanya, Kepala SMPN 14 Mataram, H. Abdul Khalik,S.Pd sangat mengapresiasi apa yang dilakukan anak didiknya. Tak hanya dukungan secara materil, bahkan dirinya juga mengaku telah memberikan dukungan secara moril dengan muatan yang tidak dapat terhitung. Dikatakan bahwa pihaknya merasakan kebanggaan tersendiri ketika menyaksikan para siswa-siswi berbakatnya berunjuk gigi di hadapan rekan sebayanya. Menurutnya, ajang yang menarik siswa-siswi untuk terlibat secara spontanitas ini merupakan proses pemilihan identifikasi keahlian dan keterampilan siswa. Tak segan, setelah ini pihaknya ingin konsentrasi untuk mendirikan sanggar tari tradisional setelah menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan oleh sejumlah siswanya. “Tentu kita sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para siswa ini. Kedepan, sekolah ingin fokus untuk mendirikan sanggar tari tradisional sebagai tempat menampung siswa – siswi berbakat ini,” tandasnya. (met)

Berawal dari Coba-coba

EKA Laras Aprianti dan Ni Kadek Novi siswi kelas delapan (VIII) merupakan dua penari berbakat di SMPN 14 Mataram. Kedua penari ini tampil dalam pagelaran seni yang diselenggaran oleh pengurus OSIS sekolah setempat, Jumat (12/6) pekan kemarin. Kedua penari ini berbakat memainkan tarian tradisional. Saat tampil dalam perhelatan kesenian itu, mereka langsung mendapat perhatian dari pihak sekolah. Tak segan-segan, sekolah akan melakukan pembinaan terhadap mereka sebagai bentuk pengembangkan kreatifitasnya. Secara spontan, ketika dibukanya pendaftaran menjadi peserta dalam pagelaran kesenian itu keduanya mendaftar secara coba-coba. Keduanya berlatih dengan maksimal hingga akhirnya mereka mampu menyajikan penampilan yang membuat banyak pihak terkesima. “Awalnya hanya coba-coba aja daftar, setelah mengikuti proses latihan ternyata menari itu asyik juga,” tutur Eka Laras Aprianti yang juga menjabat sebagai Ketua OSIS di SMPN 14 Mataram. Hal ini sedikit berbeda dengan pengalaman seorang Ni Kadek Novi. Penari yang lebih akrab disapa Kadek ini memang sejak kecil telah menggeluti ilmu tarian. Terlebih dalam ajaran keyakinannya, ia diarahkan untuk mempelajari ilmu tari secara rutin. “Kalo aku sih, emang sejak kecil sudah diajarin nari. Apalagi tarian tradisional seperti yang saya bawakan tadi. Jadi saat latihan, tidak saya tidak begitu kesulitan,” bebernya. Mendengar kabar bahwa pihak sekolahnya ingin mendirikan sanggar tari tradisional, mereka mengaku sangat bahagia. Sanggar yang yang akan didirikan di sekolah ditujukan untuk mewadahi bakat dan kreatifitas para penari seperti yang dilakukan oleh dua penari berbakat ini. Dirinya berharap, sekolahnya benar-benar fokus mendirikan sanggar tersebut sehingga, sekolahnya mampu melahirnya penari yang dapat diandalkan ketika ada ajang lomba baik dilingkungan sekolah maupun di luar nanti. (met)

Rubrik belia hadir setiap pekan pada hari Senin. Kirimkan cerpen, cerita anak, dongeng atau artikel hasil kreasi kalian sendiri ke email suarantbbelia@gmail.com suarantbbelia@gmail.com. Jangan lupa dilengkapi dengan identitas diri kalian. Dapatkan voucher belajar di Ganesha Operation bagi pelajar yang naskahnya dimuat.

(Suara NTB/ist)

PENCAK SILAT - Dua Atlet Seni Beladiri yang menampilkan atraksi ala tari pencak silat dalam pentas seni di SMPN 14 Mataram.

(Suara NTB/ist)

PENARI BERBAKAT - Eka Laras Aprianti dan Ni Kadek Novi dua penari berbakat yang tampil dalam pentas seni pelajar SMPN 14 Mataram.

Mataram (Suara NTB) Sanggar Seni Teater Anak Semesta yang berhasil meraih juara satu dalam Festival Teater Anak di Taman Budaya NTB sedang bersiap – siap untuk tampil di tingkat nasional di akhir Agustus hingga September mendatang. Durasi latihan teater yang rutin dilakukan kini bertambah dari dua jam biasanya menjadi dua setengah jam selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai persiapan yang matang dalam jangka waktu hanya dua bulan. Tidak ada hal yang berlebihan dilakukan dalam setiap proses latihan para aktor dan aktris yang pernah mementaskan lakon “Perjuangan Semut” di arena panggung terbuka taman budaya NTB itu. Proses latihan mengalir sederhana seiring nada irama bermain ala anak – anak sewajarnya. Dan mereka, memang sengaja dibiarkan berkembang dengan merdeka tanpa ada tekanan baik dari pelatih atau pembimbingnya. Hal itu diungkapkan oleh penulis naskah “Perjuangan Semut” Pikong Fitri Rachmawati yang berperan membantu proses pelatihan yang dipimpin oleh Abdul Latif Apriaman. “Mereka biasanya latihan dalam durasi hanya dua jam, latihan dilakukan biasanya

sebagai biaya penyelenggaraan kegiatan. Di samping, sekolah memang memberikan sedikit bantuan materil untuk menyukseskan kegiatan mereka,” tutur pembina OSIS ini. Adapun, pengumpulan koin yang dilakukan oleh para peserta didik tersebut dilaksanakan secara sukarela. Pengurus OSIS sebagai penggerak, berupaya mengumpulkan koin dari seluruh siswa yang ingin menyumbang seikhlasnya. Tidak ada intervensi atau paksaan dari pihak tertentu sehingga membuat kegiatan ini memang menjadi tanggung jawab penuh para siswa. “Kita ingin mengajarkan bagaimana agar siswa bertanggung jawab secara penuh atas gagasan dan inisiatif yang siswa ingin lakukan. Sehingga muncullah tekad berupa aksi pengumpulan koin ini,” lanjutnya. Menurut pembina OSIS ini, pendidikan ekskul tersebut sangat penting, terutama untuk memacu peningkatan kecerdasan emosional para pelajar. Peningkatan wawasan non akademik ini dirasa penting sehingga siswa tidak hanya menyandang kecerdasan intelektual semata. Spirit kehidupuan bagi seorang individu memang membutuhkan kompilasi tiga kecerdasan secara seimbang. Tiga kecerdasan tersebut diantaranya, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual atau yang berkaitan dengan keyakinan atau kero-

Durasi Latihan Teater Ditingkatkan

Tampil di Tingkat Nasional

PAGELARAN kesenian yang diwarnai dengan pertunjukan. Atraksi Seni Beladiri, Tari Tradisional maupun Tari Modern hingga berbagai atraksi menarik lainnya diselenggarakan oleh OSIS SMPN 14 Mataram. Perhelatan kesenian ini diadakan menggunakan hasil pengumpulan koin dari kalangan siswa sebagai biaya penyelenggaraan. Pihak sekolah hanya menyokong sedikit biaya sebagai penopang keberlangsungan serta kemeriahan ajang kreativitas para pelajar ini. Pembina OSIS yang aktif mengarahkan para pelajar binaan organisasi ekstrakurikuler (ekskul) yakni Widie Widayanti, SE memaparkan bahwa pihaknya ingin mengajak siswa untuk aktif dan belajar berorganisasi. Melalui pengalaman-pengalaman serta ilmu yang tidak didapatkan di atas bangku dalam kelas ini, para siswa tentu semakin terlatih dan terbiasa dalam menghadapi kehidupan yang nyata. Melalui pendidikan organisasi, para peserta didik dibekali dengan mental kemandirian sehingga mampu diandalkan ketika kelak setelah dewasa dan terjun di tengah kehidupan bermasyarakat. “Anak – anak memang berinisiatif untuk mengumpulkan koin. Dana hasil pengumpulan koin tersebut digunakan


SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

PENDIDIKAN

Halaman 13

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Hal senada juga disampaikan Ketua Mataram (Suara NTB) TK-SD Negeri Model Mataram menama12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Ratusan siswa dan wali murid meng- tkan sebanyak 16 siswa TK dan 43 siswa Komite TK-SD Negeri Model Mataram H. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 hadiri upacara pelepasan siswa-siswi SD. Yatmini berharap agar seluruh siswa Didi Sumardi, SH. Ia berharap agar apa 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 TK-SD Negeri Model Mataram yang ber- yang telah menamatkan pendidikan da- yang telah diraih siswa selama ini dapat 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 langsung Sabtu (13/6). Hadir dalam pat terus mengamalkan ilmu di sekolah menjadi modal untuk melanjutkan ke 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 sekolah yang baru. kesempatan tersebut Ketua Komite TK- yang baru. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Selain itu, Didi juga meminta agar para SD Negeri Model Mataram H. Didi Selain itu, Yatmini juga berharap agar 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Sumardi, SH, dan Kepala Bidang Pen- tradisi-tradisi yang selama ini tumbuh di siswa senantiasa mempertahankan presta12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 didikan Dasar (Kabid Dikdas) Dikpora lingkungan sekolah dapat terus dilanjut- si yang telah mereka raih ketika nantinya 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Kota Mataram Drs. H. Zaenal Arifin. kan ke tempat yang lain, seperti senantiasa berada di lingkungan baru, sehingga akan 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Kegiatan pelepasan dimeriahkan oleh menjaga sopan santun dalam segala aspek. lahir generasi beerkualitas yang memiliki 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 penampilan siswa-siswi TK-SD Negeri Tidak hanya itu, prestasi siswa selama karakter dan mampu membanggakan or12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Model Mataram yang membawakan berada di TK-SD Negeri Model Mataram ang tua dan almamater. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Lebih jauh Ketua DPRD Kota Mataram sejumlah tarian seperti tari pisang dan dapat terus dilanjutkan. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 pentas Zikir Zaman. “Saya berharap agar anak dapat terus ini juga mengaku pihaknya akan senantiasa 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Dalam sambutannya, Kepala TK-SD menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, memantau perkembangan siswa di sekolah 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Negeri Model Mataram, Yatmini, SPd, lebih santun, dan tetap berprestasi serta lain. Hal itu sebagai bentuk komitmen dan 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 (Suara NTB/dys) 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 memberikan ucapan selamat kepada dapat bersosialisasi dengan tempat baru tanggung jawab pihak sekolah dalam rangKetua komite TK-SD Negeri Model Mataram H. Didi Sumardi dan Kepala Bidang 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 siswa-siswi yang berhasil menamatkan sesuai dengan program yang ada di ka membangun hubungan yang baik denDikdas Dikpora H. Zaenal Arifin bersama tamu undangan menyanyikan lagu 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 gan seluruh kelurga besar sekolah. (dys/*) pendidikannya hingga tuntas. Tahun ini, sekolah,” harapnya. Indonesia Raya. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 (Suara NTB/dys) (Suara NTB/dys) 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Ketua Komite TK-SD Negeri Model Mataram H. Didi Sumardi memberiKepala TK-SD Negeri Model Mataram Yatmini, memberikan (Suara NTB/dys) 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 kan sambutan di acara pelepasan. sambutan. Salah seorang siswa SDN Model Mataram sedang dikukuhkan. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 (Suara NTB/dys) 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Siswa-siswi TK-SDN Model Mataram saat mengikuti acara pelepasan, 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 (Suara NTB/dys) (Suara NTB/dys) 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Sabtu (13/6). Siswa menampilkan tari Zikir Zaman. Siswa menampilkan Tari Pisang pada pelepasan di sekolah, Sabtu (13/6). 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456

TK-SD Negeri Model Mataram Gelar Pelepasan Siswa

Sunarpi : Pendidikan Ujung Tombak Cetak SDM Andal (Suara NTB/dys)

SOSIALISASI - Wakil Kepala Bidang Pembinaan Siswa Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia Fera Harianti mensosialisasikan pada siswa terkait dengan dibentuknya ekstrakurikuler jurnalistik.

Aletheia Bentuk Ekstrakurikuler Jurnalistik Mataram (Suara NTB) Memasuki tahun pelajaran 2015/2016, Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia membentuk satu ekstrakurikuler baru yaitu ekstrakurikuler jurnalistik. Proses pendaftaran bagi siswa yang ingin bergabung dalam ekstrakurikuler jurnalistik pun kini tengah berlangsung untuk kelas VII dan VIII. Dalam keterangannya, Sabtu (13/6) Wakil Kepala Bidang Pembinaan Siswa pada Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia, Fera Harianti mengaku pembentukan ekstrakurikuler jurnalistik merupakan yang pertama kali di sekolah.

Menurutnya, pembentukan ekstrakurikuler jurnalistik didasari inisiatif pihak sekolah yang ingin mengembangkan tradisi tulis menulis atau literasi di kalangan warga sekolah khususnya terhadap siswa. Sementara untuk guru pembina, pihak sekolah mendatangkan khusus dari luar. Selain membuka pendaftaran bagi anggota baru ekstrakurikuler jurnalistik, seluruh siswa saat ini diberikan kesempatan untuk melakukan pergantian pilihan ekstrakurikuler sekolah. Masing-masing siswa diharuskan memilih dua ekstrakurikuler sekolah. ‘’Diharapkan, dengan adan-

ya ekstrakurikuler jurnalistik ini mampu membangun tradisi menulis di kalangan siswa,’’ harapnya. Hal senada juga dikemukakan Kepala SMP Aletheia Vironika Endras Bhairawati. Ia berharap agar siswa yang nantinya akan mendaftar dalam ekstrakurikuler jurnalistik dapat benar-benar serius belajar. Sehingga output yang dilahirkan mampu mengembangkan kemampuan menulis khususnya dalam bidang jurnalistik. Tidak hanya itu, pembentukan ekstrakurikuler jurnalistik merupakan salah satu upaya sekolah dalam mengembangkan seluruh potensi siswa. (dys)

Mataram (Suara NTB) Masih terpuruknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB di urutan bawah nasional menjadi tugas seluruh elemen di daerah ini. Dalam arti, mengangkat IPM tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah, tapi tugas tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan unsur lainnya. Menurut Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah NTB Prof. H. Sunarpi, jika semua komponen secara bersama –sama menyelesaikan persoalan yang ada di NTB ini, maka NTB akan bangkit dan semakin lebih baik dari sebelumnya, baik itu dari sektor pendidikan, ekonomi dan lainnya. ‘’Yang menjadi persoalan penting untuk diperhatikan adalah sektor pendidikan di NTB. Pendidikan menjadi ujung tombak dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal dan mampu bersaing di dunia kerja,’’ ungkap Sunarpi yang juga Rektor Universitas Mataram (Unram) ini dalam silaturahmi kerja wilayah ICMI NTB di Gedung Rektorat Unram, Sabtu (13/6). Hadir dalam silaturahmi kerja wilayah ICMI Provinsi NTB,

pengurus ICMI kabupaten/kota se Provinsi NTB dengan menghadirkan narasumber, Ketua ICMI Wilayah NTB yang juga Rektor Universitas Mataram (Unram), Prof. H. Sunarpi, Ketua Forum Komunikasi Silaturahmi Pondok Pesantren (FKSPP) NTB, TGH. Safwan Hakim dan beberapa narasumber lainnya dengan tema ‘Peran aktif ICMI dalam perluasan akses umat menuju NTB mandiri, adil dan sejahtera’. Sunarpi mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dan tidak terpecah. Selain itu, bagaimana bersama-sama mencermati persoalan dan menyelesaikan persoalan yang ada untuk membangun SDM yang bagus dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB. Menurutnya, dengan kekayaan alam yang melimpah, tidak seharusnya menjadikan Provinsi NTB berada di urutan ke 33 dari 34 provinsi se-Indonesia dari sisi IPM. Namun, itu fakta yang terjadi dan harus dicarikan apa persoalan yang terjadi dan menyelesaikan persoalan tersebut. Untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi, lanjutnya, sudah seharusnya semua komponen duduk bersama menyatukan persepsi tidak memecah diri antara satu dengan lainnya yang justru membuat daerah mundur dan terbelakang. (dys)

SMKN 1 Kuripan Dipilih Jadi Tujuan ’’Road Show’’ Dewan Pendidikan DEWAN Pendidikan Provinsi NTB menggelar road show ke Lombok Barat (Lobar), khususnya ke SMK Negeri 1 Kuripan. Rombongan dipimpin langsung Ketua Dewan Pendidikan NTB Drs. H. Syamsudin Anwar, didampingi Ketua Dewan Pendidikan Lobar, TGH. Subki Sasaki serta Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota se-NTB Dalam sambutannya, Kepala SMKN 1 Kuripan, Makbullah, MPd, mengaku bangga atas kedatangan para tamu penting tersebut ke sekolahnya. Ia berharap road show Dewan Pendidikan ini sekolahnya mendapat masukan arahan agar sekolahnya bisa lebih baik ke depan. Makbul mengaku, sekolahnya tahun lalu menerima 300 siswa dengan target 5 tahun ke depan 1.000 siswa. “Dan harapan selanjutnya sekolah kami akan dijadikan SMK rujukan atau percontohan untuk sekolah lainnya yang memiliki keahlian yang sama untuk sharing,” ujarnya. Di mana SMKN 1 Lingsar telah lebih dulu menjadi Sekolah Rujukan di Kabupaten Lobar. Mantan Kepala SMKN 1 Lingsar ini menambahkan, SMKN 1 Kuripan juga merupakan sekolah unit bisnis, misalnya agribisnis tanaman hortikultura, agribisnis ayam pedaging (broiler), penetasan, jasa servis sepeda motor, aneka produk pengolahan pangan, dan kursus komputer. “Kami memiliki dua unit traktor mini dan banyak hand tractor untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian,” terangnya. Sementara Ketua Dewan Pendidikan NTB, H. Syamsudin Anwar menyampaikan secara

umum siswa sekolah kejuruan lebih banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih atas dengan alasan biaya. Untuk itu, dia berharap ke depan, agar lulusan SMK itu bisa berkontribusi atau memiliki andil di tengah masyarakat serta bisa mensejahterakan keluarga dengan keterampilan yang dimiliki. Ditambahkan, SMKN 1 Kuripan ini sangat produktif mencetak SDM yang terampil dan siap kerja. “Untuk itu kita akan jadikan sekolah rujukan untuk kerja lapangan bagi SMA dan SMK yang lain agar belajar ke SMK 1 Kuripan,” ujar Syamsudin. Diakuinya, kendala yang dihadapi saat ini adalah postur anggaran yang kecil yaitu hanya 10 persen dari APBD Provinsi NTB untuk sektor pendidikan, sehingga gerakan mengubah Sumber Daya Manusia (SDM) belum maksimal. Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Lobar, TGH Subki Sasaki menjelaskan, terpilihnya Lobar menjadi tuan rumah untuk rapat koordinasi Dewan Pendidikan se-NTB. Dalam rakor tersebut membahas hal-hal yang terkini dan terbaru seperti pemindahan kewenangan SMA-SMK sederajat ke provinsi, juga pemindahan aset dan SMK rujukan. Adapun tujuan road show, dikatakannya adalah untuk memberikan informasi kepada kepala daerah agar lebih mengoptimalkan dukungannya ke sekolahsekolah, kerjasama dengan komite sekolah, pembinaan dana BOS dan memberikan masukan kepada kepala daerah dan memberikan rekomendasi untuk kepala daerah dan pejabat. (her)

(Suara NTB/ist)

ROAD SHOW – Road show Dewan Pendidikan se-NTB ke SMKN 1 Kuripan beberapa waktu lalu.


OPINI

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Halaman Halaman 14 14

Paradoks Revolusi Mental Jokowi Tindakan Nyata untuk Perbaiki Birokrasi GUBERNUR NTB menjanjikan akan ‘mengurus’ para pimpinan SKPD yang sengaja tidak menghadiri rapat paripurna penyampaian pemandangan umum fraksi-fraksi di DPRD NTB beberapa waktu lalu. “Yang sengaja-sengaja (tak menghadiri rapat paripurna) nanti kita urus,” ujarnya saat ditanyai oleh wartawan terkait ulah para pimpinan SKPD tersebut. Sekda pun menegaskan akan melakukan pengecekan terhadap ketidakhadiran para pimpinan SKPD tersebut. Meski, ia juga menegaskan tidak akan berandai-andai menyangkut alasan ketidakhadiran mereka. Reaksi tersebut merupakan kelanjutan dari rangkaian kekecewaan yang sebelumnya telah dilontarkan Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si. Amin dibuat geram akibat ulah pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna. Dari 33 SKPD, hanya tiga pimpinan SKPD yang hadir dan selebihnya hanya mengutus pejabat setingkat eselon III. Orang nomor dua di NTB ini pun memerintahkan Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH memberikan teguran tertulis kepada pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna dengan alasan yang tak jelas. Letupan soal urusan pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna ini mungkin hanya bagian kecil dari potret kinerja birokrasi di lingkup Pemprov NTB yang memang kerap menuai sorotan. Belum lekang di ingatan belum lama ini di mana banyak sekali SKPD yang belum mengajukan lelang paket proyek-proyek. Bahkan, SKPD-SKPD yang mengelolan program unggulan juga terkesan lamban mengajukan lelang. Padahal, dari tahun ke tahun, selalu persoalan ini saja yang mencuat. Seolah, persoalan proyek yang lelet ini adalah borok yang tak dibiarkan sembuh. Sebab, mungkin ada yang menarik keuntungan dari situasi ini. Kinerja sejumlah pimpinan SKPD juga bisa ditengok dalam rekomendasi yang dibuat BPK RI dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemprov NTB tahun anggaran 2014. Dalam laporannya, BPK merekomendasikan Sekda NTB untuk menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pimpinan SKPD. Beberapa SKPD pengelola program unggulan bahkan mendapatkan rekomendasi untuk diberi sanksi berulangkali dalam temuan terpisah. Persoalan lain yang patut menjadi catatan tersendiri adalah adanya beberapa pimpinan SKPD yang sudah berulangkali direkomendasikan untuk mendapat sanksi malah terus menerus ditempatkan di posisi strategis. Kebijakan semacam inilah yang membuat upaya memaksimalkan kinerja birokrasi menjadi semacam jargon di atas kertas. Sulit rasanya berhadap ada pimpinan SKPD yang akan termotivasi untuk bekerja jika yang menjadi ukuran pada akhirnya adalah faktor kedekatan dengan figur penentu gerak birokrasi. Melihat rentetan kejadian demi kejadian dalam beberapa waktu mendatang,tidak berlebihan rasanya jika publik menginginkan adanya tindakan nyata dari pemimpin daerah ini. Jika tindakan itu hanya berupa statemen semata, maka tidak banyak pula perubahan yang bisa kita harapkan. Sebaliknya, jika konsep reward and punishment benar-benar ditegakkan, maka bisa saja itu menjadi percik api yang menyalakan kembali lesunya semangat para birokrat di lingkup Pemprov NTB. (*)

RADIO

ENJELANG satu tahun kepemimpinannya, Presiden Jokowi terus menghadapi berbagai persoalan yang pelik. Tidak hanya konflik yang besumber dari luar kekuasaannya, namun juga dari lingkungan internal Jokowi sendiri. Ada rumor bahwa ada orang “luar” yang masuk ke istana dan menggerogoti kekuasaan Presiden. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebutnya sebagai penumpang gelap (free rider). Berbagai persoalan hukum, politik, ekonomi yang melanda negeri ini, sudah pasti diarahkan pada pribadi Presiden. Munculnya upaya sistematis pelumpuhan KPK, perlambatan pertumbuhan ekonomi, konflik elit politik, dan ketidakpastian harga bahan bakar minyak (BBM), dinilai sebagai ketidakmampuan Jokowi melakukan konsolidasi politik yang baik diawal pemerintahannya. Bahkan ada menteri yang dianggap menjadi operator untuk mengacaukan partai politik oposisi. Apa yang terjadi sementara ini menunjukan gagalnya komunikasi politik Jokowi antar elit. Jokowi memang bukan pemimpin yang tercipta dalam berbagai bentuk dinamika politik elit. Mengutip istilah budayawan Herry Djahjono, Jokowi adalah pemimpin yang dicemplungkan ke kolam kekuasaan yang di dalamnya terdapat berbagai benturan kepentingan, sementara Jokowi belum memiliki banyak pengalaman untuk menyelesaikannya. Karena itu, tidak mudah bagi Jokowi untuk menjalankan gagasan revolusi mentalnya. Revolsui mental justru mengalami paradoks ketika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan politik yang tak terkendalikan. Revolsusi mental dalam bidang penegakan hukum, pemberantasan korupsi, justru menjadi paradoks manakala lembaga anti korupsi seperti KPK tercabik-cabik. Revolsusi mental dalam bidang pembangunan manusia juga mengalami paradoks manakala pengangguran, kemiskinan, dan disparitas ekonomi semakin tinggi. Lembaga Transparency International (TI) mencatat bahwa semakin tinggi tingkat kurupsi di sutau negara, maka semakin tinggi pula kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan miskin (Kompas, 4/6/15). Revolusi Mental Tidak mudah memberikan definisi memadai tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan revolusi mental. Sodarsono Hardjosoekarto dalam artikel-

Oleh:

Anhar Putra Iswanto

(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang; Asal Leong Tengah, Tanjung, KLU) nya berjudul “Memahami Revolusi Mental” (Kompas, 20/6/14), menyebutkan, bahwa revolusi mental adalah proses pembelajaran dan perubahan, yakni perubahan dari cara berfikir lama (linier thinking) menuju cara berfikir baru (system thinking). Profesor sosiologi Universitas Indonesia (UI) ini menegaskan bahwa yang paling berbahaya dari situasi krisis adalah bukan krisis itu sendiri, tetapi justru cara berfikir tindakan yang dilandasi cara berfikir yang ketinggalan zaman. Karena itu, realisasi dari revolusi mental memerlukan pemimpin pembelajaran, pemimpin yang sudah mengalami revolusi mental di dalam dirinya sendiri. Yudi Latif dalam tulisannya “Mental Pancasila” (Kompas, 28/5/15), menyebutkan untuk menyelamatkan berbagai krisis multidimensional bangsa, maka revolusi mental perlu diterjemahkan ke dalam tiga aspek yang menjadi basis gerakan revolusi. Pertama, revolusi material—diarahkan untuk menciptakan perekonomian yang merdeka, berkeadilan dan berkemakmuran. Tanpa pembangunan ekonomi seperti pasar, jembatan, terminal, pelabuhan, dan bandara yang memadai, maka mustahil akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kedua, revolusi mental berbasis superstruktur—mental kultural untuk menciptakan masyarakat yang religius, berprikemanusiaan, egaliter dan demokratis. Tanpa pembangunan terhadap aspek mental kultural bangsa, Revolusi mental hanya menjadi isapan jempol dan hanya menjadi wacana permukaan belaka. Karena itu, Revolsui mental memerlukan pemimpin yang sanggup melepaskan dirinya dari godaan matrelaisme dan hedonisme. Pemimpin revolusioner adalah yang sanggup melepaskan kepentingan dirinya, kelompok, dan partainya demi tujuan bangsa dan negaranya. Ketiga, Revolusi Mental memerlukan agensi politikal—gerakan revolsui mental harus mampu membentuk perubahan dalam bentuk integrasi politik kebangsaan. Seorang pemimpin harus dapat menjaga keutuhan integrasi nasional dengan membentuk kesimbangan politik agar tidak terjadi disintergrasi politik nasional. Karena itu, seorang presiden harus memiliki kemampuan me-

nejemen politik yang baik, dapat mengendalikan berbagai kekuatan kelompok-elit yang berbeda dan menjadikannya harmonisasi politik. Orientasi dari revolusi mental berbasis agensi politikal adalah membawa segenap agensi politik menuju kesatuan bangsa yang berkeadilan dan berkemakmuran. Bukan mengutamakan satu kepentingan kelompok atas kelompok lain. Realitas yang Paradoks Realitas politik akhir ini sangat sulit memberikan penjelasan pada revolusi mentalnya Jokowi. Apa yang kita saksikan adalah kegaduhan politik dan kesewenangan aparat negara. Hukum menjadi permainan para elit, pembangunan digerogoti para rente proyek, optimisme publik berubah menjadi pesimisme dan sinisme. Negara menjadi loyo melawan arus radikalisasi. Disinilah kita menjumpai kelesuan aksiologis dari revolsui mental yang digagas Jokowi. Memang selama ini Jokowi belum menjabarkan baik dalam bentuk definisi konseptual maupun dimensi praksis dari revolusi mental. Termasuk dari aparat kementeriannya belum nampak jelas internalisasi revolusi mental dalam agenda kerja kementerian. Dalam konteks ini, bagaimana Jokowi memaknai perubahan dari linier thinking menuju system thinking? Berbagai langkah Jokowi seperti melibatkan KPK, BPK dalam pemelihan menterinya, perubahan nomenklatur kementerian ternyata mengalami paradoksal dengan realitas hari ini. Satu-satunya rujukan yang dapat dijumpai mengenai pemikiran revolusi mental Jokowi adalah tulisannya berjudul “Revolusi Mental” di Harian Kompas, 10 Mei 2014 (meskipun kontroversial sebab Jokowi tidak memiliki reputasi sebagai penulis sebelumnya). Jokowi menulis “Dalam pembangunan bangsa, saat ini kita cenderung menerapkan prinsip-prinsip paham liberalisme yang jelas tidak sesuai dan kontradiktif dengan nilai, budaya dan karakter bangsa Indonesia. Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya poli-

tik, dan pendekatan nation building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan”. Apa yang menjadi pendasaran pemikiran Jokowi pada dasarnya adalah upaya untuk mengangkat kembali Trisakti Bung Karno dalam upaya pembangunan bangsa. Gerusan kapitalisme dan neolibralisme telah mereduksi kedaulatan dalam politik, kemandirian dalam bidang ekonomi, dan keperibadian dalam budaya. Jokowi menilai bahwa pembaharuan pasca reformasi hanya sebatas reformasi institusional. Karena itu perlu agenda reformasi sampai pada manusia Indonesia secara menyeluruh. Realitasnya, Jokowi tampak kesulitan untuk mentransformasi revolusi mental dalam setiap kebijakannya. Revolusi mental tidak bisa dengan berbagai macam jenis kartu untuk rakyat yang bersifat sementara. Tetapi ditransformasi menjadi kebijakan nasional dan menyeluruh. Karena itu, dalam upaya merealisasikan revolusi mental, Jokowi memerlukan sikap politik yang mandiri, otonom, dan tidak terjebak pada friksi politik antar elit di sekitarnya. Jokowi harus menyelesaikan revolusi mental pada dirinya sendiri terlebih dahulu. *

Fasilitas umum di objek wisata minim

Promosi menjadi sia-sia

*** Anak jalanan diduga dibekingi oknum Cerita lama yang tak pernah ada solusi

***

Hadiri ’’Launching’’ Buku, Gubernur Puji Kepemimpinan Mudjitahid Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi memuji kepemimpinan Drs. H. L. Mudjitahid yang pernah menjadi Bupati Lobar dan Walikotif (Walikota Administratif) Mataram. Orang nomor satu di NTB ini mengatakan, kepemimpinan H.L. Mudjitahid pada masa orde baru yang sentralistik telah mampu meletakkan kepemimpinan yang tak biasa. Hal tersebut dikatakan gubernur saat memberikan sambutan pada acara launching buku “Mudjitahid, Kepemimpinan Sasak Nusantara” di Aula Stikes Yarsi Mataram, Sabtu (13/ 6) siang. Hadir dalam kesempatan tersebut para tokoh agama, tokoh masyarakat. ‘’Justru pada masa sentralistik itu, beliau mampu melahirkan, meletakkan kepemimpinan yang tidak biasa , beliau bisa dan beliau berhasil,’’kata gubernur. Gubernur memuji kepemimpinan H.L. Mudjitahid karena pada saat ruang kepemimpinan yang masih sentralistik, tapi mampu meletakkan fondasi kepemimpinan saat ruang kepemimpinan itu belum terbuka seperti saat ini. ‘’Ini satu pelajaran yang sangat penting bagi kita bahwa seringkali di dalam kita berkhidmat dan bekerja, kitalah yang harus menciptakan dan membuka ruang untuk diri kita. Ruang itu harus kita buka sendiri, kita ciptakan sendiri. Dengan apa yangkitaciptakanitumakakitabisa bergerak dari pengkhidmatan yang terbaik untuk masyarakat,”imbuhnya. Menurutnya, kisah kepemimpinan H.L. Mudjitahid patut menjadi pelajaran dan contoh bagi generasi NTB saat ini sesuai dengan bidang tugas masing-

masing. Zainul Majdi mengatakan, tak mesti harus jadi bupati atau gubernur dulu baru melakukan inovasi yang bermanfaat bagi kemaslahan masyarakat. “Tidak mesti harus masuk dalam tataran politik praktis baru bisa berinovasi. Tapi ruang pengabdian kita, menciptakan ruang-ruang itu, kita manfaatkan sendiri utuk kemaslahatan masyarakat. Banyak sekali hal-hal yang baik jadi pelajaran dalam buku ini,”tandasnya. Sementara itu, Ketua Harian Majelis Adata Sasak (MAS),Drs. L. Bayu Windia, M.Si mengatakan gagasan untuk mendokumentasikan biografi H.L. Mudjitahid sudah sejak lama digagas. Bayu menceritakan, pada suatu hari para tokoh adat yang tergabung dalam MAS berkumpul untuk merencanakan buku ini. “Dalam penulisan ini bekerjasama dengan MAS, IKIP Mataram, Univeristas 45, Universitas NTB dan Stikes Yarsi,”ujarnya. Pria yang menjabat Kepala Bakesbangpoldagri NTB menjelaskan, buku biografi H.L. Mudjitahid ini terdiri dari dua buku. Buku pertama terdiri dari 500 halaman dan buku II sebanyak 200 halaman. Wawancara dilakukan kepada 180 orang narasumber. Buku ini pernah dibedah di Hotel Santika Mataram beberapa waktu lalu. “Rangkaian bedah buku, peluncuran, seminar bertema kepemimpinan Sasak masa depan,”terangnya. Bayu mengatakan, pendokumentasian buku salah satu tokoh masyarakat NTB sangat penting. Pasalnya, ketika itu ditulis dalam sebuah biogarafi maka generasi berikutnya tak akan kehilangan jejak. Buku ini ditulis oleh Hermansyah Pany. (nas)

(Suara NTB/ist)

SERAHKAN BUKU - H.L.Mudjitahid menyerahkan buku kepada Gubernur NTB, TGH.M.Zainul majdi yang didampingi istri Hj.Erica Majdi.

(Suara NTB/ars)

DIALOG - Rombongan Sekolah antikorupsi saat berdialog dengan Penanggung Jawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino (kiri).

Sekolah Antikorupsi

Bangun Kesadaran Publik Memberantas Korupsi Mataram (Suara NTB) Pertama kalinya di NTB, sebuah kelompok dibentuk untuk studi khusus tentang pemberantasan korupsi. Mereka disebut Sekolah Anti Korupsi (Santri), sebagai upaya mendorong partisipasi generasi dalam membangun kesadaran memberantas korupsi. Sedikitnya 25 orang anggota sekolah antikorupsi ini bertandang ke Redaksi Suara NTB, Sabtu (13/6), sebagai rangkaian studi mereka mengenal pola kerja lembaga lain dalam memberantas korupsi, termasuk media. “Kami ingin berdiskusi, bagaimana pola kerja media, khususnya Suara NTB dalam mengawal pemberantasan korupsi,” kata Wakil Koordinator Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB, DwiAriesanto, yang juga pembimbing di Sekolah Antikorupsi, saat ditemui Penanggung Jawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino. Pada kesempatan itu, Agus Talino memberi gambaran, Suara NTB memilih sikap memberintakan pemberantasan korupsi sebagai prioritas redaksi, karena keinginan ambil bagian membuat daerah NTB bersih dari praktik korupsi. “Karena kami memandang, dampak korupsi ini luas, tidak hanya bagi pemerintahan, tapi juga kehidupan masyarakat,” kata Agus Talino. Dia melihat, pada dasarnya pemerintah dalam menjalankan program – program berbasis masyarakat sebenarnya konsepnya baik, bahkan disebutnya sebagai program mulia. Tapi program itu justru diciderai oleh tindak oknum di internal pemerintahan, bahkan melibatkan kalangan lain. Ini ditan-

dai dengan banyaknya pejabat, termasuk kalangan swasta yang masuk bui. Tapi bagi Agus Talino, peran media tidak cukup, harus ada instrumen lain, termasuk peran aktif para pegiat antikorupsi.Agus Talino mengapresisasi lahirnya sekolah antikorupsi yang digagas Somasi NTB tersebut. Dia berharap, kehadiran sekolah itu bisa mengidentifikasi akar persoalan korupsi di daerah ini masih terus bermunculan, kemudian bagaimana memberantasnya. “Harus ada upaya bersama, untuk membangun peradaban baru di NTB,” sarannya. Sementara koordinator Divisi Hukum dan Peradilan Somasi NTB, Azis Fauzi, SH menjelaskan, para peserta santri sebelumnya melalui proses seleksi dari ratusan pendaftar, mereka mahasiswa dari Bima, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Mataram. Sejumlah materi disampaikan untuk menguatkan perspektif tentang investigasi dan advokasi kasus korupsi, gratifikasi, keterbukaan informasi publik, eksaminasi publik, serta sejumlah materi penting lainnya. Kegiatan yang dipusatkan di Kute, Lombok Tengah, melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), PPATK, Ombudsman RI. Menurut Azis, tujuan dibentuknya kelompok ini, untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait tindak pidana korupsi dan nilai-nilai anti-korupsi, termasuk keterampilan dalam melakukan investigasi kasus korupsi, serta meningkatkan kepedulian peserta untuk melakukan social control terhadap pelayanan publik maupun penyelenggaraan negara. (ars)

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Halaman 15

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Indonesia Fokus Kejar Perunggu Sepak Bola Singapura Setelah peluang meraih medali emas terkubur akibat kalah telak dari Thailand 05, Timnas Indonesia U-23 fokus mengejar medali perunggu melawan Vietnam di Stadion Nasional Singapura, Senin (15/6). “Tim berupaya melakukan recovery hari ini. Memang jauh dari cukup bagi pemain, terlebih mereka selama ini jadwal kurang menguntungkan bagi timnas. Tapi kami pastikan perburuan perunggu tetap kami perjuangkan,” kata Pelatih Timnas Indonesia Aji Santoso di Singapura, Minggu kemarin. Pada perebutan peringkat ketiga itu, Indonesia akan menghadapi Vietnam yang juga terlempar dari perebutan emas SEA Games 2015 setelah dikalahkan juara grup A Myanmar 1-2. Laga esok hari akan menjadi pertandingan terakhir Timnas Indonesia U-23 di ajang internasional akibat “suspend” FIFA yang menyatakan SEA Games 2015 kejuaraan internasional terakhir bagi tim Merah Putih, sampai federasi sepak bola dunia itu mencabutnya kembali. Namun berbeda dari persiapan perebutan perunggu itu, Tim Indonesia membutuhkan upaya ekstra mengembalikan kondisi psikologis pemain setelah kalah telak dari Negeri Gajah Putih. Timnas hanya mendapat kesempatan sehari untuk memulihkan luka kekalahan cukup menyakitkan Sabtu malam itu. “Tim harus melupakan kekalahan sebelumnya, dan fokus untuk pertandingan esok hari. Kami akan bekerja keras untuk mengambil peluang yang masih ada dan bisa kami upayakan,” kata Aji Santoso. Ia mengakui kebugaran para pemainnya menjadi masalah serius untuk tampil pada form terbaik pada laga esok hari. Mantan kapten Timnas Indonesia era 1990-an itu meminta para pemain fokus dan tidak terpengaruh dengan kekalahan dari Thailand pada pertadingan sebelumnya. Ia menyebutkan para pemain telah bekerja keras dan bermain maksimal sejak penyisihan grup hingga semifinal. “Kegagalan di semifinal adalah tanggung jawab saya, pemain sudah bermain maksimal. Dan saat ini kami berupaya bangkit untuk peluang yang masih ada,” kata Aji. Ia menyebutkan Vietnam lawan cukup tangguh dan pertemuan dengan Indonesia selalu berlangsung ketat. Menurut dia peluang pertandingan esok hari adalah 50:50. Indonesia akan kembali menurunkan bek Muhamad Abdul Lestaluhu dan Agung Prasetyo yang absen pada semifinal akibat akumulasi kartu kuning. Ketidakhadiran kedua pemain inti itu cukup berpengaruh pada laga semifinal semalam. Vava Mario Zagalo yang diplot menggantikan Abduh, beberapa kali menjadi lubang bagi penyerang lawan. Namun lawan Vietnam pertahanan timnas akan lebih kuat. Assisten Pelatih Timnas Indonesia Muhammad Zein Alhadad menyebutkan turunnya pemain itu bisa menambah kekuatan khususnya lini belakang, sekaligus modal guna menghadapi Vietnam yang bermain kolektif dan cepat. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

MENDAPAT SIMPATI - Pesepak bola Indonesia Evan Dimas Darmono mendapat simpati dari pesepakbola Thailand Nurul Sriyankem seusai pertandingan Semifinal Sepak Bola Sea Games ke-28 di Stadion Nasional Singapura, Sabtu (13/6). Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 0-5.

Asia, Afrika Minta Blatter Batal Mundur Jakarta (Suara NTB) Sepp Blatter bisa saja berusaha bertahan sebagai Presiden FIFA, kata seorang sumber yang dekat dengan Blatter kepada surat kabar Swiss Schweiz am Sonntag. Koran itu mengaku mendapatkan informasi bahwa Blatter telah menerima pesan dukungan dari asosiasi-asosiasi sepak bola Asia dan Afrika untuk mempertimbangkan kembali keputusannya mundur dua pekan lalu. Sumber itu mengatakan Blatter merasa terhormat oleh duku(ant/bali post) ngan tersebut dan tidak mengesSepp Blatter ampingkan opsi tetap bertahan dalam posisinya. FIFA sendiri enggan mengomentari kabar ini. 2 Juni lalu Blatter telah menyatakan akan mengundurkan diri dari Presiden FIFA menyusul investigasi korupsi oleh FBI terhadap badan sepak bola dunia itu, setelah mengetuai organisasi itu sejak 1998. FIFA telah menyatakan akan memilih pengganti Blatter pada sidang istimewa Desember tahun ini di Zurich. Surat kabar itu juga mengatakan bahwa hasrat Blatter untuk bertahan pada jabatannya ini pula yang menjadi alasan hengkangnya Walter de Gregorio sebagai Direktur Komunikasi FIFA. De Gregorio pula yang menyarankan Blatter mundur dan mendesakkan awal baru FIFA. De Gregorio menolak berkomentar, lapor The Guardian. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

EKSPRESI KEGEMBIRAAN - Atlet dayung Indonesia, Ihram (kiri) dan Arief mengekspresikan kegembiraannya setelah berhasil menang pada pertandingan Dayung Double Putra 1000m Sea Games ke-28 di Kanal Marina Singapura, Minggu (14/6). Ihram dan Arief menang dengan catatan waktu 3:13,24 dan meraih medali emas.

Tim Dayung Tampil Luar Biasa Singapura Tim dayung Indonesia memenuhi janji meraup lima medali emas dalam perlombaan hari terakhir cabang olah raga ini pada SEA Games 2015 di Teluk Marina Singapura, Minggu kemarin. Atlet asal Maluku Memo kembali meraih medali emas pada nomor perahu scull individu putra 1.000 meter dengan waktu tiga menit 27,5 detik dan mengungguli pendayung Filipina Nestor Cordova. Medali emas kedua kontingen Indonesia diraih pasangan Arief dan Irham pada nomor perlombaan perahu ringan ganda putra 1.000 meter. Arief-Irham itu hanya berselisih 0,99 detik dari pasangan Vietnam Van Tuan Nguyen dan Van Duc Nguyen yang menempati posisi kedua dengan waktu tiga menit 14,23 detik. Pada nomor perahu dayung berpasangan putra 1.000 meter, Budi Santoso dan Hadid Tanzil merebut emas bagi Indonesia dengan catatan waktu tiga menit 15,58 detik. Budi dan Hadid mencapai garis finis di depan pasangan Vietnam Van Hieu Dan-Dinh Huy Nguyen

yang membukukan waktu tiga menit 18,06 detik. Kuartet atlet putra MerahPutih yang terdiri dari Denri Maulidzar Al Ghiffari, Muhad Yakin, Rendi Syuhada Anugrah, dan Mochammad Ali Darta menambah perolehan emas keempat hari terakhir cabang dayung dalam nomor lomba perahu empat orang putra 1.000 meter. Keempat atlet Indonesia itu finis dengan catatan waktu tiga menit 2,28 detik dan selisih waktu 2,97 detik dari kuartet atlet putra Singapura. Nomor perlombaan perahu delapan orang putra 1.000 meter menjadi lumbung emas terakhir tim dayung Indonesia dalam SEA Games ke-28. Mahendra Yanto, Muhammad Rais, Agus Budy Aji, Wiko, Adi Adriansyah, Arfin, Edwin Ginanjar Rudiana, Ferdiansyah, dan Jarudin meraih posisi pertama dengan waktu dua menit 50,97 detik di depan tim Thailand. “Saya jelas merasa bangga dengan pencapaian atlet-atlet dayung kami. Kami dari olahraga dayung secara keseluruhan telah memenuhi target 13 medali emas bagi kontingen

Indonesia,” kata Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Achmad Sutjipto setelah perlombaan di Singapura. Sutjipto bangga karena atlet-atlet PODSI yang memperoleh medali perak pada beberapa nomor perlombaan hanya berselisih kurang dari satu detik dari peringkat pertama. Pasangan atlet putri Syiva Lisdiana dan Wa Ode Fitri Rahmanjani meraih medali perak hanya karena selisih waktu 0,07 detik dari pasangan Vietnam Thi An Le dan Thi Hue Pham yang merebut medali emas pada nomor perlombaan perahu dayung berpasangan putri 1.000 meter. Sementara, kuartet atlet putriChelsea Corputty, Wahyuni, Yayah Rokayah, dan Yuniarty harus menerima medali perak pada nomor perahu empat orang putri 1.000 meter hanya karena berselisih 0,22 detik dari tim Vietnam. Dalam SEA Games 2015, Tim PODSI telah mengumpulkan 13 medali emas masing-masing dari cabang dayung delapan emas, cabang perahu naga dua emas, dan cabang kano dan kayak tiga emas. (ant/bali post)

Emas Melayang karena Selisih 0,07 Detik Singapura Atlet dayung putri Indonesia Syiva Lisdiana kecewa medali emas jatuh kepada tim Vietnam pada perlombaan nomor perahu dayung berpasangan putri 1.000 meter SEA Games 2015 karena hanya berselisih waktu 0,07 detik. “Kalau kesal tidak ada karena kekuatan kami memang sudah maksimal. Tapi kecewa pasti ada,” kata Syiva selepas perlombaan yang digelar di Teluk Marina Singapura, Minggu kemarin. Pada nomor perlombaan perahu dayung berpasangan putri, Syiva satu tim dengan Wa Ode Fitri Rahmanjani. Keduanya menyentuh garis finis dengan waktu tiga menit 41,79 detik. Sedangkan Thi An Le dan Thi Hue Pham dari Vietnam mencapai garis finis dengan waktu tiga menit 41,79 detik. “Mungkin kekuatan musuh lebih besar dari kami. Perlombaan dayung itu umumnya 2.000 meter. Pada SEA Games 2015 ini hanya 1.000 meter.

Jadi kami harus unggul sejak awal dibanding perlombaan 2.000 meter,” kata Syiva tentang strateginya mencoba memimpin perlombaan. Syiva mengaku baru berpasangan dengan Fitri sejak oktober 2014 setelah mengikuti Asian Games 2014 di Korea Selatan. “Saya pada SEA Games 2011 belum dapat medali apa pun karena masih junior. Pada SEA Games 2013 saya dapat perunggu. Dan, pada SEA Games 2015 ini dapat dua medali perak,” kata dia. Ketua Umum PB PODSI Achmad Sutjipto mengaku bangga dengan pencapaian atlet-atletnya yang memperoleh medali perak pada beberapa nomor perlombaan karena hanya berselisih kurang dari satu detik dari peringkat pertama. “Saya jelas merasa bangga dengan pencapaian atlet-atlet dayung kami. Kami dari olahraga dayung secara keseluruhan telah memenuhi target 13 medali emas bagi kontingen

Indonesia,” kata Sutjipto. Sebelumnya, Syiva dan Fitri juga kalah 0,87 detik dari Thi An Le dan Thi Hue Pham pada nomor perlombaan perahu dayung berpasangan putri 500 meter. Pasangan Indonesia itu hanya meraih medali perak dengan menempati peringkat kedua. Kuartet atlet putri Indonesia Chelsea Corputty, Wahyuni, Yayah Rokayah, dan Yuniarty juga harus menerima medali perak pada nomor perahu empat orang putri 1.000 meter hanya karena berselisih 0,22 detik dari tim Vietnam. Tim dayung Indonesia menjadi juara umum dalam cabang olahraga dayung SEA Games 2015 dengan mengumpulkan delapan medali emas, enam medali perak, dan empat medali perunggu. Sementara, tim Vietnam menempati peringkat kedua dengan delapan emas, empat perak, dan satu medali perunggu. Peringkat ketiga diraih tim Thailand dengan dua emas, empat perak, dan tiga perunggu. (ant/bali post)

Ridwan Gagal Sumbang Medali di SEA Games Mataram (Suara NTB) Pelari NTB Ridwan gagal menyumbang medali untuk tim atletik Indonesia di SEA Games 2015. Peraih medali emas pada SEA Games 2011 hanya mampu menempati urutan ke-empat di pesta multi event tingkat Asia Tenggara itu. Informasi dari Pelatih Atetik NTB, Subagio, yang diterima Suara NTB di Mataram, Minggu (14/ 6) kemarin mengatakan Ridwan yang turun di nomor 1.500 meter putra menempati peringkat empat besar. “Ridwan menempati peringkat empat besar,” ucapnya. Lanjutnya, meski meraih peringkat empat besar di SEA Games 2015, namun catatan yang ditorehkan Ridwan lebih tajam dari cata-

tan yang pernah dibuat oleh Ridwan di SEA Games sebelumnya. Hanya saja limit waktu pesaingnya lebih tajam lagi. Di bagian lain ia menambahkan dua atlet NTB Iswandi dan Fadlin yang turun di nomor estafet 4x100 meter hanya sanggup menyumbangkan medali perunggu. Dalam tim estafet itu diperkuat empat atlet yakni Fadlin, Yaspi Boby, Yudi dan Fadlin. (fan)

Amrullah Juara Lomba Lari 10 K Mataram (Suara NTB) Muhamad Amrullah berhasil keluar sebagai juara Lomba Lari 10 K yang digelar serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) PDAM Kota Mataram yang digelar di Mataram, Minggu (14/6) kemarin. Pelari asal Kota Bima itu mencatat waktu tercepat 31 menit,01 detik. Sementara juara kedua diraih oleh atlet asal Kota Bima Yan Bahtiar dengan catatan waktu 31 menit, 47 detik, disusul Musliadin dari Kota Bima 32 menit, 11 detik. Panitia Pertandingan, Subagio yang diwawancara Suara NTB usai pertandingan mengatakan lomba lari yang mengambil start di depan Kantor PDAM Mataram diikuti 1.000 lebih peserta umum dan pelajar dari Kabupaten/kota di NTB. Event itu memperlombakan nomor 10 ribu meter dan 5 ribu meter putra dan putri. Selepas start, peserta menempuh rute menuju arah barat, menuju perempatan Seruni lalu berbelok ke arah kiri, menuju Cakranegara Mataram, lanjut ke Jalan Panca Usaha dan finis di depan Kantor Walikota Mataram. Lom-

ba lari yang digelar dalam rangka HUT PDAM yang ke35 itu mempertandingkan nomor 10 Kilometer (km) putra dan putri umum dan nomor 5 KM putra dan putri. Juara di kategori umum putra diraih oleh Muhammad Amrullah, disusul Yan bahtiar di peringkat kedua danMusliadin dari Kota Bima di urutan ketiga. Sementara juara di kategori umum putri diraih oleh Dian Eka Yanti dari Sumbawa dengan catatan waktu 39 menit, 06 detik, disusul Sunarti dari PPLP NTB di urutan kedua 39 menit, 45 detik, dan Darapiah di urutan ketiga dari Kabupaten Bima 45 menit, 26 detik. Selanjutnya juara 5 kilometer pelajar putra diraih atlet PPLP, Kamarudin, Geri Ardiansyah dari Kota Bima di peringkat kedua dan Jamhur dari Kota Bima di peringkat ketiga. Sedangkan juara di nomor lari 5 KM putri diraih oleh Nur Mahwi dari Dompu, disusul Tauko dari Kota Bima di urutan kedua dan Sri Indarti dari Kota Bima di urutan ketiga. (fan)

Argentina Buang Kemenangan, Tata Martino Was-was irkan saya adalah dua ekstrem yang telah dimainkan tim. Jelas kami perlu bermain dengan penguasaan mutlak,” kata Martino. Argentina mengendalikan permainan pada menit-menit awal dengan menikmati 75 persen penguasaan bola pada babak pertama dan melepaskan tujuh peluang gol tanpa terbalaskan lawannya. Namun Paraguay bangkit pada babak kedua dan mencetak gol dari Nelson Haedo Valdez sebelum Lucas Barrios menyamakan kedudukan pada menit 90. “Kami mendikte permain-

an selama 50 menit dan kami bisa saja mencetak gol lagi,” kata Martino. “Namun setelah itu menjadi pertandingan yang sepertinya kami diliputi keraguan. Kami mundur ke daerah kami sendiri dan kami tidak bisa menghidupkan lagi tekanan (seperti terjadi pada) babak pertama.” Penjaga gawang Sergio Romero juga mengakui bahwa Argentina telah melepaskan pedal gasnya sendiri pada babak kedua. “Tapi Amerika Selatan seperti itu. Tidak ada tim yang memberi Anda segalanya sebagai hadiah. Kami sudah tahu Paraguay akan gigih bertarung,” kata dia seperti dikutip Reuters. (ant/bali post)

EKSPRESI MESSI - Ekspresi penyerang Lionel Messi saat timnya menyianyiakan keunggulan dua gol saat melawan Paraguay pada laga pembuka mereka di Copa America, Minggu kemarin.

(Suara NTB/ist)

Santiago Pelatih Argentina Gerardo Martino memprihatinkan cara tim asuhannya menyianyiakan keunggulan dua gol saat melawan Paraguay pada laga pembuka mereka di Copa America Sabtu waktu setempat atau Minggu pagi kemarin. Argentina sepertinya akan menang di kota La Serena, Cili, berkat dua gol Sergio Aguero dan Lionel Messi dari titik penalti pada babak pertama, namun Paraguay bangkit untuk mencetak dua gol pada babak kedua sehingga laga berkesudahan 2-2. “Yang paling mengkhawat-


SUARA NTB

Senin, 15 Juni 2015

Halaman 16

TOKO MEUBEL

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

KURSUS

OTOMOTIF

TOKO MUTIARA

RUMAH MAKAN

OTOMOTIF ARFATURINDO

TOUR & TRAVEL

Melayani :

TIKET PESAWAT, RENT CAR/100.000 Antar Jemput Bandara/50.000 Paket Tour

Hub : RAMDANI HP.085878805714 atau 087739518019

BTN GRIYA PERMATA Blok H No.2 Sekarbela Mataram Email : staywithus22@gmail.com

Hanya Rp 295.000/nett

RADIO

OTOMOTIF

OTOMOTIF


SUARA NTB

Senin, 15 Juni 2015

RUPA - RUPA

Halaman 17

RUPA - RUPA

081 917 475 999 081 933 154 919

gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA

HUBUNGI :

081917002381

COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT

TRAVEL

SALON

SALES

RUPA - RUPA

RUPA - RUPA

KOMPUTER


SUARA NTB

Senin, 15 Juni 2015

Halaman 18

Tradisi ”Barodak”

Persiapan Lahir Batin Pengantin Menjelang Ijab Qabul Prosesi barodak yang menjadi salah satu rangkaian dalam setiap pernikahan masyarakat Sumbawa digelar setelah berlalunya prosesi Basa Putis. Adapun, Prosesi Basa Putis atau perundingan untuk mencari kesepakatan serta menentukan waktu penyelenggaraan akad nikah. Prosesi barodak biasanya dirangkai dengan prosesi nyorong atau penyerahan materi sebagai bentuk lamaran mempelai laki – laki terhadap calon istrinya. “Prosesi barodak itu adalah salah satu rangkaian pernikahan Tau Samawa. Dalam prosesi pernikahan yang diawali dengan bajajak

atau penjajakan antara kedua calon mempelai. Setelah itu dilanjut dengan prosesi bakatoan atau melamar,” jelas Ir. Hj. Nanik Mahmud mantan Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi selaku Koordinator Barodak dalam pernikahan Putri H. Aminudin Zen dengan Putra H. Nur Hasan Suroi. Saat berlangsungnya prosesi bakatoan tersebut biasanya calon mempelai laki – laki membawa Tanda Putis. Tanda Putis ini bisa berwujud benda persembahan yang disodorkan kepada gadis yang hendak dilamar. Jika, Tanda Putis tersebut diambil oleh pihak yang dilamar, maka itu tandanya lamaran lelaki

tersebut dinyatakan diterima. Sebaliknya, jika Tanda Putis ini dikembalikan, maka lamaran yang diajukan oleh pria tersebut dinyatakan ditolak. Setelah berlansungnya prosesi barodak ini, kedua pengantin tidak diperkenankan untuk keluar rumah biasanya selama satu minggu. Mereka hanya diperkenankan berada di dalam rumah dan melakukan perawatan, terutama bagi mempelai perempuan. “Kalau dulu, biasanya setelah barodak ini kedua mempelai pengantin tidak boleh keluar rumah selama satu bulan. Tapi kalau sekarang, paling hanya selama satu minggu. Saat barodak, adalah momen-

tum perawatan bagi kedua mempelai terutama perempuan, ia dilulur, pokoknya dipersolek untuk menambah aura kecantikannya,” jelasnya. Setelah akad nikah, prosesi pernikahan masyarakat Sumbawa akan dilanjut dengan resepsi lalu dilanjut dengan ngerang. Prosesi ngerang dianalogikan sebagai wujud nyongkolan seperti yang dilakukan dalam pernikahan masyarakat Sasak dalam setiap prosesi pernikahan. “Makna filosofis dari setiap rangkaian ini adalah, bahwa jika seorang gadis telah memakai pancar ditangannya, khususnya di Sumbawa itu artinya dia telah dipinang oleh seorang laki – laki. Atau singkatnya dia sudah menerima lamaran seseorang serta dalam waktu dekat dia akan segera menikah. Dia akan menggunakan pancar ditangannya setelah menerima Tanda Putis tersebut kemudian dia tidak boleh diganggu oleh lelaki lain,” tandasnya. (met)

Disbudpar Kirim Empat Wakil dalam GBN 2015 ke Jakarta Mataram (Suara NTB) Audisi Gita Bahana Nusantara (GBN) 2015 tingkat NTB berlangsung sukses dan lancar. Total 70 peserta turut andil pada audisi yang dilaksanakan di Sanggar Tari Taman Budaya NTB mulai tanggal 13 sampai 15 Juni 2015. Audisi GBN 2015 tingkat NTB tersebut mendatangkan juri nasional, Kombespol Joko Sarwoko SH MM. Pada gelaran audisi tersebut Joko ditemani pula oleh dua juri lokal, Ir Johani dan Abdul Manan S.Pd. Audisi GBN 2015 dimaksudkan mencari perwakilan NTB untuk menjadi anggota Paduan Suara yang akan tampil di Jakarta pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Dalam kesempatannya Joko Sarwoko, selaku Ketua Dewan Juri mengapresiasi penyelenggaraan audisi GBN tingkat NTB. ‘’Saya cukup terkejut, GBN 2015 tingkat NTB kali ini pesertanya memiliki materi suara yang bagus-bagus,’’ ungkapnya. Dijelaskan oleh Joko, penilaian didasarkan pada

(Suara NTB/ist)

BACAKAN PEMENANG - Kombespol Joko Sarwoko SH, MM (kemeja batik) membacakan pengumuman pemenang, tampak 4 orang wakil NTB berada di depannya. materi suara, intonasi, ritmik, ekspresi, penampilan dan kemampuan membaca notasi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB, selaku penyelenggara audisi GBN 2015, memiliki konsep berbeda di tahun ini. Di tahun sebelumnya hanya 4 peserta saja yang diambil sebagai pemenang, namun tidak untuk di tahun ini. ‘’Tahun ini kami mengambil pemenang sebanyak 15 orang, 4 orang akan berangkat ke Jakarta, dan sisan-

ya kami akan arahkan menjadi tim paduan suara pada perayaan hari kemerdekaan di Gubernuran 17 Agustus mendatang,’’ jelas Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar, Drs Faisal. Pada audisi kemarin, diumumkan 4 orang perwakilan NTB yakni, Priskila Afrianti dari SMAN 1 Mataram untuk kategori Sopran, Rana Amalia Sulastri dari SMAN 1 Mataram untuk kategori Alto, Yustinus Devano dari SMAK Kesuma Mataram untuk kategori

Tenor, dan M Devin Ramadhan dari SMAN 3 Sumbawa Besar untuk kategori Bass. Salah seorang pemenang, M Devin Ramadhan, mengatakan audisi GBN 2015 NTB kali ini berjalan seru. ‘’Tahun lalu saya ikut, dan alhamdulillah bisa dapat di tahun ini, saya sangat bersyukur dan sangat antusias, target saya hanya belajar dan semoga ilmu yang nanti didapatkan di Jakarta bermanfaat untuk saya dan daerah,’’ bebernya. (ars)

INTERAKTIF DI RADIO GLOBAL - Disela-sela kunjungannya ke NTB, Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri (kiri), menyempatkan diri menyapa masyarakat NTB melalui interkatif di Radio Global FM Lombok, Minggu (14/6) kemarin.

Gilang Ramadhan Bangun Museum Lestarikan Tetabuhan Indonesia Jakarta (Suara NTB) Musisi Gilang Ramadhan akan membangun museum alat tabuh tradisional di Bali untuk melestarikan kekayaan tetabuhan Indonesia dan meregenerasi peminat alat musik itu. “Saya lagi mempertajam lagi untuk merealisasikan museum tetabuhan di Bali dan meregenerasikannya. Saya ingin melestarikan semua tetabuhan yang ada negara ini,” ujar dia di Jakarta, Sabtu. Ia berharap nanti dengan adanya museum tetabuhan, tidak ada budaya atau seni tetabuhan asli Indonesia yang diklaim oleh negara lain. Selain itu dengan adanya museum tetabuhan asli Indonesia, ia yakin akan memberikan efek domino pada semakin dikenalnya budaya Indonesia bagi masyarakat In-

donesia dan mancanegara. “Saya pilih lokasi di Bali karena infrastruktur dan turisnya sudah jadi, jadi efek dominonya karena ada museum bisa macam-macam,” kata dia. Gilang kini sedang sibuk keliling daerah-daerah Indonesia untuk mengumpulkan alat tabuh. Selain itu, Juli 2015 ia akan menggelar pentas untuk anak-anak dari daerah memainkan alat musik tabuh tradisional di Seminyak, Bali, untuk memperkenalkan alat tabuh. Selanjutnya, setelah alat tabuh dimainkan, alat tersebut nantinya akan dipajang di museum itu. “Dipasanglah tetabuhan itu di museum setelah dimainkan di acara Juli nanti. Kegiatan itu bagian kecilnya sebelum merealisasian bagian yang besarnya yakni museum,” ujar dia. (ant/Bali Post)

(ant/Bali Post)

Mataram (Suara NTB) Tradisi barodak yang berkembang di tengah masyarakat Sumbawa (Tau Samawa), merupakan sebuah prosesi persiapan lahir – batin kedua pengantin dalam pernikahan menjelang ijab qabul. Tradisi ini dilaksanakan dalam prosesi pernikahan Fara Fitria Kusuma,S.Sos (asal Sumbawa) dengan Fitriansyah,SE (asal Palembang) di Jl. Panjitilar Negara, No. 118 Kekalik, Kota Mataram, Sabtu 13 – Minggu (14/6) kemarin.

Gilang Ramadhan


RAGAM

SUARA NTB Senin, 15 Juni 2015

Kejari Usut Indikasi Penggunaan Dana Fiktif Dari Hal. 1 ada pengadaan seragam bagi seluruh personel lapangan, namun justru mereka diduga diminta membayar. Sedangkan tahun 2015 ini, sama sekali tidak ada pengadaan seragam. Dugaan lainnya pada dana

operasional saat personel bertugas di lapangan. Ketika bencana meletusnya Gunung Sangeang Api misalnya, puluhan personel disiagakan selama sepekan di Kecamatan Wera. Jangankan diberikan honor, personel diduga hanya diberikan makan mie selama bertugas. (ars)

Gubernur Pastikan akan Tindak Pimpinan SKPD Dari Hal. 1 Sehingga, orang nomor dua di NTB ini memerintahkan Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH memberikan teguran tertulis kepada pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna dengan alasan yang tak jelas. Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH mengatakan akan melaksanakan apa yang menjadi perintah Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si terkait minimnya kehadiran pimpinan SKPD dalam rapat paripurna, beberapa hari lalu. Ia mengatakan, akan meminta BKD dan Diklat untuk melakukan evaluasi terhadap pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna. “Kita akan cek alasan ketidakhadiran pimpinan SKPD ini. Saya tak akan berandai-andai, saya akan minta kepegawaian untuk men-

gevaluasi ketidakhadiran itu karena apa? Harus dipastikan bahwa segala sesuatu itu bukan karena sebuah kesengajaan tidak hadir,”imbuhnya. Sekda menambahkan, puluhan pimpinan SKPD yang tak menghadiri rapat paripurna dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2014, beberapa hari lalu itu harus bisa membuktikan alasanalasan mereka. “Harus bisa dibuktikan bahwa ketidakhadiran itu berdasarkan alasan-alasan yang sah. Jadi, memang tugas sekarang dalam perspektif pelaksanaan itu cukup tinggi. Seperti saya, baru datang akan pergi lagi ini. Mau diapain karena memang itu tugas,”terangnya. (nas)

Masih Tumpang Tindih Dari Hal. 1 Empat peraturan yang berbeda itu diantaranya, UU No. 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. UU No. 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. UU No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyeleggara Pemilu, dan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Dalam pandangan Ramlan Surbakti dari Universitas Airlangga, belum adanya standarisasi sejumlah aspek proses penyelenggaraan pemilu pada ketiga UU Pemilu itu, antara lain terkait dengan tahapan penyelenggaraan pemilu. ‘’Bahkan ada pemilih dan daftar pemilih serta pidana pemilu dengan ketentuan yang masih beragam, seperti tahapan penyelenggaraan pemilu yang berbeda beda,” kata Ramlan Surbakti dalam diskusi tentang “Perlunya Kodifikasi Hukum Pemilu” di Fakultas Hukum Universitas Mataram, Sabtu (13/6). Hal lain yang menjadi alasan perlunya kodifikasi hukum pemilu adalah terkait ketentuan pidana. Pada UU No 8 Tahun 2012 membedakan Pidana Pelanggaran dari Pidana Kejahatan sedangkan UU No 42 Tahun 2008 tidak.

UU No 42 Tahun 2008 merumuskan sanksi pidana dengan batasan pidana penjara paling singkat dan paling lama dan denda paling sedikit dan paling banyak, sedangkan UU No 8 Tahun 2012 merumuskan sanksi pidana dalam batasan maksimal, yaitu pidana penjara paling lama dan denda paling banyak. Atas rangkaian perbedaan itu, pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang memutuskan pemilu serentak untuk pemilu legislatif dan presiden pada Pemilu 2019, kebutuhan untuk membuat kodifikasi undang-undang pemilu menurutnya semakin mendesak. Sehingga perlu menjadi salah satu program legislasi nasional yang harus segera dilakukan oleh DPR, sehingga UU Pemilu menjadi Kitab Undang – Undang Pemilu. “Gagasan untuk membuat pengaturan atau undang-undang pemilu yang terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan di penyelenggaraan pemilu,” harapnya. Sehingga kodifikasi pemilu bisa masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas 2016. (ars)

Coreng Citra Pariwisata Dari Hal. 1 pemda mesti memperhatikan fasilitan-fasilitas umum di daerah wisata. Pasalnya, jika itu tak diperhatikan maka bisa mencoreng citra pariwisata NTB. “Soal penataan destinasi wisata, penyediaan fasilitasfasilitan umum ini juga menjadi sorotan kami di Komisi II. Karena NTB ini sudah menjadi destinasi pariwisata untuk wilayah Indonesia Timur. Makanya saya berharap kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata, segera menyiapkan fasilitas yang memadai,” kata Ketua Komisi II DPRD NTB, Sarifudin, SH dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (13/6). Komisi yang membidangi masalah pariwisata ini mengingatkan pemda, agar jangan bangga dengan angka kunjungan wisatawan yang mencapai satu juta. Tetapi fakta yang diperoleh di lapangan, para wisatawan masih banyak yang mengeluh mengenai minimnya fasilitas-fasilitas umum di objek wisata. ‘’Terutama masalah toilet, ruang ganti, kemudian ruang tunggu di pelabuhan dan lainnya. Ini harus segera dibenahi. Karena bagaimanapun ini juga mencoreng nama baik dunia pariwisata kita,”ucapnya. Seharusnya, kata Sarifudin, pemerintah daerah gencar melakukan pembenahan destinasi dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan wisatawan kmeudian dipromosikan. Sehingga, ketika wisatawan berkunjung ke daerah ini, mereka tak merasa kecewa, kartena fasilitas umum yang masih minim. Ia melihat, angka kunjungan wisatawan ke NTB tak serta merta atas keberhasilan pemerintah. Pasalnya,

banyak wisatawan yang datang ke daerah ini karena melihat informasi melalui dunia maya. Banyak pelaku wisata yang membuat website-website promosi yang diakses oleh para wisatawan domestic dan mancanegara. Politisi Gerindra ini melihat Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB yang mempunyai tugas mempromosikan pariwisata NTB belum maksimal melaksankaan tugas. “BPPD saya lihat belum maksimal melakukan promosi. Sehingga terkesan BPPD hanya menghmaburhamburkan uang. Jujur saja apa yang dilakukan BPPD, menjadi sorotan oleh kami di Komisi II dan masyarakat, apa yang diperbuat. Promosi yang dilakukan sangat terbatas,’’ imbuhnya. Sampai dengan saat ini, ia melihat promosi ynag dilakukan BPPD NTB hanya di maskapai Garuda Indonesia berupa penayangan video pariwisata NTB. Padahal, anggaran yang dikelola tahun 2015 mencapai angka Rp 6 miliar. Bahkan, Sarifudin mengatakan, promosi yang dilakukan tak sebanding dengan uang yang digelontorkan. Selain itu, sinergitas antara Pemprov NTB dan pemda kabupaten/kota dalam pembenahan destinasi wisata perlu ditingkatkan. Meskipun PAD dari sektor pariwisata semuanya masuk ke kabupaten/ kota, namun provinsi tak boleh lepas tangan. Artinya, majunya sektor pariwisata di kabupaten/kota juga merupakan keberhasilan pemerintah provinsi.(nas)

Halaman 19

Bulan Puasa, Walikota Minta Lurah Awasi Rumah Kos Mataram (Suara NTB) Selain pengawasan untuk warung makan, restoran, dan tempat hiburan, memasuki bulan puasa, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh juga meminta lurah mengawasi rumah kos yang ada di wilayah masing-masing. Hal ini untuk mengantisipasi kegiatan-kegiatan negatif yang dilakukan di rumah kos. “Lurah juga saya minta untuk memonitoring dan memantau

kos-kosan yang ada di tengah masyarakat. Mereka juga harus terlibat di sana,” ujar Walikota. Pemantauan ini dinilai penting tidak hanya karena memasuki bulan Ramadhan, tapi Pemkot Mataram juga telah memiliki Perda Nomor 2 tahun 2005 tentang Izin Penyelenggaraan Pondokan yang ditindaklanjuti dengan petunjuk pelaksana melalui Peratu-

ran Walikota (Perwal) Nomor 06 Tahun 2014. Selain mewajibkan rumah kos untuk memiliki izin, ada beberapa aturan lainnya harus dimiliki rumah kos seperti memiliki penjaga atau induk semang, tak boleh campur kos laki-laki dan perempuan, dan beberapa aturan lainnya. Walikota menyampaikan pihaknya juga sudah mengirimkan Surat Edaran (SE) ke

seluruh restoran maupun rumah makan serta tempat hiburan di Kota Mataram. Pelaksanaan SE Walikota oleh pihak-pihak tersebut juga akan terus dipantau dan diawasi secara ketat. Dalam SE Walikota tersebut, jam operasional restoran maupun rumah makan diatur dimana hanya diperbolehkan buka di siang hari. Meski demikian, ada juga warung maupun restoran yang tetap

diberikan toleransi untuk buka di siang hari tapi dengan tidak terlalu demonstratif, seperti restoran fast food yang ada di Mataram Mall dan beberapa tempat lainnya. “Di tempat tertentu ada yang boleh tetap buka karena kebutuhan masyarakat kita yang tidak berpuasa dan tamu atau wisatawan dari luar yang datang ke Mataram tapi tetap akan dilakukan pengawasan,” ujarnya. (ynt)

Promosi Pariwisata Belum Diimbangi Pembenahan Fasilitas Dari Hal. 1 Anggota DPD RI Dapil NTB ini menyarankan kepada Pemda supaya anggaran pengembangan sektor pariwisata dilakukan melalui satu pintu. Artinya, meskipun anggaran pariwisata baik untuk promosi, penataan destinasi dan lainnya menyebar di beberapa SKPD, namun harus dibuat Sekretariat bersama seperti Menteri Koordinator (Menko) jika ditingkat pusat. “Karena, kalau promosi ke luar negeri harus dibawa penunjang wisata lainnya. Jangan destinasinya saja, tapi juga kulinernya, cindermatanya, hotelnya, itu promosinya harus satu pintu. Jadi saya pikir infrastrktur pariwisata sangat penting. Jangan dulu panggil orang ke sini sebelum fasilitas umum dibenahi,” sarannya. Diyah melihat, masih banyak hal-hal kecil yang pelru mendapat perhatian selain fasilitas umum pada daerah wisata. Misalnya, plang penunjuk arah menuju sebuah obyek wisata saat ini sudah banyak yang tulisannya kabur. Akibatnya, bisa membuat wisatawan tersesat. Selian itu, faktor lainnya yang penting harus tetap dijaga adalah keamanan pada daerah wisata. “Jangan sampai orang hanya satu kali ke sini. Dinas Pariwisata itu punya PR besar. Jangan merasa bangga bahwa banyak orang yang datang ke sini, banyak wisatawan terutama MICE tetapi kita juga harus memperbaiki fasilitas umum destinasi wisata kita,”pungkasnya. Konsep Pariwisata Harus Jelas Persatuan Hotel dan Resto-

ran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB merasakan langsung belum tergarapnya pariwisata NTB secara maksimal. Salah satu persoalan yang terjadi, karena belum matang di konsep dengan di pelaksanaan. Ketua PHRI Provinsi NTB, I Gusti Lanang Patra menyebut pariwisata di NTB masih harus perlu dibenahi. Sehingga PHRI merekomendasikan semua pihak perlu didudukkan bersama, dengan melibatkan langsung para pakar pariwisata jika ingin wisata NTB maju. Bagaimana pandangan PHRI terkait konsep pariwisata di NTB? Menurutnya, keberadaan tempattempat wisata di NTB hanya diraba-raba oleh para wisatawan. Hal ini terjadi karena tidak ada pemberitahuan yang jelas dimana dan apa saja yang objek wisata yang diandalkan disatu wilayah. Harus jelas juga, lokasi objek wisata alam, mana objek wisata peninggalan dan mana objek wisata yang didesain, harus jelas letaknya dan brosurnya. NTB tidak dipungkirinya memiliki beragam objek wisata yang cukup potensial. Hanya saja tidak dikemas. Dari penunjuk arak objek wisata, kemudian sarana dan prasarana pendukungnya. Toiletnyapun banyak yang tidak terurus, demikian juga tamantaman dan pengelolaan tempat sampahnya. “Tidak jarang para turis mengeluhkan objek wisata di NTB, banyak hal yang dikeluhkan biasanya sepulang jalanjalan dan kita ajak diskusi di hotel. Ini patut menjadi perhatian sebenarnya,” kritik Lanang Patra. Lanang Patra kemudian berkaca pada objek-objek wisa-

ta di luar negeri. Sederhana menurutnya, hanya memiliki sungai saja sudah mampu dijual kewisatawan, karena mereka perduli dan pandai melakukan penataan. Lebih jauh soal konsep wisata yang belum jelas ini, lihat saja menurutnya wisata desa sentra kerajinan misalnya. Satu jenis kerajinan dijual diberbagai diberbagai tempat. Hal ini yang kemudian membuat wisatawan bingung, soal sentra kerajinan tersebut yang sebenarnya. Demikian juga soal wisata kuliner, sate bulayak. Idealnya, sate bulayak disiapkan di satu objek wisata. Demikian juga jenis kuliner lainnya. “Sehingga setiap wisatawan mau cari menu itu, dia datang disetiap objek wisatanya,” sarannya. Dari sisi hotel dan restoran, NTB sebenarnya sudah sangat siap. Jenis kamar hotel apapun sebenarnya telah ada. Sama halnya dengan menu, berbagai menu telah disiapkan direstoran. Tinggal bagaimana cara memperbanyak dan membuat betah wisatawan di NTB. “Mungkin yang tak kalah penting juga soal anggaran penataan untuk objek wisata,” demikian menurutnya. Fasilitas Belum Prioritas Pengadaan Fasilitas Umum (Fasum) terutama Toilet di tempat – tempat pariwisata nampaknya belum menjadi prioritas. Padahal, anggaran pembenahan dan penataan destinasi wisata setiap tahun mencapai Rp 9 Miliar. Penataan destinasi wisata ditahun 2015 ini masih terkonsentrasi terhadap pengembangan 11 objek saja. Keseluruhan objek ini

diantaranya empat titik di Pulau Lombok serta tujuh titik destinasi di Pulau Sumbawa. Gili Trawangan, merupakan satu diantara empat wilayah di Pulau Lombok yang mendapat prioritas untuk pengembangan. Padahal, tahun lalu objek wisata tersebut juga menjadi titik penataan destinasi yang menelan anggaran tidak sedikit. Pada tahun 2014 lalu, saat Kepala Dinas Kebudaan dan Pariwisata NTB dijabat oleh Drs. Muhammad Nasir, destinasi wisata pulau itu digelontorkan anggaran Rp 3 Miliar. “Untuk tahun ini kita fokus menata 11 Kawasan destinasi strategis, diantaranya Gili Trawangan yakni kita merapikan bangunan yang beridiri diatas garis pantai, kemudian relokasi pasar seni, selanjutnya satu titik di Kota Mataram, dan Lombok Barat kawasan wisata Aiq Nyet di Sesaot,” tutur Kepala Sub Bagian Program, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Junaidi, SE, Kamis (11/6) lalu. Dditanya terkait pengadaan dan pembangunan fasilitas umum seperti toilet, dirinya mengaku sebenarnya pembuatan toilet telah dilakukan sejak tahun 2012 lalu. “Toilet itu tidak kita hitung secara sensus dan mendetail. Namun jumlahnya pasti banyak. Pengadaan toilet dan selter ditempat – tempat pariwisata ini telah dilakukan sejak tahun 2012 hingga 2014 kemarin,” terangnya. Apa yang disampaikan tersebut sedikit bertolak belakang dengan kenyataan. Disejumlah destinasi wisata selain sebelas kawasan strategis yang selalu diprioritaskan itu, para wisatawan selalu kesulitan untuk mengakses

fasilitas umum laiknya toilet. Terlebih di beberapa kawasan wisata yang mulai bermunculan, sebut saja kawasan pantai Nambung di Sekotong atau di berbagai kawasan potensial lainnya seperti di Lombok Tengah Bagian Selatan, juga nihil. Selain fasilitas umum berupa toilet, akses keamanan juga masih menjadi aspek yang meresahkan sehingga terpacu menimbulkan keraguan untuk dikunjungi wisatawan. Beberapa kawasan wisata khususnya di Lombok Tengah yang membutuhkan sentuhan pemerintah terutama dalam upaya penyediaan fasilitas umum, khusunya toilet antara lain Pantai Jagog Luar dan Jagog Dalam di Kawasan Sengkol, Semenanjung Pantai Marese, kawasan Gunung Tunak serta berbagai kawasan lainnya. Selain di Lombok Tengah, kawasan pariwisata di Lombok Timur juga sedemikian rupa, tak terkecuali di Kawasan pendakian yang ada di Sembalun, tiga bukit soft tracking yang mulai naik daun. Ketiga bukit ini, diantaranya Bukit Pergasingan, Bukit Anak Dara, dan Bukit Nanggi atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai Gunung Nanggi karena ketinggiannya mencapai 2300 mdpl. Sederet kawasan pariwisata yang baru muncul ini juga membutuhkan sentuhan secara merata dari pihak pemerintah. Dengan demikian, penataan destinasi dari tahun ke tahun tidak terkesan hanya dilakukan pada titik – titik tertentu semata. Penataan destinasi secara merata penting dilakukan pemerintah agar seluruh kawasan pariwisata di daerah ini berkembang sejajar. (nas/bul/met)

Pariwisata di Daerah ‘’Jalan Ditempat’’ Dari Hal. 1 Sedangkan destinasi pariwisata terbagi dalam enam destinasi, yaitu Istana Dalam Loka yang terbagi dalam 10 daya tarik didalamnya, Batu Bulan dengan enam daya tarik, Semongkat dengan sembilan daya tarik, Pulau Moyo dengan enam daya tarik, dan Empang Tarano dengan tujuh daya tarik wisata, berdasarkan SK Bupati Sumbawa nomor 1589 tahun 2011 tentang destinasi pariwisata unggulan kabupaten Sumbawa. Kepada Suara NTB, Kabid Pariwisata Disporabudpar, Rosmin Junaidi, S.Pt, M.Si, mengakui banyaknya objek wisata serta destinasi wisata yang belum dikelola optimal. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya destinasi wisata, serta terbatasnya anggaran untuk pembenahan objek wisata tersebut. “Memang kita banyak objek wisata. Cuma belum semuanya optimal digarap. Karena, yang pertama banyaknya destinasi wisata kita, kedua terbatasnya anggaran untuk pembenahan objek wisata itu,”katanya. Jika hanya fokus pada satu objek wisata saja, maka objek yang lain akan terbengkalai. Pemerintah berupaya melakukan pembenahan semuanya. Namun tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sebab pengembangan pariwisata membutuhkan proses panjang dan berkelanjutan. Bahkan pihaknya tidak berputus asa dalam mengembangkan pariwisata. Selalu melakukan berdasarkan skala prioritas. Bahkan memasuki tahun ke empat pihaknya melakukan promosi parwisata dan budaya melalui Festival Moyo, meski lagi-lagi belum sepenuhnya optimal. Maka, salah satu jalan untuk lebih mengoptimalkan, membuka peluang untuk investor yang bisa bekerjasama dengan Pemda dalam mengelola objek wisata Sumbawa. Koordinasipun beberapa kali dilakukan dengan Bappeda untuk membuka jaringan terkait hal tersebut. Contohnya Pantai Saliper Ate, ini Pemda membuka lebar untuk menerima investor yang bisa bekerjasama dalam mengelola. Sampai saat ini sudah lima investor yang ingin masuk dan mengelola Saliper Ate. Sedangkan untuk Semongkat, pihaknya sudah memiliki konsep, tinggal menunggu kapan realisasi. Semongkat rencananya akan dijadikan pusat latihan atlet renang Sumbawa. Jadi dibenahi selain untuk tempat wisata bagi umum. “Rencana induk pengembangan pariwisata sudah ada di Bappeda, itu masih rancangan. Sebetulnya kita belum bisa mengekspose, itu masih rancangan,” kata Jun.

Menurutnya, sebanyak apapun anggaran kalau tidak di dukung oleh sektor-sektor lain tidak mungkin bisa sukses, karena pariwisata ini berada di posisi hilir. Semua sektor-sektor itu adalah sektor pendukung, seperti sektor industri, Dishubkominfo, Dinas PU dan sebagainya. ‘’Memang belum optimal, makanya kalau tidak bergerak semua sektor maka tidak bisa. Harus bersinergi, kalau tidak tak akan bisa. Dampak promosi wisata tidak pada hari ini, tetapi jangka panjang, menengah dan pendek. Misalnya Festival Moyo, wisatawan datang tidak hanya menyaksikan, tentunya mereka berpikir apa yang bisa di bawa pulang, inilah peran Diskoperindag. Untuk perhubungan tentu akan berpikir berapa jam ke Sumbawa, gimana transportasinya,’’ paparnya. Pantauan Suara NTB, pada sejumlah objek wisata sekitar kota pun tampak belum tertata dan butuh penyegaran. Katakalanlah seperti Pantai Saliper Ate. Lambannya penanganan dan pembenahan fisik wajah objek wisata. Hingga tak heran, dari tahun ke tahun seperti selalu tampak sama. Nyaris tak ada perubahan berarti. Seorang pengunjung yang sempat ditemui Lukman Sabedo, juga berharap Saliper Ate ditingkatkan dari segi pengelolaannya, terutama fasilitas yang ada di tempat wisata serta kebersihannya yang perlu ditingkatkan. Tentunya hal tersebut akan membuat tempat wisata semakain berkembang dan para wisatawan pun gemar mengunjungi. Dengan pengelolaan yang optimal, penataan pantai yang baik, serta kebersihan yang tetap terjaga, maka dengan sendirinya pengunjung akan memadati tempat tersebut. Itupun akan berdampak terhadap ekonomi, baik tempat wisata maupun para pedagang. Disbudpar Lotim Tidak Berdaya Sebagian besar objek wisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) diakui masih sangat terbatas fasilitas umumnya. Fakta ini tidak ditampik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Untuk membangun fasilitas-fasilitas penunjang di setiap objek ini, Disbudpar Lotim tidak berdaya. Alasan tidak ada dana untuk pembangunan fasilitasfasilitas tersebut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lotim, H. Khaeril Anwar Mahdi kepada Suara NTB, Sabtu lalu mengatakan, fasilitas di objek wisata memang sangat terbatas. Ia menyadari, semua objek wisata harus dibenahi. “Tidak saja sarana

dan prasarana di objek wisata itu tapi semua aspek,” katanya. Pembangunan fasilitas penunjang di objek wisata tidak bisa dilakukan sendiri. Menurutnya diperlukan keterlibatan semua pihak. “Tidak bisa Budpar saja,” kilahnya. Ia katakan, penanganan harus komprehensif dengan melibatkan instansi terkait baik dari unsur pemerintah maupun pihak swasta. “Infrastruktur kan harus keterlibatan PU, keamanan ada Pol PP dan aparat Kepolisian,” urainya. Selain itu, kawasan-kawasan wisata di Lotim ini juga ada di dalam kawasan hutan. Karenanya diperlukan juga keterlibatan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun). Khaeril Anwar Mahdi menyatakan, masalah utama di instansi yang dipimpinnya itu masih sangat terbatas SDM. Fakta itu katanya, membuat pihaknya sampai sekarang belum bisa bekerja secara optimal. Ada kesan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu sebagai sebuah instansi tempat menampung pegawai negeri buangan. Kondisi itu membuat pihak Disbudpar belum bisa menggerakkan program dengan maksimal. Apalalgi dalam hal membangun fasilitas umum. Seperti ungkapan Bupati Lotim H.M.Ali Bin Dachlan sebelumnya yang acap kali menyebut Disbudpar ini sebagai “dinas berugak”. Pasalnya, kesan “berugak” saja yang bisa diadakan di objek -objek wisata yang ada. Ditambahkan, dana yang dikelola Disbudpar dalam setahun masih sangat jauh dari harapan. Angkanya hanya Rp 1 miliar saja. Jumlah itu dianggap habis untuk kegiatan-kegiatan rutin. Karena dari keseluruhan dana itu mencakup dana belanja pegawai. Sementara itu, Disbudpar dituntut untuk menyetor PAD yang cukup besar. Rp 1,3 miliar dalam setahun. Melalui tekad ditengah keterbatasan itu, Kadisbudpar Lotim ini siap untuk mewujudkan target PAD. Turis pun Buang Air di Rumah Warga Lombok Barat terkenal dengan aset wisata pantai yang eksotik, menjadi salah satu sektor unggulan bagi daerah. Sayangnya, di beberapa tempat kondisi destinasi wisata ini masih memperihatinkan. Seperti yang terjadi di dibeberapa lokasi wisata di daerah Sekotong, destinasi wisata yang banyak dikunjungi turis lokal maupun mancanegara ini terkendala fasilitas umum. Bahkan, akibat minimnya fasilitas tersebut para wistawan terpaksa menyewa tempat buang air di rumah warga. Seperti halnya fasilitas pendukung di daerah wisata Tawun

dan Gili Tangkong, Gili Sudak dan Gili Nanggu. Kondisi WC yang dibangun pemda khususnya di Dermaga Tawun, tidak layak pakai karena rusak, begitu pula sampah yang berserakan terlihat kumuh karena tidak ada bak penampungan sampah. Salah seorang pelaku wisata di Sekotong, Abdurrahman mengakui banyak wisatawan baik lokal dan mancanegara yang mengeluh karena kondisi fasilitas minim di Sekotong khususnya Tawun ini. Dikatakan, toilet yang berlokasi di depan dermaga telah lama tidak berfungsi. Bahkan toilet yang dibangun Dinas Pariwisata tahun 2013 ini hanya sebulan dipakai, toilet itu rusak. Ketiadaan toiltet saja menyebabkan tamu kebingungan, sehingga terpaksa tamu yang ingin buang air ke rumah warga dengan membayar Rp 2000 sampai Rp 3000. Kondisi ini jelasnya paling dikeluhkan setiap kali wisawatan datang dari dan menuju gili melalui dermaga tersebut. Selain toilet, persoalan sampah juga sangat pelik. Kawasan itu terlihat kumuh karena sampah berserakan tanpa ada bak penampung sampah. Seharusnya ini kan diperhatikan, karena ini menyangkut kenyamanan tamu,” kritiknya. Lebih-lebih, jumlah tamu yang datang ke Sekotong meningkat signifikan. Dari 3000 tamu yang datang ke Sekotong hampir sebagian besar menggunakan akses Dermaga Tawun. Di dermaga itu sendiri ada 40 unit boat. Pada kondisi ramai 40 boat ini bisa bolak balik dua kali mengantar tamu dari dan ke gili. Sementara itu Pemda Lobar melalui Kadis Pariwisata Lobar, Ispan Junaidi M.Ed, menyatakan Pemda tengah berupaya mempersiapkan infrastruktur untuk penunjang bagiamana mengembangkan karakter budaya sapta pesona . Hal ini akan dipersiapkan di berbagai tempat untuk menunjang destinasi ini ke depan. Namun diakui Ispan, untuk pengembangan destinasi ke depan Pemda dihadapkan pada berbagai kendala khususnya di Senggigi, kaitan dengan kesadaran masyarakat khususnya pedagang kaki lima dan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. Ditambah lagi, nelayan yang mengoperasikan perahu. “Itu kendala-kendala ke depan, kaitan lebih pada persoalan mental masyarakat,”tukasnya. Kendala kedua, Pemda tidak memiliki lahan sehingga tidak bisa membangun tempat pembuangan dan pembakaran sampah. Sebab paradigma selama ini hanya membuang namun tidak dibakar dan diolah. Menurutnya ini yang perlu dipikirkan. Kaitan dengan pengelolaan

sampah akan dikoordinasikan dengan dinas dan kecamatan. Menurutnya, perlu didorong untuk daur ulang sampah. Begitu pula dengan penanganan fasilitas pendukung lain seperti WC juga terkendala persoalan lahan yang tidak ada sehingga belum bisa membangun. “Sementara kalau mau membangun dilahan orang kan bisa menjadi masalah kedepan,” khawatirnya. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Lobar, Ahmad Saikhu menambahkan pihaknya segera mengembangkan Dermaga Tawun, salah satunya dengan membangun pos perhubungan di sekitar area pelabuhan. Pembangunan rencananya akan dimulai pada tahun anggaran 2015. “Sudah kita ajukan anggaran untuk pembangunan kantor di sekitar Dermaga Tawun,” kata Ahmad Saikhu. Kondisi serupa juga terjadi di destinasi wisata dunia, Senggigi. Menurut penuturan Ketua Karang Taruna Desa Senggigi, Mastur, Senggigi sebagai kawasan wisata dunia sebenarnya tidak layak menjadi lokasi wisata karena kondisi infrastukturnya. Daerah ini hanya menyetor PAD ke daerah, namun justru kondisi infrastuktur tidak diperhatikan. “Di luar saja megah, tapi coba masuk ke dalam (dusun) di Senggigi kondisi jalannya semua rusak parah,”terang Mastur. Menurutnya, hampir semua jalan dusun dan desa di Senggigi rusak parah. Panjang jalan sekitar 1,5 kilometer kondisinya rusak parah, selain itu sekitar 2 kilometer di Kedandangan juga rusak. Pihak desa sudah berkali-kali mengusulkan ke Pemda untuk diperbaiki namun tak direspons. Tidak saja jalan yang dikeluhkan, namun sampah juga menjadi persoalan utama yang belum bisa diatasi. Banyaknya pengunjung ke Senggigi menyebabkan banyak sampah, belum lagi sampah di pantai yang kerap kali menggunung. Justru untuk penanganan sampah ini, pihak Desa yang memberi honor warga setempat untuk membersihkannya. “Desa mennggaji Rp 500 ribu per orang tiap bulannya, itu tidak sepeserpun dibantu Pemda,” kritiknya. Tidak saja Senggigi yang menjadi destinasi dunia menuai keluhan karena kondisi fasilitas umum minim, juga di Lobar seperti Pantai Cemara didera persoalan yang serupa. Meski telah masuk destinasi wisata Lobar, kawasan ini terkesan tak terurus. Sampah berserakan dan akses jalan setapak menuju pantai Cemara rusak parah. Hal ini dikeluhkan oleh para pengunjung yang datang ke pantai tersebut. (arn/rus/her)


Senin, 15 Juni 2015

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kerjasama Humas Pemkab Sumbawa dengan Harian Suara NTB Perbup Rampung

Evaluasi RAPBdes Sumbawa Siap Kelola Dana Desa PEMBERLAKUAN UU No. 6 tahun 2014 tentang desa yang diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah, langsung disikapi Pemkab Sumbawa dengan menyusun Peraturan Bupati (Perbup) tentang pengalokasian dana desa. Sumbawa masuk dalam 72 kabupaten/ kota yang sudah menyerahkan Perbup dimaksud ke pusat. Tak heran, Sumbawa menjadi salah satu kabupaten pertama yang mendapat kucuran dana desa. Artinya, apa yang disampaikan Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI, Dr Boediarso Teguh Widodo, dalam sosialisasi kebijakan dana desa di SMK Al Kahfi, Batu Alang Moyo Hulu, Sumbawa, Rabu lalu, secara bertahap sudah mulai dilakukan di Kabupaten Sumbawa. Sebagaimana disampaikaan Asisten Pemerintahan Setda Sumbawa, Dr. M. Ikhsan, M.Pd, Perbup soal pengalokasian dana desa sudah disesuaikan kembali dengan adanya perubahan PP. Perbup dibuat berdasarkan PP No. 60 tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber dari APBN. PP ini kemudian mengalami perubahan menjadi PP. No. 22 tahun 2015 dengan proporsi 90 : 10 persen. Sebanyak 90 persen dibagi rata dan 10 persen dibagi sesuai empat kriteria. Yakni, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, luas wilayah dan faktor kesulitan geografis. Dengan komposisi ini, kesenjangan jumlah penduduk tertinggi dan terendah tidak terlalu jauh. “Hal ini pun sudah kita sempurnakan dalam Perbup dan dana desa sudah ada di kas daerah. Hanya persyaratan untuk bisa transfer ke rekening desa, harus menyerahkan RPJMdes, RKPdes dan RAPBdes,” terangnya. Sebelum RPABdes ditetapkan menjadi APBdes, harus dievaluasi tim evaluasi kabupaten

(Suara NTB/arn)

Dirjen, Wabup, dan pejabat lainnya pada kegiatan sosialisasi dana desa. (Suara NTB/arn)

Wabup Sumbawa, H. Arasy Muhkan

yang di SK kan Bupati. Persis seperti mekanisme APBD tingkat kabupaten yang dievaluasi gubernur. Penyusunan RAPBdes harus mengacu kepada Perbup, sebagai pedoman bagi desa, mana program yang boleh dianggarkan, maka yang dilarang. Pemeriksaannya nanti oleh Inspektorat sebagai aparat pemeriksa fungsional. Di tingkat internal desa, juga ada BPD yang akan mengawasi. “Yang penting Kepala Desa ikut saja aturan main. Sosialisasi juga sudah dilakukan berkalikali, termasuk oleh Dirjen kemarin. Kalau Kades belum paham, bisa konsultasi ke Tim Evaluasi atau BPM PD. Asal jangan dengan sengaja melakukan penyimpangan. Sebab pedomannya sudah jelas diatur dalam Perbup, yang diantaranya mengatur kewenangan lokal skala desa, sampai soal tata cara standar harga dan lainnya. Sebenarnya desa tinggal melaksanakan saja. Pusat juga nanti memprogramkan pendampingan,’’ jelas M. Ikhsan. Kepala BPM PD Sumbawa, Tarunawan S.Sos, menyampaikan Perbup No. 60 tahun 2014 sudah disempurnakan. Makanya, Sumbawa termasuk dalam 72 kabupaten/kota yang sudah menyerahkan Perbup dimaksud,

(Suara NTB/arn)

Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI, Dr. Boediarso Teguh Widodo

sehingga menjadi kabupaten pertama yang mendapatkan kucuran dana desa dimaksud. Bahkan pencairan tahap pertama transfer ke desa pada April lalu. Pencairan dana desa dilakukan dalam tiga tahap, April, Agustus dan Oktober. Hanya masih ada desa yang belum menyelesaikan Perdes APBdes. Pemkab telah membentuk tim evaluasi rancangan PerdesAPBdes. Dijadwalkan evaluasi mulai dilakukan 17 Juni mendatang hingga berakhirnya bulan ini terhadap 157 desa yang ada di Sumbawa. Sejauh ini, sudah ada tiga kecamatan yang sudah merampungkan RAPBdesnya. Yakni, desa di wilayah Kecamatan Moyo Hulu, Kecamatan Labuan Badas dan Kecamatan Unter Iwes. Yang lainnya masih dalam proses penyelesaian. “Apa yang diinginkan Dirjen, sesungguhnya sudah kita sikapi. Insya Alllah akhir Juni sudah ada Perdes setiap desa yang resmi,”terang Tarunawan. Dana desa yang besar gabungan dari Alokasi Dana Desa, Dana Desa dari APBN dan dari bagi hasil pajak dan retribusi daerah. Khusus di Sumbawa alokasi paling besar untuk Desa

(Suara NTB/arn)

Asisten I Setda Sumbawa Dr. M. Ikhsan, M.Pd.

Labuan Badas sebesar Rp 1,3 miliar pertahun. Sedangkan nilai terkecil sekitar Rp 720 juta pertahun. Nilai ini akan bertambah tahun depan sesuai apa yang diisampaikan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu dalam sosialisasi dana desa. Prinsipnya penggunaan dana harus sesuai perencanaan dalam APBdes dan sesuai aturan hukum yang berlaku. Makanya, pelatihan dan pembinaan kepada Kades terus dilakukan, terutama terkait perencanaan, pengelolaan keuangan, aset dan LPJ. Salah satu desa yang sudah merampungkan RAPBdes, Kades Karang Dima Kecamatan Labuan Badas, Bahari Boya, menyebutkan desanya mendapatkan alokasi pada tahun ini senilai Rp 1,04 miliar. Pencaiaran tahap pertama untuk operasional sudah diterima pada April lalu. RAPBdes sudah disusun dan diserahkan ke kecamatan untuk dievaluasi oleh Tim Evaluasi. Proses penyusunannya pun telah melalui konsultasi dan bimbingan dari BPM PD. Kalau pun nanti ada kesalahan, maka dikembalikan lagi ke desa untuk dilakukan penyempurnaan. Dalam RAPBdes tersebut, ada

kegiatan fisik dan pemberdayaan. Program disusun berdasarkan skala prioritas yang telah dibahas sebelumnya dalam Musrenbang Dusun. Fisik diantaranya drainase di Dusun Pemulung. Pemberdayaan kegiatan Posyandu, PAUD dan lainnya. Termasuk kelompok ekonomi masyarakat juga dialokasikan. ‘’Kita susun program sesuai amanat Perbup. Kalau kita melanggar, maka seperti dikatakan dalam sosialisasi dana desa di SMK Al Kahfi, Kades akan lebih dekat ke penjara,’’ kata Bahari. Diketahui sebelumnya, dalam sosialisasi kebijakan dana desa yang digelar Kementerian Keuangan RI bekerjasama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, di SMK Al Kahfi Rabu lalu, Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI, Dr. Boediarso Teguh Widodo, menilai sosialisasi dana desa penting sebagai amanat pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Agar pengelola dana desa, Kades dapat memahami substansi UU Desa tersebut. Sebab tanpa sosialisasi pengelola akan buta melaksanakan UU tersebut. “Jangan sampai karena ketidakpahaman membuat kita masuk penjara. Inilah gunanya sosialisasi agar kita terhindar dari risiko hukum,” katanya waktu itu. Selain sosialisasi, pendam-

pingan terhadap pelaksanaan penggunaan dana desa ini rencananya akan dilakukan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi. Kemudian pelatihan akan dilakukan Kementerian Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan kemampuan para perangkat desa dalam mengelola dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat. Ketua BPK RI, Perwakilan NTB, H Eldy Mustafa, juga mengingatkan pertanggung-jawabannya atas pengelolaan dana desa tersebut. Disebutkannya, ada dua kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan dana

desa yaitu pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. “Dilarang keras melakukan hal yang di luar kegiatan itu,” ucapnya. Sementara Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H.Arasy Muhkan, dalam sambutannya mengingatkan, Kades berhati-hati dalam mengelola dana desa. Jika dana besar ini salah urus maka konsekuensinya kades bakal pindah alamat dari tempat tinggalnya ke dalam penjara. Parahnya lagi hajat dari alokasi dana desa itu tidak akan tercapai. Sosialiasi tersebut dihadiri para kepala desa se Kabupaten Sumbawa. (arn/*)

(Suara NTB/arn)

Pejabat SKPD, Camat dan Kepala Desa yang mengikuti kegiatan sosialisasi

Dana Aspirasi Timbulkan Kesenjangan Jakarta (Suara NTB) Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman berpendapat pemberian dana aspirasi kepada anggota DPR akan menimbulkan kesenjangan antardaerah.

Polisi Selidiki Imbalan Tersangka Kasus Pembunuhan Angeline Denpasar (Suara NTB) Penyidik Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, menginterograsi tersangka kasus pembunuhan Angeline mengenai pengakuan dia bahwa akan mendapatkan imbalan Rp2 miliar bila menghabisi nyawa bocah berusia delapan tahun itu. “Kami sedang berupaya untuk melakukan pemeriksaan terhadap Agus, apakah dia bisa memberikan penjelasan yang sama seperti yang disampaikan kepada anggota DPR,” kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Ronny Sompie ditemui di Markas Polda Bali di Denpasar, Minggu (14/6). Anggota Komisi III DPR Akbar Faizal mendatangi Markas Polresta Denpasar untuk menanyakan perkembangan kasus pembunuhan Angeline dan mengunjungi tahanan tempat tersangka Agus ditahan pada Sabtu (13/6). Kepada politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu, Agus mengaku dijanjikan imbalan Rp2 miliar apabila menghabisi nyawa Angeline,

yang tinggal bersama ibu angkatnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar. “Untuk itu kami masih terus periksa,” kata Ronny. Polisi menahan Agus, mantan pekerja rumah tangga di kediaman ibu angkat Angeline, untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kematian Angeline. Sementara kuasa hukum Agus, Haposan Sihombing, mengatakan Agus belum terlalu terbuka kepada dia selaku pengacara yang ditunjuk Kepolisian Resor Kota Denpasar. “Dia jawabnya sedikit-sedikit, tidak terlalu banyak, dan apakah ada pemikirannya karena saya pengacara tunjukan polisi sehingga dia belum terbuka, kami juga tidak tahu,” kata Haposan tentang pria asal Sumba Timur itu. Selain menetapkan Agus sebagai tersangka dalam perkara pembunuhan Angeline, polisi juga menetapkan ibu angkat Angeline, Margriet Christina Megawe, sebagai tersangka kasus dugaan penelantaran anak. (ant/Bali Post)

Masing-masing anggota DPR akan menerima dana aspirasi sebesar Rp20 miliar yang disalurkan kepada pemerintah daerah untuk digunakan sesuai agenda pembangunan masing-masing daerah. Dana itu digunakan untuk menyerap aspirasi dari masing-masing daerah pemilihan para wakil rakyat. (ant/ Bali Post)

Irman Gusman

Walikota Surabaya Jadi Pengajar Sekolah Calon Kepala Daerah Surabaya (Suara NTB) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai pengajar pada sekolah calon kepala dan wakil kepala daerah yang akan digelar akhir Juni mendatang. “Saya tanyakan kepada Bu Risma, kami tugaskan menjadi pengajar di sekolah calon kepala daerah untuk Pilkada Serentak pada Desember 2015. Bu Risma menyangupinya,” kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto usai menghadiri jalan sehat “Juni Bulan Bung Karno” di Taman Bungkul, Minggu (14/6). Menurut dia, Rismaharini

menyatakan bersedia membagi pengalamannya saat memimpin Pemerintahan Kota Surabaya yang dinilai berhasil. Hasto mengatakan, sekolah calon kepala daerah adalah modal PDIP mempersiapkan calon pemimpin yang andal di tingkat daerah. “Ini dilakukan agar pada saat Pilkada serentak, para calon kepala daerah betul-betul memahami watak dan karakter rakyat,” katanya. PDIP juga mempersiapkan kadernya yang semula menjadi wakil kepala daerah menjadi kepala daerah. Ia mencontohkan Budi Sulistiyono yang semula Wakil Bupati Ngawi kemudian

terpilih menjadi Bupati Ngawi. Saat ditanya apakah itu juga berlaku padaWakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Hasto mengatakan, tidak menutup kemungkinan Whisnu dipersiapkanmenjadi Wali Kota Surabaya mendatang. Namun, untuk Pilkada Surabaya 2015, lanjut dia, DPP PDIP masih memberikan kesempatan kepada Tri Rismaharini maju bersama-sama dengan Whisnu Sakti Buana. “Legal formal rekomendasi untuk Risma-Whisnu menunggu waktu yang tepat. Kalau bulan puasa Ramadhan itu lebih baik untuk kami keluarkan,” kata Hasto. (ant/Bali Post)

(ant/Bali Post)

(ant/Bali Post)

DOA BERSAMA UNTUK ANGELINE - Sejumlah siswa Taman Kanak-Kanak Khalifah Makassar berdoa bersama untuk Angeline saat acara penamatan siswa di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (14/6). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendoakan sekaligus sebagai bentuk keprihatinan atas kasus Angeline (8) di Bali.

“Makin banyak anggotanya maka makin besar alokasi dana itu, dan ternyata paling banyak di Jawa,” kata Irman Gusman di sela mengikuti kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Lampung, Sabtu. Ia menyebutkan dengan kondisi seperti itu maka dana APBN akan lebih banyak tersalur ke Jawa, padahal daerah luar Jawa juga memerlukan dana untuk pembangunan. Irman Gusman mengusulkan agar dana aspirasi sebesar sekitar Rp11 triliun itu dibagi saja secara merata untuk 34 provinsi di seluruh Indonesia. “Dana Rp11 triliun kalau dibagi 34 provinsi maka tiap provinsi akan menerima sekitar Rp400 miliar, itu akan lebih adil,” katanya. Ia juga menyebutkan DPD punya kontribusi besar dalam menjaga stabilitas kondisi sosial politik di daerah. Sebelumnya Ketua Badan Anggaran DPR Ahmadi Noor Supit mengungkapkan bahwa DPR berencana mengalokasikan dana sebesar Rp11,2 triliun untuk seluruh anggota DPR sebagai dana aspirasi di RAPBN 2016.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.