HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB
KAMIS, 15 AGUSTUS 2013
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 134 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
PANTAI SURGA - Pantai Surga merupakan salah satu kawasan yang kepemilikannya dikuasai PMA.
Meningkat, Meningkat, Penguasaan Penguasaan Lahan Lahan Potensial Potensial oleh oleh Investor Investor Asing Asing Mataram (Suara NTB) Besarnya peluang investasi di NTB menyebabkan investor asing berlomba mengincar lahan-lahan potensial di daerah ini. Bahkan, tidak sedikit diantaranya sudah menguasai penuh kawasan investasi tersebut. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan
Perizinan Daerah (BKPM-PD) NTB, Drs. L. Bayu Windia, MM dihubungi Suara NTB di Mataram, Rabu (14/8) mengatakan, terjadi peningkatan investasi oleh investor dari beberapa negara asing. Penegasan ini mengklarifikasi banyaknya kawasan potensial, khususnya daerah pariwisata
yang sudah dikuasai sepenuhnya oleh investor dari luar negeri itu. Salah satunya kawasan Pantai Surga, Ekas Buana, Lombok Timur yang sudah menjadi hak milik salah satu investor dari Australia. Di mana kawasan itu sudah dibeli sejak beberapa tahun lalu. Bersambung ke hal 5
Proyek BLK KSB Dicurigai Tanpa Studi Kelayakan Mataram (Suara NTB) Letak pembangunan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di KSB yang terkesan tidak representatif, memunculkan pandangan minor. Sebab proyek senilai Rp 3 miliar lebih itu dibangun di atas lahan bekas tambak, tidak jauh dari Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat. Mencuat kecurigaan, proyek itu tanpa proses studi kelayakan.
TO K O H
(Suara NTB/dok)
Harus Jadi Teladan SEKITAR 80 persen hal yang membentuk kepribadian anak didik adalah apa yang dilihat, sementara 15 persen dibentuk dengan apa yang didengar dan 5 persen dibentuk dengan apa yang direnungkan dan dipikirkan. Untuk itu, seorang guru (pendidik) diminta untuk memberikan contoh atau teladan yang baik kepada anak didiknya. ‘’Jadi, menjadi pendidik itu memang menyampaikan secara verbal tetapi yang penting adalah yang kita contohkan kepada anak didik. TGH. M. Zainul Majdi Bersambung ke hal 5
‘’Jika melihat tempat pembangunannya, kami curigai proyek ini tanpa melalui proses studi kelayakan,’’ kata Koordinator Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB, Yudi Dharmadi. ‘’Kami mencurigai, studi kelayakan baru dilaksanakan setelah tahap
awal pembangunan,’’ sambung Yudi. Harusnya, menurut Yudi, tahapan proses pembangunan fisik, apalagi proyek skala besar seperti BLK tersebut, melalui proses perencanaan matang melalui proses studi kelayakan. Ini untuk menentukan terpenuhinya syarat
sebuah lokasi untuk pembangunan fisik. Seharusnya pertimbangan ini dilalui, karena gedung yang dibangun tersebut untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di KSB umumnya NTB agar mempunyai kecakapan dan keterampilan. ‘’Tapi jika kondisi bangunannya seperti sekarang ini, itu akibat perencanaan yang tidak matang,’’ tegasnya. Dalam ketentuan Perpres 70 Tahun 2012, diatur soal studi kelayakan dimaksud, juga aturan turunannya tentang Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Bersambung ke hal 5
Pasutri Ditangkap Sedang Nyabu Mataram (Suara NTB) Pasangan suami istri (pasutri) yang diketahui berinisial DD (27) dan istrinya berinisial Ela (19) ditangkap Satuan Narkoba Polres Mataram, Selasa (14/8) lalu sedang menikmati sabu-sabu (nyabu). Pasutri ini ditangkap sedang nyabu di rumahnya di wilayah Lendang Lekong, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram Penangkapan yang dilakukan Satuan Narkoba Polres Mataram dipimpin Kasat Narkoba, Iptu Revin Manggala Putra. Penggerebekan terhadap pasangan yang belum dikaruniai anak ini bertepatan
saat keduanya sedang mengkonsumsi narkotika jenis sabu. Saat polisi mendatangi TKP, keduanya sempat berusaha menghilangkan barang bukti dengan cara membuang ke luar rumah. Namun beruntung aksi tersebut diketahui aparat. ‘’Saat digerbek, BB (barang bukti) sempat dilempar,’’ kata Kasubag Humas Polres Mataram,AKP Arif Yuswanto Rabu (18/8). Menurutnya, penangkapan terhadap suami istri ini dilakukan sekitar pukul 08.00 Wita setelah sebelumnya anggota Sat Narkota melakukan
pengamatan (penyelidikan) selama satu minggu. Dari penggerebekan rumah yang ditempati oleh pasangan muda ini berhasil diamankan barang bukti berupa lima poket sabu, lima butir inex, peralatan untuk mengkonsumsi sabu-sabu berupa bong, pipet dan lainnya. Sementara itu, pasangan suami istri ini mengaku bahwa mereka telah menjadi pecandu narkotika sejak dua bulan yang lalu. Diakui pula, bahwa sabusabu yang diamankan oleh polisi tersebut digunakan bersama dengan istrinya. Sabu tersebut
dibeli per gram seharga Rp 1,6 juta. ‘’Saya beli dari teman,’’ katanya, namun tak menyebut teman yang dimaksud. Bersambung ke hal 5 DD dan Ela, pasutri yang dijadikan tersangka kasus penyalahgunaan narkoba.
PT Pos Dorong Polisi Usut Mafia Pembobol Rekening TKI Mataram (Suara NTB) Pihak Kantor PT.Pos Mataram tidak mempersoalkan laporan keluarga TKI yang menjadi korban karena uangnya hilang melalui pengiriman wesel ke Polda NTB. Sejalan dengan itu, manajemen Kantor
Pos bahkan mendorong polisi mengusut siapa sebenarnya mafia di balik pembobolan uang di rekening TKI tersebut. Ini sebagai langkah memperbaiki citra instansi persero tersebut, sekaligus memperbaiki sistem pelayanan.
Kepala Pos Cabang Mataram, Jaka Sunara kepada Suara NTB di ruangannya, Rabu (15/8) mengaku, mendukung langkah pelapor tersebut. “Kami menyambut baik laporan ini. Dengan begitu, siapa sebenarnya pelaku, bagaim-
ana modus operandi dibobolnya rekening TKI ini bisa terungkap,” kata Jaka Sunara. Dengan begitu, prasangka yang mengarah kepada oknum di instansi dipimpinnya bisa tereliminir. Dengan turunnya penyidik, dianggapnya langkah
tepat, karena hanya Kepolisian yang berkompeten untuk menemukan pelaku sebenarnya. “Kami berharap polisi bisa tindaklanjuti laporan tersebut, agar permasalahan cepat selesai dan tertangani,” harapnya. Bersambung ke hal 5
Segera Klaim ke Agen MANAJEMEN PT. Pos mengaku merasa terganggu dengan sorotan raibnya uang kiriman wesel TKI. Disisi lain, pihak Pos juga ingin menjelaskan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang benar jika kelak ada kejadian yang sama. Kepala PT Pos Indonesia Cabang Mataram, Jaka Sunara mengimbau Jaka Sunara (Suara NTB/ars)
kepada keluarga TKI penerima kiriman wesel, agar tetap berupaya berkomunikasi dengan pengirim. Maksud Jaka, ketika uangnya tidak bisa dicairkan di Pos atau tempat lain yang menjadi mitra Western Union, harus segera mengkonfirmasikan TKI yang mengirim. ‘’TKI itu kemudian mendatangi agen tempat mengirim untuk mengkonfirmasikan, Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ars)
PIN - Salah seorang keluarga TKI yang hendak mencairkan dana kiriman, memasukkan PIN ke key - pad yang disiapkan.
C.03.08.13
(Suara NTB/bul)
C.01.08.13