Snt16022016

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

SELASA, 16 FEBRUARI 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 282 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Terduga Teroris Jaringan Santoso Ditembak Mati di Bima

(Suara NTB/istimewa)

Kota Bima (Suara NTB) Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, Subden A Brimob Bima dan Polres Bima Kota menembak mati satu orang terduga teroris dan mengamankan seorang warga di Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Senin (15/2). Tertembaknya terduga teroris yang diketahui bernama Fajar alias Chan alias Muhamad Fuad, setelah melalui baku tembak dengan Densus 88 dalam sebuah penggerebekan. Pantauan Suara NTB, penggerebekan yang berujung pada kontak senjata antara Densus 88 dengan terduga teroris terjadi sekitar pukul 08.00 Wita di sebuah rumah milik DW, di RT 02 RW 01, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. Kontak senjata terjadi sekitar 30 menit. Sekitar pukul 08.30 Wita, terlihat beberapa personel Densus 88 dan gabungan Brimob serta personel Polres Bima Kota, menga-

ngkut sesosok mayat ke luar dari rumah yang digerebek. Jenazah laki-laki yang kemudian diketahui bernama Fajar alias Chan alias Muhamad Fuad dibawa ke RSUD Bima menggunakan mobil ambulans dengan pengawalan ketat aparat. Selain menembak mati seorang warga, saat penggerebekan itu, aparat juga terlihat mengamankan IM (29), seorang warga yang berada di ru-

mah itu. Warga yang diamankan ini bahkan sempat melakukan perlawanan saat penggebrekan berlangsung. Kapolres Bima Kota, AKBP. Ahmad Nurman SIK dikonfirmasi membenarkan kontak senjata tersebut. Hanya saja ia enggan menjelaskan secara rinci proses penggerebekan yang berujung pada baku tembak dengan aparat tersebut. Bersambung ke hal 15

Hanya Akal-akalan Bulog

TGH.M.Zainul Majdi (Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R

Perekrut Anggota Baru TERDUGA teroris yang digerebek di Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima memiliki peran sebagai perekrut anggota baru jaringan Santoso. Fajar yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Anti Teror pada Senin (15/2) tersebut sudah menjadi target operasi sejak 2014. ‘’Sudah menjadi pantauan kita beberapa lama atas nama Fajar. Dia target operasi. Masih dilakukan pengembangan mengenai kemungkinan adanya pelaku-pelaku lain. Sementara ini masih satu itu,’’ ungkap Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs. Umar Septono, SH, MH, ditemui di Mako Brimob Polda NTB, Se(Suara NTB/why) nin (15/2) sore kemarin. Umar Septono Ia menambahkan, Fajar yang diintai karena aksinya melakukan penembakan terhadap sejumlah anggota polisi pada 2014 lalu itu dikenal tertutup terhadap warga sekitar. Bersambung ke hal 15

1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 BRADA Efendi (23) salah miliki wewenang untuk men1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 seorang anggota Subden A jelaskan. Sebab itu peker1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Brimob Bima, tertembak jaan Mabes Polri,’’ jawabnya 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 saat berlangsung kontak sen- singkat. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 jata dengan terduga teroris. Informasi yang dihimpun 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Warga Desa Nata, Kecama- Suara NTB, anggota Brimob 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 tan Belo, Kabupaten Bima itu terluka pada saat kontak 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 itu tertembak di bagian senjata antara tim Densus 88, 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 bawah lengan sebelah kiri. aparat Subden A Brimob 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Kapolres Bima Kota, Bima dan Polres Bima Kota 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 AKBP Ahmad Nurman, SIK dengan terduga teroris. Dalam 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 membenarkan ada korban baku tembak itu, satu orang 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 dalam baku tembak tersebut. anggota polisi tertembak sen1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 ‘’Yang jelas ada korban dan jata api terduga teroris. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Polres Bima Kota tidak me- Bersambung ke hal 15 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123

Polisi Tertembak Saat Kontak Senjata dengan Teroris

TO K O H GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menegaskan rencana Bulog Divre NTB mendatangkan beras sebanyak 7.000 ton dari Jawa Timur hanya akan-akalan Bulog saja. Gubernur kembali mempertanyakan kenapa Bulog NTB tak melakukan penyerapan maksimal tahun lalu untuk menjaga stok di dalam daerah. ‘’Kata siapa? Itulah namanya Bulog. Semua orang tahu. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/uki)

TEWAS - Fajar, terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan.

(Suara NTB/istimewa)

PENGGEREBEKAN - Suasana penggerebekan terduga teroris di di RT 02 RW 01, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Senin (15/2) kemarin.

Ceramah Wawasan Kebangsaan di Sumbawa

Danrem Ingatkan Bahaya ’’Proxy War’’ Sumbawa Besar (Suara NTB) Danrem 162/WB Kol. CZI, Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si memberikan ceramah wawasan kebangsaan kepada seluruh komponen masyarakat di Sumbawa, baik aparatur pemerintah, organisasi dan tokoh-tokoh, Senin (15/2) kemarin di Kantor Bupati. Sambil ceramahnya, Danrem mengingatkan bahaya dan ancaman proxy war. Hadir dalam ceramah wawasan kebangsaan itu, Penjabat Bupati Sumbawa, Drs. H. Supran, MM. Dalam ceramahnya Danrem menyampaikan, Indonesia saat ini dihadapkan pada ancaman yang tidak ringan dan berbeda dari masa sebelumnya. Di mana pelaku tidak dikenal secara jelas namun bila dicermati dampaknya telah menimbulkan berbagai persoalan. Seperti terjadinya berbagai konflik di masyarakat dan parpol. Antarlembaga pemerintah yang

dibentuk melalui konstitusi justru tidak saling memperkuat tetapi saling melemahkan, sehingga persatuan dan kesatuan yang menjadi soko guru . Republik ini sedang dirobek-robek. Dalam kaitan itu menjadi sangat penting dan strategis bagi aparat pemerintah, toga, toma, toda, ormas dan pemuda sebagai salah satu kekuatan utama bangsa harus sadar dan paham ancaman yang sedang berkembang melalui cara-cara baru. Namun efek penghancurannya lebih dahsyat untuk kebersamaan dan persatuan. Selanjutnya, Danrem 162/ WB menambahkan, dalam enam tahun belakangan, pertumbuhan manusia mencapai 1 miliar orang per tahun. Mengingat pertumbuhan pesar tersebut, menjadikan pangan sebagai kebutuhan yang sangat penting. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/arn)

CERAMAH - Danrem 162/WB, Kol.CZI.Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si (ke tiga dari kiri) bersama Penjabat Bupati Sumbawa, Drs.H. Supran,MM (ke dua dari kiri).

Satu Meninggal, Jumlah Penderita Gizi Buruk di NTB Capai 35 Kasus

(Suara NTB/Humas Setda NTB)

JENGUK - Hj.Erica Zainul Majdi saat menjenguk pasien penderita gizi buruk di RSUD Provinsi NTB, Senin (15/2) kemarin.

Mataram (Suara NTB) Data dari Dinas Kesehatan (Dikes) NTB periode Januari sampai pekan kedua Februari 2016, jumlah penderita gizi buruk di daerah ini mencapai 35 kasus. Angka ini meningkat sebanyak dua kasus jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. ‘’Jadi yang namanya kasus gizi buruk itu yang ditangani di rumah sakit. Yang meninggal baru satu orang,’’ kata Kepala Dikes NTB, drg. Eka Junaidi dikonfirmasi di Mataram, Senin (15/2) siang kemarin. Satu orang penderita gizi buruk yang meninggal atas nama M. Hairul, umur tiga tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Berasal dari Kumbung, Kuripan Utara, Lombok Barat (Lobar). Komplikasi penyakit yang diderita adalah

gizi buruk, diare kronis, dehidrasi berat dan anemia. Eka mengatakan, jumlah kasus gizi buruk di NTB sebenarnya dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Disebutkan, pada tahun 2013, jumlah kasus gizi buruk sebanyak 646 kasus. Kemudian menurun menjadi 486 kasus pada tahun 2014. Begitu juga pada tahun 2015, jumlah kasus gizi buruk menurun menjadi 337 kasus. Dijelaskan, penanganan penderita gizi buruk dilakukan secara berjenjang. Mulai dari posyandu dilakukan deteksi balita yang terindikasi mengalami gizi kurang. Jika ditemukan ada balita yang mengalami gizi kurang maka dilakukan pendampingan oleh tim gizi. ‘’Kalau tak datang ke posyandu, mereka didatangi petugas,’’ katanya. Bersambung ke hal 15


SUARA MATARAM

SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Halaman 2

Gencarkan Pemilahan Sampah SAAT sampah menjadi persoalan di berbagai kawasan perkotaan, tak terkecuali Kota Mataram, berbagai program dirancang pemerintah untuk menanggulangi persoalan ini. Pemkot Mataram mulai tahun ini fokus menangani persoalan persampahan mulai dari kelurahan. Salah satunya dengan menaikkan anggaran untuk kelurahan menjadi Rp 250 juta per tahun mulai tahun ini. Untuk memudahkan petugas sampah, di Kelurahan Sapta Marga, Kecamatan Cakranegara, warga diajak untuk memilah sampah sesuai jenisnya; sampah organik dan anorganik. Sampah organik ini kemudian akan diolah menjadi pupuk kompos yang pengolahannya dipusatkan di sebuah lahan kecil di samping kantor lurah. Demikian disampaikan Lurah Sapta Marga, I Wayan Suardhita, S.STP. “Saya memanfaatkan halaman di pinggir kantor lurah karena lahan tidak ada. Ini akan jadi contoh kepada masyarakat bahwa sampah bisa kita kelola,” cetusnya. Hal yang menjadi kendala dan hambatan pihaknya dalam mengajak masyarakat mengolah sampah adalah masyarakat masih gengsi dengan hal tersebut. Padahal jika disadari, sampah bukanlah hal yang harus dihindari, tapi justru dapat bernilai ekonomis jika diolah dan dimanfaatkan dengan baik. Secara perlahan pihaknya ingin menyadarkan masyarakat. Langkah awalnya adalah dengan mengajak masyarakat melakukan pemilahan sampah. “Padahal sampah itu nilai ekonomisnya tinggi. Tapi dengan cara mereka membuang sampah dengan memilah, lebih memudahkan petugas kita,” ujarnya. Saat ini kelurahan memiliki dua petugas kebersihan yang bertugas mengambil dan mengangkut sampah warga. “Satu orang petugas kita sudah digaji dan satu orang lagi digaji dari iuran masyarakat,” ujarnya. Pengolahan sampah menjadi kompos ini disampaikan Suarditha nantinya tidak akan dijual ke luar. Tapi akan dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat. Jika pengolahan kompos ini sudah berjalan dengan baik, dari iuran yang dikeluarkan warga bisa digunakan untuk membeli pupuk kompos. “Dari iuran itu nanti kita bisa ‘memaksa’ masyarakat untuk membeli kompos,” imbuhnya. Suarditha mengatakan pihaknya telah memiliki mesin pencacah sampah. Dan ini akan lebih memudahkan pihaknya dalam memulai pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Sampah selama ini ditampung di tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di dekat kantor lurah. Untuk lingkungan yang tak bisa dijangkau kendaraan Dinas Kebersihan, pengangkutan sampah menggunakan kendaraan roda tiga milik kelurahan. Sementara untuk di Gebang, telah terjangkau kendaraan Dinas Kebersihan. (ynt)

RTH - Lahan di sekitar jalan by pass Mataram-BIL ini ingin dijadikan RTH. Untuk itu Dinas Pertamanan mengusulkan agar BPKAD Kota Mataram membebaskan lahan di jalur dua jalan ini.

Penjabat Walikota Minta APH Usut Pasar Pade Angen

(Suara NTB/ynt)

Mataram (Suara NTB) Penjabat Walikota Mataram Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M.Si., meminta aparat penegak hukum (APH), baik Kejaksaan maupun kepolisian, untuk mengusut tuntas dugaan izin operasional yang belum dimiliki oleh Pasar Pade Angen. “Kalau begini, silakan diusut tuntas saja oleh APH,” tegas Selly di ruang kerjanya, Senin (15/2). Patut diduga kata Selly, ada potensi pendapatan asli daerah yang bocor. Jika pengelolaan pasar dilakukan oleh pihak swasta, maka ada perjanjian pembayaran 70 persen untuk perusahaan dan 30 persen ke pemerintah. Selly mempertanyakan izin operasional selama enam tahun tidak diterbitkan oleh Pemkot Mataram. Seharusnya, birokrasi transparan ter-

but. “Jangan - jangan tim terpadu ini tidak pernah mengecek izin operasional PT. Pade Angen,” ujarnya. Ada pembiaran berlarut larut sehingga kasus ini tak kunjung selesai. Orang nomor satu di Kota Mataram ini kembali mempertanyakan, penarikan retribusi apakah dilakukan oleh pemerintah atau swasta. Jangan sampai, retribusi ini ditarik oleh pre-

DBD Renggut Korban Jiwa

Komisi IV Kecewa Kinerja Dikes

(Suara NTB/dok)

Tidak Boleh Ada Pungutan

Mataram (Suara NTB) Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Mataram, Herman, AMd., mengaku prihatin dengan kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) yang terjadi di Kota Mataram. Apalagi penyakit yang sebabkan gigitan nyamuk aedes agepty ini, telah merenggut korban jiwa. Dinas kesehatan mestinya sigap dan tanggap atas persoalan tersebut. Herman meminta jajaran Dikes Kota Mataram lebih proaktif. ‘’Jangan hanya berteori di kantor,’’ sindirnya. Ia melihat, jatuhnya korban jiwa karena keterlambatan pendeteksian kasus DBD sehingga korban tidak tertolong. Karena, masyarakat cenderung tidak tahu kalau yang dialami keluarganya adalah DBD. Mestinya fasilitas kesehatan garda terdepan seperti Puskesmas harus benar-benar sigap

dan tanggap. ‘’Saya rasa harus siaga betul Dikes terhadap DBD. Apalagi ini sudah sampai jatuh korban,’’ katanya kepada Suara NTB. Kerawanan DBD bertambah pada musim pancaroba seperti sekarang ini. Seperti diketahui Bulan Februari menjadi puncak merebaknya kasus DBD. Herman menyesalkan Dikes Kota Mataram tidak tanggap terhadap kondisi di lapangan. ‘’Dewan sangat kecewa dengan kinerja Dikes. Harusnya masyarakat didampingi mulai dari Puskesmas. Bila perlu dirujuk ke rumah sakit, tidak ada lagi direcoki dengan Jamkesmas atau JKN. Bila perlu digratiskan,’’ terangnya. Warga yang tidak memiliki JKN atau Jamkesmas cenderung takut untuk menjalani rawat inap. Padahal kondisi mereka sangat urgen untuk dilakukan rawat inap. Dewan, lanjut politisi Gerindra ini,

menginginkan adanya penanganan yang berkelanjutan terhadap DBD. ‘’PHBS itu memang harus digalakkan di kalangan masyarakat,’’ imbuhnya. Padahal, kata Herman, ketika komisi yang membidangi masalah kesehatan ini turun ke puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Mataram, semua puskesmas mengaku siap. ‘’Nyatanya seperti ini, sampai ada korban. Kami kecewa, itu hanya lips service saja,’’ keluhnya. Kalau memang Kepala Dikes Kota Mataram tidak mampu, Herman mempersilahkan untuk mundur dari jabatannya. Menurut Herman, kalau kondisi ini mengharuskan Mataram menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa), maka harus ditetapkan. ‘’Jangan gengsi menetapkan KLB,’’ tegasnya. Sehingga semua pihak bisa lebih sigap. (fit)

Pesta Rakyat Masih Simpang Siur Mataram (Suara NTB) Rencana Pemkot Mataram menggelar pesta rakyat, hingga kini masih simpang siur. Sekretaris Daerah Kota Mataram Ir. HL. Makmur Said, MM., di ruang kerjanya, Senin (15/2) menjelaskan, persiapan pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Mataram sifatnya masih tentatif. Acara pelantikan sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi. Usai pelantikan, Walikota dan Wakil Walikota dijadwalkan meninjau Kantor Walikota menemui seluruh staf. “Pak Wali dan Pak Wakil begitu selesai pelantikan mau meninjau Kantor Walikota,” terangnya. Setelah meninjau, pukul 12.00 - 13.00 Wita langsung digelar serahterima jabatan (sertijab) dari Penjabat Walikota Mataram ke Walikota definitif. Nantinya, akan dihadiri oleh DPRD Kota Mataram dan

HL. Makmur Said pimpinan SKPD se - Kota Mataram. Sedangkan pesta rakyat kata Sekda, sejauh ini masih belum pasti. Tidak dijelaskan penyebab simpang siur rencana tersebut. Tapi akan dikomunikasikan dengan Walikota dan Wakil Walikota definitif. “Mungkin cari waktu lain. Tapi ini belum final, besok terakhir rapat persiapannya. Tadi sudah saya minta Asisten I, Kabag Pemerintah dan Kabag Humas meminta pendapat Pak Wali

dan Pak Wakil,” terangnya. Orang nomor satu di lingkup ASN Kota Mataram ini menyampaikan, pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Mataram disederhanakan. Tidak boleh ada euforia apapun. Kalaupun ada sambutan dari masyarakat kata Sekda, itu di luar dari rencana atau jadwal yang dibuat oleh pemerintah. “Sampai sejauh ini belum ada konfirmasi. Kalau spontan dari masyarakat mungkin iya. Tapi saat saya memimpin rapat belum ada rencana seperti itu,” ujarnya. Seperti diketahui, pelantikan Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil Pilkada Kota Mataram 9 Desember lalu dimenangkan oleh pasangan H. Ahyar Abduh - H. Mohan Roliskana. Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota definitif akan dilaksanakan Rabu (17/2) besok bersamaan dengan Bupati/Walikota lainnya. (cem)

Inspektorat Awasi Tender Proyek di Mataram (Suara NTB/fit)

WAKIL Ketua DPRD Kota Mataram, I Wayan Sugiartha menyayangkan pungutan yang dilakukan pihak-pihak yang mengatasnamakan Dinas Koperindag (Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan) Kota Mataram di Pasar Swasta Pade Angen. Apalagi pasar yang berdekatan dengan pasar induk Mandalika ini disebut-sebut belum mengantongi izin. ‘’Kalau dipungut seperti itu, berarti secara tidak langsung, dia dianggap sudah sah beroperasional,’’ tutur Wayan Sugiartha menjawab Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Senin (15/2). Sama seperti PKL (Pedagang Kreatif Lapangan) yang dilarang berjualan di titik-titik tertentu, seharusnya tidak dipungut retribusi. ‘’Kalau ditarik, itu artinya melegalkan,’’ cetusnya. Mestinya, setiap jenis usaha di Kota Mataram harus mengikuti aturan yang ada. Artinya, izin harus ada sebelum beroperasional. Setelah itu barulah pengusaha memikirkan apa yang menjadi tanggung jawab mereka kepada pemerintah daerah. Politisi PDI Perjuangan ini menyayangkan kalau benar pungutan retribusi di pasar swasta tersebut dilakukan pihak Dinas Koperindag. Sebab, lanjut Wayan Sugiartha, yang namanya retribusi adalah pemerintah menyiapkan pelayanan. ‘’Baru boleh dipungut retribusi,’’ imbuhnya. Anggota Dewan yang kerap tampil nyentrik ini menganggap aneh pernyataan Kepala Diskoperindag Kota Mataram yang mengaku tidak tahu menahu siapa yang memungut retribusi di pasar Pade Angen. ‘’Itu pungutan resmi atau oknum. Ini harus ditelusuri,’’ sarannya. Kalau memang, seperti disampaikan oleh Kepala Diskoperindag Kota Mataram bahwa Pasar Pade Angen belum mengantongi izin, mestinya tidak boleh ada pungutan apapun di sana. Kalaupun Pasar Pade Angen tidak ditutup, tetapi paling tidak, pengelola pasar swasta itu segera mengurus izin operasionalnya. Sehingga tidak ada lagi sandungan bagi pengusaha untuk menjalankan bisnisnya. Pedagang merasa lebih nyaman berjualan di Pasar Pade Angen ketimbang pasar milik pemerintah, kemungkinan karena faktor pelayanan. ‘’Karena swasta, kita ndak tahu, mungkin fasilitasnya lebih bagus,’’ katanya. Ini dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah, bagaimana mengelola pasar dengan benar. ‘’Yang jelas, kalau ndak ada izinnya, jangan dipungut. Kalau dipungut itu sama saja kita melegalkan,’’ demikian Wayan Sugiartha. Ia menyarankan Pemkot Mataram menindak tegas pihak yang memungut retribusi di sana. (fit)

hadap proses perizinan. Artinya, pemerintah memberikan kejelasan persyaratan apa yang harus dipenuhi. “Ini jadi pertanyaan ada apa di perizinan kita. Harus jelas, kalau perlu dilengkapi dokumen diinformasikan,” terangnya. Tim terpadu Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Satpol PP dan lainnya harus turun menyelesaikan hal terse-

Mataram (Suara NTB) Tahun 2016, Inspektorat mulai melakukan pengawasan terhadap pengadaan barang dan jasa di Kota Mataram. Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi pelanggaran ataupun penyimpangan. Inspektur Inspektorat Kota Mataram, Ir. H. Makbul Ma’shum menjelaskan, mulai tahun ini Inspektorat melakukan review terhadap pengadaan barang dan jasa di Kota Mataram. Langkah ini diawali dengan menghimpun data sejumlah paket proyek sebagai dasar dilakukan review. Perlu dimaklumi ujarnya, kecenderungan pengadan barang dan jasa dilaksanakan pada akhir tahun.

“Harapan pemerintah, masyarakat dan semua orang pengadaan barang dan jasa, tidak menumpuk di akhir tahun,” kata Makbul. Dampak terjadi ketika pengadaan barang dan jasa di akhir tahun, realisasi pada dua bulan terakhir tidak mencapai 100 persen. Selain melakukan review, juga dilakukan pendampingan. Sehingga, SKPD memiliki keberanian untuk melangkah dan keyakinan tidak melanggar aturan serta muaranya pengerjaan barang dan jasa sesuai. Selama ini, Inspektorat hanya pada SKPD yang meminta pendampingan. Mulai tahun ini, Inspektorat lebih agresif mendampingi SKPD dengan tujuan

mempercepat dan tidak menyalahi aturan dalam pengadaan tiap tender proyek. “Tahun ini kami akan lebih agresif,” pungkasnya. Inspektorat selaku aparatur pengawas internal pemerintah, memiliki kewajiban melakukan pendampingan. Lalu bagaimana posisi Inspektorat sementara Kejaksaan juga akan melakukan pendampingan pada pengadaan barang dan jasa? Tentunya kata Makbul, Inspektorat akan lebih dekat karena berada di internal pemerintah. Sedangkan, Kejaksaan bagian eksternal pemerintah. Tapi tujuan Kejaksaan sama dengan Inspektorat, untuk mempercepat pengadaan barang dan jasa. (cem)

man dan tidak masuk ke kas daerah. Disisi lain disampaikan, PT. Pade Angen diminta tidak seenaknya membuang sampah, sehingga membebani pemerintah kota. “Sampah jangan dibebankan ke pemerintah kota,” sebutnya. Dikonfirmasi terpisah, Sekda Kota Mataram Ir.HL. Makmur Said, MM., mengatakan, Pemkot Mataram sudah mengeluarkan izin mendirikan bangunan PT. Pade Angen. Tapi kata Sekda, untuk izin operasionalnya sejauh ini apakah memerlukan retribusi untuk statusnya, maka akan dikaji oleh pemerintah. “Kalau IMB sudah ada. Kalau izin operasional baru

saya dengar. Nanti saya tanya Diskoperindag dulu,” ujarnya. Retribusi pajak lanjutnya, tiap tahun PT. Pade Angen membayar sekitar Rp 200 juta ke pemerintah. Tapi retribusi pasar ini adalah, bagian kecil dari sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota Mataram. Kalaupun ini tidak tercatat, maka akan diverfikasi kembali. “Pade Angen sepengetahuan saya dia rugi rugi terus,” cetusnya. Sebenarnya, PT. Pade Angen awalnya memiliki konsep yang bagus, tapi mereka lupa bahwa disampingnya ada pasar pemerintah tidak berbayar. (cem)

Dugaan Pungli Prona

Pembinaan Tiga Lurah Diserahkan ke Walikota Definitif Mataram (Suara NTB) Ombudman RI perwakilan NTB menemukan dugaan pungutan liar (pungli) pada proyek operasi nasional agraria di tiga kelurahan. Untuk pembinaan ketiga lurah yakni Lurah Karang Baru, Bertais dan Punia diserahkan sepenuhnya ke walikota definitif. “Biar yang definitif saja yang urus,” kata Penjabat Walikota Mataram, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M.Si., ketika dimintai tanggapan kemarin. Kasus dugaan pungli di tiga kelurahan terungkap, ketika Ombudsman melakukan investigasi secara random. Investigasi dilakukan selama empat bulan. Sejumlah keterangan serta alat bukti telah dikantongi. Selly mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Ombudsman. Artinya, pelayanan publik di Kota Mataram masih perlu dilakukan perbaikkan. “Ini bagus. Ombudsman memberikan masukan yang baik,” ujarnya. Aparatur pemerintah di kelurahan harus memperbaiki prosedur pelayanan di masyarakat. Jangan sampai warga miskin mengeluh karena tidak mendapatkan pelayanan maksimal. Sebelumnya Kepala Ombudman RI Perwakilan NTB, Adhar Hakim, SH.MH., geram dengan pernyataan dilontarkan Ketua Forum Lurah Kota Mataram yang menganggap Ombudsman mendiskreditkan kelurahan. Menurutnya, pola investigasi dilakukan oleh ombudsman di tiga kelurahan sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Selain mengkonfrontir warga, pihaknya juga meminta keterangan dari petugas kelurahan, Sekretaris Kelurahan dan Lurah. Dari hasil tersebut kemudian ditemukan fakta - fakta serta bukti dugaan pungutan liar (pungli) prona. “Kami empat bulan lakukan investigasi. Dan ini tidak main - main,” tegasnya. Hasil investigasi empat bulan ini ujarnya, Ombudsman

memiliki kewajiban menyampaikan ke atasan lurah secara langsung yakni Walikota. “Saya berharap lurah ini memperbaiki di internal daripada berkelit seperti itu,” sesalnya. Dia mempertanyakan kewenenangan apa yang dimiliki oleh kelurahan untuk melakukan pungutan. Padahal, panitia prona itu sudah dibentuk oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) selaku pemilik program. Kedua, kesepatakan disampaikan oleh kelurahan atas dasar apa. Apabila kesepakatan itu tidak sesuai aturan maka tidak dibenarkan. Dia menegaskan, definisi pungli itu dilakukan oleh pejabat atau pelayan publik tidak berdasarkan dasar hukum dan uangnya tidak masuk ke kas negara. “Kalau uangnya masuk kantong sendiri itu pungli,” terangnya. Adhar mencontohkan, kasus yang terjadi di salah satu desa di Kabupaten Lombok Utara, oknum kepala desa ditahan oleh kejaksaan. Artinya, pungutan dilakukan oleh tiga kelurahan di Kota Mataram ini berpotensi ke pidana. Ombudsman melakukan investigasi dalam rangka pencegahan. Semestinya secara positif kata Adhar, lurah berhati - hati bukan malah mempertahankan kebiasan buruk dengan mengelak daripada memperbaiki diri. Disinggung soal pemberian tersebut sebagai ucapan terima kasih, Adhar mempertanyakan apakah wajar ucapan terima kasih dipatok dengan pungutan cukup besar. Pemerintah Pusat telah menganggarkan honor melalui APBN tiap petugas. Sementara, biaya pal, materai dan alas hak serta pajak dinilai tidak seberapa dengan jumlah yang dipungut oleh kelurahan. Jika Pemkot Mataram tidak segera melakukan pembinaan terhadap tiga lurah itu, dia mengancam akan melaporkan kasus tersebut ke Kejaksaan. “Kalau tidak dibina. Kami akan laporkan ke Kejaksaan,” ancamnya. (cem)


EKONOMI DAN BISNIS

SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Halaman 3

Terbitkan 226 Sertifikat

Cara mengecek pemenang pesta akhir tahun Telkomsel.

Hadiah Spektakuler bagi Pelanggan Setia

Telkomsel Gelar Program Pesta Akhir Tahun Mataram (Suara NTB) Sebagai bentuk apresiasi bagi seluruh pelanggan setia Telkomsel, termasuk di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (NTT & NTB), Jumat (12/2) di Kantor Pusat Telkomsel di Gedung Telkomsel Smart Office Jakarta, Telkomsel telah menyelenggarakan acara “Pengundian Program Pesta Akhir Tahun 2015 - Periode 2”, yang ditujukan sebagai bentuk penghargaan kepada para pelanggan setia Telkomsel. Pengundian ini sekaligus menandakan akhir dari program undian Pesta Akhir Tahun 2015 yang telah berlangsung sejak bulan November 2015. Sejumlah 1.000 unit Lenovo A6000 dan lima unit Honda Mobilio pun tersedia bagi pemenang undian. “Kami ucapkan selamat kepada para pelanggan yang telah menjadi pemenang dalam pengundian kedua Pesta Akhir Tahun Telkomsel. Melalui program ini kami ingin mengapresiasi pelanggan setia yang telah memberikan dukungannya kepada produk dan layanan kami,” kata Vice President Postpaid Marketing & Loyalty Management Telkomsel, Derrick Heng Telkomsel secara proaktif memonitor dan mengelola customer experience dari ujung ke ujung, dari mulai kepuasan pada kualitas jaringan, pelayanan pelanggan, sampai dengan program loyalty. Telkomsel berusaha menjaga kesetiaan pelanggan dengan terus berusaha memberikan the best customer experience. Hal ini dianggap sangat penting bagi Telkomsel, untuk menjadi penyedia layanan dan solusi mobile digital lifestyle kelas dunia yang terpercaya. Pesta Akhir Tahun merupakan program undian yang dapat diikuti oleh seluruh pelanggan Telkomsel mulai dari Sabang hingga Merauke, baik pelanggan pascabayar (Kartu Halo) maupun prabayar (simPATI, Kartu As dan Loop). Adapun kupon undian bisa didapatkan dengan menukar Telkomsel Poin di merchant-merchant Telkomsel terpilih, membeli paket khusus, melakukan aktivasi digital produk, ataupun dengan menukarkan Telkomsel Poin secara langsung. Semuanya dapat dilakukan dengan cukup mengakses *123#, atau melalui aplikasi MyTelkomsel. Program Pesta Akhir Tahun 2015 periode pertama telah berlangsung selama bulan November 2015 – 15 Desember 2015, yang ditandai dengan pengundian periode pertama yang telah dilakukan pada tanggal 23 Desember 2015. Sedangkan periode kedua berlangsung sejak tanggal 16 Desember 2015 – 31 Januari 2016. Sebanyak 1.000 unit Lenovo A6000 dan 5 unit Honda Mobilio disediakan Telkomsel di masing-masing periode sebagai apresiasi kepada pelanggan setianya. Peserta undian dapat mengecek status pemenang dengan menghubungi *123# atau dengan mengirimkan SMS ke 777 dengan isi pesan WIN. Pajak hadiah ditanggung Telkomsel, sehingga bagi para pemenang tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Info lebih lengkap mengenai program Pesta Akhir Tahun dapat dilihat di www.telkomsel.com/pestaakhirtahun. (bul)

(Suara NTB/aan)

GALIAN C – Sejumlah alat berat tengah mengeruk tanah galian C di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Sabtu (13/2). Banyaknya pesanan pasir dan tanah untuk kebutuhan proyek pembangunan membuat potensi pendapatan retribusi galian C makin besar pula.

Merosot, Ekspor Ikan dan Udang NTB Mataram (Suara NTB) Pembelian komoditas ikan dan udang NTB oleh pengusaha luar negeri mengalami penurunan. “Mungkin karena cuaca yang tidak bagus, hasil tangkapan berkurang sehingga pengiriman keluar negeri juga berkurang,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Drs. Wahyudin, MM di kantornya, Senin (15/2).

(Suara NTB/dok)

KEMENTERIAN Kelautan Perikanan (KKP) melalui Dirjen Perikanan Budidaya telah menerbitkan sebanyak 226 sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) kepada sejumlah pembudidaya ikan air tawar di NTB. “Itu artinya, semua proses budidaya sudah sangat sesuai standar, dan kualitas ikan yang dihasilkan bisa dikirim kemana saja,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Ir. (Suara NTB/dok) Aminollah, M. Si di MatAminollah aram, Senin (15/2). Permohonan sertifikat diajukan oleh unit usaha pembesaran ikan kepada Dirjen dengan tembusan ke dinas terkait di provinsi, dengan menggunakan formulir aplikasi yang dilengkapi dengan seluruh data terkait yang mengajukan. Penerbitan sertifikat CBIB ini kata kepala dinas, tidak mudah. Sebab untuk melakukan penilaian, Dirjen membentuk tim sertifikasi CBIB. Tim seleksi yang rata-rata telah memegang sertifikat keahlian ini selanjutnya melakukan tugasnya dengan penilaian dan verifikasi. Lalu penilaian secara menyeluruh di lapangan. Sertifikat CBIB menggambarkan penerapan cara memelihara dan membesarkan, serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pangan, obat dan bahan kimia serta biologi. “Sebanyak 226 sertifikat CBIB yang keluar tahun 2015 menunjukkan bahwa pembudidaya ikan sudah mulai sadar tentang pentingnya standarisasi berproduksi,” tambah Aminollah. Mereka yang mendapat sertifikat, lanjut kepala dinas, tidak semuanya berpendidikan tinggi. Lulusannya setingkat SMA, bahkan beberapa di antaranya tidak berpendidikan formal. Namun soal teknologi budidaya, telah sangat difahami. Sertifikat CBIB diterbitkan paling banyak di Lombok Tengah. Karena daerah ini, di kawasan utara memiliki potensi pendukung yang sangat besar. Bahkan menurut Kepala Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah, H. Maulana Razak, terdapat seluas 6.000 hektar potensi budidaya ikan air tawar. Sementara yang telah dimanfaatkan baru hanya 1.200 hektar. Masih menurut Aminollah, budidaya perikanan air tawar sudah berkembang pesat. Terbukti dengan banyaknya benih ikan yang keluar dari BBI (Balai Benih Ikan). Permintaan ikan untuk kebutuhan konsumsi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan telah menggairahkan tumbuhnya rumah makan dan lesehan. Dominan menu yang disiapkan adalah ikan. Demikian juga di masyarakat, dalam berbagai acara yang paling dicari adalah ikan, sebagai konversi dari harga daging yang oleh masyarakat dikatakan harganya tinggi. Demikian juga di kantin sekolah. (bul)

Nilai ekspor Provinsi NTB bulan Januari 2016 sebesar US$ 133.741.725. Angka ini menurut perhitungan BPS mengalami penurunan 51,78 persen jika dibandingkan ekspor Desember 2015 yang bernilai US$ 277.363.045. Ekspor pada bulan Januari 2016 yang terbesar ditujukan

Sektor Usaha Masih Abu-abu Mataram (Suara NTB) Pengusaha lokal belum menemukan gambaran perekonomian tahun ini. Keberadaan proyek Mandalika Resort Kute, Lombok Tengah diharapkan mampu mensubsitusi pengusaha daerah yang saat ini masih lesu. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata akan menggelontorkan sebesar Rp 7 triliun untuk mendukung pembangunan kawasan eksotis tersebut. Anggaran tersebut rencananya akan diturunkan bertahap, maksimal Rp 3 triliun di tahun ini. Dengan anggaran yang tidak kecil itu, tentu tidak sedikit jumlah proyek yang tersedia di Mandalika Resort. “Sebebarnya kuncinya, harus ada kebijakan lokal agar semua pekerjaan di sini tidak semuanya dikuasai oleh pengusaha dan pekerja luar,” kata Wakil Ketua Gabungan Pelaksana Nasional Indonesia (Gapensi) Kabupaten Lombok Barat, Suhayatman di Mataram, Senin (15/2). Meski disadari untuk proyek Mandalika Resot, lebih dominan dipegang oleh BUMN, setidaknya ada bagian-bagian di mana kontraktor dilibatkan. Dunia kontraktor menjadi satu-satunya usaha yang masih eksis di tengah lesunya ekonomi regional, nasonal bahkan global. Sayangnya, pekerjaan lokal yang seharusnya menjadi bagian pengusaha lokal, diserobot oleh pengusaha dan pekerja dari luar daerah dan luar negeri. Sementara masyarakat pribumi yang memiliki kualifikasi persentase keterlibatannya sangat kecil mengerjakan proyekproyek besar yang ada di daerah. Ia juga menggambarkan bagaimana proyek pembangkit listrik yang ada di Sambelia justru digarap oleh orang-orang Cina yang belum lama ini puluhan jumlahnya ditahan karena

persoalan paspor. “Soal persaingan terbuka dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tidak bisa kita hindari. Tetapi perlu diingat, pemerintah daerah punya peran untuk memproteksi agar kesepakatan tersebut justru menjadikan pengusaha lokal dan pekerja lokal hanya menjadi penonton,” katanya pada Suara NTB. Sementara Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi NTB, H. Yudistira Capriyadi menggambarkan kondisi usaha-usaha besar saat ini sedang setengah tak bernyawa. Menurutnya, belum terlihat ada tanda-tanda pergerakan dunia usaha yang lebih progresif, meski ekonomi nasional diprediksi akan membaik tahun ini. “Kalau boleh menyebut, pengusaha-pengusaha besar ini sekarang sedang kesekuk. Coba saja lihat, pengusaha besar mana yang di NTB yang progresif, semuanya masih menunggu. Perumahan juga demikian, untuk tipe-tipe yang besar, berat lakunya. Kalaupun ada, itu untuk tipe-tipe kecil,” katanya. Ia juga melihat kondisi yang sama pada dunia perhotelan dan restoran menengah ke atas. Meski kegiatan-kegiatan nasional kerap dilakukan di NTB, hanya segelintir hotel yang mungkin menikmati itu. “Coba lihat rumah makan Roemah Langko, lihat Xo Suki. Kalau ekonomi baik, mestinya itu juga banyak pengunjung. Ekonomi masih nyungsep, daya beli masyarakat yang masih kurang,” ujarnya. Ia melihat, yang progresif pergerakannya justru pengusaha-pengusaha kecil yang kreatif atau pedagang-pedagang kaki lima. Diharapkan masyarakat juga melihat dan memanfaatkan peluang tersebut. (bul)

(Suara NTB/dok)

Yudistira Capriadi

(Suara NTB/dok)

Suhayatman

ke Negara Jepang sebesar 51,85 persen, Cina sebesar 29,39 persen dan Korea Selatan sebesar 18,62 persen. Jenis barang ekspor Provinsi NTB yang terbesar Januari 2016 adalah barang tambang/galian yang lebih didominasi oleh perusahaan tambang Newmont non mi-

gas senilai US$ 133.563.354 (99,87persen). Sementara komoditas ikan dan udang yang disebutkan hanya senilai US$ 150.833 (0,11persen), dan perabot, penerangan rumah senilai US$ 16.070 (0,01persen). Sementara gambaran impor, nilainya pada bulan Jan-

uari 2016 sebesar US$ 11.371.036, nilai ini mengalami penurunan 49,49 persen dibanding dengan bulan Desember 2015 yang sebesar US$ 22.510.530. Sebagian besar impor berasal dari Negara Cina (49,25 persen), Amerika Serikat (19,50 persen) dan Jepang (17,77 persen). Jenis barang impor dengan nilai terbesar adalah mesinmesin/pesawat mekanik (47,58 persen), benda-benda dari besi dan baja (18,35 persen) dan karet dan barang dari karet (17,32 persen). (bul)

Pangkalan Elpiji Oplosan Dirazia Mataram (Suara NTB) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB mengambil langkah antisipatif, menyusul kabar kemungkinan terjadinya praktik pengoplosan elpiji. “Kita mendengar di nasional soal waspada elpiji oplosan. Kita turunkan tim dalam beberapa hari ini,” kata Kepala Dinas Perindag Provinsi NTB, H. Husni Fahri, MM saat melakukan razia, Senin (15/2). Razia dimulai dari beberapa pangkalan di Kota Mataram. Menyusul agen dan pangkalan yang ada di Lombok Barat. Ada 12 tabung elpiji 3 Kg yang dijadikan sampel. Dari 12 tabung dimaksud kemudian dilakukan penimbangan. Hasilnya belum dilihat ada indikasi permainan oknum. Sepuluh tabung beratnya sesuai ketentuan 3 Kg bersih. Dua tabung lainnya berisi lebih dari 3 Kg. “Berbicara konsumen, kalau lebih dari 3 Kg isi tabungnya, menguntungkan. Tapi yang terpenting

Senin, 15/02/06

jangan ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan,” kata kepala dinas pada Suara NTB. Ia meminta langsung agar Balai Metrologi intens melakukan tera ulang, guna mencegah terjadinya berbagai kemungkinan yang dikhawatirkan. Pengisian di agen, lanjut H. Husni Fahri, tim belum melihat ada agen yang “nakal” mengurangi isi. Dilihat dari tabung yang baru diisi, relatif normal pengisiannya. Sementara, dia memastikan konsumen tidak perlu khawatir. Namun tetap juga melakukan langkah antisipasi. Misalnya dengan menimbang kembali berat tabung berisi 3 Kg yang baru ditebus di pengecer, atau pangkalannya. Meski tak ada persoalan di lapangan, H. Husni Fahri katakan timnya tak berhenti melakukan penyisiran dan pengecekan. Peredaran elpiji 3 Kg di kabupaten lainnya akan dipantau secara rutin. “Metrologi harus tetap ngecek, dan yang paling penting masyarakat juga harus proaktif, kalau ada tabung berisi kurang dari ketentuan, laporkan

saja untuk kita tindak lanjuti,” demikian pintanya. Modus oplosan biasanya dilakukan dengan memindahkan isi elpiji subsidi ke tabung non subsidi. Keuntungan yang didapat tentu cukup besar, harga pembeliannya menggunakan standar harga elpiji subsidi, setelah dioplos dijual dengan harga non subsidi. Polanya isi tabung 3 Kg dipindahkan ke tabung 12 Kg. Junior Sales Executive Pertamian Retail IX Rayon V wilayah NTB, Firdaus Sustanto mengatakan, sejauh ini Pertamina belum menerima laporan terkait adanya kemungkinan dilakukan oplosan dari elpiji subsidi ke non subsidi. Pertamina juga mengimbau masyarakat untuk teliti sebelum menebus elpiji di manapun, dengan meriksa berat dan segelnya. “Kalau agen dan pangkalan sudah jelas, sanksinya langsung dari PHU jika terlibat pengoplosan,” demikian Firdaus. (bul)


SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 4

Jadi Tersangka Kasus Gili Kondo WAKIL Bupati (Wabup) Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin mengharapkan kepada petani yang ada di Lotim agar dapat memanfaatkan air di musim penghujan tahun 2016 ini. Ia meminta masyarakat atau petani segera bercocok tanam, karena curah hujan tahun ini diprediksi tidak terlalu lama. Menurutnya, kalau selama ini kegiatan menanam terhalang oleh musim kemarau berkepanjangan, hingga membuat (Suara NTB/dok) sejumlah lahan tertidur. Maka H. Haerul Warisin musim penghujan ini diharapkan menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sebaik-baiknya untuk bercocok tanam terutama menanam padi. Dengan memanfaatkan musim hujan untuk bercocok tanam merupakan langkah sangat tepat dalam upaya memaksimalkan hasil panen padi. “Kita harapkan masyarakat segera melalukan tanam padi jangan menunda-nunda. Jangan sampai air hujan ini masuk ke laut, melainkan harus masuk ke areal persawahan. Jadi air hujan ini harus benar-benar dimanfaatkan karena musim hujan ini tidak lama,” ujarnya. Terkait air di Bendungan Pandanduri, wabup mengaku air yang berada di dalam bendungan itu belum secara maksimal bisa diandalkan untuk mengairi semua lahan pertanian masyarakat khususnya di bagian selatan. Air yang yang ada dalam bendungan itu, hanya bisa mengarah kepada areal-areal persawahan yang saluran irigasinya satu jalur dengan aliran persawahan masyarakat. “Beda dengan air hujan, semua saluran irigasi akan terisi dengan air dan terbagi secara merata di setiap saluran irigasi itu dan masuk ke areal persawahan,”jelasnya. Terkait dengan masyarakat yang masih bertahan menanam bawang maupun cabai di musim penghujan tahun ini. Wabup juga tidak melarang hal itu karena masyarakat juga memiliki pertimbangan kenapa ia masih bertahan. Namun, ia tetap mengharapkan kepada masyarakat supaya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya musim hujan ini untuk bercocok tanam terutama melakukan penanaman padi dengan tidak membiarkan lahan tidur. “Kalau yang masih menanam cabai dan bawang tidak apaapa karena harga cabai mungkin yang tinggi. Namun, begitu selesai kita harapkan masyarakat langsung menanam padi dengan memanfaatkan musim hujan ini,” harapnya. (yon)

Realisasi Dana Pusat, Disosnakertrans KLU Ditegur Itjen Tanjung (Suara NTB) Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Ketenagakerjaan RI melayangkan surat teguran kepada Disosnakertrans KLU, c.q Bidang Nakertrans atas realisasi sejumlah kegiatan yang didanai dari dana APBN tahun 2015 lalu. Hal tersebut, kemudian dibenarkan oleh Inspektorat KLU. Kepala Inspektorat KLU, H. Zaenal Idrus, SH., dikonfirmasi wartawan, Senin (15/2), mengungkapkan surat “teguran” dari Itjen diterima Inspektorat berupa tembusan. Selain Inspektorat, tembusan juga dikirim ke Bupati KLU. Hanya saja, Zaenal mengakui pihaknya tidak dilibatkan dalam proses audit atas nilai dana yang dikucurkan ke daerah. “Kita tidak dilibatkan, murni Itjen yang melaksanakan audit, dari pihak mereka,” ucap Zaenal. Zaenal tidak merinci apa saja yang menjadi fokus teguran pusat. Mengenai kerugian negara atau kewajiban untuk mengembalikan, juga tidak disinggung. Kemungkinan besarnya, memang tidak terdapat kerugian negara yang timbul dari realisasi tersebut, tetapi dinas diminta mengawal realisasi pelaksanaan lapangan sebagaimana telah dicroscek oleh pihak Itjen ke lapangan. “Spesifiknya kita tidak lihat, tetapi dari kita, sudah membentuk tim monitoring untuk meminta dinas menyelesaikannya,” ujar Idrus singkat. Terpisah, Kepala Bidang Nakertrans KLU, Musripin, Sos., melalui Kasubag Furqon, yang dikonfirmasi membenarkan teguran tersebut. Hanya saja, tegurannya bersifat normatif, karena ia juga akui tidak ada kerugian negara yang timbul apalagi harus dikembalikan. Furqon mengklaim, teguran yang diterima dari itjen telah diselesaikan oleh pihaknya. Misalnya saja, pada pembangunan infrastruktur jalan rabat sepanjang 2.000 meter dengan lebar 3,5 meter, pelaksanaannya sudah dikerjakan. Pada program rabat atau lebih tepatnya membuka jalan baru Dusun Panggung, Desa Selengen, kecamatan Kayangan, pelaksanaannya dilakukan dengan swakelola (padat karya). Proyek ini sendiri bernilai sekitar Ro 200 jutaan, dengan anggaran lebih banyak tersedot ke pos upah lebih dari Rp 100 jutaan. Sedangkan yang murni ke fisik atau material hanya Rp 84 jutaan, itu pun masih harus dikurangi oleh PPn dan PPh. Hal yang sama juga berlaku untuk pengerjaan talud Dusun Kerurak, Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga. Itjen menemukan terdapat sedikit kerusakan namun hal itu telah diminta untuk diperbaiki. ‘’Pada pengadaan kambing etawa, kelompok penerima menolak dibelikan kambing etawa oleh pihak ketiga, sehingga dana untuk pembelian itu kami berikan secara langsung, karena takut pihak ketiga salah membeli,” ujarnya. Furqon memastikan sudah tidak ada lagi problem tersendat menyangkut surat teguran dari pusat. Menjawab surat dimaksud, pihaknya pun akan segera berangkat ke Jakarta untuk melaporkan kondisi terakhir perkembangan pelaksanaan anggaran pusat tersebut. (ari)

Baik Buruknya Ekonomi, Tergantung Sektor Pertanian Selong (Suara NTB) Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut baik buruknya pertumbuhan ekonomi Lombok Timur (Lotim) tergantung pada sektor pertanian. Hal ini karena sumbangan sektor primer ini terbilang paling tinggi, 27 persen. Kepala BPS Lotim, Lalu Supratna menyebutkan data terakhir laju pertumbuhan ekonomi Lotim tahun 2014 lalu sebesar 4,93. Angka ini cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang lajunya mencapai 5,39 persen. Penyebab utamanya adalah melemahnya laju pertumbuhan sektor pertanian yang hanya 1,79 persen. Sangat jauh dari keadaan petumbuhan pertanian sebelumnya mencapai 3,51 persen. Khususnya pada komoditi tanaman pangan, pertumbuhan justru mengalami negatif 1,08 tahun 2014. Sedangkan tahun 2013 lalu bisa tumbuh dengan baik sebesar 5,80 persen. Catatan tahun 2015 diprediksi BPS akan mengalami peningkatan. Hanya saja datanya belum diketahui detail. Pasalnya, tahun 2015 lalu belum ada hasil sensusnya. Keyakinan BPS akan terjadi peningkatan, karena produksi padi tahun 2015 cukup bagus. Meski dilaporkan terjadi el nino, namun rata-rata produktivitas cukup baik. “Sekarang pertanian sangat bagus,” urainya. Sektor lain, seperti perdagangan mengalami pertumbuhan 7,67 persen. Sektor jasa ini pun katanya mengalami perlambatan dibandingkan sebelumnya yang bisa tembus 8,32 persen. Perlambatan ini pun, karena melemahnya produksi pertanian. Dikatakan demikian, karena sebagian besar yang dipasarkan dalam perdagangan ini adalah produk-produk pertanian dan pengaruhnya sangat signifikan perkembangan sektor perdagangan. “Semua produk pertanian lari ke pasar, semua bermuara ke pasar,” tegasnya. Sedangkan itu sektor konstruksi yang dijalankan pemerintah dalam tahun 2014 lalu hanya 6,26 persen. Juga mengalami perlambatan, karena proyek-proyek untuk pembangunan pertanian, seperti Pandanduri waktu itu belum rampung. “Kalau sekarang kan sudah rampung, maka bisa lebih baik,” ungkapnya. (rus)

Camat Selong Jalani Pemeriksaan Lanjutan Selong (Suara NTB) Aparat Kepolisian dari Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polres Lombok Timur (Lotim), Senin (15/2) kembali memeriksa Camat Selong, MS dalam kasus dugaan korupsi proyek Dermaga Apung di Gili Kondo Kecamatan Sambelia. Pemeriksaan lanjutan terhadap MS dilakukan setelah pada hari Sabtu (13/2) lalu ditetapkan sebagai tersangka baru oleh penyidik dalam dugaan korupsi pengerjaan proyek senilai Rp 446 juta lebih dari program Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) tahun 2012. Pemeriksaan lanjutan terhadap MS yang dilakukan Senin dimulai sekitar pukul 09.00 Wita. MS didampingi pengacaranya langsung menuju ruangan Unit Tipikor yang terletak di lantai dua Satreskrim Polres Lotim. Pantauan Suara NTB, pemeriksaan dilakukan di ruangan yang berlapis dan tertutup, sehingga penyidik dapat berkonsentrasi untuk mengorek keterangan yang lebih mendalam. Hingga pukul 13.00 Wita, pemeriksaan yang begitu alot masih dilakukan oleh penyidik. Tanda-tanda MS keluar dari ruangan tersebut tidak terlihat. Bahkan, salah

satu penyidik yang dikonfirmasi mengatakan kemungkinan pemeriksaan akan berlangsung hingga sore atau malam. Sementara, Kasat Reskrim Polres Lotim, AKP. Haris Dinzah, SH, SIK, melalui Kaur Bin Ops, Iptu Made Sutama mengatakan, pemeriksaan terhadap MS dilakukan oleh penyidik dengan status sebagai tersangka dalam proyek Dermaga Apung di Gili Kondo. Kala itu, MS menjabat sebagai Kepala Bidang Perhubungan Laut pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) tahun 2012 lalu. Pada saat proyek itu dikerjakan, kata Sutama, MS bertindak selaku Peja-

(Suara NTB/dok)

WISATA ANDALAN - Gili Kondo merupakan salah satu objek wisata andalan Lotim. Namun, pembangunan dermaga apung di pulau kecil ini menyeret sejumlah pejabat dan rekanan di lingkup Pemkab Lotim. itu. Aparat kepolisian sebelumnya sudah melakukan penahanan terhadap HSW yang juga Asisten II Setda Lotim dan HF selaku pihak rekanan dalam proyek itu.

bat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Sebelum dilakukannya pemeriksaan terhadap MS sebagai tersangka dalam proyek Dermaga Apung di Gili Kondo

Terkait penahanan Asisten II Setda Lotim, HSW oleh aparat kepolisian. Pemkab Lotim menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut pada proses hukum. (yon)

Kadis PU Lotim Rangkap Kasus Laka Lantas, Dua Jabatan Tak Semua Masuk Proses Hukum Selong (Suara NTB) Selama tahun 2016 ini, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lombok Timur (Lotim) mencatat angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) hingga menyebabkan korbannya meninggal sebanyak 10 kasus. Belum lagi yang luka berat, dan luka ringan. Kepala Satuan (Kasat) Lantas Polres Lotim AKP Bayu Panduwinoto, SIK, menyatakan dari semua kasus laka lantas, meski ada korban meninggal ternyata tidak sepenuhnya masuk proses hukum. Antara korban dengan pelaku bisa saja memasuki proses damai. Proses damai itu ditegaskan bukan difasilitasi oleh aparat kepolisian. ‘’Damai menjadi kesepakatan sendiri tanpa unsur keterpaksaan dari kedua belah pihak,’’ ujarnya pada wartawan di Selong, Senin (15/2). Adapun juga kasusnya terus berlanjut ke ranah hukum, maka proses damai itu pun sebenarnya tidak bisa diberlakukan. Kasat Lantas, mencontohkan, kasus anggota Polres Lotim yang menabrak warga di Labuhan Haji beberapa waktu lalu. Korban diketahui meninggal. Namun, belakangan, terjadi proses damai antara kedua belah pihak.

(Suara NTB/rus)

Bayu Panduwinoto Perdamaian pun tidak serta merta dikabulkan untuk memutus proses hukum. “Kita akan cek secara detail dulu bagaimana mekanisme perdamaiannya,” ucapnya. Sementara itu, kasus-kasus yang juga menyebabkan korbannya meninggal tetap dilanjutkan ke proses hukum. Pertama kejadian tabrakan karena rem blong kendaraan Surya Kencana di jalan nasional Labuhan Lombok pada Senin (8/2) lalu. Sopir berinisial AH (47) asal Bima, tetap dijadikan tersangka dan akan diproses hukum. Bus Surya Kencana pun sudah diamankan di Mapolres

Selong (Suara NTB) Setelah dilantik sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lombok Timur (Lotim) Januari 2016 lalu, Ir. Sateriadi masih memiliki kewenangan melakukan penandatanganan blanko sejumlah dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Lotim. Sateriadi masih sebagai Plt. Kepala Dinas yang merupakan jabatan yang diembannya sebelumnya. Kondisi itu, menurut Sekdis Dukcapil Lotim, Andika Istu Jaya, sesuai dengan aturan yang berlaku dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Kondisi itu, lanjutnya, dikarenakan penerbitan SK untuk dilakukan penandatangan dokumen kependudukan kepada pejabat baru lingkup Dukcapil Lotim belum turun. Pasalnya, katanya, berdasarkan aturan dari pusat, Kepala Dinas Dukcapil harus diusulkan oleh bupati ke gubernur. Setelah itu, gubernur melakukan pengusulan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Atas dasar itu, lanjutnya, menjadi alasan Kepala Dinas PU masih melakukan penandatanganan terhadap dokumen-dokumen kependudukan di Dukcapil Lotim. Alasannya, Kemendagri hanya mengetahui jika nama Kepala Dinas Dukcapil Lotim masih diemban Sateriadi. “SK belum tu-

Lotim. Kendaraan serupa, pada Jumat (12/2) lalu mengalami tabrakan maut yang terjadi di Wanasaba. Hasil penyelidikan menyebut, korban meninggal, namun terhadap sopir berinisia TS ini tetap akan diproses hukum dan kini sudah ditahan di Mapolres Lotim. Diakuinya, korban meninggal akibat ditabrak bus Surya Kencana ini sempat membingungkan Satlantas Polres Lotim. Pasalnya, korban ini terbilang misterius. Pasalnya, setelah empat hari lamanya baru diketahui identitas pelaku dari KTP yang berhasil ditemukan aparat terselip di salah satu barang bawaannya. Sampai saat ini, mayat korban belum bisa dimakamkan dan dititip di RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Dari identitas pelaku yang tertera dalam KTP, diketahui namanya Sutaji, warga Banyuwangi Jawa Timur. Senin kemarin, Polres Lotim pun langsung berkoordinasi dengan jajaran Mapolres Banyuwangi untuk mencari keluarga korban, karena belum ada keluarga yang datang menjeguk hingga saat ini. Harapannya proses di Banyuwangi cepat dan bisa segera dimakamkan jenazahnya. (rus)

4.800 Warga Lotim Buru Jadi Petugas Sensus Selong (Suara NTB) Meski hanya bertugas selama sebulan, minat masyarakat menjadi petugas sensus ekonomi yang akan digelar Badan Pusat Statistik (BPS) cukup besar. Di mana sebanyak 4.800 warga Lotim turut mendaftar menjadi petugas Sensus Ekonomi tahun 2016 bulan Mei mendatang. Ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/2) kemarin, Kepala BPS Lotim, Lalu Supratna menyebut pihaknya hanya mencari 1.486 petugas. Jumlah pendaftar yang cukup banyak itu diartikan cukup banyak yang ingin menjadi petugas sensus. Bekerja hanya sebulan dengan insentif Rp 2,8 juta nilai kontrak per orang. Lalu Supratna menjelaskan, proses rekrutmen petugas sensus ini merupakan pertama digelar BPS Lotim. Di

(Suara NTB/rus)

Lalu Supratna mana, dana tidak ada untuk rekrutmen. Akan tetapi alasan pertimbangan ingin mendapatkan hasil sensus yang bagus, maka dilakukan perekrutmen. Selama ini, ungkapnya. hasil sensus yang digelar BPS banyak menuai kritik. BPS sebelumnya menggunakan mekanisme kemitraan dengan petugas sen-

sus yang ada di desa-desa. Akan tetapi, pola kemitraan itulah yang dikritik pihak pemerintah desa saja yang diberikan. “Dulu kita gunakan kemitraan selektif, ada tiap desa mitra statistik. Tapi tidak jarang menuai protes. Karena tuduhan ada kepentingan desa. Mulai tahun ini kita ubah,” terangnya. Peserta dari masing-masing desa, katanya, masuk pertimbangan dalam penentuan kelulusan. Sebelumnya sudah dilakukan tes dan nantinya akan diberikan pelatihan selama tiga hari di Mataram. Para petugas sensus ekonomi hasil rekrutmen kali ini katanya akan dijadikan data base. Hasil kerja dari petugas sensus ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan pula untuk selanjutnya bisa digunakan sebagai petugas pada kegiatan lainnya. (rus)

BKP Lotim: Kita Tersinggung Kalau Alasan Kerawanan Selong (Suara NTB) Rencana mendatangkan beras sebanyak 7 ribu ton dari Jawa Timur oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) disambut beragam. Meski Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi sudah nyata menolak, namun Lombok Timur (Lotim) masih memberikan ruang. Badan Ketahanan Pangan (BKP) Lotim menilai kalau alasan mendatangkan beras, karena NTB rawan pangan, maka Lotim turut akan merasa tersinggung. Menjawab Suara NTB di Selong, Kepala BKP Lotim H. Sapiran mengatakan NTB, khususnya Lotim tidak terjadi kerawanan pangan. Sebaliknya, Lotim justru surplus. Namun, jika alasannya sebatas distribusi, maka Lotim termasuk senang menyambut kedatangan beras dari luar daerah. “Kalau hanya karena distribusi Bulog saja kita senang, karena kita pasti untung,” ujarnya.

Penjabat Bupati Minta BPKP Audit Perhotelan di KLU Tanjung (Suara NTB) Penjabat Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) H. Ashari, SH. MH., meminta agar Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB, melakukan audit keuangan pengusaha perhotelan di KLU. Disinyalir, neraca keuangan para pengusaha perhotelan belum sebanding antara profit yang diperoleh dengan pajak dan retribusi yang disetorkan. “Kita minta kepada BPKP, semua hotel di KLU diaudit untuk mengetahui riil pemasukan. Selama ini kan kita tidak tahu, dan kita juga tidak ingin berasumsi, sehingga lembaga perlu turun lapangan,” ungkap Ashari, di ruang kerjanya, Senin (15/2). Ashari menilai pendapatan daerah dari sektor pariwisata memang besar, namun demikian besarannya pun masih dikatagorikan belum optimal dibandingkan tingginya mobilitas pariwisata khususnya 3

Gili. “Kekayaan yang ada ini untuk mensejahterakan seluruh masyarakat, bukannya dinikmati segolongan orang,” cetusnya. Lembaga terkait seperti BPKP, menurut Ashari, perlu membantu pemerintah di daerah untuk mengecek kebenaran dari neraca keuangan perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan. Mengingat, pemerintah daerah nyaris tidak bersentuhan dengan laporan keuangan pihak swasta. Di sisi lain, Penjabat Bupati juga tak menyangkal minimnya keberadaan infrastruktur pendukung terkait 3 Gili. Misalnya saja, kondisi jalan lingkar di 3 Gili seharusnya ditata agar tidak berdebu, becek dan sebagainya. Namun tentunya, untuk 3 Gili sendiri perlu mendapat support anggaran yang besar dari pemerintah. Pemda KLU saat ini belum memiliki anggaran yang cukup untuk

mendukung sarana setempat, mengingat di kawasan darat masih banyak persoalan infrastruktur yang belum tertangani. Sekilas mengenai jalur masuk satu pintu ke 3 Gili, Ashari menambahkan dukungan anggaran dari APBN murni 2016 sudah dapat diklaim. Besaran anggaran senilai Rp 50 miliar. Hanya saja, menurutnya, pemerintah daerah di bawah komando bupati dan wakil Bupati baru masih harus memikirkan tindaklanjut jalur satu pintu. Di mana, fasilitas pendukung yang harus ada adalah dermaga penyeberangan. Selama ini, dermaga yang banyak beroperasi adalah milik swasta dan milik pemerintah hanya ada di Teluk Nara. Itu pun, kata dia, keberadaan dermaga masih harus ditambah seiring fasilitas tersebut disiapkan sebagai tempat tambat fast boat yang masuk dari Bali hingga kapal layar yang singgah dalam event Sail Indonesia. (ari)

(Suara NTB/dok)

Andika Istu Jaya run, pusat juga mengetahui jika Kadis Dukcapil dijabat oleh Kadis PU yang sekarang,” jelasnya. Untuk lebih memberikan pelayanan kepada masyarakat, mantan Sekdis Dinas ESDM PP Lotim ini mengaku tetap menjalin koordinasi dengan kepala Dinas PU untuk menjaga pelayanan di Dukcapil Lotim agar tidak terbengkalai. Terutama dalam penandatangan dokumen-dokumen kependudukan itu. “Kalau saya, bagaimana mengarahkan kepada para staf untuk bekerja secara maksimal dan memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat. Kalau penandatanganan dokumen masih dilakukan oleh Kadis PU yang sebelumnya merupakan Kadis di sini, (Dukcapil, red),” paparnya. (yon)

Beras Bulog Jatim

(Suara NTB/rus)

Manfaatkan Musim Hujan

H. Sapirin

Sebelumnya, Wakil Bupati Lotim H. Haerul Warisin menilai tidak mempermasalahkan rencana Bulog mendatangkan beras dari Pulau Jawa itu. “Sebenarnya distribusi beras dari Bulog satu ke yang lain itu sah-sah saja,” imbuh Sapirin. Dijelaskan Sapirin, khusus beras dari Lotim juga banyak yang keluar daerah, termasuk ke NTT. Beras asal Lotim ini katanya paling diminati warga NTT dan dijual dengan harga cukup mahal. Soal surplus, sejauh ini dalam hitungan BKP Lotim secara teoritis sebanyak 0,6 kg x jumlah penduduk yang mendiami Lotim. Atau sebanyak 1,3 juta x 0,6 kg. Ditemukan hasilnya mencapai 780 ribu ton. Sementara itu, stok pangan di masyarakat mencapai 12 ribu ton. Dilihat dari sudut pandang tingkat konsumsi pangan masyarakat Lotim sebelumnya 132 kg/kapita/tahun diyakini masih ada sisa. Saat ini angka konsumsi pangan masyarakat Lotim setara beras sebanyak 117 kg/kapita/tahun. ‘’Masih banyak sisa beras Lotim yang menjadi stok. Tersimpan pada lumbung-lumbung pangan masyarakat,’’ klaimnya. Meski pada tahun 2015 lau Lotim mengalami musim el nino yang cukup panjang, tapi dipastikan tidak berpengaruh pada stok pangan. Bahkan, tahun 2016 ini diyakini akan lebih baik dibandingkan tahun 2016. “Insya Allah tahun 2016 ini tidak mengalami el nino seperti tahun sebelumnya,” ujarnya yakin. (rus)


SUARA PULAU LOMBOK Atasi Hutan Kritis, Lobar Butuh Waktu Belasan Tahun

Halaman 5

SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Giri Menang (Suara NTB) Dinas Kehutanan (Dishut) Lombok Barat (Lobar) menargetkan dalam satu tahun mampu menanam 500 hektar di lahan kritis yang tersebar di beberapa kecamatan. Dengan target 500 hektar per tahun, maka jika dihitung luas lahan kritis 17 ribu lebih, maka butuh waktu belasan tahun untuk mampu mereboisasi lahan kritis. Minimnya dukungan anggaran menjadi kendala reboisasi lahan, sehingga Dishut melakukan sejumlah terobosan untuk melakukan penanaman di lahan kritis. “Kami tidak mau mulukmuluk menargetkan 1.000 hektar pengurangan lahan kritis tiap tahun. Kami targetkan 500 hektar saja. Karena support dari APBD hanya 100 hektar tahun ini,” terang Kepala Dishut Lobar Agus Gunawan usai penanaman bibit pohon di sekitar Gunung Sasak Kecamatan Kuripan, Senin (15/2). Menurutnya, data 2016 ini,

luas hutan di Lobar mencapai 41 ribu hektar lebih. Dari jumlah ini seluas 17.200 hektar lebih dalam kondisi kritis. Untuk mengatasi lahan kritis ini, pihaknya melakukan sejumlah program terobosan. Terobosan itu adalah rehabilitasi lahan kritis melalui dua cara yakni memperbanyak bibit dan memperbanyak menanam. Memperbanyak menanam ini dilakukan secara kewilayahan melibatkan 10 kecamatan dan semua desa. Selain itu, bekerjasama dengan dunia pendidikan. Dan terakhir, penanaman dilakukan dengan menggandeng pihak swasta. Diklaimnya, program inilah yang akan dilaksanakan selama menjabat kepala dinas. Ia mengaku, sejak dilantik, pihaknya sudah melakukan 7 kali penanaman. Termasuk penanaman di Gunung Sasak, sudah ditanam 30 hektar dengan jumlah bibit yang ditanam 15 ribu bibit. Ada lagi penana-

man di Tempos sebanyak 12 ribu bibit dan rencananya penanaman 12 ribu bibit di Giri Sasak. Hal ini menurutnya perlu dilakukan mengingat di APBD hanya diberi anggaran dana untuk penanaman 100 hektar. Jumlah ini pun menurun dibandingkan sebelumnya. Sementara Plt Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, menambahkan penanaman pohon banyak diinisiasi oleh kepala desa di beberapa daerah, seperti Sekotong dan Lembar. Hal ini perlu terus didorong. Diakuinya, anggaran sedikit untuk penanaman pohon dari APBD, karena itu perlu didorong peran serta kades dan khususnya swasta. Ia mengapresiasi adanya partipasi masyarakat. Sebab jika asumsi dari APBD saja, hanya mampu ditanam 10 ribu bibit saja, karena itu menurutnya gerakan menanam ini penting digalakkan mulai dari kades hingga level atas. (her)

(Suara NTB/her)

TANAM POHON - Plt Bupati Lobar H. Fauzan Khalid didampingi Kadis Kehutanan Agus Gunawan saat menanam pohon di hutan Gunung Sasak, Senin (15/2).

Pengusulan Penetapan Bupati Definitif

Gelar Pilkades Serentak SEBANYAK 14 desa yang ada di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) tahun ini bakal menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) serentak. Setelah masa jabatan kepala desa berakhir tahun ini. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Loteng, Ir. L. Haris Munandar, Senin (15/2). Haris mengatakan kalau saat ini proses pilkades di 14 desa sudah masuk tahap persiapan di tingkat kabu(Suara NTB/kir) paten. Di mana pemerintah L. Haris Munandar daerah sedang menyusun Peraturan Bupati (Perbup) terkait tata cara pelaksanaan pilkades, turunan dari Permendagri Nomor 82 tahun 2015. Untuk pelaksanaannya, lanjut Haris diperkirakan pertengahan tahun ini. Karena pastinya tidak bisa pilkades digelar sebelum aturannya selesai disusun. “Aturan lama memang ada. Tapi karena ada aturan baru dari pemerintah pusat, maka aturan daerah juga harus diperbaharui. Supaya sesuai dengan aturan terbaru,” terangnya. Ia menjelaskan, dalam aturan baru tentang pilkades ini ada beberapa hal mendasar yang berubah, seperti terkait panitia pelaksanaan. Tidak hanya ada di desa saja, seperti pilkades sebelumnya, tapi ada juga panitia kabupaten. Begitu pula terkait pengawasan serta tata cara penyelesaian sengketa, juga banyak yang berubah. Perubahan ini dimaksudkan untuk bisa menutupi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pilkades sebelum-sebelumnya. Dengan begitu, persoalan yang sebelumnya muncul diharapkan tidak terjadi lagi pada gelaran pilkades tahun ini. “Jadi perubahan sisi aturan pelaksanaan pilkades ini, sebagai salah satu upaya memperbaiki kualitas pelaksanaan pilkades. Sehingga hasilnya bisa lebih baik,” tegas Haris. Terkait anggaran pelaksanaan pilkades, pemerintah daerah sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar untuk mendukung seluruh tahapan pelaksanaan mulai dari tahap awal sampai akhir. Untuk pembagian alokasi anggaran pelaksanaan pilkades tidak dibagi rata. Tetapi mengikuti beban kebutuhan pelaksanaan pilkades masing-masing desa. Sehingga alokasi anggaran yang diterima masing-masing desa nantinya tidak sama dan tergantung dari perhitungan besaran kebutuhannya. Salah satu yang menjadi pertimbangan, yakni jumlah pemilih. “Desa dengan jumlah penduduk dan pemilih lebih besar, tentu alokasi anggaran lebih besar. Dari pada desa yang jumlah pemilihnya sedikit,” ujarnya. (kir)

Anggota DPRD Lobar Beda Pendapat

Giri Menang (Suara NTB) Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi resmi bersurat ke DPRD Lombok Barat (Lobar) segera menggelar paripurna pengusulan pengesahan pengangkatan Wakil Bupati, H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, sebagai Bupati Lobar. Surat Gubernur bernomor 131/454/Adm.Pem diterima Sekretariat Dewan, Jumat (12/ 2) lalu. Setelah menerima surat tersebut, Senin (15/2) unsur pimpinan Dewan menggelar rapat untuk membahas langkah selanjutnya. Dari hasil rapat itu mengemuka perdebatan antara anggota Dewan perihal pengusulan pengesahan pengangkatan wakil bupati menjadi bupati. Dewan beda pendapat soal pengusulan tersebut, sehingga menjadi perdebatan. Menurut Wakil Ketua DPRD

Lobar Sulhan Mukhlis, ada dua pendapat di DPRD mengenai mekanisme proses pengusulan bupati definitif. Pendapat pertama, sidang paripurna dilakukan setelah keluar SK pemberhentian H. Zaini Arony dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Namun sebagian

anggota berpendapat tidak perlu menunggu SK. Sebab prosesnya bisa paralel antara pengusulan penetapan bupati definitif dengan SK pemberhentian Zaini Arony di Kemendagri. Menurutnya, pada pendapat pertama, sebagian anggota Dewan perlu menunggu surat

Plt Bupati Ancam Pecat Oknum ASN Terlibat Narkoba Giri Menang (Suara NTB) Plt Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, menyayangkan oknum ASN di Badan Penanaman Modal Perizinan dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) inisial LZ (41) yang ditangkap polisi saat nyabu Minggu (14/2) lalu. Plt Bupati menegaskan, tak ada ampun bagi oknum PNS yang tertangkap, karena kasus narkoba. “Yang pasti kalau ada PNS yang terlibat narkoba tidak ada ampun, kami akan cari celah bila perlu dipecat saja,” tegas Plt Bupati saat ditemui usai penanaman pohon di Kuri-

pan, Senin (15/2). Namun terkait pemberian sanksi terhadap oknum ASN ada sistem yang mengatur, pihaknya tentu akan menjalani sesuai ketentuan yang ada. Sebab menurutnya, tidak mungkin pemda melanggar aturan, karena harus taati aturan. Jika secara aturan oknum ASN harus dipecat, maka pihaknya akan melakukannya. Dalam hal ini, pihaknya tak akan memberi toleransi terhadap oknum ASN yang terlibat narkoba. Termasuk saat ada penangkapan di perumahan Kantor Camat Kediri beberapa waktu lalu.

Diketahui, oknum PNS Inisial LZ (41) digerebek polisi diduga sedang menikmati narkoba jenis sabu Minggu (14/ 2) di Losmen Ida, Kecamatan Lingsar sekitar pukul 16.00 Wita. Oknum PNS ini ditangkap oleh Subdit II Ditresnarkoba Polda NTB. Saat digerebek, aparat mengamankan barang bukti antara lain, 6,78 gram kristal bening diduga sabu, satu buah bong yang terbuat dari botol parfum, sejumlah pipet plastik, dompet, korek gas, dan satu buah telepon genggam merek Samsung. Selain itu, aparat menemukan 25 plastik klip transparan siap isi. (her)

Gizi Buruk, Komisi IV Kritik Kinerja Dikes Lobar Giri Menang (Suara NTB) Balita penderita gizi buruk di daerah Dusun Kumbung Desa Kuripan Utara Lombok Barat (Lobar) bernama M. Khaerul Fatawari (4), meninggal di RSUP NTB, Senin (15/ 1) pukul 00.15 Wita. Balita malang ini meninggal setelah dirawat sekitar seminggu lebih di RSUP NTB. Jenazah balita ini pun dimakamkan pukul 13.00 Wita. Ditemui di tengah suasana duka, kedua orang tua balita ini tampak sedih. Sarifudin (33), bapak balita malang ini menuturkan balitanya sakit sebulan terakhir. Namun karena tak ada biaya ia pun terpaksa membawanya berobat ke dukun. Awalnya anaknya bermasalah pada pencernaan, sehingga berdampak badannya. Lalu ia membawa balitanya ke RSUP setelah dirujuk dari Puskesmas Kuripan. Tak lama dirawat di RSUP, balitanya meninggal. Menyikapi masalah gizi buruk yang banyak ditemukan di Lobar, Komisi IV DPRD Lobar yang membidangi kesehatan sangat prihatin dengan musibah penemuan sejumlah balita penderita gizi buruk di wilayah Lobar. Termasuk meninggalnya penderita gizi buruk di wilayah Kuripan. ‘’Terkait persoalan ini Komisi IV segera memanggil Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) untuk meminta penjelasan perihal penanganan kasus gizi buruk yang masih banyak ditemukan di Lobar,’’ ujar Ketua Komisi IV DPRD Lobar Munawir Haris, SIP, Senin (15/2). Masalah gizi buruk di Lobar, ujarnya, harus menjadi perhatian serius tidak saja Dikes, namun semua pihak termasuk dusun dan desa. Khusus Dikes ia meminta supaya respons cepat, jangan menunggu. Hal senada disampaikan anggota Komisi IV DPRD Lobar lainnya, Khatib Qazwaini. Untuk menangani masalah gizi buruk ini Pemda perlu menyusun strategi tidak saja penanganan sesaat, namun penanganan berkelanjutan sampai sembuh. Sementara Plt Bupati, H. Fauzan Khalid menyatakan adanya penemuan balita gizi buruk di wilayahnya menjadi perhatian serius. Karena itu pihaknya akan meminta semua SKPD terkait untuk turun melakukan penanganan. Menurutnya, kaitan dengan penanganan gizi buruk perlu melihat sumber masalahnya. Salah satu sumber masalahnya kepedulian masyarakat sekitar, hal ini katanya perlu didorong. Ia mengaku menerima laporan ada tiga balita gizi buruk di Lobar, ia pun langsung meminta istrinya selaku Ketua TP PKK untuk turun menjenguk bersama Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi. (her)

(Suara NTB/her)

PATOK - Kepala Kantor Aset Daerah Lobar Mahnan ikut turun melakukan pemasangan patok batas lahan yang akan dipakai untuk pelebaran jalan Gerung-bypass bandara, Senin (15/2).

Akses ” Bypass”, Pemkab Siapkan Rp 16 Miliar Giri Menang (Suara NTB) Kantor Aset Daerah Lombok Barat (Lobar) mulai melakukan pengukuran lahan untuk pembangunan akses Gerung- bypass Lombok International Airport (LIA). Kantor Aset mengukur luas lahan yang akan dipakai untuk pembangunan akses sepanjang 3 kilometer lebih. Untuk biaya pembebasan lahan, tahun ini disiapkan Rp 16 miliar dari rencana anggaran Rp 40 miliar. Pihak pemda akan menuntaskan pembebasan lahan terlebih dahulu baru dilakukan pengerjaan fisik. Ditemui di sela-sela pengukuran lahan di Kuripan, Senin (15/2), Kepala Kantor Aset Daerah Lobar, Mahnan, SSTP, menargetkan pengukuran bisa selesai dua hari ke depan. “Kami mengukur lahan yang diperlukan untuk pelebaran jalan intersection BIL-Gerung, kami mulai dari Simpang Lima Masjid Baital Atiq samai ke Kuripan,” terang Mahnan.

Dijelaskan, tahap awal pihaknya melakukan pemasangan patok tujuannya untuk menentukan lebar bahu jalan yang akan dipakai. Total lebar yang diukur jelasnya, 30 meter. Setelah ditentukan kebutuhan lahan untuk pelebaran jalan, lalu ditanya siapa yang memiliki lahan sesuai batasnya. Pemilik lahan ini juga akan ditanya bukti kepemilikan lahan yang dipegang warga, seperti sertifikat dan dokumen lain. Baru setelah itu, pemilik lahan diundang berdasarkan alas hak. Data pemilik lahan akan dibantu melalui dusun dan desa, setelah itu diundang warga terkait betul tidak kepemilikannya sesuai alas hak. Terkait luas lahan warga ini jelasnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPN untuk menentukan luas lahan. Setelah itu, dilakukan musyawarah seperti apa bentuk ganti rugi, apakah dibayar atau tukar

guling. Dalam proses ganti rugi ini, pihaknya akan mengacu sesuai nilai tim appraisal. Sejauh ini belum dibentuk tim, sebab luas lahan dan siapa pemilik harus jelas. Menurutnya, proses pembebasan lahan ini masih panjang kemungkinan memakan waktu satu tahun anggaran. Karena itu, untuk tahun anggaran ini akan dilakukan pembebasan lahan sedangkan pengerjaan fisiknya akan dilakukan tahun berikutnya. Terpisah, Kepala Desa Kuripan Induk Mastur menyatakan, di wilayahnya terkena lahan sepanjang 1,5 kilometer. Terkait pemasangan pematok lahan warga, pihak aset sudah melakukan sosialisasi sebelumnya. “Ada kira-kira 100 waga terkena lahannya,” ujarnya. Dalam proses ini, ia berharap pemda melibatkan semua unsur masyarakat yang memiliki lahan. Hal ini untuk mengantisipasi adanya persoalan di kemudian hari. (her)

pemberhentian H. Zaini, setelah itu baru dilakukan paripurna pengusulan. Alasannya, tidak ada dasar DPRD melakukan paripurna untuk pengusulan pengangkatan tanpa ada SK pemberhentian Zaini Arony sebagai dasar. ‘’Jika dilakukan pengusulan pengangkatan bupati definitif, lalu belum keluar SK pemberhentian atau belum ada persetujuan dari Kemendagri, maka dikhawatirkan Lobar akan memiliki bupati dobel. Hal inilah menjadi alasan sebagian anggota, perlu menunggu SK pemberhentian Zaini dari Kemendagri,’’ ujarnya. Sementara, pendapat lain,

ujarnya pengusulan bisa dilakukan paralel, antara pengusulan penetapan bupati definitif dengan proses pemberhentian Zaini Arony di Kemendagri. Hal ini menyebabkan DPRD Lobar masih belum ada kata sepakat soal pengusulan bupati definitif. Pendapat pengusulan bupati definitif bisa dilakukan paralel dilontarkan anggota DPRD dari Fraksi Demokrat, Indra Jaya Usman. Menurutnya, pengusulan tidak perlu menunggu SK pemberhentian Zaini Arony, sebab setelah kasus inkracht, maka yang bersangkutan sudah berhenti sebagai bupati. (her)

Pembobol Vila di Bali Dibekuk di Loteng Praya (Suara NTB) Anggota Tim Opsnal Polres Lombok Tengah berhasil membekuk LAS (19) warga asal Dusun Tamping Desa Pengembur Pujut. LAS diduga terlibat pembobolan brangkas salah satu vila di kawasan Sanur Bali. Pelaku beserta uang hasil curian dan sejumlah barang bukti lainnya kini sudah diamankan di Mapolres Loteng untuk keperluan penyelidikan. Kapolres Loteng, AKBP Nurodin, SIK.M.H., melalui Kaur. Bin. Ops. Sat Reskrim Polres Loteng, Iptu Ery Armunanto, yang dikonfirmasi Senin (15/2), mengungkapkan pelaku ditangkap di salah satu rumah keluarganya di Desa Jago Praya pada Senin dini hari. Tertangkapnya pelaku bermula dari informasi yang diperoleh anggota Satlantas Polres Loteng yang secara kebetulan memperoleh informasi dari anggota Polsek Sanur Bali. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke tim Opsnal Polres Loteng.Untuk selanjutnya tim langsung bergerak menuju tempat persembunyian pelaku. Tanpa perlawanan berarti sekitar pukul 00.30 wita, pelaku berhasil ditangkap. Saat itu, pelaku sempat mengelak. Namun setelah diinterogasi, pelaku akhirnya mengaku. Adapun barang bukti berupa uang sekitar Rp 17 juta ditambah beberapa lembar uang asing, berhasil diamankan di wilayah Desa Aik Bukaq. “Begitu berhasil diamankan, pelaku langsung digelandang ke Mapolres Loteng

guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Selain uang, dari tangan pelaku juga diamankan satu sepeda motor Yamaha R15 yang digunakan oleh pelaku melarikan diri dari wilayah Bali ke Lombok,’’ ujarnya. Dari informasi yang diperoleh pihaknya, aksi pelaku terbongkar dari rekaman CCTV yang ada di vila. Pelaku beraksi pada hari Sabtu (13/2) lalu. Kala itu, sekitar pukul 22.30 Wita pelaku masuk ke ruangan tempat brangkas tersimpan. Karena kondisi vila yang sepi, pelaku akhirnya bisa menjalankan aksinya dengan tenang. Setelah berhasil mengambil uang dalam brangkas, pelaku langsung kabur. Di vila itu, pelaku bekerja sebagai tukang kebun dan pelaku tidak sendiri. Di sana pelaku bekerja bersama ibunya sebagai juru masak. “Pemilik vila sendiri memperkirakan kerugian mencapai Rp 200 juta lebih,” tegasnya. Saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif. Untuk selanjutnya, pelaku bersama barang bukti yang berhasil diamankan akan diserahkan ke pihak Polsek Sanur Bali, karena lokasi kejadian di sana. Sehingga untuk proses penyelidikan lebih lanjut, akan ditangani pihak kepolisian di Bali. “Kita di sini hanya membantu mengamankan pelaku. Sekaligus mengumpulkan barang bukti yang ada. terkait kelanjutannya proses penyelidikan, segera akan diserahkan ke Polsek Sanur Bali,” pungkas Ery. (kir)

(Suara NTB/kir)

DIPERIKSA - LAS yang diduga pelaku pembobolan brankas vila di Bali menjalani pemeriksaan di Polres Loteng setelah ditangkap, Senin (15/2) dini hari.


SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Parlementaria

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 6

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345

Kerjasama Sekretariat DPRD Sumbawa dengan Harian Suara NTB

Paripurna Pertama, Penjelasan Tiga Raperda Usul Prakarsa Komisi Sumbawa Besar (Suara NTB) Sidang paripurna pertama dengan agenda penjelasan Komisi-Komisi DPRD Sumbawa terhadap tiga Raperda, Senin (15/2). Yakni, Raperda tentang penataan kayu tanah milik usulan Komisi II, Raperda tentang pengelolaan sampah oleh Komisi III dan Raperda tentang penanggulangan bencana. Komisi III melalui juru bicaranya, Cecep Lisbano, S.IP menyebutkan, permasalahan sampah sudah kompleks yang berpotensi menghambat pembangunan dan lingkungan. Seiring perkembangan penduduk yang cukup tinggi dan pembangunan perumahan termasuk keberadaan pasar yang cukup pesat. Pembangunan tersebut juga mengandung risiko tinggi terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat rusak. Di satu sisi perencanaan pembangunan diarahkan pada konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masya-

rakat di satu sisi menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam, dan di sisi lain pengelolaan sampah selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sehingga pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan. Tujuan dari Raperda pengelolaan sampah ini, mewujudkan budaya hidup bersih, indah dan sehat bagi seluruh masyarakat. Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pemerintah wajib memberikan pelayanan publik dalam pengelolaan sampah. Sebagai pihak yang berwenang dan bertanggung jawab di bidang pengelolaan sampah meskipun secara operasional pengelolaannya dapat bermitra

12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 Sumbawa Besar (Suara NTB) 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumbawa menggelar so12345678901234567890123456789012 sialisasi pembentukan dan pelaksanaan tugas Tim 12345678901234567890123456789012 Pengawalan dan Pengamanan Pemerintah dan Pem12345678901234567890123456789012 bangunan (TP4D), Senin (15/2). Dilaksanakan di aula 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 lantai tiga kantor Bupati Sumbawa, diikuti pimpi12345678901234567890123456789012 nan SKPD di kabupaten Sumbawa. 12345678901234567890123456789012 Kajari Sumbawa, Paryono, SH menyampaikan Ke12345678901234567890123456789012 jaksaan RI sebagai lembaga penegak hukum akan 12345678901234567890123456789012 melakukan pengawalan dan pengamanan baik dalam 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 kegiatan perencanaan, pelaksanaan maupun peman12345678901234567890123456789012 faatan hasil pembangunan. “Termasuk dalam up12345678901234567890123456789012 aya mencegah timbulnya penyimpangan dan keru12345678901234567890123456789012 gian negara,” imbuhnya. 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 Adapun tugas dan fungsi TP4D yakni mengawal, 12345678901234567890123456789012 mengamankan dan mendukung keberhasilan jalan12345678901234567890123456789012 nya pemerintahan dan pembangunan melalui upaya12345678901234567890123456789012 upaya pencegahan/preventif dan persuasif. Dengan 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 memberikan penerangan hukum di lingkungan instan12345678901234567890123456789012 si pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak lain terkait 12345678901234567890123456789012 materi tentang perencanaan, pelelangan, pelaksan12345678901234567890123456789012 aan pekerjaan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 perizinan, pengadaan barang dan jasa, tertib admin12345678901234567890123456789012 istrasi dan tertib pengelolaan keuangan negara. “TP4D 12345678901234567890123456789012 ini tidak hanya melakukan pengawalan semata teta12345678901234567890123456789012 pi juga memberikan pendampingan hukum dalam 12345678901234567890123456789012 setiap tahapan program pembangunan. Pendapat 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 hukum dalam tahapan perencanaan, pelelangan, pel12345678901234567890123456789012 aksanaan, pengawasan, pelaksanaan pekerjaan dan 12345678901234567890123456789012 pengadaan barang dan jasa baik atas inisiatif TP4D 12345678901234567890123456789012 maupun atas permintaan instansi dan pihak – pihak 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 yang memerlukan,” kata Kajari. 12345678901234567890123456789012 Selain itu TP4D juga tetap akan melakukan koor12345678901234567890123456789012 dinasi dengan aparat pengawasan intern Pemda un12345678901234567890123456789012 tuk mencegah terjadinya penyimpangan yang berpo12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 tensi menghambat, menggagalkan dan menimbulkan 12345678901234567890123456789012 kerugian bagi keuangan negara. Bahkan bersama12345678901234567890123456789012 sama melakukan monitoring dan evaluasi pelaksan12345678901234567890123456789012 aan pekerjaan dan program pembangunan. Terma12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 suk melaksanakan penegakan hukum represif ketika 12345678901234567890123456789012 ditemukan bukti permulaan yang cukup setelah di12345678901234567890123456789012 lakukan koordinasi dengan aparat pengawasan intern 12345678901234567890123456789012 pemerintah daerah tentang telah terjadinya perbua12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 tan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan 12345678901234567890123456789012 dan perbuatan lainnya yang berakibat menimbulkan 12345678901234567890123456789012 kerugian bagi keuangan negara. 12345678901234567890123456789012 Sementara itu, penjabat Bupati Sumbawa, Drs. H. 12345678901234567890123456789012 Supran, MM menyampaikan reformasi birokrasi men12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 jadi bagian penting dalam mewujudkan kepemerin12345678901234567890123456789012 tahan yang baik. Titik berat dari pemerintahan yang 12345678901234567890123456789012 baik adalah pada upaya peningkatan kualitas pelay12345678901234567890123456789012 anan publik dan pemberantasan korupsi secara ter12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 arah, sistematis, dan terpadu. Reformasi birokrasi, 12345678901234567890123456789012 mustahil akan terwujud jika tata pemerintahan masih 12345678901234567890123456789012 memberikan peluang terhadap praktik-praktik kolu12345678901234567890123456789012 si, korupsi, dan nepotisme (KKN). Selain memberan12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 tas praktik KKN, reformasi birokrasi harus dijalan12345678901234567890123456789012 kan dengan meningkatkan budaya kerja. Meningkat12345678901234567890123456789012 kan pengetahuan dan pemahaman para penyelengga12345678901234567890123456789012 ra negara terhadap prinsip-prinsip good governance. 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 “Para aparatur sipil negara harus didorong untuk men12345678901234567890123456789012 ingkatkan budaya kerja yang efektif efisien, dan pro12345678901234567890123456789012 fesional dalam melayani kepentingan masyarakat, 12345678901234567890123456789012 bangsa, dan negara,” katanya. 12345678901234567890123456789012 Penjabat bupati berharap, semoga sosialisasi 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 terkait TP4D ini dapat memotivasi para peserta 12345678901234567890123456789012 untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan ke12345678901234567890123456789012 pada masyarakat secara profesional, dalam rang12345678901234567890123456789012 ka mewujudkan tata pemerintahan yang baik, ber12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 sih, dan berwibawa. Langkah ini sangat positif 12345678901234567890123456789012 dalam menghilangkan kekhawatiran aparatur sip12345678901234567890123456789012 il negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya 12345678901234567890123456789012 sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. “Saya 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012 berharap TP4D ini juga ikut mengawal program12345678901234567890123456789012 program pembangunan daerah sehingga berjalan 12345678901234567890123456789012 sesuai dengan mekanisme peraturan perundang12345678901234567890123456789012 undangan yang berlaku,” tukas Supran. (ind) 12345678901234567890123456789012 12345678901234567890123456789012

dengan badan usaha. Selain itu organisasi persampahan, dan kelompok masyarakat yang bergerak di bidang persampahan dapat juga diikutsertakan dalam kegiatan pengelolaan sampah. Pemkab Sumbawa juga harus meningkatkan pelayanan, serta membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Di sisi lain masyarakat dan dunia usaha tidak dirugikan dengan terbitnya peraturan daerah tentang pengelolaan sampah. Juru bicara Komisi II DPRD Sumbawa, Muhammad Yasin Musamma, S.AP menjelaskan tentang Raperda penatausahaan kayu tanah milik yang diinisiasi komisinya dengan melihat potensi hutan rakyat sebagai penghasil kayu bagi pembangunan nasional semakin hari semakin menurun. Di sisi lain permintaan kayu terutama sebagai bahan baku industri pengolahan kayu makin bertambah. Pemenuhan kebutuhan kayu salah satunya melalui pengembangan hutan rakyat. Fungsi pendukung kayu adalah sebagai pendukung lingkungan, konservasi tanah dan perlindun-

gan tata air, hutan rakyat atau lahan-lahan lain di luar kawasan hutan juga mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam upaya pemenuhan bahan baku kayu yang dihasilkan dari luar kawasan hutan milik negara. Kayu rakyat adalah hasil hutan yang diperoleh dari lahan milik sendiri, maka pengolahan dan pemanfaatan hasil hutan sepenuhnya menjadi hak pemilik, sedangkan fungsi pemerintah dalam hal ini hanya melakukan pembinaan untuk menjamin kelestarian hutan dan melindungi kelancaran peredaran hasil hutan melalui penatausahaan hasil hutan. Kelestarian hutan rakyat perlu diperhatikan, maka pengaturan atau penatausahaan hasil hutan di hutan rakyat menjadi satu hal penting yang perlu diperhatikan. Kelancaran serta ketertiban dalam pengelolaan dan pelaksanaan penatausahaan hasil hutan di hutan rakyat dipandang perlu dibuatkan suatu dasar acuan atau petunjuk pelaksanaan (juklak). Petunjuk pelaksanaan penatausahaan hasil hutan di hutan rakyat dimak-

sudkan sebagai acuan penertiban pemanfaatan hasil hutan di hutan rakyat atau dengan perkataan lain merupakan dasar acuan pelaksanaan penatausahaan hasil hutan bagi pemerintah kabupaten/kota dan aparat pelaksana di lapangan dalam menyelenggarakan penatausahaan hutan rakyat. Ketentuan yang mengatur penatausahaan hasil hutan di hutan rakyat hingga kini belum diatur secara khusus, meskipun diakui bahwa fungsi dan peranan kayu rakyat cukup penting. Hutan rakyat mempunyai fungsi antara lain, fungsi konservasi, lindung dan produksi. Potensi hutan rakyat dapat memberikan konstribusi yang cukup potensial untuk memenuhi kebutuhan industri kayu, dengan tetap melakukan pengawasan, pembinaan dan pengendalian sehingga selain memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melakukan penanaman, juga dapat memenuhi kebutuhan industri kayu. Hal ini sejalan dengan berlakunya Permenhut Nomor: P.30/Menhut-II/2012 tentang penatausahaan hasil hutan

yang berasal dari hutan hak, maka Perda Nomor 26 tahun 2006 tentang izin pemanfaaatan kayu tanah milik (IPKT), tidak sesuai lagi sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Penggunaan surat keterangan asal usul (SKAU) untuk pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari penatausahaan kayu tanah milik yang selama ini dilaksanakan berdasarkan Permenhut Nomor: P.51/Menhut-II/2006 tentang hutan hak ditindaklanjuti Pemkab Sumbawa dengan menetapkan Perda Nomor 26 tahun 2006 tentang IPKTM. Selanjutnya dalam penatausahaan kayu dari hutan hak telah ditetapkan Permenhut Nomor: P.30/Menhut-II/2012 tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak. Penetapan Permenhut tersebut, di masyarakat terjadi dualisme dalam praktik penatausahaan kayu dari hutan hak, sehingga perlu dilakukan penyesuaian pengaturan dengan mencabut Perda IPKTM. Peraturan daerah tentang penatausahaan kayu dari tanah hak ini bisa menghapus dualisme peraturan yang mengatur tentang penatausa-

haan kayu hutan tanah milik sehingga akan berpengaruh pada kelestarian hutan. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk peningkatan usaha penanaman kayu pada hutan tanah milik untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan lainnya. Sedangkan Komisi IV melalui juru bicaranya, Ismail M, S.H, menjelaskan tentang landasan pengajuan Rabperda penanggulangan. Berdasarkan fakta di lapangan, wilayah kabupaten Sumbawa sering terjadi kebakaran, kekeringan, banjir dan bencana alam lainnya yang menimbulkan kerugian besar, sehingga diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangannya. Dimaksudkan agar aktivitas masyarakat baik dalam membangun gedung maupun perumahan/pemukiman memperhatikan aspek keselamatan terutama dari ancaman bahaya. Prinsip dalam penaggulangan bencana adalah cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondiskriminatif dan nonproletisi. (arn/*)

Kejari Sumbawa Sosialisasikan TP4D

(Suara NTB/ula)

BELUM DIREHAB – Seorang warga berhenti sejenak memperhatikan jembatan Katua di Desa Katua, Kabupaten Dompu, yang ambruk diterjang banjir beberapa waktu lalu, yang hingga saat ini belum direhab. Tapi Pemkab Dompu telah merencanakan perbaikan jembatan ini dilakukan segera tahun 2016 ini.

Danrem Nilai Bulog Main-main Sumbawa Besar (Suara NTB) Hasil produksi padi NTB naik di atas rata-rata nasional. Produksi beras 2,1 juta ton. Tetapi Bulog dinilai terlalu banyak alasan untuk tidak menyerap gabah petani, sehingga Danrem menyentil Bulog sebagai BUMN yang dinilai main-main dalam hal ini. Petani di kabupaten Sumbawa, misalnya, produksinya 420 ton, dan konsumsinya sekitar 200 ribu ton. Tersisa surplus 220 ribu ton. Dari 220 ribu ton tugas Bulog hanya diminta menyerap 25 ribu ton, tidak mampu. Tetapi baru mencapai 8 ribu ton. “Makanya saya bilang Bulog main-main,” kata Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel CZI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si, kepada wartawan usai memberikan ceramah Kebangsaan, Senin (15/2). Pihaknya sudah berupaya membantu Bulog dalam menyukseskan serapan yang sudah ditargetkan. Di antaranya mempertemukan antara penjual dengan Bulog. Tetapi dengan beda Rp 50 ru-

piah bulog tidak mau membeli. Selain itu pihaknya sudah mencoba menahan truk-truk pengangkut gabah dari Sumbawa yang menuju Pulau Jawa. Namun Bulog tidak juga mau membeli dengan alasan tidak sesuai kriteria. Namun Bulog dari luar yakni Jawa Timur nyatanya membeli beras tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan. “Apakah ada bedanya kriteria Bulog NTB dengan yang dari luar,” tanya Danrem. Bahkan Danrem sudah beberapa kali mencoba memberikan saran ke Bulog untuk menyerap gabah petani, supaya tidak menjual ke luar. Tetapi tetap saja tidak bisa dilakukan. Indikasi bermainnya Bulog

sebut Danrem, saat panen raya, hasilnya tersebut dikeluarkan ke Pulau Jawa dan daerah luar. Tetapi saat terjadi defisit beras, pihak Bulog baru mengatakan NTB menipis. Sehingga nantinya beras tersebut dimasukkan kembali ke NTB. Makanya ada indikasi permainan dalam hal tersebut. Sampai saat ini, diakui Danrem pihak Bulog tidak pernah menghadap atau menemuinya. Pihaknya akan tetap menyentil terkait Bulog tersebut. Bahkan Gubernur belum mau menerima Bulog kalau tidak mau memperbaiki terkait penyerapan. Bahkan Gubernur sudah memerintahkan pihaknya dan Kapolda untuk tidak menerima beras dari luar daerah. “Gubernur sudah berpesan kepada saya dan Kapolda, untuk tidak terima beras dari luar NTB. Apabila ada, maka kapal-kapal pengangkut beras itu akan diusir. Karena NTB ini surplus beras,” terang Danrem.

Lalu Rudy Irham Srigede (Suara NTB/ind)

Pihaknya sudah berpesan ke Bulog, untuk memberikan modal awal kepada petani. Apabila musim panen tiba dengan otomatis petani akan menjual ke Bulog hasil panen. Hal ini untuk memenuhi cadangan nasional sesuai dengan jatah NTB. Tetapi Bulog

juga tidak mau. Malah diperkirakan Danrem, Bulog memberikan modal kepada rekanan. Rekanan inilah yang nantinya memberikan modal ke para petani. Rekanan inilah nantinya yang bermain. “Kasihan para petani kalau begini terus,” kata Danrem. (ind)

Pelajar di Bima Belum Disiplin Berlalulintas Kota Bima (Suara NTB) Sebagian besar pelajar di Kota Bima diketahui belum berdisiplin dalam berlalulintas, seperti tidak memakai helm, berboncengan lebih dari dua orang BUKU PANDUAN – Suhadak dari Sat Lantas Polres Bima Kota menyerahkan buku panduan tentang tata cara pembuatan SIM dan berlalulintas yang aman kepada perwakilan siswa MAN 1 Kota Bima, Senin (15/2).

serta ugal-ugalan di jalan raya. Demikian kata anggota Sat Lantas Polres Bima Kota, Aiptu Suhadak saat memberikan penyuluhan dan pembinaan tentang kedisiplinan berlalulintas ke para pelajar MAN 1 Kota Bima, Senin (15/2). Pada kesempatan itu, Suhadak menjelaskan tentang tatacara berlalulintas yang baik dengan mengutamakan keselamatan. Ia mengajak siswa untuk meninggalkan kebiasaan buruk dalam berlalulintas. Menurutnya, pengendara sepeda motor hanya boleh di-

gunakan untuk dua orang dengan menggunakan pengaman kepala atau helm. Tidak menggunakan knalpot racing serta tidak ugal-ugalan di jalan. “Sebab, selain membahayakan diri sendiri, juga mengancam keselamatan pengguna jalan yang lain,” katanya. Selain hal tersebut, kata dia, pelajar juga jarang mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM). Bahkan kendaraan yang digunakannya tidak dilengkapi surat tanda nomor kendaraan (STNK). “Saya yakin hanya sebagian kecil siswa yang me-

miliki SIM,” terangnya. Suhadak menghimbau agar pelajar tidak membawa serta senjata tajam (sajam) saat ke sekolah. Karena akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Serta selalu waspada terhadap bahaya narkoba. Ia berharap siswa dan juga guru bisa mengenali karakter dan psikologi siswanya. Jika ada tanda-tanda yang mencurigakan, hal tersebut bisa dilaporkan ke pihak kepolisian. “Negara kita saat ini statusnya darurat narkoba. Mari kita berantas bersama

penyakit yang satu ini. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi,” ujarnya. Semetara itu, Kepala MAN 1 Kota Bima, Mansyur, S.Ag mengaku bangga dengan adanya kunjungan pihak Kepolisian tersebut. Menurutnya penyuluhan dan pembinaan tentang tata cara berlalulintas sangat dibutuhkan oleh siswa. “Mudah - mudahan setelah ada kegiatan isi pelajar dapat memahami aturan di jalan,” pungkasnya. (uki)


SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 7

Kerjasama Pemerintah Kabupaten Dompu dengan Harian Suara NTB

Akhiri Tugas di Dompu, Agus Patria Beri Catatan Kritis atas Kekurangpedulian Pejabat Dompu (Suara NTB) Empat bulan Dr. M. Agus Patria, SH, MH memimpin Dompu sebagai penjabat Bupati dan merasakan ada ketidakkompakan situasi pejabat serta kurang peduli dengan opini negatif yang diciptakan untuk pemerintahan. Kekompakan sangat penting bagi pemerintahan dalam memberikan pelayanan dan loyalitas yang benar pada pimpinan. Hal itu disampaikan Dr. M. Agus Patria, SH, MH di hadapan forum koordinasi pimpinan daerah (FKPD) dan pimpinan dinas/instansi di lingkup Pemkab Dompu pada acara pengantar purna tugas sebagai penjabat Bupati di pendopo Bupati Dompu, Minggu (14/2), sebelum pelantikan Bupati dan wakil Bupati terpilih di Mataram, Rabu (17/2) ini. “Ada ketidakkompakan situasi pejabat kita saat ini. Saya sebagai pejabat sudah melihat itu, saya merasa punya kewajiban untuk menyampaikan kepada Bupati terpilih. Ada yang mendukung, ada yang tidak mendukung. Sehingga saya minta kepada beliau, kalaupun itu dianggap salah, mohon dapat dimaafkan. Karena kekompakan pemerintahan

sangat penting,” kata penjabat Bupati Dompu ini. Ia pun berharap para pejabat bisa bekerja secara profesional dan dapat memberikan loyalitas yang benar pada pimpinan. Karena di birokrasi, ada kebiasaan tidak bisa menolak perintah pimpinan walaupun diketahui salah dan bisa menyebabkan pemberi perintah bisa bermasalah secara hukum. Selain itu, selama kepemimpinannya di Dompu sering menemukan pejabat yang tugas dinas ke luar daerah tidak mendelegasikan kewenangan pada bawahannya. Padahal rumus pemerintahan tidak boleh kosong, agar pelayanan pada masyarakat tidak terhenti. “Kebiasaan-kebiasaan ini kita lalaikan. Padahal administrasi pemerintahan bahwa tugas utama tidak bisa terhenti karena berangkat ke luar daerah,” ungkapnya. Ia juga memberikan catatan kritisnya terhadap perilaku pejabat yang terkesan masa bodoh dengan kondisi di sekitarnya. Kritikan dari luar terhadap pemerintahan melalui media massa sering diabaikan, sehingga citra pemerintah menurun dari pemben-

Polres Sumbawa Bekuk Dua Tersangka Curanmor Sumbawa Besar (Suara NTB) Dua orang tersangka spesialis curanmor dibekuk polisi, Jumat (12/2) sekitar pukul 22.15 Wita. Mereka adalah JA (35) warga Stoe Brang, kecamatan Utan, dan SF alias M (28) warga kecamatan Lunyuk. Kapolres Sumbawa, AKBP Muhammad, SIK mengungkapkan, keduanya ditangkap di desa Raberas saat hendak menjual motor yang diduga hasil curian. Dari tangan keduanya, pihak kepolisian berhasil mendapatkan barang bukti dua sepeda motor, yakni Jupiter Z biru hitam, dengan Nopol EA 3884 K dan Yamaha Juviter Z warna merah hitam dengan Nopol EA 5309 K. Selain itu juga diamankan dua bilah parang, obeng tang dan kunci T. “Saat ini kita masih melakukan pemeriksaan terhadap keduanya, karena mereka ini merupakan pemain lama yang sebelumnya menjadi TO kita,” imbuhnya. Dari keterangan keduanya, barang bukti tersebut hasil curiannya di dua TKP di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Bahkan mereka juga mengakui telah melakukan pencurian di salah satu TKP di Sumbawa. “Meskipun TKP-nya di KSB tapi karena mereka bawa sajam, makanya kita bawa ke Polres,” tukas Kapolres, seraya menambahkan dalam penanganan pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan Polres KSB. Kapolres menghimbau masyarakat yang merasa kehilangan agar menghubungi Polres Sumbawa. Siapa tahu kedua barang bukti tersebut merupakan kendaraan dari masyarakat yang sebelumnya hilang dicuri. (ind)

(Suara NTB/ula) (Suara NTB/ula)

BERSAMA - Penjabat Bupati Dompu foto bersama Wakil Ketua PN Dompu, Dandim 1614/Dompu, Kajari Dompu, Sekda Dompu dan Kapolres Dompu (dari kiri). tukan opini negatif di publik. “Jangan biarkan citra pemerintah menurun. Adanya perimbangan pemberitaan. Jadi gunakan hak jawab kita, bila mana ada kritikan kepada kita. Jangan biarkan ada isu bahwa harus Bupati sendiri yang menjawab,” tegasnya. Ia pun memberi contoh saat mengambil diskresi terkait perangkat Desa dan tidak ada bawahannya yang memberikan klarifikasi. “Saya ingin seperti di TNI ada semangat korps. Satu sentuh, sentuh semua. Artinya, satu disentuh, berarti sentuh kita semua.

Keretakan-keretakan ini kita ingin rajut kembali, saya mengatakan itu kepada Bupati terpilih. Harapan saya, karena saya pernah menjadi keluarga besar Pemda Dompu dan pernah memerintah di sini. Saya juga mengharapkan agar nantinya pemerintahan semakin solid. Sekembalinya bapak ada perbaikan kerja, tapi membuat kawan-kawan punya semangat kerja dalam memberikan pelaksanaan tugas untuk melayani masyarakat. Karena bagaimanapun juga, tugas pelayanan ini juga yang paling kita uta-

PURNA TUGAS - Penjabat Bupati Dompu, Dr. M. Agus Patria, SH, MH menyampaikan sambutannya pada acara purna tugasnya di Dompu menjelang pelantikan Bupati terpilih, Minggu (14/2) malam. makan,” jelasnya. Selain itu, Agus Patria juga mengungkapkan, pejabat di Dompu terlihat belum terbiasa membangun kemitraan dengan aparat penegak hukum. Sinergi dalam membangun kesamaan pendapat sangat diperlukan. Karena ketentuan, ketika Inspektorat selaku auditor internal melakukan audit sebelum 60 hari, penegak hukum dilarang mengambil alih. Kepolisian dan Kejaksaan sendiri memiliki payung hukumnya. Namun belum ada yang memisahkan antara yang khusus dan umum terhadap ketentuan

tersebut, sehingga tergantung pimpinan dari penegak hukum. “Ini yang menyebabkan setiap pejabat tata usaha negara harus memiliki sikap kehati – hatian dalam setiap jabatan yang dimiliki, sehingga loyalitas yang diberikan adalah saling menjaga. Kita menjaga pimpinan, pimpinan juga menjaga kita dalam hubungan antara bawahan dan atasan,” katanya. Pejabat tata usaha negara juga diberi kewenangan diskresi sesuai bidang tugas dan fungsinya. Ketika persoalan tidak ada aturan, maka boleh diambil diskresi. Rumusnya,

harus ada kepentingan umum dan tidak melanggar undangundang yang ada. “Pakar hukum sering menasehati, rumus pejabat tidak boleh ada yang tidak bisa diselesaikan. Jadi tidak boleh seorang pejabat mengatakan, maaf karena tidak ada aturannya, saya tidak bisa menyelesaikannya. Apalagi ketentuan yang berkaitan dengan masyarakat,” jelasnya. Sekda Dompu, H. Agus Bukhari, SH, M.Si yang mewakili pejabat lingkup Pemkab Dompu menyampaikan kesannya selama empat bulan kepemimpinan Dr. M. Agus Patria, SH, MH di Dompu. Kebijakan menyewa lahan tempat pembuangan sampah, walaupun tanahnya masih dalam sengketa menjadi diskresi yang penting diambil penjabat Bupati. Ketika tidak diambil kebijakan itu, kerawanan sosial akibat menumpuknya sampah akan terjadi. “Kami diundang oleh Bupati untuk bekerja tuntas. Tidak boleh tidak ada yang tidak selesai. Ini salah satu ciri kepemimpinan beliau yang harus kita wariskan di masa akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja aparat pemerintah,” ungkap H. Agus Bukhari. (ula/*)

Polres Dompu Tingkatkan Pengamanan Internal Dompu (Suara NTB) Kapolres Dompu, AKBP Brury Soekotjo AP, S.IK mengaku langsung meningkatkan pengamanan internal pascapenggerebekan terduga teroris di Penatoi Kota Bima, Senin (15/2). Belum diketahui adanya keterlibatan terduga teroris yang digerebek di Kota Bima dengan kelompok yang ada di Kabupaten Dompu.

(Suara NTB/ula)

Brury Soekotjo AP

“Saya mendengar juga ada penggerebekan terduga teroris di Kota Bima. Pasca penggerebekan itu, kita langsung meningkatkan pengamanan internal sebagai langkah antisipasi,” kata Brury Soekotjo AP, S.IK kepada Suara NTB saat dihubungi, Senin (15/2).

Brury mengaku belum mendapatkan informasi terkait terduga teroris yang digerebek di Kota Bima. Termasuk ada tidak kaitannya dengan jaringan yang ada di wilayah Kabupaten Dompu. “Mungkin nanti malam baru kita disampaikan informasinya. Sekarang

teman-teman masih bekerja. Saya tidak mau merecoki mereka,” ungkap Brury. Sebelumnya beredar informasi bahwa Fj salah seorang terduga teroris yang digerebek di Kota Bima sempat mengunjungi Dompu, Jumat (12/2) sore. Fj yang melarikan diri dari Poso

diduga hendak melakukan aksi pada malam pergantian tahun 2016 di Lakey Dompu. Karena penjagaan ketat dari aparat Kepolisian, sehingga berhasil dihalangi. Keterkaitan terduga dengan jaringan di Dompu, Brury mengaku, belum mendapatkan informasi. Terkait malam pergantian tahun 2016, pihaknya hanya melakukan gelar pasukan dan melakukan penjagaan ketat tempat ke luar masuk wilayah Dompu dan tempat hiburan. (ula)

Saksi Kasus Pembunuhan Jamaluddin Bakal Dijemput Paksa Sumbawa Besar (Suara NTB) Saat ini pihak penyidik masih melakukan pemanggilan terhadap saksi-saksi untuk menguak kasus pembunuhan Jamaluddin, warga Bage Tango, kecamatan Lopok. Namun beberapa saksi tidak memenuhi panggilan, sehingga polisi bakal menjemput paksa saksi-saksi tersebut guna dimintai keterangan. “Kami masih memintai keterangan saksi-saksi dulu. Namun saksi yang kita panggil tidak pernah datang dan sudah tiga kali dipanggil. Panggilan selanjutnya akan disertai dengan surat perintah membawa atau upaya penjemputan paksa,” imbuh Kapolres Sumbawa, AKBP Muhammad, SIK, kepada wartawan, Sabtu (13/2). Keterangan saksi-saksi tersebut untuk melengkapi keterangan saksi sebelumnya. Mengingat sebelumnya pihaknya juga mengamankan satu orang saksi yang berinisial NN. Sejauh ini, pihaknya sudah memperoleh petunjuk terkait kasus tersebut. Bahkan identitas terduga pelaku yang sebelumnya disebutkan lebih dari satu orang sudah dikantongi. Hanya saja, saat ini pihaknya perlu melengkapi keterangan saksi. Mengingat keterangan yang diperoleh minimal dari dua saksi. “Jadi kami perlu melengkapi keterangan saksi-saksi untuk melengkapi keterangan sebelumnya,” kata Kapolres. Seperti diberitakan, mayat Jamaluddin ditemukan pertama kali oleh Kadus Ai Puntuk, Syafaruddin dalam keadaan leher tergorok dan bagian punggung tertebas di sekitar jembatan perbatasan Kecamatan Moyo Hilir dan Kecamatan Lopok. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan dalam kasus ini. Bahkan satu orang yang berinisial NN yang diketahui semalam sebelum kejadian dilihat berboncengan dengan korban. Guna menguak peristiwa pembunuhan tersebut, polisi masih perlu mengumpulkan keterangan saksi lainnya. (ind)

Sekolah di Bima Mulai Laksanakan Uji Coba UNBK Kota Bima (Suara NTB) Siswa kelas tiga secara nasional mulai melaksanakan uji coba (try out) pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (15/2). Salah satunya siswa kelas tiga di MAN 1 Kota Bima. Kepala MAN 1 Kota Bima, Mansyur, S.Ag kepada Suara NTB mengatakan, try out secara nasional selama enam hari. Setiap hari hanya ada satu mata pelajaran yang diujikan. Kata dia, di hari pertama siswa akan mengikuti ujian mata pelajaran Matematika. Sementara di hari kedua mengikuti ujian Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk hari keempat hingga keenam, mengikuti ujian sesuai dengan jurusan masing-masing. Mansyur menyebutkan, jumlah siswa MAN 1 yang akan mengikuti UNBK sebanyak 197 orang. Sementara komputer dan laptop yang disediakan berjumlah 75 unit. Masingmasing ruangan diisi 25 unit. Sehingga peserta UNBK dibagi dalam tiga kelompok. “Ada sekitar ratusan siswa. Saat ini ujian akan dilakukan secara bergantian,” sebutnya. Menurutnya, hasil try out tersebut akan diketahui setelah panitia menginput dan mengirimnya ke pusat. Sementara untuk hambatan, sejauh ini diakui Mansyur tidak ada. Bahkan semua yang dibutuhkan untuk keperluan UNBK sudah terpenuhi. Hanya saja, lanjutnya salah satu mata pelajaran yang dirasa sangat sulit adalah Bahasa Inggris. Karena untuk mata pelajaran yang satu ini, siswa harus melewati tahapan listening. Untuk listening, soal hanya dibaca satu kali dan tidak diulangi lagi. “Hambatan tidak ada. Kegiatan try out kita sekarang belum online murni, tapi masih semi online. Pelaksanaan UNBK nanti sudah online. (uki)

(Suara NTB/ist)

KERUMUNAN WARGA – Kerumunan warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) seusai aksi baku tembak antara Densus 88 Antiteror dengan terduga teroris di Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Senin (15/2). Berita selengkapnya di halaman 1.

Pol PP Bima Gelar Kegiatan Donor Darah Bima (Suara NTB) Jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten Bima menggelar kegiatan donor darah, sebagai wujud kepedulian bagi elemen masyarakat yang membutuhkan darah. Kegiatan tersebut dipusatkan di lapangan tenis kantor Bupati Bima, Sabtu (13/2). Kasat Pol PP Kabupaten Bima, Edy Darmawan, S. Sos mengatakan, aksi tersebut bertujuan membantu masyarakat yang membutuhkan pasokan darah, serta memerlukan transfusi secara memadai untuk memenuhi kebutuhan darah pasien rumah sakit yang sedang dirawat. “Sebagai wujud kepedulian kami kepada masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya. Edy memberikan apresiasi kepada para anggota dan pejabat struktural di instansi yang dipimpinnya yang telah bersedia mendonorkan darahnya untuk menolong sesama. Kata dia, kegiatan kemanusiaan tersebut tidak berhenti di situ saja. Akan tetapi pada tahap berikutnya akan melibatkan seluruh jajarannya,

mulai di tingkat kecamatan hingga daerah. Sebab menurut dia, banyak anggota yang terlibat, cakupan kantong darah yang diperoleh akan lebih banyak dan meningkatkan stok darah sesuai dengan kebutuhan. “Ke depan kegiatan ini akan melibatkan seluruh

satuan yang berada di 18 kecamatan,” katanya. Ia berharap dengan semakin banyak stok darah yang terkumpul, maka akan mempermudah membantu masyarakat yang membutuhkan darah. “Kami berharap darah yang terkumpul bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (uki)

(Suara NTB/uki)

DONOR DARAH – Kegiatan donor darah para anggota Satpol PP Kabupaten Bima di halaman kantor bupati.

Jelang Pelantikan Bupati Terpilih, Polres Dompu Amankan Lokasi Strategis Dompu (Suara NTB) Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Dompu terpilih, Drs. H. Bambang M. Yasin – Arifuddin, SH hasil Pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu akan dilantik bersama di Mataram, 17 Februari 2016. Sebanyak tiga bus dan puluhan mobil akan ikut menyaksikan pelantikan bupati di ibukota Provinsi NTB itu. Kapolres Dompu, AKBP Brury Soekotjo AP, S.Ik kepada Suara NTB mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pengamanan di tempat strategis seperti kantor Pemda Dompu, pendopo Bupati dan wakil Bupati serta kantor DPRD Dompu. Untuk acara pelantikan, kata Brury, hasil koordinasi pihaknya akan ada tiga bus dan beberapa puluh kendaraan roda empat dari tim serta pendukung pasangan Drs. H. Bambang M. Yasin – Arifuddin, SH untuk menyaksikan acara pelantikan pada 17 Februari 2016 di Mataram dan star dari Dompu, Senin (15/2) sore.

Kendati acara pelantikan sendiri hanya dihadiri oleh undangan yang terbatas. “Karena ini melibatkan banyak orang, nanti kita akan kawal keberangkatan ke Mataram,” ungkapnya. Kepala Bagian Humas Setda Dompu, Abdul Sahid, SH yang dihubungi terpisah mengatakan, pascapelantikan pihaknya belum mendapat klarifikasi untuk agenda Bupati dan wakil Bupati terpilih. “Setelah pelantikan ada undangan dari Presiden. Tapi sampai saat ini Sekretariat Kepresidenan belum ada jadwal pasti,” katanya. Sementara untuk acara lain pascapelantikan di Mataram, Abdul Sahid mengaku, dirinya belum mendapat konfirmasi. Termasuk rencana acara Drs. H. Bambang M. Yasin dan Arifuddin, SH dengan para pendukungnya yang tidak sempat menyaksikan secara langsung pelantikannya. “Kami belum mendapatkan konfirmasi. Kita hadir di sana hanya untuk acara pelantikan,” jelasnya. (ula)


POLHUKAM

SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Halaman 8

Penyelidikan Bendungan Raba Baka Dihentikan Sementara

Pers Harus Independen BEBERAPA waktu lalu, NTB dipercaya menjadi tuan rumah tempat peringatan Hari Pers Nasional. Peringatan hari pers tersebut, tidak saja memberikan dampak positif bagi daerah ini. Tetapi hikmah yang dapat diambil dari kegiatan itu adalah, bagaimana pers menjadi salah satu elemen strategis, sebagai alat kontrol pembangunan. Terutama pers yang ada di NTB ini. Pers diharapkan tidak saja hanya bertugas sebagai medium penyaji informasi belaka. Selain itu pers diharapkan dapat memberikan peranan yang lebih luas untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat. Untuk itu, pers diharapkan tetap independen dan meneguhkan dirinya sebagai corong utama masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan pemerintahan. “Pers yang merdeka, adalah prasyarat dalam mewujudkan masyarakat sipil yang kuat dan mendorong suksesnya pembangunan. Untuk itu, pers harus tetap mengambil jarak dari kekuasaan. Sehingga dengan begitu, setiap pemberitaan tidak dimanipulatif sesuai dengan keinginan penguasa,” kata Anggota Komisi IV DPRD NTB, H. Syamsuddin Majid, SE. Yang menjadi kekhawatiran politisi PKS itu adalah, ketika pers sudah berafiliasi dengan kekuasaan, maka kebenaran akan menjadi kebenaran yang subjektif menurut kekuasaan yang didukungnya. Bukan kebenaran seperti apa adanya. Kebenaran bukan lagi menjadi dirinya sendiri, tetapi kebenaran telah berubah menjadi kebenaran versi penguasa. “Jika itu sampai terjadi, maka runtuhlah keseimbangan kekuasaan yang kita percaya sebagai rukun dari demokrasi yang sehat. Dan secara perlahan, kita sedang mempersiapkan diri untuk kembali ke zaman diktator,” ujar Samsuddin. Dikatakan Samsuddin Majid, jika pers sudah menjelma menjadi perpanjangan tangan kekuasaan, maka kemerdekaan berpendapat menjadi barang mewah yang termahal dan sulit untuk diraih o l e h masyarakat. (ndi)

Mataram (Suara NTB) Penyelidikan proyek Bendungan Raba Baka Kompleks (RBK) diputuskan dihentikan sementara oleh Kejaksaan Tinggi NTB. Alasannya, proyek masih berjalan hingga 2017. Kepastian penghentian sementara penyelidikan itu disampaikan langsung Kajati NTB, Martono, SH, MH, setelah mengevaluasi hasil penyelidikan awal laporan masyarakat tersebut. Pada prinsipnya, pihaknya tidak ingin menghambat jalannya pembangunan. “Ada instruksi dari pusat, bahwa proyek yang sedang berjalan jangan dulu masuk (penyelidikan, red),” kata Kajati menjawab Suara NTB, Senin (15/2) sore. Kajati mengutip kebijakan Presiden berkaitan dengan upaya memaksimalkan serapan anggaran melalui proyek pemerintah, yang ditindaklanjuti dengan edaran Kejaksaan dalam salah satu poinnya meminta kurangi prioritas penyelidikan atas proyek yang progress pengerjaannya sedang berjalan. Diluar soal kebijakan itu, dari

hasil pengembangan penyelidikan, Kajati memastikan sudah menemukan fakta dalam kontrak bahwa proyek itu harus tuntas sampai 2017. “Ternyata dari hasil lid (penyelidikan) kami, proyeknya sampai 2017 akhir,” ulasnya, sembari menegaskan, ketua tim penyelidikan perkara ini juga sudah melaporkan hasil pendalaman dokumen dan pemeriksaan saksi-saksi. Dari catatan Suara NTB sebelumnya, sejumlah pihak sudah diklarifikasi. Mulai dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kepala Sakter BWS Nusa Tenggara I, rekanan pemenang tender, panitia lelang, termasuk kabarnya mantan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I juga sudah diklarifikasi. Sejak Januari 2016 lalu, selain saksi, dokumen kontrak juga

sudah dikantongi. Penyelidikan berawal dari pemanfaatan lahan di atas hutan lindung yang belum mengantongi izin dari Kementerian Kehutanan di atas lahan 3.000 hektar lebih. Pihak BWS sempat mengakui Memang diakuinya sempat ada masalah, yakni terkait izin pemanfaatan hutan dari Kementerian Kehutanan. Ini yang kemudian sempat membuat proyek multi years tersebut tertunda, sejak dimulai 2013 lalu. Namun pada akhirnya izin pemanfaatan hutan sudah ke luar dari Kementerian Kehutanan Oktober 2014. Kajati mengkonfirmasi kepastian penghentian sementara, termasuk untuk penyelidikan izin pemanfaatan lahan hingga soal fisik proyek. Tapi mantan Wakajati Jawa Timur

Rumah Wartawan di Gerung Dibobol Maling Giri Menang (Suara NTB) Rumah seorang wartawan di BTN Dasan Geres, Kecamatan Gerung Afandi, dibobol maling, Senin dini hari sekitar pukul 03.00 Wita. Para pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang melancarkan aksinya ketika korban tengah terlelap. Pelaku masuk melalui jendela rumah korban, lalu menggasak isi rumah korban. Akibat kejadian itu, alat elektronik milik korban berupa laptop, notebook dan dompet berisi uang tunai raib dicuri. Korban diperkirakan mengalami kerugian Rp 15 juta lebih. Ditemui di rumahnya, Afandi menuturkan, saat kejadian antara pukul 02.00-03.00 dini hari ia bersama istri dan anaknya tertidur pulas di kamar belakang. Kejadian pencurian itu diketahui, saat istrinya keluar dari rumah hendak ambil minum. Saat itu istrinya kaget melihat laptop di ruang kerja tidak ada. Lalu istrinya pun membangunkannya dan memberitahu kalau laptop tidak ada di ruang kerjanya. “Saat itu jam 03.00 saya periksa kamar, ternyata jendela dalam kondisi terbuka dengan terali sudah rusak. Sejumlah alat elektronik seperti kamera, laptop dan notebook serta dompet berisi uang hilang,”aku Afandi. Setelah mengetahui laptopnya tidak ada, korban keliling ke beberapa kamar rumahnya. Di bagian depan rumah, jendela didapati sudah menganga dan terali jendela dalam keadaan rusak. Ia menduga, pelaku masuk melalui jendela. Saat pelaku masuk ke rumahnya, ia mengaku tak tahu. Karena ia tidur pulas di kamar belakang. Ia mengaku tumben tidur di kamar belakang, sebab biasanya ia tidur di kamar depan. Selain barang elektronik, dompet berisi uang Rp 600 ribu dan tas milik istrinya pun hilang. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 15

(Suara NTB/dok)

Bijak Bersosial Media MASYARAKAT diminta bijaksana dalam menggunakan sarana media sosial. Sebab, tak jarang ketika masyarakat menyampaikan pendapat berupa kritik di medium malah terjerat pasal 27 UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kepala Subdirektorat Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda NTB, AKBP Darsono Setiyo Adjie, SIK menyebutkan bahwa pasal tersebut menjadi krusial karena menyangkut tindak tanduk seseorang dalam memanfaatkan media sosial. “Harus bertindak bijaksana dalam menuangkan kritik atau unek-unek. Tidak langsung kepada personal,” terangnya kepada Suara NTB pekan lalu. “Kita tidak menyalahkan orang mengeluarkan pendapat dalam bentuk kritik. Namun, setidaknya dapat diutarakan dengan bijak tanpa menunjuk langsung kepada personal,” terangnya. Ia menekankan bagaimana kealpaan seseorang dalam mengekspresikan pendapat dapat terjerumus melakukan tindak pidana yang diatur dalam undang-undang tersebut. ITE tersebut berkaitan dengan media elektronik yang ditransmisikan melalui jaringan komunikasi, yang di dalamnya berupa dokumen elektronik dan transaksi elektronik. “Silahkan mengkritik, kinerja pemerintahnya dengan dilengkapi data. Bukan ke personalnya. Karena UU ITE krusial. Di dalamnya ada sejumlah poin tentang penghinaan, pelecehan, dan pencemaran nama baik,” jelasnya. Menanggapi pro kontra mengenai pasal 27 yang disebut pasal karet karena beberapa unsur di dalamnya sudah diatur dalam KUHP, Darsono menjelaskan bahwa UU ITE adalah undang-undang spesialis yang mengakomodir sejumlah pasal dari KUHP tersebut. “Saya tidak menganggap itu pasal karet. (Pasal 27) itu kan pasal yang mengakomodir kegiatan yang bersifat khusus, adopsinya kan dari KUHP. Ada asusila, ada perjudian, ada penghinaan, dan ada pencemaran nama baik yang diatur di dalamnya,” ujarnya. Ia pun mengulas kembali satu kasus yang menimpa salah satu pelaku pariwisata pada 2015 lalu. Meskipun pendapat yang disampaikan kepada salah satu badan pemerintah itu merupakan kritik, namun unsur penghinaan dan pencemaran nama baik yang mengarah langsung ke personal dibuktikan oleh penyidik. “Faktanya dia menyerang ke personal dan institusi. Itu tidak dibenarkan, itu sudah lain artinya. Kritik kinerja pemerintah harus didukung dengan data dan fakta,” ujarnya. (why)

DICONGKEL Jendela rumah Afandi warga BTN Pemda Dasan Geres yang dicongkel maling.

juta. Setelah kejadian itu, ia pun melapor ke Polsek Gerung sekitar pukul 04.00 lebih. Korban mengaku, sebelum kejadian, pada sore harinya ada orang tak dikenal menggunakan sepeda motor mondar mandir di sekitar rumahnya, melihat kondisi di lingkungan setempat. Ia pun sempat berpapasan dengan orang tersebut Dikofirmasi terkait hal ini, Kapolsek Gerung, AKP Kadek Metria membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pencuri mudah masuk karena kondisi jendela

rumah dalam keadaan terbuka (tidak terkunci). Korban membuka jendela karena alasan suasana panas. Pelaku pun merusak terali jendela, lalu masuk menggasak barang milik korban. Ia menduga, para pelaku ini diperkirakan masuk melalui belakang sawah. Pelaku mudah masuk karena tidak ada tembok pembatas dengan sawah. Selain itu, tidak ada lampu penerang. Saat ini pihaknya tengah melacak pelaku. Pihaknya sudah menerjunkan tim buser untuk melakukan pencarian. (her)

nyimpangan lain dalam paket proyek RBK untuk rehabilitasi jaringan irigasi tahun 2015. Bendungan Tanju dan Bendungan Mila, yang sebelumnya dialokasikan anggarannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, melalui BWS Nusa Tenggara 1. Kabupaten Dompu ditunjuk sebagai lokasi. Catatan diperoleh Suara NTB, untuk dua bendungan itu, pemerintah telah menganggarkan dana senilai Rp 330,26 miliar. Dengan rincian, untuk Bendungan Tanju dan Mila Rp 198 miliar. Target dua bendungan ini selesai tahun 2018 mendatang. Dua item pada mega proyek RBK itu, digarap oleh dua perusahaan besar, PT NK dengan PT HK. Selebihnya, anggaran itu merupakan bagian dari pengerjaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi di RBK, namun sebagian diduga dalam kondisi rusak. Inilah yang kemudian menjadi bagian laporan masyarakat, termasuk dua item pekerjaan bendungan tadi. (ars)

Ajudan Kajati Diduga Ditodong Pistol Mataram (Suara NTB) Suasana lantai dua gedung Kejati NTB heboh, Senin (15/ 2) siang kemarin. Seorang oknum anggota Polri diduga menodongkan senjata api (Senpi) jenis pistol ke Lalu Agung, ajudan Kajati NTB. Belum jelas pemicu insiden itu. Peristiwa itu berlangsung di ruang tunggu Kejati NTB, di koridor lantai dua, bertepatan ketika sejumlah wartawan berada di ruang juru bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH. Saat terdengar suara gaduh, wartawan berhamburan keluar ke sumber suara. Namun peristiwa begitu cepat, pelaku sudah berlari menuruni tangga ke lantai satu. Informasi dari sejumlah pegawai Kejaksaan, oknum itu sedang mencari istrinya Eny Setiawan yang bertugas di staf kesekretariatan Kajati. Rupanya ada perselisihan pribadi antar suami istri. “Sempat terjadi rebutan HP di ruang tunggu Kejati,” kata seorang jaksa mengulas peristiwa. Karena suaranya mengganggu, ajudan Kajati, Lalu Agung keluar dan berusaha memperingatkan oknum anggota yang saat itu berpakaian preman. Cekcok antara pelaku dengan Lalu Agung justru lebih sengit. Agung bahkan sempat mempiting leher oknum. Karena emosi, anggota yang diketahui bertugas di Sat Sabhara Polres Mataram itu berusaha melawan dengan menghunus Pistol dari pinggangnya. Merasa terancam, Agung megendurkan bekukannya, dan memilih mundur. Usai cekcok dengan Agung, pelaku langsung meninggalkan ruangan itu dan berlari menu-

ju tangga lantai satu ke pintu utama menuju area parkir. Petugas piket Baiq Widia mengaku sempat akan menanyakan oknum karena terlihat panik. “Tapi karena lihat dia pegang pistol, saya ndak berani,” kata Baiq Widia. Kasus itu rupanya diseriusi pihak Kejaksaan Tinggi NTB. Apalagi aksi penodongan berlangsung di institusi mereka oleh oknum dari institusi lain. Bahkan sejumlah jaksa senior yang mendengar peristiwa itu merasa berang. Juru bicara Kejati NTB Made Sutapa, SH., mengaku belum bisa memastikan, apakah perkara itu akan diselesaikan secara institusi atau personal korban Lalu Agung. “Kami tunggu dulu petunjuk pimpinan,” kata dia. Terkait peristiwa yang cukup mengganggu kenyamanan pegawai Kejaksaan lain itu, dia mengaku tidak tahu persis kronologinya. Tapi gambaran diperoleh dari korban dan istri pelaku, persoalan itu dipicu masalah keluarga. “Jadi ada masalah keluarga antara pelaku dengan istrinya yang bekerja di Sekretariat ajudan Kejati,” terangnya. Sementara Kasat Sabhara Polres Mataram, AKP Suherdy yang dikonfirmasi di Mapolda NTB Senin siang enggan berkomentar banyak. Dia menyarankan wartawan mengkonfirmasi langsung Kapolres Mataram. “Langsung konfirmasi pak Kapolres saja,” sarannya. Namun ditanya soal kepastian penindakan terhadap oknum itu, Kasat Sabhara mengaku sudah diamankan. “Dia sudah diamankan sekarang,” cetusnya. (ars)

Satpol PP Terjunkan Polisi Perketat Pengamanan Lokasi Pelantikan 100 Personel

(Suara NTB/why)

Antisipasi Aksi Massa Mataram (Suara NTB) Aparat kepolisian mengantisipasi aksi massa yang berpotensi dilakukan menjelang dan pada saat pelantikan bupati/wakil bupati serta walikota/wakil walikota terpilih Rabu (17/2) besok. Sejumlah Polres jajaran yang wilayah hukumnya melaksanakan Pilkada Serentak 2015 bersiaga sementara lokasi pelantikan akan dikawal ketat. Demikian disampaikan Kepala Bidang Humas Polda NTB, AKBP Dra. Hj. Tri Budi Pangastuti, MM, Senin (15/2) saat ditemui di Mako Brimob Polda NTB. Ia menjelaskan, semua fungsi kepolisian akan dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban dari rangkaian akhir Operasi Mantap Praja 2015 tersebut. “Mataram sebagai lokasi tempat pelantikan akan diterjunkan ribuan personel Polda NTB bersama Polres Mataram,” terangnya. Pengamanan akan dipusatkan di titik-titik rawan seperti pusat keramaian dan persilangan jalan. Hal itu sebagai langkah antisipasi pergerakan massa pendukung

kepala daerah terpilih. Hotel Lombok Raya sebagai lokasi pelantikan tujuh pasang kepala daerah terpilih di NTB akan dilakukan sterilisasi. Pun juga di daerah-daerah pelaksanaan Pilkada Serentak, diantaranya Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Di tujuh daerah tersebut, kata Tri Budi, kantor KPU dan Panwaslu tidak luput dari pengawalan intensif aparat kepolisian. “Pengamanan kita perketat. Kerawanannya bisa datang dari kelompok pendukung pasangan calon yang belum bisa legowo menerima hasil Pilkada. Selain itu, diantisipasi dari pihak ketiga yang mencoba memanfaatkan situasi,” terangnya. Cipta kondisi akan diselenggarakan pihak kepolisian berupa razia dan pemeriksaan senjata tajam. Untuk kebutuhan itu dan dinamika kerawanan yang mungkin terjadi, jumlah personel akan ditambah.

Adapun fungsi kepolisian yang diterjunkan antara lain, Brimob, Sabhara, Pamobvit, Reskrim, Intelkam dan fungsi lainnya lengkap dengan sarana prasaran pendukungnya. Juga bekerjasama dengan aparat lainnya sebagai bentuk pengamanan terpadu, diantaranya dengan Satpol PP, dan satuan pengamanan hotel. Kelengkapan seperti security door di pintu-pintu masuk ruangan utama pelantikan akan diterapkan untuk mengantisipasi adanya barang-barang yang berpotensi mengganggu. Untuk menjaga ketertiban lalu lintas, Jalan Panca Usaha yang melintas di depan Hotel Lombok Raya akan dialihkan ke jalur lain. Masyarakat diimbau agar tetap menjaga kondusivitas selama prosesi pelantikan, baik itu pendukung, simpatisan dan keluarga yang menghadiri agar rangkaian akhir suksesi pergantian kepemimpinan kepala daerah dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Sehingga proses pembangunan daerah dapat tercapai seperti yang dicita-citakan. (why)

Eksekusi IS Tunggu Salinan Putusan MA Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi NTB mengklarifikasi soal proses eksekusi terdakwa IS, direktur PT. Citra Gading Asritama (CGA). Alasannya, sampai saat ini belum menerima petikan putusan Mahkamah Agung (MA). Dalam kasus ini, Kejaksaan mengaku harus berhatihati. Artinya, belum bisa langsung mengeksekusi putusan MA yang menguatkan putu-

ini meyakinkan, penyelidikan ini bukan dihentikan total. “Saya pastikan, penyelidikan ini bukan dihentikan (total) ya, tapi distop dulu. Nanti kalau sudah selesai dikerjakan, kita masuk lagi,” jawabnya. Sementara catatan lain Suara NTB, di luar indikasi pelanggaran pemanfaatan hutan lindung untuk pembangunan Bendungan RBK Kabupaten Dompu, bidikan Kejaksaan Tinggi NTB juga terkait pembangunan fisik dua bendungan, Tanju dan Mila. Dasar diusutnya mega proyek yang dimulai pembangunannya 2012 itu, berdasarkan laporan masyarakat. Di mana laporan itu, bersamaan dengan pengaduan soal proyek multi years RBK. Mendalami laporan itu, pihak Kejaksaan sebelumnya melakukan tahap pengumpulan data (puldata) dan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) terhadap dua item proyek yang mulai dikerjakan pada Juni 2012 itu. Terkait dengan laporan dugaan pe-

san Pengadilan Tinggi Mataram yang menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara dan ganti kerugian negara Rp 4,46 miliar untuk IS. “Sebelum turun salinan putusan, kami belum bisa eksekusi. Sebab kalau hanya dengan dasar petikan putusan saja, nanti kami ditanyai sama pengacara, apa dasarnya eksekusi?,” kata juru bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH, Senin (15/2).

Sebelumnya ada pertanyaan terkait lambannya eksekusi IS oleh Kejati NTB. Padahal petikan putusan sudah turun. Namun ternyata, sambung Sutapa, petikan itu hanya turun untuk terdakwa mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Gafar Ismail dan M.Zuhri selaku konsultan perencana. “Yang IS (disebutkan lengkap), belum ada turun petikannya,” klarifikasi dia. Sutapa menjelas-

kan juga, tidak ada upaya menunda-nunda ekseksi, sebab persoalannya hanya salinan sudah turun. Jika sudah lengkap, dia pastikan eksekusi dilakukan. Terkait dana Rp 8,9 miliar yang sudah disita kejaksaan, menurut Sutapa masih dalam proses perhitungan. Dari total 4,46 miliar kerugian negara sesuai putusan MA, maka sisa dari uang itu akan dikembalikan ke terdakwa IS. “Uangnya masih

disimpan di bank di sini (Mataram, red). Nanti setelah ada putusan inkracht, selebihnya akan dikembalikan ke terdakwa. Dikonfirmasi terpisah, pengacara Gafar Ismail, DA Malik, SH mengakui sudah menerima petikan putusan MA sejak Desember 2015 lalu. Namun untuk eksekusi, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Kejaksaan. “Kapan waktunya, kita menunggu saja dari kejaksaan,” ujarnya. (ars)

Mataram (Suara NTB) Bukan saja aparat kepolisian mengerahkan personel untuk pengamanan pelantikan tujuh kepala daerah terpilih. Satpol PP Kota Mataram juga menerjunkan 100 personel, untuk mengamankan pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Mataram. Kepala Bidang (Kabid) Trantibum Satpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati menyampaikan, pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Mataram adalah agenda sangat penting, sehingga akan diterjunkan tiga pleton atau 100 personel. Pengamanan akan dibagi di lokasi - lokasi tertentu. Terutama Taman Sangkareang, Pendopo dan di salah satu hotel. “Karena ini momen penting, kita terjunkan tiga pleton atau 100 personel,” sebut Bayu Senin (15/2). Dijelaskan, pelantikan hingga serahterima jabatan diprediksi berlangsung hingga sore hari. Walikota dan Wakil Walikota Mataram rencananya a k a n men-

(Suara NTB/dok)

injau Kantor Walikota, sehingga ini perlu pengamanan ekstra dari petugas. Bayu memprediksi ribuan masa akan menyaksikan bahkan hadir, apabila pasar rakyat jadi dilaksanakan sesuai rencana. Pihaknya tidak bisa membatasi siapa boleh masuk atau tidak. Hanya saja, mengatur regulasi karena pasar rakyat ini sifatnya umum. Lain halnya dengan pelantikan dan sertijab, tamu undangan akan dibatasi. “Ribuan masa tidak dibatasi dan dipersilahkan,” imbuhnya. Pengamanan nantinya, pihaknya berkoordinasi dengan Polres Mataram dan TNI, mengantisipasi kemungkinan terjadi apalagi masyarakat berencana melakukan arak arakan dari Dasan Agung hingga Pendopo Walikota. “Kita minta diback up kepolisian dan TNI,” ujarnya. Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Mataram digelar serentak bersama enam kepala daerah lainnya, Rabu (17/2) besok. Pelantikan langsung dipimpin oleh Gubernur NTB, yang dihadiri DPRD Provinsi, Kabupaten/kota, pimpinan SKPD dan unsur muspida lainnya. Dia mengharapkan, masyarakat tidak berlebih menyambut euforia pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Mataram. Sehingga, pelaksanaan pelantikan berjalan lancar. (cem)


BUDAYA DAN HIBURAN

SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Halaman 9

Kiprah Anggota Bagian dari Kerja Dewan Kesenian (Suara NTB/lin)

Mataram (Suara NTB) Sebelum mendapat pengakuan sebagai lembaga yang sah melalui sebuah pelantikan, para anggota Dewan Kesenian NTB dinilai tetap bekerja mendorong kemajuan seni budaya daerah secara perorangan. Meski dilakukan oleh perorangan, kerja tersebut tetap dianggap sebagai kerja Dewan Kesenian.

Hotel Pratama Manjakan Tamu dengan Cooking Class HOTEL pratama merupakan hotel yang mengedepankan kenyamanan pengunjung terutama melalui masakan tradisional yang menjadikan hotel ini berbeda dengan hotel pada umumnya. Masakan tradisional dengan bahan lokal yang dipilih secara khusus menambah keunikan hotel yang berdiri sejak Maret 2014 lalu. Bukan hanya itu saja hotel ini juga menyediakan cooking class (kelas memasak) bagi tamu yang ingin belajar memasak. “Kami selalu menyajikan menu-menu makanan tradisional. Meskipun dengan konsep internasional juga kami menyajikannya menggunakan bahan-bahan lokal. Misalnya burger tapi menggunakan bahan lokal seperti labu dan sayuran lainnya,” kata General Manager Hotel Pratama Lukman Ahmadi kepada Suara NTB, di Mataram, Sabtu (13/2). Lokasi yang strategis berdekatan dengan Taman Udayana menjadikan hotel ini tidak pernah sepi pengunjung. Hotel dengan 51 kamar ini memiliki tiga meeting room dengan kapasitas 300 orang. Kamarnya memiliki tiga tipe yaitu deluxe, superior dan standar. Kisaran harga sewa permalam pun beragam, mulai dari Rp 380 ribu hingga Rp 600 ribu. Hotel ini memiliki keunikan pada masakan yang disajikan. Semua bahan dan cara memasak dilakukan secara tradisional namun tetap memerhatikan higienitas masakan. “Saya dulu chef, jadi saya berpikir untuk membuat konsep hotel ini penuh dengan masakan tradisional. Tamu-tamu juga pasti mencari makanan khas Lombok untuk disantap,” kata Lukman. Melalui cooking class para tamu diajak langsung ke pasar untuk memilih sendiri bahan masakan yang akan digunakan. Menuju pasar, tamu disediakan cidomo, sebab lokasi antara hotel dengan Pasar Kebon Roek tidak terlalu jauh. “Bukan hanya itu saja, kalau tamu mau buat sate rembiga misalnya. Ya kita datangkan ibu-ibu yang biasa buat sate rembiga itu, jadi rasanya original,” ungkapnya. Menurutnya masakan adalah hal utama yang harus diperhatikan. Sebab tamu akan puas apabila masakan yang disajikan juga memuaskan dan memberikan kesan yang baik. Sehingga tamu akan selalu ingin kembali lagi. Selain itu, pada ruang pertemuan juga disediakan cemilan-cemilan tradisional yang dikemas secara modern, misalnya cerorot, naga sari dan jajanan khas Lombok lainnya. Meski demikian tidak jarang pula disediakan masakan internasional yang bahannya berasal dari bahan lokal. “Setiap tamu kita manjakan dengan masakan kita. Selain itu juga kita tetap memberikan kenyamanan dan pelayanan yang baik untuk kamarnya. Kebersihan dan pelayanan itu memang yang utama,” ungkapnya. Hotel lima lantai ini juga memiliki sky garden yang berada di lantai paling atas. Disini juga sering diadakan live musik untuk tamu-tamu yang datang. Bukan hanya itu saja sky garden berkapasaitas 100 orang ini juga biasa digunakan untuk melakukan pesta ulang tahun atau pesta peringatan lainnya. Sehingga sangat cocok dijadikan sebagai refrensi untuk menginap. “Sky garden bisa untuk siapa saja, begitupula untuk cooking class, biasanya ibu-ibu PKK yang datang untuk belajar memasak. Cooking class kami terbuka untuk umum, baik tamu yang menginap maupun tidak,” tuturnya. (lin)

”Membasaq”, Upaya Membangkitkan

Gotong Royong

Mataram (Suara NTB) Gotong royong adalah kultur bangsa Indonesia yang tidak boleh dilupakan. Melalui perhelatan sebuah festival yang akan terselenggara di Kawasan Pelabuhan Bangsal pada 28 Februari mendatang, sejumlah seniman berupaya membangkitkan kembali semangat untuk bergotong royong. “Mengedepankan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan dan kerukunan umat beragama, acara Bangsal Menggawe 2016: Membasaq digagas menjadi festival rakyat pertama di Pemenang yang dimiliki secara bersama-sama oleh warga masyarakat tanpa memandang perbedaan kelompok, suku dan agama,” tutur Muhammad Sibawaihi, Direktur Program pada Komunitas Pasir Putih salah satu penggagas festival tersebut, Minggu (14/2). Semangat menyatukan kekuatan demi mencapai sebuah tujuan bersama harus tetap dilestarikan. Lebih-lebih disaat derasnya arus globalisasi yang menantang, penanaman sikap saling tolong - menolong juga harus dilakukan terhadap generasi muda sedini mungkin. Pelestarian nilai dan semangat bergotong royong tersebut akan terus dilakukan melalui festival tersebut. Festival yang melibatkan masyarakat secara langsung itu akan digelar secara rutin sekali dalam setahun. Kegiatan ini juga untuk memancing keterlibatan masyarakat untuk turut mengapresiasi hasil karya-karya seni. “Bangsal Menggawe (Bangsal Berpesta, red) ini juga diniatkan sebagai festival rakyat khas Pemenang yang akan diselenggarakan setiap tahun. Pada perhelatan pertamanya dengan tema Membasaq,” lanjutnya menjelaskan. Menurut Sibawaihi pelibatan masyarakat dalam festival tersebut merupakan bagian dari upaya pemberdayaan. Masyarakat terutama pelaku-pelaku seni diberdayakan serta diberi ruang untuk mengekspresikan hasil kreativitas mereka. Sedianya, festival ini diharap juga mampu memikat kedatangan wisatawan dari berbagai penjuru. “Pasir putih akan mencoba memobilisasi ribuan warga masyarakat di Pemenang untuk melakukan pawai besar dari Jalan Raya Pemenang menuju Pelabuhan Bangsal, di mana nantinya di Pelabuhan Bangsal telah disiapkan berbagai pertunjukan dan pameran seni oleh para seniman yang berkolaborasi dengan warga-warga lokal,” katanya. Seyogyanya, upaya-upaya pemberdayaan yang dilakukan para pemuda ini diharapkan mendatangkan dampak positif. Suatu dampak dapat menjadi bagian dari keuntungan masyarakat. Masyarakat yang diberdayakan paling tidak mampu meningkatkan taraf hidupnya melalui pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi masing-masing. Lebih-lebih, dalam festival tersebut terlibat seorang seniman yang bergerak memberdayakan masyarakat kalangan menengah kebawah di wilayah Jatiwangi, Jawa Barat. Seniman tersebut tidak lain adalah Arief Yudi. Di Jatiwangi, ia mendirikan sebuah komunitas seni yang kemudian dijulukinya dengan sebutan Jatiwangi Art Factory. Seperti yang sempat dikatakannya ketika berkunjung ke Warjack Taman Budaya NTB, Komunitas seni yang didirikannya kerap menghelat pameran seni rupa di rumahrumah warga. Itu merupakan wujud pemberdayaan yang dilakukan terhadap masyarakat. Rumah-rumah penduduk dijadikan sebagai media dan sarana memamerkan karya-karya para perupa berkelas. (met)

Mendorong kemajuan seni budaya dan mempertahankan eksistensinya merupakan tanggungjawab besar lembaga dewan kesenian. Sekalipun terasa seperti menjadi beban tambahan, Ketua Dewan Kesenian yang sehari-hari harus melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar, M. Syahrul Qodri M.A menegaskan bahwa ia tetap bersikap optimis. Dirinya merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas yakni memajukan NTB melalui sektor kesenian sekaligus kebudayaan. “Meskipun lembaga dewan kesenian belum dilantik, teta-

pi teman-teman sudah mulai bekerja mendorong kemajuan seni budaya kita. Upayanya memang dilakukan atas nama perorangan, tetapi tetap itu merupakan bagian dari kerja-kerja dewan kesenian,” katanya, Senin (15/2). Ia berharap, kerja-kerja dewan kesenian nantinya mampu mengembalikan lagi eksistensi kesenian masyarakat, baik kesenian tradisi maupun kesenian populer. Menurutnya, lemahnya peran kesenian dan kebudayaan dalam pembangunan karakter manusia secara utuh berdampak terhadap timbulnya

krisis nilai. “Yang terjadi sekarang, masyarakat sedang dilanda krisis nilai luhur,” katanya. Berkaca dari daerah-daerah luar, keberadaan dewan kesenian menjadi amat penting dalam mendorong kemajuan masarakat melalui kesenian. Hampir seluruh dewan kesenian yang tersebar di nusantara, lembaga yang berkewenangan melakukan riset demi memajukan kebudayaan tersebut diisi oleh kalangan akademisi. “Dewan Kesenian Jakarta yang menjadi poros pengembangan kesenian dan kebu-

“Upayanya memang dilakukan atas nama perorangan, tetapi tetap itu merupakan bagian dari kerja-kerja Dewan Kesenian” M. Syahrul Qodri dayaan di sana itu sebagaian besar diisi oleh dosen-dosen dari IKJ,” bebernya. Sebagai perangkat yang berperan mendorong kemajuan seni dan budaya, lembaga dewan kesenian serasa menjadi sebuah kebutuhan pokok pembangunan. Ironisnya, ketua dan pengurus Dewan Kesenian NTB yang telah terbentuk se-

jak akhir Desember lalu tak kunjung dilantik hingga sekarang. Lembaga berupa Dewan Perwakilan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) NTB yang menyelenggarakan musyawarah belakangan ketimbang Dewan Kesenian NTB telah mendapati pelantikan pengurus lebih awal. (met)

WISATAWAN MANCANEGARA - Seorang wisatawan mancanegara tengah bersepeda di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Dinas Pariwisata KLU mencatat, kunjungan wisman ke KLU didominasi oleh mereka yang berasal dari Australia, Jerman dan Prancis.

Studi Budaya, Tanjung (Suara NTB) Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lombok Utara, khususnya tiga Gili, tercatat cukup tinggi. Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara selama 2015 mencatat, dari kalangan pengunjung wisman, terbanyak melakukan kunjungan adalah wisman asal Australia, disusul Jerman dan Prancis. Kepala Dispar KLU, H. Muhadi, SH., melalui Kepala Bidang Promosi Dispar KLU, I Wayan Bratayasa, Senin (15/2), mengungkapkan kedatangan para wisman tersebut cukup berdampak terhadap perolehan pundi-pundi PAD. Oleh karenanya, kedatangan wisman terus digenjot agar mengalami pertambahan setiap tahunnya. Selama 2015 sebut Bratayasa, jumlah pengunjung ke KLU asal negeri Kanguru mencapai 75.200 orang (14,04 persen) Setelah itu, disusul wisman asal Jerman sebanyak 38.768 orang (7,24 persen) lalu wisman asal Perancis sebanyak 36.152 orang atau setara 6,75 persen dari total pengunjung. “Sebaran wisatawan Australia lebih terkonsentrasi di Kecamatan Pemenang, karena keberadaan tiga Gili sebagai destinasi favorit di NTB,” kata Bratayasa. Ia memaparkan, dari 75,200 orang wisman Australi, 57.081 lebih memilih liburan di Gili Trawangan, 7.681 orang ke Gili Air, dan 2.699 ke Gili meno. Sedangkam di bagian darat Pemenang, tercatat sekitar 4,188 orang. Mereka juga berlibur ke destinasi lain

di Bayan dan Tanjung, masing-masing dengan sebaran 2.818 orang dan 733 orang. Menurutnya, dominannya wisman Australia ke tiga Gili antara lain karena faktor jarak tempuh Australia - Lombok (Indonesia) yang cukup dekat. Di daerah ini juga disinyalir banyak investor asal Australia yang menanamkan modalnya pada bisnis pariwisata, hotel dan restoran sehingga keberadaannya cukup mempengaruhi pasar pengunjung. Program bebas visa yang dikeluarkan oleh pemerintah, turut mempengaruhi indikator kedatangan wisman untuk memilih destinasi Lombok sebagai tujuan berkunjung. “Pangsa pasar wisatawan asal Australia memang mendominasi kunjungan wisman dari tahun ke tahun. Harapan kita, jumlahya terus bertambah,” sambungnya. Bratayasa menambahkan, Dispar KLU juga terus mendorong agar kedatangan wisman asal negara lain selain tiga negara itu, bisa meningkat. Untuk tujuan itu, pihaknya gencar melakukan promosi dan bekerjasama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Utara. “Ke depannya, kunjungan kita arahkan ke daratan dengan menawarkan panorama alam KLU di luar konteks tiga gili, karena potensi wisata alam di daratan juga tidak kalah menarik,” demikian Kabid Promosi sembari mengharapkan adanya dukungan sarana dan prasarana kawasan pariwisata. (ari)

”Kwar tet Kule-kule”

Semangat Baru Musik Kerakyatan Mataram (Suara NTB) Semangat persatuan dan kesatuan yang tulus itu hampir sepenuhnya timbul dari sendi-sendi kehidupan berkesenian. Kelompok kesenian “Kwartet Kule-kule” yang menjadi semangat baru musik kerakyatan, dibangun berdasarkan kesadaran untuk saling menghimpun demi menciptakan sebuah kesatuan. “Kwartet Kule-kule” berupaya menghimpun empat jenis atau genre musik untuk dikolaborasikan. Keempat genre tersebut antara lain Musik Keroncong, Pop, musikmusik romantis dan serta lagulagu kebangsaan. Keempatnya dipadukan sehingga menjadi satu hidangan yang utuh. Mereka yang tergabung menjadi bagian dari “Kwartet Kule-kule” antara lain, Ahmad Syafaat, Wing Sentot Irawan, Lukman, Mudakir, Zaeni Mohammad, Syaifullah Sapturi, Mudakir dan beberapa lainnya. Para pemusik yang tergabung dalam kelompok ber-

musik tersebut rata-rata memiliki pekerjaan yang beragam. Satu diantaranya sebagai pedagang nasi lalapan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), bahkan ada pula diantaranya yang menjadi seorang loper koran. “Ini adalah kelompok orang yang senang bersenang-senang dengan memainkan musik. Jadi tidak ada batasan jumlah personil. Siapa yang sadar untuk berkebudayaan, diperbolehkan untuk nimbrung disini,” tutur Syaifullah Sapturi, Senin (15/2). Awalnya, kelompok bermusik “Kwartet Kule-kule” terbentuk ketika Mudakir, seorang loper yang mengantarkan koran ke Taman Budaya berbaur bersama beberapa orangorang di Warung Kopi Sederhana (Warjack). Usai mengantarkan koran, dirinya lekas mengangkat gitar dan memainkannya. Seperti biasa, ia menyanyikan lagu-lagu koes plus sebab itu sudah menjadi kebiasaannya. Mudakir diwarisi seluruh lagu-lagu koes plus

lantaran dinilai memiliki kemiripan dengan Iyon Kuswoyo (Vokalis Band Koes Plus). “Bikin grupnya, ini spontanitas aja. Kita main musik bareng-bareng disini lalu kita vidiokan. Setelah itu kita publis melalui jejaring sosial, tahunya banyak yang tonton. Akhirnya, kita sepakat aja untuk bikin jadi sebuah grup band, tapi basisnya kerakyatan,” jelas Ahmad Syafaat pedagang nasi lalapan khas Surabaya. Ia menjabarkan, video yang disebarnya melalui facebook itu dipantau sekitar 500 netizen dalam sehari. Melihat peluang berupa ketertarikan banyak netizen dalam mengakses serta mengapresiasi hasil kreativitas mereka menggerakkan semangat agar kelompok bermusik yang dibentuk itu benar-benar menjadi grup yang utuh, paten dan langgeng. “Melihat peluangnya, keinginan kita grup ini bisa bertahan sampai kedepannya,” tandasnya. (met)

Upaya Membendung Kekerasan Epistemik Mataram (Suara NTB) Salah satu tokoh kebudayaan suku sasak mengejawantahkan bahwa saat ini bangsa sasak sedang dilanda kekerasan epistemik. Studi budaya untuk mengkaji ilmuilmu humaniora perlu dilakukan demi membendung upaya cuci otak secara massal dan massif yang berlarut-larut. Kekerasan epistemik didefinisikan sebagai upaya cuci otak melalui penyebaran informasiinformasi sejarah yang keliru. Banyak informasi sejarah yang dimanipulasi lalu disampaikan kepada masyarakat. Dampaknya, masyarakat yang terkontaminasi informasi sejarah yang keliru tersebut menjadi kehilangan identitas, lebih populer dalam bahasa ilmiah yakni krisis identitas. “Sekarang ini diyakini sedang terjadi kekerasan epistemik. Ini dibuktikan dengan adanya rekayasa-rekayasa kebudayaan, rekayasa pengetahuan dan ini sangat berbahaya,” kata tokoh kebudayaan yang sempat mengkaji tentang sejarah kebudayaan bangsa sasak, Dr. Muhammad Fajri, M.A ketika ditemui Suara NTB, Senin (15/2) siang. Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram (FKIP Unram) ini mengemukakan, dampak negatif yang ditimbulkan akibat kekrasan epistemik tersebut yakni terjadinya keberangan moral. Istilah ini dimaknainya sebagai bagian dari perilakuperilaku tercela laiknya amuk massa atau main hakim sendiri maupun tindakan-tindakan tak terpuji lainnya. “Kalau kekerasan epistemik ini tidak mendapatkan jawaban, maka kemungkinan yang akan dirasakan masyarakat adalah keberangan moral,” katanya. Dengan demikian, krisis kemanusiaan mulai mengintai tiap-tiap sudut kehidupan sosial. Kekerasan yang bersifat mengaburkan keabsahan nilai-nilai budaya yang mengakibatkan hilangnya identitas bangsa ini harus mendapat respon yang baik. “Bentuk nyata dampak negatif yang diakibatkan oleh kekerasan epistemik ini adalah ketika orang tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni mengenai sesuatu yang ia banggakan. Kekerasan epistemik

tersebut harus segera mendapat respon,” jelasnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab tantangan penghambat kemajuan suatu bangsa khususnya tidak kekerasan epistemik ini dapat dilakukan melalui pembentukan lembaga kajian budaya. Lembaga yang menjadi sarana kajian nilai-nilai luhur berbentuk ilmu-ilmu humaniora ini dapat dijelmakan dalam bentuk fakultas ilmu budaya pada sebuah perguruan tinggi. Inilah sebabnya Unram juga didesak agar segera membuka fakultas ilmu-ilmu humaniora tersebut. “Untuk menjawab hal tersebut (kekerasan epistemik, red) kita harus memiliki lembaga yang akan mengkaji nilai-nilai kebudayaan secara mendalam dengan jangka panjang melalui sebuah kurikulum,” ujarnya. Ia bersama puluhan tokoh kebudayaan di daerah ini sedang menyiapkan rencana pertemuan lanjutan bersama Rektor Unram. Kali ini pertemuan akan melibatkan Gubernur NTB, para petinggi Unram serta sejumlah tokoh kebudayaan. “Pertemuannya direncanakan berlangsung minggu ini,” katanya. Pertemuan kali ini merupakan agenda tatap muka kedua setelah sejumlah tokoh kebudayaan daerah NTB menyampaikan usulannya mengenai pembukaan fakultas baru di Unram. Para Budayawan yang menduduki posisi strategis dalam Majelis Adat Sasak sebelumnya pernah melakukan pertemuan dengan Rektor Unram. Saat itu, rektor unram sepakat dan menerima usulan mengenai pembukaan fakultas baru yang pernah disampaikan pada pertemuan tanggal 23 Desember 2015 lalu. Hasil diskusi lepas bersama dosen-dosen di Unram menunjukkan, keberadaan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di kampus berkontribusi besar terhadap kemajuan sebuah perguruan tinggi. Salah satu contoh yakni Universitas Gajah Mada (UGM), salah satu kampus konglomerat di Jogjakarta itu dinilai maju lantaran memiliki FIB. Fakultas ilmu budaya berperan penting dalam upaya pembangunan manusia sehingga menjadi individu yang berkualitas dan bermartabat. (met)


SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

PENDIDIKAN

Halaman 10

Banyak Penyalahgunaan

Buka Program Keahlian Baru PADA penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2016/2017, SMKN 1 Lingsar Lombok Barat akan membuka Program Keahlian baru Jurusan Energi Terbarukan dengan konsentrasi pada Mikro Hydro. Jurusan ini diklaim sebagai satu-satunya yang ada di NTB. “Ini hanya satu-satunya nanti di NTB yang tahun ini berani membuka terlebih dahulu,” terang Kepala SMKN 1 Lingsar, Ruju Rahmat pada Suara NTB be(Suara NTB/dys) berapa waktu lalu. Ruju Rahmat Guna mendukung dibukanya program keahlian Jurusan Energi Terbarukan, SMKN 1 Lingsar membangun kerjasama dengan sejumlah lembaga donor dari Amerika Serikat, MCAI Indonesia, Unram, UNTB dan P4TK Bandung. Diakuinya, tujuan dibukanya program keahlian baru ini dihajatkan untuk pelestarian lingkungan dan untuk peningkatan perekonomian masyarakat, serta yang paling penting mempesiapkan peningkatan SDM untuk energi terbarukan. “Selama ini kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan tenaga itu sangat jauh di bidang operator. Ratarata operator itu masih hanya lulusan paling banyak SMP atau belum punya pengalaman di energi terbarukan”. Oleh karena itu, katanya, SMKN 1 Lingsar dengan jurusan baru ini berusaha untuk menutupi kesenjangan lewat pembukaan prograam Jurusan Energi Terbarukan ini. “Dan itu Insya Allah kita akan menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat. Kami membuka satu kelas untuk tahun ini dengan potensi kebutuhantenaga baik di PLN atau lembaga-lembaga swasta maupun juga yang dibangun oleh desa-desa yang butuh tenaga itu,” janjinya. Sementara dilihat dari analisis kebutuhan lulusan ini nantinya di NTB sangat besar, seperti di Kabupaten Lombok Barat yang mempunyai 32 titik potensi untuk yang skala besar, belum ditambah yang skala kecil. “Jadi itu yang harus kita kembangkan untuk memakmurkan kesejahteraan di bidang energi yang selama ini PLN juga mungkin kewalahan untuk mensuplai itu. Oleh karena itu kita harus punya mandiri. Kebutuhan pasar sangat terbuka, tidak hanya di sini bahkan di luar negeri juga sangat membutuhkan”. Untuk mendukung program keahlian Jurusan Energi Terbarukan, nantinya akan didukung oleh staf pengajar yang ahli di bidangnya, termasuk juga beberapa guru nantinya akan dilatih MCAI dengan MPTK Bandung untuk menyusun kurikulumnya yang akan diterapkan. (dys)

Kontrol Jenis Bacaan, Puskot Pisah Ruang Baca Anak dan Dewasa Mataram (Suara NTB) Guna mengontrol jenis bacaan yang dikonsumsi masyarakat, sejak awal Perpustakaan Kota Mataram telah menyediakan ruang bacaan terpisah bagi pembaca dengan sasaran anak-anak dan orang dewasa. Kepala Seksi Pengembangan Perpustakaan pada Perpustakaan Kota Mataram, Hj. Yunida Bondan, ditemui Senin (15/2) mengatajan jika sejak awal pihaknya telah mengantisipasi tidak tepatnya sasaran bagi pengunjung perpustakaan. Oleh sebab itu, pemisahan tempat baca antara anakanak dan orang dewasa sudah dilakukan jauh-jauh hari untuk memudahkan dilakukannya pengontrolan jenis bacaan yang dibaca pengunjung. “Kalau untuk bahan bacaan kita pisahkan antara bacaan untuk orang dewasa dan bacaan untuk anak-anak. Salah satu tujuan pemisahan ialah supaya bisa terkontrol, jangan sampai bacaan dewasa yang belum waktunya dibaca oleh anak-anak, karena beda penyerapan anak-anak dengan dewasa,” ujarnya menjelaskan. Adanya pemisahan ini, ujarnya, tidak ada buku bacaan yang tidak tepat sasaran saat masyarakat membaca buku. Sementara untuk buku-buku dengan jenis buku serius seperti buku-buku aliran keras atau sesat, Yunida Bondan menjamin hal itu tidak dimiliki pihaknya. Adapun buku dengan genre dewasa dengan sasaran pembaca di atas usia 18 tahun ke atas sudah dimiliki, namun masih sangat terbatas. “Puskot punya peran untuk mengontrol dan pembinaan agar tidak membaca yang tidak-tidak, ya dari kami yang membawakan buku yang bermanfaat buat mereka , karena jenuh dengan buku pelajaran kami berikan buku-buku yang ringan saja”. Sementara untuk penambahan koleksi buku, setiap tahun tidak kurang dari 2.000 eksemplar buku dengan jenis judul berbeda-beda selalu disiapkan. Biasanya jenis buku yang ditambah berdasarkan pada kebutuhan masyarakat, termasuk juga berdasarkan saran masyarakat yang diperoleh dari kotak saran. “Pengadaan buku ada setiap tahun, kita kalau pengadaan itu kita punya kotak saran, kita mengadakan buku sesuai di kotak saran apa yang masuk itu kita prioritaskan. Setiap tahun buku diprioritaskan sesuai dengan yang di kotak saran, selain itu apa yang lagi marak-marak, kalau buku pelajaran tidak karena sudah banyak di sekolah. Kebanyakan bacaan anak-anak, novel-novel remaja, kita memenuhi apa yang mereka minta,” tandasnya. (dys)

Sekolah Harus Awasi Penggunaan Telepon Siswa

Mataram (Suara NTB) Seringnya terjadi kasus penyalahgunaan handphone (hp) di lingkungan sekolah menjadi perhatian banyak pihak. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Dr. Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc, meminta sekolah mengambil tindakan tegas, serta pembinaan kepada siswa, jika ada siswa yang menyalahgunakan telepon genggamnya. Beberapa waktu belakangan ini banyak kasus terkait dengan siswa yang merekam atau mengambil gambar tindakan tidak senonoh di lingkungan sekolahnya. Hal ini berkaitan dengan lemahnya pengawasan, baik dari pihak sekolah dan orang tua.

“Memang sekolah harus melakukan tindakan tegas. Saya setuju dengan sekolah yang tidak memperbolehkan siswanya membawa hp ke sekolah,” ujarnya di Mataram, Senin (15/2). Teknisnya bisa ketika datang ke sekolah hp siswa di-

kumpulkan ke sekolah. Ketika pulang baru dibagikan lagi. Agar tidak ada alasan orang tua yang beralasan anaknya tidak bisa mengontaknya. “Karena peristiwa di dalam sekolah itu yang harus kita waspadai,” kata Rosiady. Di samping itu, kata Ros-

iady, pembinaan spiritual dan rohani juga tidak henti-hentinya dilakukan. Selain itu, perlu juga sekolah-sekolah mengumpulkan orang tua. “Sehingga dapat nyambung pembinaan di sekolah dan pembinaan orang tua di rumah,” ujarnya. Diakuinya, pesatnya kemajuan teknologi, tanggung jawab siswa tidak bisa diserahkan sepenuhnya ke sekolah. Perlu ada sistem deteksi dini terhadap penyimpangan perilaku. Orang tua dan guru dan diminta untuk memahami hal ini. “Sehingga unit bimbingan

konseling (BK) harus lebih aktif. Jangan ketika sudah kejadian baru mengobati. Karena di lembaga pendidikan kan proses pendidikan awal, proses pencegahan, proses meningkatkan kesadaran,” urai Rosiady. Hal ini penting dilakukan, karena menurut Rosiady, pengaruh dari kecanggihan teknologi banyak berdampak negatif. Komunikasi antara orang tua dan guru juga penting. Sehingga teknologi dapat dimanfaatkan untuk membangun komunikasi, memberikan informasi dua arah. (ron)

Inspektorat Telusuri Molornya Pembangunan Gedung SDN 7 Terara

(Suara NTB/ist)

MONITORING - Kepala Dinas Dikpora NTB, H. Rosiady Sayuti melakukan monitoring simulasi UNBK di SMKN 1 Mataram, Senin (15/2).

Simulasi UNBK untuk Menyiapkan Mental Siswa Mataram (Suara NTB) – Simulasi atau try out Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang berlangsung di beberapa sekolah di Mataram awal pekan ini, dianggap untuk menyiapkan mental siswa dalam mengerjakan soal dalam UNBK nanti. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Dr. Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc., dikonfirmasi di ruang kerjanya, sebelum melakukan monitoring dan evaluasi (monev) UNBK ke SMKN 1 Mataram, Senin (15/2). “Simulasi ini untuk penyiapan mental anak-anak, dan tentu juga gurunya. Untuk pembiasaan mereka mengikuti ujian dengan komputer, yang tidak mudah. Jangan sampai karena mental kurang siap, nilainya menjadi jatuh. Padahal anakanak pintar,” ujarnya. Rosiady mengatakan, melalui UNBK memudahkan siswa dalam menjawab soal ujian. Karena tidak perlu disulitkan dengan lembar jawaban komputer (LJK) yang mengharuskan siswa untuk mengarsir jawaban. Siswa pun dapat mengatur waktu lebih baik, karena di layar komputer ada waktu. “Sehingga ketika mau memperbaiki jawaban yang salah lebih mudah. Justru melalui UNBK ini diharapkan nilai rata-rata mereka lebih baik dari ujian yang konvensional,” ujarnya. Kesiapan lainnya yang harus dipersiapkan sekolah adalah persiapan komputer dan jaringan di masing-masing sekolah. Rosiady mengatakan, standarnya di setiap sekolah memiliki 30 komputer. Rosiady menyempatkan diri memonitor berlangsungnya sim-

ulasi UNBK di SMKN 1 Mataram. Target nasional, di tahun pelajaran 2018-2019 semua sekolah sudah melaksanakan ujain berbasis komputer. Rosiady mengharapkan di NTB, pada tahun 2017 nanti di seluruh ibukota provinsi dan kabupaten/kota menyelenggarakan UNBK. “Sehingga di tahun 2018 seluruh sekolah sudah menggunakan UNBK,” katanya. Kepala SMKN 1 Mataram, Dra. Hj. Nurhasanah, MM., yang dikonfirmasi di ruang kerjanya setelah menemani Kadis Dikpora memonitor simulasi UNBK, mengatakan Kadis Dikpora mengapresiasi simulasi UNBK di sekolahnya. “Beliau melihat langsung. Sempat menanyakan ke siswa mengenai UNBK. Anak-anak menjawab lebih suka pakai UNBK. Beliau mengapresiasi pelaksanaan simulasi ini,” katanya. Simulasi UNBK di SMKN 1 Mataram sendiri berjalan lancar. Simulasi akan dilakukan selama empat hari ke depan, sampai dengan hari Kamis (18/ 2). Simulasi ini ditujukan untuk melatih siswa agar lancar mengerjakan soal dalam bentuk UNBK. Diakuinya, sebanyak 202 siswa SMKN 1 Mataram mengikuti kegiatan try out mata pelajaran Bahasa Indonesia. Try out hari pertama digelar secara serentak di beberapa sekolah yang tercatat menggelar UNBK di Kota Mataram. Pantuan Suara NTB, tak ada kendala berarti pelaksanaan try out, hanya beberapa siswa yang secara teknis terlihat bertanya kepada petugas operator. Pihaknya mengaku sangat optimis pihaknya dapat sukses menggelar UNBK mendatang.

Terkait dengan persiapan teknis, pihaknya mengaku sudah tidak menemui kendala apa-apa. Untuk komputer sebagaimana yang terdapat dalam aturan, sekolah pelaksana setidaknya harus mempunyai minimal sepertiga dari jumlah peserta UN dan semua itu sudah dipenuhi sekolah. “Jadi harusnya kita punya perangkatnya itu minimal 71 komputer. Kita punya tiga laboratorium, satu labnya itu isi 40 komputer, jadi yang kita pakai dua laboratorium utama, itu sudah lebih dari cukup. Tetapi ada syaratnya kita harus punya satu laboratorium cadangan dan kita sudah punya, karena ada laboratorium tiga,” ujarnya optimis. Bagi SMKN 1 Mataram, pelaksanaan UNBK justru sangat baik lantaran pertama mengajak anak untuk jujur, ke dua membuat anak percaya pada diri sendiri karena tidak ada kesempatan untuk bertanya kepada teman-temannya. Jaminan untuk jujur jauh lebih bagus dibandingkan dengan paper base test seperti biasanya. “Kalau di situ kan dia masih bisa saling tanya, saling tengok sana sini, dia konsentrasi penuh ke komputer masing-masing. Model soalnya beda-beda, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertanya pada orang lain. Untuk pelaksanaan UNBK sendiri bisa pakai komputer model PC atau laptop, itu memang diizinkan”. Sehingga dengan pertimbangan berbagai hal, SMKN 1 Mataram kata Nurhasanah memilih sebagaimana yang jauh-jauh hari sudah tersedia di sekolah. “Sehingga dari kami perangkat tidak ada masalah. Hanya yang harus kami siapkan hanyalah server,” terangnya. (ron/dys)

Selong (Suara NTB) – Inspektorat Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dalam waktu dekat ini segera melakukan penelusuran atau audit khusus terhadap pembangunan proyek gedung SDN 7 Terara Kecamatan Terara. Penyebab dari molornya pembangunan gedung sekolah yang diduga dipihakketigakan itu akan menjadi atensi untuk dilakukan audit hingga mengacu pada persoalan-persoalan yang lain. Dikonfirmasi Suara NTB, Senin (15/2), Inspektur pada Inspektorat Lotim, Drs. Haris, MAP menerangkan jika pihaknya sudah tiga kali turun ke lokasi pembangunan. Saat itu, katanya, pembangunan proyek sudah hampir rampung dan tinggal pemasangan di bagian pintu. Namun, katanya, untuk dilakukan audit khusus terhadap proyek senilai Rp. 762 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2015 itu, Inspektorat Lotim tetap menunggu pembangunan proyek itu benar-benar rampung. Termasuk menunggu proses peresmian, sehingga tidak menjadi penghambat dalam penyelesaian proyek. “Begitu diresmikan, maka kita dari inspektorat akan

langsung turun untuk dilakukan audit khusus dalam mencari persoalan dan kejadian sebenarnya yang menyebabkan proyek itu molor,” tandasnya. Dalam audit khusus yang akan dilakukan nanti, sambung Haris, sejumlah pihak terkait akan dipanggil untuk dimintai keterangan. Termasuk pihak panitia akan dimintai keterangan yang infonya pihak panitia diduga tidak dilibatkan secara utuh dalam pembangunan gedung sekolah yang seharusnya dikerjakan secara swakelola murni dan rampung pada tanggal 31 Desember 2015 lalu. “Ketika kita turun, kita akan telusuri penyebab di balik molornya pembangunan itu. Alur pencairan dananya yang 100 persen sudah cair dan mekanisme pelaksanaannya akan kita telusuri,” jelasnya. Menurut Haris, jika proyek dikerjakan secara swakelola murni, maka pembangunan gedung sekolah akan selesai sesuai dengan tenggat waktu yang sudah ditentukan yakni 31 Desember 2015 lalu. Untuk itu, ia menduga molornya pembangunan itu pasti adanya prosedur yang tidak berjalan dengan baik. (yon)

Pemprov Beri Sinyal Pemisahan Dinas Dikpora Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB memberi sinyal dilakukannya pemisahan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) menjadi dua dinas, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dan Dinas Pemuda Olahraga (Dinas Pora). Hal itu dimungkinkan terlebih tugas berat menanti setelah Oktober 2016 mendatang, seluruh jenjang pendidikan menengah (SMA, SMK, MA) akan ditangani Pemprov NTB di bawah Dinas Dikpora NTB. Kepala Biro Organisasi Setda NTB, Drs. Tri Budiprayitno menjelaskan sampai saat ini urusan pendidikan terkategori bisa menjadi dinas tipe A, kebudayaan dengan tipe C, dan pemuda olahraga dengan tipe C. “Dari penghitungan skor untuk urusan pendidikan, urusan kebudayaan dan urusan pemuda olahraga, masingmasing sebagai urusan yang ada skornya masing-masing. Artinya dimungkinkan bisa dipecah, tetapi tetap kita menganut azas tepat struktur, tepat fungsi termasuk efisiensi dan efektivitas,” terangnya pada Suara NTB beberapa waktu lalu. Menurutnya, untuk dinas tipe A, maka struktur organisasinya hanya ada satu kepala dinas, satu sekretaris dinas, di bawah sekretaris ada tiga sub bagian (subbag), ada empat kepala bidang dengan tiga eselon empat.

(Suara NTB/dys)

Tri Budiprayitno Sementara untuk dinas dengan tipe B, maka struktur organisasinya ialah satu kepala dinas, satu sekretaris dinas, tiga kepala bidang dan masing-masing mempunyai tiga kepala seksi (kasi) dan subbag. Adapun dinas tipe C, hanya ada kepala dinas tanpa sekretaris dengan Kasubag TU dan dua kepala bidang dan masing-masing bidang ada tiga subbag. Namun, jika nantinya atas berbagai kajian kemudian diputuskan pendidikan masih tetap bergabung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga dan nanti bergabung dengan kebudayaan, maka Dinas Dikpora akan berubah menjadi Dikbudpora. Namun jika pertimbangan-pertimbangan lain pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) menjadi satu dan Pemuda dan Olahraga (Pora) menjadi satu, hal tersebut sangat dimungkinkan atas hitungan skor. (dys)

Sekolah Diresahkan Oknum Wartawan Gadungan

(Suara NTB/dys)

RUANG BACA - Suasana di ruang baca Perpustakaan Kota Mataram. Pihak pengelola perpustakaan memisahkan ruang baca anak dan dewasa untuk mengontrol bacaan anak.

Mataram (Suara NTB) Keberadaan oknum wartawan gadungan dan sejumlah oknum aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengintai sekolah-sekolah di Kota Mataram cukup meresahkan pihak sekolah. Tidak jelas tujuan mereka apa, karena setibanya di sekolah mereka datang

dengan nada mengancam dan berkata kasar. Kepala SMKN 1 Mataram, Hj. Nurhasanah mengaku pernah beberapa kali didatangi wartawan gadungan yang mengaku diri berasal dari wartawan salah satu lembaga negara. Tak jelas apa yang hendak ditanyakan selayaknya wartawan pada um-

umnya. Namun pada saat yang bersamaan, Nurhasanah menuturkan saat itu hendak mengikuti rapat, sehingga yang bersangkutan tak terlalu diladeni. Alhasil, kesal karena merasa tak diladeni dengan baik, oknum wartawan tersebut menulis sepucuk surat bernada ancaman. Tentu kata dia, hal tersebut sangat merugikan profesi

wartawan, karena secara tidak langsung berimbas pada mereka. Selain oknum wartawan gadungan, Nurhasanah juga sering kedatangan aktivis LSM yang megaku diri dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Mereka menawarkan kerjasama dan sejumlah program dengan syarat membayar sejumlah uang. Meski demikian,

Nurhasanah tidak pernah merespon berbagai tawaran tersebut. “Sebagai tamu, setiap orang harus dilayani dengan baik tanpa berprasangka buruk, tahutahunya LSM,” tuturnya. Ia pun berharap agar ke depan tak ada lagi orang-orang seperti itu dan berharap agar tidak ada korban di tempat lain. (dys)


Halaman 11

SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Hasil Pertandingan Sepak Bola Liga Premier Inggris Minggu, 14 Februari 2016 22:05 Aston Villa 0 vs 6 Liverpool Senin, 15 Februari 2016 00:15 Manchester City 1 vs 2 Tottenham Hotspur La Liga Spanyol Senin, 15 Februari 2016 01:15 Getafe 0 vs 1 Atletico Madrid 03:30 Barcelona 6 vs 1 Celta Vigo Serie A Italia Minggu, 14 Februari 2016 22:00 Sampdoria 0 vs 0 Atalanta Senin, 15 Februari 2016 03:45 Fiorentina 2 vs 1 Inter Milan

Jadwal Pertandingan Sepak Bola Liga Champions Rabu, 17 Februari 2016 03:45 Paris Saint-Germain vs Chelsea @beIn Sport 1 & RCTI 03:45 Benfica vs Zenit St. Petersburg @beIn Sport 2 & Soccer Channel Indovision Kamis, 18 Februari 2016 03:45 AS Roma vs Real Madrid @beIn Sport 1 & RCTI 03:45 Gent vs Wolfsburg @beIn Sport 2 & Soccer Channel Indovision La Liga Spanyol Kamis, 18 Februari 2016 01:30 Sporting Gijon vs Barcelona @Festival Orange TV Waktu siaran berdasarkan zona Waktu Indonesia Tengah (WITA), sesuai dengan di NTB dan sekitarnya. Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai kebijakan stasiun televisi.

Bayern Munchen Menang atas Augsburg Berlin Dua gol dari pencetak gol terbanyak Liga Jerman Robert Lewandowski membuat juara bertahan Bayern Munchen dapat melupakan sejenak masalah cedera, ketika mereka menang 3-1 atas Augsburg untuk tetap unggul delapan angka di puncak klasemen, Minggu kemarin. Kemenangan ini bukan hanya membantu mereka semakin dekat dengan gelar liga keempat secara beruntun, namun juga memperlihatkan kedalaman talenta mereka ketika Bayern bangkit dari kehilangan bek tengah keempat mereka karena cedera, lapor AFP. Menyusul cedera-cedera yang dialami Javi Martinez, Medhi Benatia and Jerome Boateng, Holger Badstuber kini bergabung dengan daftar pemain cedera pada Sabtu setelah ia mengalami patah pergelangan kaki saat berlatih. Dengan para pemain mengenakan kaus untuk mendukung Badstuber pada awal pertandingan, Bayern dengan cepat mengendalikan situasi dan Lewandowski mengatasi tiga pemain bertahan untuk berputar dan mencetak gol pembukaan pada menit ke-15. Penyerang Polandia itu, yang juga mencetak dua gol saat timnya menang 3-0 atas Bochum pada tengah pekan, kemudian menambah koleksi golnya di liga menjadi 21 gol setelah ia menyambar bola operan Thiago Alcantara untuk menaklukkan kiper Marwin Hitz pada menit ke-62. Sejak dilanjutkannya Liga Jerman menyusul libur musim dingin, Lewandowski menjadi satu-satunya pemain Bayern yang mencetak gol di liga - mengemas enam gol dalam empat pertandingan - namun semuanya berubah pada menit ke-78 ketika Thomas Mueller mengemas gol ke-15nya musim ini. Raul Bobadilla mengemas gol larut untuk tuan rumah ketika Bayern kini mengoleksi 56 angka dari kemenangan ke-18 mereka dari 21 pertandingan Liga Jerman. Borussia Dortmund menghuni peringkat kedua dengan 48 angka, menyusul kemenangan 1-0 mereka atas Hanover 96 pada Sabtu, sedangkan Bayer Leverkusen di peringkat ketiga dengan 35 angka.(ant/bali post)

Russell Westbrook Pemain Terbaik NBA All-Star 2016

Toronto Untuk tahun kedua berturut-turut, Russell Westbrook menjadi Pemain Terbaik atau MVP Pertandingan All-Star NBA ketika Wilayah Barat menang 196-173 atas Wilayah Timur, Minggu malam waktu setempat atau Senin pagi WIB. Guard Oklahoma City Thunder ini mencatat poin tertinggi timnya dengan 31 poin yang ditambah delapan rebound, lima assist dan lima steal selama 22 menit berlaga. Westbrook mengaku kaget mendapatkan penghargaan semacam ini. “Saya sangat terkejut nama saya dipanggil. Saya senang dan diberkati berada di permainan ini lagi dan untuk kesempatannya,” kata dia. Westbrook mendapatkan enam dari 12 suara MVP, sedangkan forward Indiana Pacers Paul George dan forward Los Angeles Lakers Kobe Bryant yang memainkan AllStar Game terakhirnya, mendapatkan dua suara. Guard Los Angeles Clippers Chris Paul dan guard Golden State Warriors Stephen Curry masing-masing mendapatkan satu suara. Semua suara Westbrook berasal dari media, sedangkan kedua suara Bryant berasal dari pilihan penggemar di Twitter yang seluruhnya ada tiga. George mencetak poin tertinggi dalam laga ini dengan 41 poin, termasuk sembilan lemparan tiga angka, dan hanya satu poin dari rekor sepanjang masa All Star 42 poin yang dicatat Wilt Chamberlain. Pada laga serupa tahun lalu di New York yang dimenangi Wilayah Barat 163-158, Westbrook mencetak 41 poin, dan saat itu bertindak sebagai pemain cadangan. Namun saat itu dia mencetak rekor poin tertinggi pada paruh pertama dengan 27 poin. Westbrook menyusul Bob Pettit sebagai dua pemain NBA yang menjadi MVP All Star dua kali berturut-turut. Pettit memenanginya pada 1958 dan pada 1959 bersama Elgin Baylor, demikian laman ESPN. Kobe Bryant menginspirasi kemenangan Wilayah Barat 196173 dari lawannya Wilayah Timur. Tim Barat yang diperkuat Bryant, disokong oleh 31 poin Russell Westbrook dan dengan mudah mengalahkan Timur dengan jarak poin yang besar. Meski Westbrook menjadi MVP , namun Paul George yang justru mencatat poin tertinggi dengan 41 poin. Dia berselisih satu poin dari rekor terbanyak sepanjang masa dalam NBA AllStar, 42 poin, milik Wilt Chamberlain. (ant/bali post)

Harry Kane Akhiri Enam Tahun Penantian London Dengan gol pembukanya saat menaklukkan Manchester City, Senin dini hari kemarin, striker Tottenham Hotspur, Harry Kane mengukuhkan statusnya sebagai salah satu penyerang paling mematikan di Liga Utama Inggris. Dia juga membantu timnya mengakhiri penantian selama enam tahun di markas Manchester City. Penalti Kane di menit ke 53 memang dimentahkan oleh gol penyeimbang Manchester City yang dicetak Kelechi Iheanacho. Namun, penyerang sayap Christian Eriksen akhirnya mencetak gol kemenangan untuk membuat Spurs merapatkan jarak dengan Leicester City di puncak klasemen.

Kane mengungkapkan, Class of ’92 Manchester United yang terkenal telah menjadi sumber inspirasi di balik upaya timnya meraih gelar Liga Primer Inggris pertamanya. Skuat Spurs arahan Mauricio Pochettino mungkin tidak banyak dibacarakan seperti Leicester, namun Kane men-

gaku antusias dengan peluang timnya untuk menjuarai gelar liga dan berharap bisa meniru jejak United yang sukses dengan tim mudanya. “[Class of ’92 menunjukkan] bahwa itu bisa dilakukan. Mereka adalah tim hebat dan mendominasi selama bertahun-tahun,” demikian Kane kepada The Sun. “Dengan

skuat kami, yang masih muda, dan dengan adanya stadion baru dalam beberapa tahun ke depan, masa depannya cerah. “Banyak orang membicarakan soal finis di urutan keempat namun kami tidak memikirkan mengenai posisi keempat. Kami harus menapaki tiap langkah dan jika kami finis di urutan ketiga, kedua atau pertama, siapa yang tahu?” (ant/bali post)

Harry Kane

(Suara NTB/ist)

Verratti Perpanjang Kontrak Bersama PSG Welbeck Nikmati

Paris Gelandang Italia Marco Verratti kemarin telah memperpanjang kontrak dengan Paris Saint-Germain dan hal itu sekaligus menjadi pukulan bagi sejumlah klub papan atas Eropa yang telah dikaitkan dengan perpindahan pemain tersebut. Pemain internasional Italia berusia 23 tahun itu telah menandatangani kesepakatan perpanjangan kontrak yang akan mengikat dia bersama klub Perancis itu sampai tahun 2020. Verratti, pemain kunci dalam skuad PSG untuk meraih gelar juara Perancis dan Eropa pada musim ini, sebelumnya telah dikaitkan dengan kepindahan ke Barcelona, Real Madrid dan Bayern Munich. “Saya sangat senang untuk memperpanjang kontrak saya bersama Paris Saint-Germain,” kata Verratti, yang bergabung dengan klub pada tahun 2012. “Saya berterima kasih kepada klub untuk semua kepercayaan itu dan telah ditunjukkan kepada saya selama bertahuntahun. “Saya juga akan terus memberikan segalanya, bersama dengan rekan satu tim saya, untuk membawa sukacita bagi pendukung kami dan untuk membuat tim menjadi yang terbaik di Eropa.” Presiden PSG Nasser al-Khelaifi memuji Verratti sebagai “salah satu pemain terbesar dan berbakat di Eropa” sebagaimana ia memuji keputusan terbaru pemain Italia itu untuk memperpanjang kontrak bersama klub dan pengaruhnya di tim. “Saya sangat bangga dan saya secara khusus ingin mengungkapkan kepada pemain dan k i t a m e m berikan p e r hatian penuh untuk dia. Marco adMarco Verratti a l a h s a l a h satu idola dari Parc des Princes.” Demikian laporan AFP. (ant/bali post) (Suara NTB/ist)

Indahnya Gol Telat

London Danny Welbeck mengakui betapa indahnya perasaan terlepas dari masalah cidera dengan mencetak gol kemenangan 2-1 Arsenal di hari Minggu yang penting melawan pesaing gelar Barclays Premier League lainnya, Leicester City. Welbeck membuat penampilan pertamanya sejak April saat ia menggantikan Alex Oxlade-Chamberlain menjelang laga usai di Emirates Stadium, dan ia menandai momen tersebut dengan sebuah sundulan kemenangan lima menit memasuki perpanjangan waktu. Pasukan Arsene Wenger sebelumnya harus mengejar ketertinggalan 1-0, kini mereka hanya terpaut dua poin dari sang pimpinan klasemen Leicester, dan Welbeck sangat puas dengan hasil akhir atas skuad Leicester yang harus tampil dengan sepuluh pemain setelah Danny Simpson diusir wasit. “Ini gol yang penting, tetapi hal yang paling penting adalah mendapatkan tiga poin, meraih kemenangan dan memperpendek jarak dengan puncak klasemen,” katanya kepada Sky Sports mengenai gol telatnya. “Ini adalah periode naik turun yang sangat sulit bagi saya, keluarga dan teman-teman saya tahu apa yang telah saya lalui. “Ini perasaan yang indah. “Ini baru satu gol. Saya ingin jam terbang lebih banyak dan tetap fit.” Sebelumnya Theo Walcott telah membalas penalti Jamie Vardy, dan mantan penyerang Southampton itu berharap hasil akhir ini menjadi titik balik timnya. Dia mengatakan: “Welbeck telah absen selama sembilan bulan kemudian bergabung pada situasi saat ini... seorang pemain spesial yang hadir dalam laga besar. “Hasilnya sangat luar biasa.” Manajer Wenger Arsenal mengakui bahwa ia hampir saja tidak menyertakan nama Danny Welbeck dalam susunan skuad, dalam kemenangan dramatis di hari Minggu kemarin, namun ia senang dengan dampak yang telah diberikan mantan striker Manchester United tersebut setelah nyaris tidak menurunkannya. “Baginya ini adalah hari yang fantastis,” kata Wenger kepada Sky Sports. “Saya ragu-ragu untuk menempatkannya dalam susunan skuad. “Dia ada di urutan 18 atau 19 dalam susunan pemain, tapi pada akhirnya saya percaya dengan kesan yang kami dapatkan dari sesi latihan kemudian berpikir ‘oke, mari kita menempatkan namanya’.” (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

Danny Welbeck


SUARA NTB

Selasa, 16 Februari 2016

Halaman 12

Diduga Gelapkan Anggaran, Oknum Kades Diadukan Warga Praya (Suara NTB) Belasan warga Desa Landah Praya Timur, mendatangi kantor Bupati Lombok Tengah (Loteng), Senin (15/2). Mereka mengadukan Kepala Desa (Kades) Landah, lantaran diduga menggelapkan anggaran desa selama tiga tahun berturut-turut, saat menjabat sebagai kepala desa dengan besaran anggaran desa yang digelapkan, ditaksir mencapai Rp 700 juta lebih. Jumlah ini belum termasuk pemotongan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2014 yang diperkirakan mencapai Rp 29 juta lebih. Dugaan penggelapan anggaran desa itu mencuat setelah selama tiga tahun pula Kades Landah tidak pernah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) penggunaan anggaran desa. Baik kepada masyarakat maupun BPD selaku perwakilan masyarakat. “Sebagaian besar dana

desa yang digelapkan berupa anggaran pembangunan fisik,” ungkap H. Turfuzi, koordinator warga. Bagaimana tidak, nyaris tidak ada kegiatan pembangunan secara fisik yang dilaksanakan selama tiga tahun tersebut. Sementara anggaran desa yang diterima begitu besar. Kecurigaan semakin menguat, setelah beberapa kali diminta laporan kegiatannya, Kades Landah tidak juga mau

memberikan. Padahal sudah menjadi kewajiban bagi kades untuk menyampaikan laporan tahunan kepada BPD selaku wakil masyarakat di desa. Terhadap dugaan ini, masyarakat meminta Pemkab Loteng segera turun tangan dalam melakukan penyelidikan dan audit terhadap penggunaan anggaran desa di Desa Landah. Mengingat, indikasi terjadinya penggelapan dana desa cukup kuat. Tidak hanya itu, masyarakat khususnya para penerima BLT yang jatahnya dipotong juga meminta kades mengembalikan apa yang menjadi hak masyarakat miskin tersebut. Terkait pengaduan ini, Inspektur pada Inspektorat Loteng, Ir. L. Aswatara, mengaku sudah memperoleh informasi tersebut sejak akhir tahun 2015

Berkurang, Jumlah Kader Penerima Insentif Posyandu Mataram (Suara NTB) NTB memiliki 35.000 orang kader Posyandu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Tahun 2015 jumlah penerima insentif sebanyak 10.000 kader. Namun, tahun ini berkurang, hanya 7.500 kader saja yang akan menerima insentif yang anggarannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTB. “Tahun ini kita dapat jatah insentif itu Rp 7,5 miliar sama dengan tahun lalu. Tapi jumlah penerima kita kurangi, kalau dulu 10.000 kader tahun ini 7.500 kader,” kata Sekretaris Dinas kesehatan Provinsi NTB Khaerul Anwar kepada Suara NTB, di Mataram, Senin (15/2) kemarin.

HILANG HILANG STNK R2 HONDA DR4259BO NOKA/NOSIN: MH1JB811X9K478667/ JB81E-1474308 AN. DRA.SRI SUGATI HILANG DISEKITAR PAGUTAN KE MATARAN MALL KOTA MATARAM HILANG STNK R2 HONDA DR2386HP NOKA/NOSIN: MH1JFG112DK165829/ JFG1E-1164368 AN. SUHARTI HILANG DISEKITAR JL. PEJANGGIK MENUJU SAYANGSAYANG KOTA MATARAM

Padahal sebelumnya Dikes telah mengajukan untuk menganggarkan Rp 10 miliar khusus insentif kader. Jumlah Rp 7,5 miliar itu tentu saja masih terbilang kurang. Padahal jumlah kader sangat banyak dan tidak dapat diberikan insentif seluruhnya. Meski demikian, Khaerul Anwar berharap pemerintah kbupaten/kota dapat membantu untuk memberikan insentif kepada kader yang belum mendapatkan insentif dari pemerintah provinsi. “Setiap kader nanti akan dapat Rp 1 juta. Kalau dulu dapatnya hanya Rp 750 ribu, sekarang bertambah. Tapi jumlah penerima kita kurangi, kami yakin pmerintah kabupaten/ kota juga menganggarkan untuk insentif para kader,” imbuhnya. Saat ini NTB memiliki 6.900 lokasi Posyandu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Posyandu juga dilengkapi dengan tenaga medis dan peralatan untuk memeriksakan kondisi kesehatan. Namun peralatan itu juga masih dirasa kurang lengkap. Meski demikian, para kader Posyandu diharapkan dapat

LOWONGAN CR SPG/SPB BUTIK BAJU PENGALMN INGGRS BGS LOKASI GILI AIR KRM CV : YOSI.GINGERSNAP@GMAIL.COM

terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Dengan adanya insentif ini diharapkan kader dapat meningkatkan kualitasnya. Sebab Posyandu merupakan program yang efektif untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Apalagi program ini langsung menyentuh semua lapisan masyarakat. “Pemberian insentif ini juga sebagai penghargaan atas kader karena dapat mengurangi angka kematian ibu dan dapat memberikan pelayanan yang baik,” kata Khaerul Beberapa kategori yang dijadikan kriteria kader dianggap sukses adalah apabila Angka Kematian Ibu Nol (AKINO), Angka Kematian Bayi Nol (AKB Nol) dan gizi buruk berkurang atau nol. Pemberian insentif ini juga sebagai upaya untuk memotivasi kader agar AKI, AKB dan kasus gizi buruk menurun atau tidak ada. Masyarakat juga diharapkan rutin menghadiri Posyandu yang diselenggarakan di tiap desa. Terutama bagi ibu hamil dan menyusui. Sebab kondisi kesehatan bayi sangat berpengaruh dengan kondisi kesehatannya sejak berada dalam kandungan. (lin)

lalu. Bahkan pihaknya sudah mulai melakukan audit khusus terhadap penggunaan dana desa di Desa Landah. “Sebelum masyarakat datang hari ini (Senin kemarin, red) kita sudah turun lebih dulu,” ujarnya. Hanya saja, pihaknya meminta kepada masyarakat supaya bersabar, karena proses audit butuh waktu panjang. Apalagi, banyak item yang kegiatan yang harus diperiksa. Tetapi untuk lebih mempercepat proses audit, bila perlu pihaknya nanti akan melibatkan BPKP Perwakilan NTB. Terkait besaran dana desa yang diduga digelapkan, mantan Staf Ahli Bupati Loteng ini, mengaku belum bisa memastikan, karena untuk mengarah pada jumlah dana harus menunggu hasil audit terlebih dahulu. Pasalnya, kasus ini sendiri baru mulai diselidiki. (kir)

(Suara NTB/kir)

MENGADU - Warga Desa Landah mendatangi Kantor Bupati Loteng untuk mengadukan dugaan penggelapan dana desa, Senin (15/2).

Mantan Pemilik Lahan Bandara Lapor Polisi Praya (Suara NTB) Pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) atau Lombok International Airport (LIA) masih meninggalkan persoalan. Persoalan ini terkait belum tuntasnya proses pembayaran lahan tempat berdirinya bandara terbesar di NTB ini. Terkait persoalan tersebut, tidak kurang dari 17 mantan pemilik lahan secara resmi telah melayangkan laporan ke Polres Loteng. “Kalau total pemilik lahan cukup banyak, hampir 200 orang. Tapi yang sudah melayangkan laporan polisi, baru sekitar 17 orang,” ungkap L. Ranggalawe, selaku perwakilan warga kepada wartawan di Polres Loteng, Senin (15/2). Warga melaporkan adanya kekurangan pembayaran lahan yang sampai saat ini belum dipenuhi oleh pihak PT. Angkasa Pura selaku pemilik lahan bersama pemerintah daerah. Di mana masih ada sisa kekurangan pembayaran sekitar Rp 15 juta dari harga NJOP lahan tersebut. Menurut salah satu mantan pemilik lahan, H.L. Ahmad Ramli, proses pembayaran lahan dilakukan sekitar tahun 1995 silam. Kala itu, ia bersama para pemilik lahan lainnya dibayar sekitar Rp 20 juta per hektarnya. Padahal harga NJOP kala itu jauh lebih tinggi yakni sekitar Rp 35 juta per hektar. Para pemilik lahan kala itu, ujarnya, tidak bisa berbuat banyak. Karena dalam

proses pembayaran, pemilik lahan terkesan dipaksa, sehingga pemilik lahan tidak berani melawan. “Dulu para pemilik lahan sempat akan memprotes, tetapi tidak berani,” akunya. Terhadap persoalan itulah, pihaknya akhirnya memilih menempuh proses hukum. Setelah upaya penyelesaian secara baik-baik tidak membuahkan hasil. “Kami melapor ke polisi dalam hal ini untuk menuntut hak-hak kami yang belum selesai dibayar,” terangnya. Saat ini baru beberapa mantan pemilik lahan saja yang melapor. Tetapi kemu-

ngkinan pelapor akan terus bertambah, karena pemilik lahan cukup banyak dan tidak hanya dari Desa Tanak Awu, tapi dari Ketara maupun Penujak. “Yang melapor sekarang ada 17 orang. Dengan total luas lahan sekitar 34 hektar,” tambah L. Ranggalawe. Dikonfirmasi terpisah, Kaur. Bin. Ops. Sat Reskrim Polres Loteng, Iptu Ery Armunanto, seizin Kapolres Loteng, AKBP Nurodin, membenarkan adanya laporan dari para mantan pemilik lahan bandara tersebut. Dan, sampai sejauh ini sudah ada sekitar 11 orang mantan pemilik lahan yang

sudah dimintai keterangan awalnya. “Laporan mereka terkait kekurangan pembayaran harga lahan. Karena harga yang dibayarkan jauh di bawah harga NJOP yang berlaku waktu itu,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait persoalan, karena prosesnya masih awal. Dikatakannya, pihaknya masih harus mempelajari terlebih dahulu duduk persoalan dari kasus tersebut. Baru kemudian menentukan langkah hukum lebih lanjut. “Detail kasusnya seperti apa masih akan kita pelajari,” tandasnya. (kir)

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi, M. Yusrin Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaludin, Muhammad Kasim. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./ mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post, Jalan Kepundung 67 A Denpasar.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB

Selasa, 16 Februari 2016

Halaman 13

RUPA-RUPA

RUPA-RUPA

MENU : NASI KELOR, NASI LEBUI, BEBALUNG, SOTO, PELECING, RUJAK, ES KELAPA MUDA TEMAT & MENERIMA PESANAN NASI KOTAK, SNACK KANTOR. HUBUNGI IBU IDA AHMADI HP 081907415439

gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA

HUBUNGI :

081917002381

COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

Penjualan dgn Fee 3% Tanpa dikenakan biaya & tidak mengikat

Rp. 995 Jt

BEKAM


OPINI

Selasa, 16 Februari 2016

Gizi Buruk, Indikator Belum Sejahtera KASUS gizi buruk kembali mencuat di NTB. Saat ini sedikitnya ada empat pasien dengan diagnosa gizi buruk dirawat di RSUD NTB. Keempat anak malang itu adalah Rika Ayu Tantri, Adiba Azzahra, Rozita Ruhayya dan Ipan Padila. Gencarnya aktivitas masyarakat menggunakan media sosial, membuat penderitaan anak-anak yang menderita gizi buruk itu, cepat diketahui secara luas. Hanya beberapa hari setelah diposting di media sosial, kabar dirawatnya empat anak tersebut menyebar luas. Kondisi anak-anak penderita gizi buruk itu, banyak mengundang simpati dari sejumlah kalangan. Masyarakat yang berempati bahkan langsung memberikan bantuan kepada korban gizi buruk yang masih terbaring lemah di rumah sakit plat merah tersebut. Seperti diketahui, kasus gizi buruk sempat booming pada zaman pemerintahan Gubernur Serinata. Saat itu, tidak sedikit anak-anak menderita gizi buruk. Kini, kejadian serupa kembali muncul ke permukaan. Memang, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk maupun gizi kurang. Seperti adanya penyakit bawaan dan lain sebagainya. Namun penyakit gizi buruk ini kerap diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat. Karena jika ditarik benang merahnya, penderita gizi buruk maupun gizi kurang rata-rata berasal dari kalangan keluarga kurang mampu. Rika Ayu Tantri misalnya. Ia berasal dari keluarga yang tidak utuh. Dimana ibunya merantau ke Arab menjadi TKW sedangkan ayahnya menikah lagi. Praktis, ia hanya dirawat oleh neneknya dengan ekonomi yang pas-pasan. Kondisi ini harusnya menjadi kajian bersama. Terutama pemerintah daerah. Baik Pemprov NTB, maupun pemerintah yang ada di kabupaten/kota. Ditengah pesatnya pembangunan berikut pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren peningkatan, ternyata masih ada persoalan sosial yang belum terselesaikan. Bisa jadi, kasus gizi buruk di NTB ini, seperti gunung es. Hanya sedikit yang mencuat ke permukaan, tetapi sesungguhnya bisa lebih dari itu. Jika tidak segera ditangani dengan benar, hingga kondisinya pulih, kasus gizi buruk ini dapat membawa stigma kurang baik bagi NTB. Apalagi NTB dikenal sebagai daerah surplus beras, bahkan menjadi daerah penyangga stok beras nasional. Untuk itu, pemerintah daerah harus serius menangani kasus gizi buruk ini. Jangan sampai terjadi seperti pepatah ‘’tikus mati di lumbung padi’’. Meskipun memang gizi buruk maupun gizi kurang tidak melulu berbicara soal pangan. Pola asuh anak-anak penderita gizi buruk oleh pihak medis juga banyak dipersoalkan. Disinilah peran Pemda. Bagaimana mengedukasi keluarga-keluarga yang ada di daerah ini agar menerapkan pola asuh yang benar. Kejadian ini cukup disesalkan. Pasalnya, Pemda memiliki perpanjangan tangan untuk menjangkau para penderita gizi buruk, yakni kader Posyandu. Pemerintah telah menyediakan insentif bagi para kader tersebut. Nampaknya memang harus ada evaluasi menyeluruh terhadap hal-hal yang terkait gizi buruk maupun gizi kurang. Harapannya ke depan tidak ada lagi warga NTB yang menderita gizi buruk. Selain itu, Pemda juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat agar kemiskinan tidak lagi menjadi alasan gizi buruk. (*)

RADIO

Halaman Halaman 14 14

Kultur Pesimis di Tengah Komitmen Reklamasi AK bisa dipungkiri bahwa aktivitas pertambangan mampu memberikan manfaat ekonomi secara langsung terhadap masyarakat. Tetapi disisi lain juga berpotensi menyebabkan gangguan lingkungan, termasuk fungsi lahan dan hutan (Muhiddin, 2015). Tekanan yang besar terhadap isu lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku beberapa pelaku usaha pertambangan, memang harus dikoreksi. Terkadang ketidaktahuan masyarakat kerap kali memunculkan persepsi keliru terhadap industri pertambangan secara keseluruhan. Padahal, salah satu tujuan kegiatan pertambangan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meragukan Komitmen Reklamasi Di akhir dekade 80-an mulai bermunculan studi-studi empiris yang menunjukkan, bahwa sumber daya alam yang seharusnya menjadi berkah bagi negara/daerah pemiliknya, justru dapat melemahkan perekonomian. Hubungan negatif antara kelimpahan sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi tersebut lebih dikenal dengan istilah ‘kutukan sumber daya alam’ (natural resource curse). Kata tesis kutukan sumber daya pertama dipakai Richard Auty tahun 1993 untuk menjelaskan bagaimana negara-negara yang sumber daya alamnya berlimpah tidak mampu memanfaatkan kekayaan tersebut untuk mendorong ekonomi mereka dan bagaimana mereka mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat daripada negara-negara yang sumber daya alamnya sedikit. Beberapa penelitian, termasuk oleh Jeffrey Sachs dan Andrew Warner, telah memperlihatkan hubungan antara keberlimpahan sumber daya alam dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Masih segar dalam ingatan penulis ketika Bupati KSB, Zulkifli Muhadli (periode 2010-2015), sempat meneteskan air mata disela pidatonya tatkala menceritakan pengalamannya melihat dari jarak dekat pit atau lubang tambang Batu Hijau yang berbentuk lingkaran seperti kerucut-terbalik dengan kedalaman sekitar 200-400 meter. Beliau pesimis, mampukah komitmen reklamasi yang dilakukan oleh PT. NNT mengembalikan fungsi hutan seperti sedia kala? Sebandingkah apa yang dikeruk dari perut bumi KSB dengan dampak lingkungan pasca operasi tambang nanti? Ia merasa yang paling bertanggung jawab jika nantinya hasil reklamasi dan revegetasi tidak berdampak positif bagi masyarakat Sumbawa Barat. Tak pelak, rasa pesimis itu pun menghampiri diri penulis ketika mengetahui bahwa dinding pit tidak perlu direklamasi karena lubang tambang akan terisi air secara bertahap (www.ptnnt.co.id). Sementara hasil penelitian Pusat Studi Reklamasi Tambang Institut Pertanian Bogor menemukan bahwa setelah tambang di-

Oleh:

Aan Widhi Atma, M.M.

(Pegawai pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumbawa) tutup banyak bekas dinding-dinding pit yang sangat curam dan tinggi dibiarkan tetap terbuka, lubang-lubang pit berisi air yang belum jelas peruntukkannya, air asam tambang yang tidak diolah mengalir kemana-mana, dll. Beberapa lokasi tambang juga mengalami kesulitan untuk memperoleh tanah pucuk yang memadai dan mencukupi. Di beberapa negara ‘warisan’ tambang berupa dinding-dinding pit terbukti gagal dari upaya reklamasi. Ambil contoh tambang Bingham Canyon di Amerika Serikat. Berlokasi di dekat Salt Lake City, Utah, tambang tembaga yang mulai beroperasi pada tahun 1906 ini telah menjadi lubang terbesar di muka bumi yang diciptakan oleh manusia, yaitu dengan lebar sekitar 4.5 km dan kedalaman 1.5 km. Tambang Bingham Canyon pernah mengalami longsor besar pada April 2013 yang merusak 14 haul truck dan 3 shovel truck, namun tidak ada korban jiwa karena longsor tersebut bisa terdeteksi sebelumnya oleh teknologi yang dipakai sehingga evakuasi telah dilaksanakan sebelum terjadinya bencana. Tidak hanya itu, di Siberia, Rusia, Tambang Mirny (disebut juga Mir) memberikan ‘warisan’ lubang terbesar kedua di dunia setelah Bingham Canyon. Lubang yang diwariskan oleh Mir memiliki lebar 1,2 km dan kedalaman 525 meter. Penggalian pit dimulai pada tahun 1955 oleh pemerintah Uni Soviet. Setelah runtuhnya era Uni Soviet di tahun 1990-an, tambang Mir sempat berpindah tangan ke beberapa perusahaan lokal sebelum ditutup pada tahun 2004. Area sekitar lubang tambang tidak boleh dilintasi oleh helikopter, mengingat beberapa kecelakaan helikopter yang jatuh akibat tertarik oleh aliran udara di lubang tersebut. Bukti nyata di atas seakan menambah rasa pesimis kita terhadap komitmen reklamasi yang dilakukan oleh perusahaan tambang. Tentunya kita tidak ingin kutukan sumber daya alam yang dikatakan oleh Richard Auty menimpa daerah kita bukan? Dua Sisi yang Berbeda Citra kota emas masih melekat di Taliwang. Hal ini semakin diperkuat dengan merebaknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI). Kalangan awam menyebutnya ‘Bisnis Gelondong’. Gelondong adalah sebutan untuk alat penggiling dan pemecah bebatuan. Sedangkan untuk memisahkan emas dari batuan gunung tersebut digunakanlah air raksa atau merkuri. Entah bagaimana awal mulanya sehingga banyak penambang liar dari luar KSB (Pulau Jawa dan Pulau Lombok) yang tertarik untuk mencari bebatuan dan mengolahnya menjadi emas dengan cara tradisional dan cenderung merusak lingkungan. Menurut informasi dari masyarakat sekitar, para penambang liar memiliki peta lokasi tempat kandungan emas berada lengkap dengan koordinat Global Positioning System (GPS)nya. Sebelumnya di tahun 2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan uji sampel terhadap sedikitnya 100 penderita yang diduga terkontaminasi langsung bahan berbahaya dan beracun (B3). Uji sampel juga dilakukan terhadap air dari ratusan sumur, fasilitas irigasi dan limbah rumah tangga di Sembilan titik. Pada penelitian tersebut diambil 100 sampel dari warga yang menderita pen-

yakit kulit dan gemetar (tremor) akibat kram, serta gangguan jaringan otak. Jenis penyakit ini paling mungkin terjadi akibat pencemaran limbah B3 (www.kompas.com). Di tahun yang sama hasil penelitian tim independen Center for Biodiversity Environment Study (CBES) juga menyebutkan bahwa dampak penggunaan merkuri di KSB dinilai sudah berada di atas ambang batas terutama bagi yang bersentuhan langsung dengan aktivitas pengolahan emas tersebut. Penelitian CBES dilakukan dengan mengambil sampel kuku dan rambut dari mereka yang bersentuhan langsung dengan pengolahan emas di berbagai tempat. Sampel juga diambil dari masyarakat dekat dengan aktivitas gelondong atau pengolahan emas. Selain itu pengambilan sampel juga melibatkan wanita dan anak-anak serta masyarakat yang berada jauh dari aktivitas gelondong. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) KSB, sedikitnya di tahun 2014 ada 843 mesin gelondong yang menggunakan Merkuri (www.sumbawabaratnews.com). Sementara dengan jelas bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang penggunaan merkuri dalam aktivitas pengolahan hasil tambang mineral logam emas. Tidak main-main, limbah B3 dari mesin gelondong ini menyebabkan pencemaran lingkungan, khususnya udara di tengah masyarakat. Kembali, penulis masih merekam Pidato Kyai Zul saat laporan pertanggung jawaban Bupati tahun 2013 (progress report) di halaman Graha Fitrah yang menegaskan bahwa pencemaran udara akibat ‘bisnis gelondong’ itu ikut mencemari dirinya. Hasil Tes Laboratorium dari sebuah Rumah Sakit terkenal menyebutkan bahwa kadar mercuri terdeteksi di tubuhnya. Sungguh ironis, disaat PT. NNT tengah melakukan upaya reklamasi dan revegatasi pasca tambang dengan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001, disisi lain aktivitas tambang rakyat tanpa AMDAL terus merajalela di bumi tempat PT. NNT berdiri. Salah satu komponen penting yang menjadi pusat dari penerapan SML adalah kebijakan lingkungan. Kebijakan Lingkungan yang ditandatangani Senior Vice President dan General Manager Operations merupakan komitmen terhadap setiap operasi dan fasilitas tambang Newmont Asia Pasifik (APAC). Kita bisa berbangga dengan itu. Katakanlah PT. NNT berhasil dengan upaya reklamasinya tetapi dampak PETI terhadap lingkungan seakan berjalan tanpa solusi. Lantas apa gunanya keberhasilan di satu sisi tetapi kegagalan diaspek lain yang lebih utama? Meretas Kultur Pesimis Jika dicermati kultur pesimis tersebut berawal dari tidak konsistennya komitmen kita untuk melawan aktivitas tambang yang merusak lingkungan. Kita mengabaikan ancaman ini karena terlena dengan tawaran ekonomis sesaat yang jauh lebih terasa mengenyangkan perut. Uang dengan mudah didapat sementara dampak negatif lingkungan perlahan menggerogoti alam kita. Sebagian dari kita masih bersikukuh, tak ada pengaruh merkuri yang dirasakan langsung, toh keluarga kita tetap sehat dan perekonomian pun

RADIO

semakin meningkat. Kita lupa bahwa akumulasi dari perilaku negatif itulah yang akan menjadi boomerang bagi anak cucu kita kelak. Oleh karena itu dibutuhkan skenario solusi yang masif untuk meretasnya. Langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah terus menyuarakan pentingnya pengelolaan tambang yang ramah lingkungan. Ya, teruslah bersuara agar lingkungan kita tersadarkan bahwa di luar sana ada oknumoknum yang sengaja telah merusak lingkungan tempat tinggal kita. Penulis juga menaruh apresiasi terhadap kegiatan ‘NewmontBootcamp, Mengenal Dunia Tambang di Lokasinya’ yang diadakan setiap tahunnya. Sustainable Mining Bootcamp merupakan program edukasi bagi masyarakat umum untuk melihat langsung proses penambangan dan aktivitas masyarakat di sekitar area tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Melalui program yang disampaikan secara transparan ini, peserta akan mengikuti dengan lengkap praktek-praktek penambangan terbaik dan bertanggung jawab yang dilakukan sejak batuan ditambang, diproses, pemantauan terhadap lingkungan, hingga persiapan penutupan tambang. Peserta juga akan tinggal dan merasakan langsung kehidupan masyarakat di desa-desa sekitar area tambang, serta mengunjungi daerah-daerah wisata di Kabupaten Sumbawa Barat Dengan menceritakan kepada dunia melalui tulisan-tulisan generasi muda di media sosial agar mengenal kegiatan reklamasi tambang secara langsung merupakan salah satu skenario solusi jangka panjang untuk meretas kultur pesimis tadi. Upaya ini tidak boleh berhenti. Jangan biarkan kultur pesimis itu mengikat generasi masa depan Indonesia dan menguburkan komitmen reklamasi yang telah diikrarkan.

Satu meninggal, jumlah penderita gizi buruk di NTB capai 35 kasus Peran kader Posyandu dipertanyakan

*** Merosot, ekspor ikan dan udang NTB

Harus ada evaluasi dari instansi terkait

***


SUARA NTB Selasa, 16 Februari 2016

Terduga Teroris Jaringan Santoso Ditembak Mati di Bima Dari Hal. 1 ‘’Yang jelas ada korban,’’ katanya singkat. Menurut dia, Polres Bima Kota saat itu, hanya bertugas mengamakan TKP dan sifatnya hanya mengetahui saja. Sebab, penangkapan tersebut dilakukan Mabes Polri. Sentra Kegiatan Ideologi Garis Keras Sementara, Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs. Umar Septono, SH, MH Senin (15/2) sore menjelaskan, terduga teroris yang digerebek polisi Senin (15/1) adalah Fajar. Terduga teroris yang memiliki nama alias Chan alias Muhamad Fuad disebutkan tergabung dalam jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Ia dilumpuhkan polisi bersenjata lengkap di salah satu rumah di Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, yang juga asal daerah istri Santoso. ‘’Masih kaitannya dengan Santoso, istrinya Santoso juga dari situ. Memang tempatnya di situ di Penatoi. Terbukti ada terus seperti itu. Memang adanya seperti itu, bukan mengada-ada,’’ ungkap Kapolda. Umar Septono menyebutkan, Penatoi merupakan sentra kegiatan ideologi garis keras yang mengarah pada kekerasan radikal. ‘’Terbukti sudah anggota yang dijadikan sasaran penembakan dan pembunuhan hingga dua meninggal dan satu terluka,’’ ungkapnya. Bukti yang dimaksud Kapolda adalah peristiwa penembakan yang menimpa Kapolsek Ambalawi pada 2014 lalu, Iptu Abdul Salam yang meninggal ketika ditembak saat sedang berpatroli. Turut menjadi korban

pada saat itu adalah Bripda Yamani dan Ipda Hanafi. Yang disebut terakhir nyawanya masih dapat tertolong sehingga sekarang masih bertugas. Sejak saat itu, Fajar alias Chan alias M. Fuad menjadi buruan polisi hingga akhirnya dilumpuhkan dalam sebuah penggerebekan Senin (15/2). Aparat polisi gabungan Densus 88 Anti Teror, Brimob, dan Polres Bima Kota terlibat baku tembak dengan terduga teroris Fajar bersama salah satu rekannya IM. Fajar tewas dalam baku tembak yang usai sekitar pukul 08.30 Wita tersebut dan kemudian dievakuasi menuju RSUD Bima. Untuk kepentingan pengembangan jenazah Fajar kemudian dibawa menuju Mataram. Sementara, Kapolda menyebutkan, baku tembak itu mengakibatkan seorang anggota polisi terluka di bagian bawah lengan sebelah kiri. “Didobrak rumahnya kemudian terduga teroris itu melakukan perlawanan, dia nembak duluan. Anggota terkena di samping kiri, lengan kiri tembus ke paruparu,” terangnya sembari menambahkan bahwa anggota polisi tersebut adalah anggota Brimob asal Bima yang di-Bawah Kendali Operasi-kan (BKO) ke Densus 88 Anti Teror. Kapolda menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan di Mataram tidak sangup menangani luka tembak yang diderita sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali. (uki/why)

Perekrut Anggota Baru Dari Hal. 1 ‘’Sudah lama diintai namun tidak pernah ke luar dari daerah itu. Dari area rumah pun jarang ke luar,’’ jelas Kapolda. Pada penggerebekan yang berlangsung mulai pukul 07.30 Wita oleh gabungan Densus 88 Anti Teror, Brimob, dan Polres Bima Kota tersebut, turut diamankan pula seorang saksi atas nama Imam. Sementara Fajar tewas akibat terkena luka tembak. Saat berita ini ditulis, yang bersangkutan masih dalam perjalanan menuju Mataram. Terduga teroris Fajar, kata Kapolda, berperan melakukan perekrutan calon anggota di daerah Bima dan menjembataninya dengan markas jaringan Mujahdin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah di Poso, Sulawesi Tengah. ‘’Cukup berpartisipasi melakukan rekrutmen di daerah situ (Bima) ke Poso. Terbukti dengan adanya kepemilikan senjata api dan sarana logistik per-

senjataan. Itu perannya,’’ ungkap Kapolda. Mengenai sumber pendanaan kegiatan yang bersangkutan serta kemungkinan adanya pelaku lain, lanjutnya, masih dilakukan pendalaman dari keterangan saksi. ‘’Sementara (saksi) dua tadi. Kita kembangkan kemungkinan adanya pelaku-pelaku lain dari keterangan saksi,’’ jelasnya. Fajar alias Chan alias M. Fuad menjadi buruan polisi hingga akhirnya dilumpuhkan dalam sebuah penggerebekan Senin (15/2) di salah satu rumah di Jalan Pemuda RT 01 RW 02 Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. Aparat polisi gabungan Densus 88 Anti Teror, Brimob, dan Polres Bima Kota terlibat baku tembak dengan terduga teroris Fajar bersama salah satu rekannya Imam. Fajar kemudian tewas dalam baku tembak yang berakhir sekitar pukul 08.30 Wita tersebut dan kemudian dievakuasi menuju RSUD Bima. (why)

Danrem Ingatkan Bahaya ’’Proxy War’’ Dari Hal. 1 Kondisi dunia, jumlah penduduk yg semakin banyak, energi semakin menipis pangan dan air semakin terbatas merupakan ancaman terhadap bangsa Indonesia. Apabila ketahanan nasional hancur atau terganggu sulit untuk mengembalikan negara Indonesia menjadi negara yg aman dan sejahtera. Proxy war merupakan perang melalui berbagai aspek berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, peran ormas dan pemuda sangat strategis dan menentukan. Beberapa contoh proxy war yang terjadi di Indonesia diantaranya, demo buruh yang terjadi di mana – mana yang melakukan tuntutan dengan cara mengintimidasi. Tawuran pelajar antarsekolah, merusak fasilitas pemerintah, merusak fasilitas umum dan objek vital, mahasiswa bentrok dengan masyarakat, penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya. Menurut Danrem, banyak tantangan yang dihadapi Indonesia emas, 30 tahun ke depan. Ada kepentingan negara-negara luar yang tidak menginginkan Indonesia kuat dan besar. Justru ingin memecah belah negara ini, supaya mudah dikendalikan dan dipengaruhi. Sebagai contoh penghancuran generasi muda melalui narkoba. Begitu juga dengan pengaruh ideologi, karena diketahui Indoensia sebagai negara terbesar Islam. ‘’Kita semua harus hati-hati, belum lagi kita hadapai MEA. Perdagangan bebas. Ayo siapkan diri, bagaimana pemerintah mungkin dengan meningkatkan mental dari masyarakat kita sendiri. Kita punya SDM dan SDA ok, tinggal kita kelola saja. Poles sedikit saja daerah wisata kita kan laku,’’ pungkasnya. Pj Bupati Sumbawa, Drs. H. Supran, MM dalam sambutannya, menjelaskan di era globalisasi ini, kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat lagi dihindari. Teknologi telah menjadi sebuah kekuatan yang dapat membelenggu perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Bagi masyarakat sekarang, teknologi itu seperti kebutuhan primer, salah satunya teknologi

informasi. Perkembangan teknologi informasi yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa dampak yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia baik secara positif maupun negatif. Beberapa dampak positif yang kita rasakan dari perkembangan teknologi informasi yaitu mempermudah dalam mencari berbagai informasi. Mempermudah dalam berkomunikasi; dan mampu membuat manusia berpikir kreatif. Sedangkan dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi tersebut diantaranya adalah sosialisasi antarmanusia secara langsung mulai berkurang, dan pola pikir masyarakat mudah terpengaruh informasi dari luar/asing secara sosial maupun budaya. Mengingat dampak yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi informasi cukup dahsyat bagi kehidupan manusia, membuat beberapa negara maju memanfaatkannya untuk menaklukan negara lain baik itu secara idiologi maupun sosial budaya. Untuk itulah maka pada kesempatan yang baik ini kita semua akan diberikan pengetahuan dan wawasan mengenai perang modern yang biasa digunakan pihak luar, salah satu modelnya adalah proxy war. ‘’Terkait dengan hal tersebut, saya atas nama pemerintah dan masyarakat Sumbawa menyampaikan banyak terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Danrem 162/WB yang akan menyampaikan ceramah tentang proxy war. Sehingga dengan ceramah Komandan Korem 162/WB, nantinya akan dapat meningkatkan kewaspadaan kita semua terhadap upaya-upaya pihak luar atau asing untuk memecah bela persatuan dan kesatuan di antara kita melalui penyebaran proxy war. Kita semua sepakat bahwa NKRI adalah harga mati,’’pungkasnya. (arn/ind/*)

RAGAM Audit BPKP Tentukan Nasib Kasus DBCHT

Halaman 15

Mataram (Suara NTB) Pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB memilih pasif dalam kasus dugaan penyimpangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Kejati NTB, menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Apapun hasil audit itu, akan mementukan kelanjutan atau malah penghentian penanganan perkara. Prinsip itu menjadi pilihan Kajati NTB, Martono, SH, MH dengan maksud agar segera memutuskan kepastian kasus yang sebenarnya sudah naik ke penyidikan ini. ‘’Prinsipnya kita menunggu dari BPKP hasil au-

ditnya seperti apa,’’ kata Martono menjawab Suara NTB, Senin (15/ 2) kemarin. Dari hasil audit itu, akan menentukan nasib penanganan perkara berikutnya, setelah penyelidikan sejak 2013 dan ditingkatkan ke penyidikan awal 2015. “Ini keterangan ahli. Audit mereka itu nanti kita pegang. Kalau ada kerugian negara, berarti kan ada korupsi. Artinya kasusnya lanjut. Kalau tidak ada kerugian negara, berarti tidak bisa lanjut,” tegas Kajati menjelaskan bagaimana posisi hasil audit yang cukup menentukan bagi kinerja timnya menangani perkara dimaksud. Martono juga memberi gam-

baran soal hasil pengembangan penyidikan yang sebenarnya sudah mengarah kepada pelaku. Tapi dalam uraian perbuatan pidana, dia merasa perlu mendalami lagi karena ada yang terlihat sumir. “Seperti begini. Ada perbuatan pidana, tapi ditinjau dari kerugian, negara tidak dirugikan. Tersangka juga tidak diuntungkan, sementara kepentingan umum terlayani,” demikian Kajati memberi gambaran hasil pendalaman timnya atas keterlibatan tersangka. Sebenarnya fokus bidikan pihaknya terkait ada dugaan penggunaan dana ganda Rp 32 miliar. Satu item untuk irigasi desa pada

Dinas Pekerjaan Umum, tapi dipihak lain justru untuk alokasi berbeda. “Kalau ada ganda, tentu ada penyimpangan. Tapi itu di mana (penyimpangan)? Itu kita minta audit,’’ katanya. Apakah ada rencana Kejaksaan menelusuri lebih teknis aliran dana? Kajati mengaku tetap berpulang pada hasil audit. Termasuk soal kemungkinan menggunakan audit alternatif, menjaga kemungkinan tidak ditemukannya kerugian negara. Menurutnya auditor hanya BPKP dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dua lembaga negara ini sudah terikat dengan SOP masing masing. Bahwa audit BPKP, apapun

hasilnya, tidak bisa dilakukan audit ulang oleh BPK. “Sebaliknya demikian, tidak boleh saling koreksi,” tegasnya. Sekali lagi Kajati menegaskan soal prinsip penegakan hukum diinternalnya, tidak ingin dikesankan mencari- cari kesalahan di tengah tahapan proses hukum yang sudah berjalan, mulai dari puldata pulbaket, penyelidikan, penyidikan sampai dengan audit kerugian negara. Dikonfirmasi soal audit itu akan diserahkan Februari ini, Kajati memastikan sudah ada komunikasi awal dengan auditor BPKP NTB yang melibatkan auditor BPKP pusat. Soal waktu penyerahan, dia belum tahu. (ars)

Umar Said Berpeluang Ikuti Jejak Sunardi Ayub Masyarakat NTB Terancam SKENARIO pergantian Ketua DPRD NTB dari H. Umar Said, S. Ag ke Hj. Baiq Isvie Rupaeda berpeluang mengarah pada skenario pada 2005 silam. Saat itu, Sunardi Ayub yang baru sekitar setahun duduk di kursi Ketua DPRD NTB terpental dari jabatannya karena kehilangan ikatan dengan DPD Golkar NTB. Kedudukan Umar Said sebagai Ketua DPRD NTB memang sudah di ujung tanduk. Sejumlah upaya telah ditempuhnya untuk mencari jalan keluar atas ancaman yang menggerogoti karir politiknya ini. Ia antara lain telah berupaya melakukan klarifikasi ke DPP Partai Golkar. Namun, hingga kemarin belum jelas apakah upaya ini menuai hasil. Umar sendiri sebelumnya telah berikrar akan memberikan perlawanan atas kebijakan Golkar NTB ini. Namun, perlawanan semacam ini bukannya tidak pernah terjadi dalam sejarah perpolitikan di Partai Golkar. Partai yang langganan menguasai kursi Ketua DPRD NTB ini memang pernah memiliki kisah pergantian Ketua DPRD NTB dengan alur semacam ini. Jika menengok ke belakang, Umar bukan satu-satunya Ketua DPRD NTB yang pernah digoncang isu seperti ini. Kisah serupa pernah menimpa Sunardi Ayub yang akhirnya bahkan harus dipecat dari keanggotaan DPRD NTB sekaligus Partai Golkar akibat berseberangan dengan keputusan DPD Golkar NTB. Selebihnya, Ketua DPRD NTB dari Golkar dijabat oleh H. M. Suhaili FT, SH, yang kemudian diganti secara wajar karena terpilih sebagai Bupati Lombok Tengah. Pengganti Suhaili, Drs. H. Lalu Sujirman juga mengakhiri jabatannya dengan relatif wajar meski kepemimpinannya mendapatkan resistensi yang kuat dari Fraksi PDIP. Pemerhati masalah politik NTB, Drs. Darmansyah, M.Si, yang dikonfirmasi Suara NTB, Senin (15/2) kemarin menilai Umar sekarang harus menerima konsekuensi dari dinamika arus utama di internal DPD Partai Golkar yang sudah tidak lagi berpihak kepada dirinya. Situasi yang dihadapi Umar saat ini menurutnya bisa ditafsirkan dengan cukup terang : bahwa, arus utama yang menguasai kebijakan di Golkar NTB dan DPP Golkar sudah tidak lagi memiliki ikatan kuat dengan dirinya. Atau, dengan kata lain, Umar dianggap tidak bisa lagi menjadi jembatan antara DPD Golkar NTB yang sekarang dengan kebijakan yang harus dibawa ke DPRD NTB. “Ya, harus dibaca seperti itu. Bacaannya pasti seperti itu. Jadi saya kira, internal yang ada di dalam Golkarlah yang sangat merasakan itu, dan mengetahui persis bagaimana dinamika di internal partai itu. Tapi bacaan kita di luar dengan adanya usulan pergantian itu, itu menjawab apa yang disebutkan tadi itu. Mainstream utama tadi tidak lagi berada di pihak Pak Umar,” ujar Darmansyah. Darmansyah tak menampik bahwa situasi ini bisa saja berkembang mengikuti alur serupa pada 2005 yang akhirnya membuat Sunar-

di Ayub terpental dari kedudukannya di DPRD NTB. Bedanya, saat ini DPD Partai Golkar memang memiliki kewenangan untuk mengusulkan anggota fraksinya untuk duduk di jabatan-jabatan yang tersedia di DPRD NTB. ‘’Apakah itu komisi, fraksi maupun pimpinan itu. Yang jelas berdasarkan undang-undang MD3, sudah menjadi jatah dari Golkar untuk menjadi Ketua di DPRD NTB itu. Sekarang soal orangnya yang ditempatkan di posisi itu sekali lagi itu menjadi wewenang dari partai,” ujarnya. Ia menilai, Partai Golkar tentulah memiliki pertimbangan tertentu di dalam menempatkan kader-kadernya. Kader yang ditempatkan di posisi Ketua DPRD NTB, menurutnya secara tidak langsung harus bisa menjadi kepanjangan tangan partai juga. Bagaimanapun, ujar Darmansyah, dia harus mampu mengakomodir kepentingan-kepentingan partai di dalam melaksanakan tugasnya, sepanjang kepentingan itu tidak bertabrakan dengan mandat yang diterima dari publik. “Nah dalam pengertian itulah tentu saja orang yang ada di situ orang yang betul-betul memahami garis kebijakan dari partai tersebut. Tentu harus dibedakan dengan persoalan like and dislike. Tapi sayangnya dalam politik hal itu memang sangat tipis sekali jaraknya,” ujar Darmansyah. Yang jelas, ujar Darmansyah, setiap partai politik pastilah memiliki friksi-friksi di dalam tubuhnya. Ada friksi yang memiliki ikatan kuat dengan pusat pengambilan keputusan di partai dan friksi lain berada di garis terluar. Hal ini menurutnya adalah realitas partai politik yang memang tidak dapat dibantah. Ia menilai, bergulirnya usulan pergantian ini membuktikan bahwa Umar sedang tidak berada dalam friksi yang menjadi arus utama. “Soal siapa mendukung siapa, lebih dekat siapa dengan pimpinan kan saya kira sesuatu yang niscaya, sesuatu yang terjadi. Jadi penggantian itu dengan mudah bisa dibaca bahwa di dalam tubuh Golkar itu pasti ada friksi di dalamnya. Dalam bahasa yang lain, di dalam tubuh partai selalu ada kompetisi juga. Dalam bahasa politiknya kan selalu ada konflik,” ujarnya. Kini, konflik itu telah berkembang sedemikian rupa dan melahirkan keputusan yang akan dikelola di tubuh DPRD NTB. Menurut Darmansyah, tantangan yang dihadapi Golkar setelah ini adalah bagaimana mengelola konflik ini agar tidak berkembang menjadi lebih liar dan menjurus ke perpecahan yang lebih serius. “Karena itulah saya kira tentu saja, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh partai seharusnya dalam kerangka menjawab persoalan itu tadi. Bagaimana partai kemudian tidak terjebak di dalam konflik yang berkepanjangan. Maka perlu diakomodir berbagai kepentingan. Nah, kepentingan yang mainstream, yang arus utama itulah yang kemudian harus dikedepankan. Dalam bahasa permainan kan memang ada bahasa harus ada yang kalah dan menang,” pungkasnya. (aan)

Polisi Tertembak Saat Kontak Senjata dengan Teroris Dari Hal. 1 Polisi yang terluka itu, sempat dirawat di RSUD Bima. Sementara itu Kapolda NTB, Brigjen.Pol.Drs.Umar Septono, SH.MH yang dikonfirmasi terkait tertembaknya salah seorang anggota polisi membenarkan bahwa saat baku tembak, mengakibatkan seorang anggota polisi terluka di bagian bawah lengan sebelah kiri. ‘’’Didobrak rumahnya kemudian terduga teroris itu melakukan perlawanan, dia nembak duluan. Anggota terkena di samping kiri, lengan kiri tembus ke paruparu,” terangnya. Akibat luka tembak itu, anggota Brimob asal Bima yang di-Bawah Kendali Operasi-kan ke Densus 88 Anti Teror mengalami luka serius. Kapolda menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan di Mataram tidak sangup menangani luka tembak yang diderita Brada Efendi. Sehingga kor-

ban harus dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali. Gunakan Senjata Api Ilegal Sementara itu, dari identifikasi senjata api yang digunakan oleh terduga teroris Fajar dalam baku tembak dengan polisi Senin (15/2) diduga didapatkan dengan cara yang ilegal. Disinyalir, senjata api berjenis revolver itu merupakan hasil curian atau dibeli dari pasar gelap. Kapolda menjelaskan bahwa penanganan pengusutan asal muasal senjata api yang melukai satu anggota polisi itu diserahkan kepada Mabes Polri. “Bisa diambil dari Polri atau dibeli dari pasar gelap. Bisa juga dari hasil curian,” terangnya di Mako Brimob Polda NTB, Senin (15/2). Ia menjelaskan bahwa barang bukti senjata api yang turut diamankan dalam penggerebekan di salah satu rumah di Jalan Pemuda RT 01 RW 02 Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota

Bima itu akan diperiksa nomor serinya untuk menelusuri sumber dari mana diperolehnya. Sebab, ada kecurigaan bahwa senjata api itu turut diambil ketika terduga teroris tersebut melakukan penembakan dan pembunuhan anggota polisi di Ambalawi 2014 lalu. ‘’Kita telusuri lagi apakah pada saat penembakan Kapolsek Ambalawi dulu senjatanya ikut diambil apa tidak. Masih belum tahu dari mana sumbernya, nanti kita lihat. Saya tidak bisa banyak komentar karena ini ditangani Mabes Polri,’’ terang Kapolda. Peristiwa penembakan menimpa Kapolsek Ambalawi pada 2014 lalu, Iptu Abdul Salam yang meninggal ditembak saat sedang berpatroli. Turut menjadi korban pada saat itu adalah Bripda Yamani dan Ipda Hanafi. Yang disebut terakhir nyawanya masih dapat tertolong sehingga sekarang masih bertugas. (uki/why)

Tak Dapat Raskin Bulan Februari dan Maret

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB tetap menolak rencana Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre NTB yang akan mendatangkanberassebanyak7.000ton dari Jawa Timur. Dengan ditolaknya rencana mendatangkan beras dari luar daerah itu, Bulog mengatakantakakandapatmenyalurkan beras miskin (raskin) bulan Februari dan Maret karena tidak adanya stok beras yang dimiliki. Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre NTB, Sony Supriyadi saat diskusi terbatas dengan tema ‘’Ironi Daerah Penghasil Beras’’ yang diselenggarakan Harian Suara NTB, Sabtu (13/2). Supriyadi mengatakan pada intinya Bulog akan tetap melakukan penyerapan beras di daerah ini namun sesuai dengan ketentuan yakni Harga Pokok Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 7.300 per Kg. Jika harga beras di atas HPP, maka pihaknya angkat tangan. Karena takut menyalahi ketentuan yang ada.”Yang menjadi permasalahan kami, untuk dua bulan ini (Februari-Maret) karena stok yang tipis. Kami tidak bisa menyalurkan raskin yang notabene adalah untuk saudara-saudara kita yang tidak mampu, untuk mendukung kebutuhan pangan mereka,” ujar Supriyadi. Diketahui, jumlah penerima raskin di NTB sebanyak 471.566 RumahTanggaSasaran(RTS).Rincian penerima raskin di masingmasing kabupaten/kota, Kota Mataram sebanyak 28.553 RTS, Lombok Barat 70.843 RTS, KLU 30.686 RTS. Selanjutnya Lombok Tengah dan Lombok Timur masing-masing sebanyak 94.745 RTS dan 137.973 RTS. Sedangkan Kabupaten Sumbawa 30.945 RTS, KSB 9.478 RTS dan Dompu 20.133 RTS Sementara Kota Bima dan Kabupaten Bima masing-masing sebanyak 9.326 RTS dan 39.204 RTS. Ia mengatakan, bukan berarti Bulogtakpunyastok.Namun,karenastokuntukBulogNTBsebanyak 7.000 ton yang akan didatangkan dari Jawa Timur tidak diizinkan masuk ke NTB, maka Bulog mengaku tak bisa berbuat apa-apa. “Kalau masalah stok, Bulog punya cuma belum diizinkan masuk ke NTB. Apabila nanti ada

masyarakat mempertanyakan kenapa saya tak menerima raskin itulah yang harus kita pahami semuanya. Kami tak bisa menyalurkan raskin,”imbuhnya. Sepanjang 2015, Bulog Divre NTB telah mengirim beras ke luar daerah seperti Bali, NTT dan Jakarta sebanyak 97.700 ton. Stok beras yang dimiliki Bulog NTB pada akhir Desember tahun lalu sebanyak 9.600 ton yang hanya cukup sampai awal Februari. ‘’Kami melaporkan ke Pak Gubernur stok kami. Kami menyalurkan raskin itu 7.000 ton sebulan. Dengan adanya stok itu, ketahanan stok kami hanya sampai awal Februari. Makanya pusat melihat situasi ini kebijakan mengambil beras dari Jawa Timur untuk ketahanan stok wilayah NTB,”tambahnya. Supriyadi menjelaskan, langkah Bulog mendatangkan beras dari dari daerah lain sebenarnya sudah biasa dilakukan. Namun muncul penolakan dari Pemprov NTB terkait dengan rencana Bulog mendatangkan beras sebanyak 7.000 ton tersebut dari daerah lain. Pasalnya daerah ini terkenal dengan daerah yang surplus beras. “Kami tetap melakukan penyerapan, bukan berarti dengan mendatangkan itu kami tidak akan menyerap. Sampai saat ini kita sudah menyerap 690 ton. Karena situasi sekarang masih belum panen raya,”kilahnya. Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram, Dr. Firmansyah, M.Si melihat persoalan yang dihadapi Bulog NTB saat ini sedikit rumit. Fungsi Bulog adalah menjaga stabilitas harga pangan di lapangan. Menurutnya, selama mekanisme pasar berjalan dengan lancar.Artinya masyarakat nyaman menjual berasnyadenganhargayangtinggiseperti saat ini mencapai Rp 9.000 per Kg, maka Bulog tak perlu dipaksa untuk membeli dengan harga HPP. “Kalau ada persoalan di pasar, yang menjadi masalah stok langka, baru jadi persoalan. Kalau stok aman saya pikir tak jadi persoalan. Tapi di samping keuntungan, ada prinsip moral kita berharap Bulog adalah milik pemerintah. Sehingga kalau pure bisnis seharusnya secara totalitas,” kata Firmansyah. (nas)

Hanya Akal-akalan Bulog Dari Hal. 1 Saya bukan mengatakan Bulog di sini. Semua orang tahu bahwa banyak hal yang mesti dibenahi di Bulog,” kata gubernur Senin (15/ 2) saat dikonfirmasi mengenai terancam tak dapat disalurkannya beras miskin (raskin) untuk bulan Februari dan Maret di NTB lantaran Pemprov menolak beras luar masuk ke NTB. Orang nomor satu di NTB ini menyebut langkah Bulog yang berencana mendatangkan beras dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah merupakan suatu modus yang harus ditinggalkan. ‘’Kenapa dulu masa panen raya, Bulog tak menyerap maksimal. Kita punya akal sehat. Jadi modus-modus kayak begini tinggalkan lah. Jangan dilakukan lagi, modus-modus,’’ imbuhnya.

Zainul Majdi mengungkapkan, ketika Bulog diberikan target oleh pusat untuk menyerap gabah/beras petani, mereka diduga sengaja menyerap sedikit. Sehingga nantinya itu dilakukan sebagai alasan untuk diajukan ke pemerintah pusat untuk mendatangkan beras impor. ‘’Kan begitu selalu. Itu modus-modus yang tidak sungguh-sungguh menyerap. Akalakalan Bulog saja,’’ujarnya dengan nada kecewa. Gubernur mengatakan, Bulog bukan perangkat pemerintah daerah. Jika Bulog merupakan perangkat pemerintah daerah, maka pasti kata gubernur, pihaknya akan membersihkan Bulog. ‘’(Bulog) itu aparat dari pemerintah pusat. Itu sebabnya saya sudah sampaikan juga di depan Presiden, kemarin (saat Hari Pers Nasional 2016). Dan beliau juga sudah tahu,’’kata gubernur. (nas)

Satu Meninggal, Jumlah Penderita Gizi Buruk di NTB Capai 35 Kasus Dari Hal. 1 Menurut Eka, kasus gizi buruk bukan semata berkaitan dengan masalah ekonomi dan kemiskinan. Ia menyebut, gizi buruk itu erat kaitannya dengan penyakit penyerta dan prilaku hidup bersih. Untuk itu, dalam menekan angka kasus gizi buruk ini, pihaknya bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK mulai dari provinsi sampai kabupaten/ kota untuk menggalakkan sosialisasi. Diakunya, promosi kesehatan masih belum begitu massif dilakukan dalam upaya menekan kasus gizi buruk ini. Pengetahuan Masyarakat Kurang Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi pada Senin (15/ 2) kemarin, mengunjungi

pasien penderita gizi buruk yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB. Erica mengunjungi langsung para pasien dan berdialog dengan orang tua dan keluarga pasien yang dirawat di Ruang Gili Nanggu Kamar B 111 dan Kamar B 112 RSUD Provinsi NTB. Erica menjenguk empat orang balita yang menderita gizi buruk yang saat ini sedang menjalani perawatan. Ke empat penderita gizi buruk itu masing-masing Rika Ayu Tantri, Adiba Azzahra, Rozita Ruhayya yang dirawat di Ruang Gili Nanggu Kamar B 111 dan Ipan Padila di Kamar B 112. Awalnya, ada lima orang balita yang menderita gizi buruk yang dirawat di RSUD NTB. Namun satu diantaranya telah meninggal dunia pada Minggu (14/2) malam atas nama M. Khairul.

Ketika dikunjungi Erica, keluarga pasien menyampaikan kronologis hingga bocahbocah malang ini menderita gizi buruk. Selain masalah kemiskinan, masalah rendahnya pengetahuan sebagian masyarakat tentang pentingnya menjaga kondisi bayi sejak dalam kandungan. ‘’Tadi sempat bicara dengan keluarga pasien dan juga dokternya. Saya melihat bahwa ini merupakan kelalinan bawaan sejak lahir. Bukan semata-mata karena kemiskinan sehingga anak ini tidak mendapatkan nutrisi. Tapi memang sudah sakit sejak lahir,’’ jelas Erica sesaat setelah melakukan kunjungan pada para pasien. Dengan kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kondisi kesehatan anak sejak dalam kandungan, maka peran kad-

er posyandu dan dinas kesehatan kembai dipertanyakan. Semestinya dengan 3000 posyandu dan dengan kader 35.000 orang mampu memberikan edukasi kesehatan bagi masyarakat. Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum tahu cara menyeimbangkan nutrisi baik kepada janin maupun kepada anaknya yang sudah lahir. ‘’Kalau peran pemerintah dalam hal ini Dinas Keseghatan saya pikir cukup baik, buktinya semua penderita dapat ditangani. Mereka juga sudah ditangani sejak baru terdeteksi, saya lihat rekam mediknya. Jadi bukan baru ditemukan,’’ kata Erica. Istri gubernur NTB ini berharap, kepada perempuan NTB agar lebih cermat dalam memerhatikan kondisi kehamilannya. Apalagi peran perempuan

dalam mengasuh anak sangat tinggi. Terutama masalah asupan gizi dan nutrisi bagi anak. ‘’Saya ingin mengajak perempuan NTB untuk menjaga kondisi kehamilannya. Rutin ke posyandu, peran kita sangat dibutuhkan oleh anakanak kita,’’ pesan Erica. Dalam kunjungan itu terlihat pula sejumlah siswa dan mahasiswa yang datang memberikan sumbangan. Salah satunya Nabila yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Nahdatul Wathan yang datang bersam beberapa rekannya membawakan sejumlah bantuan kepada penderita gizi buruk. Kemudian Firman Anshari dari SMAN 8 Mataram bersama sejumlah siswa lainnya juga mengunjungi penderita gizi buruk dan memberikan bantuan. (nas/lin)


Selasa, 16 Februari 2016

suarantb

suarantb

suarantb

http://facebook.com/suarantb

http://twitter.com/suarantb.com

http://instagram.com/suarantb.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Delapan Penderita DBD Meninggal di NTB Mataram (Suara NTB) Dinas Kesehatan (Dikes) NTB mencatat, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai pekan ke dua Februari ini mencapai 427 orang. Dari jumlah itu, sebanyak delapan orang penderita DBD meninggal. ‘’Totalnya delapan orang (penderita DBD) yang meninggal,’’ kata Kepala Dikes NTB, drg. Eka Junaidi dikonfirmasi di Mataram, Senin (15/2) siang kemarin. Eka menyebutkan penderita yang meninggal itu masing-masing dari Kota Mataram satu orang, Lombok Timur tiga orang, Lombok Barat dan Kabupaten Bima masing-masing dua orang. Dari 10 kabupaten/kota, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Bima menjadi daerah dengan penderita terbanyak.

Disebutkan, di Kota Mataram sebanyak 104 kasus dan menjadi daerah dengan penderita terbanyak. Disusul Kabupaten Lombok Timur sebanyak 99 kasus. Kemudian Kabupaten Bima sebanyak 82 kasus. Sumbawa dan Dompu masing-masing sebanyak 39 dan 33 kasus. Lombok Barat dan Lombok Tengah masing-masing25 dan 22 kasus. Lombok Utara sebanyak 17 kasus, sementara Kota Bima dan Sumbawa Barat masing-masing sebanyak tiga kasus. Meskipun jumlah penderita DBD meningkat 100 persen dibandingkan bu-

lan sebelumnya, Dikes belum menetapkan daerah-daerah itu sebagai daerah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB). Melihat peningkatan jumlah penderita DBD itu, lanjut Eka, memang sudah bisa dikatakan KLB. Namun, yang menetapkan suatu daerah sebagai KLB adalah kepala daerah dalam hal ini bupati/walikota. Meskipun belum ditetapkan sebagai KLB, namun kata Eka, penanganan di kabupaten/kota sudah seperti KLB. Saat ini tindakan yang dilakukan yakni melakukan fogging dan pemberian obat-obatan. ‘’Obat-obatan sudah kita distribusikan ke kabupaten/kota, bahan untuk fogging. Kita penuhi dari provinsi kekurangan obat-obatan itu. Kasus yang meninggal itu karena memang banyak yang terlambat datang ke puskesmas,’’ katanya. (nas)

(Suara NTB/ist)

TUNJUKKAN BUKTI – Papuq Saedah menunjukkan bukti kepemilikan lahan yang hendak diklaim oleh Pemprov NTB dengan alasan penertiban aset, di rumah miliknya di Desa Sesaot, Narmada, Lombok Barat, Sabtu (13/2).

Sengketa Lahan

Pemilik Tantang Pemprov Buktikan Kepemilikan Mataram (Suara NTB) Sengketa lahan antara Dinas Kehutanan NTB dengan pemilik lahan di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Lombok Barat memasuki babak baru dengan terbitnya surat dari Satpol PP Provinsi NTB yang berisi permintaan agar pemilik lahan mengosongkan bangunannya. Menurut surat tersebut, lahan tersebut sedianya akan dieksekusi pada Senin (15/2). Surat itu disampaikan kepada Suharta dan Suhardi, warga Desa Sesaot yang tinggal di lahan yang akan dieksekusi tersebut. Keduanya merupakan cucu Papuq Saedah, pemilik lahan yang diklaim oleh Dinas Kehutanan Provinsi NTB. Cucu Papuq Saedah, Suhandi mengutarakan, hingga kemarin, eksekusi tersebut memang tidak terjadi. Namun dirinya mengaku tetap khawatir eksekusi akan terjadi. “Papuq itu sampai terganggu kesehatannya,” ujarnya. Kepada Suara NTB, Sabtu (13/2), Suharta menegaskan bahwa Papuq Saedah hingga kini masih memegang bukti kepemilikan berupa Tanda Pendaftaran Sementara Tanah Milik Indonesia yang dibuat di Mataram, 15 Juni 1968 silam. Suharta mengaku tidak bisa memahami mengapa mereka yang memiliki alas kepemilikan tersebut tidak juga diakui. Sementara, dalam proses mediasi yang dilakukan di Bakesbangpoldagri NTB beberapa waktu lalu, pihaknya pernah meminta Pemprov NTB agar menunjukkan bukti kepemilikan lahan tersebut oleh Pemprov NTB. Kalaupun lahan itu pernah dibeli oleh Pemprov NTB, ia pun meminta ditunjukkan bukti pembeliannya. Menurut Suharta, permintaan itu justru mendapatkan jawaban yang aneh karena mereka sendirilah yang diminta mencarikan bukti kepemilikan Pemprov NTB itu. “Kami pernah dikonfrontir di Polda pada tahun 2005. Tapi Pemprov saat itu hanya menunjukkan surat yang menyatakan bahwa ini sudah dibeli. Tidak ada dokumen pendukungnya, bukti kuitansi pembelian atau sejenisnya. Hanya surat saja, menyatakan ini sudah dibeli. Sertifikat kepemilikan atas nama Pemprov NTB pun tidak ada dilampirkan,” tegasnya. Papuq Saedah kepada Suara NTB pun menyatakan dulu, seseorang yang mengaku mewakili pemerintahan desa telah datang kepadanya, meminta ia membubuhkan cap jempol dalam sebuah dokumen. Karena ia sendiri tidak bisa membaca, Papuq Saedah curiga dokumen itu berhubungan den-

gan status tanah yang menjadi warisan dari orang tuanya. Maka, ia pun menolak permintaan itu. Berulangkali diminta, ia tak juga membubuhkan cap jempolnya. “Saya tidak pernah memberikan cap jempol saya,” tegasnya. Kerabat Suhardi, Suhandi menegaskan bahwa pihaknya telah mengadukan persoalan ini kepada Gubernur NTB. Tujuannya agar Gubernur mengetahui duduk perkara persoalan ini. Setelah mendapatkan pengaduan, gubernur pun memanggil Kepala Dinas Kehutanan NTB,Andi Pramaria dan Kepala Satpol PP NTB, Ibnu Salim. Oleh gubernur, keduanya diminta untuk melaksanakan mediasi dengan pihak Suhardi dkk. Sayangnya, mediasi yang digelar Jumat 22 Mei 2015 lalu ternyata tidak berjalan sesuai harapan. Sebab, mantan kepala desa setempat, M. Tajuddin yang sangat diharapkan hadir ternyata tidak dihadirkan. Suhandi mengaku melihat kehadiran Tajuddin namun yang bersangkutan justru tidak dipertemukan dengan mereka dan terkesan disembunyikan kehadirannya. “Padahal jelas-jelas Pak Gubernur sudah memerintahkan untuk menghadirkan mantan kepala desa ini,” ujar Suhandi. Diperkirakan, proses jual beli lahan milik mereka dilakukan oleh pihak lain yang mengatasnamakan pemilik yang sah. Karena itulah, ia menegaskan, pihaknya akan berupaya mempertahankan meski telah ada perintah untuk mengosongkan bangunan di atas lahan sengketa itu. Menurutnya, pengosongan itu dikhawatirkan akan diwarnai perlawanan fisik dari pihaknya. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB, Ir. Andi Pramaria, M.Si, yang dihubungi Suara NTB, Minggu (14/2) tidak memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi. Meski demikian, saat dikonfirmasi terkait persoalan ini sebelumnya, Andi menegaskan bahwa Pemprov NTB telah membeli lahan tersebut dan kini telah mengantongi sertifikat kepemilikannya. Iamenegaskan,selamainiPemprovNTBjustrukerapmendapat penilaian buruk dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pengelolaan aset. Sebab, sejumlah aset yang dimiliki sertifikatnya, justru tidak dikuasai secara fisik oleh Pemprov NTB, melainkan ditempati oleh pihak lain. “Kami sudah melayangkan surat teguran pertama, kedua, ketiga, tapi tidak juga diindahkan. Malah terkesan ada perlawanan,” ujarnya. (aan)

KPK Sita 10 Ponsel Pejabat MA Jakarta (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita 10 telepon selular (ponsel) milik Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) Kasasi dan Peninjauan Kembali Perdata Khusus Mahkamah Agung (MA) Andri Tristianto Sutrisna dari kantornya. “Penyidik menyita dokumen berupa SuratKeteranganpengangkatantersangka dan barang elektronik berupa handphone sebanyak10buahdengan satu SIM Card, satu external hard disk dan satu hard disk laptop,” kata Pelaksana Harian (Plh) Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati di Jakarta, Senin (15/2). KPK menggeledah ruang kerja Andri di gedung MA lantai 5 selama sekitar 2,5 jam mulai pukul 08.30 WIB. Penggeledahan itu juga dibenarkan oleh juru bicara MA, Suhadi. ‘’Sudah dilakukan dari pukul 08.00-11.00 di ruangan pejabat yang bersangkutan yang dinyatakan sebagai tersangka itu,’’ kata Suhadi. Andri ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat (12/2) malam dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait pengiriman putusan kasasi perkara korupsi pekerjaan pembangunan Dermaga Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung. Sementara itu, Mahkamah Agung (MA) memberhentikan sementara Kepala Sub Direktorat Kasasi dan Peninjauan Kembali Perdata Khusus Andri

Tristianto Sutrisna karena telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. ‘’Betul yang bersangkutan sudah diberhentikan sementara karena sudah dinyatakan sebagai tersangka dan itu diberhentikan sementara sampai selesai proses penyelesaian yang bersangkutan,’’ jelas Suhadi. Mengenai perkara tersebut, Suhadi mengatakan bahwa putusan perkara kasasi yang melibatkan Ichsan Suaidi yang diduga menyuap Andri itu belum dikirimkan ke Pengadilan Mataram selaku pengadilan tingkat pertama. “Memang ini agak aneh karena putusan ini kan sudah diambil pada bulan September, kemudian petikan putusannya sudah dikirim ke pengadilan pengaju. Berdasarkan petikan itu sudah bisa dilaksanakan eksekusi, jadi apa perlu penundaan pengiriman salinan putusan itu?’’ katanya. “Putusan memang belum dikirim karena panitera pengganti dua bulan lalu meninggal dunia, jadi sekarang masih dalam koreksi, Insya Allah secepatnya,” tambah Suhadi. Ia menjelaskan bahwa putusan itu paling lama akan diterima pengadilan pengaju tiga bulan setelah putusan kasasi ditetapkan. ‘’Dikirim kepada pengadilan pengaju, nanti pengadilan pengaju mengirimkan secara resmi, ada akte resmi pemberitahuannnya,’’ jelas dia. Namun dalam pengiriman tersebut putusan perlu dikoreksi oleh panitera pengganti dan majelis kasasi. ‘’Ini sudah masuk minutasi perkara, ka-

lau putus kan sudah kurang dari tiga bulan, kemudian salinan itu akan dikirim karena itu melalui proses yang sangat ketat, koreksi dari panitera pengganti, koreksi oleh hakimnya, kemudian dikirim kalau sudah dipandang tidak ada kesalahan,” ungkap Suhadi. Andri diamankan usai menerima suap Rp 400 juta dari pengusaha Ichsan Suaidi melalui pengacaranya Awan Lazuardi Embat guna menunda pengiriman salinan putusan kasasi MA. Ichsan Suaidi, Direktur PT Citra Gading Asritama yang berbasis di Malang, pada 13 November 2014 oleh majelis Pengadilan Negeri Mataram dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi proyek pembangunan Dermaga Pelabuhan Labuhan Haji di Kabupaten Lombok Timur. Dia dinilai terbukti merugikan negara Rp 9 miliar dan dijatuhi pidana penjara selama 1,5 tahun dan kewajiban membayar uang pengganti Rp3,195 juta. Pengadilan Tinggi Mataram kemudian memperberat hukumannya menjadi 2 tahun penjara dan denda Rp 200 juta. Ichsan lantas mengajukan kasasi ke MA namun majelis kasasi yang terdiri atas MS Lumme, Krisna Harahap, dan Artidjo Alkostar pada 9 September 2015 menolak kasasinya dan menjatuhkan pidana penjara selama lima tahun ditambah denda Rp 200 juta subsider enam bulan penjara serta kewajiban membayar uang pengganti Rp4,46 miliar subsidair satu tahun penjara. (ant/Bali Post)

Ditegur KI Pusat, Dewan Lempar Kesalahan ke Eksekutif Mataram (Suara NTB) Setelelah banyak mendapatkan kritikan dari masyarakat, terkait dengan lambannya proses seleksi calon komisioner Komisi Informasi (KI) NTB. Kini giliran KI pusat memberikan teguran pada DPRD NTB dan Gubernur NTB. KI pusat meminta agar seleksi KI NTB itu segera diselesaikan, mengingat nasib masyarakat yang akhirnya tidak bisa terlayani ketika mengaadu soal keterbukaan informasi. Menanggapi teguran KI pusat tersebut, Komisi I DPRD NTB yang ditugaskan akan melakukan seleksi anggota KI NTB angkat bicara untuk menjawab kritikan masyarakat dan teguran KI pusat terhadap pihaknya. Sekretaris Komisi I, H. Rumaksi, SJ SH yang ditanya terkait dengan lambannya proses seleksi KI tersebut mengatakan, Komisi I terlihat lamban dalam menyeleksi, karena pihaknya sangat berhatihati dalam melaksanakan peroses seleksi komisoner KI. Jika tidak,

makahaltersebutjustruakanmenjadi malapetaka bagi Komisi I sendiri. Karena timsel mengirimkan nama-nama calon komisioner KI, bukan berdasarkan abjad, namun berdasarkan peringkat. “Ini kelalaian dari Dishubkominfo NTB yang melakukan pemeringkatan itu, padahal regulasi mengatakan tidak boleh melakukan pemeringkatan. Nah sementara sekarang sudah beredar bahwa nama ini peringkat sekian, ada yang mengatakan saya peringkat 3 dan peringkat 2. Dan tentu ini menjadi jebakan bagi DPRD, oleh karena itu kami harus hati-hati,” katanya Ditanya terkait dengan kepastian waktu tim ini akan mulai bekerja. Rumaksi hanya menjawab akan segera diselesaikan dalam waktu paling lama satu minggu ke depan. Sementara, terkait dengan KI yang sedang vakum, ia hanya mengatakan hal itu tidak masalah. Jika merujuk pada aturan, maka semua kewenangan KI NTB akan menjadi

tanggung jawab KI pusat. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD NTB, TGH. Mahaly Fikri mengatakan bahwa ini kelalaian dari pemerintah daerah, terutama timsel dalam menyerahkan nama calon komisioner KI. Sementara saat timsel menyerahkan nam calon tersebut, di saat situasi di DPRD NTB sedang dalam puncak kesibukannya. Sehingga situasi ini membuat DPRD NTB dalam posisi yang rentan kena fitnah. “Kita harus adil, kalau pihakpihak mau cepat. Seharusnya timsel menyerahkan namanama itu lebih cepat. Ini kan ndak, baru diserahkan saat situasi di DPRD dalam puncak kesibukan. Selain itu kenapa mengajukan terlalu banyak nama, sehingga DPRD kesulitan. Kan akhirnya dapat fitnahnya DPR. Untuk itulah makanya kita hatihati. Di sini tidak berlaku lagi pepatah yang mengatakan, ikan sepat ikan gabus, semakin cepat semakin gabus,” ujarnya. (ndi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.