HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500
Rp. 75.000 Rp. 80.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SENIN, 16 MARET 2015
20 HALAMAN NOMOR 13 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Ketua DPRD Kota Mataram Dilantik Menjadi Ketua ICMI
Terpanggil untuk Memberikan yang Terbaik
’’
Disitu ICMI akan hadir dan memberikan konsep-konsep ke arah kemajuan Kota Mataram
H. Didi Sumardi, SH (Ketua ICMI Kota Mataram)
Mataram (Suara NTB) Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH., Sabtu (14/3) dilantik menjadi Ketua ICMI Kota Mataram periode 2015 2020. Mendampingi Didi menjalankan program-program ICMI adalah Lalu Aria Dharma BS, SH., yang terpilih menjadi Sekretaris ICMI Kota Mataram. Pelantikan Didi Sumardi bersama puluhan pengurus ICMI Kota Mataram lainnya berlangsung di Pendopo Walikota Mataram dihadiri Ketua ICMI Provinsi NTB, Prof. H. Sunarpi, PhD. Bersambung ke hal 19
(Suara NTB/ist)
DILANTIK - Pengurus ICMI Kota Mataram periode 2015 – 2020, Sabtu (14/2) dilantik Ketua ICMI Provinsi NTB, Prof. H. Sunarpi, PhD.
Dualisme Golkar
Para Penyeberang Terancam Dipecat Mataram (Suara NTB) Tak ada pilihan yang mudah dalam situasi dualisme. Siapa yang menyeberang ke jalan yang satu, tentu harus siap berhadapan dengan ancaman dari kubu seberang. Demikian pula dalam babak baru dualisme Partai Golkar. Para politisi kubu Aburizal Bakrie yang memilih untuk menyeberang ke kubu Agung Laksono, harus siap dengan sanksi pemecatan. Ancaman itu dilontarkan sejumlah pengurus Partai Golkar di NTB dalam rapat konsultasi DPD I dan DPD II Partai Golkar NTB di Sekretariat DPD Partai Golkar NTB, Minggu (15/3) kemarin. Rapat dipimpin oleh Ketua DPD Golkar NTB, Dr. H. Zaini Arony, M.Pd dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya Freddi Latumahina. Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Golkar NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, yang digadang-gadang akan ditunjuk sebagai Plt. Ketua DPD Partai Golkar oleh kubu
Agung Laksono, tidak hadir dalam pertemuan itu. Ketua DPD Partai Golkar Lombok Tengah, H. M. Suhaili FT, SH, juga digadang-gadang akan ditunjuk sebagai Plt. Ketua Golkar NTB oleh kubu Agung. Kebetulan, Suhaili juga tidak terlihat dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan tersebut, Freddy menyerukan agar DPD Partai Golkar NTB dan jajarannya memecat kader-kader yang menyeberang ke kubu Agung Laksono. Usulan ini tak pelak mendapatkan apresiasi dari sejumlah pengurus dan
pimpinan DPD Partai Golkar kabupaten/kota. “Kami sangat setuju bahwa hari ini DPP dengan tegas menyatakan, terhadap kader yang membangkang, mohon dipecat. Kami sangat suka. Ketua DPD I harus tegas terhadap hal ini. Kami mohon,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Lombok Timur, Daeng Paelori. Daeng menegaskan, saat ini ketegasan terhadap kader yang menyeberang ke kubu sebelah akan sangat ditentukan oleh sikap Zaini Arony selaku Ketua DPD Golkar NTB. Bersambung ke hal 19
(Suara NTB/aan)
KONSULTASI - Suasana Rapat Konsultasi yang digelar oleh DPD Partai Golkar NTB kubu Aburizal Bakrie, Minggu kemarin.
Penanganan Limbah
BLH yang Tegas dan yang Diprotes TO K O H Bukan Dikeruk
(Suara NTB/rus)
BUPATI Lombok Timur (Lotim) H. Moch Ali Bin Dachlan (Ali BD) memberikan izin pada investor yang akan mengambil pasir laut di wilayahnya. Meski diketahui Pemprov NTB menolak, namun orang nomor satu di Lotim ini mengakui punya analisa sendiri. ‘’Saya sering menyelam ke dasar laut,’’ ujarnya, Sabtu (14/ 3) lalu. Ia jelaskan, keberadaan pasir di dasar laut itu berasal dari daratan yang dibawa oleh banjir. Bersambung ke hal 19
KO M E N TTAA R Redam Radikalisme PEMPROV NTB melibatkan tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk meredam pemahaman radikal yang masih dijumpai di masyarakat. Keberadaan pemahaman radikalisme terus dipantau dan diwaspadai di beberapa titik di Pulau Sumbawa. Namun, pemahaman tersebut relatif rendah karena pemahaman ahli Sunah Waljamaah yang kuat. Bersambung ke hal 19
INDUSTRI perhotelan, rumah sakit dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di NTB, sedang diawasi khusus Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP). Jika ditemukan pelanggaran pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), telah disiapkan sanksi tindakan tegas. Tapi sikap tegas rupanya belum realistis bagi asosiasi hotel. Mereka pun protes BLH. Terkait Amdal, temuan BLHP itu hanya pada industri skala besar yang menjadi kewenangan provinsi. Namun tak menutup kemungkinan juga terjadi pada industri skala kecil dan sedang yang menjadi kewenangan kabupaten/kota. ‘’Selama ini kalau kita lakukan proper itu ada Amdalnya. Cuma memang limbah B3, kadang belum terpenuhi sesuai dengan aturan yang ada,’’ kata Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB, Ir. Heri Erpan Rayes, MM dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (14/3). Bersambung ke hal 19
(Suara NTB/cem)
RAWAN TERCEMAR - Sungai di Kota Mataram rawan tercemar limbah, tidak hanya dari perhotelan dan rumah sakit, juga dari industri kecil. BLH dituntut bertindak tegas agar tidak terjadi pencemaran lebih buruk.
Perlu Sanksi Sosial
Limbah Jadi Ancaman Serius Meskipun pencemaran limbah pabrik belum menjadi perhatian khusus karena perkembangan industri belum terlalu banyak di Bima, namun tingkat pencemaran lingkungan sangat memprihatinkan terutama dipicu banyaknya Limbah Rumah Tangga (LRT). Jenisnya seperti sampah yang dibuang sembarang. (Suara NTB/dok)
KABID Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bima, Taufikurahman M.Si, mengatakan, LRT merupakan limbah yang paling banyak yang dihasilkan di Kabupaten Bima, terutama di Kecamatan Bolo dan Kecamatan Woha. Karena ke dua wilayah tersebut merupakan daerah yang terpadat. Banyak ditemukan penumpukan sampah di halaman rumah serta kebiasaan masyarakat membuang limbah di got. “Kalau dibiarkan, bakteri bisa berkembang dan air nanti menjadi bau dan keruh,” katanya. Dia menyarankan agar masyarakat membuat bak penampungan, selanjutnya dibuatkan beberapa lubang dalam penampungan tersebut agar serapan air limbah bisa diolah untuk dimanfaatkan, juga bertujuannya untuk
menambah daya serap air tanah sehingga pada saat musim kemarau tidak terjadi kekeringan. ‘’Hanya, persoalan sekarang banyak masyarakat ketika berurusan dengan limbah masih apatis atau masa bodoh. Padahal secara kelembagaan sudah dilakukan sosialisasi, seperti penyuluhan, pengawasan dengan sedemikian maksimal terkait dalam pengelolaan sampai pemanfaatan,” sesalnya. Magister Perencanaan Lingkungan, UGM Yogyakarta ini, juga mengaku sudah melakukan identifikasi di RSUD Bima. Terkait pengolahan limbah, diakuinya bahwa di RSUD sudah ada pengolahannya sendiri berupa tangki-tangki besar seperti Instalasi Pembuangan Akhir Limbah (IPAL). Bersambung ke hal 19
Kopi NTB Ditantang Berkompetisi Citarasa di Italia Mataram (Suara NTB) Tim pemasaran kopi kelas dunia mengundang kopi dari NTB untuk berkompetisi citarasa dalam sebuah pameran di negeri Italia. Undangan tersebut telah disampaikan oleh Balai Besar di Surabaya kepada Pemprov NTB untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Demikian diungkapkan, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si di Mataram, Sabtu (14/2). Pameran tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Mei mendatang, saat ini Dinas Perkebunan sedang menyiapkan tim untuk dikirim ke negeri Pizza itu. “Kita sudah ditawari oleh Didi Petet sebagai pemasar kopi di dunia. Ke depannya lagi kita diundang ke juga oleh Arab Saudi untuk kegiatan yang sama,” kata Husnul Fauzi pada Suara NTB. Mengapa Kopi Arabika dari NTB dipercaya untuk dipamerkan di ajang bergengsi kelas dunia? Menurut Husnul Fauzi karena citarasa kopi NTB taste-nya sudah mencapai 84,42 persen. Dan hampir menyamai kopi Gayo yang ada di Sumatera dan kopi Kintamani yang ada di Bali. Bersambung ke hal 19
SUARA MATARAM
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
PARLEMENTARIA
Halaman 2
Ajukan Enam Raperda Hak Inisiatif
DPRD Kota Mataram Bentuk Empat Pansus ga, diperlukan adanya pedoman kebijakan daerah yang akan dijadikan acuan untuk pengelolaan RTH yang diatur dengan Perda. ‘’Oleh karena itu, diperlukan Perda yang akan dijadikan dasar hukum dalam melakukan penataan dan pembinaan PKL dalam rangka memberikan kepastian hukum dan pedoman dalam pelaksanaannya,’’ paparnya terkait raperda tentang PKL. Sehingga, dapat dilaksanakan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam pengawasannya. Mengenai raperda tentang pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko moder, Herman menyampaikan, dalam melakukan pengelolaan dan perlindungan terhadap pasar tradisional, harus dibarengi dengan pena(Suara NTB/ist) taan dan pembinaan terhadap pusat perbelanjaan dan toko modern. Sehing- PIMPIN PARIPURNA - Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Muhtar ga, keberadaan pasar tradisional, pu- memimpin rapat paripurna pengajuan enam raperda hak inisiatif DPRD sat perbelanjaan dan toko modern Kota Mataram, Sabtu (14/3). menjadi satu kesatuan yang harus dinorma hukum lainnya yang harus dise- pastian hukum oleh Pemda dalam lakukan pengaturan dengan Perda. Sementara itu terkait Raperda KKU suaikan dengan ketentuan peraturan pe- melaksanakan kegiatannya. Yaitu dengan membentuk Perda yang akan (Ketentraman dan Ketertiban Umum) rundang-undangan yang lebih tinggi. Sedangkan terkait raperda tentang dijadikan sebagai dasar acuan bagi Herman berujar, perlu dilakukan perbaikan/penyempurnaan, baik dari segi nor- penyelenggaraan PAUD, kata Herman Pemda dalam melakukan pembinaan ma sosial, agama, budaya, dan adat is- PAUD di Kota Mataram harus dikelo- dan pengawasan terhadap keberadaan tiadat yang berlaku di Mataram maupun la dibina dan diberikan jaminan ke- PAUD di Kota Mataram. (fit/*)
(Suara NTB?ist)
ENAM RAPERDA - Juru bicara badan pembentukan raperda DPRD Kota Mataram, Herman, AMd., menyampaikan gambaran enam raperda hak inisiatif Dewan tersebut.
Sungai Sumber Penghidupan SUNGAI terus menjadi sorotan bahkan perspektif masyarakat, sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Padahal, banyak potensi yang bisa digarap sebagai sumber penghidupan masyarakat jika kesadaran mulai ditumbuhkan. Demikian disampaikan Lurah Mataram Timur, H. Mustaal, Sabtu (14/3). Menurutnya, sumber pendapatan tidak hanya didapat(Suara NTB/cem) kan dari sektor formal dan lain H. Mustaal, SH sebagainya. Namun masyarakat harus memiliki inovasi dan keinginan kuat mengubah persepsi awal. Salah satunya, dengan mengoptimalkan keberadaan sungai sebagai sumber pendapatan. Usaha keramba ikan dinilai memiliki prospek bagus di tengah geliat ekonomi dan pola konsumsi ikan semakin besar di Kota Mataram. Hal ini, harus direspon dengan cepat oleh masyarakat. Jangan sampai sektor tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat luar daerah. “Rencana saya mau buat keramba ikan, karena prospeknya bagus,” katanya. Ide awal yang sebenarnya ditanamkan Mustaal, bukan pada profit yang akan dihasilkan oleh masyarakat. Melainkan menumbuhkan kecintaan dan kesadaran terhadap sungai. Bukan berarti lanjutnya, sungai dijadikan tempat pembuangan sampah, kotoran dan limbah tetapi ada nilai yang tertanam. Rencananya ia akan meminta kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram untuk melakukan normalisasi serta pembangunan beronjongan di Sungai Ancar. Langkah ini untuk mengangkut sedimentasi di sungai serta membuka akses jalan bagi masyarakat. Setelah itu ujarnya, pihaknya memasangkan Penerangan Jalan Umum (PJU) agar masyarakat leluasa berjualan. Rencana itu akan dikomunikasi dengan Pemkot Mataram serta BWS baik terkait aturan maupun kesiapan anggaran. Selanjutnya, pembibitan keramba ikan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram terkait pembibitan serta pelatihan kepada masyarakat. Hasilnya pun diharapkan dapat dinikmati warga setempat untuk meningkatkan kesejahtraan.(cem)
(Suara NTB/ist)
SERIUS - Anggota DPRD Kota Mataram mengikuti rapat paripurna pengajuan enam raperda hak inisiatif Dewan dengan serius.
ternatif yang kita siapkan di Kota Mataram,” ujarnya. Saat ini Bappeda Kota Mataram sedang mencoba menganalisis rencana ini. Disamping itu, pihaknya juga disebutkan Martawang sedang mengkaji lokasi mana saja yang cocok untuk membangun TPA. Dengan adanya TPA berbasis teknologi ini, Kota Mataram diharapkan tak lagi terjebak dalam persoalan sampah. Selama ini pola yang diterapkan dalam pengelolaan sampah di Mataram adalah pola ambil, angkut, dan buang. “Ini akan bisa jadi alternatif untuk kita sehingga kita tidak lagi terjebak dengan persoalan persampahan dimana kita selalu kesulitan untuk proses pengangkutan dari Kota Mataram ke wilayah Kongok yang merupakan wilayah administratif dari Pemkab Lombok Barat,” jelas Martawang. Mengenai alternatif lokasi TPA ini, ia masih enggan menyebutkan dimana, tapi ia menyebutkan ada beberapa lokasi yang disiapkan. Lahan yang dibutuhkan untuk TPA berbasis teknologi sekitar 1-2 hektar. (ynt)
Pansus raperda tentang pengelolaan parkir dan raperda tentang RTH: 1. H. Muhir, S.Kep 2. Ali Aswandi 3. Drs. HM. Noer H. Ibrahim 4. I Gde Sudiarta 5. Hj. Bq. Mirdiati 6. I Gede Wiska, SPt 7. M. Halabi, S.Ag 8. H. Ibrahim Azhar 9. Drs. HM. Zaini 10. Sang Ketut Deresta 11. Hj. Kartini Irwarni, S.Pd 12. Parhan 13. Misban Ratmaji, SE Pansus raperda tentang pasar tradisional, pusat perdagangan dan pasar modern: 1. Bq. Ika Febriyanti, SH., MH 2. Zaitun, SH 3. Drs. I Ketut Sugiartha 4. I Wayan Wardana, SH 5. Akhmad Khulaifi 6. Hj. Dian Rachmawati, S.Sos 7. HM. Faesal 8. H. Azhar Ansori Pansus raperda tentang PKL dan raperda tentang KKU: 1. Abdul Malik, S.Sos 2. Muhtar 3. Herman, AMd 4. Fuad Sofian Bamasaq, SH 5. Drs. HM. Husni Thamrin, M.Pd 6. Ehlas, SH 7. Akhmad Azhary Ma’ruf 8. Rangga Danu Meinaga Adhitama, SH., MH Pansus raperda tentang penyelenggaraan PAUD 1. TGH. Mujiburrahman 2. Lalu Suriadi, SE 3. Abdul Rachman 4. I Nyoman Yogantara 5. TGH. Ahmad Madani, S.Sos 6. I Gusti Bagus Hari Sudana Putra 7. Syamsul Bahri, SH 8. Ismul Hidayat
Forum K2 Tagih Janji Sekda Terkait SK Pengakuan Mataram (Suara NTB) Sudah setahun tidak ada kejelasan terhadap nasib yang dijanjikan kepada honorer K2 yang tidak lulus pada seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) Februari 2014. Kala itu, Sekda Kota Mataram, Ir. HL. Makmur Said menjanjikan akan membuat SK pengakuan yang ditandatangani oleh Walikota Mataram. Akan tetapi, hingga kini belum ada kepastian. Forum Komunikasi K2 Kota Mataram menagih janji Sekda dengan mengirim surat protes ke DPRD Kota Mataram. “Senin (Hari ini,red) kita kirim surat protes ke Dewan,” kata Ketua Forum K2 Kota Mataram, Muzzakalah dikonfirmasi pekan kemarin. Dia mengakui, Sekda sudah berjanji menerbitkan SK
pengakuan kepada honorer K2 yang tidak lulus. Kendati demikian, hingga pembagian SK pengangkatan 377 CPNS, tidak ada kejelasan terhadap 873 honorer lainnya. Yang paling ditekankan ad-
alah, 873 K2 yang tidak lulus bisa tercover dan diakui oleh Pemkot Mataram. Seharusnya BKD transparan memperlihatkan dokumen mana pelamar yang tidak memenuhi syarat dan
lain sebagainya. Akan tetapi, tidak ada informasi maupun data yang diberikan. “BKD seharusnya harus transparan baru melakukan proses selanjutnya,” paparnya. Terlepas dari itu, Muzzakalah mengapresiasi 377 K2 yang sudah menerima SK dari Pemkot Mataram Terkait dugaan SK siluman dan lain sebagainya yang masih menjadi konsen tuntutannya adalah pengakuan 873 K2 tersebut. Namun tidak menutup kemu-
ngkinan, pihaknya akan mengungkapkan hal tersebut. Dan informasi tambahan yang didapatkan, ada beberapa nama yang masuk daftar dan tidak sesuai dengan persyaratan termasuk titipan para pejabat di lingkup Pemkot Mataram. Dihubungi terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram. Hj. Dewi Mardiana Ariany hingga berita ini ditulis tidak merespon pesan singkat yang dikirim Suara NTB. (cem)
Tunggu ’’Action’’ Takowasbang
Mataram akan Bangun TPA Berbasis Teknologi Mataram (Suara NTB) Kota Mataram berencana untuk membangun tempat pembuangan akhir (TPA) yang berbasis teknologi. Pentingnya TPA dengan memanfaatkan teknologi ini untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Mataram yang produksinya cukup tinggi setiap hari mencapai 1.400 meter kubik. “Kita memang sedang memikirkan sekarang ini untuk bisa membuat TPA. Tapi tentu TPA yang akan kita pakai di Kota Mataram tidak sama dengan yang ada di Kebon Kongok sekarang,” terang Kepala Bappeda Kota Mataram, Lalu Martawang, Sabtu (14/3). TPA berbasis teknologi ini disebutkan Martawang telah diterapkan di berbagai negara maju di dunia. Menurutnya membangun sebuah TPA yang pengelolaannya menggunakan teknologi canggih tidak memerlukan lahan yang luas. Teknologi yang digunakan bisa berupa incenerator atau mesin penghancur sampah. “Dengan teknologi incenerator yang memenuhi standar lingkungan, itu akan jadi al-
Susunan Empat Pansus DPRD Kota Mataram
(Suara NTB/cem)
HOTEL - Pembangunan hotel di pinggir Sungai Ancar di Kelurahan Kekalik diduga tak sesuai izin.
Pemkot Tegur Pembangunan Hotel di Kekalik Mataram (Suara NTB) Pemkot Mataram menegur pembangunan hotel di kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela. Pasalnya, izin yang diajukan hanya tiga lantai namun kenyataannya berdiri empat lantai. Kepala Dinas Tata Kota dan Pengawasan Bangunan (Takowasbang) Kota Mataram, Drs. Lalu Junaedi membenarkan pembangunan hotel di Kelurahan Kekalik sempat ditegur, karena tidak sesuai dengan izin yang keluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T) Kota Mataram. Sejauh ini tidak diket-
ahui apakah sudah dilakukan perubahan terhadap izinnya atau tidak. “Belum saya cek, kemarin saya sarankan biar diurus ulang izinnya,” ujarnya. Asal muasal hotel itu, sebelumnya ada bangunan toko kemudian berkembang menjadi hotel. Namun menjadi pertanyaan pihaknya, apakah izinnya toko atau hotel karena secara dominan bangunan itu dikeliling oleh ruko. Artinya, jangan sampai Pemda dirugikan karena tokonya harus kena retribusi. “Yang dominan kan kemarin toko, sekarang jadi hotel. Nah, mana yang dominan,” imbuhnya. Apakah tidak menyalahi
perda RTRW Kota Mataram? Secara peta zonasi memang kawasan itu termasuk sektor jasa dan pelayanan. Meskipun secara kontekstual berada di pinggir sungai, namun sudah ada jalan inspeksi tiga meter yang disiapkan untuk masyarakat. Kaitannya dengan plang izin pembangunan dan lain sebagainya, sebenarnya sudah diperingati dan jadi atensi pihaknya. Fungsi plang izin, agar masyarakat mengetahui apakah pembanguna itu tidak bermasalah atau bagaimana. “Kita sih berharap plang izinnya dipasang,” ujarnya. (cem)
JANJI Dinas Takowasbang (Tatakota dan Pengawasan Bangunan) Kota Mataram yang menginstruksikan untuk membongkar bangunan yang menyalahi izin, disambut positif kalangan Dewan. Diakui Sekretaris Komisi III DPRD Kota Mataram, Ismul Hidayat, bahwa banyak hal yang dikritisi Komisi III tentang pola kerja SKPD. Baik antar dinas maupun SKPD terhadap pihak ketiga. Ismul mengatakan, persoalan bangunan tidak hanya ditangani oleh satu dinas terkait izin mendirikan bangunan. Sebab, ada pula yang berimbas terhadap izin tentang lingkungan hidup. ‘’Tentu harus ada prioritas dari Takowasbang,’’ ucapnya. Artinya, ketika pelanggaran banyak dilakukan oleh beberapa pihak ketiga, sampai pada keputusan harus dibongkar karena menyalahi aturan, itu dampaknya sangat luas. ‘’Mungkin saya senada dengan masyarakat sebagai support ke instansi terkait,’’ kata Politisi PKS ini. Ismul menyatakan, selama ini pihaknya kerap pesimis terhadap janji-janji SPKD terkait bangunan yang menyalahi izin. Ia berharap janji untuk membongkar bangunan yang menyalahi izin tidak hanya jualan dengan maksud membuat beberapa pihak senang. ‘’Ini akan dibongkar tapi nyatanya tidak,’’ cetusnya. Komisi III sambung Ismul mengapresiasi apa yang menjadi janji Takowasbang. Hanya saja, janji itu perlu dibuktikan melalui tindakan konkret di lapangan. Komisi III pun sudah banyak mengkritisi terkait pembangunan di Kota Mataram. ‘’Action dari dinas terkait itu menjadi bukti komitmen untuk mengawal itu,’’ pungkasnya. Bila perlu, ketika akan melakukan pembongkaran bangunan, Dinas Takowasbang mengajak serta Komisi III. Tindakan pembongkaran bangunan yang menyalahi izin diyakini Ismul bisa memberi efek jera kepada pihak lainnya. Dewan menginginkan aturan itu berjalan sesuai porsinya. Tidak membatasi ruang gerak pengusaha maupun masyarakat yang ingin berkontribusi membangunan perekonomian Kota Mataram. Namun tentu, peraturan seperti Perda Tata Ruang dan kemanfaatan ruang harus berjalan sebagaimana mestinya. Terlebih Dewan sedang menggulirkan Raperda Tentang Ruang Terbuka Hijau. Ini harus menjadi komitmen Ismul Hidayat bersama. (fit)
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) DPRD Kota Mataram, Sabtu (14/ 3), resmi mengajukan enam raperda hak inisiatif dalam rapat paripurna di ruang sidang utama DPRD Kota Mataram. Dalam rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Muhtar, SH., dibacakan keputusan DPRD Kota mataram No. 4 tahun 2015 tentang pembentukan empat pansus pembahasan raperda hak inisiatif DPRD Kota Mataram. Juru bicara badan pembentukan raperda DPRD Kota Mataram, Herman , AMd., menyampaikan, terkait raperda tentang pengelolaan parkir, bahwa selama ini Perda No. 2 tahun 2011 tentang pajak parkir serta Perda No. 14 tahun 2011 tentang retribusi jasa umum dan Perda No. 16 tahun 2011 tentang retribusi jasa usaha hanya mengatur mengenai pajak parkir dan retribusinya. Sedangkan sistem pengelolaan parkir belum diatur dalam Perda. Untuk raperda tentang pengelolaan RTH, Herman menjelaskan, untuk merealisasikan keberadaan RTH, diperlukan komitmen kuat dari semua pihak. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Sehing-
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
EKONOMI DAN BISNIS
Halaman 3
Pemprov Diminta LebihTegas
(Suara NTB/dok)
PEMPROV NTB diharap mengambil sikap tegas soal marak terbentuknya asosiasi kepariwisataan tandingan. Salah satunya yang muncul saat ini adalah friksi dari Asosiasi Travel Agent (Asita) yakni Asosiasi Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata. Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Reza Bovier menilai Pemprov NTB harus tegas. Bila memungkinkan jangan ada pengakuan resmi tentang asosiasi-asosiasi yang muncul lantaran ketidakharmonisan pengurus di salah satu asosiasi. Baginya, jika asosiasi-asosiasi tandingan tersebut muncul dan memberi manfaat terhadap ekonomi dan pariwisata daerah, tidak persolan. Tetapi jika asosiasi tersebut muncul lantaran ambisi, dikhawatirkan akan mempengaruhi image NTB di mata pariwisata internasional. PR yang dihadapi di NTB saat ini bagaimana meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik dometsik maupun mancanegara untuk berlomba-loma datang ke NTB. Tetapi yang menjadi persoalan adalah, adanya penerbangan langsung dari beberapa rute yang dihentikan oleh salah satu maskapai dan tidak jelasnya kelanjutan penerbangan tersebut. “Siapa yang melanjutkan penerbangan ke Lombok oleh Batavia, Merpati atau Jetstar. Ini PR besar kita,” kata GM Hotel Santika Mataram ini ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (14/3). Asosiasi itu bukan ajang pertarungan politik, sehingga sangat lucu jika ada pihak-pihak yang tidak terpilih justru membuat asosiasi tandingan. Namun tetap ditekannya, mestinya yang terpilih juga merangkul pihak-pihak yang kemungkinan berseberangan tersebut. Ruhnya adalah bagaimana meningkatkan jumlah wisatawan masuk ke NTB. “Kalau asosiasinya saja sudah saling gontok-gontokan, ini menimbulkan image yang tidak baik bagi daerah di luar sana. Semua kita juga yang rugi,” tegas Reza. Persoalan pelaku usaha pariwisata saat ini adalah masih berlakukan kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan pertemuan PNS di hotel. Tidak saja berdampak kepada hotel sendiri, tetapi banyak multiflier efek lainnya yang juga mandek. Dan di situlah peran baik asosiasi dan stakeholder untuk bersatu padu menggalang kekuatan menjemput potensi kunjungan wisatawan yang hilang akibat kebijakan. “Janganlah ganggu okupansi hotel yang sedang tidak stabil dengan kekisruhan-kekisruhan politik pelaku asosiasi di dalam daerah. Lebih baik, mari kita bersatu rebut potensi-potensi kunjungan wisatawan. Pemerintah Daerah disini harus tegas,” tera n g Reza. (bul)
Reza Bovier
Harga Kedelai Impor Melonjak Mataram (Suara NTB) Melemahnya nilai rupiah
yang terjadi belakangan ini, membuat harga kedelai impor
(Suara NTB/bul)
GULA AREN – Para perajin gula aren di Kecamatan Lingsar, Narmada, daerah pinggiran hutan di Lombok Barat, memproduksi gula aren dengan peralatan dan cara-cara yang mempertahankan tradisional. Mereka belum mau mengadopsi beragam teknologi baru pengolahan gula aren. Akibatnya, harga gula aren produksi penduduk di sana masih rendah, antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per biji. Seorang perajin menunjukkan gula aren hasil produksinya.
TNI Nyatakan Perang Melawan Tikus Mataram (Suara NTB) Jelang musim panen, persoalan yang dihadapi petani adalah hama. Salah satunya yang sekarang disebut-sebut adalah hama tikus. TNI pun nyatakan telah siap berperang melawan momok itu. Dalam pertemuan lengkap antara penyuluh dan seluruh stakeholders di Mataram, Sabtu (14/3), terungkap di kota Mataram hama tikus ini telah mulai menyerang setidaknya 5 hektar lahan pertanian padi petani. Selain menggunakan obat, TNIpun rencananya akan terlibat melakukan pembasmian secara manual di daerah-daerah yang terserang hama tikus. Guna menjaga ketercapaian produksi padi sebesar 2,3 juta ton setara Gabah Kering Giling (GKG) tahun 2015 ini. Kabid Produksi Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian dan TPH Provinsi NTB, Ir. Budi Subagio, MM menyebut sejauh ini belum menerima semua laporan dari seluruh Kabupaten/ Kota. Sehingga belum bisa diberikan simpulan tentang serangan hama di seluruh wilayah pertanian di NTB. Laporan sementara yang dis-
ebutnya, untuk Lombok Tengah serangan hama berkisar antara 10-15 persen. Namun yang menjadi persoalan, rata-rata padi petani sudah memasuki masa panen antara dua minggu kedepan. Sehingga penanganan untuk membasmi hama menurutnya mungkin tidak bisa maksimal. Namun hama-hama yang dimaksudkan masih sebatas bisa dikendalikan, termasuk hama tikus. Sementara hama yang paling berbahaya menurut Budi Subagio adalah wereng cokelat yang menyerang hanya dalam semalam. Untuk tanaman yang rusak akibat bencana, Budi Subagio menambahkan angka laporannya sudah masuk seluas 3.778,955 hektar yang sudah terkena dampak. Yang dinyatakan puso seluas 286,56 hektar. Tetapi ditegaskannya masih dalam koridor tidak mengganggu rencana total
produksi tahun ini. “Yang terkena bencana ini, kita tetap perhatikan untuk dukung pembenihannya di masa tanam berikutnya,” demikian dikemukakan. Kasi Ter Korem 162/WB, Letkol. Inf. Drs. H. Kusdiro yang hadir pada pertemuan tersebut juga mengungkapkan soal keterlibatan TNI dalam hal penanganan padi-padi petani yang terserang hama. Jika hama tersebut dalam bentuk tikus, TNI siap melakukan penanganan secara manual. Hama lain, TNI juga menurutnya tetap mendukung dengan menggunakan insektisida. “Di tingkat atas, TNI sudah diinstruksikan untuk melakukan pengamanan untuk mendukung swasembada pangan. Inilah perang yang sesungguhnya, karena kalau pangan aman, situasi keamanan juga aman,” demikian Kusdiro. (bul)
melonjak drastis. Kondisi ini membuat sebagian besar pengusaha tahu tempe di Kota Mataram merasa kesulitan. Harga sebelumnya kisaran Rp 10.000/kg, melonjak hingga 12.500/kg. “Naik Rp 1.500 sampai Rp 2.000,” sebut Man-
syur, salah seorang pedagang tahu tempe ditemui di Mataram, Minggu (15/3). Produksi tahu tempenya mengandalkan kedelai impor yang didatangkan langsung dari Surabaya. Kenaikan harga ini lanjutnya, dinilai mengganggu produksi serta penghasilan setiap hari. Jika dibandingkan sebelumnya bisa mendapatkan Rp 1 - 1,5 juta per bulan, dengan kenaikan tersebut penghasilan hanya pas - pasan. Belum lagi, produksi tahu tempenya harus dikurangi. “Sehari bisa seribu sampai dua ribu potong, sekarang cuman bisa 800 1000 potong saja,” sebutnya. Kenapa tidak menggunakan kedelai lokal? Menurutnya,
kualitas kedelai lokal kecil dan tahu akan terasa kecut. Mau tidak mau lanjutnya, dia harus tetap menjalankan usahanya tersebut demi memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anaknya. Mansyur berharap, melemahnya nilai rupiah tidak berlangsung lama sehingga pengusaha kedelai tidak terbebani. Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram, Uun Pujianto mengaku harga kedelai impor masih stabil di kisaran harga lokal Rp 12.000/kg, sementara impor Rp 10.000/kg. Meskipun kenaikan secara nasional tapi belum berdampak di daerah. (cem)
Harga Beras Masih Tinggi
Operasi Pasar Bulog Dipertanyakan Mataram (Suara NTB) Kegiatan Operasi Pasar (OP) yang dilaksanakan Perum Bulog dipertanyakan. Sebab di hari-hari tertentu, kewajiban perusahaan pelat merah ini menjual beras dengan harga standar di pasarpasar tradisional tak dilaksanakan. Harusya, kegiatan tersebut berlangsung terusmenerus untuk meredam kenaikan harga beras di lapangan. Di pasar Bertais Mataram, misalnya, beberapa pedagang beras di pasar percontohan tersebut justru mempertanyakan kapan dan di mana kegiatan OP dilaksanakan Bulog. Hasil pantauan media ini, Sabtu (14/2), memang benar tidak ada aktivitas OP. Di tempat lain, di pasar Kebon Roek Ampenan, juga tidak terlihat adanya aktivitas OP. Pertanyaan para pedagang beras disini juga hampir sama, tidak mengetahui adanya kegiatan Bulog ini. Bahkan pedagang justru mengharapkan OP tetap dilaksanakan untuk menekan harga penjualan beras yang saat ini dinilai juga masih tinggi oleh pedagang. “Kami sebenarnya berharap juga OP bisa dilaksanakan terus. Tapi ini tidak ada kita lihat,” kata beberapa pedagang sembako di pelataran pasar Kebon Roek. Harga beras saat ini relatif masih tingg. Untuk beras kelas super, penjualannya masih bertahan di Rp 12.000/kg, dengan harga terendah Rp 9.000/ kg. Harga penjualan ini menurut Hj. Halimah, salah satu pedagang, trendnya sudah mulai menurun sejak seminggu belakangan. Sebelumnya, Kepala Divisi Regional (Divre) Bulog Wilayah NTB, M. Sugit Sutedjo Mulyono menegaskan, OP akan tetap dilaksanakan tan-
pa batasan waktu. Selama dilihat belum stabil harga beras ditingkat pedagang pasar. Dihubungi terpisah, Humas Bulog, Marlinda sendiri menyebut OP tetap dilaksanakan. Namun, kemungkinan dihari-hari tertentu petugasnya sendiri yang tidak melaksanakan kegiatan tersebut. “Mungkin petugasnya tidak keluar, tapi OP memang harus tetap dilaksanakan,” tambahnya. Untuk kegiatan OP, beberapa pasar sudah ditentukan. Di antaranya pasar tradisional di Kota Mataram, Lombok Berat dan di Gondang KLU. Dalam sekali kegiatan, sedikitnya 2 ton disiapakan untuk satu titik. Hanya saja menurutnya, 2 ton yang disiapkan tersebut terkadang banyak yang tidak laku. Sementara Kabid Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB, Endang Khairuddin mengatakan OP harus tetap dilaksanakan oleh Bulog. Surat edaran dari Kementerian Perdagangan RI telah terang-terangan menginstruksikan Bulog harus melakukan OP minimal sampai akhir Maret tahun ini. Tidak ada alasan menurut Endang untuk tidak dilaksanakan. Pihaknya akan melakukan koordinasi kembali dengan pihak Bulog yang punya kewajiban. Endang juga menguatkan masih pentingnya OP bisa dilsaksanakan, guna menjaga stabilitas harga beras dan mempertahankan agar tidak terjadi kenaikan harga lagi. “Coba nanti Senin (hari ini:red) saya infokan lagi. Biasanya Bulog memberi laporan paling tidak lewat telepon. Tapi apapun itu, edaran Kementerian Perdagangan harus dilaksanakan Bulog,” demikian Endang. (bul)
TRAVEL 14
RUPA-RUPA
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
SUARA PULAU LOMBOK
Halaman 4
Usai Dibatalkan DPRD Pembangunan Berbasis Masyarakat PEMBANGUNAN pariwisata Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tidak boleh sama dengan daerah-daerah lain. Utamanya di gili-gili seperti Kondo, Bidara dan Petagan. Diinginkan di kawasan-kawasan gili ini mengedepankan wisata alam yang bisa dijalankan sendiri oleh masyarakat. “Pembangunan wisata berbasis masyarakat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Lotim melalui Kepala Bidang Objek Daya Tarik dan Sarana Wisata (ODTSW) Disbudpar Lotim, Lalu Hariawan, S.STp. Menjawab Suara NTB di Selong, Sabtu (14/3), Gili Kondo, Gili Bagek dan Gili Petagan banyak dilirik oleh investor. Pihaknya menginginkan, pengelolaan kawasan itu menggunakan konsep eco tourism atau green tourism oleh masyarakat sekitar. Pasalnya, jika murni mendatangkan investor dikhawatirkan masyarakat di sekitar kawasan itu akan terpinggirkan dan hanya akan menjadi penonton. Luas kawasan Gili Kondo hanya 8,5 ha. Di atas kawasan tersebut tidak memungkinkan untuk dibangunkan gedung atau bangunan fisik. Lebih cocok bangunan non fisik yang bisa disulap menjadi daerah yang bisa menjadi magnet bagi wisatawan. Bangunan fisik disarankan dilakukan di Pulau Lombok yang tidak jauh dari kawasan. Kawasan tiga gili selanjutnya akan menjadi destinasi unggulan bagi Lotim. Kabid ODTSW ini merencanakan akan melakukan penataan kawasan tersebut mulai tahun 2016 mendatang dengan usulan anggaran Rp 1 miliar. Setelah tertata dengan baik bersama masyarkat pengelolaannya diserahkan kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Menjadi jualan pokdarwis di kawasan tersebut salahs atunya adalah transportasi menuju kawasan Gili. Pemda siap akan membuatkan karcis. Melalui karcis inilah bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Selain ke daerah, Pokdarwis mengambil persentase dari karcis tersebut. Termasuk bisa menjadi salah satu sumber pdatapan bagi desa setempat. “Kita tidak ingin mulukmuluk, belakangan dulu lah PAD itu, terpenting masyarakat bisa sejahtera,” ucapnya. Meski diketahui Gili Terawangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) sangat terkenal, namun konsep pembangunannya tersebut tidak ingin ditiru. Termasuk dengan konsep pembangunan wisata di Bali yang diketahui sebagian besar tidaklah dinikmati oleh masyarakat sekitar. Sebagian besar uangnya justru keluar dibawa oleh investor pemilik hotel dan resort. (rus)
(Suara NTB/rus)
Warga Lingkar Tambang Minta AMG Tunjukkan Hasil Kajian Amdal Selong (Suara NTB) Masyarakat di enam lingkungan di Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menilai pihak perusahaan tambang Pasir Besi PT. Anugerah Mitra Graha (AMG) tidak memiliki komitmen yang jelas kepada masyarakat di lingkar tambang. Bahkan warga meminta kepada pihak PT. AMG memperlihatkan hasil kajian amdal yang ada kepada masyarakat agar jelas. Hal tersebut terungkap dalam kegiatan sosialisasi tambang yang bertempat di Kantor Desa Pohgading, Sabtu (14/3). Hadir dalam kegiatan sosialisasi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Lotim, Sudirman, Camat Pringgabaya, M. Anwar bersama unsur FKPD Kecamatan Pringgabaya, Humas PT. AMG, L. Kabul, Kepala Desa Pohgading, Mukti dan tokoh masyarakat lainnya. Tokoh masyarakat Pohgading Sirajudin, menegaskan, kalau sebuah perusahaan besar sebelum melakukan kegiatan, sudah memiliki amdal yang menjadi prinsip. Namun begitu dalam setiap kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh PT. AMG kepada masyarakat tidak pernah memperlihatkan atau memberikan amdal. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengetahuinya secara jelas apa isi dalam amdal tersebut, sehingga tidak mengambang seperti ini. Begitu juga sebelum PT. AMG masuk ke wilayah Pringgabaya ingin melakukan kegiatan penambangan. Di antaranya PT Indomont Esa dan Raja G and G dengan mereka melakukan kajian amdal, akan tetapi tetap mendapatkan penolakan dari warga. “Masyarakat ingin melihat Amdal yang dimiliki PT. AMG sebagai dasar mereka untuk bekerja, karena dalam Amdal itu sudah jelas dampak yang akan ditimbulkan dalam penambangan itu,” tandas Sirajudin. Sementara Kadus Gubuk Daya, Suparlan dan Kadus Dedalpak, Sapiin Kecamatan Pringgabaya menjelaskan kalau apa yang disampaikan oleh pihak perusahaan dalam sosialisasi ini belum ada kejelasan mengenai sistem penambangan yang akan dilakukan. Karena sejak sosialisasi yang dilakukan oleh pihak PT AMG sejak tahun 2010 lalu, selalu ada kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat, dengan adanya yang pro dan kontra terhadap masalah tambang pasir besi tersebut. Hal itu mengundang ada rasa cemburu dan kekhawatiran dari warga terhadap kegiatan tambang yang akan dilakukan oleh PT. AMG. Menanggapi hal ini, Humas PT. AMG, L. Kabul, menegaskan, kalau kegiatan tambang pasir besi yang dilakukan PT. AMG di Dedalpak, sudah memiliki kajian amdal dan mendapatkan izin dari Bupati Lotim. “Tidak mungkin kami melakukan kegiatan tambang tanpa didasari kajian amdal terlebih dahulu,” terang L. Kabul. Kepala Bakesbangpoldagri Lotim, Sudirman meminta masyarakat untuk memberikan kepada PT. AMG bekerja melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan izin yang mereka kantongi. Karena biar bagaimanapun juga apa yang dilakukan oleh PT AMG dalam rangka untuk perbaikan perekonomian masyarakat ke arah yang lebih baik. “Kalau tidak dimanfaatkan dengan baik potensi alam yang dimiliki, maka tentunya yang dirugikan adalah pemerintah daerah dan masyarakat sendiri,” ujarnya. Sementara Camat Pringgabaya, M.Anwar mengatakan, pihaknya tidak ingin mengkhianati masyarakatnya dalam permasalahan tambang pasir besi ini. Namun begitu pihaknya berada di tengah-tengah dalam menjembati berbagai persoalan yang muncul di lapangan yang menyangkut warganya dengan pemerintah daerah maupun perusahaan. (yon)
Bupati KLU Berharap Penyertaan Modal Bisa Dibahas Tanjung (Suara NTB) Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) H. Djohan Sjamsu, SH, masih berharap draf Raperda Penyertaan modal pada PT. Bank NTB dan PDAM KLU dapat dibahas oleh kalangan DPRD bersama eksekutif. Baginya, sangat disayangkan apabila dana Rp 10 miliar (termasuk aset) untuk PT. Bank NTB dan Rp 2 miliar untuk PDAM KLU akan tercatat sebagai Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa). “Saya sudah ketemu dengan teman-teman di DPRD, agar dapat membahas draf Raperda Penyertaan Modal. Dana yang kita siapkan ini, harus segera masuk ke RUPS Bank NTB (23-27 Maret 2015) untuk dapat diakui oleh pemegang saham,” kata bupati, Sabtu (14/3). Untuk diketahui, nominal saham yang dimiliki KLU berada di urutan ke 10 dari Pemda pemegang saham se NTB. Kota Bima tercatat sebagai pemegang saham terendah.
Namun demikian, Pemkot setempat tidak ingin menduduki posisi buncit pemegang saham, sehingga dari rencana, Pemkot Bima telah menyiapkan anggaran mencapai Rp 20 miliar. Jika dana ini masuk, praktis KLU akan tertinggal sebagai pemegang saham lain menurut jumlah nominal yang sudah dimasukkan ke Bank NTB. Sampai saat ini, modal yang disetor Pemda KLU di Bank NTB berkisar Rp 6,5 miliar. Bupati KLU tak menya-
dari, langkahnya bersama legislatif yang menyediakan anggaran penyertaan sebesar Rp 10 miliar pada APBD 2015, akan mendapat ganjalan. Baginya pula, kesepakatan pada APBD lalu seharusnya ditindaklanjuti pada pembahasan draf Raperda Penyertaan Modal pada prolegda lembaga legislatif KLU. “Waktunya memang mepet, tetapi kita harapkan mudah-mudahan bisa. Karena saya yakin, teman-teman DPRD juga paham dengan ke-
pentingan daerah yang sekarang. Kalau tidak, saham kita tidak akan masuk di 2015 ini,” katanya. Terpisah, Ketua Komisi I DPRD KLU, Ardianto, SH, dan Ketua Banleg DPRD KLU, Zarkasi, S.Ag, keduanya tidak memiliki isyarat untuk meluluskan harapan bupati. Baginya, DPRD sudah memberikan ruang yang cukup besar bagi eksekutif untuk segera mengajukan draf raperda lebih awal. Mengingat meskipun anggarannya tersedia di APBD 2015, eksekutif lengah dengan tidak memasukkan pembahasan Draf Penyertaan Modal sebelum Banleg menyusun jadwal paripurna pada masa sidang pertama (Januari – April). “Kami tidak mungkin me-
maksa menyisipkan jadwal rapat membahas penyertaan modal pada sisa waktu yang terbatas. Lagipula eksekutif terlalu menganggap remeh persoalan ini, sehingga draf yang kita tunggu-tunggu baru masuk H-2 sebelum rapat terakhir ragapim,” kata Ardianto. Ardianto mengatakan, penyertaan modal Bank NTB bisa saja dibahas pada masa sidang berikutnya. Namun demikian, masyarakat KLU tidak akan memperoleh dividen, jika modal tidak masuk pada agenda RUPS Bank NTB. “Artinya sama saja dengan kita anggarkan lagi di 2016. Alangkah lebih baik kalau dana ini kita alokasikan untuk pembangunan di APBD Perubahan,” pungkas Ardianto. (ari)
Sampaikan Keluhan ke Gubernur
Masyarakat KLU Butuh Jaringan Telekomunikasi dan Air Bersih Tanjung (Suara NTB) Masyarakat Dusun Batu Ringgit Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU) menyampaikan keluh kesahnya kepada Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang menyapa masyarakat dalam aktivitas bersepeda di dusun tersebut. Gubernur didampingi Kepala Dikpora NTB, Dr. Rosiady H. Sayuti, M.Sc, Kepala Dinas Perkebunan, Ir. Husnul Fauzi, M.Si, Sekretaris DPRD NTB, Ashari, SH, MH dan Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat, H. Suhaimi, SH. Termasuk, anggota DPRD NTB H MNS Kasdiono dan Direktur Utama PT Daerah Maju Bersaing, Andy Hadianto, SH, MM. “Dalam kesempatan dialog dengan warga di Dusun Baturinggit warga menyampaikan permasalahan ketiadaan sinyal sehingga sulit melakukan komunikasi. Permasalahan ketersediaan jaringan pipa air bersih yang mencakup lebih kurang 450 KK,” kata Juru Bicara Pemprov NTB, Drs. Fathul Gani, M.Si, pada Suara NTB, Minggu (15/3). Selain itu, warga juga menyampaikan mengenai pemberdayaan kelompok ternak yang perlu mendapatkan perhatian serta keinginan warga untuk dilakukan pemekaran desa untuk lebih mende-
katkan pelayanan kepada masyarakat. Apalagi jauhnya jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Dalam arahannya, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, kata Fathul menyampaikan hal utama yang harus dijaga adalah rasa kebersamaan dan kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat. Apa yang disampaikan masyarakat terkait dengan kebutuhan dasar itu akan direspons oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. “Insya Allah dapat kita bantu sesuai dengan kewenangan yang dimiliki baik oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten,” kata Fathul mengutip pernyataan gubernur. Dikatakan, setelah dari Dusun Baturinggit, Gubernur melanjutkan perjalanannya ke Dusun Selelos Desa Rempek Kecamatan Gangga. Dalam arahannya di hadapan masyarakat, Gubernur memotivasi para orang tua untuk tidak ragu-ragu menyekolahkan putra dan putrinya agar menjadi generasi penerus yang dapat memberikan manfaat yang baik bagi diri sendiri maupun masyarakat. Pada kesempatan itu, kata Fathul, gubernur menyerahkan bantuan 100 paket alat tulis dan tas sekolah di dua dusun tersebut. (nas)
(Suara NTB/yon)
ORASI - Pengurus Karang Taruna Persada Desa Danger saat menggelar orasi di depan kantor Desa Danger, Minggu (15/3).
Karang Taruna Desa Danger Kritisi Pemuda Selong (Suara NTB) – Profesionalisme Karang Taruna sangat dituntut sebagai organisasi infrastruktur sosial, karena peranan dan fungsinya sebagai pelayan pembangunan dianggap sangat strategis. Masih banyak kondisi Karang Taruna di Lotim yang belum memenuhi persyaratan profesional. Bahkan, sekarang ini, para pemuda sudah terkotak-kotak. Ketua Karang Taruna Persada Desa Danger Kecamatan Masbagik, Gita Purnadi, SHI, Minggu (15/3), mengharapkan, Pemda Lombok Timur (Lotim) memberikan pembinaan pada Karang Taruna di desa. Sebagai pembina teknis, pemda mempunyai kewajiban meningkatkan secara terus menerus kualitas Karang Taruna, sehinggamampu mem-
berikan kontribusi bagi masyarakat dan daerah. Diakuinya, pihaknya prihatin dengan kondisi pemuda sekarang. Alasannya, keberadaan pemuda khsusunya di Lotim sudah berkotak-kotak yang disebabkan kepentingan pribadi yang ada di OKP-OKP tertentu. Ia menambahkan, perhatian dari pemerintah terutama instansi terkait sangat-sangat diharapkan untuk melakukan pembinaan kepada pemuda yang merupakan generasi emas dalam kemajuan suatu daerah maupun bangsa. Alasannya karang taruna mempunyai peranan yang sangat penting sebagai mitra penyambung di tingkat pemerintah desa sampai ke tingkat nasional. Dimana, pembangunan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) harus dimulai dari desa. (yon)
(Suara NTB/yon)
SOSIALISASI - Dandim 1615 Lotim Letkol Arm. Rama HB saat sosialisasi masalah pupuk di Makodim 1615/Lotim, Sabtu (14/3).
Dandim Lotim: Penyeleweng Pupuk Pengkhianat Bangsa Selong (Suara NTB) – Untuk menjawab kebutuhan petani terkait pendistribusian pupuk di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Kodim 1615/Lotim mengumpulkan seluruh pengecer yang ada di Lotim. Tujuannya menjawab keluhan-keluhan masyarakat (petani) yang sering mengeluhkan kelangkaan pupuk. Dandim 1625/Lotim Letkol Arm. Rama HB, menegaskan, jika ada petani membeli pupuk dengan harga mahal melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), TNI/Polri siap melakukan tindakan tegas. Menurutnya, penyelewengan pupuk itu merupakan pengkhianat bangsa. Selain itu, jika pendistribusian pupuk lancar dengan harga di bawah HET, maka, petani justru akan senang. Untuk itu, ia meminta produsen, distributor maupun pengecer agar komit dalam mensejahterakan masyarakat dan menciptakan swasembada pangan di Lotim. Dengan demikian, keterlibatan TNI dalam menciptakan swasembada pangan akan terus melakukan pendampingan
dan pengawalan mulai dari tingkat produsen, distributor sampai ke petani. Dandim mengaku, petani masih mengalami kesulitan mendapatkan pupuk dalam memenuhi kebutuhan tanam. Kalaupun ada harganya sudah naik cukup tinggi hingga memberatkan para petani. Padahal, jika pendistribusian lancar dan sampai tepat sasaran ke tangan petani, maka swasembada pangan di Lotim akan mudah tercipta dan secara otomatis ketahanan pangan akan tercapai. Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Lotim, Sapirin mengatakan, pupuk merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan hasil produksi, namun sangat rawan untuk dikorupsikan. Selain itu, kebutuhan pupuk di Lotim sangat tinggi, karena tidak hanya kedelai dan jagung saja membutuhkan pupuk. Melainkan, tanaman hortikultura lainnya juga membutuhkan pupuk, sehingga, pendistribusian pupuk harus benar-benar dikawal supaya bisa sampai ketangan petani dengan tepat
harga dan tepat sasaran supaya tercipta swasembada pangan. Namun, yang menjadi persoalan di tingkat bawah adalah masih ada petani yang belum terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan banyaknya pengecer yang tidak kompeten. Oleh sebab itu, untuk mensinergikan semua itu, koordinasi dengan semua pihak sangat dibutuhkan, terutama keikutsertaan TNI-Polri dalam mengawal pendistrbusian pupuk sampai ke tangan petani. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Lotim, M. Zaini, berjanji, dalam waktu dekat ini pihaknya akan turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan sekaligus pengecekan terhadap keluhan yang dialami baik oleh pengecer maupun petani. Selain itu, pihaknya masih menyempurnakan RDKK. Ia menargetkan bahwa bulan Maret 2015 RDKK diyakininya sudah valid, sehingga persoalan-persoalan yang menjadi sorotan, terutama masalah pupuk bisa teratasi. (yon)
Warga Pringgajurang Utara Kembali Datangi Kantor DPRD Lotim Selong (Suara NTB) – Aliansi Gerakan Masyarakat Pringgajurang Utara (Gempur) Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur (Lotim) kembali mendatangi kantor DPRD, Sabtu (14/ 3). Kedatangan masyarakat utara Lotim itu untuk menuntut pemda segera merealisasikan perbaikan jalan di Desa Pringgajurang Utara sepanjang 3,8 km. Sekretaris Koordinator Gempur, Khaerul Wathoni, menjelaskan, jalan Pringgajurang Utara selain merupakan jalan lingkar pariwisata Joben yang selalu ramai dijajaki oleh masyarakat. Jalan tersebut juga merupakan jalan penghubung antara Desa Pringgajurang Utara dengan beberapa desa yang ada di Kecamatan Montong Gading. Bahkan, jalan itu juga merupakan jalan pendidikan dan perekonomian masyarakat. Melihat banyaknya manfaat yang didapat dari perbaikan jalan itu, masyarakat meminta supaya perbaikan jalan itu dilakukan secara merata sepanjang 3,8 km. Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Bina Marga Dinas
(Suara NTB/yon)
HEARING - Masyarakat Desa Pringgajurang Utara saat hearing di kantor DPRD Lotim, Sabtu (14/3). Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Lotim, Hj.Kartini mengatakan, perbaikan jalan di Pringgajurang Utara sangat diprioritaskan. Namun, dengan banyaknya jalan yang harus diperbaiki dan anggaran sedikit, maka pemerataan perbaikan jalan di Desa Pringgajurang Utara tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Untuk itu, perbaikan jalan
di Desa Pringgajurang Utara rencananya akan dilaksanakan pada triwulan kedua dengan perbaikan jalan sepanjang 1,5 km dari 3,8 km yang dituntut oleh masyarakat. Selain itu, ia juga menegaskan perbaikan jalan itu tidak ada unsur politik dan semua desa tidak ada yang dianaktirikan untuk perbaikan infrastruktur jalannya. (yon)
SUARA PULAU LOMBOK
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Halaman 5
Tim Pemda Turun Cek Aset
Warga Telagawaru Curigai Ada Oknum Bermain Giri Menang (Suara NTB) Tim Pemda Lombok Barat (Lobar) bersama anggota Komisi I DPRD Lobar melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN), Sabtu (14/3) turun mengecek fisik dua lokasi lahan yang ditempati masyarakat Telagawaru. Dari hasil pengecekan, desa sepakat membentuk Tim Sembilan untuk menyelesaikan persoalan lahan ini. Selain itu, Pemda juga membentuk tim untuk mem-follow up hasil dari Tim Sembilan yang ada di desa. Tim ini bekerja maksimal 2 bulan dan minimal 1 bulan untuk menelusuri persoalan aset. Selain itu, tim pemda juga menemukan fotocopy sertifikat lahan seluas 6,5 (kampung lama) yang ditempati warga Telagawaru milik Pemda. Sebanyak tujuh pecahan sertifikat itu menerangkan lahan itu atas nama Pemda. Hal ini lantas memunculkan pertanyaan dari warga, dari mana diterbitkan sertikat tersebut. Tentunya, jika ada sertifikat ada proses pengukuran dan rekomendasi dari desa sebelum sertifikat itu terbit. Wargapun mencurigai adanya oknum yang bermain menerbitkan sertifikat. Kades Telagawaru, Dahri mengaku tujuh sertifikat atas nama Pemda itu terbit tahun 1998 lalu. Sertifikat itu katanya diperoleh dari mantan kepala desa yang saat itu diberikan oleh mantan Kepala Kantor Aset, Burhanudin. “Kami pertanyakan kenapa kok bisa terbit sertifikat itu? Bagaimana prosesnya? Kan
seharusnya ada proses melalui rekomendasi desa dan pengukuran,” kata Dahri mempertanyakan. Setahunya, semenjak warga pindah dari kampung lama ke kampung baru penguasaan lahan itu bukan oleh warga. Karena saat itu, warga fokus pindah ke lokasi baru. Namun belakangan, pada tahun 1995 silam, warga kembali menguasai lahan itu dengan alasan lahan itu tanah warisan leluhur. Semenjak saat itu, warga pun banyak yang tinggal di lahan ini kembali. Akan tetapi, belakangan pada tahun 1998 terbit tujuh sertifikat atas pemda tersebut, sehingga mulai saat itu pula warga mulai merasa tidak tenang. Menurutnya, ada kejanggalan terbitnya sertifikat. Pasalnya, tentu ada proses di desa dan pengukuran. Sementara, setahu warga tidak pernah ada pengukuran. Hal senada dikatakan Alimah. Lahan ini, katanya, turun temurun dari nenek moyang. Lahan ini ditinggali jauh sebelum masa Jepang. Bahkan, sebelum penjajahan Belanda pun warga sudah men-
Tambah Petugas Penyuluh LOMBOK Barat (Lobar) mengalami kekurangan petugas penyuluh, baik di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan serta sektor lainnya hingga ratusan orang. Saat ini jumlah penyuluh di Lobar hanya 207, itupun termasuk dengan pegawai fungsional, PNS, tenaga honor lepas. Jumlah ini dinilai belum ideal jika mengacu jumlah desa yang diawasi mencapai (Suara NTB/her) ratusan dengan ribuan kelH. Ahmad Effendi ompok. Untuk menambah personel penyuluh, Badan Penyuluh Lobar pun mengusulkan penambahan pegawai ke BKD supaya tahun ini bisa diakomodir masuk formas CPNS. Kepala Bapeluh Lobar, H. Ahmad Effendi jika mau mengawasi per desa, maka sulit disebabkan penyuluh yang kurang. Apalagi, katanya, menjelang tahun ini dan tahun depan kebanyakan petugas penyuluh mau pensiun. Idealnya kata Efendi, seharusnya satu penyuluh itu mengawasi satu poktan atau dua poktan. Sebab, ke depannya poktan ini didorong mandiri bukan hana sekedar membuat poktan. Faktanya kata mantan kadis Koperasi ini, dengan jumlah penyuluh 207 dibagi dengan jumlah poktan 1.700, maka per orang mengawas delapan hingga sembilan poktan. Menurut perkiraannya, jumlah penyuluh idealnya 213 orang penyuluh bahkan kalau menginginkan semua PNS maka perlu menambah 100 personel. Sebab kondisi saat ini, dari 207 orang itu termasuk fungsional, 94 PNS pertanian, tenaga bantu THL 84 orang, kemudian penyuluh perikanan 15 orang, dan kehutanan 14 orang ini termasuk non PNS. Untuk itu, pihaknya sudah mengusulkan ke BKD untuk meminta tambahan. Berkasnya, dikirim seminggu lalu. Pihaknya meminta formasi tambahan pada 2016 sebanyak 7 formasi penyuluh, perikanan 5 formasi dan kehutanan 4 formasi. Apalagi katanya, jumlah poktan di lobar terus bertambah setiap saat. Bisa saja jumlah yang saat ini 1700 poktan, bertambah dengan cepat khususnya penambahan dari poktan pengolah, pengolah hasil pertanian, kehutanan, perikanan. Persoalan lainnya, honor tenaga penyuluh khususnya THL ini belum memadai. Selain itu, dari sisi sarana mobiiltas (kendaraan) juga belum memadai. Jika dibandingkan tugasnya yang berat, justru kurang didukung sarana prasarana yang memadai. (her)
diami lahan ini. Tetapi, karena lahan itu kerap dilanda banjir kiriman dari Sungai Babak, sehingga ketika bupati dijabat L Anggrat meminta warga pindah atas pertimbangan keselamatan lahan itu kerap kali banjir. Lahan ini selain sebagai tempat tinggal, juga dijadikan tempat bercocok tanam. Sebelum pindah, warga berembuk. Tim pemindahan pun membagi lahan per orang memperoleh 1,5 are. Bagi warga yang belum menikah, tidak diberikan lahan saat itu. Lantas belakangan, lahan itu diklaim pemda menjadi asetnya. Hal ini menyebabkan warga merasa tidak tenang. Bahkan, jika ada aktivitas Pemda memasang plang di lahan itu warga tidak akan tinggal diam. Warga katanya kompak melawan. Apalagi, katanya, pengklaiman lahan ini sepihak, karena tidak diketahui masyarakat. “Kalau diketahui masyarakat maka akan ribut, pasti banyak korban jika pemda mau pasang plang di sini,” keluhnya. Padahal warga, katanya, rutin bayar pajak setiap tahun. Biasanya, ketika
(Suara NTB/her)
CEK LAHAN - Tim pemda bersama Komisi I DPRD Lobar dan BPN turun mengecek lokasi lahan yang ditempati masyarakat Telagawaru, Sabtu (14/3). petugas pajak datang menagih pajak pihak desa mengumumkan ke warga untuk membayar bayar pajak. Kepala Kantor Aset Lobar, Mahnan menyampaikan, setelah pihaknya turun mengecek ke lapangan bersama dewan dan BPN maka diputuskan untuk membentuk Tim Sembilan di desa. Tim ini bertugas inventarisasi orang yang menguasai lahan di lokasi lama dan di lokasi baru (tempat pemindahan). Tim ini juga
Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Lobar, H. Ahmad Gufran yang juga berasal dari desa setempat mengakui, tujuh sertifikat itu diperolehnya dari mantan Kepala Kantor Aset Burhanudin. Ia diberikan sertifikat tersebut saat ia menjabat sebagai kades. Sertifikat yang diterbitkan tahun 1998 itu dibawakan ke rumahnya, saat itu tahun 2012 disaksikan kepala dusun dan Ketua BPD. Setelah menerima sertifikat itu, lalu ia mem-
beritahukan ke masyarakat mengamankannnya. Ketika ia nyaleg tahun 2013 lalu, ia diisukan mengambil sertiikat tersebut sehingga iapun mengembalikan ke BPD dan kadus saat itu. Ia menambahkan, ia selaku warga dan wakil rakyat akan membantu masyarakat menyelesaikan persoalan aset ini. Sebab sejak ia menjabat Kades Telagawaru dua periode, ia terus memperjuangkan agar persoalan ini selesai. (her)
DPRD Temukan Aset di Labuapi Diduga Dijual Giri Menang (Suara NTB) Anggota DPRD Lombok Barat (Lobar), H. Ahmad Gufran membeberkan aset Pemda yang ada di Labuapi khususnya di Desa Telagawaru seluas 6,5 hektar sebagian besar telah dijual oknum. Hal ini diketahuinya, pada saat ia menjabat kepala desa (kades) dua periode, banyak oknum yang ingin mengurus surat jual beli ke desa. Saat itu ia menolaknya, dengan alasan khawatir bermasalah, sebab lahan yang diperjualbelikan tersebut berstatus lahan milik Pemda. “Sebagian besar lahan pemda di Desa Telagawaru seluas 6,5 hektar itu telah dijual oknum. Saya tahu
saat menjabat kades di sana banyak yang ajukan surat jual beli, tapi saya tolak,” ungkap Ahmad Gufran, Sabtu (14/3). Dijelaskan, lahan seluas 6,5 itu milik Pemda dan sudah bersertifkat. Sertifikat yang terbit tahun 1998 itu, terbagi menjadi tujuh sertifikat dan semua atas nama Pemda. Namun belakangan, lahan ini banyak dimiliki orang luar, karena telah pindah tangan melalui proses jual beli. Menurutnya, ada oknum di kalangan bawah yang berani bermain, sehingga lahan itu banyak dijual. Persoalan ini, harus diselesaikan oleh Pemda agar tidak muncul gejolak. Ketua Komisi I DPRD Lobar, H. Zulkarnain menambahkan, terkait inventarisasi
lahan aset baik milik pemda dan masyarakat jangan sampai ada yang tidak jujur. Ia meminta agar pihak desa dan Tim Sembilan benar-benar jujur menyampaikan data. Begitu juga, aset di lokasi milik pemda harus jelas siapa yang menguasai dan menempati lahan tersebut. Sementara Kepala Kantor Aset Lobar, Mahnan, SSTp, menjelaskan, perihal dugaan tersebut belum berani dipastikannya. Untuk memastikan itu, pihaknya meminta Tim Sembilan yang dibentuk desa menelusurinya. “Nanti itu masuk dalam persoalan yang akan ditelusuri tim desa,” imbuhnya. Menurutnya, salah satu tugas pemda menelusuri dokumen aset tersebut. Penelusu-
ran akan dilakukan terhadap siapa yang punya tanah, riwayat kepemilikan lahan dan siapa yang mendiami lahan. Atas dasar itulah tim bisa memutuskan persoalan lahan ini.u apakah itu hibah atau pemberian. Ia juga akan menelusuri pensertifikatan lahan itu oleh Pemda, sebab saat sertifikat ini terbit ia belum menjabat Kepala Kantor Aset. Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lobar, Lukman menambahkan, hasil inventarisasi dan identifikasi oleh tim akan mengungkap semua persoalan yang ada. Sebab dalam identifikasi ini, akan diketahui mengenai subjek atau orang yang menguasai lahan Pemda dan objek yang dikuasai. “Ini akan menentukan untuk me-
nelusuri persoalan lahan aset tersebut,” jelasnya. Sementara itu, Kades Telagawaru, Dahri membenarkan adanya indikasi penjualan lahan tersebut. Menurutnya, kemungkinan oknum menjual lahan itu dari luar desa, sebab jika warga setempat tidak berani menjualnya. Ia menyebut, lahan seluas 6,5 hektar termasuk lahan Pemda sesuai sertifikat tahun 1998. Sertifikat ini memunculkan ketidaktenangan di masyarakat, sebab lahan itu telah lama ditempati masyarakat, namun diklaim Pemda. Warga, katanya, enggan melepas lahan itu dan membuat sertifikat sendiri. (her)
Alfamart-DASI NTB Gelar Donor Darah Giri Menang (Suara NTB) Sebagai bentuk perhatian dan eksistensi Alfamart dalam aksi sosial di Lombok Barat (Lobar) Alfamart berkolaborasi dengan DASI NTB Cabang Lombok Barat dan Desa Dasan Tapen menggelar kegiatan donor darah, Sabtu (14/3). Hadir pada kesempatan ini, Branch Manager Alfamart Yudi Sobari dan sejumlah karyawan Alfamart. Branch Manager Alfamart Yudi Sobari, mengatakan pelaksanaan donor darah menjadi agenda rutin perusahaan
untuk membantu PMI dalam memenuhi kebutuhan darah bagi masyarakat Lombok. “Menurut pihak PMI, di wilayah ini dalam sebulan membutuhkan cukup banyak kebutuhan kantong darah, dan stok yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan darah ini,” katanya. Yudi mengatakan kegiatan donor darah sudah menjadi agenda rutin Alfamart di Lombok. Diakuinya, respons karyawan dan masyarakat cukup bagus. ‘’Karyawan yang sudah terbiasa menjadi pendonor justru menanti-
RMI BIL akan Dijadikan Pusat Pameran Batu Akik Praya (Suara NTB) Pemkab Lombok Tengah (Loteng) berencana mengoperasionalkan Rumah Mutiara Indonesia (RMI) di depan Bandara Internasional Lombok (BIL), mulai Bulan April mendatang. RMI ini bukan sebagai pusat pelelangan mutiara, melainkan sebagai pusat pameran dan pelelangan batu akik khas Lombok. Rencana tersebut disampaikan Bupati Loteng, H.M. Suhaili FT, SH, saat membuka pameran batu akik Loteng di Praya, Sabtu (14/3). Hal itu dilakukan pemerintah daerah untuk mengisi kekosongan kegiatan di rumah mutiara tersebut. Mengingat sejak diresmikan setahun yang lalu, RMI BIL belum juga dimanfatkan untuk kegiatan pelelang mutiara seperti yang dihajadkan sebelumnya. “Jadi dari pada tidak dimanfaatkan, lebih baik rumah mutiara yang ada kita manfaatkan sebagai pusat pameran dan pelelangan batu akik Lombok. Terutama batu akik khas Loteng,” sebutnya. Kendati nantinya dijadikan sebagai pusat pameran dan pelelangan batu akik, fungsi utara RMI tersebut sebagai pusat pameran dan pelelangan mutiara, tidak akan hilang. Artinya, kata dia, pemerintah daerah hanya memanfaatkan fasilitas rumah mutiara yang ada tanpa mengalihkan fungsi utamanya, sehingga keberadaannya tidak terkesan sia-sia. Terlebih sejak deman batu akik melanda, banyak perajin batu akik yang bermunculan di Loteng khususnya. Bahkan kini usaha batu akik telah menjadi salah satu bidang usaha yang cukup menjanjikan perbaikan ekonomi bagi masyarakat, karena deman batu akik sudah melanda hampir semua lapisan masyarakat. Persoalannya, para perajin batu akik yang ada sejauh ini belum memiliki wadah khusus sebagai tempat memamerkan dan memasarkan hasil kerajinannya. “Nah kebetulan kita sudah punya RMI, kenapa tidak fasilitas tersebut dimanfaatkan? Bahkan bila perlu, pameran mutiara kita sandingkan dengan pameran batu akik,” tegas Suhaili. Lebih lanjut, mantan Ketua DPRD NTB ini menjelaskan, terkait rencana operasional RMI sebagai pusat pameran dan pelelangan batu akik, pihaknya sudah berkomunikasi dengan para pelaku wisata yang ada, seperti pengusaha travel serta forum guide. Supaya nantinya, saat membawa wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, bisa diarahkan ke RMI. (kir)
melakukan identifikasi objek (lahan) dan subjek yang menguasai lahan tersebut. Setelah itu, tim membuat patok batasnya selanjutnya melakukan pemetaan secara kasar (peta kasar). Tim juga membuat riwayat kepemilikan tanah, agar tim mengetahui silsilah penguasaan tanah tersebut. “Hasilnya nanti dilapor ke desa, lalu desa ke camat selanjutnya dari camat melapor ke bupati. Itu tugas pokok Tim Sembilan,”ujarnya.
(Suara NTB/her)
DONOR DARAH - Suasana pelaksanaan donor darah yang merupakan kegiatan gabungan antara Alfamart, DASI, Pemerintah Desa Dasan Tapen dan UDD PMI Lobar, Sabtu (14/3).
kan acara donor darah di kantor. Targetnya, minimal hari ini (sabtu, red) kita dapat puluhan kantong darah,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Desa Dasan Tapen, memberi apresiasi atas dukungan Alfamart, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk menggelar aksi donor darah ini. “Kami akan terus menggelar kegiatan seperti ini, karena saat ini kebutuhan masyarakat terhadap darah masih kurang. Oleh karena itu kami ingin berusaha membantu supaya persediaan kantong darah bisa terpenuhi,” ucapnya. Untuk diketahui, kegiatan itu sejalan dengan program desa setempat yang telah ditetapkan sebagai desa siaga aktif. Desa ini sendiri aktif pada berbagai lomba, seperti tahun 2009 lalu, desa ini ikut kegiatan lomba sayang ibu, berlanjut tahun berikutnya ikut lomba PHBS. Desa setempat pun masuk juara 1 tingkat kabupaten, lalu berlanjut tahun 2013 desa ini dicanangkan sebagai desa desa tematik siaga aktif dan mandiri pangan. Tahun lalu, desa ini masuk nominasi desa peduli kesehatan dari sekian banyak desa di Lobar. (her)
Soal Status Partai Golkar
KPU Ikuti Keputusan Pemerintah Praya (Suara NTB) Dualisme kepengurusan yang terjadi di tubuh Partai Golkar, dipastikan tidak akan mempengaruhi keikutsertaan partai beringin pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang. Dengan kata lain, Partai Golkar tetap bisa ikut berpartisipasi, kendati terbentur persoalan dualisme kepengurusan di tingkat pusat. Penegasan tersebut disampaikan, Komisioner KPU NTB, Agus, S.Sos.M.Si, kepada Suara NTB, di Praya, Sabtu (14/3). Menurutnya, tidak ada persoalan dengan dualisme kepengurusan di tubuh Partai Golkar. Dalam hal ini, Partai Golkar masih bisa ikut serta dalam pilkada menda-
tang tanpa terpengaruh persoalan dualisme kepengurusan. Namun demikian, bukan berarti dua kepengurusan di partai bersangkutan bisa ikut serta dalam pilkada. Sementara KPU mengikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah pusat. “Jadi kepengurusan mana yang diakui oleh pemerintah pusat, itulah yang akan diakui sebagai kepengurusan yang sah oleh KPU. Dalam menentukan statusnya pada pelaksanaan pilkada nanti,” ujar Agus. Diakuinya, dalam persoalan ini ini KPU tidak memiliki kewenangan menentukan mana kepengurusan yang sah dan mana yang tidak. Kebijakan tersebut, juga berlaku
bagi parpol-parpol lain yang saat ini dilanda persoalan konflik internal, yakni dualisme kepengurusan. “Parpol mana yang saja tengah dilanda persoalan dualisme kepengurusan, perlakuan sama semua,” tegasnya. Meski demikian, pihaknya sejauh ini masih menunggu keputusan pemerintah pusat perihal kepengurusan Partai Golkar yang sah dan belum berani bersikap. Tapi yang jelas, keputusan pemerintah pusat itulah yang akan dijadikan pedoman oleh KPU. “Mana kepengurusan (Partai Golkar) yang sah, masih kita tunggu keputusan pemerintah pusat,” pungkas mantan Ketua KPU Loteng ini. (kir)
(Suara NTB/her)
DAMPINGI - Asisten I Setda Lobar Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, saat mendampingi istri bupati Hj. Nanik Zaini Arony dan istri wabup pada pembukaan MTQ ke 26 di Batulayar, Sabtu (14/3).
Tinggi, Partisipasi Masyarakat pada MTQ di Batulayar Giri Menang (Suara NTB) Ketua Panitia Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Lombok Barat (Lobar) sekaligus Asisten I Setda Lobar Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, M.Si, mengaku bersyukur dengan keberhasilan pelaksanaan pembukaan MTQ yang banyak menyedot peserta. Hal ini dibuktikan dari jumlah peserta dan masyarakat yang ikut memeriahkan parade pawai kafilah sebelum pembukaan MTQ yang juga dibanjiri masyarakat yang ikut menyaksikan di Batulayar, Sabtu (14/3). Menurutnya, hal ini menandakan partisipasi masyarakat pada kegiatan MTQ kali ini sangat tinggi. Hal ini yang diharapkan panitia, sehingga memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat. “Kami bersyukur partisipasi masyarakat tinggi mulai pawai kafilah hingga pembukaan,” ungkapnya. Animo masyarakat mulai tampak pada saat parade pawai yang digelar Sabtu sore. Jumlah peserta dan masyarakat yang terlibat diperkirakan 3000 orang, khusus dari peserta kafilah berasal dari semua kecamatan. Dari Kecamatan Kediri berjumlah 250 orang, Kecamatan Kuripan berjumlah 200 orang, dari Kecamatan Sekotong sebanyak 150 orang, ditambah kafilah Kecamatan Gerung 250 orang, kafilah dari Kecamatan Labuapi 200 orang dan Kecamatan Lingsar 200 orang. Kafilah dari Kecamatan Gunung Sari sebanyak 250 orang, Lembar 200 orang dan tuan rumah Kecamatan Batulayar mengikutkan sekitar 1000 orang. Dijelaskan,parade pawai itu
dimaksudkan untuk mensosialisasikan kegiatan MTQ diadakan di Batulayar. Sekaligus menunjukkan para peserta yang berlomba.. Pawai ini, katanya, merupakan rangkaian awal kegiatan MTQ yang digelar dari tanggal 15 sampai 19 Maret mendatang. “Kegiatan ini benarbenar kami persiapkan,”imbuhnya. Ia menekankan kegiatan ini sesuai penekanan bupati bahwa tidak sekedar lomba semata namun bagaimana semua kafilah mampu berperilaku, seperti terkandung dalam Al Qur’an supaya menjadi makhluk yang Qurani. Artinya bisa mengimplementasikan kandungan Al-Qur’an bukan saja mengerti artinya, namun mengamalkan kandungannya. Ia menambahkan,para qori’ dan qoriah yang menang pada MTQ tingkat kabupaten ini akan ikut lomba MTQ tingkat provinsi yang akan digelar di Kota Bima pada bulan Mei mendatang. Banyaknya masyarakat yang ikut menyaksikan parade pawai dan pembukaan MTQ tersebut, menyebabkan jalur Senggigi sempat macet. Untungnya, aparat kepolisian dari Polsek Senggigi dibanckup Polres melakukan semacam rekayasa lalu lintas. Pada saat pelaksanaan pawai, jumlah aparat yang diterjunkan sebanyak 200 orang. Sedangkan pada malam pembukaan diterjunkan 14 personel untuk mengatur lalu lintas. “Kita telah buat semacam rekayasa lalu lintas, makanya tidak terjadi kemacetan yang parah,” kata Kapolsek Senggigi, Kompol M. Yunus. (her)
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
SUARA PULAU SUMBAWA
Halaman 6
DPRD KSB Minta Izin Ekspor Newmont Diperpanjang Taliwang (Suara NTB) DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengaku baru-baru ini telah bersurat ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta. DPRD meminta pusat memberikan perpanjangan izin ekspor kepada PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
(Suara NTB/bug)
Muhammad Natsir
“Kami sebelumnya melalui Kementerian ESDM sudah menyampaikan harapan kami agar izin ekspor konsentrat Newmont bisa diperpanjang lagi,” jelas ketua DPRD KSB, Muhammad Natsir, ST kepada wartawan, Sabtu. Sesuai kesepakatan sebelumnya, pusat telah memberikan izin pengiriman konsentrat kepada PT NNT selama
Tiga Calon TKI asal Sumbawa Gagal Diberangkatkan Sumbawa Besar (Suara NTB) Tiga TKI asal Sumbawa, gagal diberangkatkan perusahaan pemberangkatan mereka, PT. Wadi Lesar Jaya. Dengan alasan visa kerja belum keluar. Dinas Tenaga Kerja dan Trasmingrasi (Disnakertrans) Sumbawa pun akan memanggil pihak perusahaan Senin (16/3) hari ini. Kabid Penta Kerja Disnakertrans Sumbawa, Nurhikmah, S.Pt, yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (15/3) menyebutkan, ketiga calon TKI asal Sumbawa dimaksud yakni Khalid, Amatollah dan Amallah. Kasus Khalid informasinya visa kerja ke Brunei Darussalam belum keluar, sehingga belum bisa diberangkatkan perusahaan. Sedangkan Amallah juga dengan alasan yang sama, setelah sempat pulang ke Sumbawa saat suaminya meninggal November 2014 lalu. Perjanjian dengan pihak perusahaan Amallah akan balik lagi ke Malaysia, sementara yang bersangkutan dengan berat hati kembali ke Malaysia. Namun pihak perusahaan tetap menunggu dan visa kerja sedang diproses. Terakhir kasus Amatollah kini masih berada di penampungan perusahaan dimaksud di Jakarta. PPTKIS terkait belum memberangkatkanya lagi-lagi dengan alasan visa belum keluar. Padahal sudah berjalan selama enam bulan. Untuk itu, pihaknya pada Senin hari ini akan memanggil PPTKIS, PT. Wadi Lesar Jaya melalui kantor cabangnya di Sumbawa. “Sebenarnya Kamis lalu sudah kita panggil. Namun tidak datang dan kita surati lagi untuk hadir Senin ini,” tuturnya. Pemanggilan pihak perusahaan untuk mengklarifikasi pengaduan dua calon TKI, Amallah dan Amatulllah. Sedangkan kasus Khalid sudah dimediasi dan difasilitasi penyelesaiannya oleh Disnakertrans Sumbawa. Khalid sepakat tidak jadi berangkat dan uang pendaftaran maupun perjalanannya ke Brunei di kembalikan lagi. (arn)
Kursi PPP Sumbawa Tidak Diperjualbelikan Sumbawa Besar (Suara NTB) Sejauh ini sudah ada empat bakal calon Bupati dari eksternal yang meminang PPP. Namun Ketua DPD Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumbawa memastikan pihaknya tak akan melakukan transaksional terkait lima kursi yang dimilki PPP di DPRD Sumbawa, terkait Pilkada. (Suara NTB/arn) “Saya menjamin di Kamaluddin tingkat DPD PPP Sumbawa tidak ada transaksi. Saya menjamin tidak akan menjual kursi PPP. jual beli atau istilah lainnya,’’ katanya, seraya menambahkan, di PPP tidak ada transaksional. Dia menjamin tidak akan menjual kursi PP. Lain urusan di atas (DPW dan DPP),” tandas Kamaluddin S.T, kepada Suara NTB, usai menerima lamaran salah satu calon Bupati, Sabtu (14/3). Dia menepis isu transaksional politik jelang Pilkada. Sejauh ini sudah ada tiga bakal calon Bupati yang melamar ke PPP. Yakni H. Husni Djibril (Sekretaris DPW PDIP NTB), H. Saat Abdullah (Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumbawa) yang diusung Hanura, Ir. H. Ibrahim (Staf Ahli Bupati) dan menyusul satu orang lagi, H. Mahmud Abdulllah (Ketua Dewan Pembina Nasdem Sumbawa). “Kam tidak membuka pendaftatan, tetapi kami dilamar, seperti gadis cantik berjilbab yang banyak dilamar pemuda. Kami terima dulu semua lamaran,” tukasnya. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membicarakan penjaringan dengan semua pengurus Kecamatan hingga anak ranting. Untuk dilakukan penjaringan secara internal dan hasilnya akan disampaikan dalam Rapat Pimpinan Daerah. Untuk internal PPP, sejauh ini yang didorong adalah dirinya sebagai Ketua DPD dan Nurdin Ranggabarani. (arn)
Dua Investor Pariwisata di Kertasari Dinilai Ilegal Taliwang (Suara NTB) PT Wirata Karya Bhakti (WKB) dan Whales & Waves (W&W), dua investor pariwisata dinilai belum memegang dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL). Karenanya dua perusahaan di desa Kertasari kecamatan Taliwang ini disebut ilegal oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). “Dua perusahaan itu bagi kami ilegal,” tegas kepala BLH KSB, H. Usman HI, Sabtu. Status ilegal menurut Usman pantas disandang kedua perusahaan tersebut. Selama ini perusahaan yang telah mengkavling puluhan hektar lahan di desa Kertasari itu tidak pernah menghadap ke BLH untuk mengurusi UKL/UPL-nya. “Terutama Whales & Waves kami tidak tahu sama sekali, karena tidak pernah datang. Kalau WKB pernah tapi tidak juga mengajukan permohonannya. Padahal kami sudah pernah menyuratinya,’” sesalnya. Apa yang dilakukan perusahaan itu memang menyalahi aturan, sebab meski belum memiliki UKL/UPL tetapi sudah melakukan aktivitas pembangunan. PT WKB sendiri di lahan yang dimilikinya telah membangun sejumlah fasilitas pariwisata seperti akses jalan sepanjang ratusan meter, bangunan semi permanen yang langsung berhadapan dengan pantai serta beberapa bangunan lainnya. Demikian pula dengan W&W, perusahaan yang berada di bagian timur desa Kertasari itu saat ini juga sudah membangun sejumlah fasilitas di lahannya. Usman mempertanyakan, bagaimana kedua perusahaan tersebut bisa melakukan aktivitas pembangunan tanpa sebelumnya mengurusi UKL/UPL-nya. Padahal sesuai aturan tanpa dokumen kajian yang bakal menjamin kerusakan lingkungan dari aktivitas perusahaan itu patut dipegang perusahaan sebelum melakukan aktvitasnya. “Urutan izinnya itu sederhananya seperti ini. Pertama mereka harus punya Izin Usaha Pengelolaan Jasa Lingkungan (IUPJL), baru kemudian membuat dokumen UKL/UPL. Setelah itu mereka harus mengurus izin lainnya seperti izin usaha dan HO (gangguan). Setelah rampung baru mereka bisa melaksanakan pembangunan fisik. Urutan itu tidak bisa dibolak-balik, jadi kalau mereka sudah membangun artinya mereka menyalahi aturan,” tandas Usman. (bug)
enam bulan. Izin itu kini akan segera berakhir pada 18 Maret mendatang dan pusat belum memberikan sinyal pasti apakah akan memberikan tambahan waktu baru mengingat negosiasi seputar penerapan sejumlah kebijakan di Undang Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) belum menemui titik
kesepakatan antara pemerintah dan perusahaan. Menurut Natsir, daerah pastinya memiliki kepentingan untuk menjamin keberlangsungan operasional PT NNT. Sebab keberadaan perusahaan memberikan kontirbusi positif bagi pembangunan daerah. “Kita harus akui daerah ini dapat keuntungan dari perusahaan itu. Karena itu kita harus
punya komitmen juga untuk menjaga investasi di daerah,” timpalnya. Salah satu yang diharapkan dari perusahaan dapat lebih maksimal dijalankan adalah kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR) – tanggung jawab sosialnya. Natsir mengatakan, program itu saat ini telah dijalankan oleh PT NNT, namun ke depan diminta agar lebih ditingkatkan lagi. Selain ditingkatkan, ada keinginan DPRD agar dilibatkan dalam prosesnya. Terutama dalam pembahasan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) tahunan PT
NNT, khususnya soal CSR perusahaan. “Selama ini sebagai referensi keterwakilan masyarakat kami tidak pernah dilibatkan. Semua dilakukan langsung di pusat,” timpalnya seraya mengaku, pihaknya telah menyampaikan hal ini kepada Kementerian ESDM. “Kami juga sampaikan keinginan ini melalui Kementerian (ESDM). Dan mereka menyanggupi. Nanti pembahasan di provinsi kami akan dilibatkan sebelum hasilnya dibawa ke pusat,” urai politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Masih dalam surat yang dis-
ampaikan ke Kementerian ESDM itu, DPRD KSB juga kata Natsir menyinggung soal rencana pembangunan pabrik Smelter yang dituntut pemerintah kepada PT NNT. Untuk ini DPRD bersikap jika pabrik pemurnian konsentrat (hasil tambang) itu sepatutnya dibangun di KSB di mana selama ini PT NNT melakukan aktivitas penambangannya. “Alasan kami tentu jelas. Kita ini adalah daerah penghasil, maka sepatutnya pabriknya di bangun di sini,” tegasnya. “Kita juga sampaikan soal Smelter itu. Kita ingin agar di bangun di daerah kita,” imbuhnya. (bug)
Pengembang Perumahan di Sumbawa Bayar Ganti Rugi Sumbawa Besar (Suara NTB) Proses pembangunan perumahan Samawa Regency yang beberapa waktu lalu menuai permasalahan, kini sudah mendapat titik temu. PT. Abasa sebagai pengembang perumahan memastikan pembangunan tersebut akan dilanjutkan. Hal tersebut diungkapkan pengembang sekaligus menjawab kekhawatiran para debitur yang meragukan proyek pembangunan yang tidak kunjung selesai. Direktur PT. Abasa, Amrullah, Sabtu (14/3), mengakui kelanjutan pembangunan tersebut dilaksanakan mulai bulan ini. Para debitur sebelumnya protes terkait pembangunan perumahan yang tak kunjung selesai sejak 2012 silam. Dalam pertemuan ketiga antara PT. Abasa dengan ratusan debitur yang berlangsung di Polres Sumbawa, Sabtu (14/3), tercapai sebuah kesepakatan. Debitur yang menuntut janjinya sejak dua bulan sebelumnya kini terjawab sudah dengan pernyataan kesiapan PT. Abasa melanjutkan pembangunan perumahan tersebut. Bahkan bagi yang mengundurkan diri dan meminta uangnya kembali, dalam pertemuan tersebut sudah disediakan uang yang akan dikembalikan. “Insya Allah mungkin dalam bulan ini sudah mulai untuk kegiatan kelanjutan pemban-
gunan, sesuai dengan program yang kita rencanakan sampai 5.000 unit. Intinya kita siap melanjutkan lagi,” tandas Amrullah. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan suratsurat IMB. Selama dua bulan terakhir, IMB yang sudah diurus baru 750 unit. Dijelaskan, debitur yang menarik diri dari pembangunan perumahan, akan dikembalikan uangnya tanpa ada potongan sepeserpun. Sekitar 1,4 miliar uang yang akan diberikan kepada debitur yang menarik diri akan dikembalikan sesuai dengan daftar jumlah yang diberikan sebelumnya. Diketahui yang terdaftar menarik diri sebanyak 182 orang, sedangkan yang mendaftar sebelumnya 935 orang. Jadi ada sekitar 750 orang yang masih melanjutkan untuk pembangunan. Dalam pembangunan tersebut, pihaknya sudah bekerjasama dengan Bank BTN. Selain itu diperjelas kepada debitur untuk tidak menghawatirkan keabsahan tanah perumahan regency tersebut. Khusus yang sudah mengundurkan diri dan mengambil uangnya, kemungkinan pihak perusahaan tidak menerima untuk mendaftar kembali, sesuai dengan surat pernyataan yang tidak akan mendaftar lagi sebagai debitur. Kapolres Sumbawa, AKBP Karsiman, menegaskan
(Suara NTB/ind)
GANTI RUGI - Suasana pertemuan yang difasilitasi Kapolres Sumbawa antara PT. Abasa dengan debitur yang menuntut ganti rugi, Sabtu. para debitur yang meminta uangnya kembali pihaknya memastikan uang tersebut akan dikembalikan sesuai dengan dana yang dikeluarkan. Terhadap yang sudah menerima uangnya tidak diberikan kesempatan untuk mendaftar perumahan.
Pilkada Sumbawa
M. Jabir Melamar ke Sejumlah Parpol Sumbawa Besar (Suara NTB) Setelah sekian lama “hilang” dari peredaran dan hiruk - pikuk politik Sumbawa, mantan Wakil Bupati Sumbawa yang juga Ketua MPP DPW PAN NTB, M. Jabir, S.H, M.H, turun gunung. Diusung sebagai bakal calon Bupati oleh PAN, dia melamar ke sejumlah partai politik (parpol) untuk dicalonkan pada Pilkada Sumbawa tahun ini. M. Jabir memulai proses dan tahapan politiknya dengan melamar ke Partai Demokrat dan Partai Gerindra, Minggu (15/3). Didampingi Ketua DPD PAN Sumbawa, Burhanuddin Jafar Salam ,S.H (BJS) dan Sekretaris Lukmanul Hakim, S.AP, serta segenap pengurusnya. Menggelar silaturrahim politik sekaligus penyerahan berkas lamaran. Jajaran Pengurus Partai Demokrat dan Partai Gerindra pun menyambut positif M. Jabir dan berharap menjalin koalisi dengan PAN yang mengusung M. Jabir sebagai bakal calon Bupati. Seperti disampaikan Ketua DPC Demokrat Sumbawa, Syamsul Fikri, S.Ag, M.Si, merasa bangga dengan lamaran M. Jabir. Sebagai sosok dengan rekam jejak yang pernah merasakan kemenangan dalam Pilkada dan pernah menjadi Wakil Bupati. PAN dan Demokrat juga satu warna, samasama biru. Hubungan emosional dengan Ketua DPD PAN Sumbawa, BJS juga sudah lama terjalin. Pernah sama-sama di Komis I DPRD Sumbawa mengkritisi kebijakan tidak populer Bupati dan Wakil Bupati. Nantinya berkas lamaran M. Jabir sebagai calon Bupati akan proses Tim Penjaringan Partai Demokrat. Untuk selanjutnya diserahkan ke Tim Tujuh. “Namun apapun keputusannya nanti, PAN telah mengucapkan Assalamualikum dan Demokrat menjawab Waalaikumsalam. Saya juga bisa menjadi calon Wakil Bupati dari Demokrat,” terang Fikri. Hal senada juga disampaikan Ketua DPC Gerindra Sumbawa, H. Irwan Rahadi,
(Suara NTB/arn)
SERAHKAN BERKAS - Suasana penyerahan berkas bakal calon Bupati dari PAN, M. Jabir kepada Ketua DPC Demoktrat, Syamsul Fikri. S.T saat menerima lamaran M. Jabir bersama DPD PAN Sumbawa. Tentunya semua partai memiliki mekanisme penjaringan bakal calon. Berdasarkan usulan dari bawah inilah, DPP Gerindra yang nantinya akan memutuskan. Bahkan Gerindra juga berencana “balas pantun” dengan melamar ke PAN. “Saya pribadi juga lahir dari rahim yang sama dengan Pak Jabir dan Pak BJS (dulu H, Irwan Rahadi adalah kader PAN sebelum bergabung ke Gerindra,’’ ujarnya. Calon Bupati dari PAN ini, M. Jabir, S.H saat mendaftar di partai dimaksud menyatakan, proses lamaran ini tidak pernah direncanakan sebelumnya. Mengalir begitu saja secara alami serta diterima dengan hormat. Pihaknya pun merasa tersanjung dengan sambutan kedua partai. Apalagi hubungan silaturrahim dengan Syamsul Fikri dan H. Iwan selama ini tak pernah putus. Bukan hubungan yang tiba-tiba dengan Syamsul Fikri yang dulu pernah bersama-sama di lembaga Legislatif dan di Panitia Anggaran. Jadi, meski masih muda, Fikri relatif telah cukup berpengalaman dalam politik. Riwayat historis PAN dan Demokrat juga sudah tak terbantahkan. Koalisi di pusat, daerah hingga cabang dan sudah saling mengenal satu sama lain. Apalagi dulunya Jabir juga pernah berpasangan dengan Nanang Samodra sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, yang kini menjadi kader Partai Demokrat. Pihaknya juga yang mengenalkan Nanang dengan kader Demokrat di DPP. Begitu pula dengan keluarga besar Syamsul Fikri juga sudah lama dikenalnya. “Kami mohon doa restu atas niat baik ini untuk
kemajuan daerah kita. Datang secara resmi untuk mendaftar melalui Partai Demokrat yang memiliki modal figur Syamsul Fikri, politisi muda yang enerjik,” pujinya. Pada kesempatan tersebut, baik saat di Demokrat ataupun di Gerindra, M. Jabir menekankan pentingnya proses rekrutmen bakal calon di Parpol secara benar dan dibuka seluas-luasnya bagi siapapun yang berminat menjadi pemimpin di daerah ini. Sebab tanpa proses rekrutmen yang baik, maka masyarakat tidak akan tertarik dengan Pilkada. Seperti yang terjadi selama ini, masyarakat tidak mendapat apa-apa dari proses pergantian pemimpin yang dihasilkan lewat Pilkada. Hanya dinikmati segelinter orang yang dekat dengan penguasa. “Jangan sampai Pilkada di Sumbawa kalah menariknya dengan demam batu akik,” kata M. Jabir sedikit berseloroh. Seraya menganjurkan pemimpin harus dilahirkan dari proses yang baik yang memberi harapan dan gagasan besar bagi kemajuan Sumbawa. Sementara itu, Ketua DPD PAN Sumbawa, BJS menambahkan tadisi politik seperti sangat baik dan sesuai dengan tradisi masyarakat Sumbawa. Datang melamar dan membangun silaturrahim. Pendaftaran ke Demokrat dan Gerindra menjadi yang pertama bagi PAN. Tradisi ini harus tetap dilakukan agar melahirkan pemimpin yang santun dan bisa membawa Sumbawa ke arah yang lebih baik.. (arn)
Dari ratusan debitur yang berada di Polres, Karsiman tidak bisa memastikan jumlah pasti yang mengundurkan diri untuk meminta uangnya kembali, karena dari yang datang dibagi dua puluh orang dalam sehari, dan belum bisa dipastikan yang meminta uang
dan melanjutkan pembangunan. “Belum pasti semua yang mengundurkan diri, tergantung para debitur, ini kan di tanya satu persatu. Kalau minta uang, uangnya sudah ada, yang melanjutkan akan tetap dilanjutkan pembangunannya,” tukas Karsiman. (ind)
Tujuh Perusahaan Tambang Miliki Izin di KSB Taliwang (Suara NTB) Selain PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), terdapat enam perusahaan lainnya yang saat ini memegang izin untuk melakukan kegiatan pertambangan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Berdasarkan data Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat, keenam perusahaan itu masing-masing PT Indotan Sumbawa Barat (ISB), PT Sumbawa Barat Sejahtera Bersama (SBSB), PT Cagar Alam Lestari (CAL), PT Husni Lee Mining (HLM), CV Bumi Nusantara dan PT Tiang Bulaeng Perkasa (TBP). Dari keenam perusahaan ini, PT HLM-lah yang telah melakukan kegiatan operasi produksi. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan Mangaan ini, di blok konsesinya yang berada di kecamatan Jereweh ini tercatat telah beberapa tahun melakukan kegiatan produksinya. Sementara di blok konsesi di wilayah kecamatan Sekongkang, perusahaan ini baru memegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi. Kepala Bidang (Kabid) Pertambangan, Idham Halid, ST menyebutkan, dari keseluruhan perusahaan yang telah memegang izin, baru dua diantaranya yang telah melakukan kegiatan operasi produksi. Kedua perusahaan itu ad-
alah PT NNT dan PT HLM di blok kecamatan Jereweh. “Ada delapan blok konsesi yang dikuasai tujuh perusahaan Dua diantaranya sudah menghasilkan, yakni Newmont dan Husni (blok Jereweh),” terangnya. Dari delapan perusahaan tersebut, luas total wilayah pertambangan yang ada di KSB seluas 135.293,73 ha. Idham mengatakan, potensi pertambangan yang dimiliki KSB dan selama ini banyak dilirik oleh investor adalah pertambangan emas tembaga dan batu Mangaan. “Kita juga punya potensi pertambang lainnya. Tapi sementara yang paling ekonomis untuk dikelola dan dilirik investor yang sudah memegang izin adalah emas tembaga dan mangaan,” paparnya. Idham menyebutkan, berdasarkan peta wilayah IUP KSB, masih terdapat dua blok besar yang sejauh ini belum masuk dalam wilayah konsesi perusahaan yang sudah lebih dulu memegang izin. Yakni di sebagian kecamatan Jereweh dan Brang Ene serta di blok kecamatan Poto Tano. Di kedua blok itu, potensi bahan tambang yang dimiliki adalah emas dan tembaga. “Daerah kita ini memang benar-benar daerah tambang. Sebab di semua kecamatan kita punya potensi untuk ditambang,” pungkasnya. (bug)
(Suara NTB/bug)
IUP - Peta Izin Usaha Pertambangan (IUP), baik IUP eksplorasi maupun IUP eksploitasi di Kabupaten Sumbawa Barat.
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
(Suara NTB/ula)
Iksan Macora
SUARA PULAU SUMBAWA
Halaman 7
(Suara NTB/ula)
Ismul Rahmadin
Partai Demokrat Tetap Objektif Tentukan Cabup Dompu (Suara NTB)Partai Demokrat Kabupaten Dompu telah resmi menutup masa pendaftaran bakal calon Bupati (cabup) dan delapan bakal calon yang kembalikan berkas dari 11 yang mendaftar. Amanat partai untuk memprioritaskan kader, Partai Demokrat akan tetap objektif dalam menentukan calon. Hasil uji publik dan elektabilitas calon diantara penentu arah dukungan. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Dompu, Ismul Rahmadin, S.Pdi kepada Suara NTB, Sabtu (15/3) mengungkapkan, amanat partai pada Pilkada akan memprioritaskan kader. Kendati memprioritaskan kader, tapi tergantung elektabilitas kader. Ketika elektabilitas kader tidak mampu memenangkan Pilkada, tentu partai akan melihat calon eksternal yang memiliki kompetensi dan elektabilitas yang akan diusung. “Sebelum diputuskan siapa yang akan diusung, partai akan melakukan survei terhadap bakal calon oleh lembaga survei nasional,” terangnya. Bila hasil survei elektabilitas kader belum bisa di posisi calon Bupati, Ismul mengatakan, pihaknya akan menempatkan kadernya di posisi bakal calon wakil Bupati dan itu sudah menjadi keputusan partai. Tentu, karena Partai Demokrat hanya memiliki dua kursi DPRD dari enam kursi yang disyaratkan untuk mengajukan bakal calon Bupati di Dompu, harus berkoalisi dengan partai lain. “Minimal orang kedua jika elektabilitasnya kurang, itu sudah menjadi keputusan partai,” kata Ismul. Dr. Abdurrahman Abdullah, MA, mantan anggota DPR RI dari Partai Demokrat dapil NTB merupakan satu-satunya kader Demokrat yang mendaftar sebagai bakal calon Bupati Dompu saat pendaftaran dibuka. Sementara bakal calon Bupati lainnya yang mendaftar diantaranya, M. Ridwan, SIP (Jakarta), Drs H. Bambang M. Yasin (Dompu), H. Syaifurrahman Salman, SE, M.Si (Dompu), Syaiful Anwar (Mataram), Jaenal Arifin, S.Pd (Dompu), dan H. Mulyadin, SH, MH. “Kisman Pangeran, M. Amin, dan Abdul Haris Basri sampai penutupan pendaftaran tidak mengembalikan berkas pendaftarannya,” ungkap Ismul. Sekretaris DPC Partai Demokrat Dompu, Iksan Macora, SH pada kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya sudah menutup pendaftaran dan selanjutnya akan mempelajari berkas bakal calon yang telah diserahkan. “Dalam sebulan ini, kami tim lima akan mendatangi bakal calon Bupati untuk melakukan klarifikasi dan pendalaman terhadap visi misi serta lainnya,” ungkapnya. Hasil klarifikasi pada masing-masing calon, Ismul mengatakan, pihaknya akan bawa ke tim tujuh yang terdiri dari dua orang dari DPC, dua orang dari DPD, dan tiga orang dari DPP untuk pembahasan lebih lanjut. “Pada tahap ini akan dilakukan survei dan uji publik sebelum diputuskan siapa yang akan diusung,” terangnya. (ula/*)
Tinggalkan Jabatan PNS
Maju sebagai Bakal Cabup Dompu Dompu (Suara NTB) Bakal calon Bupati (Cabup) Dompu, H. Mulyadin, SH, MH yang juga sebagai pejabat di lingkup pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) merasa yakin atas perjuangan yang dirintisnya selama tiga tahun terakhir sehingga bisa memenangkan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2015. Keyakinannya itu membuatnya legowo untuk meninggalkan karirnya sebagai PNS dan pejabat di Pemda Lobar. Saya bersiap diri ini sudah tiga tahun. Tidak (Suara NTB/ula) gampang meninggalkan H. Mulyadin jabatan PNS,’’ katanya, seraya menambahkan, masa kerjanya masih 11 tahun. Dia merasa yakin apa yang dibangun selama tiga tahun akan mengantarkannya menjadi Bupati Dompu,” tegas H. Mulyadin kepada Suara NTB usai mendaftarkan diri ke Partai Demokrat, Sabtu (14/3). Namun proses pengunduran dirinya sebagai PNS, lanjut Mulyadin masih berproses. Apalagi itu menjadi salah satu syarat yang wajib baginya sebagai PNS bila ingin mencalonkan diri sebagai Bupati. “Komitmen saya untuk mundur dari jabatan dan PNS. Saya yakin lillahi ta’ala, saya melepas jabatan saya demi daerah saya, Dompu. yakin akan sukses,” katanya. Mulyadin mengaku memiliki visi misi membangun Dompu mulai dari Desa dan itu sudah dituangkannya dalam buku visi misinya. Ia pun siap memperdebatkan visi misinya tersebut dengan bakal calon Bupati dan pihak manapun. “Kami memiliki konsep yang jelas untuk membangun dan siap diperdebatkan dengan siapapun yang ingin mengujinya,” terangnya. Selain Partai Demokrat, H. Mulyadin juga telah mendaftar ke beberapa partai diantaranya Partai Golkar, PKS, PKB, Partai Nasdem, PPP, PDIP dan Partai Gerindra. Dirinya pun siap mengikuti proses yang dilakukan partai. (ula)
(Suara NTB/use)
BUAH GAROSO – Nur’aini dan pedagang lainnya menunggu calon pembeli buah garoso yang dijualnya di perempatan jalan komplek pertokoan Kota Bima, Minggu (15/3).
Pedagang ’’Garoso’’ Mulai Penuhi Jalan di Bima Kota Bima (Suara NTB) Para pedagang buah garoso atau yang lebih dikenal dengan buah srikaya kini mulai memenuhi jalan-jalan di Kota Bima maupun Kabupaten Bima. Hal ini menandakan jika buah yang terasa legit dan manis ini sudah mulai musim panen. Buah garoso yang merupakan buah khas Bima ini bersanding dengan banyaknya penjual buah durian yang tengah musim. Salah satu penjualan titik buah garoso bisa ditemui di perempatan pertokoan Kota Bima di Jalan Gajah Mada. Di situ para pedagang yang umumnya ibu-ibu duduk berjejer di hadapan tumpukan garoso yang masih berwana hijau segar. Pelan tapi pasti, para pengendara berhenti untuk membeli. Salah seorang pejual, Nur’aini (33) yang ditemui menyebutkan jika buah garoso memang tengah memasuki musimnya. Seperti tahuntahun sebelumnya, dia dan ibuibu lain menjajakan buah tersebut di lokasi setempat. Karena lokasi tersebut me-
mang ramai oleh kendaraan yang melintas. Tentunya, dengan banyaknya kendaraan yang melintas akan semakin banyak garoso yang laku. “Dari dulu memang kita berjualan di sini,” katanya, Sabtu (14/3). Untuk buah-buah yang dijual, dia tak perlu berkeliling untuk mencari. Pasalnya, stok garoso tersebut sudah ada yang mendrop yakni pengumpul yang sudah menjadi langganan. Buahan garoso ini dikumpulkan di pegunungan Ni’u, Panda, Sila, Kabupaten Bima dan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima. Modal para pedagang tersebut pun bervariasi, ada yang bemodalkan Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta. “Kalau saya modalnya cuma Rp 300 ribu, itu bisa dapat empat ember besar,” terang warga Tolotongga, Kota Bima ini. Namun garoso jualan mereka harus bisa habis dalam satu atau dua hari karena masa matangnya yang sangat singkat. Selebihnya, jika terlalu lama garoso akan menjadi lembek dan mudah hancur.
Buah garoso di sana tidak dijual per kilo melainkan dijual per buah. “Kalau sudah lembek sudah tidak ada yang mau,” ujarnya. Diakuinya, berjualan buah garoso memberi keuntungan. Namun terkadang jika terlalu banyak, bukannya untung, malah rugi karena banyaknya saingan. Hal ini pun disiasatinya dengan tidak terlalu banyak mengambil stok. “Tapi kebanyakan untungnya sih,” akunya. Pedagang buah garoso tidak hanya di titik tersebut. Di sepanjang perbatasan perbatasan Kota Bima dan Kabupaten Bima (kawasan Ni’u hingga Panda) berjejer para penjual buah dimaksud. Buah srikaya yang merupakan tanaman asli daerah tropis ini rupanya memiliki banyak khasiat. Kandungan yang ada di dalamnya bisa mencegah asma, mengontrol kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, memperkuat tulang hingga menurunkan kolesterol jahat. (use)
Jumhariah Bantah Kerjakan Proyek UMKM Kota Bima (Suara NTB) Menyusul adanya laporan dari LSM ke Polres Bima Kota terkait dugaan penyimpangan pengadaan bantuan UMKM, Jumhariah membantah. Bahkan, tak terima karena merasa nama baiknya dicemarkan, Jumhariah pun melaporkan balik oknum Ketua LSM dimaksud ke Polres Bima. Ditemui di kediamannya, dia menuturkan sangat keberatan atas laporan yang dilayangkan terhadap dirinya seperti yang diberitakan sejumlah media. Dikatakannya, tiga CV yang mengerjakan proyek dimaksud bukan CV dirinya. Yang dia tahu hanya satu CV, yakni CV Zafira, di mana suami pemilik CV merupakan adik kandungnya. Dia pun merasa heran dirinya dikaitkaitkan dengan pengadaan dimaksud. Sebab sepengetahuannya, dia hanya dititipi barang oleh adiknya tersebut karena tidak cukup tempat. “Karena dia tidak punya cukup tempat, jadi dia titip di tempat kita,” terangnya. Sementara itu, dia juga keberatan jika dirinya dikaitkaitkan dengan suaminya yang merupakan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Bima. Bahkan, hampir tiga tahun menjabat sebagai kepala dinas, dia tak pernah mengunjungi suaminya di kantor. “Sampai sekarang saya tidak pernah tahu di mana ruangan kerja suami saya,” ujarnya. Lantaran keberatan dirinya dikaitkan dengan proyek pengadaan alat-alat bantuan tersebut, dirinya pun melaporkan ke aparat Polres Bima Kota pada Minggu (15/3) pagi. Sebab, apa yang dilaporkan Ketua LAKI tidak benar. Bahkan dirinya menduga jika hipotesa LSM, di mana telah
(Suara NTB/use)
KLARIFIKASI - Jumhariah didampingi suami saat memberikan klarifikasi terkait laporan LSM ke polisi soal dugaan penyimpangan yang diarahkan kepadanya. terjadi dugaan korupsi sarat nuansa politis di mana berkaitan dengan keluarga besar Walikota Bima. Ditekankannya memang benar dia merupakan adik kandung H. Qurais H. Abidin dan H. A. Rahman H. Abidin, namun bukan adik Walikota dan Wakil Walikota. Persoalan apa pun yang terjadi dengan kakaknya dalam kaitan dengan jabatan tentunya tidak perlu mengikutsertakan keluarga besarnya. Untuk itu, karena merasa nama baiknya telah dicemarkan, dia kembali menegaskan jika dirinya telah menempuh jalur hukum dengan melaporkan Ketua LAKI ke aparat Polres Bima. Menurut Jumhariah, kasus ini tidak hanya dilaporkannya ke Kepolisian. Terkait kasus ini, pihaknya juga telah mengadukan ke Ketua PWI Bima terkait pemberitaan salah satu media lokal di Bima yang dinilainya tidak imbang. Bahkan rencanannya, aduan yang sama juga akan dilayangkan ke Dewan Pers di Jakarta.
Sementara itu, Kepala Diskoperindag Kota Bima, Ir Kaharudin yang ditemui di tempat yang sama merasa prihatin atas pencemaran nama baik yang menimpa istrinya. Namun kaitan dengan pengerjaan, Kaharudin menegaskan jika dirinya tetap profesional dan tidak pernah memanfaatkan jabatan. Menurutnya, pemenang CV tersebut bukan ditentukan oleh dirinya melainkan oleh LPSE. Itu pun bukan dalam bentuk satu paket proyek senilai Rp 400 juta. Masing-masing CV pemenang tersebut yakni CV Zafira yang mengerjakan proyek mebel senilai Rp 99 juta, CV Putri Duta Liberty senilai Rp 93 juta dengan pekerjaan konveksi dan CV Lisna Jaya. Selanjutnya, dirinya sebagai Kadis pun menandatangani serah terima barang setelah semua pihak yakni PPK, Paitia Pengadaan dan Panitia Pemeriksa Barang menandatangani di atas materai. “Panitia pemerika barang pun tidak akan menandatangani kalau ada barang yang kurang,” jawabnya. (use)
Golkar Dompu Pastikan Tidak Ada Masalah Soal Kepengurusan Dompu (Suara NTB) DPD Partai Golkar Kabupaten Dompu memastikan tidak ada masalah dengan kepengurusan dan akan mengikuti apapun keputusan pusat. Apalagi dualisme kepengurusan pasca keluarnya putusan Menkum dan HAM, langsung diselesaikan secara musyawarah mufakat. Hasil
pendaftaran bakal calon Bupati juga akan disampaikan ke pengurus Provinsi yang baru. Ketua DPD Golkar Kabupaten Dompu, Drs. H. Syafrin AM, M.Ap kepada Suara NTB, kemarin, mengungkapkan pihaknya di Dompu tidak ada masalah dengan kepengurusan. Bahkan di tingkat Provinsi, NTB termasuk yang
tidak terjadi konflik terkait dualisme kepengurusan dan diselesaikan secara musyawarah mufakat. “Pak Zaini sudah komunikasikan dengan pak Mesir,” jelasnya. Pendaftaran bakal calon Bupati yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu, dikatakan H. Syafrin, telah disampaikan ke pengurus DPD
Provinsi saat dipimpin Dr. H. Zaini Arony. Karena kepengurusan kini telah diserahkan kepada H. Mesir, pihaknya juga akan menyampaikan hasilnya ke pengurus baru. “Nanti kita akan sampaikan ke pengurus baru, karena kita hanya menjaring,” katanya. Namun bila dibutuhkan pembukaan pendaftaran baru,
H. Syafrin mengatakan, pihaknya akan membuka. Termasuk bila mereka yang masih ingin mendaftar ke Golkar, pihaknya terbuka. Apalagi Pilkada masih lama dan pendaftaran ke KPU direncanakan pada Juli 2015 mendatang. “Kalau masih ada yang mau mendaftar, kita terbuka untuk menerimanya,” jelasnya. (ula)
Program PNPM di Bima Diduga Syarat Penyimpangan Bima (Suara NTB) Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) atau Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) yang dihajatkan untuk percepatan pembangunan di desa-desa, diduga syarat dengan penyimpangan. Program yang dikerjakan oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) itu diduga banyak dilakukan pemotongan oleh oknum-oknum tertentu. Seperti yang diduga terjadi di Desa Sampungu, Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Diduga pemotongan dana program antara Rp 2,5 juta sampai dengan Rp 6 juta, tergantung kisaran besar nilai proyek. Dugaan penyimpangan itu sudah dilaporkan oleh anggota Badan Perwakilan Desa (BPD), Jufrin Tala ke Mapolsek Donggo. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bima, Ir. Nggempo, M. MT kepada Suara NTB, Sabtu (14/3) mengatakan, ada hak Dinas PU dan tim-tim koordinasi, termasuk desa sebesar 10 persen dari proyek tersebut. ‘’Ada aturan sendiri, 10 persen tersebut untuk biaya pengawasan, perencanaan dan macam-macam dan tidak melanggar aturan,” katanya. “Hal tersebut acapkali
dipertanyakan sejak dulu,” imbuhnya. Saat ditanya ada bawahannya yang diduga ikut bermain dengan konsultan dan pihak Desa, Nggempo membantah dugaan tersebut. Selama ini, kata dia, tidak ada oknum atau bawahannya melakukan pemotongan ataupun meminta uang, atau mark up (penggelembungan) di beberapa proyek yang sudah terlaksana di berbagai titik. ‘’Itu fitnah, bisa diuji dilapangan. Kita juga bisa sesuaikan dengan keadaan fisik proyek,” katanya. Akan tetapi Nggempo menambahkan, bisa saja konsultan tersebut mengambil alih karena diminta bantuan, lalu dibayarkan tenaganya. Urusan pemerintah Desa di luar Dinas PU, tidak ada hubungan dengan PU. “Ini juga ada mekanismenya sudah jelas,’’ pungkasnya. (uki)
’’Uma Lengge’’ Butuh Perhatian Pemerintah Bima (Suara NTB) Rumah lengge (uma lengge) merupakan rumah suku Bima yang masih dipertahankan oleh sebagian warga dan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen seperti padi dan jagung, terutama di daerah kecamatan Woha Kabupaaten Bima. Namun seiring perkembangan teknologi, rumah Lengge terancam keasliannya bila tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat. Warga Wawo Maria, Edi Setiawan, S.Pd kepada Suara NTB, Minggu (15/3) mengatakan keberadaan uma lengge sudah puluhan tahun dijaga keasliannya oleh masyarakat setempat. Namun keadaan sekarang ini uma lengge banyak rusak dan lapuk termakan usia dan waktu serta minimnya bahan baku utama untuk pembuatan atap uma lengge sudah sulit ditemui. Warga Wawo menyebutnya Daun Ndolo (sejenis rumput ilalang yang batangnya besar). ‘’Uma Lengge ini mudah dibuat, namun bahan baku atap ini yang sulit didapatkan,’’ katanya, seraya menambahkan, semakin hari uma lengge semakin hilang keasliannya. Kata Edi, daun ndolo hanya ada di pegunungan kecamatan Lambu Kabupaten Bima. Selain jaraknya jauh, jalan untuk menembus ke pegunungan itu sangatlah sulit untuk dijangkau sehingga masyarakat lebih memilih untuk tidak member-
dayakan uma lengge tersebut. ‘’Pernah dulu, pemerintah Kabupaten Bima melakukan budidaya, namun karena kurangnya koordinasi, akhirnya budidaya tersebut sampai dengan hari ini tidak tahu keberadaannya,” imbuhya. Edi berharap perhatian pemerintah bisa kembali dilakukan untuk bersama dengan masyarakat untuk menjaga dan mempertahankan keaslian uma lengge yang menjadi ciri khas budaya Bima, yang selalu dikunjungi oleh wisatawan asing tersebut. “Kami berharap pemerintah mau menyediakan bahan uma lengge, melihat potensi budaya dan kunjungan para wisatawan yang dapat mendongkrak pendapatan Daerah,” harapnya. Didi Rahmat, warga setempat yang mempunyai uma lengge mengatakan, untuk menangani uma lengge ini diperlukan perhatian pemerintah. “Jangan sampai budaya ini terkikis, dan keluhan masyarakat karena susahnya menyimpan hasil panen bila turun hujan akan rusak,” katanya. Lebih lanjut, Didi menyampaikan keluhan tersebut ataupun harapan itu sudah pernah di sampaikan kepada pemerintah namun sampai dengan hari ini belum terealisasi. Alternatifnya masyarakat mengunakan atap dengan genteng, juga seng, tentu akan menghilangkan keasliannya. (uki)
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Waspadai Modus ”Teman” Mataram (Suara NTB) Bisa disebut ini modus baru dalam pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), tapi sebenarnya sudah sering terjadi. Modus “teman”, Kapolsek Cakranegara Kompol I Gusti Putu Suarnaya, SH menyebut demikian. Untuk mengenali cara baru pencuri ini cukup mudah. Pelaku berusaha mendekati calon korbannya dengan cara berteman. Setelah perkenalan hitungan minggu atau bu(Suara NTB/ars) lan, pelaku agak merasa I Gusti Putu Suarnaya bebas meminjam sepeda motor karena korban tak menaruh rasa curiga. “Biasanya setelah motor dipinjam, kemudian dibawa kabur. Atau dengan cara motor dipinjam, kemudian dibuatkan kunci duplikatnya, saat ada kesempatan, motor temannya itu dibawa kabur,” demikian penjelasan Kapolsek untuk menjadi perhatian masyarakat. Utamanya para pemuda yang suka bergaul, disarankannya hati-hati memilih kawan. Tanpa bermaksud membatasi pergaulan, namun ada baiknya menurut dia selektif, jangan sampai kebablasan yang ujung–ujungnya merugi. “Jadi perlu dicatat, dalam banyak kasus, justru pelakunya adalah orang orang yang dikenal korban,” bebernya. Dalam sebulan terakhir, pihaknya menangani tiga kasus curanmor bermodus “teman”. Terakhir Pasutri yang diduga mencuri dan menggadai sepeda motor milik pelajar di Swalayan Ruby, belakangan diketahui korban dikenalnya sejak dua bulan lalu. Keakraban ini yang disalahgunakan pelaku. Bulan Februari lalu, ada dua kasus dengan modus hampir serupa, tapi uniknya diawali dengan berpacaran. Pelaku berkenalan dengan korban seorang remaja wanita yang memiliki sepeda motor. Setelah perkenalan, berujung pacaran. Situasi asmara ini dimanfaatkan juga oleh pelaku. Suarnaya mencontohkan, ketika sepasang kekasih masuk ke salah satu resto junk food di Mataram Mall. Saat korban asyik duduk sambil makan, pelaku keluar dan meminta kepada korban kunci sepeda motor. “Alasannya mau pindah tempat parkir,” ungkapnya. Namun maling memang cerdik. Setelah meminjam motor, berjam-jam lamanya tak kembali. Lacur, jangankan akan ditraktir, motor korban malah hilang. “Cinta dibuang, motor hilang,” kelakar Suarnaya. (ars)
POLHUKAM
Halaman 8
Kasus Baru dan Lama
Kejari Jadwalkan Periksa PPK, Polda Panggil Pemeriksa Barang Mataram (Suara NTB) Kejaksaan dan Direktorat Reskrimsus sebagai Aparat Penegak Hukum (APH), sama-sama punya kewenangan menangani kasus korupsi, kini sedang bekerja keras. Satu sisi Kejari Mataram sedang giat mengembangkan kasus baru bantuan rumah kumuh di Kabupaten Lombok Utara (KLU), disisi yang lain Dit Reskrimsus sedang berkutat pada kasus lama, terkait proyek Terminal Haji Bandara Internasional Lombok (BIL). Progres penanganan perkara di Kejaksaan terkait bantuan rumah kumuh itu, sejauh ini memang belum ada perkembangan signifikan. Tapi penyidik Pidsus Kejaksaan Negeri Mataram yang menyidik kasus ini, mengagendakan pemeriksaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), Drs. Taufik. Sebelumnya Taufik memang sempat dipanggil, namun berhalangan hadir. “Tapi tetap akan kami
panggil yang bersangkutan. Karena untuk mengetahui alur anggaran ini, harus ada keterangan dari dia,” kata Kasi Pidsus Kejari Mataram, Herya Sakti Saad, SH., Sabtu lalu. Guna menghadirkan PPK dari Jakarta ini, tentu butuh waktu, karena harus menunggu kesiapannya sebagai saksi. Tapi Herya meyakinkan ini tidak akan menjadi kendala, karena penyidikan kasus bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RLTLH) senilai Rp
14.775.000.000 ini tetap berjalan. Terpenting baginya, status kasus sudah ditingkatkan ke penyidikan, sehingga upaya menghadirkan saksi jika diperlukan lebih mudah. Perbuatan melawan hukum yang mengarah ke tindak pidana korupsi juga sudah jelas, hanya tinggal mengumumkan siapa pihak yang bertanggungjawab tersebut. “Perbuatan melawan hukumnya jelas. Siapa itu (tersangka)?, nanti kita lihat. Yang jelas namanya sudah kami kan-
Koramil 1606 Bangun Komunikasi Sosial
Djohan Tambah Koalisi, Tak Yakin TGB Dukung Izzul
(Suara NTB/ari)
Belum Ada Kasus Baru Pada sisi yang berbeda, Subdit III Tipikor Direktorat Reskrimsus Polda NTB masih harus berjibaku untuk menuntaskan kasus lama, terkait proyek Terminal Haji BIL senilai Rp 7,1 miliar. Alasanya Kejaksaan mengembalikan tiga dari enam berkas tersangka dalam petunjuk P19. Tiga
berkas itu untuk tersangka itu konsultan pengawas proyek. “Sekarang kami masih lengkapi berkas untuk tiga tersangka itu,” kata Kasubdit III Tipikor, AKBP Andi Hermawan, SIK. Diakui, untuk menuntaskan kasus yang ditangani Unit I tersebut memang butuh kerja keras. Selain jumlah tersangka mencapai enam orang, untuk langkah berikutnya harus berkoordinasi dengan Jaksa. Jika dinyatakan lengkap atau P21, artinya pekerjaan tuntas. Namun ketika ada kekuragan dalam dokumen P19, pihaknya harus meminta keterangan saksi lagi. Sebagaimana dalam petunjuk jaksa, pihaknya harus memanggil ahli pidana untuk didengar keterangannya. Selain ahli Pidana, akan dipanggil juga LKPP dari Jakarta. (ars)
Antisipasi Konflik Berdampak SARA
Pilkada KLU
Tanjung (Suara NTB) Bakal Calon Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), H. Djohan Sjamsu, SH, mulai melakukan langkah riil untuk menarik dukungan lebih banyak partai politik (parpol). Selain dua parpol pengusung, yakni Partai Demokrat dan Golkar, pendekatan juga dilakukan kepada beberapa parpol seperti PKS, PKPI dan Nasdem. Terhadap parpol-parpol itu, Djohan mengakui telah mengambil formulir pendaftaran calon yang disediakan. “Di PKS kita sudah memasukkan pendaftaran, di Nasdem formulirnya akan segera kita isi, dan juga PKPI. Sedangkan untuk partai-partai yang lain, kita belum melakukan pendekatan,” kata Djohan Sjamsu kepada wartawan, Sabtu (14/3). Djohan mengisyaratkan hanya akan menambah beberapa parpol saja untuk memperkuat koalisi Demokrat – Golkar yang terjalin sejak lama. dari pendekatan yang dilakukan, ketiga parpol yang ia sebutkan berpeluang akan menambah kekuatan politik koalisi Biru – Kuning. Harapannya dengan bertambahnya parpol dalam koalisi, akan memperbesar peluang untuk menguasai perolehan suara pada Pilkada mendatang. Sementara itu, menyikapi kisruh Partai Golkar terhadap keberadaan calon wakilnya, Mariadi, S.Ag., Bupati KLU ini optimis tidak akan ada masalah. Informasi yang berkembang, walaupun dualisme sudah mulai mengerucut pada kubu Agung Laksono di DPP dan Mesir Suriyadi di DPD, namun tidak akan mengganggu proses pencalonan kader dari Golkar di daerah. “Di DPP yang menang katanya kubu Agung Laksono, dan kalau tidak salah, di DPD yang ditunjuk Pak Mesir. Artinya di sini tidak ada masalah,” ujar optimis. Di sisi lain, rumor yang berkembang di mana Ketua DPD Demokrat NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, justru mendukung figur Izzul Islam yang diisyaratkan maju di Pilkada KLU, Djohan tidak serta merta khawatir dan mempercayainya. “Berita itu, sebelum saya dengar langsung dari Beliau, maka saya tidak percaya,” tegas Djohan yang juga Bupati KLU ini. Ia berpatokan pada regulasi yang ada di partai. Bahwa berdasarkan organisasi Partai Demokrat, keputusan yang ada di pusat sampai daerah (DPD dan DPC) akan menentukan langkah politik seorang Tua Guru Bajang – sapaan akrab Zainul Djohan Sjamsu Majdi. (ari)
tongi,” paparnya. Proyek yang terletak di Kecamatan Bayan untuk tiga desa itu, juga rencananya akan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menghitung kerugian negara. Meski di atas kertas pihaknya sudah bisa menaksir kerugian negara, namun tetap kembali pada ahlinya, auditor BPKP.
(Suara NTB/ars)
DIAMANKAN - Pasutri DTN (kiri) bersama suaminya ADH yang diamankan polisi karena diduga mencuri sepeda motor untuk biaya persalinan.
Untuk Biaya Persalinan
Perempuan Hamil Diduga Curi Sepeda Motor Mataram (Suara NTB) Pusing karena tidak ada uang untuk biaya persalinan membuat DTN alias Nauli Purba (19) gelap mata. Bersama suaminya, perempuan hamil ini diduga bersekongkol mencuri sepeda motor. Motor itu digadai dan dipakai biaya check up dan rencana untuk persalinan. Tapi apes, niatnya untuk persalinan lancar, justru tarhambat setelah keduanya diamankan aparat Polsek Cakranegara. Kejadian itu berlangsung Jumat (13/3) lalu. Sekitar pukul 16.30 Wita, DTN bersama suaminya ADH (20), mengambil sepeda motor Yamaha Jupiter MX di parkiran swalayan Ruby, Jalan Pejanggik Cakranegara. Modusnya, menggunakan kunci duplikat. Motor Jupiter warna merah DR 6308 CE itu kemudian digadaikan kepada BA seharga Rp 3,5 juta. “Ndak ada uang untuk chek up. Rencananya untuk biaya persalinan juga,” kata DTN menyebut alasannya menggondol sepeda motor tersebut, sembari tertunduk di ruang penyidik Unit Reskrim Polsek
Cakra, Sabtu (14/3) lalu. Saat ini DTN sedang hamil enam bulan, setelah sebelumnya menikah dengan ADH menikah sembilan bulan lalu. DTN sebelumnya sempat bekerja sebagai karyawan di Mataram Mall. Namun karena ada masalah, dia akhirnya dipecat, lantas menganggur. Karena tidak ada penghasilan, mereka pun kalap, kemudian menempuh jalan pintas dengan mengambil sepeda motor untuk dijual. Kasus itu bisa terungkap setelah korban Novi Yulianti Fazri (17) melapor ke Polsek Cakranegara beberapa jam setelah kejadian. Berdasarkan laporan itu,aparat kemudian mengembangkan penyelidikan. Petunjuk penting didapat aparat, ketika korban mengaku sepeda motornya pernah dipinjam pelaku. “Dengan informasi itu kami kemudian telusuri, akhirnya menemukan sepeda motor dengan ciri dimaksud di tangan BA. Pengakuan BA, motor itu digadai oleh pasangan suami istri ini,” kata Kapolsek Cakranega-
ra, Kompol Gusti Putu Suarnaya, SH. Dari petunjuk itu, kesimpulan mengarah kepada DTN dan ADH, lantas dilakukan penangkapan. Setelah diinterogasi, keduanya mengakui perbuatannya. “Menurut pengakuan kedua pelaku, uang ini memang akan dipakai untuk biaya cek ke dokter dan persalinan,” tuturnya. Namun apapun alasannya, mereka tetap harus menjalani proses hukum. Ditambahkan Kapolsek, modus yang dijalankan tergolong tidak asing, dengan meminjam sepeda motor milik orang dikenalnya. Karena pemiliknya tidak curiga, dimanfaatkan pelaku dengan meminjam sepeda motor tersebut, kemudian dibuatkan kunci duplikatnya. Sehingga saat korban parkir, pekaku dengan mudan mengambil sepeda motor dengan kunci yang sama. Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan pasal 363 ayat 1 ke 4 KUHP, dan hingga kemarin masih terus diinterogasi aparat unit Reskrim. (ars)
Mataram (Suara NTB) Dalam rangka membangun komunikasi awal dengan masyarakat untuk penanganan tanggap darurat terkait kriminalitas berdampak SARA, Koramil 1606 Mataram mengundang pihak Kecamatan Mataram, Sekarbela, Pagesangan, kepala lingkungan, ketua RT, Guru BK dan tokoh masyarakat Sabtu (14/3) di Kompi Koramil 1606. Tujuanya untuk membangun komunikasi sosial dengan komponen masyarakat wilayah koramil untuk merespon terkait konflik yang mengandung SARA. Kapten INF Ahmad Siswantoro mengatakan perpanjangan tangan TNI untuk mendapatkan informasi terhadap kondisi darurat harus ditingkatkan. Masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan kemasyarakatan. Langkah ini diharapkan memberikan informasi kejadian tanggap darurat yang berkembang di masyarakat. Pada kesempatan tersebut, kerjasama antara komponen masyarakat dengan pihak Koramil dalam berkomunikasi terus digencarkan. Untuk menentukan langkah bersama dalam penangangan masalah darurat yang berkembang di masyarakat
Sekarbela, Pagesangan maupun Mataram Siswantoro berharap kepekaan informasi dari masyarakat. Langkah tanggap darurat yang menjadi prioritas utama saat ini. Bagaimana mengendalikan situasi kericuhan dan kekerasan antar suku. “Pokoknya yang megandung unsur SARA itu yang paling diutamakan,” katanya. Dikatakanya, pembinaan ketahanan di bidang sosial budaya perlu difokuskan daripada yang lainnya. Sebab sosial budaya merupakan aspek kehidupan dinamis, sensitif dan rawan menyangkut SARA. Diantara unsur SARA tersebut, yang paling sensitif adalah unsur suku dan ras. Ia menekankan akan menjalin kerjasama dengan semua komponen bangsa. Termasuk yang paling mendasar yakni pada tingkat kelurahan dan lingkungan maupun sekolah. Siswantoro berharap, masyarakat mengetahui tugas dan fungsi TNI sehingga kepekaan untuk berkomunikasi perlu ditingkatkan. Karena mengatasi konflik sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat guna mencegah terjadinya disintegrasi Bangsa Indonesia, khususnya di Mataram. (rai)
(Suara NTB/rai)
DIALOG - Dialog Koramil 1606 Mataram dengan komponen masyarakat dalam Kegiatan Komunikasi sosial.
Wakapolres Lotim Minta Masyarakat Hentikan Sistem Tebus Selong (Suara NTB) Praktik sistem tebus terhadap barang curian masih marak terjadi di tengah-tengah masyarakat, khususnya di wilayah hukum Polres Lotim. Sehingga, praktik yang dikatagorikan sebagai tindakan kompromi antara pelaku dengan
korban terhadap tindak kejahatan ini termasuk ke dalam radar fokus perhatian aparat penegak hukum di Polres Lombok Timur (Lotim). Selain itu, praktik sistem tebus yang dilakukan oleh korban kepada pelaku itu juga termasuk sebagai bagian dari target Tim-
sus yang sudah dibentuk Kapolres Lotim, AKBP. Heri Prihanto, SIK beberapa waktu lalu. Wakapolres Lotim, Kompol Cahyo Dipo Alam, SIK, Sabtu (14/3) praktik sistem tebus yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pelaku pencurian barang itu merupakan langkah kurang
berani dan sudah merusak mental. Selama ini masyarakat yang menjadi korban pencurian lebih memilih sistem tebus kepada para pelaku pencurian daripada melaporkan kejadian yang menimpanya itu kepada polisi. Padahal, itu merupakan strategi baru yang dilakukan
oleh para pelaku terutama pelaku curanmor untuk membuat masyarakat tidak percaya kepada aparat kepolisian. “Jangan sampai mental kita hancur karena melanggar hukum, seperti jasa-jasa penebusan itu merupakan strategi maling. Padahal sistem tebus itu merupakan pemerasan kepada masyarakat secara halus,” ungkapnya. Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat agar jangan larut dalam permainan para pelaku curanmor itu. Karena, itu merupakan permainan dan strategi baru yang dilakukan oleh pelaku. Untuk itu, revolusi mental harus benarbenar dilaksanakan dan mental maling harus dihilangkan. Sehingga, jika masyarakat khawatir barangnya yang sudah dicuri tidak dapat kembali dengan melaporkannya ke aparat. Maka, bisa saja masyarakat melakukan pelaporan terkait praktik tebus itu, baik sesudah barang miliknya berada di tangannya atau sesudah dikembalikan. Agar aparat bisa segera bertindak memutus rantai kejahatan yang sudah diatur secara sistematis oleh para pelaku kriminalitas itu. “Katanya, kalau korban melapor ke polisi, korban diancam bahwa motornya tidak akan kembali ke tangan masyarakat,” katanya. (yon)
Jelajah
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Halaman Halaman14 9
Pantai Maluk, ’’Surga’’ Para Peselancar Pantai Maluk berlokasi di Desa Maluk, Kecamatan Jereweng, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Memang Pantai Maluk belum sepopuler objek wisata Senggigi di Lombok Barat, Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara atau Pantai Kuta ,di Lombok Tengah.Tapi pesona eksotis Pantai Maluk tak kalah. PANTAI Maluk berada di sebuah teluk di perairan Desa Maluk. Pantai ini diapit dua bukit, yaitu Bukit Mantun di sebelah utara dan Bukit Balas di sebelah selatan. Posisinya yang demikian, membuat panorama pantai ini sangat indah. Apalagi pasirnya putih yang berkilau. Wisatawan lokal banyak beriwisata ke salah satu destinasi andalan Kabupaten Sumbawa Barat ini. Pasir pantai yang putih bersih dan laut yang dangkal, diantara sekian banyak keunggulan pantai ini. Mereka yang berwisata ke sini, menghabiskan waktunya di pantai untuk berenang, bermain kano atau bermain pasir di pinggir pantai. Objek wisata ini banyak dikunjungi wisatawan lokal, karena letaknya berdekatan dengan Kota Maluk. Tidak saja menjadi destinasi wisata masyarakat lokal. Pantai Maluk kini juga digandrungi wisatawan nusantara dan mancanegara, karena ombaknya yang luar biasa. Ombaknya yang bergu-
lung-gulung da tinggi digemari peselancar. Bagi peselancar, Pantai Maluk adalah ‘’surga’’ mereka. Konon ombak di Pantai Maluk ini telah masuk dalam daftar ombak terbaik bagi peselancar dunia. Oleh para peselancar, ombak di Pantai Maluk diberi julukan Super Suck. Julukan ini diberikan karena ombak yang menuju daratan terpecah oleh sebuah tanjung. Pecahan ombak ini menggulung hingga ketinggian di atas dua meter. Ombak tersebut terus bergulung-gulung hingga seolah menyedot para peselancar yang mencoba menaklukkannya. Hanya peselancar yang piawai bermain di atas papan selancar saja yang mampu menaklukkan ombak Super Suck Pantai Maluk. Dengan ombak yang begitu menantang, tak heran jika Pantai Maluk menjadi ajang pamer kemahiran para peselancar yang datang dari berbagai penjuru dunia. Biasanya mereka datang pada saat-saat hari libur.
Maluk merupakan pantai yang menghadap ke arah matahari terbenam, yaitu barat. Hal tersebutlah yang membuat pemandangan sunset di pantai ini salah satu yang tercantik di Pulau Sumbawa. Cahaya kuning terang berubah menjadi agak keemesaan yang sangat cantik. Pemandangan tersebut mampu menghipnotis para wisatawan untuk enggan berpaling. Tidak jauh dari bibir pantai, terdapat lokasi penangkaran penyu. Penangkaran tersebut memelihara telur-telur penyu hingga menetas menjadi tukik-tukik. Untuk mengunjungi Pantai Maluk ini tidak terlalu sulit. Sarana transportasi yang dibutuhkan oleh wisatawan tersedia setiap saat. Dari Ibu Kota Provinbsi NTB, Mataram, dibutuhkan waktu sekitar enam jam untuk sampai ke Pantai Maluk. Sekitar dua jam perjalanan menggunakan feri dari Pelabuhan Kayangan Lombok. Selebihnya perjalanan ditempuh melalui jalur darat. (rak/berbagai sumber)
Gulungan ombak Pantai Maluk yang tinggi menjadikan pantai ini sebagai ’’surganya’’ peselancar.
SUNSET - Matahari terbenam (sunset) adalah salah satu satu daya tarik Pantai maluk.
Newmont Jadi ”Orang Tua Asuh” Pantai Maluk PENATAAN Pantai Maluk hingga menjadi destinasi wisata paling populer di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tidak lepas dari keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT). Perusahaan tambang yang mengelola blok Batu Hijau di Kecamatan Sekongkang ini bak orang tua asuh dari pantai yang mulai dikenal di awal tahun 2000-an ini. PTNNT memang terhitung jeli melihat potensi yang dimiliki Pantai Maluk. Pantai yang dibuka sejak ekspansi pemukiman warga Maluk akibat keberadaan perusahaan itu, secara bertahap PTNNT menata pantai ini yang akhirnya tidak sekadar dinikmati oleh warga setempat yang rata-rata pekerja di perusahaan itu. Tetapi juga menjadi area destinasi wisata daerah. Meski keberadaan pantai ini dikenal hampir bersamaan dengan masa konstruksi PTNNT sekitar akhir tahun 90-an silam. Perusahaan tambang asal Negeri Paman Sam itu baru secara serius menata pantai Maluk mulai tahun 2007. Melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakatnya (CSR) setidaknya hingga kini PTNNT telah menggelontorkan anggaran sekitar Rp 2 miliar hingga Pantai Maluk seperti sekarang ini. Dengan anggaran itu, penataan pantai pun secara bertahap dijalankan oleh PTNNT. Mulai dari membangun fasilitas pendukungnya, mengembangkan potensi pantai hingga membina masyarakat setempat untuk pengelolaan pantai sebagai kawasan wisata. Senior Specialist Media Relation PTNNT H Ruslan Ahmad menjelaskan, penataan Pantai Maluk sebagai bagian dari kegiatan CSR sudah menjadi salah satu dari sekian banyak target perusahaan dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat lingkar tambang. Karenanya Pantai Maluk terus diupayakan ditata sedemikian rupa agar tidak sekadar sebagai tujuan destinasi
wisata, tetapi di sisi lain juga untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat. “Pengembangan kapasitas (pemberdayaan) yang diberikan kepada pengelola pantai dalam bentuk pelatihan,permodalan, bantaun modal usaha bagi pedagang, pelatihan kewirausahaan, pelatihan costumer service hingga pelatihan hygene sanitasi pengelolaan makanan,” urainya. Dalam penataan Pantai Maluk, PTNNT juga melakukannya dengan melihat kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Oleh sebab itu, di beberapa fasilitas yang telah dibangun, tidak sekadar sarana hiburan tetapi juga sarana edukasi. Seperti misalnya dibangunnya turtle center atau pusat penangkaran penyu yang sekaligus juga dijadikan wadah menjalankan misi konservasi perusahaan. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) KSB, program pemerintah yang menyentuh langsung Pantai Maluk baru terjadi pada tahun 2012 silam. Saat itu dibuat Detail Engineering Design (DED) pengembangan potensi wisata pantai KSB di mana di dalamnya selain Pantai Maluk ada juga pantai Jelenga di dalam perumusan tersebut. “Program pembuatan DED-nya ada, judulnya DED pengmbangan Pantai Jelenga dan Maluk. Nah setelah itu sampai sekarang ini tidak ada anggaran lagi yang secara khusus untuk Pantai Maluk,” terang Sekretaris Dinas Parekraf KSB, Ir. M Saleh, M.Si kepada Suara NTB. Saleh sendiri tak menampik, jika salah satu alasan pemerintah tidak menganggarkan khusus pengembangan Pantai Maluk karena selama ini, karena pantai surganya para pencinta olah raga selancar itu selama ini, sudah benarbenar diperhatikan oleh PTNNT. “Semua yang sudah ada di (pantai) Maluk itu kan dibangun oleh Newmont,” pungkasnya. (bug)
FASILITAS BERMAIN- Fasilitas bermain untuk anak-anak juga disediakan di destinasi wisata Pantai Maluk.
Pantai Maluk, Destinasi Wisata Multi Aktivitas ADA banyak destinasi wisata pantai di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Namun, semua pasti setuju jika Pantai Maluk yang paling terkenal. Lokasinya yang berada dekat dengan perusahaan tambang PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dan pantai ini memiliki banyak daya tarik untuk dijadikan daftar utama tujuan bagi para penikmat wisata bahari. Sebagai salah satu destinasi wisata daerah, bisa dibilang Pantai Maluk adalah jawaranya di KSB. Pantai yang secara administratif berada di Kecamatan Maluk ini sudah hampir memenuhi kriteria ideal lokasi tujuan wisata. Sebab tidak hanya daya tariknya, tetapi penataan dan fasilitas penunjang yang dimiliki pantai ini terbilang sangat lengkap. Berbicara soal daya tarik, Pantai Maluk sebenarnya memiliki tipikal sebagaimana umumnya pesisir pantai selatan di nusantara. Ombak besar, berpasir putih, dikelilingi ngarai tebing di sisi kiri dan kanannya serta perairan yang jernih, tersuguh apik di pantai ini. Bagi para pengunjung, hal ini menjadi pemandangan yang tentu sangat didambakan karena dipastikan dapat membawa ketenangan. Penuh pesona dengan keunggulan alamnya. Pantai ini juga tak kalah dengan fasilitas yang dimilikinya. Pantai yang ditata sejak tahun 2007 ini memiliki banyak fasilitas pen-
DUKUNGAN PTNNT- Penahan gelombang ini merupakan salah satu dari sekian banyak bantuan yang disalurkan PTNNT sebagai bentuk dukungan untuk penataan destinasi wisata Pantai Maluk. dukung untuk kenyamanan pengunjung. Mulai dari lahan parkir, sarana MCK, berugaq untuk berteduh, tempat ibadah hingga tempat bermain anak (play ground). Bagi para pengunjung yang tidak membawa bekal tak perlu khawatir. Di pantai ini terdapat sejumlah warung yang menyuguhkan berbagai jenis ma-
kanan mulai hidangan khas hasil laut (seafood) hingga masakan luar daerah bisa didapati di sini. Dan soal higienitas pengunjung tak perlu khawatir. Sebab meski hanya berupa warung makan, namun pelayanannya bertaraf restoran. Dengan tipikal dan fasilitas yang dimiliki pantai ini, tak heran kemudian pengunjung bisa melakukan be-
ragam aktivitas. Mulai dari sekadar menikmati debur ombak dan semilir angin laut, memanjakan lidah dengan menu makanan yang disediakan para pedagang. Kemudian bermain pasir dan mandi hingga aktivitas olah raga air bisa dilakukan di pantai berbentuk mangkuk ini. Khusus untuk kegiatan olah raga air, yang terkenal di pantai ini adalah olah raga berselancar dan terdapat spot khususnya. Setiap tahunnya saat musim ombak tiba sekitar bulan Mei hingga Oktober, pantai ini selalu ramai didatangi para wisatawan mancanegara pencinta selancar. Di kalangan surver asing, Pantai Maluk memang lebih terkenal dengan spot berselancarnya karena beberapa model ombak bisa ditemui di sini. Kalangan surver lokal maupun mancanegara pun menyebutkan beberapa jenis ombak yang bisa muncul di perarian Pantai Maluk seperti ombak Super Suck, Norere dan Ombak Donut . Ketiga jenis ombak ini oleh para pencinta selancar diakui memiliki sensasi kesulitan yang berbeda-beda. Namun yang tersulit adalah ombak Super Suck, karena itu, Pantai Maluk di mata para peselancar luar negeri dikenal dengan pantai Super Suck. (bug)
Halaman Halaman 14 10
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Kre Alang
Ikon Sumbawa yang Harus Dilestarikan Sumbawa memiliki banyak kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi. Kerajinan tangan yang merupakan peninggalan nenek moyang ini hingga kini masih tetap terpelihara dan dilestarikan. Bahkan, kerajinan tangan ini mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di Tana Samawa. SALAH satu kerajinan tangan yang masih tetap eksis hingga kini adalah Kre Alang. Kre Alang adalah hasil kerajinan tenunan khas Sumbawa. Pusat produksinya ada di Desa Poto. Kre’ Alang menjadi ikon daerah Sumbawa besar yang perlu dilestarikan. Kre Alang merupakan hasil kerajinan tenunan berupa kain sarung berukuran lebih kecil dari sarung pada umumnya. Ukurannya setengah dari sarung biasa. Dan bedanya dengan kain tenun lainnya, Kre Alang memiliki motif yang dibuat dengan benang berwarna emas. Ke semuanya berbahan dasar benang, hanya saja dibuatkan motif dan model yang indah dengan menggunakan sesek. Dari segi teknik, pembuatannya dengan sistem gurin (lidi pembatas) . Lidi yang lebih besar pembatas dari bilahan bambu, pembatas dari penahan motif yang satu dengan motif yang lain. Hasil karya budaya Sumbawa yang di dalamnya terdapat ragam hias, menjadi pembeda dengan tenunan sejenis yang ada di daerah lain. Proses pembuatannya memakan waktu yang lumayan lama. Untuk satu Kre Alang bisa memakan waktu dua puluh hari jika setiap hari dikerjakan. Terkadang bisa sampai 1 bulan bahkan lebih jika ada pekerjaan lain yang dikerjakan. Untuk satu buah Kre Alang dijual dengan harga jutaan rupiah. Salah satu perajin yang ditemui Suara NTB di pusat kerajinan Kre Alang di Poto, Masita, menuturkan, kerajinan menenun mulai dikembangkan sudah sejak tahun 70an. Pada masa itu menggeluti kerajinan menenun Kre Alang dilakukan, karena saat itu kebutuhan ekonomi kurang mencukupi.
Dengan keahlian menenun, masyarakat Poto waktu itu bisa mencukupi kebutuhan dan membiayai hidup saat itu. Termasuk untuk biaya pendidikan. Penjualannya tidak diperkirakan . Menurutnya ketika kain tenun (Kre Alang) sudah jadi bisa langsung dijual. Tapi, kalau ada wisatawan yang berkunjung, biasanya mereka membeli Kre Alang sebagai souvenir atau cinderamata. Meski demikian, ujarnya, bahan baku Kre Alang, benang berwarna emas menjadi salah satu persoalan yang pernah dihadapi para penenun zaman dahulu. Sementara saat ini menjadi hal yang sangat mudah didapatkan. Mengingat benang tersebut sudah banyak dijual di toko-toko dan bisa diperoleh dengan harga yang cukup murah. Untuk Kre Alang ini, bahannya seperti benang, bisa semuanya didapatkan, tergantung warna yang dipesan peminat, bisa langsung didapat. Harga bahan seperti benang emas satu gulungan Rp 45.000, benang untuk satu kotak benang tenunan yang berisi dua belas gulungan Rp 15.000. Mudahnya mendapatkan bahan inilah, yang memicu para penenun untuk lebih membuat Kre Alang semakin banyak. Untuk memperindah hasil tenunan, baginya dibutuhkan ketelitian yang cukup. Selain itu untuk membuat minat seseorang terhadap tenunan Kre Alang, motifnya harus indah dan lebih rapi. Saat ini berbagai jenis motif kre alang menjadi permintaan pembeli. Kreasi para penenun pun beragam jenis, dari lonto engal, kemang satange, pusuk rebong, gili liuk dan lain sebagainya, tergantung kemampuan penenun dalam membentuk motif tersebut. (ind)
(Suara NTB/ind)
Masitah, perajin Kre Alang di Desa Poto sedang menunjukkan hasil tenunan. Untuk pembuatan satu kain Kre Alang ini membutuhkan waktu yang tidak singkat, tapi bisa sampai 3 minggu.
Masyarakat Kurang Peduli
Kre alang
berkembang baik, karena kebutuhannya hanya untuk kebutuhan acara adat istiadat dan budaya. Kalau sudah berkembang menjadi tekstil, bisa dijadikan pakaian, tas, dompet dan lain-lain, sehingga harus dikembangkan. Beberapa hasil produk pakaian dengan menggunakan Kre Alang oleh perancang Indonesia, kualitasnya masih kurang, karena masih menggunakan benang kapas yang kasar, kurang begitu menarik ketika diproduksi menjadi busana yang dipakai orang ternama di Indonesia. Kre Alang belum dipasarkan ke luar daerah, mengingat kebutuhan di dalam Sumbawa belum mencukupi. Selain itu, k a r e n a masih industri rakyat y a n g masih dilakukan dengan cara sederhana, membutuhkan proses
(Suara NTB/ist)
Sejarah Kre Alang
(Suara NTB/ind)
PENGGUNAAN kain tenunan tradisional Sumbawa, Kre Alang masih dihadapkan dengan masih kurang pedulinya masyarakat, khususnya generasi muda menggunakan pada acara-acara adat atau lainnya. Kondisi ini dikritisi tokoh adat Sumbawa Hatta Jamal. Hatta Jamal menuturkan Kre Alang merupakan salah satu ciri masyarakat Samawa dalam hal berpakaian. Dahulu, pembuatan Kre Alang merata dilakukan di Sumbawa, tenunan tradisional Sumbawa ini sangat dibutuhkan. Dibandingkan sekarang, Kre Alang hanya dipakai pada acara-acara tertentu. Dulu, ujarnya, setiap ada resepsi pernikahan, Kre Alang selalu dipergunakan Sumbawa, terlebih masyarakat Desa Poto pada umumnya. Namun semenjak tahun 1980 silam, bisa dikatakan hampir tidak ada yang menggunakannya. Sebagian besar masyarakat Sumbawa tidak terlalu memperhatikan tenunan (Kre Alang) tersebut di era sekarang. Yang dahulunya tetap menjadi pakaian adat untuk menghadiri acara adat ataupun resepsi, sudah banyak yang dijual dan diganti pakaian biasa. Masyarakat Sumbawa, ujarnya, seolah tidak begitu peduli lagi dengan adat istiadat, budaya, karena sudah terpengaruh arus globalisasi, pengaruh dunia yang semakin modern. Masyarakat cenderung ingin meniru, mengikuti pengaruh luar. Akibatnya, masyarakat yang menggunakan pakaian adat pada acara adat bisa dihitung jumlahnya. “Masyarakat itu sendiri tidak memahami adat, budaya, padahal perlu mendapat perhatian dari berbagi kalangan,” imbuhnya. Untuk itu, setiap ada pagelaran Festival Moyo, masyarakat Sumbawa diimbau tetap menggunakan pakaian adat Kre Alang, setiap acara adat-adat lainnya juga digunakan. Lembaga Adat Tana Samawa Juga pernah membuat kajian tentang pakaian adat Sumbawa yang diterbitkan dalam bentuk keputusan, ada sebelas jenis pakaian adat yang notabene salah satunya memanfaatkan hasil industri rakyat Kre Alang. Dalam bentuk Kre Alang, Sapu Alang dan Pabasa Alang (Lempang). ‘’Selain itu kita juga bisa mengurusnya sebagai hak a t a s kekayaan intelektual ke Kementerian Hukum dan HAM,’’ ujarnya. D i akuinya, Kre Alang Hatta Jamal tidak akan
yang lama dan kualitasnya belum memenuhi standar. Pihaknya mengharapkan, Kre Alang tidak hanya untuk kebutuhan adat istiadat dan budaya, tetapi perlu diproduksi untuk kebutuhan tekstil, bisa dijadikan beragam seperti baju, tas, topi dan lain sebagainya, untuk bernilai ekonomis tinggi. Seperti halnya kain tenun Bima dan songket Palembang yang sudah dipasarkan sampai luar daerah. (ind)
KRE Alang sudah digunakan sejak zaman kerajaan di Sumbawa. Dalam setiap acara adat ataupun pernikahan zaman dahulu masyarakat di Sumbawa tetap memakai kre alang. Penggunaan kre alang bisa dikatakan sebagai kebutuhan masyarakat Sumbawa dalam berpakaian adat zaman dahulu. Namun seiring berjalannya waktu pakaian adat yang digunakan bersamaan dengan Kre Alang hampir punah. Sehingga dilakukanlah upaya melestarikan kembali, yang dilakukan oleh masyarakat Desa Poto pada saat itu. Sejarahnya berawal pada awal pemerintahan orde baru. Pemerintah pusat yang pada saat itu sering melakukan kunjungan ke Sumbawa. Dan secara kebiasaan tradisional kebiasaaan orang Sumbawa menyambut tamu menggunakan pakaian tradisional. Minimnya pakaian tradisional di Sumbawa, sehingga mengharuskan para pejabat Sumbawa, baik kecamatan maupun kabupaten meminjam pakaian adat ke desa-desa. Salah satunya ke Desa Poto. Tokoh Adat Sumbawa yang saat itu juga tergabung dalam pelestari Kre Alang Haries Zulkarnaen, menuturkan, minimnya pakaian adat khususnya Kre Alang waktu itu menyulitkan bagi pemerintah. Kesulitan ini berlangsung terus menerus selama dua sampai tiga tahun sekitar tahun 1960-an. Sehingga saat itu dibangkitkanlah usaha PKK untuk belajar tenunan gedokan tradisional khususnya Kre Alang. Langkah tersebut tidak berjalan dengan mulus, Para penenun kesulitan mendapatkan benang berwarna emas sebagai salah satu unsur bahan pembuatan Kre Alang. Adalah almarhumah Siti Aminah seorang guru di SDN Poto yang merupakan salah satu penggerak PKK di desa tersebut mulai mengambil peranan. Siti Aminah banyak berkorban untuk melakukan korespondensi dengan perajin di daerah lain, seperti ke Denpasar, bahkan sampai Yogyakarta mencari toko penjual benang warna emas. Sejak saat itu, Kre Alang mulai dikenal dan mendapat perhatian serius. Tahun berikutnya mulai dilaksanakan pelatihan penenun tradisional. Pesertanya diikuti seratus orang yang tergabung dalam anggota PKK Desa Poto. Desa inilah yang pertama yang membangkitkan kembali pakaian adat. Melihat potensi dari ibu PKK tersebut, pemerintah melakukan pelatihan dan peningkatan kualitas yang dalam hal ini dilakukan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa. Berbarengan dengan itu, dibentuklah sanggar di desa-desa wilayah Kecamatan Hilir terutama Desa Poto. Setelah itu, pemerintah kecamatan pada saat itu mendeklarasikan Kecamatan Moyo Hilir sebagai Kecamatan Budaya Sumbawa pada 1 April 1986 silam. Pelatihan dan peningkatan kualitas yang dilakukan pada saat itu membuahkan hasil, Kre Alang di lestarikan bukan hanya di Desa Poto, tetapi desa-desa lain juga mulai menenun. Sehingga Kre Alang menjadi ciri khas Sumbawa yang dikenal sampai luar daerah. Kre Alang terdiri dari berbagai macam motif. Motif tersebut terlintas hanya sebagi model biasa jika di lihat masyarakat awam, khususnya orang yang berasal dari daerah lain. Jika dipandang dari segi budaya, motif-motif yang tertera di Kre Alang kaya akan makna. Secara umum motif/simbol dalam Kre Alang berarti pengejawantahan dari ekspresi budaya Sumbawa. Motif Lonto Engal, dikenal sebagai tanaman sulur dan menghasilkan umbi yang besar dengan batang yang kecil. Meski merambat tetapi tidak mengganggu tanaman lain. Hal itu menyiratkan orang Sumbawa tidak ingin merusak orang lain, hidup damai namun berisi (memiliki kewibawan, menjaga harkat dan marwah tau samawa sebagai sebuah etnik). Kedua Pusuk rebong, tajam, teman hidup orang Sumbawa, tidak berbunga, tetapi tunas. Tunas bangsa akan menjadi sangat bermanfaat sebagaimana bambu itu sendiri. Kemang satange, bunga yang bisa mengharumkan. Dalam arti, diharapkan Sumbawa akan harum seperti bunga di mata Haries Zulkarnaen daerah lain. (ind)
Halaman Halaman 14 11
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Hj. Nanik Suryatiningsih Zaini Arony
Dengar Keluh Kesah Masyarakat, Blusukan hingga Pelosok Dusun Istri Bupati Lombok Barat, Hj Nanik Suryatingsih Zaini Arony sekaligus Ketua TP PKK Lobar tidak asing bagi masyarakat khususnya bagi para ibu. Istri bupati ini dikenal rajin blusukan melihat kondisi masyarakat hingga pelosok dusun. Baginya turun ke masyarakat termasuk tanggung jawabnya selaku istri bupati dan mengemban jabatan ketua TP PKK Lobar. HJ NANIK kepada wartawan di kediamannya menuturkan, kebiasaan turun ke pelosok tidak saja dilakukan ketika ia berstatus istri Bupati, namun jauh semenjak ia masih lajang ia kerap turun ke masyarakat. Kebiasaan ini semakin sering dilakukan setelah ia menjabat ketua TP PKK dan istri Bupati. “Kalau saya disuruh milih menghadiri undangan ke hotel atau ke dusun?, lebih baik saya pilih ke dusun. Dengan turun itu saya bisa melihat kondisi dan mendengar keluh kesah masyarakat,” tuturnya.
dialami masyarakat. Ia tidak ingin dinilai seenaknya mengemban status istri bupati dan tugas ketua TP PKK. Sebab jika suaminya diangggap gagal oleh masyarakat tentunya ia juga merasa gagal sebagai istri Bupati.
Bagi Nanik, adanya selentingan miring tentang kebiasannya turun ke masyarakat hanya sebatas pencitraan, tidak terlalu dipedulikan. Sebab baginya tugas sebagai ketua TP PKK harus dilaksanakan. Ia tak peduli meskipun dikatakan pencitraan, karena ia merasa bertanggung jawab moral selaku istri untuk turun ke masyarakat. Lantas katanya, yang perlu dipertanyakan itu jika istri bupati tidak turun kemana-mana. Menurutnya, menemui ibu yang ada di dusun adalah suatu kepuasan dan kebanggan baginya. Melihat senyum dan wajah mereka suatu hal yang sangat membuatnya senang. Maklum, ia tipikal orang yang senang bertemu dan menyapa orang lain tak memandang kelas. Dengan turun ke masyarakat, selain bisa melihat langsung kondisi masyarakat ia juga memperoleh banyak ilmu dan pengalaman. Sebab bisa bertemu masyarakat di tingkat bawah dengan bermacam-macam karakter, berbeda dengan belajar di buku. “Kalau turun ke masyarakat itu, saya temui warga bermacam karakter, bahasa, polos ini yang saya peroleh makanya merasa bangga turun ke dusun. Disamping dengan banyak turun maka banyak teman dan sahabat,” bebernya. Menurutnya keinginan turun ke masyarakat semata-mata panggilan dari hati. Baginya tanpa turun ke bawah ia tidak bisa merasakan apa yang
Ia pun berusaha menjaga diri terhadap apapun yang berkaitan dengan fasilitas suaminya. Baginya fasilitas dinas yang berhak memakainya adalah suaminya. Untuk menjaga itu ia menerapkan mulai dari hal terkecil. Contohnya, ia mengaku tak pernah mau jika diminta naik kendaraan dinas suaminya. Sebagai istri bupati dan selaku ketua TP PKK, ia menyadari dan pahami betul bagaimana memposisikan diri. Ia mengaku, dua posisi ini tidak bisa dicampur aduk dan ia harus mampu memilahnya. Tentunya sebagai istri Bupati, ia
tidak boleh intervensi kebijakan dan keputusan Bupati di kantor. Menurutnya, hal itu sangat tidak boleh ia lakukan, sebab menurutnya istri tetaplah istri tidak bisa mengintervensi kebijakan suaminya. Dilain sisi sebagai ketua TP PKK, yakni lembaga mitra Pemda yang terdepan. Lembaga ini sebagai mitra yang bisa memberikan masukan ke Pemda, jika ada persoalan yang ia temui setelah turun ke lapangan. Hal ini termasuk bagian masukan ke Pemda. Posisi PKK katanya tidak boleh mengintervensi Pemda, meskipun ia istri bupati. Perananya selaku PKK membantu mengisi pembangunan di Lobar. ‘’Alhamdulillah dengan turun ke dusun malah mau selesai dari 845 dusun sudah 710 dusun, tinggal 130 dusun lebih,” ujarnya sembari berharap agar kepimpinan Bupati terus memimpin Lobar ke depan. Baginya peran PKK juga vital di sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan dan perubahan perilaku. Salah satu tugas ke depan bagaimana menggiatkan gotong royong yang dulunya luar biasa, namun mulai luntur dengan perubahan nilai yang dikatakan modern namun masyarakat tidak siap sehingga modern pun tidak namun gorong royong juga luntur. Ia biasanya mengangendakan setiap turun ke dusun, hari senin hingga Kamis biasanya ia turun sedangkan Jumat terkadang ada pertemuan. Dalam waktu seminggu itu, ia bisa berkunjung minimal ke empat dusun. Hal berkesan selama blusukan katanya, banyak masalah di tengah masyarakat yang bisa diserap. Menurutnya, dari sekian banyak keluhan masyarakat masalah jalan, air dan lampu kerap dikeluhkan. Namun kini persoalan ini tak lagi banyak didengar berkat keberhasilan pembangunan di Lobar. (her)
Jalin Pengertian dengan Suami, Keluarga Nomor Satu
Biodata Nama Agama Alamat Suami Putra
: Nanik Suryatiningsih Zaini Arony : Islam : Dasan Tapen : H Zaini Arony (Bupati Lobar) : Nauvar Furqony Farinduan
DITENGAH kesibukannya sebagai ketua tim penggerak (TP) PKK Lombok Barat, istri Bupati, Hj. Nanik S Zaini Arony tak pernah lupa akan kewajibannya dalam keluarga sebagai istri dan ibu bagi anaknya. Meskipun hampir tiap hari “blusukan” ke dusun-dusun, menunaikan tugasnya selaku ketua TP PKK Lobar, ia selalu berupaya menyelesaikan kebutuhan keluarga terlebih dahulu. Bagi istri orang nomor 1 di bumi Patut patuh patju ini, keluarga adalah nomor satu baru yang lain. Ditemui di Pendopo, Sabtu (14/ 3) Nanik menyambut dengan hangat dan penuh senyum ramah. Hal ini ditunjukkannya kepada siapapun yang datang bertemu ke pendopo. Entah itu orang biasa hingga kalangan pejabat atas. Dalam hal berpakaian, ia tampak sederhana meskipun ia istri orang nomor satu di Lobar. Nanik menuturkan, selaku istri, kesehariannya sama seperti ibu yang lain. Tugasnya mempersiapkan kebutuhan suami sebelum berangkat ke kantor. Kebutuhan suami mulai dari makanan, pakaian hingga vitamin ia siapkan setiap harinya. Dulu, sebelum putranya menikah dan tinggal bersamanya ia tak pernah lalai memenuhi kebutuhan anaknya. Namun semenjak putranya menikah dan tinggal dengan istrinya, ia praktis tinggal berdua dan hanya mengurus suaminya. Ketika hari liburpun (sabtu minggu), wanita murah senyum ini setia mendampingi suaminya keliling ke
kecamatan-kecmatan. Terkadang ia bersama suaminya berangkat berdua, tanpa ditemani sopir dan ajudan. Bahkan karena turun diamdiam, pihak kecamatan tidak mengetahui kalau Bupati turun. Dihari libur sambungnya, ia dan suaminya sering keliing melihat jalan, kondisi irigasi dan lainnya. Pagi-pagi berangkat, terkadang ia belum sempat ganti pakaian dan masih menggunakan pakaian daster dan terkadang belum sempat pakai jilbab. Ditengah perjalan, biasanya ia ngobrol santai dengan suaminya sembari bernostalgia mengingat zaman muda (ketika pacaran). “Itu salah satu cara kami refreshing,” imbuhnya. Apakah kesibukan sebagai ketua TP PKK tidak menggangu dirinya dalam melayani suami?, menurut Nanik, dari dulu ia berupaya memupuk kebiasaan mendampingi suami ketika diperlukan entah menenami ketika makan, ketika ada kegiatan lain yang memerlukan kehadirannya disamping suami. Ia sangat tahu betul jadwal kegiatan suaminya, mulai di kantor maupun di luar kantor. Begitu pula kegiatannya, juga disampaikan ke suaminya. Semisal ada kegiatan PKK di lokasi yang jauh, ia pun menyampaikan ke suaminya. “Tapi kalau bisa saya dampingi suami saya makan, saya akan berupaya mengejar,” katanya. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini terus dijaganya sejak pertama kali menikah dengan suaminya, ia berupaya memelihara
dan memupuk kebiasaan itu. Kebiasaan ini pun amat dirasakan oleh dia dan suaminya, ketika makan sendiri-sendiri dirasakan ada yang kurang. Karena itu, ia berupaya mendampingi suaminya ketika makan, termasuk ia memperhatikan saat suaminya berpakaian. Dalam hal makanan pun ia berupaya mengontrol, meskipun tak sepenuhnya ia bisa memasakkan suaminya karena untuk urusan memasak ia dibantu pembantu. Namun ia mengontrol setiap makanan yang dikonsumsi suaminya, hingga bagaimana makanan itu disajikan di atas meja. Diakui, selama mendampingi Bupati banyak keluh kesah yang dihadapi. Ketika ada masalah daerah yang ditemui ketika turun ke dusun-dusun diobrolkan. Apa yang dialami dan ditemuinya di lapangan ia ceritakan ke suaminya. Begitu juga suaminya sering cerita kepada dirinya. Tentunya, tujuan saling memberi informasi supaya aspirasi masyarakat yang dikeluhkan bisa sampai ke Pemerintah. Bagi dirinya, keluarga adalah nomor satu tak bisa tergantikan. Meskipun ia dan suaminya memiliki peran masing-masing, suaminya sebagai Bupati dan ia juga beperan di TP PKK namun ia dan suaminya tidak pernah egois. Mereka saling isi dan kerjasama satu sama lain. Ketika suaminya sibuk, ia berusaha memahami tugas dan tanggung jawab suaminya sebagai Bupati. Ia memposisikan dirinya sebagai istri sekaligus bekerja membantu suaminya. (her)
Halaman Halaman 14 12
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Malam Ajaib Riki Oleh Kak Aan MALAM ini begitu sunyi. Riki sangat gelisah. Ia tak kunjung mengantuk. Ibu dan ayahnya telah lama tertidur di kamar mereka. Tinggal Riki sendirian di kamarnya, dan ia tak juga bisa tidur. Jelas sekali ada sesuatu yang sedang ditunggunya. Tik.. tok.. tik.. tok... Dalam suasana sunyi itu, suara jam dinding di kamarnya terdengar cukup jelas. “Sepertinya sebentar lagi,” ujar Riki. Sambil menerawang jendela kamarnya, Riki kembali mengingat cerita paman Tobi tadi siang. Paman Tobi seorang petualang sejati. Karena senang bertualang, pamannya yang aneh itu jarang sekali bertemu dengan Riki. Tapi, sesekali dalam beberapa tahun, Paman Tobi akan berkunjung ke rumahnya dan menceritakan petualangan-petualangannya yang seru dengan kisah-kisah ajaib. “Petualangan telah membawa Paman bertemu dengan banyak mahkluk ajaib. Ada kura-kura ajaib, kurcaci-kurcaci, juga kuda yang bersayap dan bertanduk. Aku bahkan pernah menaiki kuda itu untuk mengejar seekor naga yang jahat. Semua itu hanya bisa kautemui jika kau berani bertualang, Riki,” ujar Paman Tobi saat dijamu di meja makan siang tadi. Namun, ayah dan ibu Riki tak pernah mempercayai Paman Tobi. Menurut mereka, Paman Tobi tidak pernah berhasil membuktikan cerita-cerita anehnya. “Hmm... mungkin Paman Tobi hanya membacanya dalam buku-buku dongeng,” tampik Ayah Riki. Paman Tobi tertawa mendengar kata-kata ayah Riki. Ia lalu tersenyum dan berkedip kepada Riki. Saat ayah dan ibunya pergi, Paman Tobi berbisik pada Riki. “Percayakah kau dengan se-
mua ceritaku?” “Aku percaya Paman, aku tahu Paman tidak suka berbohong.” “Hmm.. untuk keponakan Paman yang percaya, Paman bisa menghadirkan mereka semua. Tunggulah saat sinar bulan menyentuh jendelamu,” ujar Paman Tobi. Setelah berbisik demikian, Paman Tobi langsung berpamitan dan ia pergi dengan senyum penuh makna. Tik.. tok.. tik.. tok... Bunyi jam dinding di kamarnya masih terus terdengar jelas. Sementara di luar, sinar bulan mulai menyentuh jendela kamarnya. Tidak ada apapun yang muncul dari jendela kamarnya. Tapi, tanpa diduga, sesuatu bergerak-gerak di balik selimut di bawah kaki Riki. Riki membuka selimut itu dan menemukan seekor kurakura sebesar bantal sedang mengeluarkan kepalanya. “Selamat malam, Riki,” ujar kura-kura itu. Riki terkejut bercampur takut. Ia nyaris berteriak. “Tak usah takut, Riki,” ujar sang kura-kura. Riki terkejut mendengar kurakura itu bisa berbicara. Masih sedikit ketakutan, Riki kemudian berdiri. “Naiklah ke punggungku, tutup matamu dan kau akan kubawa bertualang,” ujar kura-kura
itu. Riki mengucek matanya. Lalu, seperti perintah kura-kura itu. Ia naik ke punggungnya, dan menutup mata. Sebentar kemudian, ia membuka mata dan anehnya, di hadapannya terbentang hutan lebat. Salah satu pohon di hutan itu tampak sangat besar dan sang kura-kura mengajak Riki memasuki celah di salah satu pohon itu.
Riki mengikutinya dan mendapati di dalam celah pohon itu, ternyata hidup para kurcaci yang bertubuh mungil. Ajaib, celah pohon itu ternyata menyimpan ruangan yang sangat luas dengan belasan kurcaci di dalamnya tengah berpesta. Mereka minum sari buah anggur dan jeruk, serta memakan kue panekuk yang mengepulkan uap. Saat salah
satu dari mereka makan begitu banyak sampai terjatuh dan berguling-guling. Kurcaci yang lain tertawa dan yang lain mulai bernyanyi. Mereka sungguh makhluk ajaib yang lucu. Riki tertawa melihatnya. Riki keluar dari salah satu pintu di ruangan tempat para kurcaci itu, dan ia menemukan padang rumput yang sangat luas dengan angsaangsa berwarna putih sedang mengerami telur emas mereka. Riki berbisik dalam hati, “Paman Tobi tak berbohong, ini pasti angsa bertelur emas yang ia ceritakan kepadaku. Tapi mana kuda bersayap dan bertanduk yang ia ceritakan itu?” Baru saja Riki selesai bertanya, ia mendengar ringkikan kuda datang dari kejautan. Ia berlari ke arah padang rumput dan melihat seekor kuda putih yang gagah sedang mengepakkan sayapnya. “Ah, ini benar-benar kuda ajaib,” ujar Riki kagum. Kuda itu mendekati Riki lalu di depan Riki, ia menunduk, seolah meminta Riki menungganginya. Meski sedikit takut,
Riki naik ke punggung kuda itu dan tanpa menunggu lama, Riki langsung dibawanya terbang membelah angkasa. Angin berdesir-desir di piki Riki. Tapi ia sangat senang, meski juga sedikit takut. Ia membayangkan akan bertemu dengan naga yang jahat. “Ah, aku harus berani, seperti Paman Tobi,” ujar Riki. Namun, lama ia terbang mengelilingi hutan dan bukit, tak juga ia temui naga yang diceritakan Paman Tobi. Kuda itu akhirnya turun dan berjalan pelan mengelilingi padang rumput. “Tak ada naga,” ujar Riki lega dan tiba-tiba saja, ia merasa sangat mengantuk. Saking mengantuknya, Riki jatuh tertidur di punggung kuda itu. Saat Riki terbangun, ia tiba-tiba sudah kembali berada di kamarnya. Ia mengingat kembali petualangannya tadi malam. “Huh, sepertinya itu cuma mimpi,” ujar Riki dalam hati. Ia pun bangkit. Namun, saat hendak merapikan bantal dan gulingnya, Riki mendapati selembar kertas di balik bantalnya. Ia membacanya : Bagaimana petualangan kecilmu keponakanku sayang? Maaf kalau petualanganmu kurang lengkap. Naga yang jahat tidak muncul. Dia mungkin sedang tertidur saat kau datang. Tapi, untuk anak yang berani dan percaya, kurcaci, angsa bertelur emas dan kuda terbang sudah cukup bukan? Tertanda, Paman Tobi (*)
Rubrik belia hadir setiap pekan pada hari Senin. Kirimkan cerpen, cerita anak, dongeng atau artikel hasil kreasi kalian sendiri ke email suarantbbelia@gmail.com suarantbbelia@gmail.com. Jangan lupa dilengkapi dengan identitas diri kalian.
Diharapkan Cetak Generasi Qur’ani
Bupati Lobar Buka MTQ Ke-26 Tingkat Kabupaten Giri Menang (Suara NTB) Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke -26 tingkat Kabupaten Lombok Barat (Lobar) yang diselenggarakan di Batulayar secara resmi dibuka oleh Bupati Lombok Barat, Dr. H Zaini Arony. Pembukaan MTQ ini sangat semarak dan meriah dengan penataan panggung dan lampu yang indah. Jumlah peserta membeludak diperkirakan mencapai 500 orang lebih, ditambah tingginya animo masyarakat sekitar yang menyaksikan pembukaan MTQ ini menyebabkan jalur Senggigi sempat macet. Bupati berharap dari perhelatan MTQ ini, bukan sekedar seremonial lomba semata namun semua kafilah mampu berperilaku seperti terkandung dalam Al-Quran supaya menjadi generasi yang Qurani. Sebelum puncak pembukaan MTQ tersebut, diawali pawai kafilah yang diikuti hampir 2.000 orang peserta lebih dari 10 kecamatan. Terdiri dari kecamatan Kediri menerjunkan peserta 250 orang, kecamatan kuripan 200 orang, Sekotong 150 orang, Gerung sebanyak 250 orang, Labuapi 200 orang, Lingsar 200 orang, Gunung Sari 250 orang, ditambah Lembar sebanyak 200 orang peserta dan Batulayar dengan 1000 orang peserta. Parade pawai ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan bahwa ada perhelatan MTQ yang digelar di Batulayar. Sekaligus memperkenalkan peserta yang akan iktu lomba dalam MTQ tersebut. Selanjutnya, setelah pawai, lalu digelar pembukaan MTQ pada Sabtu malam selanjutnya diadakan kegiatan lomba-lomba. Acara pembukaan MTQ tersebut dihadiri Wakil Bupati, H. Fauzan Khalid, Ketua DPRD Lobar, Hj Sumiatun, FKPD, unsur Muspida, Muspika, 500 orang peserta lomba MTQ dari 10 kecamatan dan masyarakat dari berbagai penjuru Lobar. Sebelum dibuka secara resmi oleh Bupati, dibacakan SK dewan hakim dan pelantikan 60 orang dewan hakim secara resmi oleh Bupati. Dalam sambutannya pada pembukaan MTQ tersebut, Bupati menyatakan diadakannya MTQ ini sebagai bukti upaya Pemda tidak hanya fokus membangun fisik berupa infrastruktur
semata namun Pemda juga fokus pada pembangunan dimensi spiritual. Menurutnya, jika pembangunan spiritual diabaikan maka makna pembangunan fisik akan hilang tanpa ada artinya. “Pemda tidak hanya sekedar membangunan infrastuktur (fisik), namun juga membangun nilai spiritual di tengah masyarakat. Melalui MTQ ini pemda ingin membangun masyarakat yang Qur’ani, karena menjadikan Al Quran sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu menjadi masyarakat yang madani,” kata Bupati, pada malam pembukaan MTQ tersebut. Dijelaskan Bupati, di dalam kandungan Al Quran tidak saja bernilai ibadah ritual, namun juga tuntunan hidup dalam berkeluarga, ilmu pengetahuan dan banyak lagi kandungan lain. Jika kandungan didalam Kitab ini dijadikan pedoman maka terbentuklah masyarakat yang Qurani, dimana mampu melaksanakan kandungan Al Quran itu dalam kehidupan. Untuk itu, ia berharap pada MTQ kali ini tidak sebatas seremonial saja atau sekedar seleksi para Qori dan Qoriah berprestasi agar bisa tampil di even lebih tingi, namun mampu memotivasi mmasyarakat untuk mengkaji Al Quran sehingga menjadi pedoman untuk membangun masyarakat dimasa mendatang. Lebih jauh dikatakan Ketua DPD Golkar NTB ini, Al Quran juga mengajarkan tentang sejarah yang timbul tenggelam di bumi. Berbagai ahlak manusia uang menyebabkan kerusakan diatas muka bumi. Pemda katanya berkewajiban untuk memupuk moral bangsa agar dapat mengukir peradaban yang mulia, sebab dengan itu dapat mengokohkan kerukunan baik sesama warga bangsa, pempimpin dan masyarakat. Dengan karakter itu menurutnya, dapat mensukseskan agenda pembangunan daerah kedepannnya. Untuk itu, katanya peningkatan kualitas agama penting karena dengan itu dapat mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan beradab, berakhlak. Juga memperkuat jati diri dan memelihara kerukunan umat beragama. Khusus kepada kafilah yang datang dari seluruh penjuru Lobar, selamat berlomba, keikutsertaan para peserta selain mensucikan Al Quran dan mengembangkan siar islam, namun juga memlihara martabat dan mampu mengimplemen-
tasikan nilai islam secara damai,” kata Bupati. Usai menyampaikan sambutan, Bupati bersama Wabup dan Ketua DPRD Lobar, Hj Sumiatun menekan tombol sirine, menandakan MTQ ke-26 telah dibuka. Terpisah, Sekda Lobar HM Uzair selaku penanggung jawab kegiatan itu menyatakan, MTQ ke 26 ini mengangkat tema “dengan momentum MTQ, kita kokohkan persatuan menuju Lobar unggul, sejahtera dan bermartabat”. Djelaskan, dasar hukum pelaksanaan MTQ ini yakni SK Bupati tanggal 28 januari tentang pembentukan panitia MTQ ke 26 tingkat kabupaten Lobar dan SK tentang pembentukan dewan hakim MTQ. Tujuan diadakan MTQ katanya, sebagai wahana untuk mengggalang persatuan serta kesatuan. Selain itu media sosialisasi makna Al Quran, meningkatkan ukhuwah islamiah dan mencari bibit qori qoriah serta membentuk generasi mudah yang Qurani. Pelaksanaan MTQ ini sendiri dilaksanakan mulai tanggal 14 Maret hingga 19 maret 2015 di kecamatan batu layar dengan peserta 10 kafilah dari masingmasing kecamatan di Lobar. Masding-masing kafilah paling sedkit 50 orang, pelaksanaan lomba di lima arena (lokasi) untuk lomba tilawah, tartil, tahfiz, fahmil, dan makalah Al Quran. Sedangkan untuk tempat penginapan para peserta dan official, di perumahan warga yang ada di sekitar arena. Ia menambahkan, jumlah mata lomba yang dipertandingkan yakni tujuh cabang, 21 golongan dan 42 mata lomba. Sementara Ketua panitia MTQ, Hj Baiq Eva N Parangan mengaku bersyukur dengan keberhasilan pelaksanaan pembukaan MTQ tersebut. Menurutnya, kemeriahaan pembukaan MTQ tersebut tak terlepas dari peran serta dan antusiasme masyarakat yang tinggi untuk ikut menyaksikan pembukaan MTQ tersebut. “Ini berkat peran semua pihak, sehingga semarak pembukaan MTQ kali ini,” katanya. Tentu katanya bukan hanya berhasil dari sisi seremonial pembukaan saja, namun sesuai penekanan Bupati maka kegiatan ini haruslah memberi efek bagi masyarakat. Artinya, masyarakat mengamalkan kandungan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apa yang dicita-citakan terbentuknya masyarakat yang madani bisa tercapai. (her/*)
Bupati Lobar, H. Zaini Arony didampingi Wabup Lobar, H. Fauzan Khalid dan Ketua DPRD Lobar, Hj. Sumiatun saat membuka MTQ.
Bupati Lobar, H. Zaini Arony didampingi Wabup Lobar, H. Fauzan Khalid menekan tombol sirine tanda dibukanya MTQ ke-26 di Batulayar.
Bupati Lobar, H. Zaini Arony, bersama Wabup Lobar, H. Fauzan Khalid dan Ketua DPRD Lobar, Hj. Sumiatun serta Ketua Panitia MTQ, Hj. Eva N. Parangan.
Bupati Lobar, H. Zaini Arony, bersama Wabup Lobar, H. Fauzan Khalid saat pembukaan MTQ ke26 di Batulayar.
Istri Bupati Lobar, didampingi Istri Wabup Lobar dan Ketua panitia MTQ ke-26 di Batulayar.
Antusiasme masyarakat menyaksikan pembukaan MTQ.
Bupati Lobar, H. Zaini Arony melantik Dewan Hakim MTQ.
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
PENDIDIKAN
Halaman 13
SMPN 2 Kuripan Masuk Sepuluh Besar Olimpiade Matematika Nasional Giri Menang (Suara NTB) – SMPN 2 Kuripan Lombok Barat (Lobar) berhasil masuk sepuluh besar dari 132 peserta dalam ajang Olimpiade Matematika yang digelar Universitas Muhammadiyah Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (18/2) lalu. sekolah yang terletak di Kecamatan Kuripan, Lombok Barat (Lobar) itu mewakili
Raih Nilai ’’Try Out’’ Tertinggi MUHAMMAD Haiqal Akbar dan Dila Hayati Mita tercatat sebagai siswa peraih nilai tryout tertinggi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram di SMPN 7 Mataram beberapa waktu lalu. Haiqal meraih nilai tertinggi pada mata pelajaran Bahasa Inggris dengan nilai sempurna 9. Adapun Dila meraih nilai sempurna 9 pada mata pelajaran Matematika. Kepada Suara NTB, Haiqal mengaku tidak puas dengan nilai yang dihasilkan pada try out kali ini. Siswa yang pernah menjadi wakil SMPN 7 Mataram pada acara English Debate Contest belum lama ini membenarkan jika persiapan menghadapi try out yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora masih tidak maksimal. “Persiapan masih belum maksimal saja makanya dapat hasil begitu,” ujarnya menjelaskan. Selain itu, Haiqal menyebut saat mengikuti try out, ia tidak fokus dalam menjawab semua soal. Ia pun berjanji, menghadapi try out berikutnya akan lebih fokus dan lebih giat belajar terutama di rumah. Senada dengan itu, Dila mengaku sebelum mengikuti try out tidak fokus mempersiapkan diri. Siswi kelahiran Mataram 9 Mei 2000 silam ini mengklaim, sebenarnya ia bisa memperoleh hasil try out yang lebih tinggi, jika saja segala bentuk persiapan menghadapi try out bisa dipersiapkan secara maksimal. Dila mengaku ke depan akan lebih fokus lagi menghadapi segala bentuk persiapan jelang menghadapi ujian nasional, baik dalam bentuk try out, pengayaan materi dan penambahan jam belajar. “Selain belajar di sekolah, di luar itu juga belajar di rumah dan bimbingan belajar,” terangnya. Mereka mengaku, dengan segala aktivitas jelang hadapi UN tidak membuat semangat mereka surut meski dari segi fisik dan psikis terkuras. (dys)
(Suara NTB/dys)
Muhammad Haiqal Akbar dan Dila Hayati Mita
rayon Provinsi NTB. Adalah Ni Kadek Ayu Purnami Sari Dewi dan Fadila Olivia merupakan dua murid yang diutus sekolah ini. Keduanya merasa bangga bisa mewakili teman-temannya di ajang bergengsi. Keikutsertaan mereka dalam ajang olimpiade merupakan yang ke sekian kalinya. Tapi untuk yang di luar daerah ini merupakan yang pertama. ‘’Ajang kompetisi semacam ini menambah wawasan saya. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan, “ kata Kadek Ayu yang saat ini duduk di kelas VIII a.
(Suara NTB/dok)
H. Ilham, SPd, MM
Diakuinya, tingkat kesulitan soal pada saat mengikuti
lomba di Universitas Muhammadiyah Mataram jauh berbeda dengan yang di Universitas Muhammadiyah Makasar. Berbagai macam soal harus dijawab mereka. “Dalam menjawab soal kami agak kesulitan. Saya bersyukur sekolah kami bisa masuk sepuluh besar. Pengalaman ini akan saya jadikan motivasi saya untuk terus berkarya dan belajar, “imbuhnya lagi. Hal senada juga diungkapkan Fadila Olivia. Sebelum mengikuti olimpiade, mereka mendapat bimbingan dan pembinaan dari guru. Meskipun sekolahnya hanya masuk
(Suara NTB/dys)
PISAH SAMBUT - Kepala Dinas Dikpora Kota Mataram Sudenom saat memberikan sambutan di hadapan para kepala sekolah saat acara pisah sambut dengan mantan Kepala Dinas Dikpora H. Ruslan Effendy, Sabtu (14/3).
Kepala Dinas Dikpora Kota Mataram Siap Dikritik Mataram (Suara NTB) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram H. Sudenom, S.Pd, MM, meminta selama menjabat sebagai Kepala Dinas Dikpora tetap mendapatkan pembinaan, saran dan kritikan terhadap dirinya. Harapan ini disampaikannya saat acara pisah sambut dengan Kepala Dinas Dikpora lama Drs. H. Ruslan Effendy, M.Pd, Sabtu (14/3). Namun, ujarnya, kritik dan saran harus membangun, sehingga berpengaruh terhadap kualitas pendidikan Kota Mataram. Apalagi kata Sudenom, banyak momentum pendidikan
yang harus dihadapi, seperti pelaksanaan ujian nasional (UN) dan penerimaan peserta didik baru (PPDB). “Tentu saya minta binaan agar berbagai proses yang akan dihadapi seperti UN dan PPDB bisa berjalan lancar,” ujar mantan Sekretaris pada Dinas Kesehatan Kota Mataram ini. Selain itu, mengklaim jika apapun kebijakan yang akan dikeluarkannya harus tetap dikoreksi oleh semua pihak. Baginya, kebijakan dalam bidang pendidikan menjadi tanggung jawab bersama semua pihak. Selain mengharapkan bimbingan dari Kadis Dikpora Kota Mataram sebelumnya, secara
khusus Sudenom juga meminta agar pengurus Dewan Pendidikan Kota Mataram (DPKM) tetap memberikan arahan dan bimbingan terhadap dirinya selama menjalankan tugas. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, mantan Kepala Dinas Dikpora H. Ruslan Effendy berpesan agar berbagai kebijakan Dikpora dalam bidang pendidikan selama menjabat tetap dapat dilanjutkan. Ruslan yang juga salah satu Staf Ahli Walikota Mataram ini menilai, selama menjabat kepala dinas, banyak program dan kebijakan pendidikan yang diklaimnya terbilang sukses. (dys)
sepuluh besar tidak menyurutkan langkahnya untuk ikut bagian dalam event-event olimpiade selanjutnya baik di tingkat regional dan nasional. “Kami merasa puas walaupun tidak dapat juara satu, tapi kami dapat masuk sepuluh besar dari 132 sekolah se-Indonesia,” katanya bangga. Menurutnya, prestasi, pengalaman dan hobinya itu bisa menjadi motivasi bagi para siswa lain agar dapat mengikuti jejaknya. Kepala SMPN 2 Kuripan Darsiah juga mengapresiasi keberhasilan kedua siswanya. Prestasi yang didapat sekolah tak hanya dapat memotivasi siswa yang ikut saja, tapi juga agar siswa yang lain ikut termotivasi supaya rajin belajar. “Prestasi itu mengharumkan
nama sekolah. Pengalaman ini harus dijadikan motivasi dan spirit untuk terus berkarya. Ya, kalau soal puas dan tidak puas. Saya katakan masih kurang puas dengan hasil yang didapat. Tapi ini luar biasa, bisa masuk nominasi sepuluh besar,” katanya (her)
Halaman 14
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Penyumbang Gol Terbanyak STATUS juara yang diraih SMKN 2 Mataram di Turnamen Futsal antar Pelajar Gubernur NTB Cup tidak lepas dari peran Dede Rahman. Aksi-aksi brilian pemain asal Kopang, Lombok Tengah (Loteng) ini tidak hanya membawa timnya juara, namun dia juga terpilih sebagai penyumbang gol terbanyak di turnament tersebut. Ia menyarangkan 10 gol di event itu, mengalahkan rekannya Handika 9 gol dan Abror dari SMAN 5 Mataram, 9 gol. Dede Rahman yang ditemui Suara NTB usai (Suara NTB/fan) pertandingan mengaku sanDede Rahman gat puas dengan hasil kemenangan yang dibuat timnya. Tak hanya itu dia juga sangat bangga karena dapat terpilih sebagai pemain penyumbang gol terbanyak (top scorer-red) dalam turnament itu. Ia berharap trofi top scorer yang diraihnya itu bisa membanggakan orang tuanya. “Yang pasti saya senang sekali, karena dari awal target saya bisa memenangkan tim sekaligus menyumbang gol terbanyak,” ucapnya. Rasa senang siswa kelas 12 SMK 2 Mataram ini semakin bertambah setelah melihat kedua orang tuanya ikut hadir menyaksikan secara langsung penampilan gemilangnya di laga final itu. Selain itu dia juga sangat senang karena bisa membanggakan nama sekolahnya lewat prestasi olahraga. Dia berharap pihak sekolah terus mendukung bakat-bakat siswa di olahraga futsal, sehingga ke depannya SMKN 2 Mataram terus mempertahan tradisi juara di turnamen pelajar se Pulau Lombok maupun level NTB. (fan)
City Tak Mau Angkat Bendera Putih Manchester Manajer Manchester City Manuel Pellegrini yakin pacuan menuju juara Liga Premier belumlah berakhir kendati timnya ditumbangkan tim lemah penghuni zona degradasi Burnley dengan skor 0-1 di Turf Moor Sabtu malam. Penyerang Burnley George Boyd mencetak gol penentu kemenangan timnya yang membuat City kini terpaut lima poin dari Chelsea yang menyisakan satu pertandingan lebih banyak. Jika Chelsea memenangi dua pertandingan terakhirnya maka tim ini akan berselisih 11 poin bersih dari City, namun Pellegrini menolak menyerah. “Manakala Anda punya peluang matematis, maka Anda punya peluang untuk memenangi gelar juara,” kata dia seperti dikutip AFP. “Realitasnya adalah itu lebih sulit untuk melakukannya saat ini. Setiap poin yang tidak kita raih akan makin menyulitkan.” “Ketika Anda memiliki peluang matematis, maka Anda mesti terus berjuang dan menyaksikan akhir musim di mana Anda akan akhiri. Kami punya 27 poin lagi yang mesti kami pertarungkan,” sambung dia. City kini mengalihkan perhatian ke laga leg kedua 16 Besar Liga Champions melawan Barcelona di Nou Camp di mana City ketinggalan 1-2. “Saya yakin para pemain
telah memberikan segalanya. Tentu saja kami melakukan kesalahan sehingga kami tidak menang pada pertandingan yang normalnya kami menangkan.” “Saya tak ingin fokus kepada dua atau tiga pemain. Kami adalah tim, skuat berisi 22 pemain, dan saya yakin mereka telah memberikan yang terbaik yang mereka bisa. Penting untuk terus mempercayakan apa yang tengah mereka lakukan.” Dia melanjutkan,” Saya kira kami tak bermain terlalu jelek. Kami menciptakan tiga atau empat peluang. Burnley hanya satu peluang dan hanya satu gol namun saya kira kami telah menciptakan cukup peluang.” “Sepak bol bukan hanya soal uang. Uang memang penting namun semua tim bisa menang melawan tim lainnya di Liga Premier. Kami mesti lebih banyak menciptakan peluang menghadapi tim-tim seperti Burnley,” tutup dia seperti dikutip AFP. Pelatih Burnley Sean Dyche mengaku terkejut timnya mampu mengalahkan
Perbakin NTB Kembangkan Olahraga Berburu dan Reaksi (Suara NTB/fan)
PIALA BERGILIR - Tampak para pemain futsal SMKN 2 Mataram menerima pila bergilir Gubernur NTB Cup yang diserahkan Kadispora NTB, Ir. H. RosiadySayutI di sport hall GOR 17 Desember Turide Mataram, Sabtu (14/3) lalu.
Turnament Futsal antar Pelajar Gubernur NTB Cup
SMKN 2 Mataram Juara Mataram (Suara NTB) Juara bertahan SMKN 2 Mataram keluar sebagai juara Turnamen Futsal Antar Pelajar Gubernur NTB Cup, setelah menundukan tim SMAN 6 Mataram dengan skor 4-1 di laga final di sport hall GOR 17 Desember Turide Mataram, Sabtu (14/3) lalu. Atas kemenangan itu tim asuhan Pelatih Fathul Mubin membawa pulang hadiah utama Piala Bergilir Gubernur Cup NTB, trofi dan uang pembinaan sebesar Rp 6 juta. Sebagaimana diketahui sebelumnya, pertemuan SMKN 2 Mataram dengan SMAN 6 Mataram merupakan pertandingan sarat gengsi. Kedua tim berhasil menembus babak final setelah melewati beberapa babak penyisihan yang sangat melelahkan. Di babak semifinalnya SMKN 2 Mataram mengalahkan SMKN 3 Mataram dengan skor 3-2, sementara itu SMAN 6 Mataram mengalahkan SMAN 5 Mataram 1-0. Namun di pertandingan finalnya tim SMKN 2 Mataram yang diperkuat Dede Rahman, Handika, Lingga, Bagus, Roy dan kawan-kawan tampil lebih menakjubkan. Dengan disaksikan kurang lebih lima ribu penonton mereka mengalahkan tim SMAN 6 Mataram dengan kemenangan yang meyakinkan 4-1. Kemenangan empat gol tim SMKN 2 Mataram itu di sumbangkan oleh Lingga dua gol, Handika dan Dede Rahman sama-sama satu gol. Atas kemenangan itu tim SMKN 2 Mataram berhasil membawa pulang uang pembinaan Rp 6 juta, trofi dan piala bergilir gubernur NTB Cup. Juara II memperoleh hadiah sebesar Rp 4 juta, Juara III sebesar Rp 2,5 juta sedangkan juara IV Rp 1 juta. Piala bergilir untuk SMKN 2 Mataram diserahkan langsung oleh Kadispora NTB, Ir. H. Rosiadi H. Sayuthie, dihadiri Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, H. MNS. Kasdiono SH dan Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora NTB, Anang Zulkarnain. Sementara juara dua diraih oleh SMAN 6 Mataram, juara tiga SMKN 3 Mataram dan juara empat SMAN 5 Mataram. Diperebutan juara tiga, tim SMKN 3 Mataram unggul 1-0 atas tim SMAN 5 Mataram. Fathul Mubin yang dimintai komentar atas kemenangan timnya mengatakan sangat puas dengan hasil itu. Menurutnya kemenangan itu sesuai dengan prediksi mereka sejak awal. Guru SMKN 2 Mataram ini mengatakan bahwa tim SMAN 6 Mataram sebenarnya memiliki fisik pemain yang bagus karena latar belakang para pemain lawan merupakan pemain sepak bola. Mengetahui kemampuan fisik pemain lawan yang bagus, Mubin pun akhirnya menerapkan formasi power play. Terbukti permainan power play anak-anak SMAKN 2 Mataram mampu menumbangkan tim SMAN 6 Mataram dengan kemenangan yang memuaskan 4-1. “Kita pake strategi power play dan terbukti pertahanan lawan kita terbuka, sehingga kesempatan itu kita manfaatkan dengan baik,” akunya. (fan)
Mataram (Suara NTB) Setelah sukses mencetak atlet menembak sasaran di kancah nasional, kini Perbakin NTB mulai intensif mengembangkan pembinaan olahraga menembak berburu dan reaksi. Latihan untuk olahraga jenis senjata api ini digelar rutin di Lapangan Menembak Batalyon Yonif 742/ Satya Wira Yudha (SWY) Gebang Mataram dan Lapangan Brimob Polda NTB setiap hari Sabtu dan Minggu. Pantauan Suara NTB di lapangan menembak Yonif 742 di Gebang Mataram, Sabtu (14/3) lalu, latihan berburu dan reaksi yang digagas Perbakin NTB dan Yonif 742 SWY melibatkan anggota Polda NTB dan Batalyon. Hadir juga Komandan Batalyon (Danyon) Yonif 742 SWY, Letkol Inf. Darmawan Setiadi, Ketua Harian Perbakin NTB AKBP I Gusti Lanang Bratasuta, dan Kabag Psikologi Polda NTB, Komisaris. Sugandi S.IK. S.Hum. Ketua Harian Perbakin NTB, I Gusti Lanang Bratasuta, yang dihubungi Suara NTB di sela-sela kegiatan latihan mengatakan latihan berburu dan reaksi itu sudah menjadi agenda rutin pihak Perbakin NTB dalam rangka melatih ketangkasan atlet dalam hal menggunakan senjata berburu dan reaksi. “Kegiatan olahraga seperti ini sebenarnya sudah kita galakan cukup lama. Namun
kegiatan kali ini akan lebih diintensifkan karena kita ingin menyiapkan atlet berburu dan reaksi untuk mengikuti PraPON tahun ini,” ucap I Gusti Bratasuta yang akrab disapa Brata. Diakuinya saat ini, Perbakin NTB telah memiliki penembak sasaran yang berprestasi nasional. Buktinya di PON Remaja di Jatim 2014 lalu atlet menembak NTB berhasil menyumbangkan satu emas dan tiga perunggu. Namun untuk menembak berburu dan reaksi belum pernah di kirim di kancah nasional karena minimnya anggaran di kas Perbakin. Namun seiring telah banyak bermunculan peminat tembak berburu dan reaksi pihak Perbakin akan mengirim atletnya di Pra-PON tahun ini. Kegiatan menembak yang digagas Perbakin NTB ini juga mendapat dukungan dari pihak TNI dan Polri. Danyon Yonif 742 SWY, Letkol. Inf. Darmawan Setiadi mengatakan pihaknya bersama Perbakin NTB sedang membangun arena latihan menembak multi fungsi di Lapangan Yonif 742 SWY Gebang Mataram. “Anggota Perbakin punya jadwal setiap hari Sabtu untuk membina atlet. Kita mencoba membantu kegiatan mereka. Harapan kami dengan adanya kegiatan ini ada atletatlet nasional yang muncul. Ini sinergisitas kita dengan perbakin NTB,” ujarnya. (fan)
(Suara NTB/fan)
LATIHAN MENEMBAK - Tampak para atlet menembak berburu dan reaksi sedang serius mengikuti latihan menembak di Lapangan Menembak Batalyon Unif 742 SWY Gembang Mataram, Sabtu (14/3) lalu.
(Suara NTB/ist)
MENATAP LANGIT – Sergio Aguero tampak tertegun menatap langit sesaat setelah timnya kebobolan oleh pemain Burnley. Manchester City 1-0 di ajang Liga Utama Inggris, Sabtu. Klub berjuluk The Clarets tampil mengesankan dengan menghambat serangan Manchester City dan mencetak gol melalui sepakan George Boyd di babak kedua. Kemenangan tersebut tidak sekadar bermakna raihan tiga poin, tapi menggelorakan semangat tim untuk keluar dari zona degradasi di sembilan pertandingan tersisa.
“Para pemain tampil stabil menghadapi pertandingan penting ini. Kami belum mampu keluar dari kekalahan, kami babak belur dalam beberapa pertandingan namun kami mendapat kemenangan hari ini,” kata Sean Dyche dilansir dari SkySports, Sabtu (14/3). “Kemenangan itu membangun rasa percaya diri dan mendorong kami melakukan pekerjaan yang bagus,” tam-
bah Sean Dyche. “Para pemain mendapat kekuatan tambahan; mereka punya energi, kemauan dan keinginan. Saya suka cara mereka bekerja, bermain menekan dan menyerang,” katanya. Kemenangan atas City merupakan raihan tiga poin pertama Burnley dalam dua bulan terakhri sehingga membangkitkan motivasi para pemain untuk menghindari degradasi. (ant/bali post)
Barca Kokoh Berkat Messi Jakarta (Suara NTB) Sepasang gol yang dicetak Lionel Messi mengantarkan Barcelona tekuk Eibar 2-0, sekaligus mengokohkan posisi Barcelona di puncak klasemen pada lanjutan La Liga Spanyol pekan ke-27 di Stadion Municipal Eibar, Minggu dini hari. Pada babak pertama Barcelona unggul 1-0 melalui gol penalti Lionel Messi pada menit 31. Penalti itu bermula dari aksi Messi yang merangsek masuk ke mulut gawang Eibar kemudian dijatuhkan oleh bek Ekiza. Messi kembali menusuk ke dalam kotak penalti Eibar kemudian memberikan passing pendek kepada Suarez namun berhasil dihentikan Ekiza pada menit 41. Skor 1-0 bertahan hingga jeda babak pertama. Pemain berjuluk La Pulga itu menjadi aktor terjadinya gol kedua Barcelona di menit 55 memanfaatkan umpan Ivan Rakitic. Blaugrana unggul 2-0 berkat sundulan Messi. Pelatih Barcelona Luis En-
(Suara NTB/ist)
TAK TERHENTIKAN – Lionel Messi tak terhentikan meski oleh dua pemain Eibar. rique mengganti Neymar yang jarang menciptakan peluang dengan Pedro Rodriguez menit 70. Namun, hingga laga usai tidak ada peluang dan gol yang tercipta sehingga skor kemenangan Barcelona 2-0 tidak berubah. Kemenangan ini membawa
Barcelona tetap di puncak klasemen dengan 65 poin menjauhi seteru abadinya, Real Madrid, dengan selisih empat poin di peringkat kedua. Di sisi lain, Eibar tertahan di peringat 14 dengan 27 poin dari 27 laga yang telah di mainkan. (ant/bali post)
OPINI
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Dualisme Parpol Jangan Rugikan Rakyat POLITIK seringkali menjadi arena permainan yang tidak mudah. Terutama karena medan politik terbelah dalam kubukubu yang banyak. Di antara kubu-kubu itu, sejumlah politisi biasanya akan mengatur strategi dengan baik. Sebab, turbulensi dalam dualisme politik seringkali menimbulkan goncangan yang membuat seseorang terpental dari posisinya. Kondisi itulah yang dihadapi oleh para politisi Partai Golkar di NTB saat ini. Setelah Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laolly mengeluarkan surat yang memberi pengakuan kepada kubu Agung Laksono, maka babak baru dalam dualisme Partai Golkar pun dimulai. Dalam babak baru ini, tentu saja kubu Agung Laksono ada di atas angin. Dan dampaknya segera saja terasa di kepengurusan Partai Golkar di daerah. Dengan terkatrolnya kans kubu Agung Laksono untuk menguasai kepemimpinan Golkar, maka titik perimbangan baru di daerah pun terbentuk. Plt. Ketua DPD Partai Golkar NTB yang awalnya hanya dipandang sebelah mata, kini seolah menjadi seksi dan menarik. Posisi ini pun mulai jadi sorotan. Tak heran jika sejumlah pengurus Golkar yang awalnya berada di barisan pendukung Aburizal Bakrie, kini mulai melintas ke kubu seberang. Hal ini tak urung menimbulkan kegerahan bagi para pendukung Aburizal Bakrie yang masih berkomitmen penuh mendukung sang Ketua Umum versi Munas Bali tersebut. Maka, muncullah wacana pemecatan terhadap sejumlah pengurus tersebut. Usulan ini membahana dalam rapat konsultasi yang digelar di DPD Partai Golkar NTB, Minggu kemarin. Jika mengacu pada pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam pertemuan tersebut, tak mengherankan jika dalam beberapa hari mendatang akan jatuh sanksi terhadap mereka yang diketahui telah menyeberang ke kubu sebelah. Konflik di tubuh partai beringin ini juga melahirkan kegalauan bagi para pengurus mereka di tingkat kabupaten/kota. Hal ini, dianggap mulai membuat mereka risih dalam menjalin komunikasi politik. Padahal, komunikasi politik ini adalah bagian dari proses awal untuk menentukan para calon pemimpin di daerah. Dalam konteks itulah, dualisme kepengurusan ini bisa memunculkan problem berantai yang pada akhirnya merugikan rakyat. Rakyat dirugikan jika para calon pemimpin lahir dari proses yang bermasalah, lalu akhirnya disibukkan untuk mengurusi konflik dan perpecahan saat mereka memimpin. Turbulensi politik yang menyertai lahirnya kepemimpinan nasional kita, bisa jadi akan memicu fenomena serupa di tujuh kabupaten/kota yang sebentar lagi akan menggelar Pilkada. Dalam politik, mungkin akan dianggap wajar saja jika para politisi penyeberang maupun mereka yang setia di satu kubu terus bergumul dengan aksi saling intrik, saling ancam dan atraksi politik lainnya. Namun, satu hal yang harus dipahami adalah mereka merupakan calon pemimpin. Merekalah aktor yang harus ikut bertanggung jawab memastikan keributan di antara mereka tidak sampai merugikan rakyat banyak. (*)
Halaman Halaman 14 15
Judi Togel dan Pikiran Irasional Tak jarang jika terjadi kecelakaan lalu lintas, beberapa orang akan datang ke lokasi terjadinya kecelakaan lalu menengok plat nomor polisi kendaraan yang terjungkir atau hancur berantakan. Mereka mencatat nomor tersebut kemudian sibuk membolak-baliknya. Tujuannya cuma satu, menjadikan nomornomor itu tebakan akurat yang nanti akan dibeli dalam judi togel. Kemudahan teknologi membuat mereka dapat segera menyetor nomor yang mau dibeli ke bandar, dan judi togel secara online bergerak bagai bayangan gelap di tengah gebalau beban hidup masyarakat. TU jelas tindakan yang irrasional, sebab tak ada hubungan sama sekali antara kecelakaan lalu lintas yang menelan korban materi bahkan nyawa dengan nomor undian yang memiliki kemungkinan perhitungan yang semata bersandar pada keberuntungan. Tetapi jika satu-dua kali tebakan akurat, itu akan dijadikan sebagai fakta bahwa ada hubungan antar keduanya. Bahwa kecelakaan lalu lintas itu adalah bisikan yang harus diperhatikan sebagai jalan untuk mendapat keberuntungan. Setiap keberuntungan memiliki kembaran, yaitu nasib buruk, demikian tulis Jhon Steinbeck dalam The Pearl. Kalimat itu benar-benar terlaksanakan dalam peristiwa seperti di atas. Begitu ada nasib buruk menimpa orang, orang lain seperti berbondong-bondong mencari kembarannya yaitu keberuntungan, melalui tebakan angka-angka togel. Persoalan judi semacam togel ini bukan barang baru, kita sudah kenal
Oleh:
Kiki Sulistyo (Penulis Lepas)
dari dulu istilah SDSB, Porkas dan sebagainya. Berbeda dengan perjudian-perjudian yang dilakukan masyarakat kalangan atas, judi togel merupakan bentuk paling gamblang dari bagaimana masyarakat ingin keluar dari keadaan ekonomi yang menekan. Sementara jalan-jalan yang wajar seolah telah dikapling oleh golongan lain, judi togel memancarkan sinar terang sebagai cara pintas mendapatkan uang. Sudah pasti lebih banyak yang kecewa daripada bersuka. Tetapi cara itu masih terusmenerus dipercaya. Kepercayaan yang bertahan itu memang didukung oleh irrasionalitas yang terterima, yang hidup semenjak lama di tengah-tengah masyarakat. Irrasionalitas itu menjadi suatu ciri yang khas dari bentuk pola pikir yang berkembang secara turun temurun. Semenjak kecil banyak sekali hal-hal tidak masuk akal yang dijejali pada kepala kita. Tidak boleh menjahit, menyapu, memotong kuku atau menyisir rambut di malam hari. Tidak boleh berdiri di pintu kalau sudah maghrib. Kalau makan nasinya harus habis meski perut sudah tidak bisa menampung sama sekali, soalnya nasinya nanti nangis. Tidak boleh menaruh kedua tangan di belakang kepala, nanti orang tua kita cepat mati. Semua itu sebagian kecil saja dari bagaimana irrasionalitas ditanamkan di kepala kita. Tumbuh di tengah pola pikir semacam itu membuat kita lamalama percaya pada semua itu. Konon, mitos yang terus-menerus disampaikan akan menjadi kebenaran juga. Suatu cara ajaib untuk menyikapi situasi dan kondisi sosial-ekonomi yang dibiarkan tidak berkembang. Masyarakat dibiarkan hidup dalam kepercayaan yang bukan-bukan sehingga menjadi malas berpikir dan apalagi berbuat yang keluar dari apa-apa yang sudah dianggap mapan. Hasilnya, meskipun bangku sekolahan bertambah terus jumlahnya, pikiran irrasional masih saja berkembang. Bahkan institusi sekolahan juga
membangun pikiran-pikiran irrasional semacam itu. Bahwa gelar sarjana adalah tanda dari meningkatnya status sosial dan citra diri. Bahwa nilai di sekolah adalah satu-satunya hal yang menunjukkan kepintaran dan kecerdasan seorang anak. Bahwa kelulusan seorang anak adalah jaminan bagi masa depan dirinya, seolah-olah itu berlaku selama-selamanya. Sekolahan bukan menjadi institusi pembekalan untuk menghadapi persaingan merebut kesempatan dalam persaingan hidup, tetapi hanya sebagai label yang nantinya tak ambil pusing apakah produk-produk yang dihasilkannya akan berguna atau hanya menjadi penambahnambah masalah. Irrasionalitas juga dibawa-bawa dalam urusan politik. Cara-cara yang dipergunakan untuk menarik suara pemilih tiada jauh dari mengangkat-angkat atau mengungkitungkit garis turunan. Bahwa si calon ini punya hubungan keluarga dengan orang besar, orang alim, orang berilmu dan sudah dikenal akan kebajikan dan kebijaksanaannya. Meskipun si calon ini sendiri tak memiliki bakat pemimpin. Atau bahkan dalam kebijakan-kebijakan umum pembangunan, seperti mempercayai untuk menjadi maju dan modern, rumah-rumah bambu harus diganti rumah batu. Bahwa kemakmuran masyarakat dapat dilihat dari sekuat apa mereka belanja, atau bagaimana mereka berpenampilan. Sementara tujuan utama dari relasi antara pemerintah dengan masyarakat untuk memaksimalkan semua potensi yang ada agar menciptakan kesejahteraan yang merata, tak kunjung menemukan bentuknya yang ideal. Pikiran-pikiran irrasional terus dipelihara, di tingkat atas sebagai cara untuk ‘menundukkan’ masyarakat, di tingkat bawah sebagai upaya untuk menghibur diri, merawat harapan, atau melarikan diri dari kenyataan. Maka tak heran jika judi togel diminati masyarakat, karena memang
relasi dengan pemerintah sebagai pemegang kebijakan ekonomi tak berlangsung dengan baik. Sebagian besar uang beredar di birokrasi pemerintahan, sementara masyararat tak tahu bagaimana cara agar uang-uang -yang memang seharusnya dipergunakan untuk mengangkat kesejahteraan mereka- sampai kepada mereka. Dalam kepungan irrasionalitas itu pada siapa kita berharap? Pada para motivator yang sekarang seolah tampil sebagai juru selamat di layar-layar televisi? Atau pada para seniman yang masih saja percaya bahwa hidup harus bebas luntanglantung, yang nanti setelah tak bisa berkarya apa-apa lantas menyebut dirinya budayawan, sementara karya mereka hanyalah pengulangan-pengulangan semata? Atau pada para juru ceramah entertain yang fasih bahasanya tetapi tinggi bayarannya? Ah, barangkali kita memang harus membayangkan, di balik semuanya selalu ada hikmah yang bisa dipetik. Irrasional, bukan?
Dualisme Golkar, para penyeberang terancam dipecat Yang penting rakyat tak dirugikan
*** Forum K2 tagih janji Sekda terkait SK pengakuan Janji adalah utang
***
RADIO
Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.
SUARA NTB
Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.
SUARA NTB
Senin, 16 Maret 2015
Halaman 16
AS-SALAM
Arabian Restoran
Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan
Menyediakan: Masakan Khas Timur Tengah: *Nasi Kabuli Kambing/Ayam *Nasi Kasbah/Tomat *Nasi Baryani *Nasi Mandy *Sate Kambing
*Gulai Kambing *Darcah *Malby *Roti Tamis/Darcah
JL. Saleh Sungkar No. 70A Ruko Ampenan (Jalur Senggigi)
Telp.622619, Hp.0818540790
OTOMOTIF
RUMAH MAKAN ARFATURINDO
TOUR & TRAVEL
Melayani :
TIKET PESAWAT, RENT CAR/100.000 Antar Jemput Bandara/50.000 Paket Tour
Hub : RAMDANI HP.085878805714 atau 087739518019
BTN GRIYA PERMATA Blok H No.2 Sekarbela Mataram Email : staywithus22@gmail.com
RADIO
OTOMOTIF
SUARA NTB
Senin, 16 Maret 2015
RUPA - RUPA
Halaman 17
RUPA - RUPA
gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA
HUBUNGI :
081917002381
COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT
SALES
RUPA - RUPA
KOMPUTER
RUPA - RUPA
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
BUDAYA DAN HIBURAN
Para Ibu Konser di Acara Hari Kartini Santika
Senin Sinema
Komunitas Penjelajah Tampilkan Air Terjun Sekeper
Giri Menang (Suara NTB) Perayaan hari Kartini akan berlangsung sebentar lagi. Peringatan yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 21 April itu akan dirangkai dengan konser oleh para ibu pada tanggal 18 April di Hotel Santika. General Manager Hotel Santika, Reza Bovier, saat diwawancara Suara NTB, menuturkan bahwa pihaknya melalui program konser music corner akan menghadirkan penyanyi – penyanyi perempuan. Ia bahkan menyatakan bahwa Santika siap menghadirkan grup band Diva sebagai pengisi di tengah kehangatan konser perayaan hari Kartini tersebut. “Santika sedang menggagas bahwa musik korner pada 18 -19 April nanti akan menjadi edisi perayaan hari kartini. Kita akan hadirkan penyanyi – penyayi perempuan khususnya di Kota Mataram,” tuturnya. Khusus malam itu, lanjutnya, pengisi panggung musik seluruhnya dari kalangan kaum hawa. Ruang ekspresi para seniman itu sengaja diciptakan sebagai ruang ekspresi musisi perempuan dalam rangka menyambut perayaan hari Kartini. “Pokoknya seluruh penyanyi atau musisi – musisi perempuan di Mataram ini akan kami undang. Terserah genre lagu apa yang mau dibawakan itu tidak akan kita batasi,” tambahnya di seminar Astindo di Hotel Sanotasa pekan kemarin. Ia berharap, melalui ruang ekspresi yang diciptakannya itu, para musisi perempuan di Kota Mataram lebih bersemangat lagi. Geliat para musisi perempuan dalam mengisi hiasan belantara musik khususnya di NTB benar – benar dirindukan. Terlebih, musik memang termasuk dalam sektor industri kreatif. “Para musisi perempuan khususnya di kota ini perlu kita akomodir. Sekarang bentuk akomodirnya adalah dengan memberikan ruang ekspresi bagi mereka sehingga semangatnya dalam berkarya terus meningkat,” tandasnya. (met)
Mataram (Suara NTB) Pulau Lombok tersusun dari ratusan titik objek wisata yang mempesona. Selain kebudayaan dan alam berupa pantai, gili dan objek wisata religi yang sudah terkenal, pulau seribu mesjid ini ternyata memiliki sederet objek wisata yang belum diketahui orang banyak.
Mario yang Suka Menari Jakarta (Suara NTB) Mario Ginanjar mengaku sebelum menjadi penyanyi, ia juga belajar menari tarian daerah Jawa Barat ketika kecil. “Kalau ibu nari, saya suka ikut latihan,” kata salah satu vokalis Kahitna ini saat ditemui di Jakarta, Sabtu (14/2). Ia berhenti menari ketika usia Sekolah Dasar karena diejek temantemannya kala itu. “Masak cowok nari,” kata dia mengingat celaan kala itu. Akhirnya, Mario memutuskan belajar menyanyi (Suara NTB/ist) saja.Tetapi, hingga kini, ia Mario Ginanjar masih menyukai menari. Ia pun pernah bermain dalam drama musikal “Gita Cinta” pada tahun 2010. Bila punya waktu, ia mengaku ingin belajar menari lagi. Seorang penampil, kata Mario, harus tahu cara berkomunikasi dengan penonton sekaligus dapat menggerakan badan sesuai irama. “Buat saya, nyanyi dan nari itu lebih asyik. Kadang, kita kan mati gaya di panggung,” kata Mario yang lahir dan besar di Bandung ini. (ant/bali post)
JKT48 Siapkan Daftar Lagu Baru Jakarta (Suara NTB) Tim T grup JKT48 pada pertunjukan hari Minggu membawakan daftar lagu, setlist, terbaru yang berjudul “Sambil Menggandeng Erat Tanganku”. Di atas panggung, mereka pun berbagi kisah bagaimana mereka berlatih mempersiapkan penampilan mereka membawakan lagu baru kepada penggemar yang menonton mereka di Teater JKT48, Minggu (15/2) Desy mengatakan mereka memiliki waktu yang cukup untuk mematangkan penampilan mereka. Sementara rekannya Sisca merasa asa kesulitan karena tim senior mereka, Tim J, belum pernah membawakan lagulagu baru itu sehingga mereka harus melihat langsung penampilan grup dari Jepang. “Gerakannya banyak detail jadi harus fokus banget,” kata Sisca. Andela merasa ada peningkatan dalam dirinya ketika membawakan daftar lagu baru ini. Saat membawakan setlist sebelumnya, “Pajama Drive”, Andela mengaku belum bisa menari. “Kalau sekarang aku sudah bisa nari jadi pingin bawain yang terbaik,” katanya. Michelle mengaku ia sempat merasa patah semangat karena tidak bisa membawakan suati lagu dan sempat mendapat omelan. “Tapi, nggak mau nyerah,” kata Michelle. Gracia mengatakan ia mendapat bantuan dari teman-teman satu timnya ketika mempelajari daftar lagu baru ini. Chika mengatakan hal yang paling berkesan saat latihan adalah kebersamaan dengan teman. “Misalnya aku nggak bisa, teman ajari,” kata Chika. Elaine, Grace, Feni juga merasakan hal yang serupa dengan Chika. “Kerasa banget Tim T kerja kelompoknya. Membantu banget. Rela ngajarin sampai tengah malam. Terharu,” kata Grace. Anin, Angel dan Shani mendapat pengalaman dan nuansa baru ketika mempelajari lagu baru. “Dapat ilmu baru. Kan nggak mau nampilin setlist itu-itu saja. Biar kalian nggak bosan,” kata Shani kepada penggemarnya. Nadse berusaha mempelajari isi lagu-lagu baru agar dapat membawakannya dengan benar. Sementara itu, Aurel mengatakan lagu baru membuat ia dapat mengeksplorasi kemampuannya menari. Manda berpendapat waktu mereka mempelajari setlist tersebut tergolong singkat. Sementara itu, Okta mengaku dirinya yang dulu pendiam, sekarang lebih banyak bertanya ketika latihan lagu baru. (ant/bali post)
LENSA
(ant/bali post)
MENGADU SAPI - Warga mengadu sapi (Pupoek Leumo) di lapangan pinggir sungai, Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, Minggu (15/3). Pupoek Leumo merupakan tradisi masyarakat di kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh yang berkembang sejak abad ke-16 masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang hingga kini masih dipertahankan. Adu sapi juga bertujuan merangsang pertumbuhan daging agar lebih padat dan berisi yang lazin dilaksanakan seusai masa panen.
Halaman 18
(Suara NTB/ist)
TERJUN SEKEPER - Salah satu objek wisata yang mulai terkenal yakni Air Terjun Sekeper di KLU.
Pameran Giok Digelar di Malaysia Banda Aceh Gabungan Pencinta Batu Alam (GaPBA) Aceh merencanakan pameran giok dan batu cincin lainnya di negeri jiran, Malaysia. “Rencananya, pameran digelar pertengahan tahun ini. Untuk memastikan jadwal pameran, minggu depan kami ke Malaysia, berkoordinasi dengan pemerintah setempat,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat GaPBA Aceh Nasrul Sufi di Banda Aceh, Jumat. Untuk pameran di Malaysia, kata dia, pihaknya akan memamerkan batu-batu terbaik. Semua batu yang dipamerkan adalah giok dan
batu cincin asli berasal dari Aceh. “Di Malaysia nanri, kami tidak akan memamerkan batu dari luar Aceh. Semua asli asal Aceh. Tujuannya, agar nilai batu Aceh ini semakin tinggi,” kata Nasrul Sufi. Sasaran pameran di Malaysia, kata dia, untuk merangkul para penggila batu dari berbagai negara di Asia Pasifik. Apalagi giok dan batu cincin asal Aceh mulai dikenal di dunia. “Beberapa anggota GaPBA sudah mengajukan diri untuk mengikuti pameran di Malaysia. Dan pameran di Malaysia ini merupakan pameran batu terbaik yang berasal dari Aceh,” ungkap Nasrul Sufi.
Kerajinan Giok
Selain di Malaysia, kata dia, GaPBA juga mengagendakan pameran giok dan batu alam lainnya di sejumlah daerah di Aceh. Di antaranya di Kabupaten Pidie dan Kota Sabang. Menurut dia, pameran di dua daerah ini merupakan agenda tahunan GaPBA. Tujuannya untuk memperkenalkan giok dan batu alam Aceh yang kini semakin diminati masyarakat. “Selain pameran, kami juga akan menggelar kontes asah batu cincin tingkat nasional. Kami akan mengundang semua pengasah batu cincin terbaik di seluruh Indonesia,” kata Nasrul Sufi. (ant/bali post)
(Suara NTB/ist)
Sebagai pengisi ruang ekspresi senin sinema (Seninema) di Warjack Taman Budaya NTB, Senin (16/3) malam nanti, Komunitas Jelajah Alam Lombok akan menampilkan video destinasi objek wisata alam terjun Sekeper yang terletak di Kawasan Santong, Kabupaten Lombok Utara (KLU). “Rencana besok kita tampilkan hasil explore ke terjun Sekeper di KLU. Jarak dari tempat parkir menuju air terjun itu ternyata tidak terlalu jauh, kalau jalan kaki jarak tempuh kita hanya dua jam baru bisa sampai di sana,” tutur Ahmad Herkiandi di sela proses editing video dokumentasi penjelajahannya. Ia menilai, objek wisata alam itu belum terlalu dikenal oleh masyarakat secara luas. Sehingga, objek wisata di hutan pedalaman itu jarang dikunjungi wisatawan. Para
wisatawan yang hendak mengunjungi kawasan air terjun tertinggi di NTB itu wajib didampingi pramuwisata atau tour guide khususnya dari masyarakat setempat. “Karena lokasinya terletak di Hutan Pedalaman, jadi wisatawan yang mau kesana itu betul – betul harus didampingi Pemandu wisata. Dan disana juga sudah tersedia pemandu yang siap mendampingi wisatawan,” tambahnya. Kawasan tersebut sangat jauh berbeda dari dengan terjun Benang Setukel di Lombok tengah. Kawasan yang berkembang lebih awal itu jelas lebih unggul dari sisi angka kunjungan. Setiap hari libur khususnya Sabtu – Minggu, Kawasan air terjun Benang Setukel dan Benang Kelambu selalu dipadati pengunjung baik lokal, domestik, maupun asing. (met)
Pembacaan Puisi Buka ASEAN Literary Festival 2015 Jakarta (Suara NTB) Pembacaan puisi dari sejumlah penulis, penyair, aktris dan akademisi sastra di Taman Menteng, Jakarta, menandai dimulainya pekan festival sastra bertajuk ASEAN Literary Festival (ALF) 2015. Mereka yang tampil di antaranya yakni Dinda Kanya Dewi, Okky Madasari, Tommy F Awuy, Saras Dewi, Steve Elu, Andi Gunawan, Bernard Batubara, Josephine Chia dari Singapura, dan Idriss Bouskine dari Algeria. ASEAN Literary Festival (ALF) tahun ini akan digelar selama seminggu di beberapa tempat di Jakarta pada 15-22 Maret 2015. “Kita di ASEAN sendiri tidak mengenal kesustraan satu sama lain, bahkan di pentas dunia tidak dikenal,” kata Okky Madasari, program director ALF 2015, Minggu. Okky mengatakan ALF tahun ini akan mengusung beberapa kegiatan seperti tur sastra di beberapa tempat seperti Perpustakaan Jakarta Barat, Perpustakaan Jakarta Pusat, Perpustakaan Jakarta Selatan, kampus Universitas Indonesia dan UIN Jakarta pada 15 hingga 18 Maret 2015.
“Dari awal Asean Literary Festival dirancang untuk semua orang, tidak hanya untuk sastrawan atau kelompok-kelompok tertentu, tapi justru ingin mendekatkan untuk orang yang tidak kenal sastra,” kata Okky. “Kami ingin membawa sastra keluar arena dari pusat-pusat kesusastraan, di tempat yang jarang disentuh atau kerap dilupakan,” tambah dia. Aktivitas ALF juga akan diisi dengan diskusi dan workshop sastra dengan pemateri dalri dalam dan luar negeri akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki Jakarta dari 19 hingga 22 Maret 2015. Okky mengatakan lebih dari 20 negara dari ASEAN dan non ASEAN akan berpartisipasi dengan menghadirkan penulis, seniman, akademisi, penerbit, dan film. Jumlah ini menurut Okky lebih besar dari tahun sebelumnya yang diikuti 14 negara. Selain negara ASEAN, ada juga China, Korea Selatan, Australia, Algeria, Jepang, Jerman, Norwegia, USA dan India. “Kami harap acara ini dapat menjadi pintu untuk puisi Asean lebih dikenal lagi, sudah saatnya kiblat puisi tidak lagi dari Eropa,” kaya Okky. (ant/bali post)
Disney Siapkan ”Frozen 2” Jakarta (Suara NTB) “Let it go...Let it go...” demikian penggalan soundtrack film besutan Disney berjudul “Frozen” yang populer dinyanyikan masyarakat, khususnya anak-anak pada setahun belakangan ini. Jika anda atau anak-anak anda masih menyanyikannya, anda akan memiliki sebuah lagu baru untuk dinyanyikan di masa depan untuk film yang berjudul sama. Disney secara resmi mengumumkan sekuel terbaru dari film sebelumnya berjudul “Frozen 2” kepada para pemangku kepentingan. Tim kreatif sebelumnya yakni Chris Buck, Jennifer Lee dan Peter Del Vecho akan kembali menggarap film tersebut dan Josh Gad (pengisi suara Olaf) juga mengumumkan hal tersebut. Tim casting Kristen Bell juga membagikan berita tersebut kepada para pengikutnya di Twitter. Namun, bagi para penggemar Elsa dan kawan-kawan perlu sabar menunggu karena Disney belum menentukan tanggal rilisnya film tersebut, demikian CNN. Film animasi Disney, Frozen, memang telah dirilis di bioskop hampir beberapa tahun lalu, namun fenomena ini masih hangat ketika untuk penjualan produk. Disney Consumer Products mengumumkan bahwa lebih dari 3 juta gaun didesain menyerupai karakter utama film tersebut, Elsa dan Anna, telah terjual
di AS dalam waktu kurang dari setahun. Selain itu, kostum Frozen merupakan pilihan utama untuk Halloween dan mainan yang terinspirasi dari film tersebut menjadi item terpanas musim liburan. Laporan musim semi menyatakan bahwa terjadi kekurangan produk Frozen setelah permintaan melebihi pasokan untuk item tersebut. “Terjadi koneksi yang kuat di antara keluarga di seluruh dunia dengan Frozen dan karakter-karakter didalamnya menjadi sebuah fenomena yang terus tumbuh selama 12 bulan terakhir,” kata wakil presiden eksekutif Disney Retail, Paul Gainer, dalam sebuah pernyataan. “Musim liburan ini Disney Consumer Products telah memperluas kategori produk dan memproduksi dua kali lipat untuk memenuhi permintaan yang melimpah,” tambahnya. Disney Consumer Products juga meluncurkan 16 produk makanan dan produk kesehatan bertemakan Frozen, termasuk di antaranya apel dan anggur segar, jus, yoghurt, perban dan produk perawatan mulut. Sebuah atraksi Frozen bertema Disney Epcot, untuk perayaan liburan di Walt Disney Studio di seluruh dunia, akan memasukkan karakter-karakter
Film Frozen
(Suara NTB/ist)
Frozen, diantaranya Elsa yang akan menggunakan kekuatannya untuk mengubah Kastil Cinderella menjadi istana es setiap malam. (ant/bali post)
RAGAM
SUARA NTB Senin, 16 Maret 2015
Para Penyeberang Terancam Dipecat Dari Hal. 1 Dalam kesempatan tersebut, sejumlah pimpinan DPD Partai Golkar kabupaten/kota yang lain juga menyampaikan keluh kesahnya. Selain Daeng, tampil pula Ketua Harian DPD Golkar Kota Mataram, H.Didi Sumardi, Ketua DPD Golkar Kabupaten Sumbawa Barat, Saifullah, Sekretaris DPD Golkar Kota Bima, Tiswan, SH dan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lombok Utara, Djekat. Mereka kompak menyampaikan dukungan dan loyalitasnya terhadap kubu Aburizal Bakrie sekaligus menyampaikan keluh kesah seputar problem yang menimpa mereka selama dualisme berlangsung. Menanggapi desakan untuk menjatuhkan sanksi untuk mereka yang menyeberang ke kubu sebelah, Zaini Arony, memberikan sinyalemen kuat untuk menerapkan sanksi tersebut. “Dalam turbulensi politik nasional saat ini. Tidak ada disiplin tanpa sanksi. Tidak akan pernah disiplin itu terwu-
jud tanpa sanksi. Begitu pula sanksi itu tentu ketika kita berada dalam sebuah organisasi modern seperti Golkar, selalu mengacu pada aturan main, baik itu AD/ART maupun pedoman landasan hukum yang lain,” ujarnya sembari menegaskan pihaknya tetap mendukung penuh kepemimpinan ARB. Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Departemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPP Partai Golkar, Chris Parangan mengatakan, seharusnya kader-kader Golkar di NTB bersikap satria dan legowo menerima pemimpin baru dari partai yang sudah mendapatkan legitimasi dari pemerintah pasca terbitnya surat dari Menkumham. Ia menilai, sikap para kader yang masih melontarkan ancaman-ancaman serta belum menerima keputusan itu menandakan belum adanya kedewasaan mereka dalam berpolitik. (aan)
BLH yang Tegas dan yang Diprotes Dari Hal. 1 Pengelolaan lingkungan yang tak memenuhi Amdal, katanya, jelas akan mengancam lingkungan. Pemda kabupaten dan kota diharapkan melakukan pengawasan yang ketat bagi industri yang ada di daerah ini. ‘’Yang perlu dilakukan kabupaten dan kota, pertama harus dicek Amdalnya dulu ada ndak. Kalau ndak ada maka diambil tindakan. Tapi kalau ada, tinggal dibina (perusahaan, red) supaya memenuhi sesuai Amdal itu,’’ imbuhnya. Erpan mengaku sudah memberikan tindakan tegas kepada industri yang tidak melakukan pengelolaan sesuai Amdal. ‘’Banyak yang sudah kita berikan tindakan tegas, kita lakukan proper. Kita lakukan tindakan paksa. Sudah ada beberapa (industri), tahun ini ada dua rumah sakit,” ungkapnya. Sementara itu di daerah wisata Gili Trawangan, pihaknya sudah melakukan penelitian. Hasilnya, pengelolaan limbah perhotelan di kawasan wisata itu memang cukup mengkhawatirkan. Untuk itu, BLHP NTB merekomendasikan supaya dibuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal. Selama ini, pembuangan limbah perhotelan di daerah tujuan wisata dunia itu secara terpisah. ‘’Rekomendasinya, harus dibuatkan IPAL komunal. Supaya tak sendiri-sendiri keluarkan limbahnya. Itu PU sudah menyiapkan anggaran untuk IPAL komunal, cuma tanahnya yang nggak ada. Jadi kendala juga karena persoalan lahan,” keluh dia. Asosiasi Hotel Protes BLH Ketika BLH berusaha tegas, justru protes datang dari kalangan perhotelan. Sebab, sampai saat ini belum menelurkan solusi untuk membuat tempat penampungan limbah berbahaya B3. Protes dari Ketua Asosiasi Hotel Mataram, Reza Bovier, persoalan limbah B3 menurutnya sudah menjadi cerita lama. Bahkan telah disampaikan berulang kali kepada pihak BLH untuk sama-sama mencarikan solusi. Di daerah-daerah lain, ia menyebut, pemerintahnya telah menyiapkan tempat penampungan khusus untuk limbah B3. Sementara di NTB, hingga saat ini pun belum terlihat dimana dan bagaimana progressnya jika tempat penampungan akan disiapkan. Padahal, jika dirunut dari kewajiban yang sudah dilakukan, pihaknya sebagai warga negara sudah membayar pajak yang diyakini sasarannya untuk pengadaan sarana mengatasi masalah limbah. “Tapi sampai saat ini tetap tidak ada solusi. Orang LH sudah tahu, jangankan rapor merah, semua hotel mungkin sudah rapor hitam semua dari dulu. Karena tidak ada solusi, tapi mau kasi sanksi apa , kondisinya memang seperti ini,” sesal GM Hotel Santika Mataram ini. “Bahkan kalau orang LH datang di salah satu hotel, petugas hotel bilang, mau apa, karena toh juga tidak ada solusi,” ungkap Reza. Seharusnya, sudah ada perusahaan yang digandeng untuk mengolah limbah-limbah B3 hotel. Jika bicara soal limbah, versi dia hotel tidak terlalu parah. Limbah B3-nya hanya sebatas balon lampu, solar jenset, oli jenset, atau kalaupun bekas accu. Limbah-limbah tersebut tetap ditampung di gudang-gudang yang disiapkan. Di hotelnya sendiri, limbah B3 ini bahkan sudah hampir penuh, entah akan dikemanakan. Dan persoalan ini ham-
pir sama dengan seluruh hotel lainnya. “Kalau hotel mah tidak seberapa limbahnya, paling balon lampu doang, tapi bagaimana dengan rumah sakit misalnya. Kemudian di Gili Trawangan, bingung limbah mereka mau diapain. Sementara sampah biasa saja tidak bisa diolah,” sebut Reza. Berbeda dengan daerahdaerah lainnya, selalu dilibatkan pihak lain untuk mendaur ulang, atau menjadikan balon mati menjadi hidup lagi. Banyak pihak yang kreatif sebenarnya. Hanya tidak dilibatkan. Asosiasi Hotel Mataram sebenarnya cukup intens membahas soal penanganan limbah. Untuk limbah B1 dan B2, ratarata menurut Reza sudah melakukan pengolahan antara yang organik dengan anorganik. Bahkan limbah yang dalam bentuk cairan sudah diolah sebelum mengalir ke saluran pembuangan. Sampah-sampah yang bisa diolah menjadi pupuk, biasanya digunakan kembali untuk mengembangkan apotek hidup. Kualitas Air NTB Rendah Pada tahun 2014 lalu, BLHP NTB melakukan pemantauan kualitas air sungai di daerah ini. Sungaisungai yang dipantau antara lain Sungai Ancar, Sungai Babak, Sungai Dodokan dan Sungai Brangbiji. Pemantauan dilakukan satu kali selama periode satu tahun. Jumlah lokasi pemantauan dari masingmasing sungai terdiri dari enam titik. Sehingga secara keseluruhan berjumlah 24 lokasi dari empat sungai tersebut. Hasil uji laboratorium terhadap sampel yang diambil, indeks kualitas air mencapai 54 indeks. Ini termasuk dalam kategori sangat kurang. Kualitas air ini berkurang dari tahun 2013 yang mencapai 60 indeks. Rendahnya kualitas air di NTB disebabkan oleh banyaknya bahan pencemar yang ikut masuk ke dalam sungai. Kemudian, kebiasaan masyarakat yang membuang sampah dan buang air di sungai. Dalam rangka meningkatkan indeks kualitas air itu, BLHP melakukan sosialisasi dan edukasi serta pembinaan terhadap masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Kemudian, pengawasan terhadap industri khususnya yang berada di DAS. Sementara itu, mengenai indeks kualitas udara di NTB tahun 2014 mengalami penurunan. Tahun 2014, indeks kualitas udara di daerah ini mencapai 86,2 persen. Sementara pada tahun 2013, kualitas udara di NTB sebesar 99,52 persen. Semakin rendahnya kualitas udara di daerah ini disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan sehingga meningkatkan emisi kendaraan bermotor. Kemudian, kurangnya pemahaman pelaku industri terhadap pengendalian pencemaran udara dari sumber emisi tak bergerak. Upaya yang dilakukan meningkatkan kualitas udara di daerah ini, yaitu melakukan evaluasi kualitas udara perkotaan diantaranya dengan kegiatan uji emisi gratis sejak 2012. Serta pengawasan terhadap perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran udara. (nas/bul)
Halaman 19
Gubernur Tolak Pengambilan Material Reklamasi Teluk Benoa di Pringgabaya Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menolak secara tegas pengambilan material untuk mereklamasi Teluk Benoa Bali di Pringgabaya, Lombok Timur (Lotim). Jumlah material yang akan dikeruk sekitar 20 juta meter kubik. “Kemarin juga waktu dia (investor) mengajukan mau mengambil material di Pringgabaya, kita tolak. Pak Gubernur menolak, ada suratnya resmi. Sekarang pindah lagi ke laut. Karena kita tolak di darat,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB, Ir. Heri Erpan Rayes, MM ketika dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (14/3) terkait dengan rencana pengambilan pasir laut di Lotim oleh investor yang akan mereklamasi Teluk Benoa. Dikatakan, mengenai rencana investor yang akan mengambil pasir laut di Lotim, pihaknya tak dilibatkan. Erpan mengatakan, pihaknya tak mengetahui rencana tersebut karena surat undangan untuk melakukan uji publik secara tiba-tiba. “Makanya ini kita sedang teliti itu bagaimana Amdalnya. Kita ndak tahu, karena ada undangan ke kita uji publik. Masa uji publik kita ndak tahu tiba-tiba ada undangan,’’ungkapnya.
Menurutnya, jika ada rencana pengambilan pasir laut maka harus ada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) kabupaten dan provinsi. Karena itu juga masuk wilayah NTB. Supaya jika terjadi kerusakan lingkungan akibat aktivitas itu jelas siapa yang bertanggung jawab. ‘’Kan harus ada yang bertanggung jawab. Kalau Amdal pusat bagaimana caranya mengambil di kita. Itu tak mainmain itu,” ungkapnya. Disebutkan, sesuai dengan rencana usulan pengambilan material untuk reklamasi Teluk Benoa di Pringgabaya, jumlah material yang akan dikeruk sekitar 20 juta meter kubik. Jumlah itu, katanya, ekuivalen atau setara dengan membuka lahan sekitar 40 hektar sampai 50 hektar. ‘’Kalau kita buka lahan 40-50 hektar dengan kedalaman 40-50 meter. Itu sama dengan danau,’’ imbuhnya. Mengenai rencana pengambilan pasir di wilayah Lotim untuk kegiatan reklamasi TelukBenoa,pihaknyaberharapPemkabLotim harus hati-hati dan melihat izin prinsipnya. ‘’Ada nggak izin prinsipnya. Kalau ndak ada, ndak boleh diizinkan itu. Kalau Lombok Barat sudah menolak,’’ pungkasnya. Pengambilan pasir laut, kata Erpan
bukan tidak boleh. Namun semua persyaratan harus dipenuhi. Baik itu mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Amdal dan sebagainya. ‘’Kita lihat dulu apakah sesuai dengan tata ruang, makanya harus ada Amdal baru kita lihat. Bukan masalah boleh tidak boleh, harus kita teliti dulu. Tidak serta merta dia datang uji publik, kita tidak tahu, tak dilibatkan kita sama sekali,’’ tandasnya. Sementara, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB juga meminta kepada Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi, untuk tidak menerbitkan izin pengerukan pasir oleh PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) di Pantai Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur, karena itu akan merusak ekosistem laut serta menghancurkan pariwisata Lombok ke depan. Direktur Walhi NTB, Murdani menjelaskan, berbicara dampak terhadap pengerukan pasir yang akan dilakukan oleh PT. TWBI tentunya akan berdampak terhadap berkurangnya pendapatan atau hasil tangkap nelayan. Kedua, persoalan flora dan fauna khususnya biota laut akan rusak dan fatalnya lagi akan terjadi abrasi pantai. Ketiga, pariwisata di NTB akan rusak dan investor pariwisata di Lombok khusus-
nya dan NTB umumnya akan terancam. Kalaupun Pemkab Lotim berdalih ingin memajukan perekonomian daerah tentunya harus ada perbaikan terhadap lingkungan. Dari aspek Undang – undang Nomor 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup harus ada kajian. Kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan harus wajib dimuat kajian strategisnya. Termasuk dampak lingkungan. Tidak boleh artinya, pemerintah daerah maupun investor mengumpulkan masyarakat dengan maksud meminta partisipasi masyarakat. “Betul mendatangkan PAD, tapi apakah dengan uang sekian juta kemudian merusak kehidupan generasi selanjutnya,” tanyanya. Oleh karenanya, Undang – undang Nomor 23 tahun 2014 tentang izin pertambangan berada di pemerintah provinsi harus menjadi pertimbangan Gubernur untuk tidak merekomendasikan pengerukan pasir untuk mendukung reklamasi Teluk Benoa. Kalau pun dilakukan oleh Pemprov NTB kemudian aktivitas pertambangan berlangsung, Walhi NTB dan Walhi pusat mengancam akan menggugat persoalan ini ke ranah hukum. “Kita harus berpikir keras bukan malah melihat uang,’’ tegasnya. (nas/cem)
Industri Kecil Juga Diduga Cemari Lingkungan INDUSTRI tahu tempe khususnya di wilayah Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya dan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram sudah berjalan puluhan tahun. Usaha tersebut memang relatif menjanjikan, disamping tidak membutuhkan peralatan canggih serta modal yang besar. Sayangnya, pengusaha jarang memperhatikan limbah hasil produksinya. Saluran bahkan sungai menjadi pilihan untuk membuang limbah mereka. Apa yang terjadi? Sedimentasi menumpuk bahkan sungai tercemar kandungan berbahaya. Penelusuran Suara NTB, di Kelurahan Kekalik hampir 90 persen warganya memilih pekerjaan sebagai pengusaha tahu tempe. Di setiap lingkungan pasti ditemukan aktivitas masyarakat berbaur dengan industri kedelai tersebut. Lingkungan Kekalik Kijang misalnya, corong asap mengepul, am-
pas kedelai menumpuk diantara gudang pembuatan tahu tempe. Peralatan sederhana dengan tiga tungku besar serta penampan dengan ratusan tahu siap dipasarkan berjejer. Darigudangpembuatannyapun terlihat pipa besar yang sengaja dibuat khusus membuang limbah tahutempelangsungkesungai.Alasan memilih sungai atau saluran sebagai tempat pembuangan limbah,karenatidakadaInstalasiPengolahan Limbah (IPL) yang dibuat oleh pemerintah maupun masyarakat. Seperti pengakuan Mansyur, sudah puluhan tahun membuang limbah tahu tempe ke sungai. Pasalnya, tidak ada pilihan lain untuk membuang ampas sisa produksinya. “Iya langsung buang ke sungai,” akunya dikonfirmasi Suara NTB. Dengan mengungkap, pemerintah, khususnya Badan Lingkungan Hidup(BLH)tidakpernahmemberi-
kan sosialisasi bahkan membuat pembuangan khusus. Sebagian besar pengusaha membuang limbah ke sungai dan itu dilakukan sejak puluhan tahun lalu. “Pemerintah ndakpernahmarah,”ujarnya. Sementara penelusuran di Kelurahan Abian Tubuh, pemerintah sudah membuatkan IPL yang dikhususkan kepada pengusaha tahu tempe. Akan tetapi, alat itu tidak terpakai lagi karena bocor serta menyebabkan puluhan sumur masyarakat diduga tercemar. Pengusaha tahu di Jalan Praburangkasari no 151 A Abian Tubuh mengaku, sudah menyiapkan IPL akan tetapi sejak puluhan tahun tidak terpakai karena bocor dan menyebabkan sumur warga diduga tercemar. Pemerintah kelurahan pun akhirnya memutuskan agar IPL itu dibongkar dan timbun. Secara pasti dia tidak mengetahui di mana lokasi Ipal tersebut, karena sudah tertutup oleh
bangunan dan jalan. “Itu pas saya masih sekolah, sekarang ndak tahu karena sudah tertutup jalan,” kata pengusaha tahu yang enggan dikorankan namanya. Akibatnya, masyarakat membuang limbah tahu tempenya ke sungai. Hingga kini tidak ada petugas maupun pemerintah yang mengecek IPL tersebut, apalagi mau membuatkan kembali masyarakat. “Iya buang ke sungai langsung,” akunya. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram, Drs. M. Saleh menegaskan, yang paling mendasar persoalan limbah industrinya adalah faktor kesadaran dari masyarakat sehingga perlu dilakukan pendekatan yang intens. Sehingga pemerintah tidak dibebankan dengan persoalan pembuatan serta pemeliharaan, tetapi masyarakat ikut andil dalam pemerliharaannya. “Pemerintah kan sudah menyiapkan, sekarang masyarakat harus mau melaku-
Bukan Dikeruk Dari Hal. 1 Sudah puluhan bahkan ratusan tahun lamanya pasir di bawah laut itu menutupi terumbu-terumbu karang yang ada di dasar laut. Terumbu karang sendiri merupakan tempat berkembangbiaknya ikan. Akibat terumbu karang yang tertutup membuat ikan-ikan tidak bisa berkembangbiak dengan baik. Atas dasar inilah, pasir tersebut harus diambil. Dengan demikian katanya, ikan akan memiliki rumah. Cara pengambilan pasir itu pun ditegaskan bukan dengan cara dikeruk. Namun disedot agar tidak merusak terumbu karang dan delta laut. Bupati meyakini, aktivitas penyedotan pasir laut itu tidak akan sampai menimbulkan abrasi seperti yang dikhawatirkan sejumlah pihak. Ia pun menegas-
kan, yang disedot itu adalah pasir laut bukan pesisir pantai. Jarak dengan pasir laut dengan pesisir pun sudah ada pemisah dan diyakinkan tidak akan menimbulkan dampak di pantai. Ali BD menyatakan dirinya juga pencinta lingkungan. Prinsipnya bahwa ia tegasnya, ia tidak ingin mencelakakan (merusak) lingkungan. Soal pasir bawah laut itu katanya jika tidak dijual justru tidak akan memberikan manfaat apa-apa. Sebaliknya, setelah disedot kepastian produksi ikan di kawasan tersebut bisa lebih besar. “Pasir laut itu tersedot, produksi ikan akan meningkat tajam,’’ jelasnya. Pasir laut sudah lama menjadi fosil di dasar laut. Daerah justru akan rugi jika pasir itu tidak diambil. Bagi Bupati Ali BD, jangankan pasir, angin yang ada di wilayah kewenangannya pun jika
ada investor yang berminat membelinya siap untuk dijual. Ia katakan, pihak yang menolak itu karena belum pernah menyelam melihat dasar laut. Sebagai negara demokrasi, sahsah saja katanya ada yang berkomentar menolak. Bagi Lotim sendiri, selama bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya buat daerah ia siap untuk menjualnya. “Tidak apa-apa menolak, tapi kan Lotim yang punya laut, orang itu menolak karena tidak tahu,” ungkapnya. Adalah investor PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) yang rencana melakukan penyedotan terhadap pasir tengah laut di wilayah Lotim. Bupati Lotim sudah memberikan izin prinsip untuk investor yang akan melakukan penyedotan pasir tengah laut di Labuhan Haji. (rus)
Redam Radikalisme Dari Hal. 1 “Kami sudah melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat untuk berpartisipasi. Pada intinya, kami harus dekat dengan mereka,” kata Asisten I Tata Praja dan Aparatur Setda NTB, Dr. Abdul Hakim, MM dikonfirmasi di Mataram pekan kemarin. Menurutnya, siapapun masyarakatyangterpengaruhden-
gan paham radikal itu harus didekati. Karena dia adalah warga negara Indonesia. “Jadi kita mungkin lupa, kita juga perlu saling mengingatkan. Apa permasalahannya. Kita coba mencari solusi bersama mereka juga,”imbuhnya. Hakim mengatakan, perlu keterlibatan semua pihak untuk meredam pemahaman radikalisme tersebut. Ditambahkan, bahwa upaya yang dilakukan
bukan hanya dari pemerintah saja.”Jadi bukan dari pihak pemerintah saja,”terangnya. Pemahaman radikalisme di sebagian kecil wilayah NTB masih ada. Jumlah masyarakat yang terlibat dalam pemahaman radikalisme sekitar puluhan orang. Dimana, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang ikut-ikutan. Sementara, yang terlibat aktif hanya sedikit. (nas)
Kopi NTB Ditantang Berkompetisi Citarasa di Italia Dari Hal. 1 “Kita sedang lakukan kajian, untuk mengikuti kegitan tersebut,” tambahnya. Dalam pameran tersebut, tim penilainya akan melibatkan langsung para ahli kopi dari Amerika Serikat. Undangan ini menurutnya sebagai angin segar untuk mempromosikan tawaran investasi kepada investor luar. Tentunya peluang ini juga menjadi harapan besar agar investor luar juga terlibat langsung untuk mengembangkan kopi di NTB, jika memungkinkan pabriknyapun bisa dibangun. Kopi Arabika NTB telah memiliki nama di tataran nasional, hanya saja yang membedakan kopi NTB dengan kopi Gayo dan Kintamani adalah belum adanya identitas geografis atau HaKI.
Namun tahun ini diupayakan HaKI bisa didapatkan. Persoalannya, untuk mendaftarkan sertifikat HaKI tersebut, lanjut Husnul Fauzi, dibutuhkan proses sesuai SOP. Misalnya bagiamana sejarah kopi bisa berkembang di NTB dan mengumpulkan data-data lain tentang kopi NTB. Dalam hal ini, provinsi tidak bisa bergerak cepat untuk menuntaskan identitas-identitas yang dimaksud. Harus ada kontribusi dari kabupaten/kota yang membidanginya untuk bergerak bersama-sama. Sementara untuk sertifikasi organik, menurutnya sudah lengkap dipenuhi sejak tahun 2012 lalu. Semaksimal mungkin menurutnya event-event bergengsi bisa diikuti untuk menyebarluaskan keberadaan kopi khas NTB.
Apalagi daerah sedang mengarah pada proses hilirisasi bagaimana menjadikan kopi-kopi dalam daerah tidak dijual dalam bentuk gelondongan. Tetapi diupayakan dalam bentuk kemasan. Kopi NTB saat ini terus mengarah pada kegiatan ekspor produksinya. Hanya saja, yang menjadi kendala adalah usia tanam yang rata-rata sudah tua, diatas 20 tahun bahkan hingga 30 tahun. Tentunya produktivitasnyapun rendah. Oleh karenanya, beberapa perusahaanyangmengambilproduksi kopi lokal, harapannya juga terlibat untuk melakukan peremajaan. ‘“Seperti kopi 55 di Lombok Tengah, sekarang sudah ‘’lempar handuk’’, mestinya mereka juga melakukan peremajaan. Jangan ambil enaknya saja dong,” demikian Husnul Fauzi. (bul)
kan pemeliharaan,” katanya. Disisi lain, pihaknya telah berupaya mendaur ulang kembali limbah tahu tempe. Salah satunya, membuat batako dari limbah yang dihasilkan dan biasa digunakan sebagai bahan bakar. Namun demikian, dia tidak mengetahui secara pasti bagaimana perkembangan usaha tersebut. Adapun IPL di Abian Tubuh yang bocor kemudian mencemari sumur warga, Saleh baru mendapatkan informasi tersebut. Pihaknya akan mengecek apakah kebocoran itu akibat konstruksi dan lain sebagainya. “Yang mana itu, saya belum tahu. Siapa yang buat,’’ katanya balik bertanya. Apa langkah kongkrit BLH melihat persoalan limbah setiap tahun terjadi? Secara konkrit dia tidak memaparkan sikap yang diambil. Namun secara umum disampaikan akan berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk mengurus persoalan tersebut. (cem)
Terpanggil untuk Memberikan yang Terbaik Dari Hal. 1 Ketua ICMI Kota Mataram Didi Sumardi dalam sambutannya setelah dilantik mengungkapkan, ikrar yang diucapkan jajaran ICMI Kota Mataram mengandung tanggungjawab yang cukup berat. Keberadaan pengurus ICMI memiliki tanggung jawab yang sangat luas. Tidak hanya kepada anggota ICMI se Kota Mataram tapi juga anggota ICMI se Indonesia. ICMI, menurut Didi Sumardi bertanggungjawab kepada masyarakat, bangsa dan negara serta umat islam. ‘’Itu amanahnya,’’ cetusnya. Oleh karena itu, untuk memikul tanggung jawab tersebut, adalah bersungguhsungguh menjalankan apa yang menjadi visi ICMI. Visi ICMI itu bagaimana mendayagunakan daya pikir untuk kemaslahatan dan kemajuan umat Islam, bangsa dan negara. Harus dibangun kultur yang bernuansa keislaman yang sifatnya rahmatan lilalamin. Nuansa keislaman itu memang sengaja disebar bagi semua alam. Tidak saja umat manusia tapi juga lingkungan dan daerah. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman dan keilmuan untuk kecendikiaan itu, para pengurus akan menjalankan program sesuai khittah ICMI. ‘’Khittah dari ICMI bagaimana kegiatannya itu berbasis keilmuan yang amaliyah. Jadi ilmu itu untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kemajuan,’’ terang Didi Sumardi. Karena bukan hanya amal tapi juga amal untuk mencerdaskan, mendewasakan, amal yang juga arahnya membangun peradaban yang Islami yang kemudian menjadi peradaban kemanusiaan. Hal itu diyakini Didi Sumardi mampu membuat masyarakat aman, nyaman, tenang, berpikir positif sehingga mampu melajukan kegiatan yang maslahat, sekaligus menjauhkan hal-hal yang batil bagi kemanuasiaan dan kemasyarakatan. ‘’Disitu ICMI akan hadir dan memberikan konsep-konsep ke arah kemajuan Kota Mataram,’’ ujarnya. Mengawal visi misi Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya, ICMI berjanji
(Suara NTB/dok)
Lalu Aria Dharma (Sekretaris ICMIKota Mataram)
akan banyak merumuskan langkah-langkah konsepsional, strategis dan operatif menterjemahkan itu dari aspek kecendikiaan Islam. Itu juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari identitas kecendikaan. ‘’Ini beban berat. Sebenarnya lebih ringan jadi Ketua DPRD daripada ketua ICMI. Bebannya itu tidak hanya bertanggungjawab pada ruang lingkup Kota Mataram tapi kepada seluruh umat tanpa batas,’’ terang ketua DPRD Kota Mataram ini. Ketua ICMI Provinsi NTB, Prof. H. Sunarpi, PHD., memberi wejangan kepada jajaran ICMI Kota Mataram bahwa nama ICMI yang dulu memiliki pergerakan luar biasa di era orde baru, di era reformasi mulai tenggelam. Padahal sudah sepantasnya ICMI memberi peran yang lebih besar di tengah kondisi masyarakat saat ini, yang meski sumber daya melimpah ruah, namun faktanya kesejahteraan belum cukup baik. Karenanya pria yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Mataram ini mengajak para pengurus baru ICMI Kota Mataram untuk ikut turun tangan dalam meningkatkan kualitas SDM yang diyakini menjadi kunci untuk keluar dari kondisi saat ini. “Dengan mencetak SDM yang kompeten di bidangnya, berbasis agama, dan berakhlak islami, maka akan lahir generasi emas Indonesia,’’ tegasnya. Senada dengan Sunarpi, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh yang juga Dewan Pembina ICMI Kota Mataram berharap ICMI mampu memberi kontribusi bagi peningkatan sumber daya manusia di Mataram. (fit/*)
Limbah Jadi Ancaman Serius Dari Hal. 1 “Pengolahan limbahnya sudah bagus kemudian mereka sudah memetakan mana limbah cair mana limbah padat itu sudah dipisahkan,” ujarnya. Alumnus Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) Yogyakarta, Roy Safiin ST, mengatakan hal sama. Meskipun LRT dikategorikan limbah yang tidak terlalu parah ketimbang limbah industri, namun akan berakibat fatal bila dibiarkan secara terus menerus dan dijadikan kebiasaan tanpa dibarengi dengan kesadaran masyarakat.
Menurut Roy, Dampak yang terjadi dalam pembuangan tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan, banyak berkembang biak nyamuk salah satunya jenis nyamuk yang menimbulkan penyakit demam berdarah. Kemudian menyebabkan diare, kolera dan lainnya. Perlu Sanksi Sosial Mahasiswa angkat bicara dalam persoalan pencemaran lingkungan oleh industri. Dewan Pembina Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Mataram (Unram), Agus Rifanto mengusulkan diberlakukannya sanksi sosial bagi perusa-
haan yang pengelolaan limbahnya dengan buruk. Sanksi sosial tersebut misalnya dengan memasangkan bendera dengan warna yang sesuai dengan tingkat hasil penilaian (rapor) pengelolaan limbahnya. ‘’Kalau rapornya merah, pasang bendera merah di perusahaan itu. kalau rapornya hitam, pasangkan bendera hitam,’’ kata Agus. Pemerintah menurutnya perlu mengambil sikap melakukan penangangan terhadap pengelolaan limbah B3, rumah sakit, hotel dan perusahaan lainnya, jika pihak pengelola tidak taat
terhadap UU lingkungan hidup. Sebab jika tidak ditangani serius, tentunya menjadi ancaman besar bagi masyarakat. Ia mengkhawatirkan kasus yang terjadi di Buyat, Manado akan terjangkit di NTB, demikian juga kasus yang menjadi pembelajaran adalah kasus Minamata di Jepang. Apapun dalihnya, limbah B3 sudah tergolong membahayakan bagi kelangsungan hidup. Khusus di Kota Mataram, Agus menyebut Pemkot Mataram pernah memiliki Instalasi Pengolahan Limbah (IPL), namun peralatan tersebut kini
tak jelas rimbanya. Padahal jika bisa digunakan dengan baik, bisa menampung dan mengelola limbah yang ada. Dengan catatan, limbah-limbah yang disetorkan oleh pengusahanya harus dibarengi dengan biaya pengelolaan dari pihak rumah sakit, hotel maupun restoran maupun yang lainnya agar berkontribusi ke PAD dari sisi pengelolaan limbah tersebut. “Lebih baik begitu caranya, ini sudah terjadi bertahuntahun soal limbah ini. Tidak usah menyalahkan siapapun, pemerintah daerah ambil sikap saja,” usulnya. (uki/bul)
Senin, 16 Maret 2015
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Sumbangan Besar SDM dari Kampus Hijau UMM Mataram (Suara NTB) Sumbangan terbesar Universitas Muhammadiyah Mataram (UMM) sebagai bagian dari amal usaha persyarikatan Muhammadiyah adalah di bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu wujudnya, dengan berhasil diwisuda 630 mahasiswa dari berbagai program studi. Menjadi istimewa wisudah kali ini, terbanyak meluluskan dengan predikat cumlaude. Prosesi wisuda berlangsung lancar di Hotel Lombok Raya, Sabtu (14/3) lalu. Dengan rincian, Fisip jumlah mahasiswa yang diwisuda sebanyak 97 orang, Fakultas Tekhnik 20 orang, Faperta 10 orang, FIK 30 orang, Fakum 23 orang, FAI 8 orang, FKIP 442 orang. Sementara yang lulusan cumlaude 51 orang, sangat memuaskan 567, dan memuaskan 12 orang. Dalam sambutannya, Rektor UMM Drs. Mustamin H. Idris, MS memastikan lembaga pendidikan
yang berjulukan “kampus hijau” itu, senantiasa akan meningkatkan kualitas kelulusan setiap tahunnya, sejak didirikan Tahun 1980 lalu. “Bersama perguruan tinggi lainnya di NTB, UMM telah memberikan sumbangan cukup besar dalam pembangunan Sumber Daya Manusia,” kata Mustamin. Ini tidak lepas dari keinginan persyarikatan yang memposisikan pendidikan sangat strategis. Sehingga kampusnya akan berusaha mengaplikasikan misi persyarikatan tersebut, sebagai panggilan dakwah, mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada pada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. “Di universitas inilah dinamika gerakan Islam, gerakan tajdid, gerakan da’wah amar ma’ruf nahi mungkar,” kata Mustamin. Pada kesempatan itu, dia sangat berharap, alumni UMM diharapkan menyandang kompetensi ganda, yaitu sebagai sarjana mengusai IPTEK dan sebagai insan persyarikatan yang berkarakter luhur.
Tidak lupa soal menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kampusnya bahkan sudah mempersikan diri menyambut era baru kompetisi global itu, salah satunya dengan penguatan kelembagaan, pengembangan SDM, penguatan lembaga penjamin mutu dan penerapan kurikulum yang berorientasi KKNI maupun eksternal, serta membangun kerjasama dengan pihak terkait, baik lokal, regional, nasional, dan internasional. Secara internal, pihaknya terus mengembangkan SDM dosen. Ada 37 dosen yang lanjut S3, sehingga berharap tahun 2018, lebih dari 70 persen dosen sudah, sedang, dan selesai S3. Selain itu, Mustamin membeberkan pula agenda peningkatan kualitas nilai akreditasi prodi dan institusi. Ia menjelaskan, UMM memiliki 21 program studi, tujuh prodi sudah mengantongi akreditasi B. Sementara, 13 prodi lainnya sedang dalam proses reakreditasi menuju B. “Kami target akhir 2015 20 prodi dan satu intitusi sudah akreditasi B,” harapnya. (ars/*)
Rektor UMM, Drs. Mustamin H. Idris, MS membuka rapat senat terbuka wisuda S1 dan D3 periode Maret tahun akademik 2014 – 2015.
Pembacaan SK Wisudawan
Sambutan Koordinator KopertisWilVIII Bali, Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si
Pembacaan janji wisudawan dipimpin oleh perwakilan mahasiswi.
Para Dekan Fakultas yang hadir di rapat senat terbuka wisuda S1 dan D3 periode Maret tahun akademik 2014 – 2015
Sambutan Rekrtor UMM Drs. Mustamin H. Idris, MS
Prosesi wisuda lulusan terbaik oleh Rektor UMM, Drs. Mustamin H. Idris, MS
Orasi Ilmiah Wakil Ketua KY RI, Dr. H. Abbas Said, SH, MH
Sambutan Sekretaris Kopertis Wilayah IV, Drs. H. Aliwafa, M.Ag
Babak Baru KPK Pascamasa Gonjang-ganjing Jakarta (Suara NTB) Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) sedang dalam periode pendinginan setelah mengalami kisruh dengan Polri. “Ada kesepakatan yang bagus ya, cooling down-lah,” kata Wakil Ketua KPK Zulkarnain pada Jumat 13 Maret. Dua hari sebelumnya, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan pemeriksaan pimpinan KPK non-aktif Abraham Samad dan Bambang Widjojanto akan ditunda sesuai surat permohonan pelaksana tugas (plt) pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki. Ruki dalam suratnya meminta penghentian pemeriksaan Polri terhadap para Pimpinan KPK nonaktif dan para pegawai KPK. Bareskrim Polri sudah menetapkan Bambang sebagai tersangka dalam kasus dugaan menyuruh saksi memberikan keterangan palsu dalam sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi pada 2010. Abraham Samad ditetapkan
sebagai tersangka oleh Polda Sulawesi Selatan Barat dugaan pemalsuan dokumen yang diadukan oleh seorang perempuan bernama Feriyani Lim. Abraham juga menjadi tersangka dugaan penyalahgunaan wewenang sebagai pimpinan KPK yang dilaporkan oleh Direktur Eksekutif KPK Watch Muhammad Yusuf Sahide oleh Bareskrim Polri. Penyidik KPK Novel Baswedan juga menjadi tersangka kasus penganiayaan berat yang mengakibatkan tewasnya seorang tersangka pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004. Mereka dijadikan tersangka oleh Bareskrim Polri beberapa waktu setelah KPK menetapkan calon Kapolri (saat itu) Komis-
aris Jenderal (Komjen) Pol Budi Gunawan sebagai tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi. Babak baru KPK secara resmi melimpahkan penyidikan kasus Budi Gunawan ke Kejaksaan setelah kalah dalam praperadilan. “Kasus Komjen BG (Budi Gunawan) yang ditangani KPK dan dinyatakan tidak sah oleh Pengadilan diserahkan ke Kejaksaan. Kejaksaan akan melanjutkan ke Polri karena dinilai penangannya akan lebih efektif karena sudah pernah menangai kasus ini sebelumnya,” kata Jaksa Agung HM Prasetyo pada 2 Maret 2015 di gedung KPK. Kondisi KPK saat itu dirasa sangat tidak nyaman karena panggilan ke berbagai pegawai maupun pejabat KPK. “Sementara situasi di KPK tidak nyaman karena ada panggilanpanggilan (ke Mabes Polri),” ungkap plt Pimpinan KPK Johan Budi SP. Pasca pelimpahan, sejumlah pihak menilai saatnya KPK dan
Polri memulai babak baru dalam hubungan mereka sebagai sesama penegak hukum. “Jadi KPK-Polisi samasama mengerem diri dan samasama menghormati masingmasing. Masing-masing, polisi juga harus berani memperbaiki diri, KPK juga diawasi. Ini kan tegang suasana. Kemarin sudah, setelah BG tidak dilantik sudah agak tenang suasananya,” kata Buya Syafii Maarif yang merupakan Ketua Tim 9, tim khusus yang memberikan usulan kepada Presiden Joko Widodo mengenai konflik KPKPolri, seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 10 Maret 2015. Tim 9 khusus bertemu dengan Jusuf Kalla untuk menyamakan persepsi mengenai kriminalisasi dan upaya untuk menghentikan pelemaham KPK. “Sekarang ada kecenderungan pelemahan posisi KPK, dan pemerintah sepakat proses pelemahan itu tidak mencari siapa yang memperlemah. Tapi proses pelemahan yang sedang terjadi dan ini harus kita bantu, kita harus hentikan, kita harus kembalikan supaya KPK kuat sebagai institusi,” kata anggota Tim 9 Jimly Asshiddiqie. Wapres Jusuf Kalla sendiri menegaskan tidak boleh ada tindakan kriminalisasi.
(ant/Bali Post)
DPO SIPIL BERSENJATA - Sejumlah personel Resimen 2 Pelopor Korps Brimob Mabes Polri dibantu waga setempat memasang baliho Daftar Pencarian Orang (DPO) kelompok sipil bersenjata didesa Tangkura, Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/3). Kepolisian Resor Poso kembali merilis sedikitnya 17 orang yang dianggap berbahaya karena terlibat dengan sejumlah kekerasan bersenjata di sekitar Poso termasuk pimpinanya Santoso.
“Tidak boleh dikriminalisasi, apalagi KPK. Anda tidak punya soal kemudian diperiksa supaya anda salah, tidak boleh dikriminalisasi. Apalagi soal pelemahan KPK. Pelemahan KPK bisa terjadi dari luar, bisa dari dalam. Kalau pimpinannya berbuat tidak sesuai dengan moral, etika lemah juga KPK. Dari luar bisa juga memperlemah KPK kalau ada tindakan-tindakan di luar hukum,” ungkap Jusuf Kalla. Setelah bertemu dengan Jusuf Kalla, Tim 9 pun bertemu dengan lima orang pimpinan KPK pada 13 Maret 2015 dengan pembahasan yang mirip. “Kami diskusi mengenai isu kriminalisasi dan langkah-langkah yang sekarang sudah menunjukkan penyelesaian walaupun tidak bisa secepat yang kita harapkan,” kata Jimly di gedung KPK pada Jumat (13/3). Jimly menilai bahwa penyelesaikan yang dilakukan saat ini bukan merupakan barter. “Jangan pakai istilah barter supaya tidak disalahpahami. Ini penyelesaian. Kita sebagai bangsa tidak boleh terjebak dalam kasus Budi Gunawan, terjebak nama BW, AS, BG, tapi yang harus diselesaikan masalah bangsa negara supaya negara bangsa tidak tersendera kasus orang per orang,” ungkap Jimly. Saat ini menurut Jimly, KPK pun sudah dapat mulai fokus mengusut 36 kasus di tahap penyidikan. “Ada 36 kasus yang ditangani KPK dan kami gembira mendengar Pak Ruki tadi menjelaskan bagaimana mereka tiap hari fokus melakukan ekspose minimal 2 perkara sehingga perkara-perkara yang sudah 1 tahun tidak diproses ini tidak berhenti hanya karena KPK tersandera satu kasus, kata Jimly. Dengan demikian, tambahnya,a kepentingan bangsa dan negara dalam rangka pemberantasan korupsi harus dilanjutkan. Hanya saja KPK memang dinilai masih perlu memperbaiki diri termasuk soal komunikasi ke publik. “Tapi tentu masih banyak hal yang harus diperbaiki termasuk komunikasi publik. Boleh jadi perlu perbaikan supaya jangan disalahpahami,” ungkap Jimly. (ant/Bali Post)