HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 210 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SELASA, 17 NOVEMBER 2015
Pengemban Pengamal Pancasila
(Suara NTB/lin)
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
RENOVASI - Proyek renovasi dan perluasan bangunan kelas III DAK RSJ Mutiara Sukma NTB. Renovasi gedung ini diduga dikerjakan tidak sesuai perencanaan awal. (Suara NTB/dok)
Lakukan Kajian Teknis Proyek RSJ
Dinas PU Tak akan Rekomendasikan Penggunaan Baja Ringan
Mataram (Suara NTB) Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB akan melakukan kajian teknis terkait dengan salah satu proyek di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma yang diduga tak sesuai perencanaan. Kajian teknis tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah proyek tersebut salah perencanaan atau tidak.
TO K O H Belum Tahu Waktu Pilkada WAKIL Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si menceritakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui waktu pelaksanaan Pilkada serentak yang dijadwalkan pada 9 Desember mendatang. Dengan sisa waktu yang tersedia, ia meminta penyelenggara Pemilu baik KPU dan Bawaslu untuk lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat pada tujuh kabupaten/kota yang melaksanakan Pilkada serentak tahun ini. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
H. Muh. Amin
KO M E N TTAA R
Terkait dengan penggunaan atap kerangka baja ringan yang berubah dari perencanaan awal menggunakan atap kerangka baja berat, Dinas PU tak akan merekomendasikan menggunakan atap kerangka baja ringan. Pasal-
nya, atap kerangka baja ringan hingga saat ini masih belum mempunyai SNI. ‘’Saya belum tahu ini salah perencanaan atau ndak. Ini yang kita carikan solusinya. Kita kaji dulu. Baja ringan itu tak punya Standar Nasional Indonesia
Baru Jari Keluarkan 4,5 Juta Meter Kubik Material LETUSAN Gunung Baru Jari, anak Gunung Rinjani, diperkirakan sudah mengeluarkan 4,5 juta meter kubik material piroklastik. “Lahar panas mengarah ke arah timur dan utara Gunung Baru Jari,” kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya. Berdasarkan pos pengamatan PVMBG di Sembalun Sabtu pukul 11.00 WIB, kata dia, asap letusan putih-kelabu tebal, tinggi sekitar 1.600 meter condong ke barat-barat daya. Bersambung ke hal 15
(SNI). Sehingga saya tak punya dasar untuk merekomendasikan itu (penggunaan baja ringan),’’ kata Kepala Dinas PU NTB, Ir. Wedha Magma Ardi, M.TP ketika dikonfirmasi di Mataram, Senin (16/11) siang kemarin. Bersambung ke hal 15
KPK Pastikan Turun Lagi ke Bima
(Foto diambil oleh Tim Tanggap Darurat PVMBG)
MELUAP - Visual luapan air Danau Segara Anak yang mengalir ke Sungai Kokok Putek,
Mataram (Suara NTB) Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan turun lagi ke Bima, dalam rangka menindaklanjuti cek fisik proyek e-KTP. Namun kepastian waktu masih diagendakan. ‘’Iya, turun lagi. Tapi sementara belum diagendakan,’’ kata juru bicara KPK, Yuyuk Andriati, Senin (16/11) ditanya terkait kelanjutan pemeriksaan fisik alat cetak EKTP di Bima. Selain belum diagendakan, tim penyidik juga masih sibuk menyelesaikan perhitungan kerugian negara kasus itu melibatkan ahli. ‘’Sekarang tim masih sibuk bersama ahli untuk kegiatan - kegiatan perhitungan kerugian,’’ kata Yuyuk. Setelah rangkaian pekerjaan itu selesai dia pastikan tim KPK akan turun kembali mengecek ke lapangan. ‘’Tapi soal waktu nanti (dijadwalkan),’’ sebutnya. Bersambung ke hal 15
Alami Pengurangan Debit MATA air di NTB memang mengalami pengurangan debit. Selain karena adanya kerusakan wilayah penyangga. Musim kemarau yang cukup panjang juga mempengaruhi berkurangnya debit air. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB, Ir. H. Hery Erpan Rayes, MM., yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/11). Bersambung ke hal 15
Izin Mendagri Turun
Penjabat Walikota Mataram Segera Gelar Mutasi Mataram (Suara NTB) Rencana Pemkot Mataram melakukan mutasi akan diterealisasi. Kabarnya, Penjabat Walikota Mataram, Dra.Hj.Putu Selly Andayani, M.Si telah mengantongi izin melaksanakan mutasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo. Sekretaris Daerah (Sekda) yang sudah menjabat selama sembilan tahun dan Sekretaris Dewan (Sekwan) Kota Mataram dinilai subordinat terancam digeser alias dimutasi. Surat izin Mendagri itu ditujukan kepada Gubernur NTB. Menurut informasi, terdapat lima poin dalam isi surat Mendagri tersebut, diantaranya berisi ketentuan Pasal 132 A ayat (1) huruf a dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Peruba-
han Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah atau Pelaksana Tugas Kepala Daerah dilarang melakukan mutasi pegawai. Larangan tersebut kemudian mendapat pengecualian harus mendapat persetujuan tertulis dari Ment-
Hj.Putu Selly Andayani
eri Dalam Negeri. Dalam point itu selanjutnya, Mendagri memberikan izin melaksanakan mutasi dan promosi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Mataram, agar dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan - undangan. Akan tetapi, Mendagri mengisyaratkan dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama harus melalui proses seleksi terbuka sesuai dengan ketentuan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan MenpanRB nomor 13 Tahun 2015 tentang cara pengisian jabatan-jabatan pimpinan tinggi secara terbuka di lingkungan instansi pemerintah. Izin mutasi tersebut, kembali (Suara NTB/dok)
dipertegas dipoin ke empat, dimana mutasi jabatan eselon III, jabatan eselon IV dan dalam rangka meningkatkan kinerja Pemkot Mataram, pada prinsipnya Mendagri memberikan izin kepada Penjabat Walikota untuk melaksanakan mutasi pejabat/pegawai di lingkungan Pemkot Mataram. Akan tetapi, Mendagri memberikan catatan bahwa pengisian jabatan untuk mengisi kekosongan yang disebabkan karena pensiun, meninggal dunia, mengundurkan diri, dan karena tidak pidana dan/atau dikenai sanksi disiplin berat. Penjabat Walikota tidak boleh mengakibatkan seorang pejabat struktural/fungsional kehilangan jabatannya (non job) kecuali terkena kasus tindak pidana dan/atau dikenai sanksi disiplin berat. Bersambung ke hal 15