HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB
JUMAT, 18 OKTOBER 2013
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 187 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Selamat Pagi... Masyarakat Pesisir, Rumput Laut dan Lain-lain Oleh: Drs Cukup Wibowo, MMPd EMKOT Mataram selama bertahun-tahun telah berupaya mengembangkan berbagai program pemberdayaan masyarakat pesisir. Data tahun lalu, jumlah penduduk pesisir itu lebih dari 2.300 orang, yang bermukim di sepanjang sekitar sembilan kilometer Pantai Ampenan yang
melintasi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sekarbela dan Kecamatan Ampenan. Sebanyak 1.200 orang mata pencahariannya adalah nelayan. Jadi masyarakat pesisir yang bermukim di sepanjang pantai itu tidak semua mata pencahariannya langsung mencari ikan di laut. Ada diversifikasi pekerjaan meskipun mayoritas masyarakat pesisir pendapatannya tetap tergantung pada produktivitas penangkapan ikan oleh nelayan. Pemkot Mataram paling banyak memberikan perhatian pada
masyarakat pesisir. Banyak prioritas program-program bantuan pada nelayan yang tiap tahun diberikan seperti mesin ketinting, atau bantuan perahu. Nelayan juga diberikan bantuan cool storage yang sangat dibutuhkan saat hasil tangkap ikan booming, Nelayan Ampenan juga pernah diberikan kapal tangkap ikan. Perhatian khusus bagi masyarakat pesisir karena mereka selalu menghadapi “musibah tahunan” yaitu saat datangnya pada Musim Angin Barat. Bersambung ke hal 5
C.01.08.13
Mataram (Suara NTB) Upaya memperjelas posisi kasus dugaan penyimpangan pada penggunaan dana hibah KPU Kota Mataram, masih digencarkan Kejaksaan Tinggi NTB. Kamis (17/ 10) kemarin, secara maraton, sejumlah saksi dimintai keterangan. Dua diantaranya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan mantan bendahara. Keduanya hadir untuk diklarifikasi. Informasinya, permintaan keterangan itu masih seputar penggunaan dana hibah Pemkot Mataram senilai Rp 5,7 miliar. Dimana, dana itu digunakan untuk penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Mataram tahun 2010. “Yang diklarifkasi hari ini PPK dan mantan bendahara,” kata sumber Suara NTB. Hanya saja dalam klarifikasi itu, keduanya tidak ditanya panjang lebar. Penyidik sebenarnya berharap mereka membawa dokumen diperlukan terkait penggunaan dana yang diperkirakan untuk operasional kegiatan pilkada saat itu. “Mereka tidak membawa dokumen, sehingga harus dihadirkan lagi,’’ sambung sumber tadi. Sementara pantauan Suara NTB pemeriksaan dua pejabat di sekretariat KPU Kota Mataram itu berlangsung di ruang Pidsus Kejati NTB. Pada Sekretariat KPU, keduanya menjabat Kepala Bagian Perencanaan dan Kepala Bagian Pengadaan . Seorang pejabat menggunakan safari menghadap ke penyidik Ismail, SH. Satu orang saksi lainnya yang mengenakan batik mengadap penyidik Zuliadi, SH. Usai pemeriksaan, mereka enggan berkomentar banyak saat ditanya. Ketika diklarifikasi terkait penggunaan dana untuk distribusi logistik pemilu, dipastikannya sudah beres. “Sudah selesai kalau soal logistik, tidak ada masalah,” ujarnya, sembari berlalu menggunakan sepeda motor. Bersambung ke hal 5
Mataram (Suara NTB) Rony Gunarso, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Proyek Asrama PAUD pada BP-PNFI Regional VII Mataram, akhirnya memenuhi panggilan Kejaksaan Tinggi NTB. Rony hadir di gedung Kejati, Kamis (17/10) sekitar pukul 16.30 Wita, kemudian menyerahkan dokumen terkait proyek senilai Rp 2,9 miliar tersebut. Rony tiba dengan mobil dinasnya, masuk ke Gedung Kejati didampingi seorang pegawainya. Di tangan pegawainya, bundelan dokumen dibawa ke lantai dua gedung pemeriksaan II Intelijen Kejati NTB. Di ruangan itu, Rony menyerahkan beberapa bundelan dokumen. Dokumen itu, terkait proyek Asrama PAUD Tahun 2012. Mengingat pada pengerjaan proyek itu, Rony bertindak sebagai KPA, melanjutkan pengerjaan proyek yang sama, tahun 2011 lalu. Usai menyerahkan dokumen dan
berbincang terkait status proyek itu, Rony akhirnya selesai diperiksa sekitar pukul 17.10 Wita. Dikonfirmasi Suara NTB, Rony membenarkan dirinya sempat dimintai keterangan penyidik Kejaksaan dan menyerahkan sejumlah dokumen penting. Ditanya terkait klarifikasinya atas pengerjaan proyek itu, Rony mengakui, ada penundaan pembayaran karena sempat ada putus kontrak dengan rekanan. Bersambung ke hal 5
Rony Gunarso
Kejanggalan Jenazah
TO K O H
Keluarga Dipersilahkan Buat Laporan
Ancam Copot Kepala SKPD
Sumbawa Besar (Suara NTB) Di tengah penjemputan dan pengantaran jenazah menyeruak isu adanya kejanggalan yang ditemui pihak keluarga pada jenazah korban penembakan. Kejanggalan itu, diantaranya ada-
nya jahitan yang cukup lebar. Terkait hal itu, pihak KBRI maupun Disnakertrans Sumbawa mempersilahkan keluarga untuk meminta penjelasan ataupun memberikan laporan secara tertulis. Bersambung ke hal 5
H. Zaini Arony (Suara NTB/dok)
(Suara NTB/arn)
DIBUKA - Peti jenazah dibuka dan suasana duka saat penyambutan di rumah keluarga empat korban.
Jenazah Sempat Tertukar
Isak Tangis Keluarga Sambut Korban Penembakan di Malaysia Ke empat jenazah korban penembakan polisi Diraja Malaysia tiba di rumah duka di Kecamatan Buer sekitar pukul 04.00 Wita, Kamis (17/10) dini hari kemarin. Isak tangis keluarga mewarnai penyambutan empat jenazah. Meski ada jenazah yang sempat tertukar, namun semuanya sampai di tempat tujuan.
PANTAUAN Suara NTB, yang melihat langsung proses penjemputan dan penyambutan jenazah, pertama kali tiba, jenazah Wahyudi Bin Kuling (27) RT 01 RW 01 Desa Tarusa. Para keluarga dan tetangga tampak ikut berkumpul di rumah duka ingin menyaksikan almarhum
untuk terakhir kalinya. Setelah proses serah terima dan penandatangan dokumen, tim penjemputan mengantar dua jenazah di Desa Juru Mapin, yakni, Hafat Bin Angan (44), RT 01 RW 07 dan Hery Setiawan Bin Fatawari (32) RT 01 RW 02. Bersambung ke hal 5
C.03.08.13
BUPATI Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony, M.Pd prihatin dengan rendahnya disiplin pegawai di lingkup Pemkab Lobar. Hal ini disinggungnya ketika melantik 10 pejabat lingkup Pemkab setempat, Kamis (17/10) kemarin. Bersambung ke hal 5
KPA Proyek PAUD Diperiksa Kejaksaan
(Suara NTB/ars)
PPK dan Mantan Bendahara Diklarifikasi