HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
KAMIS, 19 JUNI 2014
16 HALAMAN NOMOR 86 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kampung Media di Pentas Nasional
Menuju Lomba Pelayanan Publik Dunia Kampung Media terus bergema, dari serambi kampung hingga pentas nasional. Mengisi ruang pemikiran banyak orang. Setelah penghargaan 9 Top Inovasi Terbaik Nasional disandang, kini Kampung Media bersiap menuju lomba pelayanan publik dunia atau UNPSA (United Nation Public Service Award). Mengawalinya, Gubernur NTB Dr.TGH.M.Zainul Majdi memaparkan Kampung Media dari hulu hingga hilir di hadapan peserta Simposium Pelayanan Publik yang digagas Kemen-PAN-RB di Jakarta, 16 Juni lalu. KARENA konsep Kampung Media sebangun dengan semangat dakwah berjama’ah di kampung, membuat DR, TGH, M, Zainul Majdi yang jebolan pesantren dengan mudah mengurainya dihadapan 500 undangan dari dalam dan luar negeri. Dipandu peneliti senior LIPI Prof. DR. Siti Zuhro, Gubernur NTB memperoleh kesempatan terakhir setelah tiga pembicara sebelumnya yaitu Dirjen Administrasi Hukum Umum Kemenkumham, DR. Aidir Amin Daud dengan inovasi Fidusia online,
Kepala Badan Karantina Ikan Kemenlutkan, Narmoko Prasmadji, S.H.M.A dengan inovasi Karantina Ikan Semarang dan Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini dengan inovasi Surabaya Single Window. Pemaparan Gubernur NTB di acara symposium ini merupakan tahap awal menuju lomba pelayanan publik dunia. Tahap berikutnya akan diadakan pertemuan bagi 9 Top Inovasi untuk memperoleh pembekalan lanjutan kepada pengelola atau inovator program. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ist)
MENJELASKAN - Gubernur NTB, Dr. TGH M Zainul Majdi sedang menjelaskan Kampung Media dari hulu hingga hilir dalam acara Simposium Inovasi Pelayanan Publik yang digagas Kemen-PAN-RB di Jakarta 16-17 Juni 2014.
TAK BERFUNGSI MAKSIMAL - Alat penghancur eceng gondok milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Lombok Tengah ( Loteng), kini sudah ditempatkan lagi di Bendungan Batujai, setelah sempat menjalani perbaikan. Namun nyatanya alat senilai Rp 1,5 miliar tersebut, tidak bisa berfungsi maksimal. Sehingga tidak banyak membantu dalam mengurangi pertumbuhan eceng gondok di bendungan terbesar di Loteng tersebut. Alat yang proses pengadaanya disinyalir bermasalah dan kini tengah jadi bidikan Polres Loteng itupun kini hanya diparkir diantara rimbunnya tumbuhan eceng gondok yang seharusnya dihancurkan alat ini. (Suara NTB/kir)
Selesaikan Masalah Aset Rp 5,7 Triliun
TO K O H Turunkan Tim Gabungan
Moechgiyarto
KAPOLDA NTB, Brigjen Pol. Drs. Moechgiyarto mengatakan, pihak kepolisian membutuhkan batuan masyarakat untuk mengungkap kasus penembakan terhadap Kanit Intelkam III Polres Bima Bripka Yamin. Untuk itu dia meminta masyarakat agar bisa memberikan informasi tentang kisah dan kepribadian korban semasa hidupnya. Kapolda menyebutkan pihaknya sudah menemukan titik terang terkait kasus penembakan tersebut. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Habiskan Anggaran Rp 200 Juta PERJALANAN lima orang pejabat dari NTB ke Australia untuk menemui manajemen Jetstar Airways menghabiskan anggaran sekitar Rp 200 juta dari APBD NTB. Para pejabat yang terdiri dari Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Drs. H.L. Gita Aryadi, M.Si. Dua orang pimpinan Komisi II Bidang Perekonomian dan Pariwisata DPRD NTB, Johan Rosihan, ST dan Mori Hanafi, SE, M.Comm serta Ketua PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra itu akan berada di negeri Kanguru selama empat hari. Bersambung ke hal 5
BPK ”Deadline” Pemprov NTB 60 Hari Mataram (Suara NTB) Atas temuan aset yang mencapai Rp 5,7 triliun di Pemprov NTB, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTB memberi batas waktu sesuai ketentuan. Batas waktu itu, selama 60 hari sejak Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) diterbitkan. Selama jenjang waktu 60 hari itu, Pemprov NTB melalui Biro Umum diminta memberi laporan secara periodik terkait pembenahan soal aset, sesuai temuan BPK. Atas laporan periodik itu, BPK juga memberi masukan untuk per-
cepatan penyelesaian masalah administrasi. ‘’Selama 60 hari itu, kami minta kepada pemprov untuk memberi penjelasan terkait langkah penertiban bukti aset yang Rp 5,7 triliun itu,” kata Kasubag Hukum dan Humas BPK NTB, Jayusman,
SH didampingi Yusuf Sakke, SE, Ak selaku auditor masalah aset tersebut. Menurut auditor, memang dalam temuan ini, tidak ada potensi kerugian negara yang timbul. Karena melihat posisi aset, seperti tanah di bawah aspal,
PPK Sebut Pekerjaan Proyek Jembatan Cemara Sudah Beres Mataram (Suara NTB) Proyek pengerjaan Jembatan Cemara di Kecamatan Lembar, Lombok Barat (Lobar) yang sedang diusut Kejaksaan Negeri Mataram, diklaim sudah beres
sesuai kontrak. Secara fisik, paket berupa jembatan dan jalan paving block ke arah pantai itu masih utuh sejak dibangun 2012 lalu. Demikian isi klarifikasi Kepala BPBD Lombok Barat,
H.Halawi Mustafa bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ketut Setiasa dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK), Bersambung ke hal 5
Kunjungan Para Pejabat Harus Efektif
Anggaran untuk Jetstar Butuh Kajian Memadai
(Suara NTB/dok)
Muhammad Nasir
KUNJUNGAN pejabat Pemprov NTB, anggota DPRD NTB dan pelaku pariwisata beramai-ramai menemui manajamen Jetstar tidak efektif, apabila misi yang diembannya hanya membujuk pihak maskapai tersebut untuk mempertahankan rute Perth-Lombok. Harus ada misi lain yang lebih besar dibawa rombongan yang terdiri dari Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M. Si, Asisten II Setda NTB, Drs. H. Gita Ariyadi, M. Si, Komisi II DPRD NTB, Mori Hanafi, SE, M. Com, dan Johan Rosihan, ST, serta dari PHRI I Gusti Lanang Patra itu, yakni membangun komunikasi dan kerjasama langsung dengan pemerintah Australia. “Kalau hanya untuk menemui manajemen Jetstar bisa dilakukan lewat sini, tapi kalau
ada misi yang lebih besar diluar itu yang dibawa, tidak masalah,” terang Dosen Fakultas Ekonomi Unram, Dr. Firmansyah, SE, M.Si pada Suara NTB di Mataram (18/6) kemarin. Karena butuh biaya yang tidak kecil untuk mengutus tim Pemprov NTB ke negara Kanguru itu, Firmansyah berpendapat harus ada imbal balik yang jelas dari hasil kunjungan itu. Apalagi rombongan tersebut misinya membawa dana yang tidak kecil, yakni marketing fund Rp 1 miliar untuk Jetstar, guna mempertahankan rute Perth-BIL tetap dipertahankan. Anggaran Rp 1 miliar menurutnya angka tidak kecil jika berbicara dalam konteks yang lebih luas tentang masih banyaknya kebutuhan lain bagi masyarakat di NTB. Bersambung ke hal 5
sudah terinventarisir berdasarkan persil sebagai milik Pemprov NTB. Kecil kemungkinan 1.349 persil tanah seluas 48.294.997,20 meter persegi untuk diprivatisasi masyarakat atau pihak lain. “Tapi tetap saja, sebagai langkah tertib administrasi, kami dorong pemprov untuk menyelesaikan bukti administasi itu selama 60
hari,” sambung Yusuf Sakke. Hanya yang berpeluang bermasalah adalah aset kendaraan sebanyak 802 unit senilai Rp 6,6 miliar, belum memiliki Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Jika tidak segera ditertibkan, maka bisa saja berpindah tangan. Bersambung ke hal 5