SUARA NTB 20 MEI 2013

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500

Rp. 40.000 Rp. 45.000

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

SENIN, 20 MEI 2013

12 HALAMAN NOMOR 63 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Potret Kemiskinan Lobar JAUH dari pusat pemerintahan, jauh pula dari pelayanan. Tak terbantahkan memang pendapat yang menyebutkan, pembangunan hanya menggeliat di daerah yang dekat dengan pusat pemerintahan saja. Begitulah gambaran pembangunan yang tampak di Lombok Barat (Lobar). Hal ini bukan tanpa dasar. Faktanya nyata terlihat di dua kecamatan yakni Gunung Sari dan Batulayar yang bertetangga dengan Kota Mataram pernah menyuarakan pindah ke Kota Mataram, lantaran merasa tidak diperhatikan karena jauh dari pusat pemerintahan. Tidak saja Gunung Sari dan Batulayar yang ‘’ngambek’’ karena merasa tidak diperhatikan Pemkab Lobar. Warga di wilayah Kecamatan Labuapi juga mulai ngeremon . Wilayah ini juga bertetangga dengan Kota Mataram dan merasakan kurang optimal mendapat perhatian Pemkab Lobar. Salah satu potret disparitas pembangunan di wilayah ini, tampak dari pembangunan jalan, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan fasilitas umum yang dinilai warga belum memadai. Bersambung ke hal 5

GUBUK - Husni di depan gubuknya yang berpenghuni tiga KK.

Biota Laut Lobar Diduga Diselundupkan ke Asia hingga Eropa Giri Menang (Suara NTB) Lombok Barat (Lobar) tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata andalan di NTB. Garis pantainya tidak saja indah, lautnya juga kaya akan hasil laut, seperti mutiara, rumput laut serta biota laut seperti terumbu karang, ikan hias dan lainnya. Biota laut yang melimpah tidak saja dipasarkan di pasar lokal dana nasional. Tetapi juga dipasok hingga ke luar negeri seperti Asia hingga Eropa. Namun ironisnya, pengiriman hasil laut itu tak tercatat resmi di Dinas Perikanan dan Kelautan setempat. Pasalnya, ada indikasi pengiriman biota laut itu dilakukan secara tersembunyi dengan cara diselundupkan. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lobar, melalui Kepala Seksi (Kasi) Konservasi dan Tata Ruang, Muslim ST, M.Si, dikonfirmasi Minggu (19/5) menjelaskan, letak kelemahan pemasaran biota laut, pada aturan tentang tata kelola perdagangan biota laut di bawah lembaga Sites, lembaga yang mengatur tata kelola hasil laut. Perdagangan sejak lama dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan, melalui izin yang diberikan kepada Dirjen PHKA. PHKA sendiri, Bersambung ke hal 5

TO K O H Dipersilahkan Menggugat HARI ini KPU Kabupaten/Kota di NTB akan memulai rekapitulasi perolehan suara pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB di Pilkada NTB 2013. Meski dijadwalkan berlangsung tiga hari, namun proses ini diyakini akan berlangsung singkat dan bisa dirampungkan sehari. Demikian Ketua KPU NTB, Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si, yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (19/5) kemarin. Fauzan menjelaskan bahwa kemarin seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bersambung ke hal 5

Rekap Kecamatan

Mataram (Suara NTB) Perolehan suara pasangan TGB-Amin di Pilkada NTB 2013 tidak jauh berbeda dengan perolehan suara berdasarkan hasil quick count oleh dua lembaga survei yaitu Konsultan Citra Indonesia (KCI – LSI Network) dengan Jaringan Suara Indonesia (JSI). Hasil sementara yang diperoleh Suara NTB, duet TGBAmin unggul telak dengan perolehan 44,31 persen suara. Data yang dikutip Suara

KO M E N TTAA R Koordinasi dengan Pusat

Kejati NTB Bidik Proyek Dermaga Labuhan Haji Lotim Mataram (Suara NTB) Cukup lama dihembuskan bermasalah, proyek Dermaga Labuhan Haji ,Lombok Timur (Lotim), akhirnya masuk bidikan Kejaksaan Tinggi NTB. Proyek senilai Rp 82.331.000.000 itu bahkan sudah masuk tahap permintaan keterangan panitia dan pelibatan ahli konstruksi untuk cek fisik. Informasi sumber Suara NTB menyebutkan, di Kejaksaan Tinggi NTB, kasus pembangunan dermaga itu pernah dilakukan ekspose melibatkan semua pihak di internal Kejati, bersamaan dengan beberapa kasus korupsi lainnya. Dari ekspose itu, terungkap sudah banyak dokumen, diantaranya surat perjanjian kontrak antara Pemkab Lotim Cq. Bappeda Lotim dengan PT.CGA sebagai pelaksana proyek yang

dilaksanakan mulai tahun 2007 lalu. Informasinya, kesimpulan sementara, ada dugaan pelanggaran Kepres 80 Tahun 2003 Jo Perpres 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa. ‘’Bidang yang dibidik, terkait beberapa spek di pembangunan dermaga itu,” kata sumber di Kejati NTB, sembari menambahkan, proyek ini sudah masuk bidikan sejak Januari 2013 lalu. Bersambung ke hal 5

NTB dari rekap perolehan suara seluruh kecamatan yang dihimpun oleh TGB Center memperlihatkan pasangan TGB-Amin memperoleh 1.040.386 suara (44,31 persen). Sementara, pasangan ZulIchsan meraih 623.249 suara (26,54 persen). Posisi ketiga diraih pasangan Harum dengan 498.671 suara (21,24 persen) dan pasangan SJP-Johan dengan 185.921 (7,92 persen). Bersambung ke hal 5

TAK TERURUS - Kondisi Dermaga Labuhan Haji Lotim yang tak terurus. Kini kasus ini menjadi salah satu bidikan Kejati NTB. (Suara NTB/rus)

Rekonstruksi Pembunuhan Janda

Saat Dibakar, Korban Masih Bernyawa

PEMERINTAH Kabupaten Lombok Utara (KLU), mengklaim belum mengambil langkah atas Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menyangkut larangan memfotokopi E-KTP. E-KTP merupakan barang baru di Indonesia, maka Pemda KLU dirasa perlu berkoordinasi dengan pemerintah pusat. “Surat Edaran E-KTP baru kita terima, jadi persoalan ini harus kita bicarakan. Yang jelas, kita di KLU mendukung edaran pemerintah itu,” Bersambung ke hal 5

Mataram (Suara NTB) Kasus pembunuhan dan pembakaran di dekat Makam Batulayar, Lombok Barat (Lobar), dengan korban Hamidah (27) direkonstruksi Sabtu (18/5). Dalam reka ulang 54 adegan itu, terkuak bahwa pelaku memang sudah berniat membunuh korban. Sadisnya, korban dibakar dalam kondisi masih bernyawa. Tujuannya membunuh, demi menghindar dari tanggung jawab untuk menikahi korban yang sudah hamil enam bulan. Rekonstruksi yang dimulai sekitar Pukul 11.00 Wita, AH hadir sendiri tanpa didampingi kuasa hukum.Diawali dengan adegan pertama korban dibon(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/dok)

Diduga Bermasalah

TGB-Amin Raih 44,31 Persen Suara

Fauzan Khalid

H. Najmul Akhyar

(Suara NTB/her)

Gubuk dari Triplek Dihuni Tiga KK

REKONSTRUKSI - Salah satu adegan rekonstruksi pembunuhan sadis yang berlangsung di dekat Makam Batulayar.

ceng dan sempat berhenti di Hotel Santosa Senggigi. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 02.00 Wita dini hari.Menggunakan sepeda motor, AH kemudian mengajak korban berputar putar di kawasan wisata itu, sampai akhirnya berhenti di tikungan Makam Batulayar. Di sebuah bilik proyek itu, korban diajak berhubungan badan. Saat itulah terjadi cekcok. Karena korban yang terlanjur hamil minta dinikahi oleh AH yang sudah beristri dengan dua anak. Adegan inti diperagakan detail, ketika pelaku mengambil linggis yang dihantam pada bagian kepala belakang. Korban yang jatuh terlentang kemudian ditusuk dengan linggis yang sama ke bagian leher. Pelaku kemudian keluar membeli bensin dan menumpahkan ke tubuh janda tersebut yang sudah ditumpuk dengan kain dan vinil iklan.

Proses rekonstruksi dijaga ketat aparat Polres Lobar dan Polsek Senggigi. Warga yang penasaran berusaha mendekat. Sejak dimulai rekonstruksi hingga selesai, warga yang memang penasaran berjubel, bahkan harus naik ke areal makam. Pelaku saat dikeluarkan dari lokasi rekonstruksi sempat diteriaki warga. Sementara Kasat Reskrim Polres Lobar, Iptu Windy Tjahyadi,SE mengatakan, dari rangkaian adegan itu memang sudah ada perencanaan untuk membunuh. ‘’Setelah dipukul dan dibacok dengan linggis, korban dibakar. Saat dibakar itu, korban masih bernyawa,’’ sebut Kasatreskrim. Mengenai ada dugaan tersangka mengalami gangguan jiwa, pihaknya mengatakan, kondisi psikologi pelaku baik - baik saja. Hal lain yang terungkap, tersangka memang sejak awal sudah berniat membunuh. (ars)

LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :

0370-639543


SUARA MATARAM

SEPERTI diketahui, hari Sabtu oleh Pemkot Mataram dijadikan sebagai hari gotong royong. Terkait itu, hampir seluruh kecamatan dan kelurahan di Kota Mataram komit melaksanakan program tersebut. Kegiatan gotong royong oleh Lurah Pejeruk, H. Abdul Wahab, SH dijadikan ajang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai hal. Ditemui beberapa waktu lalu, Abdul Wahab mengatakan, saat ini Kelurahan yang dipimpinnya ditunjuk sebagai wakil Kota Mataram untuk mengikuti Lomba Kelurahan Terpadu tingkat Provinsi NTB. Namun, dia menyanggah jika kegiatan gotong royong yang sering digelar setiap Sabtu itu hanya untuk mengejar predikat juara. Menurut dia, membangun kesadaran masyarakat adalah yang terpenting. Menurut dia, kegiatan gotong royong itu bertujuan untuk menumbuhkan kekompakan warga dengan organisasi serta kepala lingkungan yang ada di Kelurahan Pejeruk untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan lestari. “Kebersihan tidak tercipta dengan hanya seorang diri, karena kebersihan akan bisa dirasakan bersama-sama dengan warga masyarakat lainnya, jadi untuk membersihkan lingkungan haruslah dilakukan secara bersama-sama pula,” jelasnya. Dia menambahkan, kegiatan gotong royong merupakan bagian dari program Pemkot Mataram dalam mewujudkan program Lingkungan Sampah Nihil (Lisan). Kegiatan gotong royong ini memang sengaja terus digenjot untuk menunjukkan kekompakan warga Kota Mataram dalam mendukung program yang telah dicanangkan oleh Walikota Mataram. “Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari gotong royong, mulai dari lingkungan yang bersih hingga ke kesehatan warga yang memang menjadi hal yang sangat penting pula,” pungkasnya. (smd) H. Abdul Wahab

Sering Latihan SETELAH berhasil menyabet juara pada mata pelajaran Fisika di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Provinsi NTB, Kevin Andika Hartono siswa kelas VIII SMP Kristen Aletheia Ampenan akan membawa nama NTB di ajang OSN tingkat nasional. Kevin akan bertanding dengan seluruh siswa dari 33 provinsi lain pada OSN yang akan diselenggarakan tanggal 15-21 Mei 2013 mendatang. Untuk dapat mahir dan meraih prestasi pada mata pelajaran fisika, Kevin memiliki trik tersendiri. Selain menghafalkan rumus dan intens mengerjakan latihan soal, Kevin juga sering melakukan berbagai eksperimen untuk dapat memecahkan soal-soal yang sulit. “Sering latihan soal dan melakukan eksperimen biar terbiasa dan mudah ngapalinnya,” terang Kevin. Selain belajar dan melakukan eksperimen sendiri, siswa kelahiran 23 April 1999 ini mulai digembleng dengan mengerjakan latihan-latihan soal fisika. Tidak hanya soal fisika SMP, menjelang OSN Nasional ini Kevin kian gencar berlatif mengerjakan beberapa soal fisika tingkat SMA. Semuanya dipelajari untuk persiapan maju dalam OSN tingkat nasional. Dengan prestasi yang telah diraihnya dalam OSN tingkat provinsi, Kevin akan menjadi salah satu tim OSN NTB yang akan berkompetisi di ajang OSN tingkat nasional mata pelajaran Fisika. (nia) Kevin Andika Hartono

(Suara NTB/nia)

(Suara NTB/smd)

Bukan untuk Mengejar Juara

Halaman 2

Perbaiki Tiga Ruas Jalan, Dinas PU Siapkan Rp 6,5 Miliar Mataram (Suara NTB) Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh sudah menargetkan bahwa perbaikan infrastruktur di Kota Mataram akan dirampungkan tahun 2013 ini. Terkait wacana itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram pun sudah mulai bersiap diri, salah satunya dengan menyiapkan perencanaan anggaran sebesar Rp 6,5 miliar untuk tiga ruas jalan yang memang menjadi prioritas.

Mahmuddin Tura

Kepala Dinas PU Kota Mataram, Mahmuddin Tura, Sabtu lalu menyampaikan, ketiga jalan yang kini menjadi prioritas adalah jalan Lalu Mesir di Abian Tubuh sepanjang 2 Km, Jalan Ester 100 meter, serta jalan di sebelah utara Kali Jangkuk sepanjang 1 Km. “Untuk ke tiga ruas jalan itu, kita mendapat bantuan dari Pemprov NTB,” katanya. Karena anggaran bantuan Pemprov sebesar Rp 6,5 miliar itu akan masuk ke APBD Kota Mataram, maka pembangunan ke tiga ruas jalan itu akan dimasukkan pada APBD Perubahan men-

datang. “Target kita selesai tahun ini,” cetusnya. Dia menambahkan, jalan Lalu Mesir yang ada di Abian Tubuh memang kondisinya sudah rusak parah dan sangat memprihatinkan. Karena itulah anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan itu tidak sedikit. “Itu akan menjadi prioritas kita. Memang untuk saat ini belum, tapi itu sudah masuk dalam APBD Perubahan,” tambahnya. Selain ketiga ruas jalan itu, Mahmuddin Tura juga menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya berkonsentrasi untuk

menyelesaikan 12 paket pengerjaan jalan. Dikatakannya, dari 12 paket itu, Sembilan paket sudah ada pemenangnya, sementara tiga sisanya harus dilakukan tender ulang. “Diulang karena pemborong yang mengajukan penawaran tidak memenuhi persyaratan,” ujarnya. Dia melanjutkan, ke 12 paket itu sendiri adalah pengerjaan jalan hotmix yang tersebar di Kota Mataram. Dalam 12 paket itu, beberapa diantaranya adalah jalan lingkungan yang memang perencanaannya sudah masuk sebelumnya. “Paling tidak untuk tender ulang itu membutuhkan waktu 2 minggu,” ungkapnya. Pada bagian lain Mahmuddin Tura menyampaikan, untuk pembangunan Jalan Dakota, anggarannya sudah di-

siapkan oleh Pemkot Mataram sebesar Rp 2 miliar. Dia memperkirakan, pengerjaan pembangunan Jalan Dakota itu akan dimulai awal Juni mendatang. “Kalau sudah tender selesai, ada pengumuman terus dilanjutkan masa sanggah, itu tidak membutuhkan waktu yang lama, paling awal Juni sudah mulai,” terangnya menjelaskan proses tender tersebut. Mengenai adanya pembebasan lahan di Jalan itu, Kepala Dinas PU itu mengatakan, bahwa pembebasan lahan sudah tidak ada masalah. Pasalnya, pihaknya sudah merintis pembebasan lahan sejak awal tahun 2012 lalu. “Sekarang sudah selesai pembayaran, tinggal pengerjaan fisik saja. Karena jalan hotmix, paling tiga bulan sudah rampung,” tandasnya. (smd)

Tiga Kali Pindah Tempat

Aspartan Dambakan Bantuan Operasional Mataram (Suara NTB) Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Gora Selaparang tetap eksis. Meskipun dalam operasionalnya, Aspartan kerap dihadapkan pada kendala biaya operasional dan juga lokasi. Bahkan, menurut Ketua Aspartan Gora Selaparang, Ki Agus Ahmad kepada Suara NTB, Minggu (19/5) kemarin, lokasi Aspartan sudah tiga kali berpindah tempat. Ia berharap, ada satu tempat yang jelas untuk Aspartan supaya bisa memasarkan produk pertaniannya. Sebab, saat ini, penjualan produk pertanian seperti buah, sayur, bunga dan produk olahan hasil pertanian masih berpencarpencar akibat nihilnya tempat yang representatif untuk menampung semua pedagang. Selain tempat, Ki Agus Ahmad sebagai Ketua Aspartan Gora Selaparang periode 2013-2016 berharap ada bantuan biaya operasional dari pemerintah. Sebab, untuk sekali operasional dengan dua tenda saja, pihaknya harus merogoh kocek sekitar Rp 50 ribu. Saat ini, Aspartan memiliki fasilitas tenda sebanyak 35 unit. Tetapi tidak bisa dimanfaatkan semuanya aki-

bat tidak adanya lokasi yang jelas. Setiap hari Minggu, Aspartan memanfaatkan salah satu trotoar di Udayana untuk menggelar berbagai produk hasil pertanian mereka. ‘’Apalagi kalau tendanya banyak,’’ ujarnya di sela-sela kegiatan Pasar Tani di Jalan depan monumen Bumigora Udayana Mataram. Memang, lanjutnya, selain tenda, ada bantuan kendaraan roda tiga untuk mobilisasi produk pertanian ke pasar tani. Namun demikian, bantuan itu bersifat pinjam pakai, bukan hibah. Udayana, lanjut dia, sangat berpotensi menjadi lokasi pasar tani. Akan tetapi yang menjadi kesulitan Aspartan adalah tidak tersedianya lahan yang lebih luas. Aspartan berencana mengkordinasikan hal ini dengan pihak Apkli (Asosiasi Pedagang Kaki Lima). Dikonfirmasi di tempat yang sama, Kepala Bidang Pertanian, Endang didampingi Site Manager Aspartan Gora Selaparang I Gede Wirrada, SP., mengatakan, dulunya memang sempat ada bantuan operasional dari pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian Provinsi NTB. ‘’Tapi untuk

TAWARKAN PRODUK - Anggota Aspartan Gora Selaparang didampingi mahasiswa KKN menawarkan produk hasil pertanian yang dijual pasar tani di Udayana, Minggu (19/5) kemarin. yang sekarang ini, saya belum tahu. Belum saya cek,’’ aku Wirrada. Ditambahkan Endang, bantuan operasional sebetulnya dihajatkan untuk merangsang kemandirian Aspartan. Sayangnya, bantuan ini rupanya membuat terlena. Sehingga, Aspartanpun tetap mengharapkan adanya bantu-

an operasional. Pihaknya, kata Endang, pernah mengajak pengurus Aspartan Gora Selaparang untuk studi banding ke Aspartan di Lembang Jawa Barat. Perkembangan Aspartan di sana bisa dikatakan berkebalikan dengan Aspartan Gora Selaparang. ‘’Aspartan Lembang sudah sangat mandiri. Bantuan han-

(Suara NTB/fit)

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

ya satu kali dua kali, setelah itu mereka mandiri,’’ cetusnya. Bahkan pasar retail untuk produk pertanian di sana, banyak dikuasai Aspartan. Aspartan Gora Selaparang bukan tidak mungkin bisa mencontoh keberhasilan Aspartan Lembang sepanjang memang ada kreativitas dari pengurus Aspartan. (fit)

Ruang Perawatan Kelas III RSUD Kota Mataram Segera Dibangun Mataram (Suara NTB) Rencana penambahan ruang perawatan untuk pasien kelas III di RSUD Kota Mataram akan segera terealisasi. Menurut Sekda Kota Mataram, H.L. Makmur Said, Sabtu (18/5) lalu, rencananya pembangunan tersebut akan dimulai bulan ini berdasarkan hasil kesepakatan yang telah diambil. Dia mengatakan, pemenang tender untuk pembangunan ruang tambahan untuk pasien kelas III RSUD Kota

Mataram sebenarnya sudah ada. Hanya saja, kata dia, pihak RSUD Kota Mataram belum memberikan laporan terkait siapa pemenang tender yang dimaksud. “Tender sudah ada pemenangnya, cuma belum dilaporkan siapa pemenangnya,” katanya. Kendati demikian, belum adanya laporan terait siapa pemenang tender dipastikan tidak akan mengganggu perencanaan yang sudah disusun dengan matang oleh pihak Pemkot Mataram dalam hal ini pihak RSUD Kota Mataram. “Yang jelas pembangunan akan disegerakan. Kalau sudah ada pemenang tender paling waktunya tidak lama,” katanya optimis. Jika pembangunan ruang tambahan RSUD Kota Mat-

aram dimulai bulan ini, Sekda berkeyakinan bahwa pembangunan bisa diselesaikan pada tahun ini. “Kita inginnya bisa disegerakan. Kami harap bulan ini sudah mulai, dan target kita bisa diselesaikan tahun ini juga,” tambahnya. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu pihak Pemkot Mataram sudah membuka tender untuk pembangunan penambahan ruang perawatan kelas III RSUD Kota Mataram. Sistem lelang itu pun dilakukan melalui layanan pengadaan secara elektronik (LPSE). Untuk membangunan tambahan ruang perawatan kelas III itu, anggaran yang disiapkan mencapai Rp 10 miliar. Rencananya, pihak pemkot akan membangun ruang perawatan itu dalam dua lantai dengan

menyediakan fasilitas 64 bed, di mana masing-masing kamar akan memiliki lima bed. Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, dalam sebuah kesempatan juga pernah menyampaikan, pembangunan ruang perawatan tambahan untuk kelas III RSUD Kota Mataram adalah bentuk keberpihakan Pemkot terhadap masyarakat Kota Mataram. Penambahan ruang kelas III itu dikatakannya adalah untuk pasien yang kurang mampu untuk mendapat pelayanan kesehatan secara gratis. “Ini untuk masyarakat Kota Mataram saja, kalau dari luar ya tentunya bayar,” katanya. Lebih lanjut disampaikan Walikota, pemberian pelayanan gratis bagi pasien kelas III sudah dipikirkan secara ma-

(Suara NTB/dok)

H.L. Makmur Said tang. Hal itu, kata dia berkaitan dengan perhitungan jumlah riil masyarakat pemegang kartu Jamkesda maupun Jamkesmas. (smd)

Perampok Beraksi Lagi

Korban Dibacok, Pelaku Ditembak Mataram (Suara NTB) Dua hari setelah perampokan dialami Dosen Fakultas Teknik Unram, aksi yang sama muncul lagi. Korban kali ini, guru di Jalan Ade Irma Suryani gang Pandawa Lima Kelurahan Mojok Mataram. Dari kejadian ini, korban mengalami luka robek bagian kepala belakang dan salah satu jarinya putus. Sementara pelaku Sodri (28), selain babak belur dihajar massa, juga ditembak kaki kanannya. Pembantu korban, Izah diinterogasi untuk ditelusuri perannya. Informasi dari sejumlah warga di TKP, aksi berlangsung tidak biasanya, petang sekitar Pukul 08.30 wita. Saat itu korban Hj Sundawan berama pembantunya, Izah di dalam rumah. Tiba tiba pelaku masuk melalui pintu belakang dan menuju kamar korban. Korban yang usianya 60 tahun sebenarnya sudah tak berdaya, namun tetap dianiaya pelaku. Punggung belakang korban dibacok, kepala korban juga ditimpuk bata hingga robek. Meski sudah luka

parah, korban sempat melawan dan berusaha membuka cadar. Namun upaya korban tak berhasil, malah satu jarinya putus digigit pelaku. Dari kamar korban, pelaku mengambil dompet yang isinya handphone, jam tangan tua dan Al Qur’an digital. Setelah mengambil dompet, pemuda asal Praya Lombok Tengah ini berusaha kaburr dengan sepedamotor Honda Beat warna Hitam Merah, yang di parkir di gang depan rumah korban. Dedi, anak korban menuturkan, ibunya di kamar tersebut sedang menonton tv. Ia menyebut ada kejanggalan, seolah olah pelaku sudah tau kondisi rumah. Pelaku tidak masuk melalui gerbang rumah ibunya, namun masuk melalui gerbang rumahnya yang belum digembok pembantu, “Pelaku masuk lewat gerbang rumah saya, kemudian masuk ke rumah ibu. Anehnya, tia tau ada jalur menuju pintu belakang kemudian masuk ke kamar ibu saya,” tutur Dedi, sembari berharap pelaku dihukum seberat beratnya, karena tega menganiaya ibunya yang sudah senja hingga luka parah. Kronologi kejadian lanju-

tan, saat berusaha kaburr, Abdul Malik, warga setempat yang mengetahui kejadian itu, berusaha menghentikan pelaku dengan merampas motor yang dipakai. Senpat terjadi tarik menarik motor, Marzuki dilempar dengan beling, namun berhasil mengelak. “Karena motor ditahan, pelaku kaburr dengan berlari. Tapi sudah ada warga yang berkerumum mengeroyoknya,” kata Ani, istri Abdul Malik, tetangga korban. Pelaku pun disiksa, sekujur tubuhnya dibogem, kepala dibenturkan ke tembok. Namun aksi warga terhenti setelah patroli dan tim Buser Polres Mataram dibantu Polda NTB berhasil nengevakuasi pelaku dan dilarikan ke RS Bhayangkara. Namun saat akan dibawa ke rumah sakit, pelaku berusaha tetap kabur hingga kaki kanannya ditembak. Masih keterangan warga, pelaku yang diperkirakan tidak sendiri, sempat membuang kunci T di halaman rumah. Sehingga diperkirakan, selain merampok perhiasan, pelaku juga hendak mencuri sepedamotor. Sementara pelaku dilarikan ke RS Bhayangkara, kor-

ban dilarikan ke RS Risa Mataram, untuk dijahit bagian kepala belakang yang robek. Pihak keluarga memastikan, korban sudah bisa berkomunikasi. Kasus ini kini ditangani Polres Mataram, dan masih dikembangkan komplotannya. Sementara Izah, pembantu korban masih diinterogasi guna memastikan keterkaitannya. Salah satu petunjuk yang mencurigakan, beberapa saat sebelum kejadian Izah masih berkomunikasi via ponsel dengan seseorang. Warga juga melihat pada waktu yang sama pelaku mondar mandir di gang rumah tersebut. Kapolres Mataram AKBP Kurnianto Purwoko, SH yang dikonfirmasi membenarkan aksi perampokan dan penganiayaan berat terhadap Hj Sundawan itu. Namun kasusnya masih diproses unit Jatanras Polda NTB. “Kami belum ada pelimpahan dari Polda,” pungkasnya. Namun demikian, setelah kasus itu ditangani, pihaknya akan mengembangkan ke pelaku lainnya. (ars)


SUARA PULAU LOMBOK

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

Halaman 3

Peredaran Narkoba Mengkhawatirkan

Pemkab Loteng Segera Bentuk BNK

Praya (Suara NTB) Peredaran narkoba di wilayah Lombok Tengah (Loteng) dalam beberapa tahun terakhir semakin mengkhawatirkan. Terlebih dengan keberadaan Bandara Internasional Lombok (BIL). Kondisi ini menjadikan Loteng sebagai pintu masuk sekaligus sebagai pasar peredaran barang haram tersebut. Untuk itu, Pemkab Loteng berencana membentuk Badan Narkotika Kabupaten (BNK). Bahkan, secara lisan Pemkab Loteng sudah menyampaikan usulan pembentukan BNK ke Pemprov NTB dan BNN Pusat. “Secara lisan kita sudah sampaikan rencana ini. Baik ke pemerintah provinsi maupun ke BNN pusat sendiri,” ungkap Asisten I Sekda Loteng. Ir. L. Moh. Amin, kepada Suara NTB, Sabtu (18/5). Terkait usulan tersebut, lanjutnya, direspons BNN Pusat dan meminta Pemkab Loteng menyiapkan perangkat pendukung guna mendukung rencana pembentukan BNK tersebut. “Dalam minggu ini juga kelengkapan administrasi usulan pembentukan BNK sudah kita kirim ke BNN pusat,” jelasnya. Sekarang ini, lanjutnya, Pemkab Loteng segera mempersiapkan perangkat pendukung, berupa sarana dan prasarana kantor, termasuk sumber daya manusia (SDM)nya. Di mana untuk SDM, pe-

(Suara NTB/dok)

L. Moh. Amin

merintah daerah diminta menyiapkan satu orang pejabat setingkat eselon III, ditambah Kepala Tata Usaha (KTU) serta pegawai dan pejabat fungsional. Selain itu, Pemkab Loteng juga diminta mempersiapkan personel dari unsur kepolisian sebanyak 32 personel. Mereka akan ditempatkan di bagian pemberantasan dan pencegahan masing-masing sebanyak 16 orang dan bagian pember-

Program RTLH, Dikes Harusnya Dilibatkan Tanjung (Suara NTB) Kalangan DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) menilai Dinas Kesehatan (Dikes) harusnya dilibatkan dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dikes dipandang lebih memahami unsur kesehatan lingkungan dalam program pembangunan RTLH dalam korelasinya untuk menekan angka TBC (tuberkulosis). “Sejauh ini, program pembangunan rumah kumuh yang banyak dianggarkan dari APBD maupun APBN itu hanya sebatas menjalankan program tanpa memberikan efek manfaat yang sebenarnya. Dari tahun ke tahun, Bappeda dan Dinas Sosial terkesan tidak memperhatikan implementasi dari program tersebut,” kritik Sekretaris Komisi I DPRD KLU, Ardianto, SH, Sabtu (18/5). Dikatakannya, program RTLH tahun 2011 lalu program ini sempat dipersoalkan, hingga berkasnya di meja lembaga penegak hukum. Bahkan, ujarnya, pelaksanaan program ini sebatas formalitas, di mana SKPD menyalurkan dana dan pembangunannya dieksekusi oleh penerima, sehingga dirasakan wajar bagi Komisi I, jika Dikes KLU harus dilibatkan untuk memenuhi standar kesehatan. Ardianto menegaskan, unsur kesehatan lingkungan mestinya menjadi prasyarat kelayakan RTLH. Terlebih di tahun 2013 ini, anggaran yang dihabiskan untuk RTLH cukup besar, mencapai Rp 7 miliar. Sebelumnya Kepala Dikes KLU, dr. H. Benny Nugroho S., menyuarakan keinginannya untuk dilibatkan dalam program pembangunan rumah kumuh. Benny mensyaratkan aspek sanitasi lingkungan sangat penting dalam RTLH. “Penting untuk di bedah rumah kumuh ini, karena lingkungan yang kotor memudahkan berkembangbiaknya mikrobakteri tuberculosis. Kita sebenarnya ingin dilibatkan dalam program ini,” kata Benny. Dalam penyataan sebelumnya menyangkut program TBC tahun 2013, Benny merasa prihatin mengingat di Kecamatan Tanjung yang notabene merupakan Kecamatan Ibukota justru program jambanisasi belum menyentuh seluruh masyarakat. “Apakah ini juga berarti lingkungan tidak sehat, iya, karena jamban tidak ada, warga buang hajat di sembarang tempat. Harusnya SKPD terkait juga memprogramkan jambanisasi ini di tiap rumah yang mendapat program RTLH,” tandasnya. (ari)

dayaan masyarakat. Amin menjelaskan, pada tahun ini BNN Pusat berencana membentuk 85 BNK di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Salah satunya BNK Loteng. Untuk itu, pihaknya optimis, pada tahun ini BNK Loteng sudah bisa terbentuk. Diakuinya, ada empat aspek yang menjadi alasan Loteng harus memiliki BNK. Pertama aspek konektivitas, di mana Loteng kini sudah memiliki BIL yang sangat berpotensi sebagai pintu masuk peredaran narkoba. Kedua, dari aspek geografis, letak Loteng yang berada di tengah-tengah pula Lombok, berpotensi dimasuki pihak dari segala penjuru. Selain itu, Loteng saat ini sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata, sehingga akan sangat mudah disusupi oleh para pengguna dan pengedar narkoba. “Terakhir, Loteng merupakan salah satu daerah pengirim TKI terbesar. Di mana para TKI ini juga sangat berpotensi dijadikan alat oleh para pengedar narkoba,” terangnya. (kir)

(Suara NTB/kir)

PERLEBAR JALAN - Pelebaran jalan di Kota Praya Lombok Tengah (Loteng) sudah dimulai. Proyek yang didanai dari APBN ini diperkirakan bakal menelan dana tidak kurang dari Rp 24 miliar dengan total panjang ruas jalan yang akan diperlebar sekitar 7 km lebih. Pelebaran jalan dimulai dari Taman Biao Praya sampai jalur bypass Bandara Internasional Lombok di Desa Batujai. Tampak alat berat sedang mengali bagian pinggir ruas jalan yang akan diperlebar.

Hari Ini, KPU Lotim Rekapitulasi Perolehan Suara Selong (Suara NTB) Senin (20/5) ini, KPU Lombok Timur (Lotim) akan menggelar rekapitulasi perolehan suara empat kandidat pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Lotim. Hasil rekapitulasi dilakukan melalui rapat pleno terbuka di kantor KPU dan siap akan diumumkan. Anggota KPU Lotim, H. Hidayatullah, kepada Suara

NTB, Sabtu (18/5), menjelaskan, proses pemilihan Cabup dan Cawabup Lotim telah dijalankan sangat terbuka. Bahkan, ujarnya, penghitungan suara di tingkat TPS, PPS dan PPK telah menghadirkan semua saksi dari masing-masing pasangan calon. Ditambah lagi dengan kehadiran Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). H. Hidayatullah menegaskan, pada Sidang Pleno KPU hari ini, KPU hanya melaku-

Giri Menang (Suara NTB) Pemerataan pembangunan di Lombok Barat (Lobar) masih timpang, sasaran pembangunan masih dominan tertuju pada daerah perkotaan. Sementara, daerah pinggiran terisolir luput dari perhatian. Seperti Dusun Serero Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong. Satu dari sekian banyak daerah terisolir di Lobar yang butuh perhatian. Konon warga yang tinggal di Dusun Serero adalah pendatang dari Bayan, ketika itu mereka datang untuk mencari kayu dan bermukim di tempat tersebut. Untuk bisa mencapai Dusun Serero butuh perjuangan, karena kondisi jalan rusak parah dan terjal penuh kubangan lumpur layaknya jalur off road. Seperti perjalanan Suara NTB, Minggu (19/5) ketika berkunjung ke dusun tersebut, harus melalui jalan yang terjal dan berlubang. Jarak Dusun Serero dari Kantor Camat Sekotong hanya sekitar 3,5 km. Namun, waktu tempuh membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan roda empat. Berbeda jika menggunakan kendaraan roba dua, waktu tempuhnya lebih cepat. Memulai perjalanan, kendaraan Daihatsu Feroza yang kami tumpangi sudah disuguhi tanjakan terjal berbatu. Berkali-kali roda kendaraan tergelin-

(Suara NTB/her)

JALAN RUSAK - Beginilah kondisi jalan memprihatinkan menuju Dusun Serero. Bertahun-tahun kondisinya seperti ini. Butuh perhatian serius dari pemerintah. cir dan terperosok ke kubangan lumpur. Karena kondisi jalan tidak rata dan banyak lubang, sehingga penumpang harus berpegangan kuat-kuat. Begitu juga di depan sudah menunggu tanjakan yang lebih ekstrem. Bahkan, kendaraan yang ditumpangi sempat ngadat, namun, karena sopirnya berpengalaman, medan sulit tersebut dapat dilalui. Setelah melalui jalan yang rusak dan berbahaya, kami tiba di lokasi yang dituju, yakni Dusun Serero. Kepala Dusun Serero, Amak Ida, mengungkapkan, jumlah warga yang tinggal di dusun tersebut sebanyak 150 kepala

keluarga (KK) atau 450 jiwa. Diakuinya, bertahun-tahun kondisi jalan tidak pernah berubah. Kendati ada perubahan, ujarnya, hanya diperbaiki pada titik tertentu saja. Pembuatan jalan itupun dilakukan secara swadaya. “Dulu sekali saja diperbaiki karena longsor, itupun swadaya masyarakat,”ungkapnya, Minggu (19/5). Dari sekian jumlah KK itu, hampir sebagian besar bermata pencaharian sebagai penambang ilegal. Meski aktivitasnya masuk kategori dilarang, namun tak dipungkiri semenjak ditemukan lokasi pertambangan emas di daerah itu sedikit mem-

Usung Semangat Pemerataan dan Bebas Buta Al-Qur’an

(Suara NTB/aan)

Irwan Iskandar

DEMIKIAN disampaikan Irwan dalam wawancara dengan Suara NTB, belum lama ini. Irwan menjelaskan, di Pilkada Lobar nanti ia sudah berniat untuk mencalonkan diri dan menawarkan program pembangunan untuk memajukan Lobar. Program-program tersebut dikonsepkan dengan mengedepankan satu prinsip, yaitu pemerataan pembangunan. “Artinya bagaimana agar pemerataan p e m b a n gunan yang berazask a n keadilan itu dapat tercapai dengan baik.

lah memegang hasil rekap,” terang Hidayatullah. Diketahui, pascapencoblosan Senin (13/5) lalu, proses rekapitulasi suara langsung dilakukan ke tingkat PPS. Sebanyak 1.178 Tempat Pemungutan Suara (TPS) seLotim telah usai. Begitu pun di 254 Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa dan kelurahan serta 20 PPK di tingkat kecamatan, telah selesai dilakukan. (rus)

150 KK Warga Dusun Serero Hidup Terisolir di Atas Gunung

Figur Bakal Cabup Lobar, H. Irwan Iskandar

Sebagai salah satu figur yang akan tampil di Pilkada Lombok Barat (Lobar), H. Irwan Iskandar telah menyiapkan sejumlah program yang akan ditawarkannya kepada masyarakat. Ia menjanjikan konsep pembangunan yang merata sekaligus program pertama di Indonesia, yaitu Lobar yang bebas buta Al Qur’an.

kan proses rekapitulasi suara yang telah diserahkan dari tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Ia memastikan, KPU tidak lagi melakukan penghitungan ulang. Jika ada yang melayangkan protes terhadap hasil rekapitulasi suara, disarankan untuk menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Hitung ulang itu tidak mungkin, karena proses rekap sudah sangat terbuka. Semua saksi juga te-

Baik itu di bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan kesehatan,” tandas Irwan. Selain konsep pemerataan pembangunan yang berazaskan keadilan, ia juga menggagas program yaitu pemberantasan buta baca Al-Qur’an. “Insya Allah dalam dua tahun semua warga muslim di Lobar akan terbebas dari buta baca AlQur’an,” harapnya. Jika kelak terealisasi, Lobar mungkin bisa berbangga karena bisa menjadi daerah pertama yang menyelenggarakan program ini. Menurut Irwan, sejumlah daerah di Lobar memiliki reputasi sebagai daerah santri. Seperti Kecamatan Kediri, yang merupakan tempat berdirinya sejumlah ponpes besar dengan reputasi luas. Irwan menilai, daerah – daerah santri tersebut seharusnya bisa dikembangkan menjadi daerah pariwisata religi yang memiliki kekhasan tersendiri. “Kenapa tidak kita wujudkan saja daerah-daerah tersebut sebagai kota wisata, juga sebagai kota santri. Karena disitu banyak pesantren,” ujarnya. Irwan menyayangkan

adanya kecemburuan antarwilayah yang sempat menggejala di Lobar. Khususnya, kecemburuan yang muncul akibat timpangnya perhatian terhadap masyarakat utara. “Ini nyata, PAD kita hampir 70 persen berasal dari wilayah timur dan utara. Timur itu Narmada dan Lingsar, utara itu Batulayar dan Gunung Sari. Tapi dalam pembagian, wilayah selatan ini justru mendapat 70 persen sementara utara hanya 30 persen,” tandasnya. Menurut Irwan, pemerataan yang ia maksudkan bukan dalam artibermaksud menekan alokasi anggaran untuk daerah selatan Lobar. Justru, menurutnya, jika daerah utara Lobar bisa berkembang dengan perhatian yang lebih besar, pada gilirannya, penduduk di daerah selatan bisa menikmati alokasi dana pembangunan yang lebih besar pula. Ia menegaskan, konsep pemerataan tidak hanya dilihat dari aspek geografis semata. Lebih dari itu, pemerataan juga dimaknainya dalam konsep antarlapisan ekonomi masyarakat. Menurutnya, masyarakat ekonomi menengah kebawah juga harus didorong untuk bisa mengembangkan potensi ekonomi yang mereka miliki. Sebab, hanya dengan cara seperti itu mereka bisa dijauhkan dari kemiskinan. “Saya ingin, kantong-kantong kemiskinan itu kita dekati dengan pendekatan

kewirausahaan, mengembangkan apa potensi yang mereka miliki untuk membangun usaha yang mandiri,” tandasnya. Keinginan Irwan untuk tampil di Pilkada Lobar tidak lain karena panggilan masyarakat yang mendorongnya untuk tampil. Meski ayahnya, H. Iskandar juga pernah menjabat Bupati Lobar, namun,faktor keturunan itu tidak ingin dikedepankan. Menurutnya, apa yang baik dari kepemimpinan ayahnya akan diadopsi sementara yang buruk tentu saja akan ditinggalkan. Lagipula, selama ini ia telah cukup banyak menimba pengalaman berorganisasi. Sejumlah jabatan bergengsi di organisasi kepemudaan pernah ia emban, seperti Bendahara Umum AMPI NTB hingga Wakil Ketua Pemuda Pancasila. Kiprah organisasinya bahkan sudah ia mulai sejak SMP, dimana ia menjadi Sekretaris OSIS dan menjadi Wakil Ketua OSIS saat SMA. Untuk tampil dalam bursa pencalonan, Irwan juga telah menjajaki sejumlah parpol. Salah satu parpol yang menurutnya telah berhasil mencapai kesepakatan awal dengannya adalah PBR dengan tiga kursi di DPRD Lobar. “Kalau untuk calon pendamping (cawabup-red), saya masih terus melakukan penjajakan dengan figur – figur lain yang masih satu visi dengan saya,” pungkasnya. (aan)

berikan pengharapan bagi warga. Perubahan ekonomi pun terjadi selama dua tahun terakhir. Banyak warga mulai membangun rumah batu hasil menjual emas hasil tambangnya. Namun banyak pula warga meninggal menjadi tumbal longsor batu emas itu. Perubahan ekonomi di daerah ini berdampak pula pada sosial. Semenjak adanya aktivitas tambang itu, tingkat pencurian di daerah itu sangat tinggi. “Tapi beberapa sejak setahun terakhir aman,”ujarnya. Hal ini pula menjadi perhatian pemerintah, sehingga pengamanan di daerah ini cenderung ditingkatkan. Namun yang lebih miris, kondisi pelayanan kesehatan. Tak ada satu pun posyandu di daerah ini, apalagi tenaga medis. Akibatnya, kalau ada warga yang sakit, mereka harus turun gunung. Apalagi jika ada ibu hamil yang mau melahirkan, mereka tidak bisa ke manamana. Dukun beranak merupakan andalan warga setempat. Hal ini bertentangan dengan komitmen pemerintah dalam rangka menekan jumlah kematian ibu dan anak. Begitu pula pelayanan pendidikan, sekitar ratusan anak di dusun itu mesti sekolah di SDN Loang batu yang jauh dari dusun itu. Anak-anak mesti melewati pegunungan dan lembah berjarak sekitar 1 km lebih dari tem-

pat tinggalnya. Di lain sisi, banyak anak-anak pula terancam putus sekolah, karena pengaruh tambang itu. Banyak anak-anak lebih memilih menambang, karena menghasilkan uang lumayan besar ketimbang sekolah. Hal ini pula diakui Man (20), ia harusnya sudah lulus SMA, namun karena tergiur hasil tambang ia pun berhenti sekolah untuk mencari emas. “Lebih baik saya pergi nambang (cari emas) ketimbang sekolah,” ujarnya. Sementara Amaq Alimah (55), dari tujuh anaknya hanya satu yang lulus SMA. Ia memelihara ternak sebanyak 4 ekor, ia lebih memilih beternak ketimbang mencari emas. Di dusun ini hanya sebagian kecil saja warganya yang bertahan menjadi petani. Banyak lahan menganggur, karena ditinggal pemiliknya mencari emas. Lahan ini tak produktif, padahal air terbilang cukup melimpah. Praktis pertanian di daerah ini mati suri. Di bagian lain, warga juga belum tersentuh bantuan pemerintah seperti rumah kumuh dan bantuan lain. Padahal warga miskin di daerah ini juga terbilang banyak. Terpisah Camat Sekotong, L. Sadikin menyatakan, sekitar bulan Juni sepanjang 1 km jalan itu akan dirabat. “Itu di titik-titik tanjakan yang berbahaya saja,” ujarnya. (her)


SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 4

”Base Camp” PT ERP di Hu’u Dirusak Massa Dompu (Suara NTB) Diduga gara-gara truk angkutan material milik PT Eka Rangga Pratama (ERP) menabrak pejalan kaki, base camp perusahaan tersebut di Hu’u dirusak massa. Dump truck milik PT ERP menabrak Makarau (80), warga Daha, Hu’u yang sedang menyeberang jalan hingga kritis. Warga pun marah dan langsung menyerang Base Camp milik perusahaan di Hu’u karena mendengar informasi bahwa korban meninggal di tempat. Wakapolres Dompu, Kompol I Dewa Made Sidan, SIK kepada Suara NTB saat dihubungi di ruang kerjanya, Sabtu (18/5) mengatakan, kasus penyerangan Base Camp milik PT ERP di Hu’u oleh warga pada Jumat (17/5) siang sekitar pukul 12.00 wita karena kesalahpahaman. Warga mendapat informasi, korban yang ditabrak dump truck milik PT ERP sekitar pukul 11.30 wita, Jumat siang langsung meninggal di tempat. “Informasi itu membuat warga melakukan perusakan Base Camp milik Cakre (pemilik PT ERP) di Hu’u,” katanya. Made Sidan mengaku, aksi perusakan itu sempat dihalau pihaknya. Tetapi perusakan tetap dilakukan warga. Akibatnya, kaca jendela pada Base Camp pecah. “Tidak ada pembakaran dan kendaraan serta alat berat milik perusahaan yang dirusak. Tapi sekarang sudah berjalan normal. Tidak ada pengamanan dari Polisi di Base Camp, karena kedua belah pihak sudah buat perjanjian. Perusahaan pemilik mobil akan menyanggupi semua pengobatan korban,” terangnya. Kasus laka lantas itu sendiri terjadi ketika dump truck dengan nomor polisi EA 8864 L warna biru yang dikendarai JI (59) warga Daha Hu’u melaju dari arah Lakey ke Dompu. Ketika di depan Polindes Daha, Makarau (80) warga Daha menyeberang jalan dan ditabrak truk. “Mobil dan sopirnya langsung mengamankan diri di Polsek Hu’u, sementara korbannya langsung dirujuk ke RSUD Dompu,” jelas Made Sidan. Pasca penyerangan Base Camp PT ERP oleh warga, dump truck dan sopirnya langsung diamankan di Polres Dompu. Namun penyelidikan tengah dilakukan. Tetapi pemeriksaan terhadap saksi-saksi belum dilakukan. “Tapi kita sudah mengidentifikasi calon saksinya dan tinggal memanggilnya saja,” kata Kasat Lantas Polres Dompu, Iptu Aditya Pandita W. (ula)

Dukung Tugas Kedewanan

Setwan Rumuskan Substansi SPM dan SOP Dompu (Suara NTB) Sekretariat Dewan (Setwan) memiliki peran strategis dalam mendukung tugas kedewanan anggota parlemen. Setwan pun didorong memiliki standar pelayanan minimal (SPM) dan standar operasional prosedur (SOP) dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk melahirkan SPM dan SOP ini dilaksanakan kegiatan diskusi kelompok perumusan substansinya yang didukung AIPD (Australian Indonesia Partnership and Development). Wakil Ketua DPRD Kabupaten Dompu, Drs. H. Hidayat Ali saat membuka kegiatan di aula Rinjani Dompu, Jumat (17/5) mengatakan, SPM dan SOP dibutuhkan oleh setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD), termasuk Sekretariat DPRD agar lebih terarah dan dapat dijadikan bahan evaluasi dalam mengukur kinerja aparatur terutama dalam memberikan pelayanan dan dukungan terhadap pelaksanaan tiga fungsi Dewan yaitu fungsi legislasi, fungsi penganggaran dan fungsi pengawasan. “Peran Setwan yang sangat strategis dalam menunjang dan mendukung pelaksanaan tiga fungsi DPRD menjadi hal yang sangat urgen. Saya juga memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada AIPD yang telah memberikan dukungan dalam FGD (fokus grup diskusi) perumusan SPM dan SOP ini untuk perbaikan pelayanan publik,” kata Hidayat Ali. Penting dan positifnya kegiatan FGD perumusan SPM dan SOP, Hidayat mengharapkan pihak Setwan untuk mengikutinya dengan baik, sehingga mendapatkan hasil perumusan program dan kegiatan yang mampu dilaksanakan. Kegiatan FGD perumusan SPM dan SOP perlu mendapatkan respons yang positif dari saudara sekalian, maka saya berharap kegiatan ini dapat diikuti dengan baik sehingga dapat menghasilkan rumusan program dan kegiatan yang mampu kita laksanakan, baik di masa sekarang maupun yang akan datang,” harapnya. Perwakilan AIPD NTB, Susana Dewi Rochimah pada kesempatan yang sama mengatakan, salah satu program AIPD yaitu support penguatan kelembagaan Setwan. Karena Setwan memiliki tugas yang strategis dalam mendukung tugas kedewanan terkait tiga fungsi Dewan yaitu fungsi legislasi, fungsi budgetting dan fungsi pengawasan. Peran dan fungsi Setwan yang sangat strategis ini, harus didukung dengan penguatan kelembagaan Setwan. “Setwan harus memiliki SPM dan SOP untuk menjadi acuan bekerja,” katanya. Sekretaris DPRD Provinsi NTB, H. Rachmad Radjendi, SH selaku pemateri mengungkapkan, salah satu aspek penting dalam rangka mewujudkan birokrasi yang memiliki kriteria efektif, efisien dan ekonomis dengan menerapkan SOP pada seluruh proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan. ”Dengan adanya SOP, penyelenggaraan administrasi pemerintahan dapat berjalan dengan pasti, berbagai bentuk penyimpangan dapat dihindari, atau bahkan meskipun terjadi penyimpangan, maka dapat ditemukan penyebabnya,” katanya. Dikatakan Rachmad Radjendi, Setwan mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah. “Secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD, dan secara adminstarasi bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekda,” ungkapnya. Sementara dalam menjalankan tugas, Setwan mempunyai fungsi pelaksana urusan rumah tangga dan keuangan DPRD. Mengelola tata usaha dan kepegawaian DPRD, memfasilitasi rapat-rapat DPRD, dan mengelola informasi yang ada di Dewan. (ula/*)

(Suara NTB/dok)

ISTANA DALAM LOKA – Istana Dalam Loka, istana raja di Kabupaten Sumbawa, setidaknya memerlukan 20 karyawan untuk memelihara keberlangsungannya.

Rawat Cagar Budaya

Arkeolog Dibutuhkan di Sumbawa Sumbawa Besar (Suara NTB) Sumbawa membutuhkan keberadaan tenaga arkeologi serta tambahan juru pelihara (jupel) untuk merawat puluhan situs cagar budaya yang ada. Sebagaimana disebutkan Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Sumbawa, Hasanuddin, S.Pd, Kabupaten Sumbawa

memiliki 47 cagar budaya yang telah di SK kan oleh Bupati, baik itu berupa benda, bangunan, kuburan dan lainnya. Namun ironisnya, Sumbawa belum memiliki arkeolog. Padahal sangat dibutuhkan, termasuk penambahan jupel cagar budaya dimaksud. Cagar budaya yang paling banyak berupa kuburan yang memiliki nilai sejarah. Seperti Makam Geti Puti, makam Ai Batu, makam Sampar, dan

Pembayaran Rekening Listrik

Pemda KSB Nunggak Ratusan Juta Setiap Bulan Taliwang (Suara NTB) Jumlah tunggakan rekening listrik oleh pelanggan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ternyata cukup besar. Setiap bulannya berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Taliwang, jumlah tunggakan pelanggan mencapai miliaran rupiah. “Jumlah tunggakan listrik oleh pelanggan di KSB ini setiap bulannya menembus angka miliaran rupiah,” jelas Manager PT PLN Ranting Taliwang, Surtisno kepada wartawan, Sabtu (18/5). Tingginya nilai tunggakan pelanggan tersebut menjadi persoalan tersendiri di internal PLN Ranting Taliwang. Pasalnya pihak PLN harus menutar otak untuk menutupi biaya operasional guna menjamin kesinambungan pelayanan terhadap para pelanggan sendiri. “Kami akhirnya mencari cara untuk menutupi beban produksi karena biaya yang kita harapkan dari pelanggan menunggak setiap bulannya,” timpal Surtisno. Surtisno mengungkapkan jika pelanggan yang dominan

menunda pembayaran adalah pelanggan kelas menengah. Dan di posisi kedua adalah pemerintah dengan nilai tunggakan yang saat ini telah mencapai ratusan juta rupiah. “Kami tetap memberikan peringatan bagi pelanggan yang menunggak itu agar segera menyelesaikan kewajibannya. Tapi nyatanya masih banyak yang belum membayar,” cetusnya. Membandelnya para pelanggan dalam membayar rekening tepat waktu sangat mempengaruhi kinerja PLN Ranting Taliwang. Ia mengatakan, pihaknya selama ini tetap saja dirundung kesulitan dalam menyediakan bahan bakar sebagai bahan pendukung mesin pembangkit listrik tenaga Diesel yang ada di PLN Ranting Taliwang. Dima-

(Suara NTB/ula)

na berdasarkan perhitungan rata-rata konsumsi produksi, PLN Ranting Taliwang membutuhkan sekitar 32 ton bahan bakar minyak (BBM) per hari untuk mencukupi kebutuhan listrik pelanggan se-KSB. “Kebutuhan BBM kita itu harus dipasok tiap hari dan tidak dapat ditunda-tunda, karena kalau ditunda artinya bisa jadi listrik mati,” tegasnya sembari menyatakan pihaknya saat ini terus mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan tunggakan pelanggan tersebut. “Kepada pemda kami berharap bisa menemukan formulasi yang tepat agar pembayaran rekening pemerintah setiap bulannya lancar dan tidak tertunggak seperti sekarang ini,” pungkas Surtisno. (bug)

Awak Kapal Ramah

Kehadiran KRI Berikan Pengalaman Baru Kehadiran tiga Kapal Republik Indonesia (KRI) dalam rangka mendukung Latihan Gabungan TNI tahun 2013 memberi pengalaman bagi warga Kota Bima, Kabupaten Bima dan sekitarnya. Jika selama ini masyarakat hanya melihat di televisi maupun membaca di koran, kini warga bisa melihat langsung bahkan diizinkan mengelilingi kapal tersebut.

FGD - Wakil Ketua DPRD Dompu, Drs. H. Hidayat Ali didampingi Susana Dewi Rochimah dari AIPD NTB bersama Sekretaris DPRD NTB, H Rachmad Radjendi, SH selaku pemateri pada acara FGD di Dompu, Jumat (17/5/).

lainnya. Sayangnya, lanjut Hasanuddin, baru 16 situs yang memliki jupel. Makanya dibutuhkan penambahan tenaga dalam merawat dan memelihara cagar budaya yang ada. Diketahui, jupel yang ada saat ini sebanyak 22 orang. “Kita butuh tenaga, agar cagar budaya yang ada bisa diselamatkan. Minimal satu cagar budaya dipelihara oleh satu orang. Untuk Istana Dalam

SABTU (19/5), tiga kapal KRI terlihat bersandar di Pelabuhan Bima. Sementara di dalamnya, terdapat para personel TNI AL yang khusus disiapkan terlihat sibuk melayani masyarakat yang datang berkunjung untuk melihat peralatan tempur kebanggaan. Ada yang mengenakan pakaian seragam TNI AL dan ada juga yang tidak. Para personel inilah yang bertugas di KRI yang siap mengamankan gangguan di laut. Meski berbadan tegap, para personel ini terlihat ramah kepada pengunjung. Bahkan dengan sabarn-

ya, mereka menjawab setiap pertanyaan dari pengunjung yang penasaran ketangguhan tiga kapal dimaksud. Salah seorang personel KRI Teuku Umar dengan nomor lambung 385, Prada Laut Roman yang ditemui mengatakan personel AL khususnya dan TNI umumnya untuk membela Negara dari gangguan musuh. Meski disiapkan untuk perang, namun sebagai prajurit melayani masyarakat adalah bagian dari tugas. “Kapal ini kan dibeli dari uang rakyat, jadi setiap warga boleh melihat dan kami siap melay-

ani,” ucapnya santun. KRI Teuku Umar, KRI Gilimanu dan KRI Teluk Sangkuni tiba di Bima dengan mengangkut 270 personel marinir dalam rangka mendukung latihan gabungan. Setelah melakukan bongkar muat, tiga KRI ini pun menyandar di Pelabuhan Bima. Mereka berasal dari pangkalan berbeda. KRI Teuku Umar yang merupakan Satuan Eskorta Anti Kapal Selam dan KRI Gilimanu untuk pendaratan pasukan berasal dari Armabar di Jakarta. Sementara KRI Teluk Sangkuni yang spesifikasinya untuk pendaratan pasukan dari Armatim yang berpangkalan di Surabaya. Kapal-kapal ini dirancang untuk menghadapi serangan dari dalam laut dan udara. Setelah menyelesaikan tugas latihan, kapal-kapal tersebut kembali ke pangkalan masingmasing dengan mengangkut personel. (use)

Loka, kita harapkan jangan sedikit, maksimal 20 orang, agar terjamin kebesihan dan keamanannya,” harapnya. Disisi lain pula, Pemkab juga belum memiliki arkeolog. Tenaga tersebut menurutnya sangat dibutuhkan untuk pendokumentasian, pendataan maupun mencoba mengungkap sejarah dari pada cagar budaya yang ada. Sebab arkeolog memiliki metode yang orang biasa tidak miliki.

Termasuk untuk pencarian situs lainnya yang masih tersembunyi. “Kalau ada temuan atau laporan masyarakat, pihaknya harus bersurat ke Kementrian Kebudayaan terlebih dahulu, untuk meminta BP3 Bali agar datang mengkaji secara teknis ke daerah. Mencari tahu, apakah temuan itu adalah peninggalan purbakala atau tidak. Jika ada di kita, maka bisa langsung kita tahu,” ujarnya. (arn)

Sengketa Batas Sumbawa - Dompu Belum Berakhir Sumbawa Besar (Suara NTB) Sengketa batas antara Kabupaten Sumbawa dengan kabupaten Dompu, ternyata belum mencapai titik akhir. Penetapan tapal batas di titik PBU 10 hingga kini belum mencapai kata sepakat. Kemendagri melalui pemprov NTB meminta kedua belah pihak untuk melengkapi data masing-masing sebelum akhirnya nanti akan diputuskan. Sejauh ini, Pemkab Dompu tetap bersikeras dusun Panobu desa Mata kecamatan Tarano masuk ke wilayah mereka. Sementara Sumbawa tetap mendasarkannya kepada peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang secara jelas menggambarkan Panobu masuk Sumbawa. “Pemerintah daerah yang berbatasan akan menyusun dan mengirimkan kronologis dan

bukti-bukti terkait kepada Pemprov serta dilengkapi dengan peta-peta alternatif penarikan garis batas,” kata Pejabat Bagian Pemerintahan Setda Sumbawa, Budi Sastrawan, yang beberapa waktu lalu mengikuti rapat terakhir penyelesaian masalah batas dengan Pemkab Dompu di Mataram. Dalam hal ini, Pemkab Sumbawa telah menyiapkan semua kelengkapan dokumen yang diminta termasuk peta rupa bumi untuk dibawa ke provinsi nantinya. “Sumbawa memiliki peta rupa bumi, penduduk desa Mata memiliki KTP Sumbawa, meski keturunan Mbojo. Secara historis dan sosiologis Desa Mata dikuasai dan menjadi wilayah Kabupaten Sumbawa,” paparnya. Data tersebut akan dilanjutkan oleh Pemprov NTB ke Kementerian Dalam Negeri. (arn)

Soal Karyawan yang Dirumahkan

Newmont Diminta Beri Penjelasan Sumbawa Besar (Suara NTB) Ketua Komisi IV DPRD Sumbawa, Sambirang Ahmadi, S.Ag, M.Si, meminta kepada PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) untuk memberikan penjelasan kepada Pemkab dan DPRD Sumbawa, terkait alasan dirumahkannya sekitar 200 karyawan proyek eksplorasi Elang. Serta memberikan kepastian limit waktu sampai kapan karyawan ini dirumahkan, agar para pekerja tidak terombangambing tanpa kepastian. “Jangan sampai karyawan kehilangan harapan bekerja selamanya. Hak mereka juga harus dilindungi. Kita berharap, perusahaan bisa segera memberikan jaminan sampai kapan kebijakan merumahkan karyawan ini dilakukan. Karyawan membutuhkan kepastian itu,” tandas Sambirang, Minggu (19/5). Kepastian ini penting, agar para pekerja bisa menyiapkan skenario alternatif, bila nanti tak lagi digunakan. Saat ini, tentu mereka tidak bisa bekerja di tempat lain, karena menunggu kepastian dari Newmont. Jadi, jangan sampai karyawan ini menjadi korban. Harus jelas, kapan kegiatan investasi ini kembali recovery, agar karyawan tidak galau. Kepada karyawan yang dirumahkan, Sambirang

meminta untuk tidak membuat aksi yang tidak sehat yang justru menimbulkan problem baru. Dalam hal ini, pemerintah juga bisa memfasilitasi dan mendorong investasi ini bekerja agar Newmont tetap dalam suasana yang kondusif. Begitu pula kepada pihak PT NNT, agar bisa memberikan penjelasan yang lebih detail kepada pemerintah daerah, eksekutif maupun legislatif, terkait alasan dirumahkannya karyawan. Sebab alasan menurunnya pendapatan perusahaan hanya dikemukakan lewat media. “Pemerintah harus proaktif memberikan proteksi, bagi masyarakat yang ingin menggantungkan nasibnya kepada PT NNT. Kepada perusahaan agar ada batas waktu yang jelas. Sampai kapan ini juga harus dijelaskan. Agar kita juga bisa mengantisipasi kalau terjadi ledakan,” kata Sambirang. Menurut Sambirang, kebijakan merumahkan karyawan telah menimbulkan beragam spekulasi, mengingat tingginya ekspektasi masyarakat terhadap perusahaan ini. Di tengah ekspektasi yang tinggi tersebut, bukannya Newmont menambah rekrutmen tenaga kerja, tetapi malah tenaga kerja yang ada dirumahkan. “Ini yang perlu diantisipasi,” pungkasnya. (arn)


RAGAM

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

Kejati NTB Bidik Proyek Dermaga Labuhan Haji Lotim Dari Hal. 1 Gambaran lain, proyek yang dilaksanakan CGA itu sudah melalui empat kali pembaharuan kontrak (adendum). Adendum pertama tanggal 20 November 2007, adendum kedua 4 Desember tahun yang sama, untuk pelaksanaan pekerjaan pemborongan pembangunan dermaga. Tahun 2008, pembangunan kembali dilanjutkan, ditandai dengan adendum ketiga tanggal 22 September dengan perusahaan yang sama. Bahkan pembangunan berlanjut tahun 2009, ditandai dengan adendum yang disepakti kedua pihak tanggal 20 April 2009. Dari total anggaran yang nyaris tembus Rp 1 triliun itu, ada beberapa item pekerjaan, selain dermaga induk, ada pembangunan jaringan irigasi rawa, pembangunan jeti atau

pemecah gelombang, sampai pada penataan kawasan dermaga. Kasus ini terungkap ketika mencuat polemik, bahwa dari sisi feasibility study tidak layak. Pihak Kejaksaan Tinggi NTB dikonfirmasi terkait dibidiknya terhadap Dermaga Labuan Haji ini tak membantah. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Hanya saja, Wakajati NTB I Gede Sudiatmaja, SH dikonfirmasi Suara NTB enggan berkomentar banyak terkait sejauh mana penanganan kasus ini. “Jadi mohon maaf, kami belum bisa membuka perkembangan penanganan kasus ini, karena konteksnya masih lid (penyelidikan, red),” jawabnya singkat, saat didampingi Kasi Penkum dan Humas Made Sutapa, SH. (ars)

Gubuk dari Triplek Dihuni Tiga KK Dari Hal. 1 Kondisi ini kontras terlihat di Dusun Terong Tawah Barat, Desa Terong Tawah, salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Mataram. Kemiskinan di desa ini dikatakan tinggi mencapai 30 persen dari 9.000 jiwa penduduknya. Jalan-jalan desa di daerah ini rusak, layanan kesehatan minim, demikian juga pendidikan. Adalah Husni (25), salah satu warga miskin yang merasakan ketimpangan pelayanan pembangunan itu. Bagaimana tidak, ia tinggal digubuk terbuat dari triplek sisa pembangunan dikompleks pemukiman di sekitar perbatasan Kota Mataram. Sangat kontras, gubuknya terbuat dari sisa bahan bangunan sementara di sekitar tempat tinggalnya itu bejejer bangunan perumahan yang baru dibangun developer. Mirisnya lagi, ia tinggal digubuk berukuran 4x3 itu bersama tiga anggota keluarganya. Dinding dari triplek, atapnya dari daun rumbia dan berlantaikan tanah. Gubuk itu tampak kumuh, kamar tidur menyatu dengan dapur. Tak tampak satupun barang berharga, hanya pakaian yang bergatungan di sekitar dinding rumah. MCK pun tidak ada. Ia dan sekitar 50 KK di daerah itu masih mengandalkan sungai sebagai tempat MCK. ‘’Di rumah triplek inilah kami tinggal tiga KK. Awalnya tujuh tapi satu saudara saya pindah ke rumah sebelah ,’’ ujar Husni, Minggu (19/5). Sejak ia kecil tinggal bersama tujuh saudaranya. Menyedihkan, sejak kecil orang tuanya meninggal. Semenjak ditinggal orang tuanya, ia pun tinggal bersama tujuh saudaranya. Ia bersama tujuh saudaranya hanya diwariskan tanah sekitar 4 are. Seingatnya, rencana pemberian bantuan itu dimulai semenjak ia masih kecil, sekitar berumur dua tahun. Namun bantuan tak kunjung diberikan, padahal tercatat sudah 27 kali pihak Pemda Lobar mengambil foto rumahnya. Di lain pihak, usulan bantuan untuk warga lain di sekitar rumahnya sebagian sudah disetujui termasuk salah seorang saudaranya.

Ia sendiri bekerja sebagai buruh proyek atau peladen dengan upah upah Rp 35 ribu sehari. Ia menikah dengan Samsun tahun 2002 lalu dan dikaruniai dua anak. Satu orang sudah berumur 9 tahun, satunya lagi berumur dua bulan. Penghasilan yang diperoleh tak sebanding bebannya, karena itu ia bersama istrinya berusaha merasa cukup. Mirisnya lagi, tanahnya yang berdekatan dengan gang jalan menuju kompleks perumahan baru akan dibuat jalan. Tetapi ia tidak mendapat ganti rugi. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, ia menjadi kuli bangunan. Karena penghasilannya tak mencukupi, sering kali ia berutang untuk memenuhi kebutuhannya. ‘’Kalau tidak demikian kami nggak bisa makan,’’ ujarnya. Sementara Kades Terong Tawah, Sahirpan mengaku kondisi infrastruktur didaerahnya memang sangat memprihatinkan. Seperti halnya jalan desa sepanjang hampir 2 km dalam kondisi rusak berat. Belum lagi kondisi bangunan kantor desa yang juga rusak parah. Bangunan kantor itu sudah berumur puluhan tahun dan sejak dibangun belum pernah direnovasi. Disebutkan, jumlah penduduk desa itu sekitar 9.000 jiwa. Warga masuk kategori miskin sekitar 30 persen, dan sebagian besar berprofesi sebagai buruh bangunan dan buruh tani. ‘’Hampir semua masuk kategori KK miskin, kalau Jamkesmas sekitar 50 persen,’’ sebutnya. Kondisi infrastruktur ini jelasnya, sering kali dikeluhan warga. Selain itu pelayanan kesehatan juga minim. Ada kesan katanya, Pemkab Lobar hanya memperhatikan wilayah di sekitar pusat pemerintahan. Pihaknya juga prihatin kondisi SD di desa itu rusak. ‘’Dulu ada janji bangunan SD akan perbaiki. Tapi janji itu tinggal janji,’’ keluhnya. (her)

Dipersilahkan Menggugat Dari Hal. 1 telah merampungkan proses rekapitulasi perolehan suara pasangan Cagub/Cawagub NTB. Sesuai jadwal tahapan Pilkada NTB, maka hari ini akan dimulai proses rekapitulasi suara di tingkat kabupaten/kota. ‘’Untuk PPK, dari laporan, semuanya sudah selesai. Dan seluruh kabupaten/kota katanya besok akan memulai proses rekapitulasi suara,’’ ujarnya. Fauzan mengakui, menurut jadwal, proses rekapitulasi suara di tingkat kabupaten/kota memang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari yaitu tanggal 20 hingga 22 Mei 2013. Hanya saja, ia menilai proses ini kemungkinan berlangsung hanya satu hari. “Cukup sehari. Sebenarnya kan bisa diperkirakan sendiri, kabupaten/kota yang kecamatannya sedikit paling hanya sehari,” tandasnya. Seperti diketahui, dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB, Kabupaten Sumbawa memilih jumlah kecamatan terbanyak dengan 24 kecamatan, disusul oleh Lotim dengan 20 kecamatan, Bima dengan 18 kecamatan, Loteng dengan 12 kecamatan, Lobar 10 kecamatan, Dompu dan Sumbawa Barat dengan 8 kecamatan, Lombok Utara dan Kota Bima dengan 5 kecamatan dan Kota Mataram dengan 6 kecamatan. Meski seluruh kabupaten/

kota bisa merampungkan pelaksanaan rekapitulasi dalam sehari, namun Fauzan menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menggelar rekapitulasi tingkat provinsi pada 23 Mei 2013. Pada saat itu, KPU NTB akan menggelar dua rapat sekaligus yaitu rapat pleno rekapitulasi perolehan suara pasangan cagub/cawagub dan rapat pleno penetapan pemenang Pilkada NTB 2013. Menurutnya, keempat pasangan calon akan diundang untuk menghadiri rapat pleno penetapan pemenang. Dalam kesempatan itu, rencananya KPU NTB juga akan memberikan semacam waktu bagi kandidat untuk berpidato. “Pada waktu rapat nanti kita tetap fasilitasi mereka untuk sampaikan pidatolah. Dan itu tidak mengurangi hak mereka untuk menggugat,” tandasnya. Meski para kandidat telah meneken komitmen siap menang siap kalah, namun Fauzan menegaskan bahwa kandidat tetap saja dipersilakan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. “Kalau soal menggugat, silakan, itu hak mereka. Soal apakah materi gugatannya mempengaruhi hasil pilkada atau tidak, itu biar MK yang memutuskan, itu ranah mereka,” pungkas Fauzan. (aan)

Halaman 5

Amankan Rekapitulasi Suara, Polisi Siapkan 300 Pasukan Mataram (Suara NTB) Sedikitnya 300 personel Polres Mataram disiapkan untuk pengamanan proses rekapitulasi suara di kantor KPU. Personel disiagakan di KPU Kota Mataram, untuk menjaga proses rekapitulasi akhir suara Pilgub NTB, setelah proses rekap tingkat Kecamatan. Guna mengecek kesiapan personel, Kapolres Mataram, AKBP Kurnianto Purwoko, SH mengumpulkan seluruh personel dari berbagai satuan, Minggu (19/5) kemarin. Dalam apel di halaman Mapolres setempat, masing masing satuan diberi tugas, diinstruksikan langsung Kabag Ops, Kompol A. Wakhid. Sat Lantas, diberi tugas mengawal 60 kotak suara dari seluruh PPK. Sat Sabara diminta menjaga gedung KPU, untuk antisipasi unjukrasa dan aksi protes lainnya. “Rangkaian kegiatan pengamanan ini akan berlangsung sejak Tanggal 20 sampai 22 Mei mendatang,” kata Kasubag Humas Polres Mataram, AKP Arief Yuswanto,

(Suara NTB/ars)

APEL - Apel kesiapan pasukan pengamanan Kantor KPU Kota Mataram, di halaman Mapolres, dalam rangka pengamanan rekapitulasi akhir suara Pilgub NTB tingkat Kota Mataram. Minggu(19/5)kemarin.Denganpengamanan itu, setidaknya memberi jaminan bagi KPU sebagai penyelenggara pemilu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun jikaadaaspirasimasyarakatdalam bentuk unjukrasa, diakuinya bisa

saja terjadi, namun tetap dilakukan antisipasi. Selain persiapan pasukan, Minggu pagi kemarin dilanjutkan dengan pembangunan tenda di sekitar kantor KPU Kota Mataram Jalan Gajahmada, Jempong. (ars)

Kejati Siapkan Pos Pelayanan Hukum Masyarakat Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi NTB kini punya fungsi baru dalam rangka pencerahan hukum kepada masyarakat. Melalui Pos Pelayanan Hukum, lembaga Adhyaksa ini membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin konsultasi, terkait berbagai prosedur hukum. Pos pelayanan yang diresmikan Kajati NTB Nofarida SH, MH tanggal 3 Mei lalu, kini sudah melayani masyarakat setiap hari.

Di pos dimaksud, ada lima petugas yang piket setiap hari kerja untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat. “Baik yang menyangkut pidana umum, pidana khusus, perdata atau terkat soal hukum pernikahan, kami menyediakan pelayanan informasi,” kata Asisten Perdata dan Tuntutan (Assdatun) Kejati NTB, Timbul Tamba, SH, MH. Namun ia mengklarifikasi, pos pelayanan ini hanya menyediakan

(Suara NTB/ars)

PENJELASAN - Seorang petugas Kejati NTB memberi penjelasan kepada salah seorang masyarakat yang membutuhkan informasi prosedur hukum, di Pos Pelayanan Hukum Masyarakat.

informasi bagi masyarakat yang tidaktahutentangprosedurhukum atas perkara tertentu, sesuai dengan yang dimohonkan oleh masyarakat. Dicontohnya, ketika masyarakat ingin tahu bagaimana proses pengaduan kasus ke Kejaksaan atau Kepolisian, selanjutnya prosesnya apa saja setelah pengaduan, kemudian tahapan dari Kepolisian ke Kejaksaan, sampai dengan ke tingkat pengadilan. “Jadi bukan berarti kami akan menyediakan pembelaan ketika masyarakat kesulitan, kami hanya bisa mengarahkan sesuai prosedur hukum positif,” terangnya. Prosedur umum seperti ini yang bisa kami sampaikan kepada masyarakat, dan tentang hal hal lain terkait kebutuhan informasi hukum, sesuai yang diminta masyarakat. Pos pelayanan ini dibuka gratis kepada seluruh masyarakat NTB. Bahkan dari semua kalangan masyarakat, diberi kesempatan untuk berkonsultasi. Selain terkait kasus tindak pidana umum, disediakan juga informasi terkait tindak pidana khusus, perdata dan tuntutan, sengketa ahli waris, juga terkait kasus pernikahan. (ars)

Biota Laut Lobar Diduga Diselundupkan ke Asia hingga Eropa Dari Hal. 1 di daerah perpanjangan tangannya di bawah Dinas Kehutanan melalui BKSDA. Aturan yang digunakan BKSDA mengacu PP 8 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar. ‘’Tapi disisi lain ada PP nomor 60 tahun 2007, tentang konservasi sumber daya ikan. PP ini mengatur proses perdagangan yang didelegasikan ke Kemenlutkan,’’ tandas Muslim. Dalam impelementasinya di lapangan, khususnya di Lobar dan NTB umumnya antara Dislutkan yang menjadi perwakilan Kemenlutkan dengan BKSDA mewakili Kemenhut tidak ada koordinasi yang baik karena rancunya aturan tersebut. Salah satunya soal pengaturan tentang kuota perdagangan biota laut, terkait lokasi (titik), jumlah, sebaran, jenis dan siapa perusahaan pengirimnya. Terkait penentuan kuota ini, didelegasikan kepada Dirjen PHKA selaku menajemen otoritas atas rekomendasi LIPPI selaku scientific otority. Namun pertanyaannya, ketika mengeluarkan kuota di NTB dan di Lobar khususnya, BKSDA selaku instansi di daerah tidak berkoordinasi dengan Dislutkan. Sehingga fungsi kontrol dan pengawasan dari Dislutkan tidak bisa dilaksanakan sehingga pengiriman biota laut inipun bebas tanpa kontrol. “Memang indikasi penyelundupan biota laut Lobar ke luar daerah maupun ke luar negeri itu ada. Karena selama ini kami tidak tahu berapa jumlah, jenis dan siapa pengirim biota laut itu,’’ tukasnya. Terkait hal ini pihaknya juga sudah melayangkan protes ke kementerian terkait, karena seharusnya sesuai aturan PP nomor 60 itu, Dislutkan diberikan kewenangan sebagai menajemen otoritas. Aturan lain yang mengatur tentang itu adalah Undangundang nomor 23 tahun 2007 tentang pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil serta undang-undang nomor 45 tahun 2009. Dijelaskan, dalam PP ini juga mengatur bagaimana Dislutkan mengeluarkan rekomendasi kepada

pihak terkait untuk mengambil atau mengeluarkan hasil biota laut. Dalam hal ini Dislutkan mengeluarkan rekomendasi melalui penerbitan surat SKA (surat keterangan ambil). Menurutnya, akibat aturan yang rancu ini merugikan daerah karena sepeserpun hasil pengiriman dan penjualan biota laut tidak masuk ke kas daerah. Dilain pihak, karena lemahnya kontrol itu pihaknya tidak mempunyai data jumlah biota laut yang dikirim, berapa kontribusi dan sejauh mana produksinya. Namun sejauh ini, sepengetahuannya salah satu perusahaan pengelola dan penampungan biota laut yang dihasilkan Lobar berlokasi di daerah Batu Bawi, Sekotong Barat. Perusahaan pengelola ketika tahun 2009 lalu yakni UD Ikan Lombok, perusahaan ini beroperasi sejak beberapa tahun lalu namun belakangan perusahaan itu tidak lagi beroperasi dan digantikan oleh pengusaha dari luar negeri. Dulu, melalui perusahaan ini, biota laut khususnya koral dan ikan hias Lobar banyak dikirim ke Bali dan daerah Jawa. Namun belakangan, akibat lemahnya fungsi kontrol karena koordinasi yang kurang baik menyebabkan pihaknya tidak lagi melakukan fungsi kontrol dan pengawasan terhadap perusahaan tersebut. Sehingga pengiriman biota lautpun nyaris tak tercatat karena tanpa sepengetahuan instansi terkait. Koral dan hias menjadi komoditi yang paling banyak dikirim namun ironis pengirimannya melalui Bali lalu di kirim ke negara Asia seperti Singapura dan bahkan sampai Eropa yakni Italia. Italia menjadi salah satu negara tujuan pengiriman koral paling besar. “Saya tidak punya data pasti berapa produksi dan dikirim berapa. Kalau tahun 2009 lalu ada kami catat,”ungkapnya. Menurutnya, perlunya kontrol dan pengawasan tidak hanya mengetahui berapa koral yang dikrim ke luar daerah. ‘’Namun lebih penting mengetahui lokasi dan jenis yang dikrim. Karena dengan

mengetahui lokasinya, maka daerah perairan yang tadinya diambil biota lautnya perlu direklamasi atau dibangun kembali,’’ katanya. Mengacu aturan Sites, setiap mengambil biota laut harus dilakukan reklamasi. Hal ini jelasnya menjadi tanggung jawab perusahaan yang mengambil koral tersebut. Sejauh ini kegiatan reklamasi tidak ada, karena bagaimana mau melakukan reklamasi jika pihaknya saja tidak tahu lokasi tempat pengambilan koral. Hal ini jelasnya, berdampak terhadap penurunan biota laut, artinya bisa menyebabkan kerusakan biota di bawah laut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ke depan Pemkab Lobar melalui regulasi Perda nomor 1 tahun 2013 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengatur tentang daerah kawasan konservasi, pengendalian dan perizinan. Aturan ini mewajibkan pemegang izin usaha di pesisir, laut dan pulau kecil di Lobar harus menyerahkan jaminan lingkungan berupa uang. Perda ini ditindak lanjuti melalui PP nomor 47 tahun 2012 yang mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk menyisihkan 2,5 persen dari keuntungannya untuk pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. ‘’Adanya perda ini paling tidak bisa menjadi regulasi untuk mengatur itu, sehingga hal ini bisa ditangani dan diantisipasi,”ujarnya. Sementara itu, ditelusuri ke lokasi yang menjadi tempat penampungan ikan hias dan koral di Batu Bawi, Sekotong Barat, tak seorang pengelola pun bias dikonfirmasi. Namun keterangan yang diperoleh dari warga sekitar, perusahaan itu memang mengelola ikan hias dan berbagai biota laut. Namun keterlibatan masyarakat setempat tidak begitu besar. “Ada memang dikelola ikan hias dan lain-lain (hasil laut), tapi kami tidak banyak terlibat,”ujar Sahman. Sementara itu, Camat Sekotong L. Sadikin menyatakan, pihaknya belum tahu persis perusahaan yang dimaksud. (her)

KPU NTB Coret Tiga Nama Bakal Calon DPD Mataram (Suara NTB) KPU NTB mencoret tiga nama bakal calon anggota DPD RI asal NTB. Tiga dari 44 bakal calon anggota DPD RI tersebut dicoret karena tidak dapat memenuhi persyaratan hingga batas akhir perbaikan tanggal 14 Mei lalu. Kepala Divisi Hukum dan Pengawasan KPU NTB, Ilyas Sarbini, SH menjelaskan alasan pencoretan ketiga orang bakal calon anggota DPD RI asal NTB tersebut karena ditemukan adanya calon di bawah umur, tidak memperbaiki berkas dan terlambat memperbaiki berkas-berkas persyaratan. “Dari hasil verifikasi sampai batas akhir kemarin, kelihatannya ada satu yang masih di bawah umur sudah di TMS kan, kemudian satu yang tidak memperbaiki dan satu yang terlambat memperbaiki bahan sampai batas akhir tanggal 14 Mei,”ujarnya kepada Suara NTB, Sabtu (18/5). KPU NTB melakukan verifikasi kelengkapan administrasi sebanyak 44 orang calon anggota DPD. Dalam tahapan pendaftaran 9-22 April 2013, sebanyak 44 orang pendaftar calon DPD asal NTB memasukan berkas pencalonan. Selanjutnya sejak tanggal 23 April hingga 2 Mei KPU memverifikasi berkas-berkas persyaratan calon DPD. Selanjutnya, sejak tanggal 5 – 14 Mei merupakan masa perbaikan berkas-berkas yang belum dipenuhi oleh calon anggota DPD. Beberapa anggota DPD asal NTB yang kembali mencalonkan diri antara lain Prof. Farouk Mu-

hammad, dan Baiq Diyah Ratu Ganefi SH. Selain itu Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM juga mencalonkan diri menjadi calon anggota DPD. Bakal calon anggota DPD asal NTB lainnya yakni H.L. Suhaimi Ismy (mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB) dan puluhan calon lainnya. Ilyas menambahkan, verifikasi faktual terhadap persyaratan dukungan oleh KPU kabupaten/ kota dijadwalkan 30 Mei hingga 6 Juni 2013. Selanjutnya, penyusunan dan penetapan Daftar Calon Semnetara (DCS) anggota DPD yang dijadwalkan 28-30 Juni 2013. Pengumuman DCS anggota DPD 1-3 Juli 2013, selanjutnya menunggu masukan dan tanggapan masyarakat pada 4-13 Juli 2013, hingga tahapan klarifikasi 14-23 Juli 2013. Penyusunan dan penetapan DCT 2426 Juli, dan pengumuman DCT anggota DPD pada 27 Juli 2013. Sementara itu terkait dengan surat pengajuan pengunduran diri dari PNS yang menjadi anggota DPD, ia menegaskan batas akhir surat pengunduran diri PNStersebur dari atasannya maksimal 1 Agustus 2013 mendatang.”PNS yang mengajukan diri menjadi anggota DPD prinsipnya boleh tetapi mereka harus mengundurkan diri menjadi PNS. Surat pengunduran dirinya, sudah membuat surat pernyataan bahwa dia sudah mengajukan pengunduran diri, nah proses pengunduran dirinya oleh atasannya batas akhirnya sampai 1 Agustus mendatang,”tandasnya. (nas)

Penyebab Kebakaran Mataram Mall akan Diperiksa Labfor Mataram (Suara NTB) Polisi belum menyimpulkan penyebab pasti kebakaran di Mataram Mall. Guna memastikan itu, akan didatangkan Labfor Bali untuk identifikasi langsung. Sedianya kehadiran Labfor Bali sudah ditunggu sejak Sabtu (18/5) lalu. Namun dengan alasan teknis, hingga Minggu (19/5) kemarin belum juga hadir. Namun kepastian pemeriksaan Labfor itu dibenarkan Kasubag Humas Polres Mataram, AKP Arief Yuswanto. “Tapi kita masih tunggu dulu timnya, karena sampai hari ini belum hadir,” kata Arief. Sementara itu, aktivitas di Mataram Mall, khususnya Lesehan Begibung dan Toko Montana sudah normal. Karyawan toko membersihkan sisa kebakaran dan membereskan barang barang yang sebelumnya dievakuasi. Pihak manajemen pusat perbelanjaan terbesar di NTB itu pun mengklaim kebakaran skalanya kecil, sehingga tidak mengganggu aktivitas keseluruhan. “Ini kebakaran skala kecil, jadi tidak memberi efek berarti,” kata pihak manajemen, Tedi Suryadi Putra. Aktivitas memang sempat terganggu, namun terkonsentra-

si pada dua tempat yang terbakar, toko sepatu dan sandal Montana dan Lesehan Begibung. Itupun hanya ditutup dua jam Sabtu lalu, setelah itu dibuka seperti biasa. Mengenai kerugian, ia menolak untuk menaksir, karena itu sepenuhnya menjadi tanggungan pemilik toko. Terkait dugaan penyebab kebakaran, ia mendapat informasi dari pihak Pemadam Kebakaran, dipicu korsleting listrik di Toko Montana. Bukan dari dapur Lesehan Begibung sebagaimana dugaan sebelumnya. Namun terkait resminya penyebab kebakaran, pihaknya menunggu dari Kepolisian untuk menyelidiki lebih lanjut. “Saat ini, kami juga menunggu Labfor Bali turun,” sebutnya. Mengenai dugaan lain, soal human error, ia tidak melihat kemungkinan itu. Sebaliknya, ia meyakinkan gedung lantai empat itu sudah dilengkapi safety seperti hydrant dan alarm yang bunyinyaa setiap saat ketika ada percikan api, sehingga kebakaran cepat terdeteksi. Bahkan selama ini pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan PMK Kota Mataram untuk melatih karyawan soal safety. (ars)

Koordinasi dengan Pusat Dari Hal. 1 kata Wakil Bupati KLU, H. Najmul Akhyar, SH. MH., Sabtu (18/5). Najmul mengatakan, untuk teknis operasional E-KTP, pihaknya pun perlu berbicara dengan SKPD terkait. Di tingkat Pemda KLU yang memiliki 26 perangkat SKPD, hingga kini belum miliki alat baca (card reader) E-KTP dalam proses pelayanan publik. Dalam hal ini, Pemda KLU akan mengkaji lebih dulu gambaran dana yang diperlukan. “Penerapan E-KTP masih dalam tahap ujicoba, dan ini bagi kita sesuatu yang pertama kali. Pada KTP yang dibagikan, rata-rata chip belum aktif, ini juga jadi persoalan,” tandasnya. Sebagaimana Surat Edaran Mendagri No. 471.13/1826/SJ tentang e-KTP, KTP hanya boleh di-

fotokopi satu kali. Apabila difotokopi berulang-ulang chip penyimpan data di e-KTP akan rusak, sehingga tidak bisa dibaca komputer. Chip E-KTP juga akan rusak jika didostabler atau dipres. Sinar mesin fotokopi akan merusak nomor induk kependudukan (NIK). Untuk itu, E-KTP cukup difotokopi satu kali, dan sebagai solusinya jika ingin memperbanyak, fotokopi pertama itu yang digunakan untuk keperluan lainnya. Mendagri bahkan mengultimatum, apabila masih terdapat unit kerja/badan usaha atau nama lain yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, masih memfotocopi, menstapler dan perlakuan lainnya yang merusak fisik E-KTP, akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena sangat merugikan pemilik E-KTP. (ari)

TGB-Amin Raih 44,31 Persen Suara Dari Hal. 1 Total pemilih yang menggunakan hak pilihnya mencapai 2.348.227 pemilih dari total 3.478.441 pemilih yang terdaftar dalam DPT. Dengan demikian, total partisipasi pemilih di Pilkada NTB kali ini mencapai 67,51 persen. Sementara itu, dilihat dari sebaran perolehan suara, pasangan TGB-Amin praktis menguasai seluruh kabupaten/kota di Pulau Lombok. Duet incumbent ini meraih 56,15 persen suara di Kota Mataram, 72,26 persen di Lombok Utara (KLU), 52,95 persen di Lombok Timur (Lotim), 63,23 persen di Lombok Barat (Lobar) dan 41,41 persen di Lombok Tengah (Loteng). Sementara, perolehan suara di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat praktis dikuasai pasangan Zul-Ichsan yang memang dikenal memiliki basis pendukung kuat di kedua daerah tersebut. Di KSB, Zul-Ichsan ung-

gul dengan 76,13 persen sementara di Sumbawa, Zul-Ichsan meraih dukungan 49,13 persen. Perolehan suara di Bima dan KotaBimayangidentiksebagaikandangnya pasangan Harum terbukti memang dikuasai oleh pasangan tersebut.DiBima,Harummemperoleh 54,15 persen suara sementara di Kota Bima ia mendapat 54,76 persen suara. Di Dompu, TGBAmin berhasil unggul dengan perolehan 37,57 persen berselisih cukup dekat dengan Harum yang meraih 31,13 persen suara. Ketua KPU NTB, Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si, yang dikonfirmasi Suara NTB menjelaskan bahwa rekapitulasi yang berlangsung di luar atau lebih cepat ketimbang proses yang berlangsung secara resmi hanya bisa disebut sebagai rekapitulasi suara sementara. Menurutnya, rekapitulasi resmi baru di tingkat provinsi baru akan digelar pada 23 Mei 2013 mendatang. (aan)


OPINI

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

Halaman 6

KEBANGKITAN NASIONAL

Aksi Membangun dari Daerah

Menata Kembali Politik NTB SUKSESI kepemimpinan di NTB tahun ini bisa dikatakan telah mengkotak-kotakkan masyarakat NTB dalam banyak varian dukungan politik. Karenanya, salah satu tugas penting dari pemimpin yang dilahirkan dalam suksesi ini adalah menata kembali kohesi politik yang sebelumnya telah terjalin cukup baik. Dengan sedikit kerendahan hati, semua itu bisa diwujudkan. Masyarakat NTB beruntung karena Pilkada yang digelar serentak di tingkat provinsi, Kabupaten Lombok Timur maupun Kota Bima sejauh ini tidak menimbulkan efek negatif dalam skala yang besar. Gangguan – gangguan keamanan memang muncul namun skalanya tidaklah begitu mengganggu kondusivitas daerah. Kondisi ini tentu saja diharapkan benar – benar bisa terjaga hingga berakhirnya tahapan Pilkada NTB nanti. Hanya saja, pemimpin yang dilahirkan dari Pilkada kali ini perlu memikirkan bagaimana menata kembali kekuatan – kekuatan politik yang terserak. Ibarat sebuah puzzle, bentuk awalnya sudah terlihat dan tugas pemimpinlah yang menyusunnya kembali menjadi sebuah bangunan yang solid dan utuh. Pasangan Dr. TGH. M. Zainul Majdi – H. M. Amin, SH, M.Si (TGB-Amin) yang untuk sementara diprediksi memenangkan Pilkada dengan selisih perolehan suara yang cukup besar harus bahu – membahu melaksanakan tugas ini. TGB dengan dukungan massa yang kuat dan Amin dengan jejaring politik Partai Golkar yang cukup membumi di NTB bisa bersinergi merangkul kembali elemen - elemen politik dan sosial yang selama Pilkada mungkin saja memasang jarak dengan mereka. Tentu saja, upaya kedua simpul politik ini tidak akan maksimal jika tidak didukung oleh kerendahan hati dari para kompetitor mereka untuk menerima hasil Pilkada dan melupakan semua gesekan yang sempat terjadi selama Pilkada. Perlu diingat bahwa keempat kandidat telah meneken komitmen siap menang siap kalah. Komitmen itu tentu saja bukan sekadar di atas kertas yang tidak bermakna. Pada tanggal 23 Mei 2013 mendatang, implementasi dari komitmen itu harus dibuat menjadi nyata dan bukan omong kosong belaka. Jika hasil quick count yang memenangkan TGB-Amin benar - benar menjadi kenyataan, dua kandidat lainnya, yaitu pasangan Zul-Ichsan dan pasangan Harum sedikit banyak perlu meniru sikap pasangan Suryadi Jaya Purnama, ST – Johan Rosihan yang sudah lebih dulu menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan incumbent. Suryadi, dalam keterangannya telah menegaskan kesiapannya untuk mendukung program-program TGB-Amin yang berpihak kepada masyarakat sekaligus akan tetap kritis apabila ada kebijakan-kebijakan yang kurang berpihak kepada masyarakat. Lima tahun mendatang, NTB masih memiliki beban yang cukup berat. NTB masih harus berjibaku menekan angka kemiskinan, gizi buruk, putus sekolah, kematian ibu dan bayi dan lainnya. Semua itu tidak akan sukses jika pemimpin NTB berikutnya disibukkan dengan konflik politik yang tak tuntas di Pilkada 2013 ini. (*)

Setiap tanggal 20 Mei kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional. Namun, apakah kita masih memiliki spirit dan memaknai hari tersebut sebagaimana para perintis pendiri bangsa dan negara di tahun 1908-1945an. Ataukah kita terjebak hanya sekadar rutinitas melakukan seremoni guna memperingati hari tersebut. Tentu, kita harus berusaha memaknai hari Kebangkitan Nasional sesuai dengan konteks kekinian, sesuai tantangan aktual yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah-tengah arus global dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdesentralisasi.

C

LOBALISASI, merupakan gejala yang ditandai oleh terintegrasinya pasar dan kecenderungan perilaku dan standar yang seragam bagi warga dunia. Globalisasi mengalami percepatan dengan dorongan kemajuan telekomunikasi dan transportasi, serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Global village merupakan hasil akhir yang dibayangkan oleh para futurolog, seperti dinyatakan oleh Patrice Aburdene (1980) dan John Naisbitt (1990). Seiring globalisasi, perubahan organisasi negara di berbagai belahan dunia, utamanya yang lahir pasca Perang Dunia II yang semula sentralistik berubah menjadi desentralistik sejalan dengan gagasan demokrasi dan demokratisasi. Indonesia pun mengalami gelombang perubahan yang sama, pascaruntuhnya rezim Soeharto memasuki era demokrasi dan demokratisasi, serta desentralisasi. Otonomi daerah dan terbentuknya daerah-daerah otonom telah menjadi kecenderungan perubah-

Oleh :

D. Fatma Zulcarnain (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa)

Pendirian Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) sebagai salah satu bentuk ikhtiar mengembangkan sumberdaya manusia lokal sangatlah strategis. Karena dengan hadirnya perguruan tinggi di daerah maka peluang penduduk lokal untuk mengecap pendidikan tinggi menjadi sangat terbuka.

an yang dominan di dalam pengelolaan negara dan daerah. Karena itu, manajemen pembangunan pun harus diubah ke arah desentralisasi. Porsi besar kepada daerah menjadi kecenderungan di dalam pengelolaan pembangunan. Di dalam konteks itu lah spirit Kebangkitan Nasional secara aktual harus ditempatkan. Aksi membangun daerah, seperti juga upaya membangun Sumbawa sebagai daerah otonom merupakan ikhtiar nyata di dalam membangun Indonesia dari daerah. Pembangunan yang bersifat multidimensi dan multisektor, di dalam konteks daerah sangatlah strategis manakala pilihan jatuh ke sektor pendidikan. Karena, sektor pendidikan pada gilirannya akan memberikan multiflier effect bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Pembangunan sektor pendidikan bertujuan untuk peningkatan sumberdaya manusia. Tentu pengembangan daerah di era

desentralisasi dan otonomi daerah sangat memerlukan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul guna mengembangkan potensi daerah. Pendirian Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) sebagai salah satu bentuk ikhtiar mengembangkan sumberdaya manusia lokal sangatlah strategis. Karena dengan hadirnya perguruan tinggi di daerah maka peluang penduduk lokal untuk mengecap pendidikan tinggi menjadi sangat terbuka. Namun demikian tentu saja pendidikan tinggi yang dirintis di daerah haruslah memenuhi standar nasional dan global, agar peserta didik yang diluluskan dapat bersaing dengan lulusan pendidikan tinggi dari berbagai belahan daerah di tanah air dan bahkan dengan lulusan dari berbagai belahan negara. Itulah hakikat spirit Kebangkitan Nasional di era global dan desentralisasi. Membangun daerah untuk kemajuan bangsa Indonesia. Semoga.***

Biota laut Lobar diduga diselundupkan ke Asia hingga Eropa Bisa merugikan daerah

*** Perbaiki tiga ruas jalan, Dinas PU siapkan Rp 6,5 miliar Kota Mataram butuh jalan mulus

***

STASIUN RADIO

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M.Haeruzzubaidi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, Karnia Septia Kusuma Ningrum. Lombok Barat: Sumada, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 8.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 8.000/mmk. Display F/C : Rp 15.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 5.000./mmk. Iklan 1 kolom (max 100 mmk): Rp 4.000/mmk. Iklan Advertorial : Rp 3.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (30 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 150.000/kavling. Iklan Paket (ukuran max 600 mmk), - 5 kali muat Rp 500/mmk, - 10 kali muat Rp 450/mmk, - 15 kali muat Rp 400/mmk. Pembayaran di muka. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 40.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 45.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 2.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

EKONOMI DAN BISNIS

Bulog Siap Amankan Harga Kedelai dan Daging

Dari Tukang Sapu

(Suara NTB/bul)

BERKARIR sudah pasti menjadi keinginan banyak orang, meski tak semua orang akan mampu mewujudkannya, tak terkecuali bagi David Priambowo. Memulai prestasi karirnya dari seorang tukang sapu, atau cleaning service istilah kerennya. Tetapi keteguhan hati, mau bekerja dan serius, sudah harus bagibnya. Posisi General Manager pun sekarang diembannya. Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, David, begitu dia disapa, memiliki cerita unik di balik apa yang sudah diperolehnya saat ini di hotel Santika Mataram. Tak ada bakat khusus sebenarnya yang mengantarkannya. Namun berkat kegigihan dan keberaniannya, boleh dibilang ia sudah berada pada level yang cukup strategis. Memulai karir terendahnya di Bali, menjadi tukang sapu ruangan hotel sejak tahun 1995, dalam proses selanjutnya iapun berkesempatan mendapat promosi untuk mengikuti pelatihan di bidang perhotelan pada Balai Latihan Kerja di Surabaya, kerjasama dengan Diana Pura Bali. Tak terlepas dari nasib, karirnyapun mulai menanjak secara perlahan. Lagi-lagi berkat kegigihan dan ketekunan, Davidpun hingga akhirnya bergabung di Manajemen Santika, sekitar 1,5 tahun lalu. Mungkin karena dipandang memiliki prestasi yang baik, ayah tiga anak ini diberikan kesempatan sebagai General Manager di Santika Cirebon. Dengan bekal pengalaman dan ilmu yang sudah dimilikinya, di Cirebon pun David menunjukkan prestasinya, sampai akhirnya dalam hitungan satu dua minggu terakhir, ia dipercaya memegang hotel Santika Mataram. Kini progres kerja dan penampilan kerjapun terus-menerus dibenahi. “Sebenarnya faktor kesiapan dan ada kesempatan saja,” katanya singkat saat berbincang di hotel Santika Mataram, Sabtu (18/5). Banyak tugas yang dirasanya akan menjadi PR yang harus dituntaskannya. Tentu itu tidak mudah. Namun modal semangat, keyakinan pasti bisa membuat David percaya diri. Di Santika Mataram ia mendesain manajemen dan pelayanannya untuk menjadikan hotel yang berada di jantung kota ini sebagai kebanggaan. Tentu kebanggaan dari masyarakat NTB khususnya, dan kebanggaan bagi customer-nya tentu secara luas. Karena selain menggaet pasar luar yang lebih banyak, dan mampu bersaing dengan beberapa hotel lainnya yang juga pastinya memberikan layanan terbaiknya. David menyebutkan itu sebagai bagian dari persaingan untuk terus maju dan menjadi pemenang pasar. Jika selama ini tak ada space khusus pelayanan hotel yang memberi ruang kepada masyarakat lokal, David menyebut Santika sudah saatnya hadir memberikan ruang, setidaknya kepada masyarakat di kota Mataram dan sekitarnya, untuk bisa menikmati pelayanan hotel seutuhnya pada waktu-waktu tertentu, Sabtu - Minggu misalnya. “Masyarakat sekitar adalah pasar. Ini yang harus kita beri ruang, dan kami akan membuka ruang itu pada hari-hari libur, sehingga hotel ini menjadi kebanggaan bersama, dengan pelayanan sepenuh hati yang kami terapkan,” demikian David santai. Diperkenalkannya lagi, hotel Santika Mataram memiliki jumlah kamar sebanyak 123, berdesain modern minimalis dengan tipe kamar superior sebanyak 103 kamar, deluxe 12 kamar, executive dua kamar dan suite enam kamar. Setiap kamar dilengkapi dengan Safe Deposit Box, Tea / Coffee Maker, LCD TV, dan akses internet menggunakan Wifi. Selain itu, Hotel Santika Mataram juga dilengkapi dengan Kafe Bayan, Lobby Lounge yang terletak di area lobby, meeting room yang berkapasitas 20 orang hingga 250 orang serta fasilitas lainnya seperti Fitness Center, Kolam Renang untuk dewasa dan anak-anak. Diharapkannya kesemuanya itu akan bisa menjadi milik bersama. (bul)

David Priambowo

Halaman 7

Mataram (Suara NTB) Perum Bulog hampir memastikan akan terlibat dalam pembelian kedelai dan daging secepatnya. Hal ini dipandang mendesak untuk ditangani segera, di tengah maraknya kedelai impor dan gonjang-ganjing harga daging di pasaran.

(Suara NTB/ist)

IKAN HIAS - Coral dan beragam ikan langka di kawasan pantai Gili Trawangan. Objek ini menjadi salah satu tujuan wisata diving di kawasan tersebut, dan dikhawatirkan akan musnah dengan maraknya perburuan ikan langka dan koral.

Diduga Marak, Perburuan Ikan Langka dan Koral di NTB Mataram (Suara NTB) Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi NTB mulai menurunkan tim dan melakukan identifikasi atas maraknya informasi terkait eksploitasi ikan langka dan koral secara besar-besaran di laut Sekotong, Lombok Barat oleh perusahaan Italia. Sejauh ini, belum diketahui persis jenis-jenis ikan hias apa yang saja yang menjadi objek ekspor perusahaan tersebut, termasuk belum ada data resmi jumlah koral yang sudah diboyong ke luar negeri. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, melalui Kepala Bidang P4K, I Made Sudjana membenarkan, bahwa di perairan-perairan tertentu laut NTB, terdapat banyak ikan-ikan langka yang menjadi incaran, bahkan sudah ada keterancaman akan punah. Beberapa persoalan dikemukakannya menjadi kendala tidak maksimalnya pengawasan, lantaran dalam satu wilayah ada dua pihak yang

memiliki kewenangan pengelolaan, sesuai Undang-Undang yang berlaku, yakni Dislutkan sendiri dan Dinas Kehutanan melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Ini yang sebenarnya masih menjadi benturan. Ada dua pihak yang memiliki izin pengelolaan dalam satu wilayah, karena izin yang di Dinas Kehutanan belum dicabut sampai sekarang, makanya simpang siur,” demikian Made pada Suara NTB di Mataram, Sabtu (18/5). Tetapi, untuk izin pengambilan maupun izin jualnya, Made mengatakan sepenuhnya menjadi kewenangan BKSDA, karena meski tanpa koordinasi dari kabupaten dan provinsi, BKSDA berhak mengeluarkan izin-izin tersebut. Khusus untuk koral, meski ada izin pengambilan resmi dari BKSDA, ada ketentuan khusus yang dikeluarkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Alam (LIPI), terkait berapa batasan jumlah yang boleh

diambil. Dan sejauh ini hanya diberikan kepada salah satu perusahaan yang ada di Bali. Menyangkut persoalan tumpang-tindihnya hak pengeloaan di satu kawasan ini, sebenarnya sudah dikoordinasikan di tingkat provinsi hingga pusat, tetapi belum ada penyerahan kewenangan khusus kepada salah satu pihak. “DKP punya UU untuk konservasi dan pengelolaan. Dinas Kehutanan juga punya, kita pelihara dan kelola, tetapi satu sisi ada yang memberikan izin untuk pengambilannya, ini cukup menjadi dilema,” terangnya lagi. Tetapi dengan diturunkannya tim oleh Dislutkan, akan dilakukan identifikasi untuk mengetahui jenis apa saja ikan dan koral yang selama ini dibawa keluar, selanjutnya akan dilakukan pembahasan resmi. Jika terindikasi hasilhasil laut yang dibawa adalah yang seharusnya dilindungi, maka harus ada langkah khusus menyikapinya. (bul)

“Kedelai ini pembahasan sudah dari dulu. Komoditi ini mungkin yang dipercepat untuk ditangani, dan Bulog pun pada prinsipnya sudah siap,” demikian Kepala Divisi Regional Bulog wilayah NTB, Ir. Hasim pada Suara NTB dikonfirmasi, Sabtu (18/5). Kepastian untuk menjadi bupper stock pada kedelai, menurutnya untuk meningkatkan keinginan petani untuk mengembangkan kedelai di tengah lesunya semangat mengembangkan komoditi ini. Selain untuk menyiapkan stok khusus pada tersedianya kebutuhan para perajin tahu/tempe di provinsi ini. Komoditi lainnya lagi, untuk menstabilkan harga jagung saat berlangsung panen raya, Bulog akan melakukan pembelian, tetapi keterlibatannya di jagung ini murni untuk kepentingan bisnis. Tidak ada kesepakatan harga untuk pembelian, sehingga Bulog akan tetap mengacu pada harga yang berkembang di lapangan. Hanya saja Bulog terlibat untuk menyerap sebesar-besarnya hasil panen masyarakat sehingga tidak terjadi ancaman anjlok yang berakibat pada kerugian besar petani. Pada bagian lain, ditanya mengenai penunjukan Bulog untuk menangani pembelian daging, Hasim membenarkannya, dan sudah menerima informasi terkait hal itu. Tetapi pada intinya masih ditunggu keputusan resmi pemerintah pusat melalui SK penunjukan. Setelah lengkapnya instruksi penunjukan pemerintah pusat tersebut, Bulog akan turun tangan secara langsung untuk mengamankan harga daging di lapangan. “Pada prinsipnya kami sudah siap. Apapun penunjukan dari pusat, tetap resminya kami masih tunggu dulu SK tersebut,” terangnya. Jika benar-benar SK penun-

Hasim

(Suara NTB/bul)

jukan sudah dikeluarkan, beberapa kebutuhan pendukung akan dibangunnya langsung, di antaranya gudang penyimpanan ataupun mesin pendingin, karena untuk daging ini berbeda dengan gabah yang setiap wilayah sudah tersedia gudang penyimpanannya. Atau teknis lainnya dengan membeli langsung bibit sapi kepada para peternak, dalam masa tertentu akan dijadikan sebagai sapi potong jika sewaktu-waktu kondisi harga di lapangan sudah perlu ditangani, ataupun jika ada daerah lain yang membutuhkan, maka tetap akan dilakukan langkahlangkah antisipasi. “Secara teknis kemungkinan kami akan beli daging langsung untuk dikirim ke daerah lain, atau membeli sapinya dari sini kemudian dikembangkan dulu sampai batas waktu pemotongan, apalagi di NTB jumlah sapi cukup banyak,” demikian Hasim. Meskipun sudah ada penunjukan kepada Bulog sebagai stabilisator harga, tetapi belum ada kesepakatan untuk Harga Pembelian Pemerintah (HPP), kesemuanya tetap akan menunggu SK resmi, yang kemungkinan akan dikeluarkan dalam waktu dekat ini, terutama untuk antisipasi jelang puasa. (bul)

Dinas Pertanian Cari Terobosan Lindungi Buruh Tani Mataram (Suara NTB) Kekhawatiran terhadap ribuan buruh tani yang akan kehilangan mata pencahariannya saat musim panen karena adanya mesin panen padi Combine Harvester menjadi perhatian dinas terkait. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) sedang mencari terobosan-terobosan supaya para buruh tani terlindungi dari ancaman kehilangan mata pencaharian. Keberadaan mesin panen padi tersebut diharapkan bisa menambah pendapatan buruh tani seh-

ingga mereka perlu diberdayakan dengan memperkuat kelembagaan buruh tani itu sendiri. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) NTB, Ir. H. Husni Fahri, MM mengatakan pihaknya berupaya akan memperkuat kelembagaan dengan membentuk kelompok buruh tani yang akan dibina dan akan mendapatkan bantuan peralatan tersebut. Sehingga, para buruh tani yang selama ini menggunakan peralatan tradisional, dengan adanya pembinaan

diharapkan bisa menggunakan mesin panen padi tersebut supaya pendapatannya juga meningkat dan lebih bagus. “Kita juga sedang pikirkan bagaimana kalau buruh tani ini kita lembagakan menjadi satu kelompok buruh tani, terus itu yang kita bina dan kita bantu. Jadi mereka tidak akan terus memakai alat-alat yang tradisional, sudah memakai alat yang lebih canggih sehingga pendapatannya juga bisa meningkat dan lebih bagus,” ujarnya dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (18/5).

Tetapi, katanya, pihaknya perlu melihat ketentuan yang terkait dengan pemberian bantuan peralatan tersebut. “Dalam benak saya berpikir seperti itu supaya mereka bisa kita berdayakan. Tetapi ini harus kita koordinasikan bersama dengan teman-teman yang lain yang mengelola kelompok,” tambahnya. Husni menuturkan, biasanya para buruh petani di NTB juga bertindak sebagai petani. Sehingga perlu ada kerjasama antara petani dengan buruh tani saat musim panen tiba. Jumlah bantuan mesin panen

padi yang diterima NTB tahun lalu sekitar 20 unit. Dengan pembentukan dan penguatan kelembagaan buruh tani maka diharapkan pendapatan buruh tani juga semakin meningkat. “Memang buruh tani kita itu yang tidak punya lahan kita bina dan perkuat kelembagaannya lalu kita bantu alat, kan bagus sekali,” tuturnya. Dalam proses pertanian, saat ini sudah menuju kepada pengolahan produksi hasil pertanian. Sehingga memang beralih dari peralatan tradisional ke peralatan yang modern yang lebih efektif dan efisien. Pasalnya, penggunaan mesin-mesin pertanin sudah menjadi kebutuhan, mengingat beberapa negara sudah memberlakukan sistem pertanian secara modern, guna peningkatan produktivitas dan hasil. Untuk itu, hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah adalah meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang pertanian, seperti para buruh tani dengan pembinaanpembinaan dan memperkuat kelembagaannya. (nas)

DIREKTORI BISNIS SUARA NTB JUAL MOBIL

TRAVEL

PELATIHAN

HOTEL

BATIK

ACCESORIES

FINANCE

RADIO

PETS SHOP

TRUSS

DIJUAL

SANGGAR SENAM

ADVERTISING


Halaman 8

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

Kejurnas Renang

Sejumlah Atlet Mencoba Lintasan Mataram (Suara NTB) Sebanyak 322 perenang terbaik dari 22 provinsi mencoba lintasan di Kolam Renang Dewi Anjani Mataram, Minggu (19/ 5) serangkaian Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Renang yang diakan dibuka Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Senin (20/5) ini. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PRSI NTB, Ahmad Musyafa yang dihubungi Suara NTB, menjelaskan, peserta sudah berdatangan, sejak Sabtu (18/5) malam. Termasuk, melakukan technical meeting di lokasi pertandingan. Dua hari sebelumnya, Pengprov PRSI NTB juga menggelar pelatih wasit berlisensi C

yang diikuti 60 wasit dari kabupaten/kota di NTB. Kegiatan pelatihan wasit berlisensi C itu menghadirkan 6 pelatih PB PRSI selaku instruktur dan penguji. Rencananya, 60 wasit yang lulus mengikuti pelatihan wasit tersebut akan ditugaskan di Kejurnas Renang tersebut. Sementara itu, manajer tim renang Jawa Barat (Jabar), Verdia Yosep, menjelaskan, Jabar menurunkan 30 atlet di event bergengsi tersebut. Atlet tersebut, terdiri dari atlet usia dini, pra-remaja, remaja, junior dan senior. Meski dikenal sebagai daerah penyumbang medali emas terbanyak di PON XVIII di Riau

2012 lalu, namun Verdia Yosep tak ingin sesumbar. Dengan kekuatan 30 atlet, mereka akan tampil tanpa mematok terget medali emas. “Kita tidak memasang target. Karena kejurnas ini diikuti empat kelompok umur. Jadi kita belum tahu kekuatan lawan. Berbeda dengan PON di Riau 2012 lalu, di sana diikuti semua atlet senior, sehingga kekuatan lawan bisa kita tahu,”ucapnya. Selain itu, lanjutnya, kejurnas renang di NTB merupakan ajang pembibitan sekaligus pemantauan atlet berprestasi. Apalagi, Jabar merupakan tuan rumah PON XIX 2016 mendatang. (fan)

(Suara NTB/fan)

MENCOBA LINTASAN - Sejumlah perenang dari berbagai daerah di Indonesia sedang mencoba lintasan renang di Kolam Renang Dewi Anjani Mataram, Minggu (19/5).

Sergio Ramos : Atletico Madrid Pantas Juara Madrid Tidak seperti Jose Mourinho, Sergio Ramos menilai Real Madrid pantas kalah di ajang Copa Del Rey. Kegagalan Real Madrid di ajang Copa Del Rey dinilai Sergio Ramos bukan hal yang mengejutkan, mengingat penampilan Atletico Madrid yang jauh lebih baik dinihari tadi. “Kami harus mengucapkan selamat kepada Atletico, mereka pantas mendapatkan gelar

(Suara NTB/ist)

TERPANA Sejumlah pemain Real Madrid hanya bisa terpana menyaksikan pemainpemain Atletico Madrid berpesta di ajang Copa Del Rey di Santiago Bernabeu.

Madrid Para penggemar Atletico Madrid memenuhi jalan-jalan ibukota Spanyol dengan mengenakan kostum merah-putih sambil berpesta pada Sabtu, setelah timnya menjuarai Piala Raja dengan menaklukkan Real Madrid untuk pertama kalinya dalam 14 tahun dengan skor 2-1 di markas seteru abadi mereka, Santiago Bernabeu. Teriakan-teriakan penuh kegembiraan menggema di ibukota Spanyol ketika para penggemar menyambut pelatih mereka Diego Simeone dan para pemainnya di pusat kota, Plaza de Neptuno, tempat tradisional bagi para penggemar Atletico, yang lebih sering melihat rival se-kota

mereka merayakan kesuksesan di Plaza Cibeles, untuk merayakan kemenangan, lapor AFP. Para pemain Atletico berkeliling kota dari stadion mereka Vicente Calderon ke pusat kota dengan menggunakan bus tingkat, bus dengan atap terbuka yang dicat dengan kata “Champions” pada sisinya, sambil memamerkan trofi Piala Raja dan para penggemar yang terlihat seperti lautan merah-putih mengelilingi patung Neptunus, Dewa laut bagi bangsa Romawi. “Ini hebat! Ini menakjubkan! Kami layak atas ini karena kami telah berusaha dan berusaha selama bertahuntahun dan akhirnya ini berada

juara,” kata Sergio Ramos seperti dikutip dari Goal.com, Sabtu (18/5) waktu setempat. “Setelah gol, kami mungkin bermain terlalu santai dan bermain lebih bertahan. Kami punya empat atau lima kesempatan, tapi ketika Anda tak akan memaksimalkannya, Anda bisa mendapat hukumannya.” Sergio Ramos juga tak in-

gin berlarut-larut kecewa karena kegagalan di musim ini. “Tahun ini kami gagal meraih gelar juara. Kami takluk di Liga, Copa Del Rey dan Liga Champions. Yang bisa kami katakan adalah memang begitu kenyataannya dan akan ada musim depan yang harus bisa lebih baik lagi,” harapnya. (ant/ bali post)

Penggemar Atletico Pesta di Madrid di sini,” kata salah seorang penggemar, petugas kesehatan berusia 17 tahun Carolina de Fente, yang mengecat wajahnya dengan warna kebesaran tim dan menutup rambutnya dengan syal Atletico Madrid. Massa menyuarakan yelyel “Juara, Juara” dan meneriakkan nama pelatih dan sang pahlawan Simeone, yang lebih dulu hadir di balai kota. Kesuksesan mengejutkan pada Jumat malam memberi para penggemar Atletico rasa kemenangan yang langka atas Real Madrid, yang harus menerima pelatih mereka Jose Mourinho kemudian bintangnya Cristiano Ronaldo mendapat kartu merah. Real Madrid mengakhiri musim sebagai tim peringkat

kedua di bawah Barcelona di liga, dan tidak mampu meraih trofi baik dari Piala Raja maupun Liga Champions. Setelah bertahun-tahun menelan kekecewaan, ribuan penggemar Atletico tidak sabar untuk melakukan perayaan pada Sabtu untuk keberhasilan menjuarai Piala Raja ke sepuluh kalinya sepanjang sejarah tim, di mana mereka bahkan telah memenuhi Plaza de Neptuno sebelum peluit panjang berbunyi. Namun, pers Spanyol lebih banyak menyoroti perihal musim Real Madrid, yang hampir menjadi fase-fase akhir bagi masa kepelatihan Mourinho. Harian olahraga Madrid Marca menampilkan sikap Mourinho di halaman depan-

nya, ketika ia tidak mengambil medali untuk juara kedua setelah diusir dari area teknis, dan setelah itu mengakui bahwa ia “telah gagal pada musim ini.” “Madrid mulai kelelahan secara fisik dan emosional,” tulis Santi Segurola di Marca. Permainan Madrid ditentukan oleh diusirnya Mourinho dan Cristiano, dua unggulan di tim itu yang memasuki masa menyedihkan setelah mereka tereliminasi dari Piala Eropa. Dan terdapat banyak kritik terhadap Mourinho, bukan hanya atas kekalahan Jumat, namun atas durasi tiga tahunnya di mana ia hanya mampu mengantarkan Real meraih gelar liga pada musim lalu dan Piala Raja 2011. (ant/bali post)

PSSI Loteng Jaring Pemain Muda Praya (Suara NTB) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) tahun ini memastikan diri bakal mengikuti kompetisi sepa bola Divisi III. Sebagai tahap awal, PSSI Loteng pun kini tengah menjaring para pemain muda berbakat di daerah ini. Pelatih Kepala PSSI Loteng Gunawan, yang dihubungi Suara NTB, Sabtu (18/5) sore, menjelaskan, pihaknya saat ini sudah memanggil sekitar 60 pemain muda berbakat untuk diseleksi. Para pemain tersebut berasal dari seluruh klub sepakbola di 12 kecamatan di Loteng. Namun dari semua pemain yang dipanggil, tidak semuanya memenuhi panggilan. “Kita panggil sekitar 60 pemain, namun yang sudah bergabung mengikuti seleksi baru 40 pemain,” sebut Gunawan. Para pemain yang dipanggil tersebut, rata-rata berusia antara 17 sampai 18 tahun. Alasannya, pihaknya ingin mempersiapkan tim yang benar-benar solid dari dini.

Apalagi nanti, pemain ini yang nantinya diharapkan bisa turut memberi warna bagi kemajuan sepak bola Loteng khususnya dan nasional pada umumnya. Pemain hasil seleksi akan diboyong untuk mengikuti kompetisi Divisi III yang rencananya bakal dihelat di Kota Bima, akhir bulan Mei ini. Diakuinya, waktu yang tersedia untuk melakukan seleksi sangat mepet, yakni selama tiga hari dan berakhir Senin (20/5) ini. Meski demikian, pihaknya berjanji akan berupaya sekeras mungkin untuk mencari pemain-pemain terbaik. “Kita diberitahukan akan ikut kompetisi divisi III sekitar dua hari yang lalu. Dan, sehingga waktu seleksi kita cukup mepet,” ungkapnya. Loteng sendiri, lanjutnya, sudah cukup lama tidak ikut berpartisipasi dalam kompetisi sepakbola nasional akibat persoalan kepengurusan. Belajar dari kasus ini, PSSI Loteng sendiri menargetkan kompetisi divisi III kali ini sebagai batu loncatan ke kasta yang lebih tinggi. (kir)

(Suara NTB/kir)

LATIHAN - Pemain PSSI U 21 Loteng sedang berlatih untuk menghadapi kompetisi Divisi III di Kota Bima, akhir bulan Mei ini.

DIREKTORI BISNIS SUARANTB RUMAH MAKAN Hanya 272.500 Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

BAWA PULANG MOBIL NISSAN DENGAN DP 18 JT

KURSUS

JUAL MOBIL/MOTOR

CEPAT LAKU DIKONTRAKKAN

Dimuat didua media sekaligus : Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok PENGOBATAN

Hanya :

SIARAN TV

Rp. 20.000,-/ 1 x muat Rp. 45.000,-/ 3 x muat Rp. 100.000,-/ 7 x muat

(Iklan maksimum 3 (tiga) baris) BOUTIQUE

RUPA-RUPA

AC std Rp. 250.000

Hubungi : Bagian Iklan Suara NTB Jl. Bangau No.15 Tlp. 0370-639543 Cakranegara-NTB

7 hari belum laku (selanjutnya gratis selama 7 kali)


SUARA NTB

Senin, 20 Mei 2013

Halaman 9

DIREKTORI BISNIS SUARA NTB SALON

KURSUS/BIMBEL

KOMPUTER

HP. 081 915 971 761

RUMAH MAKAN

Fax

RUPA-RUPA

TELEVISI

FASHION

HOTEL

PROPERTY

SPARE PART

BENGKEL

PENGOBATAN

RUPA - RUPA

RUPA - RUPA

RUKO

EVENT ORGANIZER

RUPA - RUPA

PHOTOGRAFI

087 865 633 888 / 087 861 811 999

PENGOBATAN

SERVICE

RUPA-RUPA

BANK

BENGKEL

PERAWATAN AC

TRAVEL


SUARA NTB

Senin, 20 Mei 2013

Halaman 10

Dana BOS Madrasah Cair Minggu Ini Mataram (Suara NTB) Sekjen Kementerian Agama (Kemenag), Bahrul Hayat mengatakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk madrasah baik Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) akan segera cair. Setelah selama lima bulan dana BOS yang ditunggu sekolah swasta di bawah naungan Kemenag termasuk di NTB tak kunjung cair, ia memastikan minggu ini semuanya sudah bisa dicairkan. “Minggu ini baru beres seluruh proses administrasi di kementerian keuangan. Minggu ini semua dana BOS madrasah serentak dibayarkan, sebagian kemarin sudah

ada yang cair,’’ ujarnya saat dikonfirmasi Suara NTB, usai membuka rapat koordinasi dan orientasi keluarga sukinah Ditjen Bimbingan Masyarakat Hindu 2013 di Hotel Lom-

bok Raya, Mataram Sabtu (18/5). Dijelaskan, molornya pembayaran dana BOS madrasah seluruh Indonesia termasuk NTB selama lima bulan ini karena persoalan administrasi di kementerian keuangan. Dimana, sebanyak tiga kementerian mengalami pemblokiran anggaran. Tetapi walalupun anggarannya diblokir ia mengimbau aparatnya untuk menyiasati penggunaan anggaran. Sehingga walaupun saat ini masih ada anggaran Kemenag yang diblokir, namun program yang sudah direncanakan bisa diterapkan.”Sehingga keter-

BOS di SDN 4 Korleko

Tekan Angka Putus Sekolah Hadirnya Biaya Operasional Sekolah (BOS) ibarat durian runtuh bagi sekolah-sekolah. Tidak terkecuali Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Selong Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Melalui dana BOS, angka putus sekolah mampu ditekan. DEMIKIAN diakui Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 4 Korleko,Ahyarudin.DitemuiSuara NTBdiSDN4Korleko,iamenuturkan saat ini sekolahnya sudah tidak ada lagi anak yang putus sekolah. Pasalnya, dana BOS bisa menjadi penyelamat pendidikan anak-anak generasi penerus bangsa. “Manfaat BOS ini pokok-

nya sangat besar sekali,” ucapnya. Disebut total dana BOS yang diterima Rp 28,130 juta. Dibandingkan dengan sebelum BOS ada, Ahyadurin menyatakan kebutuhan siswasiswa sekolah dasar ini pun m a m p u dipenuhi semua. Antara

lain, pengadaan buku pelajaran siswa, alat-alat tulis siswa dan beragam kebutuhan siswa lainnya. Hampir 50 persen katanya dana BOS ini diserahkan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Selebihnya digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah yang masih banyak perlu diadakan. Diyakini, jika BOS tidak ada sekolah tidak tahu meski mengambil anggaran dari mana untuk menutupi segala kekurangan yang ada. Setelah BOS ada, kini upaya pemenuhankebutuhansaranadan prasarana belajar mengajar sangat mudah. Meski tidak sesempurna sekolah lain yang lebih maju,

Siswa berprestasi di dampingi kepala sekolah

(Suara NTB/rus)

namun keperluan-keperluan dasar dalam proses belajar mengajar bisa dipenuhi dari dana BOS. Antara lain, perbaikan kursi dan meja yang sering rusak, perbaikan genteng yang bocor dan pengadaan buku perpustakaan sekolah. Semua kerusakan fasilitas sekolah dapat diatasi dengan segera. Sebanyak 194 siswa SDN 4 Korleko saat ini lebih mudah belajar. Kegiatan belajar mengajar pun jauh lebih mudah dan lebih lengkap dengan fasilitas yang ada. Diantara, kebutuhan alat praga SD yang bentuknya beragam jelas jika tidak dengan BOS akan sangat sulit bagi SDN 4 Korleko ini membelinya. (rus/*)

lambatan di proses administrasi tetapi tidak berpengaruh juga karena semua akan dirapel,” tandasnya. Berdasarkan data terdapat tiga kementerian yang mengalami pemblokiran anggaran, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dari total alokasi anggaran Kemendikbud dalam DIPA tahun anggaran 2013 sebesar Rp 73,1 triliun, sebesar Rp 62,1 triliun atau 84,9 persen diblokir dan sebesar Rp 11 triliun tidak diblokir. Kemudian Kemenag, dari alokasi anggaran

sebesar Rp 43,96 triliun, diblokir sebesar Rp 21,60 triliun atau 49,1 persen. Sedangkan Kemenpora, dari alokasi anggaran sebesar Rp 1,96 triliun, diblokir sebesar Rp 1,89 triliun atau 97,0 persen. Dalam penggunaan anggaran, Bahrul Hayat mengimbau seluruh pengguna anggaran di lingkungannya agar berkomitmen menjalankan program pengawasan anggaran elektronik. Diharapkan laporan keuangan Kemenag oleh BPK meningkat menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (nas)

Tingkatkan Prestasi Siswa PENINGKATAN sarana prasarana belajar di SDN 4 Korleko melalui dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) diyakini Kepala Sekolah Ahyarudin juga berbanding lurus dengan peningkatan prestasi siswa. Hal ini dibuktikan sejauh ini setelah BOS ada, sejumlah prestasi mampu diraih siswa-siswa SDN 4 Korleko. Meski baru di tingkat gugus, namun perjalanan prestasi siswa dibandingkan dengan sebelum BOS ada dengan pasca BOS ini hadir di SDN 4 Korleko, sejumlah prestasi membanggakan berhasil ditorehkan siswa. Diantaranya, juara pertama ajang olimpiade Sains Bidang Matematika dan juara ketiga bidang IPA se Gugus Desa Korleko. Disebutkan Ahyarudin, di Desa Korleko ini ada 8 SD. Dengan bangga ia meyebut, siswanya menjadi yang terbaik dalam mata pelajaran matematika dan terbaik ketiga di bidang IPA. Melalui sarana prasarana belajar yang telah dimiliki SDN 4 Korleko yang dibeli dari dana BOS, siswa-siswa juga lebih semangat belajar.

Ahyarudin menambahkan di SDN 4 Korleko ada 18 Guru. Diakui sebagian besar merupakan guru tidak tetap. “Kita hanya 8 yang negeri,” terangnya. Sisanya, 9 orang berstatus tidak tetap ditambah satu orang penjaga sekolah. GTT semua bisa ditangani dari BOS. Meski GTT ini jauh lebih banyak dibandingkan yang sudah negeri, namun dipastikan Ahyarudin tidak mengganggu aktivitas mengajar para guru negeri. Termasuk bagi yang sudah sertifikasi. Keberadaan GTT dinyatakan sangatlah membantu aktivitas belajar mengajar siswa. Ia bersyukur, pemberian insentif bagi para GTT tersebut diambil dari BOS. Jika tidak, sekolahpun meyakini tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa BOS. Sebesar 20 persen insentif GTT itu diambil dari BOS. “Itu ketentuannya, tidak boleh lebih dari itu,” paparnya.MelihatjumlahGTTyangsudahbanyak, ia memastikan tidak akanlagimengangkat GTT baru. (rus/*)

Kepala Sekolah SDN 4 Korleko, Ahyarudin

Siswa di ruang belajar saat diambil gambarnya, Sabtu lalu

(Suara NTB/rus)

Akhir ”Low Session”

Hunian Hotel Mulai Meningkat Mataram (Suara NTB) Akhir masa low session atau memasuki masa high session tahun 2013 ini tingkat hunian hotel di NTB mengalami peningkatan. Tingkat hunian hotel pada akhir semester I 2013 ini mencapai 50-60 persen. Meningkatnya tingkat hunian hotel tersebut maka berpengaruh juga terhadap meningkatnya angka kunjungan wisatawan ke NTB baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara (wisman). “Untuk akhir semester I tingkat hunian hotel di NTB sudah mulai naik.sekarang ini mau ke high session. Persentasenya kira-kira sudah 50 sampai 60 persen, kebanyakan wisatawan domestik,”kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB,I Gusti Lanang Patra, Sabtu (18/5) di Mataram. Ia menjelaskan saat ini mayoritas wisatawan yang menginap adalah wisatawan domestik. Tetapi,untuk hotel-hotel di wilayah Gili Trawangan dan beberapa gili lainnya mayoritas wisman.” Nanti Juli baru wisman banyak tetapi untuk di Gili dan resort mayoritas wisman tergantung daerahnya,”terangnya. Lanang menambahkan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan domestik seiring semakin men-

ingkatnya tingkat hunian hotel saat ini disebabkan mulai banyaknya even-even Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) skala nasional di NTB. “Sekarang even-even MICE sudah mulai karena anggaran sudah mulai turun sejak Maret kemarin, Mei sudah mulai. Januari-Februari belum mulai karena anggaran belum turun.Sehingga tingkat hunian hotel juga sedikit awal-awal tahun itu,”jelasnya. Adanya event MICE di NTB lanjut Lanang, dinilai menjadi pemicu peningkatan jumlah tingkat hunian kamar. Saat ini, beberapa hotel berbintang di NTB telahmenambahkamardanmembuatruangpertemuan baik skala besar maupun kecil. “Melihat peningkatan ini,saya optimis tingkat kunjungan wisatawan ke NTB bisa melampaui tahun kemarin,”tandasnya. (nas)

Wayang Golek Meriahkan Festival Internasional di Turki Kairo Grup kesenian dari Museum Wayang DKI Jakarta memeriahkan Festival Internasional Pemuda di Kota Antalaya, Turki, dengan menampilkan Wayang Golek. “Pertunjukan Wayang Golek itu mengundang perhatian dan gelak tawa hadirin, karena diselingi kisah dengan kalimat-kalimat lucu dalam narasi berbahasa Turki dan Inggris,” kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Ankara, Robertus Irawan kepada ANTARA Kairo, Munggu. Tantan Sugandi yang mendalangi Wayang Golek tersebut mengisahkan cerita singkat mengenai Ramayana. Menurut Robertus, Turki juga memiliki kesenian mirip dengan wayang (marionette) yang disebut “karagoz hacivat kuklasi” yang biasanya berisi cerita lucu dan petuah. Festival Internasional Pemuda ke-16 itu diikuti sejumlah negara, di antaranya Jerman, Ceko, Finlandia, Romania, Slovakia, Polandia, Jepang, Pakistan, Bulgaria, Khazastan, AS, Prancis, Spanyol, Italia, Portugal dan Belgia, Festival bertema “Having Con-

tingents in One Map” yang berlangsung selama lima hari 13-17 Mei itu diselenggarakan di Kampus Universitas Akdeniz untuk memeriahkan Hari Pemuda Turki. Duta Besar RI untuk Turki, Nahari Agustini menilai, pagelaran kesenian Indonesia ini menjadi salah satu upaya untuk lebih mempererat hubungan kerja sama kedua negara yang saat ini memiliki kedekatan dalam kemitraan strategis. Di sisi lain, Direktur Kerja Sama Internasional pada Univer-

sitas Akdeniz Prof Dr Burhan Okzan dalam pertemuan dengan Dubes Agustini di sela festival tersebut, menawarkan beasiswa untuk berbagai disiplin ilmu kepada para pelajar Indonesia. Sementara itu, Kepala Museum Wayang DKI, Dahlan yang memimpin Grup Kesenian Indonesia dalam festival itu menjelaskan, Museum Wayang aktif memperkenalkan Indonesia di luar negeri lewat pertunjukan wayang, dan di Turki ini merupakan kedua kalinya. (ant/bali post)

Wayang Golek

(ant/bali post)


SUARA NUSANTARA

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

Halaman 11

Aiptu LS Resmi Ditahan di Rutan Bareskrim Jakarta (Suara NTB) Aiptu Labora Sitorus resmi ditahan di Rumah Tahanan Badan Reserse dan Kriminal Polri di Jakarta. “Hari ini dia resmi ditahan oleh penyidik dan ditempatkan di Rutan Bareskrim,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta Minggu sore. Menurut Boy, Labora dipersangkakan dengan pasal 3, pasal 4 dan atau pasal 5 dan atau pasal 6 Undang-Undang Nomor 8/2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan atau pasal 78 ayat 5 dan 7 jo pasal 50 ayat 3 huruf f dan h Undang-undang Nomor 41/ 1999 Tentang Kehutanan yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19/2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1/2004 Tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 41/1999 Tentang Kehutanan, katanya. “Penangkapan dilakukan di kompleks PTIK, saat ini yang bersangkutan sedang menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri. Hal ini terkait dengan proses penyidikan yang sudah berjalan terkait dugaan transaksi mencurigakan, penimbunan bahan bakar minyak dan juga aktivitas pembalakan liar yang dilakukan perusahaan swasta PT SAW dan PT Rotua,” kata Boy.

Sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyesalkan penangkapan Aiptu LS dilakukan di halaman kantor Kompolnas di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, Sabtu pada pukul 20.00 WIB, setelah yang bersangkutan mengadu perihal penetapan dia sebagai tersangka. “Terlepas apakah LS bersalah atau tidak namun penangkapan ini sangat tidak menghargai lembaga Kompolnas sebagai lembaga pengawas eksternal Polri,” kata Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurahman di Jakarta, Sabtu malam. Kompolnas menanyakan motivasi polisi melakukan hal tersebut apakah sengaja mau menjatuhkan nama lembaga Kompolnas, katanya. LS adalah anggota Polres Sorong, Papua diamankan oleh anggota Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri di depan Gedung Kompolnas. LS

Aiptu Labora Sitorus yang diduga melakukan transaksi keuangan hingga triliunan Rupiah diamankan usai mengadu dari Kompolnas yang didampingi pengacaranya Bob Hasan terkait masalah yang dialaminya. Selanjutnya LS dibawa oleh sekitar enam anggota Bareskrim menuju Mabes Polri. Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat mendesak Polri bertindak cepat dan jujur menye-

(ant/bali post)

lesaikan kasus Aiptu Labora Sitorus agar tidak membingungkan masyarakat. “Polisi harus cepat mengusutnya, agar masyarakat mengetahui, apakah rekening milik Aiptu LS itu terindikasi pada penyalahgunaan sebagai anggota polisi atau tidak,” kata Martin usai lomba Cipta dan Baca Puisi Empat Pilar di Senayan, Jakarta, Minggu. (ant/bali post)

Reformasi BPN Belum Maksimal

Hari Ini, Dada Rosada Diperiksa KPK Jakarta (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan Wali Kota Bandung Dada Rosada pada Senin (20/5) terkait kasus dugaan suap bantuan sosial pemerintah kota Bandung. “Surat panggilan untuk Dada Rosada sudah diantarkan pada Jumat (19/5), diperiksa sebagai saksi untuk empat tersangka pada hari Senin,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi, Minggu di Jakarta. Sebelumnya pada Jumat, KPK menggeledah rumah dinas Dada di Jalan Kauman No 26 dan di rumah pribadi Dada di Jalan Tirtasari 2 No 12 Bandung. Pada Kamis (4/4), Dada Rosada sempat mendatangi KPK karena mendapatkan surat panggilan terkait kasus yang sama, namun ia tidak diperiksa penyidik dan hanya berada di KPK sekitar dua jam karena surat panggilan yang diperolehnya ternyata palsu. Tim pengawas internal dan Pengaduan Masyarakat KPK sudah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat untuk mengusut pelaku surat palsu tersebut. Sebelumnya, Petugas KPK membawa empat kardus berisi dokumen hasil penggeledahan di rumah dinas atau pendopo Wali Kota Bandung, Dada Rosada, yang berlangsung selama lebih dari lima jam, Jumat (17/5). Tim KPK yang berjumlah 10 orang memasukkan keempat kardus berisi dokumen ke dalam mobil Toyota Innova silver yang sejak siang diparkir di depan halaman pendopo Rosada, di Jalan Dalem Kaum Kota Bandung itu. Barang bukti itu dibawa satu prsatu oleh petugas yang berpakaian batik, sebelum meninggalkan rumah dinas Rosada sekitar pukul 18.20 WIB. Namun demikian tidak diketahui apa saja dokumen yang dibawa KPK dari pendopo Rosada itu. Petugas KPK tidak memerinci satu persatu alat bukti yang dibawanya itu. “Silakan tanyakan saja nanti ke Johan Budi,” katanya sambil tersenyum. Tim keluar dari pintu utama rumah dinas yang berlokasi tidak jauh dari Alun-Alun Bandung itu. Berbeda dengan saat masuk yang menggunakan pintu samping utara. Tindak penggeledahan di rumah orang nomor satu di Kota Bandung itu terkait kasus suap hakim Setyabudi Tejocahyono, hakim yang menangani kasus Bantuan Sosial Kota Bandung. Selain Setyabudi, tiga orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu yakni Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung, Hery Nurhayat, pimpinan ormas, Toto Hutagalung, serta pengemudi Asep. Penggeledahan KPK di rumah dinas Wali Kota Bandung itu berlangsung lima jam lebih mulai pukul 13.30 WIB hingga pukul 18.20 WIB. Dalam penggeledahan itu, Wali Kota Bandung H Dada Rosada maupun keluarganya tidak ada di tempat. Menurut petugas keamanan dalam, Rosada tidak ada di pendopo dalam dua hari terakhir ini. Sehingga penggeledahan yang dilakukan KPK hanya disaksikan staf bagian pengelolaan rumah dinas bernama Wawan. Penggeledahan dilakukan di seluruh ruangan tempat tinggal Dada Rosada seperti Ruang Arab, ruang rapat utama serta enam ruang rapat di bagian luar bangunan utama. (ant/bali post)

Dada Rosada

(ant/bali post)

PENGENDALI BBM - Alat monitoring pengendalian BBM subsidi di SPBU Jalan Abdul Muis, Jakarta, Sabtu (18/5). Pemasangan alat pengendalian BBM mulai dipasang pada Juli 2013 secara bertahap untuk sekitar 100 juta kendaraan, 5.027 SPBU, dan 92.000 nozel di Indonesia. (ant/bali post)

Jakarta (Suara NTB) Anggota Komisi II DPR Yasona Laoly menilai reformasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) belum berjalan baik karena masih ada konflik pertanahan. “Saya kira, perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja BPN. Ya termasuk kita pertanyakan kepemimpinan Pak Hendarman (Kepala BPN). Secara konseptual, bolehlah. Tapi implementasinya, belum ada,” kata Yasona di Jakarta, Minggu kemarin. Dia mengkritik praktik percaloan dan mafia tanah yang belum berhasil diberantas BPN. “Banyak laporan mengenai ini. Misalnya batas tanah, sering menjadi pemicu sengketa. Belum lagi sertifikat ganda. Sepertinya kepala BPN harus bersihkan dulu internalnya,” kata dia. Anggota DPR RI dari FPDIP juga mempertanyakan Tim 11 bentukan BPN yang bertugas menyelesaikan sengketa tanah di berbagai daerah yang ternyata tak menunjukkan hasil yang baik. “Sampai saat ini, saya belum mendengar ada konflik agraria yang diselesaikan. Padahal, semakin lama kasus tanah maka semakin complicated. Karena nilai keekonomisan tanah semakin tinggi,” kata dia. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Dewi Kartika, menilai tidak ada sinkronisasi dalam internal BPN. “Akibatnya, terdapat 632 aturan yang tumpang, dan itu harus diselesaikan,” kata Dewi. Masih maraknya sengketa agraria, menurut Dewi, adalah bentuk kegagalan kinerja BPN. Sebanyak 7.200 sengketa tanah baru terselesaikan 60 persen. Mirisnya lagi, 30 SK yang dikeluarkan BPN tentang tanah terlantar, 11 diantaranya digugat. (ant/bali post)

Geng Motor Klewang Sudah Keterlaluan Pekanbaru (Suara NTB) Geng motor pimpinan Sumardirejo atau Klewang benar – benar sudah keterlaluan. Mereka diketahui memungut pajak ilegal kepada pengunjung Stadion Utama yang sempat dijadikan lokasi Pekan Olahraga Nasional 2012. “Menurut pengakuannya, Klewang dan anggota juga memungut pajak di Stasion Utama di Panam,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar Satria, Minggu. Arief mengungkapkan sudah banyak korban ketakutan sehingga terpaksa membayar pungutan liar kepada geng motor ini dan ini sudah sangat meresahkan masyarakat apalagi mereka kerap menganiaya pengunjung. Saking kejamnya, geng motor ini pernah memperkosa dan menyiksa pasangan yang berpacaran dalam kompleks stadion yang enggan dipungli mereka. Korban pemerkosaan telah melaporkan tindakan bejat Klewang ini. “Sejauh ini juga ada sekitar lebih 20 anggota geng motor bersama Klewang dan panglimanya yang kami amankan. Selanjutnya, razia geng motor akan terus kami lakukan,” kata Arief. Klewang dan anggota geng motor XTC serta geng lain pimpinan Klewang telah meringkuk dalam tahanan Polresta Pekanbaru. Sejumlah pegunjung dari pihak keluarga anggota geng motor ini tampak memadati pintu masuk sel. Kebringasan geng ini telah merugikan dan meresahkan masyarakat, khususnya pengguna jalan. Beberapa waktu lalu, Kantor Polresta Pekanbaru menjadi sasaran amukan geng mo-

tor ini setelah seorang anak Klewang ditangkap karena menjambret. Polresta Pekanbaru sebelumnya memburu anggota-anggota geng motor hingga ke sekolah-sekolah. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan sekolah-sekolah. Pengamanan siswa anggota geng motor ini terpaksa dilakukan, dalam upaya melakukan penertiban,” kata Kapolres Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar kepada wartawan. Berdasarkan informasi Antara di Pekanbaru, Senin, polisi mengamankan empat siswa anggota geng motor dari XTC. Sebelumnya, polisi juga menangkap Klewang, 57 tahun, ketua dari geng motor yang kerap melakukan tindak kriminal itu. Penangkapan siswa anggota XTC pertama dilakukan di SMK AlHuda, dimana polisi menangkap dua orang pelajar berinisial Rah dan Ang. Mereka merupakan pelajar kelas II di SMK itu. Kemudian, polisi juga menangkap dua anggota geng motor lagi di SMK 2 di Jalan Pattimura. Tidak ada perlawanan dalam penangkapan itu karena polisi sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan pihak guru dan kepala sekolah. Keempat siswa anggota geng motor itu kemudian dibawa ke Polresta Pekanbaru untuk dimintai keterangan. Ia mengatakan banyak siswa sekolah menjadi anggota geng motor dan seakan sudah didoktrin untuk melakukan tindak kriminal. Ia berharap upaya penangkapan itu bisa memberikan efek jera agar generasi muda tidak terjebak dalam aktivitas geng motor yang merugikan masyarakat. (ant/bali post)

Remunerasi Tidak Jamin Penyelewengan Berkurang Bandung (Suara NTB) Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Ki Agus Badaruddin menyatakan remunerasi yang telah diberikan dalam rangka reformasi birokrasi, tidak menjamin berkurangnya tindakan penyelewengan yang merugikan keuangan negara. “Remunerasi itu tidak menjamin orang tidak mencuri,” ujarnya di Bandung, Sabtu. Menurut Ki Agus, remunerasi merupakan bagian kompensasi yang diberikan kepada pegawai negeri sipil Kemenkeu agar mereka hidup layak dan melakukan tugas serta kewenangannya dengan penuh tanggung jawab. “Kalau ingin bersih maka aparatur itu harus diberikan kompensasi dalam bentuk remunerasi yang memungkinkan dia bisa hidup pada tingkat yang layak,” ujarnya. Namun apabila dengan insentif tersebut para pegawai masih melakukan upaya penyalahgunaan wewenang, hal itu lebih dikarenakan karena mental pegawai yang korup dan berorientasi kepada materi. “Kalau masih ada yang korupsi, berarti orang ini

sudah terbiasa melakukan hal yang tidak terpuji. Tidak mungkin kita mengejar remunerasi untuk berantas korupsi, karena berapapun kita beri, pasti lebih kecil dari uang suap,” katanya. Ki Agus menegaskan masih banyak pegawai Kemenkeu yang bersih dan taat kepada aturan sehingga upaya generalisasi seluruh pegawai menyeleweng garagara kasus suap, merupakan hal yang tidak tepat. “Masih banyak yang punya filosofi hidup yang semata-mata tidak hanya uang. Maka gajinya harus cukup, kalau tidak diberi remunerasi lebih, bagaimana bisa bekerja dengan baik,” ujarnya. Menurut dia, Kemenkeu selalu memperbaiki pola rekrutmen pegawai, melakukan evaluasi serta penilaian agar proses reformasi birokrasi tetap berjalan dan upaya penyelewengan makin berkurang. “Kalau kita berhenti melakukan upaya penertiban, itu akan meluluhlantakkan negara ini. Kita jangan kalah dengan praktikpraktik yang dilakukan segelintir orang itu,” kata Ki Agus. (ant/bali post)

Kapolda Bali Sarankan Pertemuan Sebelum Pleno KPU Denpasar (Suara NTB) Kepala Kepolisian Daerah Bali Irjen (Pol) Arif Wachyunadi menyarankan Komisi Pemilihan Umum menggelar pertemuan lengkap yang dihadiri forum komunikasi pimpinan daerah di provinsi dan kabupaten/kota sebelum putusan pleno hasil pilkada. “Pertemuan lengkap ini di satu tempat ini untuk memberikan semangat sebagaimana sebelum kampanye yang berisi deklarasi dan imbauan untuk bersama-sama menjaga keamanan Bali,” katanya dalam rapat koordinasi rekapitulasi suara, di Denpasar,

Sabtu. Arif berpendapat sebaiknya pertemuan lengkap itu diadakan sekitar 22-23 Mei 2013. KPU Bali menjadwalkan penetapan pemenang Pilkada Bali pada pleno 27 Mei mendatang. “Pertemuan tersebut juga harus dihadiri oleh pasangan calon, tim sukses dan tokoh-tokoh masyarakat,” ujarnya. Dia menyebutkan saat ini kotak suara di 57 kecamatan dijaga ketat semua pihak, termasuk dari TNI/Polri. “Mari kita jaga bersama karena proses masih berjalan sampai dengan penghitungan di KPU

kabupaten/kota dan finalnya di KPU provinsi,” ujarnya. Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya sependapat dengan Kapolda Bali untuk diadakan pertemuan lengkap sebagai upaya melihat komitmen kedua kandidat untuk siap menang dan siap kalah. “Kedua pasangan harus diingatkan kembali supaya dapat menerima apapun yang nanti diputuskan oleh KPU. Kita sebaiknya mengambil contoh pemilihan di Palembang dapat berjalan dengan damai, meskipun hanya terdapat selisih delapan suara,” katanya. (ant/bali post)

(ant/bali post)

BERSALAMAN - Pasangan Puspayoga-Sukrawan (kiri) bersalaman dengan pasangan Pastika-Sudikerta.


TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

SUARA NTB Senin, 20 Mei 2013

Wagub Lepas Peserta Trail Adventure 2013 Mataram (Suara NTB) –

(Suara NTB/ist)

LEPAS - Wagub H. Badrul Munir didampingi Kepala Disbudpar NTB H. L. Gita Ariadi melepas peserta Trail Adventure 2013 di depan Pendopo Gubernur NTB, Sabtu (18/5) pagi.

Wakil Gubernur (Wagub) NTB Ir. H. Badrul Munir, MM, melepas 699 peserta Trail Adventure 2013 di depan Pendopo Gubernur NTB, Sabtu (18/5) pagi. Peserta yang berasal dari NTB, Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah ini merupakan rangkaian Visit Lombok Sumbawa di tahun 2013 ini didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Polda NTB,Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB dan Klub TRIAD Lombok sebagai penyelenggara. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kapolda NTB Brigjen Pol. M. Iriawan dan jajarannya dengan ikut berpartisipasi sebagai peserta. Bersama dengan 699 peserta Kapolda NTB menempuh jalur dari Mataram menuju Narmada Lombok Barat hingga Otak Kokoq Lombok Timur.

Sementara Minggu kemarin, para peserta menempuh rute MataramSekotong Lombok Barat. Kepala Disbudpar NTB Drs. H. L. Gita Ariadi, MSi, dalam sambutan pembukaannya, menjelaskan, event tersebut merupakan rangkaian VLS tahun 2013 dalam upaya mengembangkan pariwisata NTB yang lebih mengarah pada ecotourism dan sport tourism. Kegiatan ini juga, lanjutnya, dilakukan setelah event sebelumnya, Lombok Audax yang menempuh jarak 300 km dan 400 km. Pihaknya mengharapkan, kegiatan ini mampu mendukung pertumbuhan pariwisata di NTB. Termasuk, dalam upaya menyambut beberapa program pariwisata penting di masa mendatang, khususnya program yang mendatangkan wisatawan lebih dari yang ada sekarang ini. Apalagi, tahun 2015 mendatang, Pemprov NTB sudah

(Suara NTB/ist)

BERBINCANG - Wagub H. Badrul Munir sedang berbincang dengan Kapolda NTB M. Iriawan sebelum pelepasan.

me-launching Tambora Menyapa Dunia yang diharapkan mampu meningkatkan minat wisatawan datang berkunjung ke NTB. Sementara Kapolda NTB Brigjen Pol. M. Iriawan menegaskan, kegiatan yang digelar tersebut menunjukkan NTB dalam kondisi aman, kondusif dan nyaman untuk dikunjungi. Kondisi yang kondusif ini, lanjutnya, harus tetap dipelihara, sehingga kondisi NTB tetap terjaga dari gangguan keamanan, Melihat situasi NTB yang tetap kondusif, Kapolda mengharapkan, kegiatan serupa tetap digelar di masa mendatang yang membuktikan tidak ada masalah dengan keamanan di NTB. ‘’Yang jelas, Terabas tidak takut pada jalur, tapi takut pada istri,’’ selorohnya. Senada dengan Kapolda, Wagub H. Badrul Munir, mengharapkan event serupa tetap dige-

lar di masa mendatang. Namun, cakupan kegiatan tersebut tidak hanya di Pulau Lombok, tapi hingga Pulau Sumbawa. Dalam hal ini, ujarnya, para peserta untuk sementara bisa menikmati pedasnya Pulau Lombok, tapi tahun depan bisa menikmati manisnya madu. ‘’Kalau sekarang, nikmati pedasnya Lombok, tapi ke depan, saya titip agar bisa menikmati manisnya madu,’’ ujarnya. Menurutnya, jika para peserta dari luar daerah ingat dengan pedasnya lombok, maka pasti akan kembali ke Lombok. Begitu juga, jika para peserta ingat dengan manisnya madu, akan teringat dengan Pulau Sumbawa. Setelah itu, Wagub didampingi Kepala Disbudpar NTB H. L. Gita Ariadi, Ketua Pengprov IMI NTB M, Nurhaedin, melepas peserta trail adventure yang dibagi ke dalam beberapa sesi atau kelompok. (*)

(Suara NTB/ist)

LAPORAN - Kepala Disbudpar NTB H. L. Gita Ariadi memberikan laporan mengenai event tersebut.

(Suara NTB/ist)

(Suara NTB/ist)

SAMBUTAN - Kapolda NTB M. Iriawan saat memberikan sambutan .

(Suara NTB/ist)

SAMBUTAN - Wagub H. Badrul Munir saat memberikan sambutan.

POSE BERSAMA - Wagub H. Badrul Munir, Kapolda NTB Brigjen Pol. M. Iriawan, Kepala Disbudpar NTB H. L. Gita Ariadi, Ketua Pengprov IMI NTB M. Nurhaedin berpose bersama sebelum pelepasan.

(Suara NTB/ist)

SIAP - Sejumlah peserta sedang bersiap-siap mengambil start.

Bashar al-Assad Tak akan Mundur Buenos Aires Presiden Suriah, Bashar alAssad menyatakan menyambut prakarsa perdamaian Amerika Serikat-Rusia untuk menghentikan perang saudara Suriah, tapi tidak berencana mundur. “Mundur berarti melarikan diri,” katanya kepada suratkabar “Clarin” dari Argentinan ketika menjawab pertanyaan apakah ia akan mempertimbangkan muncur seperti dise-

rukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. “Saya tidak tahu apakah Kerry atau siapa pun menerima kekuasaan dari rakyat Suriah untuk berbicara atas nama mereka tentang siapa yang harus pergi dan siapa yang harus tinggal. Itu akan diputuskan rakyat Suriah dalam pemilihan presiden tahun 2014.” Kepada Clarin dan kantor berita Argentina Telam dalam

satu wawancara yang panjang di Damaskus, dia membantah pemerintahnya menggunakan senjata kimia terhadap penduduk sipil. “Kami telah menerima dengan baik pendekatan AS-Rusia dan kami mengharapkan akan ada satu konferensi internasional untuk membantu Suriah mengatasi krisis itu,” kata Bashar al Assad seperti dikutip AFP. Dia juga membantah pemer-

intahnya menggunakan pasukan asing dengan mengatakan tidak membutuhkan dukungan negara Arab atau negara asing. “Ada warga Hizbullah di Iran, di Suriah , tetapi mereka datang dan masuk Suriah sejak lama sebelum krisis itu,” katanya. Sebuah bom mobil meledak di satu distrik utara ibu kota Suriah pada Sabtu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lima orang lainnya, demikian dilaporkan televisi pemerintah. Bom tersebut dil-

etakkan di satu mobil di lingkungan Rokn Eddin dan bahwa tim penjinak dikirim untuk menjinakkan perangkat lain, lapor AFP. “Ledakan teroris adalah hasil dari satu bom besar tersembunyi di dalam mobil,” katanya. Televisi mengatakan ledakan itu terjadi di tempat parkir dekat sekolah. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga melaporkan ledakan itu tetapi memberikan korban tewas lebih tinggi.

“Menurut laporan awal setidaknya lima orang tewas dan lainnya terluka, beberapa dalam kondisi serius, dalam ledakan bom mobil dekat Shamdeen Square Rokn Eddin,” kata pengawas. “Beberapa mobil dibakar dan ada kerusakan properti di daerah,” menambahkan Observatorium berbasis di Inggris yang datanya bergantung pada aktivis dan petugas medis di lapangan untuk laporan mengenai konflik Suriah. (ant/bali post)

(ant/bali post)

Bashar al-Assad

Cina Bersiaga Hujan Badai Beijing Badan Meteorologi Cina, Minggu kemarin, mengeluarkan peringatan siaga biru, tingkat paling rendah dalam sistem peringatan empat warna, bagi hujan badai di bagian selatan negeri tersebut. Dari Minggu sampai pukul 08.00 pada Senin, wilayah di Cina Selatan—Hunan, Jiang-

xi, Fujian, Guangdong, Guangxi dan Taiwan—akan dilanda hujan lebat atau hu-

jan badai dengan curah hujan sampai 80 milimeter dalam 24 jam, kata Pusat Meteorologi Nasional (NMC) di dalam satu pernyataan. Guangdong dan Guangxi akan menghadapi curah hujan lebat dari 100 sampai 130 milimeter dalam waktu 24 jam, kata pusat itu sebagaimana dilaporkan Xinhua. NMC memperingatkan wilayah Cina Selatan agar melakukan tindakan pencegahan terhadap bencana yang mungkin dibawa oleh hujan sangat lebat, termasuk mampetnya solokan air di kota, banjir akibat hujan lebat, dan tanah longsor. Cina memiliki sistem peringatan empat warna buat hujan lebat, dan merah adalah yang paling serius, lalu diikuti oleh warna oranye, kuning, dan biru. Flu Mematikan Selain ancaman cuaca, Cina juga tengah berjibaku dengan ancaman penyakit virus flu mematikan. Sebelumnya dikabarkan, empat orang lagi di Cina telah meninggal akibat rangkaian virus flu

unggas baru, sehingga jumlah korban meninggal akibat virus H7N9 naik jadi 36 dari 131 kasus yang dikonfirmasi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (17/5). Lembaga kesehatan PBB tersebut menyatakan keempat pasien yang meninggal itu adalah kasus yang sudah diidentifikasi di laboratorium. Sejak 8 Mei, tak ada kasus penularan baru virus H7N9, kata WHO. WHO juga kembali menyatakan tak ada bukti bahwa rangkaian baru flu unggas tersebut —yang pertama kali dideteksi pada pasien di Cina pada Maret— menular dengan mudah dari manusia ke manusia, pola yang - kalau benar terjadi - dapat memicu wabah, demikian laporan Reuters — yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam. Namun lembaga kesehatan dunia itu memperingatkan sampai sumber penularan diidentifikasi dan dikendalikan, tampaknya akan ada kasus lain penularan H7N9 pada manusia. WHO menyatakan Lembaga Kesehatan Cina terus melakukan pengawasan, penyelidikan epidemiologi, pelacakan kontak erat, penanganan klinis, pemeriksaan laboratorium dan berbagai sampel. (ant/bali post)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.