HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500
Rp. 40.000 Rp. 45.000
SUARA NTB
SABTU, 20 JULI 2013
12 HALAMAN NOMOR 114 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengemban Pengamal Pancasila
Proyek Mangkrak, Rakyat Jadi Korban Mataram (Suara NTB) Sejumlah proyek dari pemerintah pusat yang mubazir alias mangkrak dinilai kalangan DPRD NTB akibat kurang matangnya perencanaan sebe-
lum proyek tersebut diturunkan. Selain itu akibat kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD NTB, Suryadi Jaya Purna-
ma, ST. Ia menilai pemerintah pusat dalam perencanaan cenderung tidak mempertimbangkan aspirasi daerah. Akibatnya, banyak proyek atau kegiatan begitu dilaksanakan di daerah menjadi tidak sinkron
yang pada akhirnya tidak efektif. Suryadi menyatakan pihaknya sangat menyayangkan proyek-proyek mangkrak tersebut. Bersambung ke hal 5
Pemda Diminta Siapkan Diri
September, Rencana Pembangunan ”Club Med” Direalisasikan Mataram (Suara NTB) Rencana pembangunan resort terpadu di Kawasan Mandalika yang berada di bawah pengelolaan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) semakin menampakkan titik terang. Sekitar bulan September mendatang, Club Méditerranée atau yang lebih dikenal dengan Club Med akan memulai pembangunan resort di kawasan tersebut.
Kabar itu disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD NTB, Suharto, ST, MM, yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (19/7) kemarin. Suharto mengungkapkan, ia beberapa pekan lalu sempat menemani langsung pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo yang datang khusus untuk meninjau lokasi pembangunan re-
sort tersebut. Seperti diketahui, PT MNC Land, perusahaan properti milik Hary Tanoesoedibjo, menggandeng PT Gobel International, perusahaan milik pengusaha Rachmat Gobel dalam pembangunan kawasan pariwisata terpadu di Mandalika Resort tersebut. Bersambung ke hal 5
TO K O H Komitmen Bantu Pemda KETIKA mendapat tugas dari Mabes TNI untuk bertugas sebagai Danrem 162/WB, terbesit dalam pikiran Kolonel Inf. Sofian Chandra, tentang banyak hal di NTB. Mulai dari potensi alam yang indah, lumbung pangan, juga stigma sebagai daerah konflik. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/nas)
TINJAU - Awal Januari 2013 lalu, tim Club Med meninjau kawasan Mandalika Resort. Jika tidak ada kendala, September tahun ini investor ini akan merealisasikan investasinya di kawasan selatan Loteng itu.
Danrem Pecat Empat Anggota TNI
Sofian Chandra (Suara NTB/ars)
Mataram (Suara NTB) Tak ingin main-main dengan keberadaan oknum anggota TNI yang nakal, Danrem 162/WB Kolonel Inf. Sofian Chandra mengeluarkan sikap tegas. Baru hitungan pekan menjabat sebagai danrem, ia sudah merekomendasikan pemecatan empat oknum anggota TNI bermasalah. Empat personel itu terlibat pelanggaran berat, yakni pidana dan disersi. Di tingkat Korem, pemecatan ini sudah menjadi keputusan mutlak, hanya tinggal menunggu surat keputusan dari Kodam IX /Udayana. ‘’Nama keempatnya sudah saya ajukan ke Kodam IX/ Udayana. Isi rekomendasinya pemecatan,” kata danrem ke-
pada Suara NTB ditemui di ruangannya, Jumat (19/7). Danrem tak menyebut identitas anggota tersebut, namun terpenting baginya, itu menjadi pelajaran bagi personel lain agar tidak main- main. Ia tidak ingin menghambat proses hukum jika memang ada personelnya yang terbukti bersalah. ‘’Saya tidak ingin hambat hambat, kalau ada pelanggarannya berat, langsung pemberhentian dengan tidak hormat,” tegasnya. Selain pelanggaran dua kategori kasus itu, yang tidak bisa dimaafkan adalah anggota yang terlibat tindak pidana narkoba. Sanksi bagi yang terbukti pun akan dipecat. Bersambung ke hal 5
Tiga Bacaleg Terancam Dicoret Mataram (Suara NTB) Pascapenerimaan tanggapan masyarakat terkait daftar calon sementara (DCS) bakal calon anggota legislatif (bacaleg) dan klarifikasi ke parpol berakhir, tiga bacaleg terancam dicoret oleh KPU NTB dari DCS. Artinya ketiga bacaleg tersebut potensial untuk tidak lolos dalam daftar calon tetap (DCT). Hal tersebut disampaikan Ketua KPU NTB, Drs. H. Darmansyah, M.Si. Ketiga bacaleg tersebut berasal dari tiga partai yaitu Partai
Nasional Demokrat (Nasdem), PKB, dan Partai Hanura. Namun nama bacaleg tersebut masih dirahasiakan. Darmansyah menyebutkan ketiga bacaleg tersebut mempunyai permasalahan yang berbeda. Satu bacaleg terancam dicoret karena persoalan dokumen yang dikirim dimana yang bersangkutan mencantumkan diri sebagai seorang wiraswasta tetapi sebenarnya yang bersangkutan adalah anggota Dewan. Bersambung ke hal 5
Kejagung Telusuri Bantuan Kapal Nelayan di NTB Mataram (Suara NTB) Jika sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan koordinasi internal untuk mengusut dugaan penyimpangan bantuan nelayan di NTB, kini
Setia Untung Arimuladi
Kami akan telusuri pengadaannya dulu
giliran Kejaksaan Agung menyatakan kesiapan mengusut kasus tersebut. Pengusutan akan diawali dengan penelusuran informasi dan data awal. Sebagaimana diketahui, ada indikasi penyimpangan bantuan kapal nelayan yang mencuat di NTB. Yakni bantuan kapal nelayan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, senilai Rp 1,8 miliar per unit. Untuk di Pulau Lombok, bantuan kapal tersebut ada dua unit yaitu di Desa Tanjung Luar dan Desa Labuan Haji Lombok Timur. Dua kapal dengan nama lambung ‘’Inka Mina” itu kini kondisinya mangkrak. Kepada Suara NTB, gamba-
ran singkat dari Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi, SH, MH, bahwa informasi awal tentang keberadaan kapal mangkrak itu menjadi pemicu awal pihaknya mengusut kasus ini. ‘’Kami akan coba telusuri pengadaannya dulu,” kata Setia Untung. Informasi awal ini akan memperkuat referensinya ter-
05:01
05:11
12:24
kait pengadaan kapal yang dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia. Karena pengadaannya terjadi 2011 lalu, saat Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat Fadel Muhammad, pihaknya akan mencoba menggali data data. Diketahui pengadaan oleh menteri saat itu, mencapai Rp 1,5 triliun. Bersambung ke hal 5
15:44
18:15
19:28
(Suara NTB/ist)
LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :
0370-639543