Snt20092013

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000

Rp. 50.000 Rp. 55.000

SUARA NTB

JUMAT, 20 SEPTEMBER 2013

DITETAPKANNYA Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Mataram, HM sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyimpangan proyek rumput laut, mencoreng citra Kota Mataram, di tengah upaya Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh menciptakan clean government di lingkup Pemkot Mataram. Meski menyatakan prihatin terhadap masalah hukum yang menimpa bawahannya itu, Walikota menegaskan pihaknya tetap menghormati proses hukum. Bersambung ke hal 5

C.01.08.13

NOMOR 164 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pengemban Pengamal Pancasila

Walikota Prihatin, Kepala BPBD Tersangka

16 HALAMAN

Proyek Rumput Laut

Kejaksaan Bidik Tersangka Baru Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi NTB terus mengembangkan penyidikan dugaan korupsi proyek rumput laut yang ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram. Setelah menetapkan Kepala BPBD Kota Mataram, HM yang merangkap sebagai KPA dan PPK sebagai tersangka, pihak Kejaksaan kini membidik tersangka baru.

‘’

H. Ahyar Abduh

Pakta Integritas sudah ditandatangani. Karena itu saya juga minta kepada semua kita untuk mendukung penegakan hukum

Setelah penyidikan dan penetapan satu orang tersangka ini, penyidikan akan berjalan terus. ‘’Penyidikan berjalan terus untuk menemukan kemungkinan orang lain jadi pelaku (tersangka, red),” sebut Kajati NTB, Sugeng Pudjianto, SH, MH, Kamis (19/9) kemarin. Dalam proses penyidikan ini, Kejaksaan pun mempercepat penyusunan rencana penyidikan (rendik). Sehingga bisa menyimpulkan penambahan tersangka lain. Bersambung ke hal 5

‘’

Penyidikan berjalan terus untuk menemukan kemungkinan orang lain jadi pelaku (tersangka, red)

Sugeng Pudjianto, SH, MH

(Suara NTB/fit)

(Suara NTB/ars)

Bulog akan Beli Kedelai Petani Sesuai HPP Mataram (Suara NTB) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) NTB, Ir. Husni Fahri, MM mengungkapkan sesuai dengan fasilitasi yang dilakukan pihaknya bersama Bulog dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, maka hasil produksi kedelai petani di daerah ini akan dibeli atau diserap oleh Bulog NTB. Bulog akan membeli kedelai petani sesuai dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp 7.000 per kg dengan kadar air maksimum 14 persen. “Dalam pertemuan belum lama ini disepakati bahwa

TO K O H Mandalika Resort Harga Mati

menjual hasil panennya. Sehingga mempersempit ruang para tengkulak yang sering memanfaatkan situasi dengan membeli dengan harga murah yang dapat merugikan petani. Husni menambahkan, produksi kedelai di NTB meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya rata-rata produksi kedelai di daerah ini sebesar 70 ribu sampai 80 ribu ton pertahun, maka untuk saat ini sudah mencapai 120 ribu ton pertahun. Sementara kebutuhan dalam daerah sebesar 34 ribu pertahun. Bersambung ke hal 5

Mataram (Suara NTB) Sebuah kardus berisi mayat bayi menggemparkan warga di Lingkungan Dasan Agung Kamis (19/9) pagi kemarin. Bayi berjenis kelamin laki laki itu dibuang di pinggir Jalan Gunung Kawi, sebelah timur Kantor Dinas Sosial Provinsi NTB. Mayat bayi kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisum. Informasi di TKP, kardus air mineral itu pertama kali ditemukan Sagiarto, tukang sapu sekitar pukul 05.00

Wita. Saksi melihat kardus di pinggir jalan dan hendak memungutnya untuk dibuang ke tong sampah. Namun saat diangkat, terasa ada benda di dalam kardus. ‘’Pas saya buka, ada bayi masih basah,’’ kata Sugiarto dalam keterangannya di hadapan penyidik Polsek Mataram. Saat itu suasana jalan masih sepi karena masih agak gelap. Tidak ada terlihat ada orang yang meletakkan kardus itu di pinggir jalan. Bersambung ke hal 5

Dishubkominfo Bantah Ada Permainan Jadwal Trip H.M. Suhaili FT (Suara NTB/dok)

SEMENTARA Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB, Drs. Agung Hartono, M.STr mengatakan hasil koordinasi yang dilakukan pihaknya dengan petugas di lapangan bahwa tidak ditemukan adanya indikasi permainan jadwal trip kapal yang akan sandar di dermaga di Pelabuhan Lembar. ‘’Kita koordinasikan itu, ndak ada. Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di lapangan untuk mencermati itu, (penyeberangan) berjalan normal,”ujarnya ketika dikonfirmasi mengani hasil pengecekan yang dilakukan Dishubkominfo terkait dugaan jadwal trip kapal yang dipermainkan di Pelabuhan Lem-

bar yang mengakibatkan timbulnya antrean kapal di tengah laut yang mengapung hingga berjam-jam. Mengapungnya kapal di tengah laut menunggu sandar dikeluhkan masyarakat dan pengusaha jasa penyeberangan di Lembar. Agung menegaskan, kalaupun ada nantinya praktik-praktik seperti itu maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku pasti akan diberikan sanksi tegas. Sampai saat ini, lanjut mantan Kepala Bidang Perhubungan Darat ini belum ada laporan resmi yang masuk ke pihaknya terkait dengan hal tersebut. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat, katanya, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. (nas)

(Suara NTB/ars)

MAYAT BAYI - Mayat bayi dalam kardus yang ditemukan tukang sapu di Jalan Gunung Kawi Lingkungan Dasan Agung, Mataram, kemarin pagi.

OPP Lembar Tak Berdaya

Pengusaha Keluhkan Sistem Antrean Kapal di Pelabuhan Lembar

(Suara NTB/ars)

SANDAR - Sebuah kapal sandar di Pelabuhan Lembar.

Mataram (Suara NTB) Jika sebelumnya masyarakat umum (penumpang) yang mengeluhkan jasa penyeberangan lintas Lembar-Padangbai, kini persoalan yang sama dikeluhkan para pelaku usaha. Pasalnya, sistem antrean yang diberlakukan, memberi dampak buruk yang sangat besar terhadap perkembangan usaha di NTB. Bongkar muat di Pelabuhan Lembar ini sebenarnya merupakan persoalan lama, akan tetapi hingga kini belum ada kemajuan yang lebih menggemberikan terhadap keadaan ini. Bersambung ke hal 5

Dedi Setiawan (Suara NTB/ars)

C.03.08.13

SAMPAI saat ini Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) belum menentukan sikap terkait ketidakpastian proses pengembangan Kawasan Mandalika Resort oleh Bali Tourism Development Corporation (BTDC). Bersambung ke hal 5

Bulog NTB akan membeli kedelai petani dengan HPP sebesar Rp 7.000 per Kg dengan kadar airnya 14 persen. Ini upaya mendekatkan petani dengan pasar,” jelasnya ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (19/9) kemarin. Ia mengatakan, dengan adanya jaminan pasar dan harga seperti itu petani akan antusias menanam kedelai. Bahkan, katanya, untuk kedelai dengan kadar air sampai 20 persen harganya masih diatas Rp 6.000 per Kg. Untuk memperpendek alur penjualan maka pihaknya akan memfasilitasi langsung kelompok tani dengan Bulog NTB untuk

Bayi Dibuang di Pinggir Jalan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.