HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 137 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
Pengemban Pengamal Pancasila
JUMAT, 21 AGUSTUS 2015
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Dana Rp 1,8 Triliun untuk KEK Mandalika Tak Masuk RAPBN 2016 GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mempertanyakan tidak dialokasikannya anggaran sebesar Rp 1,8 triliun untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur dasar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dalam RAPBN 2016. Padahal, Presiden Jokowi telah berjanji dihadapan masyarakat NTB pada April lalu, bahwa akan menggelontorkan dana Rp 1,8 triliun untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur kawasan
yang telah terbengkalai puluhan tahun itu. “Makanya saya mau buat surat hari ini (kemarin). Menanyakan kepada Presiden , kan itu komitmen beliau kepada seluruh rakyat NTB. Dan itu sudah didengar oleh seluruh rakyat NTB,” kata Zainul Majdi dikonfirmasi di Mataram usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/bul)
TERANCAM MANDEK - Realisasi pembangunan infrastruktur dasar kawasan KEK Mandalika Resort terancam mandek. Pasalnya, anggaran sebesar Rp 1,8 triliun yang dijanjikan Presiden Joko Widodo tak masuk dalam RAPBN 2016. Tampak suasana di luar areal Mandalika Resort yang sudah mulai berkembang.
Gubernur Minta ITDC Kembalikan Lahan Mandalika Resort ’’
Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M.Zainul Majdi, sudah gerah dengan ketidakpastian pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort di Kute, Lombok Tengah (Loteng). Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang menggarap proyek itupun diminta angkat kaki dan mengembalikan aset lahan kepada pemerintah daerah. “Kalau ITDC tidak sanggup membangun, angkat ‘’handuk putih’’ dan bilang tidak sanggup lagi kepada pemerintah pusat. Lahan di Mandalika Resort balikin ke Pemda, kita 100 persen siap membangun,” kata gubernur di Mataram, Kamis (20/8) kemarin. Gubernur menyayangkan ketidakpastian progres pembangunan kawasan eksotis seluas 1.135 hektar yang Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dikuasai oleh BUMN di bidang pariwisata itu. Gubernur membeberkan, sebelumnya HPL
dipegang langsung oleh Pemda. Namun pemerintah pusat mengambil alih rencana pembangunan kawasan itu, sehingga HPL Pemda berpindah tangan dipegang oleh ITDC. Dengan demikian, semua rencana pengembangan kawasan dan pembangunan sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat melalui ITDC. “Jika ITDC tidak sanggup menyelesaikan persoalan lahan di Mandalika Resort, kembalikan dong ke Pemda. Bersambung ke hal 15
Kalau ITDC tidak sanggup membangun, angkat ‘’handuk putih’’ dan bilang tidak sanggup lagi kepada pemerintah pusat. Lahan di Mandalika Resort balikin ke Pemda, kita 100 persen siap membangun. TGH. M.Zainul Majdi
(Suara NTB/dok)
Kasus Terminal Haji BIL
Empat Tersangka Ditahan Jaksa, Satu Dilarikan ke UGD
TO K O H Toleransi Sudah Kelewatan TOLERANSI yang diberikan pemerintah daerah kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk mengembangkan kawasan Mandalika Resort Kuta Lombok Tengah (Loteng) dinilai sudah kelewatan. Untuk itu, kalangan DPRD NTB meminta BUMN yang bergerak dalam pengembangan sektor pariwisata itu angkat kaki dari daerah ini. “Wacana ITDC angkat kaki ini bukan baru tetapi dari dulu. Karena itu, yang sekarang ini semoga bukan basa-basi, kita harus sama-sama lagi . Kayaknya toleransi-toleransi yang diberikan pemerintah daerah terhadap ITDC ini sudah bisa dibilang kelewatan. Karena kalau DPRD NTB, dari dulu sudah terus menerus meminta, Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/dok)
(Suara NTB/ars)
DILIMPAHKAN - Tersangka Terminal Haji BIL yang digiring ke Kejaksaan Tinggi NTB untuk pelimpahan tahap dua.
Mataram (Suara NTB) Keluar dari sel tahanan Polda NTB, para tersangka kasus Terminal Haji Bandara Internasional Lombok (BIL), digiring ke Kejaksaan Tinggi NTB, Kamis (20/8). Penyerahan untuk proses pelimpahan tahap dua atau penyerahan tersangka dan barang bukti. Di Kejaksaan, salah seorang tersangka BRT (45) pingsan dan dilarikan ke UGD Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD). Satu tersangka lainnya status tahanan kota. Pantauan Suara NTB, dari Polda NTB, para tersangka dibawa sekitar pukul 10.00 Wita, ke Gedung Kejati NTB. Yang berbeda, kali ini tersangkanya lengkap enam orang, karena sebelumnya salah satu tersangka, H.YA sakit. “Sekarang enam tersangka, lengkap,” kata Kanit I Subdit III Tipikor Kompol Arief
Yuswanto yang memimpin pengiriman tahanan itu. Pelimpahan tahap dua itu setelah semua berkas memenuhi syarat, termasuk kelengkapan jumlah tersangka. Namun dalam pemanggilan kemarin H. YA (60) satu tersangka yang sempat absen. H.YA, Direktur PT. Serba Karya Abadi hadir, dan ikut digiring ke Kejaksaan oleh tim penyidik Pidsus. Lima tersangka lainnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) NZ (53), Konsultan Pengawas PT.GAC, AH bersama tersangka RY. Satu tersangka lagi koordinator pengawasan proyek, BRT (47). Saat proses digiring ke Kejaksaan, para tersangka menurut Arief dalam keadaan sehat, termasuk H.YA yang sempat dikabarkan sakit sehingga urung ditahan sebelumnya. Bersambung ke hal 15
Izin Prinsip Penyedotan Pasir Laut Lotim Gugur Mataram (Suara NTB) Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB, Ir. Hery Erpan Rayes, MM mengatakan izin prinsip yang dikeluarkan Bupati Lotim, H. Ali Bin Dachlan, SH kepada investor yang akan melakukan penyedotan atau pengerukan pasir laut Lotim otomatis gugur dengan ditariknya kewenangan perizinan untuk wilayah 0 - 12 mil ke provinsi. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) baru-baru ini telah mengeluarkan surat edaran mengenai kewenangan perizinan tersebut. ‘’Ndak akan berlaku itu (izin prinsip yang dikeluarkan kabupaten). Pemerintah kabupaten tidak punya kewenangan. Sudah ada surat dari Kementerian LHK bahwa 0-12 mil itu adalah kewenangan provinsi, itu sudah jelas. Bersambung ke hal 15
SAHAJA Menang di Sengketa Pilkada Kota Mataram Mataram (Suara NTB) Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Mataram, mengabulkan permohonan atau memenangkan pasangan SAHAJA (H. Salman - Drs. Jana Hamdiana) dalam gugatan sengketa Pilkada Kota Mataram melawan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram. Pantauan Suara NTB, sebelum musyawarah Pilkada berlangsung pukul 17.00 Wita, pemohon yakni calon Walikota Mataram H. Salman, SH yang mengenakan baju kuning dan calon Wakil Walikota Mataram, Drs. Jana Hamdiana
mengenakan hem berwarna putih didampingi kuasa hukumnya Beni Bakary SH dan Rino Rinaldi SH. Mereka tiba 15 menit sebelum musyawarah dimulai. Sementara pihak termohon atau KPU Kota Mataram diwakili oleh kuasa hukumnya D.A. Malik, SH. Dalam amar putusan yang dibacakan oleh Ketua Panwaslu Kota Mataram, Srino Mahyarudin pertimbangan Panwaslu mengabulkan gugatan SAHAJA, pertama KPU dalam menilai dokumen persyaratan pasangan AMAN (H. Ahyar Abduh - H. Mohan Roliskana)
bertentangan dengan peraturan perundang - undangan. Kedua, Golkar yang mengusung pasangan AMAN dinyatakan tidak sah karena salah satu persyaratan dari Golkar kubu Agung Laksono bahwa rekomendasinya hanya berupa faksimile dan tidak ada tanda tangan dan stempel basah. Musyarawah sengketa Pilkada yang berlangsung sekitar 2 jam 15 menit dan putusan dibacakan oleh Pimpinan Musyawarah, Dewi Asma Wardani, SH berisi mengabulkan pemohonan sebagian dari pemohon. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/cem)
BACA PUTUSAN - Pimpinan Musyawarah sengketa Pilkada Kota Mataram, Dewi Asma Wardani, SH didampingi Anggota Sidang Musyawarah, Srino Mahyaruddin dan Ruslan saat membaca putusan.