Snt23082014

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000

Rp. 50.000 Rp. 55.000

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

SABTU, 23 AGUSTUS 2014

16 HALAMAN NOMOR 140 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257 (Suara NTB/Disbudpar NTB)

BELAJAR MENENUN Seorang wisatawan sedang belajar menenun dipandu seorang perajin di Desa Sukarara, Jonggat, Lombok Tengah (Loteng) beberapa waktu lalu. Animo wisatawan mancanegara berwisata ke daerah ini sangat tinggi. Namun, belakangan pelaku pariwisata mengeluhkan kerap muncul gangguan kamtibmas khususnya di wilayah Loteng bagian selatan yang mengganggu kenyamanan wisatawan.

SPPD Dewan Disorot

Berpotensi Jadi Korupsi Berjemaah Jilid II Mataram (Suara NTB)Persoalan penggunaan SPPD di DPRD NTB yang terakumulasi sejak 2009 – 2013, mulai menjadi sorotan sejumlah aktivis LSM, pegiat antikorupsi, akademisi, mahasiswa. Bahkan dalam diskusi yang digagas Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB, Jumat (22/8) siang kemarin, persoalan dana perjalanan dinas tersebut menjadi tema utama dibedah. Mereka menilai, jika delik hukum terbukti, maka kasus ini berpotensi menjadi kasus korupsi berjamaah jilid II, pascakasus APBD 2003 yang menyeret 11 anggota dan pimpinan DPRD NTB.

TO K O H Ada Waktu 60 Hari KETUA Majelis Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR) Pemprov NTB, H. Muhammad Nur, SH, SH mengungkapkan, penagihan temuan dugaan penyimpangan SPPD anggota DPRD NTB sebesar Rp 4,5 miliar masih belum masuk ke Majelis TP-TGR. Saat ini, masih dilakukan penagihan oleh SKPD terkait dalam hal ini Sekretariat DPRD NTB. Sesuai dengan ketentuan, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat NTB terkait dengan temuan biaya perjalanan dinas yang harus dikembalikan oleh anggota DPRD NTB itu ditindaklanjuti selama 60 hari, sejak LHP dikeluarkan. ‘’Itu belum masuk ke Majelis TP-TGR. Kalau sudah masuk, kita lihat bagaimana hasil LHP nya,” kata Muhammad Nur H. Muhammad Nur Bersambung ke hal 5

KO M E N TTAA R

“dinikmati” pelakunya dengan alasan keuntungan yang diperoleh secara personal. “Tapi tidak semata kita menyalahkan Dewan, disini bisa saja oknum Setwan terlibat sampai dengan oknum di eksekutif, melihat lamanya peristiwa ini,” tegas Hendry. Ia berpendapat, perlu ada desain besar untuk mekanisme pertanggungjawaban. Bersambung ke hal 5

UNIVERSITAS Mataram (Unram), menggugurkan sebanyak 13 calon mahasiswa yang sudah lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri secara mandiri karena terbukti positif sebagai penyalahguna narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba). ‘’Mereka semua sudah kami kembalikan ke orang tua masingmasing untuk diberikan pembinaan,’’ kata Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Mataram Prof. H. Lalu Wirasapta Karyadi, di Mataram,Jumat (22/8). Bersambung ke hal 5 H.Lalu Wirasapta Karyadi

Mataram (Suara NTB) Belum terlihat sikap tegas dari penegak hukum, khususnya Polda NTB dalam kasus dugaan penyimpangan SPPD di DPRD NTB. Mengingat Ditreskrimsus punya pengalaman menangani kasus SPPD fiktif yang menetapkan 13 tersangka. Hanya jawaban normatif terlontar, bahwa kasus ini bisa diproses jika ada laporan masyarakat. Bersambung ke hal 5 Nurodin

Dewan Tampik Hari Ini, Golkar Tentukan Ketua Perjalanan Dinas Fiktif DPRD NTB EJUMLAH kalangan di DPRD NTB menganggap bahwa temuan soal penggunaan dana perjalanan dinas mereka hanya disebabkan karena persoalan kelebihan bayar dan bukan karena adanya perjalanan dinas fiktif. Perubahan mekanisme dalam pengelolaan dana perjalanan dinas dinilai menyebabkan banyaknya tagihan untuk para pejabat, termasuk anggota DPRD NTB. Pandangan itu disampaikan oleh anggota DPRD NTB, Johan Rosihan, ST, yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (22/8) kemarin. “Itu hanya kasus – kasus seperti PJPU, kemudian kelebihan bayar, hotel, tiket pesawat, ndak ada yang fiktif,’’ tandas politisi PKS ini saat ditan-

yai soal temuan Inspektorat yang dikabarkan koran ini beberapa waktu lalu. Johan menjelaskan, dengan perubahan sistem perjalanan dinas yang baru, para pejabat yang melakukan perjalanan dinas, termasuk anggota DPRD NTB seringkali harus mengembalikan kelebihan pagu perjalanan dinas yang mereka terima. Misalnya, untuk item biaya penginapan sehari/semalam, para anggota DPRD NTB dijatah sebesar Rp 1,5 juta. Jika yang bersangkutan ternyata hanya membayar hotel sebesar Rp 1 juta, maka artinya ada ada Rp 500 ribu yang harus dikembalikan. Demikian juga terkait biaya tiket pesawat dan biaya – biaya lainnya. Selain itu, menurut Johan, Bersambung ke hal 5

Mataram (Suara NTB) DPD Partai Golkar NTB akan menentukan tiga nama bakal calon Ketua DPRD NTB untuk diusulkan ke DPP Partai Golkar. Sejumlah kandidat optimis akan kansnya. Namun, tiga nama diyakini sudah bisa diketahui berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Fungsionaris Pusat Partai Golkar, Chris Parangan, SE, yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (22/8) kemarin menerangkan jika mengacu pada kriteria – kriteria yang disebutkan oleh Ketua DPD Golkar NTB, Dr. H. Zaini Arony, maka sesungguhnya tiga nama tersebut sudah dapat ditebak. Chris menyebutkan, jika mengacu pada kriteria pernah menjadi anggota DPRD tingkat provinsi atau setingkat di atasnya, maka dela-

(Suara NTB/dok)

Gugur karena Narkoba

(Suara NTB/ist)

yang otentik. Hendriadi Djamal dari Pattiro mengatakan, terjadinya persoalan SPPD ini terkesan sudah lama dibiarkan berlarut-larut dengan melibatkan politisi yang sama. Tercatat melibatkan tiga periode dewan, sejak 2009 – 2013. Mengkaji suburnya dugaan penyalahgunaan SPPD ini, Hendriadi menduga ada kesan pembiaran dan bahkan

(Suara NTB/dok)

Sejumlah perwakilan lembaga berpendapat, persoalan ini bukan lagi sebatas ranah Inspektorat yang masih berkutat pada langkah persuasif. Melainkan sudah menjadi kewenangan aparat penegak hukum, baik Kejaksaan atau Kepolisian untuk bertindak melalui Puldata dan Pulbaket, sampai penyelidikan dan penyidikan jika memang ditemukan fakta penyimpangan

Polda NTB Tunggu Laporan Masyarakat

Klinik Kesehatan Mantan Anggota DPRD Lobar Disita Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Tim eksekutor Kejaksaan Negeri Mataram akhirnya terpaksa menyita Klinik Gracia, sebuah klinik kesehatan yang merupakan aset terpidana kasus korupsi dana bantuan sosial Pemkab Lombok Barat (Bansos Lobar) Tahun 2008, Lalu Hardiarta, SH. Penyitaan terhadap aset mantan anggota DPRD Lobar itu berlangsung Jumat (22/8) kemarin, melibatkan personel Polsek Narmada. Tidak ada perlawanan dari pihak keluarga, bahkan meminta aset yang ditaksir Rp 5 miliar itu segera dilelang. Bersambung ke hal 5

(Suara NTB/ars)

DISITA - Tim eksekusi menunjukkan spanduk tanda penyitaan Klinik Gracia, milik terpidana Bansos Lobar Tahun 2008, Lalu Hardiarta.

pan kandidat sudah bisa dikatakan gugur dan hanya menyisakan nama Drs. H. L. Wireginawang, Drs. H. Sahafari Asy’ari dan H. Wahidin HM. Noer, SE. “Delapan nama lainnya sudah gugur,’’ ujarnya. Chris menilai, dari tiga nama itu, baik Golkar NTB maupun Zaini Arony secara pribadi juga akan lebih diuntungkan

jika memprioritaskan Wireginawang ketimbang dua kandidat lainnya. Chris menegaskan, ada sejumlah pertimbangan yang bisa digunakan, antara lain faktor keterwakilan Lombok Tengah yang dari Pemilu ke Pemilu selalu menjadi daerah penyumbang kursi terbanyak untuk Golkar di DPRD NTB. Bersambung ke hal 5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.