Snt23092014

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000

Rp. 50.000 Rp. 55.000

16 HALAMAN

SUARA NTB

SELASA, 23 SEPTEMBER 2014

Pengemban Pengamal Pancasila

NOMOR 166 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Percepatan Pembenahan Destinasi Wisata NTB

Pada tahun anggaran 2014 dikucurkan dana sekitar 11 miliar untuk pembenahan sejumlah destinasi wisata di Lombok dan Sumbawa. Sebuah upaya terobosan mempercantik diri dihadapan pelancong. Sejauh mana pembenahan destinasi dilakukan? Apa penilaian publik atas upaya ini?

DUSUN Wane sebuah nama dusun di Desa Tolotangga, Kecamatan Monta, Bima. Jelas bukan nama yang populer di telinga kita. Orang Bima sekalipun mungkin tak banyak yang tahu dimana letaknya dusun ini. Tapi kalau disebut nama Pantai Wane, mungkin lebih banyak yang tahu.

Sekalipun lagi-lagi persisnya dimana Pantai Wane berada tetap juga tak banyak yang tahu.

Padahal jaraknya dari Kota Bima kurang lebih sama dengan jarak antara Mataram ke Pantai Senggigi. Tetapi lantaran separuh jalan ke sana begitu buruk, lubang mengangga di sana-sini. Kalau hujan jadi kubangan lumpur, perjalanan menjadi begitu lama dan menjengkelkan. Padahal keindahan panorama Pantai Wane mempesona mata. Dan pada malam hari, dari bibir pantai Wane di kejauhan kita bisa melihat kerlapkerlip daratan Australia.

Pantai Wane ini salah satu destinasi wisata yang mendapat bantuan dana untuk ditata. Bagi orang Wane mungkin baru sekali ini dana pemerintah provinsi masuk dalam jumlah besar ke wilayah pantai mereka. Dana sekitar 400 juta di-

gunakan untuk membuka akses jalan selebar 6 meter dan panjang 2,60 kilometer. Tentu saja masih banyak hal yang harus dibenahi di Pantai Wane, agar ia layak menjadi destinasi yang nyaman dan menyenangkan bagi pelancong yang datang. Tetapi terbukanya akses jalan menunju pantai tadi sudah menjadi “berkah” tersendiri bagi warga di sana.

“Kami sudah lama berharap ada langkah-langkah nyata menjadikan Pantai Wane sebagai tujuan wisata di Bima. Bantuan ini patut kami syukuri,” terang Syahruna, ketua Asosiasi Pemandu Wisata Bima yang pernah membawa ratu dan putri Kesultanan Mindanao Filipina datang ke Pantai Wane.

Pantai Wane hanyalah satu dari puluhan destinasi wisata yang pada tahun ini mendapatkan sentuhan pembenahan. Pantai Pink di Lombok Timur yang dalam beberapa tahun ini populer sekali di jejaring sosial karena pasirnya yang berwarna pink, juga mendapat jatah pembenahan. Di pantai yang diramalkan akan jadi destina unggulan dalam beberapa tahun ke depan ini, dibangun shelter dan sejum-

(foto:syahruna)

BERKUNJUNG - Pantai Wane Bima, salah satu destinasi yang mendapat dana pembenahan dari Pemprov NTB. Tampak pada gambar Ratu dan Putri dari Kesultanan Mindanao Filipina ketika berkunjung ke Pantai Wane. lah bak sampah serta toilet.

Bukan hanya destinasi pantai, tetapi juga destina warisan budaya tak ketinggalan mendapatkan sentuhan. Seperti desa Sade di Lombok Tengah dan museum bahari di pulau bungin sumbawa mendapatkan dana pembenahan. Untuk Sade berupa dana penataan lingkungan dan jalan, sedangkan untuk Museum Pulau Bungin berupa pembangunan fisiknya. Begitu juga destinasi

Rinjani di Pulau Lombok dan Tambora di Pulau Sumbawa. Kedua gunung berapi yang punya sejarah panjang dan menguncang dunia ini terus ditata agar layak menjadi destinasi wisata alam, olahraga dan petualangan yang layak dibanggakan. Apalagi keduanya telah ditetapkan menjadi geopark nasional.

Bahkan Rinjani sedang berproses menjadi geopark dunia.

Bersambung ke hal 5

Lima Terduga Teroris Diperiksa di Mako Brimob Mataram (Suara NTB) Lima terduga teroris yang ditangkap di Bima dan Dompu, akhirnya tiba di Mataram, Minggu (21/9) malam lalu. Mereka langsung diamankan di Mako Brimob Polda NTB dan langsung diinterogasi.

TO K O H

Kelima terduga teroris itu, JW asal Padang Sumatera Barat dan Gun asal Kelurahan Sadia Kecamatan Mpunda Kota Bima. Keduanya dia-

mankan di Desa Sai Kecamatan Soromandi, Sabtu (20/9) lalu sekitar pukul 15.20 Wita.

Satu terduga teroris lainnya SA asal Desa Kala Kecama-

tan Soromandi, yang diamankan satu jam setelah penangkapan sebelumnya. Kemudian Sal dari Kelurahan Sarae Kota Bima, yang ditangkap

Jangan Menebar Teror GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengajak masyarakat di daerah ini untuk menumbuhkan semangat jihad membangun daerah.

Bukan melakukan tindakan-tindakan kekerasan/aksi terorisme. Pasalnya, terorisme merupakan sesuatu yang sangat bertentangan dan tidak ditolerir dalam ajaran Islam.

Hal tersebut dikatakan gubernur menanggapi tertangkapnya enam orang terduga teroris di Bima dan Dompu, Sabtu (20/9) lalu.

Bersambung ke hal 5

TGH. M. Zainul Majdi

Kapolda Beri Santunan kepada Keluarga Terduga Teroris Mataram (Suara NTB) Kapolda NTB Brigjen Pol Srijono, telah bertemu langsung dengan keluarga almarhum Ndn terduga teroris yang tewas ditembak di Dompu. Kapolda menyampaikan rasa simpati dan memberikan pencerahan sekaligus santunan kepada keluarga Ndn. Bersambung ke hal 5

(Suara NTB/Bid Humas Polda NTB/ars)

SANTUNAN - Kapolda NTB, Srijono saat menyerahkan santunan kepada keluarga almarhum Ndn. Sementara peti jenazah almarhum Ndn saat dimasukkan ke ambulans di RS Bhayangkara Polda NTB (atas).

Gubernur NTB Jadi Pembicara ’’IGIF’’ di Korsel Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH.M. Zainul Majdi diundang menjadi pembicara dalam “International Green Island Forum” (IGIF) di Korea Selatan pada 23-26 September 2014.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB H Lalu Gita Aryadi di Mataram, Senin (22/9) mengatakan, dalam IGIF yang dilangsungkan

di Provinsi Jeju, Korea Selatan itu, gubernur akan menjadi pembicara mewakili Indonesia mempresentasikan pemikirannya pada 24 September 2014. ‘’Jadi, gubernur ditunjuk mewakili Indonesia, terpilihnya NTB juga tidak lepas bagaimana selama ini Pemprov NTB dalam menginisiasi dan mendukung Pulau Lombok sebagai pulau hijau,” kata Gita

Aryadi didampingi Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda NTB, Fathul Gani.

Menurutnya, dalam konsep pembangunan yang telah dirancang Pemprov NTB, seluruh proses pembangunan baik di bidang infrastruktur, pariwisata, maupun energi harus memiliki konsep dengan mengedepankan lingkungan hidup.

Bersambung ke hal 5

satu jam kemudian.

Sementara yang diamankan di Dompu, berinisial Abd, asal Desa O’o Kabupaten Dompu. Satu lainnya tewas, Ndn yang sempat di autopsi di RS Bhayangkara Polda NTB. “Mereka diinterogasi satu per satu di ruang pemeriksaan,” kata sumber di Polda NTB. Pemeriksaan berlangsung di gedung baru Mako Brimob,

dengan penjagaan sangat ketat. Pemeriksaan secara maraton berlangsung mulai Senin (22/9) kemarin, oleh tim Densus 88 Mabes Polri yang masih terus mengawal kasus itu. Pemeriksaan maraton bahkan masih berlangsung hingga berita ini ditulis kemarin. Pengembangan pemeriksaan masih seputar kaitan mereka dengan gembong teroris Santoso.

Bersambung ke hal 5

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Halaman 2

Puluhan Perawat RSUD Kota Mataram Tagih Pembayaran Jaspel

Perbaiki Saluran Tiga Lingkungan DANA Pembangunan Kelurahan (DPK) yang dibagikan Pemkot Mataram belum lama ini akan dimanfaatkan di Kelurahan Kebon Sari untuk memperbaiki saluran di tiga lingkungan.

“DPK di Kelurahan Kebon Sari akan difokuskan untuk pembenahan saluran dan plat,” terang Lurah Kebon Sari, Muhammad Faisal, Sabtu (20/9).

Tiga lingkungan yang salurannya akan diperbaiki yaitu Lingkungan Kebon Bawaq Timur, Kebon Bawaq Nurul Yaqin, dan Kebon Bawaq Tengah.

Tiga lingkungan ini dipilih berdasarkan hasil musyawarah warga Kelurahan Kebon Sari. Faisal mengatakan saluran sudah pernah diperbaiki Dinas Pekerjaan Umum (PU), tapi platnya tidak ada sehingga akan kembali diperbaiki dengan membuat plat yang akan dipasang di atas saluran.

Pengerjaan perbaikan drainase ini disebutkan Faisal akan segera dimulai dalam pekan ini. “Kita sudah musyawarah dengan warga dan sekarang tinggal action-nya,” cetusnya. Nantinya pengerjaan perbaikan saluran ini akan dikerjakan secara gotong royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung.

Setiap kelurahan mendapatkan hibah DPK sebesar Rp 50 juta. Faisal mengatakan sebenarnya dana dengan jumlah tersebut tak bisa mencukupi untuk membiayai berbagai program di tingkat kelurahan. Tapi pihaknya mendahulukan hal mendesak yang menjadi kebutuhan warga. Saluran yang akan diperbaiki ini menurutnya cukup panjang karena menghubungkan beberapa lingkungan sehingga butuh biaya besar. Diharapkan di tahun-tahun mendatang bantuan DPK bisa lebih meningkat.

Untuk pengawasan penggunaan DPK ini, Faisal mengatakan dari tahap perencanaan, telah dilakukan musyawarah dimana semua pengurus BKM maupun dirinya selaku Lurah terlibat langsung. Pihaknya juga akan terus mengawasi penggunaan dana ini dan juga pada saat pelaksnaan program. “Kepala Lingkungan juga kami minta untuk ikut mengawasi begitu juga warga di lingkungan tersebut,” ujarnya. Perbaikan saluran ini ditargetkan dapat selesai sebelum akhir tahun 2014.

Untuk program yang akan diajukan tahun 2015 mendatang, pihaknya akan musyawarah atau rembug warga. Dalam rembug warga akan dapat disimpulkan hal apa saja yang penting untuk diprioritaskan di tahun mendatang dan pembiayannya akan diajukan melalui DPK. “Untuk penggunaan DPK maupun PNPM Mandiri, kita ada rembug warga dulu untuk menentukan skala prioritas,” katanya. (ynt)

Perlu Peran Serta Masyarakat

Mataram (Suara NTB) Puluhan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram menggendor manajemen pihak manajemen, menagih pembayaran Jasa Pelayanan (Jaspel) yang belum dibayarkan pada tahun 2013.

Pantauan Suara NTB, awalnya para perawat melakukan orasi di depan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Kota Mataram, setelah tidak mendapatkan penjelasan yang pasti dari perwakilan managemen, akhirnya para perawat meminta penjelasan langsung kepada Direktur RSUD Kota Mataram. Dialog yang dilakukan secara tertutup berlangsung kurang lebih satu jam. Wartawan yang hendak meliput ditahan oleh security.

Direktur RSUD Kota Mataram, dr. H. Lalu Herman Maha Putra mengatakan, sebenarnya ada miskomunikasi antara tim medis dan manajemen terkait pembayaran klaim – klaiman atau jasa pelayanan (Jaspel).

Dalam hal pembayaran tenaga medis sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan. “Sebenarnya hanya miskomunikasi saja,” kata dr Jack sapaan akrabnya dikonfirmasi di ruangnya, Senin (22/9).

Dijelaskan, jasa pelayanan ini merupakan reward yang diberikan rumah sakit. RSUD Mataram termasuk badan usaha, sehingga ada mekanisme

dalam peraturan Menteri Kesehatan tentang pembagian operasional rumah sakit dan jasa pelayanan kepada dokter, bidan dan perawat. Menjadi persoalan lanjutnya, jaspel belum dibayarkan kepada tim medis karena memang belum ada anggaran yang dibagikan kepada tim medis. Namun, setelah pihaknya melakukan komunikasi dengan Pemerintah Pusat, pihaknya mendapatkan pembayaran klaim – klaiman sebesar Rp 4,9 miliar. Anggaran tersebut sambungnya, akan segera dibayarkan kepada tim medis sesuai dengan jumlah pasien yang sudah ditangani setelah dilakukan verifikasi.

“Misalnya begini klaim – klaiman itu kan gunakan software, jadi tidak bisa kita paksakan. Kalau 9 yang diterima komputer dan kita mengaku 10, maka 9 itu yang dibayar,” paparnya mencontohkan. Terkait kapan dan jumlah pembayaran?

Dia mengatakan, masih menunggu verifikasi data bidang kepegawaian dan kepala ruang, karena yang menjadi kendala ada perawat yang sudah pindah dan lain sebagainya. Sementara pembayaran, akan bervariasi tergantung jumlah klaim yang diajukan. Dia kembali menegaskan, agar tertib administrasi pihaknya akan membentuk koordinator di masing – masing ruanganya, guna menciptakan kinerja yang akuntable dan transparan. (cem)

(Suara NTB/ynt)

RENCANA Walikota Mataram membekali tiap-tiap kelurahan di Kota Mataram dengan satu unit kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah pada tahun 2015 mendatang, mendapat apresiasi positif dari kalangan legislatif. Anggota Komisi III DPRD Kota Mataram, Rangga Danu Meinaga Adhitama, SH., misalnya.

Kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Senin (22/9) kemarin mengatakan, selama ini salah satu kendala mewujudkan kebersihan adalah jauhnya jarak lingkungan dengan TPS (Tempat Pembuangan Sampah). ‘’Kalau ada kendaraan roda tiga, bisa dipercepat,’’ cetus Rangga.

Menurut politisi PKPI ini, kendaraan roda tiga itu memang dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjawab persoalan sampah di lingkungan-lingkungan. ‘’Untuk biaya operasional dan perawatan bisa dimintai sumbangan dari masyarakat,’’ ujarnya. Rangga mencontohkan salah satu kelurahan di Mataram yang telah menerapkan pengelolaan kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah adalah Kelurahan Kekalik Jaya. Pola yang dilakukan Kelurahan Kekalik Jaya nantinya bisa dicontoh oleh semua lingkungan.

Pengelolaan kendaraan roda tiga sebagai kendaraan pengangkut sampah di tiap-tiap lingkungan harus ada pengelolanya. ‘’Harus ada penanggungjawabnya,’’ tandas Rangga. Dari sumbangan masyarakat, bila memungkinkan, tiap-tiap lingkungan bisa menambah jumlah kendaraan roda tiga. Sebab, satu kendaraan untuk satu kelurahan diyakini belum maksimal untuk melakukan pengangkutan sampah.

Menurut anggota Fraksi Gerakan Nurani Bangsa ini, dalam mewujudkan kebersihan, terlebih di tingkat lingkungan, tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kebersihan. Untuk itu, kehadiran kendaraan roda tiga nantinya bakal menjadi tanggungjawab tiap-tiap lingkungan. Untuk pengelolaannya, harus dirembukkan dengan masyarakat. ‘’Pengelolanya harus orang yang jujur dan bertanggungjawab,’’ demikian Rangga.

Rangga juga menyarankan operasional kendaraan roda tiga ini nantinya harus diatur jamnya agar masyarakat terlayani maksimal. Ia juga meminta peran serta masyarakat mewujudkan kebersihan. ‘’Disiapkan kontainer tapi nanti kadang-kadang buangnya di luar kontainer. Petugas kerja dua kali jadinya,’’ katanya.

Meski tidak serta merta mampu membuat sampah menjadi nol di tiap lingkungan, tetapi paling tidak langkah memberikan bantuan kendaraan roda tiga dapat menjadi solusi mengurangi volume sampah di lingkungan. ‘’Yang jelas, perlu peran serta masyarakat, tidak bisa hanya pemerintah,’’ tandasnya. (fit)

(Suara NTB/fit)

(Suara NTB/ynt)

SUARA MATARAM

PELEBARAN JALAN - Proyek pelebaran jalan di Jalan Saleh Sungkar ini telah dimulai sejak sebulan lalu. Pelebaran jalan ini dibiayai oleh Balai Jalan Nasional dan Pemkot Mataram bertanggung jawab untuk pembebasan lahan.

Pelebaran Jalan Saleh Sungkar dan Jalan Energi

100 Unit Bangunan dan Lahan Warga Dibebaskan Mataram (Suara NTB) Pemkot Mataram membebaskan 100 unit bangunan dan lahan warga untuk proyek pelebaran jalan dari Jalan Energi sampai Jalan Saleh Sungkar Ampenan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura mengatakan proyek pelebaran jalan tersebut telah mulai dikerjakan sejak sebulan lalu.

Pelaksanaan proyek ini seiring dengan proses pembebasan lahan yang sedang dilaksanakan Pemkot Mataram. Mahmuddin mengatakan ada kendala cukup berat dalam proses pelebaran jalan ini. “Karena ada sekitar 100 rumah dan lahan yang harus kita bebaskan khusus di Jalan Saleh Sungkar dan Jalan Energi,” terangnya ditemui di Kantor Walikota Mataram, Senin (22/9).

Dari 100 unit bangunan dan lahan tersebut, Mahmuddin mengatakan sebagian sudah dibebaskan dan ada beberapa unit lagi yang belum tuntas hingga saat ini. belum tuntasnya pembebasan bangunan dan lahan ini karena masih ada mediasi terkait nilai bangunan. Sementara untuk nilai tanah sudah ada standar tersendiri dari appraisal. Masyarakat juga disebutkan masih sangat teliti terkait dengan batas-batas tanah mereka.

“Kita tetap turun ke lapangan dan yang jelas kesepakatan harga tanah sudah disetujui,” ujarnya. Pemkot Mataram juga telah membayar sebagian dari nilai yang telah ditetapkan. Sementara sisa pembayaran akan dilunasi tahun 2015 mendatang.

Pelebaran Jalan Energi dan Saleh Sungkar ini dibiayai dan dikerjakan oleh Balai Jalan Nasional. Tahun ini BJN mengalokasikan sekitar Rp 200 miliar untuk pelebaran beberapa ruas jalan di Kota Mataram. Selain Jalan Energi dan Saleh Sungkar, jalan yang akan dilebarkan diantaranya Jalan Bung Karno dan Jalan TGH. Faisal.

Pemkot Mataram sebut Mahmuddin masih tetap mengharapkan bantuan pelebaran jalan maupun pembukaan jalan baru dari Balai Jalan Nasional.

Tahun 2015 mendatang rencananya pembukaan jalan di Jalan Arif Rahman Hakim.

“Jalan Arif Rahman Hakim akan disambung sampai ke BTN Pagutan di Jalan Batu Bolong.

Panjangnya kurang lebih 2 kilometer,” jelasnya.

Sementara di tahun 2015 mendatang ada juga rencana pelebaran jalan yang akan dibiayai Pemprov NTB. Jalan yang akan dilebarkan ini mulai dari Jalan Tumpang Sari, Jalan Panca Usaha, Jalan Catur Warga, sampai Jalan Pendidikan. “Itu anggarannya dr provinsi dan kalau ada pembebasan lahan kita dukung,” terangnya. (ynt)

TERJARING RAZIA - Puluhan pelajar yang terjaring razia oleh Satpol PP Kota Mataram. Nampak petugas Satpol PP sedang mendata masing – masing siswa.

(Suara NTB/cem)

Main Game dan Biliar pada Jam Sekolah

30 Pelajar Terjaring Razia

Mataram (Suara NTB) Satpol PP Kota Mataram menjaring 30 pelajar yang kedapatan bermain game (playstation) dan biliar saat jam sekolah. Penangkapan tersebut dilakukan di tiga titik yakni di kawasan biliar di depan kampus STHAN Gde Pujha dan Jalan Hanoman Cakranegara serta rental playstation di Gomong.

Data yang dihimpun Suara NTB, masing – masing siswa tersebut berasal dari SMA 1 Mataram, SMA 8 Mataram, SMK 3 Mataram, SMK 6 Mataram, SMK 4, SMP 14 dan SMA Muhammadiyah. Kepala Seksi (Kasi) Operasi dan Pengendalian (Opdal) Satpol PP Kota Mataram, Bambang, EYd mengatakan, razia tersebut dilakukan karena banyak sekali laporan dari masyarakat terkait aktivitas siswa di tempat hiburan seperti PS dan biliar.

Dari hasil razia tersebut lanjutnya, ditemukan 30 siswa dari tingkat SMP dan SMA. “Sebenarnya mereka bisa saja ber-

main di tempat tersebut, dengan satu catatan tidak berpakaian seragam dan di luar jam sekolah,” ungkap Bambang dikonfirmasi usai melakukan razia, Senin (22/9).

Tindak lanjutnya, pihaknya akan menghubungi dan menyerahkannya ke masing – masing sekolah untuk dilakukan pembinaan secara intensif, sehingga jangan sampai nama sekolah di Kota Mataram tercoreng oleh beberapa orang siswa saja.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram, H. Ruslan Efendi mengatakan sudah me-

ngumpulkan seluruh Kepala Sekolah untuk mengintensifkan pengawasan dan memperketat aturan sekolah, sehingga tidak ada lagi siswa yang membolos.

“Tadi (Kemarin, red) saya sudah kumpulkan seluruh kepala sekolah,” kata Ruslan.

Selain itu, guru BK maupun Kepala Sekolah harus mengetahui kedatangan maupun kepulangan siswa serta memperketat jam keluar masuk siswa. Jangan sampai ada kesan lepas tanggungjawab.

“Sudah ada perjanjian siswa yang dibacakan setiap hari senin, mereka masih langgar juga,” imbuhnya. (cem)

SUARA NTB

Selasa, 23 September 2014

Halaman 3

Soal Desakan Maju di Pilkada Kota Mataram

Pengurus APKLI Kota: H. Ahmad Rusni Paling Loyal Dukung APKLI H. Ahmad Rusni, SE, MM, adalah sosok pengusaha sukses di Provinsi NTB, dikenal paling loyal, khususnya dalam mendukung setiap kegiatankegiatan yang dilaksanakan Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Kota Mataram.

H. AHMAD RUSNI, SE, MM, adalah sosok pengusaha sukses di Provinsi NTB, dikenal paling loyal, khususnya dalam mendukung setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Kota Mataram.

H. Ahmad Rusni, SE, MM, statusnya saat ini sebagai Presiden Direktur PT. Dasar Group yang berkantor pusat di Jalan Ali Batu Nomor 1 Lingkar Selatan, Mataram (Depan Kantor DPRD Kota Mataram), adalah salah satu figur calon Walikota/Wakil Walikota yang didesak oleh banyak kalangan untuk maju mewarnai Pilkada Kota Mataram pertengahan 2015 mendatang.

Dikenal banyak memiliki anak perusahaan, baik yang bergerak langsung di sektor property, agro, hingga berbagai sektor jasa lainnya.

Bahkan, untuk tahun 2015 ini, sebanyak 50 anak perusahaan akan dikembangkannya.

“H. Ahmad Rusni adalah salah satu pengusaha kaya di NTB. Semua bisa dilakukannya,” kata Sekretaris APKLI Kota Mataram, Nursa`at Rahmatullah, SH bersama Ketua APKLI Kota Mataram, Muhammad Syahidin, baru-baru ini.

APKLI Kota Mataram, menurut mereka, akan tetap mendukung calon yang pro kepada APKLI, tidak melakukan penggusuran terhadap lapak-lapak para Pedagang Kaki Lima (PKL), tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan APKLI setempat.

Jika memiliki komitmen mendukung PKL, tanpa diberikan imbauan pun, para anggota APKLI Kota Mataram akan memilih calon bersangkutan, pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Mataram di 2015.

H. Ahmad Rusni adalah Ketua Pengurus Provinsi Tarung Derajat (Kodrat) NTB, yang juga Ketua Jompo NTB, memiliki visi misi “TENTRAM”

Nursa‘at Rahmatullah

T E N T R A M

: Bagaimana menjadikan masyarakat Kota Mataram dan pelaksanakan kebijakan pemerintah tidak saja Taat kepada agamanya, tetapi Taat kepada aturan dan Undang-undang yang berlaku. : Menjadikan Masyarakat Kota Mat aram yang Energik, tentunya adalah semangat untuk saling membangun antara yang satu dengan yang lainnya. : Menciptakan ke-Nyaman-an di Kota Mataram : Meningkatkan Toleransi antar agama, kelompok masyarakat, sosial politik, pendidikan, ekonomi. : Menjadikan Mataram yang Rapi, baik dari infrastrukturnya maupun masyarakatnya. : Amanah, menekan sgela peluang untuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Ia pun dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di NTB, dengan beragam penghargaan pun yang diberikan lembaga-lembaga independen dan bergengsi secara nasional.

Bahkan, sejak tahun 2014 hingga saat ini, terdapat 15 jenis penghargaan sudah diterimanya, mencakup keberhasilannya dari sisi usaha, manajemen bisnis, menyulap lahan tandus jadi lahan subur, hingga kontribusinya terhadap masyarakat banyak.

H. Ahmad Rusni kata Nursa‘at, adalah memiliki komitmen, loyalitas dan royal kepada APKLI, bahkan untuk pelantikan pengurus APKLI Kota Mataram beberapa waktu lalu, disebutkan H. Rusni telah memberikan sumbangsih, terutama dukungan secara materil.

“Baik orangnya (H. Rusni, red), dan dia benar-benar royal kepada PKL. Pertama, setiap kegiatan APKLI, beliau selalu menyumbang, beliau yang bertanggung jawab, selalu hadir dan selalu ikut dalam setiap kegiatan,” kata Nursa`at dan menegaskan, bakal calon Walikota/Wakil Walikota Mataram yang pro kepada pedagang kaki lima siap akan didukung.(bul/*)

: Dengan demikian masyarakat akan Mampu berbuat dan menjalankan program-programnya bersama pemerintah.

H. Ahmad Rusni, SE, MM

Muhammad Syahidin

Prihatin Perilaku Siswa

Wawali Perintahkan Seluruh Kepsek Perketat Pengawasan (Suara NTB/dys)

DEBAT - Tiga kandidat Rektor IAIN Mataram menyampaikan visi dan misinya dalam acara debat yang digelar di Auditorium IAIN Mataram, Senin (22/9).

Debat Calon Rektor IAIN, Dipenuhi Janji Kandidat Mataram (Suara NTB) Tiga kandidat calon Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram Senin (22/9) bertarung memaparkan visimisi mereka dalam debat yang digelar panitia Pemilihan Seleksi Calon Rektor (PSCR) IAIN Mataram. Di depan para panelis dan puluhan dosen serta mahasiswa, tiga calon rektor masing-masing nomor urut 1 Dr. Jamaludin, MA, nomor urut 2 Dr. H. Mutawalli M.Ag dan nomor urut 3 Prof.

Dr. M. Taufik, M.Ag, memaparkan visi-misi mereka.

Dalam penyampaiannya, Jamaludin menyampaikan keharusan IAIN ke depan menjadi perguruan tinggi berbasis pada riset. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut yang pertama akan dilakukan jika dirinya terpilih menjadi rektor adalah dengan membuat kurikulum baru untuk memperkuat gagasan tersebut.

Dirinya mencontohkan, selama menjabat sebagai direktur pascasarjana, Ia menjelaskan, selama dirinya telah berhasil mengelola program tersebut dengan baik. Itu terbukti dari jumlah program yang dibuka pascasarjana dari awalnya hanya tiga program studi menjadi sekitar 13 program studi dengan konsentrasi berbeda meski saat ini sedang berada pada tahap proses.

Selain berkeinginan menjadikan IAIN sebagai perguruan tinggi riset, Jamaludin juga berharap agar IAIN juga menjadi corong peradaban kajian-kajian Islam di Indonesia. Ia pun dalam janjinya mengatakan akan menuntaskan segala persoalan yang kini membelit IAIN dalam

jangka waktu enam bulan. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak mampu diselesaikan, Ia pun siap untuk mundur.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, kandidat rektor nomor urut 2 Mutawalli menyampaikan pentingnya analisis atas masalah yang dihadapi IAIN. Salah satu visi yang ditawarkan Mutawalli adalah memperbanyak pemberdayaan atas semua segmen, baik itu untuk kebutuhan dosen dan mahasiswa. Ia pun mengaku siap menyediakan berbagai segmen khusus bagi para dosen baik melalui lembaga formal dan nonformal agar para dosen dapat lebih berkreasi lagi.

Berbeda, dalam penyampaian visi misinya, calon rektor nomor urut 3 M. Taufik menyebut jelang perubahan status dari IAIN ke UIN, hal penting yang harus diwujudkan ialah IAIN harus menjadi kampus yang unggul, berdaya saing dan menyejahterakan.

Sementara sejumlah panelis memberikan masukan terhadap calon rektor. Mantan Rektor IAIN Mataram Dr. H. Asnawi, menyebut ikatan alumni IAIN Mataram masih belum berfungsi sebagaimana yang dikampanyekan ketiga kandidat. Dia berharap supaya alumni-alumni IAIN Mataram harus diketahui letak lokasi kerjanya ketika keluar dari kampus IAIN Mataram. Selain itu, rektor yang baru berusaha semampunya meningkatkan kualitas mahasiswa , karena banyak mahasiswa yang sudah mengeluh dengan fasilitas-fasilitas yang ada di IAIN Mataram. (dys/yon)

Mataram (Suara NTB) Terjaringnya puluhan siswa di tempat permainan biliar dan playstation oleh Satpol PP Provinsi mengundang keprihatinan dari Pemkot Mataram. Menindaklanjuti persoalan tersebut, Wakil Walikota (Wawali) Mataram H. Mohan Roliskana langsung memerintahkan seluruh kepala sekolah (kepsek) memperketat pengawasan di masing-masing sekolah.

Menurutnya, di tengah upaya Pemkot Mataram melakukan peningkatan terhadap kualitas anak didik, peningkatan sistem pelayanan lintas sektor dan lainnya masih ditemukan hal seperti itu. “Saya

prihatin sekali, di tengah Pemkot gencar melakukan perbaikan dan pelayanan, kok ada kasus seperti ini,” sesalnya saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (22/9).

Kasus ini tegas Mohan,

akan segera ditindaklanjuti dan memerintahkan kepada Dinas Dikpora dan seluruh kepsek se-Kota Mataram memperketat pengawasan terhadap aturan siswa. Selain itu, guru BK dan wali

los. “Sekarang ini (kemarin, red) saya perintahkan Pol PP untuk tertibkan,” tegasnya.

Pantauan Suara NTB, instruksi yang disampaikan Wakil Walikota Mataram, Pol PP langsung bergerak ke tiga titik yang menjadi tempat berkumpulnya siswa, yakni, di biliar di depan STAHN Gde Pudja dan biliar di Jalan Hanoman Cakranegara dan rental playstation di Kelurahan Gomong.

Dari hasil razia tersebut, Pol PP menjaring 30 pelajar. (cem)

Duta Bahasa dan Modeling

KUNJUNG Siswa Play Group Aletheia sedang berkunjung ke salah satu penjahit di Mataram, Senin (22/9).

(Suara NTB/dys)

Tambah Wawasan

KB-TK Aletheia Kunjungi Sejumlah KB-TK Mataram (Suara NTB) Dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan, siswa-siswi Kelompok Belajar (KB)-TK Aletheia mengunjungi sejumlah lokasi KB-TK yang tersebar di Kota Mataram.

Kunjungan bertujuan selain menambah wawasan dan pengetahuan juga untuk menjalin kerjasama dan komunikasi antara KB-TK. Kepada Suara NTB, Kepala KB-TK Aletheia Helta Magreta Kalalo mengaku program kunjungan siswa-siswi KB-TK Aletheia merupakan salah satu program unggulan KB-TK Aletheia yang digelar setiap tahun. Kunjungan dilakukan

kelas harus mengetahui secara pasti kehadiran maupun kepulangan siswanya. Artinya, jangan sampai sekolah lepas tangan. “Guru juga harus tahu, kapan siswa datang dan pulang,” pintanya.

Selain itu, Mohan juga langsung memerintahkan kepada Satpol PP Kota Mataram melakukan penertiban di tempat-tempat hiburan, baik itu playstation dan biliar yang disinyalir sebagai tempat bersembunyi siswa yang membo-

agar wawasan dan pengetahuan seluruh siswa dapat terus bertambah setiap saat.

Dikatakan Helta bahwa kunjungan minggu ini ditujukan ke tempat yang berbeda.

Untuk TK A, kunjungan difokuskan ke TK Antonius yang terletak di Ampenan. sementara TK B berkunjung ke TK Pembina Mataram.

“Kunjungan ini juga kita hajatkan agar setiap anak tahu kalau sekolah itu tidak hanya terdapat di Aletheia tapi juga ada di luar. Mereka di sekolah kunjungan melakukan banyak hal. Mereka juga dapat bersosialisasi dengan anak-anak dari sekolah lain

dan juga berbagi hadiah,” terangnya, Senin (22/9).

Selain KB-TK, kelompok Play Grup (PG) Aletheia juga melakukan kunjungan ke salah satu penjahit. Tujuan kunjungan ke penjahit agar setiap anak dapat mengetahui seluk-beluk proses pembuatan baju sebelum akhirnya mereka gunakan.

“Jadi kunjungan yang kita lakukan sesuai dengan tema masing-masing. Kalau kunjungannya ke sekolah temanya Aku Sekolah. Tapi kalau kunjungannya ke penjahit, temanya itu pakaian. Mereka dapat ilmu di saat kunjungan.

Ini merupakan program rutin tiap tahun,” terangnya. (dys)

MERAIH predikat sebagai duta bahasa memiliki arti tersendiri bagi Muhammad Rifqi Hidayat. Pasalnya, predikat sebagai Duta Bahasa Provinsi NTB tahun 2012 diraih dengan penuh perjuangan.

Berbagai persyaratan dan kriteria dipenuhi oleh Riki panggilan akrabnya mulai dari menyiapkan makalah tentang bahasa dan yang pasti lulus mengikuti Uji Kemampuan Berbahasa Indonesia (UKBI) yang baik dan benar.

Kepada Suara NTB, beberapa waktu lalu, mahasiswa yang saat ini tercatat sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas (Suara NTB/ist) Ekonomi Unram ini Muhammad Rifqi Hidayat mengaku sangat bangga dengan prestasinya saat itu.

Menurut Riki yang juga sering jadi model klip lagu-lagu Sasak ini, usahanya saat mengikuti seleksi duta bahasa tingkat provinsi tahun 2012 lalu terbilang cukup berat. Selain saingannya banyak juga karena proses penilaiannya juga ketat. Alhasil, ikhtiarnya saat itu terbayarkan dengan terpilih menjadi duta bahasa Provinsi NTB tahun 2012.

Diakuinya, dirinya pernah mengikuti pemilihan duta bahasa tingkat nasional tahun 2012 lalu. Tapi nasib baik belum membawanya beruntung. “Tidak apa-apa yang penting kan pengalaman mengikuti saat itu,” terang pria kelahiran Mataram 29 April 1991 silam ini. (dys)

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 4

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456

Kerjasama PNPM MP dan PNPM GSC BPM PD Sumbawa dengan Harian Suara NTB

TNP2K Pusat Cari Formulasi Program Pemberdayaan di Sumbawa Sumbawa Besar (Suara NTB) Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Pusat dari berbagai kementerian telah turun ke sejumlah lokasi di Sumbawa. Untuk mencari formulasi program pemberdayaan mengantisipasi UU Desa.

Sebab ketika dana desa sudah dicairkan mulai 2015, maka program PNPM akan berakhir.

Di sela-sela kunjungannya belum lama ini, Aunur Rofiq dari Pokja Kebijakan TNP2K Set Wapres menyatakan, UU Desa memberikan kesempatan kepada desa untuk mempunyai kemampuan mengelola desanya dengan bantuan keuangan dari APBN. Namun demikian untuk kepentingan nasional tetap akan ada program yang masuk ke desa. Salah satunya pembangunan kawasan pede-

saan yang ditentukan masyarakat sendiri melalui pemerintah daerah.

Dalam hal ini, pihaknya bersama tim telah mengunjungi perusahaan rakyat produksi garam di kecamatan Utan sejalan dengan program pusat yang membantu masyarakat untuk mencetak lahan garam. Agar ada peningkatan produktivitas dan penyerapan tenaga kerja. Kemudian berkunjung pula ke pulau Bungin, juga kaitan dengan program nasional memperbaiki pemukiman yang ada di wilayah tersebut. “Mungkin dengan cara pemberdayaan masyarakat yang dikelola pusat, ada perencanaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif,” terang Rofiq.

Namun dengan dana desa nantinya diharapkan bisa mengelola sendiri. Dengan pola dan formulasi seperti apa model pemberdayaannya inilah yang sedang coba dirumuskan. Kemudian apakah

perlu pendampingan, terutama dalam membentuk kelembagaan. Sambil melihat aturannya seperti apa, upaya kemandirian desa tetap bisa dicapai.

Lalu bagaimana nasib program PNPM setelah masuknya dana desa dari APBN per April 2015? Menurut Rofiq, kemungkinan secara otomatis akan berhenti, sebab kita tidak diperbolehkan mencampuri urusan desa. Didalam UU Desa disebutkan, urusan lokal dan urusan asal usul dari desa, diserahkan kepada desa. Kalaupun dibantu pusat dari segi dana, maka harus masuk ke APBDes. Dalam hal ini, mesti disadari pula, tidak semua desa mempunyai kemampuan untuk langsung mengelola keuangannya. Kemudian ada juga urusan yang desa sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk mengorganisasikannya secara teknis.

“Misalnya, kalau ada air bersih, namun sumber airnya di

desa lain. Itu kan perlu perencanan teknis yang agak rumit.

Desa kemungkinan tidak punya, makanya bantuan teknis itu sendiri dari pemerintah di atasnya. Pusat harus siap juga, kalau ada pemintaan dari bawah seperti itu,” ujarnya.

Menurut Rofiq, dalam TNP2K ini dari berbagai Kementerian seperti Kemendagri, Kementerian PU, Kementerian Pertanian, DKP dan lainnya dalam upaya mengantisipasi pelaksanaan UU Desa dimaksud. Dalam hal ini, pihaknya baru saja menyelesaikan Permendagri mengenai pengelolaan dana desa terkait perencanaan, melalui APBDes. Kemudian ada Rencana Kerja Tahunan. Selanjutnya dalam pelaksanaan program dicari formula yang tepat karena dikhawatirkan akan disamakan dengan dinas, yang mesti melalui tender dalam pengadaan barang. Kalau harus melalui tender seperti SKPD, maka program di desa, banyak yang

tidak bisa berjalan. Sebab mempersiapkan tender bukan perkara gampang. Makanya kini, pihaknya sedang menyusun konsep agar dana desa bisa dikelola seperti PNPM. “Seperti PNPM, kalau menawarkan sesuatu lihat di tiga toko, mana yang paling murah itu yang dibeli. Jadi, tidak perlu memasukkan penawaran seperti tender. Dana desa turun sekitar bulan April, Agustus dan Oktober. “Nah kita khawatir yang Oktober, orang desa pada bulan-bulan itu kan bercocok tanam, jadi tidak ada kesempatan untuk menyelesaikan programnya. Kita ingin PNPM bisa diluncurkan sampai tahun depan. Itu revisi yang kita inginkan,” tandasnya.

Mulai tahun depan, tak ada lagi istilah BLM dalam program PNPM, karena tak lagi memiliki dasar hukum. Namun diharapkan pendampingan tetap berjalan. Ada celah program pusat masih bisa masuk pada program seperti

Lima Desa Lokasi BSPS di Sumbawa Terus Berjalan Sumbawa Besar (Suara NTB) Sampai saat ini, bantuan perumahan swadaya dari Kemenpera RI tahun 2014 baru sudah terlaksana di empat desa/kelurahan. Segera menyusul desa Marente kecamatan Alas yang kini masih dalam tahap pembuatan buku rekening oleh BRI Pusat.

Sebagaimana disampaikan Kabid Sumber Daya dan TTG Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM PD) Sumbawa, Ni Wayan Rusmawaty M.Si, Senin (22/9), empat desa yang (Suara NTB/arn) sudah berjalan yakni, KeluraWayan Rusmawaty han Samapuin dan Kelurahan Pekat kecamatan Sumbawa serta desa Luar dan desa Kalimango Alas. “Kelurahan Samapuin dan desa Luar sudah rampung tahap pertama dan tahap kedua dalam proses pengerjaan.

Sedangkan Kelurahan Pekat dan Kalimango baru proses pencairan tahap kedua, karena SK menyusul terbit,” terangnya.

Bahkan di Kalimango dan Kelurahan Pekat ada beberapa Kelompok Penerima Bantuan (KPB) yang belum mencairkan tahap pertama. Yang disebabkan adanya perubahan harga barang di took, sebagai salah satu kendala. Secara umum, juga ada kendala dari beberapa MBR yang tidak bisa mencairkan karena yang bersangkutan menjadi TKW ke luar negeri.

Bahkan dari hasil pengecekan ditemukan pula ada beberapa MBR yang memiliki dua rumah. Sementara waktu didata oleh program mereka mengaku memiliki satu rumah. Kendala lain, adanya kenaikan harga barang di toko, seperti semen dan seng (material non lokal). “Adanya kenaikan harga mempengaruhi volume yang menjadi berkurang,” ujarnya.

Perkiraan total yang mendapatkan BSPS pada tahun ini sebanyak 866 rumah. Termasuk Marente yang masih dalam penyusunan buku rekening oleh BRI. Meski demikian, pihaknya dari BPM PD sudah memfasilitasi masyarakat bersama TPM untuk melakukan penyusunan rencana pembelian bahan bangunan oleh MBR di Marente. Untuk mempercepat proses pencairan, ketika rekening sudah terbit, dapat langsung melakukan pencairan di kantor BRI terdekat. (arn/*)

Tuntut Normalisasi Laut

Mahasiswa Tanam Pohon di Tengah Jalan Kota Bima (Suara NTB) Penimbunan kawasan pesisir teluk Bima tepatnya Kelurahan Dara, Kecamatan Rasa NaE Barat, Kota Bima, masih menjadi perhatian sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Kota Bima (Himkobi). Mereka menuntut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menormalisasi kembali pesisir yang ditimbun tersebut.

Aksi mahasiswa ini dilakukan dengan menanam pohon pisang di tengah jalan perempatan Jalan Gajah Mada Kelurahan Sarae, Kecamatan Rasa NaE Barat, Kota Bima, Senin (22/9) sekitar pukul 10.00 Wita. Selain menanam pohon pisang, para pendemo ini pun memblokade jalan dengan menggunakan batang kayu dan meja milik para pedagang. Akibatnya, arus lalu lintas sempat terganggu. Tak jarang, pengendara roda dua dan roda empat juga dipaksa untuk berbalik arah. Hanya saja, aksi ini pun diprotes oleh warga lain yang merasa terganggu. Warga tidak melarang aksi dilakukan, namun menolak aksi blokade. Alhasil, batang kayu maupun meja yang digunakan untuk memblokade kembali dibuka. Namun mahasiswa terus melanjutkan aksinya.

Koordinator aksi, Mulyadin, dalam orasinya menyebutkan aksi ini dilakukan melihat ketidakberpihakan Walikota Bima terhadap rakyat kecil. Salah satunya dengan membiarkan pesisir pantai Ahamami ditimbun oleh oknum pengusaha atas nama pribadi. Pemkot Bima dalam hal ini Walikota Bima pun dinilai telah melakukan aksi kejahatan lingkungan dengan pemberikan berusaha bagi pengusaha tersebut. “Kebijakan ini jelas-jelas merugikan aset daerah,” ujarnya.

Disamping itu, reklamasi yang dilakukan tentu akan menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang sangat besar.

Di mana, dengan penimbunan pantai akan mengganggu keseimbangan alamiah dinamis seperti kerusakan biota laut. Bahkan bisa berpotensi mengakibatkan banjir yang besar. Apalagi, lahan yang ditimbun tersebut merupakan hutan mangrove yang jelas-jelas dilindungi oleh negara. (use)

(Suara NTB/arn)

Aunur Rofiq bersama Crish dari TNP2K Pusat MP3KI kaitan dengan pengembangan kawasan pedesaan seperti yang kini tengah dilaksanakan di kecamatan Utan Sumbawa. Belanja dari Kementerian diberikan ke Dinas, Dinas diteruskan ke masyarakat dalam bentuk swakelola. “ Tetapi bukan berupa uang

cash, tetapi barang yang diinginkan masyarakat. Persis kayak PNPM itu,” urainya, seraya mengakui desa kebanyakan masih bimbang terhadap pengelolaan dana desa, karena belum tahu ketentuannya. (arn/*)

Dimakamkan Hari Ini

Keluarga Bantah Ndn Bawa Bom

(Suara NTB/ist)

PENGOLAHAN KONSENTRAT - Fasilitas pengolahan batuan menjadi konsentrat milik PT NNT di proyek Batu Hijau kecamatan Sekongkang, yang selama ini sepi, kini segera akan sibuk dengan aktivitas karyawan yang akan dipanggil pasca pemberian izin ekspor oleh pemerintah.

Newmont Terima Izin Ekspor dari Pemerintah Taliwang (Suara NTB) Langkah maju diperoleh PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dari proses negosiasi panjangnya dengan pemerintah pusat. Hari ini perusahaan tambang asal Amerika itu mengumumkan telah menerima izin ekspor konsentrat dari pemerintah yang selama ini menjadi penyebab terhentinya kegiatan di proyek Batu Hijau.

“Bagi lebih dari 8.000 karyawan dan kontraktor di Batu Hijau dan para anggota keluarganya, dimulainya kembali kegiatan operasi tambang Batu Hijau ini merupakan titik tonggak penting dalam memulihkan kembali mata pencahariannya dan mendukung roda ekonomi Kabupaten Sumbawa Barat,” ujar Martiono Hadianto, Presiden Direktur PT NNT melalui rilisnya yang diterima media ini, Senin (22/9).

Pencapaian tersebut kata Martiono tidak lepas dari peran seluruh pihak. Karenanya ia menyampaikan terima kasih terutama kepada para karya-

wan, pemerintah dan berbagai pihak terkait yang turut memperlancar proses negosiasi selama ini. “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan atas dukungan dan kesabaran yang telah diberikan selama masa sulit ini. Kami juga sangat menghargai Pemerintah yang senantiasa bekerja sama dengan PT NNT dalam menyelesaikan Nota Kesepahaman dan mengeluarkan izin ekspor itu,” sambungnya.

Dengan diperolehnya izin ekspor tersebut, PT NNT akan segera memulai proses pengapalan konsentrat. Bahkan rencananya jadwal pengapalan tersebut diperkirakan akan dimulai pada pekan ini juga.

Sebenarnya operasi kembali (ramp-up) di proyek Batu Hijau pasca pemberlakuan status force majeure (kahar) tiga bulan lalu, sudah dimulai PT NNT sejak awal September lalu. Hal itu ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara PT NNT dan pemerintah yang selanjutnya oleh perusa-

haan melakukan pemanggilan seluruh karyawan dan kontraktor yang diperlukan untuk menjalankan dan memelihara kegiatan operasi secara normal.

“Mereka (pekerja, red) diharuskan mengikuti kembali pelatihan penyegaran keselamatan kerja. Proses penempatan kembali sesuai peran dan tanggung jawab pekerjaan akan berlangsung selama enam sampai delapan delapan pekan ke depan,” urai Martiono.

Dengan telah ditandatanganinya Nota Kesepahaman dan diterimanya izin ekspor, PT NNT bersedia untuk membayar bea keluar dengan ketentuan tarif yang telah ditetapkan dalam peraturan baru yang dikeluarkan pada Juli 2014, menyediakan jaminan keseriusan sebesar $25 juta sebagai bentuk kesungguhan dalam mendukung pembangunan smelter, membayar royalti sebesar 4 persen untuk tembaga, 3,75 persen untuk emas, dan 3,25 persen untuk perak, serta membayar iuran tetap per hektar. (bug)

Fenomena Gadai SK

Anggota Dewan Dikritisi

Taliwang (Suara NTB) Cara praktis mendapatkan dana tunai ala anggota DPRD dengan ‘’menggadaikan’’ SK peresmian keanggotaannya menuai berbagai tanggapan di masyarakat. Aksi yang juga dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) itu oleh warga setempat pun tak pelak dikritisi.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bina Madani, Karyadi mengatakan, pada dasarnya keputusan para anggota DPRD memanfaatkan SK pengangkatannya untuk mendapatkan dana tunai cepat melalui lembaga perbankan sah-sah saja.

“Itu SK mereka dan ada ruang (untuk meminjam), maka tentu tak jadi masalah kalau ada

Karyadi

(Suara NTB/bug)

anggota yang mau memanfaatkannya,” jelasnya kepada wartawan, Senin (22/9).

Hanya saja kata dia, yang perlu menjadi perhatian dari para anggota Dewan pasca mendapatkan pinjaman tersebut jangan sampai mengganggu kinerja individu para anggota. Menurut Karyadi, umumnya jika seseorang tidak lagi mendapatkan sesuatu dari kegiatannya maka yang bersangkutan tidak akan bekerja secara sungguh-sungguh.

“Nah yang kita khawatirkan, karena mereka (anggota) merasa gajinya sudah habis untuk menutup kredit pinjaman di bank, maka mereka pun tidak bergairah dalam bekerja,” timpalnya.

Jika hal itu terjadi, Karyadi khawatir kinerja lembaga pun akan melemah. Sebab

kekuatan sebuah organisasi dapat dilihat dari kemampuan kinerja para personel di dalamnya. “Kalau kinerja anggotanya lemah, maka secara kelembagaan pun akan lemah pula. Sudah seperti itu cara kerjanya,” tandasnya.

Tak hanya soal kinerja, Karyadi pun mengungkapkan bagaimana kondisi tersebut memungkinkan adanya oknum Dewan yang mencari dana untuk kepentingan pribadinya melalui jalur lain yang secara aturan tidak sah.

Ia mencontohkan, dalam lima tahun terakhir muncul istilah dana aspirasi anggota DPRD. Dana tersebut bersumber dari APBD yang tujuannya untuk membiayai program aspirasi seorang anggota Dewan yang diperuntukkan bagi konstituennya.

Namun ungkap Karyadi, fakta di lapangan kerap para anggota DPRD turut bermain untuk mendapatkan keuntungan dari program aspirasinya tersebut. “Modusnya ada banyak. Mulai dari meminta fee dari kontraktor pelaksana program dana aspirasinya tersebut atau turut sebagai penerima program itu. Nah apa sebab oknum anggota DPRD seperti itu? Tentu salah satu alasannya karena mereka mencari dana untuk membiayai kegiatannya, sementara gaji mereka sudah tidak ada lagi karena untuk menutupi kredit bank mereka,” ujarnya. (bug)

Dompu (Suara NTB) Jasad Ndn, terduga teroris yang ditembak mati tim Densus 88 di kediaman orang tuanya di Dusun Kala Timur, Desa O’o dikembalikan ke keluarganya dan akan dimakamkan pada Selasa (23/9) hari ini.

Penembakan Ndn juga dikecam keluarga dan akan menempuh upaya hukum setelah pemakaman dilakukan. Pihak keluarga juga menuding ada rekayasa soal bom pada Ndn, karena rentan waktu antara penembakan dan ledakan yang diduga bom sekitar dua jam.

Ustaz Jalil, keluarga Ndn kepada Suara NTB, Senin (22/ 9) mengatakan, jasad Ndn yang ditembak mati oleh tim Densus 88 antiteror Mabes Polri telah diserahkan kepada keluarga dari RS Bhayangkara Polda NTB. Jasad langsung dibawa ke rumah orang tuanya di Dusun Kala Timur, Desa O’o, kabupaten Dompu untuk dimakamkan. “Jasad sampai pada Senin sore atau malam, kita tetap akan makamkan besok pagi,” kata Jalil.

Ia juga menambahkan, pihaknya akan fokus dulu pada pemakaman jasad Ndn. Setelah itu baru akan mengambil langkah hukum terkait aksi penembakan. Penembakan yang dilakukan oleh tim Densus 88, diduga saat Ndn menjalankan ibadah. “Kami mengecam aksi penembakan oleh Densus, terlepas apa kesalahan yang dilakukannya (Ndn).

Penembakan itu terjadi saat Ndn sujud shalat Ashar,” jelas Jalil yang dihubungi melalui telepon selulernya saat mengantar pulang jasad Ndn dari RS Bhayangkara Polda NTB. Tudingan Ndn membawa bom dan berusaha melawan petugas saat penggerebekan,

juga dibantah Jalil. Dikatakannya, tiga kali suara tembakan terjadi sekitar pukul 15.30 wita (waktu shalat Ashar). Sementara suara ledakan yang diduga bom terjadi sekitar pukul 17.45 wita. “Bagaimana bisa disebut ada perlawanan, suara tembakan terjadi sekitar pukul 15.00 wita dan suara yang diduga ledakan bom sekitar pukul 18.00 wita. Ledakan yang diduga bom itu terjadi saat korban sudah dievakuasi,” ceritanya.

Kepala Desa O’o, Mustamin yang dihubungi terpisah, mengatakan, kondisi keamanan di Desa O’o pasca penggerebekan terduga teroris oleh tim Densus 88 relatif aman. Pihak keluarga tengah mempersiapkan untuk pemakaman jasad Ndn. Polres Dompu juga telah mengembalikan uang tunai Rp 2,16 juta dan tiga buah buku mata pelajaran SD yang sempat diamankan dari kediaman Abdullah Seno.

“Yang belum ditemukan tas dan Hp,” kata Mustamin.

Ndn diketahui sudah lama tidak terlihat di desanya, namun ia kembali ke kediaman orang tuanya untuk menjenguk istrinya yang sedang hamil muda. Ia juga telah memiliki seorang putra. (ula)

Parsan Bantah Hamili Anak di Bawah Umur Mataram (Suara NTB) Muhammad Parsan, SH membantah telah menghamili anak di bawah umur seperti yang dilaporkan ke Polres Dompu. Ia justru menduga, kasus dugaan penghamilan anak tersebut syarat nuansa politik.

Sehingga ia bersama tim kuasa hukumnya berencana akan melaporkan balik pelapor dan media yang menyeret Partai Gerindra dalam kasus ini.

Hal itu ditegaskan Muhammad Parsan, SH kepada wartawan di Mataram, Senin (22/ 9). “Itu tidak benar. Kapan saya menghamili dan di mana? Siapa yang melihat?,” bantahnya.

Parsan justru merasa difitnah untuk kepentingan politik terkait kasus dugaan menghamili anak di bawah umur yang dilaporkan ke Polres Dompu.

Makanya, ia berencana akan menuntut balik pelapor dalam kasus pencemaran nama baik dan mempolisikan media yang merilis berita tersebut. “Saya sudah tunjuk tim kuasa hukum untuk mempolisikan mereka, termasuk media yang merilis masalah ini. Karena nama Partai Gerindra dikait-kaitkan dalam kasus ini, itu yang tidak bisa saya terima,” terangnya.

Menurut Parsan, ada oknum politisi yang ingin menggunakan kasus laporan Polisi ini untuk menjatuhkan dirinya dan dilengserkan dari jabatan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Dompu. Karenanya, ia menegaskan, dia tidak akan bergeming. Apalagi kasus ini merupakan fitnah baginya.

“Mau usia 1 tahun atau 11 tahun, itu bukan urusan saya, karena saya tidak tahu soal itu.

Tapi saya tegaskan, kalau sudah dapat bukti keterlibatan dia (oknum politisi Partai Gerindra Dompu), saya akan singkirkan dia,” tegas Parsan.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Ps, oknum Ketua umum partai di Dompu dilaporkan ke Polres Dompu dalam kasus menyetubuhi anak di bawah umur. Bahkan anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA ini mengandung hingga empat bulan. Kejadian ini baru diketahui setelah korban pingsan di sekolahnya dan hasil pemeriksaan dokter Puskesmas menyatakan ia hamil empat bulan.

Namun kasus ini masih dalam tahap penyelidikan di Polres Dompu dan memeriksa sejumlah pihak yang diduga mengetahui kejadiannya. (ula)

RAGAM

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Jangan Menebar Teror Dari Hal. 1 “Saya mengajak sekali lagi dan seterusnya kepada masyarakat NTB untuk mari kita jaga daerah kita.

Dengan cara apa? Dengan cara menumbuhkan semangat membangun. Kalau mau berjihad, jihad kita itu membangun daerah. Melawan kemiskinan dan kebodohan, bukan menyebar teror, kekerasan,” tegas gubernur ketika diminta tanggapannya di Mataram, Minggu (21/9) malam.

Gubernur mengajak kepada semua masyarakat NTB untuk mengingat bahwa semangat Islam yang datang ke NTB adalah Islam yang rahmatan lil alamin. Untuk itu, tak seorangpun boleh melakukan aksi teror dan pelaku ter-

or tak boleh hidup subur di tengah-tengah masyarakat di daerah ini.

Terkait dengan tindakan kepada para terduga teroris itu, Zainul Majdi mengatakan tentunya penegak hukum yakni aparat kepolisian akan melakukan tindakan yang diperukan secara terukur dan profesional. Ia mengharapkan, dengan ditangkapnya enma orang terduga teroris di Bima dan Dompu itu tak ada lagi warga NTB yang ikut-ikutan paham radikal yang kemudian terkena penindakan oleh aparat kepolisian. ‘’Itu sangat disayangkan.

Jadi mudah-mudahan kita harapkan ini terakhir dan mari kita berjihad membangun NTB,’’ ajaknya. (nas)

Menjadikan Pelancong sebagai ”Raja” Dari Hal. 1 “Pembenahan destinasi ini kita lakukan untuk percepatan mewujudkan destinasi yang unggul dan berdayasaing. Kita ingin destinasi kita meninggalkan kesan yang baik di mata pelancong. Mereka akan menjadi corong terdepan mempromosikan destinasi kita yang mengesankan mereka tadi,” terang Muhammad Nasir, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB. Publik memberikan apresiasi yang cukup positif atas terobosan pemerintah provinsi ikut serta menata sejumlah destinasi wisata. Sekalipun secara aturan mainnya, semestinya penataan destinasi lebih banyak menjadi tanggung jawab kabupaten dan kota. Umar, salah seorang kusir Cidomo di Gili Trawangan merasa senang mengetahui jalan lingkar di gili itu akan di tata. Baginya penataan tersebut akan membuka peluang meningkatnya pendapatan hariannya. Pelancong akan semakin berminat menaiki cidomo karena jalan lingkar yang kian tertata.

Pembenahan destina memang sebuah keniscayaan.

Pembenahan destinasi juga penting ketika titik fokus pengembangan pariwisata NTB adalah membidik segmen pasar wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), maka destinasi penunjang harus benar-benar memenuhi kriteria aman, nyaman dan berkelas. Para wisatawan jelas akan menolak destinasi yang jorok, rawan kejahatan dan sulit untuk dijangkau.

Kucuran dana 11 miliar pada tahun ini untuk pembenahan destina, dipastikan

bukan yang pertama dan terakhir. Tahun depan masih direncanakan dana bagi pembenahan destinasi lanjutan. Rupanya disadari betul soal pembenahan destinasi ini vital. Menjadi satu pilar penting dari tumbuh dan berkembangnya dunia pariwisata di suatu daerah. Muhammad Nasir sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB mengatakan, kebijakan percepatan pembenahan destinasi diambil setelah Gubernur NTB melihat fakta bahwa kabupaten dan kota ternyata memiliki keterbatasan dalam hal ini. Sehingga menjadi kewajiban bagi provinsi untuk memberikan dukungan.

Tentu saja pemerintah kabupaten dan kota menyambut dengan tangan terbuka. Termasuk para pelaku wisata di sana. Pembenahan destinasi akan memberi dampak dan efek ekonomi yang tidak sedikit.

Bagi destinasi yang selama ini masih sangat tertinggal sarana dan prasarananya, mendapatkan kucuran dana hingga ratusan bahkan miliaran jumlahnya akan memberi wajah berbeda pada tampilan mereka. Tinggal bagaimana kemudian pemerintah kabupaten dan kota bisa melanjutkan pembenahan destinasi yang ada secara bertahap, berkelanjutan dan terukur. Semuanya dengan satu tujuan besar: Memastikan pelancong menjadi “raja”. Dengan cara itulah kita bisa berharap dan yakin dunia pariwisata Lombok dan Sumbawa akan makin berjaya. (*)

Halaman 5

Tingkatkan Kualitas Lulusan

STAHN Gde Pudja Mataram Evaluasi Kurikulum S2 Mataram (Suara NTB) Upaya meningkatkan kualitas lulusan pada Program Pascasarjana (S2) Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram, pihak penyelenggara lembaga pendidikan menggelar analisis untuk mengevaluasi kurikulum yang ada. Direktur Program Pascasarjana Dr. I Wayan Ardhi Wirawan menggelar lokakarya dalam rangka penyempurnaan kurikulum yang ada, Senin (22/9).

Ketua STAHN Gde Pudja Mataram, Dr. Ni Putu Listiawati, SE. Ak. MM dalam sambutannya menyatakan bahwa kurikulum sangat berkaitan erat dengan hasil dari proses belajar mengajar. Untuk itu, dalam menjaga kualitas dan mutu pendidikan, khususnya di STAHN Gde Pudja Mataram sendiri harus melakukan upaya – upaya pembenahan serta relevansi terhadap

kondisi zaman yang ada.

Menurutnya, kurikulum di lembaga pendidikan tinggi juga harus mengacu kepada standar nasional penyelenggaraan pendidikan tinggi. Selain itu, langkah rekonstruksi kurikulum serta penyesuaian dengan keadaan harus dilakukan guna menciptakan rancangan kurikulum yang relevan.

“Kurikulum yang ada pada lembaga pendidikan tinggi itu tidak sama dengan kurikulum yang ada di pendidikan dasar atau menengah. Kurikulum di perguruan tinggi itu bersifat otonon dan dapat direvitalisasi kapan saja sesuai dengan tuntutan relevansi zaman,” jelasnya.

Adapun Standar Pendidikan Tinggi yang disampaikan oleh Dr. Nyoman Dantes saat menjadi pembicara dalam lokakarya tersebut yakni mencakup 10 aspek penilaian.

Salah satunya yakni, standar ii kurikulum. Standar ini men-

cakup kriteria minimal bahan kajian sesuai capaian pembelajaran.

Sementara itu, kurikulum setiap program studi pada suatu lembaga pendidikan dikembangkan oleh setiap lembaga pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dengan demikian, kurikulum di setiap perguruan tinggi sangat bervariasi.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Program Pascasarjana di Perguruan Tinggi itu mengungkapkan bahwa kegiatan yang diselenggarakannya sejak Senin 22 hinggi 24 September mendatang itu merupakan salah satu bentuk pengembangan program yang ada. Disamping pihaknya terus mengupayakan akredisati pengelolaan program tersebut segera dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). (met/*)

Pers Profesional Menghasilkan Masyarakat yang Profesional Mataram (Suara NTB) Sekjen PWI Pusat, Hendry CH Bangun menegaskan, bahwa pers atau pelaku jurnalistik yang profesional, akan melahirkan masyarakat yang profesional. Hal ini ditegaskan pada pembukaan kegiatan Safari Jurnalistrik 2014 PWI Pusat, sekaligus pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang dilaksanakan di aula RRI Mataram, Senin (22/9) kemarin.

Disponsori oleh Nestle, hadir pada Safari Juranalistik kemarin, Ketua PWI NTB, H. Sukisman, pimpinan media cetak, elektronik dan online seNTB, serta para wartawan perwakilan media masing-masing.

Pers yang baik akan menghasilkan masyarakat berperadaban yang baik dimaksudkan, bahwa wartawan dituntut untuk profesional. Karena dengan tulisan dan hasil liputannya, adalah bagian dari upaya membangun bangsa dan negara.

Wartawan atau awak media (jajaran redaksi) harus memiliki pengetahuan yang luas, jaringan informasi yang luas. Sehingga mampu menyajikan berita yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Profesionalisme wartawan, secara formal ditandai dengan sertifikasi dari Dewan Pers, yang dinyatakan lulus, setelah

(Suara NTB/bul)

NARA SUMBER- Para nara sumber yang menjadi pemateri dalam Safari Jurnalistik 2014, kemarin. mengikuti UKW kualifikasi Wartawan Muda dan Wartawan Madya.

Sebelumnya, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, Marah Sakti Siregar juga menegaskan, bahwa kegiatan UKW akan menghasilkan para pelaku jurnalistik yang profesional. Mengapa UKW menjadi agenda? Sebab, dengan legitimasi formal yang dikeluarkan oleh Dewan Pers setelah wartawan dinyatakan lulus UKW. Merupakan langkah untuk memerangi dan menekan keberadaan para wartawan yang disebutnya abal-abal, hanya memiliki media tanpa dilatarbelakangi profesionalisme dan menjalankan fungsi-fungsi pers dan kode etik jurnalistik.

“Jangan sampai ada wartawan amatir yang menjadi ‘’raja’’, ‘’melukai orang’’. Pers itu alat kontrol publik yang bermartabat, independen yang bekerja hanya menerima gaji.

Tetapi bekerjanya untuk kepentingan bangsa dan membangun Indonesia,” katanya.

Kegiatan kemarin, termasuk diskusi dan pemberian materi Sertifikasi Kompetensi Wartawan oleh Henry Ch. Bangun, Mengenali Jurnalisme Investigasi oleh Marah Sakti Siregar, Kode Etik Jurnalistik oleh Widodo Asmowiyoto (Anggota Komisi Pendidikan PWI Pusat), serta materi Teknik Penulisan “Feature” oleh Encub Subekti(Anggota Komisi Pendidikan PWI Pusat).(bul)

Rekanan Pengadaan Bahan Bakar Omprongan Didenda Mataram (Suara NTB) Rekanan pengadaan bahan bakar alternatif (BBA) untuk omprongan tembakau virginia Lombok senilai Rp 12 miliar tahun 2014 kena denda. Pasalnya, sampai dengan batas kontrak pengadaan pada 19 September lalu, realisasi pengadaan BBA baru mencapai 81 persen lebih. Artinya, masih tersisa kekurangan pengadaan sebesar 19 persen.

“Realisasi BBA kita itu sudah 81 persen lebih, masih tersisa sekitar 19 persen dan itu kita kenakan denda kepada rekanan. Itu terpaksa kena denda dalam beberapa waktu ke depan,” kata Kepala Disbun NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si ketika dikonfirmasi di Mataram, kemarin.

Pengenaan denda keterlambatan itu sesuai dengan Pasal 120 Perpres 70 tahun 2012, tentang sanksi keterlambatan.

Dimana disebutkan, penyedia barang/jasa atau rekanan yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa,

dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak atau nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.

Husnul mengatakan, denda itu akan terus berlaku sejak batas waktu kontrak selesai dan sampai sisa pengadaan mencapai 100 persen. Ditargetkan, penyelesaian sisa pengadaan bahan bakar omprongan itu bisa mencapai 100 persen dalam satu minggu ke depan.

Pemprov melalui Dinas Perkebunan NTB mengalokasikan anggaran sekitar Rp 12 miliar untuk pengadaan bahan bakar omprongan tembakau Virginia Lombok musim tanam tahun 2014. Dana yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-GHT) tersebut akan dipergunakan untuk membeli bahan bakar alternatif (BBA) untuk omprongan tembakau seperti cangkang sawit, cangkang kemiri dan kayu turi yang diperuntukkan bagi 8.775 orang petani.

Ia menjelaskan, rekanan itu kena denda karena pengadaan bahan bakar batu bara yang terlambat. Keterlambatan itu dis-

ebabkan karena izin bongkar muat kapal pengangkut batu bara yang terlambat. Keterlambatan itu tak bisa diadensum karena tidak masuk dalam kategori force major.

“Kalau keterlambatan bongkar, keterlambatan ini kan bukan force major. Sehingga kita tidak bisa menerapkan sistem adendum, kita harus menggunakan denda. Mereka konsekuensinya denda kalau sampai sekian hari sampai itu mencapai 100 persen realisasinya,”terangnya.

Diharapkan, sisa pengadaan sebesar 19 persen itu bisa dituntaskan oleh rekanan dalam seminggu ke depan. Saat ini, lanjut Husnul, pembelian tembakau virginia di lapangan sudah mencapai 30 persen. Keterlambatan pendistribusian bahan bakar omprongan sebesar 19 persen ini dinilai tak berpengaruh terhadap omporngan tembakau. Pasalnya, masih 70 persen dalam proses pengovenan dan banyak juga tembakau yang masih dipetik untuk dioven.”Artinya masih tiga sampai empat kali oven lagi,”pungkasnya. (nas)

Gubernur NTB Jadi Pembicara ’’IGIF’’ di Korsel Dari Hal. 1 Hal ini sejalan dengan konsep Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dimana NTB sebagai salah satu daerah penyokong pangan dan pariwisata Indonesia.

“Dalam upaya mendukung program MP3EI, NTB melalui kerja sama dengan pihak swasta telah mengimplementasikan konsep itu dalam setiap pembangunan, seperti kawasan Teluk Mekaki, Lombok Barat, Mandalika Resort Lombok Tengah, Tanjung Ringgit, Lombok Timur, dan Pulau Moyo, Sumbawa,” ujarnya.

Termasuk, kata dia, pembangunan sumber energi yang mengedepankan pada aspek lingkungan, di antaranya pemanfaatan energi tenaga surya, pembangkit listrik ten-

aga mikro hidro dan energi terbarukan lainnya baik di darat maupun laut.

“Jadi, NTB membangun konsep itu, baik di pesisir, pulau, hutan, darat maupun di dalam laut dengan tetap memperhatikan kehidupan di alam tersebut. Harapannya, wisata bahari daerah ini dapat memberikan dukungan dan andil dalam pelestarian lingkungan hidup,” jelasnya.

Oleh karena itu, diharapkan dengan kehadiran gubernur di Korea Selatan, negara di dunia bisa memberikan dukungan terhadap NTB, sebab dalam kegiatan itu hadir sejumlah utusan sejumlah negara lain. Bahkan, selain menjadi pembicara yang akan dihadiri 15 negara itu, gubernur akan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan Gubernur Provinsi Jeju dalam pemban-

gunan berbasis lingkungan.

“Ini akan memberikan pengaruh yang baik bagi NTB, terutama dalam menghindari dampak industrialisasi, illegal fishing, illegal mining, dan illegal logging, termasuk terhadap angka kemiskinan yang dapat berpotensi destruktif terhadap alam,” ujarnya.

Untuk itu, Gita Aryadi berharap pemberdayaan masyarakat di lingkar tambang, hutan, maupun pesisir harus menjadi prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah. ‘’Perbaikan ini dilakukan agar NTB dapat berkontribusi terhadap perbaikan ‘’paru-paru’’ dunia.

Untuk itu, konsep pembangunan yang ramah lingkungan bisa dimulai dari sekarang,” kata Gita Aryadi. (ant/Bali Post)

(Suara NTB/met)

LOKAKARYA - Ketua STAH Negeri Gde Pudja Mataram, Dr. Ni Putu Listiawati, SE. Ak. MM saat menjadi Narasumber dalam Lokakarya evaluasi dan pengembangan kurikulum program magister pascasarjana (S2), senin (22/9).

Mekanisme Pilkada Pengaruhi Minat Calon Mataram (Suara NTB) Aktor politik yang dianggap paling terimbas dengan perubahan mekanisme Pilkada bukanlah parpol, melainkan para kandidat yang ingin tampil di pentas Pilkada tersebut.

Demikian halnya dengan PAN yang menganggap bahwa perubahan mekanisme Pilkada tidak akan berpengaruh banyak terhadap peruntungan mereka di Pilkada. “Bagi PAN, tidak berpengaruh, baik Pilkada langsung maupun oleh DPRD. Secara umum tidak berpengaruh karena itu hanya sebuah proses,” ujar Ketua DPD PAN Kabupaten Sumbawa, Burhanuddin J. Salam, kepada wartawan di DPRD NTB, Senin kemarin.

Menurutnya, salah satu aspek terpenting yang harus dikedepankan saat ini adalah bagaimana memajukan figur berupa orang-orang berintegritas, memiliki kemampuan dan kemauan untuk membangun daerah. Pilkada, menurutnya adalah ajang mencari pemimpin dan parpol punya kewajiban menyaring para calon pemimpin tersebut.

Justru, menurut politisi yang akrab disapa BJS ini, yang bisa terpengaruh dengan perubahan mekanisme ini adalah para kandidat. Kandidat yang merasa kurang populer di masyarakat, namun memiliki koneksi yang cukup kuat diantara para politisi DPRD bisa saja muncul minatnya untuk tampil jika kepala daerah dipilih oleh anggota DPRD. Sebaliknya, mereka yang merasa punya elektabilitas lebih tinggi di mata masyarakat, bisa saja mengurungkan niatnya jika rakyat tidak lagi memilih

kepala daerahnya.

“Memang itu kondisional, tergantung psikologis dari calon gmasing-masing. Mungkin saja kalau dipilih dewan, akan ada yang mundur dan sebagainya,” ujarnya.

Soal Pilkada di Kabupaten Sumbawa, BJS menyebutkan saat ini pihaknya telah menginventarisir sejumlah nama.

Dari kalangan politisi, birokrat maupun profesional. Dari kalangan politisi, sejumlah nama yang mencuat antara lain, M. Jabir, SH dan ia sendiri serta Ketua Fraksi PAN DPRD Sumbawa, Ida Rahayu, S.AP yang merupakan kader PAN. “Itu masuk dalam bursa internal kader,” ujarnya.

Dari partai lain, ada H. M. Husni Djibril, H. Mustami Hamzah, Nurdin Ranggabarani, SH, MH, H. Ilham Mustami, Syamsul Fikri, S.Ag hingga Johan Rosihan, ST. Nama H. Rasyidi dan Ir. Syarifuddin serta Ir. Mokhlis mencuat dari kalangan birokrat. Sejumlah nama yang berlatar belakang profesional juga muncul, seperti Penanggung Jawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino dan Syafrudin Jarot yang merupakan Manajer Komrel PTNNT. “Nama-nama ini sudah tidak asing lagi. Tapi PAN memiliki tradisi untuk mendahulukan kadernya sendiri untuk berkompetisi,” ujarnya. Ia menambahkan, nama-nama tersebut akan dibawa dalam mekanisme Rapat Koordinasi di DPW PAN NTB. Pihaknya juga masih akan menunggu perkembangan menyangkut RUU Pilkada yang kemungkinan akan diketok oleh DPR RI pada 25 September 2014 mendatang. (aan)

Lima Terduga Teroris Diperiksa di Mako Brimob Dari Hal. 1 Kapolda NTB Brigjen Pol Srijono yang ditanya terkait proses pemeriksaan para terduga teroris, tidak menjawab pasti. Kapolda hanya memberi gambaran, rangkaian proses hukum akan diupayakan di NTB. ‘’Kalian

tidak perlu tahu, saya juga tidak ingin tahu dimana mereka,’’ ujar Kapolda.

Karena menurutnya semua proses pemeriksaan itu berlangsung tertutup dan sangat rahasia , sehingga hanya pihak Densus 88 yang tahu. Sementara pihaknya hanya mem-back up. (ars)

Kapolda Beri Santunan kepada Keluarga Terduga Teroris Dari Hal. 1 ‘’Saya memberikan pengarahan agar tidak ada lagi keluarganya yang terlibat seperti ini,” tegas Kapolda, Senin (22/9) kemarin. Pihak keluarga Ndn pun menerima peristiwa itu dengan lapang dada.

Sementara hasil autopsi, akan menjadi pelengkap penyidikan kasus tersebut, namun tidak disebutkan apa saja hasilnya.

Penjelasan tambahan Kabid Humas Polda NTB, AKBP M. Suryo Saputro, setelah proses autopsi, jenazah langsung diambil keluarga almarhum yang datang dari Dompu sehari sebelumnya. ‘’Yang ambil jenazah kakak almarhum bernama Iwan, ada juga Ketua RT yang mendampingi,’’ kata Suryo.

Selanjutnya jenazah diserahterimakan langsung dari Polda NTB ke keluarga korban.

“Kapolda juga sempat memberi pengarahan kepada keluarga almarhum,” terang Suryo. Tidak hanya pengarahan, Kapolda juga memberikan santunan kepada keluarga almarhum.

Setelah sempat tertunda, akhirnya jenazah Ndn, terduga teroris asal Desa O’o, Dompu, diautopsi, Minggu (21/9) malam lalu. Hasil autopsi, korban luka tembak diduga di bagian dada sebanyak tiga kali.

“Ada tiga lubang di bagian dada, itu luka tembaknya,” kata sumber Suara NTB, Senin pagi kemarin. Luka tembak diduga disebabkan tembakan peluru tim Densus 88 yang hendak menyergap Ndn Sabtu (20/9) sore lalu. Namun Ndn berusaha meledakkan bom yang menempel di perutnya, sehingga langsung dilumpuhkan.

Autopsi berlangsung mulai Minggu (21/9) pukul 22.00 Wita, untuk memastikan posisi luka korban. Prosesnya berlangsung cukup lama, bahkan tim autopsi gabungan dari Dokter Mabes Polri dan Bid Dokkes Polda NTB, belum menuntaskan tugasnya hingga pukul 01.00 Wita. “Autopsi selesai pukul 05.00 Wita,” masih kata sumber.

Hasil bedah jenazah itu pun dibuatkan berita acara, termasuk disampaikan ke pihak keluarga korban. Proses autopsi ini berlangsung di bawah pengawasan ketat aparat. Dari radius sekitar 50 meter, personel polisi berseragam dan senjata laras panjang siaga. Tidak ada satu pun yang diperbolehkan masuk kecuali petugas medis.

Sekitar pukul 09.00 Wita, keluarga korban bersiap-siap mengambil jenazah. Menggunakan ambulans DR 1764 AZ, jenazah diangkut ke Dompu untuk dikebumikan. (ars)

OPINI

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Beri Sanksi Edukatif CITRA dunia pendidikan di Kota Mataram, tercoreng. Ditengah upaya Pemkot Mataram mewujudkan lulusan-lulusan berkualitas, Senin (22/9) puluhan siswa justru terjaring razia. Sekitar 30 siswa itu terjaring di tempat yang tidak seharusnya mereka kunjungi saat itu. Tidak hanya biliar, puluhan siswa itu juga tertangkap basah di tempat persewaan playstation pada jam sekolah.

Seharusnya, puluhan siswa ini bersama ribuan siswa lainnya pada jam tersebut sedang menyimak proses belajar mengajar di kelas. Tetapi ironisnya, mereka justru menghabiskan waktu di tempat bermain. Seperti disampaikan Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian Satpol PP Kota Mataram, Bambang, EYd., mereka (pelajar terjaring razia, red) tidak dilarang bermain. Tetapi tidak pada jam sekolah dan menggunakan pakaian seragam.

Siswa bolos sekolah ini, hendaknya disikapi serius oleh pihak-pihak terkait. Tidak hanya jajaran Dikpora Kota Mataram tapi

juga orang tua siswa. Benar, apa yang disampaikan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, bahwa sekolah harus meningkatkan pengawasan terhadap siswa. Karena bolosnya siswa-siswa itu, tentu ada faktor pemicunya.

Bisa saja ada mata pelajaran yang sedang kosong lantaran guru datang terlambat, sehingga dimanfaatkan untuk membolos oleh siswa bersangkutan. Dikpora selaku instansi yang menaungi guru dan siswa harus segera mengambil sikap tegas. Tidak sebatas mengumpulkan semua kepala sekolah tapi juga mencari formula yang dapat mengatasi persoalan itu.

Sehingga, fenomena siswa bolos sekolah ke depan tidak terulang kembali. Tiap-tiap sekolah harus punya cara untuk mencegah adanya siswa bolos sekolah. Cara ini tentunya harus edukatif. Celah-celah yang membuat siswa ingin membolos harus ditutup. Setiap mata pelajaran tidak boleh kosong. Guru mata pelajaran tidak boleh datang terlambat. Sekolah harus inovatif melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan

kesiswaan di sekolah.

Setelah semua bentuk pengawasan itu dilakukan, pihak sekolah juga harus menjalin komunikasi dengan orang tua siswa. Mungkin saja para wali murid tidak mengetahui anaknya bolos sekolah. Untuk itu, agar mendapat pembinaan yang lebih efektif, temua siswa bolos sekolah juga harus disampaikan kepada orang tua siswa.

Dikpora atau sekolah masingmasing harus menyurati, bila perlu memanggil orang tua siswa untuk menyampaikan perilaku anaknya. Sebab, pengawasan kepada siswa tidak bis hanya dilakukan oleh satu pihak saja, seperti Dikpora atau sekolah. Orang tua juga berperan besar dalam membentuk mental siswa yang disiplin dan taat aturan. Terhadap siswa itu sendiri, agar memberi efek jera, juga harus diberikan sanksi. Namun, sanksi kepada mereka jangan seperti sanksi yang dijatuhkan kepada penjahat. Sanksi kepada siswa hendaknya mendidik namun membuat jera. (*)

Nasib Tergantung PLN? Tulisan ini diharapkan dapat memperbaiki Pelayanan Publik di NTB, khususnya Kota Mataram, mengenai realitas yang terjadi dan menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan masyarakat yakni energi listrik yang merupakan monopoili PLN. Hal ini terjadi kepada puluhan ribu masyarakat di Pulau Lombok. Tetapi mereka suaranya tidak terdengar karena sudah apatis dan akhirnya menyerahkan nasibnya kepada PLN.

3.

4.

Poin-poin yang ingin saya sampaikan: 1. PLN sebagai perusahaan tunggal yang diberikan tanggung jawab untuk pengadaan tenaga listrik harus profesional,transparan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, hal ini terjadi kepada saya yang sudah berbulan bulan terkatung katung tanpa kepastian kapan listriknya akan disambungkan ke 2 kamar kost yang sudah habis habisan saya bangun. Operator PLN di 123 berpromosi agar pelanggan menggunakan sistim prabayar yang katanya untuk pemasangan meternya hanya butuh waktu 1 minggu. Setelah saya bayar, saya cek lagi ke 123 dan alangkah kecewanya saya karena dengan santai bagaikan tape recorder dia bilang “itu tanggung jawab rayon masing-masing”.

Lebih mengecewakan lagi jawaban dari karyawan PLN di rayon Ampenan, tanggal 25 Agustus 2014, katanya” dafta tunggu calon pelanggan sudah lebih dari 6000, yang daftar bulan Pebruari 2014 (sudah 7 bulan) belum dapat dilayani ?

Alasanya tidak ada material dan tidak tahu kapan materialnya tersedia ?, Pelayanan ini sangat tidak profesioanal dan sangat tidak bertanggung jawab. Saya mengerti dia hanya menjalankan tugas atas perintah pimpinannya yang sangat sulit untuk ditemui. Akibatnya kamar kost yang menjadi satu-satunya nafkah untuk kehidupan saya dan keluarga saya, tidak menghasilkan uang. Malah sebaliknya saya mengalami kerugian uang, waktu dan tenaga setiap hari tanpa kepastian. Hal sungguh sangat menyengsarakan kehidupan saya dan anak istri saya. Saya yakin hal ini terjadi pula kepada ribuan calon pelanggan PLN di Lombok yang menggantungkan hidupnya dari listrik.

2. PLN sudah membangun PLTU 3x25 MW di

5.

6.

7.

Lombok, seharusnya secepat mungkin dijual kepada pelanggan dan diutamakan kepada puluhan ribu pelanggan kecil yang sedang menggantungkan nasibnya kepada PLN. PLN sebagai perusahaan tunggal pengadaan daya listrik,seharusnya profesional dan konsisten dengan programnya,seperti halnya dalam pengadaan material dll.

Apabila PLN belum sanggup untuk mengadakan materialnya, berikan solusi kepada para calon pelanggan untuk mengadakan material yang dibutuhkan. Tentunya dengan standar PLN, karena apabila material tersebut menjadi barang langka,dihawatirkan bias disalahgunakan oleh oknum yang ingin mengeruk keuntungan. Hal ini dapat mengakibatkan, kecemburuan social dan keresahan di masyarakat yang dapat mengakibatkan kerawanan sosial.

PLN harus transparan dan mampu memberikan kepastian kepada setiap calon pelanggannya kapan persisnya daya listriknya akan disambungkan, sehingga mereka bias membuat rencana.

Kepada yang terhormat Bapak Gubernur NTB, Bapak Walikota Mataram dan bapak-bapak yang terhormat yang duduk di gedung DPRD,dan para pemimpin, tokoh masyarakat, LSM yang membaca tulisan ini,tolong diperhatikan nasib kami yang tidak beruntung karena digantungoleh PLN ?Apabila PLN di NTB tidak mampu untuk mengatasi masalah ini,saya yakin bapak-bapak kita yang terhormat bias menggedor pimpinananya di Jakarta. Saat ini, ribuan rakyat kecil calon pelanggan PLN seperti saya mungkin tidak bersuara. Namun mereka pasti resah ,sengsara dan tidak berdaya.Tolong jangan dibiarkan keadaan ini terus menerus tanpa kepastian. Karena keresahan masyarakat akibat segala macam tekanan ekonomi yang diperparah oleh pelayanan publik yang sangat buruk akan mengakibatkan rakyat menjadi apatis dan lain sebagainya.

Tentunya hal ini kita tidak ingin terjadi di NTB yang sangat kita cintai ini.

I.G.M. Hiswara.

Gerimax, Narmada No. KTP :52010301075xxxxx Hp. 08183600xx

STASIUN RADIO

Halaman 6

Bagaimana Pembangunan Menggerus Lahan Pertanian EPERTINYA ada yang keliru dari bagaimana kita memandang pembangunan. Ukuran kesejahteraan, tingkat kemakmuran, serta perkembangan sumber daya, bertolak dari suatu mistar yang dirujuk berdasarkan standar global.

Pembangunan melulu dilihat dari seberapa banyak kita membangun secara fisik sejumlah penanda yang nantinya dijadikan ukuran.

Bisa jadi hal ini merupakan gejala dari bergeraknya peradaban, dan sudah dimulai dalam kadar dan skala tertentu sejak masa lampau. Tetapi semenjak perlahan-lahan jarak dan tapal dilipat sehingga tampak tak ada lagi, kita seakan bergerak untuk menjadi seragam. Bukan hanya dalam cara dan gaya, tetapi juga lebih jauh lagi dalam pola dan sistem.

Kita memperlakukan apa yang ada di tempat kita dengan merujuk pada kesepakatan akan apa yang ideal. Meskipun si penganjur idealisasi itu tak pernah benar-benar berada di tempat kita. Itu sebabnya pembangunan di tempat kita dilihat dari seberapa dekat kita pada idealisasi tersebut. Ini seperti suatu traktat yang mutlak dan dilaksanakan seolah tanpa berpikir panjang.

Secara beramai-ramai kita membuat pusat-pusat baru, titik-titik dimana kesepian tak diperbolehkan dan keramaian menandakan dengan tegas adanya kehidupan yang dinamis.

Dalam pada itu, mungkin bukan waktu yang tepat lagi untuk membuat dikotomi desa dan kota sebagai variabel distribusi pembangunan yang timpang. Kita bisa melihat pada perkara yang lebih kongkrit dan jelas, yakni tergusurnya lahan-lahan pertanian oleh pembangunan fisik. Yang mencemaskan dari kenyataan ini adalah bahwa ia cenderung semakin sering terjadi.

Kawasan-kawasan tertentu yang beberapa tahun lalu masih terlihat sawah dan ladang, sekarang sudah tergeser oleh hadirnya bangunan dan pemukiman.

Meningkatnya populasi menyodorkan ironi yang tajam. Kebutuhan pokok memang tetap menjadi hal yang primer, tetapi hadirnya kebiasaan membeli seperti menawarkan kemudahan. Tak perlu berpikir dimana dan bagaimana kebutuhan itu akan dipertahankan reproduksinya, yang penting ada uang pasti ada barang. Ini hal yang celaka, sebab dengan segera suatu bentuk kearifan masa lalu yang menjadi ciri dari masyarakat tropis akan tergerus. Bila sudah begitu, kita terperangkap dalam suatu pola yang sebenarnya tidak cocok buat kita.

Pembangunan yang terorientasikan sejauh ini menunjukkan tandatanda seperti itu. Memang, banyak hal kemudian terlihat sistematis, tetapi yang dilupakan adalah kita justru sedang menghancurkan sejumlah hal paling mahal yang kita punya. Lahan pertanian di zaman seperti sekarang ini bisa dibilang salah satu hal yang mahal itu. Pernah ada seorang wartawan yang membawa setangkai padi dan bertanya pada para pekerja kantoran di ibukota, tanaman apa yang dibawanya. Wartawan itu menemukan kenyataan bahwa para pekerja kantoran itu

Oleh :

Kiki Sulistyo (Komunitas Akarpohon, Mataram)

tidak tahu (atau paling tidak, raguragu) tanaman apa itu. Dengan kata lain, sebagian masyarakat di negara tropis ini sudah tidak tahu lagi bagaimana rupa tanaman padi yang menghasilkan beras. Mungkin dalam pikiran sugestif mereka beras sama dengan produk industri, bisa dibuat di pabrik.

Ancaman tergerusnya lahan pertanian berjalan satu garis dengan ancaman lenyapnya suatu identitas otentik. Runtuhnya minat orang pada pekerjaan bertani dikarenakan bergesernya fundamen dari kerja bertani itu sendiri. Pada saat bertani melulu hanya berupa komoditi, maka ia dibenturkan oleh segala intrik dalam politik ekonomi.

Tak salah kemudian jika nasib petani kerap ditampilkan sedemikian buram. Padahal, posisi petani sangat penting dalam menyokong kebutuhan pangan. Lalu kenapa posisi tawar petani begitu lemah?

Tak lain karena yang seharusnya membangun dan memperkuat posisi petani secara politik ekonomi lebih suka membeli dari luar negeri.

Lahan pertanian tergerus dan kita mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan. Kebiasaan membeli kemudian berkembang menjadi kebutuhan. Kita lebih senang membeli, bahkan, daripada diberi percuma.

Kenikmatan membeli membuat uang jadi benda paling dibituhkan.

Dan karena paling dibutuhkan maka dia sekaligus juga menjadi benda paling berbahaya.

Sebenarnya tak perlu ditawartawar lagi, bahwa di dalam sistem pembangunan, apa yang menjadi identitas otentik kita tak boleh dihilangkan. Kita ini berada di wilayah tropis, maka jika pembangunan difokuskan pada bertambahnya jumlah bangunan, sembari menggerus lahan-lahan untuk ladang dan sawah, maka sungguh ironis hal itu. Kecuali kalau wilayah kita ini adalah wilayah atropis, seperti negeri-negeri dengan empat musim, wajar kiranya jika pembangunan difokuskan pada industri.

Bukan berarti bahwa kemudian kita tak memberi tempat pada industri serta bidang-bidang lain.

Yang penting adalah bagaimana kita menata semua itu agar berkembang bersama, tumbuh dalam tingkat yang sama dan tidak saling menggerus. Bagaimanapun juga kita tak bisa menghindar dari perkembangan peradaban secara umum. Tetapi kebijakan yang tepat untuk mengatasi resiko dan ancaman-ancaman yang muncul karenanya adalah sejenis kebajikan yang mesti dilaksanakan.

Posisi petani semestinya ditegakkan lagi. Supaya petani pemilik tanah juga tak mudah menjual lahannya. Sementara itu penataan ruang juga tak kalah penting. Jika dibiarkan pembangunan menggerus lahan pertanian, kelak tanaman padi bisa menjadi misteri yang tak dikenali lagi, terutama oleh anak-anak dari sekian generasi.

Bila hal itu terjadi, kita bisa menyebutnya sebagai tragedi.

Wacana yang berhembus perihal

perlindungan terhadap lahan-lahan pertanian, bila tanpa dibarengi tindakan nyata takkan bisa mengubah apa-apa. Perubahan akibat dari suatu sistem yang sedang bekerja secara tumpang-tindih kelak akan melahirkan persoalan yang lebih rumit. Untuk itu perencanaan yang matang dan terukur wajib menjadi pilihan. Dan kata yang utama adalah keseimbangan.

Di antara pusat keramaian dengan putaran ekonomi yang cepat serta mobilisasi kerja yang rancak diperlukan ruang sejuk yang menenteramkan. Sangat menyenangkan jika kita bisa menyantap pangan yang berasal dari tanah sendiri. Padi yang tumbuh di tanah kelahiran. Buah dan sayuran yang dihasilkan ladang dan kebun saudara sebangsa. Sebaliknya di lahan-lahan tempat bertumbuhnya tanaman pangan, mesti dilengkapi dengan kemudahan-kemudahan. Seperti informasi dan pengetahuan mutakhir perihal masalah dan solusi dalam mengelola pertanian.

Di titik ini, saya teringat pada keluhan kenalan saya, seorang peneliti yang meraih gelar doktor pertanian dari universitas di mancanegara. Dia bilang, susah sekali mendapatkan dana apabila proposal penelitiannya dibarengi dengan rencana untuk turun langsung ke lapangan menyebarkan informasi dan pengetahuan. Tetapi akan mudah jika laporan penelitian hanya disimpan dalam jurnal-jurnal sebagai teori belaka. Artinya bisa dikatakan, bahwa penggerusan terhadap lahan pertanian sebenarnya hanya satu ancaman saja dari sekian ancaman lain yang mengepung dunia pertanian kita.

Kemdikbud tetapkan ‘’peresean’’ sebagai warisan budaya tak benda Masyarakat wajib melestarikannya

*** REI NTB tolak kebijakan Kemenpera Asalkan jangan merugikan masyarakat

***

STASIUN RADIO

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali. Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi.

Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin.

Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257.

Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 10.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 10.000/mmk. Display F/C : Rp 20.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 8.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 5.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 50.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 55.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 3.000. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.

EKONOMI DAN BISNIS

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Halaman 7

Pokmas Dibantu Modal Rp 3 Juta PEMKOT Mataram melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) menyalurkan bantuan untuk 50 kelompok masyarakat (Pokmas), Senin (22/ 9). Setiap Pokmas diberikan bantuan sebesar Rp 3 juta sebagai modal untuk membuka usaha atau pengembangan usaha yang telah ada.

Dengan bantuan ini, Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana berharap bisa memberikan manfaat dan menciptakan daya dorong bagi warga dalam mengembangkan usahanya. Mohan juga berharap para (Suara NTB/dok) penerima bantuan bisa H. Mohan Roliskana lebih kreatif dalam mengembangkan usahanya mengingat perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif.

Walaupun nilai bantuannya relatif kecil, tapi Wakil Walikota mengatakan modal usaha itu akan sangat membantu warga dalam meningkatkan kualitas bidang usaha yang telah digeluti. “Jangan sampai digunakan sebagai panjar kredit motor. Tapi tidak masalah asalkan (motor) digunakan untuk meningkatkan bidang usaha,” selorohnya.

Ia pun berpesan kepada para penerima bantuan agar memanfaatkan bantuan tersebut sesuai dengan apa yang telag ditetapkan Pemkot Mataram. Setelah Pemkot Mataram memberikan pelatihan usaha beberapa waktu lalu, bantuan modal ini sebagai pendorong bagi mereka untuk terus mengembangkan usahanya.

Kepada warga penerima bantuan yang berasal dari kalangan warga ekonomi lemah, Mohan berpesan agar mereka harus mempunyai motivasi untuk hidup di tengah kehidupan yang semakin berat, kompleks dan kompetitif ini.

Dengan persaingan hidup dewasa ini, warga harus punya daya upaya yang lebih keras agar bisa hidup lebih layak dan lebih sejahtera serta dalam rangka menyiapkan bekal yang lebih baik untuk anak-anaknya.

“Kita punya kewajiban dan tanggung jawab untuk menciptakan masa depan untuk anak-anak kita agar mereka dapat hidup yang lebih baik,” pesannya.

Sementara itu, Kepala BPM Kota Mataram, H. Syaiful Mukmin mengatakan sumber bantuan yang diberikan kepada 50 Pokmas berasal dari APBD Kota Mataram 2014 yang dianggarkan melalui BPM. Pada bulan Maret lalu, BPM juga telah memberikan pelatihan terhadap para pengurus Pokmas.

Di tahun 2013 lalu, jumlah Pokmas yang sudah diberikan bantuan sebanyak 145 terdiri dari 100 Pokmas yang bergerak di bidang usaha bakulan dan 45 Pokmas bidang usaha teknologi tepat guna. Untuk tahun ini, bantuan diberikan kepada 50 Pokmas yang khusus bergerak di bidang usaha bakulan. “Sehingga sampai saat ini sudah 195 Pokmas yang menerima bantuan,” tandasnya. (ynt)

RUPA-RUPA

(Ant/Bali Post)

REI NTB Tolak Kebijakan Kemenpera Mataram (Suara NTB) Persatuan Real Estate Indonesia (REI) Provinsi NTB secara tegas menentang ancaman Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) yang akan memberikan sanksi hukum kepada pengembang yang tidak membangun perumahan berimbang.

REI Provinsi NTB, setelah melakukan pembahasan, menolak kebijakan tersebut, lantaran pemerintah selama ini dinilai kebijakannya cukup kontradiktif dengan keberadaan para pengembang (developer).

Usai melakukan pembahasan dengan Ketua DPD REI NTB, Miftahuddin Ma‘ruf, Bendahara REI NTB, H. Ahmad Rusni, SE, MM, Senin (22/9) menyatakan, pengembang yang tergabung dalam REI NTB tak akan bergeming dengan ancaman tersebut.

Sebelumnya, Kemenpera

Djan Faridz telah meminta data pengembang yang tidak membangun perumahan berimbang kepada REI pusat. Permintaannya kepada REI tersebut, adalah tindak lanjut dari penyerahan laporan pengembang yang tidak melaksanakan pembangunan hunian berimbang ke Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Kepolisian pada bulan Juni lalu.

Menpera telah menghadap ke Kejaksaan dan Kepolisian dengan melaporkan 60 pengembang di wilayah Jabodetabek yang tidak melaksanakan hunian ber-

imbang agar dilakukan pengusutan dan penindakan lebih jauh.

Karena, dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman tercantum dengan jelas, bahwa pengembang yang membangun rumah mewah harus membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagaimana aturan hunian berimbang dengan pola 1:2:3. Artinya, pembangunan satu rumah mewah harus diikuti dengan pembangunan dua rumah menengah dan tiga rumah sederhana.

Pemerintah menurut H. Rusni tidak bisa intervensi terlalu jauh tentang kebijakan membangun perumahan berimbang ini.

Sebab selama ini pemerintah justru tidak menyiapkan pemukiman subsidi, atau membedakan biaya perizinan perumahan komersil dengan perumahan sosial.

“Apa alasan Kemenpera mau menuntut pengembang. Sebab pemerintah sendiri tidak pernah memberikan kemudahan kepada pengembang,” kata Presdir PT. Dasar Group ini.

Ia menggambarkan, untuk menjadi pengusaha properti, developer menyiapkan dana pribadi, bahkan membangun usahapun harus tertatih-tatih. Demikian juga dengan Izin Lokasi (Ilok), Pel banjir, IMB, hingga fasilitas un-

tuk kelistrikan, air, dan lan-lainya, biayanya murni dari developer sendiri. Termasuk untuk membeli tanah dengan harga yang terus naik. Dari sisi pemerintah, bahkan tidak ada kebijakan yang memberikan kemudahan kepada pengembang, hingga pengurusan izin-izinpun pengembang tetap bayar, meskipun dirasa mahal dan prosesnya lama.

Termasuk membangun komunikasi dengan perbankan, biaya sosialisasi hingga penggunaan berbagai media untuk menjual unt-unit perumahannya. Jika pemerintah punya peran sebagian dari semua yang sudah disebutkannya, baginya tidak masalah developer dituntut untuk membangun hunian berimbang. (bul)

NTB Targetkan Konservasi Hutan 1.000 Hektar Mataram (Suara NTB) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB tahun ini menargetkan melakukan konservasi hutan 1.000 hektar, dari seluas 126.000 hektar potensi hutan yang ada di NTB. Fokus kon-

RUPA-RUPA

RUPA-RUPA

servasi ini, menyusul maraknya praktik eksploitasi hutan, atau illegal logging yang dilakukan oleh masyarakat. Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Provinsi NTB, Budhy Kurniawan, S. Hut mengurai, bahwa persoalan yang paling besar saat ini adalah perambahan hutan di kawasan hutan lindung.

Terutama hutan lindung yang ada di Tambora, Dompu. Termasuk di beberapa kawasan hutan yang tersebar di NTB. Illegal logging itu terjadi, salah satunya karena adanya rekomendasi dari pemerintah di desa yang mengesahkan kayu-kayu hutan yang diambil secara ilegal. Sehingga secara hukum, bahwa kayukayu tersebut seolah-olah kayu yang dibenarkan untuk ditebang.

Soal masih terbatasnya pengawasan lantaran tak sesuainya

HILANG HILANG STNK R2 HONDA DR6577BU NOKA/NOSIN: MJF5117BK933139/JF5161926807 AN. SITI NURHAVIDIS HILANG DISEKITAR RUMAH

MEBEL

MEBEL

TARIF PENYEBERANGAN Seorang wisatawan mancanegara berada di kapal fery Mutiara Alas Satu saat meninggalkan pelabuhan Poto Tano, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Kementerian Perhubungan RI mulai tanggal 15 September 2014 jam 00.00 telah memberlakukan tarif baru angkutan penyeberangan di berbagai lintasan penyeberangan komersial di tanah air seperti di lintasan penyeberangan MerakBakaheuni, KetapangaGilimanuk, PadangbayLembar, KayanganPototano, Bajoy- Kolaka dengan kenaikan tarif sebesar 7 sampai 10 persen disesuaikan dengan jarak tempuh. Kenaikan tarif tersebut tidak menimbulkan gejolak berarti di tengah pemakai jasa penyeberangan.

jumlah Polisi Hutan (Polhut).

“BKSDA hanya melakukan konservasi pada hutan-hutan yang gundul tersebut,” katanya dikonfirmasi di Mataram, Senin (22/9).

Persoalan lainnya, bahwa BKSDAjugamencatatbanyakhutanlindungyanglahannyadicaplokdandisertifikat oleh masyarakat, terutama hutan di kawasan Mandalika ResortLombokTengahyangsaatini menjadi incaran para investor. Kondisitersebutmenjadikekhawatiran.

Sebab lahan-lahan tersebut tidak menutupkemungkinanakandiover kepada investor. Terlebih Mandalika Resort saat ini menjadi kawasan investasifavorit,lebihlagipascapenetapannya sebagai Kawasan EkonomiKhusus(KEK).

“Bahaya kalau sampai kawasan tersebut dikuasai oleh investor, atau kalau sampai lahan tersebut diserahkan kepada investor,” terang Budhy. Ia menyebut, masyarakat sebelumnya melakukan perambahan terhadap hutan lindung tersebut. Pada akhirnya

diajukan untuk dibuatkan sertifikat di Badan Pertanahan Nasional (BPN), dengan rekomendasi pemerintahan dari desa.

Belakangan, sertifikat-sertifikat yang diterbitkan BPN tersebut bermasalah. Sebab, dari sisi kekuatan hukum, kawasan hutan Mandalika Resort telah ditetapkan sebagai hutan lindung sejak tahun 1997. Sementara, sertifikatsertifikat yang dikeluarkan oleh BPN diterbitkan tahun 2013.

Atas laporan masyarakat tentang sertifikat yang dimilikinya, sedang dilakukan verifikasi, mengapa BPN menerbitkan sertifikat pada lahan yang sudah ditetapkan sebagai hutan lindung. Masih dimungkinkan akan dilakukan pembatalan sertifikat setelah selesai proses klarifikasi oleh BPN. “Kalau masyarakat sadar bahwa itu hutan lindung, kemudian bersedia untuk pembatalan sertifikatnya, tidak masalah. Kalau masyarakat ngotot memiliki lahan karena telah disertifikat, semen-

HILANG STNK YAMAHA DR4923AU NOKA/NOSIN: MH33500016K031582/350031498 AN. SELLY ESTER BR SEMBIRING, SH HILANG DISEKITAR PUNIA KOTA MATARAM

Jl. TGH Abdul Karim Kediri (Depan PLN Kediri)

RUPA-RUPA

TRAVEL

(Suara NTB/bul)

Budhy Kurniawan

tara lahan tersebut dinyatakan sebagai hutan lindung, bagaimana?,” kata Budhy. Yang pasti, jangan sampai hutan lindung yang telah disertifikat tersebut akan menjadi persoalan jika lahannya dijual kepada investor. (bul)

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

POLHUKAM

Halaman 8

Diduga Korupsi

Mantan Kepsek SMP 3 Gerung Ditahan Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Tak hanya level dewan, atau pejabat eksekutif, kepala sekolah pun masuk di pusaran kasus korupsi. Hir, mantan Kepala Sekolah (Kasek) SMP 3 Gerung, Lombok Barat, terpaksa ditahan Kejaksaan, Senin (22/9) siang kemarin.

Hir ditahan terkait dugaan korupsi lima item anggaran bantuan sekolah, sebesar Rp 227 juta lebih. Kasus tersebut sebelumnya ditangani Sat Reskrim Polres Lombok Barat, kemudian dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses tahap dua (Pelimpahan berkas dan tersangka). “Setelah berkasnya kami nyatakan lengkap, selanjutnya dilakukan penahanan terhadap tersangka untuk 20 hari kedepan,” kata Kajari Mataram Rodiansyah melalui Kasi Pidsus Hendry Andoro. Ia berharap proses penyelesaian berkas segera berakhir, sehingga kasus ini segera disidangkan ke Pengadilan Tipikor Mataram.

Kasus ini berawal ketika sekolah itu mendapat kucuran dana dari pemerintah pu-

sat sebesar Rp 663.410.000.

Dana tersebut terbagi dalam item BSM, block grant, BOS, dan rehab ruang kelas belajar. Dana Block Grant peningkatan mutu daerah perbatasan itu bersumber dari APBN tahun 2011 sebesar Rp 50 juta. Dana itu dicairkan melalui rekening sekolah.

Setelah masuk, dana ditarik semuanya pada tertanggal 28 Oktober 2011 dan diduga disimpan secara pribadi.

Dana sebesar Rp 50 juta itu hanya digunakan untuk kegiatan workshop dan membeli laptop, serta kamera digital.

Total dana yang dihabiskan sebesar Rp 13 juta. Sedangkan, sisanya belum diketahui penggunaannya. Sementara, dana BSM tahun 2011 SMPN 3 Gerung mendapat kucuran

dana sebesar Rp 180 juta bersumber dari APBD II. Sedangkan tahun 2012, mereka mendapat kucuran dana dari APBN sebesar Rp 115.500.000.

Dana tersebut dicairkan secara bertahap. Pada tanggal 25 Oktober 2011, dana senilai Rp 90 juta dicairkan langsung ke rekening sekolah.

Bantuan tersebut diperuntukan bagi 300 siswa yang tidak mampu. Masing-masing siswa menerima Rp 90 ribu. BSM itu hanya disalurkan kepada sebagian siswa.

Total keseluruhan dana BSM yang dicairkan sebanyak Rp 19.075.000. Sedangkan, sisanya diduga tidak disalurkan. Dana tersebut digunakan diluar peruntukan, misalkan membeli baju, se-

patu, dan buku. Dana BSM yang tidak dipergunakan itu sebesar Rp 150.920.00.

Diduga dana tersebut disimpan secara pribadi dan digunakan untuk kepentingan diluar peruntukannya.

Untuk dana BOS tahun 2012, SMPN 3 Gerung mendapat kucuran dana dari APBN yang dihibahkan ke APBD I sebesar Rp 227.910.000. Dana Bos dicairkan pertriwulan. Namun, dana tersebut terindikasi tidak digunakan secara tepat.

Sehingga, penggunaan dana bos yang diduga menyimpang sebesar Rp 102.065.000.

Terakhir, dana bantuan rehabilitas ruang kelas belajar tahun 2012, mereka mendapat dana dari APBN sebesar Rp 90 juta. Namun, sebagian dana bantuan tersebut tidak dimanfaatkan untuk rehab ruang kelas. Mereka hanya menggunakan sebesar Rp 65.088.500. Sedangkan, sisanya tidak diketahui penggunaannya. (ars)

(Suara NTB/ars)

DIGIRING PETUGAS - Hir, mantan Kepsek SMP 3 Gerung digiring petugas Kejaksaan Negeri Mataram menuju Lapas Mataram.

80 Persen TKI Dapat Warga Ancam Laporkan Pemkab Informasi dari Calo Loteng ke KPK dan Komnas HAM

Buntut Pembangunan Pasar Semparu

(Suara NTB/rus)

TERBAKAR - Sisa puing bangunan SDN 3 Penedagandor yang ludes terbakar Senin malam lalu.

SDN 3 Peneda Gandor Terbakar Selong (Suara NTB) Sekolah Dasar Negeri 3 Peneda Gandor Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Senin tengah malam lalu ludes terbakar. Si jago merah ini membakar seluruh unit lokal bangunan SD. Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN ini pun terpaksa dipindahkan ke SDN 1 Peneda Gandor.

“Untuk sementara kita alihkan ke SDN 1 Peneda Gandor, sejak siang ini,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lotim, Mahsin, SPd. MM., saat diwawancara wartawan di Selong, Senin (22/9) kemarin.

Sebanyak enam rombongan belajar (Rombel) siswa sudah tidak bisa memanfaatkan gedung SD yang terlihat tinggal dindingnya saja yang masih utuh. Sebagian besar atap bangunan habis terbakar. Padahal, Senin kemarin kata Mahsin, akan dilangsungkan kegiatan mid semester bagi siswasiswi SD. Untuk kegiatan mid, lanjutnya diserahkan sekolah yang mengatur berdasarkan manajemen berbasis sekolah.

Penyebab kebakaran belum diketahui detailnya. Sekolah ini sebenarnya ada penjaganya, namun saat kejadian tidak berada di tempat. Termasuk tingkat kerugian akibat kebakaran yang secara tiba-tiba tersebut. “Taksiran kerugian, masih sedang dihitung. Sudah kita minta Kepsek melaporkan secara resmi,” ungkapnya. Soal sejumlah dokumen sekolah katanya sebagian besar bisa diselamatkan.

Kadis Dikpora Lotim ini menambahkan, pihaknya juga menghitung untuk kebutuhan biaya renovasi bangunan. Melihat konstruksi bangunan dimana dinding masih cukup kokoh sehingga proses rehab tidak sampai menelan dana seperti membuat unit sekolah baru. Harapannya, segera ada sumber dana untuk membangun kembali bangunan yang ludes terbakar ini. (rus)

Pinjaman Rp 100 Miliar Disetujui

Eksekutif Didesak Tambah Anggaran untuk Sekotong-Lembar Giri Menang (Suara NTB) – Rencana Pemda untuk meminjam dana Rp 100 miliar memperoleh persetujuan dari DPRD Lombok Barat. Persetujuan dewan ini disampaikan dalam sidang paripurna penyampaian laporan gabungan komisi DPRD Lobar terhadap persetujuan pinjaman daerah.

Meskipun menyetujui rencana tesebut, namun dewan dari fraksi PDIP dan seluruh fraksi dalam pembahasan gabungan komisi memberi sejumlah catatan agar diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pihak eksekutif.

Satu dari delapan catatan tersebut, meminta Pemda menambah alokasi dana untuk dua kecamatan (Sekotong-Lembar) karena dinilai masih kecil. Demikian disampaikan anggota fraksi PDIP Adnan. Dikatakan, awalnya PDIP kurang menerima jika alokasi dana Rp 100 miliar itu sangat kecil untuk daerah Sekotong.

Menurutnya kawasan Selatan ini harus didorong pengembangannya ke depan, caranya melalui penganggaran yang maksimal. Karena daerah ini memiliki potensi wisata dan tambang yang bisa menghasilkan pundi-pundi PAD. Juru bicara gabungan komisi, Imam Kafali dalam laporannya juga senada dengan suara Adnan (fraksi PDIP). Dari rangkaian pembahasan yang dilakukan oleh dewan terhadap rencana pinjaman daerah ini, termasuk pendapat fraksi-fraksi dewan dalam pembahasan gabungan komisi, maka semua fraksi di DPRD pada prinsipnya menyetujui rencana tersebut. Dengan beberapa catatan.

Delapan catatan itu, mencakup peruntukan pinjaman daerah itu harus bersifat fleksibel artinya masih dapat dirasionalisasi, pinjaman daerah itu harus memprioritaskan tiga ruang lingkup yakni infrastruktur jalan, perekonomian dan pengemangan pariwisata di wilayah selatan seperti jembatan Sekotong tengah yang kondisinya sudah sempit sehingga butuh perhatian serius.

Desa Buwun Mas salah satu kawasan wisata tidak memiliki akses jembatan, termasuk juga Dusun Telisa Buwun Mas yang jalannya masih tanah belum diaspal. Selain itu, sejumlah jalan yang ada di Sekotong Barat, Dusun Siung, Desa Batu Putih khususnya jalan menuju pantai banyak yang belum diaspal.

Bupati Lobar H. Zaini Ariny menyatakan, pinjaman ini bukan pertama kali melainkan pernah sebelumnya hampir Rp 24 miliar. Dana ini sebagai sumer pembiayaan pembangunan pasar, revitalisasi destinasi wisata, pembangunan poskesdes, pustu. (her)

Praya (Suara NTB) Sejumlah warga eks penghuni Pasar Semparu Desa Semparu mengancam bakal melaporkan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Komisi Nasional (Komnas) Hak Azasi Manusia (HAM). Lantaran pemerintah daerah setempat diduga telah mencaplok lahan milik warga secara sepihak.

Untuk keperluan pembangunan Pasar Semparu.

Ancaman tersebut disampaikan warga saat menggelar hearing dengan perwakilan Pemkab Loteng di gedung DPRD Loteng, Senin (22/9) kemarin. Menurut perwakilan warga, M. Tahrip, warga sebenarnya tidak pernah berniat untuk melaporkan pemerintah daerah ke Komnas HAM maupun KPK. Tapi lantaran pemerintah daerah tidak punya keinginan untuk menyelesaikan persoalan lahan di eks pasar Semparu, maka tidak ada pilihan warga untuk tidak melapor ke dua lembaga tersebut.

Padahal lahan dan bangunan tempat tinggal tersebut, merupakan tanah milik warga yang sudah berpuluh-puluh tahun didiami. Tapi sekarang, hanya karena alasan pembangunan pasar warga harus terusir dari tanah dan rumah miliknya sendiri. Ironisnya, keinginan warga untuk memperoleh ganti rugi lahan dan bangunan justru tidak digubris oleh pemerintah.

Ditempat yang sama, Asisten II Sekda Loteng, Ir. Nasrun, membantah kalau pemerintah

(Suara NTB/kir)

ANCAM - Warga eks Pasar Semparu mengancam akan melaporkan Pemkab Loteng ke KPK dan Komnas HAM, terkait pembangunan pasar Semparu, saat mengelar hearing, Senin (22/9) kemarin. daerah mengambil alih lahan warga secara sepihak. Menurutnya, lahan tempat warga tersebut tinggal memang merupakan aset milik daerah.

Sesuai dengan daftar investarisasi aset yang tercatat di bagian Aset Pemkab Loteng.

Namun jika memang warga bisa membuktikan kalau lahan tersebut merupakan milik warga, Pemkab Loteng siap untuk membebaskannya.

“Dukung kami dengan bukti dan alas hak yang kuat, kalau lahan tersebut milik warga.

Sehingga kami dalam menyiapkan anggaran pembebasan lahan tidak salah,” tegasnya.

Pasalnya, kalau pemerintah daerah membebaskan lahan tanpa ada alas bukti yang sah, maka pemerintah yang

salah. Karena bisa saja masyarakat hanya mengklaim lahan tersebut sebagai miliknya. Hanya karena sudah lama tinggal ditempat tersebut.

Informasi dari warga menyebutkan, di lokasi lahan yang dipersoalkan tersebut saat ini masih berdiri 9 rumah.

Dengan dua rumah diantaranya sudah kosong ditinggal pergi. Sementara 7 rumah lainnya masih didiami pemiliknya. Dari 7 rumah tersebut, 3 kepala keluarga (KK) mengaku tidak punya tempat lain untuk tinggal sementara.

“Kami minta pemerintah daerah segera mencarikan solusi atas persoalan ini,” desak Ketua DPRD Loteng, H. Ahmad Fuaddi, menanggapi tuntutan warga tersebut. (kir)

Pria Misterius Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan Praya (Suara NTB) Seorang pria misterius ditemukan tergeletak dengan kondisi sudah tidak bernyawa di pinggir jalan Kampung Tenganan Kelurahan Gonjak Praya, Senin (22/9) pagi kemarin. Ketika ditemukan, korban yang diduga gelandangan tersebut, ditemukan dalam kondisi setengah telanjang. Polisi kini tengah menyelidikan penyebab kematian korban.

Informasi yang diperoleh Suara NTB menyebutkan, korban pertama kali ditemukan oleh warga yang tengah melintas, sekitar pukul 07.00 wita. Penemuan korban itu sempat membuat warga kampung setempat geger. Pasalnya, korban beberapa hari terakhir memang diketahui sering hilir mudik di kampung tersebut.

Begitu ditemukan, warga langsung membawa korban ke rumah warga setempat. Saat dibawa, korban sebenarnya masih bernafas. Tapi beberapa saat akhirnya meninggal dunia.

Warga kemudian memanggil apaprat kepolisian.

Oleh warga, tubuh korban lantas ditutupi dengan kain sarung. Pasalnya, saat ditemukan korban hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya.

Kapolsek Praya, AKP Hendro Gunawan, SIK., membenarkan kasus pene-

(Suara NTB/kir)

TEWAS - Pria misterius yang ditemukan tewas, diamankan di kamar jenazah RSUD Praya, Senin (22/ 9) kemarin. muan mayat tersebut. Setelah sempat diamankan, aparat yang datang beberapa saat kemudian langsung membawa korban ke RSUD Praya. Untuk keperluan pemeriksaan.

Guna mencari tahu apakah ada bekas luka yang bisa mengarah ke tindak pidana.

Hendro mengaku, tidak ada satupun warga sekitar yang mengetahui identitas maupun asal usul korban. Kendati korban memang sering terlihat wara-wari dikampung tersebut. Sehingga pihak kepolisian menduga, kalau korban merupakan warga luas kampung Tenganan. Karena memang berasal dari kampung tersebut, paling tidak pasti ada

yang mengenal.

Memang sebelum ditemukan tergeletak di pinggir jalan, ada beberapa warga yang sempat melihat korban sempoyongan.

Dan, berjalan tanpa arah yang jelas. “Untuk penyelidikan lebih lanjut, kita sudah serahkan ke Polres Loteng,” timpal mantan Kapolsek Batukliang ini.

Sementara itu dari keterangan sejumlah warga yang ditemuai di RSUD Praya, korban diketahui bernama Sirna, warga Desa Pengembur Pujut. Korban memang diketahui mengalami gangguan jiwa sejak lama. (kir)

Selong (Suara NTB) Hasil penelitian Yayasan Tifa di Provinsi NTB dan NTT menyebutkan sebanyak 80 persen para Calon TKI. Akibatnya, banyak sekali kasus-kasus TKI yang bermunculan. Secara nasional catatan BNP2TKI 2013 sedikitnya 12 ribu kasus TKI yang muncul ke permukaan. Dari jumlah itu sampai saat ini baru baru 60 persen yang bisa diselesaikan.

Hal ini diungkap Muhammad Nour dari Yayasan Tifa saat diwawancara media di Selong sesaat sebelum mediasi dengan Bupati Lotim, Senin (22/9) kemarin. Disebutkan ada tiga kasus besar yang muncul. Yakni gaji tidak dibayar, hilang kontak dan kabur dari majikan. Kabur dari majikan ini karena gaji yang diterima kebanyakan tidak sesuai dengan kontrak.

Mengingat masih tingginya kasus TKI itu, ia mengatakan perlunya pengawasan sejak awal dari aparat pemerintah setempat. Utamanya Dinas tenaga Kerja dan transmigrasi.

Melakukan pengawasan terhadap tanda tangan kontak para calon TKI dengan perusahaan jasa penyalur tenaga kerja. Menurutnya, selama ini liar tidak ada pengawasan.

Melalui programnya, Tifa yang sudah menggandeng BNP2TKI, BP3TKI, Bappenas dan pendonor dari Australia mencoba mengajak masyarakat calon TKI untuk melek terhadap persoalan yang dihadapi. Pilihan menjadi TKI harus dirundingkan di tingkat keluarga secara matang. Tidak terlalu mudah percaya pada praktik calo.

Ia menginginkan, TKI melalui prorgam Migrasi Aman yang digulirkan bisa memiliki perencanaan yang matang. Mulai dari perencanaan berangkat menjadi TKI, termasuk pula pengaturan manajemen keuangan. “Fakta selama ini banyak TKI berangkat tanpa perencanaan yang detail,” tegasnya. (rus)

Gara-gara Bisnis Harta Karun

Satpam Kantor Pajak Dihajar Oknum Polisi Mataram (Suara NTB) Selamet Janwartono sedang apes. Terlibat dalam bisnis harta karun dengan Zainuddin, dia jadi sasaran amuk seorang oknum anggota Polisi bersama anggota keluarganya, Rabu (17/9) lalu. Akibatnya, bagian kepala lebam, hingga penglihatan dan pandangannya tidak normal lagi.

Ihwal kejadian itu, berawal dari keterlibatannya dalam pusaran bisnis harta karun dengan cara gaib atau melibatkan Jin. Ia mengaku mengenal Zainuddin, seorang paranormal yang selama ini terkenal sebagai dukun “pengangkat” harta karun dari tempat-tempat keramat tertentu. Korban pun berinisiatif mencarikan klien untuk Zainuddin, sampai akhirnya bertemu dengan pelaku Briptu KNL dan ayahnya, WS. “Saya memperkenalkan Zainuddin ini dengam pelaku,” tutur Selamet masih dengan ringis kesakitan.

Singkat cerita, WS dan anaknya tertipu karena sudah menyerahkan uang Rp 350 juta kepada Zainuddin. Semua penyerahan uang melalui korban. Namun sampai dengan waktu yang dijanjikan, harta karun yang dijanjikan tidak kunjung diantar. “Padahal uang sudah semua saya serahkan ke Zainuddin,” tutur Korban.

Namun karena merasa tertipu, WS geram dan melampiaskan kepada dirinya. “Waktu itu saya dijemput di kantor pake mobil, dan diajak ke hotel Astawa Cakra, kemudian diajak ke sebuah rumah di Karang Sukun,” tuturnya. Di rumah itulah sudah ada tujuh orang menunggu, termasuk WS dan anaknya KNL yang diketahui bertugas di Bid Dokkes Polda NTB. Kepalanyalangsungdipukul,dilanjutkan dengan dihajar bertubi tubi oleh KNL dan dua pria pria berambut cepak lainnya. Bahkan salah satu diantara pria berambut cepak itu hendak memotong jarinya.

Dikutip korban, “Kamu belum tau saya ya, saya sudah lama tugas di Timor Timur,” kata pria berambut cepak sembari mengayunkan pedang, namun korban menangis dan minta ampun.

Tidak hanya dipukul bagian kepala hingga berdarah darah, korban ditelanjangi kemudian diborgol. Setelah itu ia mengaku tidak henti hentinya dianiaya hingga lemas. Akibat kejadian

(Suara NTB/ars)

TUNJUKAN - Korban Selamet Janwartono menunjukkan laporan ke Polisi terkait dugaan penganiayaan dilakukan oknum Polis. itu, ia mengalami tramua fisik dan psikologi.

Bahkan tidak sampai disana, ia masih saja diancam dibunuh dan hingga kini tidak berani pulang ke rumah. Karena keberatan, ia kemudian melapor ke SPKT Polda NTB. Sebagaimana laporan yang disampaikan dengan nomor LP TBL/192/IX/2014/NTB/SPKT, laporannya diteruskan ke Bid Propam dan Dit Reskrimum. “Saya sudah diperiksa di Serse (Ditreskrimum) Sabtu,” kata korban.

Sementara istri korban, Yayuk Mardiani meminta Kapolda NTB Brigjen Pol. Srijono mengatensi kasus melibatkan anggotanya tersebut. Ia merasa terintimidasi dengan perilaku premanisme oknum tersebut. “Polisi harusnya mengayomi masyarakat bukan menganiaya dan merampas harta kami,” protes Yayuk. Sebab suaminya tidak hanya dianiaya, tapi juga dirampas dompetnya yang berisi kartu identitas dan uang Rp 1 juta, dirampas juga sepeda motor Honda Beat miliknya.

Sementara mengutip surat laporan yang diterima korban, Kaur Penmum Bid Humas Polda NTB, AKP Amerun memastikan laporan tersebut sudah diterima di SPKT. “Kemudian ditindaklanjuti ke Bid Propam karena menyangkut anggota. Nah untuk penyelidikan pidananya ke Reskrimum,” terang Amerun. (ars)

BUDAYA DAN HIBURAN

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Halaman 9

Program Wisata Kota

Kusir Cidomo di Mataram Mulai Didata Mataram (Suara NTB) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Mataram sedang mendata jumlah kusir cidomo yang ada di Kota Mataram dalam rangka rencana memanfaatkan cidomo sebagai kendaraan dalam program wisata kota (city tour). Kepala Disbudpar Kota Mataram, Drs. H. Abdul Latif Nadjib, MM, Senin (22/9) mengatakan pihaknya perlu mendata para kusir cidomo untuk mengetahui apakah mereka mau terlibat dalam program ini.

“Dari semua kusir cidomo tentu kriterianya mereka harus mau dulu.

Jangan hanya ditunjuk tapi tidak mau,” ujarnya.

Bagi kusir cidomo yang akan terlibat dalam program ini, Nadjib mengatakan pihaknya akan menyiapkan subsidi. Anggaran akan disiapkan melalui kegiatan kepariwisataan di Disbudpar Kota Mataram. “Sekarang memang belum ada programnya tapi akan kita implementasikan,” terangnya. Program wisata kota menggunakan cidomo ini rencananya akan direalisasikan tahun 2015 mendatang. Tapi di akhir tahun ini Disbudpar Kota Mataram akan melakukan uji coba program ini.

Setelah wacana penggunaan cidomo sebagai alat transportasi wisata dicetuskan pihaknya, mantan Kepala BNN Kota Mataram ini mengatakan respons dari berbagai kalangan masyarakat cukup baik. Respons baik ini akan ditindaklanjuti dengan mempersiapkan berbagai hal termasuk perangkat cidomo. Terkait persoalan teknis, pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Mataram.

Rencananya pihak kepolisian juga

akan diajak untuk berkoordinasi.

Program wisata cidomo ini direncanakan jalurnya dua titik, barat dan timur. “Dari Taman Sangkareang ke timur dan dari Taman Sangkareang ke barat. Jalurnya juga perlu saya komunikasikan lebih lanjut dengan pihak terkait yaitu Dishubkominfo,” jelasnya. Untuk jalur bagian timur, tujuannya adalah Taman Mayura dan akan kembali dari jalur belakang. Sementara untuk jalur ke barat, tujuannya adalah kota tua Ampenan dan eks Pelabuhan Ampenan. “Nanti akan berputar lewat jalur utara. Bisa nantinya lewat Jalan Udayana atau Pasar Seni Sayang-Sayang,” jelasnya.

Waktu operasi juga akan ditentukan. Rencananya akan diberlakukan pada sore hari mulai pukul 16.00-18.00 untuk hari kerja. Pada akhir pekan khususnya hari Minggu direncanakan dua shift; dari pagi sampai siang, setelah istirahat pukul 12.00, akan dilanjutkan kembali dari siang sampai sore.

“Cuma memang kita perlu koordinasi dengan aparat terkait mengenai jalur,” ujarnya.

Hal yang sedang dipertimbangkan pihaknya saat ini apakah cidomo yang akan digunakan milik para

kusir atau hanya meminjam kuda dari para kusir cidomo. Karena ada masukan dari para kusir jika cidomo yang digunakan adalah milik para kusir maka dikhawatirkan akan kotor setelah digunakan untuk mengantar penumpang dari pasar.

“Betul juga. Kalau kudanya bisa juga dari mereka (kusir),” ujarnya.

Para wisatawan juga disebutkan Nadjib cukup tertarik menggunakan cidomo. Tapi kendala pihaknya saat ini memang banyak cidomo di Mataram, tapi waktu operasi mereka cukup singkat. Biasanya mereka hanya mangkal di pasar dan beroperasi dari pagi sampai siang hari. Jika sudah siang, jarang cidomo yang beroperasi. Sebelum diterapkan, ada berbagai hal yang harus menjadi perhatian yaitu persoalan kebersihan khususnya kotoran kuda. “Para kusir juga perlu kita bekali,” ujarnya. (ynt) WISATA CIDOMO Cidomo direncanakan akan menjadi kendaraan dalam program wisata kota mulai tahun depan. Dengan program ini diharapkan penghasilan para kusir cidomo bisa meningkat. Beberapa cidomo yang mangkal di pasar menunggu penumpang.

(Suara NTB/ynt)

Kemdikbud Tetapkan ’’Peresean’’ sebagai Warisan Budaya Tak Benda Mataram (Suara NTB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menetapkan permainan tradisional suku Sasak Lombok ‘Peresean‘ sebagai warisan budaya tak benda yang dimiliki bangsa Indonesia.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB, H Lalu Gita Aryadi di Mataram, Senin mengatakan penetapan ‘Peresean‘ sebagai warisan budaya tak benda itu, setelah Pemerintah Provinsi NTB mengusulkan ke Kemdikbud agar Peresean bisa di proses dan ditetapkan sebagai salah satu keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

“Setelah melalui proses yang sangat ketat dan presentasi yang panjang usulan kita `Peresean` akhirnya mendapat pengakuan oleh Kemendikbud, sebagai warisan budaya tak benda yang dimiliki Indonesia,” katanya.

Menurut dia, dengan pengakuan ‘Peresean‘ sebagai kekayaan budaya tak benda yang berasal dari Pulau Lombok, diharapkan daerah atau negara lain tidak bisa mengklaim begitu saja bahwa permainan tradisional suku Sasak tersebut, sebagai kesenian atau permainan dari negaranya.

“Jadi setelah adanya penetapan ini, maka negara lain tidak akan bisa mengklaim kalau Peresean sebagai miliknya, karena jejak sejarahnya sudah diketahui merupakan milik suku Sasak Lombok,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia menambahkan meskipun suku Sasak mendunia, tidak menjadi persoalan. Terpenting identitas Peresean sebagai permainan suku asli Sasak tidak jatuh ke tangan negara lain.

“Nanti penyerahan Peresen sebagai warisan budaya tak benda akan diserahkan langsung oleh Mendikbud kepada Gubernur NTB TGH Zainul Majdi pada tanggal 17 Oktober di Jakarta,” ujarnya.

Nantinya, seluruh karya budaya dicatat oleh Subdirektorat Kekayaan Bu-

daya Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Kemendikbud. Sebelumnya, alat musik tradisional Lombok lainnya Gendang Belek dan Wayang Kulit Sasak sudah lebih dulu ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud.

Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende). Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, NTB. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok.

Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.

Berdasarkan sejarah dahulu Peresean digelar untuk melatih ketangkasan suku Sasak dalam mengusir para penjajah. Latar belakang Pere-

sean juga termasuk media yang digunakan oleh para pepadu untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding. Konon, Peresean juga sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di musim kemarau. Kini, Peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkun-

jung ke Lombok.

Peserta Peresean tidak dipersiapkan sebelumnya, tetapi peserta diambil dari para penonton. Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah kalau kepala/ anggota badan sudah berdarah.

Penonton dapat mengajukan diri sebagai peserta Peresean, d a n juga peserta dap a t dipilih oleh was i t di antara para penonton. (Ant/ Bali Post)

sean adalah pelampiasan emosional para raja di masa lampau ketika menang dalam perang tanding melawan musuhmusuhnya.

Selain itu, dahulu Pere-

Ariel ”Noah” Akhirnya Bebas Tanpa Syarat Bandung (Suara NTB)Vokalis kelompok musik “Noah” Nazriel Irham yang akrab disapa Ariel akhirnya bebas murni (tanpa syarat), Senin, setelah narapidana kasus pornografi di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Bandung itu menuntaskan masa bebas bersyarat.

“Ariel divonis Pengadilan Negeri Bandung selama 3,5 tahun penjara di Rumah Tahanan Kebonwaru, Bandung. Juli 2013, Ariel telah mendapatkan kebebasan bersyarat hingga hari ini (22/9) benar-benar bebas,” kata Kasie Bimbingan Klien Dewasa Bapas Kelas I Bandung Kanwil Jabar, Budiana.

Ia menjelaskan Ariel sudah menjalani 2/3 hukuman, kemudian mendapatkan keringanan masa pembebasan bersyarat terhitung 23 Juli 2013 sampai 21 September 2014. “Selama bebas bersyarat itu, Ariel masih dikenai wajib lapor ke Bapas satu bulan sekali sesuai aturan yang ditetapkan,” katanya.

Surat putusan pembebasan itu langsung diterima Ariel yang datang ke Bapas Kelas I Bandung.

Selama pembebasan bersyarat, Ariel tercatat 26 kali melapor ke Bapas Bandung dan satu kali tidak lapor karena ada jadwal konser kelompok musiknya. “Dia cuma satu kali absen saat konser di Sulawesi, jadi tidak bisa melapor,” katanya.

Sementara itu, Ariel datang ke Bapas Bandung didampingi dua orang menggunakan mobil Kijang Inova berwarna silver.

Namun, Ariel tidak memberikan komen-

(Ant/Bali Post)

BEBAS MURNI - Vokalis Band Noah, Nazriel Irham atau Ariel, dikawal petugas Balai Pemasyarakatan usai menerima surat keterangan Pengakhiran Bimbingan di Kantor Balai Pemasyarakatan Kelas I Bandung, Jawa Barat, Senin (22/9). Ariel dinyatakan bebas murni dan telah selesai menjalankan masa bimbingan Pembebasan Bersyarat (PB) sejak 23 Juli 2012 sampai 21 September 2014 terkait pidana 3,5 tahun karena melanggar Undang-Undang Pornografi. tar terkait pembebasannya kepada wartawan yang sudah berkumpul di kantor Bapas Bandung. (Ant/Bali Post)

Putri Mutiara Ingin Hadir dalam Festival Senggigi

PERESEAN Salah satu atraksi peresean dalam sebuah event di Lombok.

(Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) Meski berada di Jawa, Putri Mutiara dan Duta Pariwisata, Bq. Dwindy Amelya Haq mengaku ingin hadir serta berpartisipasi dalam memeriahkan festival Senggigi yang akan berlangsung tidak lama lagi.

Ia mengaku belum mendapat konfirmasi atau undangan terkait adanya agenda festival tersebut.

“Sebagai Duta Pariwisata tentu saya menyatakan kesiapan diri untuk mengikuti kegiatan itu, tetapi hingga saat ini saya belum mendapatkan konfirmasi. Ya kalau memang ada undangan, saya akan berusaha untuk mengikutinya meski saat ini saya sedang berada di Yogyakarta,” katanya saat dihubungi Via Phonsel, Senin (22/9).

Dirinya mengaku sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan – kegiatan semacam promosi kepariwisataan. Terlebih, saat ini dia memang berperan untuk membantu pemerintah dalam mempromosikan situs – situs kebudayaan dan pariwisata yang ada kepada para wisatawan.

“Karena memang tugas kami setelah terpilih menjadi

Putri Mutiara dan Duta Pariwisata tentu kami harus bersemangat untuk menjalani aktivitas dalam kegiatan itu, mengingat itu akan mendorong serta menumbuhkembangkan citra kepariwisataan yang ada di NTB. Sejauh ini, memang saya sedang disibukkan dengan beberapa tugas kuliah,” ujar mahasiswi UNY yang telah dinobatkan menjadi Putri Mutiara NTB. Meski demikian, beberapa pihak terkait khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB belum ada yang dapat memberikan keterangan terkait pelibatan Duta Pariwisata dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat itu. (met)

Festival Senggigi Diyakini Mampu Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Giri Menang (Suara NTB) – Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr H. Zaini Arony mengklaim, pelaksanaan festival Senggigi dari tahun ke tahun memiliki daya tarik yang mampu mendongkrak arus kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara. Bahkan karena dinilai sebagai salah satu andalan di Lobar dan NTB umumnya, maka festival ini akan segera masuk event nasional.

Hal ini dikatakan Bupati dalam jumpa persnya terkait pelaksanaan festival tersebut tanggal 24 sampai 27 September di kantornya, Senin (22/9).

“Dari hasil evaluasi festival Senggigi ini memiliki daya tarik yang mampu mendatangkan wisatawan baik domestik dan mancanegara,’’ terang Bupati.

Ia menerangkan dari hasil

evaluasi dan hasil pertemuan dengan Kementerian terkait bahwa Lobar diminta mempersiapkan proposal pengajuan festival Senggigi sebagai even nasional. Jika diukur dari indicator sejauh mana orang tertarik terhadap festival ini, tentu dinilai berhasil karena semakin banyak yang datang. Hal ini menurutnya, festival Senggigi memiliki nilai-nilai yang patut menjadi daya tarik.

Menurutnya, kaulitas pekaksanaan festival ini juga dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, karena sejak awal ia menekankan agar pelaksanaan festival kali ini lebih inovatif, jangan sekadar rutinitas. “Sekarang ini lebih inovatif,” ujarnya. Dalam festival kali ini banyak yang ditonjolkan, termasuk kelestarian lingkungan.

Dari sisi inovasi ia juga me-

nekankan jangan banyak menonjolkan eksebisi budaya, namun nilai-nilai apa yang dapat diambil dari sebuah penampilan budaya tersebut. juga ditekankan agar pelaksanaan seni itu ada roh agamanya.

Artinya misi keagamaan dalam pelataran budaya. “Dalam festival ini juga ditonjolkan nilai edukasi,” tukasnya.

Tari Kolosal Dalam festival ini, direncanakan melibatkan 100 penari kolosal Terune Semalem. Tarian kolosal ini mengisahkan pantai di Sekotong yang namanya Pantai Teruna Semalem yang indah, airnya bersih dan tenang.

Sejarahnya, dulu datu Kedaro tertarik ke sana. Lalu dari pantai inilah, timbul inspirasi raja untuk menjadikan tempat lain seperti pantai tersebut. (her)

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 10

Kerjasama Bagian Humas dan Protokol Setdakab Lombok Timur dengan Harian Suara NTB

Tes CPNS Delapan Hari KEPALA Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lombok Barat (Lobar) H. M. Syukron mengaku, pihaknya belum siap melaksanakan tes CPNS dengan sistem Computer Assisted Test (CAT), karena belum memiliki perangkat untuk tes. Karena itulah, Lobar akan gabung dengan Pemprov NTB untuk pelaksanaan tes.

Menurutnya, pelamar CPNS di Lobar harus menunggu giliran setelah pelamar CPNS di tingkat provinsi selesai tes. Mekanisme pelaksanaan tes tersebut dilakukan secara sistem shift, sekali ma(Suara NTB/dok) suk tes jumlah peserta 100 orH. M. Syukron ang, sehingga sehari jumlah peserta yang tes 500 orang. Sehingga diperkirakan jangka waktu pelaksanaan tes CPNS di Lobar butuh delapan hari.

Pemkab Lobar memprediksi jumlah peserta yang mendaftar 4 ribu lebih, karena prediksi satu formasi itu pendaftarnya 100 orang. Ia mengimbau agar pendaftar berhati-hati dengan NIK, karena langsng tersambung dengan server Adminduk di pusat. Ia menambahkan sejauh ini, baru mendaftar 285 orang kebanyakan formasi guru.

Diakuinya,, pendaftaran CPNS secara nasional seharusnya dimulai sejak tanggal 20 Agustus sampai 3 September, namun sempat ditunda, karena menunggu kabupaten/kota lain lain yang belum menuntaskan formasi.

BKD Lobar memperoleh 40 formasi, 25 formasi guru SD dan SMK, 16 formasi tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum dua orang dan dokterer gigi satu orang. Sedangkan 10 formasi terdiri dari enam bidan dan perawat empat formasi. Lebih dirinci dari 25 formasi guru itu, terdiri dari 10 formasi guru SD mata pelajaran agama Hindu, dan sisanya 13 formasi SMK (mata pelajaran). (Her)

Tim Panselnas CPNS KLU Belum Terima Berkas Pelamar Tanjung (Suara NTB) Seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) KLU, hingga hari ketiga penerimaan pendaftaran belum menerima berkas fisik pelamar. Pada hari pertama pembukaan pendaftaran online, Jumat (19/9) lalu, jumlah pendaftar yang masuk sekitar 200 orang.

“Pendaftaran secara online resmi dibuka pada Jumat lalu, dengan jumlah pelamar yang masuk sekitar 200 orang. Sampai hari ini, kita konfirmasi ke PT. Pos, belum ada pelamar yang mengajukan fisik berkas,” ungkap Analis Kepegawaian, Bagian Kepegawaian Setda KLU, M. Ikbal, Senin (22/9).

Menurut Ikbal, pendaftaran CPNS dibuka 14 hari ke depan sejak dibuka. Tercatat Pansel CPNS KLU akan menerima berkas fisik cap pos sampai 3 Oktober mendatang.

Meski demikian, panitia mengimbau agar masyarakat pelamar CPNS yang sudah mendaftar agar segera mengajukan berkas untuk diverifikasi. Alasannya agar berkas tidak menumpuk dan dapat diverifikasi lebih dini.

Pihak panitia sementara ini meminjam pojok Gedung RSUD KLU sebagai sekretariat. Ikbal memprediksi, jumlah pelamar KLU saat ini mencapai sekitar 7 ribu orang dengan asumsi, penerimaan CPNS kali ini tersebar di 11 pemerintah daerah se NTB. “Tahun lalu pelamar mencapai 13 ribu orang dengan pelamar yang lulus verifikasi pemberkasan sebanyak 11 ribu. Untuk saat ini, karena penerimaan CPNS menyebar maka kita prediksi 50 persen, dari itu yang mengajukan di KLU,” ujarnya.

Sekilas disebutkan Ikbal, dari 200 orang pelamar yang mendaftar online sementara ini didominasi oleh masyarakat lokal di beberapa Kecamatan di KLU. Terhadap mekanisme aplikasi online, pelamar diingatkan untuk tetap berhati-hati saat mengakses website. Pasalnya kesalahan (human error) saat akses akan memutus kesempatan pelamar untuk mengulang pendaftaran, karena lebih dulu sudah memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan mengantongi password yang diberikan Panselnas pusat.

“Kesalahan prosedur yang dilakukan pelamar maka dengan sendirinya NIK pelamar akan dikunci oleh Kemenpan.

Jadi pelamar agar teliti saat mengakses,” sambungnya.

Pelamar pada tahap akses online ini harus menempuh sedikitnya 11 tahap. Dimulai dari proses akses ke Panselnas dengan alamat website panselnas.menpan.go.id, di mana melalui web ini pelamar akan memperoleh password yang dibalas ke alamat email pelamar. Dengan password, pelamar selanjutnya akan melakukan login ke sscn.bkn.go.id. Proses selanjutnya mengikuti arahan yang ada di layar monitor, hingga ke tahap 11, di mana pada tahap ini pelamar akan memperoleh tanda bukti pendaftaran. Bukti inilah yang harus di-print (cetak) oleh pelamar untuk diserahkan ke Pansel CPNS BKD Kabupaten bersamaan dengan pengajuan berkas lamaran lainnya. (ari)

Kekeringan di Lobar Meluas

Bupati Akui Belum Semua Daerah Ditangani Giri Menang (Suara NTB) – Kekeringan di Lombok Barat (Lobar) semakin meluas. Data terakhir Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat titik yang mengalami kekeringan bertambah mejadi 57 titik di 14 desa. Untuk menangani titik yang kekeringan, Bupati mengaku Dr. H. Zaini Arony belum semua bisa dijangkau karena itu desa harus pro aktif melapor ke Pemda.

Menurut bupati, untuk sementara daerah yang mengalami kekeringan dilayani dengan mobil tangki baik dikoordindir dari Dinas Sosial dan PDAM. Air yang didrop khusus untuk memenuhi kebutuhan air minum dan MCK, di samping pihak terkait melihat potensi sumber air di daerah terkait. “Kalau ada warga yang belum dapat air dikasih tahu ke Pemda, segera lapor nanti saya perintahkan kepala Dinas Sosial dan pihak PDAM untuk mendrop air. Karena memang belum terjangkau semua,” akunya, Senin (22/9).

Menurut bupati, jika ada warga yang kesulitan air harus segera melapor melalui desa ke kabupaten. Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan mendropkan air, sehingga warga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli air seperti di Sekotong.

Mengenai penanganan jangka panjang, bupati mengaku, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun embung tahun 2015 sekitar enam hektar di beberapa kawasan tertentu. Termasuk di Sekotong, dinilai bupati sebagai daerah yang paling menderita. “Artinya Sekotong ini paling banyak kekurangan air,” ujarnyam seraya menambahkan, penanganan jangka panjang dengan melakukan pipanisasi.

Kepala Disosnaketrans melalui Kasi Penanggulangan Bencana dan Orang Terlantar, H Zakaki menyatakan, berdasarkan data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transimigrasi, daerah yang mengalami kekeringan di Lobar semakin meluas yang tadinya 52 titik tersebar di 12 desa, namun sampai saat ini bertambah menjadi 57 titik di 14 desa pada hampir seluruh kecamatan di Lobar. Jika tidak diantisipasi dampak kekeringan yang makin meluas tersebut, maka dikhawatirkan Lobar akan terancam rawan pangan.

Diakui, kekeringan kali ini meluas akibat dampak kemarau yang relatif panjang. Kondisi ini disebabkan adanya gejala siklus elnino yang terjadi 10 tahun sekali. “Kekeringan di Lobar meluas, sebelumnya 52 titik di 11 desa menjadi 57 titik di 14 desa,” kata Zakaki. (her)

STQ XXIII, Dua Peserta Asal Lotim Lolos ke Tingkat Nasional

(Suara NTB/ist)

Kafilah Lotim yang berhasil meraih prestasi didampingi Kabag Kesra Setda Kabupaten Lotim Tony Satria Wibawa dan para ofisial di arena utama, usai pengumuman juara STQ. KALIFAH Kabupaten Lombok Timur berhasil meraih prestasi kejuaraan pada event Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) XXIII Tingkat Provinsi NTB Tahun 2014 di Sumbawa Besar. Dengan meloloskan seorang Qori’ dan seorang Qori’ah ke Tingkat Nasional, Lombok Timur berada di peringkat ke4, di bawah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Lombok Tengah dalam perolehan juara.

Dari 15 peserta Lombok Timur, dua orang menjadi juara terbaik pertama dan lolos ke Tingkat Nasional, yakni Sapar-

wadi nomor peserta 408 dan Nurlaili Sufinana (Nana) nomor peserta 415, masing-masing pada cabang tahfiz 5 juz dan tilawah putra dan putri. Sementara mufassirr golongan Bahasa Arab putra, Salman, yang sangat diandalkan menduduki posisi puncak juara pada cabangnya, ditetapkan sebagai juara ke-2 oleh Dewan Hakam STQ. Selain itu, tiga orang kafilah Lotim lainnya, masing-masing Halimah, qori’ah pada cabang tilawah dewasa putri, Siti Huurin In pada cabang 20 juz putri, dan

Ruhainun pada cabang tahfiz 30 juz putri, meraih juara ke-tiga.

Sejumlah kafilah Lotim juga meraih predikat juara harapan pada beberapa cabang. Peraih juara harapan I, masing-masing, Soni Faisal Subandri pada cabang tilawah dewasa putra, M. Baihaqi Hidayatulloh pada cabang tahfiz satu juz dan tilawah putra golongan anak-anak, Nuramini pada cabang tahfiz satu juz dan tilawah putri, dan Jahirudin pada cabang tahfiz 20 juz putra.

Juara harapan II, Ma’ul Hayat pada cabang tilawah anak, M.

Kaherul Hafizhin pada pada cabang tahfiz 10 juz putra, Mardiatul Hayati pada cabang tahfiz 10 juz putri. Dari 15 peserta Lotim, hanya dua orang yang tidak berhasil meraih predikat juara.

Sumber pada Bagian Kesra Setda Kabupaten Lombok Timur, menyebutkan, prestasi pada STQ Sumbawa menempatkan posisi Kafilah Kabupaten Lombok Timur, sama seperti pada STQ Tahun 2012 di Gerung Lombok Barat.

Saat itu dua orang peserta Lotim berhasil lolos ke Tingkat Nasional, masing-masing Ahmad Ahrol pada cabang tilawah golongan anak, dan Abdul Rasyid Ridho pada cabang tahfiz golongan 30 juz. Prestasi itu menempatkan Lotim pada peringkat ke-4.

Sementara pada MTQ tahun 2013 di Praya, Lotim hanya mampu mengantarkan seorang peserta lolos ke Tingkat Nasional, yakni Ramang Eka Saputra pada cabang Khat Al-Qur’an golongan hiasan Mushaf, sehingga Lotim harus puas pada peringkat ke-tujuh.

Kepala Bagian Kesra Kabupaten Lombok Timur, yang baru seminggu menduduki jabatannya, Tony Satria Wibawa, M.Si., dihubungi via telepon memberikan tanggapan atas prestasi kafilah Lotim itu, dan merencanakan perbaikan berbagai aspek untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Menurutnya, Lombok Timur harus belajar dari catatan naik-tu-

(Suara NTB/ist)

Tony Satria Wibawa, M.Si

runnya prestasi selama ini, kemudian mengidentifikasi masalah dengan objektif serta memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Dengan mengetahui akarakar permasalahan, semua pihak terkait dapat melakukan intervensi secara akurat dan terpadu, sehingga pada saatnya nanti Lotim dapat meraih prestasi yang diharapkan.

Terutama dengan pihak Kementerian Agama selaku pihak yang sangat berkompeten dalam hal ini, akan dilakukan diskusi dalam upaya penggalian potensi peserta berbakat dari kurang lebih 1,3 juta jiwa rakyat Lombok Timur. Bila perlu menyelengarakan seleksi mulai dari tingkat dusun. (Zar-Humas)

Maraknya TKI Ilegal

Bupati : Kesalahan Terbesar di Pihak Malaysia Selong (Suara NTB) TKI ilegal masih marak ditemukan. Hal ini tidak lepas dari banyaknya praktik percaloan dalam proses perekrutan TKI, termasuk TKI yang bekerja di Malaysia. Masih maraknya TKI yang tidak memiliki dokumen lengkap itu selain praktik calo, tidak lepas pula dari adanya peranan dari pihak Malaysia.

Bupati Lombok Timur H. Moch Ali Bin Dachlan mengklaim maraknyaTKI ilegal akibat kesalahan terbesar pihak Malaysia. Penegasan bupati itu disampaikannya saat menerima kunjungan dari Yayasan TIFA Indonesia bersama rombongan dari BNP2TKI, Bappenas, pewakilan kedutaan Australia dan LSM ADBMI di kantor Bupati Lotim, Senin (22/9).

Bupati mengaku, dirinya sudah melakukan penelitian di Malaysia. Ia menilai, orang-orang Malaysia justru senang ada TKI ilegal yang masuk, karena bisa membayar buruh dengan murah. “Malaysia butuh buruh yang murah,” katanya, seraya

menambahkan, adanya pengiriman TKI ilegal, karena permintaan dari Malaysia.

Dalam hal ini, bupati berharap ada solusi yang terbaik, sehingga tidak menyebabkan TKI miskin terus. “Biar tahu jalan keluarnya. Itulah sebabnya TKI miskin terus,” kritiknya. Di samping itu, ia menuding ada pihak yang berperan sebagai tukang jual. Bahkan menggoda yang sudah legal agar berpindah jadi ilegal.

Untuk itu, bupati menyambut baik kehadiran Yayasan TIFA dan siap mendukung program-program yang telah dijalankan untuk perbaikan nasib TKI ke depan. Muhammad Nour, dari

Yayasan Tifa menyampaikan, pihaknya bekerjasama dengan ADBMI sudah melaksanakan program Migrasi Aman dengan sasaran di 10 desa. Pihaknya mencoba membangun akses berkeadilan bagi TKI supaya bisa lebih baik.

Pihaknya mendukung apa yang telah dilakukan kabupaten Lombok Timur yang melakukan penyebaran informasi job order yang sah ke tengah masyarakat, sehingga mengurangi angka TKI ilegal, khususnya dari Lotim. ‘’Awasi perekrutan calon TKI yang tidak sah, sehingga bisa meminimalisir TKI ilegal,’’ sarannya.

Roma Hidayat dari ADBMI berharap Pemkab Lotim bisa

BOS SMA, Masih Jauh dari Standar Selong (Suara NTB) Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang digelontorkan pemerintah ke SMA sederajat dinilai masih jauh dari standar.

Standar nilai BOS yang harus diberikan Rp 5,2 juta/siswa/ tahun. ‘’Angka ini diperoleh d ri tingkat kebutuhan siswa. Akan tetapi yang bisa direalisasikan Rp 1 juta/siswa/tahun,’’ ungkap Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Lotim, H. Andap, Sabtu (20/9).

AndapyangjugaKepalaSMAN 1 Masbagik ini, mengaku, akibat keterbatasan itulah di tingkat SMA diperbolehkan melakukan pungutan ke siswa yang didasari kesepakatan bersama. “Pembangunan fisik Ruang Kelasa Baru (RKB)misalnya,biasanyaadasharing dari masyarakat,” ujarnya.

Masyarakat memang diminta memberi peran sertanya dalam kegiatan pembangunan pendidikan di tingkat SMA. Ditambahkan, hitungan Rp 5,2 juta total kebutuhan siswa dikurangi kemampuan pemerin-

tah hanya Rp 1 juta, maka siswanya Rp 4,2 juta itu yang digempur bersama masyarakat.

Dana yang cukup besar peruntukan per siswa per tahun dinilai tidak bisa dipenuhi semua dari kalangan masyarakat. “Cukup besar Rp 4,2 juta, masyarakat tidak akan mampu memmenuhi semua sisa itu,” katanya.

Untuk bisa capai harapan itu, lanjutnya harus bersinergi dengan pemerintah dan dibuatkan regulasi sebagai batasan. Selain itu, pihaknya mengusulkan ada iuran Rp 75-150 ribu/siswa/bulan ditambah dengan dana sumbangan pengembangan institusi senilai Rp 750 ribu-2 juta/siswa/ tiga tahun. “Jika kesepakatannya Rp 1,5 juta/siswa per tahun, maka tiap tahun bisa bayar Rp 500 ribu,” ungkapnya.

Realitas di tengah masyarakat dewasa ini tidak bisa dipaksakan untuk memenuhi standar kebutuhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di tingkat SMA sederajat ini. Terlebih banyaknya

siswa yang kurang mampu yang menuntut pemerintah untuk mengeluarkan beasiswa.

Selain itu, selaku kepala sekolah, memiliki tanggung jawab yang besar. Tugas Kepala sekolah katanya merupakan tugas tambahan seorang guru. Harapannya, di tengah wacana tentang pergantian kepala sekolah, para pengganti kepala sekolah adalah sosok-sosok yang baik. “Kalau pendidikan mau berkembang maksimal, pergantian kepala sekolah ini memang mutlak. Karena evaluasi belajar tidak pernah berhenti. Kepala sekolah yang dipilih hendaknya mempertimbangkan aspek kinerja sebagai acuan pertama,” sarannya.

Rencana pergantian dianggap hal yang biasa saja. Tidak ada hal yang terlalu prinsip. Namun perlu menjadi catatan, peran kepala sekolah sangat strategis. Seluruh kegiatan di sekolah diemban kepsek. Para kepala sekolah tidak seperti dulu yang tidak diberikan beban untuk melaksanakan pembangunan fisik, melaksanakan dana bansos dan lainnya. (rus)

Tanjung dan Pemenang Rawan Gangguan Kamtibmas Tanjung (Suara NTB) Pemerintah Kecamatan Pemenang dan Tanjung khawatir dampak peredaran minuman keras (miras) tanpa merek. Di sektor pariwisata, dampak peredaran miras ini diakui sudah mulai terasa di mana kerap terjadi kenakalan remaja khususnya di Pelabuhan Bangsal - pintu masuk pariwisata 3 Gili.

“Gangguan akibat miras ini sangat dikhawatirkan. Setelah kami turun dengan Pak Kapolsek ke penjual, maka kami meminta agar para ada pembatasan penjualan. Aktivitas di Bangsal sudah mulai terasa akibat adanya fenome-

na miras ini,” ungkap Camat Tanjung, Fahri, S.Pd., Senin (22/9).

Selain dampak itu, Fahri juga mensinyalir dampak negatif lain berupa balap liar yang muncul di wilayah Nipah, Pemenang Barat.

Di kawasan ini, aksi balap liar kerap dimotori oleh kalangan pemuda dari berbagai dusun dan desa di KLU. Hingga pihaknya melakukan patroli bersama aparat Kepolisian Sektor Pemenang, kehadiran aparat bahkan mampu dihalau oleh kerumunan massa saat balapan di TKP. “Sampai kami saat akan pulang, tidak berani kembali dan lebih memilih jalur Senggigi untuk pulang,” kata Fahri.

Camat Tanjung, Saparudin

mengakui pula gangguan Kamtibmas yang menonjol di wilayah Kecamatan Tanjung adalah akibat peredaran miras tanpa merek. Saparudin mensinyalir, hampir tiap dusun di perkotaan (Tanjung) menyediakan miras lokal jenis tuak.

Untuk menghindari dampak yang lebih negatif, Pemda KLU melalui Kecamatan bersama Kepolisian Sektor Tanjung meminta para penjual membatasi penyediaan miras.

“Kami minta kepada penjual untuk tidak menyediakan tempat minum di lokasi penjual. Kalaupun ada pembeli, maka tempat minumnya harus di luar,” katanya. (ari)

(Suara NTB/rus)

POSE - Bupati Lotim, H. Moch Ali Bin Dachlan berpose bersama pengurus Yayasan TIFA, perwakilan dari Bappenas, BNP2TKI, BP3TKI, perwakilan Kedutaan Australia yang mendanai proyek Migrasi Aman di Lotim. melahirkan produk hukum berupa Perbup (Peraturan Bupati) soal bursa kerja. Jika hal ini dilakukan bisa menjadi sebuah

terobosan hukum. “Kalau Pemda legalkan keberadaan bursa kerja, ini bisa memotong ulah para tekong,” kata Roma. (rus)

Keluhan Tak Ditanggapi

Warga Taman Ayu Rusak Pagar dan Blokade Pintu Masuk PLTU Jeranjang Giri Menang (Suara NTB) – Puluhan warga Taman Ayu, Kecamatan Gerung nekat merusak pagar dan memblokade pintu masuk menuju PLTU Jeranjang. Aksi warga ini, imbas dari ketidakpuasan terhadap sikap manajemen PLTU yang tak menanggapi banyak keluhan warga setempat.

Warga merasa geram, karena banyak keluhan tidak direspons, antara lain keluhan polusi yang ditimbulkan abu batu bara mengganggu warga, namun tidak ada imbal balik ke warga.

Selain itu, tuntutan warga tidak banyak diakomodir sebagai tenaga kerja di PLTU tersebut.

Kepala Desa Taman Ayu, Junaidi mengaku ada sekitar 10 tuntutan warga yang disampaikan ke pihak PLTU. Antara lain, menyangkut permintaan agar diakomodir sebagai tenaga kerja di PLTU, penanganan polusi abu batu bara, penanganan kesehatan warga yang terkena dampak abu itu dan persoalan retribusi pihak PLTU ke warga yang terkena imbas dari polusi tersebut. Di samping itu ada juga permintaan penanganan rumah kumuh dan air bersih.

Warga, katanya, kecewa karena tuntutan mereka tidak ditanggapi pihak PLTU. Padahal warga telah lama menyuarakannya. Karena tak direspons, wargapun akhirnya bersepakat melakukan aksi.

Tak lama berorasi, massa ingin memaksa masuk ke PLTU, namun dijaga ketat aparat. Akhirnya, pihak PLTU mau menerima perwakilan warga untuk melakukan mediasi. Selang beberapa lama kemudian, mediasi pun selesai. Namun warga merasa tidak puas karena dari sekian

banyak tuntutan justru tidak diakomodir, sehingga warga pun geram.

Warga yang tersulut marah pun melakukan aksi perusakan pagar. Lalu pagar yang dirusak itu digunakan warga memblokade jalan masuk ke PLTU. Karena aksi warga semakin beringas, pihak PLTU pun mengadakan mediasi kedua. Kepala desa dan kadus serta perwakilan warga bertemu lagi dengan pihak PLTU. Akhirnya , Dodi dari PLTU menyatakan kesiapan pihaknya menangani masalah polusi abu batu bara dengan bekerjasama dengan pihak ke tiga.

Abu tersebut akan diangkut dan dimusnahkan. Pihak PLTU juga akan menanam pohon di sekitar penampungan abu sebagai penangkal polusi abu. Jalur yang dilalui pengangkut abu batu bara khususnya di lingkungan Jeranjang akan disiram setiap hari.

Tuntutan warga menyangkut permintaan diakomodir sebagai tenaga kerja, pihak PLTU hanya bersedia mengimbau kepada pihak kontraktor untuk prioritaskan warga Dusun Jeranjang. Menyangkut tuntutan soal kesehatan, PLTU bersedia melaksanakan pemantauan kesehatan warga dan melaksanakan bakti sosial sekitar bulan Oktober mendatang.

Pihak PLTU juga bersedia mengkomunikasikan tuntutan warga terkait penanganan rumah kumuh. Hal ini akan dikomunikasikan dengan pihak PLN wilayah NTB. Di samping itu, PLTU juga bersedia membantu pembangunan jembatan. “PLTU akan membantu mesin penyedot debu di masjid,” terangnya. (her)

Halaman 11

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Lampard Terjebak dalam Drama Inggris (Suara NTB) Frank Lampard mengaku kehilangan kata-kata setelah mencetakgolpertamanyauntukmenyelamatkanManchester City dari kekalahan melawan Chelsea, Minggu, (22/9).

(ant/bali post)

TERPUKUL – Para pemain MU tampak terpukul setelah Leicester City mencetak gol kelima mereka.

MU Bikin Kesalahan Fatal Jakarta (Suara NTB) Louis van Gaal, mengakui bahwa pasukannya membuat kesalahan fatal. Ketidakmampuan Manchester United menjaga penguasaan adalah “kesalahan utama” atas kekalahan 5-3 dari Leicester City, Minggu, (21/9).

United lebih dulu memimpin dua gol di Stadion King Power, tetapi empat gol di babak kedua dari pasukan Nigel Pearson membuat mereka mengecap kemenangan setelah delapan gol tercipta.

Hasil itu membuat Red Devils mendekam di posisi 13 Liga Inggris dengan hanya mengumpulkan lima poin dari lima pertandingan pertama mereka. Dan setelah pertandingan Van Gaal mengaku runtuhnya tim tidak dapat diterima.

“Kami memiliki kontrol penuh,” kata pelatih Belanda itu kepada reporter.

“Bagaimana itu mungkin kamu memberikan pertandingan ini begitu saja? Leicester telah membuktikan bahwa mereka mempunyai karakter yang kuat. Tetapi ketika itu 1-3 dan kamu bisa memainkan pertandingan dengan penguasaan lebih sampai 90 menit, kamu tidak bisa melakukan hal semacam ini.”

Ia menimpali, “Selalu mungkin di sepak bola. Saya mempunyai karir yang panjang, jadi pernah mengalaminya di Barcelona sekali. Kamu tidak bisa membayangkannya, tetapi itu terjadi.”

“Saya tidak ingin mengkritik kesalahan personal karena itu terjadi di sebuah permainan. Kami tidak menjaga penguasaan bola, itu kesalahan utama kami. Kami menciptakan banyak kesempatan.”

“Kami membuat gol fantastik. Itu nilai tambah, tetapi kami kalah di pertandingan, itu yang paling penting jadi kamu tidak bisa senang karena bagian pertama,” tambahnya seperti dikutip goal.com. (ant/bali post)

Asian Games

Tangan Lecet Bukan Alasan Raih Perunggu Incheon Sambil memperlihatkan telapak tangan kanannya yang lecet memerah, Eko Yuli Irawan terduduk diwawancarai wartawan setelah dirinya merebut medali perunggu, Minggu malam (21/9) di Incheon, Korsel.

“Ini bukan alasan saya tidak mampu meraih emas atau perak,” kata lifter kelahiran Lampung 24 Juli 1989 itu, yang membuka telapak tangannya untuk diperlihatkan kepada wartawan.

Eko Yuli menceritakan bahwa telapak tangannya sedikit lecet dan memerah ketika dirinya melakukan pemanasan menjelang angkatan clean & jerk.

“Waktu saya pemanasan di belakang untuk clean & jerk, telapak tangan saya sedikit terganggu, tapi tidak terlalu masalah saya pergunakan untuk angkatan,” kata peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.

Putra dari pasangan Saman dan Wastiah itu kalah bersaing melawan atlet Korea Utara dan Tiongkok yang masingmasing merebut medali emas dan perak pada pertandingan di kelas 62kg putra.

“Mereka memang masih jauh lebih baik dari saya, Kim (atlet Korut) itu juara Olimpiade dan Chen Lijin (Tiongkok) itu juara dunia, tapi saya puas bisa meraih perunggu di Asian Games ini,” ungkap atlet peraih emas di SEA Games Thailand 2007, Laos 2009, dan Indonesia 2011 serta peraih emas di beberapa kejuaraan dunia junior itu.

Eko Yuli menyatakan masih punya ambisi untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi legenda olahraga angkat besi dengan memenangi Olimpiade 2016 di Brazil mendatang.

“Ambisi saya adalah Olimpiade di Brazil nanti, saya ingin menciptakan sejarah, tapi apa yang saya angankan itu tidak semudah membalik tangan, pesaing saya juga semakin kuat,” tambah suami dari Masitah.

Ditanya tentang perjalanan dirinya menjadi seorang atlet angkat besi, Eko Yuli mengatakan perjalanannya cukup unik. “Saya dikenalkan olahraga angkat besi dari pelatih pertama saya yaitu Yon Haryono,” ungkapnya.

“Sebelumnya saya tidak mengira bisa menjadi atlet nasional. Melakukan latihan angkat besi karena ajakan temanteman sehabis menggembala kambing. Saat SD saya mempunyai empat kambing milik bapak untuk diangon tiap hari,” begitu Eko mengisahkan.

Setelah “mengangon” kambing di kawasan Metro Lampung, katanya, dia diajak temannya mengintip latihan angkat besi binaan Yon Haryono. Saat sedang mengintip itulah dia ketahuan pelatih itu, dan kemudian diajak untuk ikut latihan angkat besi.

Dia lantas menuruti ajakan itu tanpa beban.

Pada keesokan harinya, Eko langsung membawa sepatu dan kaos untuk melakukan latihan angkat besi usai menggembalakan kambing. Dari situlah ia mendapat restu orang tuanya.

“Bapak memberikan ijin melakukan latihan angkat besi dengan syarat menggembala kambing dulu. Saat itu saya memasuki usia 11 tahun. Ketika memasuki usia 12 tahun, saya langsung diintruksikan mengikuti kejuaraan nasional di Indramayu, Jabar,” ungkapnya mengakhiri wawancara itu. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

PERUNGGU - Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli Irawan meraih medali perunggu pada cabor angkat besi kelas 62 kg Asian Games 2014 di Moonlight Festival Garden, Incheon, Minggu (21/9).

Setelah hampir 13 tahun di Stamford Bridge, Lampard meninggalkan klub awal musim panas ini dan menyetujui kesepakan dengan New York City FC, tetapi dipinjamkan ke Manchester City sampai Januari.

City yang bermain dengan 10 orang setelah Pablo Zabaleta dikeluarkan, tertinggal lebih dulu lewat gol Andre Schurrle di babak kedua. Tetapi Lampard sebagai pemain pengganti, menciptakan gol lima menit sebelum pertandingan berakhir untuk menyelamatkan satu poin untuk juara Liga Inggris musim lalu ini.

“Ini sungguh sulit,” kata Lampard. Ia menimpali, “Saya akan tidak profesional jika tidak bermain dan menjalankan pekerjaan saya. Saya mencoba untuk ke kotak pinalti, itu bola yang mengagumkan dari Milly (James Milner). Saya memiliki 13 tahun yang menakjubkan dengan fans Chelsea. Jadi bercampur dengan itu. Tentu saja,

saya sungguh senang, tim yang saya bela mendapat hasil seri, jadi itu sangat sulit untuk menjawabnya.”

“Saya sedikit kehilangan kata-kata. Saya tidak menyangka akan datang dan mencetak gol seperti itu. Saya masuk dan fans Chelsea memberi tanda dan itu sungguh emosional, kemudian saya bermain untuk klub yang hebat.

Jadi saya terjebak di tengahtengah sini,” katanya.

“Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dari hal itu sekarang, karena ini yang sulit. Saya kira hal ini dapat dilihat sebagai kebahagian di akhir. Ini musim yang panjang, kedua tim ini, dan yang lain akan berjuang, itu akan membuat Liga Inggris lebih menarik,” tambahnya seperti dilansir goal.com.

Manuel Pellegrini mengatakan Chelsea bermain seperti “tim kecil” dalam laga tersebut. Pellegrini menyamakan mentalitas Chelsea dan Stoke City, meski pasukan Mark Hughes mengalahkan juara Liga Inggris di Etihad Stadion Agustus lalu.

“Saya tidak puas dengan

(Suara NTB/ist)

TANPA PERAYAAN - Frank Lampard menolak merayakan gol yang ia cetak ke gawang Chelsea. Gol itu menyelamatkan City dari kekalahan atas Chelsea. hasilnya,” kata pelatih Chelsea itu. “Saya pikir kami bermain 90 menit melawan tim kecil yang hanya mencoba bertahan, mencoba menumpuk 10 pemain di depan gawang.

“Kami tim yang ingin menang sejak awal, kami memilki dua atau tiga kesem-

patan khususnya dalam babak kedua dan setelah kami bermain 10 orang kami terus mencoba untuk menang.”

Ia menimpali, “Itu mengapa saya puas dengan penampilan tim, tetapi tidak puas dengan skornya.”

“Saya tidak ingin menganal-

isis Chelsea. Saya pikir kami bermain dengan tim yang sama ketika melawan Stoke di sini.”

“Itu sangat sulit untuk kami mencetak gol, tetapi apa yang tim lain lakukan -itu bukan tanggung jawab saya menganlisis,” tambahnya seperti dikutip goal.com. (ant/bali post)

Tiongkok Cetak Barcelona Benamkan Levante 5-0 Rekor Dunia Setelah Diskualifikasi Incheon Hakim pertandingan Asian Games Incheon mencabut keputusan mereka untuk mendiskualifikasi Tiongkok di nomor air riffle 10 meter putri, sehingga Zhang Binbin, Yi Shiling dan Wu Liuxi berhak atas medali emas serta rekor dunia yang dipertajam mereka.

Tim tembak putri Tiongkok meraih medali emas dengan angka total 1.253,8 poin pada pertandingan yang diadakan di Ongnyeon International Shooting Range, mempertajam rekor lama 1.253.7 yang disandang rekan mereka di Teheran tahun lalu.

Tapi tim Tiongkok secara kontroversial didiskualifikasi hakim pertandingan setelah ditemukan bahwa pistol yang digunakan Zhang tidak memenuhi peraturan dari segi berat maksimumnya.

Zhang mengatakan ia yakin naik banding ofisial Tiongkok

akan berhasil dan ia akhirnya dibuktikan tidak bersalah sehingga diskualifikasinya dicabut. “Saya yakin semua tindakan saya benar. Jadi saya tidak khawatir tentang itu,” kata Zhang, yang tidak dapat tampil di nomor perorangan bila diskualifikasi itu tidak dicabut.

“Saya amat yakin saya akan maju terus ke final dan rasa yakin itu saya tanamkan terus dalam diri saya,” ujarnya.

Diskualifikasi Zhang dicabut dan akhirnya tampil di nomor perorangan, tapi usahanya untuk merebut medali emas terganjal, karena atlet dari Iran Najmeh Khedmati serta Narjes Andevari Emamgholinejad, meraih medali emas dan perak, sedangkan Zhang hanya mendapatkan medali perunggu.

Iran juga meraih medali perak di bawah Tiongkok pada nomor tim. Tuan rumah Korea Selatan tetap di bawah Tiongkok pada perolehan medali secara keseluruhan sementara, setelah mendapat medali emas ke-13 di nomor 25 meter putri. (ant/bali post)

Pertina NTB Kirim Empat Petinju di Kejurnas Mataram (Suara NTB) Pengprov Pertina NTB mengirim 14 atlet di Kejurnas Tinju Remaja dan Junior di Batam, 22-27 September 2014. Junaidin menjadi satusatunya petinju yang memiliki pengalaman mengikuti event nasional. Sementara 13 atlet lainnya masih butuh pengalaman tanding.

Sekum Pertina NTB, Haryoto Az yang dihubungi Suara NTB di Mataram, Senin (22/ 9) kemarin mengatakan penampilan Junaidin di kejuraan tinju tingat nasional merupakan kedua kalinya. Sebelumnya, Junaidin pernah meraih juara tiga di Kejurnas Tinju di Kaltim, Mei lalu. Sementara itu keberangkatan 14 petinju NTB itu didampingi oleh pelatih tinju dari kabupaten/kota di NTB, sebab keberangkatan 14 petinju itu didanai oleh masing-masing Pengcab Pertina kabupaten/ kota di NTB. “Sejumlah atlet itu sudah berangkat kemarin didampingi oleh pelatih dari Kabupaten/kota. Dan dibiayai oleh pengurus Pertina kabuaten/kota,” ucapnya.

Dari sejumlah petinju NTB yang ambil bagian di ajang bergengsi tersebut, Junaidin menjadi satu-satunya petinju yang berpengalaman. Selain pernah meraih peringkat tiga besar naisional, atlet kelahiran Dompu itu belum lama

berhasil meraih medali emas di Porprov NTB Juni 2014 dan saat ini masuk dalam Pelatda Tinju NTB. Pengurus Pertina NTB berharap kepada sejumlah atlet yang ambil bagian di event bergengsi tersebut dapat menorehkan prestasi. Pasalnya pihak Pertina NTB akan mempromosikan petinju yang sukses meraih prestasi di event nasional itu untuk masuk program Pelatda persiapan mengikuti Pra-PON hingga PON Jabar 2016. (fan)

Spanyol Luis Enrique melanjutkan tren positif Barcelona dengan memimpin timnya membenamkan Levante 5-0 pada Senin, (22/9), dini hari WIB. Neymar membuka gol dari bola Lionel Messi yang kemudian secara mengejutkan gagal mengeksekusi penalti setelah Loukas Vyantra menyangkal kesempatan pemain Argentina itu mencetak gol.

Ivan Rakitic menggandakan keunggulan Blaugrana dan Sandro membuatnya menjadi tiga dari assist Messi. Jordi Arba mengatur gol keempat Pedro sebelum Messi membuat gol menajubkan yang mengakhiri pesta gol Blaugrana.

Menurut espnfc.com Levante menguasai 26 persen penguasaan bola, sementara

(Suara NTB/ist)

HADANG MESSI - Dua pemain Levante mencoba menghalangi akselerasi Lionel Messi dalam laga yang berakhir dengan kemenangan 5-0 untuk Barcelona.

Barca 74 persen. Dengan dua kali Levante tendangan ke

arah gawang, Barca delapan. (ant/bali post)

Senam Incar Tiga Besar di Pra-PON Remaja Mataram (Suara NTB) Meski bukan cabor unggulan, namun pengurus cabang olahraga senam siap mengharumkan marwah NTB di kancah nasional. Cabor senam optimis meloloskan atletnya di PON Remaja 2014, dengan mengincar peringkat tiga besar di Pra-PON Remaja Cabor Senam di Jakarta, 29 September hingga 5 Oktober mendatang.

“Kita yakin atlet kita bisa meraih peringkat tiga besar, karena salah satu atlet kami, Shyntia Pratiwi pernah meraih peringkat tiga besar di event nasional,” ucap Dra. Rida Iswati M. Kes, Ketua Harian Pengprov Persatuan Olahraga Senam Indonesia (Persani) NTB, kepada Suara NTB di Mataram, Senin (22/ 9) kemarin.

Dikatakannya, selain pernah mengukir prestasi tiga besar nasional Shyntia Pratiwi belum lama ini juga berhasil meraih medali emas terba-

nyak di pertandingan cabor senam kategori ritmix pada Porprov NTB, di Mataram, 15-21 Juni lalu, yakni empat emas dan satu perunggu. Beberapa prestasi yang telah diukir oleh atlet asal Lombok Barat (Lobar) semakin menambah rasa optimis pengurus cabor tetang kemampuan atletnya.

Menurut Rida, keberangkatan atlet senam mengikuti Pra-PON Remaja sudah bulat, mereka akan mengirim tiga atlet mengikuti event tersebut, yakni Shyntia Pratiwi, Daniel Chirstian Gerdena dan Sarah Lehani Michael.

Keberangkatan tiga atlet ini akan didampingi oleh Pelatih Senam NTB, Sri Hadian Haterry.

Ketiga atlet itu akan ambil bagian di empat nomor pertandingan di kategori ritmix, yakni permainan pita, bola, simpai dan gada. Pelatih senam Sri Hadiah Haterry juga optimis atletnya bisa lolos PON Remaja. Namun

menanggapi soal target meraih pretasi tiga besar sebagaimana yang dilontarkan oleh pengurus cabor, Sri tak berani sesumbar, namun demikian target tersebut tentu akan menjadi motivasi atlet dalam mencapai prestasi puncak di level nasional.

Dijelaskannya, dari tiga atlet yang dikirim tersebut terdapat satu atlet yang bisa diandalkan dapat menorehkan pretasi, yakni Shyntia Pratiwi. Diakuinya atlet kelahiran Lobar ini pernah mnempati peringkat tiga di O2SN Tingkat SD tahun 2007 lalu, dan belum lama ini Shyntia berhasil menyumbang 4 emas, 1 perunggu di Porprov NTB. Prestasi tersebut memang bukan sebuah tolak ukur yang jelas untuk menargetkan pretasi di Pra-PON Remaja, namun dia berharap terget tersebut biasa menjadi motivasi bagi atletnya sehingga apa yang menjadi keinginan cabor biasa terealisasi. (fan)

SUARA NTB

Selasa, 23 September 2014

Halaman 12

RUPA-RUPA

PERHIASAN

FINANCE

RUPA-RUPA

TOKO BANGUNAN

TRAVEL

SHOWROOM

RUMAH MAKAN

BATIK

TOKO MAINAN

PET SHOP

KONTRAKAN

SALON

PERAWATAN AC

KOMPUTER

RUMAH MAKAN

RUPA-RUPA

BENGKEL

BANK

SUARA NTB

Selasa, 23 September 2014

KURSUS

Halaman 13

HOTEL

ARSITEK & BAHAN BANGUNAN

087 865 633 888 / 087 861 811 999

RUMAH MAKAN

DEALER

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

SALON

LOWONGAN

LAUNDRY

SANGGAR SENAM

SERVICE AC

SHOWROOM

PROPERTY

EKSPEDISI

KECANTIKAN

RUPA-RUPA

Hay sista biar gak ribet pakai pensil alis dan lipstik KINI TELAH ADA DIKOTA ANDA....?

TERASI

LOWONGAN

SERVIS MOTOR

COUNTER

SULAM BIBIR

SULAM ALIS DAN BIBIR HANYA :

Rp. 1 Jt

Biaya di atas sudah termasuk retouch 1 kali Kunjungi De’Beauty Care Alamat : Jl. Koperasi No. 64 A Ampenan - Otak Desa

SULAM ALIS

Hp : 081803673308 / 081803667165 PIN : 29DO72D4 / 297AFF73 Menerima Kursus : 1. Sulam Alis dan Bibir 2. Estetika 3. Tata Kecantikan

TENUN LOMBOK

TRAVEL

TELEVISI

EVENT ORGANIZER

LISNA JAYA MOTOR Menerima :

Ganti Oli - Spare Parts Service Mobil & Sepeda Motor

Hubungi : GEDE HP. 087 865 276 400 085 337 568 500

Jl. SULTAN HASANUDDIN 139 BLOK D CAKRA UTARA

BENGKEL & SPARE PART

SIARAN TV

PENGOBATAN

RUPA - RUPA

RUPA - RUPA

MADU

KACAMATA

COUNTER

RUPA - RUPA

RUPA_RUPA

FASHION

RUPA-RUPA

DIJUAL

RUPA - RUPA

KONVEKSI

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

PENGABDIAN

Halaman 14 14 Halaman

(Suara NTB/ist)

MENGAJAR WARGA - Jumilah di antara warga Dusun Duduk Atas Desa Batu Layar Lombok Barat yang mengajarkan warga sekitar baca tulis.

Jumilah

Perempuan sederhana, Jumilah, asal Dusun Duduk Bawah, Desa Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat NTB punya komitmen kuat untuk meningkatkan dan merubah kondisi masyarakat sekitarnya yang jauh dari akses pendidikan.

MELIHAT kondisi masyarakat yang banyak buta aksara di desanya, ia bersama sejumlah teman-temannya membentuk kelompok belajar di dusunnya. Berbagai penghargaan tingkat nasional pun diraihnya.

Jumilah merupakan perempuan yang tak tamat Sekolah Dasar (SD).

Ia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SD. Namun berkat kerja keras, kemauan dan tekad yang kuat ia mendirikan sebuah kelompok belajar di kampungnya.

Oleh masyarakat sekitar ia dipang-

gil sang guru.

Para siswanya adalah anak-anak yang tidak bersekolah di sekolah umum, mereka yang menikah di usia remaja, dan para orang tua yang buta aksara. Berkat kepedulian Jumilah inilah yang membuatnya memperoleh Anugerah Peduli Pendidikan (APP) 2012 untuk kategori Individu atau Inovator Pendidikan.

“Saya bersama teman-teman perempuan merintis kelompok belajar bagi anak-anak dan orang tua di sini,” tuturnya kepada Suara NTB, Minggu

(21/9) sore di kediamannya.

Pada awal berdirinya lembaga pendidikan non formal yang dirintis itu, anak-anak dan masyarakat sangat antusias mengikuti pembelajaran. Anak –anak dan masyarakat hanya dikenalkan untuk bisa berbahasa Indonesia dan mengenal huruf dan berhitung.

Namun kini beberapa warga turut aktif mengajar di sekolah ini. Para murid tidak hanya belajar baca-tulis dan berhitung, namun kini juga diajarkan pengelolaan lingkungan hutan,

peternakan, pengelolaan ekonomi keluarga, dan keterampilan usaha sederhana lainnya.

Jumilah mengatakan, awalnya pendanaan kelompok belajar yang dirintis itu murni berasal dari swadaya sendiri. Jumilah tidak meminta dana dari masyarakat maupun dari lembaga mana pun. Kalaupun ada lembaga yang memberikan bantuan ia meminta peralatan tulis dan sejenisnya.

Berkat kepeduliannya agar masyarakat sekitar tak buta huruf,

pada tahun 2012 ia memperoleh penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan. Tahun 2011 ia terpilih bersama 53 perempuan lainnya yang menerima penghargaan dari salah satu produk kemasan makanan.

Para perempuan dari berbagai profesi dan berasal dari seluruh daerah di tanah air ini, dinilai pantas menerima penghargaan atas kontribusi yang positif terhadap lingkungan sosial mereka, sehingga memajukan lingkungan dan orang-orang sekitarnya. (nas)

Pelopori Pembangunan Jaringan Air Bersih Mataram (Suara NTB) Selain memiliki kepedulian yang cukup tinggi dalam bidang pendidikan bagi masyarakat yang buta aksara, Jumilah juga menaruh perhatian terhadap pemenuhan air bersih bagi warga sekitar. Pemikiran itu muncul ketika melihat warga Dusun Duduk beberapa tahun lalu mengambil air bersih di lokasi yang sangat jauh.

Bahkan, untuk menempuh sumber mata air itu, masyarakat harus berjalan kaki empat sampai lima jam perjalanan. “Kalau berangkat pagi sekitar jam 07.00 maka pulangnya nanti sampai jam 11.00 wita, itu dulu. Kalau sekarang sudah ada jaringan perpipaan,” tuturnya kepada Suara NTB, Minggu (21/9) sore di kediamannya.

Jumilah menceritakan, pada mu-

lanya banyak masyarakat yang pesimis dia dan beberapa rekannya yang berniat untuk mengalirkan air bersih melalui perpipaan dari sumber mata air yang berjarak sekitar 6-7 km dari Dusun Duduk Desa Batu Layar Lombok Barat itu.

Di samping lokasi sumber mata air yang cukup jauh, juga medan untuk mencapai tempat tersebut juga cukup sulit. Lokasi sumber mata air itu terletak di pegunungan di atasnya yang dekat dengan wilayah Pusuk.

Ia dan sejumlah rekannya mengumpulkan dana sekitar Rp 10 juta untuk membeli pipa-pipa untuk mengalirkan air bersih ke Dusun Duduk. Alhasil, dengan upaya keras, kerja keras itu berhasil dan air bersih pun bisa mengalir ke Dusun Duduk Atas dan

Dusun Duduk Bawah.

Dengan adanya air bersih yang bisa masuk ke wilayah itu, kemudian ada program jambanisasi yang masuk ke dusun tersebut. Sebelumnya, perilaku hidup sebagian besar masyarakat adalah buang hajat sembarangan.

Hal ini dilakukan lantaran tidak adanya sarana prasarana dalam memenuhi kebutuhan buang hajat masyarakat, berupa jamban keluarga.

Namun kini, lanjutnya, jamban keluarga yang sudah dibangun itu dirusak karena adanya sengketa lahan yang berujung penggusuran rumah-rumah warga di Dusun Duduk beberapa waktu lalu. Puluhan rumah di Dusun tersebut digusur dan untuk sementara, mereka tinggal di Masjid setempat. (nas)

Perempuan Inspirator dari NTB

Jumilah (Suara NTB/nas)

Giri Menang (Suara NTB) Jumilah memang seorang perempuan inspirator. Dari tak bisa membaca, ia berubah menjadi guru dan motivator bagi warga desanya yang belum bisa membaca. Bahkan bukan sekali ia mengunakan dananya sendiri untuk membantu pengentasan buta aksara di kampung sekitar.

Jumilah mengungkapkan, dulu dirinya juga tak bisa baca tulis. Namun berbekal pernah sekolah sampai kelas 2 SD dan belajar dari anak sulungnya. Sehingga ia bisa baca tulis dengan lancar.

“Saya dahulu juga tidak bisa baca tulis. Di sini saya belajar membaca dan menulis dari anak saya,” katanya ketika ditemui Suara NTB di kediamannya, Minggu (21/9) sore.

Diceritakan, dirinya cukup prihatin dengan kondisi masyarakat sekitar yang nikah pada usia dini dan banyak

yang tak mendapatkan akses pendidikan. Sehingga ia berinisiatif untuk merintis sekolah/kelompok belajar di rumahnya. Awalnya, ide itu mendapatkan cemoohan dari warga sekitar dan pemerintah.

Namun lama kelamaan membuahkan hasil dan mendapat apresiasi.

“Kadang tak sekolah ini tak diakui oleh masyarakat. Karena yang ngajar minimal harus ijazah SMA jika menjadi sekolah formal. Namun tujuan saya mendirikan sekolah ini supaya anak kami bisa baca tulis sebelum masuk SD,” imbuhnya.

Berkat upayanya, kini anak-anak dan masyarakat yang dulunya buta aksara sudah banyak yang bisa baca tulis. Masyarakat yang dulunya mata pencahariannya berkebun, kini sudah banyak yang berprofesi sebagai pedagang di daerah-daerah wisata sekitar

wilayah Senggigi dan Batu Layar. Kemudian anak-anak pada usia SMA sudah banyak yang mulai bekerja.

Jumilah menceritakan, awal Oktober 2009, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, pernah datang ke dusun tersebut. Kedatangan Gubernur tanpa pemberitahuan itu sempat membuat warga kaget. Bahkan secara spontan Gubernur pada waktu itu menggelar pembelajaran singkat buta aksara di sebuah berugaq di halaman rumah seorang warga.

Kehadiran sang gubernur menyentuh hati warga. Lebih menyentuh lagi, gubernur datang ke desa mereka lantaran sebuah surat yang ia terima dari Jumilah, seorang perempuan muda warga Desa Duduk yang telah bebas dari buta aksara dan kemudian menjadi motivator pemberantasan buta aksara di desanya. (nas)

SUARA NUSANTARA

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

Halaman 15

KPK Kembali Periksa Mantan Wakorlantas sebagai Tersangka

DUKUNG PILKADA LANGSUNG - Pengendara sepeda motor melintas di depan spanduk dukungan Pilkada langsung di Cikini, Jakarta, Senin (22/9). Partai Demokrat menyatakan mendukung pelaksanaan Pilkada langsung dan menolak pilkada lewat DPRD.

(ant/Bali Post)

Jakarta (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa mantan Wakil Kepala Korps lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigadir Jenderal Polisi Didik Purnomo sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan “driving” simulator uji klinik pengemudi roda dua (R2) dan roda empat (R4) anggaran 2011 di Korlantas Polri.

Didik yang tiba di gedung KPK Jakarta dengan mengenakan baju batik cokelat, Senin, langsung masuk ke ruang tunggu saksi tidak berkomentar apapun mengenai pemeriksaan tersebut. Didik sudah beberapa kali diperiksa sebagai tersangka, namun KPK belum menahan Didik.

Bintang jenderal satu tersebut adalah tersangka ketiga yang diproses KPK setelah mantan Kakorlantas Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo dan pemenang tender simulator direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Santoso, sedangkan Sukotjo Bambang yaitu direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo S Bambang masih berstatus tersangka.

Didik Purnamo selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada 15 April 2011 menandatangani surat keputusan tentang penunjukkan pemenang lelang dan pelaksanaan Pengadaan Driving Simulator Uji Klinik Pengemudi R-4 senilai Rp 142,4 miliar untuk 556 unit dengan harga Rp 256,1 juta. Total anggaran untuk pengadaan Driving Simulator Uji Klinik Pengemudi R-2 dan R-4 adalah Rp 197,8 miliar.

Dalam kasus ini Didik bersama dengan Budi Susanto dan Suktojo S Bambang disangkakan pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 Undangundang No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU No 20 tahun 2001 tentang jo pasal 55 ayat (1) ke-1 jo pasal 65 ayat (1) KUHP tentang penyalahgunaan wewenang dan perbuatan memperkaya diri sehingga merugikan keuangan negara dengan hukuman penjara maksimal 20 tahun.

Djoko Susilo saat ini sedang menjalani hukuman penjara selama 18 tahun dan denda sebesar Rp1 miliar subsidair 1 tahun kurungan berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung.

Sedangkan Budi Susanto juga sudah divonis 8 tahun penjara dan denda Rp 500 juta ditambah pidana uang pengganti sebesar Rp 17,13 miliar. (ant/Bali Post)

Agenda dan Soliditas KMP akan Diuji dalam Pengesahan RUU Pilkada Jakarta (Suara NTB) Agenda politik dan soliditas Koalisi Merah Putih (KMP) akan diuji dalam pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan pada 25 September mendatang.

(ant/Bali Post)

DIPERIKSA - Tersangka kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian SIM Wakil Kepala Korps Lalu Lintas, Didik Purnomo (kanan) memenuhi panggilan KPK, di gedung KPK, Jakarta, Senin (22/9). Didik menyandang status tersangka lebih dari dua tahun.

Terduga Teroris Santoso Nyaris Tertangkap Saat Penyisiran di Poso Palu (Suara NTB) Buronan kasus kekerasan dan terorisme, Santoso, nyaris tertangkap aparat saat kelompok yang dipimpinnya terlibat baku tembak beberapa hari lalu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Juru bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Utoro Saputro di Palu, Senin, menyatakan baku tembak itu melibatkan aparat TNI dari Kodim 1307/Poso dengan belasan warga bersenjata di Dusun Sipatokan, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Jumat (19/9).

Kawanan bersenjata yang diduga di dalamnya terdapat Santoso itu kemudian kabur ke tengah hutan dengan meninggalkan ratusan peluru dan barang bukti lainnya.

Saat itu 30-an pasukan TNI sedang melakukan penyisiran terpisah dengan pasukan Polri, dan secara tidak sengaja mendapati sebuah gubuk yang di dalamnya terdapat belasan orang.

Utoro Saputro mengaku tidak mengetahui pihak yang menembak terlebih dahulu. Kontak senjata pada siang hari berlangsung sekitar 30 menit.

Usai baku tembak, kelompok bersenjata itu kabur ke tengah hutan. Secara perlahan pasukan TNI mulai mendekat ke gubug yang di dalamnya terdapat bercak darah dari pihak kelompok bersenjata.

Aparat menemukan sejumlah barang bukti berupa 320 peluru kaliber 5,56 mm, 12 bom rakitan, 13 selongsong peluru, dua magazen, dua peta, dua tas ransel, 12 alas tidur, dan sejumlah barang lainnya.

Berdasarkan jumlah alas tidur itu, polisi menduga para pelaku berjumlah 12 hingga 15 orang yang di dalamnya terdapat Santoso. Barang bukti tersebut saat ini telah diserahkan kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Polisi menduga kawanan bersenjata itu terkait pembunuhan terhadap Muhammad Fadli, warga Desa Padanglembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, pada Kamis (18/9) malam, atau satu hari sebelum terjadi kontak senjata.

DarikasusituaparatTNIdanPolrimengejarpembunuhyangdiduga masih berada di sekitar lokasi kejadian perkara. (ant/Bali Post)

Kemenag Dukung 1 Muharam sebagai Hari Santri Wonosobo (Suara NTB) Direktur Pendidikan Madrasah, Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, M.A, menyambut gembira jika pemerintahan mendatang menetapkan 1 Muharam sebagai hari santri nasional, sekaligus pula sebagai perwujudan adanya pengakuan peningkatan kualitas lembaga pendidikan Ialam.

Tidak ada ruginya bagi Kementerian Agama, kata Nur Kholis Setiawan di sela mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin meresmikan madrasah Aliyah Satu Atap Al Hikam di Tempelsari, Wonosobo, Jawa Tengah, Senin (22/9).

Menurut Nur Kholis, justru dengan ditetapkannya 1 Muharam sebagai hari santri nasional merupakan ungkapan pengakuan akan eksistensi madrasah, pondok pesantren dan sejumlah lembaga pendidikan Islam yang akan mendorong para santrinya untuk meningkatkan kualitasnya.

Sebelumnya Rapat Kerja Nasional (rakernas) PDI Perjuangan ke IVmerekomendasikandukungankepadapresidenterpilihJokoWidodo (Jokowi) menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional.

“Mendukung rencana presiden terpilih menetapkan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional,” kata Ketua Bidang Politik DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani saat membacakan hasil Rakernas IV PDI Perjuangan di Marina Convention Center Semarang, Sabtu (20/9) malam.

Sebelumnya Widodo (Jokowi), dalam kampanyenya, berjanji memperjuangkan pencanangan Hari Santri Nasional yang rencananya akan diperingati setiap 1 Muharram.

Hal tersebut disampaikannya secara langsung saat melakukan kunjungan di Pondok Pesantren (ponpes) Babussalam di Banjarejo, Pagelaran, Malang, Jawa Timur.

Pencanangan Hari Santri Nasional itu merupakan permintaan dari Ponpes Babussalam yang disampaikan oleh pimpinan ponpes KH Thoriq Darwis. Menurut dia, kondisi santri di Indonesia saat ini harus diperjuangkan mengingat ponpes memegang peranan penting dalam pelaksanaan revolusi mental di Indonesia. (ant/Bali Post)

Apakah kemudian KMP dapat menggolkan RUU tersebut sesuai dengan keinginan mereka untuk menguasai mayoritas Pemerintahan Daerah dengan cara Pilkada melalui DPRD. Perhelatan pada Sidang Paripurna yang akan diagendakan pada tanggal 25 September mendatang ini nampaknya akan menjadi

suatu pembicaraan yang alot.

Ujung dari pengambilan keputusannya hampir dapat dipastikan melalui voting.

Apabila voting berjalan dan kemudian KMP dikalahkan, maka secara kasat mata soliditas KMP tinggal cerita saja.

Namun lain halnya kalau melalui voting tersebut KMP menang dan berhasil menggol-

kan RUU tersebut sesuai dengan kehendak mereka.

“Tentu ini akan menjadi tantangan besar bagi Pemerintahan Jokowi-JK ke depan terutama di basis-basis daerah,” kata politisi Golkar Poempida Hidayatullah di Jakarta, Senin (22/9).

Walaupun hasil voting nanti tidak mudah untuk diperkira-

kan, akan ada kejutan-kejutan yang menarik sehingga membuat hasil akhir dari voting tersebut menjadi di luar dugaan.

“Jika kemudian KMP ragu disaat voting dan mendorong untuk memutuskan di periode persidangan berikutnya dengan konstalasi jumlah anggota dewan yang berbeda, maka secara psikologis politik akan menjadi beban tersendiri bagi KMP. Pada akhirnya, mayoritas Rakyat Indonesia menginginkan Pilkada dilaksanakan secara langsung,” kata dia.

Kepesertaan masyarakat

dalam pemilihan akan menambah tinggi kualitas dan legitimasi demokrasi yang berjalan.

Akan sangat sulit untuk berlawanan dengan keinginan rakyat. Karena di ujung semua ini kepentingan rakyat adalah segala-galanya di era demokratis seperti sekarang ini.

“Bagi mereka yang masih berpikir bahwa rlit politik masih bisa memainkan permainan politik untuk berbeda dengan rakyat maka sebenarnya mereka itu semua lupa akan kepentingan rakyat,” ujar Poempida. (ant/Bali Post)

Empat Personel TNI AD Anak Ratu Atut Penuhi Panggilan KPK Dipukuli dan Ditembak Oknum Polisi Jakarta (Suara NTB) Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Fuad M Basya, menyatakan, empat prajurit Batalion Infantri 134 Tuah Sakti, Batam, luka-luka akibat dipukuli dan ditembak di bagian kaki oleh oknum anggota Brigade Mobil kepolisian setempat karena salah sasaran.

“Keempat korban sudah dilarikan ke rumah sakit umum,” kata Basya, saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (22/9).

Ia menegaskan, dalam kejadian tersebut tidak ada bentrokan, namun yang terjadi penahanan sepihak oleh polisi kepada anggota TNI AD itu yang sedang melintas. “Bukan bentrokan. Sementara informasi yang saya terima, justru ada penahanan sepihak oleh polisi,” katanya.

Dijelaskan, sesaat sebelum kejadian, ada patroli polisi setempat yang sedang melakukan penggerebekan di lokasi penimbunan BBM, Minggu malam (21/9). Pada saat itu pula, sepulang apel malam, dua anggota TNI AD itu melihat ada keramaian dan berhenti.

“Ada patroli polisi sedang menggerebek penimbunan BBM. Pulang apel dua orang anggota TNI melihat ada rame-rame dan berhenti. Malah ditangkap, digebuki dan ditembak kakinya,” jelas Basya.

Dua anggota TNI AD yang dihentikan itu sempat tergeletak, kemudian ada dua anggota lagi yang melintas dan bergegas ke Markas Brigade Mobil setempat yang tidak jauh dari lokasi.

Ternyata dua personel TNI AD itu lagi-lagi mendapatkan perlakuan sama. Keempat anggota TNI yang terluka tembak itu Prajurit Satu AK, Prajurit Dua HS, Prajuit Kepala EB, dan Prajurit Satu ES. “Anggota batalion infantri itu sempat ada yang ingin keluar, tetapi sudah ditahan komandan batalionnya, jangan sampai keluar kesatrian,” ujarnya. Basya mengatakan, saat ini TNI masih menggali informasi dari pihakpihak terlibat dalam aksi penembakan dan penganiayaan.

“Saat ini sudah ada pertemuan antara komandan Korem dan kepala Kepolisian Daerah untuk mediasi,” tuturnya. Kapuspen TNI menegaskan, aksi oknum Brigade Mobil kepolisian setempat itu tidak dibenarkan dan melanggar hukum, karena itu pihaknya mendesak agar kasus tersebut diproses hukum.

“Tidak dibenarkan bertindak seperti itu. Kami minta agar pelaku diproses secara hukum. Kalau ada anggota kami yang juga melanggar, akan kami tindak. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tindakan susulan,” ujar Basya. (ant/Bali Post)

DIJUAL

RUPA-RUPA

TRAVEL

Jakarta (Suara NTB) Anak Gubernur Banten nonaktif Atut Chosiyah Chasan, Andika Hazrumy, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi dalam dugaan tindak pidana korupsi proyek pengadaan sarana dan prasarana alat kesehatan provinsi Banten 2011-2013.

“Dari yang kemarin di-reschedule (dijadwalkan ulang),” kata Andika yang tiba di gedung KPK Jakarta sekitar pukul 12.35 WIB, Senin (22/9).

Andika sebelumnya dipanggil pada Senin (15/9) dalam kasus yang sama, namun ia tidak memenuhi panggilan karena mengaku belum mendapatkan surat pemanggilan. Pada Rabu (17/9) Andika mendatangi KPK, namun ia datang hanya untuk mengonfirmasi surat pemanggilannya.

“Saksi untuk ibunda,” tambah Andika singkat yang datang sendirian dan mengenakan baju putih.

Namun Andika tidak menjawab pertanyaan wartawan apakah ia bersedia memberikan kesaksian atau tidak, karena sebagai anggota keluarga Andika berhak untuk menolak menjadi saksi.

Andika terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golongan Karya periode 2014-2019.

Pada periode 2009-2014, Andika menjabat sebagai angota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Banten. Di Banten, suami Adde Rosi Khaerunnisa itu dikenal sebagai Ketua Taruna Siaga Bencana.

Dalam kasus ini, Atut disangkakan pasal 12 huruf e atau a atau pasal 12 huruf b atau pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 UU No 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20/ 2001 tentang Pemberantasan

MEBEL

(ant/Bali Post)

PEMERIKSAAN ANAK ATUT - Anak kandung Gubernur Banten nonaktif Ratu Atut Chosiyah, Andika Hazrumy memenuhi panggilan KPK, Jakarta, Senin (22/9). Andika dipanggil sebagai saksi untuk tersangka Ratu Atut dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan alat-alat kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2012-2013.

Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1.

Pasal tersebut mengenai pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri dengan ancaman pidana penjara penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar.

Selain disangkakan melakukan pemerasan, Atut juga disangkakan menyalahgunakan kewenangan sebagaimana sangkaan pertama KPK kepada Atut dan adiknya, Tubagus Chaeri

RUPA-RUPA

ADVERTISING

Wardana alias Wawan yang berasal dari pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP tentang setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.

Artinya Atut menjadi tersangkut dalam tiga kasus di KPK yaitu dugaan korupsi pengadaan alkes Banten, dugaan penerimaan gratifikasi dalam pengadaan alkes Banten dan dugaan suap kepada mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar terkait dengan pilkada Lebak.

Dalam kasus terakhir, Atut sudah divonis penjara 4 tahun dan denda Rp200 juta subsider 5 bulan kurungan.

Badan Pemeriksa Keuangan setidaknya menemukan tiga indikasi penyimpangan dalam pengadaan alat kesehatan di Banten yang mencapai Rp 30 miliar. Ketiga penyimpangan itu adalah alat kesehatan tidak lengkap sebesar Rp 5,7 miliar; alat kesehatan tidak sesuai spesifikasi sebesar Rp 6,3 miliar dan alat kesehatan tidak ada saat pemeriksaan fisik sebanyak Rp 18,1 miliar. (ant/Bali Post)

SUARA NTB Selasa, 23 September 2014

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Diserang Gerilyawan

Tiga Polisi Tewas di Pakistan Peshawar Para gerilyawan menyerang satu pos pemeriksaan di Pakistan barat laut Senin dan menembak mati empat orang, termasuk tiga polisi.

(ant/bali post)

TAHAN - Tentara Israel menahan pria Palestina saat terjadi bentrokan dalam aksi protes menentang pemukiman Yahudi di Ofra, desa Silwad, Tepi Barat, dekat Ramallah, awal September ini.

Mesir Tuan Rumah Perundingan Palestina-Israel Kairo Mesir akan menjadi tuan rumah perundingan tidak langsung antara Palestina dan Israel pada Selasa, yang bertujuan untuk mencapai pemahaman komprehensif dan perjanjian permanen mengenai berbagai isu.

Putaran perundingan ini merupakan bagian dari upaya Mesir untuk membangun keberhasilan mediasi dalam perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, yang ditandatangani oleh kedua pihak pada 26 Agustus, kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam satu pernyataan.

Perundingan ini juga dilakukan dalam rangka upaya memperkuat perjanjian gencatan senjata dan memastikan tidak adanya lagi konfrontasi atau hilangnya nyawa tak berdosa di masa depan.

Menurut laporan AFP dari Ramallah, wilayah Palestina, perundingan-perundingan tak langsung antara delegasi Israel dan Palestina mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza akan dilanjutkan Rabu di Kairo.

Pada 26 Agustus, kedua pihak sepakat gencatan senjata yang mengakhiri konflik mematikan selama 50 hari di wilayah kantung itu dan memberikan kesempatan untuk dimulainya kembali perundingan dalam sebulan untuk membahas isu-isu yang belum terselesaikan.

Isu-isu itu seperti, pembangunan pelabuhan dan pemulihan bandara di wilayah itu, dan bertukar tahanan Palestina untuk sisa-sisa tentara Israel.

Pembicaraan langsung antara Israel dan delegasi dari semua kelompok Palestina akan didahului dengan pembicaraan antara pemimpin Fatah Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Hamas.

“Mesir telah mengundang delegasi Palestina dan Israel untuk melanjutkan pembicaraan di Kairo pada 24 September,” kata seorang pejabat Palestina, demikian laporan KUNA. (ant/bali post)

Insiden itu terjadi di Kota Hangu, 120 kilometer (74 mil) barat daya Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

“Setidaknya empat gerilyawan mengendarai mobil berhenti di satu pos pemeriksaan polisi dan tiga dari mereka melepaskan tembakan menewaskan tiga polisi dan seorang pejalan kaki,” kata Kepala Kepolisian Kabupaten itu Anwar Saeed Kundi kepada AFP.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu sejauh ini, tetapi kelompok Taliban telah mengobarkan perang terhadap negara di barat laut yang bergolak, menargetkan instalasi pemerintah dan membunuh warga sipil serta aparat keamanan.

Secara terpisah, dua tentara tewas dan lainnya lukaluka oleh bom yang menargetkan konvoi militer di daerah

Speenwam di perbatasan antara Wilayah Suku Waziristan Utara dan kota Bannu, Sabtu.

Pakistan mulai menekan, tindakan yang lama ditunggu-tunggu untuk membersihkan basis gerilyawan dari Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan. Tindakan ini dilakukan setelah serangan berdarah di Bandara Karachi Juni lalu dan menenggelam-

kan pembicaraan damai yang goyah dengan pemberontak.

Serangan udara, artileri, mortir dan pasukan darat telah digunakan untuk merebut kembali wilayah di distrik itu, yang telah menjadi surga persembunyian bagi para pejuang Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dan kelompok-kelompok pejuang lainnya.

Daerah suku semi-otonomi di perbatasan Afghanistan itu telah selama bertahun-tahun menjadi persembunyian militan Islam dari semua garis termasuk Al-Qaida dan TTP,

serta pejuang asing seperti dari Uzbek dan Uighur.

Washington menekan Islamabad selama bertahuntahun untuk mengambil tindakan keras menghapus suaka pemberontak di Waziristan Utara, yang militan telah gunakan untuk meluncurkan serangan-serangan terhadap pasukan NATO di Afghanistan.

Militer Pakistan mengatakan telah menewaskan lebih dari seribu gerilyawan dan kehilangan 86 tentara sejak awal operasi, demikian AFP melaporkan. (ant/bali post)

Yordania Tangkap 11 Anggota IS yang Datang dari Suriah Amman Yordania pada Minggu (21/9) menangkap 11 anggota kelompok fanatik Negara Islam (Islamic State/IS) yang memasuki negeri itu dari Suriah.

Menurut laporan Kantor Berita Yordania, Petra, anggota IS tersebut mengakui mereka datang dari Suriah atas perintah dari para pemimpin IS untuk mengincar tempat penting di Yordania dan berencana menyebar kepanikan dan kerusuhan di negara itu.

Satu rumah milik salah satu orang yang ditangkap meledak sewaktu anggota kelompok fanatik itu sedang membuat bom.

Yordania, yang memiliki perbatasan dengan Suriah dan Irak, telah berjanji akan bergabung dalam semua upaya untuk memerangi berbagai macam organisasi teror, termasuk IS, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (ant/bali post) WILAYAH ISIS ISIS sudah merambah beberapa negara, termasuk Yordania. Seperti yang terlihat dalam gambar, seorang pengendara mobil memberanikan diri membawa mobilnya di wilayah yang dikuasai ISIS di Kirkuk Irak beberapa waktu lalu.

(Suara NTB/ist)

Delegasi Iran-AS Bertemu di New York

Mohammad Javad Zarif

Bahas Nuklir

New York Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry bertemu membicarakan program nuklir Iran di New York, AS, Minggu (21/9).

Kerry mengharapkan adanya perkembangan positif dalam beberapa hari ke depan dari pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu.

Berdasarkan keterangan dari kantor berita Iran, Mehr News, negosiator program nuklir AS William Burns dan Wendy Sherman serta negosiator Iran Seyyed Abbas Aragahchi dan Majid Takht Ravanchi juga menghadiri per-

temuan antara kedua Menlu.

Dalam kesempatan tersebut, Iran dan AS meninjau kembali pembicaraan status nuklir yang telah dilakukan dengan negara-negara 5+1 (AS, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis dan Jerman).

Perwakilan Iran sendiri sampai sejauh ini juga telah mengadakan pembicaraan bilateral dengan Rusia.

Sebelumnya para negosiator program nuklir ini berangkat ke Amerika Serikat pada Selasa (16/9), kemudian Javad Zarif mengikuti makan siang bersama perwakilan Eropa Catherine Ashton pada Rabu (17/9).

Setelahnya, Iran dan kel-

ompok negara Eropa E3/EU+3 (AS, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis dan Jerman) menegosiasikan program nuklir pada Jumat (19/9).

Selain pertemuan antara Zarif dan Ashton, di tempat terpisah, Sabtu (20/9), juga diadakan pembicaraan antara Seyyed Abbas Araghchi dan negosiator nuklir Eropa Helga Schmidt. Kegiatan ini kemudian diikuti pertemuan antara delegasi-delegasi Iran dengan tiga negara Eropa.

Pembicaraan bilateral tingkat deputi dan pejabat tinggi antara Iran dan Amerika Serikat kemudian dimulai pada Minggu pagi waktu setempat. (ant/bali post)

Layanan Pengaduan Tentara Afghanistan Hilang dari Pusat

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB

082339978827

Pelatihan Massachusetts

Massachusetts Tiga Tentara Nasional Afghanistan dilaporkan hilang dari pelatihan militer bersama yang berlangsung di Cape

Cod, Massachusetts.

Para tentara itu dilaporkan hilang dari Pusat Komando Pelatihan Kerja sama Regional Amerika Serikat di

Pangkalan Bersama Cape Cod pada Sabtu malam oleh bagian keamanan pangkalan, kata Juru Bicara Penjaga Nasional Letnan Kolonel James Sahady.

Tiga tentara Afghanistan itu, Mayor Jan Mohammad Arash, Kapten Mohammad Nasir Askarzada dan Kapten Noorullah Aminyar, terakhir terlihat di satu mal di dekatnya dan tidak dianggap sebagai ancaman bagi publik.

“Mereka dikirim ke sini untuk berpartisipasi dalam latihan ini. Tidak ada alasan kita harus percaya bahwa mereka adalah ancaman apapun,” kata Sahady, dan menambahkan bahwa mereka tidak memiliki akses ke senjata dalam pelatihan itu.

Pihak yang berwenang pangkalan, negara, dan polisi terlibat dalam pencarian prajurit yang hilang pada Minggu, kata Sahady.

Acara tahunan itu adalah cara untuk mendorong kerja sama yang lebih baik dan kesiapan militer antara negaranegara peserta dan telah berjalan sejak 2004.

Sekitar 200 tentara dari enam negara, termasuk 15 dari Afghanistan, berpartisipasi dalam pelatihan tahun ini. (ant/bali post)