HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
RABU, 24 FEBRUARI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 289 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
ICHSAN SUAIDI DIBAWA KE KPK - Direktur PT Citra Gading Asritama Ichsan Suaidi ke luar dari mobil tahanan untuk memasuki Gedung KPK, Jakarta, Selasa (23/2). Ichsan Suaidi yang terjerat kasus dugaan pemberian suap untuk penundaan pengiriman salinan putusan kasasi di MA pada kasus korupsi Dermaga Labuhan Haji di Lombok Timur itu dibawa ke KPK untuk keperluan administrasi barang bukti yang didapatkan dari serangkaian penggeledahan.
KPK Kembangkan Kasus Suap Pejabat MA Jakarta (Suara NTB) KPK masih terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait pengiriman putusan kasasi perkara korupsi peker-
jaan pembangunan Dermaga Labuhan Hajim Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung (MA), termasuk penetapan tersangka baru “Nanti penyidik yang akan
mengembangkan, kalau menurut penyidik ada bukti-bukti baru menyangkut pihak lain maka akan menuju ke sana, dan sedang dilakukan,” kata Wakil Ketua KPK Alexander
Marwata di gedung baru KPK Jakarta, kemarin. KPK baru menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini yaitu Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kasasi dan Peninjauan
Kembali Perdata Khusus Andri Tristianto Sutrisna, Direktur PT Citra Gading Asritama (CGA) Ichsan Suaidi dan pengacara Awang Lazuardi Embat. Bersambung ke hal 15
Dugaan APBD Ganda Kota Mataram
Kejaksaan Agendakan Panggil Sekda dan Sekwan Target Serang Polisi TERDUGA teroris Fajar dan empat orang rekannya diduga sudah merencanakan aksi penyerangan dengan target sasaran aparat kepolisian. Gencarnya pemberantasan terorisme membuat para terduga pelaku tersebut merubah pola aksinya. ‘’Dari hasil penyidikan, mereka survei anggota polisi untuk dijadikan sasaran aksi penyerangan dan pembunuhan,’’ terang Kapolda NTB melalui Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Pol Anom Wibowo, SIK, MSI Bersambung ke hal 15
‘’Dalam minggu ini akan diperiksa sebagai saksi,’’ kata juru bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH, Selasa (23/2). Dua pejabat Pemkot Mataram yang sudah dikirimi surat panggilan adalah, Sekda Kota Mataram Ir.H. Lalu Makmur Said dan Sekwan Kota Mataram, Lalu Aria Dharma BS, SH. ‘’Surat panggilan sudah dilayangkan, tinggal menunggu kehadiran ke dua saksi,’’ kata Sutapa, namun belum bisa memastikan hari H pemeriksaan. Dua pejabat Pemkot Mataram itu
diperlukan keterangannya karena dianggap paling mengerti dan mengetahui proses pembahasan dan penetapan APBD Kota Mataram. ‘’Yang jelas keterangan mereka begitu penting, sehingga harus dimintai klarifikasinya,’’ kata Sutapa. Tagih Janji Kejaksaan Sebelumnya H.Rachmat Hidayat menagih janji Kejati untuk mengusut dugaan APBD ganda Kota Mataram. Data serta dokumen lainnya sudah diserah-
kan Rachmat sekitar tujuh bulan lalu. Dalam dokumen yang diserahkan Rachmat Hidayat, dugaan APBD ganda dapat dilihat dari penyusunan Perda Nomor 10 tahun 2014 tentang APBD Kota Mataram Tahun 2015. Kebijakan umum APBD dikeluarkan oleh Bappeda dengan nomor 287.S/Bappeda Kt/IX/2014 tanggal 23 September, Bersambung ke hal 15
‘’Dalam minggu ini akan diperiksa sebagai saksi’’ Made Sutapa
Amin akan Anulir Surat Pemberhentian Umar Said
Jumlah Penderita DBD di NTB Capai 665 Kasus, Delapan Meninggal (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Kental Nuansa Politis KETUA DPD PDI Perjuangan NTB, H. Rachmat Hidayat, SH membantah keras jika salah seorang anggota dewan dari partainya, Ahmad Yadiansyah, S.Sos, anggota DPRD NTB dari Daerah Pemilihan NTB VI (Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima) memanipulasi dana reses. Dia menyebut laporan oknum LSM itu bodong dan kental nuansa politis. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Jumlah kasus Demam berdarah Dengue (DBD) di NTB terus meningkat. Sampai dengan minggu ke delapan (Januari-Februari) 2016, jumlah penderita DBD di NTB mencapai 665 kasus, dengan korban meninggal dunia sebanyak delapan orang. Sejumlah kabupaten/kota dinilai sudah mendekati Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. ‘’Kalau KLB masing-masing kabupaten/kota yang menetapkan. Ada beberapa kabupaten yang mendekati (KLB) seperti Lombok Timur, Dompu dan Kabupaten Bima,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, drg. Eka Junaidi dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (23/2) sore kemarin. Eka menyebutkan, sampai minggu ke delapan atau 23 Februari 2016, jumlah penderita DBD di NTB sebanyak 665 kasus. Dengan rincian masing-masing kabupaten/kota yakni, Kota Mataram sebanyak 159 kasus, di mana satu penderita meninggal dunia. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
TO K O H
Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi (Kejati), NTB mulai bergerak mengusut dugaan APBD ganda Kota Mataram yang dilaporkan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H. Rachmat Hidayat akhir 2015 lalu. Dua pejabat Pemkot Mataram sudah dilayangkan surat panggilan.
Eka Junaidi
Mataram (Suara NTB) Pengurus DPD Partai Golkar NTB hasil Munas Riau, akan bersurat ke pimpinan DPRD NTB untuk menganulir Surat masuk pergantian Ketua DPRD NTB, H. Umar Said, S.Ag oleh DPD Partai Golkar NTB hasil Musda Praya. Demikian ditegaskan oleh Sekretaris DPD Golkar NTB hasil Munas Riau, H. Muh Amin, SH, M.Si pada wartawan yang ditemui usai memimpin rapat konsolidasi DPD Golkar NTB Munas Riau, di Mataram, Selasa (23/2). “Kita sangat terbuka untuk mengirim surat, untuk menganulir surat masuk itu, tetapi sekarang kan belum kita lakukan, insya Allah secepatnya,”
ujar Amin. Menurut Amin, Hal tersebut penting dilakukan mengingat, Musda Praya tidak memiliki legalitas untuk melakukan pergantian Ketua DPRD NTB. Sebab, keabsahan kepengurusannya pun dipandang masih belum jelas. Keputusan Amin untuk menganulir surat masuk terkait usulan pergantian Ketua DPRD NTB tersebut agar Golkar tidak menjadi tontonan masyarakat. Karena akibat surat masuk tersebut, telah berdampak juga pada gagalnya paripurna di DPRD NTB beberapa waktu lalu. “Kita malu sama masyarakat, masak Golkar dijadikan tontonan seperti ini,” ujarnya. Bersambung ke hal 15
Terlibat Jaringan Terduga Teroris Fajar
Empat Warga Pena To’i Resmi Tersangka (Suara NTB/ist)
Mataram (Suara NTB) – Polisi resmi menetapkan empat saksi yang diperiksa intensif di Mabes Polri terkait jaringan terduga teroris Fajar sebagai tersangka. Penyidikan terhadap keterkaitan empat terduga teroris yang ikut diamankan pada saat penggerebekan Fajar Senin (15/2) lalu, mencapai kesimpulan bahwa peran mereka signifikan dalam kegiatan radikalisme di Bima. Demikian diungkapkan Kapolda NTB melalui Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda NTB, Kombes. Pol. Anom Wibowo, SIK, M.Si, di
ruang kerjanya di Mapolda NTB, Selasa (23/2). Empat warga Pena To’i yang resmi jadi tersangka itu, IM, SP, LM, dan AS. ‘’Hasil penyidikan itu mereka membantu menyembunyikan Fajar. Mereka terlibat jaringan itu,” terangnya. Pemeriksaan selama penyidikan, kata Anom, terungkap bahwa para tersangka terlibat melakukan pendataan dan pengecekan lapangan terhadap sejumlah anggota polisi yang bertugas di Bima, seperti di Kantor Bank BNI Cabang Bima, PLTD Bima di Desa Niu serta Kantor PLN Wilayah Bima. Masing-mas-
ing memiliki peran berbeda dalam menjalankan misi radikalismenya. “Survei anggota polisi, sasarannya mereka polisi. Jadi yang survei ada orangnya sendiri, yang jadi eksekutor juga sendiri. Sudah dibagi perannya,” tegas Anom. Ia mengaku tidak tahu secara persis mengenai modus operandi para tersangka. Sebab penanganan sepenuhnya dilakukan oleh Mabes Polri melalui Densus 88 Antiteror. Pun proses hukum yang akan dijalani oleh empat warga itu pascaditetapkan sebagai tersangka. Ia enggan berko-
mentar banyak mengenai landasan apa yang melatari penetapan tersangka tersebut. “Yang saya sampaikan ini seperti apa yang saya terima dari Mabes. Lebih dalamnya saya nggak ngerti karena mereka yang tangani. Yang membuktikan, yang menyidik itu sepenuhnya Densus,” jelas Anom. Ia menambahkan, pihak Polda NTB dan Polres jajaran hanya sebatas backup kekuatan. Namun, pihak Kepolisian tetap melakukan langkah sesuai aturan yang berlaku demi kepastian hukum. “Selain orang, ada barang bukti lain apa yang dibawa, saya gak tahu. Ini
langsung dari Mabes.” Dalam penggerebekan pada Senin (15/2) pekan lalu di Pena To’i, Mpunda, Kota Bima yang menewaskan terduga teroris Fajar, turut pula diamankan empat warga setempat. Mereka dibawa untuk menjalani pemeriksaan dalam penyidikan kasus dugaan keterlibatan jaringan teroris Santoso serta sejumlah kegiatan radikal lainnya selama di Bima. Empat orang tersebut diduga terlibat dengan Fajar yang berperan sebagai perekrut calon anggota baru untuk dikirim ke markas Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. (why)