HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500
Rp. 40.000 Rp. 45.000
SUARA NTB
SENIN, 24 JUNI 2013
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 91 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Wawancara Khusus Pimpinan DPRD Kota Mataram (1)
Pembentukan Badan Aset dan Keuangan Solusi Menuju WTP Kita perbaiki bersama, OPINI WDP (Wajar Dengan Pengecualian) yang kembali diterima Pemkot Mataram tahun ini, rupanya turut membuat kalangan DPRD Kota Mataram berpikir keras. Dalam wawancara khusus pimpinan DPRD Kota Mataram dengan Suara NTB, Ketua DPRD Kota Mataram, Drs. H. Muhammad Zaini berpendapat, bahwa salah satu solusi supaya Pemkot
TO K O H Delapan Kabupaten Tertinggal MENTERI Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), H. Helmy Faishal Zaini mengungkapkan dari 10 kabupaten/ kota di NTB sebanyak delapan kabupaten masih menyandang status daerah tertinggal. Disebutkan, hanya Kota Mataram dan Kota Bima yang tidak menyandang status daerah tertinggal di daerah ini. ‘’Kalau se Indonesia, 183 kabupaten sebagai daerah tertinggal. Sementara dari 10 kabupaten/kota di NTB, delapan yang tertinggal kecuali Kota Bima dan Kota Mataram,’’ kata Helmy saat membuka Rakerda DPD KNPI NTB di Mataram, Sabtu (22/6). Bersambung ke hal 5 H. Helmy Faishal Zaini (Suara NTB/ist)
KO M E N TTAA R
Mataram keluar dari opini WDP, kemudian menjadi WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) adalah, pembentukan organisasi baru, yakni Badan Aset dan Keuangan. Seperti diketahui, selama ini, persoalan aset masih menjadi batu sandungan Kota Mataram untuk bisa mendapat predikat WTP. Bersambung ke hal 5
sehingga hasil yang diperoleh nanti, benar-benar maksimal dalam bentuk penghargaan WTP, mudah-mudahan Drs. H. Muhammad Zaini
(Suara NTB/ari)
RUSAK - Ribuan rumah warga di KLU rusak akibat gempa berkekuatan 5,4 SR. Sementara seorang korban patah tulang, memilih dirawat di rumahnya setelah tertimpa bangunan yang roboh. Menteri PDT H. Helmy Faishal Zaini, meninjau korban gempa.
Gempa Guncang Lombok
Ribuan Rumah Rusak, Pengungsi Kekurangan Logistik Tim Balai Besar BMKG Denpasar Turun ke KLU Mataram (Suara NTB) Tim Balai Besar BMKG Balai III Denpasar, Minggu (23/ 6)kemarin turun ke lokasi gempa di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kedatangan tim yang dipimpin Bambang Setiadi, SP beranggotakan Ardianto, SSI dan Tomy G, untuk mengecek lebih lanjut lokasi gempa, mengingat kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana alam berkekuatan 5,4 SR cukup besar. Bersambung ke hal 5
Tanjung (Suara NTB) Gempa yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya, Sabtu (22/6) pukul 13.42 WITA dengan kekuatan 5,4 SR pada posisi 8,43 Lintang Selatan (LS),116,04 Bujur Timur (BT) mengakibatkan kerusakan parah di wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Gempa yang berpusat di 14 kilometer (KM) Barat Laut Kabupaten Lombok Barat (Lobar) pada kedalaman 10 KM itu, mengakibatkan sedikitnya 6.714 unit bangunan rusak. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut, namun 33 warga mengalami luka-luka. Ribuan bangunan rusak terdiri dari rumah warga, fasilitas umum seperti masjid, musalla, pura, wihara dan sekolah. Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daer-
ah (BPBD) KLU, sampai Minggu (23/6) siang kemarin, jumlah bangunan rusak yang terdata sementara sebanyak 6.714 unit. Dengan rincian bangunan rusak ringan sebanyak 3.366 unit, ru-
sak sedang 2.479 unit dan rusak berat 869 unit. ‘’Di Desa Sokong ada 17 dusun, dan semuanya tercatat ada kerugian bangunan warga. Bersambung ke hal 5
Jalur Rawan Gempa SEBAGAI daerah dengan posisi rawan gempa, NTB harus tetap siaga dan mengantisipasi berbagai dampak dari gempa yang bisa terjadi. Bencana alam, seperti gempa bumi sewaktu-waktu bisa terjadi, sehingga harus tetap diwaspadai setiap saat. Seperti gempa yang terjadi, Sabtu (22/6) pukul 13:42:36 WITA di 8,43 Lintang Selatan (LS),116,04 Bujur Timur (BT) dengan pusat gempa di 14 kilometer (KM) Barat Laut Kabupaten Lombok Barat (Lo(Suara NTB/dok) bar) pada kedalaman 10 Heryadi Rahmat Kilometer. Namun gempa ini tidak berpotensi terjadinya tsunami. Akibat gempa ini merusakkan lebih dari 1.500 rumah di Kabupaten Lombok Utara. Meski demikian, perlu diketahui mengenai keberadaan NTB yang berada di jalur rawan gempa, sehingga bisa mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Bersambung ke hal 5
Pascagempa
Warga pun Terpaksa Tidur di Bawah Pohon Pisang Gempa berkekuatan 5,4 SR yang mengguncang Lombok, Sabtu (22/6), pukul 13.42 wita cukup mengejutkan bagi warga Kabupaten Lombok Utara. Rumah-rumah porak poranda. Kalaupun masih berdiri, fondasi dan temboknya dipastikan retak. Mengungsi ke luar rumah pun jadi solusi. WARGA Dusun Karang Nangka, Sahrurrodi, 40 tahun, salah satu korban gempa, tak dapat menahan tangis tatkala kediaman satu-satunya dirusak gempa. Meski belum roboh, tetapi praktis tidak bisa ditinggali. Malam pascagempa, Sahrurrodi dan dua anak serta istrinya, limbung. Mereka tak tahu mesti mengungsi ke mana. Dengan terpaksa keluarga muallaf ini pun harus membuat tenda seadanya di bawah pohon pisang.
‘’Terpaksa bikin tenda darurat di bawah pohon pisang ini, karena memang rumah lain kami tak punya,” katanya. Usut punya usut, kediaman Sahrurrodi di bangun dari hasil merantau sang istri ke Arab Saudi. Belum beberapa tahun di tempati, bangunan itu kini nyaris roboh. Untuk kehidupan sehari-haripun, warga ini hanya mengandalkan honor dari salah satu instansi lingkup Pemda KLU. Enam bulan terakhir, honor yang bersangkutan tak dibayar Pemda. Kondisi ini pun lantas membuat miris perasaan Sahrurodi. Lain dengan Sahrurodi, lain pula Kirti, warga Dusun Pengembuk, Desa Sokong. Kediaman bapak dua anak ini, hanya bisa menumpang tidur di berugak tetangga yang kebetulan tidak ambruk. Alihalih makanan, warga justru mengharapkan bantuan tenda atau terpal untuk keperluan tidur seadanya. ‘’Kami butuh tenda. Kami tidak tahu harus tidur di mana kalau malam hari,” kata Kirti. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ari)
PENGUNGSI - Warga yang rumah rusak parah terpaksa memasak di halaman rumahnya. Ketika malam, karena belum mendapat bantuan tenda, mereka tidur di bawah pohon pisang.
LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :
0370-639543