HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
JUMAT, 26 FEBRUARI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 291 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
ADEKSI Serukan Pemulihan Kedudukan Legislatif di Daerah
Wapres Minta DPRD Buat Perda untuk Sejahterakan Masyarakat Mataram (Suara NTB) – Wakil Presiden, HM. Jusuf Kalla, secara resmi membuka Rakernas I ADEKSI (Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia) 2016 di Hotel Lombok Raya Mataram Kamis (25/2) siang. Pembukaan ditandai dengan pemukulan bedug oleh Wapres didampingi Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh dan Ketua Umum ADEKSI, Ir. H. Armudji, MH. Wapres dalam sambutannya menyampaikan, banyak hal yang perlu diubah dan disesuaikan tentang tugas dan posisi masing-masing. Demokrasi mengajarkan untuk menjalankan prinsip-prinsip pokok. Yaitu pelaksanaan check and balance. DPRD kota harus punya cita-cita untuk kota. ‘’Apa yang ingin kita wariskan kepada generasi berikutnya. Tentu kota yang bersih, kota yang teratur, kota yang mempunyai suatu usaha yang baik,’’ tutur JK. Itulah yang sejatinya menjadi tugas DPRD bersama eksekutif. DPRD bukan sekadar menetapkan anggaran. Oleh
(Suara NTB/ist)
(Suara NTB/fit)
SALAMAN - Wakil Presiden, HM. Jusuf Kalla bersalaman dengan Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH yang juga Ketua Panitia Lokal Rakernas ADEKSI 2016.
DEKLARASI MATARAM - Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH., memimpin pembacaan Deklarasi Mataram, yang diikuti oleh seluruh peserta ADEKSI, Kamis (25/2).
karena itu, semua perencanaan kota harus tercermin dalam kebijakan bagaimana membawa kota ke arah yang
lebih baik. Ia mengajak anggota ADEKSI untuk berpikir kemajuan kota, bagaimana menciptakan kota yang ber-
sih, tertib, rumah sakit yang bagus, jalan yang lebar, warga tidak banyak yang sakit serta rakyatnya makmur. Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi memandang, hubungan antara legislatif dan pemerintah daerah tidak lagi membangun sinergitas tetapi memang harus bersama-sama. ‘’Saya sendiri
merasakan, dengan sinergi bersama antara Dewan dan pemerintah daerah, maka semua program-program terlaksana dengan baik. Orang nomor satu di NTB ini mengajak semua anggota Dewan bersinergi bersama pemerintah daerah supaya pembangunan berjalan baik. Bersambung ke hal 15
Lidik Dana Biro Hukum
Abaikan Perbedaan Pendapat, Penyidik akan Libatkan LKPP Mataram (Suara NTB) Kejaksaan tak mau larut dalam beda pendapat soal alokasi dana bantuan hukum pada Biro Hukum Setda Provinsi NTB. Penyelidikan jalan terus. Bahkan untuk memastikan indikasi penyimpangannya, akan dilibatkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Penegasan itu dilontarkan Ketua Tim Penyidik kasus ini melalui juru bicara Kejati
NTB, Made Sutapa, SH, ketika ditanya ada beda pandangan hukum soal penentuan le-
lang atau penunjukan langsung dana Biro Hukum Setda NTB. ‘’Kami tidak ikut itu.
TO K O H
(Suara NTB/bul)
LAMBUNG - Lambung, pakaian khas tradisional Sasak untuk kaum perempuan ini, biasanya dikenakan pada saat kegiatan-kegiatan tertentu saja. Tampak sejumlah pedagang kain di kawasan wisata Kuta, Lombok Tengah ini, mengenakan Lambung saat berjualan, untuk lebih memperkenalkan pakaian tradisional Sasak kepada khalayak khususnya kepada wisatawan.
Anggaran Pengentasan Kemiskinan Provinsi Kalah dengan KLU
KO M E N TTAA R Pesimis Data BPS
Mataram (Suara NTB) Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Sarufidin, SH menilai anggaran kemiskinan yang digelontorkan Pemprov NTB dalam APBD 2016 sebesar Rp 800 miliar lebih masih kalah dengan anggaran yang digelontor-
WAKIL Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Hairul Warisin mempertanyakan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan data angka kemiskinan di Gumi Patuh Karya yang masih stagnan. Berdasarkan data tahun 2014, persentase kemiskinan di Lotim sebesar 19 persen. Bersambung ke hal 15
umnya. Karena ini sesuai dengan Perpres 70 tahun 2012 dan sebelum perubahan sesuai Perpres 54 tahun 2010 Pasal 44 ayat 1 dan ayat 2 huruf e. Menurut Agus Patria, bahwa bantuan hukum masuk dalam kategorti penyedia jasa konsultasi hukum advokat yang boleh di PL. Bersambung ke hal 15
Di Bawah Naungan ’’Konflik’’ Beringin
Tolak Usul Bangun Mal WAKIL Presiden (Wapres), H.M. Jusuf Kalla meminta pimpinan dan anggota DPRD kota di seluruh Indonesia menolak pembangunan pusat perbelanjaan atau mal yang diusulkan oleh walikota. ‘’Hampir semua daerah hijau di kota-kota sudah dijadikan mal, dan DPRD kadang juga setujui itu. Jadi kalau ada walikota minta mal, tolak,’’ kata Kalla pada Rapat Kerja Nasional I Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) di Mataram, Kamis (25/2). Hal itu ditempuh agar pembangunan kota di Indonesia seimbang dengan keberadaan daerah hijau yang mencukupi. Menurut Kalla, kebanyakan lahan di kota telah dipakai untuk bangunan sehingga ruang terbuka hijau di area kota menjadi tidak ada yang akhirnya berpengaruh kepada keberadaan perumahan yang sehat dan baik untuk warga perkotaan. Bersambung ke hal 15
Tapi fokus pada penyelidikan,’’ tegas Sutapa. Sah-sah saja ada pihak yang menyebut bahwa dana Biro Hukum untuk menyewa jasa pengacara itu boleh melalui penunjukan langsung. Meski nilainya di atas Rp 200 juta. Ini disampaikan Inspektur pada Inspektorat NTB Dr.M. Agus Patria, SH, MH sebel-
kan pemerintah setempat. Dengan postur sebesar Rp 843 miliar lebih, KLU dapat mengalokasikan anggaran pengentasan kemiskinan lebih dari Rp 270 miliar atau sekitar 40 persen dari total APBD 2016. ‘’Kami di KLU menganggarkan sekitar 270 miliar lebih
untuk penanggulangan kemiskinan masuk sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dari kurang lebih Rp 4 triliun anggaran provinsi (APBD 2016), mereka hanya bisa anggarakan 20 persen atau kisaran Rp 800 miliar. Bersambung ke hal 15
SEBAGAI partai dengan basis pendukung terbesar di NTB, Partai Golkar tidak saja menyediakan ‘keteduhan’ untuk para politisinya. Lebih dari itu, partai bentukan rezim orde baru ini juga menyimpan bara konflik yang jika terbakar, akan sulit dipadamkan. Tengoklah yang terjadi di tubuh DPD Golkar NTB saat ini. Meski kepengurusan DPP Partai Golkar telah dipersatukan menyusul terbitnya SK pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM, kepengurusan DPD Golkar NTB bukannya melebur. Sebaliknya, dualisme di tubuh kepengurusan partai beringin di Provinsi NTB ini malah semakin kuat. Saat ini, Partai Golkar di NTB bisa dikatakan memiliki dua kepengurusan. Yang satu berada di bawah kepemimpinan H. M. Suhaili FT, SH yang terpilih dalam Musda Praya, beberapa waktu lalu. Yang lain adalah kepengurusan lama yang terbentuk melalui Musda Senggigi, 2009 silam. Kepengurusan lama ini sebenarnya berada di bawah komando Dr. H. Zaini Arony. Namun, kasus hukum yang menyeret Zaini ke penjara membuat duet H. Muh. Amin, SH, M.Si selaku Sekretaris dan H. Umar Said sebagai Wakil Ketua tampil ke muka. Sejumlah kalangan menilai, fragmentasi kubu-kubu di DPD Partai Golkar NTB dipicu oleh hasil Musda Praya yang secara mengejutkan tak mengakomodir sejumlah pengurus teras Partai Golkar NTB. “Saya kira, pelaksanaan Musda itu, termasuk kemudian terpilihnya kembali Suhaili, menurut hemat saya semakin memperkuat dugaan bahwa sesungguhnya perkubuan itu semakin mengeras,” ujar pemerhati masalah politik NTB, Drs. Darmansyah, M.Si yang dikonfirmasi Suara NTB, beberapa waktu lalu. Celakanya lagi, perkembangan itu diikuti dengan lahirnya keputusan untuk melengserkan H. Umar Said, S.Ag dari pucuk pimpinan DPRD NTB, diganti oleh Hj. Baiq Isvie Rupaeda, MH yang menjabat Sekretaris DPD Golkar NTB hasil Musda Praya. Umar melawan. Dukungan dari internal DPRD NTB berhasil digalangnya. Secara mengejutkan, ini memunculkan resistensi yang meluas dari internal DPRD NTB. Bersambung ke hal 15
Sebagai Etalase
Mataram Tumbuh Menjadi Kota Bersih dan Nyaman UNTUK itu, pasangan WalikotaWakil Walikota Mataram, H.Ahyar Abduh-H.Mohan Roliskana, setelah dilantik 17 Februari lalu, langsung bergerak cepat. Petahana yang menang telak dengan perolehan suara 77 persen lebih pada Pilkada serentak tahun 2015 lalu itu, mencanangkan program 100 hari. Targetnya, antara lain menjadikan Kota Mataram lebih bersih, lebih rapi dan lebih cantik. Termasuk memberi banyak kemudahan pada dunia usaha. Disadari pasangan yang dikenal dengan paket AMAN bahwa Kota Mataram adalah etalase NTB. Sebagai ‘’cermin’’ NTB, Kota Mataram harus berupaya tampil ‘’sempurna’’. Dalam arti untuk berbagai hal, Kota Mataram harus lebih baik dari daerah lainnya.
Dalam program 100 hari, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi salah satu program prioritas pasangan Ahyar-Mohan. ‘’Ini menjadi salah satu prioritas dalam program 100 hari kami. Masih ada PKL di beberapa lokasi yang harus ditertibkan,’’ kata walikota saat silaturahmi di Kantor Walikota dengan Tim Redaksi Suara NTB dan Radio Global FM Lombok dipimpin Penanggung Jawab H.Agus Talino, Kamis (25/2) kemarin. Bersambung ke hal 15 Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H.Agus Talino (kanan) bersama Walikota Mataram H.Ahyar Abduh, Kamis (25/2) kemarin.
(Suara NTB/rak)
(Suara NTB/dok)
Wajah Kota Mataram kini semakin bersih dan cantik. Jalan-jalan utama yang membelah kota sudah semakin lebar. Pusat perbelanjaan dan hotel bertumbuh. Kota ini, tidak saja semakin menjanjikan kenyamanan bagi warganya. Tetapi menjadi pilihan tempat berlibur dan banyak kegiatan berskala nasional dan internasional. Karenanya Mataram tidak boleh berhenti berbenah untuk menjadi kota yang maju.