Snt26032015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500

Rp. 75.000 Rp. 80.000

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

KAMIS, 26 MARET 2015

16 HALAMAN NOMOR 20 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257 (Suara NTB/nas)

DIALOG - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi saat berdialog dengan nelayan lobster, kemarin.

Terkait Kasus DBHCHT

Kejaksaan Periksa Kadis PU NTB Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi NTB masih terus memproses penyelidikan kasus dugaan penyimpangan pada penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sejumlah pihak telah didengar keterangannya oleh Kejaksaan. Senin (23/3) dan Selasa (24/3) lalu, yang dimintai keterangan oleh Kejaksaan adalah Kepala Dinas PU NTB, Ir.Dwi Sugiyanto, MM. Sumber Suara NTB di Kejaksaan menyebut, Dwi Sugiyanto setidaknya dimintai keterangan dua kali, sejak Senin (23/3) lalu. Pemeriksaan berlangsung di ruangan Kabag Tata Usaha (TU), La Kamis, SH, MH yang memang bertindak sebagai ketua tim penyelidikan kasus ini. Dwi Sugiyanto datang sekitar pukul 09.30 Wita dan selesai dimintai keterangan pukul 13.00 Wita. Pemeriksaan ternyata masih berlanjut Selasa (24/3) lalu, masih di ruangan yang sama. Pemeriksaan di hari ke dua, Dwi Sugiyanto datang pukul 13.00 Wita. Namun pemeriksaan tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 14.00 Wita, dia keluar dari ruangan pemeriksaan. Dwi Sugiyanto yang sebelumnya diperiksa di gedung Kejati terkait kasus Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Putih di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), menu-

rut informasi kali ini diperiksa soal dugaan penyimpangan dana cukai tembakau senilai Rp 39 miliar tahun 2010. La Kamis, SH,MH melalui juru bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH hanya membenarkan permintaan keterangan terhadap Dwi Sugiyanto. Namun tidak dirinci terkait materi pemeriksaan, karena masih penyelidikan. ‘’Dia dimintai keterangan sebagai saksi saja,’’ kata Sutapa. Termasuk berapa anggaran yang diterima dan peruntukannya oleh instansi yang membidangi pekerjaan fisik ini, enggan dijelaskan Sutapa. Sementara Dwi Sugiyanto belum bisa dihubungi terkait pemeriksaannya di Kejaksaan Senin dan Selasa yang lalu. Dari sejumlah nomor ponsel yang dihubungi Suara NTB untuk keperluan konfirmasi, Rabu (25/3) kemarin, tidak ada yang aktif. Bersambung ke hal 15

BPK dan Inspektorat Gubernur Perintahkan Audit Jalan Lingkar Kepala DKP NTB Buat Telaah Staf Trawangan Nelayan Lobster dan Kerapu Kebingungan

TO K O H Bangun Keserasian Sosial MENTERI Sosial (Mensos), Dr. Hj. Khofifah Indar Parawansa mengatakan tindakan ekstrim dan radikalisme yang muncul saat ini lantaran belum terbangunnya proses keserasian sosial. Salah satu tugas Kementerian Sosial (Kemensos) adalah membangun keserasian soaial. Namun, hal itu butuh sinergi dari kementerian/lembaga terkait. “Mensos tugasnya melakukan keserasian sosial. Kalau ada masyarakat yang ekstrim, radikal, berarti proses keserasian sosial belum terbangun di sana. Bersambung ke hal 15 Hj. Khofifah Indar Parawansa (Suara NTB/nas)

KO M E N TTAA R Bendera ISIS di Loteng KENDATI bisa dikatakan aman dari gerakan radikal seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), potensi gerakan tersebut untuk masuk dan berkembang di NTB, termasuk di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) masih tetap ada. Bahkan indikasi gerakan tersebut masuk ke Loteng sudah ada. Dengan ditemukan atribut gerakan tersebut, berupa bendera di wilayah ini. Untuk itu, aparat TNI di Loteng , terus memperketat pengawasan di tengah masyarakat. Guna mengantisipasi masuk dan berkembangnya gerakan-gerakan radikal tersebut di Bumi Tatas Tuhu Trasna. Bersambung ke hal 15 Gatot Heru Buana (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi memerintahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, Ir. Aminollah, M.Si untuk membuat telaah staf terkait dengan larangan penangkapan lobster ukuran 8 cm. Hal itu diinstruksikan Gubernur setelah melakukan dialog dengan para nelayan penangkap lobster di Desa Awang Kecamatan Pujut Lombok Tengah dan Desa Batu Nampar Kecamatan Jerowaru Lombok Timur, Rabu (25/3) kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur berdialog sekaligus menyerap aspirasi masyarakat, terutama menyangkut kebingungan masyarakat pada Permen-KP No. 1 Tahun 2015 tentang penangkapan lobster, kepiting dan rajungan. Masyarakat mengaku kebingungan dengan Permen tersebut karena adanya pelarangan penangkapan lobster yang kurang dari ukuran 8 cm. Sementara untuk ukuran 8 cm ke atas juga dilarang karena dalam keadaan bertelur. “Ini yang kadang kita bingungkan Pak Gubernur, kita mau nangkap takut kena peraturan” kata Kepala Dusun Awang Bala, Wak

Napisih kepada Gubernur. Kepala Dusun Awang Kebon, Sahirun menambahkan, bahwa pernah ada isu polisi beserta petugas dari Balai Karantina akan menggeledah rumah penduduk terkait dengan penangkapan lobster. “Pernah ada isu juga polisi sama Balai Karantina mau menggeledah rumah penduduk, suruh saja mereka kalau berani,’’ katanya. Menanggapi masalah yang dihadapi para nelayan penangkap lobster itu, Gubernur meminta kepada tokoh masyarakat yang hadir untuk menangkap bibit lobster yang ada tapi dengan syarat harus dibudidayakan terlebih dahulu baru dijual. “Silahkan tangkap saja, tapi budidayakan dulu baru dijual,”ujarnya. Selain itu, ia memerintahkan Kepala DKP NTB, Ir. Aminollah, M.Si untuk membuat konsep naskah dinas dan telaah tentang apa yang terjadi pada masyarakat saat ini untuk disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Pak Kadis buat naskah dinas dan telaah, hari Senin saya tunggu di meja saya,’’ perintah Gubernur. Bersambung ke hal 15

Jalani Pemeriksaan Perdana Pascaditahan

Bupati Lobar Didampingi 24 Pengacara Giri Menang (Suara NTB) Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H Zaini Arony akan didampingi 24 pengacara untuk meghadapi proses hukumnya di KPK. Dari 24 pengacara tersebut, terdiri dari 22 orang dari Jakarta dan dua orang pengacara dari daerah. Khusus pengacara dari daerah, menurut rencana akan ada penambahan tiga orang pengacara lagi namun setelah masuk proses persidangan. Demikian diungkapkan, tim pengacara Bupati dari NTB, Irpan Suriadinata SHI, MH, kepada Suara NTB di konfirmasi via telpon, Rabu (25/3) kemarin. Dari puluhan pengacara yang ditunjuk Bupati Lobar, termasuk pula nama Dr. Maqdir Ismail selaku Ketua Tim Kuasa Hukum. Diketahui, Dr. Maqdir sendiri masuk tim pengacara Komjen Budi Gunawan. Dijelaskan lebih rinci, terkait tim pengacara yang ditunjuk Bupati sebanyak 24 orang yang diketuai Dr. Maqdir Ismail. Tim Dr. Maqdir Ismail sendiri sebanyak 19 pengacara, ditambah pengacara dari Universitas Trisaksti tiga orang dan dari NTB dua orang pengacara. ‘’Jadi 24 orang pengacara yang ditunjuk Bupati, tim pengacara diketuai Dr. Maqdir Ismail,’’beber Irpan yang mengaku

saat ini berada di Jakarta tengah mendampingi Bupati menghadapi proses pemeriksan di Gedung KPK. Dijelaskan, saat ini para pengacara termasuk dirinya tengah mendampingi Bupati menjalani pemeriksaan perdana sejak ditahan KPK pada Selasa (17/3) lalu. Pemeriksaan tersebut melanjutkan pemeriksaan sebelumnya ketika Bupati diperiksa sebelum dilakukan penahanan. Materi pemeriksaan kata Irpan, masih seputar proses perizinan kawasan wisata Meang. Ia belum bisa membeberkan secara rinci materi pemeriksaan Bupati, sebab ketika dikonfirmasi Suara NTB, proses pemeriksaan orang nomor satu di Lobar itu masih berlangsung. ‘’Materi pemeriksaan masih seputar perizinan,’’ jelasnya. Apakah ada pemeriksaan saksi lain? Menurutnya, kemarin yang diperiksa hanya Bupati dan belum ada pemeriksaan saksi lain. Ia menambahkan, kondisi Bupati selama menjalani pemeriksaan KPK, kemarin dalam kondisi baik. Ia diperiksa mulai pukul 13.30 WIB di Gedung KPK. Hingga sore hari pemeriksaan masih berlangsung. Bupati katanya diperiksa penyidik dan pemeriksaan berlangsung di salah satu ruangan lantai 8 Gedung KPK. (her)

Mataram (Suara NTB) Proyek Jalan Lingkar Trawangan, Gili Trawangan ,Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU), terindikasi bermasalah karena pekerjaan belum sampai 40 persen meski kontrak berakhir 2014. Proyek senilai Rp 3,5 miliar itu kini sedang di audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bersama Inspektorat NTB. Dikonfirmasi sebelumnya, Inspektur pada Inspektorat NTB, M.Agus Patria, SH, MH mengakui adanya audit proyek jalan lingkar Gili Trawangan. Namun dia mengklarifikasi, proyek itu diaudit BPK. ‘’Benar ada audit, tapi kami hanya sebatas pendampingan atas permintaan BPK,’’ kata Agus

Patria. Karena perannya hanya mendampingi auditor BPK, sehingga Agus mengaku tidak bisa berkomentar apalagi memberi penjelasan terkait hasilnya. Dikonfirmasi terpisah, Humas BPK NTB, Warsoyo tidak menampik bahwa pihaknya sedang melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap semua kegiatan di pemerintahan lingkup NTB. Termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan proyek fisik. ‘’Kalau memang proyek Lingkar Trawangan itu masuk dalam APBD, berarti sudah masuk dalam pemeriksaan pendahuluan kami,’’ kata Warsoyo kepada Suara NTB, Rabu (25/3) kemarin. Bersambung ke hal 15

BPK Awasi Dana BOS Mataram (Suara NTB) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang jumlahnya cukup besar, masuk dalam radar pantauan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPK). Jika ada penyimpangan dalam penggunaannya oleh dinas maupun sekolah, publik bisa melapor. “Karena ini (dana BOS) masuk APBD, tentu menjadi kewajiban kami untuk mengawasi penggunaannya,” kata Humas BPK RI Perwakilan NTB, Warsoyo, menjawab Suara NTB, Rabu (25/3). Penggunaan dana BOS, proses pengawasannya masuk dalam agenda audit reguler, disebut dengan audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Meski dana BOS sumbernya dari APBN, karena masuk APBD sehingga menjadi atensi pihaknya dalam LKPD nanti. “Tapi kan sekarang belum (audit) karena, audit setelah realisasi. Jadi kami perkirakan audit LKPD untuk tahun 2014 ini, nanti tahun 2015,” paparnya. Diketahui dana BOS untuk NTB tahun 2015 mencapai Rp 600,824 miliar. Dengan rincian untuk SD Rp 417,450 miliar dan SMP sebesar Rp 183,374 miliar. Soal besarnya anggaran yang harus diawasi dan jumlah sekolah pengguna yang cukup banyak, menurut Warsoyo tidak jadi soal. Karena audit sudah ada standar yang jelas sesuai SOP auditor. Pola yang paling mudah dijelaskannya, ketika pertanggungjawaban dana BOS per triwulan yang sudah disampaikan ke Dinas Dikpora, pihaknya akan mengecek itu. Bersambung ke hal 15 Warsoyo (Suara NTB/ars)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.