Snt26062013

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500

Rp. 40.000 Rp. 45.000

SUARA NTB

NOMOR 93 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pengemban Pengamal Pancasila

RABU, 26 JUNI 2013

12 HALAMAN

Wawancara Khusus Pimpinan DPRD Kota Mataram (3-Habis)

Tingkatkan Kapasitas SDM, Pemkot Jangan Malu Belajar ke Provinsi PREDIKAT WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) memang merupakan komitmen bersama antara eksekutif dengan legislatif. Mengapa Kota Mataram belum bisa mencapai predikat WTP, menurut Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, I Wayan Sugiartha, lebih karena persoalan SDM. Dalam wawancara khusus dengan Suara NTB, ia mempersilahkan Walikota Mataram mewujudkan rencananya membentuk lembaga baru yang nantinya akan mengelola aset. Namun yang terpenting untuk diperhatikan dalam hal ini adalah masalah SDM. Karena selama ini, kata Wayan Sugiartha, yang men-

jadi kendala dalam mencapai WTP dan juga diakui oleh eksekutif, memang masalah SDM yang akan fokus menangani aset ini. Pemkot Mataram tidak mempunyai SDM yang fokus mengurus persoalan aset. Hal ini juga pernah terungkap ketika Pansus Aset menyampaikan rekomendasinya. Bahwa memang di Kota Mataram SDM yang secara intens menangani masalah aset, masih sangat kurang. ‘’Jangan nanti kita bentuk lembaga baru tapi SDMnya sama, sama juga bohong,” ucapnya. Untuk meningkatkan kapasitas SDM yang bakal fokus mengurus masalah aset, perlu ada pelatihan ataupun pendidikan khusus.

Langkah ini dimaksudkan supaya SDM tersebut betul-betul fokus menangani masalah aset. Ia mewanti-wanti, j a n g a n sampai SDM yang mengurus masalah aset nantinya, berasal dari latarbelakang pendidikan umum. Wayan Sugiartha berharap, Pemkot Mataram bisa mencapai target WTP, tidak sematamata karena akan dibentuk

lembaga atau badan, tetapi penekanannya lebih kepada kesiapan SDM. Bersambung ke hal 5

Tidak ada salahnya kita bertanya, ndak perlu gengsi untuk ke arah yang lebih baik

I Wayan Sugiartha

Penanganan Gempa Lambat

Korban Tidur di Kandang Sapi, Makannya Jagung Rebus

Tanjung (Suara NTB) Pola penanganan gempa yang dikeluhkan warga masih lambat, berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan dasar korban gempa belum tertangani. Terpal, tenda, selimut dan makanan pokok, masih menjadi persoalan lapangan. Akibatnya, ada warga yang ditemukan menyulap kandang sapi sebagai tempat tinggal, dan makan makanan seadanya.

TO K O H Kecewa Pengusaha Hotel TAMPARAN cukup telak dunia usaha perhotelan di KLU, dilayangkan Kapolda NTB, Brigjen Pol Mochammad Iriawan, SH. MM. MH. Selasa (25/6), rombongan Kapolda bersama Wabup KLU, H. Najmul Akhyar, SH. MH., dan Kapolres KLU, AKBP Ronny Azwawie, SIK., di sela-sela kunjungan lapangan ke Dusun Kapu, Desa Jenggala, mengkritik keras pengusaha hotel yang menjamur di KLU. Namun, hingga hari ketiga pascagempa, kelompok usaha ini, belum tergerak menyalurkan bantuan bagi korban gempa. Turun dari Lapangan Tanjung menggunakan helikopter Polda NTB, Mochammad Iriawan Bersambung ke hal 5

KO M E N TTAA R

Di Dusun Orong Kopang, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, beberapa warga terpaksa mengkonsumsi jagung dan ubi rebus. Selasa (25/6), keluarga Asnawi, dan Ali Asgar, sudah tiga malam tidur di kandang sapi sejak kejadian gempa, Sabtu (22/6). Kandang sapi yang berukuran 2x3 meter itu ditutup hanya dengan lembaran kertas sak semen. Di tanah kandang yang masih basah, masih terlihat jelas warna kotoran sisa pembersihan. Kotoran ternak sapi itu di buang ke samping kandang, karena malam hari keluarga ini tidur di dalamnya. Bersambung ke hal 5 (Suara NTB/ari)

PANTAU - Bupati KLU, Djohan Sjamsu bersama Kapolda NTB, Mochammad Iriawan dan Danrem 162/WB, Sofian Chandra sesaat setelah mendarat dengan helikopter meninjau kondisi gempa dari udara. Peta lokasi gempa dan daerah yang paling parah terkena dampak bencana alam di KLU (kanan).

Kerusakan Gempa Melonjak hingga 6.878 Rumah DATA jumlah korban rumah (KK) yang terkena dampak gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara (KLU) melonjak. Hasil data yang masuk di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU sampai dengan Selasa (25/6) pukul 12.00 Wita, sebanyak 6.878 rumah atau KK. Tak hanya itu, angka fasilitas umum yang dilaporkan masyarakat mengalami kerusakan juga bertambah dari sebelumnya 66 unit (tanggal 24/6) menjadi 70 unit tertanggal 25 Juni. Adapun rincian jumlah rumah rusak, tercatat

BLSM Mulai Disalurkan untuk Masyarakat NTB

(Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), H. Helmy Faishal Zaini meminta kesiapsiagaan PT Pos Indonesia dan Pemda untuk mengawal proses pendistribusian dan pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) supaya tepat sasaran dan berjalan lancar. Diharapkan, pembagian

Etika dan Moral Caleg PERSOALAN etika dan moral yang kemungkinan dihadapi oleh sejumlah calon legislatif (Caleg) yang sudah terdaftar di Daftar Calon Sementara (DCS) untuk Pemilu 2014 kembali dicermati menyusul adanya laporan terkait persoalan – persoalan tersebut. KPU NTB juga menyiapkan proses pemutakhiran data pemilih untuk Pemilu 2014 mendatang. Demikian disampaikan Ketua KPU NTB, Drs. Darmansyah, M.Si, yang dikonfirmasi Suara NTB. M e n u r u t Darmansyah, Bersambung ke hal 5

Darmansyah (Suara NTB/dok)

ada di tiga Kecamatan (Pemenang, Tanjung, Gangga), tersebar di 10 Desa dan 82 Dusun, dengan gambaran umum kategori rumah rusak ringan 2.425 unit, rusak sedang 2.899 dan rusak berat 1.568. Diperkirakan, angka ini akan menembus 7.000 unit dengan sisa input data 5 persen lagi. Angka ini jauh lebih tinggi dari data yang disodorkan Bupati KLU, H.Djohan Sjamsu dalam keterangan persnya di Aula Bupati, sore kemarin, sebanyak 3.626 unit. Bersambung ke hal 5

BLSM tidak menimbulkan kericuhan sehingga bila diperlukan, pemda perlu meminta bantuan aparat Kepolisian untuk mengawalnya. ‘’Saya memohon kesiapsiagaan aparat dari PT Pos Indonesia untuk secara jeli dan detil agar tidak ada kesalahan teknis . Kemudian agar tepat sasaran karena datanya by name by address berdasarkan masyarakat miskin, sudah ada

ketentuan. Jangan sampai menimbulkan kericuhan,” pesan usai pendistribusian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) untuk pengambilan BLSM di Kantor Pos Mataram, Selasa (25/6) sore kemarin. Bersambung ke hal 5

KPS - Menteri PDT, H. Helmy Faishal Zaini didampingi Sekda NTB, H. Muhammad Nur dan Kepala Kantor Pos Mataram, Jaka Sunara memberikan KPS kepada salah satu penerima asal Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram, Selasa (25/6) sore kemarin. (Suara NTB/nas)

KPK Prihatin Banyak Kasus di Daerah Menguap

Akibat Kelemahan Pengawasan dan Minus Keterbukaan Penegak Hukum Ekspektasi publik terhadap proses penegakan hukum di negeri ini, memang belum sepenuhnya terpenuhi. Justru yang terjadi, banyak kasus yang hilang di tengah jalan, ada juga yang diputuskan oleh penegak hukum di SP3-kan dengan berbagai pertimbangan. Versi KPK, model proses penegakan hukum semacam ini banyak terjadi di daerah.

DALAM sebuah acara di Jakarta, Ketua KPK Abraham Samad menyebut banyak kasus (dugaan tindak pidana korupsi) di daerah yang raib, tidak lepas dari lemahnya pengawasan publik. Meski tidak merinci daerah mana dan kasus korupsi seperti apa yang dianggap sering raib, namun menurut Abraham ketatnya pantauan

publik justru berbanding lurus dengan kelanjutan penanganan sebuah kasus korupsi. Hal ini harus disadari terjadi, baik di Kejaksaan maupun Kepolisian. Lemahnya pengawasan ini juga diakui Koordinator Posko Pemantau Peradilan NTB, Ahyar Supriadi, SH. Bersambung ke hal 5

LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :

0370-639543


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.