Snt26082015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 141 TAHUN KE 11

Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

Pengemban Pengamal Pancasila

RABU, 26 AGUSTUS 2015

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Tak Dialokasikan dalam RAPBN 2016

Presiden Perintahkan Menteri BUMN Alokasikan Dana untuk Kawasan Mandalika PMN 2016 tidak ada. Beliau terkejut dan akan menyampaikan akan segera menyampaikan ke Menteri BUMN,” tutur gubernur ketika dikonfirmasi di Mataram, Selasa (25/8). Orang nomor satu di NTB ini tetap optimis pemerintah pusat tetap berkomitmen menuntaskan pembangunan infrastruktur dasar KEK Mandalika. “Jangan berandai-andai, Presiden telah ngomong,” imbuhnya. Diakuinya, saat berkesempatan bertemu secara langsung dengan Presiden Jokowi, dirinya meminta presiden mengawal janji yang telah disampaikan kepada masyarakat NTB sebagaimana presiden mengawal daerah-daerah lainnya. “Kami juga di NTB meminta juga supaya dikawal. Salah

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengaku telah melaporkan secara langsung kepada Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan tidak dialokasikannya anggaran sebesar Rp 1,8 triliun dalam RAPBN 2016. Dalam kesempatan tersebut, kata gubernur, presiden terlihat terkejut mendengar laporan tidak dialokasikannya Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebesar Rp 1,8 triliun tersebut. “Beliau tetap komit dan akan menyampaikan kepada Menteri BUMN. Saya akan ingatkan kata beliau. Saya sampaikan arahan bapak itu, Rp 1,8 triliun ternyata dalam perencanaan

satu diantaranya adalah KEK Mandalika. Karena apa yang telah bapak janjikan Rp 1,8 triliun yang akan dialokasikan oleh negara melalui ITDC untuk mengembangkan seluruh infrastruktur Mandalika itu bisa terwujud,” terangnya mengutip apa yang disampaikannya pada presiden. Tidak adanya pengajuan dari Menteri BUMN terkait dengan PMN untuk ITDC sebesar Rp 1,8 triliun itulah yang dipertanyakan Pemprov NTB. Padahal presiden sudah menjanjikan secara langsung kepada masyarakat NTB untuk mengalokasikan itu pada tahun 2016. Bersambung ke hal 15

TGH. M. Zainul Majdi (Suara NTB/ist)

Dugaan Kelebihan Bayar Proyek KTC

BPK Serahkan ke Penegak Hukum Mataram (Suara NTB) Dugaan kelebihan bayar pada proyek Kemuter Telu Center (KTC) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih jadi sorotan. Jika temuan itu dipastikan sebagai tindak pidana, maka sepenuhnya menjadi kewenangan aparat penegak hukum (APH) untuk

memproses. Ranah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), menurut Subauditorat II BPK NTB, Aris Asmono, hanya sampai pada audit. Dugaan temuan Rp 6 miliar kelebihan pembayaran oleh PT. Trilion Glory Nusantara itu, Bersambung ke hal 15

SAHAJA Dijadwalkan Daftar Ulang

Pilkada Kota Mataram Masih Belum Aman

(Suara NTB/ars)

DIPERIKSA - Salah seorang lurah di Kota Mataram turun ke lantai satu gedung Kejati NTB usai diperiksa di gedung Pidsus dalam kasus DBHCHT 2011, Selasa (25/8).

Mataram (Suara NTB) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram akan mengembalikan berkas persyaratan pasangan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota H. Salman, SH dan Drs. Jana Hamdiana (SAHAJA). Pada tanggal 3 Agus-

Enam Lurah di Mataram Diperiksa

DBHCHT Diduga Mengalir ke Proyek Rehab Rumah Mataram (Suara NTB) Setiap hari, ada saja yang terungkap dari proses penyidikan kasus Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Setelah dana di Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Provinsi NTB selesai diselidiki, muncul informasi ada aliran dana ke proyek rehab rumah. Enam lurah di Kota Mataram pun diperiksa.

TO K O H

Siap Audit BI KETUA BPK RI, Dr. Harry Azhar Aziz, mengaku siap melakukan pemeriksaan atau audit terhadap Bank Indonesia (BI), jika sudah ada permintaan resmi dari DPR RI. Hal ini terkait dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika yang menembus angka Rp 14.000 per dolar. “Kita tinggal tunggu surat resmi dari DPR dan kalau sudah ada surat resminya pemeriksaan. Jadi tak bisa hanya dari statemen di koran, tidak bisa. Bersambung Harry Azhar Aziz ke hal 15 (Suara NTB/ist)

Informasi dihimpun Suara NTB, enam lurah diperiksa marathon di gedung Pidsus, sejak Senin (24/8) hingga Selasa (25/8). Lurah dari sejumlah kecamatan di Kota Mataram itu, diperiksa terkait ditemukannya dokumen yang menyebut, DBHCHT tahun 2011 dipakai untuk rehab rumah warga kurang mampu. Masing masing kelurahan mendapat jatah 20 rumah untuk direhab.

“Ada enam saksi dari kelurahan kita sudah mintai keterangan sejak Senin kemarin,” kata Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB, Made Sutapa, SH menjawab Suara NTB, Selasa (25/8). Namun, Sutapa tak menyebut lurah mana saja yang diklarifikasi. Juga terkait berapa anggaran untuk rehab rumah, total penerima bantuan, belum dia peroleh peroleh infor-

masi detail dari penyidik, karena pemeriksaan masih akan terus berkembang. Tapi menurutnya, sebagaimana diungkapkan Aspidsus Suripto Irianto, SH, MH, beberapa waktu lalu, bahwa dana DBHCHT sejak 2010 sampai 2014, itemnya sangat banyak. Di luar yang sudah diusut sebelumnya dan naik ke penyidikan seperti dana saluran irigasi desa, yang sedang ditelisik terbaru, yakni untuk rehab rumah tersebut. Disebutkan, total anggaran untuk DBHCHT tahun 2011 mencapai Rp 45 miliar. Peruntukannya cukup banyak, salah satunya ditemukan untuk rehab rumah warga kurang mampu dimaksud, hanya anggarannya, Sutapa mengaku belum tahu persis. Bersambung ke hal 15

tus lalu, pendaftaran pasangan ini ditolak KPU Kota Mataram sesuai nomor 289/ KPU-Kota-017.433892/VIII/ 2015. SAHAJA dijadwalkan daftar ulang pada hari pertama pembukaan pendaftaran 28 Agustus ini. Bersambung ke hal 15

Gubernur : Penyelenggara Pemilu Harus Berintegritas Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengharapkan penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu/Panwaslu supaya berintegritas. Penyelenggaraan Pilkada serentak, termasuk di NTB harus sesuai dengan aturan yang ada. “Penyelenggaraan pilkada itu harus sesuai aturan. Kan penyelenggara pemilu itu adalah KPU dan Bawaslu. Kalau di sini Panwaslu kabupaten/ kota. Adapun pemerintah daerah adalah fasilitator. Partai politik adalah peserta pemilu,” ujarnya ketika dikonfirmasi di Mataram, Selasa (25/8). Ketua DPD Partai Demokrat NTB ini mengatakan, penyelenggaraan Pilkada serentak supaya berjalan sesuai aturan yang ada dipercayakan kepada KPU dan Panwaslu. Bersambung ke hal 15

Reklamasi Teluk Benoa

Investor Pengerukan Pasir Laut Ajukan Izin ke Pemprov NTB Mataram (Suara NTB) Setelah gagal mendapatkan perizinan untuk melakukan pengerukan pasir laut di wilayah Lombok Timur (Lotim), karena faktor kewenangan pemerintah kabupaten, PT. Dinamika Atria Jaya mengajukan permohonan perizinan ke Pemprov NTB. Perusahaan ini bekerjasama dengan PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) dalam menyediakan material untuk mereklamasi Teluk Benoa, Bali. “Baru bulan Agustus ini dia ngajukan. Mohon izin pengerukan pasir ke provinsi. Karena kemarin mereka salah

meminta izin ke kabupaten. Diulanglah permintaan izin ke provinsi,” ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB, Ir. Herry Erpan Rayes, MM, di Mataram, Selasa (25/8). Ditanya mengenai persetujuan atau penolakan terhadap pengajuan izin, mantan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB ini, mengaku belum bisa memastikan sebelum ada analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Erpan menjelaskan, dulunya PT. Dinamika Atria Jaya mengajukan permohonan perizinan ke kabupaten yang tak mempunyai ke-

wenangan mengeluarkan perizinan. “Sekarang bagaimana kita menolak, orang dia belum mengajukan ke kita. Sekarang dia sudah mengajukan. Ini yang sedang diproses. Apakah ditolak atau tidak? Harus ada koordinasi lintas SKPD. Baru bulan Agustus ini dia mengajukan permohonan pengerukan pasir,” sebut Erpan. Menurutnya, boleh tidaknya investor itu melakukan pengerukan pasir di wilayah Lotim, kata Erpan tergantung hasil kajian amdal. Rekomendasi amdal dari provinsi bisa keluar, lanjutnya, jika me-

menuhi beberapa persyaratan, apakah sesuai tata ruang provinsi dan izin prinsip. Dalam tata ruang provinsi, lanjutnya, tak dikenal adanya wilayah tambang di laut. “Kalau peluang pasti ada. Karena dia baru sekarang mengajukan izin kemudian dibahas. Dari pembahasan itu baru bisa kita lihat layak atau tidak. Selama ini belum,” terangnya. Bersambung ke hal 15

Hery Erpan Rayes (Suara NTB/dok)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.