Snt26122015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 242 TAHUN KE 11

Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SABTU, 26 DESEMBER 2015

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Catatan Akhir Tahun (4)

Pertumbuhan Tinggi Tak Sejalan dengan Ekonomi Lokal Mengakhiri tahun 2015, Provinsi NTB telah sukses menorehkan sejarah pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 26,12 persen. Sayangnya, rapor terbaik ini disebut-sebut sebagai pertumbuhan ekonomi semu. Karena belum sejalan dengan pembangunan ekonomi yang tercermin dalam pendapatan perkapita.

SEPERTI diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai keadaan dalam perekonomian yang memperlihatkan adanya peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tanpa memperhitungkan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk. Sementara pembangunan ekonomi adalah proses yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapa-

tan per kapita. Dengan target jangka waktu yang relatif panjang dengan disertai adanya perubahan dalam struktur ekonomi dan pengembangan Iptek. Ekonomi NTB triwulan III2015 jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 9,86 persen tanpa tambang. Dan tumbuh melesat menjadi 26,12 persen jika dihitung dengan tambang. Banyak perdebatan

muncul mengenai pertumbuhan ekonomi NTB yang diukur hanya sampai triwulan III 2015 ini. Pertanyaan juga banyak muncul, apa bukti konkrit di masyarakat atas prestasi pertumbuhan ekonomi NTB itu? Sebab pembangunan ekonomi di provinsi ini, di level terendah lebih banyak didukung oleh remitansi (kiriman) TKI yang masuk ke NTB, Bersambung ke hal 15

Kapolda Siap Dicopot

Jika Diintervensi Tangani Tiga Kasus Besar Mataram (Suara NTB) Publik mencatat, setidaknya ada tiga kasus besar yang sedang ditangani Polda NTB. Proyek gedung evakuasi sementara di Kabupaten Lombok Utara (KLU), proyek Sungai Unus Balai Wilayah Sungai (BWS), serta pengadaan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang yang masih pengumpulan data. Dalam kesempatan rilis akhir tahun di ruang rapat utama (Rupatama) Mapolda NTB, Rabu (23/12), penegasan Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs.Umar Septono, SH,MH bahwa penyelidikan tiga kasus itu tak akan direcoki dengan intervensi. Karena menurutnya, tidak ada urusan dengan internal atau pun eksternal ketika pihaknya sudah bekerja sesuai ketentuan. ‘’Intervensi itu adalah par-

adigma baru. Kami tidak bisa hindari itu. Tapi bukan eranya lagi mudah diintervensi. Karena saya sejak mengemban amanah menjadi Polri, jabatan ini adalah amanah. Sehingga pertanggungjawaban utama saya kepada Tuhan, bukan kepada Kapolri,” tegas Kapolda. Direskrimsus Kombes Pol. Prasetijo Utomo, SIK,M.Si menimpali penegasan itu. Kapolda mengaku jika terbuk-

ti terintervensi maka dirinya siap dicopot dari jabatannya. ‘’Besok pagi saya diganti, saya sudah siap,’’ tegasnya. Penanganan sebuah perkara diyakinkannya bebas dari pengaruh siapapun, dari eksternal apalagi dari internal. Independensi penyidik harus tetap dijaga. Dalam kesempatan dialog itu, Suara NTB mempertanyakan orientasi proses penanganan kasus korupsi di Pol-

da NTB yang hanya berkutat pada penyelesaian tunggakan. Dua kasus yang tak kunjung rampung itu dari Lombok Timur, terkait kasus lahan transmigrasi Jeringo, Kecamatan Suela dengan kerugian 340 juta dan kasus pengadaan parsel 2014 senilai Rp 2,7 miliar. Stigma Polda NTB cenderung mengejar kuantitas kasus juga jadi pertanyaan. Seperti yang pernah ditangani, kasus SPPD fiktif KSB 16 tersangka yang dua orang diantaranya SP3, kerugian negara hanya Rp 100 juta lebih, kasus Puskesmas RasanaE Barat Kota Bima 14 tersangka dengan kerugian Rp 600

juta, terakhir kasus Terminal Haji BIL enam tersangka dengan kerugian Rp 230 juta. Apakah orientasi masih mengejar kuantitas kasus daripada kualitas dengan mengincar kerugian negara lebih besar? Kapolda memberi kesempatan Direskrimsus menjawab ini. Menurut Prasetijo Utomo, sederet kasus “ecekecek” sebenarnya bagian dari upaya pihaknya mengurangi beban kerja di tingkat Polres. Selain itu, bentuk edukasi represif dalam penegakan hukum. ‘’Artinya begini, kasus kecil saja kami sikat, apalagi kasus – kasus besar. Bersambung ke hal 15

Merawat

Toleransi

TO K O H

di Hari Raya Nasrani

Berikan yang Terbaik

SEJUMLAH pria berpeci hitam berbaris rapi di halaman depan Gereja Katolik St Antonius Padua, Ampenan. Senyum Zia Helmi tak henti merekah saat menyambut para jemaat yang berdatangan. Juga tangan-tangan yang erat saling berjabat. Helmi bersama lima warga lainnya yang tergabung dalam Semeton Ampenan, Kamis (24/12) melangkahkan kaki dari rumahnya dengan niat membantu Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/yon)

SAMBUT – Sejumlah warga yang tergabung dalam Semeton Ampenan, Rabu (24/ 12) menyambut jemaat yang berdatangan menghadiri misa Natal di Gereja Santo Antonius Padua, Ampenan.

Ruh Tetap di KPK

Pesan Natal 2015

GAGAL di pemilihan pimpinan KPK tak berarti semangat anti korupsinya luntur. Justru ada hikmah besar yang dirasakan Busyro Muqoddas, ketika berada di luar sistem, karena peluangnya memperkuat KPK justru lebih besar. Termasuk yang dilakukannya, Kamis (24/ 12). Hadir meresmikan pesantren antikorupsi milik amal usaha perserikatan Muhammadiyah. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ron)

Menyerukan Hidup Rukun Bersama Mataram (Suara NTB) Perayaan Natal 2015 yang jatuh Jumat (25/12) kemarin berlangsung aman, tertib dan khidmat. Pesan Natal Bersama Tahun 2015 dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja MISA - Romo Eligius Adi Wahyu Pawarta memimpin misa Natal Indonesia (PGI), menyerukan tentang 2015 di Gereja Santa Maria Immaculata Mataram.

hidup bersama sebagai keluarga. Misa Malam Natal di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram, pada Kamis (24/12) lalu juga berlangsung khidmat. Misa dimulai pukul 18.00 Wita, diawali dengan memadamkan lampu gereja. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

Sengketa Lahan

Eksekusi Pembangunan Pusat Penjualan Suvenir ”Horti Park” Tak Pasti Mataram (Suara NTB) Eksekusi anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan pusat penjualan suvenir di kawasan horti park di Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) pada tahun 2016 mendatang tak pasti. Pasalnya, masih terjadi sengketa lahan antara Pemkab Loteng dengan PT Trisno Kenangan sebagai pemegang Hak Guna Usaha (HGU)

atas lahan yang dijadikan kawasan horti park Tastura tersebut. Pembangunan pusat penjualan suvenir itu dialokasikan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB. Kepala Disperindag NTB, Ir. Husni Fahri, MM yang dikonfirmasi mengenai pengalokasian anggaran dan eksekusinya sementara masih terjadi sengketa lahan hanya menjawab

singkat. “Bisa iya bisa tidak (dilaksanakan),” ujarnya dikonfirmasi Suara NTB via ponsel Rabu (23/12). Husni tak menyebutkan berapa jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan pusat penjualan suvenir di kawasan horti park tersebut. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/why)

RIBUAN jemaah dan santri NW Pancor dari segala penjuru di Pulau Lombok, Kamis (24/12) membanjiri pengajian akbar Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dilangsungkan di Aula Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Snt26122015 by Suara NTB - Issuu