HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 242 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SABTU, 26 DESEMBER 2015
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Catatan Akhir Tahun (4)
Pertumbuhan Tinggi Tak Sejalan dengan Ekonomi Lokal Mengakhiri tahun 2015, Provinsi NTB telah sukses menorehkan sejarah pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 26,12 persen. Sayangnya, rapor terbaik ini disebut-sebut sebagai pertumbuhan ekonomi semu. Karena belum sejalan dengan pembangunan ekonomi yang tercermin dalam pendapatan perkapita.
SEPERTI diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai keadaan dalam perekonomian yang memperlihatkan adanya peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tanpa memperhitungkan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk. Sementara pembangunan ekonomi adalah proses yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapa-
tan per kapita. Dengan target jangka waktu yang relatif panjang dengan disertai adanya perubahan dalam struktur ekonomi dan pengembangan Iptek. Ekonomi NTB triwulan III2015 jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 9,86 persen tanpa tambang. Dan tumbuh melesat menjadi 26,12 persen jika dihitung dengan tambang. Banyak perdebatan
muncul mengenai pertumbuhan ekonomi NTB yang diukur hanya sampai triwulan III 2015 ini. Pertanyaan juga banyak muncul, apa bukti konkrit di masyarakat atas prestasi pertumbuhan ekonomi NTB itu? Sebab pembangunan ekonomi di provinsi ini, di level terendah lebih banyak didukung oleh remitansi (kiriman) TKI yang masuk ke NTB, Bersambung ke hal 15
Kapolda Siap Dicopot
Jika Diintervensi Tangani Tiga Kasus Besar Mataram (Suara NTB) Publik mencatat, setidaknya ada tiga kasus besar yang sedang ditangani Polda NTB. Proyek gedung evakuasi sementara di Kabupaten Lombok Utara (KLU), proyek Sungai Unus Balai Wilayah Sungai (BWS), serta pengadaan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang yang masih pengumpulan data. Dalam kesempatan rilis akhir tahun di ruang rapat utama (Rupatama) Mapolda NTB, Rabu (23/12), penegasan Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs.Umar Septono, SH,MH bahwa penyelidikan tiga kasus itu tak akan direcoki dengan intervensi. Karena menurutnya, tidak ada urusan dengan internal atau pun eksternal ketika pihaknya sudah bekerja sesuai ketentuan. ‘’Intervensi itu adalah par-
adigma baru. Kami tidak bisa hindari itu. Tapi bukan eranya lagi mudah diintervensi. Karena saya sejak mengemban amanah menjadi Polri, jabatan ini adalah amanah. Sehingga pertanggungjawaban utama saya kepada Tuhan, bukan kepada Kapolri,” tegas Kapolda. Direskrimsus Kombes Pol. Prasetijo Utomo, SIK,M.Si menimpali penegasan itu. Kapolda mengaku jika terbuk-
ti terintervensi maka dirinya siap dicopot dari jabatannya. ‘’Besok pagi saya diganti, saya sudah siap,’’ tegasnya. Penanganan sebuah perkara diyakinkannya bebas dari pengaruh siapapun, dari eksternal apalagi dari internal. Independensi penyidik harus tetap dijaga. Dalam kesempatan dialog itu, Suara NTB mempertanyakan orientasi proses penanganan kasus korupsi di Pol-
da NTB yang hanya berkutat pada penyelesaian tunggakan. Dua kasus yang tak kunjung rampung itu dari Lombok Timur, terkait kasus lahan transmigrasi Jeringo, Kecamatan Suela dengan kerugian 340 juta dan kasus pengadaan parsel 2014 senilai Rp 2,7 miliar. Stigma Polda NTB cenderung mengejar kuantitas kasus juga jadi pertanyaan. Seperti yang pernah ditangani, kasus SPPD fiktif KSB 16 tersangka yang dua orang diantaranya SP3, kerugian negara hanya Rp 100 juta lebih, kasus Puskesmas RasanaE Barat Kota Bima 14 tersangka dengan kerugian Rp 600
juta, terakhir kasus Terminal Haji BIL enam tersangka dengan kerugian Rp 230 juta. Apakah orientasi masih mengejar kuantitas kasus daripada kualitas dengan mengincar kerugian negara lebih besar? Kapolda memberi kesempatan Direskrimsus menjawab ini. Menurut Prasetijo Utomo, sederet kasus “ecekecek” sebenarnya bagian dari upaya pihaknya mengurangi beban kerja di tingkat Polres. Selain itu, bentuk edukasi represif dalam penegakan hukum. ‘’Artinya begini, kasus kecil saja kami sikat, apalagi kasus – kasus besar. Bersambung ke hal 15
Merawat
Toleransi
TO K O H
di Hari Raya Nasrani
Berikan yang Terbaik
SEJUMLAH pria berpeci hitam berbaris rapi di halaman depan Gereja Katolik St Antonius Padua, Ampenan. Senyum Zia Helmi tak henti merekah saat menyambut para jemaat yang berdatangan. Juga tangan-tangan yang erat saling berjabat. Helmi bersama lima warga lainnya yang tergabung dalam Semeton Ampenan, Kamis (24/12) melangkahkan kaki dari rumahnya dengan niat membantu Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/yon)
SAMBUT – Sejumlah warga yang tergabung dalam Semeton Ampenan, Rabu (24/ 12) menyambut jemaat yang berdatangan menghadiri misa Natal di Gereja Santo Antonius Padua, Ampenan.
Ruh Tetap di KPK
Pesan Natal 2015
GAGAL di pemilihan pimpinan KPK tak berarti semangat anti korupsinya luntur. Justru ada hikmah besar yang dirasakan Busyro Muqoddas, ketika berada di luar sistem, karena peluangnya memperkuat KPK justru lebih besar. Termasuk yang dilakukannya, Kamis (24/ 12). Hadir meresmikan pesantren antikorupsi milik amal usaha perserikatan Muhammadiyah. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ron)
Menyerukan Hidup Rukun Bersama Mataram (Suara NTB) Perayaan Natal 2015 yang jatuh Jumat (25/12) kemarin berlangsung aman, tertib dan khidmat. Pesan Natal Bersama Tahun 2015 dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja MISA - Romo Eligius Adi Wahyu Pawarta memimpin misa Natal Indonesia (PGI), menyerukan tentang 2015 di Gereja Santa Maria Immaculata Mataram.
hidup bersama sebagai keluarga. Misa Malam Natal di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram, pada Kamis (24/12) lalu juga berlangsung khidmat. Misa dimulai pukul 18.00 Wita, diawali dengan memadamkan lampu gereja. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
Sengketa Lahan
Eksekusi Pembangunan Pusat Penjualan Suvenir ”Horti Park” Tak Pasti Mataram (Suara NTB) Eksekusi anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan pusat penjualan suvenir di kawasan horti park di Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) pada tahun 2016 mendatang tak pasti. Pasalnya, masih terjadi sengketa lahan antara Pemkab Loteng dengan PT Trisno Kenangan sebagai pemegang Hak Guna Usaha (HGU)
atas lahan yang dijadikan kawasan horti park Tastura tersebut. Pembangunan pusat penjualan suvenir itu dialokasikan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB. Kepala Disperindag NTB, Ir. Husni Fahri, MM yang dikonfirmasi mengenai pengalokasian anggaran dan eksekusinya sementara masih terjadi sengketa lahan hanya menjawab
singkat. “Bisa iya bisa tidak (dilaksanakan),” ujarnya dikonfirmasi Suara NTB via ponsel Rabu (23/12). Husni tak menyebutkan berapa jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan pusat penjualan suvenir di kawasan horti park tersebut. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/why)
RIBUAN jemaah dan santri NW Pancor dari segala penjuru di Pulau Lombok, Kamis (24/12) membanjiri pengajian akbar Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dilangsungkan di Aula Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Bersambung ke hal 15
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
Tingkatkan Kondusivitas MENJELANG perayaan tahun baru, Penjabat Walikota Mataram meminta kepada seluruh jajarannya untuk menjaga kondusivitas wilayah. Mengingat perayaan tahun baru biasanya memunculkan keramaian di titik-titik tertentu. Camat Mataram Amran M. Amin menyampaikan pihaknya siap melaksanakan arahan Penjabat Walikota untuk tetap memantau kondisi keamanan wilayahnya. Bahkan Amran mengatakan pihaknya mulai meningkatkan pemantauan sejak sebelum pelaksanaan peringatan Maulid Nabi dan hari raya Natal dimana waktunya bersamaan. Untuk itulah sejak sebelum itu pihaknya telah meningkatkan koordinasi bersama pihak-pihak terkait yang berkaitan dengan pemantauan dan pengamanan wilayah. “Kami telah menerima arahan dari Bu Wali dan meminta camat meningkatkan koordinasi di wilayah masingmasing. Dengan demikian tetap terjamin keamanan wilayah dan bisa bersama-sama menjaga kondusivitas,” ujarnya. Koordinasi bersama seluruh jajarannya di tingkat bawah seperti lurah dan kepala lingkungan akan tetap dilaksanakan sampai tahun baru nanti. Selain itu koordinasi dengan Babinsa maupun Babinkamtibmas juga terus ditingkatkan mengingat tahun baru juga salah satu hari di mana muncul pusat-pusat keramaian warga. “Kalau kami bersama unsur forum koordinasi kecamatan tiap menyambut kegiatan tetap melakukan koordinasi dan melakukan pertemuan sampai tingkat bawah bersama lurah, Babinsa dan Babinkamtibmas,” jelasnya. Memang di wilayah Kecamatan Mataram disebutkan Amran biasanya tidak ada titik-titik keramaian masyarakat pada saat tahun baru. Biasanya Mataram hanya menjadi wilayah yang dilalui saat masyarakat menuju pusat perayaan tahun baru. Tapi ia mengatakan pihaknya tetap melakukan antisipasi. “Titik keramaian di Kecamatan Mataram sifatnya temporer saja dan tidak ada secara khusus yang mengadakan acara besar. Walaupun kami memiliki lapangan besar di Karang Genteng tapi tidak digunakan untuk kegiatan tahun baru,” jelasnya. Pusat perayaan pergantian tahun akan dilaksanakan Pemkot Mataram di Tugu Bumi Gora, Taman Udayana. Biasanya di tahuntahun sebelumnya, perayaan pergantian tahun dilaksanakan di Taman Sangkareang atau Lapangan Umum Mataram. Sejauh ini setiap perayaan pergantian tahun di wilayahnya berjalan aman. Karena biasanya keramaian warga hanya munc u l p a d a malam pergant i a n tahun. Amran M. Amin (ynt) (Suara NTB/dok)
Pembinaan Harus Intensif MINIMNYA target maupun capaian penurunan angka kemiskinan di Kota Mataram, mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Muhtar, SH. Kalau dilihat dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang menangani masalah kemiskinan, menurutnya, sudah cukup banyak. Untuk menentukan mana warga miskin dan bukan miskin, harus ada tolak ukur yang jelas. Selama ini, lanjutnya, sudah banyak pihak yang menyodorkan data orang miskin. Seharusnya, tinggal bagaimana pemerintah melakukan pembinaan kepada masyarakat yang terkate(Suara NTB/dok) gori miskin itu. ‘’KadangMuhtar kadang orang miskin sudah dibantu itu ini, tapi pembinaannya tidak ada,’’ sesalnya. Karena minimnya pembinaan kepada penerima bantuan, tidak sedikit pula masyarakat yang beranggapan keliru terhadap bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan, tidak jarang digunakan untuk kebutuhan yang konsumtif. Mestinya, harus ada pembinaan kepada masyarakat bagaimana supaya bantuan itu dapat mengeluarkan mereka dari data kemiskinan. ‘’Itu (pembinaan, red) yang saya lihat belum ada. Kalaupun ada, tidak segencar terdahulu,’’ imbuhnya. Di Mataram, kata Muhtar, sudah banyak fasilitas yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan. Politisi Gerindra ini juga menyoroti besarnya anggaran penanggulangan kemiskinan di Kota Mataram, mencapai Rp 30 miliar. Dimana anggaran itu tersebar di sejumlah SKPD. Muhtar menilai anggaran Rp 30 miliar kurang sebanding dengan target penurunan angka kemiskinan hanya satu persen. Sebenarnya, sambung Muhtar, tidak persoalan anggaran penanggulangan kemiskinan cukup besar, asalkan sasarannya tepat. Ia mencontohkan masyarakat penerima raskin. Ia melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, raskin dibagi rata dengan tujuan untuk meminimalisir kecemburuan sosial. ‘’Tapi suka atau tidak suka, ini harus ditata. Sementara hak-hak orang miskin harus didapatkan secara penuh,’’ terangnya. Anggota Dewan dapil Ampenan ini menyayangkan karakter masyarakat yang terkesan ingin menjadi ‘’miskin’’ saat ada bantuan dari pemerintah. Dalam hal ini dibutuhkan ketegasan dari SKPD yang menangani distribusi bantuan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Kondisi ini sekaligus menjadi tugas berat bagi Pemkot Mataram untuk melakukan pendataan secara akurat. ‘’Jangan sampai pendataan orang miskin ini pendekatannya menggunakan pendekatan kekerabatan,’’ katanya. Yang jelas, pembinaan kepada masyarakat penerima bantuan agar dilakukan secara intensif agar mampu mengurangi kemiskinan di Mataram. (fit)
SUARA MATARAM
Halaman 2
Mataram Dilarang Gunakan DAK untuk Rumah Kumuh Mataram (Suara NTB) Kota Mataram dilarang menggunakan DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk perbaikan rumah kumuh atau rumah tidak layak huni (RTLH). Sedianya tahun depan Kota Mataram mendapatkan kucuran dana sekitar Rp 3 miliar untuk perbaikan RTLH, tapi setelah dilakukan evaluasi pada rapat koordinasi penggunaan DAK di Makassar belum lama ini, dana tersebut tak boleh dipergunakan untuk perbaikan RTLH. “Tadinya ada bantuan DAK, ternyata Mataram tidak termasuk daerah tertinggal. Itu cukup besar uangnya, Rp 3 miliar lebih dan sudah ada alokasi anggaran. Tapi setelah dievaluasi di rapat pertemuan di Makassar, tidak boleh,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir.H. Mahmuddin Tura belum lama ini. Akhirnya DAK Rp 3 miliar tersebut dialihkan untuk per-
baikan jalan lingkungan. Karena menurutnya sayang jika dikembalikan ke pusat dan akan dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan lingkungan yang belum bisa tertangani tahun ini. Mahmuddin menyampaikan jika Pemkot Mataram memiliki program perbaikan rumah kumuh, maka harus menggunakan APBD. “Kalaupun ada rumah yang harus diperbaiki, dianggap tanggung jawab Pemda dan
harus pakai APBD sendiri,” imbuhnya. Penanganan RTLH ini menurutnya prioritas karena masih ada ribuan unit RTLH di Mataram yang belum tertangani. Tahun ini Dinas PU melakukan perbaikan 60 unit rumah di enam kecamatan dengan anggaran Rp 1,2 miliar. Pada 2016 mendatang, Mahmuddin mengatakan pihaknya tidak akan melakukan program perbaikan RTLH
karena tidak ada anggaran. “Tahun depan PU tak bisa tangani RTLH,” ujarnya. Jika menggunakan DAU (Dana Alokasi Khusus), dananya terbatas. Tahun ini Pemkot Mataram mendapatkan DAK sekitar Rp 52,7 miliar diantaranya Rp 43 miliar untuk penanganan jalan lingkungan dan Rp 10,3 miliar untuk penanganan saluran irigasi. “Jadi jumlahnya sekitar Rp 52,7 miliar DAK. Kalau pun ada DAU dikasih, itupun hanya untuk pemeliharaan rutin drainase dan pasukan biru atau operasional, pemeliharaan rutin jalan dan operasional kendaraan dan alat-alat. Tahun 2016 DAU untuk jalan tidak ada,” jelasnya. (ynt)
(Suara NTB/dok)
H. Mahmuddin Tura
Sumur Tercemar Akibat Kurangnya Kesadaran Masyarakat
(Suara NTB/cem)
TEGUR - Asisten II Setda Kota Mataram, H. Effendi Eko Saswito (tengah) saat menegur kasir yang menyiapkan permen sebagai pengganti uang kembalian pedagang.
Uang Diganti Permen
Tim Terpadu Tegur Kasir Supermarket Mataram (Suara NTB) Mungkin masyarakat sering menemukan kasir di minimarket, supermarket bahkan mall mengganti uang kembalian pembeli menggunakan permen dengan alasan tidak ada uang kecil. Asisten II Setda Kota Mataram Effendi Eko Saswito dalam inspeksi mendadak bersama tim terpadu pengawasan obat dan makanan menegur salah seorang kasir di supermarket. Ditegurnya kasir tersebut karena telah melanggar undang - undang perlindungan konsumen. “Kecuali pembeli mau ngambil permen baru boleh. Kalau uang diganti dengan permen itu tidak boleh,” tegas Eko, Rabu (23/12). Kebiasaan ini menurutnya, sering ditemukan bahkan lumrah terjadi di supermarket. Undang - Undang nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menjamin hak pem-
beli. Yang terjadi, pemilik toko atau kasir sengaja menyiapkan permen sebagai pengganti kekurangan pengembalian uang pelanggan. “Masyarakat bisa menolak kalau dikasih permen,” imbuhnya. Disisi lain, pengawasan dilakukan bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan dan Satpol PP memastikan bahwa produk dijual di supermarket menjelang Hari Natal dan Tahun Baru aman dikonsumsi. Tim terpadu menemukan produk makanan tidak tercantum tanggal kedaluwarsa. “Tadi ada yang disita,” pungkasnya. Hal senada dikatakan Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram Wartan. Dia ingin memastikan produk makanan kemasan maupun olahan layak konsumsi. “Jangan sampai barang yang dijual sudah rusak atau kedaluwarsa,” imbuhnya.
Pedagang biasanya memanfaatkan momen perayaan hari besar menjual barang kedaluwarsa. Tim langsung menyita produk makanan kemasan yang rusak, tidak layak konsumsi atau kedaluwarsa. “Langsung kita amankan,” pungkasnya. Fungsional Umum BBPOM Kota Mataram Yogi Abaso Mataram menyebutkan pemeriksaan di supermarket di Jalan Adi Sucipto Rembiga ini sudah dua kali dilakukan pengawasan. Tetapi ada perubahan terhadap sebelumnya. “Ini kan sudah kali, tapi semua yang kita rekomendasikan sudah ditindaklanjuti,” katanya. Dua item produk tanpa tanggal kedaluwarsa sudah disita terutama produk makanan olahan. Produk olahan ini sebutnya, kebanyakan dibuat di wilayah Bertais Kecamatan Sandubaya. Pengawasan terhadap produsen secara berkala dilakukan tiap bulan. (cem)
Target Penurunan Kemiskinan Satu Persen Terkendala Anggaran Mataram (Suara NTB) Penjabat Walikota Mataram Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M.Si menyebut bahwa target penurunan angka kemiskinan hanya satu persen dipicu keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkot Mataram. Sehingga tidak bisa menargetkan penurunan 2 - 3 persen. “PAD kita kan masih kecil. Jadi nggak bisa kita paksakan mau turunkan 2 - 3 persen,” kata Selly. Pendapatan asli daerah (PAD) diperoleh Pemkot Mataram hanya Rp 40 miliar. Itu diperoleh dari pendapatan rumah sakit yang merupakan badan layanan umum daerah (BLUD). Anggaran Rp 27 miliar dikembalikan kembali dan Pemkot hanya mampu menaikan PAD Rp 13 miliar. Dengan anggaran Rp 13 miliar kemudian dibagi lagi ke pendidikan dan kesehatan. Ditambah program atau kegiatan lainnya. Kurun waktu lima tahun terakhir kemiskinan di Kota Mataram mengalami penurunan. Pada tahun 2008 jumlah pen-
(Suara NTB/dok)
Hj. Putu Selly Andayani duduk miskin di Kota Mataram 16,13 persen atau 61.173 jiwa. Turun menjadi 15,41 persen atau 60.637 jiwa pada 2009. Kemudian turun lagi pada tahun 2010 14,44 persen atau 58.272 jiwa. Dan, pada 2011 menjadi 13,18 persen atau 53.736 jiwa, serta 2012 sebesar 11,87 persen atau 49.633 jiwa. Sementara di tahun 2013,
angka kemiskinan di Kota Mataram sebesar 10,75 persen atau 46.670 jiwa dari total jumlah penduduk 419.000 jiwa. Alokasi anggaran pengentasan kemiskinan di tahun 2014 Rp 30 miliar. Anggaran ini disebar ke SKPD dan intervensi perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) 223. Selain sumber anggaran dari APBD, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan melalui program kemasyarakatan. Selly menilai jika dihitung secara komulatif dari pendidikan dan kesehatan penurunan kemiskinan lebih dari satu persen. Terhadap peningkatan investasi tahun 2015 mencapai Rp 7,2 miliar lebih. Itu nilai kumulatif dari tahun sebelumnya. Jenis usahanya pada sektor jasa. Orang nomor satu di Kota Mataram ini membantah SKPD hanya mencari aman saja. Jajarannya dianggap sudah bekerja maksimal untuk menurunkan angka kemiskinan. Adapun DAU dan DAK yang telah turun diperuntukan untuk gaji dan program. (cem)
Mataram (Suara NTB) Tercemarnya sumur di Kota Mataram oleh bakteri ecoli tidak terlepas dari faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.Disampingitu,sungaisudahtercemar oleh limbah. “Semua karena faktorkesadaranmasyarakat,”kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH)KotaMataramDrs.M.Saleh, Rabu (23/12). Tiap satu mili liter air sumur seharusnya ambang baku mutu 2.000 ribu bakteri. Tetapi kondisi air sumur mencapai 200.000 ribu bakteri. “Dan ini sudah sangat berbahaya,” terangnya. Faktor yang menyebabkan air sumur tercemar. Pertama, limbah produksi rumah tangga dibuang ke sungai. Kedua, masyarakat masih BAB di sungai. Hal itu menyebabkan tercemarnya sungai kemudian mengalir ke sumur masyarakat. Karena Mataram berada di hilir tidak menutup kemungkinan warga di luar Mataram membuang limbah ke sungai. Persoalan ini tidak bisa diserahkan ke pemerintah tetapi perlu peran serta masyarakat. Percuma kata Saleh, pemerintah bekerja maksimal tetapi masyarakat ap-
atis. “Kita sudah sosialisasi, penyuluhan dan gotong royong. Kalau ndak ada partisipasi masyarakat ndak mungkin bisa. Kalau sudah begini pemerintah disalahkan,” imbuhnya. Tidak diketahui secara pasti jumlah sumur di Kota Mataram mengandung bakteri Ecoli. Mengintervensi hal itu, pemerintah melakukan program sanitasi, pembuatan jamban serta sosialisasi dan penyuluhan. Saleh menyarankan masyarakat Kota Mataram tidak mengkonsumsi air sumur. Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H. Usman Hadi menyebutkan 70 persen air sumur mengandung bakteri ecoli tersebar di pemukiman padat penduduk. Beberapa titik ini dari hasil laboratorium tidak layak dikonsumsi. Penanggulangannya pemerintah melalui Bappeda dan PDAM memberikan sambungan air gratis. Disamping itu, sosialisasi serta penyuluhan. Senada dengan Kepala BLH. Usman menambahkan faktor utama menyebabkan sumur tercemar karena sungai di Kota Mataram sudah tercemar limbah produksi dan rumah tangga. (cem)
Banyak Saluran Berubah Fungsi
Rencana Induk Drainase Tujuh Tahun Tak Direvisi Mataram (Suara NTB) Selama tujuh tahun master plan (rencana induk) drainase di Kota Mataram tak direvisi. Idealnya rencana induk tersebut harus direvisi secara berkala setiap lima tahun sekali. Pemkot Mataram batal melakukan revisi rencana induk drainase tahun ini. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir.H. Mahmuddin Tura menyampaikan saat ini pihaknya masih menggunakan rencana induk drainase yang lama, yang dibuat pada 2007 lalu. “Idealnya 2016 dilakukan evaluasi arau review terhadap master plan karena perubahan sudah banyak sekali akibat pembangunan-pembangunan perumahan sehingga perlu ada kajian teknis lebih jauh terhadap saluran kita,” jelasnya. Revisi atau pembaharuan ini penting dilaksanakan untuk kebutuhan jangka panjang. Jika tidak segera dilakukan kajian ulang, maka Pemkot Mataram akan mengalami kesulitan dalam penyusunan DED (Detail Engineering Design) untuk berbagai program pembangunan. Mahmuddin mengatakan revisi tahun ini batal dilaksanakan dan kemungkinan akan dilaksanakan pada 2017 mendatang atau jika memungkinkan akan dianggarkan dalam APBD Perubahan 2016 mendatang. “Jadi paling tidak atau paling lambat mudah-mudahan tahun 2017, atau mudah-mudahan di APBD Perubahan 2016 kita bisa lakukan review itu. Kita harus memperbaharui itu karena sudah tujuh tahun sejak 2007 atau sudah mau ma-
suk delapan tahun dan perlu direvisi,” jelas Mahmuddin. Persoalan ini disampaikan Mahmuddin tidak hanya menyangkut saluran drainase, tapi juga seluruh saluran irigasi yang ada di Kota Mataram. Ia mengatakan banyak saluran irigasi di Kota Mataram yang telah berubah fungsi karena maraknya pembangunan. Bahkan saluran irigasi memiliki fungsi dobel, tidak hanya untuk mempermudah pengairan ke lahan pertanian tapi juga berfungsi sebagai saluran drainase. “Banyak saluran irigasi yang sudah berubah fungsi bahkan dobel fungsi, ada yang berfungsi sebagai irigasi dan juga drainase,” jelasnya. Untuk perbaikan saluran drainase, Mahmuddin mengatakan masih menggunakan rencana induk yang lama. Karena keterbatasan anggaran, pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan Pemprov NTB maupun pemerintah pusat melalui Satuan Kerja (Satker). Saluran yang diperbaiki tahun ini adalah saluran yang berpotensi menimbulkan genangan pada saat musim hujan. “Kita lihat saluran-saluran yang existing saja, mana yang berpotensi menimbulkan genangan, itu yang kita intervensi bersama. Jadi kita bagi tugas,” jelasnya. Perbaikan saluran primer dikerjakan Pemprov dan Satker dari Kementerian PU, dan rencananya akan diintervensi juga saluran-saluran sekunder yang ada di Mataram. “Kita kerjakan yang tersier. Anggaran kita sangat terbatas sekali untuk drainase,” pungkasnya. (ynt)
Dishubkominfo Siapkan Layanan Panggilan Gawat Darurat Mataram (Suara NTB) Enam orang sumber daya manusia (SDM) disiapkan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Mataram untuk pembukaan layanan panggilan tunggal gawat darurat (emergency call). Kepala Dishubkominfo Kota Mataram, Drs.H. Khalid belum lama ini menyampaikan pihaknya sudah
siap membuka layanan panggilan tunggal gawat darurat dan tinggal menunggu pelatihan SDM dan penyediaan peralatan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI. Selain menyiapkan enam orang SDM yang akan dilatih pemerintah pusat, Khalid mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan kantor pusat pang-
gilan (call center) dengan memanfaatkan bangunan yang ada di kompleks Pendopo Walikota Mataram atau dekat dengan Kantor Radio Suara Kota. “Kita sudah dipanggil kementerian dan sedang dibangun kantornya di sebelah Radio Suara Kota,” jelasnya. Rencananya program layanan panggilan tunggal gawat darurat ini akan diluncurkan
pada 2016 mendatang. “Launching-nya tahun depan, 2016. Itu janjinya kementerian dan kita sudah dipanggil ditanyakan bagaimana kesiapan dan kita sudah nyatakan siap. Ini semua sudah jadi, tinggal alatnya yang dari sana (pemerintah pusat),” ujarnya. Pelayanan panggilan tunggal gawat darurat ini mengadopsi layanan panggilan yang
berlaku di Amerika Serikat melalui nomor 911. Warga yang mengalami berbagai keluhan, musibah, dan lainnya bisa mengadukan melalui nomor 112. Layanan panggilan tunggal gawat darurat ini nantinya bisa diakses tanpa biaya atau pulsa. Kota Mataram dipilih sebagai salah satu kota dari 10 kota di Indonesia yang dijadikan pilot project penyediaan
layanan panggilan tunggal gawat darurat. Selain Kota Mataram, kota lainnya yang menjadi pilot project diantaranya Surabaya, Denpasar, Makassar, Bandung, Bogor, dan Tangerang Selatan. Perjanjian kerjasama telah dilaksanakan antara Kemenkominfo dengan Pemkot Mataram pada Juli lalu. Untuk membuka layan-
an ini, Pemkot Mataram diminta untuk menyiapkan kelembagaan khusus. Khalid mengatakan ke depan pihaknya juga akan membangun pusat sistem pemantauan lalu lintas. Pihaknya akan membangun sebuah ruangan yang akan dijadikan pusat layanan panggilan (call center) yang disebut ATCS (Area Traffic Control System). (ynt)
Sabtu, 26 Desember 2015
SUARA NTB
Halaman 3
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
SUARA PULAU LOMBOK
Halaman 4
Diterjang Puting Beliung Naikkan Beban PAD KANTOR Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lombok Utara (KLU) berhasil melampaui target Pendapatan Asli Daerah (PAD) melampaui ekspektasi. Selama tahun anggaran 2015 (Januari - Desember), KPPT membukukan PAD senilai Rp 3,8 miliar lebih. Angka ini lebih besar dari target yang dibebankan sebesar Rp 1,5 miliar pada awal tahun lalu. Kepada wartawan, Rabu (23/12), Kepala KPPT KLU, H. M. Sumadi, SH., mengakui dengan dasar capaian yang (Suara NTB/dok) diperoleh tahun ini, maka piH. M. Sumadi haknya di tahun 2016 mendatang, berani mematok target lebih tinggi yakni Rp 3,5 miliar atau meningkat 170 persen dibanding 2015. Menurutnya, beban target tersebut masih sangat realistis untuk dapat dicapai mengingat dinamika perekonomian yang ditunjang sektor pariwisata, akan semakin menggeliat di tahun mendatang. “Tidak ada kekhawatiran untuk tidak memenuhi target PAD yang dinaikkan, sebaliknya kita justru optimis, karena animo investasi di KLU khususnya di bidang perdagangan, hotel dan restoran cukup tinggi,” katanya. Sumadi menyambung, investor baru mulai berdatangan ke Lombok Utara untuk menanamkan modalnya dalam bisnis perhotelan. Salah satunya, investor asal Kanada. PMA tersebut, setidaknya telah mendatangi KPPT KLU untuk mengurus perizinan. Menyertakan berkas lengkap, investor itu bersiap menanamkan modal pada investasi hotel setinggi 6 lantai. Sumadi mengatakan, selain masuknya investor baru sebagai sumber PAD, pihaknya juga menyasar usaha hotel dan restoran yang melakukan penambahan fisik bangunan pada areal yang dimiliki. Ia meyakini, seiring perkembangan pariwisata, sejumlah hotel besar diduga melakukan pengembangan fisik bangunan di atas izin lama. Sayangnya, fisik baru ini tidak seluruhnya dilaporkan ke pemerintah. Salah satu contoh hotel yang melaporkan IMB bangunan barunya di atas izin lama, adalah Sun Rise Hotel di Gili Air. Beberapa waktu lalu, manajemen hotel sangat kooperatif dengan melaporkan bangunannya yang baru dibangun untuk diterbitkan IMBnya. “Kita inginnya, hotel - hotel yang melakukan pengembangan fisik bangunannya punya inisiatif melaporkan ke Pemda. Karena kalau sampai bangunan baru ini ditemukan olen Tim Penertiban, tentu berisiko bagi pengusaha sendiri,” tutup Sumadi. (ari)
Operasi Yustisi, Ratusan Botol Miras Diamankan Selong (Suara NTB) Dalam rangka menyambut peringatan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2015, gabungan petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Lotim, TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan dan instansi lainnya, Rabu (23/12) lalu melakukan operasi yustisi. Dalam operasi yustisi yang dikomandoi Satpol PP Lotim itu, petugas mendatangi sejumlah tambang galian C di sejumlah titik di Lotim untuk mengecek izinnya. Selain itu, petugas juga berhasil mengamankan ratusan botol minuman keras (miras) di Kecamatan Pringgabaya. Kepala Satuan Satpol PP Lotim, Drs. Salmun Rahman, melalui Kasi Opstib dan Linmas pada Satpol PP Lotim, Lalu Abdullah Purwadi, SSTP, MM, mengatakan, operasi yustisi yang dilakukan itu dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menyambut Natal dan tahun baru. Salah satu yang dilakukan adalah dengan merazia sejumlah titik produksi maupun pengepul miras. Diakuinya, rumah yang menjadi tempat diamankannya ratusan botol miras ini merupakan target rutin yang setiap dilakukan razia maupun operasi. Di mana, hasil yang didapatkan di lokasi tersebut tidaklah sedikit. Selain mengamankan ratusan botol miras jenis tuak, Purwadi mengaku pihaknya juga berhasil mengamankan satu unit sepeda motor dinas jenis Win dengan Nopol DR 5230. Sementara, pemilik miras yang dikonfirmasi di lokasi penggerebekan, Mahyuni alias Inak Indra, mengaku, jika miras jenis tuak yang dimilikinya itu didatangkan langsung dari Mataram. Bisnis miras, katanya, sudah lama ditekuni, karena menjanjikan, pelanggannya pun berasal dari kalangan anak-anak muda yang ada di Kecamatan Pringgabaya. (yon)
44 Rumah dan Tiga Rumah Ibadah Rusak Mataram (Suara NTB) Bencana angin puting beliung menerjang Desa Pengkelak Mas Kecamatan Sakra Barat Lombok Timur (Lotim) Rabu (23/12) lalu. Sebanyak 44 rumah warga mengalami rusak berat dan tiga rumah ibadah juga mengalami kerusakan. “Dampak kerusakan 44 rumah rusak berat, 2 musala dan 1 masjid,” kata Juru Bicara Pemprov NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM, dikonfirmasi Kamis (24/12). Bahkan, Kamis pukul 12.14 Wita, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi langsung melakukan peninjauan ke lokasi bencana. Gubernur juga memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban angin puting beliung. “Dalam kesempatan berdialog dengan para korban Bapak Gubernur mengingatkan untuk tetap tabah dan bersabar atas musibah yang menimpa,” kata Yusron. Menurutnya, gubernur juga telah memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTB merenovasi dan memperbaiki rumah warga yang rusak. Pada kesempatan itu juga, orang nomor satu di NTB itu juga menyerahkan berbagai paket bantuan makanan, family kit dan bantuan lainnya kepada korban bencana yang telah disiapkan oleh BPBD dan
Disosdukcapil NTB. Yusron menambahkan, Gubernur meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana yang mungkin terjadi. Gubernur juga meminta aparat terkait sigap memberikan informasi tanggap bencana kepada masyarakat dan cepat mengambil langkah penyelamatan pada saat maupun pascabencana terjadi. Sementara Kepala Desa Pangkelak Mas Kecamatan Sakra Barat, Abdul Muhid, mengungkapkan, puting beliung yang melanda wilayah itu terjadi sekitar hari Rabu pukul 17.30 Wita. Saat itu, katanya, kondisi cuaca sedang mendung, seketika datang angin yang menghantam rumah dan tempat ibadah yang ada di tempat tersebut. Untuk saat ini, katanya, masyarakat yang rumahnya rusak berat mengungsi di rumah tetangga maupun keluarga dan di musala. Bahkan, ada juga yang memilih tinggal di tenda yang sudah dibuatkan pemerintah daerah melalui Badan
(Suara NTB/Biro Humas Setda NTB)
TINJAU - Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat meninjau korban angin puting beliung di Desa Pengkelak Mas Kecamatan Sakra Barat Lotim, Kamis (24/12) lalu. Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim. Sementara, masyarakat yang rumahnya mengalami rusak ringan ada yang memilih untuk tetap bertahan menempati rumahnya. Kepala BPBD Lotim, H.Napsi mengatakan, ber-
dasarkan hasil pendataan yang dilakukan, sebanyak 44 rumah rusak akibat diterjang oleh angin puting beliung. Dari 44 rumah warga yang rusak itu, dua di antaranya rata dengan tanah. Sebelumnya, angin puting beliung juga menerjang Desa
Kawo Kecamatan Pujut Loteng. Puting beliung menerjang tiga dusun yakni Dusun Karang Daye 15 rumah rusak ringan, Dusun Pengadang 7 rumah rusak ringan dan Dusun Bumi Gora 5 rumah rusak ringan. (nas/yon)
Antisipasi Narkoba, Pemkab Karangasem Potensi Rumput Laut dan KLU Bangun Komunikasi Belum Digarap Maksimal Tanjung (Suara NTB) Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Karangasem Bali dan Kabupaten Lombok Utara (KLU) NTB, tidak lepas dari dampak positif dan negatif yang menyertainya. Khusus dampak negatif, seperti ancaman peredaran narkoba, kedua Pemkab telah menjalin komunikasi terkait bagaimana narkoba seharusnya dicegah masuk ke masing-masing daerah. Dalam agenda kunjungan kerja yang dilakukan Pemkab Karangasem ke KLU, Rabu (23/ 12), mengemuka kekaguman masing-masing pejabat daerah terhadap perkembangan sektor pariwiasata yang dimiliki keduanya. Hanya saja, kekhawatiran kedua Pemda mengarah pada kemungkinan peredaran narkoba yang dapat merusak masa depan generasi bangsa. Kepala Kesbangpol Karangasem, Ida Bagus Putu Suastika, S.Sos, MAP, berharap komunikasi awal ini sebagai langkah awal bagi kedua Pemda untuk bertukar pikiran dan saling mengisi dalam memajukan sektor pariwisata. “Kekhawatiran berkembangnya penggunaan narkoba di ka-
langan anak muda khususnya dan kalangan dunia pariwisata umumnya, agar dapat diantisipasi bersama. Langkah yang telah diupayakan oleh Pemerintah Karangasem adalah bagaimana pengamanan di pelabuhan laut sebisa mungkin untuk disamakan dengan pengamanan di bandar udara,” harapnya. Menurutnya, pengamanan ketat di pintu masuk dan keluar pariwisata khususnya jalur laut sangat diperlukan. Mengingat pengamanan jalur laut dirasakan belum menyamai pengamanan di pintu bandara. Sebagaimana diketahui, khusus 3 Gili di KLU, diyakini merupakan pintu masuk terbesar kedua wisatawan di NTB setelah Bandara Internasional Lombok. Namun demikian, sebagai daerah termuda di NTB, disadari sarana dan prasarana pengamanan di KLU belum memenuhi ekspektasi pengendalian narkoba yang diinginkan. Suastika optimis, jika masing-masing kabupaten bersinergi satu sama lain dalam menanggulangi masuknya narkoba, maka setidaknya akan muncul ide atau strategi yang bisa diusulkan sebagai sebuah kebija-
kan. Hingga ke depannya, narkoba dapat dicegah dan tidak menjadi ancaman bagi generasi muda bangsa ini. Sementara, Asisten Setda KLU, H. Zulfadli, SE., mengapresiasi kehadiran dan kunjungan kerja dari Pemkab Karangasem. Pertemuan ini, lanjutnya, akan dapat meningkatkan sinergitas di antara kedua daerah dalam meningkatkan sektor pariwisata dan pengamanannya. Tidak dipungkiri, dampak lain dari pariwisata ini adalah beredarnya narkoba dengan bebas. Di KLU, kawasan yang patut mendapat perhatian khusus soal pengamanan narkoba adalah kawasan tiga gili. “Kami membutuhkan adanya kerja sama antar Pemda dalam mengawasi pintu -pintu kedatangan dan keberangkatan wisata melalui jalur darat, udara dan laut. Apalagi KLU sejauh ini belum memiliki BNNK Lombok Utara,” ungkap Zulfadli. Menyambut hadirnya BNN di KLU, Pemda sejatinya telah mengajukan proposal pembangunan BNNK. Pemda telah menyiapkan areal dan sumber daya manusia untuk mendukung operasional BNNK. (ari)
Selong (Suara NTB) Potensi rumput laut belum digarap secara maksimal. Potensi tempat membudidayakan rumput laut di wilayah perairan Lombok Timur (Lotim) mencapai 2.000 hektar. Akan tetapi yang digarap sampai saat ini tidak sampai separuhnya. “Yang dimanfaatkan ini memang masih kecil,” aku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Muhammad Tasywiruddin kepada Suara NTB, Rabu (23/12) lalu. Melihat potensi yang besar itu, Dislutkan Lotim ini coba fokus untuk mengembangkan rumput laut. Program Minapolitian yang digelontorkan pusat diarahkan semua untuk kegiatan pengembangan budidaya rumput laut. Apalagi, tahun 2016 mendatang, Lotim ada alokasi dana Tugas Pembantuan sebesar Rp 2,5 miliar. Dari dana pusat, Dislutkan Lotim mengarahkan untuk membuat kebun bibit, membuat sarana produksi tempat budidaya rumput laut. Termasuk membangun tempat penjemuran hasil produksi berikut selasar tempat pengikatan dan sarana apung untuk tanam dan
panen rumput laut,’’ ujarnya. Lokasi yang disasar selama ini, tambahnya, hanya di dua lokasi, yakni di Teluk Ekas Desa Ekas Buana dan dan Teluk Seriwe Desa Seriwe Kecamatan Jerowaru. Pihak pengembangan juga ada di kawasan wilayah Telone Desa Sekaroh. ‘’Untuk Sekaroh rencana akan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 300 juta,’’ terangnya. Diketahui, program minapolitian merupakan salah satu terobosan untuk menciptakan kawasan produktif perikanan menjadi kota perikanan. Sesuai namanya, sejumlah program dihadirkan untuk mewujudkan minapolitan. Termasuk sentuhan blue economic yang dihadirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Lotim. Ditanya lebih lanjut soal pilihannya terhadap rumput laut, Muhammad Tasywiruddin mengaku, karena komoditi lain masih terkendala. Sementara saat ini rumput laut memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. ‘’Sementara ikan kerapu, lobster atau lainnya banyak kendalanya. Lobster terkendala bibit. Sedangkan kerapu, budidayanya butuh waktu yang culup lama,’’ ujarnya. (rus)
Tak Ada Warga Lotim Buang Sampah ke Mataram (Suara NTB/yon)
OPERASI - Tim gabungan saat melakukan operasi yustisi menjelang Natal dan Tahun Baru. Dalam Operasi ini, ratusan botol miras berhasil diamankan.
Lotim Miliki Perangkat Baru Cari PAD Selong (Suara NTB) Lombok Timur (Lotim) segera mengoperasikan Gedung Meterologi Legal yang dibangun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perdagangan senilai Rp 2,4 miliar. Pengoperasian gedung baru itu menandakan Lotim memiliki perangkat baru sebagai sarana mencari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sekretaris Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Perindustrian dan Perdaganagan (Perindag) Lotim, Andika Istu Jaya pada Suara NTB di kantornya, belum lama ini, mengaku, pihaknya tinggal menunggu pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). UPTD ini diberikan tanggung jawab melaksanakan tugas pokok dan fungsinya mengoperasikan gedung. Dalam hal ini, pihaknya sudah mempersiapkan tenaga teknis sebanyak 6 orang. Semuanya dipastikan telah terlatih. Selain gedung, secara bertahap semua peralatan penunjang, termasuk mobil sudah mulai didatangkan oleh kementerian. “Semua anggaranya dari pusat,” tuturnya. Beroperasinya gedung ini akan memudahkan Lotim melakukan kegiatan tera Ukur Takar Timbang dan Peralatan (UTTP) terhadap semua peralatan yang dimiliki pengusaha. Termasuk tera terhadap timbangan para pedagang di pasar, tera timbangan pengusaha emas, tera Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) dan semua jenis timbangan lainnya. Selama ini kegiatan tera terhadap semua timbangan itu dilakukan oleh pemerintah provinsi dan Lotim tidak mendapat PAD dari aktivitas tera. Setelah iberikannya kewenangan melakukan tera diharapkan bisa meningkatkan PAD bagi daerah. “Selama ini Lotim hanya sebagai pendamping,” tuturnya. Menurut Andika, kegiatan tera ini merupakan satu potensi PAD yang cukup besar. Setiap tahun semua alat UTTP ini harus tera. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerugian dari pedagang maupun konsumen. (rus)
Selong (Suara NTB) Terkait dugaan adanya masyarakat Lombok Timur (Lotim) yang membuang sampah ke Kota Mataram membuat Pemkab Lotim angkat bicara. Pemkab Lotim melalui Kantor Kebersihan dan Tata Kota (KKTK) Kabupaten Lotim menilai jika ada masyarakat Lotim yang sengaja membuang sampah ke kota Mataram itu adalah logika yang tidak jelas. Kepala Kantor Kebersihan dan Tata Kota (KKTK) Kabu-
paten Lotim, H. Ridatul Yasa, Jumat (25/12), mengaku, tidak menyalahkan statement yang dilontarkan salah satu lurah di Kota Mataram itu. Apalagi, banyak masyarakat Lotim yang datang berjualan ke pasar Mandalika. Namun, jika ada pedagang Pasar Paokmotong Masbagik membuang sampah ke Kota Mataram dinilai tidak mungkin dan secara logika pemikiran itu tidak jelas. “Mana mungkin ada masyarakat yang sengaja dari
Lotim pergi ke Kota Mataram hanya untuk membuang sampah, ongkosnya saja sudah berapa yang dihabiskan. Ngak masuk akal sekali,” bantahnya. Menurutnya, untuk kebersihan sampah di pasar, Ridatul menyebutkan jika pihaknya sudah menentukan armada khusus untuk mengangkut sampah di semua pasar yang ada di Lotim. Satu pasar itu, sebutnya, sudah difasilitasi dengan satu unit truk sampah yang proses pengangkutannya
selalu dilakukan setiap sore hari. Untuk selanjutnya sampah-sampah tersebut akan langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Ijobalit. “TPA kita di sini luasnya, 9,7 hektar dan masih bisa menampung berapapun jumlah sampah yang masuk. Jadi tidak mungkin sekali jika masyarakat secara sengaja datang jauh-jauh ke Kota Mataram hanya untuk membuang sampah,” kilahnya. Terlebih, lanjutnya, sampah yang dimaksudkan dibuang ke
Kota Mataram itu adalah sampah basah berupa kul, tomat maupun lainnya. Sampahsampah itu, katanya, jika dimasukkan ke TPA Ijobalit akan langsung diolah menjadi pupuk. Menurutnya, jika ada masyarakat Lotim yang membuang sampah ke Kota Mataram itu adalah masyarakat yang berjualan di sana. Sehingga, dari sortiran antara kul atau tomat yang busuk itu tidak mungkin jika dibawa kembali ke Lotim. (yon)
Maulid Adat Ala Warga Lendang Nangka Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW digelar dengan berbagai bentuk corak dan warna. Seperti dilakukan warga Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang menggelar kegiatan bertajuk Maulid Adat. Dikatakan demikian rangkaian peringatan ini dirangkai dengan ritual-ritual adat yang disebut sudah menjadi tradisi dilakukan tiap tahunnya oleh warga Desa Lendang Nangka. SEBAGAIMANA penuturan Wali Datu Selaparang Lalu Ghafar Ismail yang juga tokoh Lendang Nangka kepada Suara NTB, ada beberapa kegiatan yang dilakukan warga pada momentum peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Mulai dari rafah adat, pengukuhan (sembeq buraq) dewan adat, pembersihan benda-benda pusaka, zikir, praja maulid dan lainya. Diakuinya, kegiatan Maulid Adat warga Desa Lendang Nangka ini sudah berjalan ratusan tahun, yakni sejak tahun 1770. Kegiatan ini pertama kali digelar Raden Acak, datu pertama di Desa Lendang Nangka. Prosesi peringatan Maulid
Nabi ini terus dilagsungkan dan kini lebih didekatkan pada peringatan yang ritual adat dengan cara-cara ebih produktif. Setelah melalui proses-proses ritual adat, adalah, menempatkan momentum peringatan ini dengan memuliakan anakanak yatim, yakni melalui kegiatan praja mauid. Sebanyak 120 dulang yang telah dibuat masyarakat secara swadaya diharuskan dengan penyertaan santunan sebesar Rp 25 ribu setiap dulang. Santunan tersebut diberikan kepada anak yatim. Cara pemberian santunan kepada anak yatim inilah yang harus ditingkatkan. “Kita muliakan anak yatim, kita arak keliling kampung,” ucapnya.
Pemuliaan terhadap anak yatim ini dimaknai sebagai perwujudan dari sosok Nabi Muhammad SAW yang juga terlahir sebagai anak yatim. Selama ini dinilai peringatan maulid nabi hanya fokus pada tokoh agama saja. Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim, Widiyanto menilai peringatanperingatan maulid nabi yang dirangkai dengan ritual adat merupakan salah satu bentuk kearifan lokal. Pada era pos modern seperti saat ini, karakter kearifan lokal harus tetap menguat. Kekayaan khasanah budaya ini juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Peringatan maulid nabi dengan ritual adat menandakan kegembiraan masyarakat menyambut kelahiran sang pelopor kebenaran. Antara ritual adat dengan esensi peringatan maulid Nabi Muhammad SAW itu sendiri memiliki ruang masing-masing. “Tetap saja dipelihara jadi satu kesatuan rangkaian kegiatan,” sebutnya.
(Suara NTB/rus)
BAWA PUSAKA - Warga Desa Lendang Nangka mengangkat tempat menaruh benda-benda pusaka yang dibawa untuk dibersihkan. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW warga Desa Lendang Nangka. Pikiran maju secara global tetap bisa berkembang, namun identias lokal pun harus menguat.
Esensi Maulid Nabi, lanjutnya, tidak akan berkurang dengan adanya gawe adat. Pasalnya, salurannya jelas. (rus)
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
SUARA PULAU LOMBOK
Keamanan Kawasan Wisata Jadi Atensi Utama
Tahapan Pilkada Tuntas SETELAH melalui proses panjang, tahapan pelaksaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) akhirnya tuntas. Setelah usulan penetapan dan pelantikan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Loteng terpilih, dikirim oleh KPU Loteng. Untuk selanjutnya, tinggal menunggu proses pelantikan Bupati dan Wabup Loteng yang baru, periode 2016 – 2021. (Suara NTB/dok) “Usulan penetapan dan Ari Wahyudi pelantikan pasangan Bupati dan Wabup Loteng sudah kita kirim. Untuk ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri),” ungkap Ketua KPU Loteng, Ari Wahyudi, SH, MH, kepada Suara NTB, Jumat (25/12). Saat ini, berkas usulan penetapan dan pelantikan pasangan Bupati dan Wabup Loteng terpilih sudah diterima DPRD Loteng untuk selanjutnya dikirim ke pemerintah provinsi. Setelah itu, pemerintah provinsi menyampaikan ke pemerintah pusat. Dengan demikian, maka seluruh tahapan Pilkada Loteng dinyatakan selesai, meski masih ada proses hukum yang dilakukan oleh pasangan calon H.L. Wiratmaja – H. Badrun Nadianto, tidak berpengaruh pada tahapan Pilkada. Karena semua tahapan sudah dinyatakan tuntas dengan penetapan pasangan Bupati dan Wabup Loteng terpilih. Disinggung laporan akhir dana kampanye, Ari mengatakan prosesnya juga sudah selesai. Di mana laporan dana akhir penggunaan kampanye, sudah melalui proses audit oleh Kantor Auditor Publik (KAP). “Hasil audit dari KAP sudah kita terima. Tinggal kita tindaklanjuti apa saja yang menjadi catatannya,” sebutnya. Adapun catatan yang ada, ia mengaku belum bisa memastikan ada atau tidaknya. Karena hasil audit KAP belum diperiksa sepenuhnya. “Rencananya hasil audit KAP ini, baru akan kita bukan dan pelajari, Senin (28/12) besok,” tegas Ari. Ditanya jadwal pelantikan pasangan Bupati dan Wabup Loteng yang baru, Ari mengaku kalau melihat tahapannya pada bulan Maret 2016 mendatang. Tetapi itu juga belum pasti, karena ada rencana untuk pelantikan akan digelar secara serentak seluruh bagi daerah yang tahun ini menggelar pilkada. Gelaran Pilkada Loteng dimenangkan pasangan H .M. Suhaili, FT – L.Pathul Bahri dengan meraup perolehan suara sebanyak 213.395 suara atau 46,34 persen.Di posisi kedua, ada pasangan TGH. L. Gede M. Ali Wirasakti Amir Murni LC.M.A – H.L. Achmad Wirajaya (Sakti – Jaya), dengan memperoleh 122.044 suara atau 26,50 persen. Kemudian pasangan H.L. Suprayatno – Zainul Aidi (SURYA) dengan mengumpulkan 16,65 persen atau sebanyak 76.639 suara, di posisi ketiga. Sementara itu dua pasangan calon kepala daerah dari jalur perseorangan menempati dua posisi terakhir. Masing-masing pasangan H. Suharto – Hj. Lale Widare, S.H (Lailatul Qadar) dengan raihan sebanyak 30.267 suara atau 6,57 persen dan pasangan H.L.Wiratmaja – H. Badrun Nadianto (JADI) dengan 3,94 persen atau 18.123 suara. (kir)
Fauzan Minta Aset Desa Dibuatkan Sertifikat Giri Menang (Suara NTB) Plt Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, memerintahkan Kepala Kantor Aset Daerah (KAD) Lobar, Mahnan, SSTP, segera memasang plang di aset daerah di Desa Terong Tawah. Pemasangan plang ini perlu dilakukan menyusul ditetapkannya rekomendasi Pansus Aset Barang Tidak Bergerak menjadi rekomendasi DPRD. “Berdasarkan rekomendasi DPRD ke Pemda, maka kades bersama pemda akan lakukan memasang plang di lahan tersebut. Kami juga meminta kantor BPN untuk menerbitkan sertifikat terhadap lahan tersebut,” terangnya mengenai hasil rekomendasi Pansus Aset DPRD Lobar, Rabu (23/12) lalu. Menyangkut aset ini jelas Fauzan, setelah ada rekomendasi dari DPRD, bisa menjadi dasar bagi pemda untuk melakukan tindakan pemasangan plang. Rekomendasi ini terbit atas dasar adanya fatwa dari kejaksaan. Ketua Pansus Aset Barang Tidak Bergerak DPRD Lobar, H. Zulkarnain, mengaku, dalam mengeluarkan rekomendasi terkait aset Desa Terong Tawah pihaknya sangat berhati-hati. Dalam mengambil keputusan, ditempuh berbagai proses, yakni rapat koordinasi dengan leading sector terkait, lalu dilakukan pembahasan dengan dewan. Sebelum terbit rekomendasi, DPRD meminta fatwa ke Kejaksaan, supaya di kemudian hari rekomendasi tidak menimbulkan persoalan hukum. “Proses panjang yang dilalui tim Pansus Aset tak menyurutkan semangat tim pansus untuk membahas persoalan aset ini. Hingga diputuskan rekomendasi pansus menjadi rekomendasi DPRD,” ujarnya. Dijelaskan, tahapan terbitnya rekomendasi ini panjang. Mulai dari rangkaian tahapan kegiatan rapat internal pansus, pembahasan dengan mengundang dinas terkait hingga tim pansus turun lapangan ke beberapa titik persoalan. Pihaknya juga mendapatkan jawaban legal opinion dari Kejaksaan Negeri Mataram terkait fatwa perihal persoalan aset ini. ‘’Surat fatwa tersebut, bernomor B 3517/P.2.110/GD.1/12/2015 tertanggal 15 Desember 2015,’’ terangnya. Guna memperoleh informasi yang jelas terkait permasalahan aset, lanjutnya, tim menemukan beberapa fakta tanah pecatu Desa Terong Tawah seluas 54 are terletak di Subak Jereneng adalah alas hak milik desa berdasarkan pernyataan Dinas PPKD, jika SPPT lahan masih atas nama pecatu Desa Terong Tawah. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Kepala Kantor Aset Daerah, jika lahan tersebut masuk dalam neraca tanah milik Pemda. Selain itu, adanya surat keterangan mantan Bupati Lobar, Drs. H. L. Mudjitahid yang menerangkan tanah kas Desa Terong Tawah diberikan Pemda kepada warga atas nama H. Mahyudin. ‘’Ternyata setelah diklarifikasi oleh tim Pansus, mantan bupati mengaku tidak pernah memberikan tanah tersebut kepada warga terkait,’’ ujarnya. Menanggapi hal ini, Kepala Desa Terong Tawah, Sahirpan sangat menyambut baik keluarnya rekomendasi DPRD. Menurutnya, persoalan aset yang telah lama hampir dua tahun tersebut selesai dengan adanya rekomendasi BPK tersebut. Dijelaskan, tahun 1999 lalu lahan seluas 54 are yang awalnya tanah pecatu Dusun Presak ini secara resmi diserahkan oleh ke Desa Terong Tawah sebagai aset desa. Penyerahan aset ini berdasarkan SK Bupati Drs. H. Iskandar saat itu, sehingga aset itupun resmi menjadi aset desa. Akan tetapi belakangan aset itu diduga dijual oknum, setelah persoalan ini muncul pihaknya sendiri berkali-kali bersurat ke pemda dan DPRD, namun tak digubris. “Tapi alhamdulillah sekarang DPRD mengeluarkan rekomendasi bahwa aset itu milik desa,” tegasnya. (her)
Halaman 5
(Suara NTB/met)
INDAH - Keberadaan gili-gili yang ada di Lombok bagian selatan cukup menawan dan indah. Adanya rencana pemberian izin penyedotan pasir di bagian selatan Pulau Lombok ditentang warga, karena dikhawatirkan gili-gili tenggelam. Tampak, salah satu sudut pemandangan di Gili Sudak di Sekotong Lombok Barat.
Khawatir Mata Pencaharian Hilang
Praya (Suara NTB) Pemkab Lombok Tengah (Loteng) menegaskan keamanan kawasan wisata merupakan atensi utama saat ini. Untuk itu, segala upaya untuk bisa menjaga stabilitas keamanan di kawasan wisata akan dilakukan. Penegasan tersebut disampaikan Penjabat Bupati Loteng, Ibnu Salim, SH, MSi, kepada Suara NTB, Rabu (23/12). (Suara NTB/dok)
Warga Berharap Gubernur Tidak Keluarkan Izin Penyedotan Pasir Giri Menang (Suara NTB) Rencana penyedotan pasir di wilayah Lombok Barat (Lobar) untuk menimbun Teluk Benoa Bali ditentang masyarakat. Tidak saja warga Sekotong, namun warga Lembar juga menolak rencana ini. Atas persoalan ini, warga Sekotong dan Lembar akan menemui Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi untuk meminta kepada orang nomor 1 di NTB ini tidak menerbitkan izin ke investor terkait. Sebab jika diberikan izin, warga khawatir mata pencaharian mereka akan hilang, lantaran lokasi tangkapan ikan nelayan diganggu aktivitas penyedotan pasir. Kepala Desa Lembar Selatan L. Salikin, mengaku, mem-
peroleh informasi terkait rencana penyedotan pasir di laut Lembar-Sekotong dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) ketika dinas terkait turun ke wilayah setempat. Bahkan informasi yang ia peroleh sudah ada mapping (pemetaan) lokasi penyedotan pasir, mulai dari laut Lembar hingga Sekotong. Namun sejauh ini, pihaknya mengaku belum memperoleh pemberitahuan resmi berupa surat terkait rencana ini. Pihak desa, jelasnya, menunggu pemberitahuan tersebut, jika nanti ada surat pemberitahuan ke desa pihaknnya akan menolak keras. Pasalnya rencana penyedotan pasir ini akan berdampak sangat fatal terhadap lingkungan. Jika
dikeruk, maka eksosistem laut seperti terumbu karang, biota laut akan terganggu. Khususnya di Sekotong, gili-gili tersebut dikhawatirkan terganggu. “Rata-rata semua masyarakat nelayan menolak, karena mata pencaharian akan terganggu,”imbuhnya. Hal senada disampaikan Kepala Desa Batu Putih Sekotong Nurzaini. Pihak desa, ujarnya, tetap ngotot tak akan mengizinkan penyedotan pasir untuk keperluan penimbunan Teluk Benoa Bali. Pasalnya, dikhawatirkan akibat penyedotan, gili-gili yang ada di perairan setempat tenggelam. Karena itu, desa akan menggalang masyarakat untuk memboikot jika pemerintah mengizinkan penyedotan pasir laut. (her)
Mahasiswa UNTB Tewas Tersambar Petir di Sekotong Giri Menang (Suara NTB) Seorang mahasiswa Universitas NTB atas nama M. Sahban (23) asal Pringgabaya Lombok Timur (Lotim) yang berdomisili di perumahan Green Kodya Asri Mataram tewas disambar petir di wilayah Sekotong sekitar pukul 13.45 Wita, Kamis (24/12) lalu. Korban disambar petir di dermaga nelayan Dusun Selindungan, Desa Pelangan ketika hendak menyeberang ke Gili Gede. Informasi yang diperoleh koran ini menyebutkan, korban bersama sejumlah rekannya hendak berangkat ke daerah Gili Gede untuk memancing ikan. Korban tiba di dermaga sekitar siang hari ketika situasi cuaca tengah gerimis. Korban bersama-sama rekannya pun mencarter satu perahu nelayan yang mangkal di dermaga. Teman-teman korban pun naik ke perahu. “Karena perahu itu kapasitasnya sedikit, sehingga tidak bisa muat. Makanya korban menunggu di dermaga (lokasi kejadian), saat menunggu inilah korban disambar petir,” kata salah seorang warga Pelangan, Unah pada Suara NTB, Kamis (24/12) lalu.
Informasi yang ia peroleh, perahu yang mengangkut korban dan teman-temannya hanya mampu memuat beberapa orang saja, sehingga rencananya dilakukan pengangkutan dua kali. Beberapa rekan korban pertama kali diangkut ke Gili, sedangkan korban dan beberapa rekannya pun menunggu di dermaga. Ketika menunggu di dermaga, kondisi cuaca saat itu gerimis disertai sambaran petir. Korban yang saat itu menunggu tak menyangka insiden naas akan menimpanya. “Ada tiga kali petir menggelegar, pas petir ketiga itulah korban disambar,”tuturnya. Sementara rekan-rekannya yang lain selamat. Akibat disambar petir, korban mengalami luka bakar hampir di sekujur tubuhnya. Bahkan, kaca mata yang dikenakan korban meleleh dan menempel di wajah korban. Setelah insiden itu, temanteman korban pun meminta tolong ke warga sekitar. Warga yang ada di sekitar lokasi berupaya menolong korban, namun kondisi korban sudah tewas. Jenazah korban pun dibawa ke puskesmas untuk mendapat-
kan penanganan, namun karena kondisi sudah meninggal korban pun hanya diperiksa kondisi tubuhnya. Korban disemayamkan sebentar di puskesmas. Menjelang sore jenazah korban dibawa pulang ke tempat tinggalnya di Lotim. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Sekotong, AKP Burhanudin membenarkan kejadian itu. Menurutnya, warga yang disambar petir tinggal di perumahan Green Kodya Asri Mataram. Pihaknya memperoleh informasi kejadian sekitar siang hari, ketika itu anggotanya langsung ke TKP melakukan olah TKP. Setelah itu, lanjutnya, mayat korban dievakuasi ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan. Ketika mengevakuasi mayat korban ini, ungkapnya, kendaraan yang mengangkut mayat korban sempat terperosok ke selokan akibat hujan lebat dan jalan licin. Akibat insiden ini, evakuasi jenazah korban ke puskesmas sedikit lama. Setiba di puskesmas, jenazah korban langsung diperiksa. Tak lama kemudian, jenazah dibawa ke alamatnya di Mataram. Sebelum selanjutnya dibawa ke Lotim. (her)
Lambat Tuntaskan LHP BPK
Sanksi Menanti Pimpinan SKPD Giri Menang (Suara NTB) Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, memberikan batasan waktu pada 15 SKPD menuntaskan temuan LHP BPK. 15 SKPD ini bakal dijatuhkan sanksi, jika tidak mampu menyelesaikan temuan hingga batas akhir yang ditetapkan BPK. SKPD diminta segera menyelesaikan temuan yang masih belum diselesaikan. Fauzan menegaskan, terkait penyelesaian temuan BPK semua SKPD yang belum tuntas harus selesai sesuai tenggat waktu yang diberikan BPK. Jika
saat ini dikatakan lamban, menurut Fauzan tidak apa-apa namun dengan syarat pada batas akhir yang ditetapkan BPK semua SKPD harus menyelesaikan temuan tersebut. “Kalau tidak terpenuhi (tidak selesai) maka nanti ada konsekuensi (sanksinya),”tegas Fauzan, belum lama ini. Untuk menyelesaikan temuan ini, pihaknya memerintahkan pengelola barang di masing-masing SKPD dikarantina khususnya bagi SKPD yang belum menyelesaikan temuan. Petugas barang ini akan ditempatkan pada ruangan khusus agar fokus bekerja menyelesaikan temuan. Diakuinya, masih banyak SKPD belum menuntaskan temuan BPK. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, sebanyak 15
SKPD yang belum menuntaskan temuan. Belasan SKPD ini lah, jelasnya, akan dikarantina. “Yang jelas tenggat waktu harus dikejar sesuai target BPK,” ujarnya. Dari belasan SKPD ini, termasuk Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, Asisten III Setda Lobar Drs. H. Fathurrahim, MSi, menyatakan, dari 42 SKPD di Lombok Barat masih banyak SKPD yang belum menuntaskan temuan LHP BPK. Untuk mempercepat penyelesaian temuan tersebut, SKPD terkait akan dikarantina. “Langkah ini dilakukan agar SKPD fokus bekerja menyelesaikan temuan tersebut. Selama dikarantina, SKPD akan ditempatkan pada ruang khusus dan akan dipantau,” tegasnya. (her)
Saat ini, pemerintah daerah terus memperkuat koordinasi dan komunikasi dengan aparat kepolisian. Termasuk pula dengan aparat TNI guna mencari solusi dan jalan keluar dari persoalan keamanan di kawasan wisata. “Dari hasil koordinasi terakhir kita, aparat kepolisian dan TNI bersama dengan pemerintah daerah akan berkolaborasi dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan wisata,” sebutnya. Misalnya dalam hal patroli wilayah, baik TNI maupun pemerintah daerah dengan Pol PP juga akan ikut terlibat. Termasuk elemen-elemen pengamanan lainnya juga akan ikut membantu, sehingga benarbenar ada keterpaduan dengan seluruh elemen dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan wisata. Dengan begitu, kasus-kasus kekerasan maupun kejahatan yang menimpa wisatawan, khususnya lagi wisatawan mancanegara bisa diminimalisir. “Yang pasti, semaksimal mungkin kita akan berupaya keras.
Ibnu Salim Agar bagaimana keamanan di kawasan wisata benar-benar terjaga,” imbuh Ibnu. Tidak hanya itu, ujarnya, sarana dan prasarana pendukung pengamanan juga akan diperkuat. Salah satunya, pos-pos pengamanan akan diperbanyak di sejumlah titiktitik rawan kejahatan. Tentunya diikuti pula dengan penempatan personel pengamanan. “Jadi kemarin, pihak kepolisian mengeluhkan minimnya pos pengamanan, akan kita tambah,” tegasnya. Terpenting pengamanan kawasan wisata bisa benar-benar maksimal, karena tanpa dukungan sarana dan prasarana pengamanan yang memadai, upaya menjaga keamanan di kawasan wisata juga tidak akan bisa maksimal. “Intinya sekarang, semua kemampuan yang akan dikerahkan. Supaya bagaimana kawasan wisata bisa benar-benar aman. Sehingga keamanan dan kenyamanan wisatawan bisa terjamin,” pungkas Ibnu. (kir)
Alot, Sidang Paripurna DPRD Lobar Giri Menang (Suara NTB-) Pelaksanaan paripurna penetapan rekomendasi Pansus Barang Tidak Bergerak (BMD) menjadi rekomendasi DPRD Lobar berlangsung alot. Paripurna yang seharusnya menurut jadwal dilaksanakan pukul 09.00 Wita molor hingga pukul 11.30 Wita lebih. Pimpinan DPRD tak hadir pada paripurna, padahal pada rapat gabungan pimpinan (ragapim) sesaat sebelum paripurna, beberapa pimpinan DPRD hadir dan menyatakan setuju pelaksanaan paripurna. Paripurna yang dipimpin Wakil Ketua H. M. Nursaid dihadiri Plt Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, Sekda HM Taufiq dan sejumlah jajaran SKPD, FKPD serta unsur terkait. Pada saat membuka paripurna, sidang dihujani interupsi. Sejumlah anggota mempertanyakan ketidakhadiran pimpinan dewan. Seperti disampaikan, H Ahmad Zaenuri, paripurna seharusnya dihadiri semua unsur pimpinan mulai dari ketua, wakil ketua. Apalagi, katanya, paripurna yang dilaksanakan menyangkut pemberian rekomendasi. “Seharusnya semua unsur pimpinan dewan hadir. Kalau begini tidak berani kita memutuskan,” kata Ahmad Zaenuri. Menurutnya, unsur pimpinan tidak kompak. Ia pun meminta penjelasan, penyebab ketua dan sejumlah pimpinan tidak hadir, termasuk Sulhan Mukhlis. Akibat ketidakhadiran unsur pimpinan ini, anggota pun ingin agar pelaksanaan paripurna diskors. Wakil ketua, H Nursaid menyatakan, ketidakhadiran unsur pimpinan Dewan diatur dalam Tatib Pasal 74 ayat 2. Dalam pasal ini menjelaskan, dalam sidang paripurna cukup satu saja unsur pimpinan hadir, jika unsur pimpinan berhalangan hadir. Terkait ketidakhadiran Ketua DPRD Hj. Sumiatun, lantaran ada kegiatan partai di Mataram, Wakil Ketua lainnya, H. Multazam
tidak hadir, karena ada keluarga yang meninggal. Sedangkan Sulhan Mukhlis tanpa ada alasan yang jelas. Pihak fraksinya pun tidak tahu kenapa bersangkutan tidak hadir. Anggota dewan, Wahid Sahril menyela. Menurutnya, pertanyaan anggota DPRD terkait keberadaan pimpinan Dewan adalah logis. Perlum katanya, dijelaskan, kenapa tidak hadir kalau tidak hadir apa persoalannya. Lebih-lebihm katanya, dewan akan memutuskan kebijakan politis. Hal senada disampikan anggota lainnya, Khatib Qazwaini, bahwa ketidakhadiran wakil ketua menjadi tanda tanya besar, pasalnya sebelum paripurna bersangkutan hadir dan hendak ikut paripurna. Berbeda dengan sejumlah anggota dewan, anggota DPRD Romi justru meminta paripurna dilanjutkan. Menurutnya, ketidakhadiran Wakil Ketua Sulhan Mukhlis tidak bisa menjadi dasar pelaksanaan paripurna diskors atau ditunda. Pasalnya, secara aturan tatib bahwa persyaratan jumlah anggota sudah memenuhi syarat. Hal senada disampaikan anggota DPRD Fraksi Golkar, Imam Kafali. Menurutnya, ketidakhadiran unsur pimpinan dewan tidak menjadi persoalan. Sebab secara aturan sudah dipenuhi syarat pelaksanaan paripurna. Perdebatan antara dewan ini pun ditengahi pimpinan sidang, H. M. Nursaid. Nursaid menawarkan kepada anggota apakah paripurna dilanjutkan atau diskosr. Sebagian besar anggota fraksi di DPRD menyatakan, bahwa paripurna setuju. Dalam paripurna ini, dewan memberi persetujuan rekomendasi Pansus BMD terkait aset Desa Terong Tawah seluas 54 are dinaikkan menjadi rekomendasi DPRD. Keputusan ini diambil, setelah menerima fatwa kejaksaan, disamping itu bukti lain yang menguatkan bahwa aset itu memang hak Desa Terong Tawah. (her)
Pihak Desa Akui Banyak Vila Belum Berizin Giri Menang (Suara NTB) Sebagai daerah penyangga pariwisata di Lombok Barat (Lobar), Desa Batulayar Kecamatan Batulayar terdapat pembangunan vila. Hanya saja, dari beberapa vila sebagian ada yang belum memiliki izin. Untuk itu, pemerintah desa sempat mengusulkan agar DPRD mengakomodir masalah izin dalam Perda Kos-kosan dan Kontrakan, namun belum mendapat tanggapan dari DPRD.
Kepala Desa Batulayar H. Taufik yang dikonfirmasi, Rabu (23/12), menyebutkan di wilayah yang dipimpinnya terdapat pembangunan vila. Hanya saja vila-vila yang dibangun ada yang belum memiliki izin. “Sebagian ada yang berizin, sebagian tidak,” akunya. Yang menjadi masalah, ungkapnya, ketika vila-vila yang dibangun sudah beroperasi. Apalagi vila-vila ini tidak saja dijadikan sebagai rumah tempat
tinggal, namun juga disewakan, sehingga izin perlu segera diurus. Menurut Taufik, pengurusan izin harus melalui beberapa tahapan. Mulai dari persetujuan dari tetangga, kepala desa selanjutnya ke tingkat atas. “Jumlahnya memang belum banyak,” tutur Taufik. Sebenarnya, pihaknya sudah mengusulkan agar pembangunan vila diatur dalam Perda. Usulan tersebut disampaikan dalam rapat pem-
bahasan Perda Kos-kosan dan Kontrakan dengan DPRD Lobar beberapa waktu lalu. Namun, lanjutnya, sepertinya, saat ini Perda tersebut belum diakomodir oleh Dewan. Sementara itu, untuk usaha kos-kosan di Desa Batulayar terdapat 19 titik. Namun banyak juga yang tak mengurus izin. Pemilik yang tak mengurus izin ini adalah yang merupakan warga asli di desa setempat. (use)
SUARA PULAU SUMBAWA
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
Halaman 6
Menuju Festival Tambora 2016 (Bagian 2 - Habis)
Menjadikan Pulau Dangar Ode dan Satonda sebagai Ikon Untuk melampaui sekat suku kedaerahan, Festival Tambora 2016 akan didesain dalam kerangka membangun branding dengan menonjolkan lokasi yang ikonik di SAMOTA dan Tambora. Dalam perjalanan laut dan observasi tim seniman dan budayawan yang dipimpin Taufik Rahzen bersama Kementerian Pariwisata, menemukan Pulau Dangar Ode di sekitar Pulau Moyo perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa yang dianggap eksotis dan menawan. Begitu pula dengan Pulau Satonda, Dompu dengan danau “air keabadiannya” yang menyimpan banyak nilai. Berikut lanjutan catatan wartawan Suara NTB, Arnan J yang ikut dalam perjalanan laut tersebut. April-September rata rata sembilan kapal pengunjung turis asing datang berkunjung. Meski kebayakan hanya transit beristirahat menikmati keindahan dan mandi di danau sebelum menuju Labuan Bajo. Tak sedikit pula yang menginap di vila terutama wisatawan lokal, dengan harga per villa paling murah Rp 1.250.000 per malamnya. Karcis masuk setiap pengunjung ditarik BKSDA sebagai “penguasa wilayah” konservasi Satonda. “Kita pernah melepas bibit ikan, namun banyak yang mati dan tak bisa besar. Jadi hanya ada ikan-ikan kecil cocok untuk terapi,”sebut Gede soal keunikan lain danau Satonda. Bahkan sastrawan terkenal asli Bima yang juga penulis sejarah Tambora, N. Marewo yang ikut dalam rombongan menyebut Satonda menyimpan nilai dan makna tersendiri di luar apa yang tampak. Serta mampu bercerita lebih banyak di luar batas nalar yang diketahui manusia. Hingga tak heran nantinya pada Festival Tambora 2016,
Beda lagi keunikan Pulau Satonda yang memiliki luas sekitar 2.600 hektar. Tampak dari jauh seperti gulungan “payudara” perempuan. Dilengkapi dermaga kecil yang memungkinkan kapal motor ukuran kecil untuk merapat. Begitu tim tiba di dermaga, tak sabar rasanya melihat danau yang persis berada di tengah Pulau. Danau yang disebut Taufik Rahzen sebagai danau dengan “air keabadian” ini tampak cukup tenang. Air dengan kandungaan zat tertentu mampu membut orang yang mandi bisa lebih lama mengapung. Terbukti setelah beberapa anggota rombongan sempat mencobanya. Bahkan Ayu Laksmi, komposer terkenal pernah memainkan musiknya di Pulau Satonda dalam Tambora Menyapa Dunia April 2015 lalu. PT. Ria Somila dari Bali sebagai pemegang izin pengelola resort di Pulau Satonda, melalui pengelolanya, Gede Surata, mengaku kedatangan tamu atau pengunjung setiap harinya. Terutama rentang waktu Maret hingga November dari luar Pulau. Bahkan
IISBUD Sarea
(Suara NTB/arn)
MUSIK PESISIR - Mahasiswa IISBUD dalam pagelaran musik pesisir IISBUD di Jembatan Polak Labuan Sumbawa.
Budayawan Sumbawa Dukung Ali BD Maju di Pilgub NTB Sumbawa Besar (Suara NTB) Meski Pemilihan Gubernur NTB masih cukup lama, sekitar Juni 2018, namun geliat politik sudah mulai Nampak. Terutama terkait dukungan terhadap tokoh tertentu yang dianggap layak dan mumpuni untuk bertarung merebut NTB 1. Salah satunya Budayawan Sumbawa, Dinullah Rayes yang mendukung rencana H. Moch. Ali Bin Dachlan atau Ali BD yang kini menjabat Bupati Lombok Timur, maju sebagai calon Gubernur pada Pilgub mendatang. “Kalau Ali BD maju, kita sangat mendukung. Sudah dua kali menjadi Bupati Lotim, tentu sangat berpengalaman. Didukung pengetahuan, wawasan dan pergaulannya yang luas hingga di tingkat nasional,” kata Dinullah Rayes kepada Suara NTB, Jumat (25/12). Dinullah menyakini kemampuan Ali BD membangun Lotim dapat menjadi bekal berharga dalam perjuangannya nanti memenangi Pilgub. Apalagi Lotim dengan penduduk terbesar di NTB, tentu menjadi kelebihan bagi Ali BD ketika nantinya bertarung. ”Ali BD ini orangnya peduli dengan rakyat. Jiwa sosialnya tinggi. Jadi sudah saatnya kita dipimpin oleh tokoh seperti ini. Karena tokoh seperti Ali BD inilah yang dibutuhkan NTB. Terutama dalam menyeimbangkan pembangunan di dua pulau, Lombok dan Sumbawa,” tukas budayawan yang sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan dan apresiasi budaya dan bahasa ini. (arn)
tim akan merancang litterary festival, semacam festival sastra, novel dan puisi catatan perjalanan yang berbentuk sastra, khusus di Pulau Satonda. Tukar - menukar pengalaman kreativitas dan pameran tentang astronomi abad ke 16. “Inilah yang coba kita gagas, dialog refleksi sejarah Tambora yang mengubah sejarah dunia. Sifatnya internasional,” terang Taufik Rahzen, dalam FGD persiapan Festival Tambora 2016 di Satonda malam harinya. Sementara di Pulau Dangar
Ode, hasil FGD tim yang dipimpin Taufik Rahzen, akan digelar Festival Film bernuansa horor yang khusus terkait tradisi dan sejarah Tambora. Bukan pertunjukan budaya ataupun festival film biasa, tetapi layaran Tambora di Pulau Moyo. Bentuknya adalah layaran film yang unik dan khusus film - film horor. Sutradara dan penulis akan diundang. Kita gelar layaran film. Namun festival fim sebenarnya ada di dunia media sosial, seperti twitter, facebook, youtube dan lainnya yang distrim-
) NTB/arn (Suara
an, me menaw g n a y nda u Sato - Dana i dalamnya. A D N SATO isteri d DANAU n banyak m a p nyim undang Sujiwo Tejo untuk beroing langsung dari Pulau rasi di Pulau ini diitonton buDangar Ode. “Kita juga bisa rung-burung,” jelasnya. (arn)
Fud Syaifuddin Bebas
Jaga Laut Lewat Pagelaran Musik Pesisir
Kejari Sumbawa Ajukan Banding Sumbawa Besar (Suara NTB) Vonis bebas yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sumbawa terhadap Fud Syaifuddin, calon Wakil Bupati terpilih Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) nampaknya belum selesai. Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan melakukan upaya hukum dengan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) NTB.
(Suara NTB/ind)
Sumbawa Besar (Suara NTB) Insitut Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (IISBUD) Samawa Rea (Sarea), menggelar pagelaran musik pesisir. Sebagai inspirasi bersama seniman untuk menjaga pesisir dan laut Sumbawa yang kaya akan potensi. Diharapkan kedepan, materi tentang pesisir dan laut ini menjadi materi dalam pementasan. Sebagaimana disampaikan Rektor IISBUD, M. Yamin S.H, M,H, kepada Suara NTB, Jumat (25/12), Sumbawa sebagai daerah yang memiliki banyak wilayah pesisir dan laut yang kaya akan potensi. Pementasan kali ini, dimaksudkan sebagai wahana kreasi mahasiswa Semester I Program Studi Seni Musik IISBUD Sarea. Sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat di sekitar pantai Jembatan Polak yang mengangkat tema nelayan. “Apalagi rata - rata mahasiswa kami ini berdomisili di pesisir terutama di sekitar Labuan Badas,” terangnya. Materi pementasan terdiri dari perpaduan musik tradisional dengan musik kontemporer termasuk memadukan irama Timur Tengah. Selain pementasan musikalisasi puisi dan ansambel yang dipertontonkan kepada khalayak yang kesehariannya meramaikan daerah reklamasi pantai di seputaran jembatan Polak. “Ini untuk yang pertama kali sebagai wahana kreasi dari mahasiswa IISBUD Sarea untuk menguji kemampuan bermusik atau semacam praktek dari ilmu yang mereka dapat walaupun baru satu semester menimba ilmu di IISBUD,” sebut Yamin. Acara serupa, lanjutnya, juga akan tetap diselenggarakan di beberapa pusat keramaain di seputar kota Sumbawa. Seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang menjadi taman kota dan beberapa tempat lain yang menjadi pusat keramaian di seputar kota Sumbawa Besar. Sebagai kegiatan positif generasi muda sekaligus menguji kemampuan dan keterampilan sehingga kedepan bagi generasi muda yang memang memiliki minat menekuni seni musik dan seni tari. Kebetulan IISBUD mempunyai program studi musik dan tari. Harapan kedepan tentunya mereka setelah tamat nanti, akan menjadi generasi yang kreatif, inovatif, kaya ide, kaya pengalaman dan menjadi seorang profesional dalam bidangnya. (arn)
(Suara NTB/arn)
SEPERTI namanya, Dangar Ode (begitu masyarakat Sumbawa menyebutnya) berukuran kecil namun dikelilingi pasir putih nan indah. Di atasnya, banyak kumpulan burung terbang dan hinggap di pulau mungil tersebut. Masyarakat lokal kerap berkunjung ke Pulau ini sekadar singgah menikmati keindahan panorama alam laut di sekitarnya. Lokasinya pun tak terlalu jauh dari Pulau Moyo ataupun dari Calabai Dompu dan aksesibilitasnya cukup mudah. Menggunakan perahu motor ataupun speed boat dari Pelabuhan Badas, ataupun wilayah pesisir di sekitarnya, seperti Limung Ai Bari, Labuan Kuris, Tanjung Pengamas, Teluk Santong, Labuan Jambu, dan lainnya. Bahkan Pemkab Sumbawa melalui Kabag Pemerintahan waktu itu yang kini menjabat Kabag Humas Setda Sumbawa, Rachman Ansori, M.SE, pernah menggagas tol laut Kabupaten Sumbawa dalam mendukung “Tambora Menyapa Dunia”, yang menghubungkan pesisir dan pulau di wilayah Kabupaten Sumbawa dengan Calabai yang dekat dengan Lokasi Tambora.
DANGAR ODE - Pulau Dangar Ode yang eksotis. Tampak sekumpulan burung terbang dan hinggap di pinggir pantai.
Kasi Pidum Kejari Sumbawa, Feddy Hantyo Nugroho, SH, baru-baru ini mengatakan, ada aturan yang tidak dipertimbangkan majelis hakim. Artinya, ada aturan yang menurut pihaknya bisa dilaksanakan, tetapi Feddy Hantyo Nugroho ternyata di
dalam pertimbangan majelis hakim berbeda. Sebelumnya JPU menuntut terdakwa selama tiga bulan penjara dengan denda Rp 6 juta dan subsider dua bulan kurungan. Di mana menurut JPU, terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 187 ayat 2 juncto pasal 69 huruf b undang-un-
dang RI nomor 68 tahun 2015 tentang perubahan atas undang-undang RI nomor 1 tahun 2014 tentang penetapan Perpu nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Yakni dengan sengaja menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon gubernur, calon bupati dan atau partai politik. Namun dari putusan hakim bahwa apa yang disampaikan terdakwa tidak dengan unsur sengaja. “Itu yang berbeda untuk salah satunya. Yang menurut kami itu bisa tapi oleh majelis hakim itu berbeda. Dan kami pun harus mempertahankan apa yang menurut kami itu
bisa unsurnya masuk. Makanya kami mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan Negeri Sumbawa,” imbuhnya. Untuk prosesnya, pihaknya menyampaikan berkas terlebih dahulu, dan berkas itu akan diperiksa. Dan pihaknya akan diberikan kesempatan untuk memeriksa berkas sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi. “Apapun hasilnya nanti mudah-mudahan yang terbaik. Kami kan pelaksana undang-undang. Kami melaksanakan apa yang ada dalam undang-undang, di luar dari itu kami tidak pertimbangkan,” tukas Feddy. (ind)
Hutan Wisata Lawar Jadi Destinasi Baru Sekongkang Bawah Taliwang (Suara NTB) PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) menunjukkan kiprahnya dalam mendukung desa Sekongkang Bawah sebagai desa wisata. Baru saja pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mencanangkannya, PT NNT sudah merintis Hutan Wisata Lawar sebagai salah satu cikal bakal tujuan wisata di desa Sekongkang Bawah. Perintisan Hutan Wisata Lawar, bahkan sudah jauh hari dilakukan oleh PT NNT. Tepatnya sekitar tahun 2012 silam, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Pertanian Terpadu (YPPT). PT NNT mulai mengubah lahan seluas 3 hektar yang terletak di pinggir jalan menuju pantai Lawar itu sebagai wahana wisata baru. “Awal kita mulai program ini tahun 2012 dan sampai sekarang masih dalam tahap percobaan,’ jelas Taufik, koordinator YPPT kepada media ini. Ia mengatakan, pada awalnya di atas lahan yang saat ini dijadikan lokasi Hutan Wisata Lawar untuk kegiatan program hortikultura dengan konsep hutan terbuka. Hanya saja sejak dibuka pada tahun 2007 silam, program tersebut tidak pernah maksimal karena adanya gangguan hama monyet. Baru kemudian tahun 2012, ide untuk memanfaatkan lahan tersebut sebagai areal wisata muncul dan diberikan nama Hutan Wisata Lawar. “Beberapa bagian dari kegiatan program pertama (hortikultura) masih kita pertahankan. Dan luas lahannya ini bukan 3 hektar saja, tetapi totalnya 13 hektar,” paparnya. Saat ini di lokasi Hutan Wisata Lawar, sudah ditempatkan sejumlah wahana permainan. Taufik mengatakan, konsep Hutan Wisata Lawar pada dasarnya tetap mempertahankan ide
awal pemanfaatan lahan. Di mana para pengunjung bisa melihat berbagai jenis dan mempelajarinya, dan di sela kegiatan tersebut pengunjung bisa menikmati sejumlah wahana permainan yang telah disediakan. Untuk wahana permaiannya sendiri, sejauh ini kata Taufik pihaknya masih terus menatanya. Sementara beberapa yang sudah bisa dimanfaatkan seperti permainan flying fox, jembatan gantung (titian kayu), jembatan tali, spider web dan sarana permainan anak-anak lainnya. Taufik mengatakan, sementara ini wahana permaian yang tersedia kebanyakan diperuntukkan bagi anak-anak. Namun ke depan, sesuai rencana pengembangannya wahana untuk dewasa pun akan disiapkan guna menarik minat kunjungan ke Hutan Wisata Lawar. “Kita akan terus tambah wahana permainannya. Termasuk juga fasilitas pendukung lainnya,” timpalnya. Sejak dibuka awal tahun lalu, Wisata Hutan Lawar ternyata cukup menyita minat masyarakat terutama warga setempat. Taufik mengungkap-
kan, meski pihaknya belum mengelola secara maksimal, angka kunjungan setiap bulannya bisa mencapai 100 kunjungan. Di mana jumlah kunjungan terbanyak pada akhir pekan. “Sementara ini kita masih gratiskan. Tapi rencananya mulai tahun depan, kita akan mulai memberlakukan tarif. Nanti dananya untuk biaya perawatan wahana permainan,” ujarnya sambil memastikan tarif yang diberlakukannya tidak akan memberatkan pengunjung. “Fungsi Hutan Wisata Lawar ini kita sediakan untuk masyarakat. Makanya di dalamnya kita tanamkan konsep pembelajaran dengan adanya berbagai jenis tanaman, konsep hiburan dengan adanya wahana, dan konsep refreshing dengan menyediakan kawasan hijau tentunya,” sambung Taufik. Terhadap upaya PT NNT mengembangkan Wisata Hutan Lawar ini di desa Sekongkang Bawah, sudah sesuai dengan semangat yang ingin didorong oleh pemerintah dan masyarakat KSB. Sebelumnya Abidin Nasar, SP tokoh
masyarakat Sekongkang menginginkan dalam rangka percepatan desa Sekongkang Bawah menjadi desa wisata, agar melibatkan seluruh elemen. Tak terkecuali PT NNT sebagai perusahaan yang berada dekat dengan kecamatan Sekongkang. Ia meminta agar Pemda KSB segera melakukan sinkronisasi program CSR PT NNT khususnya untuk kecamatan Sekongkang. Di mana untuk
setiap kegiatannya di desa Sekongkang Bawah diarahkan untuk mendukung program pencanangan Sekongkang Bawah sebagai desa wisata yang telah ditetapkan Pemda KSB. “Saya kira ini penting. Newmont harus padu padan dengan pemerintah mendukung desa Sekongkang Bawah menjadi desa wisata,” tukas politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. (bug/*)
(Suara NTB/bug)
SELAMAT DATANG - Papan Selamat datang di Hutan Wisata Lawar
(Suara NTB/bug)
(Suara NTB/bug)
APOTEK HIDUP – Apotek hidup, salah satu fasilitas belajar tentang tanaman yang tersedia di hutan wisata Lawar.
JEMBATAN GANTUNG - Jembatan Gantung, salah satu wahana permainan yang ada di hutan wisata Lawar.
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
(Suara NTB/uki)
BAGI BUNGA – Para aktivis HMI di Bima saat bagi-bagi bunga kepada pengendara yang melintas di ruas jalan Kota Bima.
HMI Bima Bagikan Bunga dan Selebaran Bima (Suara NTB) – Aktivis HMI cabang Bima, Rabu (23/12) membagikan 200 bunga dan selebaran kepada warga yang melintas di jalan lintas Sumbawa - Bima atau tepatnya di depan halaman kampus STKIP Taman Siswa Bima, Kecamatan Palibelo. Aksi damai tersebut dilakukan dalam rangka memperingati hari Ibu. Ketua Kohati (anggota HMI Perempuan), Fitria Rahmadhani S.Pd, kepada Suara NTB mengatakan, aksi pembagian bunga dan selebaran tersebut mulai dilakukan pukul 09.00 Wita hingga 10.00 wita. Aksi damai itu dilakukan sebagai bentuk menghargai dan menghormati Ibu. “Aksinya digelar hanya satu jam saja, karena mendadak sehingga tidak ada persiapan khusus,” ucapnya. Kata dia, barang berupa bunga tersebut dibagikan kepada pengguna jalan yang melintas agar sesampai di rumah bisa langsung diserahkan kepada Ibu sebagai wujud perhatian. Sementara selebaran itu berisi narasi yang menceritakan tentang perjuangan ibu selama melahirkan, membesarkan anak hingga sukses. “Momen hari ibu ini tidak hanya dirayakan oleh ibu, namun anak, suami tetap merayakan dengan cara berbagi,” katanya. Pada momen memperingati hari Ibu ini, dia berharap agar hak perempuan ataupun Ibu bisa terpenuhi. Salah satunya dalam internal keluarga, ibu tidak lagi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan dijadikan pelampiasan kaum laki - laki. “Semoga kedepan ibu ataupun perempuan bisa dihargai dan dihormati,” harapnya. Sementara itu, Ketua HMI Cabang Bima, Gufran mengatakan kegiatan tersebut memberikan penyadaran atau refleksi kepada semua pihak agar bisa menghargai sosok dan peran seorang Ibu. Menurut dia, peran ibu atau perempuan dalam kehidupan sangatlah penting. Karena tanpa restu dan doa Ibu setiap yang usaha yang dilakukan akan sia - sia. “Membalas jasa ibu tidak cukup memberikannya sebuah barang sebagai kado. Namun harus dilandasi dengan ketaatan, dibarengi tingkah laku yang baik,” katanya. Gufran menambahkan, jika kedepan ada seorang ibu ataupun perempuan yang menjadi korban kekerasan, pihaknya akan mendampingi dan melakukan pengawalan, agar oknum - oknum yang melakukan kekerasan itu bisa dihukum setimpal. “Mudah - mudahan kedepan kekerasan perempuan dan Ibu sebagai bentuk apapun tidak akan terjadi lagi di Bima,” pungkasnya. (uki)
Tenaga Honorer Dikes Bima Nyaris Jadi Korban Pungli Kota Bima (Suara NTB) – Sejumlah tenaga sukarela dan honorer pada Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, mengaku kecewa tindakan salah seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) pada dinas setempat. Mereka disuruh membayar antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. “Saat itu kita disuruh berkumpul di rumah oknum tersebut, untuk menandatangani surat pernyataan dengan meminta uang,” ucap salah seorang tenaga sukarela kepada Suara (Suara NTB/uki) NTB, belum lama ini. Ahmad Kata dia, uang dari tenaga sukarela nantinya akan diangkat menjadi tenaga honorer yang akan ditempatkan di puskesmas. Sementara tenaga honorer apabila menyetor uang tersebut namanya tetap tercatat di Dinas setempat. Jika tidak, akan digantikan orang lain. “Sebagai awal kita harus menyetor Rp 400 ribu,” katanya. Namun hal itu tidak dikehendaki oleh tenaga sukarela dan honorer. Pasalnya hal itu tidak ada dalam aturan. Lagipula nilai yang diminta sangatlah besar dan tidak sesuai dengan pemasukan selama ini. “Kami bersepakat dan tegaskan tidak akan memberikan uang sepersenpun karena aturan melarang,” tegasnya. Menanggapi hal itu, Sekretaris Dikes Kota Bima, Ahmad, S.Sos membenarkan jika inisial AK itu merupakan bawahannya. Namun persoalan adanya permintaan uang ke tenaga sukarela dan honorer tidak diketahuinnya. “AK merupakan staf di Dikes. Hanya saja, adanya permintaan uang, sama sekali tidak saya ketahui,” katanya. Dia menegaskan, pihaknya akan memanggil yang bersangkutan untuk diklarifikasi. “Jika betul adanya, maka kami akan kenakan sanksi pembinaan atau bahkan sampai diusulkan pemecatan,” terangnya. Ahmad menjelaskan, sudah seminggu pihaknya melakukan pendataan ulang tenaga honorer dan sukarela yang di Dikes setempat. Hal itu sesuai arahan dan instruksi Badan Kepegaawaian Daerah (BKD) Kota Bima. Dalam pendataan itu, tidak ada pemungutan ataupun hal – hal yang menciderai hak pegawai meskipun tenaga honor dan sukarela. “Kita tegaskan tidak pernah mengumpulkan tenaga honor dan sukarela, kalau mendata memang iya,” jelasnya. Dia menyebutkan, hingga saat ini tenaga honor dan sukarela yang sudah didata telah mencapai ratusan orang, yang tersebar di Dikes setempat, tujuh puksesmas dan polindes yang ada di kota Bima. “Hampir ratusan jumlahnya, data ini akan kita serahkan ke BKD dalam waktu dekat,” sebutnya. (uki)
Polres Dompu Dalami Kasus Honorer K2
Halaman 7
Polres Bima Lanjutkan Penyidikan Dua Kasus Dugaan Korupsi selesai agar tidak terjadi instabilitas daerah. Selain kasus sampan fiberglass dan BBRGM, pihaknya juga akan mengusut kasus pengadaan tanah di Kelurahan Penaraga Kota Bima. Meskipun berkas kasusnya telah dikirim yang terhitung sudah enam kali, namun dilakukan P19 oleh pihak Jaksa. Pasalnya masih ada bukti petunjuk yang belum dipenuhi oleh pihaknya. Bukti petunjuk yang dimaksud, yakni harus ada saksi ahli yang memberikan hasil telaah kerugian negara dari kasus ini. “Meskipun begitu, kedepan prioritas kita menuntaskan kasus korupsi yang ada di Kabupaten dan Kota Bima yang sem-
Kota Bima (Suara NTB) – Polres Bima Kota memastikan akan segera melanjutkan proses penyidikan dua kasus dugaan korupsi, yakni dugaan korupsi pengadaan sampan fiberglass dan pengadaan kaos BBGRM yang sempat dipending karena Pilkada kemarin. Bahkan dalam kasus tersebut nama tersangka telah dikantongi. “Soal kasus sampan Fiberglass dan BBRGM akan kita lanjutkan setelah pelantikan Bupati dan wakil Bupati Bima terpilih nanti,” ucap Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, AKP Antonius F. Gea S.,H, S.,Ik menjawab Suara NTB, awal pekan kemarin. Kata dia, baik kasus sampan Fiberglass maupun BBGRM sudah sampai di tingkat penyidikan. Pihaknya sudah memeriksa sejumlah
saksi yang mengetahui asal usul kasus tersebut. Dia menyebutkan, dugaan korupsi Fiberglass diketahui telah merugikan negara hingga ratusan juta rupiah. Begitu juga dengan pengadaan kaos BBGRM. “Nama tersangka telah dikantongi, namun akan dibeberkan setelah Bupati resmi dilantik,” katanya. Kenapa harus menunggu pelantikan. Dia mengaku, hal itu karena sejumlah oknum yang berada dalam lingkaran
kasus Fiberglass maupun BBGRM tersebut diduga masih memiliki ikatan kerabat atau kekeluargaan dengan pasangan calon yang mengikuti pilkada serentak kemarin. “Dipending, agar stabilitas daerah tetap terjaga selama pilkada,” kata pria yang belum satu bulan menjabat Kasat Reskrim. Dipendingnya kelanjutan penyidikan kasus tersebut sesuai instruksi atasan sampai menunggu Pilkada serentak
(Suara NTB/uki)
Antonius F. Gea pat ditangani sepanjang 2015,” pungkasnya. (uki)
(Suara NTB/ind)
KLARIFIKASI - Kasi Intelijen Kejari Sumbawa, Erwin Indrapraja saat berada di tengah massa aksi, mengklarifikasi terkait penanganan kasus yang menjadi tuntutan massa aksi.
GMAK KSB Desak Kejari Sumbawa Tuntaskan Korupsi Sumbawa Besar (Suara NTB) Puluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (GMAK) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mendatangi kantor Kejari Sumbawa, Rabu (23/12). Mereka mendesak agar kasus korupsi di wilayah setempat dituntaskan. Kasus-kasus tersebut di antaranya, dugaan suap dan manipulasi izin PT Wirata Karya, dugaan korupsi pembangunan rumah adat. Terhadap dua kasus ini massa yang diketuai Sahrul Amin meminta Kejaksaan segera melakukan penangkapan terhadap tersangka yang disebutkan masih berkeliaran di wilayah setempat. Selain itu, massa juga meminta Kejaksaan mengusut tuntas dugaan penyimpangan Dana Alokasi Khusus (DAK) sejumlah Rp 14 miliar dan kelebihan pembayaran PT Triliun sejumlah Rp 1,2 miliar. Para aktivis
juga meminta transparansi Kejaksaan dalam penanganan kasus-kasus lain seperti Balai Latian Kerja (BLK) Poto Tano, Bio Gas, UP Dikbudpora, dugaan penyimpangan pembangunan Rumah Sakit Asy Syifa, Land clearing Bintang Bano, Dermaga Labuan Lalar, dan kasus eskavator amfibi Menanggapi hal tersebut, Kajari Sumbawa melalui Kasi Intelijen, Erwin Indrapraja, SH MH mencoba menerima massa dan menjelaskan terkait penanganan kasus-kasus dimaksud. Terhadap dugaan suap dan manipulasi izin PT Wiratha Karya dan Balai Latihan Kerja (BLK) Poto Tano, diakuinya dalam penyelidikan Kejati NTB. Sementara Kasus dugaan korupsi Pembangunan rumah adat sudah dalam proses penyidikan dan sudah ditetapkan tersangka yakni YS. Dijelaskannya pihaknya masih memerlukan proses pemeriksaan lebih lanjut. “Kami minta dukungan dan ban-
kannya ke tahap penyidikan. Begitu pula terhadap Rumah Sakit Asy Syifa yang saat ini masih proses pengumpulan data (puldata). Dan pihaknya tetap akan mencari dokumendokumen perkara tersebut. Apabila adanya tindak pidana, pihaknya siap melakukan proses penyelidikan. Mendengar apa yang disampaikan, massa kembali menanyakan terkait kasus bedah rumah, sejauh mana penanganan di Kejaksaan. Dijelaskan Erwin, terhadap kasus bedah rumah, ditangani Polres Sumbawa Barat dan belum dilimpahkan ke Kejaksaan. Namun sebagain kasus ini sudah disidangkan. Mendengar apa yang disampaikan Kejaksaan, massa meminta komitmen Kejaksaan untuk segera menangkap tersangka dugaan penyimpangan Pembangunan Rumah adat KSB. Mengingat mereka menilai penetapan tersangka
tuan kawan-kawan. Dukung kami,” imbuhnya. Untuk perkara DAK masih dalam proses penyelidikan. Pihaknya harus menemukan dua alat bukti sebagaimana dalam pasal 183 KUHAP. Yang mana pihaknya tengah mencari kerugian negara. Kelebihan pembayaran PT Triliun sejumlah Rp 1,2 miliar, pihaknya mengakui hal ini merupakan data baru bagi pihak kejaksaan. Dan akan mencoba mengusut perkara tersebut. Selain itu juga kasus Demaga Labuan Lalar, dan kasus eskavator amfibi diakuinya belum menerima laporan secara tertulis. “Perkara ini belum dilaporkan ke Kejaksaan, dan kami mohon untuk memberikan data-data terkait perkara ini,” pungkasnya. Kasus lain seperi UP Dikbudpora KSB yang diduga digelapkan oknum bendahara, pihak Kejari masih dalam tahap penyelidikan. Dimana pihaknya berjanji akan meningkat-
Warga Talonang Bantah Pengembalian Lahan Taliwang (Suara NTB) Klaim Disosnakertrans) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terkait telah adanya warga Talonang yang melakukan pengembalian lahan di Tanah Negara Blok Batu Nampar (TNBBN) dibantah masyarakat adat Talonang. “Pernyataan kepala Disosnakertrans di media itu tidak benar. Bahwa kami sampai sekarang ini masih sebagai pemilik lahan yang sah dan tidak pernah melakukan pengembalian lahan kepada pemerintah,” tegas Ssyaifullah, perwakilan masyarakat adat Talonang, Jumat (25/12). Ia menyatakan, tanah yang diklaim warga di atas lahan TNBBN sebagaimana klaim pemerintah merupakan tanah warisan nenek moyang turun - temurun. Dan kepemilikan secara adat itu belum ada yang membantahnya sesuai sejarah warga Talonang. “Secara legal pun kami bisa buktikan. Bahwa SPPT yang kami miliki dan dibuat oleh pejabat bersangkutan sejak tahun 2003 belum dibatalkan. Justru ada surat dalam bentuk yang sama yang kami nilai itu melanggar hak-hak kami sebagai pemilik tanah ulayat,” timpalnya. Menurut Syaifullah, klaim kepala Disosnakertrans KSB itu saat ini telah membuat masyarakat terpecah belah. Warga saling curiga karena terkesan kebersamaan yang dibangun dalam masyarakat adat selama ini sudah mulai terurai karena iming-iming materi yang hanya merugikan komunitas adat Talonang. “Kami mohon kepada pemerintah jangan buat kami terpecah belah,” katanya. Syaifullah mengungkapkan,
untuk mempertahankan kepemilikan lahan TNBBN secara adat itu pihaknya sejak tahun 2014 lalu sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya melaporkannya ke Komnas HAM. Dan dari upaya tersebut Komnas HAM pun telah mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah KSB agar tidak melakukan tindakan-tindakan kriminalitas dalam rangka mengambil alih lahan yang saat ini turut dianggap sebagai bagian tanah masyarakat adat Talonang. “Upaya klaim ini saya kira sudah menjadi bagian dari upaya pemerintah memecah - belah kami,” sesalnya seraya mengaku tak mengetahui 37 warga yang disebutkan kepala Disosnakretrans yang telah melakukan pengembalian lahan tidak diketahui pihaknya. “Mana 37 orang warga yang dimaksud? Jangan-jangan bukan warga kami. Karena sampai detik inikamimasyarakatadatTalonang tetap solid mempertahankan hak kami sampai kapan pun,” sambung Syaifullah. Selanjutnya ia menyampaikan, persoalan tanah adat Talonang turut dikawal oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Komnas HAM. Bahkan Komnas HAM dalam rekomendasi terbarunya meminta Pemda KSB agar mencabut laporan yang telah dilayangkannya ke Kepolisian y a n g menuding
Syaifullah
sudah cukup lama. Dan tersangka masih berkeliaran di wilayah setempat. Dalam hal ini Erwin yang didampingi jaksa penyidik M. Isa Ansori, SH, di hadapan massa aksi menyatakan akan segera menangkap tersangka YS. Penegasan tersebut kemudian dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatanganinya. Dalam surat pernyataan tersebut, pihaknya juga berkomitmen dalam penegakan hukum, baik di Sumbawa maupun di Kabupaten Sumbawa Barat. Pantauan Suara NTB, aksi demo yang dilakukan GMAK KSB ini dikawal ketat aparat kepolisian dan TNI. Sehinga aksi yang dilakukan berlangsung damai. Massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib, namun meninggalkan pesan, bahwa apabila tuntutan yang disampaikan tidak terlaksanakan, maka akan kembali mendatangi kejaksaan dengan massa yang lebih banyak. (ind)
Antisipasi Ancaman Radikalisme, KNPI Gelar Refleksi Akhir Tahun
masyarakat adat Talonang telah melakukan perambahan hutan. “Rekomendasi Komnas HAM tidak sampai di situ, bahkan pemerintah diminta untuk melakukan upaya persuasif dan membentuk tim independen untuk menyelesaikan persoalan itu,” cetus Syaifullah yang juga anggota AMAN Sumbawa ini. Terakhir Syaifullah meminta, kepada Pemda KSB agar lebih bijak dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi. Caranya dengan mentaati dan menjalankan seluruh rekomendasi Komnas HAM serta melakukan pendekatan persuasif yang lebih humanis kepada masyarakat adat Talonang. “Jangan terkesan mengintimidasi. Kasihan masyarakat yang ketakutan kehilangan tanah ulayat mereka yang sejak turun temurun menjadi lahan penghidupan mereka,” imbuhn y a . (bug)
(Suara NTB/bug)
Dompu (Suara NTB) Kasat Reskrim Polres Dompu, AKP Herman memastikan penyelidikan kasus dugaan pemalsuan dokumen pengangkatan CPNS dari formasi honorer kategori 2 (K2) di Kabupaten Dompu tetap diproses. Saat ini, pihaknya masih mendalami keterangan beberapa pihak terkait untuk dipadukan dengan kesaksian pihak BKN perwakilan Denpasar Bali. “Kami tegaskan, tidak ada pilih kasih dalam proses penyelidikan di Polres. Saat ini kami hanya masih meminta keterangan beberapa pihak untuk dipadukan dengan keterangan pihak BKN perwakilan Denpasar,” tegas AKP Herman kepada Suara NTB, Jumat (25/12). Kasus dugaan pemalsuan dokumen honorer K2 untuk diangkat menjadi CPNS tahun 2015 tengah diproses di Polres Dompu. Terdapat 134 orang dari 390 orang honorer K2 dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) hasil verifikasi tim verifikasi daerah yang dibentuk pascapengumuman 390 orang honorer dinyatakan lulus tes tulis beberapa waktu lalu. Ketua tim verifikasi ini diketuai langsung oleh Sekda Dompu, H. Agus Bukhari, SH, M.Si dan sekretarisnya Inspektorat Dompu. Sebagian besar honorer K2 yang dinyatakan TMS karena mengabdi pada sekolah swasta. Padahal ketentuannya, honorer K2 yang diikutkan dalam tes CPNS jalur khusus ini merupakan honorer yang mengabdi pada instansi pemerintah sejak 2005. Selain itu, banyak di antara honorer diketahui baru mulai mengabdi di atas tahun 2006 dan ada yang tidak terus - menerus masa pengabdiannya. Namun belakangan, 390 orang honorer K2 yang dinyatakan lulus tes tulis telah menerima SK CPNS termasuk mereka yang TMS. Belakangan diketahui, lolosnya honorer K2 yang TMS diangkat menjadi CPNS karena surat yang menyatakan 134 tidak memenuhi syarat telah ditarik kembali dari BKN. Sementara di Kabupaten Bima, hanya 24 orang honorer K2 yang TMS dan diangkat menjadi CPNS kini diproses di Polda NTB. (ula)
SUARA PULAU SUMBAWA
Kota Bima (Suara NTB) – Mengatisipasi ancaman radikalisme, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bima, akan menggelar diskusi refleksi akhir tahun di aula FKUB Kota Bima, Sabtu (25/12). Ketua Panitia Taufan Sya’ban mengatakan kegiatan dengan mengangkat tema Pemetaan Potensi Ancaman Radikalisme dan Terorisme Tahun 2016 itu bertujuan meningkatkan tali semangat kepemudaan dari semua unsur dan elemen pemuda. Kata dia, kegiatan itu, sekaligus mengevaluasi kasus-kasus yang mengarah pada radikalisme dan terorisme, apalagi yang melibatkan pemuda. “Tujuan lainnya, pemetaan Potensi, sebagai antisipasi dini akan bahayanya Ideologi Garis Keras, radikalisme dan Terorisme di Kota Bima,” katanya. Menurut dia, jika melihat serangkaian kasus 2015 mengenai IdeologiGaris Keras, baik yang radikalisme maupun terorisme didominasi kaum muda. “Kalau pemuda kita, calon-calon generasi penerus, sudah sedemikian
radikalnya, lalu bagaimana nasib bangsa dan negara ini ke depan?” ujarnya. Berangkat dari sinilah, kata dia, DPD II KNPI Kota Bima, hendak melakukan Dialog Refleksi Akhir Tahun tentang radikalisme dan terorisme sepanjang 2015. Melakukanpemetaan potensi ancaman untuk tahun 2016. “Hal inimenjadi pencegahan dini, dan benteng diri kaum muda menghadapi ideologiideologi yang keliru,” terangnya. Apalagi, kata dia, Bima masih dianggap sebagai tempat tumbuh suburnya paham radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme. “Meskipun secara kasat, tidak terlihat adanya aksi-aksi kekerasan yang dilakukan. Namun, ancamannya harus tetap dapat diwaspadai,” tegasnya. Dia menambahkan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya akan menghadirkan tiga narasumber, yakni Kepala Kesbangpoldagri Kota Bima, H. Achmad Fathoni, Ketua FKUB Kota Bima, Eka Iskandar dan Direktur PUSKAB NTB, Muhammad Tahir, S.Ag., M.Pd. (uki)
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
POLHUKAM
Halaman 8
Belasan Warga Terluka Kena Anak Panah Mataram (Suara NTB) Bentrok susulan terjadi antara warga Kelurahan Monjok Kecamatan Selaparang dengan Karang Taliwang Kecamatan Cakranegara, Rabu (23/12) pagi mengakibatkan sejumlah warga terluka terkena anak panah. Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto, S.Ik menjelaskan bentrok kembali terjadi akibat kedua belah pihak terprovokasi dengan isu adanya serangan. Akibatnya warga tersulut emosi sehingga terjadi bentrokan. Belasan warga terluka oleh anak panah dan lemparan batu. Selain itu, rumah makan, anjungan (Suara NTB/cem) tunai mandiri dan mobil Heri Prihanto patroli rusak. “Kedua belah pihak ada yang terluka kena anak panah dan lemparan batu,” kata Kapolres, Rabu (23/12). Pihaknya kata Kapolres, sedang melakukan identifikasi dan penyelidikan terhadap sejumlah fasilitas pribadi yang dirusak massa. Apabila terbukti dan diketahui siapa pelakunya akan ditindak. “Kita akan tindak sesuai proses hukum yang berlaku,” tegasnya. Karena masih pengumpulan bahan keterangan dan pengumpulan data, belum bisa ditetapkan tersangka dan aktor intelektual di balik semua ini. “Kita belum mengarah ke sana karena masih proses penyelidikan,” ujarnya. Kapolres menambahkan sebenarnya sudah bekerjasama dengan Universitas 45 Mataram dalam penanganan konflik ini. Bahkan kedua belah pihak telah diundang. Namun demikian bentrok pecah sebelum pertemuan itu berlangsung. Personel disiagakan kurang lebih 350 baik yang berseragam maupun berpakaian preman. Ditambah personel TNI dari Kodim Lobar. Penarikan personel tambah Kapolres, dilakukan setelah eskalasi kejadian benar - benar aman. (cem)
Antisipasi Kemacetan
Ditlantas Polda NTB akan Gelar ’’Car Free Night’’ Mataram (Suara NTB) Bagi masyarakat yang ingin merayakan tahun baru 2016 dengan semarak namun tetap aman dan lancar, dapat menuju Taman Sangkareang, Kamis (31/12) pekan depan. Di tempat itu, Direktorat Lalu Lintas Polda (Ditlantas) NTB akan mengadakan Malam Tanpa Kendaraan Bermotor atau Car Free Night. “Kita mengupayakan kebutuhan masyarakat pada malam pergantian tahun dapat terakomodir di satu tempat sehingga lonjakan masyarakat yang memadati ruas-ruas jalan dapat diantisipasi,” terang Dirlantas Polda NTB, Kombes Pol Drs. Edi Ciptianto, MSi melalui Wadirlantas, AKBP Komang Suartana, SH, SIK, Rabu (23/12) di Mapolda NTB. Ia menambahkan, terakomodirnya kebutuhanan yang memiliki antusias merayakan malam pergantian tahun di satu tempat dapat memaksimalkan upaya pengamanan. Car Free Night yang akan dilaksanakan di pusat Kota Mataram itu rencananya dimulai dari pukul 20.00 Wita dengan diisi berbagai kegiatan yang saat ini masih dikordinasikan dengan pemda setempat. Pihaknya sudah menyiapkan berbagai jalan yang sedianya akan dijadikan tempat parkir roda dua maupun roda empat, sehingga warga tidak kesulitan memperoleh akses. Adapun ruas jalan yang ditutup untuk dimanfaatkan sebagai lokasi Car Free Night adalah Jalan Pelita dan Jalan Flamboyan yang mengelilingi Taman Sangkareang, serta Jalan Pejanggik dari depan Taman Sangkareang hingga depan RSUP NTB. “Itu juga sebagai antisipasi agar tidak ada stagnansi jalan atau kemacetan. Dari koordinasi kita siap melakukan pengamanan jalur serta pengamanan lokasinya,” ujarnya. Pihaknya juga sudah mengantisipasi titik-titik rawan di sepanjang ruas jalan. Baik di Mataram atau pusat keramaian di Senggigi pada malam pergantian tahun. Ia menyebutkan, sejumlah personel kepolisian akan disiagakan di berbagai titik rawan, seperti pelanggaran lalu lintas, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. “Kita menekankan upaya dari personel untuk mengisi titik-titik rawan tersebut. Kita juga sudah kordinasi dengan rumah sakit ataupun berbagai tempat layanan kesehatan lain untuk bersiaga untuk mewanti-mewanti terjadinya lakalantas,” jelasnya. Ia mengimbau agar masyarakat mematuhi segala peraturan lalu lintas, utamanya mengenai tingkat kecepatan dalam berkendara. Sebab, lalu lintas pada malam tahun baru diprediksi akan meningkat dibanding dengan hari-hari biasa. Pihaknya juga akan menyiagakan barikade untuk memperlambat laju kendaraan yang ugal-ugalan. Cipta kondisi di dalam bagian dari Operasi Lilin Gatarin 2015 juga akan menggiatkan razia knalpot bising selain pemeriksaan kelengkapan surat-surat kendaraan. “Agar jangan mengganggu para pengguna jalan lainnya. Jangan sampai permasalahan lain timbul,” tegasnya. (why)
(Suara NTB/why)
TUNJUKKAN – Kabid Humas Polda NTB, Hj. Tri Budi Pangastuti, Jumat (25/12) menunjukkan barang bukti ganja seberat 3 kg yang berhasil diamankan Tim Opsnal Ditresnarkoba Polda NTB.
Kabur Saat Penangkapan
Terduga Pembawa Ganja 3 Kg Diburu Polisi Mataram (Suara NTB) – Dalam kurun waktu tiga hari hingga Kamis (24/12), polisi mengamankan 3 kilogram ganja. Namun, terduga pelaku R, meloloskan diri saat dilakukan penangkapan. Bahkan, sempat melukai salah seorang anggota kepolisian. “Saat akan dilakukan penangkapan, anggota sempat mendapat perlawanan dengan benda tajam hingga lengannya luka,” ungkap Kepala Bidang Humas Polda NTB, AKBP Dra. Hj. Tri Budi Pangastuti, MM, Jumat (25/12) kepada wartawan di Mapolda NTB. Ia
menjelaskan, alat yang digunakan untuk melakukan perlawanan adalah sejenis gunting, sebelum akhirnya pelaku melarikan diri. Tim Opsnal Ditresnarkoba Polda NTB melakukan upaya penangkapan kedua berdasarkan informasi yang diterima dan
dikembangkan. Pada upaya pertama, Selasa (22/12), polisi mengamankan 500 gram batang dan daun ganja kering yang disimpan dalam bungkus dengan lakban cokelat dari rekan R. Selanjutnya, Kamis (24/ 12), pukul 17.30 Wita kembali diamankan 2,5 kg ganja
dalam bungkusan yang sama di dalam tas plastik berukuran besar, pada saat R akan melakukan transaksi di salah satu tempat di Jalan Lalu Mesir, kelurahan Turida, kecamatan Sandubaya, Mataram. “Yang bersangkutan melintas di jalan akan melakukan transaksi kemudian dilakukan upaya penangkapan, pada saat itulah dia melakukan perlawananan,” ungkap Tri Budi. Ia menerangkan, pelaku yang kabur tersebut meninggalkan
barang bukti sepeda motor bernopol DR 6246 BE. Saat ini, sedang dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai keberadaan pelaku. Pelaku yang kini masih dalam pengejaran disangkakan pasal 111 ayat 2 dan atau pasal 113 ayat 2 dan atau pasal 114 ayat 2 dan atau pasal 127 huruf a undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 4 tahun. (why)
Polres Lotim Siap Pelantikan Anggota DPRD NTB Hasil PAW Amankan Perayaan Tahun Baru Direncanakan Tahun Depan
Mataram (Suara NTB) Pelantikan terhadap lima anggota DPRD NTB hasil Pergantian Antar Waktu (PAW), direncanakan akan dilaksanakan pada awal tahun depan. Demikian disampaikan Sekretaris DPRD NTB, Mahdi Muhammad, SH, MH, saat ditemui di ruangannya. Lambatnya proses PAW terhadap lima anggota dewan yang sudah diberhentikan karena ikut Pilkada tersebut karena masih ada partai yang belum mengajukan nama pengganti anggota dewan yang diberhentikan. “Ya Insya Allah akan dilantik awal tahun depan, Januari sudah bisa. Proses agak lambat karena masih ada partai yang belum mengajukan nama pengganti anggoa dewan yang sudah diberhentikan. Sedangkan yang lain-
nya sudah ada yang sedang diproses di KPU dan ada juga yang sudah diterima nama-namanya oleh pimpinan,” ujar Mahdi. Adapun nama-nama pengganti yang sudah diusulkan oleh partai politik seperti, M. Syabirin, dari partai Gerindra akan menggantikan Sarifudin yang diberhentikan karena ikut Pilkada serentak di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sedangkan Firman dari PDIP akan menggantikan Husni Djibril, B.Sc., yang ikut Pilkada di Kabupaten Sumbawa. Nama-nama penganti yang sudah diterima oleh pimpinan dewan tersebut rencananya akan diserahkan ke KPU untuk diverifikasi. Setelah itu baru akan dikembalikan ke DPRD, dan selanjutkan akan disampikan ke Gubernur untuk diteruskan ke kementerian
dalam negeri. “Ya nama-nama pengganti yang diusulkan oleh partai masing-masing sudah diterima oleh pimpinan, dan selanjutnya akan diserahkan ke KPU untuk diverifikasi. Setelah itu akan dikembalikan lagi ke pimpinan dan kemudian akan diserahkan ke Gubernur yang selanjutnya dikirim ke kemendagri,” kata Mahdi. Dikatakan oleh Mahdi, bahwa karena pengajuan namanama pengganti anggota dewan yang telah diberhentikan itu tidak serentak diajukan oleh partai masing-masing, sehingga proses pelantikan dipastikan tidak akan dilakukan secara serentak. Namun hal tersebut menurut Mahdi bisa saja akan berubah, karena tergantung dari keputusan pimpinan. (ndi)
Dewan akan Cegah Pengerukan Pasir Laut Mataram (Suara NTB) Proses perizinan rencana pengerukan pasir laut di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat untuk reklamasi Teluk Benoa, belum final. Sehingga harapan masyarakat agar rencana pengerukan pasir laut tersebut urung dilaksanakan masih terbuka. Untuk itu, DPRD NTB, sebagai wakil rakyat diharapkan mendengar dan menyuarakan apa yang menjadi keinginan rakyat tersebut, agar rencana pengerukan pasir laut Lombok tersebut tidak dilaksanakan. Namun melihat progres proses upaya pencegahan rencana pengerukan pasir laut oleh komisi II tersebut sepertinya adem ayem saja. Pasalnya dari beberapa kali komisi II melontarkan wacana untuk melakukan pemanggilan terhadap SKPD ter-
kait tidak pernah dilakukan. Hingga saat ini tidak ada tanda-tanda akan melakukan tindakan yang lebih jauh terhadap rencana pengerukan pasir laut Lombok tersebut. Menurut Anggota Komisi II, DPRD NTB, Hamja, yang ditemui Suara NTB, mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan rencana pengerukan pasir laut tersebut, karena tindakan pengerukan tersebut dinilainya akan sangat merugikan NTB, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Menurut Hamja, bahwa kondisi laut NTB saat ini saja sudah sangat menghawatirkan, jika dilihat dari abrasi laut yang terjadi. Abrasi laut di NTB kata Hamja sudah satu sekitar satu meter lebih setiap tahunnya. “Abrasi laut kita di NTB sekarang ini sudah satu meter se-
tiap tahunnya. Nah apa lagi ditambah lagi mau dikeruk, maka habis kita. Ini tidak masuk akan sekali, disat orang ingin memperluas daratannya, kok kita malah ingin merusaknya, cara berpikir seperti apa itu,” ujar Hamja. Untuk itu Hamja berjanji tidak akan tinggal diam dengan rencana pengerukan pasir laut tersebut. Menurutnya bahwa proses perizinan rencana pengerukan pasir tersebut belum final, sehingga masih ada ruang untuk dicegah. “Ini belum final, kita masih punya waktu untuk mencegahnya. Saya tidak akan tinggal diam untuk itu,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan oleh Hamja bahwa berdasarkan hasil rapat di Komisi II, yang membidangi masalah lingkungan sudah sepakat akan menolaknya. (ndi)
Selong (Suara NTB) Polres Lombok Timur (Lotim), Rabu (23/12) melakukan apel gelar pasukan operasi lilin tahun 2015. Gelar pasukan tersebut dilakukan dalam rangka mengamankan peringatan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2015. Bertindak selaku inspektur upacara, Wakapolres Lotim, Kompol. Gede Harimbawa, SE, SH, MH., yang sekaligus memeriksa kesiapan personel. Dikonfirmasi usai pelaksanaan apel gelar pasukan operasi lilin di Mapolres Lotim, Harimbawa mengatakan jika personel Polres Lotim yang diterjunkan untuk menjaga keamanan dalam peringatan natal dan tahun baru itu 110 personel dengan melibatkan sejumlah instansi lainnya. Polres Lotim sudah mendirikan tiga posko,
baik posko pengamanan maupun posko pelayanan. Dikatakannya, perayaan kedua event tersebut, tentunya membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas di pusat-pusat keramaian, seperti area perbelanjaan, tempat ibadah, serta sarana rekreasi. Kondisi tersebut juga menyebabkan terjadinya peningkatan arus dan mobilitas masyarakat yang menggunakan sarana transportasi baik darat, laut maupun udara. Hal itu akan berdampak terhadap munculnya berbagai gangguan Kamtibmas dan permasalahan di bidang keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. “Dalam operasi lilin ini, kita membuat tiga pos yakni Pos Kayangan, Pos Masbagik dan Pos di Kota Selong,” sebutnya. (yon)
(Suara NTB/yon)
GELAR PASUKAN - Wakapolres Lotim Gede Harimbawa menjadi Inspektur Upacara dalam Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin pengamanan Natal dan Tahun Baru 2015 di Lapangan Mapolres Lotim.
BNN Temukan Lima Terduga Penyalahguna Narkoba di Gili Air Tanjung (Suara NTB) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) NTB menemukan lima penyalahguna narkoba di Gili Air, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, KLU, Jumat (25/12) dalam operasi antisipasi perayaan tahun baru 2016. Operasi yang menyasar para karyawan yang bekerja di sejum-
lah tempat penginapan dan tempat hiburan itu dimulai sekitar pukul 14.00 Wita. “Dites urine hanya sebatas pelayan hotel dan kafe. Tamu tidak dites urine,” kata Kepala Bidang Pemberantasan BNNP NTB, Bunawar, SH. Lima orang terdiri dari empat pria dan satu wanita yang diidentifikasi positif tersebut, antara lain MR, SA, MH, ES, dan EF.
Mereka teridentifikasi menyalahgunakan ganja dan THC. Petugas BNNP melakukan operasi di Zipp Bar, Garden Café, Pesanggrahan Safari, serta Homestay Senang. Bunawar menambahkan, terduga para penyalahguna itu adalah warga asli Gili Air dan beberapa diantaranya adalah warga Pemenang. Menurut pengakuan salah
seorang terduga penyalahguna yang di-assesment medis di tempat, narkoba tersebut diperoleh dengan cara dibeli dari turis asing. Untuk proses rehabilitasi, para penyalahguna akan menjalani rawat jalan di klinik pratama BNNP NTB ataupun konseling via telepon. “Apakah dalam beraktifitas sehari-hari masih ada keinginan
untuk memakai, apakah sudah mengurangi pemakaian,” terangnya. Dalam proses rehabilitasi, para penyalahguna akan dibimbing untuk mengurangi konsumsi secara perlahan jika memang tidak bisa langsung berhenti sama sekali. Dalam operasi siang itu, semua pihak bekerjasama dengan baik selama pelaksanaan tes urine. (why/*)
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
Jendela Sastra
Halaman 9
CERPEN
Maria Pergi ke Hutan Ken Hanggara Maria lama-lama bosan mengerjakan tugasnya: mendorong saya di ayunan. Saya bilang, “Dasar gendut pemalas. Mendorong begitu apa susahnya?” Dia marah dan janji tidak mau ketemu saya lagi. Setelah membanting piring, dia benar-benar pergi. SAYA tidak yakin Maria pergi lebih dari tiga jam. Biasanya, kalau dia marah, paling sembunyi ke hutan di belakang rumah. Kalau hari sudah tenggelam, dia pasti balik dan menangis dan minta maaf tidak akan menentang lagi. Pada saat itu, penampilan Maria sangat compang-camping. Maria memang payah. Hutan itu sebenarnya tidak ada hantunya, itulah yang saya tahu. Tapi dia bilang di sana tinggal peri-peri jahat di tempat yang ditumbuhi banyak pohon jati. Mereka suka memangsa anak-anak dan menyisakan tulang dan bajunya saja. Daging dan semua organ tubuh korban habis ditelan peri seperti piranha menyisakan tulang belulang seekor sapi. Saya tidak percaya. Saya kira dia mengarang cerita itu biar saya tidak protes atau meledek karena kemarahannya tidak pernah lebih dari tiga jam. Ingin saya bilang, “Bilang saja kamu lapar! Jangan bawa-bawa peri jahat deh!” Setiap melihat wajah tololnya, saya selalu kesal. Tapi Maria satu-satunya yang bisa saya suruh-suruh seperti anak anjing. Dan dia kadang juga bersikap sangat lembut pada saya dan suka membela bila ada anak nakal mengganggu. Hari ini, entah kenapa Maria melawan dengan cara lain. Biasanya kalau marah dia tidak pernah teriak-teriak, tetapi langsung duduk murung selama lima menit, lalu hilang ke hutan. Saya heran waktu tadi dia berontak dan mendorong saya keras-keras sampai hampir jatuh dari ayunan. “Kamu kenapa sih?!” Saya berteriak. Dia ambil piring di tikar piknik dan hampir memukul kepala saya. Saya melotot dan dia membanting piring itu ke tanah dan lari. Saya pernah ke hutan itu, walau tidak sesering Maria. Saya rasa hutan itu memang seram. Saya tidak berpikir ada hantu atau siluman, tapi mengira di sana tinggal beber-
apa penculik jahat atau binatang buas yang bisa mencelakai anak-anak, apalagi kalau malam. Anak itu aneh. Sembunyi mestinya bisa dilakukan di tempat lain di dekatdekat sini, tapi dia lebih suka hutan. Selain aneh, Maria juga tidak asyik; rasa humornya ganjil. Mungkin karena dulu mamanya mati waktu dia kecil. Jadinya saya suka egois dan lebih senang menyuruh Maria ini-itu daripada harus duduk dengan saya. Kalau dia duduk di sisi saya, bisa jijik dan muntah saya. Anak kecil takut melihat seekor tikus dilahap kucing. Saya juga takut dan lebih suka menutup mata, karena kucing kalau ketemu mangsanya, bisa bersikap seperti harimau. Tapi Maria lain. Dia bertepuk tangan dan—sambil mengusap air liur yang terus menetes dari bibirnya—dia menariknarik lengan baju saya, lalu tertawa terpingkal-pingkal sampai kucing itu pergi dengan perut kenyang. Suatu hari saya mengutuknya, karena Maria biarkan kelinci peliharaan saya masuk mesin penggilingan di gudang belakang. Kelinci itu mati. Tubuhnya benar-benar hancur. Darah tercecer di mana-mana dan Ibu melihat saya dengan tatapan prihatin. Kelinci itu hadiah dari Ayah di ulang tahun saya yang ketujuh setahun lalu. Kecuali tubuh, saya masih bisa melihat kepala kelinci itu. Ibu menatap Maria tajam. “Anak setan, kamu!” Ibu suruh saya masuk. Saya tidak mau. Saya menjerit-jerit dan Ibu pergi begitu saja. Saya kesal tapi Maria malah bertepuk tangan. “Kelinci lucu! Kelinci lucu!” Dia bernyanyi. Saya bilang, pembohong seperti kamu masuk neraka saja. Dia menatap saya. “Kamu senang begituan, tapi takut sama peri-peri jahat. Kamu pembohong!” “Di hutan benar-benar ada peri. Mereka jahat dan giginya tajam-tajam!”
(TS Lan)
“Neraka tempat kembalimu, tukang bohong!” “Maria tidak bohong! Maria tidak bohong!” Terus kalimat itu diulang-ulang sampai kuping saya sakit dan saya lempar wajahnya pakai sandal. Anak terkutuk, pergi kamu! Saya marah dan saya tidak mengajaknya bicara selama empat hari. Insiden kelinci itu cukup membuat posisi Maria di rumah menjadi lebih sulit. Ayah sudah mati dan tidak ada lagi yang sayang padanya. Saya tidak tahu kenapa dulu Ibu nikah dengan orang yang sudah punya anak. Lagi pula, anaknya tidak cantik dan gendut dan memalukan. “Cindy, ini saudaramu, ya. Perkenalkan, namanya Maria.” Om Rudy, yang setelah itu menjadi Ayah baru saya, membawa anak terkutuk itu ke rumah. Ibu sendiri tidak senang, tapi suatu malam Ibu bilang ke saya diam-diam bahwa kami butuh tempat bernaung. Om Rudy—atau saya mulai memanggilnya ‘Ayah’—punya bisnis yang cukup maju di Ibukota. Sejak itu saya berteman dengan Maria. Saya malu menyebut anak sial itu saudara, walau saudara tiri. Kami sekolah di tempat berbeda dan berangkat diantar sopir. Karena arah sekolah kami sama dan saya turun lebih dulu, Maria selalu melambai-lambai keluar jendela saat saya masuk gerbang sekolah. Teman saya tahu dan bilang, “Lho, itu siapa?” Anak pembantu, kata saya. “Wah, kok boleh naik mo-
bilmu?” Iya, karena Ibu yang suruh dan pembantu itu kurang ajar. Saya tahu saya bohong dan saya diledek teman sekelas saat ketahuan Maria bukan anak pembantu. Mereka ke rumah untuk menjenguk saya yang sakit dan melihat Maria bermain dekat tempat tidur saya. Sebagai balasan karena membunuh kelinci kesayangan saya, dan sebagai bayaran atas ledekan teman-teman di sekolah, Maria pantas saya suruh-suruh seperti anak anjing. Dan dia selalu menurut dan senang jika saya duduk di ayunan sementara dia yang tugas mendorong. Dulu pernah, sebelum Ayah mati, saya disuruh gantian mendorong Maria. Tubuh itu gendut dan bau keringatnya tidak enak. Tapi saya sayang Ayah dan saya melakukan ini demi Ayah. Saya dorong dan dorong. Saya dorong dan dorong. Maria kentut dan baunya busuk. Malamnya saya sakit karena kecapekan. Setiap ingat bau kentut itu, ingin rasanya saya suruh dia ke hutan dan tidak perlu kembali. Biar mati dimangsa peri, kata saya. Tetapi, justru Ayah yang mati dua hari kemudian. Pesawatnya jatuh di tengah laut. *** “Maria... Maria... Pulang dong!” Saya memanggil-manggil Maria, karena belum puas main ayunan. Tapi saya tahu kebiasaan dia ke hutan— meski heran kenapa tadi pakai membentak—jadi saya
pun balik ke rumah. Di dapur, saya suruh Bi Marni, pembantu kami, masak puding cokelat. “Biar kumakan sendiri dan kamu nggak kebagian!” Saya bayangkan anak tolol itu, ketika pulang nanti, menjerit panik melihat baskom bekas puding cokelat tergeletak di tempat cuci piring. Saya senang mengganggu Maria dengan cara ini: menikmati makanan kesukaannya tanpa mengundangnya dan biar dia lihat bekas makanan itu. Dia akan menjerit-jerit dan minta saya memuntahkan makanan itu ke piring. Pada saat itu, saya akan meludah di baskom bekas wadah puding cokelat. Dan, seperti yang saya bilang, anak anjing memang penurut. Maka begitulah, di dapur saya makan sampai kenyang. Saya juga suruh Bi Marni bikin segelas susu hangat plus menyiapkan beberapa potong brownies di kulkas untuk saya makan. Lalu saya suruh ia ke dalam dan tidak usah balik ke dapur. Saya ancam biar tidak cuci baskom itu. Saya lihat jam dinding. Tidak terasa hampir tiga jam sejak Maria pergi. Matahari tenggelam dan Ibu pulang. Ibu, seperti saya, sangat membenci Maria. Dia tidak pernah tanya apa-apa, seperti misalnya, “Mana anak setan?” atau “Kamu kok sendiri?” Saya yakin Ibu lebih suka saya hidup sendiri di muka bumi daripada harus berdua dengan anak gendut jelek yang bikin susah. Ibu mencium saya dan melihat bekas makan puding di
pipi. Saya disuruh mandi dan saya mandi. Selesai ganti baju, saya nonton TV. Sesekali, dari ruang tengah, saya melongok ke dapur. Ibu sibuk di ruang kerjanya dan saya tidak mau mengganggu. “Mana sih anak itu?” Saya hitung sudah empat jam Maria pergi. Dulu-dulu tidak pernah selama ini. Saya kira mungkin ia tersesat dan baru sampai satu atau dua jam lagi. Biarlah, yang penting rencana saya mengerjainya berjalan lancar. Saya bayangkan anak setan itu datang; dari pintu belakang, ia merayap seperti hantu rawa-rawa. Rambut acak-acakan, tubuh penuh noda lumpur. Saya marah dan ia bersujud ke saya. Ia minta maaf dan menarik janjinya tidak mau ketemu lagi dengan saya. Dan, saat berdiri, saya suruh dia cuci baskom sebagai tanda keseriusan. Ketika itulah Maria tahu saya makan puding tanpa mengajak dirinya. *** Waktu menunjuk angka sembilan dan saya mengantuk. Maria belum pulang. Ibu menyuruh saya tidur dan memanggil Bi Marni untuk mengunci semua pintu dan jendela. Pembantu bilang, Maria belum pulang. “Biar tidur di luar,” kata Ibu. Bi Marni diam dan kembali ke kamarnya. Pagi-pagi saya bangun dan berharap menemukan Maria meringkuk di luar pintu belakang sambil menangis sesenggukan. Ibu pernah tiga kali menghukum Maria dengan cara ini, yakni membiarkannya tidur di luar karena ke-
layapan di rumah tetangga yang punya air mancur. Tapi semalam dia bukan ke rumah tetangga, melainkan ke hutan. Saya tidak bilang-bilang Ibu meskipun Ibu benci anak itu. Saya sibuk berpikir, kok anak itu tidak pulang? Apa janganjangan di hutan itu benar tinggal kawanan peri jahat bergigi tajam yang makan anakanak? Apa jangan-jangan Maria mati dimangsa dan tinggal tulang belulangnya saja? Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengendap di kepala saya sampai empat bulan ke depan dan polisi datang ke rumah kami karena laporan seorang tetangga yang tidak lagi melihat Maria. Sampai kapan pun, kami tidak tahu ke mana dia pergi. Dan saya juga tidak dengar polisi melihat sarang peri-peri jahat di hutan atau tulang belulang anak-anak berumur dua belas tahun. Tapi satu yang pasti: saya mulai membiasakan diri bermain seorang diri di rumah, tanpa ada lagi yang bisa saya suruh-suruh seperti anak anjing. [ ] Gempol, 2 Desember 2015
Ken Hanggara lahir di Sidoarjo, 21 Juni 1991. Juara II kategori bahasa Indonesia di ASEAN Young Writer Award 2014 dan 4 besar Siwa Nataraja Award 2015 kategori cerpen.
PUISI Imam Safwan
Di Batu Grantung
Di Pagutan
Pedupayan
di batu grantung kulihat kampung berwajah murung orang-orang berkain sarung mandang atapatap rumah rumah yang kehilangan sejarah
aku telah menginjakkan kaki di tanah cerita ayah dimana leluhurku membangun sejarah ada titah dari raja selaparang menahan bali datang menyerang sukamulia asal kami datang sejak kerajaan bali didirikan kini berganti jadi pagutan.
ada yang katakan ia sebagai perantara doa-doa ia melepas aroma surga dari bara kayu cendana barangkali ia turut serta mengirim ayat ayat tapi tidak demikian yang dijelaskan sunan tembayat dalam takepan lahat.
disini aku mencari jejak para pendekar yang berkumpul dalam padepokan konon mereka lebih banyak mengaji pada kyai hingga nama kebangsawanan dilepaskan tombak dan pedang jadi hiasan.
di sekenem kami saling merapat merampungkan doa buat pembuat hajat sementara kyai mengirim doa dan asap dari pedupayan mengangkasa seseorang melepas batun dupa berupa uang logam sebagai upah kiyai yang telah berdoa.
mereka tak menemukan ilalang ilalang telah hilang di ladang ladang kadang tak terjangkau oleh uang harganya telah mengangkasa setelah dibeli hotel bintang lima di batu grantung kulihat orang orang berwajah bingung rumah adat, rumah yang penuh filsafat telah terbunuh, telah berganti program rumah kumuh kini kampung kehilangan nama, kehilangan tanda, kehilangan nilainya. maka atap meratap kehilangan sifat ada yang kalis karena garis keturunan, datang membawa perubahan datang dengan segala tentang bahasa tua dari orang tua dianggapnya abu mereka menyebutnya masa lalu “ kami ini anak anak masa kini yang cepat terbakar oleh kelakar hidup sendiri-sendiri dan berguru pada televisi kebebasan merambat pada urat saraf kami” adalah dilema bagi mangku tentang waktu, tentang cara tentang mereka yang menyuarakan haknya hak kebebasan. Maka kata tua tak lagi punya kuasa karena harus dibedah dengan logika
tapi api dalam hati masih tersimpan dan berkobar barangkali karena mereka darah pendekar menyulut saat-saat tak tersangkakan karena dendam yang dalam karena korban yang telah berjatuhan. musuh mereka kini bukan dari tanah bali bali sudah lama mengangkat kaki musuh dari sebelah kampung sendiri karena darah telah jatuh ke tanah maka congah diteriakkan tak memilah benar salah. Pagutan, 2015 Congah: perang
Tanjung, 2015
Kembali Ke Rumah barangkali memang harus kembali ke rumah seusai perjalanan yang membikin lelah setelah waktu bagai palu terus menjarah rumah kembali sebagai tempat istirah tempat mengembalikan keyakinan tempat melunasi segala penyesalan. Tanjung, 2015
atap ilalang kini telah hilang rumah bambu kini berganti rumah batu kata kyai dan mangku dimaknai abu abu Tanjung, 2015
Imam Safwan, pengajar di SMPN 3 Tanjung. Buku puisinya berjudul Langit Seperti Cangkang Telur Bebek (2015)
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
PENDIDIKAN
Halaman 10
Nilai Moral Merosot
Unram Didesak Segera Buka FIB (Suara NTB/ist)
TUNJUKKAN - Peserta yang mengikuti mata lomba pada Porseni IAIN Mataram menunjukkan hasil karya kaligrafi yang dilombakan.
Gali Kreativitas Mahasiswa Melalui Porseni Mataram (Suara NTB) Banyak cara dilakukan untuk menggali kreativitas mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) IAIN Mataram. Salah satunya melalui ajang tahunan berupa Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang digelar belum lama ini. Selain Porseni, di saat bersamaan juga digelar lomba karya tulis ilmiah dan olimpiade. Ketua Panitia Porseni IAIN Mataram Muhammad Sa’i, MA, menjelaskan, porseni bertujuan menggali kreativitas dan mengasah potensi mahasiswa di sembilan jenis perlombaan dan enam jenis pertandingan. Para peserta, ujarnya, beradu di mata lomba Tahfiz Al Qur’an 1 juz, 5 juz, 10 juz dan 20 juz, Tilawatil Qur’an Putra dan Putri, Pidato Tiga Bahasa, Karya Tulis Ilmiah Poluler, Debat Ilmiah, Kaligrafi, Pop Islami dan Rebana Qasidah. ‘’Sedangkan Enam jenis pertandingan yang dipertandingkan antara lain, futsal, sepak takraw, bola voli, bulu tangkis, tenis meja dan catur,’’ terangnya pada Suara NTB belum lama ini. Sedangkan Olimpiade dilaksanakan untuk menggali potensi riset dan kompetensi akademik mahasiswa di tingkat jurusan. Tentu kriteria olimpiade disesuaikan dengan distingsi dan spesifikasi jurusan, seperti Olimpiade Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dikemas dalam Pembuatan Film Dokumenter Islami. Sementara untuk Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dikemas dalam bentuk riset Desain Komunitas Binaan dan Olimpiade di tingkat Jurusan BKI dilaksanakan dalam bentuk Praktik Bimbingan dan Konseling Islam. ‘’Sementara Jurusan Sosiologi Agama jurusan terbaru di Fakultas Dakwah dan Komunikasi belum mengadakan olimpiade,’’ ujarnya. Event tahunan bertajuk Mengukir Prestasi, Menjaga Sportivitas dan Memupuk Kebersamaan bertujuan secara kuantitas dan kualitas mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan oleh semakin kompetitifnya mahasiswa dalam pelaksaan lomba. Secara kuantitas, partisipasi aktif mahasiswa FDK di setiap bidang lomba meningkat. Sementara itu, Rektor IAIN Mataram Dr. H. Mutawalli, MA memberikan apresiasi yang tinggi kepada civitas akademika FDK yang yeng memiliki kreasi, inovasi dan semangat untuk mengembangkan FDK secara khusus dan IAIN Mataram pada umumnya. Selaku rektor kata Mutawalli, sangat bangga jika di FDK ada penghafal-penghafal al-Qur’an sampai 20, bahkan 30 juz. Pada acara itu, digelar pengukuhan Forum Alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang disingkat FA-FADAKU yang dikukuhkan melalui SK Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. (dys)
Sebanyak 7.150 Santri Terima Doa Ujian Selong (Suara NTB) – Sebanyak 7.150 santri-santriwati NW Pancor menerima doa ujian khususnya bagi kelas 9 dan kelas 12 yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) pada tahun 2016 mendatang. Pengijazahan doa ujian dilakukan langsung oleh Ketua Umum Dewan Tanfidziah PBNW Pancor, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Acara ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Aula YPH-NW Pancor, Kamis, (24/12). Santri-santriwati yang menerima do’a ujian itu sekitar 7.150 tidak hanya berasal dari Lotim, melainkan dari daerah lainnya se-Pulau Lombok. Usai melakukan pengijazahan doa itu, Gubernur NTB ini berpesan kepada para santri-satriwati terus rajin dan tekun belajar, serta mengiringinya dengan doa. Bahkan, kata TGB, di dalam berdoa itu juga harus dilakukan dengan khusyuk dan yakin agar apa-apa yang diharapkan dikabulkan Allah SWT. “Anak-anakku, masa depan ummat dan bangsa ini terletak pada kalian, maka dari itu siapkanlah diri kalian dan laksanakan amanah dengan sebaik-baiknya,” pesannya. Selain itu, ia juga mengimbau kepada para santri untuk memahami segala kitab maupun buku yang dibaca secara terperinci. Dengan begitu, katanya, segala kandungan makna yang terdapat dalam buku atau kitab tersebut akan mudah dipahami, sehingga akan lahir generasi-generasi penerus NW yang berprestasi dan bermanfaat bagi umat. “Kita harus yakin, kita istiqomah dan ikhlas dalam mengerjakan sesuatu, sebagaimana yang diamanahkan oleh Almagfurullah Maulana Syaikh selaku guru dan orang tua kita,” pesannya. (yon)
Banyak Anak yang Belum Dapat Akses Dasar Giri Menang (Suara NTB) Berdasarkana hasil evaluasi, masih banyak anak di Wilayah NTB yang belum bisa mendapatkan akses dasar sebagai warga negara. Salah satu di antaranya yakni anak-anak yang ditinggal orang tua untuk mencari kerja di luar daerah bahkan luar negeri (buruh migran). Oleh karenanya Pemerintah Indonesia melalui Kementeriaan Koordinator (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menginisiasi hadirnya program PEDULI untuk membangun gerakan inklusi sosial masyarakat terutama anak dan remaja rentan. Kegiatan PEDULI ini diawali dengan gelaran pertemuan koordinasi dengan pengambil kebijakan baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, Rabu (23/12) lalu. Pertemuan ini menghadirkan perwakilan Bappeda, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga NTB, Dinas Kesehatan NTB, perwakilan Pemkab Lombok Timur, Mataram, Lombok Barat serta LSM (SANTAI) Mataram, Samanta, PC Lapeksdam NU Mataram, Fitra NTB, Somasi NTB Pattiro serta lainnya. Kepala Bidang Permodalan dan Keuangan Mikro pada Kemenko PMK Riski Sisindra saat dikonfirmasi, mengaku, selain NTT, NTB juga termasuk dengan jumlah anak marginal dan remaja rentan sangat tnggi. Hal ini dikarenakan orang tua atau keluarga dalam kondisi miskin dan sulit mencari kerja, sehingga banyak dari mereka yang meninggalkan anak-anak. Menurut Riski, para orang tua atau keluarga banyak yang menjadi buruh migran, mencari kerja di kota-kota besar, seperti Jakarta atau Medan, namun dalam kenyataannya justru tidak mendapat hasil yang layak bahkan untuk pulang saja sulit. Sementara itu, anak yang ditinggalkan pun mendapat masalah, misalnya saat lahir mereka tak memiliki data, sehingga otomatis tak bisa memiliki Kartu Keluarga (KK). Hal inilah yang menyebabkan mereka tak bisa mendapatkan akses dasar (hakhak dasar) sebagai bagian dari warga negara. Untuk itu, Kemenko menginisiasi lahirnya program Peduli untuk membangun gerakan Inklusi sosial masyarakat marginal, terutama anak marginal dan remaja rentan. Sebelumnya, Program PEDULI ini mulanya hadir untuk memperkuat PNPN Mandiri yang merupakan Program nasional yang sifatnya pemberdayaan masyarakat. Namun setelah dievaluasi rupanya masih banyak masyarakat yang belum bisa mengases hak-hak dasar. “Itu baru dari PNPM saja, belum program-program yang lain,’’ ujarnya. (use)
Mataram (Suara NTB) Merosotnya nilai–nilai moralitas bangsa, terindikasi juga terjadi di NTB, memicu timbulnya pemikiran betapa pentingnya wadah pengkajian ilmu–ilmu kebudayaan. Universitas Mataram (Unram) didesak segera membuka Fakultas Ilmu Budaya (FIB). ‘’Kemerosotan nilai moralitas bangsa tersebut tercermin dalam peristiwa berupa gejala sosial dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Gejala sosial yang timbul itu terpicu akibat hilangnya nilai–nilai luhur, nilai kemanusiaan pada tiap–tiap individu,’’ ungkap Ketua Harian Majelis Adat Sasak
(MAS) Drs. Lalu Bayu Windia sebelum hearing dengan Rektor Unram Prof. Ir. H. Sunarpi, Rabu (23/12) lalu. Hadir juga dalam hearing ini, petinggi Wali Paer Drs. H. L. Mudjitahid, akademisi Unram Prof. Dr. Husni Mu’az, Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam IAIN Mataram Dr. Jamaluddin, Ketua Lembaga Kajian Budaya
Rowot Nusantara Lombok L. Ari Irawan dan lainnya. Menurutnya, hilangnya nilai-nilai luhur di tengah masyarakat disebabkan ketidakberdayaan lembaga, baik pemerintah maupun swasta, utamanya bidang pendidikan untuk mencetak generasi yang berbudi luhur. Untuk itu, FIB adalah satu–satunya hara-
pan yang dapat diandalkan untuk menjawab persoalan–persoalan itu. FIB menjadi jalan keluar untuk mengembalikan citra yang telah luntur. Memulihkan keadaan sosial yang tengah dilanda kelangkaan manusia yang baik budi. Sementara Rektor Unram didampingi Wakil Rektor I Prof. Ir. Lalu Wirasapta Karyadi, akan mengkaji usulan ini. Rektor Unram menyampaikan perspektif mengenai pertimbangan–pertimbangan yang harus diperhatikan jika akan membuka FIB. Selain menyangkut perka-
ra waktu, Wakil Rektor I mengkhawatirkan mengenai peminat kajian. Menurutnya, FIB yang sedang diusulkan segera dibuka itu tidak akan terlalu diminati. Namun, berbagai pertimbangan yang menjadi kekhawatiran pihak kampus dikritik Prof. Husni Mu’az. Menurutnya, masalah peminat adalah perkara belakang. Yang terpenting menurut dia adalah, terciptanya lulusan yang berkarakter, berbudi luhur sebagai representasi tercapainya misi pendidikan, yakni untuk memanusiakan manusia. (met)
TGB Berikan Penghargaan pada Santri Berprestasi Selong (Suara NTB) – Ketua Dewan Tanfidziah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Pancor Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Dr. TGH. M. Zainul Majdi memberikan penghargaan kepada sejumlah santri, khususnya yang berprestasi di tingkat nasional. Penghargaan diberikan di sela-sela pengajian akbar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aula YPH PPD NW Pancor, Kamis (24/12). Dalam kesempatan ini, TGB — sapaan akrab Gubernur NTB ini mengimbau kepada ribuan santri yang hadir mencontoh santri-santri yang berhasil menjadi juara di tingkat nasional tersebut. “Subhanallah, santri-santri kita banyak yang berhasil menjadi juara di tingkat nasional. Santri yang lain jangan mau kalah. Rajinlah belajar, harus semangat dalam belajar dan sungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu,” ujarnya mengingatkan. Selain itu, orang nomor satu di NTB ini juga menegaskan jika setiap orang pasti memiliki cita-cita dan keinginan untuk menjadi orang yang sukses ke depannya. Namun, keinginan dan cita-cita seseorang itu terkadang tidak bisa didapatkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Alasannya, apa yang diharapkan oleh seseorang hanya sebatas angan-
(Suara NTB/yon)
PENGHARGAAN - Ketua Dewan Tanfidziyah PBNW, TGH. M. Zainul Majdi memberikan penghargaan kepada santri yang berhasil meraih juara tingkat nasional di Pancor, Kamis (24/12). angan tanpa diaplikasikan dalam bentuk sebuah tindakan. “Kalau hanya sebatas cita-cita dengan memiliki banyak mimpi, namun tidak diaplikasikan, maka itu namanya mimpi di siang bolong,” kritiknya. Dikonfirmasi Suara NTB,
Nurlaili Supiana, salah satu siswa yang mendapat penghargaan itu mengaku bangga dengan prestasi yang telah diraihnya dan mengaku terharu bisa naik ke atas panggung bersama Gubernur NTB itu. Namun, katanya, ia mengaku belum puas dengan prestasi yang
didapatkannya di kancah nasional itu dalam lomba tahfidz 5 Juz dan Tilawah di Jakarta. Dalam hal ini, dirinya akan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam belajar dalam menuntut ilmu dan prestasi bisa lebih tinggi dari yang didapatkan sekarang. “Belum puas, saya
juga harapkan kepada temanteman yang lain supaya tetap mengasah potensi yang dimiliki, seperti katanya TGB, jangan menjadi penepuk tangan, tapi jadilah orang yang ditepuktangankan,” tegas Santri MA Muallimat NW Pancor ini. (yon)
Unram Dukung Lafran Pane Jadi Pahlawan Nasional
(Suara NTB/ist)
MENYAMPAIKAN MATERI – Suasana studium general STAHN Gde Pudja Mataram yang menghadirkan Subandriyah (kanan ) sebagai narasumber tentang strategi manajemen pengelolaan jurnal ilmiah, Rabu (23/12).
Studium General
Mendorong STAHN Gde Pudja Mataram Miliki Guru Besar Mataram (Suara NTB)Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAH) Gde Pudja Mataram menggelar studium general bertajuk “Tips dan Trik Membuat Publikasi Karya Ilmiah” Rabu (23/12). Kegiatan yang menghadirkan Subandriyah, SPd, MM, sebagai narasumber tunggal tersebut ditujukan untuk mendorong STAH agar mempunyai Guru Besar. Studi–studi ekstra semacam itu telah menjadi bagian dari ritual akademik yang terselenggara secara intensif di Perguruan Tinggi tersebut. Wakil Ketua I (Bidang Akademik) STAHN Gde Pudja Mataram Susilo Edi Purwanto, SAg, MSi menegaskan, studium general kali ini merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan akademik tahun ini. ia menjabarkan menjabarkan, selain mahasiswa pascasarjana, para peserta didik yang sedang menyelesaikan studi Strata Satu (S-1) juga akan
diwajibkan membuat sebuah karya ilmiah untuk diterbitkan pada jurnal. Publikasi karya ilmiah tersebut perlahan akan menjadi syarat kelulusan mahasiswa pada seluruh jenjang. “Mahasiswa S-1 Juga akan mengarah ke sana. Selain menyusun skripsi, mereka juga diharuskan menulis pada jurnal,” tegasnya. Jurnal yang ditulis oleh para mahasiswa, tentu akan dipublikasikan. Publikasi karya ilmiah melalui jurnal akan terlaksana melalui media cetak maupun online. Kebijakan ini merupakan bagian dari atensi dan mengukur kompetisi mahasiswa yang menjadi lulusan setiap perguruan tinggi. Sebelumnya, Ketua Panitia Studium General, Putu Somiartha, ST, MSi, mengutarakan, kegiatan yang diselenggarakan tersebut diharapkan menjadi jembatan untuk meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan, khususnya di STAHN Gde Pudja Mataram. Pihaknya melibatkan seluruh civitas akademika dengan harapan terbangunnya pemahaman tentang sistematika penulisan dan publikasi karya ilmiah. Lebih – lebih bagi kalangan para mahasiswa S-1 yang akan menghadapi tantangan ke depan. Tantangan untuk menyelesaikan studi S-1 akan bertambah berat, karena minimal harus mampu menulis karya ilmiah yang layak untuk dipublikasikan. Mengingat, karya ilmiah yang dipublikasikan merupakan salah satu syarat tambahan yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum keluar membawa gelar. Karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan skripsi yang dikerjakan sebagai tugas akhir untuk memenuhi kewajiban seluruh Mahasiswa. (met/*)
Mataram (Suara NTB) Keluarga besar Universitas Mataram (Unram) mendukung penuh upaya Forum Kebangsaan Kota Mataram dalam mengikhtiarkan pengajuan Prof. Drs. Lafran Pane sebagai salah satu pahlawan nasional. Di hadapan 500 lebih mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kegiatan Seminar Nasional “Lafran Pane dalam Pusaran Sejarah Perjuangan Bangsa”, Rektor Unram, Prof. Ir H. Sunarpi menegaskan Lafran Pane layak mendapat predikat sebagai pahlawan nasional. Karena dedikasinya sebagai tokoh penggagas berdirinya HMI di Indonesia di tengah berkecamuknya ancaman PKI yang ingin menguasai Indonesia. Menurut Sunarpi, sebagai organisasi yang lahir dari pergumulan bangsa dan turut bertempur habis-habisan melawan komunis, HMI telah mampu berkontribusi besar menumpas musuh negara. “Di tengah forum yang baik ini, HMI harus bersuara. Bahwa ada upaya PKI tidak bersalah di bumi Indonesia ini, karena ada
fakta yang ingin memutarbalikkan fakta bahwa PKI tidak bersalah,” tegasnya saat memberikan materi di Unram, Rabu (23/12) lalu. Selain itu, ujarnya, pertimbangan lainnya ialah perjuangan Lafran Pane sesuai dengan visi misi HMI, yakni menyebarkan syiar Islam dan mendorong Indonesia sebagai bangsa yang sejahtera. “HMI sebagai penguat pondasi bangsa dibutuhkan oleh bangsa ini. Saatnya kita mengenang citacita beliau, perjuangannya abadi, beliau boleh mati, tapi perjuangannya tidak boleh mati”. Sementara itu, Ketua Forum Kebangsaan Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH, mengaku seminar itu merupakan rangkaian dari upaya mengumpulkan dokumen tentang sosok Lafran Pane untuk selanjutnya diajukan ke pemerintah untuk menerima gelar pahlawan nasional. Hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut tokoh senior HMI, Ir. Akbar Tanjung, Drs. H. Lalu Mudjitahid, Prof. Dr. Gatot Dwi Hendro, sejarawan IAIN Mataram Dr. Jamaludin dan Lukmanul Hakiem. (dys/met)
(Suara NTB/dys)
SEMINAR - Para pembicara yang hadir pada acara seminar nasional di Unram, Rabu (23/12) lalu.
Halaman 11
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
Masih Optimis PERAIH medali emas di nomor 200 meter PON Riau 2012, Fadlin memang gagal meraih medali emas di Prakualifikasi PON Atletik di Jakarta September lalu. Namun hasil itu tak lantas membuat dia pesimis. Atlet asal Kota Bima NTB ini tetap optimis dapat mempersembahkan medali emas di PON XIX di Jawa Barat (Jabar) 2016. Fadlin yang dikonfirmasi Suara NTB di GOR 17 Desember Turide Mataram, Jumat (25/12) mengatakan kegagalan dirinya mempertahankan medali (Suara NTB/fan) emas di Pra-PON di JakarFadlin ta belum lama ini karena memang persiapannya belum pada puncaknya. Sehingga hasil yang dicapai masih belum sesuai keinginan semua pihak. Oleh karena itu ia masih tetap optimis bisa memberikan hasil yang memuaskan di PON Jabar 2016. “Saya memang meraih medali perunggu di Pra-PON, namun bukan berati saya tidak bisa menyumbang medali emas di PON. Sampai saat ini saya masih tetap optimis bisa mempersembahkan medali emas di PON Jabar 2016,” ucapnya Rasa optimis atlet kelahiran 28 Oktober 1989 itu memang tidak berlebihan, karena sampai saat ini dia masih terdaftar sebagai salah satu pelari terbaik nasional. Buktinya sampai saat ini dia bersama dua rekan sesama atlet jarak pendek asal NTB, Sudirman Hadi dan Iswandi masih dipercaya untuk memperkuat tim Indonesia menghadapi SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Sebagai atlet nasional, sampai saat ini Fadlin masih menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) jangka panjang di Jakarta. Sebagaimana diketahui atlet yang mengikuti pelatas Program Indonesia Emas (Prima) merupakan pelari-pelari terbaik nasional. Selama berstatus atlet Pelatnas, kualitas Fadlin tak bisa diragukan. Dalam hal ini ia mengaku masih berpeluang mempersembahkan medali emas di PON Jabar 2016, karena selisih catatan waktunya di nomor jarak pendek tidak terlalu jauh dari pesaing-pesaingnya. Fadlin mengaku hanya butuh fokus dan disiplin latihan saja untuk dapat meningkatkan kembali perfoma terbaiknya. Menurutnya, selama di Pelatnas dia telah melihat kekuatan lawan-lawan yang akan menjadi pesaingnya di PON, dan dia sendiri yakin atas kemampuan dirinya, khususnya di nomor 200 meter putra. “Catatan waktu saya masih tajam. Khususnya catatan waktu saya di 200 meter masih bisa diandalkan,” jelasnya seraya menambahkan bahwa di PON Jabar 2016 dia juga akan turun di nomor 100 meter dan 4x100 meter putra. (fan)
Mataram FC Juara LFN Group B 2015 Mataram (Suara NTB) Tim Futsal Mataram FC keluar sebagai juara Liga Futsal Nusantara (LFN) Group B setelah mengalahkan tim Neo Fusion 7-0 di pertandingan terakhir di sport hall GOR 17 Desember Turide Mataram, Selasa (22/12). Tujuh gol tim Mataram FC itu disumbangkan oleh Bagus dua gol dan Deni, Arif, Fachry, Mukti, Sultan masing-masing satu gol. Panpel Pertandingan, Ahmad Juanda Rangkuti yang dikonfirmasi Suara NTB di lokasi pertandingan mengatakan kemenangan Mataram FC atas Neo Fusion itu memantapkan posisi Mataram
FC sebagai juara Liga futsal Nusantara. “Kota Mataram keluar sebagai juara LFN Group B, mereka berhasil mengoleksi poin tertinggi yakni 19 poin,” ucapnya. Dari delapan kali pertandin-
gan yang dilakoni, Mataram FC mengoleksi enam kemenangan, satu kali seri dan satu kali kalah. Hasilnya, tim andalan tuan rumah NTB itu mengoleksi poin tertinggi yakni 19 poin. Di peringkat kedua diraih WPK
MBU Sulsel 18 poin (enam kali menang dua kali kalah), Black Steel Papua 16 poin (lima kali menang, satu kali seri dan dua kali kalah) dan APK Kaltim di peringkat empat 15 poin (lima kali menang dan tiga kali kalah). Sementara di peringkat lima hingga sembilan ditempati oleh CPB Kalsel, DYDV Jatim, Gass One, Bumi Ambalat-Kaltara dan Neo Fusion-Sulteng. Menurut Juanda keempat atlet yang berada di peringkat pertama hingga empat Group B LFN
akan mengikuti laga lanjutan LFN Group A yang akan berlangsung awal tahun 2016. Sementara lima tim yang berada diperingkat lima hingga sembilan gagal mengikuti laga lanjutan penyisihan Goup A. “Keempat tim yang masuk peringkat satu hingga empat akan mengikuti laga lanjutan Grup A yang akan dilaksanakan Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) bulan Januari 2016, sementara lima tim lainnya tersingkir,” jelas Juanda. (fan)
Libatkan Empat Atlet Nasional
Dinas Dikpora NTB Gelar Lomba Lari 5 K dan 10 K Mataram (Suara NTB) Setelah sukses menggelar lomba lari 10 K dan 5 K tahun lalu, pihak Dinas Dikpora NTB akan kembali menggelar lomba yang sama. Lomba lari yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) NTB ke-57 ini akan digelar di Mataram, Minggu (27/12) besok, memperebutkan total hadiah uang pembinaan Rp 200 juta. Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora NTB, H. Surya Bahari, dalam jumpa persnya di Aula Handayani Kantor Dinas Dikpora NTB, Kami (24/12) lalu mengatakan lomba lari Lombok 5 K dan 10 K kali ini dipastikan akan berlangsung meriah. Pasalnya pihak panitia mengundang secara resmi empat pelari nasional untuk ambil bagian di event itu guna memperebutkan total hadiah uang pembinaan Rp 200 juta. “Lomba lari 10 K nanti akan diikuti pelari nasional, kami mengundang empat pelari nasional untuk mengikuti event ini,” ucap Surya dalam jumpa pers yang juga dihadiri Ketua Umum KONI NTB, H. Andy Hadianto SH, Ketua Umum PASI NTB, H. Suhaimi SH dan KASI Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora NTB, Hamzan Wadi. Lanjut Surya, empat atlet nasional yang akan ambil bagian di event itu terdiri dua atlet putra, Hamdan Sayuti asal Sumatera Barat (Sumbar) dan Ridwan asal NTB. Kemudian dua atlet putri Yuni Budarti dari DKI Jakarta dan Yunita Sari asal Riau. Dua atlet putra nasional akan turun di kelas elite 10 K putra dan dua atlet putri nasional akan ikuti 10 K putri. Andy Hadianto mengapresiasi digelarnya lomba lari tersebut. Event itu diharapkan mampu menggairahkan pembinaan olahraga atletik di daerah NTB, sehingga kedepannya akan lahir pelari-pelari NTB yang handal. “Kita suport penuh acara ini, kalau bisa event ini digelar setiap tahun. Selain pembinaan event seperti ini juga sangat cocok untuk promosi wisata NTB,” jelas Direktur PT. DMB. Ketua Umum PASI NTB, H. Suhaimi SH mengatakan event itu sangat menguntungkan pihaknya dari segi pembinaan atlet. Dalam hal ini atlet-atlet daerah NTB yang dipersiapkan mengikuti PON Jabar 2016 dapat memanfaatkan event itu untuk uji kemampuan lari. “Kami sangat diuntungkan dengan diselenggarannya event ini, karena atlet kami bisa menguji kemampuannya masing-masing,” jelasnya. Sementara itu Panitia Lomba, Subagio menjelaskan bahwa event itu akan mengambil start di jln. Udayana Mataram, menuju Jalan Airlangga Mataram - perempatan kekalik belok kiri ke Jln. Sriwijaya, sampai jalan Ismail Marjuki peserta akan putar balik dan finis kembali ke jalan Udayana Mataram. Lombok 10 K dan 5 K itu memperlombakan kategori elite, umum dan pelajar. “Untuk lomba lari 5 K melibat pelajar SD, SMP dan SMU, sementara untuk kategori elite melibatkan atlet nasional, kemudian kategori umum diikuti non atlet alias masyarakat umum.” (fan)
(Suara NTB/fan)
POSE BERSAMA - (dari kanan) Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora NTB, H. Surya Bahari, Ketua Umum KONI NTB, H. Andy Hadianto SH, Ketua Umum PASI NTB, H. Suhaimi SH dan KASI Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora NTB, H. Hamzan Wadi berpose bersama usai keterangan pers tentang Lomba Lari 5 K dan 10 K di Kantor Dinas Dikpora NTB, Kamis (24/12) lalu.
(Suara NTB/ist)
PEMIMPIN KLASEMEN – Riyad Mahrez dan Jamie Vardy dkk sukses mengalahkan Everton pekan lalu sekaligus mengunci status pemimpin klasemen sebelum boxing day di Barclays Premier League. Ketangguhan mereka akan diuji Liverpool, Sabtu (26/12) malam nanti.
Incar Medali Emas PON
SemuaAtlet Voli Pantai Ditargetkan Masuk Pelatnas Mataram (Suara NTB) Pelatih cabor voli pantai NTB, Agus Salim mengatakan untuk dapat meraih medali emas di PON Jabar 2016, atlet voli pantai NTB harus masuk tim Pelatnas Program Indonesia Emas (Prima). Oleh karena itu dia selaku pelatih voli pantai NTB akan terus memperjuangkan delapan atletnya untuk masuk Pelatnas jangka panjang hingga tahun depan. Agus Salim yang dihubungi Suara NTB di Mataram, belum lama ini mengatakan cabang olahraga bola voli pantai telah meloloskan delapan atlet mengikuti PON XIX di Jabar 2016. Kedelapan atlet itu terdiri dari dua tim putra dan dua tim putri. Kedepannya, pihaknya akan memperjuangkan kedelapan atlet itu masuk Pelatnas agar bisa meningkatkan prestasinya di PON XIX Jabar 2016. Tujuannya agar empat tim voli pantai NTB itu bisa mengukir prestasi di PON Jabar 2016. “Tidak ada cara lain, bila atlet kita ingin berprestasi di PON, mereka harus bisa masuk pelatnas. Karena di Pelatnas nanti mereka bisa meningkatkan levelnya di kancah nasional, karena di pelatnas nanti mereka akan terus mengikuti kejuaraan level internasional. Kalau mereka sering tampil di kejuaraan Internasional maka atlet kita akan mudah mengalahkan atlet nasional,” ucapnya. Dijelaskannya, upaya pihaknya untuk meloloskan atlet voli pantai ke Pelatnas sudah lama dilakukan. Buktinya saat ini NTB sudah meloloskan sedikitnya lima atlet ke Pelatnas. Diantaranya tim voli pantai putri NTB pasangan Putu Dini Jasita dan Dita Juliana yang beberapa kali memperkuat tim voli pantai Indonesia satu di level Internasional. Selanjutnya
pasangan voli pantai putri lapis dua Pra-PON NTB, Alisa Mutakhara dan Dessy juga diakui Agus sudah dipromosikan masuk Pelatnas tahun 2015. Begitu juga atlet voli pantai putra NTB, Danangsyah juga telah dipromosikan masuk Pelatnas jangka panjang. Setelah meloloskan lima atlet ke Pelatnas jangka panjang, target Agus selanjutnya adalah meloloskan atlet putra NTB, Tio Kusuma masuk Pelatnas tahun 2016. Perjuangan tim voli pantai NTB meloloskan atlet di Pelatnas memang harus didukung karena bila semua tim PraPON voli pantai NTB bisa masuk pelatnas tahun depan, Agus optimis tim voli pantai putra dan putri NTB bisa keluar sebagai juara di PON 2016. Menurut Agus, untuk bisa lolos ke tahap Pelatnas tergantung pada atlet. Bila atlet tetap semangat dan disiplin mengikuti program latihan, dia yakin atlet NTB bisa semua masuk Pelatnas. Pasalnya untuk masuk pelatnas para atlet harus memiliki persyaratan khusus, diantara persyaratan itu adalah atlet harus memiliki kemampuan fisik dan teknik tingkat tinggi, serta VO2Max yang cukup. Diakuinya saat ini baru lima atlet NTB yang memenuhi syarat masuk Pelatnas, sisa tiga atlet lainnya masih berjuang untuk mencapai kualitas atau skill individu yang mumpuni. “Saya berharap semua atlet NTB bisa masuk Pelatnas, karena dengan mengikuti Pelatnas potensi atlet akan terus diasah. Dalam hal ini mereka akan selalu dikirim mengikuti kejuaraan level Internasional. Dan apa bila atlet kita sering bermain di level Internasional maka mereka akan mudah mengalahkan juara nasional,” jelas Agus. (fan)
Leicester, ”Forrest Gump” di Liga Inggris London Manajer Leicester City Claudio Ranieri melabeli timnya, yang memimpin klasemen sementara, sebagai “Forrest Gump” Liga Utama Inggris. Liverpool akan menguji apakah mereka bisa melanjutkan tren itu di boxing day ini. Leicester menjadi pemimpin liga sebelum Natal 2015, padahal 12 bulan lalu tim berjuluk The Foxes itu berjuang di papan bawah klasemen. Ranieri berharap Leicester mampu menjaga laju di puncak dan menyerupakan stamina mereka seperti karakter yang diperankan oleh Tom Hanks yang berlari melintasi Amerika dalam film Forrest Gump. “Saya sangat percaya diri karena Leicester musim lalu mampu menyelamatkan diri dalam dua bulan terakhir dan itu artinya memiliki stamina fantastis. Mengapa kita tidak terus lari, lari, lari? Kami seperti Forrest Gump,” kata pelatih asal Italia itu seperti dilansir kantor berita AFP. “Para pemain tahu bahwa kami baik tapi kami belum mencapai apapun,” kata mantan pelatih Chelsea dan AS Roma itu. “Jika saya tidak salah, Leicester belum pernah berada di posisi teratas liga jadi saat ini kami sangat senang. Keti-
ka manajer dan pemain membuat penggemar senang maka ini luar biasa,” kata Ranieri. Seperti dilansir situs resmi Barclays Premier League, Klub berjuluk The Foxes itu, hanya kalah satu kali pada musim ini. Mereka akan menghadapi Liverpool pada laga Boxing Day, Sabtu (26/12), kemudian berkunjung ke markas Manchester City pada Selasa (29/12). Dengan kemenangan 3-2 melawan Everton di Goodison Park, The Foxes menjadi tim pertama yang di musim sebelumnya (tanggal 25 Desember) terkapar di posisi paling buncit klasemen Barclays Premier League, namun kini berada di puncak pada divisi yang sama 12 bulan kemudian. Prestasi yang serupa, sebelumnya hanya dicapai oleh satu tim, Norwich City yang memuncaki Divisi Pertama yang lama di musim 1988/89. Hasil tersebut juga menjadi pertanda baik bagi pasukan Claudio Ranieri karena 11 dari 23 tim sebelumnya yang memuncaki klasemen saat Natal pada akhirnya memegang gelar juara, termasuk lima dari enam musim terakhir. Tahun ini juga menjadi tahun emas bagi sosok Riyad Mahrez. Pemain Aljazair tersebut telah mencetak dua gol dari titik putih dan meningkatkan torehannya musim
ini menjadi 13 gol. Mahrez telah menyarangkan tujuh gol dalam sembilan penampilan BPL di bulan Desember. Jamie Vardy mungkin saat ini menghentikan dulu gelombang golnya, namun tetap tampil mengesankan, dengan mempersembahkan dua assist. Penyerang Leicester ini memperpanjang rekor BPL nya sendiri dengan mencetak gol maupun menciptakan assist dalam 15 penampilan berturut-turut. Assist pertama sang striker terjadi saat dijatuhkan di daerah terlarang oleh Tim Howard, memenangkan hadiah penalti untuk keenam kalinya musim ini. Sekaligus merupakan pemain dengan hadiah penalti terbanyak musim ini. Kini, para pemain, pelatih dan pendukung Leicester tentu masih bermimpi sampai seseorang datang dan membangunkan mereka dari mimpi. Namun, bagi Ranieri, mimpi mereka belum boleh berakhir sampai mereka menggenggam trofi Barclays Premier League. “Saya sangat bangga pada para pemain juga penggemar. Ini fantastis tapi kami harus bekerja lagi,” kata Ranieri. “Sekarang mereka sedang bermimpi dan saya tidak ingin membangunkan mereka.” (ant/bali post)
SUARA NTB
Sabtu, 26 Desember 2015
Halaman 12
Jalan Desa Tete Batu Rusak Parah (Suara NTB/her)
TERBAKAR - Pasar Lembar ludes terbakar sehingga menyebabkan belasan lokal pasar hangus.
Polisi Selidiki Kebakaran Pasar Lembar Giri Menang (Suara NTB) Polsek Lembar menyelidiki kasus kebakaran Pasar Lembar, Lombok Barat (Lobar) yang terjadi Selasa (22/12) sore lalu. Sementara ini, polisi menduga kasus kebakaran ini disebabkan arus pendek listrik. Untuk melakukan penyelidikan , Polsek akan berkoordinasi dengan Polres Lobar. Kapolsek Lembar, AKP Wayan Wendra menyatakan, pihaknya akan melakukan pendalaman terhadap kasus kebakaran tersebut. Pihaknya sendiri menduga kebakaran ini disebabkan arus pendek listrik. ‘’Sementara ini kami menduga kebakaran disebabkan arus pendek. Tapi kami akan dalami,’’terang Kapolsek Lembar. Terkait dugaan kesengajaan pihak tertentu melakukan pembakaran pihaknya belum berani memastikannya. Karena itu pihaknya perlu melakukan pendalaman. Tindakan yang dilakukan saat ini, masih dilakukan pemasangan garis polisi di lokasi kejadian. Terkait pelibatan tim labfor untuk melakukan pemeriksaan lokasi belum diketahuinya. Diketahui, Pasar Lembar yang terletak di Dusun Segenter Desa Lembar Selatan terbakar sekitar pukul 15.00 Wita. Akibat kebakaran ini, belasan lokal pasar tempat pedagang berjualan hangus. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun pedagang diperkirakan mengalami kerugian Rp 950 juta akibat barang dagangan berupa sembako dan pakaian terbakar. Tim Damkar yang datang melakukan pertolongan, baru bisa memadamkan si jago merah sekitar dua jam kemudian. Kades Lembar Selatan, L Salikin membenarkan kejadian kebakaran tersebut. Mengetahui kejadian itu, ia langsung ke lokasi untuk ikut memadamkan api. Pihaknya juga segera meminta pertolongan ke Damkar untuk membantu memadamkan api tersebut. Dari informasi warga, dugaan sementara penyebab kebakaran karena arus pendek listrik. (her)
NTB Tuntut Pusat Percepat Pembangunan Depo Mini dan Konversi Mitan Mataram (Suara NTB) Pasokan gas elpiji di NTB sering terganggu akibat terjadinya cuaca buruk. Selama ini, pasokan elpiji masih didatangkan dari Depo Manggis Bali melalui kapal penyeberangan. Menyikapi persoalan tersebut, Pemprov NTB menuntut pemerintah pusat mempercepat rencana pembangunan depo elpiji di daerah ini. Selain itu, Pemprov juga mendesak pusat segera melakukan konversi bahan bakar minyak tanah (mitan) ke elpiji di Pulau Sumbawa. “Terkait elpiji itu, kita berulang-ulang dari pemerintah daerah, Pak Gubernur meminta dua hal. Pertama pembangunan depo elpiji di Lombok. Karena hambatan, permasalahan cuaca sering menghambat distribusi BBM termasuk elpiji,” kata Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB, Ir. I Gede Tatar Sutaryana ketika dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (23/12). Menurutnya, dengan adanya depo elpiji di Pulau Lombok maka pasokan elpiji di daerah ini dalam waktu 7-10 hari ke depan bisa disediakan sehingga tidak terjadi kelangkaan/kekurangan. Selama depo elpiji belum ada di daerah ini maka potensi terjadinya gangguan distribusi akan tetap ada. Pasalnya, hal yang menjadi persoalan klasik selama ini terkait dengan faktor cuaca atau tingginya gelombag air laut sulit diprediksi dan bisa terjadi sewaktu-waktu. Menurutnya, adanya Depo BBM Pertamina di Ampenan perlu menjadi contoh terkait dengan ketersediaan stok BBM di Pulau Lombok. Dengan adanya Depo BBM tersebut, faktor alam seperti cuaca buruk dan lainnya tidak akan menjadi masalah karena persediaan stok BBM dalam 7-10 hari mendatang di Depo sudah dipersiapkan dan dijamin. Pasokan elpiji yang didatangkan dari Depo Manggis Bali dan didistribusikan kepada empat SPBE di Pulau Lombok saat ini hanya mampu untuk memenuhi stok kebutuhan selama 2 hari. Sehingga, jika terjadi cuaca buruk maka akan menghambat pasokan elpiji. “Dengan adanya depo mini elpiji kita bisa menambah ketahanan elpiji kita paling tidak tujuh hari. Dua hari ini rawan kelangkaan pasokan. Itu yang kita minta supaya bagaimana ini segera dibangun. Kata Pertamina, ini sudah ada pemenangnya,” kata Tatar. Berdasarkan data dari Pertamina, konsumsi rata-rata elpiji di Pulau Lombok sebesar 130 Metrix Ton (MT) perhari. Dalam satu bulan atau dalam masa 25 hari kerja, konsumsi elpiji mencapai 3.771 MT. (nas)
Selong (Suara NTB) Sebagian besar jalan desa di Kabupaten Lombok Timur sudah mulus. Tapi itu tidak dirasakan oleh masyarakat Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur. Jalannya rusak parah hingga 20 kilometer. Pemerintah desa berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan jalan, tapi tidak pernah digubris oleh pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi. Saat menyusuri jalan itu, Suara NTB mendapati jalanan dalam kondisi rusak parah. Sepanjang jalan permukaannya dipenuhi dengan batu kerikil bekas aspal yang sudah rusak. Permukaan yang tidak rata dan kadang licin membuat pengendara harus lebih berhatihati. Sebab sepanjang jalan tidak ditemukan adanya jalan dalam kondisi yang baik. ’’Saya sudah ajukan proposal, empat kali ke pemerintah kabupaten, dua kali ke pemerintah provinsi dan tiga kali ke pemerintah pusat. Tapi hingga saat ini belum ada tanggapan. Saya sedih, karena bertahun-tahun warga saya berjalan di atas jalanan yang rusak dan tidak pernah diperbaiki,’’ kata Kepala Desa Tete Batu Kecamatan Sikur Ahmad Ajidi kepada Suara NTB, di Sikur, Kamis (24/12). Akibat jalan yang rusak banyak pengendara motor yang terjatuh. Tidak jarang pula yang menggeret motornya karena ban yang pecah akibat tajamnya kerikil-kerikil jalan. Bukan hanya itu saja, pengendara juga kerapkali mengalami sakit di bagian perut karena kondisi jalan
yang tidak rata. Padahal jalan itu merupakan akses satu-satunya dan paling utama untuk warga keluar masuk. ’’Jalan itu akses satu-satunya keluar masuk. Kalau rusak ya kami tidak bisa apa-apa. Hanya bisa menikmati dengan senyum kecut. Seingat saya jalan itu dibuat 15 tahun yang lalu, tidak ada pemeliharaan apalagi perbaikan,’’ kata Ajidi. Desa Tete Batu dengan luas 800,95 ha ini dihuni oleh 4.000 kepala keluarga. Keadaan jalan juga sangat memengaruhi kondisi kesehatan warga. Sehingga tidak heran jika ibu hamil sangat dianjurkan untuk tidak berjalan melewati jalanan itu karena dikhawatirkan mengalami keguguran. Bukan hanya itu saja, pengendara yang melewati jalan itu kadang harus berhenti sejenak. Sebab kondisi permukaan yang tidak rata itu menyebabkan badan menjadi pegal-pegal dan kekuatan tangan menjadi berkurang. ’’Dampaknya banyak sekali. Kalau ini diperbaiki kita harapkan perekonomian warga bisa lebih baik. Anak-anak pergi sekolah dengan baik tanpa harus takut tersandung. Saya
(Suara NTB/lin)
RUSAK – Kondisi jalan rusak parah sepanjang 20 kilometer di Desa Tete Batu Kecamatan Sikur, Lotim. sedih selama ini hanya dijanjijanjikan terus, tapi realisasinya tidak ada,’’ ungkap Ajidi. Warga berharap pemerin-
PPLHD Sosialisasikan Hasil Pemantauan Mataram (Suara NTB) Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) NTB, yang berada di bawah Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB mengadakan sosialisasi Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Pengelolaan Lingkungan pada Usaha Pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), di Mataram, Rabu (23/12) lalu. Berdasarkan hasil pemantauan, kesimpulan yang didapatkan menurut Ketua PPLHD, Ir. Nyoman Sudarma, MM., PT NNT telah mentaati ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan per-
izinan yang berlaku dalam semua aspek pengawasan. “Tujuan pemantauan ini untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk pengkajian kinerja dan kepatuhan/ketaatan, serta mengidentifikasi kecenderungan perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat dari operasi pertambangan dan pengolahan material tambanda. Dan memberikan masukan terhadap hasil pemantauan,” jelas Nyoman. Ruang lingkup pemantauan yang dilakukan oleh PPLHD, yaitu pengelolaan dan pemantauan tailing, air laut, dan sedimen lau. Pengelolaan air tam-
(Suara NTB/ron)
TIM PEMANTAU - Tim PPLHD dar BLHP NTB ketika menyampaikan hasil Pemantauan dan Pengawasan Pengelolaan Lingkungan pada Usaha Pertambangan PT. NNT, Rabu (23/12) lalu.
bang, pemantauan air tanah dan permukaan. Pengelolaan dan pemantauan limbah cair IPALD. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pengelolaan dan pemantauan emisi serta pemantauan kualitas udara sekitar. Kegiatan reklamasi. Dan pengawasan terhadap kegiatan kajian dumping tailing. Hasil pemantauan, rata-rata hasil pemantauan berada di bawah baku mutu. Beberapa temuan pengawasan yang menjadi perhatian adalah di Limbah B3 yaitu pada SOP, Logbook dan Manifest, Secondary containment, tata griya, dan Thermocuple Insinerator. Dan beberapa temuan di Reklamasi yang perlu dilengkapi yaitu Papan Nama, Penjarangan tanaman, pemeliharaan, dan drainase. Sejumlah peserta yang hadir dari unsur NGO, BLH Kabupaten Sumbawa Barat dan sejumlah Dinas terkait mempertanyakan sejumlah masalah. Terutama pelibatan unsur masyarakat dan akademisi dan perincian data pemeriksaan. Serta perbandingan data temuan sebelumnya. Kepala BLHP, Ir. Hery Erpan Rayes, MM., dalam sambutannya menyampaikan PT NNT dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper) yang diadakan di tahun 2015 berada di zona biru. (ron)
tah dapat memerhatikan kondisi jalan di Desa Tete Batu. Ajidi mengaku tidak meminta hal lebih, namun meminta
untuk diperhatikan kondisi jalan yang selama belasan tahun sudah dalam keadaan rusak parah. (lin)
Warga Diminta Waspadai Longsor dan Angin Puting Beliung Mataram (Suara NTB) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Selaparang Stasiun Klimatologi Kediri mengatakan sejak pertengahan Desember ini hujan sudah merata mengguyur seluruh wilayah NTB kecuali Sumbawa bagian selatan. Puncak musim hujan diprediksi pada awal Januari 2016 mendatang. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kediri, Wan Dayantolis, S.Si, M.Si mengungkapkan kondisi angin timuran dan baratan fluktuatif. ‘’Sehingga sering terbentuk pola hujan yang sangat deras tapi dalam skala yang kecil. Karena baratannya belum stabil makanya lokal itu masih kuat. Ini yang memicu awan-awan cummolonimbus yang bisa memicu hujan dengan angin kencang bahkan puting beliung,” kata Dayantolis dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (25/12) siang kemarin. Secara menyeluruh, kata Dayantolis, puncak hujan di daerah ini pada DesemberJanuari. Dari segi frekuensi dan intensitas katanya, hampir merata di seluruh NTB, yakni hujan deras. Sehingga, menurutnya, hal inilah yang perlu diperhatikan terutama pada daerah-daerah yang rawan longsor dan puting beliung. ‘’Peluang hujan deras sama seluruh NTB. Jadi potensi hu-
jan deras akan merata di NTB. Daerah yang perlu diwaspadai adalah daerah rawan longsor, daerah yang mudah tergenang. Berarti daerah-daerah dekat DAS (Daerah Aliran Sungai),’’ imbuhnya. Dijelaskan, awal musim hujan tahun ini agak mundur jika dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Tahuntahun sebelumnya, hujan sudah merata pada bulan November. Namun, tahun ini hujan merata pada pertengahan Desember. ‘’Jadi bergeser sekitar 40 hari dari biasanya,’’ucapnya. Dayantolis menjelaskan, mundurnya musim hujan tahun ini lantaran pengaruh el nino. El nino sendiri diprediksi akan masih terjadi sampai Maret 2016. Dikatakan, perubahan dari musim kering ke musim hujan inilah yang memici perubahan cuaca yang mendadak disertai hujan dengan intensitas tinggi tetapi dalam waktu yang singkat. ‘’Hujan seperti ini yang berbahaya untuk daerah-daerah yang rawan longsor. Kemudian disertai petir, karena awannya memang pemicu petir. Yang ekstrim justru November kemarin ketika peralihan ke Desember. Tetapi dari pantauan kami sekarang pola hujannya beralih dari intensitas tinggi ke hujan yang intensitas kecil tetapi durasinya panjang,’’tambahnya.(nas)
Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaludin, Muhammad Kasim. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/ mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post, Jalan Kepundung 67 A Denpasar.
SUARA NTB
Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.
SUARA NTB
Sabtu, 26 Desember 2015
Halaman 13
RUPA-RUPA
RUPA-RUPA
MENU : NASI KELOR, NASI LEBUI, BEBALUNG, SOTO, PELECING, RUJAK, ES KELAPA MUDA TEMAT & MENERIMA PESANAN NASI KOTAK, SNACK KANTOR. HUBUNGI IBU IDA AHMADI HP 081907415439
gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA
HUBUNGI :
081917002381
COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT
Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan
Penjualan dgn Fee 3% Tanpa dikenakan biaya & tidak mengikat
Rp. 995 Jt
RUPA-RUPA
BEKAM
EKONOMI DAN BISNIS
SUARA NTB Sabtu, 26 Desember 2015
Halaman Halaman 14 14
Sampah Picu Pemadaman MEMASUKI musim penghujan, PLN tidak saja dikhawatirkan dengan gangguan pohon tumbang dan petir yang berpotensi mengganggu jaringan. Sampahpun bisa menjadi persoalan dan berkontribusi terhadap pemadaman listrik. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan PLN Sektor Lombok, Adam Priyo Perdana mengatakan, sampah kiriman dari sungai, lalu bermuara di laut, terutama di perairan kawasan PLTU Jeranjang, Lombok Barat telah banyak mengganggu sistem operasi pembangkit listrik terbesar di NTB itu. Operasional pembangkit listrik PLTU Jeranjang tak lepas dari sistem pendinginan mesin. Air laut yang disedot setiap hari, diolah menjadi air biasa, untuk selanjutnya dialirkan ke mesin pendingin. Menurut Adam, dalam proses penyedotan air di laut inilah, sekurangnya lima truk sampah dalam sehari, mengakibatkan lubang pipa penyedot airnya mampet. “Kami punya alat penangkap sampah. Namun tidak bisa maksimal karena sampahnya kebanyakan. Setiap hari ada petugas khusus yang membersihkan sampah secara manual dari lubang sedotan air. Akibat sampah-sampah tersebut, pendinginan tidak bekerja maksimal dan mengakibatkan daya yang dihasilkan pembangkit tidak maksimal,” katanya, Rabu (23/12). Sampah-sampah yang dikeluhkan PLN ini, adalah kiriman dari sampah yang dibuang oleh masyarakat di hilir sungai yang bermuara tak jauh dari mesin pembangkit. Akibat dari tidak maksimalnya mesin pendingin, daya maksimal yang dihasilkan oleh pembangkit sebesar 25 Megawatt (Mw), bisa berkurang sampai 50 persen. PLN setiap hari harus berjibaku menyingkirkan sampahsampah di mulut pipa sedot air laut untuk pendinginan pembangkit PLTU Jeranjang. Jika tidak, daya yang dihasilkan oleh mesin pembangkit hanya mencapai 12,5 Mw dan berpotensi mengakibatkan pemadaman. PLN akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Bagaimana menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampahnya di sungai. PLN, lanjut Adam, telah melakukan gerakan bersih pantai, guna menyadarkan masyarakat untuk lebih perduli terhadap lingkungan. “ A p a l a g i sekarang sudah memasuki musim hujan. Kiriman sampah ke laut bisa berpotensi jauh lebih banyak. dan jika itu terjadi di sekitaran pantai di wilayah PLTU Jeranjang, mesin pembangkit juga akan ikut terganggu. Perlu kesadaran bersama,” demikian Adam. (bul)
Adam Priyo Perdana
(Suara NTB/bul)
PLTU JERANJANG - Dua pekerja sedang melintas di depan sistem pembangkit di PLTU Jeranjang, Lombok Barat. Rekanan pelaksana pembangunan konstruksi PLTU memerlukan dana tambahan sekitar Rp 100 miliar lagi untuk menuntaskan pekerjaan konstruksi sistem pembangkit di sana.
Butuh Rp 100 Miliar untuk Tuntaskan PLTU Jeranjang Mataram (Suara NTB) PT. Barata mengajukan klaim kepada PLN sebesar Rp 100 miliar untuk tuntaskan pembangkit Unit II PLTU Jeranjang. PLN menyatkan masih harus menunggu kepastian payung hukum untuk mengeluarkan anggaran tersebut. General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) XI Nusra, Padudung Oktavianus, bersama General Manager PLN Wilayah NTB, Dwi Kusnanto, mengungkapkan hal itu Rabu (23/12) saat melakukan safari dengan media ke PLTU Jeranjang, Lombok Barat. Guna memastikan kondisi terkini PLTU yang dibangun sejak 2010 itu. Dari tiga unit pembangkit masing-masing berkapasitas 25 Megawatt (Mw) di PLTU Jeranjang, hanya unit III yang masih aktif beroperasi dan
mendukung suplai daya untuk sistem Lombok. Unit I saat ini sedang dalam proses commissioning sebelum resmi diserahterimakan. Unit II inilah yang saat ini sedang dilaporkan kepada Kementerian BUMN untuk dilakukan penyesuaian harga, dari nilai kontrak yang sebelumnya disepakati oleh PT. Barata sebagai pelaksana proyek tahun 2007 lalu. “Ada 37 proyek serupa di Indonesia yang masih menunggu penyelesaian,”
mnya. Entah apakah dalam bentuk Kepmen maupun Kepres. “PLN tidak bisa mengeluarkan klaimnya kalau tidak ada payung hukum. Pengajuan diskresinya sudah masuk pada 27 November lalu. Diskresi diajukan karena dianggap nilai kontrak tahun 2007 tidak sebanding dengan nilai proyek yang mulai dikerjakan sejak tahun 2010. Karena nilai dolar terus naik dan harga komponen tentu naik,” demikian Padudung. Sementara itu, Dwi Kusnanto menjelaskan saat ini PLN terus melakukan upaya agar tidak terjadi pemadaman. Sudah ada komunikasi dengan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi untuk
kata Padudung. Baru-baru ini, Komisi IV DPRRI melakukan peninajuan kembali ke PLTU Jeranjang. Dari kondisi yang ada di lapangan, Komis IV juga akan berencana melakukan pertemuan langsung dengan Kementerian BUMN untuk memutuskan solusi bagi PLTU Jeranjang. Padudung mengatakan, klaim yang diajukan oleh Barata dapat direalisasikan oleh PLN. Asalkan pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus sebagai payung huku-
menuntaskan persoalan-persoalan yang berkaitan langsung dengan rencana pembangunan pembangkit. Selain mengefektifkan mesin-mesin pembangkit sewa, NTB mendapatkan jatah kapal pembangkit listrik dari Turki yang baru-baru ini diresmikan oleh Presiden RI. Pengoperasian Marine Vessel Power Plant (MVPP) 60 MW sebagai antisipasi mundurnya Pembangkit Lombok Peaker di Bagek Polak, Ampenan untuk menghindari defisit di tahun 2016 hingga 2017. MVPP direncanakan COD bulan Juni 2016. “Rencananya kapal pembangkit tersebut akan ditempatkan bersebelahan di PLTU Jeranjang,” demikian Dwi. (bul)
(Suara NTB/bul)
Laporan Produksi Perusahaan Tembakau Patut Diragukan
Mataram (Suara NTB) Penentuan jumlah royalti Mataram Mall hingga akhir Desember 2015 masih belum bisa dieksekusi. Rapat antara Pemkot Mataram dengan Komisaris PT. Pasific Cilinaya Fantasi (PCF) menemui jalan buntu. Usulan Pemkot menaikkan royalti Rp 300 juta dari Rp 150 tidak disetujui oleh Manajemen Mataram Mall. Alasannya karena harus berbagi dengan berdirinya dua mall baru di Kota Mataram dan Lombok Barat. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Mataram, Yance Hendra Dirra mengatakan, belum ada keputusan besaran royalti harus dibayarkan oleh Mataram Mall. Komisaris PT. Pasific Cilinaya meminta pertimbangan kembali. Pertimbangan ini mengingat kondisi Mall pertama di Kota Mataram dan beroperasi sekitar tahun 2002
Jumat, 25/12/2015
lalu mulai sepi semenjak berdirinya mall baru di Jalan Sriwijaya dan Gerimax. “Rapat hari Jumat kemarin itu langsung dipimpin Komisarisnya Pak Marcus. Tapi belum ada keputusan,” kata Yance Rabu (23/12). Dia menambahkan Komisaris Mataram Mall meminta berencana ingin dengan Penjabat Walikota dan Dewan untuk membicarakan serta menyampaikan kondisi riil di Mataram Mall. Belum diketahui pasti kapan dilakukan pertemuan tersebut. “Kalau akhir tahun ini ndak mungkin. Karena kita kan sibuk laporan akhir tahun. Mungkin awal tahunlah,” terangnya. Permintaan lainnya bahwa harus ada pola penentuan royalti yang harus disepakati. Sistem dengan melihat inflasi, pertumbuhan ekonomi dan aspek lainnya. Maksudnya agar tiap tahun Pemkot Mataram tidak ribut persoalan
(Suara NTB/cem)
Rapat Penetapan Royalti ’’Mataram Mall’’ Temui Jalan Buntu
Mataram Mall kenaikan royalti. Sementara angka di APBD Rp 300 juta masih berupa rancangan. Apabila nilainya tidak sesuai
akan diubah pada penetapan APBD Perubahan. Adapun desakan Dewan meminta memutus kontrak atau dialihkan ke pihak lainnya? Menurut Yance tidak semudah yang dibayangkan bahkan berpotensi ke ranah hukum. “Ndak segampang itu. Ini kan sudah dikontrak lama. Bisa bisa dituntut kita,” terangnya. Sebagai gambaran rencana
kenaikan royalti sudah berulang tahun yang ketiga. Padahal Pemkot Mataram telah menghabiskan anggaran ratusan juta memakai jasa tim appraisal dan akademisi. Bahkan untuk mengetahui pengelolaan royalti Pemkot Mataram studi banding ke Sidoarjo Jawa Timur. Hasil kajian akademisi royalti Mataram Mall Rp 300 - 675 juta. (cem)
Mataram (Suara NTB) Kalangan petani tembakau Virginia Lombok berharap Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi lebih serius memperhatikan keberadaan jembatan timbang. Menyusul banyaknya keraguan laporan produksi dan serapan tembakau oleh perusahaan-perusahaan mitra. “Kami mendapatkan laporan serapan tembakau oleh perusahaan pembeli, tidak sesuai dengan jumlah sebenarnya yang sudah dibeli. Yang paling penting adalah mengawasi jembatan timbangnya,” demikian M. Said, seorang petani. Informasi yang diterimanya, dalam 1.000 ton serapan, laporan yang disampaikan oleh perusahaan sekitar 700 ton. Perusahaan-perusahaan tembakau juga dianggap tak transparan. Salah satu pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lombok Timur ini menyebut, tiada lain cara yang bisa dilakukan dengan mengecek
HILANG HILANG STNK R2 NOPOL DR5723CA NOKA/NOSIN: MH1JF8116CK543087/ JF81E-1540273 NO. BPKB J00890169 AN. H. LALU MUNTAHA JL. LESTARI KEL. PAJARAKAN KEC. AMPENAN
LOWONGAN KAMI PERUSAHAAN DISTRIBUTOR BAHAN BANGUNAN MEMBUTUHKAN SEGERA: 1. SALES 2. ADMIN PENJUALAN 3. COLECTOR KIRIM LAMARAN LANGSUNG KE PT. BUMI MAS PERKASA JL. TGH FAISAL NO. 8 SWETA (DEPAN KANTOR MEROLOGI) TELP. 081805286633
langsung berapa jumlah kiriman tembakau yang dicatat oleh jembatan timbang. “Masak sih Gubernur kita tidak bisa seperti Ginanjar, Gubernur Jawa Tengah. Sekali-sekali jembatan timbang juga disidak, cek seberapa laporan jumlah tembakau yang dikirim ke Pulau Jawa oleh perusahaan. Jembatan timbangnya juga harus benar-benar transparan,” katanya pada Suara NTB di Mataram, Jumat (25/12). Pemerintah melalui dinas terkait (Dinas Perkebunan) juga dianggap tidak begitu serius memperhatikan persoalan ini. Mestinya, Dinas Perkebunan juga melakukan identifikasi total produksi tembakau, total laporan serapan perusahaan. “Ada yang bisa memastikan berapa jumlah tembakau Virginia kita yang diserap dan dikirim ke luar daerah. Komparasikan laporan perusahaan. Dinas Perkebunan harus benar-benar serius,” sarannya. Perusahaan tembakau dalam pandangannya mempermainkan pemerintah, jika laporannya yang disampikan tak sesuai dengan serapan riil yang dikirim ke pabrik rokok. Artinya, jika laporannya tak sesuai, maka kerugian besar bagi pemerintah daerah. Tembakau Virginia adalah salah satu potensi besar yang dimiliki provinsi ini. Mestinya, pajak yang diterima saat proses pengiriman juga harusnya besar. “Perusahaan ini pembinaannya tidak benar, lalu kenapa laporan atasan dengan bawahan beda soal jumlah serapan. Jangan sampai petani dirugikan, pemerintah daerah juga dirugikan. Perusahaan ini telah banyak untung. Dari penjualan saprodi, dari penjualan bahan bakar dan keuntungan-keuntungan lain. Pemerintah dan petani dibuat buntung,” demikian M. Said. (bul)
SUARA NTB
Sabtu, 26 Desember 2015
Menyerukan Hidup Rukun Bersama Dari Hal. 1 Suasana gelap gulita. Bersamaan dengan itu, lantunan lagu Malam Kudus dari kelompok Koor Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) terdengar memenuhi gereja. Umat terlihat khidmat, misa diawali dengan pemberkatan kandang Natal dan pendupaan altar. Dalam khotbahnya, Romo Eligius Adi Wahyu Pawarta, Pr, Pastor yang memimpin misa menyampaikan bagaiman mengekspresikan Natal di tengah keluarga. Ia juga menguraikan tentang Natal yang dirayakan bersama di tengah-tengah keluarga. Dan damai yang tumbuh di tengah keluarga. ‘’Merayakan Natal yang paling favorit adalah merayakan bersama keluarga. Tuhan datang dengan sederhana. Natal dengan keluarga adalah pengungkapan iman yang sederhana,” ujarnya. Dalam pesan Natal KWI dan PGI, dikatakan bahwa hidup harus berdampingan dengan komunitas-komunitas lain. Perbedaan pandangan dan cara menjalani kehidupan, seringkali menimbulkan gesekan-gesekan bahkan konflik antarkelompok, golongan, ras/suku dan agama. Sehingga hubungan antarumat dan antarwarga menjadi kurang harmonis. Tidak sedikit orang menguras habis alam demi meraup keuntungan. Hal itu menyebabkan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan alam terganggu. Dalam pesan itu, juga disampaikan, menjadi tugas ber-
sama untuk memperbaiki relasi yang rusak itu. “Kita harus mengupayakan terwujudnya bumi yang satu ini sebagai “rumah kita bersama”. “Diharapkan melalui tema ini, kita dapat hidup rukun dan damai sebagai satu keluarga, sesuai dengan konsensus Republik Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika,” ujar Pastor Paroki Santa Maria Immaculata, Romo Laurensius Maryono, Pr, yang ditemui seusai memimpin misa malam Natal ke dua, Kamis (24/12). Diperkirakan ada sekitar 1.500 umat Katolik yang mengikuti misa Malam Natal di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata. Di gereja itu, Misa Malam Natal diadakan dua kali, pada pukul 18.00 Wita dan 21.00 Wita. Misa Natal (25/12) diadakan pukul 08.00 Wita. Misa Natal di Mataram berlangsung aman dan lancar. Sejumlah aparat dari Kepolisian dan TNI terlihat menjaga keamanan selama Natal. Di Gereja Katolik Santa Maria Immaculata sebelum masuk, jemaat diperiksa terlebih dahulu menggunakan detector. Selama perayaan, keamanan tetap terjaga. Hal yang sama juga terlihat di sejumlah gereja yang ada di Mataram. Aparat terlihat menjaga keamanan gereja. Penjagaan tidak hanya dilakukan ketika misa atau ibadat Natal sedang berlangsung. (ron)
Merawat Toleransi di Hari Raya Nasrani Dari Hal. 1 pengamanan tempat ibadah umat Nasrani pada perayaan Natal tahun ini. Di sore yang perlahan basah berkat gerimis, mereka bergabung bersama sejumlah personel Kepolisian dan TNI. Di gereja yang berdiri sejak 1935 itu, dilangsungkan Misa Natal pada pukul 19.00 Wita dan dihadiri ratusan jemaat. “Kami memantau dua gereja saja. Kami tidak sepenuhnya mengamankan karena itu ranahnya Kepolisian. Kami hanya membantu saja sekaligus menginisiasi dan menunjukkan bahwa meski Ampenan itu multi etnis, multi agama juga, yang tinggal di satu tempat, di satu komunitas tetapi kami tetap baik-baik saja tidak ada masalah. Perbedaan itu bagus, perbedaan itu indah jika kita tahu cara memposisikannya,” jelasnya. Menurutnya, sudah seharusnya toleransi antarumat beragama itu dilakukan di negeri Bhinneka Tunggal Ika ini. Ia memandang bahwa toleransi sangat penting di tengah keragaman masyarakat, khususnya di Ampenan yang kemudian dapat diikuti di seluruh wilayah Mataram. Untuk itu, kata Helmi, ia bersama warga Ampenan lainnya tidak akan berhenti pada pengamanan Natal tahun ini saja. Ia akan terus menyemai dan memupuk toleransi dan kerukunan dengan memanfaatkan hari-hari besar agama lainnya. “Toleransi bertujuan sama-sama baik untuk
semua,” ujarnya. Salah seorang jemaat, Petrus Selitokan mengungkapkan apresiasinya terhadap upaya warga Ampenan tersebut. “Terima kasih, terima kasih,” ujarnya sambil tersenyum ramah. Ia mengatakan, toleransi antarumat beragama itu dapat mempererat hubungan antarmasyarakat sehingga membantu pelaksanaan pembangunan daerah. Dua jam sebelum Misa Natal di gereja yang juga disebut Gereja Panen Abadi itu, Kepolisian dari Jibom dan Jihandak Gegana Brimob Polda NTB melakukan seterilisasi menyeluruh di setiap bagian gereja. Diantaranya, di halaman gereja, kursi jemaat, altar, serta peralatan elektronik. Sejumlah perangkat deteksi ranjau, pendeteksi bahan peledak, pendeteksi metal, dan cermin pemantul dikerahkan dalam upaya pengamatan dan pengamanan. Adapun turut hadir diantaranya, Kapolsek Ampenan, AKP Kiki Firmansyah, SIK, personel Bhabinkamtibmas Polres Mataram, Babinsa Kodim 1606/Lobar, Pamobvit Polda NTB, serta Anjing Pelacak K-9 Polda NTB. Kabid Humas Polda NTB, AKBP Dra.Hj.Tri Budi Pangstuti, MM, mengungkapkan bahwa sterilisasi di berbagai gereja di seluruh NTB berjalan dengan aman dan lancar. (why)
Bantah Mangkrak
Operasional Jembatan Timbang Poto Tano Terkendala Personel Mataram (Suara NTB) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB membantah jembatan timbang yang berada di Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mangkrak. Operasional jembatan timbang itu terkendala persoalan ketersediaan personel. Dishubkominfo NTB mengatakan, mulai 2016 mendatang jembatan timbang tersebut akan dioperasionalkan karena personel dan anggaran untuk mendukung operasionalnya sudah dialokasikan dalam APBD murni 2016. “Nggak ada istilah mangkrak itu. Itu sampeyan aja yang bilang begitu. Tidak ada. Masalah operasional saja. Jembatan Timbang Poto Tano masalah operasional, dari segi pembangunan, fasilitas semua tak ada masalah,” kata Kepala Dishubkominfo NTB, Drs. Agung Hartono, M.STr dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (25/ 12) siang kemarin terkait rencana Kejaksaan Tinggi NTB yang akan mengusut proyek Jembatan Timbang Poto Tano. Agung mengatakan, pi-
‘’Ketika rakyat dimiskinkan, negara diperlemah oleh unsur – unsur yang koruptif, maka ini menjadi ladang Muhammadiyah, termasuk dengan mendirikan pesantren anti korupsi ini,’’ kata Busyro yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tidak sekadar hadir meresmikan pesantren anti korupsi itu, misi besarnya adalah membangun kekuatan jejaring. Ini yang disebutnya sebagai upaya semakin memperkuat KPK di luar sistem. Mantan anggota Komisi Yudisial ini mengaku lebih punya banyak waktu untuk itu, karena sangat disadarinya tanpa sokongan kekuatan lain, lembaga anti rasuah itu akan semakin mudah dilemahkan. Masyarakat diingatkannya, bahwa ada sebagian di antara kekuasaan yang korup. Di dalamnya ada pejabat korup, di antara banyak politisi baik sebagian di antaranya ada yang semakin busuk, di antara pengusaha rakus sebagian pebisnis masih ada yang hobi menyuap. Unsur ini disebutnya bergabung menjadi kekuatan sistemik, merampok uang rakyat dan kekayaan alam. Muhammadiyah menurutnya, dengan misinya Amar Ma’ruf Nahi Munkar , sekarang harus menjadikan pemberantasan korupsi sebagai orientasi misi baru. Menciptakan lembaga yang memiliki nilai dasar seperti kejujuran dan integritas tinggi. ‘’Menolong rakyat sehingga tidak terus menjadi korban,’’ ujarnya mengingatkan. Bagaimana aktualisa-
sinya? Perilaku koruptif saat ini massif terjadi di kekuasaan. Muhammadiyah didorongnya memberikan konsepnya kepada pengelola pemerintahan, bagaimana menjalankan kekuasannya dengan sistem yang jujur dan transparan serta akuntabel dengan melibatkan rakyat secara penuh. ‘’Muhammadiyah punya andil yang besar, sebagai pusat pendidikan. Sehingga perannya bisa terbagi dengan pemerintah menyusun APBD yang pro rakyat. Jangan APBD yang justru memperkuat sistem kapitalis. Dan ini saya kira menjadi tugas kampus di Muhammadiyah, tugas pesantren yang didirikan ini.’’ Tapi tentu saja Muhammadiyah tidak bisa sendiri. Ada Nahdatul Wathan, ada Nahdatul Ulama, ada NGO antikoupsi lainnya yang banyak di NTB ini. ‘’Semua harus bersatu. Terutama jurnalis, harus selalu tetap pada garis perjuangan antikorupsi. Jangan jurnalis dan media yang terlibat parpol,’’ kritiknya. Sekali lagi Busyro mengungkapkan tidak lolos menjadi pimpinan KPK periode berikutnya menjadi takdir kebaikan baginya. Hari demi hari dia menemukan hikmah di balik itu. ‘’Saya menjadi semakin punya tujuan memperkuat KPK melalui Muhammadiyah. Dengan ini kami merasa lebih memiliki KPK, sepenuhnya. Ruh kami masih di KPK,’’ pungkasnya. (ars)
haknya sudah menempatkan enam orang personel sebagai petugas di Jembatan Timbang Poto Tano. Dalam perjalanannya, satu orang petugas meninggal dunia akibat kecelakaan. Tiga orang memasuki usia pensiun. Sehingga tersisa tinggal dua orang. Pihaknya sudah menempatkan personel sejak 2014 lalu. Operasional sempat terhenti karena kondisi jalan masuk yang belum dikeraskan. Sehingga itulah yang dilakukan pengerasan dengan sumber dana dari APBD NTB. Namun Agung tak menyebutkan secara pasti anggaran yang dialokasikan untuk pengerasan jalan menuju jembatan timbang tersebut. Tapi seingatnya, sekitar Rp 600 juta. “Memang kita programkan ini awal tahun 2016 operasional. Dan memang semua pegawai itu ada di Mataram. Tentunya terkendala di tingkat operasional. Sehingga kita alokasikan untuk operasionalnya di tahun 2016, itu sudah tuntas juga,”imbuhnya. Agung menambahkan, pihaknya akan melakukan repo-
sisi terhadap petugas yang akan ditempatkan di Jembatan Timbang Poto Tano. Tidak beroperasinya jembatan timbang itu, kata Agung semata-mata karena terkendala personel dan biaya yang digunakan untuk membiayai operasional personel yang ditempatkan. ‘’Kalau ke lapangan kan harus diberikan biaya operasional. Karena beda kalau di sana itu jika dibandingkan dengan petugas yang ditempatkan di Jembatan Timbang Bertais. Kalau di sana ada biaya nyeberang, biaya perjalanan di sana pulang balik ke Mataram. Paling tidak tiga hari sekali mereka pulang. Ini yang kita pikirkan. Alokasi itu sudah disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri dalam APBD 2016 yang kemarin,” terangnya. Persoalan berikutnya yang menyebabkan terkendalanya operasional jembatan timbang itu, kata Agung, dengan berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah. Dimana, dalam UU Pemda itu ada pembagian kewenangan. Dalam aturan tersebut,
Jika Diintervensi Tangani Tiga Kasus Besar Dari Hal. 1 Ini yang ingin kami ingatkan kepada siapapun, bahwa jangan korupsi sekecil apapun,’’ jawab Prasetijo, soal sederet penyelidikan dan penyidikan kasus di masa jabatan Kombes Pol Drs. Triyono Basuki Pujono, M.Si itu. Meski demikian, ada apresiasi karena penyidik di Subdit III Tipikor mulai menunjukkan nyali dengan mengusut tiga kasus relatif besar tadi. Prasetijo memastikan, proyek gedung evakuasi Rp 21 miliar sudah masuk tahap uji laboratorium di Institut Teknologi Surabaya (ITS), demikian juga proyek Sungai Unus senilai Rp 10 miliar lebih, melibatkan ahli yang sama. “Kita sudah cek lapangan, tinggal menung-
gu hasil dari ahli,” kata dia. Sedangkan proyek PLTU Jeranjang senilai hampir 350 miliar dipastikan tetap berjalan. Suara NTB juga menggambarkan catatan terkait pihak – pihak yang terkait langsung dengan tiga pekerjaan itu diketahui adalah perusahaan besar plat merah. Kapolda NTB menanggapi ini sebagai masukan penting dan pelecut kinerja jajarannya di Krimsus, terutama dirinya sebagai pucuk pimpinan korps seragam cokelat. Dia memberi garansi, proses hukum tiga kasus ini akan berjalan transparan. Perintah Mabes Polri, termasuk koordinasi dengan KPK, terhadap semua kasus harus dimatangkan penyelidikannya, sehingga tidak ragu ketika dinaikkan ke penyidikan dan ber-
buntut penetapan tersangka. Dia memahami ketika ada pertanyaan terkait lambannya penanganan perkara, juga kasus berorientasi penyelesaian tunggakan. Ini menurutnya tidak kepas dari kebijakan cooling down dari pusat, selama Pilkada serentak berlangsung. Belum lagi energi personelnya terbagi untuk tugas pengamanan. ‘’Kebijakan pusat, jangan sampai menangani kasus di saat Pilkada karena bisa menimbulkan kegaduhan. Tapi bukan berarti berhenti. Setelah ini (Pilkada) lanjut lagi,’’ tegasnya. Ditegaskan lagi, penanganan kasus korupsi adalah orientasi jajarannya. Ketika sebuah perkara harus berlanjut, maka risiko apapun menurutnya harus tetap berlanjut. (ars)
lanjut Agung, kewenangan dalam bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) khususnya jembatan timbang, terminal tipe A dan tempat pengujian kendaraan bermotor akan diambil alih pemerintah pusat. ‘’Itu sendiri belum final. Kita masih wait and see. Seperti apa take over-nya di dalam waktu singkat ini,’’ terangnya. Mengenai hal ini, katanya, Kementerian Perhubungan melalui Badan Litbang sedang melakukan evaluasi. Badan Litbang Kementerian Perhubungan telah diberikan waktu sampai Desember melakukan evaluaasi di daerah-daerah. Pada Maret mendatang sudah ada keputusan dari Kementerian Perhubungan. ‘’Sehingga sambil menunggu itu, kalau nanti itu toh jadi diambil pusat. Kita sambil
menunggu itu, tapi tetap akan kita operasionalkan mulai 2016. Dulu sudah beroperasi itu (Jembatan Timbang Poto Tano). Karena kendalanya ternyata pada saat kendaraan dimensi besar pada saat musim hujan itu ada kendala akses masuknya. Sudah diperbaiki. Di samping itu operasionalnya petugas juga sudah kita siapkan,’’ tandasnya. Terkait dengan rencana Kejaksaan Tinggi NTB yang akan mengusut proyek jembatan timbang itu, Agung mengatakan bahwa memang kewenangan aparat penegak hukum untuk meminta klarifikasi. ‘’Memang tugasnya aparat kan setiap saat bisa dilakukan klarifikasi. Tentunya pihak aparat akan melakukan klarifikasi terhadap kondisi lapangan,’’ pungkasnya. (nas)
Berikan yang Terbaik Dari Hal. 1 Pondok Pesantren Darulnahdlatain (YPH-PPD) Nahdlatul Wathan (NW) Pancor,Lombok Timur (Lotim). Pengajian akbar tersebut dihadiri Gubernur NTB, Dr. TGH.M. Zainul Majdi dan anggota DPR RI, H.M. Samsyul Lutfi, SE,MM. Selaku Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Pancor, TGB-sapaan akrab Gubernur NTB ini, mengingatkan kepada para santri untuk terus memberikan yang terbaik kepada agama, bangsa dan negara. Untuk memberikan semua itu, langkah yang dilakukan adalah dengan rajin dan tekun belajar sehingga santri-santriwati NW Pancor mampu berprestasi dan berjuang menghadapi perkembangan zaman. Termasuk bisa mengharumkan nama NW Pancor, Lombok Timur dan NTB pada umumnya di kancah nasional maupun internasional. ‘’Anak-anakku, saudara-
saudaraku, teruslah belajar dan teruslah berprestasi. Karena, tantangan yang dihadapi ke depannya begitu berat. Itu semua akan bisa dilalui dengan baik oleh orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu yang cukup. Menuntut ilmu juga merupakan hal yang wajib bagi umat Muslim,’’ TGB mengingatkan. Pada pengajian akbar Maulid Nabi Besar Muhammad SAW itu, TGB juga memberikan penghargaan kepada sejumlah santri lingkup NW Pancor khususnya yang berprestasi di tingkat nasional. Penghargaan itu diberikan dalam bentuk uang tunai. TGB mengimbau kepada ribuan santri untuk mencontoh santri-santri yang berhasil menjadi juara di tingkat nasional tersebut. ‘’Subhanallah, santrisantri kita banyak yang berhasil menjadi juara di tingkat nasional, santri yang lain jangan mau kalah. Rajinlah belajar, harus semangat dalam belajar dan sungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu,’’ pesannya. (yon)
Eksekusi Pembangunan Pusat Penjualan Suvenir ”Horti Park” Tak Pasti Dari Hal. 1 Ia mengatakan, untuk kelanjutan pengembangan kawasan itu terus diupayakan berlanjut. ‘’Masih kita rencanakan,’’ jawabnya singkat. Terpisah, Juru Bicara Pemprov NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM yang dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (24/ 12) mengatakan, pengembangan horti park akan terus dilanjutkan. SKPD terkait di provinsi akan bertemu dengan Pemkab Loteng. Mengenai alokasi anggaran tahun 2016 untuk pembangunan pusat penjualan souvenir di kawasan horti park tersebut, Yusron menjelaskan dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Disperindag tak menyebut secara spesifik untuk hal
tersebut. Dalam nomenklaturnya dikatakan pembangunan lapak-lapak pada lokasi-lokasi yang menjadi sentra wisata. ‘’Itu anggaran untuk pembangunan lapak-lapak. Tapi bukan khusus untuk lokasi di horti park itu. Artinya di lokasi-lokasi sentra wisata kita, tidak ada menyebut langsung horti park di RKA Perindag itu,’’jelasnya. Yusron mengatakan, SKPD tentu tak akan berani mengeksekusi atau melakukan pembangunan pada lahan yang masih bermasalah. Kalaupun nanti dalam perjalanannya, masalah sengketa lahan ini clear maka tak menutup kemungkinan anggaran pembangunan lapak-lapak pada sentra wisata itu juga dilaksana-
kan di kawasan horti park. “Untuk itu, Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten Lombok Tengah akan bertemu melakukan ini. Menurut versi Lombok tengah kan sudah clear. Tapi dari perspektif pihak yang lain belum. Inilah yang perlu diclearkan masalahnya biar clear and clean. Tidak ada persoalan,” ujarnya. Yusron kembali menegaskan, tak ada nomenklatur anggaran yang langsung menyebut untuk pembangunan pusat penjualan souvenir di kawasan horti park Tastura. Daalam nomenklatur anggaran Disperindag hanya disebutkan anggaran untuk penataan lapaklapak pada kawasan strategis destinasi wisata. “Kalau clear and clean di horti park itu mungkin di situ
juga kebagian. Tak ada secara langsung secara eksplisit untuk pembangunan pusat penjualan suvenir di horti park,” terangnya. Mantan Sekretaris Bappeda NTB ini mengatakan nantinya anggaran yang telah dialokasikan itu dengan sendirinya akan terkoreksi. “Kalau lahan bermasalah siapapun tak beranilah membangun. Bisa jadi terkoreksi nanti kalau kemudian posisinya belum jelas. Mana berani dieksekusi kalau lahannya bermasalah. Makanya Pak Gubernur mengatakan silakan Lombok Tengah yang berwenang ajukan PK (Peninjauan Kembali), kalau memang merasa keberatan,” imbuhnya. Ditanya kenapa justru dialokasikan anggaran tahun
2016 sementara lahan masih bermasalah? Yusron mengatakan pemprov mengetahui setelah hal itu mencuat di media belakangan ini. Pada saat pembahasan APBD murni 2016, belum diketahui ada masalah sengketa lahan di sana. “Waktu direncanakan masih dalam perspektif yang lama, tidak ada persoalan yang muncul. Begitu itu selesai direncanakan dengan sendirinya nanti terkoreksi. Terkecuali nanti sudah selesai persoalannya bisa dieksekusi. Yang penting persoalan lahannya clear. Kalau clear maka lanjut. Tapi ternyata melalui skema APBD perubahan juga belum clear, maka nggak berani kita,”tandas Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB ini. (nas)
Pertumbuhan Tinggi Tak Sejalan dengan Ekonomi Lokal
Ruh Tetap di KPK Dari Hal. 1
Halaman 15
Dari Hal. 1 nilainya rata-rata mencapai Rp 1,4 triliun per tahun. Ekonomi tahun ini dianggap paling lesu dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satu pedagang di pasar tradisional, Sakdah menyebut tahun ini kondisi pasar tradisional begitu mempritahinkan. Barang yang dibeli dari pasar induk biasanya sulit didapat. Karena makin banyaknya persaingan pedagang. Pemicunya, karena pengangguran yang membengkak mengakibatkan banyak mereka yang tak berpendidikan dan yang berpendidikan justru meminati menjadi pedagang pasar. ‘’Saingan banyak sekali yang modalnya hanya Rp 100.000 sampai Rp 500.000,” katanya. Kondisi penjualan juga demikian. Sakdah menilai masyarakat tidak memiliki uang untuk berbelanja ke pasar tradisional, seperti tahun-tahun sebelumnya. ‘’Hidup makan modal, luar biasa susahnya orang tahun ini. to pait, te pait (sana sini sudah pahit). Hanya orang bergaji saja yang tidak ada susahnya,’’ katanya. Buruknya perekonomian, dalam banyak pandangan disebabkan karena masih belum menentunya konflik politik dan kepentingan di negeri ini, sejak pergantian pimpinan tertinggi negeri ini akhir tahun 2014 lalu. Nilai rupiah makin memburuk hingga mendekati Rp 13.600 saat ini. Persoalan tersebut kemudian memicu kenaikan harga barang tanpa diimbangi kenaikan pendapatan masy-
arakat. Pemerintah daerah tak langsung memperbanyak kegiatan padat karya yang melibatkan masyarakat banyak. Sehingga uang-uang pemerintah dapat dinikmati masyarakat level terendah saat kondisinya demikian. Melemahnya perekonomian NTB tahun ini didaerah, juga dapat diukur dari minimnya penjualan perumahan. Bahkan, kalangan depelover menyebut tahun ini usaha perumahan sedang ‘’nyungsep’’. Demikian juga bisnis-bisnis lainnya yang juga agak mandek. Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin mengatakan laju pertumbuhan ekonomi NTB setahun ini cukup lumayan. Sebab triwulan II 2015 ini tumbuh sebesar 16,73 persen dengan tambang. Dan triwulan III tahun 2015 sebesar 26,12 persen. ‘’Tiga kali kita berturut-turut pertumbuhan ekonomi NTB tertinggi di Indonesia,’’ katanya. Tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 6 persen (tanpa tambang), sementara tahun 2014 lalu tumbuh 5,61 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTB pada Agustus 2015, tercatat 5,69 persen. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan TPT Februari 2015 (4,98 persen), tapi lebih rendah dibandingkan dengan kondisi Agustus 2014 (5,75 persen). Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian, sekitar 39,01 persen, diikuti oleh sektor perdagangan sekitar 21,58 persen, sektor jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan sekitar 16,47 persen,
serta sektor industri sekitar 9,38 persen. Pada Agustus 2015, penduduk bekerja masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SD ke bawah yaitu sekitar 1.066.846 orang (50,15 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sekitar 240.521 orang mencakup 43.789 orang (2,06 persen) berpendidikan Diploma dan 196.732 orang (9,25 persen) berpendidikan S1. TPT penduduk dengan pendidikan SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 10,90 persen, disusul oleh TPT SMA sebesar 9,16 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 2,72 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, TPT pada semua jenjang pendidikan mengalami penurunan, kecuali TPT pada jenjang pendidikan SMP dan universitas. PR tahun 2016 mendatang, kata Wahyudin, pemerintah daerah harus lebih fokus menggarap sektor-sektor yang menjadi unggulannya. Terutama pariwisata, karena memberi dampak yang cukup besar. Apalagi dengan seriusnya pemerintah pusat mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort. Mantan Wakil Gubernur NTB, sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Regional Institute, Badrul Munir menyatakan patut mengapresiasi pertumbuhan ekonomi NTB yang cukup tinggi tahun ini. Namun menurut pandangannya, pemerataan ekonomi yang belum berjalan dengan
baik. “Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus diberengi dengan pemerataan di tengah masyarakat,” ujarnya. Badrul Munir menggaris bawahi, ekonomi perovinsi NTB secara makro meningkat, namun di sisi lain, sektor riil tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Karena itulah salah satu upaya untuk menggairahkan sektor riil yaitu dengan menggerakkan aktivitas usaha mikro kecil dan menengah. Pemerhati Ekonomi Unram, Dr. Firmansyah menyebut masih ada persoalan yang ditinggalkan di tahun 2015, namun secara keseluruhan perekonomian NTB cendrung relatif membaik. Pekerjaan rumah (PR) yang mesti diutamakan NTB adalah upaya penurunan kemiskinan. Sejak awal tahun 2015 pengurangan kemiskinan meleset dari yang ditargetkan. Tahun 2016 ini menjadi penentuan, karena kita sudah terintegrasi dengan negara Asean lain, maka ketika kemiskinan masyarakat meningkat, artinya peluang integrasi ekonomi itu tak bisa ditangkap. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus bekerja keras mengurangi kemiskinan di tahun 2016. Kemudian jangan melulu dikedepankan program fisik. Seperti bangun rumah, perbaiki rumah orang miskin. Yang paling penting adalah membangkitkan kembali semangat kerjanya. Pembangunan KEK Mandalika, semakin menunjukan titik terang di akhir tahun 2015. Pembangunan ke depan harus dilibatkan masyarakat kecil untuk berbisnis di ka-
wasan itu. Sehingga masyarakat kecil tak hanya sebagai penonton. Tahun 2015 juga masih ditandai dengan kurangnya konduktivitas keamanan yang terekspos ke permukaan. Khususnya di kawasan KEK Mandalika. Ini adalah tantangan dan peluang. Tinggal 2016 apakah NTB mau berdiri kokoh dan mau peduli menjaga konduktivitas keamanan sehingga investasi terjaga. Nilai tukar rupiah sempat terdevaluasi ke titik terendah sepenjang reformasi, yaitu diatas 14 ribu per dolar Amerika. Harusnya melemahanya rupiah menjadi peluang bagi NTB untuk meningkatkan kapasitas ekonominya. Sayangnya peluang itu juga belum dimanfaatkan.Tahun 2016 menurutnya perlu rancangan program kegiatan pariwisata ketika kurs rupiah melemah. Program Pijar (sapi, jagung dan rumput laut) juga perlu dilakukan evaluasi kembali sejauh mana program itu tepat sasaran. Kendati demikian, pemerintah masih sukses dalam rantai produksi dan belum sukses bermain dalam rantai pasar (industri). Artinya, Pijar yang diproduksi belum maksimal dijadikan sebagai bahan baku industri. Dalam bidang kepariwisataan kita menyabet dua penghargaan dunia berkaitan dengan destinasi halal. Pada 2015 belum ditemukan pola pembangunan konsep halal destinasi itu, maka 2016 harus juga tuntas dibahas. ‘’Kalau semua potensi yang dimiliki itu dimaksimalkan, 2016 adalah momentum terbaik NTB,’’ ujarnya.(bul)
Sabtu, 26 Desember 2015
suarantb
suarantb
suarantb
http://facebook.com/suarantb
http://twitter.com/suarantb.com
http://instagram.com/suarantb.com
Busyro Muqoddas: Muhammadiyah Harus Lahirkan Pemimpin Akhlakul Karimah Mataram (Suara NTB) Tantangan dalam agenda pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi semakin berat. Ini terjadi di tengah merosotnya nilai kepemimpinan. Mantan Wakil Ketua KPK, Dr. H. Busyro Muqoddas bahkan menilai Indonesia saat ini mengalami krisis pemimpin dan kepemimpinan. ‘’Kondisi ini membuat agenda pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi dan sebagainya berada pada titik mengkhawatirkan,” tandas Busyro yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu saat memberi sambutan dalam arena Muswil Muhammadiyah NTB ke 13 yang berlangsung di Asrama Haji Mataram, Kamis (24/12). Disebutnya, krisis kepemimpinan ini salah satunya ditandai dengan korupsi yang merajalela. Banyak elite dan penguasa hanya mengendepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. Sementara rakyat yang mestinya diprioritaskan kepentingannya, justru diabaikan. Untuk itulah Busyro berharap, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam, harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang cerdas, sederhana mau berkorban. ‘’Dan terpenting memiliki akhlakul karimah,” harap dia. Dengan lahirnya pemimpin semacam itu diharapkan bangsa ini bisa terbebas dari segala krisis multidimensional yang saat ini mendera dari segala arah. ‘’Kepemimpinan yang berakhlak ini yang bisa menjadi solusi dalam melepaskan bangsa ini dari segala macam krisis,’’ ujarnya. Krisis kepemimpinan ini tidak hanya terjadi di tingkat pusat, tapi juga di banyak daerah. Bahkan dia menilai, banyak para pemimpin bangsa ini, mulai dari pimpinan pemerintahan, legislatif, maupun partai politik terkesan hanya sibuk memperebutkan kekuasaan dan tidak peduli terhadap kepentingan rakyat. Mereka ini dinilainya seolah bersama-sama bermufakat untuk mendapatkan kepentingannya. Segala cara diterabas. “Termasuk berusaha menghbisi lembaga penegak hukum semacam KPK,” sindirnya. Dalam kunjungannya ke Mataram, Busyro menghadiri Muswil Muhammadiyah NTB ke 13 dan Muswil Aisyiyah NTB ke 10. Selain itu Busyro juga melakukan peletakkan batu pertama di komplek Muhammadiyah Islamic School Batu Ringgit Sekarbela. Di komplek ini nantinya juga dibangun asrama tahfizul Quran. Muswil Muhammadiyah NTB tahun ini, dirangkai dengan sejumlah kegiatan. Seperti pengobatan gratis, resepsi Milad Muhammadiyah yang berlangsung di kampus UMM dan tablig akbar yang digelar di Masjid Raya AtTaqwa Mataram. Dalam muswil ini, dibahas sejumlah agenda. Di antaranya penyusunan program kerja PWM NTB, penyampaian pertanggungjawaban PWM NTB periode 2010-2015, serta pemilihan anggota PWM NTB. Dibahas pula isuisu di tingkat regional dan lokal yang sedang berkembang pada saat ini. (ars/*)
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Penyelidikan PLTU Jeranjang Libatkan Mabes Polri Mataram (Suara NTB) Polda NTB memperluas jangkauan penyelidikan pengadaan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang ke Jakarta. Sebab semua proses lelang dan pengadaan berlangsung di ibukota. Sehingga pilihannya Polda harus melibatkan Mabes Polri. Kepastian pelibatan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri itu setelah penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB menemukan rangkaian proses hingga pengadaan mesin PLTU itu terjadi di pusat. Ini diketahui berdasarkan permintaan keterangan manajemen PLN Wilayah NTB. “Karena semuanya terjadi di pusat, kami koordinasi dengan Mabes Polri,” kata Direktur Reskrimsus Polda NTB, Kombes Pol. Prasetijo Utomo, SIK, M.Si disela sela jumpa pers akhir tahun di ruang rapat utama (rupatama) Polda NTB, Rabu (23/12) lalu. Disebut Prasetijo, pengadaan unit I, II dan III PLTU Jeranjang
berlangsung di Jakarta, merupakan kontrak pengadaan nasional karena anggarannya dari APBN. Dari tiga unit mesin ini, sedang terfokus pada penyelidikan untuk unit I dan II yang diduga belum juga tuntas digarap PT. Barata Indonesia. Kontraktor plat merah yang memenangkan tender proyek mesin unit I dan II, nilai kontraknya mencapai Rp 31.229.747.865, dengan gelontoran tambahan anggaran Rp 329.922.636.286. Total kapasitas mesin mencapai 50 Mega Watt. ‘’Jadi saya jelaskan, bahwa ini kontrak nasional. Mereka di sini (PLN Wilayah NTB) hanya menerima saja mesinnya dipasang. Semua proses di pusat, makanya kami koordinasikan
ke Mabes Polri,’’ ulas Prasetijo. Diakuinya dalam perjalanan penyelidikan, dokumen penting yang sudah didapat adalah amandemen kontrak antara PLN dengan PT. Barata Indonesia. Perubahan kontrak itu menandai bahwa setiap tahapan pengadaan mesin selalu berwujud dokumen. PLN disebutnya berusaha meyakinkan bahwa setiap tahapan selalui tertib administrasi, bahkan sudah melalui audit. Apakah enam dokumen amandemen kontrak itu bisa dijadikan alat bukti? “Belum…ini (dokumen) malah membantu PLN (menjelaskan) bahwa tidak ada kolusi,” tegasnya. Bahwa setiap tahapan perubahan kontrak itu sudah
Kontrak Berakhir, 300 Karyawan PTNPN akan Diberhentikan Taliwang (Suara NTB) PT Nawakara Perkasa Nusantara (PTNPN) akan memberhentikan sebanyak 300 karyawannya. Salah satu perusahaan sub kontraktor (subkont) di PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) yang bergerak di bidang jasa pengamanan itu, mengambil kebijakan tersebut seiring dengan telah berakhirnya masa kontrak kerjanya dengan PTNNT pada 31 Desember 2015 mendatang. Kepastian akan dilakukannya pemberhentian ratusan karyawannya yang berstatus Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) tersebut teruang dalam surat PTNPN Nomor 125/ Perkasa-Newmont/HRProject NNT/XI/2015 yang ditujukan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Dalam surat yang ditandatangani Abdul Wahab selaku project manager itu, menyampaikan keputusan diambil sehubungan dengan pelaksanaan kerja/kontrak PTNPN se-
bagai jasa pengaman di wilayah kerja PTNNT akan berakhir pada 31 Desember 2015 mendatang, sehingga perusahaan tidak bisa mempertahankan karyawannya. Ada empat poin yang tertera dalam surat PTNPN itu, mulai dari komitmennya menjalankan seluruh kewajibannya terhadap karyawan seperti melakukan pembayaran uang pesangon atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak sesuai Undangundang (UU) nomor 13 tahun 2003. Diantaranya, pesangon sebesar dua kali gaji sesuai ketentuan pasal 156 ayat (2), penghargaan masa kerja sebesar satu kali gaji ketentuan sesuai pasal 156 ayat (3) dan uang pengganti hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat (4). Tak hanya itu perusahaan juga memastikan akan mendaftaran Perjanjian Bersama (PB) pengakhiran hubungan kerja sebagai bukti, penyelesaian hak dan kewajiban antara perusahaan dengan karyawan setelah ditandatangani para pihak. Kepala Disosnakertrans
KSB melalui Mediator Ketenagakerjaan, Tohirudin yang dikonfirmasi membernarkan rencana PTNPN tersebut. Menurut dia, atas surat PTNPN itu dinas pun telah menanggapinya dan meminta perusahaan melibatkan pemerintah dalam penyusunan PB. (bug)
melalui proses yang teliti. Tapi apapun itu, pihaknya masih harus mendalami dengan penyelidikan pengadaan mesin PLTU yang gagal operasional hingga Desember 2015 itu. Pertanyaan terkait pengakuan kontraktor didukung penjelasan BPKP, bahwa dokumen kontrak seharusnya mesin Eropa, namun pengadaannya mesin Cina, Prasetijo menyarankan menanyakan itu ke Kapolda NTB, Brigjen Pol. Umar Septono. PT Barata Krisis Keuangan Manajemen PT PLN Persero memastikan sudah memberikan banyak penjelasan kepada penyidik Ditreskrimsus Polda NTB terkait pengadaan mesin, sejak pengadaan mesin itu diusut. Putrawan, selaku Manager Perencanaan PLN Wilayah NTB, menjelaskan, divisi yang mengurusi mesin bahkan sudah menyerahkan dokumen amandemen addendum itu ke Polda NTB, atau yang disebutnya dokumen eskalasi perubahan kontrak. “Ini sudah dijelaskan semua. Sudah teman-teman di divisi proyek yang tahu dokumen, mereka yang jelaskan ke Polda NTB,” kata Putrawan. Dikesempatan itu, Putrawan hanya ingin mengurai bagaimana kendala dihadapi perusahaannya dan rekanan yang sedang bekerja keras menuntaskan pengadaan mesin di tengah krisis finansial. Sebab untuk tetap melanjutkan mega proyek itu, PT. Barata
Indonesia meminta tambahan suntikan anggaran Rp 100 miliar, yang diajukan berdasarkan amandemen kontrak ke tujuh. “Permintaan tambahan biaya Rp 100 miliar ini masuk dalam eskalasi keenam. Kemungkinan ini (addendum) yang terakhir, butuh waktu 12 bulan. Mudah mudahan nanti 2016 tuntas,” kata dia. Ditanya soal kemungkinan perusahaan ini wan prestasi karena tak bisa memenuhi kontrak, menurutnya manajemen PLN tidak punya alasan ke arah ini. Karena perusahaan terus memperbaharui eskalasi kontraknya, sebab salah satu pertimbangannya harga pengadaan barang dan jasa menyesuaikan dengan kurs dolar Amerika. Mempertahankan PT. Barata Indonesia bukan hanya soal kesabaran sampai mereka tuntas mengoperasikan mesin Unit I dan II itu. Konsekwensi lain dari terbitnya amandemen addendum ke tujuh itu, adalah regulasi pembiayaan Rp 100 miliar yang diajukan. Setidaknya harus ada payung hukum, dalam bentuk peraturan presiden (Perpres), dan ini yang sedang diperjuangkan kontraktor dengan PLN pusat. “Jika Perpres ini keluar, legal formalnya jelas, sehingga PLN tidak khawatir mengeluarkan biaya. Bukan soal itu saja, harus ada persetujuan dari pemerintah pusat sebagai keputusan untuk menjawab dua pertanyaan, apakah proyek ini berlanjut atau tidak. “Sekarang bolanya ada di pusat,” pungkas Putrawan. (ars)