HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SENIN, 27 JANUARI 2014
16 HALAMAN NOMOR 268 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/tim)
(Suara NTB/tim)
KOIN - Aktivis KMPSL NTB dan pelaku pariwisata juga mengumpulkan koin dalam aksi solidaritas itu.
TANDA TANGAN - Puluhan aktivis KMPSL NTB , pelaku pariwisata dan insan pers, Minggu (26/1) menggelar aksi solidaritas untuk Suara NTB di Jalan Udayana, Mataram. Pada kesempatan itu, Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi didampingi istri, Hj.Erica Zainul Majdi berkesempatan membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sepanjang 10 meter serta memberikan dukungan terhadap pelestarian koral di NTB, mendukung kebebasan pers yang bertanggung jawab dan melindungi hak masyarakat atas informasi yang benar dan bermanfaat.
Suara NTB Digugat Antisipasi Sel Baru Teroris MASYARAKAT NTB, khususnya di Pulau Lombok tampaknya sudah harus bersiap menghadapi ancaman baru, yaitu menyebarnya sel – sel paham terorisme yang mulai terungkap menyusul penangkapan dua terduga teroris di Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP) Bersambung TGH. Shafwan Hakim ke hal 5 (Suara NTB/dok)
KMPSL dan Pelaku Pariwisata Bergerak, Gubernur Dukung Kebebasan Pers Mataram (Suara NTB) Komunitas Masyarakat Peduli Sampah dan Lingkungan (KMPSL) NTB dan sejumlah pelaku pariwisata di NTB, Minggu (26/1) kemarin merasa tergerak untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman kerusakan. Untuk itu, mereka melakukan aksi solidaritas untuk Suara NTB yang digugat lebih kurang Rp 3 miliar oleh Warga Negara Italia, Mr. Giovanni Ardizzon karena pemberitaan terkait dugaan bisnis penjualan terumbu karang (koral) ilegal di Tembowong , Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong Barat, Lombok Barat (Lobar). Puluhan aktivis KMPSL , pelaku pariwisata dan insan pers, Minggu (26/1) pagi kemarin menggelar aksi solidaritas untuk Suara NTB. Mereka membawa spanduk yang bertuliskan “Dukungan untuk Suara NTB dari Masyarakat Peduli Lingkungan, Jaga Lingkungan adalah Tanggung Jawab Bersama” digelar di lokasi car free
day Taman Udayana, Kota Mataram. Para aktivis ini juga membagikan pin bertuliskan ‘’Dukung Suara NTB” dan selebaran intinya memberi dukungan moral kepada Suara NTB. Selain itu, juga dilakukan aksi penggalangan koin dan tanda tangan di atas kain putih sepanjang 10 meter dari para pengunjung di arena car free day Taman Udayana. Bersambung ke hal 5
Hadapi Gugatan Warga Italia
Masyarakat Pers Rapatkan Barisan Mataram (Suara NTB) Ancaman terhadap kebebasan pers kembali mencuat menyusul langkah warga negara Italia, Mr. Giovanni Ardizzon yang meng-
gugat Suara NTB terkait pemberitaan dugaan pencurian terumbu karang yang diekspor ke beberapa negara. Bersambung ke hal 5
AJI Indonesia Siapkan Bantuan Hukum
Mataram (Suara NTB) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia yang mendapat laporan gugatan warga negara Italia, Mr. Giovani Ardizzon terhadap Harian Suara NTB, langsung menentukan sikap. AJI memastikan akan berk-
oordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Jakarta menjadi pendampingan atas gugatan terkait pemberitaan dugaan pencuriankoralolehperusahaan yangdiduga dikelola Giovani Ardizzon. Bersambung ke hal 5
Lebih Dekat dengan Komisioner KPU NTB (3)
Agus : Pemilu 2014 Lebih Tenang
Agus
Komisioner KPU NTB yang satu ini meyakini sistem kepemiluan kita sedang berkembang menuju ke arah yang lebih stabil, jauh dari riuh rendah pemilu – pemilu yang digelar di awal reformasi. Jika fase ini mulus, pemerintahan yang terbentuk nanti juga diharapkan bisa bekerja dengan lebih tenang.
DUNIA politik, khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu bukanlah hal yang asing bagi Agus, M.Si. Ia lahir dari keluarga petani yang mendidiknya untuk bekerja keras, hidup mandiri dan berani mengambil keputusan sendiri. Lulus dari SMA, ia mulai bersentuhan dengan kepemiluan saat menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sukses meraih gelar S2 di bidang politik dari univesitas ternama itu, Agus kemudian kembali ke NTB untuk mengabdikan ilmunya sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Mataram. Karirnya sebagai penyelenggara pemilu kemudian ia mulai pada 2003, saat ia berhasil duduk sebagai anggota KPU Lombok Tengah hingga tahun 2008. Di periode berikutnya, ia kembali terpilih dan justru dipercaya sebagai Ketua KPU Lombok Tengah sejak 2008 hingga 2012. ‘’Dan selama ini, kajian saya memang konsen dengan hal – hal yang terkait kepemiluan. Saya kira background itu yang menjadi modal sehingga saya bisa masuk lima besar (Komisioner KPU NTB),’’ ujar pria kelahiran Batunyala, 13 Agustus 1974 ini. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/kir)
C.03.08.13
TO K O H