SUARA NTB 27 MEI 2013

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500

Rp. 40.000 Rp. 45.000

SUARA NTB

NOMOR 68 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pengemban Pengamal Pancasila

SENIN, 27 MEI 2013

12 HALAMAN

(Suara NTB/ars)

PARKIR - Sejumlah perahu diparkir tidak jauh dari tembok UD. Ikan Lombok. Perahu inilah yang diduga digunakan mencuri koral di sekitar Gili Gede.Salah satu jenis coral yang ditampung dalam aquarium, siap untuk dijual (insert).

Beroperasi di Sekotong Sejak 2008

Bisnis Koral Diduga Ilegal Giri Menang (Suara NTB) Aktivitas penjualan terumbu karang di Tembowong , Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong Barat, Lombok Barat (Lobar) yang diduga ilegal, masih terus berlangsung lancar meski terus disorot. Bahkan aktivitas ilegal itu diawali dari pencurian di sekitar perairan Gili Gede.

Penelusuran Suara NTB di sekitar lokasi, pengambilan terumbu karang (koral) berlangsung di belakang Gili Gede. Bermacam jenis koral kelas dunia diperoleh di sana. Salah seorang nelayan, Imam yang pernah menjadi karyawan di sana, sempat menjadi

Dukung SAMOTA

(Suara NTB/ist)

Armida Salsia Alisjahbana

MENTERI Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida Salsia Alisjahbana, mendukung prog-

ram strategis yang ada di NTB, khususnya di Sumbawa. Terutama terkait dengan pengembangan Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (SAMOTA), serta pengembangan ketahanan pangan di daerah ini. Hal ini, menurut Armida, telah didukung oleh konektivitas antarwilayah, baik itu transportasi udara dengan beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL), bersambung dengan bandara di Sumbawa dan di daerah lainnya di NTT. Kemudian transportasi darat, khususnya Sumbawa pada tahun ini 100 persen jalan nasional dalam kondisi mantap. Selanjutnya perhubungan laut, selama 24 jam kapal laut beroperasi. Bersambung ke hal 5

KO M E N TTAA R Dialokasikan Rp 14 Triliun

(Suara NTB/bul)

Salim Segaf Al Jufri

RENCANA pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Juni mendatang diprediksi bakal mengakibatkan inflasi sekitar 7,5 persen. Salah satu solusi mengatasi

dampak inflasi itu dengan memberikan kompensasi kepada masyarakat. Adanya kompensasi itu diharapkan, dapat mengontrol harga pangan di tengah masyarakat. “ Ketika BBM naik, terjadi inflasi 7,2-7,5 persen. Uang biasa diterima setiap bulan, sekira 300-400 ribu itu nilainya menurun, karena terjadi inflasi. Untuk menutupi kekurangan ya dibantu,”kata Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, di Mataram, Kamis (23/5) malam. Salim menambahkan harga BBM bersubsidi harus dinaikkan untuk mengurangi subsidi kepada orang kaya dan menengah. Karena warga miskin yang menggunakan BBM hanya 20 persen dan 80 persennya orang kaya dan menengah. Bersambung ke hal 5

BEROPERASINYA UD. Ikan Lombok perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan dan penangkaran biota laut, di Tembowong, Sekotong Barat Lombok Barat (Lobar), tanpa mengantongi izin mengundang perhatian se-

rius Pemkab setempat. Bupati Lobar, Dr. H. Zaini Arony, MPd mempertanyakan kenapa perusahaan itu bisa beroperasi tanpa izin. Karena itu, ia akan mengambil langkah tegas terkait dengan operasional perusahaan ini.

Selain mengancam menutup perusahaan itu, bupati juga menyiapkan sanski terhadap perusahaan itu karena dinilai merugikan daerah. Bupati yang baru saja pulang dari Mekkah menunaikan ibadah umrah, Bersambung ke hal 5

‘’

Jika betul perusahaan tersebut tidak memiliki izin operasi di wilayah Lobar, pasti saya perintahkan untuk ditutup.

H. Zaini Arony

dan terumbu karang bertemu dengan sejumlah karyawan, salah satunya Junidi alias Memet. Pria asal Jawa Tengah ini menjadi tangan kanan Geofani, dan sering berhubungan dengan para calon investor. Dalam penjelasannya, Memet mengaku terumbu karang dibeli dari para nelayan, bukan diambil langsung. Setelah diambil, kemudian dibawa ke pusat penangkaran, yang berbentuk aquarium berbagai ukuran. Bersambung ke hal 5

Danrem Bantah Ada Prajurit Pemilik Rekening Mencurigakan

Bupati : Kami Siapkan Sanksi

(Suara NTB/dok)

TO K O H

penyelam untuk mendapatkan berbagai jenis terumbu karang, kemudian dibawa ke pusat penangkaran, UD. Ikan Lombok, perusahaan yang akhir akhir ini disorot tersebut. Sekitar pukul 12.15 Wita, sebuah perahu motor dengan dua orang di

atasnya, melaju dari arah Gili Gede dan merapat ke tembok belakang UD. Ikan Lombok, milik Geofani Ardison, asal Italia. Tembok belakang perusahaan itu langsung berdempetan dengan Pantai Tembowong. Dua orang tersebut menurunkan box warga hijau, yang diduga isinya koral yang diambil dari sekitar Gili Gede. Penelusuran dilanjutkan ke pusat penangkaran terumbu karang UD. Ikan Lombok. Disana Suara NTB yang mengaku sebagai pembeli ikan hias

Mataram (Suara NTB) Selain ibu rumah tangga dan PNS yang tercatat dalam temuan PPATK sebagai pemilik rekening mencurigakan, diantaranya disebut sebut unsur TNI. Kecurigaan itu berdasarkan data transaksi yang terlacak oleh lembaga tersebut. Dikonfirmasi terkait ini, Danrem 162/WB, Kolonel Inf. Zulfardi Junin tak yakin ada personelnya melakukan transaksi mencurigakan itu. Secara kasat mata, ia tidak melihat ada jajarannya yang tampil dengan kehidupan glamor sehingga layak dicurigai. “Saya yakin tidak ada itu,” ujar danrem usai olahraga bersama di Lapangan Tenis Yonif 742/SWY, Gebang Mataram, Sabtu (25/5). Sementara ini, ia yakin personelnya tidak ada memiliki kekayaan luar biasa yang diper-

oleh dari kegiatan bisnis. Jajarannya diketahui hanya bekerja sebagai prajurit dan perwira, dan tidak ada yang mengendalikan bisnis di luar profesinya. Kalau pun ada, ia hanya teringat dengan seorang Babinsa di Dompu yang memiliki hektaran lahan. Namun itu pun diperoleh dari hasil bercocok tanam memanfaatkan lahan kering di sana. Bintara itu bahkan disebut cenderung melakukan kegiatan sosial dari pada bisnis bidang pertanian. “Kami sedang menyiapkan penghargaan untuk Babinsa itu karena sudah mampu bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya. Sejauh ini, danrem pun mengaku belum mendapat tembusan atau laporan dari PPATK terkait diantara jajarannya sebagai pemilik rekening mencurigakan itu. Bersambung ke hal 5

Gelombang Pasang Terjang Pesisir Ampenan

Ribuan Warga Mengungsi

(Suara NTB/ist)

MENGUNGSI - Warga di pesisir Pantai Bagek Kembar, Ampenan terpaksa mengungsi akibat gelombang pasang. Sementara personel Polres Mataram menggotong seorang pengungsi yang sudah berusia lanjut ke tenda yang disiapkan.

Mataram (Suara NTB) Gelombang pasang yang menerjang pesisir Pantai Ampenan dan pesisir di wilayah Lombok Barat (Lobar), masih berlanjut hingga Minggu (26/5) kemarin. Akibat Terjadinya gelombang pasang itu, lebih dari 1.200 kepala keluarga (KK) terpaksa diungsikan ke tempat yang aman. Wilayah yang diterjang banjir rob ini, kemarin ditinjau Walikota Mataram, H.Ahyar Abduh. Walikota pada kesempatan itu membantah, pemukiman nelayan menjadi sasaran gelombang pasang, akibat tak berfungsinya pemecah gelombang yang dibuat Pemkot Mataram. Ditemui di Lingkungan Karang Buyuk, Kelurahan Ampenan Selatan, Minggu (26/5) kemarin, Ahyar Abduh menyatakan, pemecah gelombang yang dipasang jajarannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya abrasi. Bersambung ke hal 5

LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :

0370-639543


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.