HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500
Rp. 75.000 Rp. 80.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SABTU, 28 FEBRUARI 2015
16 HALAMAN NOMOR 295 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Gubernur Desak Komisi X Prioritaskan Mandalika Resort Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M.Zainul Majdi mendesak pemerintah pusat melalui Komisi X DPR-RI untuk memprioritaskan
percepatan pembangunan di kawasan Mandalika Resort. Desakan tersebut agar pemerintah memberi dukungan kebijakan penganggaran untuk men-
dongkrak kinerja Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) yang akan membangun kawasan tersebut. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/bul)
KUNJUNGAN - Anggota Komisi X Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) bersama yang lainnya berkunjung ke kawasan Mandalika Resort di Lombok Tengah, kemarin.
Kajati Pastikan Proses KPA di Semua Kasus Mataram (Suara NTB) Anggapan bahwa penegakan hukum dalam kasus korupsi di NTB masih timpang karena tidak menyentuh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dibantah Kajati NTB Fadil Zumhanna,SH, MH. Bahwa ada pihak – pihak lain yang terindikasi terlibat, dipastikan tetap akan diproses sepanjang ada bukti kuat. ‘’Kami sebenarnya tidak diam. Semua pihak, jika memang ada yang terlibat, ya kami proses,’’ tegas Kajati
TO K O H Kedaulatan Harga Mati ASISTEN Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha, SH mengatakan aksi tiga pesawat Sukhoi SU-30MKI di wilayah udara Bali dan NTB merupakan patroli rutin yang dilakukan pihaknya. Bersambung Ngakan Gede Sugiartha ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/nas)
Garansi Tanpa Intervensi ISYARAT pelimpahan kasus dari KPK ke daerah, disambut Kejaksaan Tinggi NTB. Ini berbeda dengan sikap pegiat antikorupsi termasuk Komisi Yudisial (KY) yang menentang rencana tersebut. Menurut pendapat Kepala Kejaksaan Tinggi NTB, Fadil Zumhanna, SH,MH, tidak ada masalah jika harus menerima pelimpahan perkara dari lembaga antirasuah itu, sebesar apapun kerugian negara dan jabatan tersangkanya. Apalagi itu perintah langsung Kejaksaan Agung, Bersambung ke hal 15
NTB, Fadil Zumhanna, SH, MH, Jumat (27/2), didampingi Aspidsus Suripto Irianto, SH. Kajati mengaku sadar, bahwa
korupsi tidak berdiri sendiri. Karena dalam sebuah kegiatan yang berujung masalah, tentu tidak hanya satu orang yang bertang-
gung jawab. ‘’Tidak adil tentunya, kalau hanya satu orang diproses. Tapi masyarakat juga harus sabar, karena kami juga sedang bekerja. Tidak perlu harus gembar- gembor, tapi yang penting hasilnya ada,’’ tegasnya. Dari awal, Kajati juga ingin bekerja rileks namun pasti dalam hal penegakan hukum. Bersambung ke hal 15
’’
Tidak adil tentunya, kalau hanya satu orang diproses. Fadil Zumhanna
TNI ”Perang” Soal Smelter, Pemerintah Pusat Lawan Kemiskinan di NTB Harus Tegas pada Newmont Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta pemerintah pusat untuk bersikap lebih tegas kepada perusahaan pertambangan yang beroperasi di Indonesia termasuk PT. Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) untuk membangun pabrik pengolahan konsentrat (smelter) di dalam negeri. Gubernur juga mendorong, Newmont untuk membangun smelter di NTB. “Makanya kita minta pemerintah pusat untuk lebih tegas di dalam
masalah pengolahan konsentrat dalam negeri itu,” kata Gubernur ditemui usai penandatanganan MoU antara Pemprov NTB dengan Panglima TNI terkait pengentasan kemiskinan dan pembangunan pariwisata di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Jumat (27/2) siang. Dikatakan, sesuai dengan ketentuan, pembangunan smelter itu diwajibkan di dalam negeri. Sehingga, dimanapun perusahaan pertambangan bisa membangun smelter. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB dan TNI melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) terkait dengan percepatan pengentasan kemiskinan dan mendukung kemajuan sektor pariwisata. Penandatangan MoU dilakukan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan Panglima TNI yang diwakili Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha, SH. ‘’Ini bagian dari mempercepat proses pengentasan kemiskinan. Substansinya di MoU itu mengentaskan kemiskinan. Bisa masalah ketahanan pangan, bedah rumah yang tak layak huni,” katanya usai penandatanganan MoU di Kantor Gubernur, Jumat (27/2) siang. Dijelaskan, sesuai dengan UU tentang TNI, tugas pokok dan fungsi adalah melakukan operasi militer dan operasi militer selain perang. Operasi militer selain perang itu, lan-
(Suara NTB/nas)
KESEPAKATAN - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi ( kiri) bersama Aster Panglima TNI, Ngakan Gede Sugiartha (tengah) dan Danrem 162/WB, Lalu Rudy Irham Srigede, usai menandatangani kesepakatan percepatan pengentasan kemiskinan dan mendukung kemajuan sektor pariwisata, kemarin. jut Gede Sugiartha yakni membantu pemerintah daerah apabila diminta dalam proses pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Termasuk di dalamnya mendukung ketahanan atau kedaulatan pangan. Bersambung ke hal 15
Penanganan Perkara Korupsi di Kejati NTB
Genjot Kasus Baru, Atensi Perkara Lama (Suara NTB/dok)
Fadil Zumhanna
Dalam dua bulan terakhir, setidaknya sudah lima berkas perkara korupsi diproses Kejaksaan Tinggi NTB. Di luar itu, ada dua perkara yang sudah masuk tahap penuntutan dengan kerugian negara mencapai Rp 1 miliar lebih. KELIMA perkara itu, kasus dugaan korupsi pada proyek Tempat Pembangunan Akhir (TPA) Desa Batu Putih, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Sudah tiga tersangka ditetapkan, LHG sebagai koordinator pekerjaan proyek senilai Rp 7,091 miliar tersebut. Dua tersangka lainnya, IS sebagai rekanan lokal dan DS sebagai rekanan dari Jakarta. Kasus ini masih terus diproses, terakhir dimintai keterangan Ke-
pala Dinas PU Provinsi NTB, Ir.H.Dwi Sugiyanto. Kasus kedua, proyek Survey Investigasi dan Desain (SID) pada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH), yang sudah menetapkan tersangka satu orang pejabat PPK, Ir. HM, M.Si. Kasus ini juga masih terus diproses. Pagu anggaran proyek ini senilai Rp 1,081 miliar lebih.
Kasus baru lainnya, proyek anjungan NTB pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Item proyek ini, berupa perbaikan anjungan NTB, tahun anggaran 2013, dengan pekerjaan tempat parkir, penyempurnaan panggung dan ornamen landscape, pemasangan lampu anjungan. Kasus ini sudah ditetapkan dua tersangka, NF sebagai Kepala Kantor Penghubung NTB di Jakarta, serta PPK berinisial BZF. Proyek ini senilai Rp 600 juta lebih. Sehingga jika ditotal, selama dua bulan terakhir, Kejaksaan menuntaskan tiga perkara tersebut senilai Rp 8,7 miliar. ‘’Tiga kasus ini hampir rampung di tingkat penyidikan, jika sudah
lengkap, akan dilimpahkan ke tahap penuntutan,” jelas Kajati NTB Fadil Zumhanna, SH,MH didampingi Aspidsus Suripto Irianto, SH, Jumat (27/2). Tidak menutup peluang, kasus- kasus ini masih akan dikembangkan ke tersangka lain, karena menurut Kajati, masih akan terus diproses. ‘’Prosesnya masih tetap lanjut. Kalau ada bukti baru, kita akan proses keterlibatan pihak lainnya,” sambungnya. Di luar perkara yang masih penyidikan, Kajati juga membeberkan dua kasus dengan status masuk tahap penuntutan. Total nilai kerugian negara dari kasus ini, mencapai Rp 1 miliar lebih. Bersambung ke hal 15