HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB
JUMAT, 28 MARET 2014
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 24 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Mereka Berhak Mendapat Kehidupan yang Lebih Baik PROGRAM-program yang telah diluncurkan Pemkot Mataram berkaitan dengan anak-anak, ternyata belum menyentuh semua anak-anak di Kota Mataram. Terlebih anak-anak yang tinggal di pesisir pantai yang ada di Mataram. Padahal sejatinya, mereka (anak-anak pesisir, red) juga berhak mendapatkan kehidupan yang sama baiknya dengan anak-anak yang tinggal di tengah kota. Menyadari salah satu fungsi LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Kota Mataram dan DAM (Dewan Anak Mataram), Ketua Fraksi PDIP Kota Mataram, Nyayu Ernawati, S.Sos., yang juga aktif di kedua lembaga tersebut turun langsung ke pesisir, Bersambung ke hal 5
Saya bilang, tidak menutup kemungkinan kalian ini yang ada di pinggiran yang akan menjadi orang besar Nyayu Ernawati
DENGAR ASPIRASI ANAK - Pembina LPA dan DAM yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati mendengarkan aspirasi anakanak pesisir Penghulu Agung, Kecamatan Ampenan, baru-baru ini.
(Suara NTB/ist)
Kasus Alkes Lotim
BPKP Yakin Temukan Kerugian Negara
Mataram (Suara NTB) Penyidikan dugaan penyimpangan pada pengadaan alat-alat kesehatan (alkes) RSUD Dr Seodjono Selong, Lombok Timur (Lotim) belum berakhir. Berkas kasus ini masih di tangan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan NTB. Perhitungan kerugian negara memang belum juga dimulai. Namun pihak auditor negara, sudah bisa memastikan indikasi kerugian negara bisa ditemukan. Saat ini BPKP tinggal menindaklanjuti pertemuan degan jajaran Kejati NTB dan Ditreskrimsus Polda NTB dengan konsolidasi internal. Pertemuan dengan dua aparat penegak hukum yang berlangsung beberapa waktu lalu itu, dalam rangka menya-
Memungkinkan Diputihkan KEPALA BPK RI Perwakilan NTB, H. Eldy Mustafa, SH, MH mengatakan temuan-temuan dari lembaga pemeriksa 10 tahun terakhir yang tidak dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah kemungkinan dapat diputihkan. Temuan-temuan terhadap kerugian negara/daerah yang tidak dapat ditindaklanjuti karena yang bertanggung jawab mengembalikan sudah meninggal atau alamatnya tidak ditemukan memungkinkan diputihkan. Namun, pemerintah daerah harus mengusulkan ke BPK RI perwakilan NTB yang selanjutnya diajukan ke BPK Pusat. “Kalau sudah sepuluh tahun, ada temuan yang lalu nggak bisa lagi ditindaklanjuti mungkin karena sudah meninggal, Bersambung ke hal 5 H. Eldy Mustafa (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Terus Merosot
(Suara NTB/ist)
Kejaksaan Buru Saksi Kunci Kasus Alkes Kota Bima Kota Bima (Suara NTB) Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Raba Bima melalui Kasi Pidsus Indrawan Pranacitra SH mengatakan, saat ini sedang memburu H.Umar. Ia adalah mantan Kabag
Keuangan dan saksi kunci yang paling mengetahui proses pencairan anggaran proyek alat-alat kesehatan (alkes) Dinas Kesehatan Kota Bima senilai Rp 1,7 miliar. Bersambung ke hal 5
Kontraktor Bantah Tudingan Proyek SPAM Mangkrak
TO K O H
H. Haerul Warisin
makan persepsi. Persiapan untuk pembentukan tim juga sudah dirancang. Di jajarannya, optimis kasus ini akan selesai dan ditemukan angka kerugian negara karena gambaran untuk perhitungan kerugian sudah pasti. Bersambung ke hal 5
BKD Layangkan Surat ke H.Umar
PETANI atau yang bekerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan. Merosotnya jumlah tenaga kerja yang mengais rezeki di bidang pertanian ini disebabkan karena minimnya upah yang diterima. Sebagian orang cenderung ingin bekerja di sektor industri. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Lotim, H. Haerul Warisin Kamis (27/3) kemarin. Menurutnya, sektor pertanian sejatinya memiliki sumbangan cukup luas bagi pertumbuhan ekonomi. Peranan pertanian sangat besar, Bersambung ke hal 5
Kejaksaan Nilai Sah-sah Saja Mataram (Suara NTB) Laporan dugaan proyek Saluran Penyediaan Air Minum (SPAM) di Bima ditanggapi rekanan pelaksana. Salah satunya dari itu, CV. Ferdefi, perusahaan yang memenangkan tender untuk proyek instalasi air di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima. Bahwa tudingan pelapor proyek itu bermasalah, diklaim tidak benar, karena air sudah dinikmati masyarakat. Bantahan itu disampaikan Direktur CV Ferdefi, Jaidun ketika dikonfirmasi via ponsel Kamis (27/3) kemarin. Menurutnya proyek dengan nilai kontrak Rp 1.336.657.000 itu sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak. “Intinya proyek SPAM di Donggo sudah sesuai prosedur,” tegas Jaidun. Dia membantah laporan dari pelapor bernama Wahyudin sebelumnya. “Semua sudah sesuai aturan. Bahkan, airnya sudah dinikmati oleh warga,’’ sambungnya. Dia mengulas, laporan yang menyebutkan pipa itu diduga menyalahi spek juga dibantah. Faktanya, pipa pendistribusian air yang dipasang tersebut sesuai dengan bestek dalam kontrak. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ist)
DINIKMATI WARGA - Tandon air di salah satu desa di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima yang airnya sudah bisa dinikmati warga.
Catatan DPRD NTB
Ingin Kawal Reformasi Birokrasi di NTB Sebagai Anggota Komisi I DPRD NTB yang membidangi masalah pemerintahan, Drs. H. Muzihir merasa masih banyak agenda reformasi birokrasi di NTB yang belum tuntas. Mulai dari pengangkatan tenaga honorer Katagori 2 (K2) yang diduga bermasalah, hingga proses mutasi yang berlandaskan azas orang yang tepat di posisi yang tepat. “SEBAGAI anggota Komisi I, saya selalu minta kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan jajarannya supaya berhati – hati, saya minta verifikasi betul – betul para tenaga honorer K2 yang akan diangkat sebagai PNS,” ujar
politisi PPP ini kepada Suara NTB, Kamis (27/3) kemarin. Menurutnya, pengangkatan honorer K2 menjadi PNS tidak boleh terkontaminasi oleh faktor kekeluargaan yang membuat honorer yang lebih berhak diangkat justru tersisih. “Jan-
gan karena ini anak pejabat, lalu dia diprioritaskan,” ujarnya mengingatkan. Ia menilai, sejauh ini manajemen kepegawaian yang sehat masih menjadi agenda reformasi birokrasi yang harus dituntaskan di NTB. Selain manajemen kepegawaian ini, jenjang karir dan jabatan di lingkup Pemprov NTB menurutnya juga masih harus dibenahi. ‘’Karena ini masih jauh dari kesempurnaan. Ada orang yang 12 tahun di golongan IIID, masih tetap di posisi eselon IV. Sementara ada yang baru 2-3 tahun, bisa langsung ke
jabatan eselon 2,’’ ujarnya. Menurutnya, untuk mengawal pembenahan pada jenjang karir pegawai di lingkup Pemprov NTB, sebagai Anggota Komisi I, ia seringkali menyampaikan masukan kepada Gubernur NTB. Ke depannya, Muzihir menegaskan akan tetap melakukan upaya serupa untuk mengawal reformasi birokrasi di NTB. ‘’Insya Allah, kalau masyarakat masih memberikan kepercayaan kepada saya, Bersambung ke hal 5
H. Muzihir (Suara NTB/ist)