HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 220 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SABTU, 28 NOVEMBER 2015
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pembahasan Super Cepat
RAPBD 2016 Monopoli Eksekutif-Legislatif Mataram (Suara NTB) Pembahasan RAPBD yang ditargetkan hanya sepekan, mengindikasikan bahwa ruang diskusi RAPBD hanya menjadi arena mengakomodasi suara serta kepentingan eksekutif dan legislatif saja. Padahal pembahasan RAPBD bukan monopoli kelompok elite, baik eksekutif maupun legislatif.
Pandangan itu disampaikan Koordinator Divisi Riset FITRA NTB, Ramli, Jumat (27/11) kemarin. ‘’Nyatanya, pembahasan RAPBD NTB tahun 2016 minus partisipasi masyarakat. Sosialisasi maupun kegiatan diseminasi lain-
nya tidak dilakukan oleh pemerintah daerah,” ujar Ramli. Menurutnya, hal ini melanggar sejumlah ketentuan. Misalnya, pasal 103 ayat (2) Permendagri 13 tahun 2006, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/why)
TANAM – Kapolda NTB, Umar Septono, dan Dirpolair Polda NTB, Gatot Wahyudi, bersama masyarakat menanam bibit pohon bakau di kawasan pesisir pantai Desa Labuhan Tereng, Sekotong, Lombok Barat, Jumat (27/11).
Selamatkan Lingkungan Jangan Kejaksaan Agendakan Panggil Pengurus Cabor Harapkan Pujian
TO K O H
Giri Menang (Suara NTB) – Mulai menurunnya kelestarian lingkungan mengharuskan setiap elemen negara bekerjasama menyelamatkannya. Dalam melakukannya, perlu ada cara pandang atas niat karena Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa berharap pamrih dan pujian dari sesama manusia. ‘’Kita tetap semangat dalam bekerja dalam
Sudah Saling Memaafkan KONDUSIVITAS Kabupaten Bima mulai berangsur pulih setelah didera insiden perselisihan antarwarga beberapa waktu lalu. Masyarakat sudah tertib dengan saling memaafkan dan saling memaklumi. Hal itu diungkapkan Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs. Umar Septono, SH, MH, Jumat (27/11) Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R
Belanja Pegawai Naik
Belanja Modal Anjlok, Jauh dari Konsep Ideal Umar Septono (Suara NTB/why)
(Suara NTB/dok)
Akan Ditegur Keras SEKDA NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH mengatakan bakal menegur keras pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tidak menghadiri rapat paripurna pembahasan RAPBD 2016 dengan alasan yang tidak jelas. Bersambung ke hal 15 H.Muhammad Nur
melakukannya jangan berharap pujian dari manusia karena nanti ujungnya kita kecewa.Tetapi kita mengharap dari ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga ada yang lihat atau tidak kita tetap bekerja yang bermanfaat untuk masyarakat,” pesan Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs. Umar Septono, SH, MH, Jumat (27/11), Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Perekonomian nasional yang melambat memunculkan harapan agar belanja pemerintah daerah bisa menjadi stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah. Sayangnya, belanja modal yang diharapkan bisa mengefektifkan stimulus dari belanja pemerintah daerah masih sangat kecil jumlahnya. Pandangan itu mengemuka dalam laporan fraksi PKS DPRD NTB tentang APBD NTB yang diterima Suara NTB, belum lama ini. Juru bicara fraksi PKS, Johan Rosihan, ST mengemukakan, saat perekonomian melambat dan konsumsi
masyarakat berkurang, maka belanja pemerintah diharapkan bisa mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. “Pemerintah daerah perlu melakukan rasionalisasi dibalik rencana penurunan belanja daerah, khususnya penurunan drastis alokasi untuk belanja modal menjadi 18,89 persen, padahal dalam ketentuan lain pemda diminta untuk mengalokasikan belanja modal minimal 30 persen dari total APBD,” ujarnya. Johan membeberkan, pada tahun anggaran ini, total belanja pemerintah daerah direncanakan turun sebesar 153,874 miliar atau minus 4,25 persen. Hampir seluruh
objek belanja daerah mengalami penurunan, misalnya belanja modal kita berkurang 214,736 miliar atau minus 24,69 persen dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya. Dengan demikian rasio belanja modal terhadap total belanja daerah adalah 18,89 persen, padahal pada tahun anggaran sebelumnya rasionya 24,03 persen. Johan menyebutkan, di saat hampir seluruh nomenklatur objek belanja mengalami koreksi sampai minus 24,69 %, belanja pegawai justru direncanakan dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 49,441 miliar atau 8,22 persen. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Penyelidikan dana hibah KONI NTB berlanjut. Setelah sejumlah saksi di internal organisasi olahraga itu, kini giliran pengurus cabang olahraga (cabor) diagendakan dipanggil. Pengurus cabor yang akan diklarifikasi itu khusus penerima aliran dana dari KONI. Karena diketahui, tahun 2014 lalu ada kegiatan pembinaan cabor untuk persiapan Pra PON. Mereka mendapatkan dana sentralisasi. “Ada beberapa cabor yang akan dipanggil,” kata juru bicara Kejati NTB Made Sutapa, SH, setelah mengkonfirmasi ke tim penyidik Ely Rahmawati, SH,M.Hum, Jumat (27/11) kemarin. Karena jumlah cabor yang banyak, akan dipanggil dan dimintai keterangan secara bertahap. Catatan Sutapa, kasus ini masih tahap penyelidikan, sehingga cabor yang dipanggil itu dalam tahap klarifikasi. ‘’Jadi mereka diklarifikasi sifatnya,’’ kata Sutapa. Bersambung ke hal 15 Made Sutapa