HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500
Rp. 40.000 Rp. 45.000
SUARA NTB
SELASA, 30 JULI 2013
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 122 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/ris/kmb)
PERTEMUAN - Pertemuan Komisi II DPRD NTB dengan DKP NTB, Bank Bukopin, Inspektorat, dan KSU “Mina Algae Bersiang” untuk mengurai persoalan terkait dana bergulir Pemprov NTB senilai Rp 500 juta yang diberikan kepada KSU “Mina Algae Bersaing” yang membawahi 10 kelompok tani rumput laut di Desa Labuhan Mapin, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
Soal KSU ”Mina Algae Bersaing”
Dana Rp 500 Juta Dikembalikan ke Kelompok Petani melalui Koperasi Mataram (Suara NTB) Benang kusut persoalan dana bergulir Rp 500 juta melalui program swamitra Bank Bukopin yang digelontorkan Pemprov NTB kepada kelompok petani rumput laut melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) “Mina Algae Bersaing” semakin terurai jelas. Komisi II DPRD NTB berhasil memfasilitasi pertemuan antara Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, Bank Bukopin, KSU “Mina Algae Bersaing”, dan Inspektorat pada Senin (29/7).
TO K O H Kejelasan Divestasi Newmont KOMISI XI DPR RI meminta Menteri Keuangan segera menyampaikan laporan atas rencana pembelian tujuh persen saham PT.Newmont Nusa Tenggara (NNT). ‘’Sesuai keputusan MK (Mahkamah Konstitusi), rencana pembelian saham PT Newmont itu kan harus seizin DPR. Untuk itu, Menkeu harus segera menyampaikan niatnya itu sesegera mungkin agar persoalan (divestasi) Achsanul Qosasi Bersambung ke hal 5
Kesimpulan dari pertemuan tersebut disepakati dana Rp 500 juta yang masih ada di Bank Bukopin akan dikembalikan ke kelompok petani rumput laut melalui KSU “Mina Algae Bersaing”. Setelah dana dikembalikan, bentuk pengikatan antara DKP dan pihak KSU akan ditentukan sesuai dengan kesepakatan ke dua belah pihak. Mengingat dana ini dana bergulir, maka kelompok petani mempunyai kewajiban untuk mengembalikan ke kas daerah. ‘’Kadis DKP yang paling bertanggung jawab di DKP dan Ketua serta Sekretaris KSU sepakat untuk mencairkan dana ini. Dana ini dikembalikan dulu ke kelompok, baru nanti pengikatannya.
Mungkin teknis sebelum pencairan saya sarankan Pak Kadis clear dulu sama teman-teman kelompok. Bersambung ke hal 5
Kesimpulannya dana Rp 500 juta yang masih ada di Bank Bukopin akan dikembalikan ke kelompok petani rumput laut
(Suara NTB/dok)
Mori Hanafi
Soal Dana Tabungan
Diduga Ada Oknum Swamitra Terlibat DALAM pertemuan Komisi II DPRD NTB bersama Bank Bukopin, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, KSU “Mina Algae Bersaing” dan Inspektorat, selain membahas persoalan dana bergulir kepada KSU tersebut, ada masalah lain. Persoalan ini, sejak awal disuarakan pengurus KSU ‘’Mina Algae Bersaing” terkait sulitnya proses pencairan tabungan masyarakat melalui swamitra yang berjumlah Rp 147 juta. Sekretaris KSU “Mina Algae Bersaing”, Agung, S.Pi dalam pertemuan itu menyampaikan, pihaknya diultimatum
oleh masyarakat yang mempunyai tabungan agar tabungan tersebut segera dibagikan sampai tanggal 2 Agustus mendatang. “Kalau dibebankan kerugiannya kepada koperasi sementara KSU “Mina Algae Bersaing” dibuat atas dasar kesepakatan antara DKP NTB dan anggota kelompok, kami mengambil uang dari mana pak,” tanyanya. Sementara menurutnya, dalam pola kemitraan yang sudah dibina atas perjanjian, ada pengikatan perjanjian antara DKP dengan Bank Bukopin di Pasal 6. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ist)
Dinas PU Akui Kerugian Negara Proyek Percepatan Jalan BPK Minta Komisi I Bersurat
Audit Investigasi Proyek Percepatan Jalan
Mataram (Suara NTB) Pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyambut baik dorongan kalangan DPRD NTB, terkait permintaan audit investigasi proyek percepatan pembangunan jalan di NTB. Namun sebelum audit dilakukan, lembaga auditor itu meminta Dewan segera bersurat, se-
bagai syarat utama sebelum permintaan itu dipenuhi. Dorongan sebagaimana disampaikan anggota DPRD NTB itu, dalam pandangan pihak BPK, sama dengan yang dilakukan masyarakat, LSM atau lembaga tertentu yang meminta audit investigasi. Bersambung ke hal 5
KERUGIAN negara yang ditemukan dalam audit reguler yang dilakukan oleh BPK RI belum lama ini dilaporkan telah dikembalikan ke kas daerah. Meski demikian, jika memang dirasa urgen untuk melakukan audit investigasi atau audit lanjutan, maka langkah tersebut bisa diupayakan. Demikian disampaikan anggota Komisi III (Bidang Infrastruktur) DPRD NTB, H. Abdul Hadi, SE, MM, yang dikonfirmasi Suara NTB, Senin (29/7) kemarin. Hadi menjelaskan, pihaknya memang telah menyampaikan secara resmi adanya temuan kerugian negara tersebut dan melakukan klarifikasi langsung kepa-
da Dinas Pekerjaan Umum NTB selaku SKPD yang menangani proyek multiyears tersebut. ‘’Kita sudah laporkan terhadap catatan – catatan yang ada, dan dari pihak PU menyatakan sudah ada pengembalian (kerugian negara) ke daerah,” ujar Hadi. Selain itu, ujar Hadi, kepada pihaknya PU juga sudah menyampaikan bukti – bukti pengembalian kerugian negara yang timbul. Meski sudah ada pengembalian kerugian negara, Hadi juga tak mempersoalkan adanya desakan dari Komisi I DPRD NTB untuk melakukan audit investigasi atau audit lanjutan. Bersambung ke hal 5
Penelusuran Proyek Rumput Laut BPBD Kota Mataram (2-Habis)
Tak Cocok Rumput Laut, Nelayan Minta Bantuan Keramba Udang Bantuan rumput laut bagi nelayan di Ampenan, sudah pasti tak membuahkan hasil. Selain kekecewaan tergurat di wajah
SEBAGAI nelayan yang hari harinya bergulat di laut, tentu mereka paham keadaan yang tepat untuk melaut, juga budidaya apapun. Demikian
juga nelayan di Ampenan, sepanjang pantai Skip, Penghulu Agung, Pondok Prasi sampai Bintaro, Bersambung ke hal 5
para nelayan, tak sedikitpun faedah berupa keuntungan diperoleh, meskipun itu bantuan murni dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram.
(Suara NTB/ars)
SEADANYA - Amaq Geq, nelayan Penghulu Agung Ampenan menunjukkan rumput laut yang tumbuh seadanya di alat penangkaran.
05:01
05:11
12:24
15:45
18:16
19:29