HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 170 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
Pengemban Pengamal Pancasila
RABU, 30 SEPTEMBER 2015
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kasus DBHCHT
BPKP Mulai Hitung Kerugian Negara Mataram (Suara NTB) Kasus dugaan penyimpangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tampaknya masih alot. Untuk mencairkan proses perhitungan kerugian negara kasus itu, petinggi Kejati NTB dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bertemu, Selasa (29/9) siang. Kesimpulan sementara, audit investigasi perhitungan kerugian negara dimulai. Pertemuan berlangsung menjelang siang kemarin. Kepala BPKP Dr. Bonardo Hutauruk, AK, MM bertemu
langsung Kajati NTB, Martono, SH, MH. Dari informasi didapat, pertemuan tertutup di lantai dua ruang Ka-
jati NTB itu membahas seputar kekurangan dokumen yang disodorkan Kejaksaan untuk menghitung kerugian
negara. Data – data yang diperlukan itu disampaikan langsung Bonardo didampingi Koordinator Pengawas (Korwas) Investigasi, Ngatno, SE, dengan harapan dilengkapi penyidik Pidsus Kejati NTB, sebagai bahan tindaklanjut ke perhitungan kerugian negara atau pun audit investigasi. Pertemuan itu berlangsung sekitar satu jam. Kesimpulan-
nya, akan ada tindaklanjut pascagelar perkara kedua pihak beberapa waktu lalu, dalam rangka menelusuri kerugian negara DBHCHT yang kasusnya sudah diproses sejak 2013 lalu. Dikonfirmasi terkait pertemuan Kepala BPKP Bonardo Hutauruk, melalui Korwas Investigasi Ngatno membenarkan. Bersambung ke hal 15
Satu Jemaah Haji Realisasi Pembangunan Rumah Asal NTB Hilang Tak Layak Huni Baru 30 Persen dalam Tragedi Mina
TO K O H Berharap Ada Benteng Kuat RABU (30/9) hari ini bertepatan dengan momentum pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI). Gerakan kudeta yang dikenal dengan G30SPKI itu, sejak orde baru hingga hingga orde reformasi saat ini diwaspadai sebagai bahaya laten. Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/ars)
SEJENGKAL SURGA – Sejumlah wisatawan asing dengan peralatan diving bersiap menyelam menjelajah keindahan bawah laut Gili Air, Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang, KLU, Selasa (29/9). Pemandangan bawah laut dengan keanekaragaman biota di sana menjadi spot wisata favorit wisatawan asing dari berbagai negara. Tak heran, Gili Air dijuluki “sejengkal surga” diantara Gili Meno dan Gili Trawangan.
(Suara NTB/dok)
Tak Capai Target MUSIM kemarau berkepanjangan menyebabkan banyak lahan pertanian mengalami kekeringan. Kondisi tersebut secara tidak langsung mengancam pemenuhan target produksi gabah Lombok Tengah (Loteng) musim tanam ini. Baik yang sudah ditetapkan oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Asisten II Setda Loteng, Ir. Nasrun, yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (29/9) mengatakan, pada musim tanam ini pemerintah provinsi Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Satu orang jemaah haji asal NTB yang tergbaung dalam kloter 9 dinyatakan hilang dalam tragedi Mina yang terjadi beberapa waktu lalu. Jemaah haji yang tergabung dalam kloter 9 ini berasal dari Kabupaten Bima. Belum diketahui, identitas jemaah haji asal NTB yang hilang dalam tragedi Mina tersebut. “Itu yang belum kita tahu namanya sampai sekarang. Sudah beberapa kali kita SMS (pesan singkat) kepada Ketua Kloter 9, belum dijawab. Terus dilakukan pencarian, dengan penuh harap,” kata Kepala Bidang Haji dan Umroh Kementerian Agama NTB, Drs. H. Maad
Umar, M.Pd ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (29/9) siang kemarin. Dikatakan, petugas terus mencari satu orang jemaah haji asal NTB itu bersama 89 orang jemaah lainnya yang masih belum kembali ke pemondokannya. “Siapa tahu dia berada di kloter lain atau dimana,”ucapnya. Maad mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementerian Agama Pusat, perkembangan jumlah jemaah haji Indonesia yang menjadi korban musibah di Mina sampai dengan hari Selasa, 29 September 2015 sampai dengan pukul 01.00 Waktu Arab saudi (WAS) atau 05.00 WIB terus bertambah. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mengalokasikan anggaran sekitar Rp 20 miliar dalam APBD murni 2015 untuk pembangunan baru rumah tak layak huni bagi 800 KK masyarakat miskin di NTB. Sampai saat ini, realisasi pembangunan baru rumah tak layak huni itu baru mencapai 30 persen lebih. Dinas PU NTB menargetkan pada Desember mendatang pembangunan baru rumah tak layak huni itu sudah tuntas. “Sudah kontrak, target penyelesaiannya pada Desember mendatang. Sekarang ini hanya 800 unit terbagi dalam enam paket dan itu sudah dilaksanakan, sudah berjalan. Persentasenya mungkin baru sekitar 30-an persen,” terang Sekretaris Dinas PU NTB, Ir. Ahmad Mackhul, M.Si dikonfirmasi di Mataram, Selasa (29/9) siang kemarin. Mackhul mengatakan,
meskipun realisasinya baru mencapai 30 persen, namun pihaknya optimis proyek yang tersebar di 10 kabupaten/kota itu dapat tuntas pada Desember mendatang. Pasalnya, pembangunannya dibagi dalam sejumlah paket sehingga penyelesaiannya menjadi cepat. “Dibagi dalam beberapa paket, sehingga cepat penyelesainnya,” imbuhnya. Ia menyebutkan, program perbaikan atau pembangunan baru rumah masyarakat miskin yang tak layak huni itu sebanyak lima paket tersebar di 10 kabupaten/kota. Bersambung ke hal 15
Ahmad Mackhul (Suara NTB/nas)
Para Peraih ’’Award’’ Bidang Pariwisata NTB (3)
Pariwisata, Motor Tercepat Penggerak Ekonomi Rakyat Royal Sembah Ulun, adalah salah seorang dari lima orang peraih award dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, atas dedikasi dan peran sertanya dalam memajukan pariwisata NTB. Penghargaan tersebut, diserahkan pada penutupan Bulan Budaya Lombok – Sumbawa (BBLS) 2015 beberapa waktu lalu.
BERBICARA masalah pariwisata, bagi Royal Sembah Ulun, NTB memiliki seluruh syarat yang diperlukan. Alam yang indah, budaya beragam, beragam situs sejarah serta kearifan budaya dan tradisi yang kental. Inilah menurutnya aset pariwisata yang bernilai jual tinggi. Termasuk juga persoalan keamanan. Baginya, persoalan keamanan harus menjadi perhatian serius. Dalam mewujudkan keamanan, perlu dilakukan penyadaran terhadap seluruh pihak tentang arti penting kundusivitas wilayah
dalam membangun parwisata. Keamanan bahkan bisa dikatakan ‘’roh’’ pariwisata, karena begitu penting arti sebuah rasa nyaman dan aman di mata wisatawan. Dengan destinasi lengkap ditambah kondusivitas terjamin, diyakini wisatawan akan berbondongbondong datang ke NTB. Menurut Royal Sembah Ulun, industri pariwisata merupakan motor tercepat penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain dampak positif secara langsung, pariwisata juga merupakan aset yang berdampak berkepanjangan. “Sejauh ini saya melihat, pariwi-
sata merupakan sektor yang paling cepat menumbuhkan ekonomi masyarakat,” jelasnya kepada Suara NTB, Senin (28/9) lalu. Dikatakan, aset yang potensial untuk dikembangkan menjadi objek dan destinasi pariwisata di daerah ini sangat melimpah. Sektor pariwisata merupakan ranah yang strategis untuk dijadikan pendongkrak ekonomi demi menciptakan kesejahteraan masyarakat. Tentu, asas pengembangan untuk pemenuhan kesejahteraan tidak boleh lepas dari kata kunci yakni pemerataan. Bersambung ke hal 15