HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
16 HALAMAN
SUARA NTB
JUMAT, 1 APRIL 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
NOMOR 25 TAHUN KE 12 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/why)
DIROBOHKAN – Pagar salah satu rumdis DPRD NTB yang ditempati ASN Pemprov NTB dirobohkan, Kamis (31/3). Langkah ini sebagai bagian dari upaya eksekusi PN Mataram terhadap lahan seluas 70 are yang telah berkekuatan hukum tetap milik I Gusti Putu Wati di Karang Kelok, Monjok Barat, Selaparang, Mataram.
Rumdis DPRD NTB Dieksekusi Mataram (Suara NTB) Pengadilan Negeri Mataram mengeksekusi lahan ‘’kebon kopi’’ seluas 70 are di Lingkungan Karang Kelok Baru, Kelurahan Monjok Barat, Selaparang, Kota Mataram, Kamis (31/3) pagi. Pengosongan rumah dinas (Rumdis) DPRD NTB dan lahan yang telah berkekuatan hukum tetap menjadi milik I Gusti Putu Wati itu berlangsung kondusif. Meski salah satu penghuni rumah memelas meminta kelonggaran waktu untuk mengosongkan isi rumah dinas itu.
TO K O H
Ketua Pengadilan Negeri Mataram melalui Panitera, Lalu Ihsan, SH, MH, menjelaskan bahwa eksekusi tersebut berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI, Nomor 3004 K/ Pdt/2012 tanggal 26 Juni 2014. Menguatkan isi putusan Pengadilan Negeri Mataram nomor 77/Pdt.G/2011/PN.Mtr tanggal 10 Januari 2012 juncto putusan
Pengadilan Tinggi Mataram nomor 47/PDT/2012/PT.MTR tanggal 22 Mei 2012. ‘’Mengabulkan permohonan eksekusi yang diajukan oleh kuasa hukum para pemohon eksekusi tersebut,” jelasnya kepada warga sebelum dilaksanakan eksekusi yang didampingi oleh aparat satuan Sabhara Polres Mataram dan
anggota Polsek Mataram itu. Amar putusan MA tersebut juga memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Mataram atau jika berhalangan dapat diganti wakil yang sah dengan didampingi dua orang saksi yang telah dewasa dan dapat dipercaya, untuk melakukan eksekusi pengosongan terhadap objek sengketa. Bersambung ke hal 15
Pemprov Siapkan Tim Pengacara Lakukan PK PENGADILAN Negeri (PN) Mataram tetap melakukan eksekusi terhadap sengketa lahan ‘’kebun kopi’’ di di Lingkungan Karang Kelok Baru, Kelurahan Monjok Barat, Selaparang, Kota Mataram, Kamis (31/3) pagi. Meskipun sebelumnya Pemprov meminta supaya dilakukan penundaan sampai laporan dugaan pemalsuan dokumen yang telah dilaporkan mendapatkan penyelesaian hukum. Tapi permintaan tersebut diabaikan eksekutor. Pemprov NTB telah menunjuk tim pengacara untuk melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) atas
sengketa lahan tersebut. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB, Ir. H. Iswandi, M.Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (31/3) siang kemarin mengatakan, Pemprov NTB tak bisa menghentikan eksekusi objek sengketa yang dilakukan PN Mataram. Pasalnya, hal tersebut sudah menjadi prosedur hukum. ‘’Eksekusi memang tidak bisa kita hentikan. Karena memang itu sudah prosedur hukum bahwa sudah ada keputusan inkracht. Tetapi upaya hukum tetap kita jalankan,” kata Iswandi. Bersambung ke hal 15
Batalkan Proyek Kantor Gubernur Gempa 4,5 SR Guncang Mataram Tegur Kepala SKPD Malas Pemprov Pertimbangkan
PEMPROV NTB mengharapkan setiap kegiatan rapat paripurna yang diselenggarakan di DPRD NTB tepat waktu. Pasalnya, rapat paripurna sering molor berjam-jam dari waktu yang telah ditentukan. Sementara itu, mengenai banyaknya pimpinan SKPD yang tidak menghadiri rapat paripurna, Rabu (30/3) lalu, Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH langsung menegur pimpinan SKPD bersangkutan. “Sebenarnya Tuhan menciptakan alam ini dengan waktu yang tepat. Wal ashri (demi waktu),” kata Muhammad Nur ketika dikonfirmasi, Ka(Suara NTB/dok) mis (31/3) siang kemarin. H. Muhammad Nur Sekda enggan menanggapi adanya anggapan banyaknya Pimpinan SKPD malas menghadiri rapat paripurna lantaran waktu yang sering molor. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Gempa mengguncang Kota Mataram dan sekitarnya, Kamis (31/3) pukul 17.34 Wita kemarin. Dengan kekuatan mencapai 4,5 Skala Richter (SR), gempa yang terjadi bersamaan dengan hujan deras
disertai petir, mengagetkan warga. Beruntung gempa tidak berpotensi tsunami. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTB, titik gempa terjadi pada lokasi 8.52 Lintang Selatan, 115.99 Bujur Timur.
Radius gempa lebih dekat dari Kota Mataram, yakni pada jarak 17 kilometer Barat Laut Mataram. ‘’Kedalaman gempa 12 kilometer,’’ jelas Kepala BMKG NTB Agus Riyanto. Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R Perceraian Picu Gizi Buruk KASUS perceraian di Lombok Barat (Lobar) terbilang tinggi. Hampir tiap tahun kasus perceraian meningkat. Tahun 2015, angka perceraian di daerah ini sebanyak 508 kasus. Perceraian ini dipicu pasangan menikah pada usia dini yang juga tinggi. Hampir 50 persen pasangan di Lobar nikah di usia dini. Akibat pernikahan dini dan perceraian ini pun berantai pada anak hasil pernikahan pasangan tersebut. Karena bercerai, maka anak ditinggalkan sehingga memicu mengalami gizi buruk. ‘’Pernikahan dini menyebabkan perceraian sehingga menyebabkan anak hasil pernikahan itu mengalami gizi buruk. Karena ditinggal oleh orang tuanya,’’ ujar Plt Bupati Lobar, H.Fauzan Khalid. Bersambung ke hal 15 H.Fauzan Khalid
(Suara NTB/ist)
Anggaran untuk Program Strategis Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi membatalkan proyek pembangunan gedung empat lantai di Kompleks Kantor Gubernur senilai Rp 32 miliar lebih yang dianggarkan dalam APBD murni 2016. Menurut Juru Bicara Pemprov NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM pembatalan atau penundaan pembangunan gedung itu lantaran masih banyak anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai program prioritas. ‘’Penundaan ini semata-mata pemerintah beriktikad baik bahwa ada kebutuhan program pembangunan yang lebih besar dari ini. Sehingga kita menunda kegiatan-kegiatan pembangunan fisik. Kita alihkan untuk pelaksanaan program strategis yang lainnya,” kata Yusron ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (31/3) siang kemarin. Bersambung ke hal 15 H. Yusron Hadi
Citra Satelit Gempa (Suara NTB/dok)
Jaringan Bisnis Turki – Lombok
Berharap KLU Jadi Contoh
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/ari)
Bupati KLU, H.Najmul Akhyar (kiri) saat menerima kunjungan Redaksi Suara NTB dipimpin Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H.Agus Talino, kemarin.
Tanjung (Suara NTB) Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), H. Najmul Akhyar, mengakui keberadaan media massa penting dalam rangka ekspose potensi daerah di samping memberi kritik yang bersifat membangun. Terhadap kondisi KLU sendiri, bupati menyebut sejumlah visi dan misi yang akan dilakannya dalam 5 tahun ke depan. ‘’Sepulang dari Turki, kita di KLU diberi penghargaan oleh pemerintah Australia atas komitmen dan dukungan kepada Madrasah dalam mendukung sektor pendidikan di daerah. Dalam bidang pendidikan juga, kita akan memastikan 20 persen dari APBD untuk pendidikan,’’ ujar Najmul Akhyar, ketika menerima kunjungan Redaksi Suara NTB yang dipimpin Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H.Agus Talino, Kamis (31/3) kemarin.
Menurut Najmul, pendidikan menjadi salah satu prioritas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu yang telah digagas adalah, program beasiswa dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ia mengajak seluruh elemen masyarakat KLU dari berbagai latar belakang ilmu, baik keguruan, kesehatan (dokter), hukum, pertanian maupun sosial, untuk melanjutkan karir studi. “KLU masih kesulitan dengan SDM, sehingga kita pun memikirkan bagaimana supaya guru-guru bisa lanjut sekolah S2, S3 melalui LPDP. Alhamdulillah, beberapa dokter sudah mengajukan diri. Bagi saya dokter juga tidak soal, asalkan bisa dipastikan siapa penggantinya,’’ sambung bupati. Langkah seperti ini harus dilakukan Pemkab KLU, mengingat terbatasnya APBD. Selanjutnya di sektor ekonomi, KLU tengah merin-
tis pembangunan ekonomi yang dimulai dari desa. Konsep ini dibangun agar desa mampu menjadi motor penggerak ekonomi. Jika desa maju, maka kabupaten secara otomatis akan berkembang. Korelasi dengan upaya itu, Pemerintah KLU mengintegrasikannya dengan penumbuhan wirausaha baru. Keberadaannya diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan. Demikian juga soal Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Pemda KLU akan berupaya untuk memfungsikan Bumdes semaksimal mungkin. Salah satunya dengan mensuport dana secara optimal. Sehingga masyarakat di pedesaan untuk keperluan keuangannya cukup berusan dengan Bumdes. ‘’Tidak perlu ke bank. Apalagi berurusan dengan rentenir.’’ Bersambung ke hal 15