HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 76 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
KAMIS, 2 JUNI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
NTB memiliki tantangan berat mencegah pernikahan usia anak atau menikah dini. Kematian ibu dan bayi menjadi mata rantai yang lahir dari proses “memaksakan” hubungan rumah tangga ini. Regulasi yang ada malah memuluskan tetap langgengnya praktik tersebut. UNDANG - Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, tidak secara jelas mengatur bagaimana sanksi terhadap seseorang yang memfasilitasi terjadinya pernikahan di bawah umur 16 tahun untuk perempuan. Juga di UU Perlindungan Anak yakni UU nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002. ‘’Malah di UU Perkawinan memungkinkan adanya dispensasi,’’ ujar Koordinator Divisi Hukum Lembaga Perlindungan Anak
(LPA) NTB, Joko Jumadi, SH, MH ditemui Suara NTB, Selasa (31/5) di Kantornya. ‘’Umpamanya ada yang menikah usia 15 tahun, apa sanksinya? (terhadap yang memfasilitasi). Tidak ada,” sambung Joko. Pernikahan tersebut bahkan dapat sah secara hukum melalui sidang di Pengadilan Agama. Hal itu, menurut dia, menjadi tantangan berat untuk mencegah terjadinya pernikahan di usia anak. Bersambung ke hal 15
Angka Turun Tapi Tetap Tinggi JUMLAH kematian ibu dan bayi di NTB terbilang cukup tinggi, kendati trennya semakin menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 angka kematian ibu mencapai 251 kasus, dan pada tahun 2015 sebanyak 240 kasus per 100 ribu kelahiran. Jumlah itu masih lebih tinggi dari rata-rata nasional sebanyak 102 kasus. Sementara untuk jumlah kema-
(Ilustrator/kim)
TO K O H
Pegang Posisi Strategis
KO M E N TTAA R Harus Tingkatkan Koordinasi
(Suara NTB/dok)
KALANGAN DPRD NTB berpandangan proses seleksi sampai dilantiknya Sekda NTB yang baru, berjalan dengan cukup baik. Adanya dukungan maupun kritikan dari masyarakat dinilai sebagai bentuk dukungan untuk mendapatkan Sekda NTB terbaik. ‘’Pada hari ini (kemarin) kita mendapatkan Pak Rosiady sebagai Sekda. Bersambung ke hal 9
Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi melantik dan mengambil sumpah jabatan Sekda NTB yang baru, Ir. H.Rosiady H. Sayuti, M.Sc, Ph.D. di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, Rabu (31/5) siang kemarin. Pelantikan mantan Kepala Dinas Dikpora NTB ini menjadi Sekda yang baru menggantikan H. Muhammad Nur, SH, MH berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 52/TPA Tahun 2016 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan pimpinan tinggi madya di lingkup Pemprov NTB. Pada kesempatan tersebut, gubernur meminta Rosiady sebagai komandan birokrasi harus mampu menunjukkan kepemimpinannya. Artinya, dia harus mampu memimpin birokrasi Pemprov NTB tidak hanya secara teknokratik. Namun kepemimpinan sebagai Sekda memerlukan integritas dan keteladanan. Sehingga jejak Sekda sebelumnya yang baik-baik , H. Muhammad
(Suara NTB/Humas Setda NTB)
DILANTIK - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi melantik H.Rosiady H. Sayuti sebagai Sekda NTB menggantikan H.Muhammad Nur. Nur, SH, MH harus diikuti. ‘’Dan juga pada saat yang sama memperbaiki apa yang pada masa sebelumnya dianggap sebagai kekurangan atau hal yang dapat disempurnakan. Saya berharap Pak Ros dapat mengkonsolidir, memimpin dengan baik seluruh perangkat yang ada di pemerin-
tah provinsi,’’ harap gubernur. Gubernur memberikan penekanan kepada Sekda yang baru untuk melakukan konsolidasi kepada seluruh pejabat eselon II lingkup Pemprov NTB. Mulai dari Asisten I, Asisten II dan Asisten III. Kemudian para staf ahli, kepala dinas, Bersambung ke hal 15
Di Balik Kasus Hubungan Sedarah (1)
Menikah Dini, Gagal Berumah Tangga dan Terhimpit Kemiskinan Orang menikah muda, gagal dalam rumah tangga dan dihimpit kemiskinan adalah fenomena yang sering kita jumpai di masyarakat kita. Siapa sangka, situasi ini mampu mengkondisikan penyimpangan dalam relasi antaranggota keluarga. Hal inilah yang menimpa Nur (40) dan Sap (21), tersangka pembuang bayi hasil hubungan incest yang menghebohkan Lombok Timur (Lotim), belum lama ini. DITEMUI di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Selong, Senin (30/5) lalu, Nur masih terlihat pucat. Kondisinya tampak lemah pasca melahirkan bayi perempuan dari hubungan dengan anak kandungnya sendiri. Kepada Suara NTB yang melakukan wawancara khusus dengannya, Nur mengenang kisah hidup yang telah mengantarkan dirinya ke kondisi ini. Nur lahir pada 1976. Anak kedua dari lima bersaudara ini lahir dari keluarga kurang mampu. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/yon)
(Suara NTB/nas)
MANTAN Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH mengatakan Sekda NTB yang baru menghadapi perubahan yang radikal terkait dengan pengelolaan keuangan. Tugas sebagai birokrasi merupakan sesuatu yang tidak pernah putus. Artinya terus berkesinambungan dan terus menerus dalam sistem yang paling massif. ‘’Oleh karena itu, ke depan itu pastikan apa yang sudah baik itu dimantapkan lebih baik lagi, yang kurang diimprovisasi untuk menemukan konstruksi yang lebih tepat lagi. Bersambung ke hal 9
Revitalisasi Program Unggulan
Gubernur: Sekda ’’Imam’’ Para Birokrat
Hadapi Perubahan Radikal
TGH. Mahalli Fikri
tian ibu di NTB selama tahun 2015 sebanyak 95 kasus. Jumlah itu menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 111 kasus. Kendati menurun, namun jumlah itu terbilang cukup banyak, jika dibandingkan dengan daerah lain secara nasional. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan NTB, Bersambung ke hal 15
TONGKAT kepemimpinan Sekda NTB beralih dari H. Muhammad Nur, SH, MH kepada Dr. H. Rosiady Sayuti, M.Sc. Mantan Kepala Dinas Dikpora NTB ini dilantik dan diambil sumpah jabatnnya oleh Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Rabu (31/5) siang kemarin di Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur. Rosiady yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan D a e r a h (Bappeda) NTB ini mengatakan dirinya akan mengawal program pembangunan yang sudah tertuang dalam RPJMD 20132018. Yakni melakukan revitalisasi terhadap programprogram unggulan yang sudah mulai hilang gaungnya. Selain itu, sesuai dengan arahan gubernur, setiap kepala SKPD lingkup Pemprov NTB harus memiliki program inovasi. ‘’Termasuk ini yang menjadi tugas saya. Bagaimana agar program unggulan yang sudah berjalan lima tahun yang lalu, apakah BSS (Bumi Sejuta Sapi), program dalam pendidikan dan kesehatan, itu harus ada revitalisasi,’’ kata Sekda NTB, Dr. H. Rosiady Sayuti, M.Sc dikonfirmasi usai pelantikan. Bersambung ke hal 15 H. Rosiady H.Sayuti (Suara NTB/nas)