HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
16 HALAMAN NOMOR 77 TAHUN KE 12
SUARA NTB
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
JUMAT, 3 JUNI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Disbudpar Tandatangani Kesepakatan
Majukan dan Selaraskan Program Pariwisata NTB bawa, dengan GIZ tentang Sustainable Tourism dan BLKI Lombok Timur tentang SDM Bidang Pariwisata. Selain itu, dalam waktu bersamaan dengan digelarnya Rapat Kerja Kebudayaan dan Pariwisata se-NTB kemarin, juga ditandatangani kesepakatan dengan Universitas Mataram, PHRI NTB, ASITA NTB dan HPI NTB, terkait dengan dibukanya Politeknik Pariwisata NTB, mulai tahun ini. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/lin)
Mataram (Suara NTB) Untuk memajukan sektor pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB telah menandatangani kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah lembaga, Kamis (2/6) kemarin. Lembagalembaga itu masing-masing, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Wisata Halal, kemudian dengan Telkomsel tentang e-Tourism. Dengan Angkasa Pura tentang Branding Pesona Lombok Sum-
MOU - Kadisbudpar NTB H.L.Moh. Faozal, S.Sos.,M.Si saat acara penandatanganan MoU dengan sejumlah lembaga di Mataram, Kamis (2/6) kemarin.
(Suara NTB/rus)
TAK LAYAK HUNI - Dua rumah warga di Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur yang masuk katagori tak layak huni dan butuh perhatian pemerintah. Berita selengkapnya di halaman 15.
Kejaksaan Terbitkan SP3 Kasus DBHCHT Mataram (Suara NTB) Penyelidikan dan penyidikan kasus dugaan korupsi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) akhirnya terhenti. Penyidik Pidsus Kejati NTB menyatakan kasus ini tidak cukup bukti untuk dilakukan ke penetapan tersangka. Hal itu ditandai dengan diterbitkannya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), setelah kasus ini diusut di bawah komando tiga Kajati.
TO K O H
Terbitnya SP3 kasus itu diumumkan Juru Bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH, Kamis (2/6), dengan sejumlah alasan. ‘’Bahwa dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, permintaan keterangan ahli, pengumpulan bukti, audit investigasi BPKP, perkara ini tidak cukup bukti sehingga dihentikan,’’ tegas Sutapa,
Audit Perjalanan Dinas Dewan INSPEKTORAT NTB akan melakukan audit terhadap perjalanan dinas tiga Pimpinan DPRD NTB dan 10 pimpinan fraksi yang berangkat ke DPP Partai Golkar di Jakarta untuk mengklarifikasi persoalan yang dihadapi Ketua DPRD NTB, H. Umar Said, S. Ag, belum lama ini. ‘’Nanti kita audit karena menyangkut persoalan transparansi. Jadi belum kita kepada sebuah kesimpulan. Dari hasil pemeriksaan itu baru kita simpulkan apakah ada pelanggaran adminsitratif. Kalau ada ditindaklanjuti. Bersambung M. Agus Patria ke hal 15
KO M E N TTAA R
KUMKM Terbaik Nasional Mataram (Suara NTB) Kementerian Koperasi dan UKM RI memberikan penghargaan kepada Pemprov NTB, sebagai pembina Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) terbaik ke-III nasional untuk wilayah Indonesia Timur. Piagam Penghargaan Data K o p e rasi Award diberikan langsung Men-
(Suara NTB/dok)
Siap ’’Berlari Kencang’’
(Suara NTB/dok)
dimintai keterangan. Para pejabat Bappeda lainnya juga sempat diklarifikasi. Dua saksi ahli dari Universitas Airlangga (Unair) dan keterangan ahli dari Universitas Mataram (Unram), juga sudah diperoleh, bahwa tidak ditemukan adanya indikasi tindak pidana pada kasus ini, meski sebelumnya sudah dit-
prongan tembakau senilai Rp 29 miliar. Tak ada perkembangan signifikan, kasus ini ketika Kejati NTB dipimpin Kajati Fadil Zumhanna, SH, MH. Di bawah komando Fadil Zumhanna, objek penyelidikan berubah dari omprongan tembakau ke dobel anggaran untuk proyek irigasi desa di Dinas PU NTB senilai Rp 32 miliar. Bersambung ke hal 15
Komisaris Utama iPasar Diperiksa Menteri Serahkan Penghargaan Kejaksaan NTB Peringkat III Pembina
(Suara NTB/dok)
LIMA komisioner Komisi Informasi (KI) NTB yang baru, dilantik diambil sumpah jabatannya oleh Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si di ruang rapat utama Kantor Gubernur, Kamis (2/6) siang kemarin. Mereka dilantik setelah hampir lima bulan terjadi kevakuman komisioner KI NTB, yang seharusnya sudah diisi Januari lalu. Komisioner KI NTB yang baru berjanji akan ‘’berlari kencang’’ mengejar ketertinggalan selama lima bulan tersebut. Ajeng Roslinda Bersambung ke hal 15
didampingi Kasi Penyidikan Pidsus, Yonie Esau Mallaka, SH. Rangkaian penyelidikan sampai penyidikan kasus ini, sudah diperiksa 29 orang saksi. Diantaranya mantan Kepala Bappeda NTB Dr. Rosiady H. Sayuti, yang kini menjadi Sekda NTB. Mantan Sekda H.Muhammad Nur juga sudah
ingkatkan ke penyidikan. Menurut Sutapa, BPKP memperkuat tidak adanya kerugian negara. ‘’Hasil audit investigasi BPKP, tidak menemukan adanya kerugian negara dalam kasus ini,’’ tandasnya. Kasus ini diketahui diselidiki sejak 2013 lalu, saat Kajati di bawah komando Sugeng Pudjianto,SH, MH, untuk item yang diusut pengadaan alat om-
teri Koperasi dan UKM RI, Puspayoga kepada Pemprov NTB melalui Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, Drs. H. Supran, MM pada Rapat Koordinasi Regional KUMKM di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/6) kemarin. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
H. Supran menerima piagam penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM RI, AA. Puspayoga, sebagai peringkat ke-III pembina koperasi terbaik.
H. Supran
Di Balik Kasus Hubungan Sedarah (2)
Korban Perceraian, Terpengaruh Miras dan Film Porno Masa kecil Sap (21), jauh dari kata menyenangkan. Terpisah dan kehilangan kasih sayang ibu kandung, tersangka pelaku pembuangan bayi hasil hubungan seks dengan ibunya sendiri ini baru bisa bertemu dengan ibu kandungnya saat ia sudah remaja. Saat itu, ikatan emosional keduanya tak lagi sama. SAP kini hanya bisa tertunduk menyesali perbuatan yang telah dilakukannya. Pemuda yang lahir pada 17 Mei 1995 merupakan anak pertama dari pasangan Nur dan Sapoan. Ia dilahirkan di Kampung Bateang, Desa Labuhan Lombok,
Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur (Lotim). Sejak berusia empat tahun, Sap harus rela melihat ayahnya bercerai dengan ibunya yakni Nur. Sejak itu, ia tidak pernah lagi mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Setelah ayahnya
menikah lagi dengan perempuan lain, hidupnya tak membaik. Sap malah merasa kian terpuruk. Sejak perceraian antara ibu dan ayahnya itu, Sap ikut tinggal bersama ayahnya di rumah neneknya. Posisi ibu kandungnya digantikan dengan perempuan lain. Hidup bersama ibu tiri, Sap mengaku tidak merasakan kebahagiaan yang ia harapkan. Kasih sayang yang diberikan oleh ibu tirinya tidak seindah yang diberikan oleh ibu kandungnya. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Kamis (2/6) kemarin, Komisaris Utama PT. iPasar Indonesia, Alexander Gee akhirnya diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Kehadiran Alexander Gee yang diperiksa sebagai saksi, setelah dua kali dilayangkan surat panggilan oleh Kejaksaan. Alexander Gee tiba di Gedung Kejati NTB sekitar pukul 11.00 Wita, langsung menemui Kasi Penyidikan Pidsus, Yonie Esau Mallaka, SH. Pukul 12.30 Wita, pemeriksaan dihentikan sementara untuk istirahat. Alexander Gee akhirnya se-
lesai diperiksa sekitar pukul 13.30 Wita. Pemilik saham PT. iPasar Indonesia itu menurut Juru Bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH, diperiksa sebagai saksi dalam kaitan dugaan suap oknum pejabat negara, pada proyek Sistem Resi Gudang (SRG) yang mengelola komoditi jagung dan dipasarkan PT.iPasar Indonesia. ‘’Yang diperiksa pemilik saham iPasar. Dia kita periksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap,” kata Sutapa kepada wartawan, Kamis sore. Bersambung ke hal 15