HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
20 HALAMAN NOMOR 79 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SENIN, 6 JUNI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Jaring Asmara
Cara Mataram Membangun Kota Duet Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh dan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menjadikan partisipasi masyarakat sebagai landasan utama membangun daerah. Berbekal prinsip itulah, program Penjaringan Aspirasi Masyarakat (Jaring Asmara) dilaksanakan. Program ini dipandang sebagai terobosan baru dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. DEMIKIAN mengemuka dalam diskusi terbatas bertema “Lebih Dekat dengan Jaring Asmara” yang digelar di Kantor Harian Suara NTB, Sabtu (4/6). Diskusi tersebut menghadirkan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, Kepala Bappeda Kota Mataram, Lalu Martawang, Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, Dr. Prayitno Basuki, Dr. Iwan Harsono, Dr. Mansur Afifi, H. Rudy Razak, Fairuz Abadi, SH dan Jana Hamdiana sebagai nara sumber. Bersambung ke hal 19
TO K O H Saling Menghormati MEMASUKI bulan suci Ramadhan 1437 Hijriah, di-harapkan suasana peribadatan umat muslim dapat berjalan aman, damai, dan tenteram. Serta sikap saling hormat menghormati antarumat beragama dapat berjalan dengan baik. Bersambung ke hal 13
Bisa Menjadi Kota Contoh PROGRAM-program hebat biasanya sulit memberikan dampak yang hebat jika dihalangi oleh adanya beban politik dari pemimpin. Hal inilah yang harus dihindari dari kelanjutan pelaksanaan program Jaring Asmara ini. Akademisi Unram, Dr. Prayitno Basuki dalam diskusi terbatas bertema ‘’Lebih Dekat dengan Jaring Asmara’’ yang digelar Harian Suara NTB, Sabtu (4/6) mengaku optimis Jaring Asmara bisa menjadi pemicu lahirnya terobosanterobosan baru dalam pembangunan di Kota Mataram. Melalui Jaring Asmara, Pemkot Mataram bisa memperoleh masukan, keluh kesah hingga solusi dalam pelaksanaan berbagai aspek pembangunan. Bersambung ke hal 19
(Suara NTB/ars)
POSE BERSAMA - Para peserta Diskusi Terbatas Harian Suara NTB berpose bersama usai diskusi bertema “Lebih Dekat Dengan Jaring Asmara” yang digelar di Kantor Harian Suara NTB, Sabtu (4/6).
Hari Ini, Puasa Ramadhan Dimulai Mataram (Suara NTB) Pelaksanaan puasa dipastikan mulai Senin (6/6) ini. Kementerian Agama NTB memastikan posisi hilal diketahui pada ketinggian 4o 20’ 05", untuk hasil hisab di Kota Mataram, melalui titik pantau Pantai Loang Baloq, Ampenan, Minggu (5/6). Pengamatan hilal untuk penentuan awal Ramadhan 1437 Hijriyah itu dilakukan Stasiun Geofisika Mataram, bekerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, mulai pukul 17.00 Wita. Bersambung ke hal 13
(Suara NTB/ars)
AMATI HILAL - Petugas Kementerian Agama NTB saat mengamati hilal melalui Teleskop di Pantai Loang Baloq, Ampenan Kota Mataram, Minggu sore.
Mutasi Dinilai sebagai Jawaban Kinerja SKPD Lelet Mataram (Suara NTB) Pemerhati Politik dan Pemerintahan NTB, Dr. Ahyar Fadli, M.Si menilai mutasi besar-besaran yang dilakukan gubernur terhadap 29 pejabat
struktural eselon II sebagai jawaban atas leletnya kinerja Kepala SKPD. Untuk mengawal kinerja para kepala SKPD yang baru ini, Ahyar mengharapkan Sekda NTB
melakukan evaluasi secara rutin sehingga target-target pembangunan yang tertuang dalam RPJMD tercapai di sisa pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur, Dr. TGH. M. Zainul
Majdi - H. Muh. Amin, SH, M.Si (TGB-Amin). ‘’Saya kira mutasi dalam konteks pembangunan itu normal sesuai dengan kebutuhan. Tentu mutasi kali ini kita harapkan
sebagai jawaban terhadap SKPD yang lelet dua tahun terakhir ini. Saya kira mutasi kali ini untuk menjawab itu, kinerja SKPD yang kurang maksimal,’’ Bersambung ke hal 19
Pupuk ’’Magic Green Nanocalcium’’
Tingkatkan Produksi, Sejahterakan Petani 4 : 54
Pupuk Magic Green Nanocalcium, Sabtu (4/6) lalu mulai diujicoba penerapannya di lahan pertanian milik Warga Lenek, Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Pengalaman sukses meningkatkan produksi di Lombok Barat (Lobar) pascapenggunaan teknologi Jerman itu ingin dirasakan juga oleh petani-petani di Lotim. DIREKTUR PT Setia Bersama, Andrew Gomez selalu Distributor Pupuk Magic Green dalam sambutan acara launching Sabtu (4/6) lalu mengatakan, pupuknya tersebut tanpa unsur kimia. Di Jerman, asal pupuk Magic Green ini diakui tidak ada sawah. Akan tetapi, teknologi salah satu negara di benua Eropa itu sangat canggih. Dihadirkannya Pupuk Magic Green ini di Indonesia semata untuk membantu petani meningkatkan produksi. Pupuk organik ini katanya berbeda dengan pupuk organik secara umum. Bersambung ke hal 13
SEMPROT - Wakil Gubernur NTB H.Muh. Amin didampingi Kepala BKP Lotim, H. Syafirin menyemprot tanaman padi menggunakan pupuk Magic Green pada acara demplot di Lenek, Sabtu lalu.
Arif Rahman Maladi
Andrew Gomez
5:04
12:16
15:37
18:06
19:20
SUARA MATARAM
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Halaman 2
Pemkot Berencana Relokasi Warga Pesisir PEMKOT Mataram telah mengeluarkan surat edaran ke masing - masing camat dan lurah, terkait menjaga keamanan dan ketertiban selama bulan ramadan. Terutama menyangkutan penjualan petasan dan kembang api, rumah makan dan tempat hiburan lainnya. Menanggapi hal tersebut, Lurah Banjar, Muzzakir Walad mengatakan, menjaga keamanan dan ketertiban selama ramadan ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan camat. Dari hasil koordinasi tersebut, langsung dikoordinasikan lewat kepala lingkungan untuk mengimbau masyarakat lewat pengeras suara serta menempelkan di tiap lingkungan, agar selama ramadan tidak ada petasan. “Kita sudah koordinasikan dengan Pak Camat terkait hal ini. Kami minta Pak Kaling mengimbau lewat corong masjid dan tempel pengumuman,” kata Muzzakir pekan kemarin. Rencananya, awal minggu ini, ia akan melakukan monitor bersama Bhabinkantibmas, Babinsa, Linmas dan FKDM terhadap penghuni pondokan atau kos - kosan. Disamping itu, akan dipantau pedagang petasan dan kembang api. Ia mengakui, potensi terjadinya keributan akibat kembang api maupun petasan sangat tinggi. Kejadian pekan kemarin antara salah satu lingkungan di Ampenan Tengah dengan warganya, para pemuda sempat bersitegang akibat saling serang menggunakan kembang api. Hal ini cepat difasilitasi agar tidak terjadi keributan. Ditambahkan, kelurahan Banjar bukan tempat memproduksi maupun menjual petasan dan kembang api. Kemungkinan, warga membeli di luar. Yang menjadi kendala lanjutnya, pada peredaran karena sulit dicegah. Oleh karena itu, Satpol PP dan Polres Mataram diminta inten melakukan razia. “Kita kalau razia penjual kerjasama dengan aparat,” terangnya. Terkait warung makanan ditambahkan Muzzakir, sejak ramadan tahun lalu masyarakat sudah bisa memaklumi setelah dilakukan pendekatan dan tindakan tegas. Meskipun petasan dan mercon ini tidak bisa diantisipasi, namun masyarakat diminta mengikuti imbauan Walikota Mataram untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Paling penting, masyarakat tidak menjual makanan pada saat orang sedang berpuasa. (cem) (Suara NTB/ist)
(Suara NTB/dok)
Antisipasi dari Awal ANGGOTA Komisi I DPRD Kota Mataram, parhan, SH., meminta Satpol PP Kota Mataram lebih pro aktif mengawal edaran Walikota Mataram terkait pelaksanaan ibadah puasa. ‘’Petugas-petugas kita itu harus betul-betul mengawal itu dengan baik,’’ ujarnya kepada Suara NTB, Minggu (5/6). Ia khawatir kalau-kalau ada masyarakat yang tidak puas lantas melakukan tindakan yang berujung anarkis. Untuk itu, Satpol PP diimbau untuk tetap melakukan pemantauan di lapangan. Jangan sampai ada oknum-oknum yang memberi ruang bagi para pedagang untuk berjualan di luar ketentuan. Karena seperti diketahui, Walikota Mataram dalam edarannya meminta bagi masyarakat yang berjualan secara demostratif agar mulai melakukan aktivitasnya pada pukul 17.00 Wita. ‘’Antisipasi itu yang penting. Makanya edaran Walikota itu harus dikawal,’’ ucap Parhan. Satpol PP diharapkan memberi atensi lebih, tidak hanya warung makan dan tempat hiburan tapi juga peredaran petasan. Keberadaan petasan sangat mengganggu jalannya ibadah umat muslim pada bulan Ramadan. ‘’Yang jual-jual petasan kita minta supaya bisa dirazialah,’’ katanya. Politisi PKS ini berharap kejadian-kejadian tahun lalu tidak akan terulang tahun ini. Seperti Satpol PP yang melakukan penertiban menjelang lebaran. Hal itu sangat disayangkan. Karena mestinya, pemantauan berikut penertiban dapat dilakukan mulai hari pertama puasa. Meskipun ada pengecualian untuk pedagang yang berjualan di kawasan non muslim, namun Parhan mengimbau agar kegiatan makan minum di sana tidak dilakukan secara demonstratif. Menurut Parhan kalau aparat Satpol PP baru melakukan penertiban setelah ibadah puasa berjalan dua sampai tiga pekan, tidak ada gunanya. Justru itu akan menimbulkan penilaian bahwa Satpol PP tidak serius mengamankan edaran Walikota. Parhan mengatakan bahwa jumlah aparat Satpol PP mencukupi untuk melaksanakan pengamanan dan penertiban selama bulan Ramadan. ‘’Apa yang dia (Satpol PP) minta agar dianggarkan untuk mobil operasional sudah kita penuhi. Makanya sekarang kita berharap kinerja mereka,’’ pungkasnya. Jangan sampai satpol PP ikut main kucingkucingan dengan pedagang yang mestinya ditertibkan. ‘’Jangan nanti mau razia, pengusahanya sudah ditelpon duluan jadi kan nihil temuan,’’ sindirnya. (fit)
WARGA PESISIR - Warga miskin Kota Mataram terbanyak berada di wilayah pinggiran kota, termasuk kawasan pesisir. Warga di pesisir sebagian besar bekerja sebagai nelayan, salah satunya di Lingkungan Bagek Kembar, Kelurahan Tanjung Karang Permai. Beberapa nelayan Bagek Kembar sedang mempersiapkan jaring sebelum melaut.
Pemkot Tolak Rencana Rasionalisasi ASN Mataram (Suara NTB) Pemerintah Pusat dalam hal ini, Kementerian Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi berencana melakukan rasionalisasi aparatur sipil negara. Rasionalisasi ini sebagai bentuk efisiensi anggaran. Namun hal itu ditolak oleh Pemkot Mataram dengan alasan akan menimbulkan persoalan baru. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Mataram, Dra. Hj. Dewi Mardiana Ariany mengatakan, rasionalisasi tersebut masih sebatas wacana dari Pemerintah Pusat karena belum ada regulasi mengatur hal itu. Tetapi sebaiknya, KemenpanRB perlu mengkaji kebijakan tersebut karena hal ini masih pro kontra. “Ini kan masih wacana saja. Iya, kita tunggu apa hasilnya. Saran saya ini perlu dikaji,” kata Dewi dikonfirmasi, Sabtu (4/6). Pada prinsipnya nanti, pihaknya masih menunggu regulasi dari Pemerintah Pusat. Bagaimana variabel serta tolak ukur melakukan rasionalisasi tersebut. Yang jelas, kabupaten/kota pasti akan diundang membahas hal tersebut serta kouta ASN masing masing akan dirasionalisasi. Mantan Kepala Dinas Dukcapil Kota Mataram ini menambahkan, jika melihat konteks saat ini rasionalisasi dianggap tidak tepat dilakukan di Kota Mataram. Sebab,
(Suara NTB/dok)
Hj. Dewi Mardiana Ariany jumlah ASN baik itu pegawai, guru dan tenaga kesehatan ibukota provinsi masih kekurangan tenaga. Dikhawatirkan rasionalisasi ini justru menimbulkan persoalan
baru. Diantaranya, pengangguran, kemiskinan dan lain sebagainya. “Kita saja kekurangan pegawai lagi mau dikurangi,” sesalnya. Penolakan senada juga disampaikan beberapa pegawai lingkup Kota Mataram. Maya misalnya, tak setuju dengan rencana rasionalisasi pegawai oleh Pemerintah Pusat. Ia yang hanya mengandalkan gaji dari PNS (ASN, red) untuk kebutuhan sehari - hari dan biaya pendidikan anaknya. Menurutnya, kebijakan ini dianggap tidak memberikan solusi tapi justru menimbulkan persoalan baru. “Kalau yang andalkan gaji saja, ndak setuju sih,” cetusnya. Pegawai lainnya, Zulkifli menganggap kebijakan Pemerintah Pusat akan membuat masalah. Pensiun besar - besaran ini mengakibatkan pengangguran. Kemudian, berimbas terhadap kemiskinan dan kasus kriminal. Persoalan - persoalan ini kemudian kembali menjadi beban pemerintah. (cem)
Wakil Walikota Ditegur Gubernur Soal ”Car Wash Dance” Mataram (Suara NTB) Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengungkapkan bahwa dirinya mendapat teguran langsung dari Gubernur NTB terkait kejadian tarian erotis atau car wash dance di sebuah acara yang digelar di Lombok Epicentrum Mall pekan lalu. Hal ini diungkapkan Mohan di sela diskusi terbatas Suara NTB, Sabtu (4/6). “Saya juga mohon maaf dan ini harus saya buka karena saya ditegur oleh Pak Gubernur,” ungkapnya. Mohan menyebutkan Pemkot Mataram kecolongan dengan adanya acara yang mengundang perhatian publik dan banyak disebar di media sosial tersebut. Kejadian itu juga banyak mengundang kecaman dari masyarakat. Pemkot Mataram kemudian langsung melayangkan protes kepada penyelenggara mau-
pun manajemen pusat perbelanjaan terbesar di Mataram itu. Kabar munculnya kasus tarian erotis tersebut diketahui berdasarkan protes dari anaknya sendiri. “Saya diprotes sama anak, makanya saya langsung protes ke panitia,” ujarnya. Kejadian ini juga akan menjadi pelajaran bagi Pemkot Mataram ke depannya. Mohan mengatakan pihaknya juga akan melakukan evaluasi terkait kegiatan-kegiatan yang diadakan di Kota Mataram. Penyelenggara juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah dan juga masyarakat Kota Mataram. “Ini jadi pelajaran bagi kita semua,” ujarnya. Jika ada pihak yang ingin melaksanakan berbagai kegiatan di Mataram diminta agar berkoordinasi dengan Pemkot Mataram dan pihak
terkait lainnya. Sebelumnya Ketua Fraksi PPP DPRD Kota Mataram, H. M. Husni Thamrin, M.Pd meminta kepada Pemkot Mataram agar memberikan peringatan keras sehingga bisa dijadikan pelajaran oleh para pengusaha atau investor yang menanamkan modalnya di daerah ini. Jika reaksi Pemkot Mataram hanya sekadar mengomentari dan mengecam tindakan tersebut, menurutnya tidak memiliki dampak apa-apa. Pelaku juga menurutnya tidak akan menghormati visi misi Kota Mataram sebagai daerah maju, religius, dan berbudaya. “Pemerintah harus memanggil mereka, para pihak itu untuk memberikan peringatan keras. Maksudnya peringatan keras itu bisa jadi pelajaran, kalau kemudian terjadi lagi, kita bisa tutup,” jelasnya. (ynt)
lalu jauh dengan pesisir. Dua rusunawa yang telah dibangun di Kota Mataram berada di Kelurahan Selagalas dan Mandalika, Kecamatan Sandubaya. “Kita juga mengerti soal itu karena masyarakat pantai juga tidak bisa terlalu jauh dari situ. Itu yang jadi pertimbangan kita,” jelasnya. Dengan alasan itulah pihaknya menimbang untuk membangun perumahan nelayan di sekitar wilayah pesisir tapi jaraknya cukup jauh dari bibir pantai. Relokasi ini disampaikan Wakil Walikota juga membutuhkan dana yang besar. Ia pun berharap pembangunan rumah nelayan ini bisa dilakukan dengan berbagi pendanaan (sharing) dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Nanti kita untuk penyediaan lahan dan nanti Kemenpera yang menyiapkan anggaran untuk pembangunannya,” jelasnya. Rencana relokasi ini juga akan dilaksanakan secara bertahap. Setelah pembebasan lahan akan diprioritaskan kawasan yang selalu menjadi langganan gelombang pasang. Di samping relokasi, ada pilihan lain untuk menangani persoalan pesisir ini. Salah satunya dengan menambah konstruksi tanggul. Kawasan yang terkena dampak gelombang pasang pada pekan lalu disebutkan Mohan adalah wilayah yang tidak memiliki tanggul dan konstruksi tanggul yang tidak kuat. Dua opsi ini menurutnya sama-sama membutuhkan biaya besar. (ynt)
Tak Ada Pengusaha Sanggup Operasionalkan Pendingin di Terminal Agro Mataram (Suara NTB) Di sekitar komplek Pasar Selak, Sandubaya telah ada bangunan terminal agro dan juga telah disediakan ruang dengan alat pendingin (cold storage) untuk menyimpan berbagai produk hortikultura agar tidak mudah rusak. Namun menurut Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (PKP) Kota Mataram, Ir. H. Mutawalli, tidak ada pengusaha yang sanggup mengoperasikan alat tersebut karena membutuhkan biaya operasional yang tinggi. “Tidak ada pengusaha yang sanggup untuk mengelola. Karena biaya maintenance atau operasionalnya sangat tinggi,” ujarnya belum lama ini. Alat ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat dan salah satu syarat turunnya bantuan ini adalah harus ada pengusaha yang siap untuk mengelola. M u tawalli mengatakan pihaknya tel a h
(Suara NTB/ynt)
Imbau Lewat Kaling
Mataram (Suara NTB) Sebagai salah satu langkah dalam mengatasi persoalan yang kerap dialami warga pesisir yaitu gelombang pasang, Pemkot Mataram berencana untuk merelokasi warga yang tinggal di sepanjang 9 kilometer lebih pesisir Kota Mataram. Relokasi ini disampaikan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana rencananya akan dilaksanakan tahun depan. “Ada agenda tahun depan, 2017 kita coba untuk membebaskan lahan di situ untuk merelokasi nelayan di Ampenan, terutama daerahdaerah yang agak berpotensi terkena dampak,” jelasnya kepada Suara NTB, Sabtu (4/6). Ia mengatakan hampir semua warga yang tinggal di kawasan pesisir ini mendesak untuk direlokasi. Karena menurutnya sepanjang 9,1 kilometer panjang garis pantai di kota ini rawan terkena gelombang pasang. “Radius beberapa meter dari garis pantai itu juga menjadi hal-hal yang kita pertimbangkan,” jelasnya. Mohan menyampaikan Pemkot Mataram perlu membebaskan lahan karena nantinya relokasi ini akan bersifat permanen. Pihaknya bisa juga melakukan relokasi sementara saat ini dengan memanfaatkan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang telah ada di Kota Mataram, namun menurutnya keinginan Pemkot Mataram ini tidak sejalan dengan keinginan dan kebutuhan warga. Tidak sejalannya keinginan warga dengan pemerintah ini karena lokasi rusunawa yang ter-
menawarkan kepada para pengusaha bidang agrobisnis untuk memanfaatkan alat tersebut. Namun tidak ada yang mau memanfaatkan. Akhirnya alat tersebut dikembalikan ke pemerintah pusat. “Jadi kita tolak, kita kembalikan,” ujarnya. Walaupun tidak dilengkapi dengan alat pendingin, terminal agro disampaikan Mutawalli tetap difungsikan. “Tetap beroperasi,” ujarnya. Terminal agro ini dibangun oleh Pemprov NTB dan dijadikan sebagai pusat informasi harga pasar. Terkait soal antisipasi berbagai kenaikan harga produk pertanian pada saat bulan puasa ini, Mutawalli mengatakan salah satu caranya adalah mengamankan produksi dan distribusi. “Produksinya kita amankan. Kita harus tahu tanamnya bulan apa, panennya bulan apa, harus terdata dulu. Kedua, distribusi jangan sampai macet, ditahan di Lombok Timur dan tidak sampai sini, bergejolak dia,” jelasnya. Pemerintah menurutnya tidak bisa mengintervensi soal harga ini karena hal ini berkaitan dengan pengusaha. “Karena ini pengusaha dan namanya orang berusaha, kita hanya bisa mengatur misalnya kalau ditahan kita bisa atur berapa yang ditahan di sana dan berapa yang didrop ke sini biar tidak bergejolak,” jelasnya. Ia berharap sampai menjelang lebaran nanti harga berbagai produk pertanian tidak ada gejolak baik dari sisi produksi, distribusi, dan penyimpanan. (ynt)
Blangko Masih Ditender
Selama Ramadhan
Ribuan KIA Belum Dicetak
Pelaksanaan SE Walikota akan Diawasi
Mataram (Suara NTB) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) hingga saat ini masih melakukan tender blangko kia (kartu identitas anak). Keterlambatan pengadaan atau tender ini mengakibatkan ribuan kartu pengenal untuk anak tersebut belum tercetak. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Mataram, Drs. H. Ridwan menjelaskan, blangko KIA sejauh ini pengadaannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, sehingga mau tidak mau harus menunggu hingga kapan proses tender tersebut. Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil menjanjikan sekitar Juni hingga Juli, blangko tersebut sudah didistribusikan. “Saya sudah tanya blangkonya masih ditender,” kata Ridwan di ruang kerjanya pekan kemarin. Belum adanya blangko ini, oto-
matis belum bisa dilakukan pencetakan kartu identitas khusus anak usia 0 hingga 16 tahun tersebut. Namun demikian disebutkan Ridwan, khusus Kota Mataram blangko KIA dialokasikan sekitar 70 ribu. Itupun tidak bisa dihabiskan karena potensi yang bisa digunakan sekitar 15 ribu. Meskipun blangko belum ada, lantas tidak serta merta mereka tidak bekerja. Pihaknya, melakukan pendataan, menyiapkan formulir serta sosialisasi di sekolah sekolah. Untungnya lanjut Ridwan, Dukcapil menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), sehingga lebih mudah eksekusi di lapangan. Lebih detail dijelaskan model kerjanya, beberapa formulir didistribusikan ke sekolah mulai TK hingga SMA/SMK negeri dan swasta sesuai jumlah murid. Selanjutnya, dilakukan jemput bola ke sekolah
untuk melakukan entry data serta pemotretan. “Kalau blangko sudah datang baru kita cetak. Khusus anak usia di bawah lima tahun fotonya cukup disamarkan saja,” ujarnya. Pemerintah Pusat menerbitkan KIA ini, tujuannya pertama, menata tertib administrasi kependudukan. Maksudnya, setelah anak berusia 17 tahun maka tidak perlu diverifikasi lagi. Tinggal mencetak KTP elektronik secara massal. Kedua, lebih memandirikan dan memudahkan anak - anak untuk transaksi sesuai kebutuhannya. Misalnya, pembuatan rekening bank serta perjalanan menggunakan pesawat tidak perlu nyantol dengan orangtua mereka. Terakhir, dalam Pasal 20 Permendagri Nomor 2 tahun 2016, anak yang memiliki KIA ini diuntungkan saat belanja karena bisa mendapatkan potongan harga. (cem)
Mataram (Suara NTB) Pemkot Mataram telah menyebarkan Surat Edaran (SE) Walikota terkait pelaksanaan bulan Ramadhan. Dalam SE tersebut salah satunya adalah terkait pengaturan jam buka dan tutup bagi rumah makan, warung, maupun restoran yang ada di Kota Mataram. Terkait pelaksanaan SE tersebut selama bulan Ramadan ini, Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menyampaikan pihaknya akan tetap melakukan pengawasan sepanjang bulan Ramadhan. “Surat Edaran-nya kan sudah. Ini adalah hal rutin yang kita lakukan (setiap bulan puasa),” ujarnya, Sabtu (4/6). Menurut Mohan, warga Kota Mataram juga telah memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di bulan Ramadhan dan hal apa saja yang bisa ditolerir atau tidak bisa ditolerir. Ia mengajak semua masyarakat ikut menjaga kondusivitas selama bulan Ra-
madhan ini. Sehingga pada bulan puasa ini terbangun suasana yang khusyuk dan tenteram. “Saya berharap supaya kita sama-sama melaksanakan ibadah puasa ini dengan penuh kesejukan dan keteguhan. Dan supaya kondisi bisa tetap terpelihara dengan baik. Kenyamanan untuk melaksanakan ibadah puasa itu bisa lebih afdol,” terangnya. Semua pihak termasuk restoran yang ada di dalam pusat perbelanjaan diharapkan Mohan juga mematuhi SE Walikota tersebut. Seperti tahun sebelumnya, restoran yang ada di pusat perbelanjaan diizinkan untuk buka di siang hari hanya saja tidak boleh terbuka. “Imbauannya sudah jalan dan mereka harus patuhi itu,” ujarnya. Ia menambahkan warga yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa diminta untuk saling bertoleransi. “Yang berpuasa sabar, yang tidak berpuasa bertoleransi,” pe-
sannya. Selama bulan puasa ini jam kerja ASN lingkup Pemkot Mataram juga dipersingkat. Bila pada harihari biasa jam kerja ASN mencapai 37,5 jam dalam sepekan atau lima hari kerja, di bulan puasa nanti akan dipersingkat menjadi 32,5 jam. Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Kota Mataram, H. Effendi Eko Saswito. Perubahan jam kerja ini berdasarkan Surat Edaran (SE) dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI yang telah diterima pihaknya. Berdasarkan SE itulah kemudian pihaknya melakukan penyesuaian. Jam kerja ASN Pemkot Mataram mulai dari Senin sampai Jumat. Jam masuk juga diubah menjadi pukul 08.00 sampai pukul 15.00 pada hari Senin-Kamis. Sedangkan khusus hari Jumat, jam kerja ASN dari pukul 08.00-16.00, dimana jam istirahat dimulai pukul 11.30-13.00. (ynt)
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
EKONOMI DAN BISNIS
Halaman 3
Harga Sembako Melonjak Gelar Pasar Murah DISNAKESWAN NTB melibatkan beberapa stakeholders menggelar pasar untuk stabilisasi harga pada tiga komoditas penyumbang inflasi. Sebanyak 1,4 ton daging kelas I, II dan II dilepas di beberapa titik keramaian dengan harga murah. Pasar murah menghargakan Rp 100.000/Kg untuk daging kelas I, Rp 95.000/Kg untuk daging kelas II dan Rp 85.000/Kg untuk daging kelas III. Jika dirata-ratakan, sekilo dijual Rp 90.000, sementara harga di pasaran sudah mencapai Rp 120.000/kg. Ribuan butir telur ayam juga dilepas dengan harga Rp 35.000/trai, sementara harga di pasaran sudah menembus Rp 43.000/trai. Untuk daging ayam dijual Rp 32.000/Kg, harga di pasaran sudah menembus Rp 40.000/Kg. “Untuk daging ini kita libatkan PT. Berdikari, untuk telur dan ayam ada beberapa suplayer yang terlibat,” kata Kepala Bidang Usaha Peternakan pada Dinas Nakeswan Provinsi NTB, Ir. Hj. Baiq Haidar Indiana di sela-sela kegiatan pasar murah, Minggu (5/6). Pasar murah hanya dilaksanakan dua hari, di antaranya di Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat, di arena car free day jalan Udayana Mataram dan outlet penjualan di Dinas Nakeswan Provinsi NTB. Pasar murah tiga komoditas peternakan penyumbang inflasi ini rencananya akan dilaksanakan pada momen jelang puasa dan Lebaran tahun ini, lebih bersifat situasional. Pada dasarnya, Hj. Haidar Indiana menyebut ketersediaan stok tidak ada persoalan. Hanya saja, kepanikan masyarakat perlu diredam. Gejolak harga, khususnya untuk daging fluktuasi harganya lebih dinamis Pulau Lombok, sementara di Pulau Sumbawa harga jualnya maksimal Rp 100.000/Kg. Beberapa jagal di Kota Mataram sebenarnya diminta peran aktifnya untuk mendukung kegiatan pasar murah. “Cuma saja kalau masih punya stok lima ekor per hari, jagalnya menganggap itu kecil. Tapi rata-rata mengaku tidak ada persoalan untuk stok, dan ini yang kita harapkan stok sapi potongnya tercukupi sampai di rumah-rumah potong,” ucapnya. Sementara Kepala Perwakilan Wilayah Lombok PT. Berdikari, Muhammad Yaman mengatakan tetap akan mendukung kegiatan pasar murah pemerintah daerah. Daging yang digunakan untuk operasi pasar sudah dalam bentuk kemasan. Karena didatangkan langsung dari rumah potong hewan yang di kelola PT. Berdikari di Kota Bima. “Kita gunakan daging sapi lokal dipotong di RPH di Kota Bima, kami suplai menggunakan mobil box ke Pulau Lombok,” demikian Muhammad YaHj. Baiq Haidar Indiana man. (bul)
Peredaran Sembako di Sumbawa Mulai Diawasi Sumbawa Besar (Suara NTB) Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sumbawa akan menurunkan tim melakukan pengawasan terhadap sembako yang beredar di pasar. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya peredaran barang kedaluwarsa yang akan dikonsumsi masyarakat dalam bulan Ramadhan. Kepala Diskoperindag Kabupaten Sumbawa, Drs. Zainal Abidin, Minggu (5/6) menyebutkan pengawasan yang dilakukan terutama terhadap Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT). “Rencananya tim pengawasan barang ini akan kami turunkan Senin besok,” ujarnya. Disebutkannya, tim ini tidak hanya melakukan pengawasan terhadap barang di Kabupaten saja. Tetapi akan diturunkan hingga tingkat kecamatan. Sehingga dari pengawasan yang dilakukan, bisa diantisipasi adanya barang dimaksud. Meskipun demikian, pihaknya berharap kepada masyarakat supaya lebih teliti dan mengecek terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Karena tidak menutup kemungkinan ada barang yang sudah kedaluwarsa. Begitu pula terhadap pedagang dan pengusaha supaya memperhatikan barang yang akan dijual. Dilakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum dijual. “Apabila barangnya sudah hampir kedaluwarsa agar ditarik kembali dan tidak dijual. Supaya tidak merugikan masyarakat, karena dapat berdampak pada kesehatan,” pungkasnya. Di hari yang sama, pihaknya juga berencana untuk melakukan pemantauan harga saat Ramadhan. Apakah dengan dimulainya bulan Ramadhan, ada perubahan harga dibandingkan minggu kemarin. Mengingat sebelumnya pihaknya sudah melakukan pengawasan harga. Harga di pasar masih dalam keadaan yang wajar. Karena kenaikannya tidak sampai 10 persen. Itupun naik tidak begitu signifikan. “Sekarang di Sumbawa karena jumlah barang yang berada di penjual cukup banyak, sehingga harga masih stabil. Selain itu juga belum ada perubahan tarif transportasi. Kalau tarif transportasi naik, biasanya harga barag juga akan mengikuti,” tukasnya. (ind)
Sabtu, 04/06/16
Mataram (Suara NTB) Memasuki bulan puasa Ramadhan, harga kebutuhan pokok mengalami lonjakan. Pasar-pasar tradisional diserbu pembeli, dan momen inilah yang dijadikan kesempatan oleh pedagang maupun distributor untuk menaikkan harga secara sepihak. Pantauan Suara NTB di pasar Pegesangan Mataram, suasana pasar tidak seperti biasanya, Minggu (5/6). Pembeli terlihat berjubel, memasuki pasar sudah terlihat padat merayap. Padatnya pasar bahkan bisa dilihat dari kendaraan yang parkir hingga di tempat-tempat yang tidak pada tempatnya. Beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga di antaranya, beras berbagai kualitas dengan kenaikan harga antara Rp 300/Kg sampai Rp 500/Kg. Telur juga naik sampai Rp 47.000/trai, dari yang sebelumnya hanya Rp 35.000/trai. Sementara daging mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Beberapa pedagang mengaku menjual sampai Rp 130.000 sekilo. Dari yang sebelumnya dijual seharga Rp 120.000/Kg. “Mahal, dari jagalnya mahal. Katanya harga sapinya yang mahal,” kata Fitri, salah satu dari beberapa pedagang. Meski dengan harga tinggi itu, pedagang meyakini pembeli-
nya akan banyak. Seperti tahun-tahun sebelumnya, daging sapi selalu diserbu pembeli. Karena tradisi itulah rupanya para jagal ingin mengambil keuntungan. Untuk ayam broiler, pedagang juga menaikkan harga sampai Rp 40.000/Kg. Padahal tiga hari yang lalu penjualan paling mahal sampai Rp 37.000/Kg. Pedagang mengaku menaikkan harga sebesar Rp 3.000/Kg. Namun kenaikan harga ayam broiler ini rupanya lebih didominasi keinginan sepihak perusahaan peternaknya. “Kita lebih enak harganya murah, lebih enak sama pembeli. Tapi perusahaan yang naikkan harga, kita mau bagaimana lagi. Pedagang cuma ambil di perusahaan dan ambil keuntungan sedikit. Ini perusahaanperusahaan harusnya bagaimana caranya biar harga turun,” kata Jumaiyah, salah satu pedagang daging ayam. Meski demikian, pedagang tetap tak khawatir. Bahkan barang-barang yang diambil jumlahnya jauh lebih besar
(Suara NTB/bul)
HARGA TINGGI – Harga daging membubung tinggi, hingga Rp 130.000/kg untuk daging kelas I, seperti yang dijual seorang pedagang daging di salah satu pasar tradisional di Kota Mataram ini, Minggu (5/6). Alasan itulah sehingga pemprov NTB menggelar pasar murah. dari hari-hari sebelumnya. Pada hari biasa, pedagang hanya mengambil di perusahaan sebanyak 20 ekor/hari. Memasuki bulan puasa, pedagang lebih berani memgambil
hingga berkuintal-kuintal. Beberapa kebutuhan lainnya juga mengalami kenaikan harga, sayur mayur dan komoditas hortikultura lainnya, kecuali kebutuhan dapur dari
pabrikan. “Kalau mau harga turun, perusahaannya yang diawasi, bukan pedagang. Kita hanya mengambil keuntungan kecil,” demikian pedagang lainnya. (bul)
Pembangunan Jalan Samota Bansos Nontunai Diyakini Berlanjut Diuji Coba 26 Juni Sumbawa Besar (Suara NTB)Pembangunan Jalan Samota (Saleh Moyo Tambora) terhenti untuk sementara. Mengingat sampai saat ini untuk menuntaskan pembangunannya masih terkendala pembebasan lahan. Meskipun demikian, Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, B.Sc optimis pembangunan akan berlanjut. “Syaratnya, waktu itu pemerintah pusat meminta ketegasan pemerintah daerah terkait pembangunannya. Sejauh mana kendalanya,” kata Bupati, Sabtu (4/6). Dihentikannya pembangunan jalan tersebut, kata Bupati lantaran ada persoalan dengan PT. Ladang Arta Buana (PT Labu) terkait pembebasan lahan yang sudah ditentukan. Prinsipnya secara hukum pemerintah
daerah sudah meng-clear-kan terhadap hak masyarakat untuk pembebasan. Dengan tidak sepakatnya PT. Labu untuk pembebasan, Pemda sudah menitipkan pembayaran ganti rugi di Pengadilan Negeri (PN) Sumbawa. Sesuai cara hukum yang sah. “Artinya Pemda sudah menyelesaikan kewajiban untuk membayar lahan masyarakat. Termasuk PT. Labu. Hal ini sudah dalam proses hukum dan sudah berlanjut. Selain itu sudah ada keputusannya. Dimana ada dua keputusan hukum itu yang memenangkan Pemda. Namun mereka mengajukan kasasi. Negosiasi bisa saja berlangsung, dan banyak jalan keluarnya. Tapi ini mungkin sudah diupayakan oleh pemerintah lama sebelum saya. Saya tidak tahu hasilnya seperti itu, mereka tetap
menggugat secara hukum. Dan kita pun tetap taat hukum ,” ujarnya. Saat ini Pemda tengah menunggu hasil dari kasasi tersebut. Kalaupun yang bersangkutan menang, maka Pemda akan mengikuti apa yang menjadi keputusan Kasasi. Sebaliknya jika Pemda yang menang, Bupati meminta pihak yang bersangkutan mengikuti hasil keputusan. Disinggung berapa lama keputusan, Bupati menyebutkan hal itu menjadi urusan Pengadilan. Yang penting Pemerintah tetap akan berjalan. Terlebih Bupati sudah bersurat ke Pemerintah Pusat terkait pembangunan Samota. “Kita sudah meminta supaya pembangunan tetap berlanjut. Mohon doanya semua masyarakat Sumbawa agar ini berlanjut,” tukas Bupati. (ind)
Bangunan Melanggar Tata Ruang akan Dirobohkan Mataram (Suara NTB) Tim penertiban akan bertindak tak main-main. Bangunan yang terbukti melanggar tata ruang diancam akan dirobohkan tanpa ampun. Eksekusinya akan dilaksanakan pascalebaran Idul Fitri tahun ini. Penegasan ini disampaikan koordinator Tim Penertiban Kabupaten Lombok Barat, L. Winengan. Tim penertiban ini terdiri dari Kepolisian dan TNI. Kepala Dinas Pertamanan Kabupaten Lombok Barat ini menyebut ada banyak pelanggaran yang dilihat di Kabupaten Lombok Barat. Terutama di daerah-daerah yang menjadi basis pariwisata, Batu Layar, Senggigi. Banyak hotel-heotel dan tempat hiburan yang dibangun tidak pada titik yang seharusnya. Di sepanjang
pantai juga telah banyak dimonopoli pemodal. Bahkan pinggir-pinggir pantai yang seharusnya menjadi akses masyarakat umumpun tak bisa lagi dinikmati. “Sudah banyak yang jelasjelas menguasai sempadan pantai. Kami akan turun bawa amer, palu dan meteran. Bagi yang melanggar, kami akan robohkan sendiri, atau kalau tidak, akan kami bawa ke ranah hukum,” katanya kepada wartawan, Sabtu (4/6). Persoalan mengambil tindakan tegas ini telah menjadi wacana lama yang belum ada eksekusi, bagi L. Winengan, itu urusan pejabat lama. Saat ini ia tak main-main, karena pada dasarnya pelanggaran-pelanggaran tata ruang tersebut sudah difahami oleh para pemodal, namun tidak diindahkan dan pemerintah daerah juga enggan bersikap tegas. “Waktu itu kan bukan saya, kalau sekarang tidak ada kata main-main lagi dan bisa dibuktikan nanti. Kalau tidak ada eksekusi, boleh buat berita saya adalah pembohong,” katanya dengan nada ancaman. Sikap tegas ini pernah dibuk-
tikan dengan menyegel salah satu hotel di Senggingi, karena enggan membayar pajak. Tidak saja hotel, gerai-gerai modern yang terindikasi tidak berdiri di tempat yang direkomendasikan juga tak akan luput dari eksekusi yang akan dilaksanakan. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (Apkli) Provinsi NTB, L. Winenangan juga menantang sikap tegas Pemkot Mataram terhadap pelanggaran-pelanggaran tata ruang yang dilakukan oleh pemodal. “Pemkot juga mestinya lebih berani, jangan hanya beraninya di penggusuan PKL, sementara hotel-hotel dan pemodal besar yang nyata-nyata melanggar aturan tidak disikapi secara tegas,” katanya. Ia menyuarakan hal ini agar pelanggaran tata ruang di Kota Mataram tak kebablasan. “PKL ini kepentingannya hanya makan dan sekolah anaknya. Kalau pemodal besar yang melanggar tata ruang ini hanya datang mengeruk uang kita lalu pergi, tapi kita diamkan saja,” demikian L. Winengan. (bul)
(Suara NTB/bul)
Lalu Winengan
Mataram (Suara NTB) Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan penyaluran bantuan sosial dalam bentuk nontunai lewat Layanan Keuangan Digital (LKD) akan diuji coba pada 26 Juni 2016. “Pada 26 Juni kita mau uji coba di Malang yang akan menggunakan voucher,” kata Mensos di Mataram, Sabtu. Dia menjelaskan uji coba penyaluran bansos secara nontunai tersebut untuk Program Keluarga Harapan (PKH) maupun program subsidi pangan melalui beras sejahtera (rastra). Lebih lanjut dia mengatakan uji coba juga akan dilaksanakan di 18 provinsi yang terdiri dari 74 kabupaten/ kota, termasuk Lombok, Banjarmasin dan Palembang, yang menyasar total lebih dari 600 ribu keluarga sangat mis-
kin peserta PKH. “Agen-agennya sudah diidentifikasi. Jadi ada tiga bank yang sudah selesai di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan sudah MoU dengan Bank Indonesia,” katanya. Mensos mengatakan penyaluran bantuan sosial dengan format nontunai mengajak warga untuk gemar menabung. Format dana bansos PKH nontunai selain akan lebih tepat sasaran juga bisa memupus kekhawatiran akan ada upaya pemotongan karena notifikasi ada berada pada chip masing-masing penerima bantuan Kelebihan lain dari format pencairan dana PKH nontunai adalah warga penerima bisa mengakses tanpa harus mengantre, terlebih jika agen LKD dekat dari rumah para penerima. (ant/bali post)
Warga Lobar Keluhkan Maraknya Praktik Rentenir Giri Menang (Suara NTB) Warga sejumlah desa di Kuripan dan Gerung mengadukan maraknya praktek rentenir yang menjerat masyarakat berkonomi lemah. Praktik ini sangat memberatkan masyarakat, sebab menggunakan sistem bunga tinggi. Warga terpaksa meminjam di rentenir lantaran sulitnya akses permodalan. Selain itu, warga juga mengeluhkan kondisi jaringan irigasi dan jalan yang rusak parah di daerah setempat. Kedatangan anggota DPR RI, H. Wilgo Zainar, SE, MBA pun dimanfaatkan untuk menyampaikan keluh kesah terkait persoalan tersebut. Warga meminta DPR RI memperjuangkan keluhan masyarakat setempat di tingkat kabupaten, provinsi hingga ke pusat. Demikian mengemuka ketika warga menghadiri pertemuan dengar pendapat masyarakat dengan Anggota DPR Dapil NTB, Wilgo Zainar di Kuripan, Jumat lalu. Menanggapi adanya keluhan masyarakat setempat, Wilgo menyatakan, kapasitasnya sebagai anggota DPR RI saat ini untuk dengar pendapat masyarakat terkait beberapa hal menjadi harapan dan aspirasi. “Dari hasil pertemuan ini memang domiman warga mengeluhkan masalah irigasi, jalan rusak dan masalah koperasi,” jelas Wilgo. Angota Banggar tersebut menyatakan, Lobar se-
cara umum sebagai daerah potensial dan agraris perlu mendapatkan perhatian besar. Kebanyakan katanya, keluhan dari arus bawah (masyarakat) terkait irigasi yang minim dan banyak rusak. Menurutnya, sebagai daerah agraris memang Lobar perlu di-support dari sisi infrastruktur irigasi. Ada juga masalah kopersasi. Koperasi dikembangkan masyarakat untuk menangkal praktek rentenir yang kerap dikeluhkan warga. Hasil pertemuan ini jelasnya, masyarakat merumuskan draf untuk diusulkan ke Dewan. Selanjutnya pihaknya akan cek list, lalu dikoordinasikan dengan anggota Dewan di tingkat kabupaten dan provinsi.”Mana porsi masing-masing, kami akan coba mengupayakan secara bertahap,” jelasnya. Pihaknya akan mengelompokkan usulan tersebut, mana yang bisa diperjuangkan di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lobar, H.M. Nursaid menyatakan, pihaknya akan berupaya menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan masyarakat setempat sesuai dengan tupoksi dan kewenangannya. Menurutnya, memang sejumlah persoalan ini dihadapi oleh masyarakat sehingga pemda harus turun tangan. “Ini akan kami upayakan menindaklanjuti,” kata Nursaid. (her)
SUARA PULAU LOMBOK
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Pertanyakan TPI Kuranji DPRD Lombok Barat (Lobar) sangat menyayangkan mangkraknya proyek tempat pelelangan ikan (TPI) di Kuranji Kecamatan Labuapi bernilai Rp 600 Juta. Dewan menduga proyek ini dipaksakan dibangun oleh dinas terkait, sehingga tak bisa berfungsi. Sebab jika melihat kajian teknisnya, proyek ini tak layak dibangun di daerah setempat. Terkait itu, Dewan akan mengklarifikasi dinas terkait yang menangani proyek tersebut. Anggota Komisi II DPRD Lobar Adnan mempertanyakan kenapa proyek tersebut dibangun, padahal secara kajian tidak memenuhi persyaratan. “Yang dipakaikan uang daerah untuk membangun, tentunya membangun itu harus ada manfaatnya bagi masyarakat setempat. Itu harus diusut itu,” tegas Adnan, Sabtu (4/6). Politisi PAN ini menyayangkan, uang ratusan juta terbuang percuma tanpa ada manfaatnya. Hal ini jelasnya perlu dipertanyakan ke dinas terkait. Selaku Dapil Labuapi, ia akan melakukan klarifikasi dinas terkait kenapa program ini dilaksanakan di Kuranji. Tentunya menurut Adnan, dinas terkait membangun ada tujuannya. Kenapa proyek itu mengkrak dan apa langkah dinas terkait memanfaatkannya. Proyek yang dibangun harus memberi manfaat, lebih-lebih dana ini daerah menghabiskan ratusan juta rupiah. Pihaknya akan panggil dinas terkait dan mempertanyakan, apa penyebab, sehingga proyek mangkrak. Adnan menegaskan, proyek itu seharusnya jangan dipaksakan dibangun di sana jika tak layak. Jika daerah lain lebih membutuhkan dan layak, seharusnya proyek ini dibangun disana. Sebab masih ada daerah lain yang lebih layak dan membutuhkan proyek tersebut. “Daripada proyek ini nganggur dan tidak dimanfaatkan,” imbuhnya. Dinas Perikanan dan Kelautan Lobar melalui Kabid Penangkapan, Ir Martajaya MM menyatakan, program TPI dibangun tahun 2008-2009 di Bidang Pesisir. Terkait langkah dinas untuk memanfaatkan TPI tersebut masih terkendala karena lokasinya kurang pas. (her)
(Suara NTB/dok)
Selama Puasa, Masyarakat Tiga Gili Terapkan Larangan ’’Party’’
Tanjung (Suara NTB) Kearifan lokal di 3 Gili hingga kini mampu mengendalikan kondusivitas dan keberlangsungan usaha sektor pariwisata. Memasuki bulan Ramadhan kali ini, masyarakat bersama pemerintah desa kembali mengeluarkan awig-awig. Bahwa, selama puasa, party di hotel-hotel dilarang. Kepala Desa Gili Indah, H. M. Taufik, dikonfirmasi Minggu (5/6), membenarkan pemerintah Desa dan masyarakat 3 gili sepakat untuk mengeluarkan larangan party selama 1 bulan penuh. Sementara bar dan restoran hanya dibolehkan memberi pelayanan sampai pukul 12 malam. “Bar ataupun restoran harus sudah tutup pada jam 12 malam. Awig-awig ini kita keluarkan sebagai bentuk penghargaan kita terhadap datangnya bulan suci Ramadhan,” kata Taufik. Untuk menghindari sikap protes pelaku usaha di 3 gili, maka pihak desa telah mengumumkan kepada seluruh manajemen jauh sebelumnya. Namun demikian, kebijakan ini tidak berarti melumpuhkan pelayanan sektor wisata yang pangsa pasarnya wisman yang dominannya non muslim. Restoran tetap boleh buka pada siang hari, sedangkan warung kecil yang menjual secara terbuka tetap dilarang dalam upaya menghindari kemungkinan wisatawan makan di tempat terbuka. Warung-warung ini hanya boleh membuka lapak mulai pukul 5 sore. Taufik menegaskan, awig-awig ini sudah berlakukan sejak tahun - tahun sebelumnya. Selama itu pula nyaris tidak ada protes. Pasalnya, antara pengunjung dan masyarakat pengelola wisata sudah terjalin sikap saling pengertian dan hormat menghormati satu sama lain. “Tidak ada yang keberatan, karena toleransi beragama sudah terjalin dengan baik. Dari tahun ke tahun, aturan ini kita berlakukan dan mampu menjaga kondusifitas di 3 Gili,” terangnya. Hal yang sama juga diatur terhadap larangan menjual dan membunyikan petasan. Bunyi petasan dikhawatirkan akan mengganggu suasana ibadah Ramadhan pada malam hari. sehingga masyarakat diimbau untuk tidak menyuplai petasan le 3 Gili. Apabila awig-awig itu dilanggar, maka pihak desa selaku pemangku kebijakan di desa akan mengambil tindakan tegas. Bisa saja, pelanggar akan dikenakan sanksi karena ketentuan ini sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh masyarakat. (ari)
Cetak Sawah Baru Harus Dekat Sumber Air Selong (Suara NTB) Wakil Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, mengaku, pogram cetak sawah baru sempat menjadi masalah hukum, karena lokasi cetak sawah baru yang jauh dari sumber air. Pada program cetak sawah baru harus dilakukan di dekat sumber air. Harapan ini disampaikan wagub dalam acara demplot pupuk Magic Green di Desa Lenek Kecamatan Aikmel Kabupaten Lotim, Sabtu (4/6). Sebelum mencetak sawah baru, ujarnya, hendaknya dilakukan pengecekan terlebih
dulu lokasi sumber-sumber air. “Biar program ini tidak siasia,” ucapnya. Menurutnya, cetak sawah baru namun tidak ada air sama saja dengan mencetak lahan kering. Keberadaan air di dekat sawah yang dicetak sangat
penting untuk keberlangsungan pemanfaatan sawah yang baru dicetak tersebut. Dilakukannya perluasan sawah ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pangan. Di samping itu, pemerintah juga terus berusaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana produksi. Termasuk penyediaan sarana irigasi, pupuk bersubsidi dan lainnya. Kepala BKP Lotim, H. Syafirin menyebutkan, di Kabupaten Lotim, luas areal tanamnya mencapai 47 ribu hektar. Sementara
ada program penambahan cetak sawah baru seluas 1.000 hektar. Adanya penambahan luas areal tanam ini dapat meningkatkan produksi pangan di Lotim. Mengenai masalah sawah, persoalan air menjadi masalah di Lotim. Terjadi selama musim tanam 2015-2016, terjadi musibah kekeringan yang menyebabkan terjadinya kegagalan panen seluas 875 hektar yang dialami sekitar 2 ribu Kepala Keluarga di wilayah kecamatan Sakra Timur. Terlepas dari persoalan
gagal panen ini, ujarnya, secara umum Lotim mampu memproduksi pangan hingga surplus. Kebutuhan konsumsi pangan masyarakat Lotim setahun disebut 120 ribu ton sementara produksi mencapai 240 ribu ton. ‘’Program upaya khusus menuju swasembada pangan dari pemerintah pusat, Lotim ditargetkan pada tahun 2015 lalu menanam di atas lahan seluas 90 ribu hektar. Tapi tercapai seluas 84 ribu ha. Hal ini menempatkan Lotim masuk 10 besar produksi pangannya,’’ klaimnya. (rus)
Meliwis dan Cafe Lim’s’ yang semua terletak di pesisir Pantai Desa Labuhan Haji. Dari hasil operasi gabungan yang dilakukan, petugas tidak menemukan adanya peredaran narkoba maupun miras impor. Dalam operasi itu, petugas tidak memandang siapapun yang ditemukan di dalam tempat hiburan malam, baik pengunjung, pemandu karaoke dan pegawainya semua di-
geledah. Namun, tim gabungan tak menemukan pengguna atau pengedar narkoba termasuk miras impor. “Dalam operasi di tiga kafe itu tidak ditemukan adanya peredaran narkoba dan miras impor alias nihil,” ungkapnya. Dilakukannya operasi ini, sambungnya, merupakan langkah awal dalam melakukan pengawasan terhadap masyarakat dan sejumlah pengusa-
ha hiburan malam agar tidak berbuat hal-hal yang dianggap bisa mengganggu pelaksanaan ibadah puasa. Harapannya bisa terwujud keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif. “Balapan liar, pembunyian petasan dan sejumlah hal yang bisa mengganggu kenyamanan masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa juga akan disisir,” pungkasnya. (yon)
(Suara NTB/ist)
RAZIA - Tim gabungan dari aparat Polres Lotim melakukan razia di tempat hiburan malam menjelang bulan Ramadhan, Jumat (3/6) malam.
Selong (Suara NTB) – Aparat Polres Lombok Timur (Lotim), Jumat (3/6) malam menyisir sejumlah tempat hiburan malam di Lotim. Tindakan itu dilakukan untuk memastikan sejumlah tempat hiburan terbebas dari peredaran narkoba dan minuman keras (miras) impor. Dalam operasi ini, aparat kepolisian mengimbau kepada pemilik tempat hiburan
malam agar tidak beroperasi atau tutup setelah tibanya bulan Ramadhan. Kapolres Lotim, AKBP. Karsiman, SIK, MM melalui Kasubag Humas Polres Lotim, Iptu. Muhammad Efendi, Sabtu (4/6), mengungkapkan, operasi itu dilakukan dalam rangka cipta kondisi di bulan Ramadhan, sejumlah tempat hiburan malam yang disisir di antaranya, Cafe Diamond, Cafe
Kasus SDN 7 Terara
Anggota DPRD Lotim Mengaku Tak Tahu Selong (Suara NTB) – Anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Ridwan Bajeri mengaku tidak mengetahui seluk beluk pembangunan SDN 7 Terara yang saat ini kasusnya sedang dikebut oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Selong. Apalagi pada pembangunan SDN 7 Terara ini dirinya merupakan salah pihak yang dipanggil Kejari Selong untuk meminta klarifikasi. Kepada Suara NTB via ponselnya, Sabtu (4/6) Wakil Ketua DPRD Lotim dari PAN ini, mengaku, tidak mengetahui kenapa dirinya bisa ikut dipanggil dalam kasus pembangunan SDN 7 Terara yang sumber anggarannya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2015 lalu. Diakuinya, beberapa waktu lalu dirinya dipanggil pihak kejari untuk dimintai keterangan. Namun, dari
jadwal pemanggilan itu ia sedang sakit, sehingga tidak dapat memenuhi panggilan pihak Kejaksaan. Meski demikian, dirinya mengaku segera memenuhi panggilan pihak Kejaksaan apabila kondisinya sudah membaik, karena saat ini ia mengaku masih diopname. “Bukannya saya mangkir saat dipanggil itu, tapi saat itu saya masih sakit sampai sekarang. Terkait dengan pemanggilan saya untuk dimintai keterangan dalam pembangunan gedung SDN 7 Terara itu. Saya juga tidak mengetahui keterlibatan dan peran saya apa di sana, ini sungguh mengherankan. Saat ini saya juga masih diopname. Pemanggilan kedua juga belum ada,” ungkapnya. Sementara Kepala Unit Dikpora Kecamatan Terara yang juga Plt. Kepala SDN 7 Terara, H. Sabarudin, yang melaporkan kasus ini mengaku heran dengan sikap Rid-
wan Bajeri yang mengaku tidak tahu dengan pembangunan gedung SDN 7 Terara. Termasuk, perannya di sana sebagai apa. Padahal, katanya, dalam pembangunan itu Ridwan Bajeri merupakan orang yang paling berperan. “Kok dia mengaku tidak tahu, padahal dia sendiri yang bermain dalam proyek ini sehingga pembangunannya molor sampai batas waktu yang sudah ditentukan. Ini lucu sekali,” ungkapnya. Informasi yang dihimpun Suara NTB, pihak dari Kejaksaan Negeri Selong sudah melakukan penyelidikan dengan turun langsung ke lokasi pembangunan gedung SDN 7 Terara. Di lokasi itu, pihak Kejaksaan melakukan sejumlah pemantauan fisik gedung sekolah pada hari Jumat lalu. (yon)
Bedah Rumah, Lewat Donasi Rp 1.000 Per Orang
(Suara NTB/ist)
BERIKAN - Ketua TP PKK KLU Hj. Rohani Najmul Akhyar memberikan bantuan kunci rumah program bedah rumah dari Komunitas GR, Jumat (3/6) lalu. Tanjung (Suara NTB) Kecamatan Pemenang itu, Inaq Atmah, 50 tahun, tak terlihat sumringah sesaat setpernah menyangka akan elah menerima sebuah kunci memperoleh bantuan bedah pintu rumah. Momen itu serumah. Bukan dari pemerin- makin berkesan karena yang tah, melainkan sumbangsih menyerahkannya adalah Hj. dan kreativitas Komunitas Rohani Najmul Akhyar, yang GR10000, yang menggalang tak lain istri Bupati KabupatRp 1.000 per orang. en Lombok Utara (KLU). Warga Dusun Karang Sub“Saya sangat berterima agan, Desa Pemenang Timur, kasih, atas bantuan rumah ini.
Halaman 4
Selama ini, saya tidak pernah membayangkan akan mendapat perhatian sebesar ini,” ujar Inaq Atmah, Jumat (3/6) Sebelum rumahnya dibedah, kondisi bangunan Inaq Atmah cukup memprihatinkan. Sebagai warga tidak mampu, tak pernah terpikir olehnya untuk memperbaiki apalagi menyulap menjadi rumah baru. Ucapan rasa syukur juga diungkap langsung istri bupati. Menurutnya, langkah positif yang dilakukan Komunitas GR10000 ini patut ditiru oleh komunitas lain. Terlebih isu yang dikelola cukup sensitif, yakni membantu pemerintah mengintervensi masalah sosial kemiskinan. “Saya apresiasi dan ucapkan terima kasih kepada GR10000 karena sudah membantu mengumpulkan donasi dari masyarakat untuk masyarakat miskin seperti ibu Atmah ini. Pemerintah tidak akan mampu mengatasi seluruh masalah warga miskin, tetapi memvuruhkan peran lembaga LSM dan komunitas lainnya,” ujar Rohani.
Melihat fakta lapangan yang dilakukan GR10000, mengetuk hati Ketua TP PKK KLU ini untuk mendukung langkah komunitas tersebut. Kesempatan itu juga, ia menyumbangkan material berupa 100 sak semen untuk melanjutkan bedah rumah warga miskin. Ia juga mengajak agar seluruh elemen masayarakat, dari pengusaha, PNS, pegawai swasta dan kelompok profesi lainnya untuk menyisihkan Rp 1.000 dalam mendukung bedah rumah. Sementara, Ketua Komunitas GR10000, Asmuni Bimbo, mengakui kerja keras bedah rumah ini terwujud berkat bantuan semua pihak. Ia tak menyangka, ajakan komunitas untuk mendonasikan hanya Rp 1.000, justru berlipat ganda hingga berdirinya sebuah rumah untuk warga miskin dan belum tersentuh Pemda. “Ke depan GR akan ajak masyarakat masuk di 10 ribu member. Member ini kemudian kita ajak untuk menyumbang Rp 1.000 saja. Asumsinya, setiap member menyumbang 1.000 akan terkumpul dana Rp 10
juta. Karena selanjutnya ada 5 rumah warga miskin lain yang menunggu dan sudah kami verifikasi betul-betul tidak layak huni,” ujar Bimbo. Ia mengakui, kediaman Inaq Atmah adalah rumah ke-5 yang dibedah oleh Komunitas. Dalam waktu dekat, akan menyasar kembali 5 rumah warga tidak layak huni lain secara bertahap. Setelah inaq Atmah ini, komunitas akan menyasar bedah rumah dengan sebaran, 1 rumah di Desa Loloan (Bayan), 2 rumah di Kecamatan Tanjung, dan 1 rumah lain di Kecamatan Gangga. Adanya dukungan donasi semua pihak, ia memastikan program ini akan terus berlanjut. Syukur-syukur donasinya lebih dari 1.000 per orang, sehingga intervensi bedah rumah dapat dilakukan lebih cepat dan merata di 5 Kecamatan. “Apa yang kami lakukan tidak akan terlaksana tanpa dukungan donasi masyarakat, kami berterimakasih kepada mereka semua. Donasi yang dipercayakan kepada GR10000 merupakan amanah yang harus jalankan,” demikian Bimbo. (ari)
Terima Bantuan, Poktan Diminta Amanah Tanjung (Suara NTB) Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Lombok Utara (KLU), Sarifudin, SH, berkesempatan memberikan bantuan Program Sarana dan prasarana Pertanian (PSP) dan alat mesin pertanian (alsintan) kepada puluhan kelompok se KLU. Pada momen itu, wabup mengajak masyarakat untuk menjaga bantuan dengan amanah. Sebab jika tidak, ia sendiri yang akan melaporkan kelompok tani ke aparat penegak hukum. “Saya tidak ingin mendengar ada yang menjual. Jika dijual, berapapun besarnya bantuan pemerintah, tidak akan ada artinya. Dan kalau itu terjadi (dijual), saya akan berkoordinasi dengan bapak polisi, Inspektorat, BPKP, dan bapak akan ditangkap,” tegas Wabup setengah berseloroh saat penyerahan bantuan di Poktan Srimbun Sari, Dusun Srimbun, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Sabtu (4/6). Wabup meminta, kelompok apapun yang menerima bantuan agar mengelola bantuan dengan baik. Sebab pemerintah mengalokasikan bantuan dengan tujuan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat secara luas. Dalam memajukan setiap sektor di daerah, diperlukan adanya sinergitas antara pemerintah dan masyarakat. Petani di satu sisi, adalah subjek yang menggerakkan setiap sektor, sedangkan pemerintah di sisi lain, menyiapkan kebijakan untuk mendukung aktivitas masyarakat tersebut. “Kita ingin dengan bantuan-bantuan yang ada bisa memberikan dampak yang sig-
nifikan. Ini murni bantuan pemerintah, karena pemerintah berkewajiban untuk memajukan pertanian,” terangnya. Sementara kepada pelaksana program yakni SKPD Dinas Pertanian, wabup berpesan agar konsep irigasi dibangun lebih detail. Pasalnya, sumber air di KLU sangat melimpah. Diskusi dengan sejumlah ahli bahkan menyebut KLU tidak akan kekurangan air jika dikelola dengan baik. “Tolong diprioritaskan persoalan irigasi, agar tidak hanya mengandalkan air hujan saja. Apalagi pemerintah juga memprogramkan cetak sawah baru, artinya irigasinya ini harus kita pikirkan,” demikian Sarifudin. Sementara, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Kelautan dan Perikanan (DPPKKP) KLU, Ir. Hermanto, menyebutkan jumlah bantuan yang diserahkan kali ini sebesar Rp 3,56 miliar untuk program Prasarana Sarana Pertanian (PSP). Rinciannya, bantuan rehabilitasi jaringan irigasi untuk 86 kelompok dengan nilai Rp 2,4 miliar, kegiatan embung pertanian senilai Rp 1 miliar kepada 10 kelompok dan kegiatan pengembangan irigasi air permukaan senilai Rp 160 juta kepada dua kelompok. “Sedangkan bantuan 66 alsintan menyasar 66 kelompok, terdiri dari traktor roda 2 sebanyak 35 unit, traktor roda 4 sebanyak 2 unit, kendaraan roda 3 sebanyak 1 unit, dan pemipil jagung sebanyak 28 unit. Harapan kita, bantuan ini dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin,” ujar Hermanto. (ari)
(Suara NTB/ari)
SERAHKAN - Wabup KLU Sarifudin menyerahkan bantuan alat pertanian pada petani di Kayangan, Sabtu (4/6).
SUARA PULAU LOMBOK
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Halaman 5
Wabup Loteng Sampaikan LPJ APBD Tahun 2015 dan RPJMD 2016-2020 PEMERINTAH Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) telah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015, ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Loteng sekaligus Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2020. Hal ini disampaikan langsung Wabup Loteng, L. Pathul Bahri, S.IP, pada rapat paripurna DPRD Loteng, Jumat (3/6) lalu. Di hadapan para anggota DPRD Loteng dan pejabat lingkup Pemkab Loteng lainnya, wabup mengatakan, penyampaian rancangan peraturan daerah (raperda) tentang LPJ pelaksanaan APBD Loteng tahun 2015 bentuk pertanggungjawaban atas realisasi penggunaan anggaran oleh pemerintah daerah. Laporan ini berisi tentang laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTB. Di mana seusai hasil audit BPK RI tersebut, pelaksaan APBD Loteng tahun 2015 mendapat predikat Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) dan predikat WTP ke empat kalinya secara berturut-turut. Dan, mengandung arti bahwa laporan keuangan pemerintah daerah, telah disajikan secara wajar dalam semua hal. Secara umum, total aset Pemkab Loteng per tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 2.136.294.895.785,38. Turun sebesar 22,73 persen dari total aset periode yang sama tahun 2014. Penurunan ini dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan daerah. Ini terdiri dari aset lancar Rp 156.406.309.447,13. Aset ini mengalami kenaikan sebesar 9,23% (sembilan koma dua puluh tiga persen) dari periode yang sama tahun sebelumnya. Investasi jangka panjang sebesar Rp 89.950.654.625,38, kemudian aset tetap sebesar Rp 1.834.670.409.133,62 turun sebesar 24,79 persen dari periode sebelumnya. Penurunan aset tetap yang terjadi pada tahun 2015 bukan disebabkan adanya aset yang hilang ataupun penjualan yang besar, sangat dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang berdasarkan basis akrual. Di mana aset disajikan berdasarkan nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Jadi aset tetap
disajikan berdasarkan nilai umur ekonomis aset tetap tersebut. Pada tahun-tahun sebelumnya jumlah aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan tanpa memperhitungkan penyusutan atas pemanfaatan/penggunaan aset tersebut. Total akumulasi penyusutan aset tetap sampai dengan tahun 2015 sebesar Rp 871.933.192.795,99 dan, aset lainnya sebesar 52,97 persen menjadi Rp 55.267.522.579,25. Sedangkan untuk realisasi pendapatan daerah mencapai Rp 1.631.526.898.989,52 atau sebesar 99,05 persen. Dari target penerimaan pendapatan daerah sebesar Rp 1.647.221.861.194,20 berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 156.931.857.545,88 dari target sebesar Rp 154.863.589.503,00 atau tercapai sebesar 101,34 persen. Kemudian, Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terealisasi sebesar Rp 89.128.201.927,68 atau sebesar 117,37 persen dari target sebesar Rp 75.938.620.000,00. Pendapatan transfer dianggarkan sebesar Rp 1.468.217.634.691,20, terealisasi sebesar Rp 1.453.616.408.743,64 atau 99,01 persen. Ditambah Lain-lain pendapatan yang sah, sebesar Rp 20.978.632.700,00 atau 86,90 persen. Berasal dari pendapatan hibah program WISMP, hibah khusus PKP SPM Dikdas dan hibah pemerintah pusat khusus untuk PDAM Praya. Adapun untuk realisasi belanja dan transfer daerah, sebesar Rp 1.549.692.154.035,15 atau sebesar 92,86 persen dari total anggaran sebesar Rp 1.668.839.731.817,29. Terdiri dari belanja operasi sebesar Rp 1.194.457.029.281,33 atau sebesar 92,01 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp 1.298.179.489.470,29. Kemudian belanja modal yang merupakan pengeluaran anggaran untuk memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja ini meliputi belanja untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya sebesar Rp220.316.975.450,00. Namun, terealisasi sebesar Rp 207.780.240.811,56 atau 94,31 persen. Belanja tidak terduga, pada tahun anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp 1 miliar, terealisasi sebesar 99,99 persen. Digunakan untuk tanggap darurat penanggulangan darurat bencana banjir dan longsor di Desa Pemepek Kecamatan Pringga-
rata dan penanganan bencana alam aktivitas Gunung Rinjani, penanggulangan rehab jembatan Desa Sukadana Kecamatan Pujut dan penyetoran kembali ke kas negara atas sisa dana pembangunan infrastruktur daerah tahun 2011. Untuk transfer bagi hasil ke pemerintah desa oleh Pemkab Loteng, terdiri dari transfer kepada pemerintah desa dan transfer bantuan keuangan yang terealiasi sebesar Rp 145.669.928.406,26 atau 98,07 persen dari yang anggaran senilai Rp 148.543.266.897,00. Dengan begitu, terjadi surplus realisasi APBD sebesar Rp 81.834.744.954,37 Selanjutnya, penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2015 hanya bersumber dari penggunaan Silpa tahun 2014 sebesar Rp 71.946.050.935,09 direalisasikan sebesar 99,99. Sedangkan pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan terdiri dari penyertaan modal pemerintah sebesar Rp 25.528.180.312,00, direalisasikan sebesar 92,24 persen dan pembayaran pokok pinjaman uang kepada pusat investasi pemerintah direalisasikan sebesar 100 persen dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp 24.800.000.000,00. Dengan demikian, pada akhir tahun anggaran 2015 terdapat sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) sebesar Rp 105.504.646.558,46 . Disampaikan jugaLaporan operasional yang merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual. Yang pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah disajikan. Laporan operasional berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi yang meliputi pendapatan dan beban operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional dan pos luar biasa. Pendapatan operasional Pemkab Loteng tahun 2015 adalah sebesar Rp 1.681.964.792.476,43. Terdiri dari Pendapatan asli daerah-LO tercapai sebesar Rp 157.459.999.317,16 dan pendapatan transfer-LO sebesar Rp 1.454.847.313.405,27. Kemudian beban operasional yang harus ditanggung pemerintah untuk menjalankan pelayanan selama tahun 2015 adalah sebesar Rp 1.492.279.803.219,38. Dengan begitu, terda-
lainnya sebesar Rp 103.704.809,44. Dikurangi dengan arus keluar kas dari aktivitas belanja modal dalam rangka perolehan aset tetap, dan penyertaan modal pemerintah pada badan usaha milik daerah (BUMD) sebesar Rp 228.286.717.920,00. Selanjutnya arus kas dari aktivitas pendanaan, sebesar minus Rp 24.721.598.000,00. Jumlah ini merupakan selisih antara jumlah arus masuk kas yang berasal dari penerimaan kembali pokok investasi dana bergulir sebesar Rp 78.402.000,00. Dikurangi dengan arus keluar kas yang digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman dalam negeri pada pusat investasi pemerintah sebesar Rp 24.000.000.000,00. Arus kas dari aktivitas transitoris merupakan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan pemerintah. Sebesar minus Rp 173.851.569,00. Selisih antara arus kas masuk aktivitas transitoris berupa penerimaan kas perhitungan fihak ketiga (PFK) dan penerimaan atas setoran sisa kas di bendahara pengeluaran sebesar Rp 76.324.359.682,00. Dikurangi dengan arus keluar kas aktivitas transitoris, yang terdiri dari penyetoran atas perhitungan fihak ketiga, ditambah dengan sisa uang persediaan dan tambahan uang persediaan di bendahara pengeluaran SKPD dengan total jumlah sebesar Rp 76.498.211.251,00. Dengan demikian, pada tahun anggaran 2015 telah terjadi kenaikan kas bersih sebesar Rp 27.606.059.083,36.
pat surplus dari kegiatan operasional sebesar Rp 189.684.989.257,05. Dari kegiatan non operasional terjadi defisit sebesar Rp 542.099.836,64 berasal dari surplus penjualan aset non lancar sebesar Rp 115.995.800,00 dikurangi dengan defisit kegiatan non opersional lainnya sebesar Rp 658.095.636,64. Kemudian untuk pos luar biasa hanya terdiri dari beban luar biasa sebesar Rp 1.031.628.050,00. Beban tersebut merupakan beban yang ditanggung pemerintah dalam menghadapi kejadian luar biasa berupa tanggap darurat bencana alam selama tahun 2015. Dengan demikian, selama tahun 2015, terdapat surplus defisit LO sebesar Rp 188.111.261.370,41. Komponen laporan keuangan berupa laporan perubahan ekuitas. Dari laporan perubahan ekuitas yang telah disusun, diketahui bahwa terjadi penurunan ekuitas sebesar 22,73 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini yang sangat signifikan dipengaruhi oleh adanya koreksi atas nilai aset tahun-tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh dampak komulatif kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan pada tahun 2015. Di samping itu ada laporan arus kas. Terdiri dari arus kas bersih dari aktivitas operasi selama tahun 2015 sebesar Rp 280.684.521.762,92. Jumlah tersebut merupakan selisih antara arus masuk kas aktivitas operasi sebesar Rp 1.562.107.566.300,85 dikurangi dengan arus keluar kas aktivitas operasi sebesar Rp 1.281.423.044.537,93. Arus kas dari aktivitas investasi, merupakan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang diperoleh dari pelepasan, dan untuk perolehan aset tetap selama tahun 2015 serta penyertaan modal pemerintah daerah dengan nilai minus Rp 228.183.013.110,56. Selisih dari jumlah arus masuk kas dari aktivitas penjualan aset tetap dan aset SAMPAIKAN - Wabup Loteng, L. Pathul Bahri, menyampaikan LPJ pelaksanaan APBD Loteng 2015 dan rancangan RPJMD Loteng 2016-2020, Jumat (3/6) lalu.
Sehingga saldo akhir kas per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 105.611.853.291,46. Raperda RPJMD Pemkab Loteng juga sudah menyusun RPJMD tahun 20162020. Berisikan penjabaran dari visi misi dan program kepala daerah, yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM nasional. Sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan program pembangunan untuk lima tahun kedepan. Memuat strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah. Wabup menjelaskan, visi pembangunan tahun 2016-2020 iala “Terwujudnya Masyarakat Lombok Tengah Yang Beriman, Sejahtera Dan Bermutu”. Perwujudan keinginan Pemkab Loteng untuk mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan. Yaitu terwujudnya masyarakat Loteng yang sejahtera dengan dilandasi oleh kualitas hidup masyarakat yang bermutu di segala aspek kehidupan dan disertai dengan pengamalan nilai-nilai agama. Jika pada periode sebelumnya kami mengusung jargon 2R (rurung dan reban) sebagai komitmen besar, maka dalam periode ini pemerntah masih tetap teguh pada komitmen tersebut. Tapi dilengkapi dengan sektor ketiga. Sehingga menjadi 3R (Rurung, Reban dan Rezeki). Dengan pembangunan pariwisata sebagai prioritas. “RPJMD ini telah melalui tahapan-tahapan penyusunan mulai dari sosialisasi sampai konsultasi dengan pihak terkait,” ujarnya. Meski demikian, penyusunan RPJMD Loteng tersebut tetap penyempurnaan. Sehingga masukan, kritik dan saran dari seluruh anggota dewan serta elemen masyarakat terkait lainnya sangat diharapkan guna kesempurnaan dari RPJMD tersebut. (kir/*)
Jabat Lebih Lima Tahun, Kepala SKPD Sebaiknya Diganti Giri Menang (Suara NTB) Wakil Ketua DPRD Lombok Barat (Lobar), Sulhan Mukhlis Ibrahim, ST, menyatakan, pejabat eselon II setingkat kepala SKPD yang menjabat lebih dari lima tahun sebaiknya diganti. Sebab, mereka ini sudah terlalu lama menjabat pada posisinya, sehingga terjadi kejenuhan. Penyegaran perlu dilakukan, sebab jangan sampai para pejabat dimanjakan terlalu lama pada satu posisi jabatan saja.
Tunggu PP
Khofifah Indar Parawansa
(Suara NTB/kir)
HUKUMAN kebiri bagi pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur (pedofilia) sejauh ini belum bisa dilaksanakan. Kendati Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016, tentang aturan penambahan hukuman bagi pelaku pedofilia, sudah disahkan oleh presiden. Pasalnya, aturan teknis terkait pelaksaan penambahan hukuman itu sendiri, berupa Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perlindungan Anak belum keluar. “Harus menunggu keluar PP-nya dulu, baru Perppu Nomor 1 tahun 2016 ini bisa diterapkan. Karena PP inilah yang nantinya akan mengatur secara teknis seperti apa tambahan hukuman tersebut,” terang Menteri Sosial, Hj. Khofifah Indar Parawansa, kepada wartawan usai melakukan kunjungan ke Ponpes Al-Manshuriyah Ta’limusshibyan Desa Bonder Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (4/6). Ia menegaskan Perppu Nomor 1 tahun 2016 tersebut bukan Perpu kebiri. Tetapi Perpu tentang penambahan hukuman bagi pelaku pedofilia. Di mana dalam perpu diatur jenis tambahan hukuman yang diberikan, mulai yang paling berat berupa hukuman mati atau penjara seumur hidup. Selain itu, identitas pelaku bisa dipublikasikan. Termasuk hukuman kebiri. Baik itu berupa penyuntikan bahan kimia maupun pemberian obat. Selain itu di tubuh pelaku nantinya juga akan dipasangkan alat deteksi elektronik. “Nah karena ada beberapa hukuman tambahan, maka teknis pelaksanaan hukuman tambahan tersebut perlu diatur, melalui PP itu nantinya,” terangnya. Di dalam perppu itu, ujarnya, ada pelaksanaan rehabilitasi bagi korban, keluarga korban dan pelaku. “Di sinilah peran Kementerian Sosial nantinya,” lanjut Khofifah. Guna menindaklanjuti amanat perppu ini, pihaknya saat ini sedang menyusun mekanisme rehabilitasi bagi korban dan keluarga korban kasus pedofilia maupun pelaku tersebut. Hasilnya, kemudian akan diajukan untuk dimasukkan ke dalam draf PP yang saat ini tengah dipersiapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM. “Kita sudah mengundang sekitar 21 NGO, untuk membantu menyusun pola dan mekanisme rehabilitasi tersebut. Diharapkan, dalam waktu dekat ini konsepnya sudah bisa diselesaikan,” tambahnya. Pihaknya pun berharap dengan lahirnya Perppu Nomor 1 tahun 2016 tersebut, kasus-kasus pedofilia bisa ditekan. Apalagi, tren peningkatan kasus pedofilia dan kasus pelecehan seksual secara umum sudah sampai taraf yang mengkhawatirkan. Di mana hampir di semua wilayah kasus-kasus ini terjadi dan menelan korban jiwa. (kir)
“Mereka perlu digeser dari posisi tersebut. Perlu adanya penyegaran dalam tubuh organisasi. Jangan membiarkan dan memanjakan kepala SKPD tersebut pada satu posisi, sebab lebih sering mutasi maka lebih bagus roda pemerintahan,” katanya, Sabtu (4/6).
Menurutnya, kalau birokrasi pemerintahan ingin berjalan dengan baik dan bagus, maka ini harus dilakukan mutasi. Tentunya hal ini melalui kajian matang dan sesuai kebutuhan. Sementara itu Bupati H Fauzan Khalid mengakui banyak pejabat eslon II, III dan IV
di Lobar menduduki jabatan lebih dari 5 tahun. Bahkan sebagian besar pejabat eselon III dan IV tercatat menjabat “abadi”, lantaran menjabat 7-8 tahun pada posisinya. Pejabat setingkat eselon II pun terdapat sejumlah kepala SKPD menduduki jabatan lebih dari
5 tahun, sebagian menduduki jabatan selama 4 tahun. Mengacu aturan UU ASN, jabatan empat kepala SKPD yang menduduki jabatan lebih dari lima tahun ini melebihi batas waktu maksimal jabatan pimpinan tinggi (JPT) setingkat kepala SKPD. Jabatan empat kepala SKPD ini sudah diperpanjang enam bulan ke depan, mereka sudah saya perpanjang selama enam bulan, nanti itu dievaluasi lagi,” katanya beberapa waktu lalu. Sementara Sekda Lobar H. Moh Taufiq mengakui banyak
pejabat eselon III dan IV yang “parkir” lantaran belum naik pangkat atau promosi, sehingga mereka pun terpaksa duduk pada jabatannya selama 7-8 tahun. Menurut UU ASN Pasal 117 Ayat (1,2) UU No. 5/2014 jabatan pimpinan tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Jabatan dapat diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi dan berdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian dan berkoordinasi dengan KASN. (her)
Mensos Serahkan Paket pada Penyandang Disabilitas di Lobar (Suara NTB/her)
JALAN RUSAK - Sarana Jalan menuju dusun terpencil di Lobar rusak parah, kondisi ini dikeluhkan masyarakat.
Minim Sarana Dasar, Ribuan Warga di Sekotong Hidup Terisolir Giri Menang (Suara NTB) – Ribuan jiwa yang tinggal di beberapa dusun di Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong Lombok Barat (Lobar) hidup terisolir. Hal ini disebabkan sarana prasarana dasar sangat minim. Seperti halnya jalan, hampir semua kondisinya sangat rusak parah. Pelayanan kesehatan juga tak maksimal, lantaran tidak ada fasilitas. Demikian pula air bersih sulit diperoleh. Kepala Dusun Serero Desa Sekotong Tengah, Minggu (5/6) mengaku, panjang jalan sekitar 5 kilometer lebih menuju dusun setempat rusak parah. Kondisi jalan ini hampir berpuluh-puluh tahun rusak, semenjak dibuka oleh masyarakat secara swadaya . Dusun Serero merupakan satu dari beberapa dusun di Desa Sekotong Tengah yang terisolir,
karena berada di atas gunung. Apalagi, hidup di atas pegunungan sarana sangat minim. Jalan tanah sepanjang 5 kilometer yang dibuka sejak puluhan tahun silam kondisinya rusak parah. Jalan ini dibangun secara swadaya. Setiap hari, warga warga mengeluhkan kondisi jalan karena berlumpur ketika hujan dan ketika musim panas berdebu. Karena menyadari sulit disentuh pemda, wargapun bergotong royong, memperbaiki jalan. Bahkan supaya jalan itu bisa dilalui, warga bahu membahu mengadakan gotong royong. “Rutin kalau jalan ini rusak akibat hujan, kami gotong-royong,”imbuhnya. Tidak saja jalan, kondisi sarana dasar seperti air juga sangat minim. Di dusun itu, warga memenuhi kebutuhan dengan menempuh jarak 3-4 kilometer.
Bahkan, ketika musim kekeirngan, warga kerap kali puasa minum hanya mengandalkan tanaman penghasil air. Atas kondisi ini, katanya warga sangat memerlukan sumur bor. Ia menambahkan, selain air kondisi pelayanan kesehatan juga kerap menjadi keluhan. Warga kerap kali mengalami kesulitan berobat, karena tak ada petugas medis di daerah itu. Ia berharap fasilitas kesehatan dibangun di dusun itu. Plt Camat Sekotong, L Edi Sadikin menyatakan, kondisi warga dusun terpencil di desa itu sangat memprihatinkan. Karena itu pihak desa berupaya memperjuangkan agar dusun-dusun ini diperhatikan pemda. “Di Dusun Serero sudah ada program mandiri energi, kami berupaya terus membangun dusun terpencil ini,” ujarnya. (her)
Giri Menang (Suara NTB) Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Yayasan Samara milik Fitri Nugraha Ningrum di Dusun Karang Bedil, Desa Kediri Induk Kecamatan Kediri, Minggu (5/6). Mensos mengunjungi kegiatan yayasan yang konsen terhadap pendidikan anak usia dini dan kaum disabilitas. Pada kesempatan itu, menteri menyerahkan bantuan berupa dana Rp 55 juta dan paket bantuan kepada masyarakat jompo dan kaum disabilitas. Menteri yang membawa serta sejumlah dirjen dan staf khusus di Kementerian, tiba sekitar pukul 10.00 Wita. Menteri disambut oleh jajaran Pemda Lobar, di antaranya, perwakilan Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil NTB, Kepala Dinas Sosial Lobar, H. M Syukran, Camat Kediri dan elemen lainnya. Menteri menyampaikan, kedatangannya ke Kediri untuk melihat kegiatan di yayasan yang dipimpin oleh Fitri salah seroang kaum perempuan disabilitas di Kediri. Menurutnya, Fitri memiliki tekad dan semangat besar untuk mengembangkan untuk bisa menolong sesama melalui lembaga yang didirikannya. “Meskipun beliau mengalami disabilitas, tapi dengan keterbatasan dia punya semangat besar untuk memberikan layanan pendidikan dan perekonomian,” kata mensos ditemui di sela-sela mengunjungi Kediri. Meski di tengah kondisi tak bercukupan, para kaum disabilitas seperti Fitri bersemangat mengajarkan kepada anak-anak. Selain itu, mengajarkan keterampilan kepada kaum mantan TKI supaya bisa berdayakan diri. Khofifah menambahkan, semangat inilah penting untuk bisa diikuti oleh siapapun. Menurutnya kerajinan yang dikembangkan di yayasan ini sangat potensial. Karena itu pihaknya akan berupaya membantu supaya produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan diminati pasar. Yang paling penting, kata mensos, bagaimana agar lembaganya memiliki badan hukum. Ia juga berpesan agar para warga menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai masa untuk introspeksi diri dan mengajak umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh. (her)
SUARA PULAU SUMBAWA
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Sekolah Dilarang Menerima Siswa Melebihi Kapasitas
Diknas Sumbawa Kejar Pemenuhan SPM
Taliwang (Suara NTB) Dinas Dikbudpora Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melarang sekolah untuk menerima siswa melebihi kapasitas ruang belajar di sekolahnya. Kepala Dinas Dikbudpora KSB, Drs. Mukhlis, MM. mengatakan, penegasan pihaknya ini telah disampaikan ke seluruh sekolah melalui surat pelaksanaan kegiatan PPDB tahun ajaran 2016/2016. Dalam surat tersebut, sejumlah larangan diterapkan dinas agar sekolah tidak menerima siswa baru di luar
(Suara NTB/bug)
Sumbawa Besar (Suara NTB) Mewakili Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumbawa, Kasubag Program Dinas Diknas, Amir Mahmud M.E, menutup rangkaian kegiatan workshop pengintegrasian hasil evaluasi SPM dalam penyusunan RKAS, Sabtu (4/6). “Kami ingin tegaskan kembali bahwa agenda besar kita bersama setelah ini adalah mengejar pemenuhan SPM Dikdas. Agenda tersebut harus kita upayakan bersama melalui (Suara NTB/arn) langkah strategis dan Amir Mahmud sistematis,” tandas Amir. Melalui workshop ini, lanjut Amir, Kepala Sekolah, bendahara dan operator sekolah sudah dibekali bagaimana peran dan tanggung jawab sekolah dalam pemenuhan SPM. Sehingga agenda berikutnya, adalah sekolah melakukan revisi RKAS yang disesuaikan dengan hasil evaluasi SPM Dikdas tingkat satuan pendidikan. “Kami di Diknas akan mulai melakukan penyusunan roadmap sebagai tahap perencanaan utk menentukan langkah, strategi dan identifikasi kemampuan anggaran,” ulasnya. Menurut Amir, langkah yang sekarang akan ditempuh akan semakin mudah. Sebab seluruh skema penganggaran mengarah pada pemenuhan SPM. Mulai dari DAK pendidikan, Bansos Kemendikbud bahkan Bansos dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, APBD non DAK hingga Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah. Tahun 2016 ini diharapkan kebutuhan buku seluruh sekolah, baik buku teks, buku referensi hinga buku pengayaan dapat dipenuhi melalui skema anggaran DAK. Belanja buku tahun ini dianggarkan melalui APBD (DAK) sebesar Rp 1,3 miliar dan telah diusulkan kepada Bupati agar Dinas Diknas Sumbawa mengalokasikan kembali sisa dana DAK 2010 sebesar Rp 2,8 miliar yang peruntukannya juga untuk belanja buku. “Akhirnya kami tunggu langkah dari seluruh satuan pendidikan, sebagai wujud komitmen kita memenuhi amanat Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. Kita memang terlambat dalam pemenuhannya, tetapi langkah strategis dan sistematis disertai komitmen seluruh pihak Insya Allah akan mengakselerasi proses pencapaian kita,” pungkas birokrat muda Sumbawa ini. (arn/*)
kemampuan kapasitas kelasnya. Seperti tidak membuka kelas pagi dan sore serta tidak menerima peserta didik dalam jumlah melebihi 28 siswa per rombel (rombongan belajar) untuk SMA dan SMK serta 32 orang per rombel bagi SMP dan SMP. Menurut Mukhlis, tahuntahun sebelumnya masih banyak sekolah memaksakan diri menerima siswa, meski jumlah ruang kelasnya terbatas. “Tapi tahun ini sudah tidak boleh lagi, karena kita akan lakukan pengawasan secara ketat,” timpalnya. Diakuinya, praktik penerimaan siswa over kapasitas tidak semata dikarenakan alasan sekolah untuk mendapatkan tambahan anggaran dari pemerintah. Tetapi juga kerap didukung oleh alasan para wali murid yang menginginkan anaknya mengenyam pendidi-
kan di sekolah yang memiliki kualitas lebih baik. “Orang tua pasti ingin anaknya sekolah di tempat yang terbaik. Nah sekolah menangkap itu, makanya memperbaiki kualitasnya, tapi mereka kemudian over dalam menerima siswa,” cetusnya seraya menyatakan, kondisi itu saat ini tidak bisa dipertahankan karena seluruh sekolah sudah memiliki standar kualitas yang sama. “Banyak sekolah kita yang sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Jadi tidak masalah anak itu sekolah di SD mana, karena semua sudah sama kualitasnya,” klaim Mukhlis. Selanjutnya ia menyebutkan, alasan lain pemerintah mempertegas larangan penerimaan siswa melebihi kapasitas sekolah itu adakah untuk pemerataan. Dalam beberapa tahun terakhir terdapat sejumlah sekolah yang kekurangan jumlah siswa karena, banyak para wali murid menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu dengan alasan kualitas. “Harapan kita dengan penegasan itu, distribusi siswa ke seluruh sekolah bisa merata,” harap Mukhlis. (bug)
Halaman 6
BPS Sasar 7.762 Unit Usaha di KSB Taliwang (Suara NTB) Kegiatan Sensus Ekonomi (SE) tahun 2016 telah dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Dari pendataan selama 1 bulan penuh itu, petugas SE berhasil mencatat sebanyak 7.762 unit usaha yang ada di daerah. “Sampai per 31 Mei, total usaha yang kita jaring melalui petugas di lapangan tercatat sebanyak 7.762 unit usaha di masyarakat,” terang kepala BPS KSB, Ir. Muhadi, Sabtu. Ia mengatakan, data itu masih berada di tangan petugas pencacah lapangan (PCL). Dalam dua minggu ke depan, petugas masih akan melakukan penyisiran kembali ke lapangan untuk meneliti masih adakah unit usaha yang belum masuk dalam hasil pendataan sebelumnya. “Mungkin masih ada rumah yang belum dimasuki atau ada yang belum ditanyakan apakah dari sekian anggota keluarga di dalam rumah itu ada yang punya usaha. Nah kalau ada, mereka akan didata. Dan penyisiran ini akan berlangsung sampai 15 Juni mendatang,” ujarnya. Selain melakukan penyisiran, kegiatan turun lapangan selama dua minggu pasca pendataan awal. Petugas juga sekaligus melakukan pemeriksaan silang atau kroscek data antara PCL dengan petugas pemeriksa hasil pencacahan (PML), untuk memastikan PCL telah bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). “Kita harus bisa pastikan pengambilan data oleh petugas lapangan sesuai SOP karena setelah ini akan dilakukan tes lagi oleh BPS provinsi dan pusat,”
sebutnya. Berdasarkan hasil SE tahun 2006 silam, jumlah unit usaha yang ada di KSB tercatat sebanyak 8.104 usaha. Menurut Muhadi, perbedaan jumlah tersebut (lebih sedikit) dengan SE tahun ini, karena kegiatan SE tahun 2016 tidak dilakukan secara lengkap. “Beda dengan tahun 2006, tahun ini sensus yang kita laksanakan tidak lengkap. Karena faktanya sekarang ini bisa kita lihat di lapangan populasi jumlah usaha di KSB ini berkembang pesat,” timpalnya. Dijelaskannya, tidak lengkapnya kegiatan SE yang dilakukan tahun ini, terdapat beberapa jenis usaha yang tidak masuk dalam blok sensus. Misalnya wilayah kategori desa – kota hanya diambil (didata) sebanyak 50 persen. “Di Taliwang ini, untuk kelurahan Sampir dan Bugis tidak kena pendataan. Padahal di sana kan pasti ada unit usaha baru yang pada tahun 2006 lalu belum tercatat,” klaimnya. “Intinya jumlah usaha tahun ini lebih banyak dari tahun 2006. Andai saja dilakukan pendataan menyeluruh, kami bisa pastikan jumlah usaha di masyarakat populasinya mencapai belasan ribu,” sebut Muhadi. (bug)
(Suara NTB/bug)
Kampanye Antinarkoba
BNK Sumbawa Gelar Jalan Santai Sumbawa Besar (Suara NTB) Guna mengkampanyekan antinarkoba kepada masyarakat Sumbawa, Pemkab bekerjasama dengan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sumbawa menggelar jalan santai, Minggu (5/6). Sekaligus dirangkaikan dengan deklarasi antinarkoba. Kegiatan tersebut diikuti Bupati dan Wabup Sumbawa, pimpinan DPRD dan pimpinan SKPD. Termasuk ribuan masyarakat Sumbawa ikut ser-
ta dalam kegiatan. Jalan santai dilepas dari Kantor Bupati Sumbawa melewati Jalan Kamboja dan finis di Taman Mangga, samping Kantor Bupati. Selepas jalan santai, para peserta membubuhkan tanda tangan untuk mendukung kampanye antinarkoba di spanduk yang telah disediakan. Selain itu ada juga kegiatan tes urine. Bahkan untuk lebih meriah, panitia menyediakan door prize di akhir kegiatan. Ketua Panitia Pelaksana,
Kompol Syirajuddin Mahmud dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari anti narkoba yang jatuh pada 26 Juni mendatang. Selain kegiatan jalan santai, sebelumnya pihaknya juga telah melaksanakan kegiatan tes urine terhadap 34 orang pegawai eselon II, pada Kamis lalu. Dimana kegiatan tes urine ini akan dilaksanakan secara berkala hingga kepada seluruh pegawai dari tingkat Kabupaten sampai Ke-
camatan, Kelurahan dan Desa. “Upaya yang dilakukan guna menyikapi semakin meningkatnya penggunaan dan peredaran narkoba. Kedepan kegiatan preventif akan terus dilakukan untuk menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” ujarnya. Bupati Sumbawa, H. M Husni Djibril, B.Sc menyampaikan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika saat ini telah menjadi persoalan serius dunia. Bahkan mengancam kelangsungan pembangunan dan generasi
muda. Di Kabupaten Sumbawa sendiri, beberapa kasus yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menyangkut penyalahgunan dan peredaran gelap Narkotika. Umumnya dilakukan oleh generasi muda dan cenderung meningkat. Untuk itu, guna menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba, maka seluruh komponen masyarakat harus bersatu dalam memerangi narkoba.”Perang terhadap narkoba harus kita gemakan secara bersama-sama. Insya Allah
dengan deklarasi kita bersama disertai niat tulus ikhlas, melalui gerakan stop narkoba ini maka Kabupaten Sumbawa akan bebas Narkoba,” kata Bupati. Bupati berkomitmen, jika ada aparatur Pemerintah Daerah, guru, Kepala Desa, perangkat desa yang terbukti menggunakan bahkan mengedarkan narkoba dan sejenisnya, maka sesuai peraturan perundangundangan akan diberikan sanksi yang seberat-beratnya. Bah-
kan sampai pemecatan. Sementara Wakil Bupati Sumbawa sekaligus Ketua BNK Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah di sela-sela kegiatan menyampaikan kegiatan ini melibatkan semua instansi, sekaligus mengkampanyekan antinarkoba kepada masyarakat Kabupaten Sumbawa. Yang mana menurut BNK sendiri sudah mendekati darurat. “Kedepan kami akan terus mengkampanyekan kegiatan anti narkoba ini,” ujarnya. (ind)
SUARA PULAU SUMBAWA
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Halaman 7
Terlibat Narkoba
Seorang Petani Tewas Dibacok Tetangga
Oknum Polisi di Bima Dipecat
Bima (Suara NTB) – Seorang warga desa Renda Kecamatan Belo, Agus alias Simon, tewas diduga dibacok dua orang tetangganya, E (27) dan S (29). Peristiwa pembacokan itu terjadi di lapangan desa setempat, Jumat (3/6) sore sekitar pukul 17.34 wita. Hingga saat ini motif pelaku masih didalami oleh aparat Polres Bima Kabupaten. Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten, AKP Erikson, S.IK kepada Suara NTB, Sabtu (4/6) mengatakan, sebelum terjadi pembacokan, Agus dengan S terlibat adu mulut saat keduanya menonton organ tunggal di lapangan desa setempat. Berawal dari adu mulut. Namun beberapa saat berhenti karena dilerai oleh warga,” katanya. Hanya saja, kata Kasat, tiba-tiba S mengeluarkan senjata tajam (sajam) jenis pisau kemudian menikam korban dan roboh. Tapi korban saat itu sempat terbangun dan hendak melawan. “Namun E, yang juga adik S, datang dari arah belakang menusuk pelaku hingga menembus dada,” terangnya.Akibat penusukan itu, korban langsung terkapar dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara kedua pelaku langsung melarikan diri. “Korban tidak sempat dibawa ke rumah sakit. Dan langsung meninggal, karena kekurangan darah,” lanjutnya. Usai mendengar adanya laporan, pihaknya menuju tempat kejadian perkara (TKP). Kemudian di sekitar TKP langsung dilingkari police line. Sedangkan anggota lainnya memburu pelaku yang melarikan diri. “Kami saat itu langsung meminta bantuan tokoh masyarakat dan tokoh adat agar membantu pihaknya untuk menemukan pelaku,” ujarnya. Sehari melarikan diri, kedua pelaku menyerahkan diri ke Polres Bima Kabupaten, dengan ditemani oleh tokoh masyarakat, tokoh agama desa setempat, Sabtu (4/6) malam sekitar pukul 23.40 wita. Menurut Erikson, hingga saat ini belum mengetahui motif pelaku membacok korban karena belum dilakukan pemeriksaan dan BAP. Hanya saja informasi yang didapatkan karena persoalan dendam lama. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kedua pelaku dijerat hukuman pasal 338 KUHP tentang pengeroyokan berujung pembunuhan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 20 tahun penjara. Atas nama Kapolres, Erikson mengucapkan rasa terima kasih kepada masyarakat setempat yang mau membantu pihaknya mengantarkan kedua pelaku serta menyerahkan sepenuhnya persoalan itu kepada pihaknya untuk diproses secara hukum. Walaupun tindakan yang dilakukan oleh pelaku melanggar hukum, namun perlu juga dijadikan contoh karena menyadari dan mau mempertanggungjawabkan perbuatananya dengan langsung menyerahkan diri. “Pihak keluarga korban sudah menyerahkan sepenuhnya kepada kami untuk diproses secara hukum,” tegasnya. (uki)
Bima (Suara NTB) – Seorang anggota polisi dari satuan Sabhara Polres Bima Kabupaten, FM, dipecat atau diberhentikan secara tidak terhormat. Oknum berpangkat Briptu itu terlibat dalam kasus narkoba, yang saat ini tengah menjalani masa tahanan selama empat tahun. Prosesi pemecatan dilakukan dengan cara menggelar upacara dipimpin Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Gatut Kurniadin, SH. S.IK. di lapangan Mapolres Bima, Sabtu (4/6). Menurut Gatut, pemecatan terhadap FM, setelah ada putusan tetap dari pengadilan yang menjatuhi hukuman kepada oknum tersebut empat tahun penjara. Diakuinya, selain terlibat dalam kasus narkoba, oknum FM kerap melanggar disiplin
lainnya. Seperti jarang masuk kantor saat bertugas menjadi anggota polisi dan ditempatkan di satuan Sabhara. “FM juga jarang masuk kantor dan sudah menjalani sidang etik di internal kepolisian,” akunya. Gatut menjelaskan, FM ditangkap saat sedang mengkonsumsi dan dalam kondisi terpengaruh narkoba jenis sabu, pada tahun 2014 lalu. Proses penangkapan terjadi di wilayah hukum Polres Bima Kota.
“Dari tangannya, aparat menyita sejumlah barang bukti (BB) beberapa poket sabu, yang sudah dipakai dan belum digunakan,” jelasnya. Ia mengingatkan, pemecatan terhadap FM dapat dijadikan pelajaran bagi anggota polisi lainnya. Untuk tidak main-main menggunakan narkoba. “Apapun pelanggarannya, akan disikapi dan ditindak dengan tegas sesuai aturan yang berlaku,’’ tegasnya. Gatut menghimbau kepada bawahannya agar selalu taat dan disiplin dalam menjalankan tugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayanan masyarakat. Sembari berharap agar masyarakat tetap melaporkan ke pihaknya jika ada anggota polisi
(Suara NTB/uki)
UPACARA PTDH – Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Gatut Kurniadin saat memimpin upacara pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap oknum anggota polisi yang terlibat narkoba, Sabtu. yang selama bertugas tidak jadi anggota Polisi harus taat melayani masyarakat se- hukum, menjadi contoh bagi bagaimana mestinya. “Men- masyarakat,” tegasnya. (uki)
Polres Bima Gelar Tes Urine Mendadak
(Suara NTB/uki)
Bima (Suara NTB) – Sebanyak 47 anggota polisi di Polres Bima Kabupaten, mendadak menjalani tes urine. Langkah itu sebagai komitmen Polres setempat untuk memerangi narkoba yang harus diawali dan dimulai dari Aparat Penegak Hukum (APH). Tes urine diawali Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Gatut Kurniadin, SH. S.IK, disusul Wakapolres, Kompol Arif Harsono, S.IK kemudian disusul para perwira dan anggota polisi lainnya. Kegiatan itu berlangsung di ruangan Propam Polres setempat, Sabtu (4/6). Kapolres mengatakan, pihaknya mengambil inisiatif menjalani tes terhadap anggota, Untuk melakukan antisipasi kerawanan terhadap persoalan penyalahgunaan narkoba. Yang terlebih dahulu difokuskan pada lingkup perwira. Seperti Kapolsek dan Kepala Satuan (Kasat). “Tujuannya untuk membuktikan kepada bawahannya, bahwa mereka layak dijadikan panutan,” tegas Gatut kepada Suara NTB. Selain para perwira, lanjutnya, tes itu juga diprioritaskan bagi anggota yang rentan terhadap
(Suara NTB/uki)
TES URINE – Para anggota Polres Bima Kabupaten saat menjalani tes urine di ruang Propam, Sabtu. penyalahgunaan narkoba. Khususnya yang bertugas di lapangan dan bagian operasional. Baik anggota Reskrim, Resnarkoba maupun Intel. “Ini adalah jawaban kami atas laporan masyarakat, yang mengirim sms kepada
saya, ada dugaan anggota terutama yang bertugas di lapangan kerap menyalahgunakan narkoba,” katanya. Diakuinya, jika ada anggota pada saat tes urine dinyatakan positif, pihaknya akan menyikapi secara serius dengan cara-cara
atau mekanisme yang berlaku. Salah satunya melakukan proses rehabilitasi. “Disamping diproses di internal. Kalaupun ada anggota yang terindikasi, yang dikatakan sebagai korban, kita akan rehablitasi. Karena ruang re-
hablitasi itu ada dan dijamin oleh negara,” ujarnya. Pada kesempatan itu, Gatut juga mengajak kepada masyarakat, jika menemukan indikasi ada keluarganya yang dikatakan sebagai korban, untuk melaporkan ke pihak terkait agar segera direhablitasi. “Jika ada, anak atau keluarga yang ingin bebas dari ini segera melapor untuk dipulihkan dengan cara rehabilitasi. Karena negara, menyediakan dan menjamin proses ini. Jadi kenapa harus takut,” tegasnya. Dalam hal pemberantasan narkoba di wilayah hukum Polres setempat, Kapolres menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai. Terkait apa yang dilakukan saat ini. “Yang jelas dalam memberantas narkoba, tidak hanya bertumpu pada APH. Namun perlu dukungan dan support dari masyarakat,” jelasnya. Tidak menunggu lama, setelah beberapa saat dites, hasilnya langsung dikeluarkan dan diumumkan oleh tim pemeriksa dari RSUD Bima. “47 orang anggota Polisi yang menjalani tes urine hasilnya negatif semua,” pungkas Humas RSUD Bima, Dr. Sucipto. (uki)
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
POLHUKAM
Halaman 8
Ditangkap, Mantan ASN Tawarkan Izin HO Bodong
LINDUNGI KELUARGAMU DARI BAHA YA BAHAY NARKOBA
Mataram (Suara NTB) – Mantan ASN Dinas PU, KA alias AM (37) ditangkap Satreskrim Polres Mataram. Pelaku menawarkan kemudahan perpanjangan sejumlah perizinan. Modusnya, memalsukan surat, stempel dan tanda tangan. Korbannya mencapai delapan orang. Kasatreskrim Polres Mataram, AKP Haris Dinzah, SH SIK menjelaskan, pelaku tertangkap basah saat sedang asyik memalsukan sejumlah perizinan di rumahnya di kawasan Lingsar, Lobar, Rabu (1/6). “Pelaku menawarkan untuk memperpanjang Surat Izin Usaha, Surat Izin Gangguan atau HO, Surat Tanda Daftar Perusahaan dan suratsurat lain yang terkait pelaksanaan usaha dagang,” ungkapnya saat dihubungi Minggu, (5/6). Untuk melancarkan aksinya tersebut, sambung Haris, pelaku memaksimalkan pengalamannya saat masih bertugas sebagai abdi negara di Dinas Pekerjaan Umum. “Dengan menggunakan ko-
Minim Pengalaman KALANGAN DPRD NTB, pada dasarnya meragukan kemampuan Ir. Rosiady H Sayuti, M.Sc, Ph.d sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB. Pasalnya, sosok Rosiady yang memiliki latarbelakang sebagai akademisi itu, dari kacamata para wakil rakyat Udayana dirasa kurang pas untuk mejabat sekda. Karena dinilai minim pengalaman sebagai birokrasi. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPRD NTB, L. Darma Setiawan, SH (Suara NTB/ndi) pada Suara NTB. “Pak RosyL. Darma Setiawan adi ini kan dia akademisi, sementara di pemerintahan tidak lama. Itu saja yang saya ragukan. Sementara jabatan sekda itu jabatan senior, yang tidak sembarangan orang yang bisa menjabatnya. Jadi saya terus terang saja, saya sedikit meragukan beliau. Saya lebih percaya sama yang lain sebenarnya,” ujar Darma Setiawan. Lebih lanjut dikatakan politisi Golkar itu, jabatan sekda memiliki peranan yang sangat penting, terutama bagaimana memastikan mesin birokrasi itu dapat bekerja dengan baik. Sehinga untuk dapat menjamin mesin birokrasi itu berjalan, maka dibutuhkan orang yang memiliki pengalaman panjang dan memahami persis tata laksana birokasi itu. “Meskipun dia doktor, tapi belum tentu dia mampu dari pada dengan yang lama. Selain itu, seperti yang pernah saya katakana sejak awal agar cari sekda yang berpengalaman, karena sekda itu jabatan yang sangat strategis,” ujarnya. Ia mengharapkan orang yang menjabat sekda itu adalah orang yang bersih dari masalah hukum. “Tapi kita lihat saja nanti, itukan Gubernur yang bertanggungjawab,” pungkasnya. (ndi)
mputer, format surat yang dipalsukan didapat dari data pada saat pelaku menjabat sebagai ASN,” terangnya. Aksi licik pelaku tak berhenti sampai di situ. Menggenapkan dugaan tindak pidana pemalsuan yang dilakukan, pelaku pun menduplikasi stempel. Masih belum lengkap, tanda tangan juga pelaku palsukan. “Diduga memalsukan tanda tangan yang memiliki kewenenangan dalam penerbitan surat usaha dagang tersebut,” ujar Haris. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengembangan kasus, sementara ini korban yang termakan tipu daya pelaku mencapai delapan orang. Sejumlah itu adalah korban
yang dapat teridentifikasi. Masih terbuka kemungkinan akan bertambahnya korban. Menilik sejumlah barang bukti surat yang berhasil diamankan dari rumah pelaku. Adapun barang bukti tersebut antara lain, 20 surat usaha dagang yang terdiri dari Izin HO, Tanda Daftar Perusahaan, dan Surat Izin Usaha; tiga buah stempel; dua buah flashdisk; serta beberapa lembar kuitansi penerimaan biaya pengurusan. Pengembangan terhadap korban lain masih didalami, begitu pula mengenai keterlibatan orang lain yang turut serta melakukan. Pelaku disangkakan pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman penjara paling lama enam tahun. (why)
Amin Beri Sinyal Maju Pilgub 2018
(Suara NTB/why)
SITA – Kapolsek Ampenan, Raden Sudjoko Aman (ketiga dari kiri) saat melakukan penyisiran di sejumlah lapak pengecer petasan dan kembang api di kawasan Ampenan, akhir pekan lalu.
Polsek Ampenan Sita Petasan dan Miras
Kenali Hukum, Jauhi Hukuman
Inspektorat Maraton Tindaklanjuti Temuan BPK Mataram (Suara NTB) Inspektorat Kota Mataram secara maraton menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Item yang menjadi temuan yakni kelebihan pembayaran perjalanan dinas, kesalahan administrasi serta kelebihan pembayaran material dan lain sebagainya. Auditor internal Pemkot Mataram ini, sedang melakukan kajian dan mempelajari serta menelaah item temuan tersebut, sehingga belum bisa mengekspose hasil audit BPK. “Ini sedang kita pelajari dan kaji dulu,” jawab Inspektur Inspektorat Kota Mataram, Ir. H. Makbul Ma’shum dikonfirmasi pekan kemarin. Telaah terhadap kelalaian administrasi sehingga mengakibatkan kerugian negara ini, secara maraton dikaji. Pengkajian tersebut menyangkut apakah ada unsur kelalaian atau tidak. Pihaknya akan menerjunkan tim untuk mengklarifikasi ke SKPD, karena batas waktu tindaklanjut ini sesuai aturan selama 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan (LHP) diserahkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Mantan Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram ini menyampaikan, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) rata - rata sangat kooperatif menindaklanjuti LHP yang menjadi temuan. Buktinya, 92,42 persen realisasi LHP BPK di tahun 2014. Jika melihat persentase maka bisa disimpulkan semua pihak di lingkup Pemkot Mataram taat terhadap aturan. “Alhamdulillah, LHP dari tahun sebelumnya sudah mencapai 92,42 persen,” sebutnya. Secara spesifik tidak disebutkan Makbul, item apa saja yang ditindaklanjuti. Yang jelas, item tersebut beragam dan diakui yang paling banyak kesalahan administrasi seperti kelebihan bayar dan lain - lain. Sementara sisa 6 persen LHP itu, masih berproses. Artinya, tidak bisa langsung tuntas diselesaikan. Sebab, ada temuan temuan yang bisa cepat diselesaikan dan agak lama. (cem)
Mataram (Suara NTB) – Kenyamanan masyarakat menjalankan ibadah di bulan ramadan terus ditingkatkan. Polsek Ampenan, Jumat (3/6) menyita puluhan petasan. Tak hanya itu, masih saja ada yang nekat berjualan minuman keras. Botol-botol tuak pun tak luput dari penyitaan. Kapolsek Ampenan, Kompol Raden Sudjoko Aman, Sabtu (4/6) mengungkapkan, jajarannya melakukan razia dengan sasaran petasan atau mercon serta minuman keras di bilangan Sukaraja dan Karang Ujung, Ampenan. “Giat awal menyambut bulan puasa. Kita berupaya menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat,” jelasnya melalui pesan instan. Sore hari itu sekitar pukul
16.00 Wita, pimpinan satuan mulai dari Wakapolsek serta Kepala Unit fungsi terjun menyisir sejumlah tempat di Ampenan. Bersama Satpol PP Kota Mataram. Penggeledahan di salah satu rumah di Lingkungan Karang Ujung berbuah hasil. 7 botol miras jenis tuak disita dari GA (40). Tepatnya di Jalan Banda Gang 10. Penyisiran yang dibagi dalam sejumlah kelompok itu juga mendapati petasan yang diedarkan tanpa izin. AZ (20) terpaksa harus menggulung tikar lapak dagangannya yang ia buka sejak sore di Lingkungan Sukaraja, Ampenan Tengah. Adapun petasan yang disita antara lain, 15 Roman Candle, dua pak ground bombing
flower, satu dus happy flower, dan 18 biji happy flower yang dipajang di etalase lapak. Petasan juga disita dari pengecer NA (36), yakni 12 biji Cytro Blitz, dan 13 biji Elang Mas. “Kita tunjukkan surat perintah penyitaan. Situasi aman terkendali,” ujar Djoko sembari menegaskan, penertiban akan terus dilakukan sepanjang bulan Ramadhan. Menurutnya, petasan yang disita tersebut ditengarai bakal mengganggu pelaksanaan ibadah, terutama Salat Tarawih pada malam hari. Ia mengimbau masyarakat untuk turut serta menjaga Kamtibmas selama Ramadan. Demi mewujudkan kenyamanan berbalut toleransi saling menjaga antaranggota masyarakat. (why)
Mataram (Suara NTB) Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si memberi sinyal akan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 mendatang. Meskipun telah dipecat oleh Partai Golkar, politisi senior ini dikabarkan telah ditetapkan menjadi Ketua DPW Partai Nasdem NTB. “Kalau merupakan suatu keinginan rakyat, maka itu menjadi amanah. Saya siap maju (Pilgub), itu ketika keinginan rakyat mayoritas menginginkan maju,” kata Amin ketika dikonfirmasi di Mataram akhir pekan kemarin. Amin mengakui, saat ini sudah ada yang mendorongnya maju dalam Pilgub yang rencananya akan dilaksanakan pada Juni 2018. Meskipun demikian, ia mengatakan masih fokus bekerja menjalankan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan sebagai tugas pokok wakil kepala daerah mendampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. “Saya siap menjalankan itu adalah melanjutkan tugas-tu-
gas pemerintahan ini, programprogram agenda pak gubernur. Tetapi sampai hari ini saya fokus dulu. Belum saatnya saya mengatakan iya menyatakan maju. Kalau itu sudah ada yang mendorong. Kita dengar suara rakyat dulu,” ujarnya. Akibat kekisruhan internal yang terjadi di DPP Golkar beberapa waktu lalu, Mantan Sekretaris DPD Golkar NTB ini dipecat oleh Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie. Namun, belkangan muncul kabar, jika Amin dan Ketua DPRD NTB, yang sebelumnya menjadi pejabat teras DPD Golkar NTB itu telah direhabilitasi oleh kepengurusan DPP Golkar yang baru hasil Munaslub di Bali beberapa wktu lalu. Meskipun demikian, Amin sudah dipinang oleh Partai Nasdem. Ia kabarnya telah ditunjuk oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh menakhodai DPW Nasdem NTB. Ketika ditanya mengenai hal ini, Amin mengaku belum saatnya berbicara. Ia mengatakan pada waktunya dia akan memberikan keterangan terkait hal ini. (nas)
Polres Mataram Bantah Maladministrasi Pengurusan SIM
(Suara NTB/ars)
PELAJAR memiliki kecenderungan awam terhadap hukum. Pemahaman yang tepat dapat menuntun remaja terhindar dari hukuman. Pelajar diajak menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Terkadang, usia remaja terjebak menjadi pelaku kejahatan, juga sebagai korban. “Sebagai korban apa yang harus dilakukan? Karena kerentanannya itu, kita masuk pelan-pelan lewat penyuluhan hukum,” jelas Kabid Penyuluhan Hukum Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung RI, Sukaryo, Rabu (1/6). Hari itu, ratusan siswa siswi SMPN 2 Mataram menerima penyuluhan hukum di ruangan aula sekolah. Materi hukum terdiri dari pemahaman antikorupsi, antinarkoba, dan antikekerasan terhadap anak atau anti-bullying. “Kita sampaikan berkaitan dengan isu aktual dan yang dekat dengan anak. Yang tak jarang mereka sering menjadi korban,” jelasnya. “Kita masuk memberi pengetahuan, pemahaman hukum. Agar nantinya menjadi generasi emas,” katanya. Menurutnya, berdasarkan pengalamannya melaksanakan program Jaksa Masuk Sekolah, sebagian besar siswa tidak memahami benar bagaimana hukum itu berlaku. Tentang bagaimana pelajar ketika memahami hukum, dapat mencegah berbuat kriminal. Dan membentengi diri dari bahaya sebagai korban. “Ini sangat membahayakan, apalagi sekarang banyak kejahatan seksual terhadap anak. Kita merasa bertanggungjawab,” terangnya. “Memberikan pengertian bahaya yang akan timbul apabila kita bertindak di luar hukum.” Sebagai tindak lanjut, ia memandang bahwa belum perlu memasukkan materi hukum di dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, kehadiran pihaknya ke sekolah-sekolah dapat juga menjadi bekal siswa. Dalam memilih konsentrasi program studi ketika kuliah nanti. “Memang ilmu hukum harus dikenal semua lapisan masyarakat. Hanya kan ada jenjangnya. Untuk siswa SMP SMA, kita beri kisi-kisi, dasar-dasarnya dahulu,” jelas Sukaryo. (why)
(Suara NTB/ist)
IZIN BODONG – Kasatreskrim Polres Mataram, Haris Dinzah mengecek sejumlah dokumen perizinan usaha dagang yang diduga dipalsukan pelaku KA. (insert) Barang bukti stempel dan flashdisk.
Mataram (Suara NTB) – Sejak akhir 2015 silam, Polres Mataram menunjukkan keseriusannya memberantas praktik percaloan pada pengurusan SIM. Seperti menerapkan pintu deteksi dan transparansi dalam bentuk papan informasi. Berbekal klarifikasi dari Ombudsman NTB. “Sudah diambil langkahlangkah. Terbukti kita sudah ikut dalam SIM Online untuk mengurangi maladministrasi,” ungkap Kapolres Mataram, AKBP Heri Prihanto, SIK ditemui akhir pekan lalu. Pihaknya pun menjawab surat yang dilayangkan Ombudsman. Guna melakukan klarifikasi terkait zona merah maladministrasi dalam pengurusan salah satu dokumen kelengkapan berkendara tersebut. “Pak Kasatlantas yang koordinasi. Suratnya juga sudah kami jawab. Sekarang sudah tidak ada. Sekarang sudah zona
hijau bukan merah,” ujarnya. “Kemarin diblow up, pada saat itu (2015) ada yang lebih parah dari Mataram,” imbuhnya. Gambaran koordinasi itu, jelas Kapolres, bahwa komisioner baru Ombudsman RI yang mulai bekerja Januari 2016 itu meminta data pelanggaran administrasi. Hanya data tersebut belum terupdate. “Sekarang kita kan ada SIM Corner di tempat umum. SIM Online hanya satu-satunya di Mataram. Belum ada lagi yang lain (di NTB),” terangnya. Hasil koordinasi itu juga terungkap bahwa ada miskomunikasi mengenai data yang diunggah sebelum September 2015 silam. Yang merupakan temuan Ombudsman Perwakilan NTB. Akhir bulan Mei lalu, Ombudsman RI mengumumkan hasil investigasinya terkait maladministasi pelayanan serta pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan banyak pengaduan masyarakat yang diterima Ombudsman terkait pembuatan SIM. Data 2015 ditambahkan hingga update Mei 2016. Temuan maladministrasi seperti penyimpangan prosedur, permintaan imbalan uang atau pungli, dan praktik percaloan. Selain itu ada perilaku petugas yang kurang baik dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Menurut catatan Ombudsman RI, pelayanan Satpas masih di zona kuning 56,99 persen dan zona merah di 7,53 persen. Disebutkan, Ombudsman menemukan satu Polres yang mendapat aduan terbanyak dan berada di zona merah yakni Polres Mataram. Hal ini lantaran banyak masyarakat yang mengadu pelayanan SIM di Polres Mataram banyak terjadi penyimpangan prosedur, bertindak tidak layak atau tidak patut. (why)
Polres Mataram Bongkar Jaringan Pencurian Mobil Mataram (Suara NTB) Sindikat pencuri mobil yang dimotori BN (35) dibongkar tuntas Satreskrim Polres Mataram. Dua pelaku lain, KP (36) dan PW (56) diduga sebagai penadah diciduk dini hari kemarin. Satu mobil lagi diduga hasil curian lainnya turut diamankan. Kasatreskrim Polres Mataram, AKP Haris Dinzah SH SIK menjelaskan, pengungkapan itu berbekal hasil pengembangan terhadap kasus pencurian mobil boks Suzuki Carry di Pelembak, Ampenan, dengan tersangka BN (35). “Ini jaringan spesialis roda empat,” ungkapnya Minggu (5/ 6). Dua pelaku yang ditangkap belakangan kemarin sekitar pukul 01.30 Wita, memiliki peran sebagai penadah. Yakni,
tempat digadaikannya mobil hasil curian. “Digadaikan ke beberapa orang senilai Rp 15 juta,” ungkap Haris. Pelaku KP, sambung dia, diduga turut serta melakukan pencurian mobil dengan korban Apao itu. Hanya saja, pada saat penangkapan BN tengah pekan lalu, ia berhasil kabur. Haris menyebutkan, BN mencongkel kunci mobil menggunakan kunci T. Dibantu pelaku KP. Seusai mencuri, mobil dibawa kabur ke Dusun Berembeng, Duman, Lingsar. Sementara satu barang bukti mobil yang diamankan pada saat penangkapan KP dan PW, yakni Suzuki Futura warna hitam bernopol DR 9789 DZ. Dicuri pelaku dari korban Hasan Kamal dengan TKP di Lingku-
ngan Otak Desa, Dayen Peken, Ampenan pada 28 April silam. Total barang bukti diamankan dari pengungkapan jaringan curanmor roda empat, diantaranya dua mobil, dua sepeda motor diduga digunakan untuk melakukan pencurian, tiga kunci T beserta mata kuncinya, satu bilah parang, satu palu, dan satu telepon genggam. Diamankan pula satu kotak perlengkapan kunci, satu gulung kabel, satu bonggol kunci mobil, dan satu senter. Haris menegakan, perburuan terhadap pelaku lain anggota jaringan masih berlanjut. “Masih dilakukan pengembangan pelaku lain dan barang bukti mobil Carry lain,” ujarnya. Pelaku disangkakan pasal 363 KUHP dan atau 480 KUHP. (why)
(Suara NTB/ist)
PERIKSA – Personel Ditpolair Polda NTB melakukan sosialisasi penertiban dalam rangka mengantisipasi tindak pidana laut di perairan Selat Lombok, Sabtu (5/6).
Polda NTB Tertibkan Kapal Cepat Mataram (Suara NTB) – Kenyamanan pariwisata harus didukung oleh pemeliharan Kamtibmas yang memadai. Secara rutin, dilakukan pemeriksaan terhadap kapal cepat yang melintas ke NTB. Terkait kelengkapan dokumen serta pengawasan hilir mudik orang dan barang. Direktur Direktorat Kepolisian Perairan Polda NTB melalui Kepala Satuan Patroli Daerah, AKBP Dewa Wijaya, SH., MH., menjelaskan, pihaknya berkewajiban dan berkewenang melakukan penindakan orang dan barang yang diduga melakukan tindak pidana. “Memang ini tugas pokok kami untuk menegakkan Harkamtibmas di seluruh kawasan perairan yang masuk dalam wilayah hukum Polda NTB,” jelasnya, Minggu (5/6) dihubungi via pesan instan. Puluhan personel Ditpolair Polda NTB melakukan sosialisasi penertiban kapal penumpang dan kapal cepat penumpang di Pelabuhan Bangsal dan Pelabuhan Teluk Nara, Sabtu (4/6). Sosialiasi tersebut berupa upaya penertiban operator kapal dan penumpang terkait kelengkapan dokumen kapal yang beroperasi memanfaatkan perairan NTB. Giat rutin yang ditingkatkan tersebut melibatkan empat kapal polisi, dua kendaraan amfibi quadski, serta satu perahu karet. “untuk menekan terjadinya
kecelakaan laut karena faktor kelalaian,” ujar Dewa. Pengamanan kawasan perairan, sambung dia, tidak serta merta bertumpu pada aparat kepolisian. Pemangku kepentingan lain pun memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang sama. Secara berdampingan dengan masyarakat itu sendiri. “Kita aparat dan pemerintah tidak boleh apatis untuk melaksanakan tugas pokok. Sesuai kewenangan masingmasing,” paparnya. Keamanan perairan termasuk di dalamnya kawasan destinasi wisata, jelas Dewa, mengharuskan peran serta dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah melalui Disbudpar dengan kewenangannya mengeksekusi pengelolaan destinasi. Demikian juga dengan Dinas Perhubungan yang berkaitan dengan kewenangan menerbitkan dokumen kelengkapan kapal. Terpadu bersama Syahbandar yang menerbitkan dokumen kapal dengan bobot di atas 7 gross ton. Dalam mengatasi kecelakaan laut yang selalu berpotensi mengganggu pelayaran atau bahkan keselamatan jiwa manusia, pihaknya menggandeng Basarnas. Dalam bingkai yang lebih luas, kerjasama dengan TNI AL diperkuat. Mengantisipasi penerobosan secara melawan hukum di wilayah kedaulatan NKRI oleh negara lain. (why)
SUARA NTB
Senin, 6 Juni 2016
Halaman 9
(Suara NTB/ist)
SELAMAT – Sejumlah personel Satbrimob Polda NTB mengevakuasi korban terseret ombak di Pantai Skip, Ampenan, Minggu (5/6). Korban berhasil diselamatkan.
SAR Laut Satbrimob Polda NTB
Selamatkan Mahasiswi Korban Terseret Ombak
Mataram (Suara NTB) Gelombang pasang di perairan NTB akhir-akhir ini hampir kembali menelan korban. Kesigapan personel Satbrimob Polda NTB menyelamatkan Dwi Kurnia Aprianti (21) menekan jatuhnya korban jiwa. Mahasiswi AMM itu terseret ombak di Pantai Skip, Ampenan, Minggu (5/6), tak jauh dari Mako Satbrimob. Kasatbrimob Polda NTB, AKBP Taufiq Hidayat, SH melalui Kabid Humas, AKBP Dra. Hj. Tri Budi Pangastuti, MM menjelaskan, peristiwa tersebut bermula saat korban bersama kawannya tengah menghabiskan libur akhir pekan dengan mandi di pantai. Namun tak disangka, korban tak berdaya menghadapi derasnya arus ombak pantai di sore hari sekitar pukul 17.30 Wita itu. “Petugas penjagaan yang menerima laporan adanya korban terseret arus langsung terjun ke
lokasi,” ungkapnya melalui pesan instan yang diterima Suara NTB, kemarin petang. Lokasi kejadian yang tepat di belakang Mako Satbrimob itu pun mendadak ramai. Tim SAR yang diterjunkan pun memulai upaya penyelamatan. Meski sempat mengalami kesulitan, tetapi korban yang bermukim di Kekalik, Ampenan itu akhirnya dapat dievakuasi. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk mendapat perawatan medis. Turut dirawat pula kawan
korban, Al Gifari (22) yang bergabung bersama Bharada Zia Ul Haq melakukan penyelamatan. “Keduanya menderita kelelahan pada saat penyelamatan. Sementara korban berhasil diselamatkan,” terang Tri Budi. Ombak pasang yang menerjang Ampenan dan sempat merusak rumah dan perahu warga masih ganas. Ia mengimbau masyarakat agar memperhatikan keselamatan ketika berlibur di pantai. “Waspada arus dan ombak tinggi,” pungkasnya. (why)
’’Safe Care’’ Ajak Masyarakat Pelihara Kesehatan Fisik dan Mental Mataram (Suara NTB) Perusahaan minyak angin aromatherapy Safe Care mengajak masyarakat untuk memelihara kesehatan baik fisik maupun mental dengan senam yoga. Senam ini merupakan olahraga pernapasan yang berfungsi dapat menghilangkan stres, melancarkan peredaran darah serta melenturkan seluruh organ tubuh. Produsen minyak angin Safe Care Aromatherapy ini mengajak masyarakat untuk mengikuti senam yoga di Lombok Epicentrum Mall, Minggu (5/6). Olahraga pernapasan untuk melenturkan badan itu dipimpin oleh artis terkenal Anjasmara Prasetya.
Artis ibu kota yang cukup populer ini menjadi instruktur dalam helatan “Safe & Healty Yoga Bersama Anjasmara”. ‘’Kami dari PT. Surabaya Indah Permai selaku produsen minyak angin Safe Care Aromatherapy ingin mengajak untuk membudayakan hidup sehat. Dengan yoga ini, kita dapat memelihara atau menjaga kesehatan baik fisik mapun mental. Manfaatnya sama dengan khasiat minyak angin Safe Care Aromatherapy ketika dioleskan pada tubuh,” tutur Senior Marketing Event Manager, Sri Wahyuni selaku Ketua Panitia yang menyelenggarakan Yoga Bersama di Lombok Epicentrum Mall.
Ia mengemukakan, perhelatan yoga merupakan kegiatan kedua yang diselenggarakan perusahaanya. Kendati demikian, Senam Yoga Bersama Anjasmara kemarin itu adalah kegiatan yang pertama kali berlangsung di Lombok. ‘’Ini perdana kalau di Lombok. Tahun lalu kami pernah menyelenggarakan tetapi di Jakarta, instrukturnya masih tetap Anjasmara. Karena dia kan artis ibu kota yang sibuk main film tetapi aktif mendalami yoga,’’ terangnya. Dalam agenda olahraga pernapasan yang diikuti lebih dari 250 orang peserta itu, produsen minyak angin ini mengenalkan produknya secara
Instruktur menjelaskan khasiat olahraga pernapasan terhadap kesehatan tubuh.
Peserta yoga diajak melatih keseimbangan tubuh
lebih mendalam. Bahwasanya, kata Yuni - Event Manager Safe Care Aromatherapy - minyak angin yang mereka tawarkan itu tidak hanya sekadar minyak angin biasa. Mereka memadukan tradisi dengan inovasi sehingga menghasilakan produk yang lebih adaptif dengan masyarakat. ‘’Minyak angin ini bukan
sekadar minyak angin biasa dan hanya berkhasiat memulihkan tubuh yang masuk angin. Minyak angin ini merupakan perpaduan tradisi dan inovasi. Jadi selain berkhasiat pada tubuh aromanya juga wangi. Jadi tidak malu - maluin umpama dipakai remaja di tempat ramai,’’ terangnya. Selain mengenalkan
produk pada masyarakat, agenda yoga bersama Anjasmara itu juga dimeriahkan dengan beberapa agenda lainnya. Adapun dua kegiatan besar yang menjadi rangkaian agenda senam, olahraga pernapasan itu yakni Lomba Mewarnai untuk anak - anak dan Ramadhan Fashion Hijabers bagi kalangan remaja.
‘’Selain Yoga, karena kita mendekati Ramadhan, maka kami juga menyelenggarakan lomba fashion show yang temanya Ramadhan Fashion Hijabers. Animo masyarakat lumayan tinggi pada kegiatan kami, ini ditandai dengan antusiasme mereka serta banyaknya jumlah peserta yang turut berpartisipasi,’’ tandasnya. (met/*)
Artis Anjasmara Prasetya sebagai instruktur yoga di Lombok Epicentrum Mall mengajak peserta untuk mengatur napas dan menenangkan batin sebelum memulai olahraga.
Instruktur membimbing peserta melakukan salah satu tekhnik senam yoga, teknik ini dinilai berkhasiat melancarkan peredaran darah ke kepala serta mendistribusikan oksigen secara optimal pada otak.
Beberapa produk Safe Care Aromatherapy yang diperkenalkan produsen
SUARA NTB
Senin, 6 Juni 2016
Halaman 10
Sekda NTB H. Rosiady Sayuti didampingi beberapa kepala SKPD lingkup Pemprov NTB saat sidak di Pasar Kebon Roek Ampenan, Minggu (5/6).
Pastikan Harga Stabil, Sekda NTB Tinjau Pasar SEHARI sebelum Ramadhan, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, MSc, PhD, meninjau langsung harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat ke Pasar Kebon Roek Ampenan, Minggu (5/6) pagi. Turunnya tim dari Pemprov NTB ini untuk memastikan stabilitas harga beberapa komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat, menyongsong bulan Ramadhan. “Kami menemukan, ada beberapa komoditas yang memang bergerak naik, seperti cabai, cabai rawit, gula, bawang. Untuk beras, harga tetap stabil. Untuk daging, harganya relatif stabil, namun masih tinggi,” jelasnya. Ikut juga dalam sidak ini, Pimpinan Bank Indonesia Mataram Prijono, Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Setda NTB Drs. H. L. Gita Ariadi, MSi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB Ir. Hj. Budi Septiani, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB Ir. Husnul Fauzi, Kepala BPMPD H. Rusman, SH, MH, Kepala Satpol PP NTB Lalu Dirjaharta, SH, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. L. Moh. Faozal, S.Sos, MSi, Kepala Badan Ketahanan Pangan NTB Ir. Hj. Hartina, MM, Kepala Biro Perekonomian Setda NTB Dr. H. Manggaukang Raba, MM, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB H. Yusron Hadi, ST, M.UM. Terkait dengan beberapa komoditas yang harganya bergerak naik, sekda berjanji segera melakukan koordinasi dengan beberapa SKPD terkait. Setelah itu, akan dilakukan beberapa langkah strategis untuk mengendalikan harga-harga tersebut, seperti operasi pasar yang akan dilakukan di hari kedua bulan puasa. “Bapak Gubernur berpesan kapada saya untuk disampaikan ke masyarakat, kurangi konsumi dan memperbanyak sedekah. Kalau masyarakat mengurangi konsumsi, artinya kebutuhan akan berkurang, sehingga harga akan stabil, bahkan cenderung menurun,” jelas pria yang baru dilantik Rabu lalu. Karena itu, sekda meminta masyarakat untuk tetap menjaga kadar kebutuhan setiap hari, bahkan kalau bisa dikurangi untuk menghindari lonjakan harga yang berlebihan. “Hindarilah menghambur-hamburkan konsumsi kita. Justru itu akan mengurangi keberkahan puasa kita,” ujarnya. (*)
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi menyerahkan hadiah pada salah satu pemenang lomba, Minggu (5/6).
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi mengikuti lomba lari 10 kilometer serangkaian menyambut Ramadhan di Mataram, Minggu (5/6).
BANYAK cara dilakukan dalam menyambut Ramadhan 1437 Hijriah di lingkup Pemprov NTB. Selain menggelar pawai tarhib, juga menggelar olahraga, khususnya lari. Seperti yang dilakukan Pemprov NTB bekerjasama dengan Pemkot Mataram, KONI NTB dan Bank NTB menggelar Lomba Lari 5K dan 10 K di Islamic Center Mataram, Minggu (5/6). Event ini dibuka langsung Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Pada event ini, untuk peserta wanita mengikuti 5 kilometer, sementara peserta pria 10 kilometer. Hadir juga pada acara ini, Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Umar Septono, SH, MH, Danrem 162/WB Kol. Inf. Farid Makruf, MA, Sekda NTB Ir. H. Rosiady Sayuti, MSc, PhD, pimpinan SKPD lingkup Pemprov NTB, anggota TNI/Polri, siswa sekolah di Mataram dan atlet-atlet lokal dan nasional. Menurut Gubernur NTB
TGH. M. Zainul Majdi, salah satu sisi lain menyambut Ramadhan adalah dengan berolah raga, khususnya berlari. Karena Ramadhan harus disambut dengan kondisi fisik yang sehat. “Ayo sehatkan NTB dengan berlari. Menyambut Ramadhan tidak boleh dengan berkurangnya produktivitas. Tidak boleh dihadapi dengan kemalasan,” ungkap Gubernur NTB saat melepas peserta Lomba Lari 5 K /10 K. Bagi gubernur, Ramadhan justru harus dijadikan lahan untuk bergerak, beraktivitas dan beribadah. “Intinya kita ikut bergerak, beraktivitas untuk menyehatkan NTB yang kita cintai ini,” tambahnya. Sementara rute yang dilalui dalan ajang ini mengambil start di Islamic Center kemudian mengarah ke Jalan Pejanggik belok kanan ke Karang Jangkong, belok kanan ke Jalan Catur Warga, kemudian belok kanan di perempatan AMM dan berakhir kembali di Islamic Center. (*)
Wagub Uji Coba Pupuk Organik di Lotim
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat mengikuti pawai tarhib Ramadhan, Jumat (3/6).
Meriah, Gubernur Ikut Pawai Tarhib Ramadhan GUBERNUR NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi bersama 10 ribuan masyarakat NTB mengikuti Pawai Tarhib menyongsong datangnya Bulan Suci Ramadhan 1437 Hijriah. Peserta pawai terdiri dari pelajar, mahasiswa, PNS Pemprov NTB dan Kota Mataram, organisasi pemuda dan anggota majelis taklim. Peserta bergerak dari Islamic Center menuju jalan Pejanggik yang selanjutnya belok kanan di perempatan BI. Selanjutnya, gubernur dan ribuan peserta tersebut menuju Jalan Catur Warga yang mengarah ke MAN 2 Kota Mataram. Peserta kembali finish di Islamic Center. Kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Provinsi NTB dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) NTB juga dihadiri Sekda Provinsi NTB yang baru, Ir. H. Rosiady Sayuti, MSc, PhD, serta pimpinan SKPD dan FKPD lingkup Pemprov NTB. Pada kesempatan ini, gubernur menyampaikan kelapangan hati dalam menyambut bulan Ramadhan merupakan bentuk kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan. “Kelapangan itu menggambarkan susana hati, menggambarkan jiwa dan diri kita ketika Ramadhan datang menghampiri kita. Insya Allah, tahrib menggambarkan kelapangan hati, suka cita dan rasa senang. Kalau orang senang itu biasanya hatinya lapang,” ungkap gubernur saat menyampaikan tausyiah sebelum melepas peserta pawai. Gubernur menegaskan, bulan Ramadhan menunjukkan kaum Muslimin bergerak, berjalan, bekerja dan beraktivitas. “Kala kita berjalan, tentu ada tujuannya. Kita sebagai umat Islam sebagai makhluk Allah yang diberi keper-
cayaan sebagai khalifah di Bumi Allah SWT, maka semua gerak kita bertujuan mendapatkan ridho dan kasih sayang Allah SWT. Bergerak tanpa tujuan adalah sia-sia” jelasnya di hadapan ribuan masyarakat yang hadir. Selanjutnya gubernur mengajak peserta pawai mengorientasikan hidupnya untuk mencari hal-hal yang bersifat hakiki atau yang benar-benar bermanfaat, tidak hanya sebentar tetapi selamanya. “Allah cinta kebaikan, maka kita isi Ramadhan dengan kebaikan,” ujarnya. Selain itu, gubernur juga mengingatkan masyarakat terkait dengan pelaksanaan MTQ Nasional tanggal 28 Juli sampai 6 Agustus 2016 mendatang. Menurutnya, MTQ harus dijadikan momentum untuk mengokohkan budaya Islam nusantara. “Jadi, Islam di Indonesia ini juga ada budayanya, ada penghayatannya, ada pengamalannya. Bentuk penghayatan dan pengamalan budaya tersebut bisa kita saksikan setiap saat, setiap waktu dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia,” ungkap doktor alumni mesir tersebut. Karena itu, MTQ yang akan datang menurut gubernur akan mengokohkan bahwa NTB merupakan daerah yang memiliki penghayatan keagamaan, khususnya Islam yang kokoh dan kuat serta memiliki budaya yang mulia. Sementara itu, Sekda NTB,H. Rosiady Sayuti mewakili panitia menjelaskan pawai tersebut di samping untuk menyongsong bulan Ramadhan, juga sebagai do’a untuk kesuksesan pelaksanaan MTQ Nasional ke-26 dan Pekan Olah Raga Nasional (PON) di Jawa Barat mendatang, khususnya bagi kontingen NTB. (*)
WAKIL Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, bersilaturahim dengan petani, sekaligus menghadiri acara uji coba aplikasi pertama pupuk organik yang bermerek Magic Green di Desa Lenek Pesiraman, Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Sabtu (4/6). Uji coba yang disaksikan oleh pejabat Lotim, termasuk para camat dan kepala desa ini, juga dihadiri oleh ratusan petani di wilayah Kecamatan Aikmel dan sekitarnya. Pihak PT. Setia Utama yang diwakili Hendri F. sebagai distributor pupuk organik mengungkapkan teknologi pupuk organik Magic Green sudah pernah diujicoba di Kabupaten Lombok Barat dan hasilnya sangat memuaskan, karena berhasil meningkatkan hasil produksi padi antara 30% sampai dengan 40%. Melalui kesempatan itu pula, pihak PT. Setia Utama menyampaikan komitmennya kepada wagub dan para petani terhadap peningkatan produksi padi di Kabupaten Lotim dan kabupaten lain di NTB. Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Lotim Ir. Sapri yang mewakili bupati berharap dengan kehadiran Teknologi Aplikasi Pupuk organik Magic Green akan membantu petani di Lotim dalam meningkatkan hasil panen, terutama dengan kondisi Kabupaten Lotim yang sering dilanda kekeringan. “Dengan adanya kekeringan
di Lombok Timur kita tidak hanya mengharapkan lahan yang produktif yang penuh dengan air, namun di lahan yang kurang airpun produksi dapat ditingkatkan melalui sentuhan teknologi seperti pemupukan yang baik dan berimbang,” ungkapnya. Dalam sambutannya Wagub H. Muh. Amin mengungkapkan rasa bahagianya dapat bersilaturahmi bertatap muka dengan para petani. Wagub menyatakan Pemprov Wagub NTB H. Muh. Amin meluncurkan paket wisaNTB terus berupaya memperhatikan kese- ta halal di Hotel Golden Palace Mataram, Sabtu (4/6). jahteraan para petani. “Kita terus bekerja keras meningkatkan kesejahteraan petani warga masyarakat kita dan menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya. Selain itu, ujarnya, program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan dan kedaulatan pangan akan membuat kesejahteraan masyarakat terus meningkat. Produksi padi di NTB pada Tahun 2015 mencapai 2.4 juta WAKIL Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, ton dan setelah menjadi padi mencapai 1 juta SH, MSi, menyambut baik peluncuran paket wisaton lebih dengan kebutuhan konsumsi masyarakat NTB yang mencapai 600 ton per ta halal oleh Association of the Indonesian Tours & tahun, maka menjadikan NTB sebagai daer- Travel Agencies (Asita) NTB bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB. ah yang surplus beras. “Saya mengapresiasi event yang digagas oleh teDiakuinya, kehadiran pupuk organik Magic Green merupakan momentum yang baik man-teman DPD Asita ini. Saya berharap melauntuk meningkatkan hasil produksi petani. lui kegiatan ini, dapat memberikan solusi strate“Yang mempengaruhi peningkatan produk- gis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat si itu tidak hanya perluasan areal tanam, NTB,” ucapnya saat peluncuran di Hotel Golden tapi juga sarana produksi, termasuk juga ke- Palace Mataram, Sabtu (4/6). hadiran teknologi yang baik,” ujarnya. (*) Dalam acara yang juga dihadiri oleh Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis Kementerian Pariwisata Tasbir, SH., M.Hum, Ketua Matta Malaysia H Mohd Azri Bin Abdul Razak, ketua Asosiasi Pariwisata dan stakeholder pariwisata, ASITA NTB meluncurkan Paket 4 hari 3 malam yang menawarkan wisata ke Desa SadeWagub NTB Islamic Centre, Masjid Kuno Karang BayanH. Muh. Amin Sesaot-Jurang Malang- Benang Kelambu, Gili melakukan Nanggu-Gili Sudak dan Gili Kedis. penyemprotan Pada kesempatan ini, wagub mengaku, secara padi yang nasional industri pariwisata mendapatkan permenggunakan hatian serius mengingat multiplier effect yang ditpupuk organik imbulkannya di mana pariwisata juga medi Desa Lenek nggerakkan industri-industri lainnya, seperti Pesiraman transportasi, perdagangan, eonomi kreatif, perbanAikmel kan , atau bahkan manufaktur. Lombok Timur, Di NTB, ujarnya, Industri pariwisata menjadi Sabtu (4/6). salah satu penggerak ekonomi utama setelah pertanian. “Mengingat besarnya lingkup yang dipengaruhi, kami pemerintah provinsi terus bekerja bersama seluruh stakeholder dan memberikan perhatian serius,” ucapnya. (*)
Wagub ’’Launching’’ Paket Wisata Halal
Halaman 11
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Kabupaten Lombok Timur (Lotim) merupakan daerah yang kaya dengan potensi pariwisata. Objek-objek wisata di Gumi Selaparang ini terbilang paling lengkap. Mulai dari pegunungan hingga pantai yang sangat indah. Hanya saja, potensi tersebut belum terkelola secara maksimal. KONDISI itulah yang menjadikan Baiq Ainul Fatiwi atau lebih akrab dipanggil ibu Tiwi, salah seorang sosok pebisnis wanita, terpancing untuk memainkan roda bisnis di bidang pariwisata. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Mataram (Unram) tahun 1993 lalu ini mengaku geregetan melihat sejumlah ob-
Bersinergi dengan Pemerintah MELIHAT potensi wisata yang luar biasa dimiliki Lotim, Direktur PT Joben Evergreen mengajak pemerintah daerah untuk bersinergi. Sinergi dalam menata infrastruktur dan sarana prasarana di objek wisata. Menurutnya, cara kerja dari pihak swasta dengan pemeritah yang belum berjalan sinergis. Pihak swasta yang cenderung ingin cepat tidak didukung sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Jalinan kerjasama yang dibangun selama ini dikesankan hanya di atas kertas. Karena aksi nyata dari pihak pemerintah belum maksimal. Memajukan pariwisata juga harus dilakukan dengan cara gesit. Karena jika didiamkan begitu saja maka tidak akan ada perubahan. Fakta dirasakan Tiwi ini di objek Wisata Otak Kokoq Joben masih banyak membutuhkan sentuhan. Diketahui, pihak PT Joben Evergreen sanggup memberikan Rp 800 juta dalam satu tahun sessuai perjanjian kerjasama. Bagi Tiwi, tahap pertama ini ia lebih banyak berinvestasi. “Mungkin dalam setahun ini kita belum bisa balik modal,� katanya. Penataan objek wisata, ka-
tanya butuh waktu setidaknya lima tahun. Karena disamping penataan secara fisik, juga diperlukan pemahaman kepada masyarakat. Karena penyadaran terhadap perilaku masyarakat ini juga penting. Kekayaan alam yang dimiliki Lotim, lanjut Tiwi merupakan potensi yang luar biasa. Memajukan sektor jasa ini, diakui tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah. Dibutuhkan Investasi dari para pemilik modal. Sinergi dari pemerintah ini ada pada aspek regulasi. Seperti regulasi perizinan. Aspek perizinan inilah yang harus cepat dilakukan. Pemerintah disarankan cepat dan tanggap terhadap izin investasi tersebut. Apa yang sebenarnya menjadi kemauan dari pemerintah diyakini bisa dijawab para investor. Sebaliknya, jajaran pemerintah diinginkan bisa mengurus semua kebutuhan investor dengan cepat. Keyakinan Tiwi, sektor pariwisata Lotim sangat bisa berkembang. Destinasi-destinasi wisata yang dimiliki Lotim ini sudah banyak dikenal. Saatnya, pemerintah menjemput bola. Tidak sekedar menunggu di balik meja kerja. (rus)
jek wisata Lotim dilihat miris dari sisi penataan. Seperti objek wisata Otak Kokoq Joben. Bermodal tekad dan kemauan keras, Ibu Tiwi ini pun mencoba untuk mengelola objek wisata Otak Kokoq Joben tersebut. Salah satu objek wisata ini akan coba dimajukan. Melihat kondisi saat ini, kata Direktur PT Joben Evergreen kepada Suara NTB, kondisi objek wisata Otak Kokoq
Joben cukup memprihatinkan. Gambaran ini diyakini juga terlihat di sejumlah objek wisata lain. Tidak menunjukkan pariwisata alam yang sebenarnya. Tidak ditemukan unsur-unsur Sapta Pesona. Terlihat penataan pedagang semrawut, sampah berserakan dimana-mana dan kolam renang belum memenuhi standar keselamatan. Mimpi besar Ibu Tiwi ini, objek wisata Lotim sekelas
Biodata Nama : Baiq Ainul Fatiwi, SE Tempat/Tanggal Lahir : Rarang/ 9 Desember 1967 Pekerjaan : Direktur PT Joben Evergreen Suami : Mufti Sidiq Sudanto Pekerjaan : Anggota Polri
Joben ini bisa mendunia. Penikmat objek wisata alam ini tidak saja lokalistik seperti yang terlihat mendominasi saat ini. Akan tetapi, para wisatawan-wisatawan luar daerah dan mancanegara. Direncanakan di dalam kawasan Otak Kokoq Joben ini akan dibangun cottage dan villa semi permanen. Meski terlihat semi permanen, namun diyakinkan tersedia fasilitasfasilitas lux. Pembangunan cottage dan villa ini dimaksudkan agar dapat menjawab keinginan dari para wisatawan yang banyak mencari penginapan. Lotim diketahui terbilang daerah yang minim fasilitas
penginapan bagi para wisatawan. “Banyak pengunjung yang mencari penginapan,� sebutnya. Untuk mewujudkan rencana tersebut, diperlukan penataan terlebih dulu. Yakni mulai dari pedagang. Para pedagang diinginkan bisa berkumpul di satu lokasi. Pedagang menyajikan kuliner-kuliner yang khas Lombok Timur. Para wisatawan yang datang ke suatu objek wisata diharapkan bisa nyaman dan aman. Karena itulah, sangat dibutuhkan pemenuhan standar terutama keselamatan dan ketenangan bagi para pengunjung. (rus)
Senin, 6 Juni 2016
SUARA NTB
Halaman 12
Suhaimi Ismy : Anggota DPD Harus Jembatani Kepentingan Masyarakat dengan Pemerintah
Penyerahan secara simbolis bantuan untuk disalurkan oleh PD NW Lotim yang diwakili oleh H. Hamdan, M.Pd
ANGGOTA DPD RI dapil NTB, Drs. H. L. Suhaimi Ismy menegaskan, DPD RI memiliki peranan untuk menjembatani kepentingan masyarakat dengan pemerintah. Peranan itu dijalankan oleh Suhaimi saat menyalurkan bantuan untuk masyarakat NTB, awal Mei lalu. Bantuan yang disalurkan Suhaimi berupa bantuan berupa makanan tambahan seberat 3,3 ton. Dengan rincian, 149 Karton Biskuit MP-Asi, 333 Karton Biskuit PMT BUMIL dan 463 Karton biskuit PMT-AS. Bantuan disalurkan ke berbagai daerah di Provinsi NTB, terutama Pulau Lombok. Untuk menyalurkan bantuan ini, Suhaimi juga menggandeng elemen-elemen masyarakat. Misalnya, PD NW Lombok Timur (Lotim), jaringan Pondok Pesantren dan Sahabat Suhaimi Ismy (SSI) yang turun langsung ke lapangan menyebarkan bantuan. Suhaimi Ismy mengakui, bantuan ini memang masih kurang karena tidak dapat menyentuh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Akan tetapi, setidaknya bantuan ini dapat dipandang sebagai sebuah bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh Pemerintah. “Dalam hal ini DPD RI berperan menjembatani kepentingan Masyarakat dengan Pemerintah,� ujarnya. Ia berharap, bantuan ini dapat menjadi pelecut untuk terus menelurkan program-program yang menyentuh langsung masyarakat, tidak hanya bagi Pemerintah melainkan juga bagi sektor swasta agar ikut bertanggung jawab menyejahterakan rakyat. (*)
Penyerahan secara simbolis bantuan untuk Ponpes Modern Subulussalam Praya Kabupaten Lombok Tengah.
Penyerahan secara simbolis bantuan di Kantor Desa Ketara Lombok Tengah
Penyerahan secara simbolis bantuan yang diterima oleh tokoh masyarakat Desa Jantuk Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur.
Penyerahan secara simbolis bantuan untuk Yayasan Ponpes Darul Ulum Almaarif Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
Penyerahan secara simbolis bantuan untuk Yayasan Ponpes Miftahul Qulub Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah.
Penyerahan secara simbolis bantuan di Yayasan Ponpes Darul Habibi NW Paok Tawah Desa Bunut Baok Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah yang diterima langsung Pembina Ponpes TGH. Habib Tantawi.
Penyerahan secara simbolis bantuan untuk Pondok Pesantren Manbaul Bayan Lingkung Muncan Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah.
Penyerahan secara simbolis bantuan untuk Pondok Pesantren Riyadul Anwar Kateng Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah yang diterima Pimpinan Ponpes TGH. L. Maswa, M.Pd.
Penyerahan secara simbolis bantuan di Kantor Desa Tanak Awu Lombok Tengah
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Pendidikan Keluarga Menjadi Antibodi Mental PENDIDIKAN keluarga dianggap menjadi tameng atau antibodi mental untuk anak-anak. Sehingga dapat melindungi anak dari tindakan-tindakan negatif di lingkungan bermainnya atau di lingkungan sekolah. Demikian disampaikan psikolog, Ika Shinta Sari, S.Psi., PSI., MNLP., kepada Suara NTB, pekan lalu. “Terpenting adalah membangun ketahanan keluarga. Pendidikan keluarga itu penting,” kata Shinta, yang juga memiliki sekolah PAUD dan SD Abata. Serta banyak berkecimpung dengan kegiatan sosial bersama Depsos dan Lembaga Perlindungan Anak. Menurutnya, melalui pendidikan keluarga, dapat membentuk antibodi mental terhadap lingkungan di sekitar anak. Anak dapat mengetahui bersikap dalam menyikapi kehidupan dan pergaulan sehari-harinya. Shinta menekankan, kegiatan parenting harus terus berjalan. Orang tua harus mengetahui segala perubahan dan perkembangan yang terjadi di dalam dalam diri anak. Dan juga harus memahami cara menyikapinya. Jangan sampai ketika sudah terjadi hal yang tidak diinginkan, barulah orang tua merasa kaget. “Segala perubahan harus sudah diantisipasi,” tekannya. Dicontohkan, ketika seorang anak mengalami mimpi basah atau haid. Orang tua mengajak bicara dan membicarakan hal itu. Bahkan sebelum itu terjadi. “Jangan sampai orang tua tidak paham dan tidak dipahamkan. Artinya anak sudah matang secara biologis. Terkadang komunikasi antara orang tua dan anak ini putus. Itu yang membuat anak tidak dekat dengan orang tuanya, dan memilih dekat dengan teman-temannya,” jelas Shinta. Padahal notebene teman-teman anak-anak itu belum tentu baik. Shinta meyakini, jika hubungan dalam sebuah keluarga baik, termasuk hubungan suami istri yang baik, keluarga itu menjadi keluarga yang sehat. Kebanyakan anak-anak yang berperilaku negatif, lanjut Shinta, kalau ditelusuri, biasanya punya permasalahan di orang tua. Penekanannya, ada pada pendidikan keluarga. “Caranya harus tepat. Saya sudah pernah mengetes lima ribu orang yang akan kerja. Itu kelihatan banget, orang yang siap kerja kalau dilihat dia punya keluarga harmonis,” pungkasnya. (ron)
Memperbanyak Kosakata MENGEMBANGKAN kemampuan kebahasaan sangatlah penting. Termasuk dengan memperbanyak perbendaharaan kata. Terutama bagi mahasiswa yang notabene sangat dekat dengan dunia kepenulisan. Entah menulis laporan, makalah, atau skripsi. Salah satu caranya yaitu dengan memperbanyak membaca buku, serta menulis. Marlinda Ramdhani, mahasiswa semester VIII Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram, mengemukakan, dengan menulis yang diiringi dengan membaca, akan menambah perbedaharaan kata. Ia sendiri memiliki kegemaran menulis cerita pendek. “Karena sebelum menulis cerita pendek, pasti akan membaca dulu. Ini sangat bagus untuk memperbanyak kosakata,” ujar Marlinda, Minggu (5/6). Saat ini gadis dengan senyum memikat ini sedang merampungkan skripsinya. Menurutnya, tak jarang, ketika proses konsultasi skripsi dengan dosen, ia mendengar dosen mengatakan kepada mahasiswa, bahwa banyak mahasiswa yang miskin kata, atau perbendaharaan katanya kurang. “Memperbanyak kosakata bisa dengan beragam bacaan. Kalau saya kebetulan suka sastra, saya membaca sastra. Dari banyak baca karya orang itu, juga bisa mencari jati diri,” kata Marlinda, yang pada tahun 2014 silam mewakili NTB di ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) di Palangkaraya, dalam lomba penulisan cerpen. Selain itu, kata Marlinda, yang juga terlibat sebagai relawan Kelas Inspirasi Lombok, dan lolos menjadi peserta Workhsop Cerpen Kompas di Bali tahun 2015 lalu dengan membaca dan menulis akan melatih kepekaan pada kata. Sekaligus, meningkatkan keperajinan, yang akan banyak membantu seorang mahasiswa menyelesaikan tugas-tugasnya. “Perbanyak baca dan sesekali menulis itu sangat penting bagi kita, mahasiswa,” ujar Marlinda, yang cerpennya telah dimuat sejumlah media massa. (ron)
Hari Ini, Puasa Ramadhan Dimulai Dari Hal. 1 Hadir dari Kementerian Agama NTB dan Kementerian Agama Kota Mataram di lokasi. Sejak proses pengamatan, tim memang sempat menemukan kesulitan karena ketebalan awan tak bisa ditembus peralatan pemantau. “Kalau tidak ada awan yang menghalangi, maka Insya Allah bulan akan terlihat pada 4 derajad 20 menit, 05 detik, Insya Allah akan bisa kita lihat dengan baik,” sebut Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama NTB, Drs. H. Sulaiman Hamid SH MH. Sampai akhirnya, ketika waktu menunjukkan pukul 18.03 Wita, petugas sudah bisa memastikan posisi hilal 4o 20’ 05". “Itu artinya bahwa hilal itu bisa kita lihat, maka besok kita puasa Ramadhan,” kata mantan Kabag TU IAIN Mataram asal Selong, Lombok Timur ini. Atas dasar itu, dia meyakinkan puasa dipastikannya akan serentak di seluruh Indonesia, karena posisi hilal yang sudah teramati. Kendati demikian, dia tidak menampik ketika akan ada penggunaan metoda lain
dalam penentuan hari pertama di bulan Hijriyah tersebut, yakni dengan Rukyat. Jika dengan alternatif metoda Rukyat, maka diyakini pihak yang menggunakan metoda ini akan memploting awal Ramadhan akan berbeda. Sebab penentuan hari pertama puasa bisa berbeda, karena hilal tidak dapat dilihat. Namun diyakinkannya lagi, hasil pengamatan ijtima memastikan hilal sudah terlihat di seluruh Indonesia, baik Bagian Barat, Tengah sampai Timur. “Sehingga sekali lagi, puasa kita mulai besok,” tegasnya. Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto menyebut, Pantai Loang Baloq Lombok sebelumnya dipilih sebagai lokasi pengamatan ideal hilal. Peralatan yang digunakan diantaranya Teleskop tipe Explore Scientific Triplet APO 80 mm & Teleskop tipe Ioptron Cube G R 80, Digital Detector tipe CMOS ASI 130 mm, Solar Telescope OTA tipe Hidrogen Alpha (Lunt 50 B600) dan Solar Filter tipe Solar Glass, serta sejumlah perangkat pendukung lainnya. (ars)
PENDIDIKAN
Halaman 13
Mahasiswa Harus Dilatih Kepekaan Sosial Mataram (Suara NTB) Dalam menghadapi permasalah sosial, seorang akademisi juga perlu melatih kepekaan sosial. Melalui terjun langsung ke tengah masyarakat. Agar dapat melatih mengabstrakkan fakta sosial dan menghubungkan dengan teori. Demikian disampaikan Sekretaris Program Studi Sosiologi Universitas Mataram, Oryza Pneumatica Inderasari, S.sos., M.Sosio., di ruang kerjanya, pekan kemarin. “Untuk sosiologi sendiri, merupakan laboratorium masyarakat. Karena laboratorium masyarakat, kita lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat,” katanya. Dalam satu semester ini, katanya, masing-masing angkatan mahasiswa Prodi Sosiologi sudah menjalani penelitian. Kegiatan penelitian untuk mengatasi masalah kepekaan sosial mereka. Selain untuk melatih mahasiswa mengab-
straksikan fakta sosial dan menghubungkan dengan teori. “Jadi biar mereka itu mengerti menggunakan teori, cara menggunakan metode. Diterapkan dalam melihat kondisi sosial menggunakan kacamata sosial melalui teori,” terang Oryza. Prodi Sosiologi Unram berdiri sejak tahun 2014 lalu. Di tahun ini, ada penambahan jumlah mahasiswa. Berkaitan dengan rencana prodi sosiologi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Di dua tahun sebelumnya, prodi sosiologi membuka satu kelas, tahun ini membuka dua kelas, dengan masing-masing kelas berjumlah 40 orang. Melalui jalur SNMPTN, SB-
MPTN, dan Tes Mandiri. Oryza juga mengemukakan, seorang akademisi tidak berhenti menjadi pengamat. Mereka harus turun ke lapangan. Sehingga tidak hanya sekadar di tataran opini saja. Tapi juga dilibatkan dalam penyelesaian permasalahan. “Misalnya pemerintah mau membuat program kerja, mereka harus melibatkan akademisi, akademisi juga demikian, mereka akan terasah dengan permasalahan sosial,” katanya. Diterangkan, permasalahan sosial bukan hanya membaca berita saja, tapi melihat langsung, dan terlibat langsung dengan situasi. (ron)
(Suara NTB/aan)
KELULUSAN – Sejumlah orang tua siswa di TK Al Fajar, Mataram, mengabadikan momen kelulusan putra-putri mereka yang akan segera memasuki jenjang pendidikan SD, Sabtu (4/6).
Tingkatkan Produksi, Sejahterakan Petani Dari Hal. 1 Dimana proses pemupukan dengan cara dicampur dengan air lalu disemprotkan ke tanaman. ‘’Tidak melalui akar, tapi melalui daun dan prosesnya lebih cepat,’’ ucap Andrew. Magic Green ini telah dibuktikan di Lobar tahun 2014 lalu. Produktivitas lahan sebelumnya 7,2 ton perhektar meningkat 30-40 persen. Yakni menjadi 10,4 ton perhektar. Tidak saja pada tanaman padi, semua komoditi pertanian pun bisa menggunakan pupuk Magic Green Nanocalcium. ‘’Padi, jagung dan sayursayuran bisa,’’ sebutnya. Magic green dihadirkan juga semata untuk membantu mewujudkan swasembada pangan sesuai program nasional. Pupuk Magic Green ini juga dikatakan sangat tepat digunakan di daerah-daerah tadah hujan yang kekurangan air. ‘’Jadi bisa membangtu petani yang susah menghadapi keadaan alam saat ini, tanah juga sudah mulai rusak karena intensitas penggunaan pupuk kimia yang berlebihan,’’ urainya. Koordinator Pelaksana Demplot Pupuk Magic Green di Lotim, Arif Rahman Maladi, SH, LLM, menambahkan, demplot yang digelar di Lenek Lotim itu merupakan kerjasama PT Setia Bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lotim. Di mana, tujuan utamanya dengan menghadirkan teknologi Magic Green asal Jerman itu untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Lotim. NTB, lebih khusus Lotim termasuk lumbung pangan na-
sional. Sebagai penyangga pangan nasional, diharapkan dapat bisa terus meningkatkan produksi pangan. Pada ujungnya, dapat meningkatkan taraf hidup para petani. ‘’Ini menjadi salah satu langkah inovatif kita di era globalisasi saat ini, dan bupati Lotim sangat mendukung,’’ ucap putra amlarhum Dr. H. Yanis Maladi. Pemerintah daerah Kabupaten Lotim, di bawah pimpinan Bupati Lotim, H. Moch Ali Bin Dachlan katanya akan memberikan ruang seluas-luasnya untuk berinovasi meningkatkan produksi. Dampak positifnya, langsung akan dirasakan oleh para petani. Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si yang hadir pada acara demplot itu menyambut baik kehadiran teknologi Pupuk Magic Green dari PT Setia Bersama. Upaya memajukan kedaulatan pangan kata Wagub ini menjadi program bersama. Pesan Wagub, agar ini bisa benar-benar dibuktikan, tidak saja untuk padi. Tapi juga kepada komoditi pertanian lainnya. Karena secara umum, sektor pertanian ini merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di NTB. Sumbangan sektor pertanian pada pertumbuhan ekonomi NTB yang tergambar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 27 persen. Karenanya, sektor pertanian menjadi atensi serius Pemprov NTB. Hal ini juga karena pada sektor pertanian inilah banyak kantong-kantong kemiskinannya. Peningkatan produksi yang ingin dicapai dari penggunaan
pupuk diharapkan juga bisa meningkatkan kesejahteraan bagi para petani. Produksi padi di NTB saat ini disebut Wagub sebesar 2,4 juta ton. Konversi ke beras menjadi sekitar 1 juta ton. Dari angka tersebut, NTB sangat surplus. Tingkat konsumsi masyarakat NTB setahun 600 ribu ton. Selebihnya suplai ke luar. Alasan surplus yang besar itulah, NTB menolak keras kehadiran beras dari luar daerah. Termasuk dari Jatim beberapa waktu lalu. Hal itu semata ditujukan untuk melindungi petani agar bisa lebih sejahtera. Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Lotim, Syafirin menyampaikan, menjadi program pemerintah saat ini untuk menggunakan terus pupuk berimbang. Hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan terus hasil produksi pertanian ke arah yang lebih baik. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan selama ini memang telah menimbulkan degradasi pad atanah. Terjadi inefisiensi unsur hara dalam tanah. Fakta inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal tanam. Sehingga petani diarahkan semua untuk menggunakan pupuk organik. (rus/*)
Saling Menghormati Dari Hal. 1 Hal itu disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTB, Drs. H. Syahdan Ilyas, MM., kepada Suara NTB, Minggu (5/6). ‘’Dalam bulan suci Ramadhan diharapkan suasana peribadatan umat muslim aman, tenteram dan damai. Kita harapkan sejuk dan harmonis,’’ ujarnya. Bagi umat muslim, Ilyas menyarankan, selama bulan Ramadhan dapat meningkatkan amaliah Ramadhan. Seperti salat tarawih, tadarusan, menyantuni anak yatim, dan kegiatan amal ibadah lainnya yang menunjang kekhusyukan selama bulan Ramadhan. Ia juga mengajak umat lintas agama dapat saling menghormati selama
bulan Ramadhan. Sehingga kerukunan antarumat dapat terasa sejuk. Ilyas juga mengimbau, agar toko-toko yang menjajakan makanan atau rumah makan tidak membuka gerainya pada pagi atau siang hari dengan mencolok. Agar tidak mengganggu peribadatan. ‘’Tidak terlalu mencolok, kalau sore, ketika saat berbuka boleh. Supaya semua pihak nyaman,’’ sarannya. Ilyas menekankan, sikap saling toleransi dan hormat menghormati sangat penting untuk dijalankan. Agar kehidupan antarumat beragama di NTB tetap berjalan dengan baik. Selama ini, katanya, kerukunan umat beragama di NTB sudah harmonis. Tidak ada konflik-konflik yang timbul karena agama. Oleh karenanya, ia kembali menekankan agar toleransi itu terus terjaga. Dan ia optimis, keharmonisan dan kesejukan akan terasa selama bulan suci Ramadhan ini. ‘’Kita harapkan selama bulan suci Ramadhan suasana sejuk, aman, dan d a m a i , ’ ’ pungkasnya. (ron)
Jadi Percontohan Model Nasional, PAUD Widya Kumara Gelar Wisuda Giri Menang (Suara NTB) PAUD Widya Kumara Lingkungan Babakan Kelurahan Gerung Utara Kecamatan Gerung, melaksanakan pelepasan atau wisuda peserta didik tahun ajaran 2015-2016. Sebanyak 16 peserta didik diwisuda pada Sabtu (4/6) kemarin. Patut dibanggakan, PAUD ini masuk prioritas model binaan pusat. Hanya dua PAUD masuk prioritas pusat, salah satunya PAUD di Beleka. Kegiatan pelepasan peserta didik PAUD Widya Kumara yang digelar di Babakan, Gerung diisi berbagai atraksi tari kesenian Bali dan Lombok serta atraksi dansa. Wisuda atau pelepasan murid ini dihadiri Pembina PAUD Widya Kumara, I Made Diate, Kepala Lingkungan Babakan, Kepsek PAUD, Baiq Titin Armayanti, Penilik PAUD Gerung, Sahman dan Ketua yayasan Dharma Laksana, I Gede Mandia SH. Selain itu, hadir puluhan orang tua murid. Pembina PAUD Widya Kumara, I Made Diate, dalam sambutannya menyampaikan, wisuda ini terselenggara berkat kerjasama semua pihak mulai dari pihak PAUD dan dukungan Kaling, pembina serta yayasan. Ia berterimakasih atas ketulusan masyarakat mempercayakan PAUD Widya Kumara untuk mendidik anak-anaknya. “Apa yang disuguhkan, (seni tari) ini adalah kreativitas anak didik kita yang selama bersekolah di PAUD. Ini atas didikan dan binaan guru-guru yang profesional sesuai bidangnya sebagai guru PAUD,” terangnya. Menurutnya, PAUD didirikan atas dasar sebuah tekad untuk ikut aktif membangun sektor pendidikan dengan mendapatkan dukungan dari banjar dan Kaling untuk terus maju membenahi sektor pendidikan. Ia berharap PAUD ini kedepan terus mampu bersaing dengan sekolah lain. Ia juga mengapresiasi kepercayaan orang tua ke PAUD untuk mengelola tabungan murid. Tahun ini saja sebutnya, jumlah tabung murid mencapai Rp 53 juta lebih. Artinya hal ini mengindikasikan kepercayaan wali murid yang begitu besar terhadap sekolah ini. Untuk perbaikan kedepan, ia berharap perlu ada masukan dari berbagai pihak. Dimana katanya, atas restu penilaian penilik PAUD ini masuk salah satu prioritas percontohan di tingkat pusat. Dalam kesempatan itu, ia menyebut jumlah tenaga pendidik di PAUD sebanyak empat orang guru. Pendidikan guru PAUD tersebut, rata-rata sarjana, kemudian didukung staf TU, administrasi, laporan keuangan. Untuk melihat kinerja pengelolaan Paud pihaknya melaksanakan rapat kerja rutin sebilan sekali, tiga bulan dan enam bulanan. “Ini dilakukan untuk memenuhi standar nasional,” jelasnya. Sementara itu, pemilik PAUD Kecamatan Gerung, Sahman, mengapresiasi kerjasama PAUD dengan pihak Kaling, yayasan dan wali murid sehingga wisuda ini terlaksana. Menurut evaluasinya, dalam catatan setahun berjalan banyak yang sudah ditorehkan keberhasilan. Hal ini katanya berkat bimbingan dan ayoman dari guru-guru kepada murid sehingga mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Menurutnya, ada tiga keindahan PAUD ini, sehingga masuk prioritas model nasional. Pertama lingkungannya nyaman dan damai, sehingga anak didik belajar dengan nyaman. Hal ini tak lepas dari dukungan oleh lingkungan. Kedua, keindahan yang dimiliki baik guru dan pengurus bekerja dengan hati tulus dan ikhlas serta keindahan ketiga para guru memiliki semangat yang tinggi dan mempunyai pribadi yang cemerlang. Kaitan dengan ini, PAUD tersebut bersaing dengan 30 lembaga untuk menjadi PAUD model binaan pusat. Dari 30 PAUD di Gerung, dua lembaga PAUD yang terpilih menjadi model pusat. “Dalam waktu dekat ini SK-nya akan turun dari pusat,” jelasnya. Ketua Yayasan Dharma Laksana, I Gede Mandia, SH menekankan agar pihak PAUD terus menjalin kerjasama dengan semua unsur. Termasuk harus belajar dari PAUD lainnya. Menurutnya, pendidikan usia dini harus mendapatkan perhatian karena menjadi salah satu aspek pendidikan paling fundamental. (her)
PELEPASAN - Kegiatan pelepasan murid PAUD Widya Kumara Babakan Sabtu (4/6)
Senin, 6 Juni 2016
SUARA NTB
RUKO - VILA - KOST
Halaman Halaman 14 14
Halaman 15
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Final Pro Futsal League 2016
Hasil Pertandingan Sepak Bola Piala Amerika Selasa, 7 Juni 2016 07.00 Panama vs Bolivia @KompasTV 10.00 Argentina vs Cili @KompasTV Rabu, 8 Juni 2016 08.00 Amerika Serikat vs Kosta Rika @KompasTV 10.30 Kolombia vs Paraguay @KompasTV Kamis, 9 Juni 2016 07.30 Brasil vs Haiti @KompasTV 10.00 Ekuador vs Peru @KompasTV Waktu siaran berdasarkan zona Waktu Indonesia Tengah (WITA), sesuai dengan di NTB dan sekitarnya. Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai kebijakan stasiun televisi.
Korem 162/WB dan Pemprov NTB Gelar Lari 10 K Mataram (Suara NTB) Minggu (5/6), jajaran Korem 162/WB menggelar kegiatan lomba lari 10 Km, bersama jajaran Pemprov NTB. Hadir Danrem 162/WB Kolonel Inf. Farid Makruf, MA dan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Lomba lari dengan titik start Islamic Center, kemudian melintasi jalan yang ada di Kota Mataram dan finis kembali di Islamic Center. Kegiatan lomba lari 10 Km yang dilaksanakan kali ini berbeda. Tidak hanya diikuti oleh para atlet se-Indonesia, namun juga diikuti oleh unsur pejabat daerah, selain Gubernur NTB dan Danrem, juga Kapolda NTB Brigjen Pol. Umar Septono, Ketua KONI NTB, Andy Hadianto dan FKPD Provinsi NTB serta partisipasi masyarakat lainnya. Dalam kegiatan lomba yang diikuti ribuan peserta tersebut anggota Yonif 742/Swy Pratu Syahrul Ramadhan berhasil sampai di finis. Kemudian secara bersamaan Gubernur NTB, Kapolda NTB dan Danrem 162/WB menyusul tiba di garis finis. Disampaikan Danrem 162/WB Kolonel Inf Farid Makruf, M.A. dalam kesempatan tersebut, bahwa kegiatan lomba lari ini dalam rangka menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan 1437 H. Selain memperebutkan hadiah-hadiah menarik sekaligus untuk berolahraga dan menguji kekuat fisik para peserta. “Kegiatan ini juga bertujuan untuk silaturrahmi antar seluruh komponen masyarakat, dengan harapan semangat yang ditunjuknya oleh peserta yang mewakili semangat masyarakat NTB dapat menjadikan NTB lebih maju dan sejahtera,” kata Danrem. Selain itu, paling penting dengan sinergitas tersebut , TNI, Polri dan Pemprov NTB menjaga kondusifitas keamanan wilayah NTB. (ars/*)
(Suara NTB/penrem)
SERAHKAN HADIAH - Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi bersama Danrem 162/WB Kolonel Inf. Farid Makruf menyerahkan hadiah kepada juara lomba lari 10 K.
LOWONGAN DI BTHKAN PRIA/WANITA USIA MAKS 25 THN UTK INSTRUKTUR YOGA DI HOTEL DIPULAU LOMBOK LAMARAN DIBAWA KE WARUNG G SEBLAH BARAT KNTR POS REMBIGE CP. 087861696717
ANEMONE SCHOOL BUTUH GURU CALISTUNG WNT MIN SMA HUB. XL 087759768585 SIMP. 085338296555 EMAIL KE
SALON SALON RUDI HADISUWARNO PROMO DISC 20 % ALL SERVICE SENIN – KAMIS, MULAI TANGGAL 1 JUNI, UNGGULAN MENANGANI RAMBUT BERMASALAH SEPERTI RAMBUT RONTOK, KETOMBE, RAPUH & MERANGSANG PERTUMBUHAN RAMBUT, JL. CATUR WARGA NO.27 TELP. 0370- 627990
COMPUTER
anemonereadingschool@gmail.com
DIBUTUHKAN KARYAWAN PEREMPUAN/LAKI-LAKI USIA MAKS 30 THN UTK TENAGA PEMASARAN. LOKASI TOKO SEBELAH UTARA RSUD KOTA MATARAM HUB. IBU NANIK 08175730700
FRESH KOMPUTER JUAL & SERVICE KOMPUTER, LAPTOP, PRINTER, TERSEDIA JUGA SPARE PART LAPTOP JL. KEBUDAYAAN NO.36 KARANG JANGKONG CAKRANEGARA TELP. 0370 – 632396 / 081805750009
Vamos Mataram Takluk oleh Black Steel Manokwari Mataram (Suara NTB) Tim futsal kebanggaan masyarakat NTB, Vamos Mataram takluk di babak adu penalti dari Black Steel Manokwari dalam laga babak final Pro Futsal League 2016 yang digelar Minggu kemarin. Vamos harus puas dengan gelar runner up karena sejumlah pemain bintangnya tampil di bawah standar. Tampil di GOR UNY, Minggu (5/6) siang, Pelatih Bonsu Hasibuan menurunkan tim terbaiknya untuk melawan para pemain Black Steel Manokwari yang tampil tanpa beban. Meski di atas kertas diunggulkan, namun Vamos Mataram yang diperkuat Bambang Bayu Saptaji, Syahidansyah
Lubis, Andriansyah Agustin harus melalui laga yang luar biasa sulit. Vamos sempat unggul lebih dulu melalui gol cepat Syahidansyah Lubis. Namun, setelah gol itu, Vamos seperti kehilangan ritme permainan. Sejumlah pemain bintang yang diharapkan bisa menentukan arah pertandingan mela-
lui aksi individunya seolah kehilangan sentuhan magis mereka. Strategi bertahan sembari menunggu momentum serangan balik juga lebih sering buyar akibat buruknya transisi permainan mereka. Walhasil, Black Steel Manokwari sukses mencuri gol penyama kedudukan untuk menutup babak pertama
dengan skor 1-1. Di babak kedua, Vamos kembali kebobolan dua gol langsung yang membuat mereka tertinggal 3-1 dari Black Steel Manokwari. Namun, ketenangan Bambang Bayu Saptaji di depan gawang berhasil memperpanjang nafas Vamos. Dua golnya membuat skor 3-3 bertahan hingga akhir babak kedua. Dibabak tambahan, tidak ada gol yang tercipta sehingga laga pun berlanjut ke babak adu penalti. Sayangnya, di babak ini, dua penendang Vamos, Bambang
Bayu Saptaji dan Andriansyah Agustin gagal melaksanakan tugasnya. Sementara dua eksekutor Black Steel Manokwari berhasil menjebol gawang Vamos yang dijaga Nazil. Dengan hasil ini, Black Steel sukses menggenggam gelar juara PFL 2016. Sementara itu, di laga penentuan juara III, Biangbola Kalimantan Timur meraih kemenangan setelah menundukkan BJL 200 Cosmo Semarang. Seperti halnya laga final, laga penentuan juara III ini juga ditentukan melalui babak adu penalti. (aan)
(Suara NTB/kir)
JAJAL SIRKUIT - Salah seorang crosser tengah menjajal lintasan sirkuit moto cross di kawasan Lombok International Airport (LIA), Minggu (5/6).
Gandeng IMI NTB
PT. AP I LIA Kembangkan Sport Tourism Praya (Suara NTB) Manajemen PT. Angkasa Pura (AP) I Lombok International Airport (LIA) akan menjadikan kawasan bandara sebagai kawasan sport tourism. Sebagai salah satu upaya mendorong perkembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) pada khususnya dan pariwisata NTB pada umumnya. Sekaligus, mendorong kemajuan olahraga otomotif daerah. Potensi atlet di bidang olahraga otomotif di NTB terbilang cukup besar dan menjanjikan. Tidak tanggung tanggung, untuk mewujudkan target mengembangkan sport tourism tersebut, PT. AP I LIA akan membangun dua sirkuit balap sekaligus. Masing-masing sirkuit balap untuk drag race serta sirkuit moto cross dengan menggandeng Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB. “Kedua sirkuit yang akan dibuat ini, semuanya berstandar internasional,” ungkap General Manager (GM) PT. AP I LIA, I Gusti Nengah Ardita, saat membuka Kejuaran Provinsi Drag Race IMI NTB – PT. AP I, di kawasan LIA, Minggu (5/6) kemarin. Digelarnya kejuaraan drag race itu sendiri, lanjutnya, merupakan bagian dari rencana menjadikan kawasan LIA sebagai kawasan sport tourism-nya NTB. Di saat bersamaan, pihaknya juga melakukan uji coba lintasan untuk lokasi pembangunan sirkuit moto cross berstandar internasional. “Kita tidak mau setengah-setengah. Itu makanya kenapa kemudian, sirkuit balap yang akan kita bangun semuanya berstandar internasional,” timpalnya. Ia menjelaskan, pihaknya tertarik mengembangkan sport tourism di kawasan bandara karena potensinya yang menjanjikan. Dengan luas lahan yang begitu luas, tidak hanya satu sirkuit balap yang bisa dibangun. Tapi bisa dua sampai tiga sirkuit. Selain itu, sport tourism selama ini belum tergarap mak-
simal. Bahkan mungkin belum tersentuh. Padahal kalau sport tourism tersebut bisa dikembangkan dengan maksimal, maka itu bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik bahkan mancanegera, untuk datang ke pulau Lombok. “Nanti wisatawan tidak hanya datang berlibur menikmati keindahan alam pulau Lombok pada khususnya. Tetapi juga bisa berwisata otomotif,” tandasnya. Di tempat yang sama Ketua IMI NTB, M. Nur Haedin, menegaskan memiliki sirkuit balap berstandar internasional merupakan mimpi besar masyarakat otomotif NTB. Yang selama ini terus didambakan. Dan, kini mimpi besar tersebut bakal segera terwujud dengan dibangunnya sirkuit drag race dan moto cross di kawasan tersebut. Dikatakannya, untuk sirkuit drag race lintasan balapnya memang sudah ada. Tinggal dipoles dan ditata. Sehingga bisa memenuhi standar yang ada. Sedangkan untuk sirkuit moto cross, IMI NTB saat ini tengah menyusun konsep lintasannya. Jika tidak ada halangan, Desember mendatang peletakan batu pertama pembangunan sirkuit moto cross sudah bisa dilakukan. “Sirkuit yang akan kita bangun ini, kita buat sesuai standar nasional terlebih dahulu. Setelah memperoleh lisensi nasional, baru akan diusulkan untuk memperoleh lisensi internasional,” sebutnya. Dengan keberadaan sirkuit balap tersebut, diharapkan banyak event balapan berskala nasional hingga internasional, bisa digelar. Jika event balapan sudah banyak yang digelar tempat ini, dengan sendirinya akan memancing para wisatawan untuk datang berkunjung ke pulau Lombok. “Jadi selain kita pancing dengan keindahan alam, wisatawan juga bisa kita pancing dengan event balapan,” tandasnya. (kir)
SUARA NTB
Senin, 6 Juni 2016
NTB Tuntut Komitmen Bulog Serap 273 Ton Bawang Petani Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menuntut komitmen Bulog pusat yang akan menyerap 750 ton bawang merah dari Bima. Sejauh ini, baru 447 ton yang sudah diserap Bulog. Sementara sisanya 273 ton masih belum diserap di lapangan. Untuk itu, Pemprov NTB melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) NTB menyurati Bulog pusat dan Kementerian Pertanian. ‘’Sisanya 273 belum diambil. Saya bersurat ke Bulog Pusat. Saya sudah izin ke Pak Guebrnur dengan tembusan ke Menteri Pertanian,” kata Kepala Distan TPH NTB, Ir. Hus-
nul Fauzi, pekan kemarin. Dikatakan, komitmen Bulog untuk membeli sebanyak 750 ton bawang merah asal Bima itu telah dituangkan dalam Memorandum of
Understanding (MoU) dengan petani. Supaya tidak terjadi polemik di petani yang sudah menyiapkan bawang sebanyak 750 ton. Untuk itu, sisa produksi bawang merah sebanyak 273 ton yang belum diserap oleh Bulog harus segera dilakukan penyerapan. Pasalnya, bawang merah yang ada di gudang Bulog DKI Jakarta yang didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia ban-
yak yang mengalami kerusakan. Bahkan bawang yang ada di Bulog DKI Jakarta masih banyak yang belum laku. ‘’Saya tidak tahu apakah ini sinyal akan ada impor. Pak Menteri tak mengatakan tidak ada impor untuk bawang. Kami minta harga pembeliannya tetap Rp 20 ribu per Kg, jangan diturunkan,’’imbuhnya. Produksi total bawang NTB setiap tahun sebanyak 115 ribu ton. Sehingga menjadi pertanyaan juga ketika pemerintah pusat berencana akan mengimpor bawang merah menjelang Ramadan ini. Padahal, produksi bawang NTB selalu menyuplai kebutuhan nasional sekitar 2.000 ton. (nas)
Halaman 16
Tegakkan Perda No. 8 Tahun 2007
Satpol PP NTB Gelar Rapat Pengawasan BMD Mataram (Suara NTB) Dalam rangka mewujudkan tertib pemanfaatan aset atau Barang Milik Daerah (BMD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP NTB menggelar rapat pengawasan dan penegakan Perda No. 8 Tahun 2007. Kali ini, pengawasan yang dilakukan terkait pemanfaatan BMD di daerah wisata Gili Air Lombok Utara. Kasi Pembinaan Pengawasan dan Penyuluhan (Binwasluh) Bidang Penegakan Perundang Undangan Daerah Satpol PP NTB, Piter Umbu Loli, S.Si mengatakan kegiatan ini telah dilaksanakan pada 24 Mei lalu. ‘’Tujuannya mewujudkan tertib pemanfaa-
tan aset sesuai dengan Perda. Selain peningkatan pendapatan asli daerah, tujuannya untuk penataan ke depan terutama di kawasan pariwisata agar tetap tertata untuk mengoptimalkan kunjungan wisatawan dan mengoptimalkan kerjasaama antara pihak ketiga dengan pemda yang memiliki aset,’’ ujarnya di Mataram, Jumat (3/6) lalu. Dijelaskan, Satpol PP sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melakukan pengawalan, pengawasan dan penegakan Perda pengelolaan BMD. ‘’Untuk sekarang ini, untuk set yang ada di Gili Air,’’ ucapnya. Ia mengatakan, pemanfaa-
(Suara NTB/ist)
GELAR PASUKAN - Apel gelar pasukan gabungan Satpol PPNTB, Satpol PP KLU, Bakesbangpoldagri,TNI dan Polda terkait rencana penertiban aset pemda di Gili Air bertempat di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur beberapa waktu lalu.
tan BMD terutama di daerah wisata seperti Gili Air, ada sebagian pihak ketiga yang belum bekerjasama dengan Pemda yang memiliki aset tersebut. Itulah yang kemudian ditertibkan beberapa waktu lalu oleh aparat gabungan Satpol PP NTB, Satpol PP Lombok Utara, TNI dan Polda NTB. ‘’Tapi sebelum penertiban kita lakukan sosialisasi dan mengajak mereka mencontoh yang sudah bekerjasama itu dengan pemda yang punya aset,’’ imbuhnya. Piter menjelaskan, latar belakang dilakukannya rapat pengawasan yang dilaksanakan tersebut lantaran adanya penggergahan aset milik Pemprov NTB secara ilegal oleh pihak ketiga. Kemudian sebagai langkah pengamanan aset daerah yang dikuasai atau diklaim oleh pihak ketiga secara melawaaan hukum. Selain itu, sebagai upaya pendataan berkelanjutan atas keberadaan aset pemda untuk mencegah dan meminimalisir penyimpangan dalam pemanfaatannya. Hasil yang diharapkan dari kegitan ini supaya pengelola tanah milik pemda yang ilegal taat terhadap perundang-undangan yang berlaku. Kemudian, pihak ketiga dapat bekerjasama dengan Pemda selaku pemilik aset. Serta penertiban bangunan ilegal di atas lahan milik Pemprov dapat berjalan dengan tertib, aman, dan humanis dan tidak mengganggu atau merusak pemandangan daerah wisata. (nas/*)
RUPA-RUPA
Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaludin, Muhammad Kasim. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post, Jalan Kepundung 67 A Denpasar.
SUARA NTB
Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.
SUARA NTB
Senin, 6 Juni 2016
Halaman 17
RUPA-RUPA
RUPA-RUPA
MENU : NASI KELOR, NASI LEBUI, BEBALUNG, SOTO, PELECING, RUJAK, ES KELAPA MUDA TEMAT & MENERIMA PESANAN NASI KOTAK, SNACK KANTOR. HUBUNGI IBU IDA AHMADI HP 081907415439
gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA
HUBUNGI :
081917002381
COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT
Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan
Penjualan dgn Fee 3% Tanpa dikenakan biaya & tidak mengikat
Rp. 995 Jt
SUARA NTB Senin, 6 Juni 2016
Halaman 18
‘’Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang--orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.’’ (Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183-184)
Ajang Introspeksi Diri Mukhlishin, S.Sy, MSi. (Dosen Tetap Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Mataram) KESIBUKAN hidup sering kali membuat orang kehilangan kejernihan. Banyaknya persoalan dan sulit menemukan jalan keluarnya. Sehingga banyak orang mencari jalan pintas ke arena hiburan. Namun yang didapatkan bukannya ketenangan, tetapi sebaliknya hanya kesenangan sesaat. Arena-arena hiburan ini justru menambah permasalahan-permasalahan baru, kerakusan hawa nafsu dan keberingasan hewani akan semakin merajalela. Bulan Ramadhan adalah bulan ditundukkannya hawa nafsu, dengan berpuasa di bulan ini nafsu dipaksa untuk mematuhi perintah Allah agar manusia tidak terpuruk ke dalam kemaksiatan, karena selama sebelas bulan nafsu cenderung lalai, kini kita akan dapat lebih jelas melihat persoalan hidup. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang pandai adalah orang yang mengevaluasi dirinya dan beramal untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Turmudzi). Muhasabah atau introspeksi diri merupakan hal yang sangat penting bagi manusia untuk menilai apakah amal perbuatannya sudah sesuai dengan ketentuan Allah SWT atau belum. Tanpa introspeksi, jiwa manusia tidak akan menjadi baik, karena selalu merasa tindakan yang dilakukan selalu benar meskipun menzhalimi orang lain. Sifat muhasabah hendaknya diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan kita, baik yang berhubungan langsung dengan Allah (ubudiyah) maupun hubungan dengan sesama manusia (muamalah) yang mengandung nilai ibadah. Dalam pelaksanaan ibadah, muhasabah dapat dilakukan dengan mengukur apakah amalan ibadah tersebut telah sesuai dengan ketentuan Al Qur’an dan Rasul-Nya atau belum. Hal ini sebagaimana sabda Nabi: “Apabila sesuatu urusan duniamu, maka kamu lebih mengetahui sedangkan urusan agamamu, maka rujuklah kepadaku.” (HR. Ahmad). Begitu pula hubungan dengan manusia (muamalah) tentu erat kaitannya dengan akhak dan adab dalam bergaul. Tutur kata dan tindakan yang kita lakukan setiap hari, perlu dievaluasi agar terhindar dari perilaku yang dapat menzhalimi orang lain. Hal ini menjadi penting dilakukan sebagai bukti keimanan seseorang. Rasul bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari). Dalam keseharian kita, muhasabah dapat diraih dengan melakukan beberapa hal berikut: pertama, melakukan perbandingan sehingga terlihat kelalaian yang selama ini belum disadari. Misalnya membandingkan apakah hari ini prestasi yang kita dapatkan lebih baik atau semangkin buruk dari hari kemarin. Kedua, memikirkan kelemahan yang ada dalam diri kita. Menyadari akan kelemahan kita sebagai manusia, akan menghasilkan sifat rendah hati, sehingga kita tidak merendahkan orang lain. Ketiga, hendaklah kita selalu tanamkan dalam diri kita rasa takut (khauf) kepada Allah serta menanamkan ke dalam diri kita bahwa Allah SWT selalu mengawasi atau melihat semua yang tersembunyi dalam diri kita. Semua itu dengan keyakinan bahwa Allah SWT Maha Melihat dan tiada sesuatu pun yang tersembunyai dari pengetahuan Allah sebagaimana ayat: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami lelbih dekat kepadanya daripada urat leherny.” (QS. Qaaf: 16). (*)
Sambut Ramadhan dengan Banyak Amalan Giri Menang (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, mengingatkan, pada bulan Ramadhan, umat Islam dituntut meraih keberkahan dan kemuliaan yang terdapat di dalamnya. Selain itu, keberkahan dan kemuliaan Ramadhan dapat diraih dengan berbagai macam amalan yang mengandung banyak kebaikan. “Mungkin di antara salah satu do’a yang paling banyak kita doakan dalam hidup kita adalah keberkahan. Kalau kita punya anak, kita berdo’a, ya Allah mudahmudahan anakku ini berkah. Kalau kita punya uang, kita terima rezeki, kita pegang, kemudian berdo’a kepada Allah, ya Allah jadikan uang yang ada dalam genggaman hambamu ini berkah. Demikian pula ilmu, jabatan, bahkan juga termasuk bulan Ramadhan,” jelas gubernur saat Pengajian Umum di Pondok Pesantren NW Al-Kamal Narmada Lombok Barat, Sabtu, (4/6). Kegiatan yang diinisiasi Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kamal, TGH. Suhaili diha-
diri ratusan masyarakat. Hadir juga saat itu, Sekda NTB. Ir. H. Rosiadi Sayuti, MSc, PhD, Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. Umar Septono, SH, MH, dan beberapa pejabat lingkup Pemprov NTB. Saat itu, gubernur yang akrab disapa TGB tersebut menyampaikan untuk mengukur apakah semua nikmat Allah yang ada selama ini mengandung keberkahan atau tidak, cukup dengan meletakkan pada satu ukuran atau timbangan, yang sesuai dengan makna berkah itu. “Jadi, arti berkah itu adalah kebaikan yang banyak. Ramadhan yang akan dimulai beberapa hari lagi sampai satu bulan akan menjadi Ramadhan yang berkah untuk kita, kalau kita
mampu mengisinya dengan kebaikan yang banyak,” jelas orang nomor satu di NTB tersebut. Selain itu, gubernur juga menyampaikan makna berkah itu sebagai sesuatu yang terus bertambah. “Pertambahan itu ada dua macam. Ada yang namanya deret hitung, ada namanya deret ukur. Deret hitung itu, hari ini satu kebaikan, besok satu kebaikan, lusa satu kebaikan. Deret hitung itu, hari ini satu kebaikan, besok dua kebaikan, lusa empat kebaikan. Jadi berlipat kebaikan itu,” jelas doktor alumni Mesir tersebut. Makna keberkahan lain, lanjut gubernur adalah pertumbuhan. Menurutnya, per-
(Suara NTB/ist)
TAUSYIAH - Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi memberikan tausyiah pada pengajian umum di Pondok Pesantren Al Kamal Narmada Lombok Barat, Sabtu (4/6). tumbuhan itu dapat diilustrasikan sebagai pohon yang berawal dari sebiji benih, kemudian tumbuh menjadi pohon besar yang akhirnya menghasilkan buah-buahan. “Mari kita lihat keberkahan Ramadhan besok dengan tiga
ukuran tersebut. kalau tiga makna tersebut masuk dalam diri kita secara bersamaan, mudah-mudahan makna puasa yang paling besar, yaitu la’allakum tattaquun dapat kita raih,” harapnya. (ham)
Hari Pertama Puasa, ASN Pemprov Bekerja Tiga Jam
(Suara NTB/yon)
TA’ARUF - Pawai ta’aruf menyambut datangnya bulan Ramadhan 1437 Hijriyah di lingkungan Unit Dikpora Kecamatan Teraram, Sabtu (4/6).
Semarak, Pawai Siswa Sambut Ramadhan di Terara Selong (Suara NTB) – Menyambut Bulan Suci Ramadan 1437 Hijriyah, ratusan siswa dari satuan pendidikan jenjang SD, SMP, SMA,MA maupun SMK baik negeri maupun swasta di Kecamatan Terara, Sabtu (4/6) siang melakukan pawai ta’aruf dengan mengambil rute mulai start dari lapangan Orde Baru Terara sampai finish di Pasar Rarang. Kegiatan ini mendapat perhatian masyarakat, termasuk pengendara yang melintas. Bahkan, wisatawan mancanegara mengabadikan momentum ini. Kepada Suara NTB, Kepala Unit (Kanit) Dikpora Kecamatan Terara, H. Sabarudin menjelaskan, sebagai umat Islam sudah sepatutnya bulan Ramadhan disambut dengan penuh semangat dan kegembiraan yang bernuansa Islami. Namun, menyambut Bulan Suci Ramadhan tidak saja disambut dengan acara seremonial dan hati yang gembira. Tapi perlu diisi dengan berbagai kegiatan ibadah,
karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Atas dasar itu, ujarnya, praktisi pendidikan di Kecamatan Terara melakukan pawai ta’aruf agar makna di bulan Ramadhan benarbenar dirasakan oleh semua pihak terlebih oleh siswa. “Marilah di bulan suci Ramadan yang penuh pengampunan ini kita tinggalkan dosa dan kebiasan buruk, karena bulan Ramadhan merupakan pintu taubat yang penuh barokah,” imbaunya. Selain itu, sambungnya, pelaksanaan pawai menyambut bulan Ramadhan ini merupakan salah satu bagian penting dalam syi’ar islam, apalagi kegiatan ini diikuti pelajar dari berbagai tingkatan khususnya di Kecamatan Terara. Hal ini akan berdampak positif bagi kepribadian siswa dalam berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Adanya pawai menyambut bulan Ramadhan ini, Sabarudin juga meyakini akan semakin eratnya rasa persatuan dan persau-
daraan antara siswa dengan guru dengan sekolah-sekolah yang lain termasuk dengan pengawas pendidikan di Terara. “Dengan rasa persatuan dan persaudaraan itu akan berdampak terhadap majunya kualitas pendidikan khususnya di Kecamatan Terara,” ungkapnya. Pantauan Suara NTB, para peserta pawai dari jenjang pendidikan SD sampai SMA terlihat semangat walaupun harus melawan panasnya terik matahari. Mereka memakai pakaian Muslim dan membawa sejumlah alat-alat musik oleh masing-masing sekolah mulai dari rebana, kasidah, kentongan, marching band dan alat musik lainnya. “Setiap tahun kita lakukan pawai, pokoknya di hari-hari besar Islam tetap kita peringati dengan penuh semangat,” akunya. Selain melaksanakan pawai, sambungnya, selama bulan Ramadan praktisi pendidikan di Terara melombakan pembacaan ayat-ayat pendek di semua sekolah. (yon)
Mataram (Suara NTB) Hari pertama memasuki bulan Ramadhan 1437 H, Senin (6/6) ini, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov NTB hanya bekerja selama tiga jam. Seluruh ASN masuk kerja mulai pukul 08.00 wita dan pulang pukul 11.00 wita. “Hari pertama puasa, ASN pulang jam 11.00 wita. Masuk setengah hari kerja,” kata Sekda NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc, PhD, ketika dikonfirmasi di Mataram, akhir pekan kemarin. Dikatakan, selama bulan Ramadhan, dilakukan penyesuaian jam kerja ASN. Hal itu merupakan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB). Di mana, Men PANRB telah menerbitkan surat edaran No. 3 Tahun 2016 tentang penetapan kerja ASN, TNI dan Polri pada bulan Ramadhan. Bagi pemerintah yang memberlakukan lima hari kerja, hari Senin-Kamis 08.00-15.00, waktu istirahat pukul 12.00-12.30. Sementara hari Jumat, jam kerja mulai 08.00-15.30 waktu istirahat 11.30-12.30. Sedangkan bagi pemerintah yang memberlakukan enam hari kerja, hari Senin-Kamis dan Sabtu 08.00-14.00, waktu istirahat pukul 12.0012.30. Sedangkan hari Jumat, 08.00-14.30 dengan waktu istirahat 11.30-12.30. Jumlah jam kerja selama Ramadhan, baik yang lima hari kerja maupun enam hari kerja sebanyak 32 jam 30 menit per minggu. “Ada pengurangan jam kerja dan itu kebijakan nasional. Tidak boleh lagi molor masuk kerja,” pungkasnya. Rosiady meminta, seluruh SKPD melaksanakan Shalat Zuhur dan Ashar berjamaah.”Saya harapkan Shalat Zuhur berjamaah sesuai surat edaran pak gubernur. Begitu juga Ashar. Saya harapkan setiap SKPD melakukan kultum Shalat Zuhur dan Ashar,” tandas mantan Kepala Dinas Dipora NTB ini. (nas) H. Rosiady Sayuti (Suara NTB/ist)
Sambut Ramadhan
Masyarakat Bersihkan Masjid hingga ’’Rowah Kebian’’
Sehat dan Bugar Saat Berpuasa
Ketika Sahur Ketika sahur sebaiknya hindari makanan yang manis atau terlalu banyak gula, karena asupan makanan/minuman yang manis akan menyebabkan tubuh yang lemas pada siang hari saat berpuasa. Paling baik ketika sahur adalah meminum susu, karena susu akan mencegah anemia yang menyebabkan badan lemas pada siang harinya. Menu yang disajikan sebaiknya yang mengandung air yang banyak atau buah sekalian sehingga tubuh tidak dehidrasi parah saat berpuasa nanti. Kurma juga dapat membuat tubuh bugar seharian. Bila tidak menyukai buah saat sahur, meminum jus buah saja pun cukup baik untuk kelancaran BAB. Sebaiknya hindari fast-food, gorengan atau makanan pedas saat sahur karena akan mengganggu pencernaan pada siang harinya. Saat Berpuasa Kerjakan tugas-tugas Anda dengan perlahan tapi pasi. Jangan menumpuk pekerjaan yang dapat membuat stress, karena stress juga menyebabkan otak lelah dan akhirnya perut tera-
(Ilustrasi/ist)
BULAN Ramadan telah datang, seringkali kita mendapati suasana bulan puasa identik dengan pemandangan orang-orang yang lemas dan tidak bersemangat. namun bila kita perhatikan, ada segelintir orang yang walau berpuasa namun tetap bugar. Apa ya rahasianya? Dikutip dari Lazada.co.id, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tetap sehat dan bugar saat berpuasa.
sa lebih lapar. Istirahatlah sejenak, bila pada saat jam istirahat lebih baik Anda pakai untuk tidur sejenak, setalah salat zuhur adalah waktu terbaik untuk tidur sejenak. Tidur selama 15 menit saja sudah dapat membangkitkan kembali semangat. Melakukan olahraga ringan seperti peregangan atau berjalan kaki saat berpuasa sangat disarankan. Selain membantu menjaga berat badan, olahraga juga berfungsi untuk memperlancar peredaran darah dan menjaga kebugaran tubuh anda. Waktu Berbuka Segerakan berbuka, namun jangan kalap. Setelah berbuka dengan yang manis, dahulu kan Salat Magrib agar perut tidak kaget, barulah makan makanan kesukaan Anda! Jika kebetulan Anda berbuka di jalan, jangan lupa menyiapkan ta’jil dari sebelum Anda berangkat pulang ya. Kurma adalah makanan ta’jil terbaik untuk membatalkan puasa. (berbagai sumber)
Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam. Dalam menyambutnya banyak cara yang dilakukan umat Islam di daerah ini, khususnya di Pulau Lombok. Mulai dari membersihkan masjid, musala, rumah hingga menggelar acara hajatan atau biasa disebut rowah kebian. Dinamakan rowah kebian, karena digelar pada waktu sore setelah Salat Ashar. Hajatan bisa dilakukan di masjid, rumah atau musala. Hajatan yang digelar ini sebagai tanda syukur SEPERTI yang dilakukan ratusan remaja dan masyarakat Dusun Danger Utara Desa Danger Kecamatan Masbagik Lombok Timur (Lotim). Masyarakat sekitar melakukan aksi bersihbersih di lingkungan masjid dan sejumlah titik lainnya di dusun setempat. Selain melakukan aksi bersih-bersih, para remaja dan masyarakat juga melakukan pemangkasan ranting pohon,
(Suara NTB/yon)
SAMBUT RAMADHAN - Menyambut datangnya Ramadhan, jamaah Masjid Miftahul Jannah Danger Utara Desa Danger membersihkan masjid dan lingkungan sekitar, Minggu (5/6). pengecatan dan perbaikan lampu masjid. Langkah itu dilakukan agar dalam pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan disambut dengan hati yang bersih pula, Minggu (5/6). Ketua Remaja Masjid Miftahul Jannah Dusun Danger Utara Desa Danger, Lalu Satria PN, mengatakan, aksi bersih-bersih masjid dan lingkungan masjid yang dilakukan itu sebagai wujud kecintaan kepada Allah SWT. Sebagai umat Islam, katanya, sudah sepatutnya bulan yang penuh berkah ini disambut dengan penuh semangat yang disertai dengan hati yang bersih pula. Momentum bulan Ramadan, sambungnya, merupakan wahana yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas
keimanan sebagai umat Muslim. Oleh karenanya, rasa persaudaraan dan kebersamaan harus terus ditingkatkan yang diwujudkan dengan kepedulian bersama terhadap kebersihan masjid yang merupakan rumah sang Ilahi. Sementara, Ketua Pengurus Masjid Miftahul Jannah Dusun Danger Utara Desa Danger, H. Suryadi, S.Pdi mengatakan, aksi bersih-bersih masjid dalam rangka menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Selain sebagai wujud kecintaan kepada Allah SWT. Kegiatan membersihkan masjid dengan melibatkan semua elemen masyarakat mulai dari anak-
anak, remaja tokoh agama dan tokoh masyarakat juga sebagai upaya dalam menyamakan persepsi untuk persatuan dan kesatuan di dusun setempat. Di lokasi yang sama, Kepala Dusun Danger Utara Desa Danger yang juga Pengurus Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Humaidi, mengaku bangga dengan keharmonisan yang terbangun di wilayah yang dipimpinnya itu. Sebagai kepala dusun, Humaidi mengimbau kepada semua elemen masyarakat agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban selama bulan Ramadan sebagaimana instruksi dari Bupati Lotim, H. Moch. Ali Bin Dachlan. Sementara di Kampung Baru Kelurahan Jontlak Praya Tengah Lombok Tengah, warga sekitar menggelar acara rowah kebian dengan cara sederhana. Usai Salat Ashar mereka berkumpul di masjid untuk membaca zikir, takbir, tahmid. Tidak lupa mereka berdoa sebagai tanda syukur, karena diberikan kesempatan bertemu kembali dengan Ramadhan. Begitu juga di Dusun Labuapi Lombok Barat menggelar rowah kebian di masjid sehari menjelang puasa. Sebagai bentuk tanda syukur, mereka membawa dulang ke masjid untuk disantap bersama-sama usai berzikir dan berdoa. (yon/ham)
SUARA NTB
Senin, 6 Juni 2016
Jaring Asmara, Cara Mataram Membangun Kota Dari Hal. 1 Diskusi dimoderatori Penanggung Jawab Harian Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H. Agus Talino. Menurut Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, substansi dari program Jaring Asmara adalah partisipasi. ‘’Soal partisipasi itu, dimensinya adalah bahwa ada yang bersifat langsung. Dan juga ada yang diintermediasi oleh lembagalembaga formal,’’ ujarnya. Mohan meyakini, partisipasi ini adalah landasan utama bagi proses pembangunan daerah. ‘’Saya pikir karena partisipasi ini adalah semacam a key of corner stone, ini landasan utama kita di dalam membangun sebuah penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.” Mohan menegaskan, semangat untuk menjadikan partisipasi sebagai landasan utama dalam pembangunan ini tidak akan hanya menjadi semangat yang terkunci di tingkat pemerintah dan penentu kebijakan saja. Semangat ini, menurutnya adalah semangat kolektif. Mohan meyakini, dibukanya ruang partisipasi melalui Jaring Asmara, pemerintah tidak perlu merasa terbebani untuk memberikan stimulus kepada masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. Menurutnya, masyarakat akan memberikan reaksi dan secara aktif menyuarakan sesuatu jika hal itu memang menjadi kebutuhan mereka. ‘’Sebenarnya kita tidak perlu terlalu berat untuk bisa bagaimana menstimulus respons mereka supaya bisa lebih responsif terhadap program kita. Sejauh memang kebutuhan mereka (terpenuhi) dan mereka puas dengan apa yang kita lakukan, sederhana saya kira. Ketika apa yang menjadi kebutuhan mereka terlayani, mereka puas, selesai persoalan.’’ Mohan menegaskan, semangat Pemkot Mataram saat ini adalah mencapai masyarakat yang demikian. Ia pun menyadari bahwa untuk mencapainya, dibutuhkan kerja keras dan energi yang cukup besar. Perkembangan Kota Mataram yang demikian pesat, menurut Mohan cukup membuat pihaknya kewalahan. ‘’Terus terang saat ini kami ini agak sedikit kewalahan. Kewalahan dengan kondisi kota kita yang sekarang ini, bapakbapak saya kira juga mencermati di media sosial bagaimana sekarang perkembangan kota ini. Tingkat investasi yang cukup tinggi, kemudian juga kegiatan-kegiatan skala nasional, bahkan besok kita juga kebagian tugas, MTQ dan Hari Anak Nasional. Pemimpinpemimpin Islam internasional. Ini kan skalanya dunia,’’ujarnya. Meningkatnya minat investor dalam membangun di Kota Mataram menurut Mohan juga melahirkan tuntutan baru untuk Pemkot mataram. Ia mencontohkan, saat ini salah satu pengusaha besar yang segera berinvestasi di Kota Mataram adalah Chairul Tanjung. Mohan menjelaskan, Chairul Tanjung barubaru ini sudah datang langsung dan telah membebaskan lokasi pembangunan Trans Studio dan Trans Mart di kawasan Sweta. Mohan menegaskan, investasi-investasi baru berskala besar yang hadir di Kota Mataram, menurutnya harus dijaga bersama. Salah satu kuncinya adalah dengan menjaga keamanan. Jaring Asmara, menurut Mohan bisa menjadi wadah untuk terus melakukan komunikasi yang sehat bagi seluruh elemen di Ibukota Provinsi NTB ini. Untuk itulah, program Jaring Asmara diharapkan tidak hanya menjadi sebatas program yang dikerjakan sambil lalu. Ia harus dilaksanakan dan terus dibenahi. Lalu apa dan bagaimanakah sebenarnya program ini? Kepala Bappeda Kota Mataram, Lalu Martawang menjelaskan, lahirnya Program Jaring Asmara tak terlepas dari amanah Nomor 21 tahun 2001 tentang Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM). Pada dasarnya, program ini lahir sebagai jawaban atas kebutuhan Pemkot Mataram untuk membuka ruang partisipasi publik seluasluasnya. Martawang menegaskan, Perda tentang MPBM telah lebih dulu muncul di banding Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan, yang substansinya juga tentang memberikan porsi lebih bagi pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan. ‘’Maka melihat logika seperti itu, secara jelas komitmen pemerintah dan masyarakat Kota Mataram lebih dulu dibandingkan dengan komitmen pemerintah pusat. Ini kalau kita lihat dari tahapan, munculnya Perda MPBM dan UU No. 25,’’ ujarnya. Martawang menegaskan, saat ini penggunaan teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita. ‘’Satu orang bisa memiliki lebih dari satu akun facebook. Anak-anak yang baru lahir, ibuibunya sudah membuatkannya akun facebook,’’ ujarnya.
Kondisi ini melahirkan keharusan bagi Pemkot Mataram untuk dalam memberikan ruang partisipasi masyarakat dalam penyampaian informasi. Proses ini dimulai saat ini, tepatnya di proses pengusulan RPJMD Kota Mataram 2016-2021. Di sini, Pemkot Mataram membuka ruang selebar-lebarnya agar masyarakat bisa memberikan masukan dalam target kita mencapai visi Kota Mataram yang Maju Religius dan Berbudaya. Untuk menjaring aspirasi ini, Pemkot Mataram membuka banyak jalur. Mulai dari Facebook, LINE, WhatsApp hingga email. Lewat jalur ini, banyak aspirasi mengalir. ‘’Ada banyak masukan masyarakat. Tapi bahasa masyarakat tentu beda dengan bahasa perencanaan. Bappeda Kota Mataram memformulasikan dari daftar keinginan masyarakat, aspirasi masyarakat tadi menjadi bahasa yang bersesuaian dengan konteks nomenklatur dalam dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah.’’ Aspirasi yang sudah masuk kemudian dibahas dalam diskusi tematik. Diskusi tematik dipilah dalam empat katagori, yakni pelayanan publik, sumber daya manusia, pemberdayaan ekonomi dan sarana prasarana. Martawang mengakui, masukan yang paling banyak diterima adalah yang berhubungan dengan pembangunan fisik. Mulai dari kebersihan, taman kota, sanitasi hingga drainase perkotaan. Menurutnya, ini merupakan tren yang wajar mengingat aspek fisik memang aspek yang paling terlihat kekurangan maupun kelebihannya. “Tetapi juga bukan berarti masyarakat melihat bukan sebatas itu. Ada juga masukan yang menginginkan bahwa, kita tidak hanya membangun fisik tetapi dilihat juga bagaimana membangun akhlak dan moralitas masyarakat kota. Misalnya, ada masukan untuk menggalakkan aktivitas-aktivitas warga masyarakat pada jamjam tertentu yang diharapkan nanti dapat menginternalisasikan nilai-nilai baik masyarakat Kota Mataram,’’ bebernya. Sejauh ini, Jaring Asmara memang cukup berhasil membangun proses partisipasi. Namun, Martawang mengakui pencapaian ini belum cukup. Pihaknya menginginkan, program semacam ini tidak saja dijalankan dalam proses penyusunan RPJMD. Lebih jauh lagi, program ini diharapkan bisa melahirkan sebuah portal yang bisa menjadi ruang dialog yang secara intens bagi masyarakat Kota Mataram. Martawang meyakini, adanya dialog yang intens memungkinkan masyarakat untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan. ‘’Kami mencoba mendesainnya, mudah-mudahan nanti bisa menjadi sesuatu yang lebih terbuka selebar-lebarnya sebagai wujud dari komitmen Pemerintah Kota Mataram membuka ruang itu sekaligus siap menerima kritik dan saran yang konstruktif bagi pembangunan di Kota Mataram.’’ Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi menekankan, Jaring Asmara merupakan salah satu implementasi dari konsep pembangunan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Didi menegaskan, rakyat memang harus diberikan ruang untuk mengekspresikan keinginannya. Sebab, merekalah yang paling mengerti apa yang mereka butuhkan sesungguhnya. ‘’Tentu kebutuhan rakyat itu beragam sesuai dengan kondisinya masing-masing.’’ Kepada eksekutif, Didi mengingatkan bahwa Kota Mataram memiliki karakter yang heterogen, dengan kebutuhan yang beragam pula. Karakter ini membuat penentu kebijakan relatif lebih sulit dalam memformulasikan sebuah kebijakan. ‘’Tantangan kita adalah, bagaimana mengidentifikasi secara tepat aspirasi masyarakat itu, di kota itu lebih tinggi. Bagaimana ketepatan kita mengidentifikasi,’’ sarannya. Didi menegaskan, proses kurasi terhadap aspirasi masyarakat itu harusnya dilakukan melalui sistem yang baik. Jika tidak, maka ia akan berjalan tanpa arah. ‘’Sebatas hanya melakukan kerja-kerja, yang penting ini sudah kita bangun, kemudian ini masuk, soal bagaimana, soal nanti,’’ ujarnya. Selain program Jaring Asmara yang mengandalkan teknologi informasi, Didi juga menegaskan pentingnya membenahi Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat alias MPBM. Didi menegaskan, dalam MPBM, terdapat proses edukasi. Masyarakat dididik untuk menyalurkan aspirasinya secara bertanggung jawab. ‘’Juga masyarakat memiliki kemampuan untuk bisa menilai kesungguhan dari kita sebagai pelaksana amanah dari masyarakat. Bagaimana juga mengawasi, bagaimana mengevaluasi dan sebagainya.” Didi menyayangkan MPBM yang kini cenderung hanya dimaknai sebagai proses yang bermuara pada APBD semata. Padahal, seharusnya tidaklah
demikian. Didi menegaskan, MPBM seharusnya mengidentifikasi tiga hal. Pertama, persoalan yang harus dijadikan program pemerintah melalui APBD. “Dan program itu tidak mungkin dilakukan selain dari pemerintah. Nah kelihatannya ini sekarang yang dominan. Seolah-olah yang lain kurang penting,’’ ujarnya. Kedua, MPBM harus bisa mengidentifikasi persoalan-persoalan masyarakat dalam rangka partisipasi masyarakat. Dalam konteks ini, masyarakat menemukan masalahnya sendiri, masyarakat memahami masalahnya, dan mereka juga yang menangani masalahnya. Sementara identifikasi ketiga dilakukan untuk urusan yang tidak bisa ditangani sendiri oleh pemerintah atau masyarakat. Urusan semacam ini tentu harus ditangani bersama oleh kedua pihak. ‘’Pemerintah bisa bersinergi, masyarakat bisa bersinergi, pihak-pihak tertentu bisa menjadi bagian tidak terpisahkan dari memecahkan masalah,’’ tandasnya. Fairuz Abadi dari Lombok Inisiatif menilai, Jaring Asmara merupakan sebuah program yang memperkaya khazanah pembangunan di Kota Mataram. ‘’Kata Jaring Asmara pun cukup seksi, menarik memang. Dan saya terpesona,’’ sanjungnya. Menurut Fairuz, jika sebelumnya proses penjaringan aspirasi dilakukan melalui media tradisional seperti tatap muka, temu wicara dan lainnya, kini media itu saja tidak cukup. Fairuz memberikan gambaran bahwa penguasaan teknologi dalam berkomunikasi sudah mengalami perluasan yang cukup signifikan. Saat ini, ujarnya 60,4 persen penduduk Indonesia sudah mengakses internet. Tahun 2015, jumlah pengguna internet di Indonesia diproyeksikan mencapai 139 juta penduduk. Mengingat Kota Mataram saat ini memiliki penduduk sekitar 441 ribu jiwa, maka diperkirakan ada 240 ribu warga Kota Mataram yang mengakses informasi via internet. “Tarik saja 10 persen dari salah satu metodologi dari konsep itu sudah sangat dahsyat. Ada MPBM mulai dari tingkat lingkungnan, RT sampai tingkat kota. Tapi teknologi tidak bisa dibendung,’’ ujarnya mengingatkan. Fairuz meyakini, terobosan dengan memberikan ruang interaksi saja tidak akan cukup. Menurutnya, interaksi yang terjadi bisa saja mengandung muatan-muatan positif yang seharusnya tersimpan dalam server tersendiri yang dibangun pemerintah. “Sosial media yang kita pahami hanya tempat kita share bukan tempat simpan dokumen. Menyimpan dokumen harus pada sebuah situs portal website yang bertanggung jawab dengan server yang dilindungi negara,’’ sarannya. Fairuz menyebut portal ini bisa diberi nama Tekot Mataram. Tekot merupakan sebuah wadah dari daun pisang atau sejenisnya yang dipakai untuk menampung makanan. Secara filosofi, tekot ini memiliki kesamaan dengan keperluan penyimpanan dokumen-dokumen tadi. Selain itu, tekot juga merupakan akronim dari Teknologi Kota. Pendiri Kampung Media ini menegaskan, jejaring Tekot Mataram nantinya dapat dibangun di 50 kelurahan dan 322 lingkungan yang ada. “Kalau kita punya 300 motivator penggerak lingkungan yang kita desain dengan menggunakan portal Jaring Asmara, kemudian jadi Tekot Mataram, itu tidak terjebak ruang waktu,” tandasnya. Salah seorang masyarakat Kota Mataram, Jana Hamdiana menegaskan, pada dasarnya masyarakat Kota Mataram memiliki harapan yang sama dengan pemimpinnya. Hanya saja, ia menilai masih banyak kendala yang menghadang tercapainya harapan ini. Menurut Jana, MPBM sebagai salah satu fungsi pengelolaan aspirasi masyarakat memang masih memiliki kekurangan dan kelebihan. Karena itulah, MPBM perlu dipertajam dengan pola yang lebih peka dalam memenuhi hak masyarakat untuk mencari dan menemukan solusi atas persoalannya. Jana menegaskan, Jaring Asmara bisa dimanfaatkan sebagai tempat melakukan proses edukasi terkait bagaimana masyarakat menyalurkan aspirasinya. Ia berpesan, masukan-masukan dari masyarakat nantinya juga harus menjadi rujukan bagi Bappeda dalam menyusun program yang lebih canggih. Bahasa-bahasa yang disampaikan masyarakat, tentunya akan ditransformasikan dalam bahasa program yang bisa menjawab kebutuhan mereka. Jana pun menilai, program yang ‘’seksi’’ ini bisa mengharumkan nama Kota Mataram di pentas nasional, bahkan dunia. ‘’Kita berharap dengan Jaring Asmara yang dibuat oleh Kepala Bappeda yang katanya cukup ‘’seksi’’ ini. Harapan kita bagaimana Mataram bisa menggetarkan nasional apalagi (hingga) keluar negeri misalnya.’’ (aan/ndi/ron/yan/nas)
Halaman 19
Bisa Menjadi Kota Contoh Dari Hal. 1 Menurutnya, dialog antara penentu kebijakan dengan masyarakat di Kota Mataram bisa lebih dinamis dengan adanya medium ini. Menurutnya, masyarakat Kota Mataram memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan tentunya akan lebih terbuka dalam proses dialog menentukan kebijakan. ‘’Ya wajarlah kalau ada yang nyeleneh menolak, kita terima, tetapi justru itu yang terus kita gelorakan menjadi suatu portal. Apalagi itu tidak hanya jadi milik eksekutif, tetapi juga menjadi milik legislatif,’’ ujarnya. Melalui pengembangan program Jaring Asmara ke arah konsep portal, Basuki Prayitno menilai persoalan yang mencuat akan bisa dilihat dari sudut pandang eksekutif maupun legislatif. Konsep dari pihak-pihak ini nantinya akan digodok untuk menghadirkan solusi yang lebih optimal. ‘’Suatu isu itu kita garap, kemudian dapat solusi cerdas untuk persoalan Kota Mataram yang begitu kompleks ini. Karena Mataram yang luasnya sekitar 61 kilometer persegi harus kita betul-betul cerdas mengelola kota kecil.’’ Jika solusi-solusi cerdas yang muncul bisa dieksekusi dengan baik, Basuki yakin Mataram bisa menjadi kota rujukan bagi daerah-daerah lain. Hanya saja, Basuki menegaskan bahwa program ini tidak boleh terhambat oleh kendala politis. “Mudahmudahan di periode kedua ini, walikota tidak memiliki beban politik yang besar. Janganlah lagi tiru DPRD dengan eksekutif yang selalu ribut di kabupaten/kota lain. Ini Kota Mataram bisa produktif dan mempunyai keinginan yang sama. Sehingga kita berada dalam tataran komunikasi yang egaliter, seimbang tidak ada saling mencela,’’ ujarnya. Basuki mengaku dapat memaklumi jika aspirasi yang dihimpun via Jaring Asmara cenderung didominasi oleh aspirasi seputar perbaikan infrastruktur. “Pasti itu, karena masyarakat ingin dilihat cepat, karena kota pasti infrastruktur yang dilihat. Tetapi kita juga berbicara bagaimana menyiapkan sumber daya manusia, dan ekonomi. Karena basis ekonomi kota didukung oleh sektor perdagangan umum sama jasa dan kemudian hotel dan restoran,” ujarnya. Ia menambahkan, pembangunan ekonomi kerakyatan untuk mewujudkan slogan Mataram Untuk Semua juga harus diberi perhatian. Pariwisata yang tengah berkembang di daerah ini perlu dikembangkan sedemikian rupa untuk menyejahterakan masyarakat. ‘’Pasar rakyat tradisional yang ada di Mataram ini tidak ada perubahan dari sejak zaman saya SMA, sama saja. Padahal wisatawan mulai turun ke pasar pak, tetapi kalau kondisinya seperti itu kita tidak bisa terlalu berharap,’’ ujarnya. Menurutnya, pasarpasar tradisonal kita harus mulai dibenahi. “Kita berharaplah Pasar Cakra itu bisa masuk setengahnya dari Pasar Serpong, pasar yang bersih. Tidak ada sampah dan tidak ada aroma busuk,” ujarnya. Akademisi Unram, Dr. Mansur Afifi mengakui bahwa salah satu aspek yang perlu dibangun di Kota Mataram adalah aspek kesadaran. Ia mencontohkan, salah satu bukti pembangunan kesadaran yang tidak mudah adalah di bidang perpajakan. ‘’Persoalan pajak ini ada dua sebabnya, satu administrasi, dua kesadaran. Dan ketika kita tanya orang tentang bagaimana kita membangun kesadaran masyarakat mereka angkat tangan,” ujar Mansur. Ia menyebutkan, bukti konkret kurangnya kesadaran membayar pajak adalah minimnya jumlah pemilik Nomor Pokok Wajib Pajak alias NPWP. ‘’Kita lihat penduduk kita (di Indonesia) yang 250 juta ini hanya 30 juta NPWP. Itu artinya sisanya kan tidak
bayar pajak. Itu bentuk betapa rendahnya kesadaran.” Jaring Asmara, menurut Mansur bisa diharapkan menjadi salah satu metode untuk membangun kesadaran. Dalam hal ini, tentunya kesadaran untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan kebijakan pembangunan. Menurut Mansur, Jaring Asmara sesungguhnya bukanlah terobosan yang luar biasa. Ia menyebutkan, dalam Undang-undang 32 tahun 2004 pun sebenarnya penyusunan dokumen perencanaan sudah ditetapkan harus melibatkan masyarakat. Keterlibatan masyarakat itu tidak hanya informal tetapi juga bersifat formal, dilakukan mulai dari tingkat kelurahan sampai tingkat nasional. Mansur berharap, perubahan sebutan dan metode dalam membangun partisipasi masyarakat ini seharusnya juga diiringi dengan perbaikan secara substansi dan isi program ini. Ia tak menghendaki program yang dibuat dengan bersandarkan pada teknologi ini juga melahirkan daftardaftar keinginan yang sama dengan metode konvensional. Mansur menilai, keterlibatan masyarakat tidak boleh hanya berhenti setelah menghasilkan dokumen yang dibahas bersama eksekutif. Keterlibatan itu menurutnya juga diimplementasikan dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran/Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) bersama pemerintah dan legislatif. Menurutnya, secara normatif, keterlibatan masyarakat adalah bagian yang sangat esensial dalam proses perencanaan pembangunan. Malahan, jika masyarakat tidak terlibat dalam proses perencanaan, hal itu dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang. Karenanya, Mansur menilai, semua pihak tidak perlu terburu-buru menganggap Jaring Asmara sebagai program inovatif. Ia lebih sependapat jika dikatakan bahwa program ini lebih sebagai proses adaptasi terhadap kemajuan teknologi yang memungkinkan dibukanya kanal aspirasi melalui media sosial dan aplikasi di internet. Menurutnya, pemerintah memang harus terus beradaptasi dengan perubahan dinamika di tengah masyarakat. Keengganan untuk beradaptasi dengan dinamika di tengah masyarakat, menurut Mansur adalah ciri dari pemerintahan yang stagnan. ‘’Dalam undang-undang, keterlibatan itu bukan hanya sampai di proses pembahasan di legislatif, tapi juga di dalam pengawasan. Nanti juga buka selebar-lebarnya keterlibaan masyarakat di dalam pengawasan, pelaksanaan, pembahasan pembangunan bisa melakukan hearing dengan legislatif dan itu dimungkinkan oleh undang-undang,’’ ujarnya. Mansur mengungkapkan pula kekhawatirannya bahwa jika tidak dipilah dengan baik, maka persoalan klasik akan kembali muncul, di mana kebijakan yang dilahirkan tetap saja lahir dari daftar keinginan dan bukan daftar kebutuhan. Apalagi, ujarnya, pengguna media sosial seringkali tidak bertanggung jawab terhadap akun yang sudah dibuatnya. Menghadapi kemungkinan ini, skala prioritas menjadi hal penting. Mansur menegaskan, terbatasnya sumberdaya yang dimiliki pemerintah harus dijawab dengan adanya prioritas pada aspek tertentu dari pembangunan. “Cobalah Kota Mataram kita buat prioritas persolan sampai tidak lebih dari setahun. Tahun depan selesai urusan sampah, pindah lagi ke urusan yang lain, macet, kali bersih, jangan semuanya mau dikerjakan dalam waktu yang sama, tidak akan kelihatan hasilnya,” saran Mansur. Ia menilai, memegang teguh skala prioritas dalam pembangunan memang tidak mudah. Misalnya, akan ada SKPD yang keberatan dengan bujet mereka yang minim karena anggaran dialokasikan ke SKPD pengelola program
prioritas. Di sinilah menurutnya, duet kepemimpinan di Kota Mataram harus tegas. “Uang kita terbatas masalahnya, kalau tidak kita kelola dengan cara efektif dan efesien dengan skala prioritas yang tepat maka kita tidak akan pernah berhasil mengubah Kota Mataram ini. Modal Harmoni Kepemimpinan Akademisi Unram, Dr. Iwan Harsono meyakini Kota Mataram justru memiliki modal baik di bidang politik. Di mana, duet kepemimpinan kota ini relatif memiliki kohesi yang baik. Itu terbukti dari kembali tampilnya duet ini di periode kedua kepemimpinan mereka. Tak banyak walikota dan wakil walikota yang bisa mencapai tingkat keharmonisan seperti yang diperlihatkan H. Ahyar Abduh dan Mohan Roliskana. Iwan menganggap keharmonisan juga terlihat dalam hubungan eksekutif dan legislatif di kota ini. ‘’Saya lihat hubungan antara legislatif dan eksekutif itu dinamis dan kritis, tetapi terkendali. Maksud saya bagus, dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain hanya mencari-cari kesalahan. Yang kedua, sinergi antara walikota dengan wakilnya juga bagus, itu sudah modal, karena sudah dua periode. Itu modal yang bagus untuk kedepan,’’ ujarnya. Di jajaran birokrasi, Iwan menilai karakteristik yang mereka miliki cukup profesional. Mataram juga memiliki banyak birokrat potensial. Dengan kata lain, dari aspek pemerintahan, Iwan memandang Kota Mataram memiliki potensi untuk berkembang. Saat ini, Kota Mataram tinggal mengembangkan ikon yang mereka miliki. ‘’Saya lihat Singapura maju itu karena memiliki ikon. Mataram juga punya ikon itu, yakni basis unggulan ada pendidikan dan jasa, pariwisata, dan perdagangan umum. Nah ini modal yang sudah sangat bagus,’’ ujarnya. Dalam proses mengelola Jaring Asmara, Iwan menggarisbawahi sejumlah problem. Salah satunya, terkait asumsi-asumsi yang melatarbelakanginya. Menurut Iwan, program ini dibangun dengan menggunakan asumsi bahwa masyarakat Kota Mataram telah melek media. Asumsi berikutnya adalah mereka sudah berpendidikan tinggi sehingga bisa melakukan proses komunikasi yang santun dan cerdas. Selain itu, harus dipastikan bahwa proses komunikasi yang terbangun melalui kanal ini bisa berlangsung dengan jujur. “Kadang-kadang orang kita itu ingin menghujat itu sering sembunyi dengan akun palsu. Itu harus kita jaga bahwa aspirasi itu benar-benar yang aspirasi yang benar, bukan sebagai ruang untuk membalas kekesalan.” Menurut Iwan, Jaring Aspirasi lewat media sosial ini sebenarnya lebih menjadi pendukung, dari apa yang telah sukses dilakukan di Kota Mataram melalui MPBM. Ke depannya, Iwan berharap Jaring Aspirasi terus disosialisasikan dan dikembangkan manfaatnya hingga ke tingkat lingkungan di Kota Mataram. Pada dasarnya, ujar Iwan, Jaring Asmara merupakan sebuah program untuk memulai proses agregasi kepentingan. Karenanya, apa yang masuk dalam proses ini patut dicermati. Jika masukan yang diterima lebih banyak berupa ‘sampah’ alias perilaku komunikasi yang tidak produktif, maka dikhawatirkan kebijakan yang dibuat berdasarkan masukan-masukan tersebut juga akan ikut tercemar. Di titik ini, Iwan mengaku sependapat dengan Mansur Afifi soal pentingnya skala prioritas dalam pembangunan. Meski membuka ruang partisipasi bagi masyarakat, menurut Iwan pemerintah juga tidak mungkin mengiyakan semua permintaan mereka. “Bagimana benang merah dari semua keinginan ini. (Sumberdaya) kita terbatas
tetapi mau memenuhi keinginan yang banyak ini,” ujarnya. Iwan menegaskan, prioritas adalah hal yang mutlak diperlukan dalam pembangunan sebuah daerah. ‘’Karena memang kalau kita ikuti keinginan semunya, tidak cukup uang. Dari APBD kita Rp 1,2 triliun, ini bagaimana menciptakan inovasi ke depan dengan apa-apa yang kita miliki saat ini. Jadi semua ini, birokrasi yang profesional pun harus paham, apa yang dibaca dan selama ini ditulis.’’ Terhadap upaya memberikan bobot kepada aspirasi yang masuk, Iwan menyuarakan perlunya dibangun dinamika pemikiran di dalam pemerintahan. Jaring Asmara, menurut Iwan tidak boleh hanya menjadi monopoli pihak eksekutif saja. Di legislatif, menurut Iwan, juga perlu dibuat konsep tandingan yang bersumber dari aspirasi yang mereka himpun. Adanya konsep yang beragam, menurut Iwan bisa saja memperkaya kebijakan yang dibuat Pemkot Mataram. “Kan di dalam RPJM itu ada RPJM legislatif, jadi kita harus transform mengubah (kebiasaan) DPRD itu membahas buatan RPJM yang diusulkan oleh eksekutif. Ini memberi bobot bahwa kalau dilakukan oleh dua lembaga, supaya ini memberi bobot.’’ Iwan mengemukakan, di beberapa kota di Asia Tenggara, partisipasi masyarakat dalam menentukan arah pembangunan sudah dibangun sedemikian rupa. Di beberapa kota, ujarnya, dokumen ringkasan APBD, ringkasan RPJM disediakan di kotak-kotak informasi yang setiap saat bisa diakses masyarakat. Jika masyarakat bisa mengaksesnya, mereka bisa mengetahui kebijakan apa yang ditempuh terkait sampah, misalnya. Jika didapati adanya kebijakan yang dirasa kurang tepat, maka masyarakat bisa saja melaporkannya langsung ke penentu kebijakan. Sementara itu, H. Rudy Razak selaku seorang akademisi juga menyinggung pentingnya perhatian terhadap sejumlah persoalan fasilitas dasar yang masih banyak ditemukan di Kota Mataram. Misalnya, problem rumah kumuh, sanitasi, air bersih hingga sampah. Rudy mengkhawatirkan kondisi Kota Mataram yang semakin padat. Hal ini menurutnya terlihat dari semakin sulitnya mengendalikan lalu lintas. Dari hari ke hari aktivitas berlalu lintas di sejumlah titik Kawasan Tertib Lalulintas (KTL) semakin memperlihatkan kecenderungan yang mencemaskan. “Walaupun hampir empat tahun dicanangkan KTL, belum berhasil, mulai dari BI ke timur. Masih ada saudara kita markir mengantar anaknya sekolah sementara jalan tidak bisa dilebarkan,’’ ujarnya mencontohkan. Rudy juga memberikan penegasan menyangkut tata ruang yang mengacu pada Undang-undang Nomor 26 tahun 2007. “Di NTB provinsi sudah punya Perdanya. Kabupaten/ kota sudah punya Perda, tapi di tataran implementasi aplikasi belum running well. Perlu kita jawab di Jaring Asmara,” ujarnya. Mengingat Kota Mataram juga dilalui sejumlah sungai, Rudy menegaskan pentingnya Prokasi alias Program Kali Bersih yang saat ini sudah langka. Padahal, menurut Rudy, program ini sangat penting sekali untuk membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola kebersihan empat sungai di Mataram, yaitu Jangkok, Ancar, Bernyok, dan Unus. “Dulu 1997 sampai 2009 sebelum saya pensiun di pemerintahan, program Kali Ancar bersih, Jangkok bersih, ini kita teruskan. Tidak membutuhkan budgeting, hanya partisipasi masyarakat masingmasing kelurahan dan lingkungan sekitar sepanjang Kali Jangkok, begitu juga Kali Ancar, Kali Unus. Sekarang parah sekali,’’ ujarnya. (aan/ ndi/ron/yan/nas)
Mutasi Dinilai sebagai Jawaban Kinerja SKPD Lelet Dari Hal. 1 kata Ahyar ketika diminta pandangannya terhadap mutasi besar-besaran yang dilakukan Gubernur NTB, Sabtu (4/6) di Mataram. Menurutnya, mutasi yang dilakukan itu cukup bagus. Mengingat Sekda NTB juga orang yang baru dilantik pekan kemarin. “Saya kira ada alasan-alasan dari Baperjakat kenapa non job, kenapa ini diganti. Saya kira kinerja yang menjadi dasar umumnya. Tentu mutasi kali ini mungkin dalam rangka membangun tim yang solid, untuk serapan anggaran yang bagus,’’ ujarnya. Dengan adanya tim yang
solid, kata Ahyar, maka akan berimplikasi terhadap kinerja SKPD daalam upaya melakukan percepatan pembangunan daerah sesuai dengan targettarget yang tertuang dalam RPJMD 2013-2018. Ahyar menambahkan, harus ada targettarget bagi kepala SKPD yang baru. ‘’Dalam satu tahun ini memang Sekda itu harus memantau SKPD baru mutasi ini. Saya kira ukuran-ukurannya ada,’’ tambahnya. Ditanya apakah penempatan pejabat yang menduduki jabatan eselon II sudah tepat? Dosen IAIN Mataram ini mengatakan tentunya hal itu sudah melalui proses di Badan Pertimbangan Jabatan
dan Kepangkatan (Baperjakat). Pejabat yang baru memiliki tantangan yang besar terutama Kepala Dinas Dikpora. Pasalnya, kewenangan pendidikan jenjang SMA/SMK dan pendidikan khusus akan beralih ke provinsi. ‘’Kemudian BKPMPT, Pak Chairul saya kira bagus. Saya sering ketemu beliau memang bagus, sisi menterjemahkan RPJMD provinsi itu bagus. Tinggal SKPD yang lain. Itu nanti Sekda sebagai komandan birokrasi harus memantau betul. Harus objektif dalam memantau kinerja-kinerja SKPD yang dimutasi kemarin,’’ sambungnya. Ahyar menyarankan Sekda
NTB yang saat ini di bawah Komando Dr. H. Rosiady H.Sayuti, M.Sc dapat melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja kepala SKPD yang baru dilantik. ‘’Ketika itu tak sesuai dengan targettarget RPJMD dievaluasi saja. Harus ada evaaluasi rutin dilakukan Sekda terhadap kepala SKPD mutasi kemarin. Sehingga masyarakat ini menikmati atau dilihat hasil kerja dari Pemprov.’’ Dalam mutasi tersebut, sejumlah jabatan eselon II bergeser, ada yang ditempatkan di Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Daerah (TGP2D) dan ada satu orang yang non job. Tercatat, 29 jabatan eselon II kena mutasi. (nas)
BERLANGGANAN/PENGADUAN LANGGANAN HUBUNGI : 081917095270 - 081357355362
Senin, 6 Juni 2016
Harian Suara NTB
@hariansuarantb
@hariansuarantb
http://facebook.com/hariansuarantb
http://twitter.com/hariansuarantb
http://instagram.com/hariansuarantb
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Perangi Ideologi Anti Pancasila dan Ancaman Komunis Gaya Baru Mataram (Suara NTB) Ramai tentang informasi bangkitnya faham komunis diharapkan tidak disepelekan. Kemunculan dalam bentuk atribut dan simbol palu arit, harus disikapi sebagai persoalan bangsa sebab berpotensi mengancam ideologi Pancasila. Jika ini terjadi, maka pelakunya harus diperangi. Ajakan itu disampaikan Ketua Legiun Veteran Brijen TNI (Purn) H. Abdul Kadir dan Danrem 162/WB Kol. Inf. Farid Makruf, MA saat memberi arahan dalam pertemuan jajaran Korem 162/WB dengan purnawirawan TNI, di Perumahan Pepabri, Pagesangan Mataram, Sabtu (5/6) lalu. Bahwa gerakan anti Pancasila terindikasi sudah muncul. Ancaman semacam ini harus dianalisa, sehingga mudah diantisipasi. Paling diingatkannya, jika ideologi anti Pancasila ini justru datang dari oknum TNI. ‘’Yang paling berbahaya, jika ideologi anti Pancasila ini tidak akan bergerak jika tidak ada oknum TNI di dalamnya. jangan sampai ini terjadi,’’ ujarnya mengingatkan. Sebagai alat negara, TNI yang sejati sudah harus mampu menyadari ini sebagai ancaman, dengan mendeteksi berbagai modus kemunculannya. ‘’Bila harus, kita mati untuk Pancasila,” ujarnya bersemangat. Semangat ideologi Pancasila ini menurut Abdul Kadir tidak boleh pudar sedikitpun di masing masing prajurit TNI. ‘’Bila perlu katakan begini, langkahi mayat saya kalau mau hancurkan ideologi Pancasila,’’ pintanya. Dia mengingatkan juga, jika TNI
ingin tetap kuat, maka harus bersama rakyat. TNI ibarat ikan yang membutuhkan air. “Jika airnya habis, maka habislah TNI,” ujarnya dalam ancara yang dihadiri pengurus dan anggota FKPPI NTB itu. Maka jangan pernah mengurangi atau menghentikan komunikasi dengan rakyat, dengan cara paling efektif adalah turun langsung ke tengah tengah rakyat. “Ini adalah bagian dari tugas TNI menjaga teritorial,” sarannya. Sementara Danrem 162/WB Kol. Inf. Farid Makruf,MA juga mengingatkan seputar hal sama, ancaman dengan munculnya ideologi komunis. Tidak henti hentinya ini diingatkan, agar masyarakat tetap menjadikannya ancaman serius karena memang negara melarang keras kemunculannya, dalam wujud Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia
bercerita, pernah disarankan agar tidak terlalu merisaukan paham komunis yang muncul di Indonesia dan NTB khususnya karena masih bersifat semu. Justru disarankannya semua pihak harus punya sikap apriori sehingga bisa menentukan langkah, sebagaimana sikap tegas TNI dengan menangkap dan mengamankan pelaku penyebaran paham komunis. Maka ketika ada yang menganggap ini bukan ancaman, dirinya mengaku keberatan. Diingatkannya, saat ini sudah ada kebangkitan komunis gaya baru. Dimana, tanggal 16 Mei lalu, a d a pi-
Farid Makruf
(Suara NTB/ars)
hak yang mengaku membawa nama PKI datang ke Denhag Belanda, meminta agar Indonesia diadili, kemudian meminta maaf kepada PKI. “Apakah ini bukan ancaman,’’ tanyanya. Pemikiran-pemikiran kiri seperti Karl Marx yang bersentuhan lansung dengan ideologi komunis juga dimintanya diwaspadai. Dalam tulisannya, diulas Danrem, Karl Marx menyebut, bagi PKI mewujudkan revolusi hanya bisa dilakukan dengan pembunuhan dan penculikan. ‘’Bayangkan, apakah hal-hal mengerikan ini kita biarkan meracuni pemikiran generasi,’’ tanyanya. Belum lagi pemikiran tokoh politik Rusia, Vladimir Lenin, yang mengaku tidak perduli puluhan juta mayat bergelimpangan terpenting komunis berdiri di negeri ini. Rangkaian peristiwa kedatangan tokoh komunis di Belanda dan pemikiran pemikiran kiri itu menurutnya tidak sampai di sana. Kemunculan komunis gaya baru terlihat berkamuflase dalam bentuk pertunjukan. Sebagaimana terjadi pada Simposium di Taman Ismail Marzuki dengan judul “nyanyi sunyi genjer genjer”. Acara itu pun terpaksa dibubarkan aparat. Bentuk lain dengan pembuatan film yang berusaha mengungkit lagi ideologi ini melalui Film Senyap. Danrem kembali mengeluarkan catatan tentang aturan tegas larangan komunis di Indonesia. ‘’Selama Tap MPRS Nomor 6 dan Undangundang Nomor 27 tahun 1999 belum dicabut, maka PKI tetap dilarang sampai kapanpun,’’ tegasnya. (ars/*)