HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
16 HALAMAN NOMOR 84 TAHUN KE 12
SUARA NTB
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SABTU, 11 JUNI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Presiden Puji Pertumbuhan Ekonomi NTB Mataram (Suara NTB) Serangkaian kunjungan kerja selama dua hari di NTB, 10-11 Juni 2016, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan diri shalat isya dan tarawih berjamaah di Masjid Attaqwa Mataram. Pada kesempatan tersebut, Presiden mengungkapkan tujuannya datang ke NTB adalah melihat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) kapasitas 2x25 MW di Jeranjang, Lombok Barat. Orang nomor satu di Indonesia ini juga memuji pertumbuhan ekonomi NTB pada kwartal pertama 2016 yang mencapai 9,9 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,9 persen. ‘’Tadi siang saya melihat pembangunan pembangkit listrik, langsung meluncur ke NTB. Besok pagi (hari ini) juga saya melihat lagi pembangunan pembangkit listrik tenaga gas yang ada di Jeranjang sebesar 2x25 MW. Dan di provinsi-provinsi yang lain juga,’’ kata Presiden saat memberikan sambutan sebelum pelaksanaan shalat tarawih berjamaah di Masjid Attaqwa Mataram, Jumat (10/6) malam. Pada kesempatan tersebut, Presiden menegaskan persoalan listrik akan betul-betul diurus oleh pemerintah saat ini. Pasalnya, setiap melakukan kunjungan kerja ke daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi, yang menjadi keluhan masyarakat adalah listrik yang sering byarpet. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
TIBA DI LIA - Presiden Jokowi disambut Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi saat mendarat di LIA, Jumat (10/6) kemarin.
Tindak Tegas Distributor Sembako Nakal
(Suara NTB/ist)
SHALAT TARAWIH - Presiden Jokowi, Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Wajdi, Wakil Gubernur NTB, H.Muh.Amin, Sekda NTB, H.Rosiady Sayuti melaksanakan shalat tarawih di Masjid Attaqwa, Mataram, Jumat kemarin.
TO K O H Respons Terbitnya SP3 TIGA hari menjabat sebagai Kajati NTB, Tedjolekmono, SH, MM belum banyak berkomentar. Bahkan tak mau terpancing ketika ditanya terkait penghentian penyelidikan tiga kasus dugaan korupsi sebagai ‘’sambutan’’ kedatangannya. “Saya tahu ada SP3 kasus, tapi kalau mau tanya itu, saya belum bisa jawab,” kata mantan Wakajati Gorontalo ini, Jumat (10/6). Bersambung ke hal 15 Tedjolekmono (Suara NTB/ars)
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/dok)
Panggil SKPD Lelet
H. L. Imam Maliki
TIM Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Daerah (TGP2D) sedang menjadwalkan memanggil sejumlah SKPD yang lelet mengajukan lelang proyek ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) NTB. Berdasarkan data dari Biro Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (AP&LPBJP), Bersambung ke hal 15
Kejaksaan Sasar Pengalihan ’’Vertical Dryer’’ Kota Mataram Mataram (Suara NTB) Munculnya dugaan ada penyimpangan pada proyek alat pengering padi atau disebut vertical dryer berawal dari protes warga terkait pengalihan alat ini dari Kota Mataram ke Lombok Barat (Lobar). Protes inilah yang menjadi pintu masuk Kejaksaan Tinggi NTB melakukan penyelidikan. Dalam dokumen yang dilampirkan pelapor dalam kasus ini, berisi protes dari Kelompok Tani (Poktan) Sayang Daye II beralamat Rembiga Mataram, yang cukup lama menunggu bantuan alat pengering padi (vertical dryer) berikut gudangnya. Hingga pertengahan Agustus 2015, tak kunjung ada. Padahal sesuai Surat Keputusan (SK) dari Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram tanggal 29 Mei 2015, Poktan inilah yang berhak menerima bantuan. Namun bantuan itu justru diberikan ke Poktan Pandan Wangi, yang bergerak di bidang penangkar benih padi dan hortikultura di Desa Gontoran, Kecamatan Lingsar, Lobar. ‘’Protes kelompok ini jadi pintu masuk penyelidik mengusut pengadaan vertical dryer,’’ kata Juru Bicara Kejati NTB Made Sutapa, SH melalui tim penyelidik Zuliadi, SH, Jumat (10/6) kemarin. Masih ditelisik, apakah dari proses pengalihan bantuan ini ada pelanggaran ketentuan pidana sesuai Undang – Undang 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah Undang Undang 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB me-warning seluruh distributor sembilan bahan pokok (Sembako) di daerah ini agar tidak melakukan penimbunan yang mengakibatkan kelangkaan pasokan di pasaran. Pemprov NTB melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan melakukan pengawasan dengan mengecek stok sembako di gudanggudang distributor yang ada. Jika ada distributor nakal, maka akan tindakan tegas atau tindakan hukum.
‘’Kita akan mengecek ketersediaan barang, kemudian modus-modusnya andai kita temukan. Tapi belum tentu barang yang ditimbun itu sebagai suatu modus, harus dicermati. Bisa jadi itu mensiasati kebutuhan menjelang lebaran karena nanti distribusi menjelang lebaran kan prioritas kepada orang,” kata Asisten II Perekonomian dan pembangunan Setda NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si dikonfirmasi Suara NTB kemarin. Bersambung ke hal 15
DPD RI Soroti Kenaikan Harga Pangan
(Suara NTB/why)
DIKLARIFIKASI - Kepala Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian dan TPH NTB, Nur Ilmia usai diklarifikasi di kejati NTB,Kamis (9/6).
Mataram (Suara NTB) Anggota DPD RI, Drs. H. Lalu Suhaimi Ismy, menyoroti kenaikan harga pangan yang terjadi saat ini. Menurutnya, dalam situasi ini pemerintah harus menunjukkan itikad baik karena kenaikan bahan pokok tidak hanya terjadi tahun ini saja. Akan tetapi, terus berulang hampir tiap tahun. “Instansi terkait harus melakukan koordinasi dan upaya strategis,” ujar Suhaimi melalui rilis yang diterima Suara NTB. Suhaimi menyebutkan sejumlah upaya konkret yang harus dilakukan. Misalnya saja, jika stok bahan pokok terpenuhi tapi harga naik, maka harus segera dilakukan operasi pasar. Bersambung ke hal 15 H. Lalu Suhaimi Ismy (Suara NTB/ist)
Program Kepala SKPD Baru (3)
Tingkatkan Koordinasi Antar-SKPD, Pastikan Permasalahan Tuntas Dalam mutasi yang digelar pekan kemarin, dua Asisten pada Sekretariat Daerah (Setda) NTB berganti. Sekarang, Asisten I Tata Praja dan Aparatur dijabat oleh Dr. M. Agus Patria, SH, MH, yang sebelumnya menjabat Inspektur Inspektorat NTB. Kemudian, Asisten III Administrasi Umum dan Kesra dijabat Drs. H. Bacharudin, M.Pd yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
Bachruddin (Suara NTB/dok)
ASISTEN I Tata Praja dan Aparatur Setda NTB, Dr. M. Agus Patria, SH, MH hanya menjawab singkat ketika dikonfirmasi apa program atau terobosan yang akan dilakukan. Agus mengatakan, sebagai Asisten I yang mengkoordinir
beberapa SKPD, dirinya akan memperkuat koordinasi antar-SKPD. ‘’Sehingga, nantinya gubernur bisa mengetahui persoalan-persoalan atau program-program yang berkaitan dengan masing-masing SKPD. Kita mensinergikan, fungsinya bagaimana supaya program-program di masing-masing SKPD itu terutama di lingkup Asisten I berjalan dengan baik,’’ kata Agus kepada Suara NTB, Jumat (10/6) siang kemarin. Menurutnya, koordinasi dan sinergitas antarSKPD dalam ruang lingkup koordinasi Asisten I merupakan hal yang paling utama akan dilakukan. Jika semua SKPD mampu bersinergi, kata mantan Penjabat Bupati Dompu ini, maka birokrasi akan bergerak cepat sesuai dengan harapan pimpinan. Bersambung ke hal 15
M. Agus Patria (Suara NTB/dok)
4 : 54
5:04
12:17
15:37
18:07
19:21