HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 59 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
JUMAT, 13 MEI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/ist)
PANEN PADI - Pada pertengahan bulan Mei 2016 ini, petani di sejumlah daerah di NTB, termasuk di Kota Mataram memasuki panen raya. Hasil gabah NTB memiliki kualitas bagus , sehingga banyak pengusaha luar daerah membeli beras dari NTB. Tampak petani sedang panen di wilayah Selagalas Kota Mataram .
Gubernur Minta Bulog Hentikan Beli Beras dengan Harga Rendah Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menegaskan, tidak ada alasan (bagi Bulog) membeli beras NTB dengan harga lebih rendah dari harga beras daerah lainnya. Karena, kualitas beras NTB termasuk yang terbaik. ‘’Cara seperti ini tidak boleh berlanjut. Harus dihentikan kalau memang benar ada,’’ tegas gubernur menjawab konfirmasi Suara NTB via WhatsApp, Kamis (12/5) kemarin menanggapi rendahnya harga beras komersil NTB dibandingkan daerah lainnya. Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB menyebutkan, harga pembelian beras komersil
Bulog Divre NTB tahun 2015 paling rendah jika dibandingkan sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Harga beras komersil di Bulog Divre Bali, Rp 9.000 per Kg. Kemudian Bulog Divre Jawa Tengah dan Jawa Timur masingmasing Rp 9.010 per Kg dan Rp 9.300 per Kg. Sedangkan harga beras komersil dibeli Bulog Divre NTB hanya Rp 8.600 per Kg. Bersambung ke hal 15
TO K O H
Kasus BSS Banyumulek
BPKP Simpulkan Ada Kerugian Negara
Bedah Data Rawan Pangan
BUPATI Kabupaten Lombok Utara (KLU), Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH mempertanyakan data Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB yang menyebutkan lima kecamatan di Lombok Utara rawan pangan. Meskipun demikian, bupati mengaku akan tetap mengacu kepada data tersebut. ‘’Karena ini data, kita pakai saja sebagai acuan kita untuk bekerja. Bersambung ke hal 15 H. Najmul Akhyar (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R
Jelang MTQ
Pemprov dan Pemkot Percepat Program Fisik
Kaling Duta Anti Narkoba WAKIL Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, S.Sos, MH mengatakan, Pemkot Mataram memiliki komitmen yang kuat dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Data dari Polda NTB, Kota Mataram termasuk daerah peringkat ke tiga, tingkat kerawanan penyalahgunaan narkoba di NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/cem)
SILATURAHMI - Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H.Agus Talino (paling kiri), saat bersilaturahmi diterima Walikota Mataram H.Ahyar Abduh didampingi Plt. Sekda Kota Mataram, H. Effendi Eko Saswito dan Kepala Dinas PU Kota Mataram, H. Mahmuddin Tura.
Mataram (Suara NTB) Pemerintah Provinsi NTB dan Pemkot Mataram mulai mempercepat sejumlah proyek fisik, menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional Juli mendatang. Pemprov dan Pemkot Mataram berbagi tugas dalam menyelesaikan proyek fisik yang sifatnya mendesak. ‘’Pemprov mempercepat perbaikan jalan di sekitar lokasi pelaksanaan MTQ. Sedangkan Pemkot Mataram, menata trotoar, lampu penerangan jalan umum, menata PKL dan lain sebagainya,’’ jelas Walikota Mataram, Bersambung ke hal 15
H. Mohan Roliskana (Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Kasus dugaan penyimpangan program Bumi Sejuta Sapi (BSS) di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Lombok Barat (Lobar) memasuki babak baru. Diusut Polres Lobar sejak 2015 lalu dan masuk dalam supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), auditor menemukan ada kerugian negara dalam kasus ini. Kesimpulan temuan keru-
Mataram (Suara NTB)Ancaman digugat secara perdata oleh Jaksa Pengacara Negara (JPN) menyusul minimnya pengembalian kerugian negara yang dinilai sampai saat ini masih sangat minim dari para anggota DPRD NTB, ditanggapi santai. Anggota DPRD NTB bahkan mempersilakan jika JPN akan melayangkan gugatan perdata. Anggota DPRD NTB Drs. Sahafari Asy’ari yang dikonfirmasi oleh Suara NTB, Kamis (12/5) kemarin mengatakan bahwa ia mempersilakan Kejaksaan untuk meng-
(Suara NTB/Humas Setda NTB)
ANTRE - Peserta Rakor yang terdiri dari para kepala daerah di NTB dan pejabat lain yang mengikuti Rakor Kamis (12/ 5) kemarin, langsung menjalani tes urine. Tampak para pejabat antre untuk diambil urinenya, kemarin. melakukan tes urine terhadap seluruh pejabat yang hadir. “Yang terkait dengan kedisiplinan internal pemerintah daerah. Jadi kita sudah sepakat, provinsi dan kabupaten/kota
Investigasi. Dalam catatannya saat hasil audit diserahkan, ada beberapa koreksi soal penentuan kerugian negara. Bahkan dipastikannya akan bertambah dari yang ditemukan tim. “Ada beberapa koreksi saya untuk penambahan kerugian negara. Seperti, uang itu dipakai untuk beli tanah. Itu sudah kita masukkan menjadi kerugian negara, Bersambung ke hal 15
Anggota DPRD NTB Persilakan JPN Menggugat
Gubernur dan Bupati/Walikota Sepakat Pecat ASN Pengguna Narkoba Mataram (Suara NTB) Dalam rapat koordinasi (Rakor) gubernur dan bupati/ walikota yang digelar di Pendopo Timur, Kamis (12/5) siang kemarin, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta Kepala BNN Provinsi NTB, Kombes Pol Drs. Sriyanto, M.Si melakukan tes urine kepada semua pejabat yang hadir. Dalam rakor tersebut, gubernur dan seluruh bupati/ walikota sepakat untuk memecat Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terbukti dari hasil tes urine sebagai pengguna narkoba, baik dari jabatan struktural maupun dari posisi ASN. Gubernur dikonfirmasi usai Rakor mengatakan, tes urine yang dilakukan usai pelaksanaan Rakor tersebut mendadak. Ia meminta Kepala BNN untuk mengerahkan petugas yang dimiliki untuk
gian negara itu setelah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit investigasi atas permintaan penyidik Polres Lobar. ‘’Sudah saya paraf, ada kerugian negaranya,” kata Kepala BPKP NTB, Bonardo Hutauruk AK.,MM menjawab Suara NTB, Kamis (12/5) petang. Ditanya jumlah kerugian negara, akan diceknya lagi ke tim auditor di bawah Korwas
bahwa ASN di provinsi dan kabupaten/kota yang tes urinenya positif dan setelah diklarifikasi sudah jelas penyalahgunaan narkoba itu dipecat. Bersambung ke hal 15
gugat perdata para anggota DPRD NTB yang dinilai lamban dalam mengembalikan kerugian negara itu. ‘’Jikapun Kejaksaan akan menggugat lagi secara perdata, ya kita persilakan saja. Itu urusan Kejaksaan. Karena kalau saya tetap sampai sekarang mencicil,’’ ujarnya. Menurut Shafari, dirinya secara pribadi selama ini masih aktif untuk mencicil. Di mana cicilan untuk mengembalikan kerugian negara itu langsung dipotong dari gajinya sebagai anggota DPRD NTB. Bersambung ke hal 15