Snt 1632016

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

RABU, 16 MARET 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 12 TAHUN KE 12 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Dievaluasi, Tidak Perlu Resah

(Suara NTB/bul)

BEKERJA SAMBIL MENJAGA ANAK - Bagi sebagian ibu rumah tangga, menjaga anak bisa dilakukan sambil bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Seperti yang dilakukan ibu rumah tangga di Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah ini. Mereka bisa bekerja mencari nafkah dari membuat ketak, sambil menjaga buah hatinya seperti tampak dalam gambar.

WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si mengatakan 12 pimpinan SKPD yang dievaluasi pada tahap pertama Januari lalu masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya dalam tenggat waktu tertentu. Ia juga meminta piminan SKPD tak perlu khawatir jika direposisi dari jabatannya saat ini. “Jangan diartikan evaluasi itu akan menghambat karir ataupun sebuah penilaian yang arahnya negatif. Ini justru memberi ruang pegawai itu dalam karir. Pak Gubernur membentuk tim itu untuk memotivasi pimpinan SKPD dalam peningkatan kinerja,” kata Wagub di Mataram, Selasa (15/3) sore kemarin. Menurutnya, evaluasi kinerja pimpinan SKPD itu merupakan salah satu strategi mendapatkan kinerja yang terbaik. Ia menegaskan, Bersambung ke hal 15

Kajari Selong Kaji SP3 Kasus Bansos Oknum Anggota DPRD NTB Mataram (Suara NTB) Keputusan penghentian penyidikan kasus dugaan korupsi dana bantuan social (Bansos) yang melibatkan oknum anggota DPRD NTB, H.R, masih terus menggelinding. Pihak Kejaksaan Negeri Selong (Kejari) mengklarifikasi perkara yang sudah di SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) Polda NTB tersebut.

96 Satker Perlu Evaluasi SERAPAN anggaran untuk satker pengelola belanja APBN di NTB hingga akhir Februari 2016 tercatat telah mencapai 7,89 persen. Capaian ini mengalami peningkatan di banding tahun 2015 lalu. Meski demikian, sebanyak 96 Satuan Kerja (Satker) pengelola dana APBN di NTB masih mendapatkan status Perlu Evaluasi. Menurut Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPP) NTB, Taukhid, SE, M.Sc.IB, MBA, status Perlu Evaluasi diberikan kepada Satker yang hingga akhir Februari masih mencatatkan realisasi anggaran sebesar nol persen alias kosong. Menurut Taukhid, capaian itu dimungkinkan karena adanya Satker yang tidak memiliki belanja pegawai. Selain status Perlu Evaluasi, Kanwil DJPP NTB juga memberikan status lain kepada Satker dengan capaian berbeda. Bersambung Taukhid ke hal 15 (Suara NTB/aan)

KO M E N TTAA R Ditargetkan Rampung 2016 LAMA hilang kabarnya, pihak Kejaksaan Negeri Dompu menegaskan, penyelidikan dana Tambora Menyapa Dunia (TMD) masih berlanjut. Sejumlah pihak masih harus diklarifikasi. Penyelidikan objek ini pun ditargetkan rampung tahun 2016. ‘’Harapan saya, penyelidikan TMD segera rampung tahun ini,’’ kata Kajari Dompu, Hasan Kurnia HS, SH, menjawab Suara NTB, Selasa (15/3). Tahapan yang masih berlangsung, klarifikasi ke sejumlah pihak. Hanya saja, Kajari mengaku belum dapat informasi detail soal saksi dimaksud, karena masih ditangani tim penyidik Pidsus. Namun sebagai gambaran, pihak – pihak yang sudah diklarifikasi adalah rekanan penyelenggara. Bersambung Hasan Kurnia ke hal 15 (Suara NTB/why)

Berkas atas nama tersangka H.R, tak kunjung bisa naik ke tahap dua (pelimpahan tersangka dan barang bukti). ‘’Kami (jaksa) hanya peneliti fakta yang dibikin penyidik. Ketika postur perkara belum dapat terpenuhi syarat formil maupun materiilnya, kami beri petunjuk. Kalau lengkap, kami P21,’’ kata Nur Rohman, beberapa saat sebelum jabatannya

diserahterimakan kepada Kajari Selong yang baru, di Aula Kejati NTB, Selasa (15/3). Kasus ini dijelaskannya, awalnya disidik oleh Polres Lotim. Kemudian menetapkan tersangka pimpinan Ponpes Nahdatussyaufiah, Pesantren Nahdlatus Shaufiah Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba, Lotim, Kamaludin, S.Ag. Kamaludin divonis

Tri Cahyo Hananto (Suara NTB/why)

Wagub Tolak Kebijakan Pensiun Dini ASN Mataram (Suara NTB) Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si menolak rencana pensiun dini Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan dilakukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB). Menurutnya, kebijakan itu menyebabkan keresahan di kalangan ASN di daerah ini. Selain itu, kebijakan ini juga berpotensi menambah angka pengangguran baru. ‘’Ini suatu kebijakan yang kontroversial. Pertama ini bukan hanya orang akan kehilangan pendapatan. Ataupun penghasilan tapi kehilangan pekerjaan, ini berat. Bersambung ke hal 15

H.Muh.Amin

Pemprov Siapkan Dua Skenario Penanganan Kerusakan Jembatan dan Jalan Putus Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyiapkan dua skenario untuk penanganan kerusakan jalam dan jembatan putus akibat bencana banjir yang terjadi di daerah ini selama tiga bulan terakhir. Pemprov sedang mengusulkan penggunaan Dana Siap Pakai (DSP) jika itu masih dalam masa transisi pemulihan. Namun, jika masa transisi pemulihan sudah lewat maka Pemprov akan mengupayakan dana rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) dari BNPB. Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU NTB, Ir. H. Syahdan ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (15/3) siang kemarin. Syahdan mengungkapkan, pada akhir pekan kemarin, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si didampingi Kepala BPBD NTB, Ir. H. Azhar, MM menemui pejabat BNPB. ‘’Kalau misalnya dari DSP tidak bisa meng-cover kerusa-

Rehab rekon itu masih tetap menggunakan dana dari BNPB tapi berbentuk dana transfer ke daerah yang masuk ke APBD H. Syahdan kan yang ada, mungkin nanti bisa menggunakan dana tak terduga. Tapi terlambat sekarang kondisinya. Karena dana tak terduga ini punya jangka waktu. Kalau lepas transisi pemulihan ini akan lari ke rehab rekon. Makanya kemarin menurut Kepala BPBD provinsi, ada dua strate-

gi. Kalau berdasarkan waktu dia sudah melampaui waktu penanganan pemulihan transisi mungkin langsung masuk rehab rekon,” terangnya. Syahdan menjelaskan, ke dua pola penanganan itu memiliki perbedaan. Jika masih masuk dalam masa transisi pemulihan maka penanganannya tak melalui tender. Tetapi jika masuk dalam masa rehab rekon maka prosesnya sama dengan pengadaan barang dan jasa yaitu tender melalui Unit Layananan Pengadaan (ULP). “Rehab rekon itu masih tetap menggunakan dana dari BNPB tapi berbentuk dana transfer ke daerah yang masuk ke APBD,”imbuhnya. Syahdan menambahkan, dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki delapan jembatan dan 5.700 meter jalan yang rusak akibat banjir itu bisa mencapai puluhan miliar. Kerusakan akibat banjir yang terjadi di NTB pada tiga bulan terakhir mengakibatkan juga kerusakan jaringan irigasi, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

Eksekusi Ichsan Suaidi

Kejari Selong Koordinasi dengan KPK Mataram (Suara NTB) Salah satu tugas terakhir yang dituntaskan Nur Rohman, SH, saat menjadi Kajari Selong, terkait perkara korupsi proyek Dermaga Labuhan Haji, Lombok Timur (Lotim). Di mana, tiga terdakwa hingga kini belum dieksekusi. Namun, salah seorang diantaranya, mantan Direktur PT. Citra Gading Asritama, Ir.Ichsan Suaidi segera dieksekusi. ‘’Kami sudah koordinasi dengan KPK untuk eksekusi badan, denda dan kerugian negara,” kata Nur Rohman di Kejati NTB, Selasa (15/3). Untuk melanjutkan proses eksekusi itu, akan dilanjutkan Tri Cahyo Hananto, SH, Kajari penggantinya. Ditambahkan Nur Rohman, salinan putusan kasasi Mahkamah Agung untuk ter-

dakwa Ichsan Suaidi dipastikannya sudah keluar. Salinan itu yang menjadi dasar kuat untuk eksekusi badan, denda dan uang pengganti kerugian negara. Ditanya keluarnya salinan itu, disampaikannya, beberapa hari setelah Ichsan ditangkap KPK karena diduga menyuap pejabat MA, tanggal 13 Februari lalu. “Pokoknya beberapa hari setelah penangkapan itu, salinan putusannya keluar,” tegas dia. Hal teknis yang perlu segera dilakukan Kajari baru menurutnya, berkoordinasi dengan KPK untuk persiapan eksekusi. Sebab saat ini terdakwa Ichsan dalam masa proses hukum di lembaga antirasuah itu, sehingga perlu koordinasi ulang untuk memastikan bisa dilakukan eksekusi badan.

Diketahui Ichsan Suaidi ditangkap KPK beberapa waktu lalu atas dugaan suap terhadap pejabat MA. Tujuan pemberian uang mencapai Rp 400 juta itu, untuk menunda turunnya salinan putusan MA sehingga berbuntut diulurnya waktu eksekusi untuk yang bersangkutan. Ichsan divonis 1 tahun dan 6 bulan penjara dan denda Rp 200 juta di pengadilan tingkat pertama, PN Tipikor Mataram, tanpa ganti kerugian negara. Lantas hukumannya naik di tingkat banding, Pengadilan Tinggi Mataram menjadi tiga tahun penjara dan denda Rp 200 juta. Bersambung ke hal 15 Ichsan Suaidi usai menjalani pemeriksaan di KPK beberapa waktu lalu.

(ant/Bali Post)

TO K O H

Menurut, Nur Rohman, SH, bahwa berkas yang diajukan oleh penyidik Polres Lombok Timur (Lotim) dan Ditreskrimsus Polda NTB saat itu, tidak memenuhi syarat untuk dilimpahkan ke tahap persidangan. Atas dasar itulah, tujuh kali berkas itu dikembalikan (P19) ke Polres Lotim dan tiga kali ke Ditreskrimsus Polda NTB.

bersalah karena melakukan tindak pidana korupsi ‘bersama sama’ H.R dan Kamaludin divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Mataram dan denda Rp 50 juta. Menurut Nur Rohman, soal SP3 kasus ini, tak ingin dicampurinya terlalu jauh. Tapi ia ingin mengklarifikasi bahwa dari beberapa kali petunjuk yang diajukan jaksa, tidak bisa dipenuhi oleh penyidik kepolisian. Fakta yang seharusnya menjadi bukti pendukung, Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.