HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
16 HALAMAN NOMOR 40 TAHUN KE 12
SUARA NTB
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SELASA, 19 APRIL 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Gubernur Perintahkan Kepala SKPD Buat Laporan Tertulis
Serapan Anggaran Tak Maksimal Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi memerintahkan Kepala SKPD yang serapan anggarannya kurang maksimal sampai triwulan pertama 2016 agar membuat laporan tertulis. Kepala SKPD diminta melaporkan kendala yang dihadapi sehingga terjadi perlambatan dalam realisasi anggaran. Demikian disampaikan, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM usai rapat pimpinan (Rapim) lengkap yang digelar tertutup di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Senin (18/4) kemarin. Rapim tersebut dipimpin langsung Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Hadir juga Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si dan Sek-
da NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH. ‘’Gubernur meminta kepada SKPD yang capaiannya kurang maksimal agar membuat laporan tertulis melalui asisten tentang apa masalah yang menyebabkan terjadinya perlambatan realisasi dan memberi solusi hal-hal apa yang harus dilakukan untuk percepatan,’’ kata Yusron. Dengan upaya percepatan itu, diharapkan memasuki triwulan kedua (April-Juni) target realisasi anggaran harus dicapai maksimal atau meningkat dari triwulan sebelumnya. Ia memaparkan, potret pelaksanaan APBD hingga 31 maret 2016 menunjukkan realisasi pendapatan 22,65 persen. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/Humasntb)
RAPIM - Gubernur NTB,TGH.M.Zainul Majdi memimpin rapat pimpinan (Rapim) didampingi Wagub, H.Muh. Amin dan Sekda H.Muhammad Nur, kemarin.
Mataram (Suara NTB) Belum selesai pengusutan proyek cetak sawah baru di Kabupaten Dompu, Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB, juga melirik proyek yang sama di Kabupaten Bima. Di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima, ditemukan indikasi secara fisik cetak sawah baru tidak ada (diduga fiktif). Proyek cetak sawah baru yang diduga fiktif ditemukan di Kecamatan Soromandi dan Kecamatan Langgudu. Persoalannya beragam, sebagaimana dilontarkan anggota dewan dapil setempat. Mulai dari pembuatan areal yang akan menjadi sawah tidak memenuhi syarat, karena tidak ada saluran irigasi. Per-
soalan ini ditemukan di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi. Persoalan berbeda di Desa Laju Kecamatan Langgudu, pemborong alat berat mengerjakan tidak sesuai dengan titik yang ditentukan. Hal tersebut diakui Aspidsus Kejati NTB Suripto Irianto, SH. Aspidsus katanya, sempat men-
dengarnya. Informasi itu, saat ini masih dikaji untuk diusut, sembari berkoordinasi dengan Kejari Bima. ‘’Sementara yang kita usut kasus cetak sawah baru Dompu. Nanti kita lihat, kalau memang ada masalah di Bima, kita cek bagaimana persoalannya untuk dipertimbangkan ditangani,’’ kata Aspidsus. Sementara ini timnya masih tetap fokus pada penyelidikan cetak sawah baru serta dana Bansos Kabupaten Dompu. Sementara itu, pihaknya juga menunggu laporan dari masyarakat. Jika ada laporan, akan semakin kuat dasar menindaklanjuti persoalan cetak
sawah baru tahun 2015 maupun 2016. Apalagi timnya juga sudah menyelidiki objek yang sama di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB, meski terkait dengan survey design-nya. ‘’Kalau ada masyarakat melapor, kita akan tindaklanjuti,’’ jawabnya. Bersambung ke hal 15 Suripto Irianto
MAGNET BARU - Pantai Pink merupakan salah satu potensi yang dimiliki Lombok Timur dan menjadi magnet untuk mengembangkan pariwisata dan potensi lain yang dimiliki.
TO K O H Belum Ada Inovasi
H.Muh.Amin
SELURUH SKPD lingkup Pemprov NTB diminta membuat inovasi. Namun diakui bahwa masih ada beberapa SKPD yang belum mempunyai program inovasi. Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si dikonfirmasi diselasela istirahat Rapat Pimpinan (Rapim) Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
KO M E N TTAA R Belum Tekan Kemiskinan
Bachrudin (Suara NTB/dok)
KEPALA Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) NTB, Drs. Bachrudin, M.Pd mengatakan, kontribusi dana desa terhadap penurunan angka kemiskinan di daerah ini memang masih belum terlihat. Namun, dana desa terbukti mampu menjadi daya ungkit terhadap persoalan-persoalan yang menyebabkan orang menjadi miskin. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/rus)
Kejari Panggil Pengelola TK-SD Model Mataram Mataram (Suara NTB) Puldata dan pulbaket pengelolaan TKSD Model Mataram yang diduga bermasalah masih berlanjut. Pekan kemarin Kejari Mataram memanggil ketua tim pelaksana pembangunan sekolah yang jadi sengketa pengelolaan antara Pemkot Mataram dengan Universitas Mataram itu. ‘’Kami meminta klarifikasi kepada ketua tim pembangunan TK-SD tersebut pekan kemarin,’’ kata Kajari Mataram Rodiansyah melalui Kasi Pidsus Herya Sakti Saad kepada Suara NTB, Senin (18/4). Klarifikasi itu guna memperdalam kaitan
pengelolaan TK SD tersebut ke pihak swasta yang ditunjuk Pemkot Mataram. Di mana saat pembangunan TK-SD panitia ini juga menjadi pengelola. ‘’Yang kami klarifikasi ini ketua panitia pembangunan TK-SD,’’ sebutnya. Ketua tim ini ditanya seputar pembangunan gedung TK-SD model Mataram. Karena, yang bersangkutan dianggap mengetahui penggunaan anggaran dan pembangunan aset TK-SD tersebut. Menurut Herya, saat pembangunan gedung itu, pengelola ini terlibat langsung. Sebab, mereka ini masuk juga dalam panitia pembangunan. Bersambung ke hal 15
NTB Rawan Disusupi Sindikat Internasional Mataram (Suara NTB) Sebagai daerah yang masuk dalam gugus kepulauan, NTB dianggap rawan disusupi sindikat kejahatan internasional. Banyaknya pintu masuk memungkinkan itu terjadi, sehingga perlu ada kewaspadaan dan deteksi dini. Permintaan itu disampaikan Direktur Kewaspadaan Nasional Ditjen Polpum Kemendagri,
Brigjen TNI Didi Sudiana, SE pada dialog kebangsaan di Mataram, Senin (18/4) kemarin. Didi meminta masyarakat NTB mengawasi orang asing yang masuk. Langkah ini menurutnya dalam rangka mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan akan muncul atau masuk sindikat kejahatan di daerah ini. Bersambung ke hal 15
Percepat Entaskan Kemiskinan
Gubernur Minta TKPKD Mobilisasi Perbankan dan Perusda Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) untuk memobilisasi seluruh potensi yang ada di daerah untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan. Secara khusus, gubernur meminta TKPKD memobilisasi dunia perbankan dan perusahaan daerah (Perusda) yang ada di NTB untuk ikut mengentaskan kemiskinan. ‘’Uang yang ada di perbankan, koperasi, Baznas provinsi
maupun kabupaten/kota, itu betul-betul dipadukan semuanya. Diarahkan untuk saudarasaudara kita yang benar-benar membutuhkan,’’ kata gubernur pada acara temu wicara pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Koperasi di Graha Bhakti Kantor Gubernur, Senin (18/4) siang kemarin. ‘’Itu sebabnya saya sejak beberapa waktu lalu, minta kepada rekan-rekan jajaran Pemprov agar Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah yang ada di provinsi bersinergi dengan kabupat-
en/kota. Itu juga mampu memobilisasi potensi-potensi yang ada di lembaga keuangan yang ada di NTB,’’tambahnya. Menurutnya, walaupun Pemprov NTB dan 10 pemda kabupaten/kota bergabung dalam upaya percepatan penurunan kemiskinan, hasilnya tak akan terlalu signifikan. Kecuali seluruh masyarakat NTB yang punya kemampuan, pengalaman, jejaring dan punya ide dan gagasan bersamasama ikut berpartisipasi. ‘’Dari Baznas, perbankan yang dimiliki pemda seperti
Bank NTB dan PD BPR, delapan jumlahnya seluruh NTB. Saya mengajak semua, yang di dalam lembaga itu, ada uang marilah uang yang ada itu direncanakan dengan baik untuk membantu masyarakat kita,’’ harap gubernur. Orang nomor satu di NTB ini bahkan meminta TKPKD provinsi bersama kabupaten/ kota memobilisasi potensi yang ada di perusahaan-perusahaan negara yang ada di NTB. Begitu juga Perusda diminta secara bersama-sama mengarahkan programnya untuk memperce-
pat penurunan angka kemiskinan di daerah ini. Gubernur mengatakan, berdasarkan rilis Kementerian Keuangan, konon NTB termasuk daerah yang paling rendah kemampuan fiskalnya jika dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Namun, dengan adanya keterpaduan walaupun masih jauh dari maksimal ternyata NTB yang dicap daerah yang kemampuannnya paling rendah itu bisa menurunkan angka kemiskinan paling progresif se Indonesia. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
Kejaksaan Lirik Cetak Sawah Baru di Kabupaten Bima