HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
20 HALAMAN NOMOR 91 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SENIN, 20 JUNI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Penganan Berbahaya Kasat mata, makanan khas Ramadhan hingga lebaran terlihat lezat. Selera tertarik karena sajian, tanpa peduli dengan kemungkinan kandungan zat berbahaya di dalamnya. Kelezatan dan tampilan yang menarik ini menjadi ‘jebakan’ hanya untuk memenuhi selera lidah. Tapi dampaknya buruk bagi kesehatan. Paling ringan alergi bahkan hingga kanker.
ENGGUNAAN bahan berbahaya pada makanan bukanlah persoalan baru. Pelakunya masih seputar oknum pedagang yang tidak bertanggung jawab. Dari tahun ke tahun, temuannya selalu sama. Temuan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) berdasarkan sidak dan sampling terhadap sejumlah makanan yang beredar di NTB,
sering ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya. Misalnya rodhamine, formalin dan boraks. Mulai tahun 2012, dilakukan pengambilan sampel makanan Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK). Dari 103 sample, 5 mengandung formalin, 69 mengandung boraks dan 33 mengandung Rhodamin B. Tahun 2013, meningkat tujuh makanan ditemukan mengandung formalin, 26 mengandung boraks dan 20 mengandung rhodamin B, dari total 51 sample TMK yang diuji. Tahun 2014, dari 76 sample, ditemukan hanya 2 mengandung formalin, 40 makanan mengandung boraks dan 34 mengandung rodhamin B. Sementara tahun 2015 nihil ditemukan makanan mengandung boraks dari 91 sample yang diuji, sementara boraks ditemukan di 64 makanan dan
(Suara NTB/bul)
Mengancam BERBAHAYA - Petugas BBPOM Mataram menunjukkan kerupuk yang diduga mengandung bahan berbahaya dalam sebuah operasi beberapa waktu lalu. 27 rhodamin B. Sementara hingga Juni tahun 2016, dari 70 pedagang yang disidak diambil 138 sampel, 11 jenis
(Suara NTB/cem)
Tak Ada Terapi Kejut, Pedagang Terlena KONSEP berniaga yaitu membeli dengan harga murah kemudian menjual dengan mahal, disalahgunakan oknum masyarakat. Tidak sedikit pedagang tega mencampurkan bahan berbahaya tersebut dengan pertimbangan harga murah, kemudian dijual demi mendulang keuntungan tinggi. Masalah yang terus berulang, PERIKSA - Seorang petugas BBPOM sedang memeriksa menjadi persoalan akut, karepenganan takjil yang diduga mengandung bahan berbahaya. na belum ada pendekatan pal-
ing efektif mencegah atau pun melakukan penindakan. Selama ini temuan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) menunjukkan banyaknya makanan yang mengandung bahan berbahaya di jual di pasaran. Temuan itu belum terlalu mempengaruhi perilaku pedagang, dibuktikan dengan temuan yang sama dan dikonsumsi terus menerus oleh masyarakat. Terkait ini Yayasan Peduli
Konsumen (YPK) NTB meminta ketegasan dari pihak terkait, mengingat kejadian ini hampir terjadi setiap tahun. Ketua YPK NTB, H. Mohammad Saleh, SH. M. Hum., ditemui di Mataram, pekan kemarin, menilai dinas terkait masih longgar dalam melakukan pengawasan dan penindakan terhadap kasus seperti ini. Bersambung ke hal 19
Diusut Polda NTB
TO K O H
Alat Perontok Jagung Ditolak Petani KLU
Siapkan Bantuan Rp 6 Miliar PEMPROV NTB akan memberikan bantuan keuangan kepada Pemkab Lombok Barat (Lobar) untuk perbaikan jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok. Bersambung ke hal 19
diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung boraks dan rhodamin B. Bersambung ke hal 19
Tanjung (Suara NTB) Penyelidikan proyek alat perontok atau pemipil jagung di Kabupaten Lombok Utara (KLU) sedang berjalan. Sementara di tingkat petani, alat itu dipersoalkan karena saat dioperasionalkan, hasilnya ternyata jagung bercampur ampas (tongkol jagung). Mereka menolak bantuan itu. Pada dasarnya para petani mengaku bersyukur dengan bantuan alat seharga Rp 22,6 juta yang baru diterima sepekan lalu itu dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) NTB melalui Dinas Pertanian KLU. Sejumlah kelompok tani ditemui Suara NTB mengakui keberadaan alat itu justru menyulitkan petani. Merusak jagung jika dipakai, mubazir jika dibiarkan. Keluhan salah satunya disampaikan Matriadi, Ketua Kelompok Tani Mekar Sari II di Dusun Boyotan Baru, Desa Gumantar Kecamatan Kayangan. Sepekan sejak diterima (Suara NTB/ars) BERCAMPUR AMPAS - Seorang petani di Kayangan Lombok Utara menunjukkan bulir jagung yang bercam- alat itu, sama sekali tidak dipakai. Bersambung ke hal 19 pur dengan ampas, setelah diproduksi dengan alat pemipil jagung bantuan Dinas Pertanian TPH NTB.
123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 DINAS Pertanian Tana- yang mengeluhkan fungsi 6) kemarin. Saat ini ia se123456789012345678901234567890121234567890123456789 dang meninjau langsung seman Pangan dan Hortkultu- mesin tersebut. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Hal ini ditegaskan Kepala luruh bantuan yang diberira NTB, akan melakukan 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 investigasi langsung kepada Dinas Pertanian Tanaman kan pemerintah, sejauh 123456789012345678901234567890121234567890123456789 kelompok-kelompok peneri- Pangan dan Hortikultura mana kelompok penerima 123456789012345678901234567890121234567890123456789 ma bantuan mesin pipil ja- Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, sudah memfungsikannya. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 gung, terutama kelompok M. Si dikonfirmasi Minggu (19/ Bersambung ke hal 19 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789
Distan dan TPH akan Investigasi Bantuan Mesin Pipil Jagung
Di Lobar, 145.101 KK Belum Terlayani Listrik Giri Menang (Suara NTB) Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Lombok Barat (Lobar), masih banyak penduduk di daerah ini yang belum menikmati penerangan listrik baik dari PLN dan penerangan dari sumber energi alternatif lainnya. Jumlah yang belum terlayani listrik mencapai 145. 101 KK. Kabid Energi Distamben
Lobar, I Gusti Ayu Swasti dikonfirmasi akhir pekan kemarin menyebutkan dari 10 kecamatan di Lobar tercatat 263.160 rumah tingga atau KK. Dari jumlah ini yang sudah terlayani listrik hanya sebagian kecil sekitar 118.059 rumah huni, sedangkan yang belum 145 ribu rumah huni lebih. Bersambung ke hal 19
PLTU JERANJANG - Salah satu bangunan di PLTU Jeranjang di Desa Kebon Ayu, Lobar. Pembangunan pembangkit listrik terus dikembangkan di wilayah ini. Namun yang ironis, 145.101 KK di wilayah ini belum menikmati listrik.
(Suara NTB/bul)
4 : 57
5:07
12:19
15:39
18:09
19:23