Snt 21032016

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

SENIN, 21 MARET 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

20 HALAMAN NOMOR 16 TAHUN KE 12 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Penanganan Sampah

Retribusi Naik,

MENUMPUK - Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Pasar Mandalika, Sweta Minggu (20/3) yang di bahu jalannya dipenuhi sampah organik dan anorganik sisa kegiatan pasar dan warga sekitar.

Pelayanan Buruk Retribusi

Pasar tradisional di Kota Mataram seperti “sapi perahan”, menjadi lumbung retribusi ditandai penarikan setiap hari dari pedagang. Tapi pelayanan mendasar seperti pengangkutan sampah tidak beres. Pelayanan diterima masih buruk, justru di tengah upaya Pemkot Mataram menaikkan retribusi. HERI tengah sibuk menimbang 2 Kg kentang pesanan salah satu pembeli di pagi yang pengap di Pasar Mandalika, Bertais, Sweta, Mataram Minggu (20/3). Sementara sejumlah kuli memanggul beberapa karung kentang yang baru saja didatangkan. Langkahnya menghindari tumpukan sampah yang tercecer di pinggir jalan lingkar Terminal Mandalika. Pagi itu, dagangannya telah laku puluhan kilogram. Pedagang sayur mayur yang sudah berjualan di salah satu los pasar terbesar di Lombok sejak 2013 silam itu mengeluhkan sampah di dekat los dagangannya. Tidak teratur setiap hari diangkut. Padahal, se-

TO K O H Daerah Terdepan di NTB PEMKAB Dompu mendapat tambahan anggaran dari pemerintah pusat tahun 2016 mencapai Rp118 miliar lebih. Tambahan anggaran ini tidak lepas dari opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diperoleh atas laporan pengelolaan keuanggan daerah tahun 2014 yang diperiksa 2015 lalu. Laporan pengelolaan anggaran tahun 2015 juga diharapkan bisa mempertahankan opini WTP sehingga kembali mendapat dana insentif dari pusat. Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin mengatakan, Kabupaten Dompu saat ini menjadi daerah terdepan di NTB. Bersambung ke hal 19 (Suara NTB/ula)

tiap harinya, ia membayar Rp 5.000 kepada petugas pasar. “Kadang diangkut, kadang enggak,” ujarnya dengan aksen Sunda yang khas. Sebagai penyewa los, pria asal Bandung itu pantang untuk tidak menjalankan kewajibannya. Bahkan iuran senilai Rp 10.000 per bulannya untuk keperluan yang sama pun ia tunaikan. Pada saat penagihan ia diberi tiga lembar kupon bertuliskan retribusi pelayanan pasar dengan jumlah tertera senilai Rp 800. Retribusi yang dimaksud dalam kupon itu yaitu mengenai Perda Nomor 14 tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Setiap hari, ia disuguhi kupon tersebut sebanyak tiga

Dibayangi Premanisme

hingga empat lembar, hanya saja ia tetap membayar Rp 5.000. Ia tidak mempermasalahkan besaran nilai iuran yang ditarik itu. Hanya saja sampah tidak setiap hari teratur diangkut. Para pedagang yang berjualan di sana ditarik iuran berbeda. Menurut letak dan besar los yang ditempatinya. Seperti Ningsih misalnya, pedagang kelontong di salah satu blok di bagian dalam Pasar Mandalika. Ia yang berada di blok di bagian dalam dikenai biaya retribusi sejumlah Rp 2000 setiap harinya. Ditambah dibayar terpisah sejumlah RP 5000 tiap bulannya. Bersambung ke hal 19

SAMPAH di pasar menjadi penyumbang volume sampah terbesar di Mataram, ditengah minimnya retribusi. Sampah masih semerawut tidak hanya secara fisik, tapi pengelolaannya yang diduga masih dikuasai preman. Meraih Piala Adipura masih jadi angan-angan. Pasar Mandalika salah satu yang disorot. Bahkan untuk mengantisipasi aksi premanisme yang meminta pungutan kepada para pedagang, di Pasar Induk Mandalika, Bertais telah disiapkan 15 petugas keamanan yang bergantian. Terkait kondisi kebersihan yang masih jadi persoalan, Kepala Pasar Mandalika, Ismail mengaku menyiapkan 15 petugas yang bertugas secara bergiliran dari pagi sampai malam. Persoalannya menurut Ismail adalah kawasan Pasar Mandalika terletak di dataran yang agak rendah. Sehingga saat hujan, air dari hulu melintasi kawasan Pasar Mandalika. Karena air yang tak bisa tertampung di sumur resapan, maka biasanya meluber ke luar saluran. Selain di Mandalika, salah satu pasar induk yang dikuasai preman adalah Pasar Kebon Roek Ampenan. Ini dianggap merusak citra Pemkot Mataram. Bahkan sebelumnya Penjabat Walikota Mataram, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M.Si., mengherankan ini. “Masak di pasar ada terminal,” ketus Selly. Bersambung ke hal 19

Mengapung Bersama Evaluasi 12 Pimpinan SKPD Tahap II Menyasar ”Tenggara Explorer” di Teluk Senunu Dua Staf Ahli Gubernur? Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi telah meneken atau menandatangani SK Tim Evaluasi Kinerja Pimpinan Tinggi Pratama dan 12 pimpinan SKPD yang kena evalusi pada tahap II. Informasi yang diperoleh, dari 12 pimpinan SKPD yang kena evaluasi tahap II, dua diantaranya merupakan staf ahli gubernur. ‘’Ada dua biro, dua staf ahli dan selebihnya Dinas dan Badan yang kena evaluasi tahap II ini,’’ kata sumber Suara NTB, Sabtu (19/3). Menurut informasi, 12 Pimpinan SKPD yang kena evaluasi tahap II ini antara lain Biro Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (AP dan LPBJP), Biro Kerjasama dan SDA, BPMPD, Dinas Kesehatan, Disnakertrans, Dinas Koperasi dan UMKM, BLHP, BPBD, Disperindag, Sekwan, Staf Ahli Gubernur Bidang Politik dan Staf Ahli Gubernur Bidang SDM. Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM mengatakan bahwa memang gubernur telah menandatangani SK pembentukan tim evalusi kinerja dan 12 SKPD yang dievalusi pada tahap II ini. “Bapak Gubernur telah mengeluarkan surat untuk evaluasi 12 SKPD berikutnya. Mengeluarkan surat untuk dilakukan evaluasi terhadap 12 SKPD. Evalusi ini akan dilakukan untuk semua SKPD. Bersambung ke hal 19

ARUM jam belum tepat di angka 05.00 WITA. Sinar mentari juga belum tampak ketika saya menuruni jalan setapak yang menghubungkan mess T3 dengan Tambora di townsite Newmont Nusa Tenggara (PTNNT). Rabu itu, 17 Februari 2016 saya dan beberapa peserta Newmont Bootcamp V berangkat lebih awal. Kami harus segera menuju dermaga atau terminal khusus PTNNT untuk mengikuti pemantauan lingkungan perairan laut di Teluk Senunu, Sekongkang. Sementara itu, rombongan besar Newmont bootcamp yang lain akan berangkat sedikit lebih siang menuju areal reklamasi di darat. Selesai sarapan di Tambora, kami bergegas menaiki bus menuju unit environment bidang marine. Kami kemudian mendapat penjelasan singkat seputar agenda yang akan diikuti bersama tim environment PTNNT. Di sini kami

PENURUNAN ROSETTE - Persiapan penurunan Rosette sampler ke dalam perairan laut Teluk Senunu dari atas kapal survey Tenggara Explorer pada 17 Februari 2016. pun kembali dipecah. Saya dan 5 orang lainnya mengikuti survey dan pengambilan sampel air laut serta sedimen. Sedangkan sisanya melakukan penyelaman untuk melihat kondisi terumbu karang. Mendekati pukul 07.30 WITA kami berenam sampai

di dermaga dan langsung menuju sebuah kapal berukuran tak terlalu besar. Itulah kapal survei Tenggara Explorer yang selama ini digunakan oleh PTNNT untuk kegiatan pemantauan kondisi lingkungan di sekitar Teluk Senunu, Bersambung ke hal 19

Undian Simpedes Semester II

BRI Cabang Selong Kembali Bagi-bagi Hadiah BRI Cabang Selong kembali menggelar undian Simpedes untuk Semester II tahun 2015. Ajang pemberian apresiasi terhadap para nasabah Simpedes BRI ini cukup rutin digelar BRI. Kali ini kembali dengan menyuguhkan berbagai macam hadiah. Tidak ketinggalan, satu unit mobil All New Grand Livina sebagai hadiah utama.

ADALAH Liasih, nasabah BRI dari Unit Rensing, Sakra Barat, Lombok Timur menjadi nasabah Simpedes paling beruntung pada gelaran Undian Simpedes yang digelar Sabtu (19/3) lalu di Selong Mall. Selain mobil, ada juga hadiah berupa sepeda motor, kulkas, LCD TV dan hadiah menarik lainnya. Pimpinan Cabang BRI Selong,

Rahmad Budi Sulistia menyampaikan, gelaran Undian Simpedes yang digelar tiap enam bulan sekali itu hanya di tingkat lokal Kabupaten Lotim. Tidak tanggung-tanggung BRI Cabang Selong ini sengaja mempersembahkan hadiah mobil. Dibandingkan tahun lalu, hadiah yang diberikan BRI kali ini lebih besar dan lebih menarik. ‘’Ini adalah bentuk apresiasi BRI

Cabang Selong terhadap nasabah Simpedes,’’ kata Rahmad Budi Sulistia. Komitmen BRI semakin besar jumlah tabungan yang ditabung para nasabah Simpedes, semakin besar hadiah yang akan dipersembahkan. Semua nasabah Simpedes memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemenang hadiah utama. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/rus)

Pimpinan Cabang BRI Selong, Rahmad Budi Sulistia foto bersama penerima bantuan KUR dan pelaku Usaha Mikro dan penyerahan kartu IUMK (kiri). Liasih, nasabah BRI dari Unit Rensing, Sakra Barat, peraih hadiah All New Grand Livina sebagai hadiah utama pada gelaran Undian Simpedes yang digelar Sabtu (19/3) lalu di Selong Mall.


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

SUARA MATARAM

Halaman 2

Dua Tahun Gagal Raih Adipura Prioritas Perbaikan Jembatan RENDAHNYA jembatan di lingkungan Batu Ringgit Selatan dinilai menjadi penyebab banjir selama ini. Ia berharap, perbaikan jembatan dapat diprioritaskan dalam Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) tingkat Kota Mataram. Lurah Tanjung Karang, Edi Suharto yang dikonfirmasi pekan kemarin mengatakan, usulan MPBM di kelurahan lebih pada prioritas perbaikan jembatan di Batu Ringgit. Rendahnya jembatan menja(Suara NTB/dok) di penyebab banjir, karena poEdi Suharto sisi jembatan terhalang oleh debit air besar. “Sehingga itu yang membuat air meluap,” kata Edi. Masyarakat kata Edi, bersyukur dengan normalisasi pada masa Penjabat Walikota Mataram, Dra. Hj. Putu Selly Andayani,M.Si. Itu cukup membantu dan tidak sampai terjadi banjir meskipun hujan lebat beberapa hari lalu. Aliran air lanjutnya, sudah lancar. Karena sebelumnya, tumpukan sedimentasi serta penyempitan sungai menghalangi aliran air ke laut. “Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah ndak ada yang nelpon malam - malam pas hujan besar,” akunya. Tapi alangkah baiknya kata Edi, jembatan itu ditinggikan. Kondisi yang ada saat ini sudah tidak layak, dengan mobilisasi penduduk tinggi serta kondisi jembatan yang kecil. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, sudah mengusulkan supaya itu diperhatikan baik melalui APBD maupun APBN. Bahkan disampaikan, usulan itu sudah masuk ke pemerintah pusat. Selain itu, Balai Wilayah Sungai (BWS) juga sedang mengerjakan perpanjangan jety sepanjang muara bangsal. Diharapkan, ada sinkronisasi program dari Pemprov. Artinya, jembatan di Batu Ringgit jadi prioritas juga. “Sudah saya sosialisasikan ke masyarakat. Dan, prinsipnya tidak ada masalah,” ujarnya. Edi mengkhawatirkan, jika jembatan tersebut tidak segera diperbaiki, maka 330 kepala keluarga di Batu Ringgit Utara, Batu Ringgit Selatan dan Batu Dawa terancam tergenang banjir seperti sebelumnya. Artinya, data dengan kondisi topografi wilayah lebih rendah dari saluran serta kejadian tiap tahun ini dijadikan dasar. Alternatif relokasi akan memberatkan pemerintah. Pemkot akan dibebankan dengan anggaran cukup besar. Satu - satunya cara menurut Edi, perbaikan jembatan untuk mengurangi risiko banjir, memperlancar akses aliran air serta mobilisasi penduduk. (cem)

Walikota Minta BLH Bekerja Lebih Keras Mataram (Suara NTB) Selama dua tahun berturut-turut, 2014 dan 2015, Kota Mataram gagal meraih piala Adipura. Agar hal ini tak terulang, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh meminta kepada SKPD terkait khususnya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram untuk bekerja lebih keras lagi agar semua poin penilaian bisa dipenuhi Kota Mataram. “Saya minta bekerja lebih keras lagi kepada SKPD terkait terutama tentu yang menjadi leading sector hal ini adalah BLH untuk bekerja keras,” ujarnya. BLH diminta untuk meningkatkan koordinasinya dengan SKPD terkait lainnya yaitu Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Koperindag (Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan), maupun in-

stansi terkait lainnya. Dengan kerja keras dan koordinasi yang intensif, diharapkan tahun ini Pemkot Mataram bisa kembali meraih Adipura sebagaimana beberapa tahun lalu. Menurut Walikota, dua tahun pihaknya gagal meraih Adipura karena ada peningkatan kriteria penilaian dari pemerintah pusat. “Dua tahun Adipura tidak bisa kita raih

karena ada perubahan-perubahan di kementerian itu mengenai beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan piala Adipura itu. Dan dua tahun ini belum bisa kita peroleh,” terangnya. Hal terpenting menurut Walikota juga adanya dukungan dan partisipasi masyarakat. Ia menilai selama ini hal yang

MANTAN Ketua Pansus Pengelolaan Parkir DPRD Kota Mataram, Misban Ratmaji, SE., meminta Pemkot Mataram melalui Inspektorat Kota Mataram agar melakukan audit terhadap retribusi parkir tepi jalan umum yang dikelola oleh Dishubkominfo (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika). Ia menduga, retribusi parkir tepi jalan umum di Kota Mataram, mengalami kebocoran. Misban melihat banyak (Suara NTB/dok) ketidakberesan dalam hal Misban Ratmaji pengelolaan retribusi parkir tepi jalan umum di Kota Mataram. ‘’Parkir ini digerogoti dimana-mana,’’ cetusnya menjawab Suara NTB di Mataram, Sabtu (19/2). Kondisi itulah yang membuat target retribusi parkir tepi jalan umum, sulit tercapai. Untuk itu, Misban menyerukan agar Pemkot Mataram segera memberlakukan Perda Kota Mataram nomor 7 tahun 2015 tentang pengelolaan parkir. ‘’Jangan nunggu itu dan ini baru memberlakukannya,’’ pintanya. Sebab, sudah ada kepastian hukum terkait pengelolaan parkir di Kota Mataram. ‘’Kita (dewan, red) sudah menggebu-gebu membuat Peraturan Daerah enam bulan yang lalu, ternyata sampai hari ini belum diberlakukan,’’ sesalnya. Perda parkir ini mendesak untuk diberlakukan agar masyarakat yang parkir, terjamin keamanannya. Selain itu, PAD (Pendapatan Asli Daerah) bisa ditingkatkan. Demikian pula oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari penyelenggaraan parkir ini, dapat dikurangi semaksimal mungkin. ‘’Sehingga tidak ada parkir gelap, uang masuk ke pemerintah jelas,’’ ungkapnya. Misban yakin, pengelolaan parkir di Kota Mataram akan semakin semrawut selama Perda Parkir ini belum diberlakukan. Sama halnya dengan pajak parkir. Meskipun capaian selama dua bulan ini baru mencapai sekitar Rp 100 juta dari target Rp 2 miliar, namun politisi PKPI ini menangkap sudah ada etika baik dari Dispenda Kota Mataram dengan melakukan uji petik di 200 titik parkir di Mataram. ‘’Hanya saja, mungkin polanya yang belum pas,’’ pungkasnya. Misban menilai kinerja Dishubkominfo Kota Mataram memprihatinkan. Karenanya, ia mendorong Walikota Mataram melakukan evaluasi kinerja pimpinan skpd tersebut. ‘’Kalau Dishubkominfo sudah tidak mampu mengurus parkir, ya segera dievaluasi. Jangan sampai persoalan ini berlarut-larut,’’ katanya. Pasalnya, pemberlakuan Perda itu sudah melampaui jangka waktu yang ditentukan. Seharusnya per 15 Maret 2016, Perda itu harus diberlakukan yang ditandai dengan terbitnya perwal. Dengan belum diterbitkannya Perwal tersebut, maka sesuai aturan, Perda Parkir itu otomatis berlaku. Wakil Ketua Komisi ii dprd Kota Mataram ini mengaku miris dengan capaian retribusi parkir. Sebab, pada kenyataannya, bahwa hampir tidak ada ruas jalan di Kota Mataram yang bebas parkir. ‘’Lalu uangnya kemana,’’ tanya Misban. Untuk itu, Misban berharap Inspektorat Kota Mataram segera turun tangan untuk mengusut retribusi parkir di Kota Mataram. (fit)

ipura bukanlah salah satu tujuan penting yang ingin dikejar pihaknya. Ia ingin Kota Mataram benar-benar bersih. Dalam rangka itulah pihaknya juga ingin membangun sistem yang bisa menjamin kebersihan kota di berbagai sudut, dengan mengevaluasi kelemahan dan kendala yang dihadapi pihaknya selama ini. “Tiap hari bisa bersih terutama di lingkunganlingkungan,” ujarnya. Pola penanganan sampah juga menjadi perhatian pihaknya. Ia ingin meminimalisir sampah yang dibuang ke TPA dengan melakukan pengolahan sampah menggunakan alat berbasis teknologi. (ynt)

Pemkot Mataram Kembali ke Enam Hari Kerja Mulai 1 April

MATARAM PETENG - Puncak perayaan Earth Hour tahun ini mengusung tema shine a light on climate action “Mataram Peteng 2016”, yang dilaksanakan Sabtu mulai pukul 20.30 Wita di depan pendopo Walikota Mataram yang ditandai dengan aksi switch off ceremony selama 60 menit yang dihadiri oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup M. Saleh dan Kepala Bapedda Kota Mataram, L. Martawang. (Suara NTB/ist)

Audit Dishubkominfo

mempengaruhi gagalnya mendapatkan Adipura karena pengelolaan sampah di lingkunganlingkungan yang belum maksimal. “Beberapa kelemahan selama ini ada di lingkunganlingkungan kita di masyarakat. Ketika diadakan penilaian secara langsung ke lapangan, pada saat itu ditemukan ada tumpukan-tumpukan sampah, kadang ada pembakaran sampah juga drainase yang macet. Itu sering ditemukan di lingkungan-lingkungan,” terangnya. Menghadapi penilaian Adipura tahun ini, Ahyar mengatakan pihaknya ingin melakukan persiapan lebih awal. Namun ditegaskannya bahwa Ad-

Hari Ini, Tim Yustisi Bongkar Lapak PKL Datu Tuan Mataram (Suara NTB) Tim Yustisia akan membongkar puluhan lapak pedagang kreatif lapangan (PKL) di Jalan Datu Tuan Kelurahan Bertais. Penertiban ini nantinya, akan langsung dikomandoi oleh Wakil Walikota Mataram. Kasat Pol PP Kota Mataram, Chaerul Anwar melalui Kasi Operasi dan Pengendalian (Opdal) Bambang EYd menyampaikan, dua pleton personel Pol PP dibantu TNI dan Polri akan membongkar lapak PKL di Jalan Datu Tuan. “Senin pagi (hari ini,red) kita bongkar PKL Datu Tuan,” kata Bambang pekan kemarin. Lapak lapak ini sebelumnya kata B a m bang, per-

Bambang EYd

nah ditertibkan karena kedapatan menjual miras (minuman keras). Selain itu, terjadi keributan dengan masyarakat lantaran fasilitas umum (fasum) di masjid digunakan untuk MCK oleh pedagang. Pedagang akan dipindahkan ke dalam Terminal Mandalika. Lurah Bertasi Lalu Mukhsan di tempat terpisah menyampaikan, relokasi pedagang ini dilakukan melalui proses rapat di tingkat Muspika. Hasil rapat disampaikan ke Walikota dan Wakil Walikota Mataram. Wakil Walikota kemudian, menyetujui dilakukan relokasi demi menghindari konflik. “Pak Wali dan Pak Wakil sudah setuju. Tinggal dieksekusi saja,” pungkasnya. Disampaikan, kronologi keributan antara warga dan pedagang. Dimana, pedagang dituding menggunakan fasilitas masjid

(Suara NTB/dok)

untuk kegiatan MCK (Mandi, cuci, kakus). Hal ini dinilai tidak wajar, karena fasilitas masjid itu bukan diperuntukan untuk aktifitas pedagang. Perbedaan pandangan ini kemudian menimbulkan perselisihan. Bukan saja 18 lapak PKL di Jalan Datu Tuan, PKL lainnya di luar lokasi tersebut akan dipindah. Tim terpadu terdiri dari TNI dan Polri serta Sat. Pol PP Kota Mataram, akan membantu menertibkan. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) telah mensurvei lokasi akan ditempati pedagang. Dipastikan, 50 PKL bisa tertampung di dalam terminal. Mukhsan menekankan, lapak yang ditempati nanti, tidak boleh diperjualbelikan. Diskoperindag dibantu APKLI serta kelurahan akan melakukan pendataan serta membantu aktifitas pedagang, agar sesuai aturan. “Nanti dievaluasi serta lapak tidak boleh diperjualbelikan,” imbuhnya. Jual beli lapak oleh oknum ini, memicu keributan antara pedagang satu dan lainnya. Lantaran, mereka saling mengklaim tempat. (cem)

Rusunawa Tahap Tiga Mulai Ditempati Bulan Depan Mataram (Suara NTB) Dalam rangka memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi warga Kota Mataram, saat ini telah ada tiga unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kota Mataram. Rusunawa tahap pertama berlokasi di Selagalas, sedangkan rusunawa tahap kedua dan ketiga berlokasi di Kelurahan Mandalika. Rusunawa tahap kedua telah mulai ditempati tahun lalu. Sementara untuk rusunawa tahap ketiga ini rencananya akan mulai ditempati

Bulan April mendatang. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura. Mahmuddin mengatakan rusunawa tahap tiga ini memiliki ratusan kamar, sama seperti rusunawa kedua yang ada di samping Kantor Lurah Mandalika. Pembangunan telah rampung dilaksanakan dan tinggal menunggu pemasangan listrik. “Sudah selesai, dan harus kita segera tempati tapi sebelumnya setrum atau daya listriknya harus masuk dulu,” ujarnya. Untuk penyediaan daya listrik ini pihaknya telah menyiapkan anggaran. “Target kita April, mudah-mudahan bisa terealisasi. Tapi ini tergantung listrik juga,” ujarnya. Jika fasilitas listrik belum tersedia, maka penghuni rusunawa belum bisa menempatinya. Ketersediaan listrik ini juga diperlukan untuk mendukung ketersediaan air bersih melalui sumur bor. Kinerja mesin pompa air bergantung pada energi listrik. “Makanya ini tinggal listriknya saja karena meng-

gunakan pompa air,” ujarnya. Mahmuddin menyatakan telah banyak warga yang mendaftar sebagai calon penghuni rusunawa. Tidak seperti rusunawa tahap dua yang kurang diminati warga sekitarnya, pendaftar di rusunawa tahap tiga didominasi penduduk di lingkungan sekitarnya. “Pendaftarannya lewat kelurahan,” ujarnya. Persyaratan penghuni rusunawa dari pemerintah pusat atau Kementerian PU dan Perumahan Rakyat yang mendanai pembangunan tersebut adalah prioritas bagi warga sekitarnya. Hal ini untuk mengurangi tingkat kekumuhan dan juga mengurangi jumlah rumah tidak layak huni di lingkungan sekitarnya. Diketahui saat ini Kota Mataram masih kekurangan jumlah rumah jika dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk. Jumlah penduduk Kota Mataram saat ini sekitar 441 ribu, dan jumlah rumah yang harus tersedia 100 ribu unit. Namun jumlah rumah di Mataram saat ini baru sekitar 82 ribu unit, artinya Kota Mataram masih kekurangan sekitar 20 ribu unit rumah. (ynt)

Mataram (Suara NTB) Pemkot Mataram memberi sinyal pemberlakuan enam hari kerja mulai tanggal 1 April 2016. Ini menyusul hasil kuisioner yang dilakukan bagian Ortal (Organisasi dan Tata Laksana) Setda Kota Mataram, yang menunjukkan hasil bahwa dominan ASN lingkup Pemkot Mataram menginginkan kembali ke enam hari kerja. Sekda Kota Mataram, Ir. HL. Makmur Said, MM kepada Suara NTB di Kantor Walikota Mataram, Jumat (18/3) mengaku, Pemkot Mataram masih mengkaji soal enam hari kerja. ‘’Sekarang tahapannya masih dikaji di Ortal, belum dilaporkan ke saya,’’ katanya. Dikonfirmasi terpisah, Kabag Ortal Setda Kota Mataram, Drs. Cukup Wibowo, MMPD., kepada Suara NTB mengungkapkan, kuatnya wacana kembali ke enam hari kerja, memang mengiringi suasana pergantian kepala daerah, dari penjabat Walikota Mataram, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, MSi kepada Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh dan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana. ‘’Jadi sebetulnya, perubahan lima hari kerja kemarin itu juga bisa disebut ujicoba,’’ sebutnya. Ujicoba itu, kata Cukup, belum bisa disebut sebagai ketentuan yang permanen. Kemudian, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh meminta kepada Bagian Ortal untuk mengevaluasi lima hari kerja tersebut. Untuk evaluasi itu, ortal telah menyebarkan kuisioner kepada semua SKPD lingkup Pemkot Mataram. Kuisioner dilakukan secara random sampling. Dari kuisioner itu, Ortal mencoba melihat respon ASN Pemkot Mataram. Karena memang, diperlukan adanya lampiran hasil evaluasi terhadap bagaimana respon pegawai terhadap perubahan dari

lima hari kerja kembali ke enam hari kerja. ‘’Jadi ini respon bukan voting,’’ tegasnya. Mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Mataram ini, semua data kuisioner sudah masuk ke Ortal. Namun demikian, Cukup belum berani menyimpulkannya. ‘’Inikan sedang berproses. Bagaimanapun, respon ini harus kita tabulasi,’’ demikian Cukup. Tabulasi ini akan menjadi lampiran Walikota untuk bersurat ke Mendagri melalui Pemprov NTB. Cukup memperkirakan awal April nanti, semua proses untuk kembali ke enam hari kerja sudah clear sembari menunggu keputusan pusat. ‘’Seperti halnya waktu mengubah enam hari kerja ke lima hari kerja, mekanisme itu juga kami tempuh yang pelaksanaannya mulai 1 September 2015,’’ pungkasnya. Menurut Cukup, Walikota Mataram pasti memiliki pertimbangan kenapa mengembalikan ke enam hari kerja berdasarkan apa yang diserap di masyarakat maupun kecenderungan di Pemkot Mataram. ‘’Jadi keinginan itu tidak berdiri secara parsial, juga secara komprehensif mempertimbangkan suara masyarakat yang ada,’’ ujarnya. Karena memang masyarakat Kota Mataram masih menginginkan terlayani pada Hari Sabtu. (fit)

Cukup Wibowo (Suara NTB/dok)


EKONOMI DAN BISNIS

(Suara NTB/Dishut NTB)

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

PANEN MADU - Seorang petani madu di Desa Batu Dulang Kecamatan Batu Lanteh Kabupaten Sumbawa sedang memanen madu di atas sebuah pohon besar di tengah hutan. Petani madu di desa ini memiliki kelembagaan yang baik dengan menerapkan panen sistem sunat yaitu panen tanpa memanen keseluruhan sarang, tapi hanya memanen bagian madu. Dengan cara seperti ini telur dan anak lebah tidak mati lebah tetap hidup dan berkembang biak dan tetap lestari.

Hutan NTB Produksi 100 Ton Madu Setahun

Mataram (Suara NTB) Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB, Ir. Andi Pramaria, M. Si menyebut hampir 100 ton produksi madu asli yang dihasilkan dari hutan NTB. Pemerintah daerah memberi perhatian khusus agar komoditas andalah daerah ini tetap bertahan. Produksi madu asli ini lebih dominan di Pulau Sumbawa. Terutama di Batulante yang menghasilkan 73 ton/tahun dan Batudulang yang menghasilkan 15 ton/tahun. Tidak dihitung jumlahnya yang diambil tercecer oleh masyarakat di hutanhutan lainnya. Andi Pramaria di Mataram Sabtu (19/3) mengatakan, karena madu hutan telah menjadi ikon NTB, perhatian khusus diberikan kepada kelompok masyarakat. Di antaranya didukung peralatan untuk pengambilan madu. Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi madu-madu yang diambil oleh masyarakat mendapat legalitas dari BPOM untuk

uji klinis. Selain yang paling utama memfasilitas Identitas Geografis (IG), sehingga madumadu NTB tidak sembarangan diklaim oleh pihak luar. “Pernah satu waktu saya kunjungan keluar, saya lihat ada penjual madu mengatasnamakan Madu Sumbawa. Saya tegaskan apakah benar itu madu Sumbawa, ternyata diakui hanya dibuat segelnya saja yang Sumbawa. Dengan memiliki IG, kita berhak menuntut pihak-pihak luar yang mengklaim produksi madu kita,” demikian penegasannya. Saat ini penjual madu tidak sedikit jumlahnya. Menghindari adanya madumadu palsu inilah, perlunya

beberapa rekomendasi resmi yang difasilitasinya. Terkait madu budidaya, Andi belum mengetahui persis produksinya setahun. Namun bagi kelompok-kelompok masyarakat yang melakukan pembudidayaan, seperti yang ada di KLU dan Lombok Barat, pemerintah mendukung dalam bentuk stup. Ia menilai, budidaya madu produksinya masih belum sebanding dengan produksi madu hutan. Persoalannya, jumlah pembudidayanya yang masih sedikit karena orientasi masyarakat untuk menjadikan budidaya madu sebagai peno-

pang perekonomian mereka sangat kurang. “Kita pertahankan, agar madu-madu kita bisa stabil produksin y a , ” demikian Andi. (bul)

(Suara NTB/dok)

BANYAK pihak telah menaruh harapan besar agar penurunan suku bunga acuan (BI Rate) yang telah diturunkan hingga tiga kali di level 6,75 persen saat ini, benar-benar secepatnya direalisasikan perbankan. Di sektor property, tingginya suku bunga bank benar-benar menjadi pukulan telak kepada pengembang dan konsumen. Begitu banyak keluhan disampaikan oleh masyarakat, tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga 13 persen menjadi beban berat kreditur. Ekstremnya, ada juga yang berpandangan kredit perbanbkan adalah pilihan kepepet, daripada mudarat. Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Provinsi NTB, Ir. L. Anas Amrullah juga menyatakan, tingginya suku bunga bank seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi beban juga kepada pengembang, karena harus membayar besar pengembalian di bank untuk biaya konstruksi perumahan. Di sisi lainnya, konsumenlah yang paling lelah. Tidak dipungkiri, persoalan suku bunga perbankan dalam negeri telah berkontribusi terhadap lemahnya penjualan perumahan akhirakhir ini. L. Anas Amrullah mengamini data yang dirilis Bank Indonesia tentang penurunan kredit perbankan atas sktor perumahan sebesar 23 persen perbandingan tahun 2015 dengan 2014. “Karena kita tahu bersama bagaiama daya beli masyarakat di NTB. Tingginya suku bunga bank tentu menjadi pertimbangan besar. Penjualan perumahan nyungsep, itu salah satu penyebabnya,” kata L. Anas ditemui Sabtu (19/3) di Kantor Camat Lingsar, Narmada. Suku bunga ini telah menjadi topik hangat di kalangan para pengembang. Bahkan telah menjadi isu utama yang diangkat REI pusat. Pengembang berharap banyak, bank-bank milik pemerintah atau bank pelat merah (BTN, BNI, Mandiri, BRI) menyegerakan untuk menurunkan suku bunga bank, sehingga masyarakat lebih bergairah mengakses kredit perumahan di tengah masih banyaknya kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi di NTB. “Karena kalau bank pelat merah tidak memulai, tidak mungkin bank swasta lainnya akan mengikuti,” tambah L. Anas. Pihak Otoritas Jasa Keuangan juga menjadi tumpuan harapan, agar terus mengingatkan perbankan menurunkan suku bunga. Beberapa perbankan kabarnya telah menurunkan suku bunganya, namun jika berlaku hanya dua tahun, lalu kembali kepada suku bunga pasar, menurut Anas akan berat juga. Harapannya penurunan suku bunga bank bisa lebih panjang diberlakukan. Tidak saja perumahan komersil, L. Anas katakan, KPR subsidipun sebenarnya masih berat. Pemerintah telah mendukung konsumen untuk suku bunga cicilan. Namun suku bunga kredit untuk konstruksinya yang masih tetap tinggi. “Dan kita tetap sangat berharap, segeralah suku bunga diturunkan untuk kepentingan banyak pihak,” demikian L. Anas. (bul)

Investor Singapura akan Bangun PLTS di Sambelia Mataram (Suara NTB) Setelah beberapa pembangkit listrik yang saat ini on progress, di Sambelia, satu lagi pemodal asal Singapura berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (Mw). Atas nama perusahaan PT. Infrastruktur Terbarukan Adiguna telah melakukan ekspose di Badan Koordinasi Penananam Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPM-PT) Provinsi NTB. Bahkan menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi NTB, Ir. M. Husni, M.Si, perusahaan ini sudah mengantongi izin prinsip dari Bupati setempat dan BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah). Tinggal pelaksanaan Amdal, lokasi pembangunan direncanakan di kawasan bebatuan persis di depan SPBU Pringgabaya. Menggunakan lahan yang menurut informasi lahan milik Kepala BKD Provinsi NTB, H. Muh. Suruji. M. Husni mengatakan, pada dasarnya pemerintah provinsi sendiri tetap mendukung rencana tersebut, guna mengisi kebutuhan listrik di NTB. Apalagi, jika dihajatkan untuk mendukung penguatan rencana membangun pembangkit listrik berkapasitas 500 Mw di NTB, dari rencana membangun 35.000 Mw se-Indonesia. “Saya ingatkan kepada perusahaannya. Boleh saja membangun, tetapi ingat, apa-

123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 PERTANYAAN : 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Selamat siang. Saya mau bertanya tentang billing system pajak, Saya sudah mendaftar 123456789012345678901234567890121234567890123456789 billing system pajak di https://sse.pajak.go.id, tetapi empat hari ini saat saya akan membayar 123456789012345678901234567890121234567890123456789 PPN masa Februari, kenapa selalu sistem error? Kendatipun bisa, saat saya akan mencetak 123456789012345678901234567890121234567890123456789 kode billing selalu saja gagal? Padahal saya mencobanya di 4 perangkat berbeda, kenapa 123456789012345678901234567890121234567890123456789 seperti itu? apa sudah tidak bisa lagi menggunakan billing system pajak di https:// 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 sse.pajak.go.id? karena Saya harus membayar pajak lebih awal, Saya mencoba untuk ma123456789012345678901234567890121234567890123456789 suk melalui https://djponline.pajak.go.id tapi tidak bisa, mohon bantuan dan penjelasannnya 123456789012345678901234567890121234567890123456789 karena Saya harus segera membayar pajak. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Terima kasih. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Indah Prameswari 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 JAWABAN : 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Selamat pagi Ibu Indah Prameswari, 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Seperti kita ketahui bersama, mulai 1 Januari 2016 sistem pembayaran pajak yang semula 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP, MPN Generasi 1) berubah menggunakan e-Billing 123456789012345678901234567890121234567890123456789 System Pajak (MPN Generasi 2). Untuk melakukan pendaftaran guna menjadi pengguna layan123456789012345678901234567890121234567890123456789 an e-Billing System Pajak Wajib Pajak cukup mengakses https://sse.pajak.go.id atau melalui 123456789012345678901234567890121234567890123456789 https://djponline.pajak.go.id. Setelah melakukan registrasi, langkah-langkah yang harus ditem123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 puh untuk melakukan pembayaran pajak melalui e-Billing System sangatlah mudah, yaitu: 123456789012345678901234567890121234567890123456789 1. Buat Kode Billing 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Pembuatan Kode Billing dapat dilakukan melalui: 123456789012345678901234567890121234567890123456789 - Komputer, laptop, smartphone, atau tablet yang terkoneksi internet dengan mengakses 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 https://sse.pajak.go.id atau https://djponline.pajak.go.id; 123456789012345678901234567890121234567890123456789 - Melalui SMS dengan mengetikkan *141*500#, sementara hanya untuk pengguna 123456789012345678901234567890121234567890123456789 operator Telkomsel; atau 123456789012345678901234567890121234567890123456789 - Mendatangi KPP terdekat, telah disediakan perangkat komputer yang tersambung 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 dengan jaringan 123456789012345678901234567890121234567890123456789 untuk membuat Kode Billing. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 2. Bayar Kode Billing 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Pembayaran Kode Billing dapat dilakukan melalui mesin ATM, Internet Banking, mesin Mini 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 ATM, dan Loket Pembayaran Bank/Kantor pos. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam penggunaan e-Billing System Pajak. Namun 123456789012345678901234567890121234567890123456789 apabila ada keluhan atau didapati error dalam penggunaan e-Billing System Pajak silahkan 123456789012345678901234567890121234567890123456789 untuk dapat menghubungi call center e-Billing di (021) 52903801-08. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 Demikian disampaikan semoga bisa menjawab semua pertanyaan Ibu, Namun jika ada 123456789012345678901234567890121234567890123456789 hal hal yang masih kurang jelas silahkan bisa menghubungi Account Representative di KPP 123456789012345678901234567890121234567890123456789 dimana Ibu terdaftar atau melalui Call Center 1500200. 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789 123456789012345678901234567890121234567890123456789

Gerai Penjualan Tiket Garuda Indonesia Dibuka di LCC Mall (Suara NTB/dok)

Sama-sama Jadi Korban

Halaman 3

kah PLN akan bersedia membeli daya yang dihasilkan nanti. Karena kalau tidak dijual ke PLN, mau dijual kemana lagi,” tegas M. Husni di Mataram baru-baru ini. Ia mengkhawatirkan izinizin pembangunannya tak mulus. Sebab, izinnya pun harus mengantongi izin pusat. Pemerintah pusat mengalokasikan jatah sebesar 10 Mw di NTB sejak tahun 2013 lalu. Namun hingga kini belum ada perusahaan yang memenuhi itu. Investor Singapura ini justru datang ingin membangun PLTS berkapasitas 50 Mw, melebihi kuota yang diberikan oleh pemerintah pusat yang hanya 10 Mw. Yang berhak membangun sesuai kuota itupun, harus perusahaan yang telah ditunjuk oleh proses tender berdasarkan Permen ESDM nomor 17 tahun 2013. “Kan tidak bisa sembarangan siapa yang membangun, sebab harus melalui proses tender dan sesuai kuota yang diberikan pemerintah. Saya khawatir hambatannya di pusat nanti,” katanya. Husni mengatakan, perusahaan ini dilihat agak serius dengan ekspose yang dilakukan di pemerintah daerah. Sebelumnya, ada investor asal Amerika Serikat yang merencanakan membangun pembangkit listrik sebesar 10 Mw tahun 2015 lalu, namun hingga kini investor tersebut tak ada kejelasan. M. Husni berharap tak ada lagi cerita investor abal-abal, khususnya yang berkaitan dengan energi. (bul)

Mataram (Suara NTB) Sebuah gerai atau kantor penjualan tiket resmi Garuda Indonesia telah dibuka di Lombok City Center (LCC) Gerimaks, Narmada, Lombok Barat. Kantor penjualan tiket ini merupakan agen resmi dari Garuda Indonesia namun pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga. Pengelola atau pemilik gerai ini, H. Ikhsan Gemala Putra kepada Suara NTB menyampaikan gerai tersebut memang belum mulai dibuka secara resmi, tapi pelayanan sudah mulai berjalan. Bahkan pihaknya telah mulai menerima konsumen yang ingin membeli tiket Garuda. “Pelayanan sudah mulai berjalan, softopeningrencananyaakhir bulan ini,” ujarnya. Perbedaan gerai resmi ini dengan biro perjalanan atau travel agent adalah jika travel agent menjual tiket berbagai jenis maskapai penerbangan, maka Ikhsan mengatakan gerai yang dikelola pihaknya hanya menjual tiket Garuda. Tidak hanya itu, pihaknya juga siap menerima berbagai komplain dari penumpang Garuda Indonesia meskipun mereka tidak membeli tiket langsung dari pihaknya. Belum lama ini pihaknya juga menerima penumpang yang melaporkan refund tiketnya. Dipilihnya LCC sebagai lokasi gerai yang disebut merupakan pertama di NTB ini adalah karena permintaan dari pihak Garuda Indonesia. Ikhsan mengatakan membuka gerai resmi ini membutuhkan biaya yang ting-

(Suara NTB/ist)

Pemilik gerai penjualan tiket resmi Garuda Indonesia, H. Ikhsan Gemala Putra dan empat orang pegawainya. Gerai resmi ini berlokasi di LCC Mall, Gerimaks, Lombok Barat. gi, namun ia bersyukur bahwa biaya pemasaran dibantu juga oleh pihak Garuda Indonesia. Pegawai yang akan disiapkan pihaknya di gerai tersebut sebanyak enam orang, namun saat ini yang telah direkrut baru empat orang. Empat orang pegawai ini juga telah mendapatkan pelatihan resmi dari Garuda Indonesia. Seragam kerja para pegawai ini juga resmi dari Garuda. “Nanti seiring berjalannya waktu, kalau progresnya bagus kita akan tambah lagi pegawainya. Selain itu kita juga akan memperbesar ruangan ini,” ujarnya. Saat ini luas gerai resmi Garuda ini hanya menempati

satu lokal di sisi timur LCC, namun ke depan akan diperluas lagi demi kenyamanan konsumen. “Kalau sudah ramai, antrian konsumen yang datang juga perlu dipikirkan,” jelasnya. Dalam beberapa bulan ke depan, Ikhsan mengatakan pihaknya juga berencana untuk menambah jenis pelayanan yaitu kargo. Pihaknya juga ingin memberikan pelayanan eksklusif bagi penumpang yang membeli tiket melalui gerainya, sepuluh orang penumpang yang jadwal tiketnya berada dalam satu penerbangan akan diantar ke bandara dengan mobil eksekutif. “Kita sediakan mobil Fortuner,” tandasnya. (ynt)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 4

NPL Masih Tinggi

Bupati Ingatkan PT SF Tidak Ada Kredit Macet Selong (Suara NTB) Persentase kredit bermasalah atau Non Performance Loan (NPL) PT Selaparang Finansial (SF) terbilang masih cukup tinggi. Data tahun 2014 5,95 persen dan hanya sedikit mengalami penurunan tahun 2015 menjadi 5,02 persen. Melihat kenyataan itu, Bupati Lotim, H. Moch Ali Bin Dachlan mengingatkan jajaran Direksi PT SF untuk menagih semua kredit-kredit bermasalah tersebut. Penegasan ini disampaikan Bupati Lotim dalam gelaran Rapat Umum Pimpinan Saham (RUPS) PT SF di Suryawangi Labuhan Haji, Sabtu (19/3). “Saya tidak akan terima kasih kalau Anda tidak bekerja keras,” ujar bupati mengingatkan. Bupati menegaskan tidak boleh lagi ada kredit macet. Pasalnya, dana yang diberikan merupakan tambahan modal yang tidak boleh hilang.

“Kita tidak mau modal Pemda hilang,” terangnya. Disebutkan, sejauh ini PR SF terus diberikan tambahan modal. Periode kedua Bupati Ali BD — nama panggilannya memimpin Lotim, Pemkab Lotim mengalokasikan Rp 15 miliar tambahan modal tahun 2014. Tahun 2015 Rp 20 miliar dan tahun 2016 ini dijanjikan lagi tambahan modal Rp 10 miliar. Dijelaskan Bupati, saham

yang dikelola PT SF ini selain bersumber dari pemerintah juga dari Dana Pensiun BSK Group. Total penyertaan modal dari para pensiunan BSK Group ini Rp 2 miliar. Dihadirkannya BSK Group sebagai salah satu pemilik saham untuk memenuhi aturan. Di mana, sebuah PT tidak bisa dikendalikan oleh satu orang. Dituturkan, di era kepemimpinan sebelumnya dihadirkan koperasi sebagai

salah satu pemilik saham. Akan tetapi, keberadaan koperasi tidak turut menyertakan modalnya. “Begitu saya jadi bupati, saya datangkan lagi dana dari dana pensiun BSK. Biar sahamnya kecil, tapi tetap dihargai,” ungkapnya. Pada kesempatan itu, Bupati Ali BD mengingatkan, kepada seluruh pimpinan perusahaan daerah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya buat daerah. Menjadi perusahaan daerah itu sudah jelas untuk keperluan bisnis. “Business is business, Perusahaan daerah, bukan amal daerah,” urainya. Menjadi pemimpin perusahaan daerah, katanya, jangan menjadi pemimpin salon yang kerjanya hanya mengelus-elus

’’

Dasi itu hanya hiasan, tidak perlu pakai dasi kalau uang tidak ada’’ H. Moch. Ali bin Dachlan pakaian. Bupati Ali BD ini tidak senang gaya kepemimpinan perusahaan yang mengenakan dasi. “Dasi itu hanya hiasan, tidak perlu pakai dasi kalau uang tidak ada,” imbuhnya. Direktur Utama PT SF, Hj.

H. Najamuddin

Rakyat Tidak Harus Dipunguti Retribusi Selong (Suara NTB) Seluruh volume APBD semestinya dialokasikan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu komponen APBD pun wajib hukumnya dialokasikan untuk rakyat. ‘’Karena itu rakyat tidak harus dipunguti retribusi untuk PAD tersebut,’’ kata H. Najamuddin, Ketua DPW PKB NTB, salah satu kandidat calon bupati Lombok (Suara NTB/zul) Timur (Lotim) kepada warH. Najamuddin tawan, Minggu (20/3). Najamuddin tampaknya memiliki teori tersendiri yang lebih merakyat dalam pemahaman PAD dimaksud. ‘’PAD yang dipungut oleh pemerintah daerah dari rakyatnya tidak mesti berupa uang. Itu harus dipahami,’’ katanya. Karenanya manakala kelak dia terpilih sebagai Bupati Lombok Timur, dia tidak akan sama sekali memberatkan rakyat. ‘’Rakyat harus kita besarkan dan sejahterakan, jangan malah ditekan,’’ ujarnya. Satu konsep untuk menyejahterakan rakyat kecil, yakni memberikan bantuan hand tracktor gratis kepada petani atau gabungan kelompok tani (gapoktan). Kalau di Lotim saat ini ada 254 desa/kelurahan, dengan satu desa/kelurahan dialokasikan sepuluh unit hand tractor, maka akan terdapat setidaknya 30.000 gapoktan. Sementara operator satu unit hand tractor biasanya empat orang. ‘’Maka setidaknya lebih dari 10.000 orang tenaga kerja memiliki lapangan kerja baru,’’ katanya. Semua itu dinilainya realistis. Pada tahun pertama dan kedua para gapoktan tersebut tidak dipungut biaya retribusi apa pun oleh pemda. ‘’Tetapi pada tahun ketiga, saat gapoktan telah terangkat ekonomi keluarganya, dan para tenaga kerja telah memiliki pekerjaan tetap di bidang pertanian, barulah mereka harus membayar retribusi atas izin pembentukan gapoktan tersebut. ‘’Anda bisa menghitung, seandainya biaya izin tersebut Rp 200.000 per gapoktan di tahun ketiga, maka berapa PAD yang akan masuk ke kas daerah?’’ katanya. Bagi Najamuddin, mantan anggota DPRD NTB yang kini tampil sebagai pengusaha di bidang pertanian ini, PAD tidak harus diukur dengan berapa besar retribusi atau pajak yang masuk dari rakyat ke kas daerah. ‘’Kalau rakyat sejahtera karena kebijakan pemerintah daerah, itulah yang sesungguhnya PAD itu. PAD itu harus dirasakan langsung oleh masyarakat,’’ tandasnya. Penguatan petani di pedesaan itulah, menurut H. Najamuddin, merupakan pembangunan fondasi ekonomi bagi masyarakat di pedesaan. ‘’kalau masyarakat mandiri secara ekonomi, maka tentu saja persoalan biaya pendidikan dan kesehatan akan dengan gampang mereka tanggulangi sendiri,’’ katanya. ‘’Pokoknya kita harus berpihak kepada rakyat kecil,’’ tandasnya. (038)

persen atau Rp 74,09 miliar. Modal perusahaan pun meningkat dari Rp 44,42 miliar menjadi Rp 67,65 miliar. Pendapatan operasional meningkat sebesar 50,70 persen dari Rp 6,49 miliar tahun 2014 menjadi Rp 9,78 miliar tahun 2015. Laba bersih setelah pajak menunjukkan peningkatan sebesar 42,33 persen dari Rp 4,28 miliar menjadi Rp 6,10 miliar, sehingga capaian realisasi target melampaui. Sehingga PT SF tahun 2015 tersebut mampu memberikan dividen sebesar Rp 4,42 miliar. Angka ini meningkat 42,33 persen dari sebelumnya Rp 3,11 miliar. Realisasi target pemberian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari PT SF ini mencapai 100,53 persen. (rus)

Program SKPD Diminta Sasar Kaum Perempuan

Atur Trayek ke Tiga Gili MOBILITAS boat tradisional dan speed boat yang menuju kawasan pariwisata 3 Gili akan diatur oleh Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) c.q Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) KLU. Salah satu kebijakan yang akan diterapkan adalah dengan menertibkan trayek angkutan laut dari pelabuhan pintu masuk menuju 3 Gili. (Suara NTB/dok) “Trayek boat akan kita Sinar Wugiyarno atur, karena boat termasuk angkutan kota dalam kabupaten,” sebut Kepala Dishubkominfo KLU, Sinar Wugiyarno, SH, akhir pekan kemarin. Digambarkannya, jalur layanan transportasi laut armada boat tradisional dan fast boat akan diperjelas. Hal ini menyangkut jumlah boat dan rute trayek yang dilayani, seperti Bangsal - Gili Meno, Bangsal - Gili Air dan Bangsal - Gili Trawangan. Demikian halnya dengan fast boat yang melalui pintu masuk Teluk Nara yang menuju Trawangan, Meno dan Gili Air. Pola pengaturan trayek ini, dimaksudkan untuk mencegah adanya dominasi mobilitas antar boat, ataupun kemungkinan adanya boat saling caplok penumpang. Sebagaimana diketahui, sejauh ini mobilitas paling tinggi boat publik masih melayani Gili Trawangan. Sedangkan permintaan pasar untuk dua gili lainnya, jauh lebih sedikit. “Pemerintah Kabupaten memiliki kewenangan untuk mengatur boat yang kapasitas maksimalnya 7 gross ton (GT). Operasional boat ini tidak melalui penerbitan izin, melainkan boat harus memegang sertifikat yang diperpanjang tiap 6 bulan. Untuk kontribusinya sendiri, hanya membayar parkir dengan perhitungan Rp 1.000,- per GT per hari,” ujarnya. Berdasarkan perhitungan kontribusi tersebut, Sinar menilai besaran kontribusi yang diberikan pemilik boat masih sangat minim. Setidaknya, dari asumsi maksimal 7 GT saja, maka boat ini hanya membayar Rp 210 ribu per bulan. Nominal ini tentu belum sebanding dengan pendapatan boat per bulan yang mencapai jutaan rupiah. Hal yang sama juga berlaku pada Angkutan Tradisional Cidomo di Gili Trawangan. Di pulau ini, 1 unit cidomo memiliki nilai ekonomis setara dengan mobil mewah, akibat pemberlakuan pembatasan jumlah dan tingginya pendapatan bulanan cidomo. Namun kembali, beroperasinya armada ini pun belum seberapa memberi kontribusi ke kas daerah. Meski demikian, Sinar mengaku belum memiliki pemikiran untuk mengusulkan Raperda Retribusi Cidomo ataupun perubahan retribusi cidomo dan boat ke DPRD. “Untuk menarik retribusi optimal dari armada ini, harus ada dasar hukumnya,” demikian Sinar Wugiyarno. (ari)

Sobahulhair menyampaikan soal NPL itu pihaknya akan terus ikhtiarkan dan fokus dalam upaya penurunannya. Upaya yang dilakukan direksi SF ini selama tahun 2015 berhasil menarik kredit bermasalah sebesar Rp 586 juta. Jumlah ini meningkat 248 persen dari kemampuan sebelumnya Rp 236 juta. Meski NPL terbilang masih tinggi, akan tetapi berdasarkan analisa rasio laporan keuangan SF tahun buku 2015 lalu menunjukkan kondisi yang yang cukup sehat. Indikasinya tergambar dari laporan aset perusahaan meningkat 54 persen, yakni dari Rp 44,48 miliar tahun sebelumnya menjadi Rp 68,57 miliar. Target 2015 mencapai 92,40

(Suara NTB/yon)

SERAHKAN - Bupati Lotim, H. Moch. Ali Bin Dachlan bersama Kepala Kantor Regional X BKN Denpasar, Bali menyerahkan SK CPNS secara simbolis terhadap tenaga honorer K2 di Dermaga Pantai Labuhan Haji, Sabtu (19/3).

651 Honorer K2 Lotim Terima SK CPNS Selong (Suara NTB) Setelah melalui segala serangkaian perjuangan yang amat berat, akhirnya jerih payah para tenaga honorer dari kategori II (K2) terbayar sudah dengan diangkatnya menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pengangkatan tenaga honorer K2 itu ditandai dengan penyerahan SK CPNS oleh Bupati Lotim, H. Ali Bin Dachlan yang bertempat di Dermaga Pantai Labuhan Haji, Sabtu (19/3). Acara itu dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Lotim, H. Supinah Ali Bin Dachlan, Kepala Kantor Regional X Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Denpasar, Bali, pejabat lingkup Pemkab Lotim dan sejumlah tamu undangan lainnya. Pada kesempatan ini, bupati mengajak kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS lingkup Pemkab Lotim terus menumbuhkan semangat kerja keras. Langkah itu dilakukan untuk mengejar segala ketertinggalan Kabupaten Lotim dengan daerah-daerah lainnya di NTB maupun Indonesia. Selain itu, bupati juga meminta kepada para tenaga honorer K2 yang telah diangkat menjadi CPNS menunjukkan prestasi kerja yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Menurutnya, dengan diterimanya SK pengangkatan CPNS terhadap 651 orang ini harus dijadikan tantangan baru untuk meningkatkan kualitas kinerja baik yang berprofesi sebagai guru, tenaga kesehatan maupun di tenaga teknis/administrasi lainnya. Bahkan, bupati meminta agar para CPNS tetap bekerja di tempatnya masing-masing sebelum ada petunjuk atau arahan dari pemerintah daerah. “Tetaplah anda bekerja ditempatnya masing-masing, yang menjadi guru silakan tetap mengajar, yang di pemerintahan tetaplah bekerja dengan baik. Jangan Anda pindah-pindah sebelum ada kebijakan dari Pemda,” jelasnya. Sementara, Kepala Kantor Regional X BKN Denpasar, Bali, Made Ardita menerangkan, pengangkatan 651 CPNS di Kabupaten Lotim merupakan tekad yang kuat dilakukan bupati beserta jajarannya untuk menyelesaikan pengangkatan CPNS. Dalam kesempatan itu, ia berpesan kepada CPNS agar mengemban amanah dengan baik serta terus mengabdikan dirinya sebagai ASN dengan meningkatkan kompetesinya, sehingga mampu mengemban

amanah yang sudah ada. “Pengangkatan 651 CPNS ini tidak terlepas dari keaktifan dan tekad yang kuat dilakukan oleh bupati beserta jajaran dalam menyelesaikan masalah pengangkatan CPNS ini,” sanjungnya. Sedangkan, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD), Kabupaten Lotim, H. Najamudin memaparkan jika jumlah CPNS tenaga honorer dari K2 yang mengikuti seleksi CPNS di tahun 2013 lalu sebenarnya berjumlah 669 orang. Dari jumlah ini terjadi pengurangan menjadi 651, karena 11 orang di antaranya terlebih dahulu dinyatakan lulus dan sudah mendapatkan SK pengangkatan menjadi CPNS. Seiring melalui proses yang cukup panjang selama dua tahun, sebanyak 2 orang meninggal dan 5 tidak melakukan pemberkasan. Dar 651 CPNS yang menerima SK ini, kata Najamudin, terbagi dalam tiga golongan yakni, golongan I sebanyak 31 orang, golongan II 457 orang dan golongan III sebanyak 163 orang. Untuk selanjutnya, CPNS ini akan mengikuti prajabatan dalam pengangkatan menjadi pegawai yang paling lambat akan dilaksanakan pada akhir Desember 2016. (yon)

Tenaga Honorer KKTK Dapat Tunjangan Lewat Sampah Selong (Suara NTB) Kantor Kebersihan dan Tata Kota (KKTK) Lombok Timur (Lotim) memberikan tambahan penghasilan terhadap para honorer dengan cara jualan pupuk organik. Pengelolaan pupuk yang bahan bakunya dari sampah yang terkumpul di tempat pembuangan akhir (TPA) Sampah ini diserahkan ke Koperasi Sinar yang telah dibentuk khusus KKTK. Kepala KKTK Lotim, Mulki, kepada Suara NTB menjelaskan, dari hasil jualan pupuk ini dikatakan telah cukup membantu para tenaga kebersihan. Di mana, tenaga honorer mendap-

atkan Rp 200 ribu dalam dua pekan sekali, sehingga ditarget bisa dapat masing-masing honorer Rp 400 ribu dalam sebulan tunjangan penghasilannya. “Jadi dapat tunjangan tambahan lewat sampah,” terangnya. Pupuk organik yang diproduk karyawan KKTK Ini diyakinkan Mulki cukup bagus. Di mana, sudah ada hasil uji laboratorium dari BPTP Provinsi. “Hasil uji laboratorium pupuk ini sangat bagus, katanya. KKTK membuat pupuk organik ini dari bahan baku berupa sampah, yakni sayuran busuk, kotoran ternak sapi dan mikroba. Semua item yang men-

syaratkan pupuk organik yang baik sudah terpenuhi. Pupuk produk karyawan KKTK ini diyakinkan sudah sangat layak dipakai untuk budidaya pertanian. KKTK pun sudah siap mengkomersilkan pupuk dan saat ini sudah bisa menghasilkan sebanyak 90 ton sejak sebulan yang lalu. KKTK pun sudah melibatkan tenaga ahli dalam proses pembuatan pupuk. Dalam sehari saat ini sudah bisa dihasilkan sebanyak 3 ton. Adapun harga pupuk diberlakukan Rp 500 /kilogram. Sampai saat ini jumlah pupuk yang laku terjual cukup banyak. (rus)

Tanjung (Suara NTB) Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) disinyalir lebih dominan berada di kalangan kaum perempuan. Oleh sebab itulah, Bupati dan Wakil Bupati KLU meminta agar jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengarahkan programnya kepada kaum perempuan guna menurunkan jumlah penyandang kemiskinan. “SKPD supaya memperbanyak kebijakan yang menyentuh perempuan, karena kemiskinan yang ada di Lombok Utara lebih banyak berada di kalangan perempuan,” ungkap Bupati Lombok Utara, belum lama ini. Meski tidak menyebut angka kemiskinan kalangan perempuan, namun bupati melihat adanya sejumlah korelasi yang menyebabkan kaum perempuan menjadi objek sekaligus subjek kemiskinan. Misalnya, perempuan yang karena ditinggal mati suaminya, praktis menjadi kepala rumah tangga. Sebaliknya, meski masih berstatus memiliki suami, tidak sedikit kaum perempuan yang menjadi objek kemiskinan akibat pengelolaan keuangan rumah tangga yang tidak bijaksana dari sang suami. Najmul mencontohkan, konsumsi rokok kaum laki-laki selaku kepala rumah tangga secara langsung memunculkan biaya hidup tinggi di kalangan rumah tangga tersebut. Tidak jarang, kebutuhan pokok lain di rumah tangga tidak lagi

menjadi prioritas karena tuntutan konsumsi rokok di kalangan kepala keluarga. “Menurut hasil survei, 70 persen keluarga miskin ratarata dari kepala keluarga perokok. Perokok bisa menghabiskan sebungkus per hari , kadang dua bungkus. Kalau di tangan ibu rumah tangga, uang yang dikeluarkan untuk rokok selama sebulan bisa sangat berharga,” kata Bupati. Dalam konteks kemiskinan kaum perempuan, Bupati dan Wakil Bupati KLU, tidak lantas membuat kebijakan menerapkan larangan merokok di kalangan kepala rumah tangga. Melainkan, terobosan yang dibuat adalah dengan menghimpun aspirasi kaum perempuan untuk dintervensi dalam kebijakan pembangunan daerah. “Kita akan menggelar Musrenbang Perempuan. Mungkin ini terdengar asing, tapi kita akan coba lakukan untuk menghimpun aspirasi. Nanti Pak Wabup yang pimpin (Musrenbang),” sebut Najmul. Musrenbang Perempuan dihajatkan sebagai instrumen untuk mengetahui persoalan mendasar kaum perempuan di KLU. Selanjutnya, persoalan tersebut akan dibahas dan hasilnya disampaikan ke pemerintah dalam bentuk rekomendasi. “Tidak ada tempat yang kita tidak membuat terobosan. SKPD harus membiasakan berpikir out of the box (di luar kebiasaan), silakan berinovasi tanpa harus melanggar aturan,” tandas Najmul. (ari)

Siswa Diingatkan Tidak Dekati Narkoba Selong (Suara NTB) Dunia pendidikan dewasa ini tengah digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan seperti munculnya tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, termasuk peredaran barang haram berupa narkoba di kalangan pelajar maupun ancaman lainnnya. Untuk menyikapi itu, generasi muda atau siswa harus lebih siap dan sigap menghadapi tantangan yang semakin berat. ‘’Karenanya, generasi muda harus menumbuhkan semangat untuk tidak pernah menyerah, bersungguh-sungguh dalam belajar, serta berhati-hati memilih teman. Terlebih tidak cobacoba menggunakan narkoba,’’ pesan Kepala BKKBN Provinsi NTB, Drs. Lalu Makrifuddin dalam sebuah dialog interaktif di Madrasah Aliyah Al Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik, Sabtu (19/3), Menurutnya, jika seseorang sudah mencoba atau mencicipi narkoba, maka rasa penasaran siswa itu akan lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum ia mengenal narkoba. Jika seseorang itu sudah kecanduan narkoba, sambungnya, maka kemungkinan untuk dia kembali lagi menggunakan narkoba lebih besar dari sebe-

lumnya serta memiliki dampak yang sangat besar terhadap prestasi dan cita-citanya. Sehingga, fenomena persoalan narkoba sangat membahayakan seharusnya bisa dijadikan sebagai musuh bangsa nomor satu. “Seharusnya para pelajar juga menjadikannya narkoba sebagai musuh, sehingga tidak terjebak apalagi menjadi hanyut dengan narkoba. Kita juga berharap kepada siswa agar mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh sekolah,” ujarnya mengingatkan. Bersamaan dengan penanaman tentang pemahaman bahaya narkoba, para siswa dan mahasiswa yang berada dilingkungan Yayasan Pondok Pesantren Al Ijtihad Al Mahsuni Danger itu juga diberikan pembekalan terkait upaya dalam menghindari dan mencegah pernikahan dini. Apalagi pernikahan dini banyak di terjadi di NTB pada khususnya disebabkan terjadinya pergaulan bebas yang menyebabkan seseorang itu hamil di luar nikah. “Data menunjukkan, saat ini anak SD sudah mulai pacaran dan pernikahan dini sebagian besar terjadi karena banyak anak-anak kita yang hamil di luar nikah,”terangnya. (yon)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 5

Tuntaskan Kasus Bedah Desa

Polres Loteng Minta Petunjuk Polda NTB

Dijadwalkan Akhir Maret PELANTIKAN Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, sebagai bupati definitif dijadwalkan paling lambat akhir Maret. Sesuai opsi yang ditetapkan Pemprov NTB terhadap waktu pelantikan bupati definitif telah diploting, paling lambat tanggal 30 Maret. “Kalau SK cepat turun,insya Allah pelantikan bupati dilaksanakan tanggal 23 atau paling lambat tang(Suara NTB/her) gal 30 Maret,” terang Kepala Hamka Bagian Pemerintahan Setda Lobar, Hamka S.Sos kepada Suara NTB, Minggu (20/3). Menurutnya, pemprov bersama pemda telah mengelar rapat membahas perihal rencana pelantikan ini. Hasilnya ditetapkan beberapa opsi waktu pelantikan antara lain tanggal 23 Maret dan paling lambat tanggal 30 Maret mendatang. Terkait kapan keluar SK dari Kemendagri, pihaknya belum mengetahuinya secara pasti sebab tergantung dari Kemendagri. Namun, jelasnya, sesuai tenggat waktu dari semenjak diusulkan dari daerah ke Kemendagri maksimal waktunya 14 hari (dua pekan) SK akan keluar dari kemendagri. Terkait kepastian kapan SK ini turun, pihaknya telah mengkonfirmasi Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB. Dari hasil komunikasi, jika Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB akan berangkat ke Jakarta, Senin (21/3) ini. dalam konteks mengikuti rakor mewakili gubernur. Termasuk, langsung ke Kemendagri menanyakan perihal SK bupati Lobar definitif. “Kemungkinan keluar Rabu, tapi kita tunggu kabar dari Kemendagri,”katanya. Sementara itu Plt Bupati H Fauzan Khalid menunggu kapan pelantikannya. Saat kedatangan Kemendagri ia sempat berkomunikasi dengan salah satu Dirjen yang ikut beberapa waktu lalu untuk meminta agar SK itu dikawal. “Kemendagri akan mengawal SK itu, dan tidak dihambat,” tegasnya. (her)

Pemda Lobar Bakal Cabut Empat Perda Bermasalah Giri Menang (Suara NTB) Dari hasil evaluasi yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), ada empat peraturan daerah (perda) bermasalah di Lombok Barat (Lobar). Empat perda bermasalah itu adalah Perda Nomor 13 tahun 2009 tentang Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, Perda Nomor 6 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara. Selain itu ada Perda (Suara NTB/dok) Nomor 10 tahun 2009 tentang H. M. Taufiq Pengelolaan Barang Milik Daerah serta Perda Nomor 22 tahun 2005 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol. ‘’Menyikapi hasil evaluasi Kemendagri tersebut, Pemda Lobar bakal mengikuti arahan Kemendagri untuk merevisi, bahkan mencabut perda bermasalah tersebut. Pemda Lobar akan berkoordinasi dengan Pemprov terkait langkah apa yang perlu diambil, jika memang Perda tersebut harus dicabut maka pemda akan mencabutnya,’’ tegas Sekda Lobar H. M Taufiq kepada Suara NTB dikonfirmasi, Minggu (20/3). Diakuinya, pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi terkait hasil evaluasi dari Kemendari, sehingga pihaknya pun belum tahu bunyi rekomendasi terkait perda bermasalah tersebut. Jika rekomendasi Kemendagri menyatakan, perlu merevisi, maka pemda akan melaksanakannya. Menurutnya, kemungkinan rekomendasi terkait revisi pasalpasal yang dinilai bertentangan atau tidak sesuai dengan aturan di atasnya. Namun jika rekomendasinya harus dicabut, maka Perda itu bakal dicabut sesuai rekomendasi Kemendagri. Ia menampik jika pembuatan Perda ini hanya sekedar membuat untuk memenuhi target saja, sebab sebelum dan selama membahas Perda ini pemda bersama dewan berkoordinasi dengan Pemprov NTB. Pihak provinsi pun melakukan evaluasi terhadap perda yang dibuat. (her)

(Suara NTB/ist)

DIGELANDANG - Pelaku spesialis curanmor digelandang dari salah satu kafe di Kuta Loteng beberapa waktu lalu.

Spesialis Curanmor Dibekuk di Kafe Praya (Suara NTB) Tim Opsnal Polres Lombok Tengah (Loteng) berhasil membekuk spesialis pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) yang kerap beraksi di wilayah ini. Pelaku berinisial GR (18), warga Desa Kuta dibekuk di salah satu tempat hiburan di kawasan wisata Pantai Kute Pujut, Rabu (16/3) lalu saat sedang asyik menenggak minuman keras (miras). Kapolres Loteng, AKBP Nurodin, SIK.M.H., melalui Kaur. Bin. Ops Sat Reskrim Polres Loteng, Iptu Ery Armunanto, Sabtu (19/3), mengungkapkan, pelaku spesialis curanmor yang wilayah kerjanya bukan hanya di Loteng, tapi wilayah hukum Polres Lombok Timur (Lotim).

“Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku sudah beraksi di tujuh lokasi. Satu di antaranya di wilayah hukum Polres Lotim,” sebutnya. Meski demikian, pihaknya masih akan terus mengembangkan kasus tersebut untuk mengungkap kemungkinan lokasi lainnya. Karena tidak menutup kemungkinan, pelaku juga terlibat curanmor di lokasi lainnya selain tujuh lokasi yang diakuinya tersebut. Penangkapan pelaku berawal dari penangkapan IJ (16) warga Desa Kuta. Saat itu, pelaku dibekuk oleh tim Opsnal Polres Loteng setelah mendapat informasi kalau pelaku sedang menawarkan sepeda motor yang diduga hasil curanmor. Dari tangan IJ, polisi ber-

hasil mengamanakn satu sepeda motor Honda Vario. Setelah dilakukan pengecekan, sepeda motor tersebut ternyata sesuai dengan sepeda motor yang dilaporkan hilang wilayah Loteng pada tanggal 1 Maret lalu. “Dari pengakuan IJ itulah, polisi kemudian bergerak memburu GR yang diduga sebagai pemetik,” terangnya. Dikatakan, IJ sendiri hanya dimintai tolong oleh pelaku untuk menjual sepeda motor hasil curanmor. Namun belum sempat sepeda motor tersebut laku terjual, IJ keburu ditangkap polisi. Kendati demikian, pelaku IJ tetap akan diproses secara hukum. Tapi pola penangannya berbeda, karena statusnya masih di bawah umur. (kir)

Ratusan Koperasi Bermasalah Terancam Dibekukan Giri Menang (Suara NTB) Hasil evaluasi yang dilakukan Dinas koperasi dan UMKM Lombok Barat (Lobar) terhadap 480 koperasi yang ada di Lobar, menemukan ada 216 koperasi bermasalah. Ratusan koperasi bermasalah, karena tidak ditemukan lembaganya dan tidak aktif. Untuk menertibkan koperasi bermasalah ini, pihak Diskop mengambil langkah tegas segera membekukan puluhan koperasi, khusus koperasi yang tidak ditemukan. Sedangkan, bagi koperasi yang masih bisa dibina akan dibantu. “Kami sudah melayangkan surat teguran kedua kepada ratusan koperasi yang tidak ditemukan identitasnya, kalau tidak diindahkan, maka akan kami bekukan,” tegas Kadis ko-

perasi dan UMKM Lobar, Joko Wiratno akhir pekan kemarin. Dari ratusan koperasi yang tidak ditemukan bakal dibekukan, sedangkan khusus koperasi yang tidak aktif, namun masih bisa dibina akan dibantu. Menurutnya, koperasi yang tidak ditemukan ini tidak lagi menerima segala bantuan, karena dinilai tidak memenuhi syarat dan tidak memenuhi kriteria koperasi sehat. Karena itu agar tertib, maka koperasi ini harus dibekukan. Menurutnya, dari 216 koperasi ini rata-rata bermasalah, sebagian kecil bisa dibina. Khusus koperasi yang tidak bisa dibina, pihaknya melayangkan teguran kedua tiap tiga bulan, saat ini masih berlangsung teguran kedua. Dari tegu-

ran pertama dan kedua, pihak koperasi ini tidak ada yang menindaklanjutinya, sehingga tinggal menunggu satu bulan untuk dibekukan. Dalam proses pembekuan ini nantinya, pihak koperasi bisa menyampaikan komplain ke dinas, karena kemungkinan tidak terima dibekukan. Pihak koperasi bisa datang membawa minimal bukti mereka melaksanakan RAT tiga tahun terakhir, jika itu lengkap maka dinas akan mencabut pembekuan itu. Menurutnya pembubaran koperasi tidak bisa serta merta karena berkaitan dengan pihak ketiga, pinjaman dan simpanan anggota, sehingga kalau koperasi dibekukan maka anggota yang memiliki hak itu akan menuntut. (her)

Menipis, Stok Beras di Bulog Loteng

(Suara NTB/her)

SILATURAHMI - Istri Plt Bupati Lobar Hj. Khaeratun Fauzan Khalid bersama Hj. Nanik Suryatiningsih akrab bersama Pikat Lobar saat acara silaturahmi di Lingsar, Minggu (20/3).

Pikat Gelar Silaturahmi dengan Istri Zaini Arony Giri Menang (Suara NTB) Paguyuban Istri Kades (Pikat) Lombok Barat (Lobar) menggelar silaturahmi dengan istri Dr. H. Zaini Arony, MPd, Hj. Nanik Suryatiningsih di Lingsar, Minggu (20/3). Silaturahmi ini juga dihadiri Pembina Pikat yang juga istri Plt Bupati Lobar, Hj. Haeratun Fauzan Khalid, para istri kades dan para kepala desa. Ketua Pikat Lobar, Fatmawati menyatakan kegiatan ini digelar untuk silaturahmi dengan istri H. Zaini Arony. Apalagi, program ini merupakan program rutin yang diupayakan tiap bulan dalam rangka sebagai ajang memperkenalkan diri antara istri kades. Sebab istri kades memiliki peranan membangun daerah melalui Tim Penggerak PKK di masing-masing desa. Menanggapi hal ini, Hj Nanik Suryatiningsih, mengingatkan bagaimana dirinya dulu sebagai Ketua PKK Lobar yang keliling ke desa-desa dan dusun. “Ini mengingatkan saya kembali terhadap paguyuban istri kades hanya ada di Lobar,” kata mantan Ketua TP PKK Lobar ini. Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan salam dari suaminya H. Zaini Arony. Ia juga menyampaikan perihal putera semata wayangnya, Nauvar F Farinduan yang turun ke Lobar. Tujuannya turun bukan untuk negatif, namun untuk menyampaikan ucapan terima kasih dari H. Zaini Arony yang belum sempat turun menyampaikan langsung. Ia menampik jika putranya turun menemui masyarakat Lobar, karena ingin menandingi Plt Bupati Lobar H. Fauzan Khalid. Sebab, katanya, suaminya tak ingin dibenturkan dengan H Fauzan Khalid yang telah dikaderisasi sebagai wakil bupati mendampinginya pada Pilkada lalu. “Anak saya ke Lobar bukan mencari musuh, tapi mau sambung silaturahmi,” katanya. Sementara itu, istri Plt Bupati Lobar Hj. Haeratun Fauzan Khalid, menyatakan, pertemuan acara Pikat rutin tiap bulan dilaksanakan. Namun kali ini dilaksanakan untuk silaturahmi dengan Hj. Nanik Suryatiningsih Zaini Arony. Ke depan, lanjutnya, istri-istri kades harus aktif membantu suaminya membangun di masing-masing desa. (her)

Praya (Suara NTB) Rencana penyaluran jatah beras miskin (raskin) di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) untuk jatah bulan Maret dan April terancam molor dari jadwal yang ada. Alasannya, stok beras di gudang-gudang beras milik Bulog di Loteng makin menipis. Bahkan di gudang Bulog Praya, stok beras praktis tidak ada. Kepala Gudang Bulog Praya, L. Burhanudin, yang dikonfirmasi Suara NTB, via ponselnya, Sabtu (19/3) mengaku dengan kondisi stok seperti sekarang ini sulit bagi pihaknya bisa memenuhi kebutuhan beras untuk jatah raskin bulan ini. Sehinggga jika tidak ada stok beras baru yang masuk

dalam waktu dekat ini, penyaluran jatah raskin bakal molor. Ia pun mengaku pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa, karena kondisi stok beras demikian adanya. Atas dasar ini, tidak bisa dipaksakan untuk menyalurkan jatah raskin kepada masyarakat, karena dipastikan stoknya tidak akan mencukupi kebutuhan. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disostektrans) Loteng, H. Nazili, SIP, mengaku belum mendapat informasi resmi dari pihak Bulog perihal menipisnya stok beras di Loteng. Hanya saja, pihaknya berharap jikalau memang kondisi stok beras sudah menipis, bisa segera dipenuhi oleh pihak Bulog.

Jangan sampai mengganggu penyaluran raskin kepada masyarakat, mengingat, raskin saat ini sangat dibutuhkan. Terlebih panen sendiri belum berlangsung. “Kalau melihat jadwal yang ada, paling tidak akhir Bulan Maret ini raskin sudah disalurkan kepada masyarakat,” terangnya. Pihaknya pun berjanji akan segera mengklarifikasi persoalan tersebut pihak Bulog. Supaya kalau stok beras menipis di Loteng, pihak Bulog bisa menyuplai dari gudang lainnya. Pihaknya khawatir, jika raskin tidak bisa disalurkan sesuai jadwal yang ada karena stok beras yang menipis, bisa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. (kir)

Praya (Suara NTB) Jajaran Polres Lombok Tengah (Loteng) menegaskan akan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menuntaskan penyidikan kasus dugaan korupsi Bedah Desa di Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Loteng tahun 2012, yang masih tersisa. Bahkan untuk mempercepat penyelesaian penyidikan kasus, Polres Loteng berencana akan melakukan gelar perkara di Polda NTB, dalam waktu dekat ini. “Surat permintaan gelar perkara sudah kita kirim ke Polda NTB. Dan, kita harapan dalam waktu dekat ini, gelar perkara sudah bisa dilaksanakan,” ungkap Kapolres Loteng, AKBP Nurodin, S.IK.M.H., saat dihubungi Suara NTB, Sabtu (19/3). Gelar perkara itu sendiri dimaksudkan sebagai ajang konsultasi sekaligus meminta petunjuk, saran maupun jalan keluar dari Polda NTB untuk bisa memenuhi petunjuk yang sebelumnya diberikan oleh Jaksa dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Praya. Harapannya, berkas penyidikan sisa kasus bisa segera dinyatakan lengkap. Kalau berkas sudah dinyatakan lengkap, maka pihaknya bisa segera melakukan pelimpahan terhadap sisa tersangka yang masih ada. “Selama berkas belum dinyatakan P21 (lengkap), maka kita belum bisa melakukan pelimpahan secara menyeluruh terhadap kasus ini,” terangnya. Ia menjelaskan, masih ada dua petunjuk lagi yang mesti dilengkapi pihaknya. Namun kedua petunjuk memang sedikit sulit untuk dipenuhi, sehingga pihaknya merasa perlu untuk meminta petunjuk dari Polda NTB, terkait pemenuhan petunjuk yang diberikan tersebut. “Siapa tahu dengan adanya gelar perkara ini, ada petunjuk atau solusi yang diberikan oleh

Polda NTB. Supaya petunjukpetujuk yang diberikan tersebut bisa segera dipenuhi. Agar kasus ini bisa segera tuntas,” tegas Nurodin. Pihaknya, lanjut Nurodin, berkepentingan untuk bisa segera mungkin menuntaskan kasus tersebut. Selain karena sudah ada tersangka yang sebelumnya sudah dilimpahkan, kasus tersebut juga sudah cukup lama berstatus penyidikan. Dan, hal itu tidak baik bagi tersangkanya, karena sudah begitu lama menyandang status tersangka. “Kita tidak ingin menggantung status orang, terus-terusan menjadi tersangka. Jadi bagaimanapun caranya, kasus ini harus segera tuntas,” timpal mantan penyidik Polda NTB ini. Kasus bedah desa masih menyisakan tiga tersangka, termasuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek senilai Rp 1,8 miliar tersebut yakni L. Is. Ditambah PPK proyek dan fasilitator proyek. Dengan dua berkas tersisa. Ada pun empat tersangka lainnya, sudah dilimpahkan sebelumnya. Sesuai hasil perhitungan BPKP Perwakilan NTB, pada proyek yang dibiayai pemerintah pusat tersebut, ditemukan kerugian negara mencapai Rp 1,04 miliar. Dan, menjadikan kasus dugaan korupsi dengan jumlah kerugian negara yang paling besar yang ditangani oleh Polres Loteng sampai sejauh ini. (kir)

Dua Oknum Anggota Polres Loteng Terancam Dipecat Praya (Suara NTB) Dua oknum anggota Polres Lombok Tengah (Loteng) berinisial Brigadir Da dan Brigadir Sa, terancam dipecat secara tidak hormati sebagai anggota Polri. Setelah keduanya dinilai sudah tidak bisa dibina lagi, karena beberapa kali terlibat tindak kriminal. Wakapolres Loteng, Kompol. L. Salehudin, yang dihubungi Sabtu (19/3), membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, secara resmi anggota bersangkutan memang belum dipecat. Tapi dalam sidang kode etik yang baru lalu, rekomendasinya terhadap anggota tersebut memang pemecatan. Rekomendasi ini diambil, karena anggota tersebut dinilai melanggar kode etik dengan terlibat tindak kriminal. Dan, bukan hanya sekali tetapi beberapa kali, sehingga dinilai layak untuk dipecat dari kesatuan. Karena pembinaan yang dilakukan ternyata tidak mempan merubah perilaku

anggota bersangkutan. Dikatakannya, tindak tegas diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi anggota bersangkutan, termasuk juga bagi anggota yang lain. Untuk tidak melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh kedua anggota tersebut. Jika tidak ingin bernasib sama pula. Menurutnya, pihaknya dalam hal ini sangat tegas pada aturan yang ada, jika setiap anggota harus mematuhi aturan yang berlaku. Jika tidak patuh, maka konsekuensinya dijatuhkan sanksi tegas. “Prinsipnya kalau anggota bersangkutan sudah tidak bisa dibina lagi ya dibinasakan saja,” selorohnya. Ia menjelaskan, rekomendasi pemecatan tersebut selanjutnya akan diusulkan ke Polda NTB dan Mabes Polri. Baru setelah ada persetujuan akan digelar upacara pemecatan. “Nanti pasti akan kita upacarakan secara resmi,” tandasnya. (kir)

Penumpang di Lembar Keluhkan Praktik Dugaan Pungli Giri Menang (Suara NTB) Para penumpang di Pelabuhan Lembar mengeluhkan adanya dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang diduga dilakukan oknum tertentu. Pungutan biaya parkir ini dinilai terlalu tinggi hingga Rp 5 ribu, sementara belum ada sosialisasi terkait hal itu kepada penumpang. Seorang penumpang inisial SMD, Sabtu (19/3) malam lalu sekitar pukul 22.20 Wita mengaku mengantar salah seorang keluarganya yang hendak pulang ke Singaraja, Bali. Karena keluarganya tidak membawa kendaraan, maka ia dimintai tolong untuk mengantarnya dengan menggunakan mobil. Ketika hendak masuk di areal parkir Pelabuhan Lembar, dua orang petugas di mana satu orang menggunakan kaos oblong dan satu lagi menggunakan seragam security menghampiri. Lalu menanyakan apakah hendak menyeberang ke dirinya. Saat dijawab hanya mengantar keluarga, oknum itu me-

minta membayar parkir sebesar Rp 5.000. namun, setelah melihat karcis parkir, tertulis Rp 2.000. ‘’Wah, ada penipuan ini. Kok kita diminta bayar Rp 5 ribu, tapi di sini tertera Rp 2 ribu,” ungkapnya kecewa. Dalam karcis itu juga tidak tercantum tanggal dan nomor karcis parkir. Di atas kertas

berwarna hijau itu tertulis Pengelola Jasa Parkir Pelabuhan Penyeberangan Ferry Lembar Rp 2.000. Tak hanya itu, di atas kertas itu juga tertulis ada ketentuan lain.”Kami pada dasarnya iklas, apalagi itu dipergunakan untuk biaya pembangunan tempat ibadah. Namun karena cara yang diper-

gunakan tidak benar, maka perlu ada tindakan tegas dari pihak otoritas pelabuhan dan pihak masjid terhadap oknumoknum tak bertanggung jawab itu,”tegasnya. Menanggapi keluhan ini, Divisi Humas PT. Indonesian Ferry ASDP Pelabuhan Lembar, Deni Nurdiana mengaku

kaget. Ia berdalih pihaknya akan menindaklanjuti laporan yang diterimanya. Dia mengaku berterima kasih atas laporan yang disampaikan masyarakat. Terkait pungutan parkir akan disosilasasikan ke masyarakat terkait besarannya.”Itu akan kami tindaklanjuti,”tegasnya. (her)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 6

Kerjasama Disnakeswan Sumbawa dengan Harian Suara NTB

Atase Pertanian Kunjungi UPTD Pembibitan Kerbau Maronge Sumbawa Besar (Suara NTB) Atase Pertanian Kedutaan Besar Indonesia di Roma, Italia, Yusral Tahir, M. Agr, mengunjungi dan melihat sejauh mana perkembangan UPTD Pembibitan Kerbau Sumbawa bersinergi di Maronge, Minggu (20/3). Sebagai tindak lanjut dari hasil kunjungan Pemkab Sumbawa ke Italia tahun sebelumnya, yang khusus “berguru” soal kerbau. Dalam kunjungannya, atase yang ditemani M. Yamin, SE Staf Teknis Biro KLN, bersama pakar kerbau Sumbawa, Prof. Suhubdi dan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakeswan) Sumbawa, Ir. Syafruddin Nur dan Wakil Ketua DPRD Sumbawa, H. Ilham Mustami. Di lokasi UPTD, rombongan melihat berbagai fasilitas yang ada. Mulai lokasi kandang kerbau hingga lokasi budidaya pakan ternak. Yusral Tahir menjelaskan

kedatangannya sebagai tidak lanjut kunjungan Bupati Sumbawa sebelumnya beserta sejumlah kepala SKPD dan anggota DPRD Sumbawa ke Roma, Italia. Sebelumnya perwakilan Sumbawa mempelajari kerbau dan industri turunannya. Yusral pun mengaku gembira melihat perkembangan UPTD Kerbau di Sumbawa. Mengingat sebelumnya ada sejumlah provinsi lain di Indonesia yang belajar kerbau di Italia. Namun kembali lagi, mungkin sistem di Indonesia, tindak lanjutnya yang belum ada. Sementara di Sumbawa, Yusral merasa bangga dengan adanya UPTD dan laboratorium penelitian tentang kerbau. Hal ini pun akan dilaporkannya ke duta besar. Dalam arti kunjungan Pemkab Sumbawa ke Italia Juni tahun lalu telah ditindaklanjuti dengan baik. Kedepannya, diharapkan kerbau Sumbawa dapat dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut.

Untuk mendukung program pengembangan kerbau, peternak kerbau di Italia siap untuk menerima kunjungan peternak kerbau Sumbawa. Dimana peternak tersebut memiliki sekitar 1.300 ekor ternak kerbau. Nantinya peternak itu siap memberikan pelatihan dengan gratis. Pemerintah setempat di Italia sangat merespon hal ini. Apalagi saat ini kami sedang mengeksplore kerjasama bilateral Indonesia-Italia. “Karena selama ini masih sebatas pada industri furniture dan pertanian kelapa sawit, makanya coba kita bangun kerjasama khusus tentang kerbau ini,” terang Yusral. Diharapkan kerjasama bidang peternakan kerbau antara Indonesia-Italia ini bisa terwujud. Pihaknya sangat ingin membantu agar cita-cita Kabupaten Sumbawa untuk memperkenalkan kerbau Sumbawa ke seluruh dunia bisa terwujud.

(Suara NTB/arn)

KUNJUNGAN - Atase Pertanian Yusral Tahir dalam kunjungan ke UPTD Kerbau Maronge didampingi Kadisnak Sumbawa, Syafruddin Nur. Sementara itu, ahli kerbau Prof. Suhubdi mengatakan, sudah ditandatangani MoU atas nama Pemkab Sumbawa dengan pusat penelitian pengembangan kerbau di Ital-

ia. Sejumlah tahapan dalam kerjasama ini juga sudah dilaksanakan. Rencananya, sejumlah peneliti kerbau dari Italia juga akan berkunjung ke Sumbawa. Sehingga diharap-

kan ada program jangka panjang terkait kerjasama ini. Kemungkinan besar para peternak kerbau di Sumbawa akan diberikan pelatihan oleh peternak kerbau di Italia. Apabila peternak sudah bisa belajar di Italia, sekembalinya nanti ilmu yang didapatkan bisa diaplikasikan. Bukan hanya untuk kerbau yang ada di UPTD ini, tetapi juga diaplikasikan di tempat-tempat yang lain. ‘’Kalau teknologi ini bisa kita peroleh, maka Sumbawa akan menjadi tempat kedua yang bisa memproduksi keju mozzarela (keju terbaik dunia khas Italia, red),”ujarnya bangga. Kepala Dinas Peternakan Sumbawa, Ir. Syafruddin Nur menambahkan, kunjungan atase pertanian ini untuk membuktikan tindak lanjut kunjungan Pemda Sumbawa ke Italia tahun lalu. Hasilnya, atase pertanian sangat bangga dengan tindak lanjut yang sudah dilakukan Pemda Sumbawa. Membuktikan keseriu-

san Pemkab Sumbawa dalam pengembangan kerbau, sehingga nanti ketika berbicara di tingkat dunia, tidak lagi raguragu. “Ini bukti Sumbawa betul-betul serius menggarap ternak kerbau,”tukasnya. Pembangunan UPTD Pembibitan Kerbau Sumbawa Bersinergi dilengkapi dengan personel serta infrastruktur pendukungnya. Dipastikan hal ini akan terus berkembang ke depannya. Bahkan pada tahun 2017 akan makin lebih siap. Dengan kondisi UPTD yang semakin baik, pihaknya pun tak malu menerima kunjungan peneliti kerbau dari Italia. Tentunya kedepan, infrastuktur pendukung lainnya juga akan dibangun. Bahkan UPTD ini, bukan hanya bekerja di Sumbawa saja. Tetapi langsung melakukan pembinaan secara dekat dan cepat kepada masyarakat. Sehingga pengembangan kerbau juga memiliki nilai tambah yang luar biasa bagi masyarakat. (arn/*)

Petani di KSB Mulai Bergabung dalam Poktan Taliwang (Suara NTB) Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah selesai melakukan verifikasi Kelompok Tani (Poktan). Dari kegiatan tersebut tercatat sebanyak 1.561 Poktan yang saat ini ada di masyarakat. Kabid Penguatan Kelembagaan BKP5K, Ir. Fatmawati, M.Si mengatakan, hasil pendataan jumlah Poktan tersebut saat ini telah dibakukan dalam bentuk database dan akan ditetapkan melalui SK bupati. “Jadi ini akan menjadi acuan kita setahun ke depan dalam melaksanakan kegiatan bantuan kepada Poktan,” jelasnya kepada wartawan, Jumat. Dari 1.561 unit Poktan yang terdata, Poktan untuk kegiatan bidang pertanian yang terbanyak. Untuk Poktan pertanian terdiri dari Poktan tanaman pangan berjumlah 800 kelompok, Poktan hortikultura 783 unit, Poktan perkebunan 38 unit. Disusul Poktan bidang peternakan sebanyak 330 unit dan Kelompok Wanita Tani saat ini berjumlah 71 kelompok. Selain itu terdapat pula Poktan perikanan sebanyak 184 unit sementara sisanya kelompok kehutanan sebanyak 99 unit. Fatmawati menyebutkan, jumlah Poktan dari hasil pendataan yang dilakukan pihaknya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan itu sendiri menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai memiliki minat dalam berbagai kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan kesadaran untuk membentuk organisasi dalam memudahkan memenuhi kebutuhannya. “Sistem bantuan pemerintah kan melalui kelompok. Nah hal ini mulai disadari petani kita, makanya mereka mulai banyak membentuk kelompok-kelompok baru,” timpalnya. Selama ini masih banyak oknum masyarakat yang memanfaatkan Poktan untuk mendapatkan keuntungan. Caranya membentuk Poktan fiktif untuk kemudian memperoleh bantuan dari pemerintah tetapi tidak dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Kondisi itu diakui Fatmawati, karenanya kata dia pendataan Poktan tahun ini untuk menghindari modus-modus tersebut. “Pendataan kita sekarang ini, kita buat sedemikian rupa agar Poktan itu benar-benar riil. Bukan sekadar nama saja, tapi kita verifikasi juga anggota hingga lahan garapannya. Sehingga kami yakin Poktan yang ada dalam data kami tidak ada yang fiktif,” tegasnya. Tidak hanya sampai pada data saja, Fatmawati menyatakan, agar bantuan yang digelontorkan pemerintah kepada masing-masing Poktan tepat sasaran pihaknya juga akan melakukan pengawasan pasca penyerahan bantuan. BPK5K akan mengawasi setiap bantuan digunakan oleh Poktan penerima sesuai dengan peruntukannya. “Jangan salah. Ada juga Poktan yang kadang kelompoknya resmi tapi cara mengelola bantuan yang diterima salah. Begitu dapat bantuan langsung dijual. Nah mulai tahun ini hal itu tidak akan terjadi lagi,” cetusnya. Meski kegiatan pendataan Poktan yang dilakukan BKP5K tahun ini telah selesai, Fatmawati mengatakan, tidak tertutup ruang bagi masyarakat untuk membentuk kelompokkelompok baru. Hanya saja Poktan tersebut untuk sementara hanya dicatat dan akan dimasukkan ke database pada tahun berikutnya. “Pendataan ini kan tujuannya untuk pemetaan jumlah. Dengan begitu kita punya gambaran untuk menyusun program bantuan di masing-masing SKPD teknis ke depannya,” ujarnya seraya berharap SK Poktan dapat segera diterbitkan. “Kita sudah ajukan drafnya ke bupati. Mudah-mudahan pekan depan sudah ditandatangani. Setelah itu SK itu akan kita serahkan ke tiap-tiap SKPD agar menjadi acuan penyaluran program bantuan,” pungkas Fatmawati. (bug)

Tersangka Pengedar Narkoba Diringkus di Tengah Sawah Sumbawa Besar (Suara NTB) Aksi SU alias Aji (29) untuk mengedarkan narkoba jenis shabu gagal. Pasalnya satuan reserse narkoba meringkusnya saat menimbang barang tersebut di tengah sawah desa Pernang, kecamatan Buir. Informasinya penangkapan terhadap warga desa Buin Beru, kecamatan Buir ini dilakukan Sabtu (19/3) sekitar pukul 16.30 Wita. Pada saat itu yang bersangkutan tengah menimbang shabu yang rencananya akan dijual. Dengan sigap, polisi yang mendapatkan informasi dari masyarakat langsung membekuknya. Dari tangannya polisi mengamankan shabu seberat 5,57 gram. Dengan rincian dua poket besar yang dibungkus menggunakan plastik bening 4,36 gram, dua poket kecil seberat 0,46 gram, satu poket sedang 0,75 gram dan satu buah timbangan elektrik serta satu buah handphone. Yang bersangkutan kemudian dibawa ke Polres Sumbawa untuk proses hukum lanjut. Kapolres Sumbawa, AKBP Muhammad, SIK yang dikonfirmasi, Minggu (20/3) membenarkan adanya penangkapan tersebut. Disebutkannya, penangkapan ini melalui Operasi Giat rutin yang ditingkatkan untuk mengimbangi operasi bersinar 2016 yang hanya digelar di Polres dan Polda tertentu. “Yang bersangkutan sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan sudah kami tahan untuk proses hukum lanjut,” kata Kapolres. Berdasarkan pengembangan penyidikan yang dilakukan pihaknya, yang bersangkutan sudah menjalankan usahanya sejak sertahun yang lalu. Shabu tersebut diperoleh yang bersangkutan dari sopir jurusan Lombok-NTT dan seorang rekannya di kecamatan Buir. Meskipun rencananya shabu itu akan dijual, namun polisi menangkapnya saat yang bersangkutan tengah menimbangnya di tengah sawah wilayah setempat. (ind)

(Suara NTB/arn)

JALAN ROPANG – Sebuah truk barang melintasi ruas jalan Ropang – Lantung, sedang truk lainnya harus antri di belakangnya. Jalan yang rusak parah menyebabkan hambatan serius lalu lintas di Sumbawa bagian selatan.

Ruas Jalan Ropang – Lantung Mendesak Dibenahi Sumbawa Besar (Suara NTB) Anggota Komisi II DPRD Sumbawa, Salamuddin Maula menemukan sejumlah masalah krusial ketika mengunjungi wiayah selatan. Di antaranya rencana Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Senawang yang belum terealisasi sampai saat ini. Kemudian kondisi miris ruas jalan Ropang-Lantung yang mendesak dibenahi. “Kita turun langsung ke lapangan, melihat lokasi pembangunan PLTMH di sungai Senawang Orong Telu yang telah lama direncanakan. Survei pengukuran dan tahapan lainnya sudah dilakukan. Namun kita tidak tahu kendalanya apa sampai sekarang

belum direalisasikan. Padahal potensi besar PLTMH memungkinkan dan layak ada di Senawang. Sekaligus menjawab kebutuhan listrik masyarakat setempat,” ujarnya kepada Suara NTB, Minggu (20/3). Pada kesempatan yang

sama, Jalo, panggilan akrabnya, juga memantau kondisi ruas jalan dari Lantung hingga wilayah Ropang. Keadaannya sungguh kritis terutama pada beberapa titik yang dianggap parah. Seperti di sekitar desa Labangkar, Lawin dan Ranan. Pemkab mesti

Masih Minim, Kemasan Paket Wisata di Sumbawa Sumbawa Besar (Suara NTB) Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Parwisata (Disporabudpar) Sumbawa, Pincun Nurhinsyah, mengakui masih minimnya kunjungan wisatawan ke Sumbawa. Mengingat faktor pendukungnyajuga lemah. Antar obyek wisata juga tidak terkoneksi. Sehingga jangan heran, kalau belum nampak adanya kemasan paket wsata yang bisa dikembangkan. Sebenarnya, lanjut Pincun, Disporabudpar hanyalah SKPD yang berada di hilir dalam pengembangan pariwisata. Sehingga untuk menggarap bagian hulu, perlu koordinasi dengan SKPD lain. Paling sederhana, akses jalan ke objek wisata, harus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Contoh belum adanya akses jalan ke pantai Sili Maci Tarano bagian timur Sumbawa. Kalau kita mau jujur peselancar di Lakey Dompu, lebih banyak berselancar di pantai kita. Namun belum adanya akses jalan ke sana, sehingga tidak bisa kita

(Suara NTB/arn)

Pincun Nurhinsyah kembangkan,” katanya. Belum banyakanya keterlibatan pelaku wisata juga menjadi kendala sendiri. Mungkin kelemahannya, konektivitas ontarobjek atau destinasi belum terhubung secara utuh. Sehingga membuat satu pa-

ket kemasan wisata pun susah. Hal ini juga mempengarugi lama tinggal wisatawan di Sumbawa yang hanya rata rata sehari. “Kalau wisatawan ke Istana Dalam Loka, misalnya, dia bingung habis itu mau kemana. Karena tidak ada paket wisata yang bisa ditawarkan,” aku Pincun. Kedepan hal ini perlu menjadi perhatian bersama. Dimulai dengan membenahi objek wisata, terutama akses jalan dan fasiitas di dalam objek. Menghubungkan setiap destinasi. Memperkuat infrastruktur pendukung lainnya dan tentunya promosi. “Kita butuh daya dukung dari SKPD lain. Kita juga butuh kerjasama dengan Pemprov dan pusat. Serta kerjasama dengan pihak swasta yang biasanya lebih jeli melihat potensi dan peluang. Misalnya, objek wsiata alam Semongkat yang bisa dipadukan dengan kegiatan madu. Membangun pondok wisata di sekitar Semongkat, agar memiliki daya tarik lebih bagi wisatawan. Biasanya swasta bisa menangkap peluang seperti ini,”pungkasnya. (arn)

memikirkan cara agar pada titik kerusakan tertentu bisa langsung dibeton sesuai harapan masyarakat setempat. Perbaikan juga mesti dilakukan secara berkelanjutan hingga Ranan. “Masyarakat tidak minta hotmix kok. Hanya beton pada titik yang dianggap parah dan lapen sepanjang Lantung - Ropang,” tukasnya. Kondisi jalan yang rusak parah ini berimbas pada pelayanan kepada masyarakat. Contohnya ketika ada masyarakat yang sakit, maka tidak bisa segera dibawa ke

tempat pelayanan kesehatan, karena jalan yang rusak. Apalagi mobil Puskel Puskesmas Ropang juga rusak, sehingga kadang kadang masyarakat menyewa bus atau kendaraan umum untuk berobat ke Sumbawa Besar. “Kalau musim penghujan seperti ini, ya tidak bisa lewat,” tandasnya. Selain itu, perlunya membangun tebing pengaman sungai di wilayah desa Teladan Lenangguar, sepanjang sekitar 200 meter. Sebab sudah mengancam beberapa rumah masyarakat di Teladan. (arn)

Bantuan ke Masyarakat Diarahkan Pakai Belanja Langsung Taliwang (Suara NTB) Seluruh satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diminta agar tanggap dan cepat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk merealisasikannya, bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), H. W. Musyafirin mengarahkan kepada seluruh SKPD agar dalam menyalurkan program bantuan ke masyarakat dapat memasukkannya melalui belanja langsung. Bupati mengatakan, untuk memperkuat basis ekonomi masyarakat program bantuan harus mulai diarahkan menggunakan belanja langsung. Hal ini menjamin pelayanan pemerintah dapat secara cepat menyentuh masyarakat sesuai dengan kebutuhan terkininya. “Kalau pakai bansos (bantuan sosial) kan lama prosesnya, padahal masyarakat itu kalau minta berarti butuhnya sekarang juga. Jadi saya minta kepada SKPD cari celah kalau bisa pakai belanja langsung,” katanya. Penggunaan belanja langsung untuk program bantuan kepada masyarakat, dapat mendorong percepatan pelayanan pemerintah. Sebab setiap permintaan bantuan masyarakat dapat direspons

dan dieksekusi langsung oleh SKPD teknis. Hal ini berbeda jika menggunakan Bansos yang sistem administrasinya terlalu panjang. “Kalau pakai belanja langsung tidak akan banyak proposal yang menumpuk di meja menunggu kapan direalisasi,” timpalnya. Meski mengarahkan untuk menggunakan belanja langsung, bupati tetap mengingatkan setiap SKPD melihat dari sisi aturan keuangannya. Jika hal tersebut memungkinkan maka SKPD tidak ragu mengambil kebijakan tersebut. Tetapi jika sebaliknya melanggar aturan, agar tetap mengikuti ketentuan yang berlaku. “Intinya kita harus melayani dengan cepat masyarakat tetapi tanpa melanggar aturan,” tandasnya. Selanjutnya bupati sedikit menyentil, terkait dana aspirasi anggota Dewan yang ada selama ini. Menurutnya, eksekusi aspirasi anggota DPRD itu menjadi kewenangan penuh pemerintah melalui SKPD teknis. Keberadaan dana aspirasi baginya merupakan bagian hak konstitusi anggota DPRD, namun dalam prosesnya pengelolaan sepenuhnya menjadi kewajiban pemerintah selaku eksekutor. (bug)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 7

(Suara NTB/uki)

BARANG BUKTI - Kasat Reskrim Polres Bima, Erikson menunjukkan barang bukti kayu yang diduga hasil pembalakan liar yang diduga dilakukan oknum pegawai Kehutanan (kiri) dan empat tersangka yang saat ini sedang ditahan, Minggu (20/3).

Diduga Merambah Hutan

Polisi Ringkus Oknum Pegawai Kehutanan Bima (Suara NTB) – Jajaran aparat Polres Bima membekuk empat orang tersangka pelaku perambahan hutan (illegal logging). Parahnya dari empat pelaku yang ditangkap, ada yang merupakan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang merupakan pegawai UPT Kehutanan Kecamatan Monta. Empat pelaku itu masing – masing S (34), Z (53) yang merupakan ASN, M (30) dan S (27). Sementara barang bukti (BB) yang berhasil disita yakni dua mobil truk yang mengangkut 70 batang kayu jenis snorkling, yang diketahui satu

batang kayu dijual Rp 5 juta dan sejumlah dokumen yang sengaja dipalsukan. “Keempat pelaku yang diamankan ini terkait dalam kasus illegal logging,” ucap Kapolres melalui Kasat Reskrim, AKP Erikson kepa-

Bidan dan Dokter PTT di Dompu akan Diangkat Jadi ASN Dompu (Suara NTB) Pemerintah akan mengangkat tenaga bidan dan dokter pegawai tidak tetap (PTT) pusat menjadi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun 2016. Di Dompu, sebanyak 70 orang tenaga bidan dan tujuh orang tenaga dokter yang sedang diproses administrasinya. Kepala BKD Kabupaten Dompu, Drs. H. Abdul Haris, M.AP kepada Suara NTB, Sabtu (19/3) mengungkapkan, pengangkatan ASN tahun 2016 hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan yang berstatus PTT dan menjadi kebijakan nasional. PTT bidan dan dokter di (Suara NTB/ula) Dompu hanya ada 77 orang. H. Abdul Haris Yaitu 70 orang tenaga bidan dan tujuh orang tenaga dokter. “Saat ini masih diproses administrasinya di Dinas Kesehatan. Persetujuan NIP diperkirakan paling telat Oktober 2016 sudah ada,” katanya. Untuk tenaga guru dan administrasi lainnya, dikatakan Abdul Haris, hingga saat ini belum ada kepastian. Tapi berdasarkan jumlah pegawai yang dimiliki, Kabupaten Dompu termasuk daerah yang memiliki rasio pegawai cukup tinggi. Sehingga terkena ketentuan moratorium pengangkatan ASN. “Pengangkatan tenaga bidan dan dokter ini jalur khusus pengangkatan ASN dari pusat,” terangnya. Jumlah pegawai di lingkup pemkab Dompu saat ini telah mencapai 6.000 lebih dan jumlah tenaga kontraknya lebih dari 4.000 orang. Banyaknya pegawai di lingkup pemkab Dompu sehingga terkena ketentuan moratorium pengangkatanASN hingga tahun 2019. (ula)

Pilkades Serentak di Bima Digelar Bulan Mei Bima (Suara NTB) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, Drs H. Taufik Hak, M.Si mengatakan, pemilihan kepala Desa (Pilkades) di daerah setempat akan digelar pada bulan Mei mendatang. Saat ini Pemda melalui leading sector tengah fokus melakukan sosialisasi di desa penyelengara terkait agenda enam tahunan tersebut. “Insya Allah agenda Pilkades serentak akan digelar akhir bulan Mei mendatang,” ucap Sekda menjawab Suara NTB, akhir pekan kemarin. Kata dia, kepastian itu diambil setelah melakukan rapat koordinasi dengan pihak – pihak terkait, salah satunya desa – desa yang bakal menggelar Pilkades belum lama ini. “Sudah diputuskan dalam rapat koordinasi kemarin,” katanya. Dikatakan, tahun 2016 ini desa di Kabupaten yang bakal menggelar pilkades serentak sebanyak 58 desa. Sementara anggaran yang telah ditetapkan sekitar Rp 1,5 miliar. Anggaran tersebut langsung dicairkan kepada desa penyelenggara. “Selain dana dari ADD, anggaran Pilkades juga berasal dari APBD,” akunya. Menurut Sekda, untuk memastikan kesiapan dan persiapan pihak kecamatan dan desa penyelenggara, pihaknya melalui Badan Pemerintahan Desa (BMPDes) melakukan sosialisasi dengan cara mengunjungi dan mendatangi desa yang akan menyelenggarakan Pilkades tahun 2016. “Pilkades merupakan agenda prioritah Pemkab Bima tahun ini, BPMDes tengah melakukan sosiallisasi langsung turun ke Desa,” ujarnya. Terlepas dari itu, Sekda mengajak pemerintahan yang berada di Kecamatan dan Desa, seperti BPD, Kepala Dusun (Kadus) hingga Ketua RT agar terus meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan masyarakat, untuk sama – sama menjaga Kamtibmas. Sebab, lanjutnya, apabila Kamtibmas dijaga, pilkades dipastikan tidak akan mengalami kendala seperti keributan atau pertikaian yang dapat mengganggu kestabilan pemerintahan. “Suskesnya Pilkades tergantung peran masyarakat dan pemerintahan desa. Namun saya rasa masyarakat Bima sudah paham dan mengetahui betul makna Demokrasi,” pungkasnya. (uki)

da Suara NTB, Sabtu (19/3). Kata dia, terungkapnya kasus tersebut, berawal informasi dari masyarakat. Bahwa wilayah di Kecamatan Monta ada praktek pembalakan liar jenis kayu snorkling. Bahkan praktek tersebut dilakukan se-

cara terang – terangan, yang juga melibatkan pegawai UPT Kehutanan setempat. “Informasi kemudian kita tindaklanjuti, dan sejumlah anggota diterjunkan ke beberapa titik di wilayah Monta,” katanya. Setelah beberapa hari memantau lokasi tersebut, alhasil pihaknya berhasil menahan laju sebuah truk yang diketahui mengangkut puluhan batang kayu ilegal, didepan kantor Polsek Monta, pada

Rabu (2/2) lalu. “Saat itu sopir truk tidak menunjukkan dokumen kepemilikan. Makanya kita langsung tahan dan menyita BB,” tuturnya. Dari hasil itu, lanjutnya, pihaknya melakukan pengembangan. Hasilnya satu truk memuat jenis kayu yang serupa, kembali diamankan satu orang pelaku dan menyita BB, di depan salah satu kampus di Bima, pada Jumat (4/3) lalu. “Walaupun sempat menun-

jukkan surat dokumen kepemilikan, namun setelah diperiksa ternyata palsu,” sambungnya. Erikson mengaku, kayu tersebut sedianya akan dijual ke luar daerah Bima. Hanya saja, dia tidak menyebutkan daerah mana yang dimaksud. Oleh pelaku satu balok batang kayu akan dijual dengan harga Rp 5 juta. Dia menegaskan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, keempat pel-

aku akan dikenakan pasal 12 huruf e junto pasal 83 ayat 1 huruf, subsider Pasal 12 huruf F junto pasal 83 ayat 2 UU nomor 18 Tahun 2013 tentang pemberantasan dan pengerusakan hutan. Junto pasal 56 KUHP dengan ancaman kurungan lima tahun. “Sebagian ada pelaku juga yang akan kita kenakan pasal tentang pemalsuan dokumen, salah satunya oknum pegawai UPT dinas Kehutanan,” pungkasnya (uki)

Paskibraka 2016 Diminta Bisa Harumkan Nama Daerah Dompu (Suara NTB) Pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) tahun 2016 tingkat nasional, provinsi dan Kabupaten mulai diseleksi pemerintah. Perwakilan Dompu diharapkan bisa tembus tingkat nasional dan bisa mengharumkan nama daerah. Sekretaris panitia seleksi anggota paskibraka Kabupaten Dompu, M. Yuhasmin, M.Si kepada wartawan di kantor Setda Dompu, Minggu (20/ 3) mengatakan, pihaknya mulai melakukan seleksi calon anggota paskibraka tahun 2016. Hasil seleksi ini diharapkan akan ada yang mewakili NTB sebagai anggota paskibraka nasional dan bisa mengharumkan nama daerah. “Sudah tiga tahun terakhir ini, tidak ada yang mewakili NTB di tingkat nasional,” katanya. Agar bisa lolos mewakili NTB di tingkat nasional, proses seleksi calon anggota paskibraka harus mengacu standar paskibraka nasional. Selain harus memenuhi kualifikasi paskibraka nasional yaitu tinggi minimal 160 cm bagi perempuan dan 170 cm

bagi laki – laki. Calon anggota paskibraka juga harus memiliki kompetensi pengetahuan umum, komunikasi dalam bahasa Inggris dan disiplin. “Hasil seleksi tahap awal tadi, ada banyak calon paskibraka yang memiliki kualifikasi dan tinggal dimantapkan saja terutama bahasa Inggrisnya,” katanya. Yuhasmin mengatakan, proses seleksi tahap awal baru dilakukan pada siswa dari 13 SMA/sederajat di Kecamatan Dompu dan Woja. Dari 110 orang siswa, terhimpun 41 orang calon paskibraka. Seleksi lanjutan akan dilakukan pada siswa di enam Kecamatan lainnya hingga 26 Maret mendatang. “Untuk tingkat Kabupaten, kita berharap akan terekrut 34 orang calon paskibraka,” katanya. Ia pun mengungkapkan, animo orang tua agar anaknya lolos menjadi anggota paskibraka cukup tinggi. Bahkan ada wali murid yang protes gara – gara anaknya tidak lolos saat seleksi tahap pertama. “Kita sudah jelaskan dan beri pemahaman, karena standarnya sudah ditentukan secara nasional,” jelasnya. (ula)

Dinda Ajak Warga Bima Sampaikan Aspirasi Lewat Dialog Bima (Suara NTB) Komunikasi yang baik merupakan cara yang efektif dalam mencari solusi atas setiap persoalan yang ada. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima akan tetap mengakomodir aspirasi masyarakat berupa kritik maupun saran yang menginginkan perubahan. Hanya saja apirasi yang dilakukan lebih mengedepankan dialog. Demikian kata Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, saat mengunjungi warga Desa Tolotangga Kecamatan Monta, akhir pekan kemarin. Kata dia, pihaknya tidak akan alergi terhadap kritik yang disampaikan oleh semua elemen masyarakat dan akan memberikan ruang yang seluas – luasnya untuk melakukan ko-

munikasi dalam menyampaikan aspirasi, keinginan dan harapan kepada pemerintah. “Penyampaian aspirasi harus melalui saluran, semua masyarakat harus memahami dan mengerti saluran yang dimaksud,” katanya. Sebab, menurut perempuan yang akrab disapa Dinda ini, membangun 191 desa dan 18 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bima, bukanlah perkara mudah dan gampang. “Membangun Kabupaten yang besar dan luas ini dibutuhkan peran semua pihak terutama generasi muda,” akunya. Selain itu, Dinda mengajak masyarakat setempat untuk tidak melakukan penolakan terhadap kegiatan pariwisata. Sebab diketahui di daerah terse-

but memiliki salah satu destinasi pariwisata laut, salah satunya pantau Kuta, yang dilirik oleh investor domestik dan asing. “Kita harus teliti dan mencari tahu manfaat atau mudarat pariwisata bagi masyarakat,” ujarnya. Di hadapan warga, Dinda menegaskan pemerintah daerah dalam lima tahun kedepan, akan memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata, tanpa mengabaikan dan memperhatikan kepentingan masyarakat. “Harus diakui, bahwa dalam setiap pembangunan pasti akan menimbulkan dampak positif maupun negatif. Hanya saja tergantung masyarakat sendiri yang menilai dan menyikapi,” pungkasnya. (uki)

(Suara NTB/uki)

HANGAT – Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri disambut hangat warga saat berkunjung ke Desa Tolotangga, kecamatan Monta, akhir pekan lalu.

(Suara NTB/uki)

SERTIJAB – Upacara sertijab perwira di Mapolres Bima, Sabtu (19/3).

Polres Bima Gelar Sertijab Lima Perwira Bima (Suara NTB) – Kapolres Bima, AKBP Gatut Kurniadin, S.Ik memimpin upacara serah terima jabatan (sertijab) terhadap lima perwira, yakni Kapolsek Bolo, Kapolsek Donggo dan Kapolsek KP3. Acara sertijab dilakukan di halaman depan Mapolres setempat, Sabtu (19/3). Lima orang perwira itu, yakni AKP Prayit Haryanto yang sebelumnya menjabat Kasat ResNarkoba digantikan Iptu Hanafi yang sebelumnya Kasat Sabhara. Prayit akan bertugas di Mapolres Lombok Tengah di satuan dan jabatan yang sama. Satuan Sabhara kini dikomandoi Ipda Yuliansyah yang sebelumnya menjabat Kapolsek Bolo. Jabatan lama diisi Iptu Abdul Kaer yang sebelumnya menjabat Kapolsek Donggo. Sementara Kapolsek Donggo dipercayakan kepada Iptu Syafruddin, SH. Sedangkan Kapolsek KP3 Udara akan diisi Iptu Zainal Abidin yang sebelumnya dijabat Iptu I Gusti Adiana. Kapolres mengatakan, mutasi maupun rotasi dalam sebuah organisasi, apalagi sebesar institusi Kepolisian sudah biasa dilakukan. Yang bertujuan untuk penyegaran dalam meningkatkan prestasi kerja. “Dalam organisasi manapun rotasi dan mutasi adalah hal yang biasa, tanpa terkecuali organisasi sebesar Polri,” ucapnya. Pada kesempat itu, Gatut berharap agar perwira yang dipercayakan menjabat di masing masing kesatuan, agar terus meningkatkan prestasi kerja, mampu bekerja dengan baik serta menunjukkan loyalitas tinggi. “Yang paling penting dapat memberikan contoh dan teladan terhadap bawahan satuan dan anggota Polri lainnya,” harapnya. Selain itu, Kapolres juga mengajak ibu – ibu Bhayangkari (istri anggota Polri) untuk memberikan suport maupun dukungan kepada sang suami. Sebab, doa istri sangat ampuh bagi suami untuk menyelesaikan tugas yang dikerjakannya. “Saya berharap ibu Bhayangkari tetap mendukung pekerjaan yang diambil oleh suami yang natabene sebagai anggota kepolisian,” ujarnya. (uki)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

POLHUKAM

Halaman 8

Warga Monjok-Karang Taliwang Gotong Royong Pererat Silaturahmi Mataram (Suara NTB) Komitmen warga MonjokKarang Taliwang menjaga dan mempererat silaturahmi dalam bingkai rekonsiliasi pascakonflik terus dilakukan. Ratusan warga dari kedua belah pihak bersamasama bergotong-royong membersihkan dan memperbaiki area makam di perbatasan kedua kampung tersebut. Kapolres Mataram, AKBP Heri Prihanto, SIK kepada Suara NTB mengatakan bahwa komitmen warga dalam membuktikan upaya-upaya perdamaian tampak dari antusiasme warga mengikuti bersih-bersih makam tersebut. “Saya mengucapkan terima kasih. Tanggapannya sangat positif. Ini salah satu bagian dari pelayanan prima kepolisian kepada masyarakat berbekal prinsip kemanusiaan,” ter-

angnya, Minggu (20/3). Sekitar 300 warga tumpah ruah memenuhi area makam dan Jalan Gang Kubur Jalan Ade Irma Suryani dan Gang Panda I. Warga saling membahu membawa sejumlah material sumbangan dari masyarakat berupa pasir, batu, dan batu bata. Sedianya, material tersebut dihajatkan untuk mengokohkan tembok makam sebagai miniatur prasasti perdamaian. Tampak pula Kapolres bersama sejumlah perwira menengah pengampu jabatan fungsi kepolisian di bawahnya turut membantu warga. Suasana damai menghinggapi setiap warga Monjok dan Karang Taliwang serta anggota kepolisian yang berbaur saling membantu dalam rangka saling menguatkan. Meski beberapa waktu sebelumnya tempat

Fokus Pemberdayaan Perempuan PENGURUS Fatayat Wilayah NTB, periode 2015-2016, Minggu (20/3) kemarin resmi dilantik. Hj. Wrtia’ah, M.Pd., kembali terpilih sebagai Ketua. Dalam sambutannya, Wartiah menegaskan, pengurus Fatayat periode ini akan lebih memfokuskan programnya pada pemberdayaan perempuan. Dengan harapan, kelompok-kelompok perempuan di NTB bisa mandiri, lebih-lebih dalam menghadapi persaingan di era Masyarakat (Suara NTB/dok) Ekonomi Asean (MEA). Hj. Wrtia’ah “Kita akan terus mendorong peningkatan kapasitas perempuan di NTB. Terutama dalam daya saing ekonomi. Salah satu gerakan yang sudah mulai dilakukan oleh Fatayat NTB saat ini adalah, pembentukan koperasi perempuan,” ujarnya. Selain itu, kata Ketua Komisi V, DPRD NTB ini, Fatayat NTB juga akan menyasar perempuan-perempuan Desa untuk dilatih menjadi wirausaha baru dengan cara membentuk kelompok-kelompok usaha. “Perempuan-perempuan Desa harus diberikan kesempatan untuk bangkit dan Fatayat akan melakukan itu. Kita akan dorong perempuan di desa untuk mengembangkan usahausaha pedesaan. Sehingga masyarakat di desa bisa merasakan manfaat ekonomi, terutama diera MEA ini,” ujarnya. Wartiah sangat optimis, jika Fatayat akan menjadi salah satu gerakan peremupuan terbesar di NTB. Mengingat dalam kepengurusan organisasi sayap Nahdlatul Ulama (NU) di periode 2015-2020 itu, banyak didominasi oleh tokoh-tokoh perempuan di NTB yang berasal dari berbagai latar belakang. Termasuk yang banyak bergabung adalah para legislator perempuan dari lintas partai. “Di Fatayat sekarang ini alhamdulillah banyak tokoh-tokoh perempuan dari berbagai elemen ikut begabung. Kita sebut saja mereka, Seperti, Hj. Suryahartin, anggota DPRD NTB dari partai Nasdem, anggota DPRD NTB lainnya seperti, Hj. Isvie Rupaeda dari partai Golkar, Hj. Nurlaela dari PKB, dan anggota DPRD NTB di kabupaten/kota di NTB,” ujarnya. Disebutkan beberapa program yang akan dijalankan oleh Fatayat dalam lima tahun ke depan seperti mengembangkan ekonomi kerakyatan, memperbanyak tumbuhnya koperasi perempuan, menyediakan fasilitas ekonomi perumahan, membangun kelompok usaha perempuan, mengembangkan usaha pedesaan, serta penguatan kapasitas perempuan. “Insya Allah Fatayat akan terus meningkatkan kapasitas perempuan di NTB, untuk menyiapkan perempuan dalam menghadapi era perdagangan bebas MEA,” pungkasnya. (ndi)

Tangkap DPO

(Suara NTB/why)

PELARIAN diduga otak kawanan perampok yang buron selama dua tahun berakhir. SF yang merampok Koperasi Putera Sejahtera pada 2013 silam ditangkap polisi di kawasan BIL pada Selasa (15/3) pekan lalu. Ia diciduk saat sedang menunggu kawannya pulang dari Malaysia. Kapolsek Mataram, AKP Taufik, SIP menjelaskan tersangka diduga otak perampokan itu selama ini lihai melepaskan diri dari kejaran polisi. Bahkan sempat melanglang buana hingga ke Malaysia dan sempat bekerja di sana. Di negeri jiran itu pun ia diduga melakukan tindak pidana yang sama. Menurut keterangan pelaku, kata Taufik, dua orang kawanannya, GN dan WH disebutkan telah meninggal dunia akibat tertangkap tangan melakukan perampokan dan ditembak mati di tempat. “Tapi keterangan itu masih kita dalami lagi. Kesaksiannya apakah benar atau tidak,” ujarnya di Mapolsek Mataram akhir pekan lalu. Sementara satu kawanannya lagi, DV tengah menjalani vonis hukuman pidana penjara. SF dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tanggal 31 Agustus 2013 setelah melakukan perampokan seminggu sebelumnya. Keempat kawanan perampok tersebut mendatangi kantor Koperasi Putera Sejahtera yang beralamat di Kelurahan Punia, Kecamatan Mataram Sabtu, 24 Agustus 2013 sekitar pukul 12.00 Wita. Setelah berhasil masuk, kata Taufik, SF, WB, dan GN masing-masing kemudian menodongkan senjata tajam berupa parang kepada pemilik koperasi, Kadek Ayu yang saat itu tengah berada di kantor. Sementara DV mengeksusi barang rampokan berupa uang senilai Rp 41.572.600. Sejak saat itu tiga orang diantaranya buron. Hingga SF ditangkap pada Selasa (15/3) lalu. “Ia pernah kabur ke Bali. Lalu ke Malaysia. Setiap jam dia berpindah-pindah,” jelasnya. Saat ini pihak kepolisian tengah melakukan pengembangan terkait tindak pidana yang diduga dilakukan oleh SF, termasuk dugaan pencurian senjata api milik anggota polisi di rumah korban di Pagesangan. SF disangkakan pasal 365 ayat (1) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun Taufik penjara. (why)

tersebut menjadi lokasi sengketa dan konflik antar kedua wilayah tersebut. Kapolres sembari berkeringat mengangkut material batu dan mencangkul rerumputan liar berpesan kepada warga yang hadir untuk terus mempererat tali silaturahim. Pada dasarnya, kata dia, warga Monjok dan Karang Taliwang adalah bersaudara. Suasana baru ikatan silaturahim mempercepat pembangunan daerah dalam kerangka gotong-royong. “Tetap kita memelihara keamanan supaya kondusif. Ini satu program kita bukan hanya di Kuburan Monjok saja. Tetapi juga di seluruh Mataram kita akan lakukan hal serupa,” terangnya. Ia berpesan kepada warga Mataram lainnya jika membutu-

hkan bantuan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan agar tidak segan-segan meminta bantuan pihak kepolisian. “Kebetulan saja dulu adanya konflik, ada sengketa di kuburan. Makanya kita arahkan kegiatan di sana. Tidak menutup kemungkinan kegiatan semacam ini kita lakukan di seluruh wilayah Mataram. Bagi warga yang butuh bantuan tenaga untuk membangun masjid, hubungi polisi. Kita akan bantu tenaga,” jelas Kapolres. Inisiasi Polres Mataram melalui kegiatan gotong-royong tersebut merupakan pengejewantahan program Polri mengenai trust building, yaitu menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Lalu partnership building, membangun sinergi kemi-

ANGKUT BATU - Kapolres Mataram, Heri Prihanto (kedua kanan) mengangkut batu pembongkaran pagar makam yang akan dibangun lebih kokoh lagi saat gotong-royong bersama warga Monjok dan Karang Taliwang, Minggu (20/3). kepada masyarakat. Selain itu, bagai fasilitator perdamaian, traan dengan masyarakat. Serta strive for excellence, restorative justice, yang diwujud- tidak melulu hanya penegakan berupa pelayanan yang prima kan dalam tindakan polisi se- hukum secara represif. (why)

Tersangka Pemerasan Melalui ’’Facebook’’ Terancam Pasal Berlapis Praya (Suara NTB) Penyidik Polres Lombok Tengah (Loteng) telah menuntaskan penyidikan kasus dugaan pemerasan melalui facebook dengan tersangka, RZ, warga Kecamatan Kopang. Berkas bersama tersangka kasus tersebut pun sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Praya, Kamis (17/3). Adapun korban pemerasan pelaku, tercatat 23 orang. “Kasus ini (pemerasan melalui facebook) sudah tahap II. Tersangka bersama berkasnya sudah kita limpahkan ke jaksa,” sebut Kaur. Bin. Ops. Sat Reskrim Polres Loteng, Iptu Ery Armunanto, seizin Kapolres Loteng, AKBP Nurodin, SIK.M.H., Sabtu (19/3). Dalam kasus tersebut, tersangka dijerat pasal berlapis. Masing-masing pasal 27 ayat 1 dan pasal 4 jo pasal 45 UU. No. 11 tahun 2008, tentang Informasi, Teknologi dan Elektronik (ITE). Dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun penjara. Ditambah pasal 76i jo pasal 88 UU. No. 23 tahun 2002, tentang

perlindungan anak. Dengan ancaman hukuman jauh lebih berat, selama 10 tahun penjara. Pasal perlindungan anak dikenakan lantaran, para korban rata-rata anak dibawah umur. Dan, menjurus pada tindakan pelecehan seksual. “Awalnya memang modus kejadian lebih pada aksi pemerasan. Tetapi justru mengarah pada aksi pelecehan seksual dengan korban anak di bawah umur,” terangnya. Untuk memperkuat proses penyelidikan, penyidik Polres Loteng sudah meminta keterangan empat orang saksi ahli. Masing-masing saksi ahli ba-

hasa, saksi ahli tindak pidana dan saksi ahli dari Komunikasi dan informatika (Kominfo). RZ dibekuk pada Jumat (16/1) lalu. Setelah salah satu korban, Bunga – bukan nama sebenarnya, melaporkan dugaan pemerasan yang dilakukan oleh tersangka. Kasus itu tersebut terbongkar, bermula dari pertemaan di facebook antara korban tersangka. Awalnya, pelaku membuat akun dengan nama dan profil salah satu aktris lokal Loteng. Pelaku kemudian menawarkan kepada korban bunga uang sekitar Rp 2,5 juta. Asalnya, korban mau mengirimkan foto bugi-

515 Personel TNI Siaga Bencana Mataram (Suara NTB) Mulai munculnya bencana di sejumlah daerah di NTB, menginisasi TNI untuk siaga. Sebagai jaminan kesiapsiagaan itu, Sabtu (19/3) lalu, Korem 162/WB menggelar kegiatan pembukaan latihan penganggulangan bencana alam, di Lapangan Malomba, Mataram. Selaku pimpinan apel, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si. Pembukaan latihan itu diikuti 770 personel yang didominasi anggota TNI dengan 515 personel. Ada juga personel tambahan 255 orang dari instansi sipil lainnya. Wakil Gubernur memberikan arahan kepada panitia dan peserta agar tidak ada yang kurang dari segi persiapan sarana prasarana dan kematangan mental personel. Wakil Gubernur juga berkesempatan mengecek langsung kesiapan personel dan materiil yang akan digunakan dalam latihan yang direncanakan di Sembalun. Sementara Danrem 162/WB Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede, S.T.,M.Si, selaku Incident Command (IC), kegiatan latihan di daerah Sembalun tersebut diharapkan berlangsung sesuai harapan. Wilayah Sembalun dipilih mengingat lokasi tersebut berada di bawah kaki Gunung Rinjani yang termasuk rawan terjadi bencana alam.

(Suara NTB/penrem)

SIAGA BENCANA - Wakil Gubernur NTB H.Muh. Amin menjabat Danrem 162/WB Kolonel CZI Lalu Rudy Irham Srigede dalam rangkaian upacara persiapan latihan tanggap darurat bencana. Sesuai konsep, latihan disesuaikan dengan tema “Koops TNI Wilayah Kodam IX/Udayana membantu Pemda Provinsi NTB Melaksanakan Penanggulangan Akibat Bencana Alam Gunung Api Meletus Dalam Rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP)”. Latihan diharapkan dapat menempa kesiapan para anggota jajaran Korem 162/WB dalam menghadapi bencana alam. Sekaligus dapat memberikan pertolongan kepada masyarakat guna meminimalisir resiko bencana. “Apalagi kondisi geografis wilayah NTB khususnya Lombok yang dikelilingi lautan, perbukitan dan

memiliki gunung berapi yang masih aktif,” kata Danrem. Dia mencontohkan, seperti Gunung Barujari. Sehingga potensi bencana alam berpotensi terjadi di NTB, sehingga kegiatan latihan ini dirasanya sangat penting digelar. Hadir dalam kegiatan pembukaan latihan tersebut Dan Kodiklat TNI, Danpuslat Kodiklat TNI, Dirlat Kodiklat TNI beserta Tim, Kapolda NTB, FKPD Provinsi NTB, Kepala Basarnas Provinsi NTB, Kepala BNPB Provinsi NTB, Danlanal Mataram, Danlanud Rembiga, Dandim 1606/ Lobar, Dan/Ka/Pa Satdisjan Korem 162/WB, serta Para Kasi Korem 162/WB. (ars/*)

Pojok Konseling BNN dan Antusiasme KTT Lombok

(Suara NTB/ars)

RELAWAN - Antusiasme para relawan KTT Lombok dalam kegiatan pojok konseling di arena car free day Jalan Udayana Mataram, Minggu (20/3). Mataram (Suara NTB) Car Free Day di Jalan Udayana Mataram sudah menjadi wahana tersendiri bagi masyarakat Kota Mataram untuk mengisi hari libur bersama keluarga. Dari semua kalangan, latar belakang menjadi potensi bagi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) NTB untuk terus mensosialisasikan bahaya narkoba, melalui kegiatan layanan Pojok Konseling yang dikoordinasikan oleh Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan BNN NTB. Ini masih dalam upaya upaya pencegahan dan pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN). Layanan Pojok Konseling kemarin kembali hadir bersama para relawan, tampak sekitar 30 orang pemuda pemudi dari Komunitas Turun Tangan (KTT) Lombok, dipimpin Dedet Zelthauzallam. Peserta melakukan parade dengan

bentangan spanduk bertuliskan “Mari Bersatu, Kita Lawan Narkoba”. Ada juga spanduk bertuliskan, “Ciptakan Generasi Pintar Sehat Tanpa Narkoba, Menuju Generasi Emas Tahun 2045”. Sepanjang long march para relawan terus berorasi dan meneriakkan yel-yel “Stop Narkoba”. “Mereka adalah relawan mitra BNN Provinsi NTB yang dengan semangat membantu kampanye anti narkoba dalam kegiatan pojok konseling,” kata Kabid Pencegahan BNN NTB, Anggraeni Ninik Muniharti, SH, MH. Tidak itu saja, KTT Lombok yang merupakan kumpulan pemuda dari berbagai profesi, selama ini telah turun ke masyarakat untuk sosialisasi bahaya narkoba. Kegiatan sama akan terus digelar sebagai wujud komitmen kemitraan secara sukarela. “Hal ini menjadi angin segar bagi masyarakat Kota Mataram dan sekitarnya. Karena semangat pemuda pemudi ini setidaknya menggambarkan masih besarnya harapan terselamatkannya generasi muda dari rayuan dan tipu daya bahaya narkoba,” puji Anggraeni. Melalui kegiatan ini, diharapkan organisasi lain terpanggil dan segera menyusul menjadi relawan mitra BNN Provinsi NTB untuk bersama-sama melakukan gerakan penyadaran masyarakat terhadap bahaya narkoba dan gerakan anti narkoba lainnya. Pada kesempatan terpisah, Kepala BNN Provinsi NTB Kombes Pol. Drs. Sriyanto, M.Si menyambut baik dan akan terus mendorong setiap kelompok masyarakat maupun komunitas seperti KTT Lombok. Komunitas ini dianggap menjadi perpanjangan tangan BNNP dalam bersosialisasi di masyarakat. “Dari beberapa kelompok relawan maupun satgas yang sudah terbentuk, kami ingin mereka terus bekerja bersama-sama dalam upaya P4GN ini,” harapnya. Untuk memudahkan pengawasan dan pembinaan dalam melaksanakan kegiatan para relawan, pihaknya telah membentuk Wadah Group Media Sosial WhatsApp (WA) dibawah koordinasi Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat. (ars/*)

lnya ke akun pelaku tersebut. Lantaran tergiur uang cukup besar, pelaku akhirnya mengirim sekitar lima foto “panas” miliknya ke akun pelaku. Bukannya memberikan uang seperti yang dijanjikan sebelumnya, pelaku malah balik mengancam korban. Bahwa foto tersebut akan disebarkan ke orang tua, keluarga maupun teman sekolahnya. Jika tidak, pelaku harus menyerahkan uang sebesar Rp 2,5 juta. Karena takut fotonya akan disebar, pelaku menyanggupi. Tetapi tidak sebesar yang diminta oleh pelaku. Untuk meyakinkan korban, pelaku membuat akun lain dengan identitas perempuan dan mengaku seolah-olah juga sebagai korban. Guna mengelabui aksinya, pelaku muncul dengan nama akun asli. Dan, mengaku siap membantu korban. Dengan me-

nalangi kekurangan uang milik korban. Sehingga membuat korban menjadi simpati dan akhir mau diajak berpacaran. Pertama kali korban menyerahkan uang sebesar Rp 900 ribu kepada pelaku, melalui tersangka yang seolah-olah sebagai pahlawan. Beberapa hari kemudian, untuk kedua kalinya korban kembali diminta menyerahkan uang oleh pelaku juga dengan ancaman yang sama. Tapi karena sudah tidak punya uang, korban mengaku tidak bisa memenuhi permintan pelaku. Sebagai ganti uang, pelaku kemudian meminta korban untuk melayaninya berhubungan badan. Dari sanalah kemudian korban memutuskan untuk melapor ke polisi. “Kasus tersebut menjadi kasus kejahatan ITE pertama yang berhasil dituntaskan Polres Loteng,” pungkas Ery. (kir)

Syafrudin Hadiri Pertemuan Parlemen Sedunia di Zambia Lusaka Anggota DPR RI dari Dapil NTB, H. M. Syafrudin, ST, MM menghadiri pertemuan parlemen sedunia atau International Parliamentary Union (IPU) ke134 di Lusaka, Zambia. Agenda tersebut berlangsung dari tanggal 19 sampai 23 Maret 2016. Dalam kunjungan tersebut, Syafrudin menjadi bagian dari delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Melalui kesempatan tersebut, Syafrudin menegaskan bahwa delegasi Indonesia telah menyuarakan sejumlah rekomendasi bagi dunia internasional. Salah satu rekomendasi yang disuarakan adalah dorongan bagi forum internasional perihal kemerdekaan Palestina. Terlebih, kemerdekaan Palestina telah menjadi hasil dari pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta lalu. “Delegasi Indonesia sedang berupaya menyuarakan agar isu kemerdekaan Palestina ini diwujudkan sebagai resolusi melalui forum IPU ke-134 ini,” ujar Syafrudin melalui salah satu akun media sosialnya, di sela kegiatan IPU ke134 di Lusaka, Minggu (20/3). Syafrudin menegaskan, IPU adalah sebuah entitas di dunia Internasional yang memiliki posisi sangat strategis dalam menyarakan sikap Indonesia atas kemerdekaan Palestina. Karenanya, politisi PAN ini mengutarakan pihaknya akan berupaya melakukan sejumlah strategi diplomasi dalam forum itu demi menyuarakan atau mewujudkan rekomendasi terkait kemerdekaan Palestina. Tindaklanjut hasil pertemuan OKI di Jakarta yang menginginkan bebasnya Palestina dari belenggu penjajahan Israel juga menurutnya harus menjadi sikap bersama di IPU. “Sebagai wakil rakyat dari daerah yang mayoritas

penduduknya beragama Islam, saya secara pribadi merasa berkewajiban untuk ikut menyuarakan ini di dunia Internasional,” tegas Syafrudin. Syafrudin menambahkan, sejumlah negara lain yang hadir di IPU juga diketahui memiliki pandangan yang sama dengan delegasi Indonesia soal pentingnya kemerdekaan Palestina ini. Salah satunya adalah Maroko. Menurut Syafrudin, selain untuk menyuarakan isu-isu internasional seperti kemerdekaan Palestina, pertemuan parlemen sedunia juga bisa ia manfaatkan untuk mempromosikan daerah NTB sebagai salah satu destinasi wisata dunia yang sedang berkembang. Menurutnya, dengan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia, plus sejumlah pembenahan di sana-sini, NTB secara perlahan mulai menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru. Syafrudin menilai, kesempatan untuk bertemu dengan anggota parlemen dari berbagai negara di dunia telah membuka peluang bagi dirinya untuk mengajak mereka berkunjung ke daerah pemilihannya. Untuk itulah, ia pun menyerukan kepada pemerintah daerah di NTB agar terus berbenah meningkatkan kualitas dari setiap destinasi wisata yang ada di daerah ini. Dengan pembenahan yang dilakukan, Syafrudin yakin wisatawan yang datang akan semakin banyak dan status NTB sebagai destinasi wisata utama di Indonesia bisa semakin kukuh di masa kini dan akan datang. Selain Fadli Zon dan Syafrudin, delegasi DPR RI yang mengikuti agenda Pertemuan Parlemen Sedunia di Zambia juga terdiri dari H. Rofi’ Munawar, Lc, H. Syaifullah Tamliha, Sudin, Charles Honoris, Dave Akbarshah Fikarno dan Hj. Masrifah. (aan/*)

(Suara NTB/ist)

AGENDA IPU - Anggota DPR RI dari Dapil NTB, H. M. Syafrudin, ST, MM di sela agenda International Parliamentary Union (IPU) ke-134 di Lusaka, Zambia, 19 s/d 23 Maret 2016.


Jelajah

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

Halaman 9 Para pengunjung terlihat menyusuri pematang sawah dari arah Bukit Ponan

Pesta Adat Ponan

Destinasi Pariwisata Budaya Menuju Poto Jadi Desa Wisata

’’Sedekah orong’’ atau lebih dikenal Pesta Ponan sebagai upacara adat yang memiliki sejarah panjang, nilai religi budaya dan dibumbui aroma mitologi sosial. Erat kaitannya dengan konsepsi keyakinan mengenai kesuburan dan keberhasilan produksi pertanian. ADAT ponan sebagai salah satu potensi wisata Sumbawa yang berbasis pertanian tentunya harus dikembangkan. Dengan segera merumuskan Desa Poto khususnya yang telah melestarikan adat ponan untuk ditetapkan sebagai desa wisata sehingga mempermudah instansi lainnya mengeroyok dengan program selaras. Pesta ponan sebagai agenda tahunan masyarakat tiga dusun, Poto dan Bekat (Lengas) Desa Poto dan Dusun Malili, Kecamatan Moyo Hilir, tahun ini digelar Minggu (13/ 3) lalu, ramai dipadati ribuan pengunjung dari berbagai wilayah di Sumbawa. Ide Lalo ko Ponan ini lahir didasari adanya kesamaan leluhur dari masyarakat, yang wajib diziarahi setiap tahun. Perjalanan hidup dan kiprah tokoh Haji Batu yang makamnya dianggap keramat terletak di puncak Bukit Ponan. Kisahnya menjelma sebagai mitos dalam masyarakat dan dikenal banyak orang. Namun maksud sesungguhnya dari upacara adat yang dilestarikan sampai saat ini, karena para leluhur menyadari pentingnya suatu keutuhan dan keharmonisan kekeluargaan dan generasi penerus. Strategi menjaganya dengan

menyelenggarakan upacara sebagai media konsolidasi konflik. Pesta ini menjadi sarana untuk berkumpul dan berdoa untuk kesuburan tanaman, minta hujan agar panen berhasil baik di sawah maupun di ladang . Minggu pagi, ibu-ibu membawa penganan dalam dulang yang dijunjung di atas kepala. Selanjutnya pengunjung berbondong bondong datang memenuhi pematang sawah dari semua akses masuk ke Bukit Ponan melewati areal persawahan Orong Rea. Para tamu dan warga masyarakat setempat berbaur tanpa batas. Prosesi acara Doa Tahlilan untuk keselamatan dan dilanjutkan dengan pengenalan sejarah maupun mitos dengan menceriterakan asal – usul kuburan Haji Batu. Setelah itu, pengunjung menyantap penganan khusus Ponan, yakni petikal, lepat, buras, dange. Makanan yang berbahan dasar beras dan dibungkus daun pisang ataupun daun kelapa. Bekas sampah makanan dibawa ke sawah dan dibuang untuk menyuburkan tanaman dan mengusir hama. Budayawan Sumbawa yang kebetulan juga putra Poto, Ariez Sulkarnaen, menjelaskan, tradisi ini mempertahankan kearifan lokal

tertata melalui mitos Haji Batu. Sebuah kepribadian nyata mempengaruhi kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan Pesta Ponan bukan semata-mata menjalin struktur dengan prinsip vertikal melainkan juga menjalin struktur dengan prinsip horizontal. Hal itu memproses pengembangan SDM yang berjiwa sosial dengan didasari oleh hidup selaras dengan alam. Keselarasan terwujud melalui rasa saling asa, saling sadu, saling satingi, saling sakiki, saling satotang, saling beme, saling pedi dan lainnya. ‘’Jika rasa saling tersebut dijalani dengan baik, maka setiap individu dalam masyarakat akan memiliki harga diri (ila’),’’ujarnya. Sekretaris Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), Syukri Rakhmat, S.Ag, lebih melihat pesta Ponan dari aspek sosial sebagai wadah memperkuat tali silatuurahim masyarakat Tana Samawa. Dilihat dari jajanan khas yang disajikan, berbungkus dedaunan ini akan terpermentasi menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Sementara Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah yang hadir di malam pentas seni dan Bukit Ponan, menilai kekuatan

nilai religi permohonan kepada Allah SWT, nilai sosial bahkan nilai gotong royong sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan dalam ritual adat ini. Selama 25 hari sejak dirinya diilantik bersama Bupati, H. M. Husni Djibril, pagelaran Adat Ponan ini adalah pagelaran budaya yang pertama dihadiri sebagai representasi dari ikhtiar bersama untuk menjaga sekaligus melestarikan budaya dan adat tau dan tana Samawa. Saat ini, lanjut Wabup, pariwisata menjadi salah satu sektor sentral yang mampu memberi dampak multi bagi masyarakat. Pengembanganya harus diikuti sektor lainnya secara simultan dan dinamis mengikuti pola dan tuntutan sebuah khasanah pariwisata. “Saya dan kita semua yang hadir di sini sepakat bahwa suatu hari nanti adat ponan ini akan menjelma seperti bau nyale di Lombok Tengah yang telah menjadi destinasi wisata NTB bahkan kalau bisa melebihinya. Adat ponan berbasis pertanian tentunya juga harus kita kembangkan bersama-sama, bukan hanya Dinas Pariwisata saja yang bertanggung jawab, namun juga dinas lainnya turut andil mengembangkannya. Misalnya Dinas Pertanian terus menerus membina

masyarakat tani di wilayah ini, Dinas PU menyuplai infrastrukturnya, Dikpoperindag membina sentra-sentra ekonomi kreatif masyarakat dan sebagainya. Jika ini kita lakukan bersama, maka selanjutnya promosi dan ekpose secara masif tentu harus kita lakukan untuk mewujudkan adat ponan ini sebagai destinasi unggulan daerah, NTB bahkan nasional nantinya,”tekadnya. Untuk itu, H. Mo, panggilan akrab Wabup, menginstruksikan kepada Disporabudpar, Bappeda dan stakeholder lainnya agar segera merumuskan dan menyampaikan konsep penetapan Desa Poto khususnya yang telah melestarikan adat ponan atau dengan beberapa desa lainnya yang potensial pariwisatanya di Kabupaten Sumbawa untuk ditetapkan sebagai desa wisata. Sehingga akan mempermudah bagi instansi lainnya mengeroyok dengan program-program yang selaras. Program terdekat yang bisa dilakukan, membenahi akses jalan secara permanen menuju Bukit Ponan dari ke tiga poros dusun. Merujuk pada otokritik tema Ponan tahun ini, Gerakan Ponan Bawa Batu. Setiap pengunjung membawa sekepal batu untuk kemudian dile-

takan diatas jalan berlumpur sepanjang menuju bukit ponan. ‘’Ini tamparan bagi Pemkab. Makanya jalan ini harus segera dibenahi,’’tukas Wabup. Kabag Humas Setda Sumbawa, Rachman Ansori, M.Se, menambahkan, Desa Poto sangat berpotensi dijadikan sebagai desa wisata. Tinggal rumusan yang jelas dari SKPD terkait. Apalagi di Desa Poto juga memiliki kerajinan sesek (tenun tradisonal) dan sanggar seni. Bahkkan untuk tahun berikutnya, perlu digagas kegiatan seni selama seminggu menjelang Ponan di Sumbawa. Dengan membuat kompetisi seni, ekspose hasil kerajinan daerah dan lainnya yang bisa memberikan imbas secara ekonomi bagi masyarakat setempat. ‘’Inilah salah satu media membuka ruang kreativitas sekaligus membangun ekonomi kreatif di wilayah ini,’’tukasnya. Malam hari sebelum upacara adat digelar pertunjukkan seni sebagai rangkaian kegiatan digelar di Dusun Lengas desa Poto. Perpaduan musik, tari dan lagu daerah. Serta sejumlah atraksi, seperti toto rantok, ngumang, karaci dan lainnya. Ini merupakan persembahan dan kolobarasi sanggar seni sejumlah kecamatan di Sumbawa. (arn/ind)

MALAM SENI — Wabup Sumbawa dan Asisten II foto bersama pemain seni dan atrakksi budaya

MALAM SENI — Salah satu tarian yang ditampilkan pada malam seni ponan

SAMBUTAN - Wabup memberikan sambutan di acara adat ponan

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 cana peresmian kawasan ekonomi Dempu, Tapan, Rakit, Moyo sangat orang tua, para pemuka DALAM lima tahun ke depan pe- lestarian lingkungan. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 merintahan H.Husni Djibril, B.Sc‘’Mari kita jaga potensi wisata khusus (KEK) Teluk Saleh, Samota menjanjikan untuk menarik para masyarakat, pemangku adat, 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Drs.H.Mahmud Abdullah (Husni- kita. Jangan merusak alam dan yang berbasis maritim di Kapal pelaku wisata berinvestasi. Mela- seniman dan budayawan, agar 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Mo), bertekad untuk mengembang- lingkungan sekitar kita, jangan me- Perang KRI Karang Pilang bersama lui pintu masuk sektor pariwisata turut mendorong kreativitas para 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 kan wisata berbasis lingkungan. nebang pohon tanpa izin. Semua Wagub NTB, Danlanal dan seluruh inilah peluang besar yang harus generasi muda yang lebih produk12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Dalam konteks optimalisasi peman- yang kita lakukan sangat tergantung kepala daerah se Pulau Sumbawa. disongsong bersama oleh pemerin- tif. Sebab generasi mudalah yang 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 faatan sumberdaya alam secara ber- kepada alam, termasuk Adat Ponan Perairan utara Kabupaten Sumba- tah daerah, masyarakat dan dunia akan meneruskan semua tradisi 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 kelanjutan guna meningkatkan ke- ini,’’kata Wabup, dalam sambutan- wa yang berada di sekitar Teluk usaha dengan akselerasi persiapan budaya ini di masa-masa menda12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 mandirian ekonomi masyarakat nya pada kegiatan malam seni Pes- Saleh sangat indah dan menyimpan yang harus dilakoni secara serius, tang. Mendorong generasi muda 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 potensi pariwisata maritim yang kolaboratif dan bertanggung jawab. kreatif dan produktif tanpa narkoSumbawa. Untuk itu, Wakil Bupati, ta Ponan, Sabtu (13/3) kemarin. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 Pada kesempatan tersebut, ba, tanpa miras, tanpa pergaulan luar biasa. Gugusan pulau-pulau Drs. H. Mahmud Abdullah, mengaH. Mo panggilan akrabnya sem12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 jak semua masyarakat menjaga ke- pat bercerita terkait ekspose ren- kecil antara lain Dangar, Ngali, Wabup juga berpesan kepada para bebas dan semacamnya. (arn) 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456

Kembangkan

Wisata

Berbasis

Lingkungan

Inilah gerbang objek wisata Ponan

Para pengunjung yang memadati Bukit Ponan

JAJANAN — Inilah jajanan khas ponan dalam dulang


Halaman 10

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

emesan. si gambar p ia ih d g n a y mug nunjukkan pekerja me tu a s h la a S Proses pembuatan mu g menjadi produk berni lai jual tinggi.

BAGI mereka yang kreatif, apapun bisa dibuat. Apalagi jika kreativitas tersebut mendapat sentuhan secara modern. Mug cantik ala Easy Media, yang kini menjadi suvenir primadona adalah salah satunya. Cobalah berkunjung ke Easy Media di Jalan Pendidikan Nomor 12 D Mataram. Di sini kita akan menemukan beragam mug-mug cantik yang telah dipoles. Mug-mug dengan berbagai bentuk yang

tadinya hanya mug polos dan standar, justru terlihat memikat setelah di-branding. Mug disulap seperti bingkai foto. Mengapa? Ada beragam mug-mug cantik yang telah ditempeli foto pemesan. Eits, jangan salah, fotonya tidak ditempel begitu saja di mug-mug tersebut. Ada cara khusus untuk membuatnya. Nanti kita ulas. Mug cantik inilah yang telah dikembangkan Easy Media, sejak beberapa tahun lalu.

Mug ’’Coating’’ dan Proses Pembuatannya MUG Coating adalah mug polos yang dilapisin cairan coating, di mana cairan coating ini berguna sebagai perekat dalam mentransfer gambar dengan digital printing. Sesudah diberikan cairan, maka mug harus dipanaskan terlebih dahulu, di mana berfungsi agar cairan dapat merekat pada lapisan keramik mug, sehingga pada saat ditransfer gambar dengan mesin digital printing, maka gambar/logo dapat merekat dengan baik dan sempurna. Berikut adalah Cara Bikin Mug Coating Lebih Detail 1. Siapkan satu set larutan coating mug dan katalis. 2. Tuangkan larutan mug coating dan katalis ke dalam wadah secukupnya (disesuaikan dengan jumlah mug yang akan di-coating!!). Karena, sisa larutan coating yang sudah dicampur nantinya tidak bisa dipakai lagi karena mengering. 3. Ambil larutan katalis sebanyak 25% dari jumlah larutan mug coating yang dipakai, misalnya larutan mug coating yang dipakai adalah 100ml, maka jumlah katalis yang dipakai adalah 25ml untuk sekitar 10-11 mug. Jumlah katalis yang berlebihan menyebabkan campuran cepat mengering di dalam hand gun sprayer. 4. Aduk campuran antara larutan mug coating dan katalis sampai rata/homogen. (Larutan yang belum homogen menyebabkan lama pengeringan yang berbeda). 5. Bersihkan dulu hand gun sprayer dari cairan coating sebelumnya dengan cara menyemprotkannya diluar bidang mug sampai tidak tersisa lagi cairannya.Bila mug coating yang sudah jadi bercampur dengan coating kertas mengakibatkan hasil yang kurang cerah. 6. Segera tuang larutan mug coating yang sudah jadi kedalam wadah sprayer. 7. Bersihkan permukaan mug dari debu/kotoran dan pastikan bahwa permukaan mug dalam keadaan kering agar coating dapat menempel efektif, kemudian semprotkan larutan mug coating yang sudah jadi diatas permukaan mug dengan arah vertikal secara merata, kemudian arah horizontal. Spraying coating yang berlebihan mengakibatkan larutan coating mengalami bleeding sewaktu proses pengeringan, sebaliknya jika spraying coating kurang merata mengakibatkan mug menjadi bintik-bintik. (efek silky). 8. Mug yang telah di-coating dikering anginkan sekitar 3 jam .Untuk hasil yang lebih baik, mug dikeringkan lebih lama atau bisa dipanaskan dalam oven. 9. Keringkan lagi mug yang sudah dikering anginkan menggunakan oven listrik dengan setting suhu sekitar 1200 C selama 10 menit menggunakan pemanas bagian atas, setelah itu dipanaskan lagi dengan settingan yang sama tetapi menggunakan pemanas bagian bawah (jika menggunakan oven konvensional, maka mug harus sering dibolak balik agar coating menjadi matang).Setting suhu dan waktu yang terlalu tinggi mengakibatkan coating menjadi gosong ketika di oven. Mug yang telah dingin siap dipakai.(berbagai sumber)

Perusahaan ini bergerak di bidang digital printing dan usaha multimedia studio. Menurut Manajernya, Muhammad Munzir atau Bimbo nama bekennya, mug adalah salah satu media untuk membingkai foto, atau branding nama perusahaan. Sebenarnya kreativitas modern ini telah lama berkembang di luar NTB. karena dilihat masih minim produsennya, ia bersama tim mengambil kesempatan un-

tuk belajar di sentra pembuatannya di Bali waktu itu tahun 2009. Kesempatan belajar proses pembuatannya di Bali itulah yang kemudian diaplikasikan di Mataram. Dari situ pulalah beberapa komponen produksi didatangkan. Selanjutnya dimulailah proses pembuatan, hingga eksis sampai saat ini. “Mug adalah salah satu media yang lucu untuk mengabadikan moment, misalnya mau ngasi orang suvenir, cuk-

up kasi mug lengkap dengan foto atau ucapannya. Dari sisi biaya juga lebih efisien,” kata Bimbo pada Suara NTB. Pria kelahiran Kota Bima, 7 Juli 1992 ini mengatakan, ada beragam cara untuk memgembangkan kreativitas. Pun dapat dijadikan media untuk mendatangkan pundipundi uang. Mug-mug cantik yang dibuat dalam beberapa model, mug standar, warna, bambu, bunglon, love, couple, bening, frozz, milky dan beber-

apa jenisnya ini bahan bakunya sudah ada dan jadi. Tinggal mendatangkan mug polos dari produsennya, Easy Media biasanya mendatangkan bahan baku dari mitranya di Bali. Mug polos dengan beragam model ini selanjutnya diberikan pilihan kepada pemesan, mau pilih mug model apa? Selanjutnya lagi menurut pesanan konsumen, apakah ingin menempelkan foto, atau ucapan. Barulah tim kreativi-

tas Easy Media action. Mug yang tadinya berwarna polos, ditempeli foto/ucapan pemesan yang telah didesain dan diprinting. “Ada cairan khusus yang ditempelkan di mug sebelumnya, lalu tempelkan pesanan hasil printingnya. baru di-press pakai alat, dan didiamkan di oven pada suhu diatas 210° selama sepuluh menit. Baru jadi dan hasilnya bisa dilihat,” demikian Bimbo.(bul)

Dipesan Perusahaan, Instansi hingga Partai Politik MUG cantik ala Easy Media telah mencuri perhatian. Pasarnya dari beragam kalangan, perusahaan, instansi pemerintah bahkan partai politik. Mungkin karena makna caption-nya yang lucu serta murah meriah, kreativitas seni ini di waktuwaktu tertentu banjir pesanan. Dalam kondisi normal, sebulan pesanan yang masuk hanya mencapai seribuan mug. Tapi saat musim kampanye partai politik datang, menurut Bimbo, pesanan bisa mencapai sepuluh ribuan, bahkan lebih. Bahkan t a k jarang t i m harus bekerja non stop untuk memenuhi permintaan pemesan tersebut. Artinya soal pasarnya, tidak perlu khawatir. Mug branding ini hanya bisa dikerjakan oleh orang-orang tertentu atau perusahaan tertentu. Sebab di dalamya dibutuhkan kreativitas tertentu dan pengerjaannya yang tertentu pula. Jadi wajar, jika di Mataram saja, hanya Easy Media yang menonjol. Mug ini setelah dibranding, biasanya dihargai senilai Rp 20.000/biji untuk harga paling rendah, dan maksimal harganya Rp 60.000/biji, tergantung jenis

am gambar an berbagai mac Inilah mug deng ai keinginan pemesan. dan kreasi sesu

mug yang dipilih pemesan. Pesanan tidak dibatasi, berapapun yang diminta konsumen. Easy Media menerima pesanan cukup banyak dari satu jenis produk bisnisnya ini. Dari perusahaan-perusahaan cukup rutin, apalagi kalau saat launching produk terbaru. Mug yang dipesan biasanya untuk dibagi-bagi kepada tamu, atau konsumennya. “Pertimbangannya, souvenir ini bisa berfungsi sebagai tempat minum, sekaligus media promosi,” ujar Bimbo. Di Kota Mataram ini saja, hampir telah seluruh perusahaan menjadi mitranya. Demikian juga dengan instansi-instansi pemerintah, pesananannya juga tak kalah sedikit dengan perusahaan. Lainnya adalah pesanan individu, bisa untuk suvenir acara resepsi, atau bisa juga untuk lucu-lucuan sebagai bingkai koleksi foto keluarga. Atas banyaknya permintaan pemesan ini, Easy Media juga harus memesan cukup banyak ke distributor mugnya di Bali, termasuk dari Surabaya langsung. Secara bisnis, ia tidak memungkiri mug brandingnya memberi share cukup besar terhadap omzet perusahaan. Bimbo menganggap mug ala Easy Media telah menjadi kebutuhan, terutama untuk kebutuhan promosi seperti dikatakannya di awal. Kreativitas modern ini belum banyak dilakoni, masih terbatas di Mataram. Oleh karenanya tak menutup kemungkinan Easy Media akan membuka cabang di kabupaten/kota. Sebab potensi pasar di luar Kota Mataram juga cukup besar.(bul)


Halaman Halaman 14 11

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

Hj. Nurhayati Puaddi

Melawan Narkoba Dimulai dari Keluarga Peredaran narkoba di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), khususnya saat ini sudah pada taraf yang memprihatinkan. Itu bisa dilihat dari banyaknya kasus- narkoba yang diungkap aparat penegak hukum. Dan, diyakini kasus narkoba yang belum diungkap juga jauh lebih banyak. Ironisnya, peredaran narkoba justru sudah mulai merambah kalangan pelajar dan remaja. Satu kondisi yang sudah sepatutnya mendapat perhatian para orang tua di daerah ini. Orang tua diharapkan bisa memberikan perhatian lebih kepada keluarganya. Supaya jangan sampai ada anggota keluargnya yang terjerumus pada narkoba. Karena bagaimanapun, dampak buruk dari narkoba sangat besar. Bisa merusak mental generasi muda. Jika generasi muda sudah rusak karena narkoba, maka itu bisa membawa dampak buruk bagi masa depan bangsa dan daerah ini. “Untuk itu harus ada langkah bersama, melawan peredaran narkoba di daerah ini,” sebut Ketua Ikatan Istri Wakil Rakyat (ISWARA) Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi.

Untuk itu harus ada langkah bersama, melawan peredaran narkoba di daerah ini,

Ketua ISWARA Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi bersama keluarga (Suara NTB/kir)

Menurutnya, keluarga terutama ibu memiliki peran vital dalam melawan dampak buruk peredaran narkoba di daerah ini. Untuk itu, guna melawan dampak dan peredaran narkoba keluarga harus mampu memainkan peran. Sebagai benteng pertahanan, terhadap dampak peredaran narkoba itu sendiri. “Melawan narkoba bisa dimulai dari keluarga,” sebutnya. Melihat pentingnya peran keluarga dalam menangkal dampak peredaran narkoba tersebut, maka pemahaman tentang bahaya narkoba di kalangan ibu selaku motor keluarga, penting ditubuhkan. Supaya ibu dan keluarga pada umumnya tahu dan paham cara melawan dampak narkoba. Dengan begitu, kalau keluarga sudah kuat. Maka bagaimanapun deras arus masuknya peredaran narkoba di daerah ini, pasti akan bisa dilawan. Nah, untuk menjadi kuat, keluarga harus benar-benar menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. “Disinilah peran ibu menjadi penting,” tandasnya. ISWARA Loteng ke depan juga akan berupaya membantu memberikan pemahaman kepada ibu-ibu tentang bahaya peredaran narkoba. Supaya para ibu juga memiliki pengetahuan yang lengkap tentang narkoba. Sehingga tahu cara melawan dampak peredaran narkoba. Kepada pemerintah daerah juga diharapkan bisa menaruh perhatian yang lebih terkait bahaya peredaran narkoba di daerah ini. Supaya semua elemen di daerah ini bisa bersama dan bersatu melawan peredaran narkoba. Demi kebaikan dan keberlangsungan generasi mendatang. “Adanya BNN kabupaten di Loteng sangat kita dukung. Bahkan kita mendorong BNN kabupaten segera terwujud,” timpalnya. Harapannya, dengan adanya BNN kabupaten tersebut upaya-upaya melawan peredaran narkoba bisa lebih maksimal. Hasilnya juga bisa lebih optimal. Ketimbang hanya mengandalkan aparat penegak hukum saja. (kir)

Ketua ISWARA Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi (dua dari kanan)

Perkuat Eksistensi ISWARA di Masyarakat 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 Biodata: 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 Nama : Hj. Nurhayati Puaddi 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 Jabatan : Ketua ISWARA DPRD Loteng 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 TTL : Muncan, 21 September 1974 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 Suami : H. Achmad Puaddi FT, SE 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 (Ketua DPRD Loteng) 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 Anak : 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 1. Napila Isna Fani, Amd 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 2. Tsanya Puaddi 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 3. Herzi Puaddi 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234567

Ketua ISWARA Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi (kiri) menyerahkan bantuan ke panti sosial

KEBERADAAN Ikatan Istri Wakil Rakyat (ISWARA) Lombok Tengah (Loteng) sejauh ini belum begitu dikenal masyarakat. Padahal sebagai organisasi yang menaungi para istri anggota DPRD Loteng, ISWARA Loteng memiliki peran yang tidak kalah penting. Bahkan, keberhasilan para anggota Dewan menjalankan tugas sebagai wakil rakyat dengan baik, sangat ditentukan oleh peran dan eksistensi para istri. Hanya saja, sebut Ketua ISWARA Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi, selama ini eksistensi ISWARA Loteng belum maksimal. Dengan kata lain, ISWARA belum mampu memberikan andil yang besar kepada masyarakat. “Inilah yang ke depan akan terus kita coba. Bagaimana kemudian ISWARA Loteng bisa lebih eksis di tengah masyarakat,” ujarnya. Bahkan bukan hanya sekedar eksis dan keberadaanya diketahui oleh masyarakat. Tetapi, bagaimana keberadaan ISWARA Loteng juga bisa memberi dampak positif bagi masyarakat. Sekaligus bisa menjadi penyambung aspirasi masyarakat kepada para anggota dewan. Banyak persoalan-persoalan

yang muncul di tengah masyarakat. ISWARA Loteng ke depan bisa ikut memberikan solusi terkait pemecahan persoalan yang dihadapi masyarakat tersebut. “Kedepan ISWARA Loteng harus bisa mengambil peran. Dalam mendukung sukses pembangunan di daerah ini,” tandas perempuan kelahiran 1974 ini. Langkah awal pun sudah mulai dilakukan ISWARA Loteng. Dengan menggelar berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Seperti bakti sosial, santunan orang miskin hingga seminar dan pelatihan bagi ibu-ibu. “Tahun ini kita punya program cukup banyak. Baik itu yang berkaitan dengan penguatan organisasi ISWARA itu sendiri, maupun kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat banyak,” tandasnya ibu tiga anak ini. Memang apa yang telah dan akan dilakukan oleh ISWARA Loteng ini masih belum seberapa. Tapi paling tidak ISWARA Loteng sudah berupaya memberikan peran maksimal bagi daerah. Sesuai tugas dan kemampuan yang dimiliki. Dengan satu komitmen, terus berkarya demi kemajuan dan pembangunan daerah. (kir)

Ketua ISWARA Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi menjadi pemimpin gerak jalan pada HUT Loteng tahun 2015 Ketua ISWARA Loteng, Hj. Nurhayati Puaddi (enam dari kiri) bersama anggota usai mengunjungi pasien salah satu rumah sakit.


Halaman 12

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

JEEDDEERRRRR!!! Metta Alvionita Heriyanto/XJ/26

“Aaaaa!! Ibu!” Petir menyambar-nyambar menyeramkan. Jendela kamar tiba-tiba terbuka mengagetkan. Guntur menggelegar dan menggetarkan kaca jendela. Jangankan kaca jendela. Mungkin seluruh rambut di tubuhku bergetar hebat. Jantungku berdentum-dentum. Mungkin sebentar lagi jantungku akan didiagnosis lemah. Mataku semakin terbelalak melihat pemandangan di luar jendela. Aku menangis meratapi nasibku. Terkenang kejadian saat makan malam. “Badung, ayo makan! Ada makanan kesukaanmu.”, panggil ibu. “Iya. Sebentar.”, jawabku malas, masih memainkan jemariku di atas joystick. Ibu mulai mengomel, “Aduh, ini sudah waktunya makan! Berhenti dulu main gamenya. Nanti makanannya dingin, lho!”Dengan perasaan kesal aku beranjak dari tempat dudukku sejak pulang sekolah tadi. Aku menggeliat dan tubuhku terasa kaku. Itu sudah biasa bagiku. Aku tidak begitu suka bermain dengan tetangga. “Wah, gulai kambing!” seruku girang. Perutku seketika memainkan paduan suara. Kuambil makanan favoritku itu sebanyak-banyaknya tanpa sepengetahuan ibu. Ia masih membersihkan panci. Makanku lahap, tapi dari makananku yang menggunung di piring hanya setengahnya yang dapat kuhabiskan. Lambung sembilan tahunku sudah penuh. Aku yakin sekali ia telah berkerja keras mencerna gumpalan-gumpalan daging kambing. Jika ada seseorang yang usil menyenggol perutku pasti akan ledakan gulai kambing yang dahsyat. Aku sendawa keraskeras. Ibu seketika mengernyit melihat ketidaksopananku. “Aku mau main, Bu.”, kataku bersiap beranjak dari meja makan. “Hei, habiskan dulu makananmu!” “Tapi aku sudah kenyang” “Makanya, lain kali jangan melihat makanan enak langsung ambil banyak-banyak. Kambing sekarang mahal. Jangan disia-siakan. Kamu pikir ibu nggak capek masak? Habiskan sekarang!” Mukaku langsung merengut. Kusuap nasi ke mulutku. Ketika ibu pergi mencuci tangan di wastafel aku berjingkatjingkat membuang makananku ke tong sampah. Nah, beres urusanku! Ketika aku berbalik ibu berdiri di belakangku dengan tatapan murka seperti singa kelaparan.”Kamu tidak tahu betapa berharganya makanan, ya! Kambing itu sudah disembelih untuk memuaskan nafsu makanmu. Kamu seenaknya saja membuangnya ke tong sampah. Sekarang kamu tidak boleh bermain game lagi”, bentak ibu. Ia segera membereskan seluruh video gameku, joystick, dan lain-lain. Tak lupa ia juga mencabut kabel televisi. Aku juga ikut merasa marah. Aku langsungmengurungdiridikamar.“Ibutegasekali.Ibutidakmengerti aku. Padahal aku kan sudah kenyang. Memangnya ibu mau aku sakit perut. Huh!”dengusku kesal. JEEDDEERRRRR!!! Tiba-tiba listrik padam. Di luar mulai terdengar suara guntur. Lama-lama rintik hujan pun terdengar. Makin lama makin deras. Aku terdiam dalam kegelapan. Biasanya di saat seperti ini aku akan memanggil ibu. Tapi kali ini aku gengsi. Saat aku sedang mencari-cari di atas meja bela-

jarku, tiba-tiba jendela kamarku terbuka lebar. Angin dingin menghembus membekukan tulangku. Aku menatap ngeri melihat petir di kejauhan. Namun, sesungguhnya bukan itu bagian yang menakutkan. Ketika kilat mulai menyambar, suasana di luar terlihat seperti siang hari untuk sepersekian detik. Aku sontak menahan napas melihat siluet di luar sana. Lututku seketika lemas. Aku jatuh terduduk di lantai. Aku terlalu lemah untuk berteriak memanggil ibu. Oh, Tuhan! Semoga aku hanya salah lihat. Aku merangkak ke jendela. Kukuatkan hatiku untuk menutup jendela itu. Aku masih berharap aku hanya salah lihat. Agak lama akhirnya aku dapat berdiri tegak dan mendapati tidak ada sesuatu yang perlu dikawatirkan. Baru saja hendak menggapai daun jendela, sekonyong-konyong petir mulai menyambar lagi. Mempertunjukkan gigi yang lebar putih bersih, berjanggut pendek, dan bertanduk. JEEDDEERRRRR!!! “Aaaaaaaa! Ada setan!!” Sesosok kambing bertengger di atas kusen jendelaku dengan tato di paha kanannya. Matanya berkilat menyeramkan. “Apa maumu?” teriakku panik. “Dasar anak tidak tahu diuntung!Aku sudah mengorbankan nyawaku untuk memuaskan perut serakahmu itu. Tapi kamu dengan lancangnya membuang irisan dagingku ke tong sampah tanpa rasa bersalah. Kamu masih bisa marah pada ibumu. Padahal ibumu sudah bekerja dari subuh dan baru pulang sore hari. Namun, ia masih sempat membuatkan makanan enak untukmu. Untuk menebus segala dosamu kamu harus mati untuk menjadi makananku di dunia bawah,” ujar siluman kambing itu menyeramkan. Seketika guntur bergemuruh dan menggetarkan kaca jendela untuk beberapa detik. Nyaliku benar-benar sekecil semut sekarang. “Maafkan aku. Aku sadar aku salah. Aku janji tidak akan membuang-buang makanan lagi,” tangisku. “Sudah terlambat,” ujarnya seraya menggapai parang yang tiba-tiba muncul dari udara. Digeseknya parang itu di kusen jendela. “Matilah!” teriak kambing itu, “Mbbeeeeekkk!”. JEEDDEERRRRR!!! “Ibu! Ibu! Tolong aku!” “Sstt! Nak, bangun. Kamu mimpi buruk,” ucap ibuku. Aku segera mengerjap-ngerjapkan mataku. Bajuku basah karena keringat dingin. Uh, untunglah hanya mimpi! Aku tidak dapat membayangkan siluman kambing tadi membunuhku untuk dijadikan makan malamnya. “Ibu aku janji tidak akan membuang makanan lagi. Sungguh!” janjiku. Ibu bingung melihatku seketika berubah, “Iya. Tidur lagi ya, Nak. Kamu hanya mimpi buruk, kok!” Ketika ibuku telah pergi aku segera beranjak dari tempat tidurku dan memeriksa jendela. Lantai di bawah jendela sedikit basah. Ketika aku membuka jendela terasa agak susah karena sedikit berpasir di sela-sela jendelanya. Dan di atas kusen bahkan tanah berlumpur yang terguyur hujan di bawah jendela ada jejak kaki. Jejak kaki kambing. Bulu kudukku merinding lagi. Ada bekas sabetan di kusen. Segera kupalingkan pandanganku ke seluruh penjuru kamar. Di atas lemari pakaianku terlihat sesuatu yang mengkilat dengan darah yang menetes. JEEDDEERRRRR!!! Seketika aku pingsan. (*)

(Suara NTB/ist)

Belajar Sportivitas Lewat Futsal Futsal, Hobi yang Bisa Jadi Profesi OLAHRAGA futsal menjadi jenis permainan sepak bola favorit para remaja di NTB. Namun, bermain futsal bukan hanya sebatas mempertontonkan keahlian mengolah bola saja. Dalam bermain futsal, sportivitas haruslah tetap menjadi aspek paling penting. Menjunjung tinggi sportivitas bahkan merupakan suatu kewajiban yang harus dijunjung tinggi. Terutama oleh para pemain futsal ketika bertanding di lapangan maupun para ofisial saat mengikuti sebuah kompetisi pada turnamen tertentu. “Kalau menurut saya, dalam permainan futsal itu yang paling penting adalah sportivitas. Kalau kalah ya kita harus bisa menerima kekalahan. Kemudian tidak boleh dendam. Biarpun kesal, kecewa atau dendam saat bermain, semuanya tetap tidak boleh dibawa sampai luar lapangan,” cetus Saefudin (12), pemain sayap tim U-16 club futsal Vamos Mataram, Sabtu (19/3). Pemain futsal dari SMP Negeri 11 Mataram ini mengatakan, suasana panas diantara dua kubu pemain futsal ketika berhadapan di lapangan merupakan sesuatu yang biasa. Meski demikian, seberapa sengit persaingan dalam mencapai kemenangan, setelah selesai pertandingan kelompok yang berlawanan harus tetap menjalin persahabatan. “Kalau di luar lapangan tetap kita adalah teman, kita harus bersahabat. Kalau di lapangan misalnya, kelompok pemain itu saling emosi, itu sudah biasa. Tapi tetap, emosinya harus selesai saat pertandingannya berakhir,” kata pemain bernomor punggung 12 ini. Teknik Dasar Menjadi pemain futsal bukan perkara yang mudah. Tiap - tiap pemain

harus mampu menguasai seluruh teknik dasar memainkan bola. Kalau tidak, rasanya sedikit sia sia. Karena, sebagus apa pun strategi yang diterapkan, hasilnya tetap akan kurang memuaskan. “Menguasai teknik dasar adalah pelajaran yang utama. Kalau pemain nggak kuasai teknik dasar ya pasti nggak bisa main. Biar menguasai taktik, ujungnya kurang bagus,” tuturnya. Menurut pemain yang akrab disapa Saef ini, olahraga futsal menguras energi atau tenaga yang lebih besar ketimbang saat bermain sepak bola pada umumnya. Pemain futsal harus mampu membangun komunikasi yang kuat sehingga terciptanya kerjasama yang bagus. Ruang berpikir di lapangan futsal jauh lebih singkat ketimbang saat bermain secara lepas di lapangan kesebelasan. Sepanjang kiprahnya dalam bermain futsal, Saef memendam cita - cita yakni ingin menjadi pemain futsal profesional. Dirinya mengaku mulai menyukai olahraga sepak bola sejak usianya masih dini. Pemain yang sangat mengidolakan Bambang Bayu Saptaji ini ingin mengukir prestasi di bidang olahraga futsal sehingga membanggakan orang tuanya. “Kalau sudah jadi pemain profesional, misalnya sampai ikut diturunkan club dalam turnamen, misalnya liga profesional, itu kita digaji. Makanya saya tergerak untuk menjadi pemain futsal yang profesional,” ujarnya. Dalam sepekan, Saefudin bersama rekan - rekannya di Akademi Vamos Mataram rajin mengikuti latihan pada jadwal yang telah ditentukan. Para pemain Vamos biasanya latihan bermain futsal pada hari; Senin, Rabu dan Jumat. Pemain kelahiran 8 Juni 2001 ini sudah masuk menjadi bagian dari Tim U-16 di Akademi Vamos Mataram. (met)

BAGI sejumlah remaja, olahraga futsal merupakan hobi yang kelak bisa dijadikan sebagai profesi. Para pesepakbola yang unggulan mampu meraih penghasilan dari aktivitasnya selama berlaga di turnamen. Lebih - lebih, ketika mereka telah dikontrak pada klub - klub profesional. “Futsal itu, hobi yang bisa jadi profesi. Selain menyalurkan minat dan bakat, menyehatkan badan, kegiatan futsal juga bisa menjadi sarana mencari uang,” kata Fairuz Humam, Siswa Kelas 10 di SMA Negeri 2 Mataram, Jumat (18/3). Menurut Humam, bermain futsal memang tidak sesantai bermain di lapangan sepakbola yang jauh lebih luas. Meski lapangan futsal terlihat relatif sempit, nyatanya cukup menguras energi atau tenaga. Permainan futsal lebih sarat dengan benturan fisik antar pemain. “Main futsal itu fisik harus lebih kuat. Karena, tidak sama dengan ketika kita main di lapangan besar. Kalau lapangan besar rasanya bisa lebih santai karena luas,” terangnya. Tingkat kesulitan bermain futsal pun dianggap lebih tinggi ketimbang kesebelasan. Termasuk ketika harus beradu strategi di lapangan yang sempit dan jangka waktu yang singkat. Upaya menerapkan strategi dan teknik menjebol gawang lawan serta mempertahankan gawang sendiri jauh lebih susah saat berada di lapangan futsal. “Yang paling penting adalah kekompakan. Meskipun, ketika kita mau menerapkan strategi itu sedikit susah. Dan ini lebih menantang kalau menurut saya,” katanya.

Saefudin

Rizal Saputra (Suara NTB/met)

(Suara NTB/met)

Fairuz Humam

(Suara NTB/met)

Bersikap Intelek Untuk mewujudkan sportivitas yang tinggi, tiap - tiap pemain yang bertanding dituntut bersikap intelek. Prinsipnya, didalam lapangan, tidak ada satu persoalan yang tidak bisa terselesaikan. Bahkan, ketika ada permasalahan antara kedua pemain yang berlawanan, tidak boleh ada dendam yang dibawa sampai ke luar lapangan. “Bersikap intelek agar bisa mewujudkan sportivitas itu memang suatu keharusan bagi tiap - tiap pemain. Emosi boleh - boleh saja, tetapi jangan sampai emosinya meluap ke luar lapangan,” katanya. Senada dengan penyampaian Rizal Saputra, siswa pemain futsal dari SMA Negeri 7 Mataram. Berdasarkan hematnya, kompetisi futsal yang berlangsung belakangan ini nampaknya masih krisis sportivitas. Menurutnya, para pemain di Kota Mataram belum mampu menjunjung tinggi aspek sportivitas di lapangan. “Di Mataram ini, setiap ada turnamen, pemain - pemainnya saya lihat masih kurang sportif, terkadang penyelenggaraan kompetisi futsalnya tidak sehat, baik dari sisi permainan maupun administrasi pertandingan,” katanya. Kendati demikian, menurut dia aktivitas bermain futsal itu banyak memberikan manfaat positif bagi tiap - tiap individu. Olahraga futsal menawarkan kesehatan dengan menjaga stabilitas kebugaran tubuh. Disamping itu, olahraga futsal juga bisa menjadi sarana untuk mengukir prestasi demi menunjang karir yang terus membaik kedepannya. “Saya pernah meraih juara dua, perolehan tersebut saya lihat sebagai salah satu dampak positif aktivitas olahraga futsal,” tandas siswa yang lulus di SMP Negeri 13 Mataram ini. (met)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

Bisa Bersaing di SBMPTN SISWA akselerasi yang tidak diakomodir Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak perlu khawatir. Siswa masih bisa bersaing dalam jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). “Ini menjadi kesempatan bagi siswa akselerasi untuk bisa masuk PTN yang diinginkan. Kalau benar siswa ini memiliki kemampuan lebih kami yakin siswa akan lulus pada SBMPTN,” kata Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof. H. Sunarpi belum lama ini. Sunarpi menjelaskan, sebagian besar PTN ternama di Indonesia memberikan peluang lebih besar kepada jalur SBMPTN dibandingkan jalur lainnya. Karena PTN ingin output yang masuk di kampus benar-benar siswa yang lulus seleksi. Untuk di Unram sendiri kuota jalur SBMPTN sebanyak 40 persen. Sedangkan jalur SNMPTN 40 persen dan jalur mandiri 20 persen. “Kalau PTN ternama di Indonesia seperti UGM, UI biasanya kuota SBMPTN 60 persen,” imbuhnya. Menurutnya, jika memang kelas akselerasi ini dihuni siswa dengan kecerdasan lebih tidak perlu khawatir masuk PTN. Peluang siswa cukup besar diterima pada SBMPTN karena kemampuannya tersebut. ”Kalau benar siswa ini memiliki kemampuan lebih sehingga masuk kelas akselerasi kami yakin akan lulus pada SBMPTN,” akunya. Sebaliknya, jika kelas akselerasi hanya sebuah kelas biasa yang hanya mengeksklusifkan diri, maka sama peluangnya dengan siswa biasa. Sunarpi mengatakan, siswa kelas akselerasi ini tak bisa diakomodir dalam SNMPTN karena gugur dalam perangkingan panitia pusat. Nilai rapor siswa yang diserahkan hanya semester satu, dua, dan tiga. Sedangkan, pada jalur SNMPTN ini yang harus diserahkan nilai rapor semester satu sampai lima. “Ini yang membuat mereka tidak diakomodir dalam SNMPTN. Nilai rapor yang diserahkan tidak lengkap karena mereka menyelesaikan studi dua tahun,” katanya. Penentuan perangkingan bukan dilakukan daerah, namun ditentukan langsung panitia pusat. Dalam hal ini ITB yaang melakukan perangkingan. Dari hasil perangkingan ITB maka ditemukanlah permasalaha n n y a seperti ini. (dys)

H. Sunarpi (Suara NTB/dok)

Kwarcab Lotim Butuh Tambahan Sarana Perkemahan Selong (Suara NTB) Gerakan Pramuka sebagai salah satu instrumen yang andal dalam mempersatukan bangsa, harus terus digalakkan. Pasalnya, gerakan ini telah terbukti mampu membentuk karakter kaum muda dalam menanamkan semangat kebangsaan. Termasuk, meningkatkan keterampilan generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan. ‘’Dalam menebarkan sayapnya, Kwartir Cabang (Kwarcab) Lotim membutuhkan tambahan sarana perkemahan untuk menjangkau gugus depan ataupun Kwartir Ranting (Kwaran) di tingkat kecamatan,’’ ungkap Humas Kwarcab Lotim, Burhan pada Suara NTB, Sabtu (19/3). Ia menyebutkan, jumlah anggota Kwarcab Lotim mulai dari anak sampai dewasa tercatat sebanyak 84 ribu anggota yang tersebar di 20 kecamatan di Lotim. Jumlah ini tentu merupakan angka yang cukup banyak jika dibandingkan dengan jumlah anggota pramuka di kabupaten/kota lainnya di NTB. Selain disebabkan kegiatan pramuka sudah merupakan ekstrakurikuler wajib di sekolah, kesadaran siswa masuk dalam organisasi kepramukaan juga mengalami peningkatan. Hal itu seiring dengan pemahaman siswa yang sudah mulai bertambah jika gerakan pramuka itu memilik dampak positif yang sangat besar, karena lebih condong dalam melakukan pembinaan karakter, pendidikan moral, dan melatih kreativitas siswa di berbagai bidang. “Peran pramuka tentu sangat besar karena lebih condong melakukan pendidikan karakter terhadap siswa ataupun anggota,”jelasnya. Kendati demikian, dalam upaya melakukan pembinaan terhadap anggota pramuka yang tersebar di 20 kecamatan di Lotim itu, hingga saat ini Kwarcab Lotim masih terkendala sarana perkemahan, seperti tenda pramuka maupun transportasi untuk menjangkau kwartir ranting yang setiap saat bisa mengusulkan ke kwarcab untuk dilakukan pembinaan. Selain itu, dalam melakukan kegiatan berskala besar, Kwarcab Lotim juga masih terkendala dengan anggaran. Di mana, untuk pencairan anggaran anggaran saat ini harus mengetahui pihak dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lotim. (yon)

(Suara NTB/dok)

PENDIDIKAN

74 Persen Anak KLU Disinyalir Belum Masuk PAUD Tanjung (Suara NTB) Meski keberadaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah menyasar pelosok dusun di Kabupaten Lombok Utara (KLU), persentase partisipasi anak usia 0-6 tahun mengikuti PAUD tergolong masih rendah. Dengan asumsi jumlah anak usia 0-59 bulan yang mengikuti PIN (pekan imunisasi nasional) berjumlah 23.468 orang, maka dapat dikatakan 74 persen anak masih belum mengikuti PAUD. “Saya berpikir, data BPS yang sempat diragukan terkait jumlah buta aksara dulu ada benarnya. Setelah kita turun ke kampung-kampung, ternyata kita temukan masih banyak warga yang buta aksara. Hal yang sama juga terjadi pada anak siswa PAUD, persentase partisipasinya masih sangat rendah,” ungkap Kabid Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (PLSPO) pada Dikbudpora KLU, Rusli Hamdi, MM, Jumat (18/3). Diakuinya, hingga saat ini jumlah partisipasi anak yang terlibat PAUD sebanyak 5 ribu sampai 6 ribu orang.

Artinya, dengan asumsi angka partisipasi terbanyak 6 ribu orang, maka jumlah anak yang mengikuti PAUD baru 26 persen dari 23.000 orang anak usia 0 - 59 tahun. Lembaga PAUD, mengakomodir tiga katagori pendidikan usia 0-6 tahun, yakni kelompok belajar, PAUD dan TK. Hingga saat ini, jumlah PAUD yang memperoleh izin operasional dari Dikbudpora sebanyak 186 PAUD, sementara sejumlah PAUD lainnya masih tercatat rintisan dan siap dilegalkan. “PAUD sendiri menyasar usia 0-6 tahun. Usia prioritas 4 - 6 tahun, dan mereka yang

Rusli Hamdi

harus diakomodir oleh Program PAUD Pemda KLU. Pihaknya sendiri berharap, dengam pendekatan program yang ditempuh dapat meningkatkan partisipasi anak untuk bermain dan belajar di lembaga Prasekolah dasar. “PAUD rintisan sudah kita linkkan ke UNICEF, dua tahun terakhir audah 10 PAUD yang dibantu. Di sisi lain, kita juga memantau aktivitas PAUD. Bagi yang tidak aktif, konsekuensinya izin PAUD dengan terpaksa kita tarik. Ia menambahkan, dalam rangka optimalisasi program PAUD di masyarakat, tentunya pihaknya berharap adanya dukungan politik dari pemerintah terutama DPRD. Pasalnya, dengan masih tingginya jumlah PAUD yang harus diintervensi, mau tidak mau memerlukan anggaran besar baik untuk fisik maupun prasarana bermain anak. (ari)

Revisi Kurikulum 2013 Siap Disosialisasikan Depok (Suara NTB) Revisi Kurikulum 2013 telah selesai. Saat ini perjalanan Kurikulum 2013 pascarevisi telah memasuki tahap pelatihan Instruktur Nasional (IN) yang akan mensosialisasikan hasil revisi Kurikulum 2013 kepada instruktur provinsi, kabupaten dan kota, hingga akhirnya sampai ke guru sasaran. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pun mengukuhkan 153 Narasumber Nasional untuk memberikan pelatihan kepada 761 Instruktur Nasional. Pengukuhan 153 Narasumber Nasional Kurikulum 2013 berlangsung di Gedung Garuda, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemendikbud, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Minggu (20/3). Di hari yang sama, akan dimulai Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk angkatan pertama di tahun 2016 ini, yang akan berlangsung hingga 24 Maret 2016. Mendikbud menekankan besarnya tanggung jawab yang diemban para Narasumber Nasional dalam memberikan diklat kepada Instruktur Nasional. Ia mengatakan, pemahaman narasumber nasional ke instruktur nasional akan diteruskan ke instruktur provinsi, kabupaten dan kota, sehingga cara narasumber nasional mengelola materi dan paparan harus mencerminkan cara kurikulum bekerja. “Narasumber nasional merupakan orang-orang terpilih dan istimewa. Mereka adalah para guru, komponen akademisi, tim penyusun kurikulum, penulis buku, dan penyusun assessment, yang dituntut memiliki pemahaman lengkap, komprehensif dan substantif tentang Kurikulum 2013,” katanya saat acara pengukuhan sebagaimana dikutip dari laman www.kemdikbud.go.id, Minggu (20/3). Selain itu, ujarnya, narasumber nasional merupakan duta Kemendikbud dalam mensosialisasikan perubahan Kurikulum 2013. Karena itu diharapkan para narasumber nasional bisa membawa nama baik Kemendikbud dan membawa pesan positif mengenai Kurikulum 2013. Selain itu, narasumber

nasional juga mengemban tanggung jawab yang sangat penting sebagai hulu penyampaian Kurikulum 2013. “Bapak dan Ibu sebagai narasumber nasional harus bisa membayangkan bagaimana paparan penjelasan materi yang Bapak/Ibu sampaikan akan sampai pula secara berjenjang hingga ke tingkat sekolah. Dalam seluruh proses itu, perhitungkan potensi deviasi. Perhitungkan potensi pemahaman yang berbeda. Pastikan semua pemahaman itu benar,” tutur Mendikbud. Terakhir, ia berpesan agar pata Narasumber Nasional bisa menjaga kebaruan, tidak hanya tentang materi Kurikulum 2013, tetapi juga dengan pendekatan atau metode yang tidak konvensional. Mendikbud berharap narasumber nasional bisa menjadi fasilitator yang merangsang munculnya pikiran-pikiran dan gagasan baru selain menyampaikan materi atau bahan yang telah disiapkan. “Yang akan kita hadapi adalah anak-anak kita yang akan mengalami era yang berbeda. Saya berharap Bapak/Ibu menjalankan ini (diklat) dengan metode yang tidak konvensional. Seperti suasana proses belajar Kurikulum 2013 yang aktif, maka diklat instruktur nasional juga harus memiliki suasana pembelajaran yang aktif,” katanya. Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 akan berlangsung selama empat hari, yaitu 20 sampai dengan 24 Maret 2016 di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat. Para Narasumber Nasional yang akan melatih Instruktur Nasional itu telah mengikuti pelatihan sendiri pada 10 hingga 12 Maret 2016. Pemilihan narasumber nasional dilakukan oleh direktorat-direktorat di Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) berdasarkan jenjangnya, yaitu SD, SMP, SMA, dan SMK. Narasumber Nasional terdiri dari guru, pengawas, penulis buku, dan pejabat Kemendikbud yang terlibat dalam penyusunan Kurikulum 2013, yang ditunjuk dan ditetapkan direktorat-direktorat di Ditjen Dikdasmen. (ant/bali post)

Sekolah Belum Terakreditasi

UN Digabung dengan Sekolah Lain dipenuhi agar sekolah bisa menyelenggarakan UN secara mandiri, yakni terakreditasi dan memiliki sarana penyelenggaraan ujian yang layak. Semua sekolah yang ada di NTB, kata Aidy Furqon, banyak yang belum memiliki sarana yang layak, sehingga kepercayaan masyarakat berkurang. Hal itu berdampak pada belum terakreditasinya sekolah yang berakibat pelaksanaan UN harus menginduk. Sekolah induk yang ditun-

usianya 0-4 tahun masuk dalam Kelompok Belajar,” sambung Rusli. Sebelumnya, Kepala Dikes KLU, dr. H. Benny Nugroho S, mencatat, jumlah anak yang terlibat pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Lombok Utara beberapa waktu lalu sebanyak 23.468 anak

usia 0 hingga 59 bulan. Rinciannya, Kecamatan Bayan sebanyak 5.094 orang, Kecamatan Kayangan sebanyak 5.033 orang, dan Kecamatan Gangga sebanyak 4.770 orang. Di Kecamatan Ibu kota KLU, tercatat peserta PIN sebanyak 4.884 orang dan Kecamatan Pemenang sebanyak 3.687 orang. Angka tersebut, menurut Kabid PLSPO, merupakan representasi statistik valid yang menggambarkan program betapa besarnya jumlah anak potensial PAUD yang

(Suara NTB/dok)

Burhan

Mataram (Suara NTB) Puluhan sekolah baik jenjang SMP maupun SMA sederajat di NTB akan bergabung dengan sekolah lain dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2016, karena belum terakreditasi. Selain belum terakreditasi, peserta UN dari sekolah-sekolah tersebut juga kurang dari 20 orang. Ketua Panitia UN NTB H Aidy Furqan belum lama ini menyebut, setidaknya ada beberapa persyaratan yang harus

Halaman 13

juk sebagai tempat penyelenggaraan UN relatif dipilih yang paling dekat dengan lokasi sekolah asal. Sebab, kalau terlalu jauh siswa akan kesulitan akses transportasi. “Kita sesuaikan dengan tofografi sekolah. Misalnya, SMA Nasional bisa menggabung ke SMAN 5 Mataram,” urainya. Sedangkan untuk SMK, apabila dalam satu kabupaten/kota ternyata tidak ada satu bidang kompetensi yang sama. Penggabungan bisa di-

laksanakan di sekolah yang memiliki rumpun keahlian sama, misalnya prodi kesehatan. “Kalau di Lotim tidak ada rumpun yang sama prodi kesehatan bisa dia masuk ke SMKN 8 Mataram,” katanya. Ditambahkan, surat keterangan hasil UN (SKHUN) nanti akan dikeluarkan oleh sekolah induk misalnya SMA nasional dikeluarkan SMAN 5 Mataram. Sementara untuk ijazah, akan dikeluarkan oleh sekolah asal. (dys)

(Suara NTB/dys)

LATIHAN - Siswa SMPN 1 Pringgabaya saat mengikuti pelatihan SAR Go to School di Senggigi akhir pekan ini.

Siswa Bisa Berperan Tangani Bencana Alam Mataram (Suara NTB) Peningkatan motorik peserta didik sangat diharapkan terlebih dalam peningkatan kreativitas dan keaktifan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Karena dasar itulah SMPN 1 Pringgabaya Lotim mengutus lima orang siswanya untuk mengikuti kegiatan SAR Goes To School. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Basarnas Pusat ini dipusatkan di Pos SAR Kayangan dan bertujuan untuk mengenalkan SAR kepada peserta didik dan tentunya untuk melatih respon dan kepedulian peserta didik terhadap orang lain dan lingkungan sekitar, terlebih jika terjadi bencana alam atau kejadian darurat lainnya.

Kepada Suara NTB, Guru Pendamping SMPN 1 Pringgabaya, Muhammad Faesal mengemukakan kegiatan ini sesuai dengan harapan sekolah yang mengharapkan agar siswanya lebih baik, lebih aktif dan memahami apa yang harus diperbuat jika terjadi sesuatu di luar rencana. “Setidaknya siswa memperoleh pengetahuan bagaimana seharusnya bertindak saat ada situasi yang darurat, minimal mereka paham apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri dan orang lain,” terang Muhammad Faisal saat mengikuti kegiatan penutupan SAR Goes To School di Senggigi. Selama kegiatan terang Faisal, siswa-siswa mendap-

at simulasi menghadapi bencana alam gempa bumi dan tsunami. “Untuk memberikan pemahaman dan bekal awal yang harus dilakukan dalam menyikapi bencana tersebut,” urainya. Tidak hanya itu, siswasiswa peserta juga diajarkan praktik evakuasi korban dari laut untuk menyelamatkan korban. Praktik tersebut menurut Faisal sangat membantu para siswa apalagi di SMPN 1 Pringgabaya terdapat ekskul pramuka. “Kita merasa terbantu dan senang dengan adanya kegiatan ini siswa mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam praktek mengevakuasi korban baik secara vertikal maupun evakuasi di air,” imbuhnya. (dys)

Dana Program Indonesia Pintar Kemenag Siap Disalurkan Jakarta (Suara NTB) Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Mohsen Alaydrus mengemukakan, dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang diperuntukkan bagi para santri siap disalurkan dalam waktu dekat. Informasi dari Kemenag di Jakarta, Jumat menyebutkan, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren mengemukakan keterangan tersebut di depan para kiai dan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia pada 16 Maret 2016 di Serpong, Jawa Barat. Mohsen lebih lanjut mengharapkan pendataan para santri penerima PIP dapat dilakukan secara cepat dan akurat, sehingga dananya bisa cepat sampai kepada santri penerima, setidaknya mulai April 2016. Ia juga menekankan pengelolaan PIP harus profesional dengan menerapkan “Total Quality Service” (pelayanan kualitas secara menyeluruh) serta tanggap terhadap masukan dan keluhan dari masyarakat.

Pada kesempatan yang sama Kasubdit Pendidikan Diniyah Dr Ahmad Zayadi yang juga Sekretaris Tim PIP menyatakan PIP selaras dengan tujuan-tujuan pembangunan milenium (MDGs), yakni pendidikan untuk semua. Menurut Zayadi, pada 2016 ini Kemenag diamanatkan untuk menyalurkan dana PIP kepada lebih dari 236 ribu santri. Para penerima dana pendidikan tersebut adalah santri yang tidak mengikuti pendidikan formal. Mereka murni hanya belajar di Pondok Pesantren Muadalah atau yang disetarakan dengan pendidikan formal. Disebutkan pula, penerima dana PIP harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya orang tua santri adalah peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan tergolong rumah tangga miskin, santri korban musibah bencana, atau santri yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan. PIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada usia sekolah dari keluarga kurang mampu. Program unggulan yang digulirkan di era

Presiden Jokowi ini sebelumnya dikenal dengan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Tujuan dari program bantuan pendidikan tersebut adalah memberikan jaminan agar semua rakyat Indonesia terlayani pendidikannya tanpa terganggu oleh masalah keuangan. Total alokasi anggaran PIP di Kemenag tahun 2016 berjumlah Rp240 milyar. Besaran manfaat per orang per tahun adalah, santri tingkat Ula (dasar) usia 6-12 tahun sebesar Rp 450 ribu, santri tingkat wustha (menengah) usia 13-15 tahun Rp750 ribu, dan santri tingkat ulya (tinggi) usia 16-21 tahun sebesar Rp1 juta. Penyaluran dana dilakukan bekerja sama dengan beberapa bank yang menerbitkan tabungan Simpel (simpanan pelajar). Penerbitan Simpel sangat sederhana dan tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti membuka rekening pada umumnya. Hingga saat ini sudah ada delapan bank syariah yang bersedia menyalurkan dana PIP untuk santri. (ant/bali post)


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

OPINI

Halaman Halaman 14 14

Pendidikan NTB dalam NPD 2015 Adipura dan Dukungan Masyarakat SELAMA dua tahun berturut-turut, 2014 dan 2015, Kota Mataram gagal meraih Piala Adipura. Agar hal ini tak terulang, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh meminta kepada SKPD terkait khususnya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram untuk bekerja lebih keras lagi agar semua poin penilaian bisa dipenuhi Kota Mataram. ‘’Saya minta lebih bekerja keras lagi kepada SKPD terkait terutama tentu yang menjadi leading sector hal ini adalah BLH untuk bekerja keras,’’ ujarnya. BLH diminta untuk meningkatkan koordinasinya dengan SKPD terkait lainnya yaitu Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Koperindag (Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan), maupun instansi terkait lainnya. Dengan kerja keras dan koordinasi yang intensif, diharapkan tahun ini Pemkot Mataram bisa kembali meraih Adipura sebagaimana beberapa tahun lalu. Gagalnya Kota Mataram meraih Adipura dalam dua tahun terakhir karena ada peningkatan kriteria penilaian dari pemerintah pusat. Hal terpenting menurut walikota juga adanya dukungan dan partisipasi masyarakat. Ia menilai selama ini hal yang mempengaruhi gagalnya mendapatkan Adipura karena pengelolaan sampah di lingkungan-lingkungan yang belum maksimal. ‘’Beberapa kelemahan selama ini ada di lingkunganlingkungan kita di masyarakat. Ketika diadakan penilaian secara langsung ke lapangan, pada saat itu ditemukan ada tumpukan-tumpukan sampah, kadang ada pembakaran sampah juga drainase yang macet. Itu sering ditemukan di lingkungan-lingkungan,” katanya. Menghadapi penilaian Adipura tahun ini, Ahyar mengatakan pihaknya ingin melakukan persiapan lebih awal. Namun ditegaskannya bahwa Adipura bukanlah salah satu tujuan penting yang ingin dikejar pihaknya. Ia ingin Kota Mataram benar-benar bersih. Dalam rangka itulah pihaknya juga ingin membangun sistem yang bisa menjamin kebersihan kota di berbagai sudut, dengan mengevaluasi kelemahan dan kendala yang dihadapi pihaknya selama ini. Sampah memang masih menjadi persoalan di Kota Mataram. Karena itu, tidak salah jika pada program 100 hari pascadilantik, pasangan Ahyar-Mohan, menjadikan program penanganan sampah sebagai salah satu agenda prioritasnya. Terkait dengan penanganan sampah, sebenarnya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Tanggung jawab besar juga ada di tangan masyarakat. Harus diakui bahwa, selama ini kesadaran amsyarakat untuk menjadi kebersihan Kota Mataram mulai dari lingkungannya masing-masing, masih minim. Masih banyak masyarakat membuang sampah sembarangan dan menjadi sungai sebagai ‘’tong’’ sampah. Jika saja kebiasaan buruk masyarakat itu bisa diubah kemudian tumbuh kesadarannya secara penuh untuk bersamasama menciptakan Kota Mataram yang bersih dan sehat, Piala Adipura bukan sesuatu yang sulit diraih. Apalagi adanya dukungan penuh dari Pemkot Mataram dalam penyediaan fasitas pendukung dalam penanganan sampah. Jadi, kerja keras Pemkot Mataram dalam penanganan sampah akan menjadi sia-sia, jika tidak ada dukungan penuh masyarakat. Begitu pun soal Piala Adipura. Piala bergengsi di bidang kebersihan itu akan dengan mudah diraih jika masyarakat secara sadar menjaga kebersihan lingkungannya serta tidak menjadikan sungai ataupun selokan sebagai ‘’tong’’ sampah.

RADIO

ULAN Februari lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan Neraca Pendidikan Daerah (NPD) sebagai salah satu platform pelayanan baru Kemendikbud selain layanan sekolah kita, statistik pendidikan, dan jendela pendidikan dan kebudayaan. NPD merupakan gambaran kuantitatif perimbangan antara alokasi anggaran pendidikan dari APBD masing-masing provinsi/kabupaten/kota dengan output/ keluaran yang dihasilkan. Inisiatif Kemendikbud ini patut diapresiasi karena dapat mendorong setiap daerah lebih transparan dalam melakukan proses penganggaran terutama untuk sektor pendidikan. Mengingat dokumen NPD dapat diakses oleh semua pihak, diharapkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan penganggaran akan semakin meningkat. Selama ini proses penyusunan anggaran hingga pertanggung jawaban anggaran hanya dilakukan dilingkaran pemerintah saja sehingga masyarakat tidak mengetahui secara pasti berapa besar anggaran pendidikan serta apa saja keluaran yang dihasilkan dengan anggaran tersebut. Potret Pendidikan NTB Mengacu kepada Neraca Pendidikan Daerah NTB 2015, terlihat betapa NTB masih jauh tertinggal dari provinsi lain di Indonesia. Hampir di setiap aspek NTB berada dalam kelompok papan bawah. Kondisi ini linier dengan besaran anggaran dari APBD yang dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi NTB untuk pendidikan yang pada tahun anggaran 2015 hanya 47 Miliar rupiah dari total APBD 2,99 Triliun rupiah. Tidak mengherankan, NTB berada di urutan nomor 31 dari 34 provinsi jika dilihat dari persentase anggaran pendidikan dari APBD yakni hanya sebesar 1,57%. Posisi NTB hanya lebih baik dari NTT, Papua Barat, dan Papua. Urutan tiga teratas ditempati oleh DKI Jakarta, Aceh, dan Kalimantan Selatan dengan persentase anggaran untuk pendidikan adalah 18,17%, 8,90%, dan 8,33% berturut-turut. Jumlah keseluruhan siswa di NTB dari semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas adalah 1,13 juta siswa. Sehingga, jika total anggaran pendidikan dari APBD NTB yang hanya 37 Miliar dibagi untuk setiap siswa, maka setiap siswa di NTB hanya mendapatkan sekitar Rp. 41.000 setiap tahun. Oleh karena itu, jika dilihat dari alokasi anggaran per siswa NTB menempati urutan 33 dari 34 provinsi, dan hanya lebih baik dari NTT yang alokasi anggara per

Oleh:

Ahmad Aprillah Mahasiswa Master of Education, The University of Adelaide, Australia

siswanya hanya Rp. 36.700, dan itupun dengan catatan jumlah total siswa di NTT sebanyak 1,40 Juta siswa. Kondisi NTB jelas sangat timpang jika dibandingkan dengan DKI Jakarta yang rerataan anggaran persiswanya mencapai Rp. 6.484.500. Sehingga menempatkannya di urutan pertama. Sementara Aceh berada di posisi ke dua teratas dengan rerataan anggaran Rp. 987.400 per siswa. Rendahnya alokasi anggaran dari APBD NTB berdampak langsung terhadap kualitas keluaran/ output pendidikan selama 2015. Pada tahun 2014 NTB tercatat sebagai provinsi dengan persentase penduduk buta aksara tertinggi di Indonesia yakni 10,62% (315.528 orang) jauh lebih tinggi dari ratarata nasional yang hanya 3,7%. Tingginya angka penduduk tuna aksara berpengaruh langsung kepada IPM NTB sehinggara menempatkannya di urutan 30 dari 34 provinsi. Meskipun angka partisipasi murni NTB cukup tinggi, namun rerataan lama sekolah di NTB hanya 6,67 tahun. Hal ini karena angka partisipasi tertinggi hanya pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yakni 93,2%. Namun ketika memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) angka partisipasi turun menjadi 83,7%, dan angka partisipasi murni anjlok ketika memasuki tingkat Sekolah Menengah Atas(SMA) yakni hanya 70,08%. Ini artinya, sebagian besar penduduk NTB hanya berpastisipasi untuk sekolah hanya sampai jenjang SD. Jika angka partisipasi untuk tingkat SMA saja hanya 70,08 %, dapat dibayangkan berapa persentase penduduk NTB yang mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi, pasti jauh lebih kecil. Apalagi dengan biaya pendidikan tinggi yang begitu mahal. Dilihat dari kompetensi guru, prestasi NTB juga masih rendah, hal ini terlihat dari rerataan hasil uji kompetensi guru (UKG) yang dilaksanakan pada November lalu yang hanya 52,38 dan berada di bawah rata-rata nasional, 56,69. Hasil UKG ini penting karena mengukur kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Jika dilihat dari ketersedian guru, NTB sebenarnya tidak mengalami kekurangan guru, karena perbandingan antara ketersediaan guru dan jumlah siswa perjenjang pendidikan sangat idel; 1: 13 untuk SD, 1: 10 untuk SMP, 1: 10 untuk SMA, dan 1: 8 untuk SMK. Namun kondisi ketersediaan guru ini berbanding terbalik dengan kondisi ketersedian ruang belajar (kelas). Perbandingan antara ketersediaan kelas dan murid untuk semua jenjang pendidikan adalah; 1:37 untuk SD, 1:41 untuk SMP, 1:33 untuk SMA, dan 1:34 untuk SMK. Kondisi sekolah di NTB juga sangat memprihatinkan. Sebagian besar sekolah di NTB ternyata belum terakreditas terutama untuk sekolah menengah pertama dan sekolah kejuruan. Tercatat, dari 266 SMK yang ada, 70,3 persen belum tersertfikasi, sisanya 13,2 terakreditasi C, 9,4% terakreditasi B, dan hanya 7,1% yang terakreditasi A. Dari 837 SMP, 45% belum terakreditasi. Ini artinya, masih banyak

sekolah di NTB yang menyelenggarakan pendidikan dengan kondisi ala kadarnya. Bahkan untuk SD sekitar 2.338 ruang kelas kondisinya rusak parah, 12.274 rusak ringan, dan hanya 3827 yang berada dalam kondisi baik. Pekerjaan Rumah Dari data Neraca Pendidikan Daerah NTB yang saya jabarkan di atas dapat ditarik beberapa aspek yang menjadi titik lemah penyelenggaraan pendidikan di daerah ini baik dari segi output, kondisi prasarana, tingkat partisipasi, dan kualitas guru. Ke empat permasalahan tersebut merupakan Pekerjaan Rumah yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah NTB jika ingin memperbaiki kualitas sumber daya manusianya. Jika tidak mengambil langkah segera, jangan heran IPM NTB akan tetap konsisten berada di papan bawah dan akan memengaruhi daya saing daerah. Jika daya saing daerah rendah, berbagai agenda pembangunan daerah tidak akan bisa berjalan maksimal karena kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang terampil, terlatih, dan terdidik. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah meningkat kualitas guru dan perbaikan dan pembangunan prasarana pendidikan. Langkah ini akan berpengaruh kepada kualitas keluaran yang dihasilkan sekolah. Keinginan untuk meningkatkan kualitas lulusan/output hanya akan menjadi mimpi jika permasalahan dasar yakni prasarana dan kualitas guru tidak dibenahi dengan serius. Pembangunan untuk prasarana baru harus diarahkan untuk daerah-daerah terpencil. Selama ini pembangunan dan perbaikan sekolah terkonsentrasi di perkotaan sehingga sekolah di daerah-daerah terpencil terbengkalai. Kondisi inilah yang membuat masyarakat di daerah terpencil kesulitan mengakses pendidikan terutama untuk pendidikan menengah. Saat ini, masih banyak daerah yang hanya memiliki satu SMA per kecamatan, akibatnya banyak anak usia SMA tidak bisa melanjutkan pendidikan. Pada saat sekolah di pedesaan berjuang untuk bisa menambah ruang kelas dan berbagai ruang pembelajaran lainnya, banyak sekolah di perkotaan berlomba mempermegah gapura sekolah, kantin, taman sekolah, dan aspek-aspek lain yang tidak terkait langsung dengan aspek pembelajaran. Artinya, pemerintah bisa mengurangi subsidi untuk sekolah perkotaan dan mengarahkannya kepada sekolah yang jauh lebih membutuhkan. Untuk permasalahan guru juga bisa dilakukan hal yang sama. Ketersediaan guru saat ini terkonsentrasi di perkotaan, sementara sekolah di pinggiran kota dan pedesaan mengalami kekurangan guru. Ketidakmerataan distribusi guru membuat banyak guru di kota menjadi tidak produktif, namun pada saat bersamaan guru di daerah pinggrian mendapatkan beban ajar yang menumpuk. Padahal rasio ketersedian guru dan jumlah siswa di NTB sangat ideal seperti yang telah dijabarkan di atas, namun cerita tentang kekurangan guru selalu menjadi cerita klasik dunia pendidikan NTB. Misalnya masih sering muncul di ber-

RADIO

ita di Media Massa tentang sekolah yang kekurangan guru. Penyebab utama cerita kekurangan guru adalah tidak meratanya distribusi guru. Pemerintah harus tegas dalam melakukan upaya redistribusi guru sehingga kualitas pembelajaran juga mengalami desentralisasi ke daerah-daerah pelosok dan terpencil. Pada akhirnya, muara dari semua pekerjaan rumah untuk membenahi mutu pendidikan NTB adalah kemauan politik dari pemerintah. Pembangunan baik infrastruktur, layanan publik, maupun pembangunan sumber daya manusia adalah refleksi nyata dari komitmen politik rezim yang sedang berkuasa. Tanpa didasari komitmen dan kemauan politik, pembangunan hanyalah retorika pemerintah yang pada akhirnya jauh panggang dari api. Oleh karena itu, melihat kondisi objektif kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat hari ini yang terefleksikan dari angka-angka dalam neraca pendidikan daerah, sudah seharusnya ada komitmen politik dari pemerintah provinsi untuk menjadikan pembangunan sektor pendidikan sebagai skala prioritas. Pengalokasian anggaran yang lebih besar dari APBD untuk sektor pendidikan hanyalah langkah awal untuk perbaikan mutu pendidikan di NTB. Setelah anggaran yang besar dialokasikan, maka pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan anggaran juga harus dilaksankan dengan transparan dan akuntabel. Diharapkan dengan langkah ini, anggaran tersebut tidak tersandera dan mengendap di birokrasi dan menjadi kue yang dibagi-bagi untuk dikorupsi. Semoga dengan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan PR di atas, pada tahun-tahun ke depan kita akan melihat peningkatan posisi NTB dalam NPD yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Paling penting, kualitas objektif sumber daya manusia NTB meningkat sehingga bisa berkompetisi di kancah nasional dan global. Semoga.

Dua tahun gagal raih Adipura, walikota minta BLH bekerja lebih keras Menggugah kesadaran masyarakat paling penting

***

Investor Singapura akan bangun PLTS di Sambelia Yang paling penting realisasinya

***


Halaman 15

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

Hasil Pertandingan Sepak Bola Liga Premier Inggris Sabtu, 19 Maret 2016 20:45 Everton 0 vs 2 Arsenal 23:00 Chelsea 2 vs 2 West Ham United 23:00 Crystal Palace 0 vs 1 Leicester City 23:00 West Bromwich Albion 0 vs 1 Norwich City Minggu, 20 Maret 2016 01:30 Swansea City 1 vs 0 Aston Villa La Liga Spanyol Sabtu, 19 Maret 2016 23:00 Sporting Gijon 2 vs 1 Atletico Madrid Serie A Italia Minggu, 20 Maret 2016 01:00 Empoli 0 vs 0 Palermo 03:45 Roma 1 vs 1 Inter Milan

(Suara NTB/her)

PETINJU LOBAR - Sahlan Koral (dua dari kiri) petinju nasional asal Peseng, Gerung Lombok Barat (Lobar) bersama Plt Bupati Lobar, Fauzan Khalid, saat dikunjungi di rumahnya beberapa waktu lalu.

Berharap Diakomodir Daerah (Suara NTB/her)

Sambutan Plt. Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid

Serangkaian HUT Lobar

Plt Bupati Lobar Buka Kejuaraan Bulutangkis Lobar CUP Giri Menang (Suara NTB) – Plt Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si membuka secara resmi turnamen bulutangkis Lobar Cup yang digelar PBSI bekerjasama dengan pihak terkait di Desa Beleka, Kecamatan Gerung. Turnamen selama 10 hari ini diikuti atlet di semua daerah di Lobar dan memperbutkan hadiah uang tunai dan trofi. Turnamen ini digelar untuk memeriahkan HUT Lobar ke-58. Hadir pada kesempatan itu, Plt Bupati Lobar bersama istri, Hj. Haeratun Fauzan Khalid, Wakil Ketua DPRD NTB, TGH. Mahally Fikri, Dirut PDAM, L Ahmad Zaini, Ketua PBSI Lobar, Suherman, MM, Ketua Pantia, L. Bagus Marjan, Kadishub Kominfo, Ahmad Saikhu, Kepala BLH, L. Edi Sadikin dan unsur Muspika, Kapolsek Gerung dan Danramil 1606/04 Gerung Kapten Inf Marito dan Kades Beleka, H. Junaidi. Dalam sambutannya, Ketua Panitia Turnamen Bulu Tangkis Lobar Cup, L. Bagus Marjan menyampaikan, olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang memasyarakat di Indonesia. Karena itu menurutnya panitia kejuaraan ini memandang penting diadakan turnamen tersebut untuk memberi peluang bagi atlet berkembang. Disampaikan, turnamen ini digelar selama 10 hari mulai tanggal 18 maret hingga tanggal 27 maret dengan memperebutkan hadiah total Rp 7 juta. Dimana masing-masing juara 1 diberikan hadiah Rp 2,5 juta plus raket, juara II Rp 2 juta rupiah plus raket, juara III Rp 1,5 juta rupiah plus raket dan juara IV Rp 1 juta plus raket. Ketua PBSI Lobar, Suherman, MM, menyampaikan apresiasi kepada jajaran Pemda khususnya Plt Bupati Lobar, H Fauzan Khalid yang mendukung kegiatan ini. “Mudah-mudahan turnamen ini dapat menghasilkan atlet unggul yang bisa berprestasi di level provinsi dan nasional,” kata Suherman. Ia berharap, bibit atlet yang dihasilkan dari kejuaraaan ini bisa berprestasi di kemudian hari. Ia menekankan agar para atlet berprestasi sesuai dengan tema HUT Lobar kali ini “Ayo Berprestasi”. Menurutnya, kejuaraan ini memiliki nilai penting khususnya bagi atlet yang ikut bertanding. Ia berharap turnamen ini bisa menjadi sarana konsolidasi pengurus dan atlet dalam mempersiapkan diri mengingat peserta lomba ini dari daerah Lobar. “Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan menggali potensi atlet untuk menghadapi kejuaraan di level lebih tinggi,” terangnya. Turnamen ini juga diharapkan menciptakan perdamaian. Karena itu, ia menekankan selama pertandingan semua peserta meningkatkan kebersamaan, sportifitas dan menunjung tinggi fair play. Plt Bupati, H. Fauzan Khalid menyatakan lomba bulu tangkis ini digelar selama 10 hari dalam rangka peringatan HUT Lobar ke 58. Turnamen ini pertama kali diadakan dalam HUT Lobar. Ia berharap agar lomba ini bukan kali ini saja namun diadakan tiap tahun. “Mudahan ini bukan terakhir kali, tapi saya berharap bisa diadakan tiap tahun dengan mengambil momentum HUT Lobar,” ujarnya. Selain kejuaraan bulu tangkis, juga digelar lomba bola voli. Lomba ini diikuti semua daerah di NTB, tidak saja Lobar. Karena itu, ia berharap agar kedepan lomba bulu tangkis yang digelar melibatkan peserta dari luar Lobar. Fauzan berharap pertandingan ini bisa memotivasi atlet dan semua pihak untuk berprestasi sesuai tema Ultah Lobar kali ini. Ia menekankan, berprestasi tidak saja di bidang olahraga namun di segala bidang, sesuai profesi, tugas, fungsi dan pekerjaan masingmasing. Menurutnya, prestasi altet bulu tangkis di Lobar relatif bagus. Kedepan ia diharapkan lebih bagus lagi, sehingga bisa mewakili NTB di tingkat PON. Fauzan optimis, NTB dan khususnya Lobar untuk bisa melahirkan atlet profesional, sebab faktanya kalau dibina dari bawah banyak sekali altlet yang berbakat. Usai pembukaan tersebut, panitia meminta Plt Bupati untuk bermain bulu tangkis dalam pertandingan eksebisi melawan Wakil Ketua DPRD NTB, TGH. Mahalli Fikri. Dalam pertandingan tersebut, kedua tim sama-sama kuat. Pada waktu normal, Pertandingan itu berakhir imbang sehingga dilanjutkan dengan rubber set. (her/*)

(Suara NTB/her)

Plt Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid bermain bulu tangkis dalam pertandingan eksebisi melawan Wakil Ketua DPRD NTB, TGH. Mahalli Fikri.

Petinju Peringkat I Nasional Asal Lobar Bermain untuk Bali Giri Menang (Suara NTB) – Tidak banyak yang tahu, di Lombok Barat ada atlet tinju yang berprestasi di level nasional. Bahkan, atlet ini mampu mendududuki peringkat I kelas Welter Nasional. Dari 20 kali pertandingan yang dilakoni, 14 kali ia berhasil menang, 9 diantaranya menang KO sedangkan sisanya 4 kali kalah dan 2 kali draw. Namun disayangkan, atlet yang pernah berlatih bersama petinju dunia Chris John ini berlatih di sasana Denpasar Bali. Ia pun bertanding bukan atas nama daerah NTB melainkan Bali. Kini atlet itu tengah pulang kampung, sembari menunggu pertandingan Kerjurnas. Dialah Sahlan Koral (27), atlet tinju yang dimaksud tersebut. Pria berkepala pelontos asal Peseng, Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung ini, menggeluti dunia tinju semenjak delapan tahun lalu. Ditemui ketika pembukaan Kejuaraan Bulu Tangkis, Jumat malam (18/3) lalu, ia menyapa dengan hangat.

Pria berbadan tegap dan kekar ini, menceritakan awal mula ia menekuni dunia tinju. Ia mengaku sejak kecil gemar dengan olahraga tinju. Ia mulai menekuni dunia tunju sejak delapan tahun lalu, ketika merantau mencari pekerjaan di Bali. Awalnya dia bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di sektor kelautan di Bali, namun suatu hari ia diajak oleh rekannya ikut berlatih tinju. “Sejak saat itulah saya bermain tinju dan menjuarai kelas Welter nasional,” kata Sahlan Koral. Semenjak itu katanya, ia berlatih giat di Sasana tinju Bali. Mengawali karir profesionalnya

sebagai petinju, ia tidak langsung melalui petinju amatir namun langsung bertanding memperbutkan peringkat. Hal ini dikarenakan pelatih saat itu melihat potensinya bisa langsung masuk masuk turnamen profesional, bukan lewat amatir. Ia pun mulai ikut turnamen resmi sejak tahun 2008 di Banyuwangi, salah satu kejuaraan nasional. Pada debut pertamanya mengikuti kejurnas tersebut, ia berhasil menang. Lalu turnamen kedua di Tabanan, Bali. Ia ikut kejurnas ini masih mencari peringkat. Pada turnamen ini pun ia berhasil menang. Tak lama mengikuti sejumlah kejuaraan di sejumlah daerah

tersebut, ia pun berangkat ke Jakarta untuk kejurnas. Kejurnas yang digelar di ibukota ini untuk mencari peringkat. Kejurnas itu digelar tahun 2010, pada kelas ringan 61,2 kilogram. Saat itu, ia sempat ke Australia satu tim latihan bersama Chris John selama dua bulan. Hingga tahun 2012 ia berhasil naik ke kelas Welter Junior 63,5 kilogram. Lalu tahun 2013 ia kembali lagi berlatih di Australia selama1 bulan. Di negeri Kanguru ini, ia menjalani pertandingan profesional pertama di luar negeri. Saat itu ia melawan petinju asal tuan rumah dan berhasil menang angka. Dari Australia, ia pun kembali ke Jakarta untuk mengikuti pertandingan dunia. Bertanding di kelas 63,5 kilogram ia melawan petinju asal Afrika. Ia pun berhasil mengatasi perlawanan petinju Afrika tersebut dengan menang. Kemenangan ini mengantarkannya naik kelas ke Welter

66,6 kilogram. Berlanjut tahun 2015 ia mengikuti sejumlah pertandingan hingga meraih peringkat I kelas welter nasional. Pria kelahiran 12 Desember 1988 ini menargetkan bisa mengikut pertandingan di daerahnya sendiri yakni NTB. Ia berharap agar bisa diakomodir di daerahnya sendiri, agar jangan bertanding atas nama daerah lain. Ia mengaku, selama bertanding di Bali tak kesulitan biaya sebab promotor tinju siap membiayainya. “Harapan saya bisa ikut dari Lomboklah, entah itu kejuaraan Asia sampai dunia,” imbuhnya. Sementara itu, Plt Bupati H Fauzan Khalid mengaku bangga bahwa Lobar ternyata memiliki atlet tinju yang berprestasi nasional. Pemda katanya siap memfasilitasi Sahlan untuk mempermudah ikut kejuaraan. “Kami bangga memiliki atlet tinju berpestasi,” kata Fauzan singkat. (ant/bali post)

Atlet Kempo Sabet Mengecewakan, Tapi Debut Dua Emas Rio Tetap Diapresiasi Mataram ( Suara NTB) Sebanyak tiga atlet NTB berhasil mempersembahkan dua medali emas di Kejuaraan Kempo Antar Mahasiswa Nasional yang berakhir di Malang, Minggu(20/3) Maret kemarin. Pelatih Kempo NTB, Agus Suharian yang dikonfirmasi, via ponselnya, Minggu (20/3) kemarin mengatakan medali emas pertama diraih lewat atlet randori putri PON NTB, Yulia Prayanti. Kemudian medali emas kedua diraih pasangan embu putri, Cahairunisa Rizki dan Mira Intan Baiduri di kelas embu “Alhamdulillah kita dapat dua emas di kejuaraan antar Mahasiswa Nasional di Malang,” ucapnya. Dikatakan Agus, atlet putri NTB, Yulia Prayanti meraih medali emas setelah mengalah-

kan atlet PON Bali, di babak final kelas randori +55 Kilogram (Kg) putri. Sementara pasangan Cahairunisa dan Intan tampil sempurna di putaran final embu putri mengalahkan atlet Jawa Timur (Jatim) di peringkat kedua dan DKI Jakarta di peringkat ketiga. Hasil manis yang diraih ketiga atlet NTB itu diharapkan dapat terus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan. Sehingga ketiga atlet NTB itu dapat kembali menorehkan prestasi di ajang yang lebih bergengsi. Sebagaimana diketahui ketiga atlet NTB tersebut merupakan atlet unggulan NTB yang dipersiapkan mengikuti PON XIX di Jabar 17-29 Sepetember mendatang. Dan KONI NTB memasang target satu emas lewat cabang olahraga kempo. (fan)

Dikalahkan Bali, NTB Terancam Gagal ke PON Mataram (Suara NTB) Impian tim sepak bola NTB untuk tampil di PON XIX di Jabar 17-29 September 2016 terancam gagal. Pasalnya tim sepak bola NTB gagal meraih kemenangan di pertandingan pertama Grup B Pra-PON Sepak Bola di Jabar, Minggu (20/3) kemarin. Di laga perdana itu, tim sepak bola Pra-PON NTB menelan kekalahan 0-3 atas tim Bali. “Tim sepak bola NTB kalah 0-3 atas Bali,” ucap Muhazam yang dikonfirmasi Suara NTB via ponselnya, Minggu (20/3). Kekalahan tim NTB terjadi sejak babak pertama berlangsung dimana tim NTB menelan kekalahan lebih awal 0-2. Usai turun minum dan memasuki babak kedua tim sepak bola NTB terus ditekan sehingga gawang NTB kembali kebobolan dan kemenangan pun diraih oleh tim Bali dengan skor 3-0. Menurut Muhazam, kekala-

han tim NTB atas Bali itu membuat tim NTB terancam gagal lolos PON. Sementara tim Bali terus membuka peluang untuk lolos PON. Meski demikian, NTB masih mendapat kesempatan bertanding melawan NTT di laga keduanya, Selasa (22/3). Apabila NTB kalah maka berakhir sudah kesempatan NTB untuk tampil di PON, dan kalau pun menang NTB harus menunggu hasil pertandingan Bali dengan NTT, apabila Bali menang atau seri melawan NTT maka tim Bali akan mewakili tim Wilayah Nusatenggara di PON 2016. Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa hanya satu tim yang mendapat tiket PON. Yakni tim yang juara Grup B. Sementara ini Bali menempati posisi puncak Grup B dengan mengoleksi 3 poin, sementara posisi kedua diraih oleh NTT, disusul NTB di peringkat tiga. (fan)

Jakarta (Suara NTB) Debut Rio Haryanto di Formula 1 (F1) tetap mendapatkan apresiasi meski dalam balapan di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Australia, Minggu, ini ia harus terhenti karena kerusakan mesin. Meski mengaku sedih tidak bisa melihat bendera kotakkotak di garis finis namun Rio mengatakan bahwa dia memulai dengan baik dan menikmati balap F1 pertamanya saat diwawancarai reporter menurut Manor Racing di akun Twitternya. Dia harus berhenti karena ada masalah pada sistem driveline mesin mobil MRT05 yang dia kendarai. Rio memulai debut di perlombaan Formula 1 dengan start pada posisi terakhir atau ke-22 karena kena sanksi setelah menabrak mobil Romain Grosjean dari tim Haas saat kualifikasi. Berdasarkan hasil akhir sesi kualifikasi yang digelar Sabtu, pebalap tim Manor Racing itu menempati posisi ke-21 dan mencatat waktu terbaik satu menit 29,627 detik pada sesi pertama kualifikasi. Meski berakhir mengecewakan untuk Rio, namun pebalap kebanggan Indonesia itu tetap mendapatkan apresiasi. “Ini adalah sejarah bagi Rio maupun Indonesia. Saya melihat penampilan Rio hari ini sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dibanding pembalap lain yang sudah lebih dulu merasakan balapan F1,” catat Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi dalam keterangan tertulis yang diterima media di Jakarta, Minggu kemarin. Demi memberikan dukungan langsung kepada Rio yang memperkuat tim Manor Racing itu, pria yang akrab dipanggil Cak Imam tersebut datang langsung ke Sirkuit Albert Park. Bahkan, ia sudah hadir di Australia sejak babak kualifikasi. Meski Rio Haryanto belum mampu menyelesaikan perlombaan, Menpora tidak mempermasalahkan, bahkan

terus memberikan semangat pada pebalap asal Solo, Jawa Tengah, itu karena berhentinya di perlombaan lantaran mesin MRT05 yang digunakan untuk balapan mengalami gangguan driveline. “Sayang ada masalah teknis pada kendaraannya, dan ini murni masalah teknis di luar kemampuan Rio. Hal terpenting saat ini Rio sudah memulai. Seri pertama ini menjadi pengalaman bagi Rio untuk meraih hasil lebih baik di seri balapan berikutnya,” catat Imam. Seri pertama kejuaraan F1 di Australia itu cukup fenomenal. Selain debut Rio yang menjadi orang Indonesia, bahkan Asia, yang bisa tampil di ajang tersebut juga terjadi insiden yang membuat balapan sempat dihentikan. Pasalnya, mobil Fernando Alonso sempat menabrak roda kendaraan Esteban Gutierrez. Bahkan, Alonso bersama mobilnya terpental melayang ke luar jalur lomba, walaupun selamat dari peristiwa itu.

Balapan pembuka musim ini juga membuat salah satu andalan Ferrari, yaitu Kimi Raikkonen harus meninggalkan perlombaan karena mengalami kerusakan mobilnya. Meski sempat terjadi insiden, balapan tetap dilanjutkan, dan akhirnya menempatkan pebalap Tim Mercedez, Nico Rosberg, sebagai juara disusul rekan satu timnya Lewis Hamilton. Posisi tiga diduduki pebalap Tim Ferrari, Sebastian Vettel. Setelah menyelesaikan seri Melbourne, sebanyak 22 pebalap dari 11 tim akan menjalani seri kedua di Bahrain, 3 April 2016. Rio Haryanto diharapkan mampu memberikan yang terbaik. Apalagi, di Bahrain anak pasangan Sinyo Haryanto-Indah Pennywati mempunyai pengalaman yang cukup bagus saat masih menjadi pebalap Formula 2 (F2). “Kita tunggu pada race berikutnya di Bahrain. Tetap semangat Rio!” demikian Imam Nahrawi. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

NONTON RIO - Sejumlah santri menonton jalannya Australian GP yang juga seri perdana Formula 1 2016 melalui layar proyektor di Pondok Pesantren Al Hikam Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (20/3). Penampilan perdana Rio yang juga pembalap F1 pertama dari Indonesia itu menarik minat masyarakat untuk menyaksikan aksinya.


SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

SUARA NTB

Halaman 16

BAGI BROSUR Keramaian car free day di Jalan Udayana Mataram setiap Minggu (20/3), banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan dalam memperkenalkan produknya. Tak terkecuali, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Nusa Tenggara, juga memanfaatkan momen car free day dalam mensosialisakan cara Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi melalui eFilling. Tampak seorang pegawai pajak (kanan) sedang menjelaskan kepada warga mengenai pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi melalui eFiling, kemarin. (Suara NTB/ist)

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi, M. Yusrin Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaludin, Muhammad Kasim. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./ mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post, Jalan Kepundung 67 A Denpasar.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB

Senin, 21 Maret 2016

Halaman 17

RUPA-RUPA

RUPA-RUPA

MENU : NASI KELOR, NASI LEBUI, BEBALUNG, SOTO, PELECING, RUJAK, ES KELAPA MUDA TEMAT & MENERIMA PESANAN NASI KOTAK, SNACK KANTOR. HUBUNGI IBU IDA AHMADI HP 081907415439

gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA

HUBUNGI :

081917002381

COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

Penjualan dgn Fee 3% Tanpa dikenakan biaya & tidak mengikat

Rp. 995 Jt

BEKAM


BUDAYA DAN HIBURAN

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

Halaman 18

Disbudpar Gencarkan Program Minimalisir Preman Mataram (Suara NTB) Dugaan premanisme yang terjadi di Bangsal menuju Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) tidak disangkal oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KLU. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program untuk membenahi dan menjaga agar premanisme tidak terjadi lagi. Sebab itu berkaitan dengan kenyamanan tamu yang berkunjung. “Hal itu memang terjadi. Karena dimana ada potensi duit, disitu ada premanisme. Kita tidak tutup mata, kita minimal-

isir dengan membuatkan mereka pekerjaan,” kata Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar KLU Bratayasa kepada Suara

NTB beberapa hari lalu. Masyarakat yang diduga sebagai preman akan dibuatkan lapak khusus untuk ber-

jualan di sekitar bangsal. Selain itu juga akan dijadikan sebagai penjaga kemanan dan lainnya. Semua itu sudah direncanakan oleh Disbudpar KLU untuk membenahi dan meningkatkan kemamanan di Bangsal Gili Trawangan. Selain itu Bupati terpilih KLU juga tengah mempersiapkan program 99 hari pertamanya. Salah satu program

yang direncanakan untuk membenahi bangsal yaitu pembuatan usaha baru bagi masyarakat sekitar bangsal. Sehingga tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu wisatawan yang akan menuju Gili Trawangan. “InI tentu saja menjadi konsentrasi Pemkab dalam hal ini Disbudpar. Karena ini menyangkut sapta pesona

pariwisata kuta. Sehingga premanisme ini tidak bisa dibiarkan,” kata Bratayasa. Pemkab KLU memberikan perhatian serius terhadap dugaan premanisme di Bangsal. Apalagi saat ini NTB menjadi salah satu destinasi utama di Indonesia. Terlebih Gili Trawangan merupakan salah satu destinasi yang banyak diminati wisatawan ketika

mendatangi NTB. Selain itu, oknum-oknum yang diduga sebagai preman diharapkan untuk tidak lagi melakukan hal itu. Sebab itu dapat merugikan wisatawan dan warga sekitar. Karena itu akan berpengaruh pada kenyamanan wisatawan dan berpengaruh pada kelangsungan usaha di sekitar bangsal dan gili. (lin)

(Suara NTB/ist)

Madonna Kecewakan Penggemarnya di Australia

Hotel Catur Warga dengan Lokasi yang Strategis HOTEL Catur Warga yang berada di Jalan Catur Warga Kota Mataram ini merupakan salah satu hotel yang berada di tengah Kota Mataram. Lokasinya yang strategis menjadikan hotel ini banyak diminati oleh pengunjung. Apalagi pihak hotel juga menyediakan jasa antar jemput dan paket tour bagi tamu yang ingin berkeliling untuk berlibur. “Kita lokasinya sangat strategis. Dekat dengan rumah sakit, kantor BKKBN, Badan POM dan banyak lagi. Sehingga tamu tidak perlu mengeluarkan biaya lebih jika ingin mendatangi lokasi-lokasi itu,” kata Manager Hotel Catur Warga Putu Sumaryani kepada Suara NTB, di Mataram, Jumat (18/3). Hotel sebanyak 20 kamar ini berdiri di atas tanah seluas 10 are. Ada empat tipe kamar yang disediakan, yaitu deluxe, superior, AC dan fan. Harga sewa masing-masing tipe kamar tersebut mulai dari Rp 325 ribu, Rp 280 ribu, Rp 200 ribu dan Rp 150 ribu. “Untuk harga kita cukup terjangkau. Itupun masih bisa kita negosiasikan,” ungkapnya. Hotel yang telah berdiri sejak tahun 2012 ini memiliki fasilitas antar jemput bagi tamu yang ingin diantar kemanapun ia mau. Misalnya ingin diantar ke bandara, maka pihak hotel akan menyediakan mobil dan sopir yang akan mengantar. Selain itu, paket tour keliling Lombok mulai dari harga Rp 500 ribu untuk penggunaan satu mobil. Dengan harga yang terjangkau itu dapat menghemat liburan para wisatawan saat berlibur di Lombok. Apalagi dengan harga sewa kamar yang sangat terjangkau. Hotel ini banyak dikunjungi tamu domestik dan mancanegara. Namun 80 persen tamu yang datang merupakan tamu domestik. Dengan lokasi yang strategis dan harga yang terjangkau membuat hotel ini banyak diminati oleh wisatawan domestik. “Tamu lebih banyak domestik. Karena lokasi kita yang dekat dengan bebagai kantor, jadi tamunya banyak orang kantoran. Meskipun tidak sedikit juga yang wisatawan yang datang untuk berlibur,” kata Sumaryani. (lin)

Sydney Penyanyi Madonna dikritik oleh penggemarnya di Australia karena perilakunya di panggung selama tur pertama Down Under dan dianggap menghina penggemarnya. Bintang pop berusia 57 tahun itu membuat para penggemarnya frustasi karena pertunjukannya di Brisbane telat hingga lebih dari dua jam pada Rabu (16/3) malam. “Begitu banyak penggemarnya yang marah hingga memilih pergi,” tulis salah satu penggemarnya, @Sally_Springs, di Twitter seperti dilansir Reuters, Sabtu. “Jika Anda tidak bisa datang tepat waktu dan bernyanyi secara live, usahanya tidak sungguh-sungguh.” Penggemar juga mengkhawatirkan transportasi umum yang sudah tidak tersedia saat konser Madonna berakhir. Pada konser Madonna selanjutnya di Brisbane, Kamis (17/ 3), Madonna mengundang seorang perempuan penggemar berusia 17 tahun ke atas panggung lalu menarik korset perempuan tersebut hingga payudaranya terlihat. Madonna bergurau, “Perempuan yang membuatmu ingin memukul pantatnya dan menariknya”, sebelum dia menarik-narik korset perempuan itu hingga merosot. Para penonton yang menyaksikan dibuat terkejut dan suasana langsung ramai menyusul reaksi di sosial media. “Mengeksploitasi anak muda, memanfaatkannya dan melecehkan mereka merupakan tindakan yang TIDAK BAIK,” tulis pengguna akun Facebook Pauline Ryeland. Sejak peristiwa tersebut, pihak dari Madonna tidak dapat dihubungi. Fans yang diketahu bernama Josephine Georgiou, yang merupakan seorang barista dan model itu mengungkapkan kepada koran lokal Courier Mail bahwa dirinya tidak marah atas peristiwa tersebut. “Hanya saya yang bisa memutuskan apakah saya terhina atau tidak, mengapa orang-orang menganggap saya dipermalukan oleh payudara, puting, atau tubuh saya sendiri?” ujarnya. Insiden tersebut membuat Madonna dituduh sedang dalam kondisi mabuk saat di atas panggung. Namun, penyanyi tersebut membantah dia mabuk dan menulis di instagramnya bahwa dia “tidak pernah” melakukan pertunjukan dalam kondisi “mabuk”. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

Gandeng Pesantren untuk Cukupi Pramuwisata Berbahasa Arab Mataram (Suara NTB) – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB saat ini tengah mempersiapkan diri dalam menyambut wisata halal di NTB. Dalam hal ini sangat diperlukan pramuwisata yang mahir

dalam berbagai bahasa, salah satunya berbahasa Arab. Sehingga HPI saat ini bekerjasama dengan beberapan pesantren untuk dapat menjadi tutor bahasa Arab para pramuwisata. “Jumlah Pramuwisata berbahasa Arab yang bersertifikat memang kurang, tapi kita tidak kekurangan. Kita bahkan telah bekerjasama dengan pesantren, karena mereka memiliki banyak santri yang bisa berbahasa Arab,” kata Ketua HPI NTB Ainuddin, SH kepada Suara NTB, di Mataram, Sabtu (19/3). Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya pada kunjungannya di Mataram

mengatakan bahwa NTB memerlukan lebih banyak lagi pramuwisata yang mahir menggunakan bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena NTB sebagai salah satu destinasi halal dunia akan banyak dikunjungi oleh wisatawan dari Timur Tengah. Sehingga perlu dilakukan pembinaan kepada para pramuwisata, sehingga dapat menggunakan bahasa Arab dengan baik dan benar. “Beberapa waktu lalu saya sudah komunikasi dengan beberapa pesantren yang ada di sini. Pihaknya bersedia membantu agar kita tidak kekurangan pramuwisata yang dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab,” kata Ainuddin. Menurutnya, saat ini jumlah pramu-

wista yang mampu menggunakan bahasa Arab sebanyak 150 orang dari 600 jumlah pariwisata yang ada di NTB. Tentu saja semua pramuwista harus berbenah dan terus belajar untuk menyambut wisatawan asal timur tengah. Sebab wisata halal banyak diminati oleh wisatawan asal timur tengah itu. Salah satu faktor yang menyebabkan pramuwisata harus belajar menggunakan bahasa Arab, karena tidak semua wisatawan asal timur tengah mamou menggunakan bahasa inggris. Sehingga untuk memberikan kenyamanan bagi tamu yang datang, pramuwisata diharuskan untuk mampu berkomunikasi menggunakan bahasa mereka. Agar para wisatawan ini merasa puas dan nyaman saat berada di NTB. (lin)

Kisah Perempuan Korban Penipuan Penjajah PADA masa Perang Dunia (PD) II, setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia, Jepang datang menginvasi Indonesia. Bangsa Indonesia kembali dijajah bangsa asing. Pada tahun 1942, semua negeri jajahan Barat bertumbangan jatuh ke tangan balatentara Dai Nippon (Jepang), termasuk beberapa wilayah di Indonesia mulai dikuasai tentara Jepang. Pada masa itu, Nippon menjanjikan kepada para perempuan Indonesia yang masih mudamuda untuk melanjutkan studinya di Tokyo, Jepang dan ada juga yang dijanjikan studi lanjutan ke Shonanto (Singapura). Para perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia pun dibawa dengan menggunakan kapal. Tapi sayang, mereka tidak pernah sampai ke Jepang, tapi mereka dimanfaatkan sebagai budak seks, pemuas nafsu para tentara Jepang. Setelah Jepang menyerah, para Dai Nippon kembali ke negara mereka. Tanpa pertanggungjawaban, para perempuan dilepas begitu saja di tempat yang asing. Ada yang dilepas di Thailand, ada juga yang didiamkan di Pulau Buru. Buku ini merupakan catatan Pramoedya yang dikumpulkan dari keterangan rekan-rekannya saat berada di pembuangan Pu-

lau Buru. Selain itu buku ini merupakan hasil pelacakan mereka terhadap para budak seks yang ditinggalkan begitu saja di Pulau Buru oleh Dai Nippon setelah Jepang menyerah pada 1945. Di buku ini, banyak juga disertai catatan kaki yang berisi keterangan hasil wawacara atau sumber darimana penulis mendapatkan informasi mengenai perawan remaja yang dibawa Jepang pada masa itu. Judul : Perawan Remaja dalam Dalam buku yang Cengkeraman Militer; Catatan Pulau Buru | Penulis : Pramoedya Ananta Toer | memuat delapan ceriPenerbit : KPG (Kepustakaan Populer ta ini disebutkan Gramedia) | Tahun : 2015 (Cetakan ke-9) Jepang mulai menga| ISBN : 978-979-91-0927-9. ngkut para perawan remaja sejak 1943. Namun tak ada data pasti berapa kali Jepang melakukan kepada orang tua atau keluarga pengangkutan, dan juga berapa dan kampung halaman mereka. jumlah gadis yang ditipu untuk Mereka merasa menanggung aib dibawa berlayar. Para gadis be- dan tak sanggup pulang karena rasal dari kota besar, kota madya, takut tak akan diterima lagi oleh kota kecil, bahkan dari kampung keluarga mereka. Mereka dan desa. Bahkan ada juga yang menanggung beban dan kerindumerupakan anak kalangan priayi an akan keluarga mereka di tempat pembuangan. Di Pulau Buru pada waktu itu. Setelah Jepang menyerah dan kemudian ditemukan banyak perhengkang dari wilayah Indonesia, awan remaja yang dulu dibuang tak serta merta membuat para di sana kemudian menikah denperawan remaja bebas kembali gan warga lokal. (ynt)


RAGAM

SUARA NTB Senin, 21 Maret 2016

Retribusi Dibayangi Premanisme Bukannya membasmi premanisme, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram, Wartan, SH,MH, justru menyalahkan pedagang yang mau memberikan uang kepada oknum diduga preman. “Iya, itu salah mereka (pedagang) sih. Kenapa mau kasih padahal sudah tau,” ujarnya.

Dari Hal. 1

Retribusi Bocor Tercatat ada 19 pasar tradisional di Mataram. Rata rata pedagang membludak tiap harinya. Retribusi kebersihan pun dipungut beragam. Namun demikian, Dinas Kebersihan hanya menerima Rp 800.000 perbulan untuk retribusi sampah. Nilai ini terbilang minim, jika dibandingkan dengan pungutan dilakukan tiap harinya. Kuat dugaan pasar masih dikuasai oleh preman. Retribusi sampah ini, tak hanya dari pedagang. Secara totalitas retribusi kebersihan yang masuk ke kas daerah, juga dipungut dari pelanggan PDAM. Pemungutan retribusi oleh PDAM, Dinas Kebersihan menerbitkan Perda Nomor 4 tahun 2005 diperbaharui dengan Perda Nomor 14 tahun 2011. Di tahun 2012 saja, retribusi persampahan diperoleh dari pembayaran tagihan air melalui PDAM mencapai Rp 3.254.934.000, dari target sebelumnya Rp 3.218.550.000. Pendapatan retribusi tersebut, diantaranya senilai Rp 3.189.814.000, adalah retribusi pelayanan persampahan atau kebersihan yang disetorkan masyarakat melalui PDAM. Titik tekannya bahwa, retribusi persampahan masuk ke kas daerah bukan saja dari pasar melainkan dari pelanggan PDAM. Persoalan sampah ini, tak kunjung tuntas bahkan terus menjadi permasalahan. Meskipun tiap tahun dianggarkan untuk pengadaan armada serta biaya operasional pengangkutan. Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Kebersihan Kota Mataram, I Gede Brata menjelaskan, pihaknya memiliki tanggungjawab sampah di pasar hanya di container saja, sedangkan di dalam pasar jadi tanggungjawab Diskoperindag. Retribusi sampah ujarnya, sudah jelas diatur dalam perda. Pedagang bakulan ditarik Rp 1.000, pedagang gunakan meja Rp 2.500, kios Rp 5.000 dan toko Rp 10.000. Retribusi ini ditarik tiap hari. Soal retribusi dibayarkan pedagang tiap hari, Brata tidak mengetahui pasti. “Kalau kami itu Rp 1.000 perbulan,” sebutnya. Retribusi persampahan dibayarkan tiap pasar berbeda beda. Dicontohkan, Pasar Kebon Roek Rp 800.000 dan Mandalika Rp 700.000 tiap bulan. Ia tidak mengetahui secara persis, bagaimana penarikan retribusi di pasar. Diberikan gambaran, alur penarikan retribusi dilakukan oleh petugas pasar kemudian UPTD Pasar menyetorkan ke Dinas Kebersihan. “Kalau prosedurnya dari UPTD Pasar dibayarkan ke Dinas Kebersihan, kemudian kita setor ke kas daerah,” tuturnya. Masalah ini katanya, tidak bisa diserahkan sepenuhnya ke Dinas Kebersihan. Instansi terkait harus duduk bersama. Wacana pembangunan cold storage buah di Mandalika dengan kapasitas 30 ton tiap hari. Brata mengusulkan agar dibangunkan alat untuk pembangkit listrik sumbernya merupakan sampah di pasar. Evaluasi Dinas Kebersihan Anggota Komisi III DPRD Kota Mataram, Ali Iswandi mengatakan, masalah sampah di Mataram ini tak hanya di pasar saja. Tetapi, tumpukan masih terlihat di depo maupun container di kelurahan. Menurut Politisi Golkar ini, Dinas Kebersihan hanya bersembunyi dibalik minimnya sarana prasarana. Padahal, tiap tahun tetap dianggarkan biaya operasional dan pengadaan truk sampah. “Coba lihat di Babakan, Selagalas sampai malam masih numpuk sampahnya,” kata Ali. Walikota sudah seharusnya mengevaluasi kinerja Kadis Kebersihan. Sebab, dinilai tidak memiliki terobosan penanganan sampah. “Kadisnya perlu dievaluasi. Sudah berapa tahun tetap aja begini,” tuturnya. Pemkot Mataram mengalokasikan anggaran Rp 1,2 miliar untuk pembangunan tungku sampah. Tungku ini diyakini bisa mengurangi volume sampah, karena perhari 400 ton sampah bisa dibakar dalam waktu dua jam. Tungku itu belum bisa dioperasionalkan karena persoalan teknis. Akui Kebersihan Jadi Persoalan Menyikapi persoalan premanisme, Walikota Mataram, H.Ahyar Abduh meminta kepada mandor atau kepala pasar untuk lebih tegas jika ada pedagang yang diresahkan dengan aksi para preman. Jika menerima laporan terkait hal itu harus segera ditangani. Walikota juga mengimbau kepada para pedagang agar tidak memberikan sejumlah uang kepada pihak yang meminta di luar retribusi yang harus mereka bayarkan. “Jangan dikasihlah kalau ada yang minta seperti itu. Karena kan sudah ada ketentuan-ketentuannya berapa retribusi yang harus dia bayar,” demikian Ahyar Abduh. Selain itu walikota mengakui, penataan pedagang di beberapa pasar tradisional masih semrawut. Begitu juga dengan kebersihannya yang belum sepenuhnya bebas dari sampah. Kebersihan dan pengelolaan sampah di pasar tradisional ini juga menjadi salah satu sorotan penilaian tim Adipura, karena persoalan inilah dua tahun berturut-turut (2014 dan 2015) Kota Mataram gagal meraih piala Adipura. Walikota meminta kepada jajarannya untuk memaksimalkan perannya dalam pengelolaan pasar tradisional. “Saya minta itu bisa dimaksimalkan, persoalan-persoalan di pasar tradisional tadi masalah penataannya, kerapiannya, dan yang utama juga adalah masalah kebersihan,” jelasnya. “Salah satu poin yang jadi penilaian dalam Adipura adalah soal kebersihan yang ada di pasar. Itu poin kita yang perlu lebih ditingkatkan lagi,” sambungnya. Terkait pembenahan pasar tradisonal, Walikota menyampaikan dari tahun 2012 sampai 2015, dana yang digelontorkan untuk penataan pasar induk Mandalika sekitar Rp 20,4 miliar. Pada tahun 2012 Pemkot Mataram mendapat kucuran dana pendampingan dari pemerintah pusat sebesar Rp 7,5 miliar dan pada tahun 2013 sebesar Rp 3 miliar dari DAK. Sementara itu pada tahun 2014 anggaran yang dikucurkan Rp 3 miliar dari DAK dan Rp 1 miliar dari APBD Kota Mataram. Untuk tahun 2015, dianggarkan Rp 3,7 miliar lebih dari APBD Kota Mataram dan Rp 2,2 miliar bersumber dari DAK. Pemkot Mataram masih memerlukan dana sekitar Rp 12 miliar untuk merampungkan revitalisasi Pasar Mandalika. Untuk memaksimalkan pendapatan dari retribusi pasar tradisional, Pemkot Mataram pernah mewacanakan pembentukan perusahaan daerah (Perusda atau BUMD). Terkait hal ini, Walikota mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan kajian. Titik Pantau Adipura Pasar yang tidak bersih dan higienis akan berpengaruh pada lingkungan dan kesehatan. Pasar juga sangat berpengaruh terhadap penilaian adipura bagi sebuah daerah. Karena pasar merupakan salah satu titik pantau dalam penilaian adipura. Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram, Drs. M. Saleh ditemui di kantornya, pekan kemarin. “Di mana pun itu, termasuk pasar, jika lingkungan kotor pasti ada pengaruhnya pada kesehatan, dan berpengaruh pada lingkungan,” ujarnya. Selain itu, kondisi pasar yang tidak higienis dan dipenuhi sampah akan berpengaruh pada penilaian penghargaan Adipura. Penghargaan yang diberikan untuk kota yang dinilai berhasil dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan, menjadikan pasar sebagai salah satu titik pantau dalam penilaiannya. “Di pasar, yang menjadi penilaiannya adalah penataan pasar, manajemen pengelolaan sampah di pasar, ruang terbuka hijau, dan keasrian pasar,” jelas Saleh. Kota Mataram selama dua tahun terakhir, tidak berhasil meraih penghargaan Adipura. Disinyalir, salah satu yang menjadi penyebab Kota Mataram tidak berhasil mendapatkan penghargaan tersebut karena pasar yang tidak bersih. Pasar-pasar yang menjadi titik pantau untuk penilaian penghargaan Adipura, antara lain; pasar Cakra, Pasar Abiantubuh, Pasar Kebon Roek, Pasar ACC, Pasar Karang Jasi, Pasar Cemara, dan Pasar Dasan Agung. Paradigma masyarakat saat ini adalah menganggap sampah adalah sampah, bukan komoditi. Padahal jika sampah dipilah kemudian diolah, dapat menjadi komoditi yang bernilai tinggi. (ron)

Halaman 19

NTB Ajukan Rp 79 Miliar Perbaiki Jalan dan Jembatan Putus Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengajukan permohonan bantuan anggaran sebesar Rp 79 miliar ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Anggaran sebesar itu akan dipergunakan untuk memperbaiki ribuan meter jalan rusak dan delapan buah jembatan putus akibat bencana banjir yang menerjang sejumlah daerah di NTB. Hal tersebut dikatakan Kepala BPBD NTB, Ir. H. Azhar, MM dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (19/3) di Mataram. Dikatakan, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh.Amin, SH, M.Si bersama dengan dirinya telah menghadap Kepala BNPB beberapa pekan lalu. ‘’Waktu kita menghadap sama Pak Wagub kepada kepala BNPB Pak Wiliam, Insya Allah dalam waktu dekat akan melakukan verifikasi. Mudahmudahan kita bisa dibantu karena kita memang sangat membutuhkan. Usulan kita Rp 79 miliar,’’ kata Azhar. Azhar mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi dengan BNPB terkait dengan hal tersebut. Pihaknya berharap, dari anggaran yang diusulkan itu dapat dipenuhi 100 persen. Kalaupun tidak bisa 100 persen, pihaknya berharap dapat disetujui sekitar 80 persen. “Insya Allah anggaran itu ada dari BNPB, tinggal sekarang kita tunggu mereka turun melakukan verifikasi,”imbuhnya. Mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan ini menambahkan pihaknya belum mengetahui apakah perbaikan jalan dan jembatan putus akibat banjir itu melalui Dana Siap Pakai (DSP) atau dana rehab rekon. Karena BNPB akan

(Suara NTB/ist_bpbd)

TUGAS PROVINSI - Petugas BPBD bersama warga berdiri tidak jauh dari jembatan Soromandi Kabupaten Bima yang putus akibat diterjang banjir pekan lalu. Perbaikan kerusakan ini menunggu dana pusat. melakukan verifikasi ke lapangan. Pihaknya hanya mengajukan usulan bahwa ada sejumlah fasilitas umum yang rusak akibat bencana banjir sejak Januari hingga Maret ini. Ketika ditanya daerah mana saja yang menjadi prioritas dan mendesak untuk dilakukan perbaikan? Azhar mengatakan semua daerah yang mengalami kerusakan menjadi prioritas. ‘’Jalan putus, jembatan putus. Ndak bisa kita pilihkan. Tapi kalau ndak ada uangnya, nanti mana yang tidak perlu rehab rekon tapi darurat dulu kita tangani,’’ terangnya. Tiga bulan terakhir hujan disertai banjir melanda sejumlah wilayah di NTB. akibatnya infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak parah. Tercatat, ada ribuan meter jalan rusak sedang hingga parah, selain itu delapan jembatan putus. Infrastruktur yang rusak itu tercatat akibat banjir bandang selama Januari hingga awal Maret 2016 lalu. Tersebar di sejumlah daerah seperti Kabupaten Bima, Kota Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Timur,

Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Utara. Data BPBD NTB, selama Maret, ada 5.700 meter jalan rusak di Jerowaru, Lombok Timur dan Pujut Lombok Tengah. Ada dua jembatan putus di Desa Sari Kecamatan Wawo dan Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Intensitas kerusakan disebut cukup tinggi karena terjadi hanya pada minggu ke dua Maret. Bahkan satu jembatan dilaporkan putus Sabtu lalu di Kecamatan Soromandi. Sementara Februari, ruas jalan rusak mencapai 1200 meter, terjadi di Kecamatan Sape Bima, dan Desa Seketeng dan Lebangkar Kabupaten Sumbawa. Satu jembatan putus terjadi di Sape. Sedangkan Januari, intensitas kejadian lebih sedikit, terdampak 1000 meter jalan rusak di Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima. Selain itu total jembatan putus mencapai empat unit. Kejadian di Tambora ini sebagai pembuka rangkaian peristiwa lanjutan bencana banjir di berbagai daerah. (nas/ars)

Retribusi Naik, Pelayanan Buruk Dari Hal. 1 ‘’Gak teratur juga dibersihinnya. Kadang sampai dua hari tidak diangkut,’’ jelasnya. Untuk ukuran pasar, menurutnya volume sampah setiap hari sangat banyak sehingga jika tidak diangkut sehari saja bakal menumpuk hebat. Ia tidak mempermasalahkan mengenai besaran iuran retribusi kebersihan tersebut, hanya saja agar dapat dimanfaatkan maksimal sesuai peruntukannya. Pun begitu dengan Suhaimi ia dibebankan iuran retribusi yang sama dengan Ningsih. ‘’Kadang kalau telat dibersihkan, kita bersihin sendiri,’’ ujarnya. Ia mengeluhkan akibat dari tumpukan sampah tersebut. Ketika hujan tiba, sampah yang kadang terselip memenuhi saluran drainase yang memang tidak sempurna berfungsi. ‘’Kalau hujan banjir di depan sini,” ujarnya sambil menunjuk halaman depan kiosnya yang hanya cukup untuk satu pejalan kaki. Ia berharap iuran yang disalurkan para pedagang dapat dimanfaatkan dengan baik demi menjaga kebersihan dan kesehatan pasar yang setiap hari dipadati warga dari seluruh pelosok Lombok tersebut. ‘’Sapi Perah’’ Pasar Terdapat 19 pasar di Kota

Mataram yang saban hari terlihat kumuh akibat sampah tak teratasi maksimal. Tapi setiap hari pula, pasar seperti “sapi perah” yang dituntut terus memproduksi iuran retribusi. Ini ditandai pemungutan retribusi pasar oleh juru pungut. Tahun lalu jumlah restribusi pasar yang didapatkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram sebanyak Rp 3 miliar. Tahun ini, target retribusi naik mencapai Rp 3,1 miliar. “Tahun ini target retribusi sedikit meningkat. Dari 19 pasar yang ada, taget retribusi masing-masing pasar berbeda-beda. Tergantung tipe dan jumlah pedagang,” kata Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kota Mataran Uun Pujianto kepada Suara NTB, di Mataram, Sabtu (19/3). Saat ini jumlah pedagang di Kota Mataram mencapai 1.600 lebih. Hasilnya, diserahkan ke Diskoperindag untuk kemudian dilakukan pelaporan ke Dinas Pendapatan Kota Mataram. “Sejak tahun 2012 Dispenda sudah menyerahkan pengurusan retribusi pasar ke Diskoperindag. Nanti kami hanya memberikan laporan saja, karena retribusi pasar ini masuk ke dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ungkapnya.

Para pedagang akan dimintai retribusi harian dan retribusi sewa ruangan dalam sebulan. Selain itu pedagang juga harus membayar retribusi sewa kios. Beberapa waktu lalu, penelusuran Suara NTB, salah seorang pedagang mengaku membayar sewa kios antara Rp 1 juta hingga Rp 6 juta setiap tahunnya. Itu juga belum termasuk retribusi harian yang harus dikeluarkan. Terkait revitalisasi sejumlah pasar di Kota Mataram, Uun mengatakan, Diskoperindag mendapatkan Dana Alokasi Khusus pada tahun lalu sebesar Rp 2,4 miliar. Sementara untuk tahun ini sebanyak Rp 3,2 miliar. Revitalisasi itu dimaksudkan untuk memperbarui ‘wajah’ pasar agar tidak terkesan menjadi pasar kumuh. Meski demikian di beberapa pasar di Kota Mataram, terlihat tidak bersih dan masih memiliki kesan kumuh. Bahkan sanitasi tidak terlihat baik. Padahal itu berkaitan dengan kenyamanan pembeli dan kebersihan produk yang dijual. Hal ini juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi Diskoperindag, sebab keadaan pasar di Kota Mataram terbilang cukup kotor. Padahal dibeberapa titik sudah dan tengah diperbaiki. (why/lin)

Evaluasi 12 Pimpinan SKPD Tahap II Menyasar Dua Staf Ahli Gubernur? Dari Hal. 1 Semua akan kena secara bertahap,’’ujarnya dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (20/3) siang kemarin. Yusron mengatakan SK tim dan evaluasi 12 SKPD tahap II ini keluar pada pekan kemarin. Yusron menjelaskan, evaluasi kinerja inimerupakan hal yang biasa dilakukan dalam birokrasi. Dalam upaya mencapai target-target pembangunan yang tertuang dalam RPJMD 20132018, kata Yusron tentu gubernur membaca, mempelajari kinerja para pimpinan SKPD.

‘’Bapak Gubernur itu membaca dan menyiapkan langkahlangkah perbaikan kinerja. Karena semua ini ranahnya tak sembarang eksekusi. Sesuai UU ASN, jika dipandang ada hal yang perlu disempurnakan, diinformasikan, diberikan kesempatan, diperbaiki kinerjanya. Ndak asal kena punishment,’’ terangnya. Pada intinya, lanjut mantan Sekretaris Bappeda NTB ini, evaluasi Pimpinan SKPD akan dilakukan secara bertahap. Sehingga, tak perlu ada pikiran macammacam. Dalam evalusi itu, katanya, para pimpinan SKPD akan

diminta oleh tim untuk membuat laporan. Kemudian mereka akan ditanya mengenai program strategis di masing-masing SKPD serta inovasi yang dilakukan serta koordinasi lintas SKPD. Dalam evaluasi Pimpinan SKPD tahap II ini, tim evalusi kinerja diketuai oleh Rektor IKIP Mataram, Prof. Drs. H. Toho Cholik Mutohir, MA, PhD. Sementara Sekretaris, Dr. Prayitno Basuki yang merupakan akademisi Universitas Mataram. Tim evalusi kinerja tersebut terdiri dari lima orang yang semuanya berasal dari akademisi sejumlah perguruan tinggi di NTB. (nas)

BRI Cabang Selong Kembali Bagi-bagi Hadiah Dari Hal. 1 Sistem BRI tidak meski nasabah dengan jumlah tabungan terbesar yang langsung dapat. Melainkan semua nasabah dengan kelipatan simpanan Rp 100 ribu berpeluang. Dalam prosesi pengundian kemarin, penentuan pemenang tidak ada unsur rekayasa. Karena diacak melalui sistem komputer disaksikan para saksi dari aparat kepolisian, notaris dan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur. Selaku bank tersebar dan terbesar di Indonesia, BRI juga memberikan apresiasi terbesarnya terhadap nasabah tabungan BRITAMA. Hadiah undian Beliung BRITAMA ini pun jauh lebih menarik dan lebih besar. ‘’Beliung BRITAMA itu tingkat nasional,’’ terang Rahmad Budi. Selanjutnya, pada tahun 2016 ini disampaikan Rahmad Budi Sulistia, satelit BRI sudah siap diluncurkan. Peluncuran satelit bernama BRISat ini menjadikan

BRI sebagai satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelit. Hadirnya BRISat ini semata untuk meningkatkan pelayanan terhadap para nasabah BRI. Disela acara undian yang dirangkai dengan hiburan, Pinca BRI Selong ini memberikan penghargaan kepada para nasabah terbaik BRI. Dilakukan pula penyerahan secara simbolis bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku Usaha Mikro dan penyerahan kartu IUMK. Dalam sambutan tertulis Bupati Lombok Timur (Lotim) yang dibacakan Asisten III Setda Kabupaten Lotim, H. Abdul Hakim, dikatakan, Simpedes bagi masyarakat telah menjadi alternatif. Produk BRI ini dinilai telah memiliki daya tarik tersendiri dengan adanya undian berhadiah tiap semester. Produk Simpedes BRI ini dikatakan telah mendapatkan simpati masyarakat sampai di tingkat pedesaan. Bupati pun mengajar untuk terus men-

ingkatkan tabungan dan menjadikan budaya menabung sebagai budaya hidup. Selanjutnya dinyatakan, dalam situasi dan kondisi perekonomian global yang relatif labil seperti sekarang, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) justru memiliki daya tahan yang lebih dibandingkan usaha besar. Sehingga dianggap sangat pantas BRI lebih meningkatkan perhatiannya pada sektor UMKM. Ke depan diharapkan, ada kerjasama BRI dengan pemerintah kabupaten serta dengan masyarakat agar dapat terus berkelanjutan guna meningkatkan kemajuan daerah serta taraf hidup masayrakat, khususnya masyarakat pedesaan. BRI diminta juga bisa menyederhanakan birokrasinya supaya ada solusi agar perbankan dapat melakukan pembinaan kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa perbankan dalam kewirausahaan. (rus/*)

Daerah Terdepan di NTB Dari Hal. 1 Bahkan Dompu menjadi nomor 2 secara nasional sebagai daerah terkuat belanja dan hanya kalah dari Kota Gorontalo. Prestasi ini membuat Dompu mendapat dana insentif dari pusat sebesar Rp 30 miliar tahun 2016. ‘’Jika tahun ini kita bisa pertahankan prestasi ini, tahun depan kita akan ada tambahan dana yang kita kelola sendiri Rp 30 miliar sehingga menjadi Rp 60 miliar,” kata bupati.

Dana insentif pusat untuk Kabupaten Dompu tahun 2016 sebesar Rp 38 miliar. Insentif ini karena Dompu mampu meraih opini BPK atas laporan keuangan daerah tahun 2014 dari Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi WTP. Selain tambahan Rp 38 miliar yang dikelola sendiri daerah peruntukannya, juga ada tambahan anggaran dana alokasi khusus (DAK) hingga Rp 50 miliar lebih. Semua anggaran ini sudah termuat dalam APBD tahun 2016. (ula)

Mengapung Bersama ”Tenggara Explorer” di Teluk Senunu Dari Hal. 1 lokasi penempatan tailing pertambangan PTNNT di dasar laut. Tenggara Explorer menuju Teluk Senunu yang menghadap Samudera Hindia. Tailing PTNNT mengendap pada kedalaman 3000-4000 meter di Teluk Senunu. Di atas Tenggara Explorer kami berkumpul bersama awak kapal dan 6 anggota tim environment PTNNT. Setelah mengenakan pelampung kami mendengarkan briefing dan rencana misi perjalanan. Pagi itu Tenggara Explorer mengajak kami ke 4 titik untuk mengambil sampel air laut dan sedimen di kedalaman yang berbeda. Ini adalah bagian dari pemantauan rutin 3 bulanan yang sedang dilakukan PTNNT. Tenggara Explorer kemudian bergerak meninggalkan dermaga. Kesibukan segera terjadi di bagian belakang kapal. Beberapa anggota tim PTNNT terlihat mempersiapkan beberapa perlengkapan seperti pH meter, botol sampel, cairan asam dan aquades untuk membilas peralatan. Sementara itu sebagian anggota lainnya mempersiapkan rosette sampler, sebuah perangkat standar penelitian oceanografi. Rosette sampler dirakit dengan sejumlah tabung tempat menampung air laut. Alat ini juga dilengkap perekam data digital untuk mengumpulkan data utama seperti kedalaman, suhu dan tekanan air. Rosette sampler akan ditenggelamkan sampai kedalaman tertentu untuk mengambil sampel air. Tenggara Explorer terus bergerak menunju Teluk Senunu yang menghadap Samudera Hindia. Pada perairaan Teluk Senunu dan sekitarnya PTNNT memiliki 3 zona sampling yaitu zona A, B, C. Di dalamnya termasuk zona terdampak yang dekat dengan titik outlet tailing pertambangan. Ketiga zona tersebut dibagi lagi ke dalam sejumlah titik yang menjadi lokasi pengambilan sampel, termasuk sampel air laut dan sedimen. Pada kesempatan ini Tenggara Explorer dan PTNNT akan mengambil sampel dari kedalaman yang berbeda yaitu 47 meter hingga 500 meter di bawah permukaan laut. Selain menjadi bagian dari pemantauan rutin, pengambilan sampel dari berbagai kedalaman memiliki tujuan khusus yaitu mendeteksi kemungkinan terjadinya pembauran fraksi tailing yang ada di dasar laut dengan air laut pada zona produktif dekat permukaan. Jika kandungan tailing terdeteksi maka pemeriksaan lanjutan akan dilakukan dengan berbagai kemungkinan misalnya kebocoran pipa tailing. Tim environment akan segera meningdaklanjuti dengan memberikan beberapa rekomendasi yang berguna untuk penangangan cepat, termasuk menurunkan robot untuk melihat kondisi di dalam laut. Oleh karena itu, PTNNT senantiasa melakukan pemantauan secara rutin dan berkala sebagai wujud kepedulian dan kewaspadaan untuk menjaga lingkungan tetap terjaga. Hampir satu jam berlayar, Tenggara Explorer mencapai titik pengambilan sample pertama. Kesibukan kembali terjadi melibatkan tim PTNNT dan awak kapal. Dengan sigap mereka bekerja sama menurunkan rosette sampler. Kawat sling diulur secara perlahan dengan komando dari ruang nakhoda yang memantau titik kedalaman. Rosette sampler akhirnya berhasil diturunkan ke dalam laut. Sekitar 15 menit kemudian perintah untuk menaikkannya terdengar. Tim PTNNT dan awak kapal kembali bersiaga. Kawat sling dinaikkan perlahan sampai rosette sampler kembali muncul di permukaan Setelah alat tersebut ditarik, secara bergantian air di dalam tabung dipindahkan ke botol-botol kecil berwana putih. Kabel panjang pun diulurkan dari ruang komputer dan disambungkan ke perekam digital di bawah rosette sampler untuk mengunduh data selama alat tersebut berada di dalam laut. Setelah sampel air diambil, rosette sampler kembali disiapkan untuk ditenggelamkan di titik berikutnya. Sela-

ma perjalanan menuju lokasi pengambilan sampel selanjutnya, Tim PTNNT melakukan pengukuran pH air laut dengan lebih dulu melakukan kalibrasi dan pengkondisian dengan larutan blanko. Berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan alat-alat yang sama, saya menilai tim PTNNT telah menjalankan prosedur dengan benar. Meski terlihat mudah dan sepele, namun akurasi pada tahap ini akan menentukan akurasi pada analisis berikutnya. Di bawah langit yang biru cerah dan ombak yang bersahabat, Tenggara Explorer terus bergerak. Pada dua titik berikutnya rosette sampler diturunkan kembali ke dalam laut. Kesibukan yang sama pun berulang. Pada jeda waktu yang agak lama sambil menunggu alat diangkat, sejumlah awak kapal dan anggota Tim PTNNT memilih beristirahat di kamar kapal. Ada juga yang mendengarkan musik dan berbincang sambil menikmati snack serta segelas kopi. Sekilas mereka terlihat rileks dan menikmati tugasnya. Mendekati pukul 12.00 Wita, Tenggara Explorer telah menyelesaikan pengambilan sampel air laut di tiga titik. Namun misi belum selesai. Satu titik lagi harus dituju untuk mengambil sampel sedimen. Awak kapal dan PTNNT mengistirahatkan rosette sampler dan menggantinya dengan perangkat sejenis cawan logam. Pengambilan sedimen dilakukan pada kedalaman 47 meter. Setelah ditarik ke permukaan, cawan telah berisi sedimen berwujud seperti pasir kasar berwarna coklat. Tim PTNNT kemudian memindahkan sebagian sedimen ke wadah-wadah kecil. Sisa sedimen yang tidak digunakan dikembalikan ke dalam laut. Misi 5 jam bersama Tenggara Explorer akhirnya selesai. Seakan lepas dari beban, sejumlah awak kapal segera mengambil pancing dan umpan. Dengan cepat mereka memasang dan mengunci pancing pada dinding kapal. Rupanya, kebiasaan ini telah lama dilakukan oleh awak kapal setiap kali menjalankan misi pemantauan bersama Tim PTNNT. Selain sebagai hiburan selama mengapung di atas laut, ikan segar hasil pancingan juga bisa dinikmati dan dibawa pulang. Jelang pukul 13.00 Wita, Tenggara Explorer telah merapat kembali di dermaga. Tim PTNNT bergegas meninggalkan kapal dan segera menaiki mobil dengan membawa sampel yang telah didapat. Tak lama kemudian kami kembali berkumpul di unit environment. Di sana ada sebuah laboratorium kecil tempat beberapa Tim PTNNT kembali bekerja menyiapkan sampel yang akan dianalisis. Demi menjaga obyektivitas hasil survey dan pemantauan, PTNNT tidak melakukan pengujian sendiri. Sampel yang didapat segera dikirimkan ke laboratorium independen terakreditasi di Bogor. Perjalanan bersama Tenggara Explorer menjadi pengalaman yang berharga bagi kami. Melihat kegiatan pemantauan lingkungan, menyaksikan awak Tenggara Explorer dan Tim PTNNT bekerja menjalankan prosedur dengan baik memberikan pandangan baru tentang upaya etis dunia tambang terhadap lingkungan. Kegiatan survey yang dilakukan secara bersama-sama juga menunjukkan sikap terbuka PTNNT dalam menjalankan tanggung jawabnya. Apalagi, PTNNT juga sering melibatkan pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, CSIRO Australia, laboratorium independen terakreditasi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengawas. Kembali ke dermaga setelah misi 5 jam bersama Tenggara Explorer. Sebelum mengakhiri misi hari itu, saya mendapat kabar bahwa perjalanan ini adalah bagian dari akhir tugas Tenggara Explorer bersama PTNNT. Namun, bukan berarti kegiatan pemantauan lingkungan laut tak berlanjut. PTNNT akan segera menggunakan kapal terbaru. (wardhana hendra)


Senin, 21 Maret 2016

Harian Suara NTB

@hariansuarantb

@hariansuarantb

http://facebook.com/hariansuarantb

http://twitter.com/hariansuarantb

http://instagram.com/hariansuarantb

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

UMM Lahirkan Wisudawan Berkompetensi Pasar UNIVERSITAS Muhammadiyah Mataram (UMM) kembali menggelar wisuda sarjana dan diploma. Minggu (19/3) kemarin, diwisuda sebanyak 526 mahasiswa. Mereka merupakan lulusan dari tujuh fakultas di universitas tersebut. Rinciannya, Fisipol 76 orang, Fatek (Fakultas Teknik)51 orang, Faperta (Fakultas Pertanian) 13 orang, Fakultas Ilmu Kesehatan 2 orang, FH (Fakultas Hukum) 13 orang, FAI 5 orang dan FKIP 366 orang. Dari 526 wisudawan tersebut, 46 orang di antaranya berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Raktor UMM Drs. H. Mustamin H. Idris, MS dalam pidatonya menjelaskan, UMM terus berupaya melahirkan para wisudawan yang handal dan memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar. ‘’Untuk itu pembenahan program terus dilakukan. Ada sejumlah upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan. Yang pertama dilakukan adalah meningkatkan kualitas dosen,’’ kata Mustamin. Saat ini dari 242 dosen tetap UMM, lulu-

san S3 sudah mencapai 12 orang. Ada 39 dosen lainnya tengah menempuh pendidikan S3. ‘’Tahun 2018, kami targetkan 60 persen dosen sudah berstatus S3,’’ ujarnya. Tidak hanya meningkatkan jenjang pendidikannya, pihaknya juga mendorong para dosen untuk meningkatkan kompetensinya. Saat ini sudah 90 orang dosen UMM lulus sertifikasi dosen. ‘’Kami juga mendorong para dosen melakukan penelitian dan melakukan publikasi ilmiah di jurnal terakreditasi nasional dan internasional,’’ tambahnya. Mahasiswa juga dituntut mendapatkan sertifikat membaca Alquran sekaligus memiliki kemampuan berbahasa asing, khususnya Bahasa Inggris dan Arab. Untuk itu, UMM telah lama menjalin kerja sama dengan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF). Untuk infrastruktur, tahun ini UMM berencana membangun auditorium dengan daya tampung 2.500 orang. Dengan adanya auditorium ini, maka wisuda dan kegiatan lainnya dapat digelar di auditorium tersebut. (ars/*)

Rektor UMM Drs. H. Mustamin H. Idris MS membuka sidang senat terbuka wisuda sarjana (S1) dan diploma tiga (D3).

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

Rektor UMM Mataram Drs. H. Mustamin H. Idris MS menyampaikan pidato.

Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah Dr. Chairil Anwar menyampaikan sambutan.

Sekretaris Kopertais Wilayah IV (Surabaya) Drs H Nuril Huda MPd menyampaikan sambutan.

Koordinator Kopertis Wilayah VIII (Bali-Nusra) Dr. Slamet Sholeh MSc menyampaikan sambutan

(Suara NTB/ars)

Perwakilan wisudawan menyampaikan sumpah janji wisudawan.

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

Rektor UMM Mataram Drs. H. Mustamin H. Idris MS mengukuhkan salah seorang wisudawan yang mendapatkan predikat cumlaude.

Rektor UMM Mataram Drs. H. Mustamin H. Idris MS bersama Dekan FKIP Syafril S.Pd, M.Pd yang juga ketua panitia Wisuda.

Gubernur Dukung TNI Amankan LIA Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mendukung penuh TNI yang ikut mengamankan Lombok Internasional Airport (LIA). Sebagai salah satu objek vital negara,para pengguna jasa LIA harus diberikan rasa aman dan nyaman. ‘’Terkait pengamanan BIL (LIA) yang dilakukan oleh TNI, pemerintah provinsi, Bapak Gubernur sangat mengapresiasi nya. Kita mengapresiasi bantuan yang dilakukan TNI ini,’’ kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM kepada Suara NTB, Minggu (20/3) siang kemarin. Gubernur, kata Yusron mengapre-

siasi keberadaan TNI di LIA karena tentu sangat berkontribusi dalam rangka penciptaan suasana yang kondusif bagi pembangunan daerah. Seperti diketahui, LIA kerap digunakan oleh para preman dan oknum petugas bandara melakukan pemerasan kepada penumpang. Keberadaan TNI di LIA selama ini sangat didukung masyarakat dalam rangka memberikan rasa aman dan

nyaman kepada penumpang. ‘’Ini akan berpengaruh juga terhadap berbagai proses pembangunan kita khususnya pariwisata dan sebagainya. Kalau orang yang datang ke NTB merasa aman dan nyaman, ini semua akan memberikan hal positif,’’imbuhnya. Yusron menambahkan, gubernur berharap peran TNI dalam pemba-

ngunan di NTB terus ditingkatkan. Tidak saja dalam pengamanan bandara, namun juga seperti yang telah dilakukan selama ini ikut mengawal program ketahanan pangan, upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Selain itu, TNI juga selama ini melakukan program bedah rumah. ‘’Teknis operasional di lapangan itu kita serahkan ke TNI dan pihak berwenang di bandara dalam hal ini PT. Angkasa Pura. Kenapa pakai senjata? Secara teknis standar operasional prosedur kita serahkan kepada aparat,’’ pungkasnya. (nas)

Anomali Cuaca

NTB Tingkatkan Kesiapsiagaan Antisipasi Bencana Mataram (Suara NTB) Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), NTB merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana. Baik bencana yang disebabkan faktor alam maupun non alam. Faktor tersebut memberikan konsekuensi bagi NTB untuk selalu siap siaga dalam segala kondisi. ‘’Hal ini menjadi sangat penting terlebih dengan terjadinya anomali cuaca yang sulit diprediksi saat ini. Sebagai dampak perubahan iklim global. Kegiatanan penanggulangan bencana ini merupakan suatu langkah strategis untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam,” kata Wakil Gubernur(Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si pada apel kesiapsiagaan bencana di Lapangan Malomba Kota Mataram, Sabtu (19/3). Dikatakan, datangnya bencana alam tak bisa diprediksi.

Namun mengantisiasipasinya harus berikhtiar dan tetap melakukan langkah-langkah strategis. ‘’Agar kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam dapat kita minimalisir,’’ ujar Wagub. Wagub menambahkan, NTB telah memiliki rencana aksi penanggulangan bencana dan peta kerawanan bencana alam. Untuk itu, rencana aksi dan peta kerawanan bencana itu hendaknya dapat dijadikan pedoman mengantisipasi bencana. “Kesiapsiagaan menghadapi

bencana bermakna tidak terkait pada saat bencana saja.Namun juga bermakna kita perlu meminimalisir faktor-faktor yang kemungkinan menyebabkan bencana,” imbuhnya. Orang nomor dua di NTB ini mengatakan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap bencana perlu ditingkatkan. Melalui pemantapan pengelolaan lingkungan hidup. Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan, penyadaran masyarakat, sinergitas antarpihak dan berbagai upaya tanggap dini ben-

cana yang telah berlangsung. Dalam apel kesiapsiagaan bencana itu diikuti sebanyak 770 personel. Terdiri dari 515 personel TNI dan 255 personel dari instansi sipil dan Polri. Kegiatan pelatihan kesiapsiagaan bencana itu dilakukan di daerah Sembalun Lombok Timur. Hadir dalam apel kesiapsiagaan bencana itu, Dan Kodiklat TNI, Kapolda NTB, Danrem 162/ WB, Danlanal Mataram, Danlanud Rembiga dan pimpinan SKPD terkait lingkup Pemprov NTB. (nas)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.