HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
20 HALAMAN NOMOR 67 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SENIN, 23 MEI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Tantangan Lama untuk
Pemimpin Baru Sumbawa Kepemimpinan baru di Kabupaten Sumbawa telah menyiapkan rencana yang matang untuk membangun daerahnya. Namun, sejumlah kendala klasik seperti wilayah yang luas serta keterbatasan anggaran menjadi tantangan yang harus dipecahkan di lima tahun mendatang.
KESIMPULAN itu mengemuka dalam Diskusi Terbatas Harian Suara NTB bertema “Sumbawa dan Pemerintah yang Melayani”, digelar di Ruang Redaksi Harian Suara NTB, Sabtu (21/5). Diskusi dihadiri oleh Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah dan Ketua DPRD Sumbawa, L. Budi Suryata, SP. Bersama mereka, hadir pula para
pimpinan SKPD lingkup Pemkab Sumbawa. Mereka yang hadir antara lain, Kepala Bappeda Sumbawa, Ir. H. Iskandar, Kepala Dinas Dukcapil Sumbawa, Ir. H. Zulqifli, Kepala KPPT Sumbawa, Wirawan Ahmad, S.Si, MT, Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa, Didi Darsani, Apt, Bersambung ke hal 19
TO K O H Bombastis dan Romantik DUA orang asesor UNESCO telah melakukan evaluasi lapangan terkait dengan usulan Rinjani menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG). Rombongan asesor UNESCO itu dipimpin oleh Mr. Maurizio Burlando asal Italia, Bersambung ke hal 19
Jangan Abaikan Pintu yang Terbuka PINTU-pintu sudah terbuka untuk pemimpin baru di Kabupaten Sumbawa. Namun, jika tak segera dimanfaatkan, pintu-pintu tersebut akan tertutup. Dan bersama itu, tertutup pula euforia masyarakat di awal kepemimpinan baru ini. Sebaliknya, kondisi ini bisa dimanfaatkan, Sumbawa akan mengalami
lonjakan hebat dalam lima tahun mendatang. Hal itu disampaikan anggota DPRD NTB dari Sumbawa, Nurdin Ranggabarani, SH, MH, dalam diskusi terbatas bertema “Sumbawa dan Pemerintah Yang Melayani” yang digelar Harian Suara NTB, Sabtu (21/5). Bersambung ke hal 19
Dari Postur Anggaran Sampai Sektor Industri DI awal masa jabatannya, duet Husni-Mo di Sumbawa perlu memberikan perhatian pada sejumlah kekurangan yang dialami selama ini. Mulai dari postur anggaran, pelayanan yang belum memenuhi standar kelayakan, hingga sektor industri yang belum dikelola dengan baik. Sekjen FITRA NTB,
51 Persen Remaja di NTB Menikah Dini Mataram (Suara NTB) Remaja menikah pada usia dini di NTB masih cukup tinggi. Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan NTB menyebutkan, 51 persen remaja di NTB menikah pada usia muda, di bawah 19 tahun. Akibatnya, angka kematian ibu dan bayi di daerah ini
terbilang masih cukup tinggi. ‘’ Sekitar 51 persen perkawinan di NTB ini di bawah usia 19 tahun. Dengan perkawinan usia dini ini, pertama mereka tak siap dari sisi ekonomi maupun kesehatan,” kata Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Dr. Lalu Makripuddin, M.Si kepada Suara NTB, pekan kemarin di Mataram.
Dampaknya, ketika seorang wanita yang belum cukup umur menikah maka kemungkinan anak yang dilahirkan meninggal sangat besar. Begitu juga risiko kematian bagi seorang ibu yang menikah dini cukup besar. Dari sisi ketahanan keluarga, kata Makripuddin, kemungkinan terjadinya perceraian juga cukup besar. Bersambung ke hal 19
Jika Terganjal Intervensi
KPK Bisa Ambil Alih Kasus di Polda Mataram (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diagendakan turun supervisi ke Polda NTB pekan ini. Tim Koordinasi dan Supervisi (Korsup) mengidentifikasi kesulitan penanganan kasus korupsi. Jika di dalamnya terganjal intervensi, berpeluang diambil alih. Tujuan Korsup, sedianya untuk backup kepada penegak hukum di daerah jika menemu-
kan banyak kendala teknis. Kendala dimaksud, bisa jadi akibat intervensi internal aparat penegak hukum (APH) atau dari oknum pejabat berpengaruh. Sementara kasus yang ditangani tergolong kakap. Jika tim Korsup menemukan faktor ini saat melakukan supervisi, maka menurut juru bicara KPK Yuyuk Indriati Iskak, bisa diambil alih. Akan tergantung hasilnya. ‘’Iya (bisa
diambil alih), tergantung hasil eksposenya,’’ kata Yuyuk kepada Suara NTB, Sabtu (21/5). Korsup kali ini memang diagendakan untuk APH di daerah-daerah yang mengalami kendala itu. Ada enam perkara di Polda NTB dan jajaran akan dikosup. Sesuai yang dilaporkan ke Bareskrim Polri dan dikoordinasikan ke KPK, lantas ditindaklanjuti supervisi. Bersambung ke hal 14
Ervyn Kaffah menegaskan, untuk melahirkan postur belanja yang mencerminkan keberpihakan kepada masyarakat, Pemkab Sumbawa akan berhadapan dengan tantangan berat. Tahun ini, sebut Ervyn, belanja modal APBD Sumbawa hanya mencapai Rp 238 miliar. Ang-
ka itu setara dengan 15,6 persen dari total belanja APBD. Angka tersebut masih jauh di bawah standar belanja modal secara nasional yang ditetapkan minimal sebesar 27 persen. “Kalau Sumbawa ini ini masih dianggap tertinggal,” ujarnya. Bersambung ke hal 14