HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
KAMIS, 24 MARET 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 19 TAHUN KE 12 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Bank NTB Siap Bertransformasi untuk Perkuat Pembangunan Daerah Mataram (Suara NTB) Bank NTB siap melakukan transformasi sesuai arahan Presiden untuk BPD seluruh Indonesia. Melalui Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Bank NTB kemudian memperkuat komitmennya melakukan pembenahan di segala lini, guna memberikan kontribusi yang lebih besar dalam membangun perekonomian daerah. Dalam sosialisasi transformasi BPD yang dilaksanakan di Mataram, Selasa (22/3), Direktur Utama Bank NTB, H. Komari Subakir mengatakan, tujuan dari sosialisasi untuk memperluas informasi tentang program transformasi BPD. Program transformasi BPD merupakan kelanjutan dari BPD Regional Champion (BRC)
yang disusun atas hasil evaluasi ke dalam untuk mengetahui berbagai kelemahan dan ancaman yang harus dihadapi. Terdapat tiga kata kunci dalam sasaran program transformasi BPD yaitu, pertama BPD akan memiliki daya saing yang lebih tinggi, artinya memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing. Kedua, kuat, artinya sehat dan tangguh baik dari sisi keuangan mencakup permodalan dan rentabilitas maupun dari sisi kualitas tata kelola dan manajemen risiko. Dan ke tiga berkontribusi bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah melalui perannya dalam pembiayaan pembangunan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ron)
FOTO BERSAMA - Direktur Utama Bank NTB, H. Komari Subakir foto bersama dengan para undangan dan manajemen Bank NTB usai sosialisasi Program Transformasi Bank Pembangunan daerah, Selasa (22/3).
Kasus Bansos Dompu Ditingkatkan ke Penyelidikan Mataram (Suara NTB) Kabupaten Dompu sedang menjadi objek sasaran penyelidikan dua aparat penegak hukum, Kejaksaan dan Kepolisian. Selain dugaan penyimpangan bantuan sosial (Bansos) pertanian diusut Kejaksaan Tinggi NTB, Polda NTB juga membidik dana Bansos di bagian Kesra Setda Dompu. Puluhan saksi sudah diperiksa dan kasusnya telah ditingkatkan ke penyelidikan. Ada tiga saksi dimintai keterangan sejak Selasa (22/3) hingga Kamis (23/3) kemarin. Para saksi ini adalah penerima
bantuan. ‘’Saksi yang kami periksa adalah penerima bantuan,’’ kata Kasubdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda NTB,
ditingkatkan ke penyelidikan. Para penerima bantuan itu sebelumnya tercatat dalam pengeluaran anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Dompu. Dengan jumlah bervariasi, mereka dikucurkan bantuan anggaran untuk pembinaan kelompok atau organisasi dan dukungan kegiatan lainnya. ‘’Berapa yang mereka
AKBP Andy Hermawan, SIK, Rabu (23/3), sembari menegaskan, dari hasil pengembangan, penanganan Bansos ini sudah
terima, berapa yang terpakai, itu yang kita cocokkan dalam pemeriksaan itu,’’ kata Andy. Selain perwakilan organisasi penerima bantuan, sebelumnya sudah diperiksa juga mantan Kepala BPKAD Rasyidin. Yang bersangkutan dianggap mengetahui bagaimana proses pengeluaran dan penggunaan anggaran Bansos ketika itu. Bersambung ke hal 15
PN Mataram Segera Eksekusi Lahan ’’Kebun Kopi’’ TO K O H Bentuk Tim Terpadu SINYALEMEN oknum pejabat di Lombok Barat (Lobar) terlibat makelar perizinan tengah ditelusuri Plt. Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, S.Ag.M.Si. Ia tak membantah jika ada oknum pejabat yang diduga terlibat praktik ilegal tersebut. Karena itu, pihaknya bakal mencari tahu siapa oknum tersebut. Untuk mencari tahu oknum ini, pihaknya membentuk tim terpadu perizinan yang diketahui Sekda, HM Taufiq. Jika terbukti, maka pihaknya tak segan-segan akan menjatuhkan sanksi tegas. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
H. Fauzan Khalid
KO M E N TTAA R Sesuai Program Prioritas (Suara NTB/ars)
EKSEKUSI - PN Mataram akan segera mengeksekusi lahan ‘’kebun kopi’’ tempat dibangunnya perumahan DPRD NTB di Karang Kelok, Kota Mataram ini. Dalam sengketa perdata dengan Pemprov NTB ini, ahli waris memenangkan sengketa lahan ini hingga tingkat kasasi.
Sudah Dipanggil, Belum Ada Kesimpulan
Ditarget Satu Bulan Tuntas
Tim Lakukan Evaluasi 12 Pimpinan SKPD Tahap Dua (Suara NTB/nas)
H. Chairul Mahsul
Tidak Terbit
(Suara NTB/dok)
Berkaitan dengan Hari Wafatnya Isa Al-Masih pada Jumat (25/3) SUARA NTB tidak terbit. Kami akan terbit kembali Sabtu (26/3). Untuk itu kepada pembaca dan relasi iklan agar maklum. Terima Kasih Penerbit
Mataram (Suara NTB) Setelah mendapat SK dari Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Tim Evaluasi Pimpinan Tinggi Pratama Pemprov NTB tahap ke dua telah mulai melaksanakan tugasnya. Tim yang diketuai oleh Rektor IKIP Mataram, Prof. Drs. H. Toho Cholik Mutohir, MA, PhD ini akan melaksanakan evaluasi terhadap 12 pimpinan SKPD tahap ke dua selama satu bulan ke depan. ‘’Yang saya dengar sudah (mulai bekerja). Dia (tim) sudah berkirim surat ke semua 12 SKPD itu untuk meminta meH. Muh. Suruji
nyiapkan bahan-bahan evaluasi seperti portofolio,” kata Kepala BKD dan Diklat NTB, Drs. H. Muh. Suruji ketika dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (23/3) siang kemarin. Sesuai SK Gubernur, Tim Evaluasi Kinerja ini merupakan akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di NTB. Diantaranya, Prof. Drs. H. Toho Cholik Mutohir, MA (Rektor IKIP Mataram), Dr. Prayitno Basuki, MA (akademisi Unram), Prof Dr. Tatok Asmoeni (Unram), Dr. Kadri, M.Si (IAIN Mataram) dan Dr. Agusdin (Unram). Sementara itu, pimpinan SKPD yang dievaluasi pada tahap kedua ini antara lain Biro Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (AP dan LPBJP), Biro Kerjasama dan SDA, BPMPD, Dinas Kesehatan, Disnakertrans, Dinas Koperasi dan UMKM, BLHP, BPBD, Disperindag, Sekwan, Staf Ahli Gubernur Bidang Politik dan Staf Ahli Gubernur Bidang SDM. Suruji menjelaskan, sistem evaluasi kinerja yang dilakukan tim menggunakan evaluasi diri. Artinya, pimpinan SKPD diminta mengirimkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi mereka. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/aan)
KEPALA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, H. Chairul Mahsul, SH, MM menyatakan bantuan keuangan yang diberikan Pemprov NTB kepada kabupaten/kota disesuaikan dengan kewenangan dan program prioritas provinsi. Jika bukan merupakan kewenangan Pemprov maka tidak boleh diberikan bantuan keuangan. “Apakah ada kepentingan dan prioritas provinsi pada satu kabupaten/kota, baru boleh diberikan bantuan keuangan. Jadi, mekanisme bantuan pemerintah provinsi langsung ke APBD masingmasing kabupaten/kota,” kata Chairul dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (23/3) siang kemarin. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Batas waktu atas peringatan (aanmaning) yang diajukan Pengadilan kepada Pemprov NTB sudah habis, dalam sengketa lahan ‘’kebun kopi’’, Karang kelok, Kota Mataram. Artinya, dalam waktu dekat akan dilakukan eksekusi. Kepastian itu disampaikan Ketua PN Mataram, I Made Seraman, SH,MH, dikonfirmasi Rabu (23/3) kemarin terkait perkembangan sengketa lahan yang kini berdiri rumah dinas Anggota DPRD NTB itu. ‘’Penetapan sudah, tinggal eksekusi,’’ kata Seraman. Eksekusi disebutnya, puncak dari proses peradilan. Meski pihak yang kalah dalam hal ini Pemprov NTB melakukan PK, tetap eksekusi akan dilakukan. ‘’Sebab ini menyangkut wibawanya peradilan. Apa artinya kemenangan di atas kertas kalau tidak dieksekusi?,” tegasnya, sebagai keinginan untuk memberi kepastian hukum dan status atas objek. Meski demikian menurut dia, dalam eksekusi ada banyak kendala dan halangan yang harus dipertimbangkan. Di banyak pengalaman eksekusi, kondisi ini terjadi, namun tetap bisa diatasi. Tentunya pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian. Sebab pada prinsipnya pengosongan lahan wajib dilaksanakan, karena status hukumnya sudah jelas. Surat permintaan eksekusi disampaikan ahli waris dari I Gusti Made Mambal (alm), ke Pengadilan Negeri Mataram, Rabu (18/11) lalu. Permohonan eksekusi berdasarkan putusan gugatan perdata, nomor 77/pdt.G/2012/ PN.MTR tanggal 10 Januari 2012, yang isinya mengabulkan gugatan penggugat, menyatakan penggugat ahli waris I Gusti Made Mambal sebagai pemilik sah atas lahan yang dikenal area “kebun kopi” itu. Bersambung ke hal 15
SEMENTARA itu, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si mengungkapkan sudah memanggil 12 pimpinan SKPD yang dievaluasi kinerjanya pada tahap pertama. Mengenai tindaklanjut hasil evaluasi tersebut, Wagub mengatakan belum ada kesimpulan dari pimpinan dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur, apakah ada pimpinan SKPD yang bakal kena sanksi atau tidak. ‘’Ada cara tindaklanjutnya. Ndak perlu kita umumkan, itu ada. Belum ada kesimpulan dari pimpinan. Apa tindakannya, belum. Kelanjutan belum. Sedang didalami semua,” kata Wagub ketika dikonfirmasi usai menghadiri rapat paripurna di DPRD NTB, Rabu (23/3) siang kemarin. Amin meminta pimpinan SKPD yang sudah dievaluasi pada tahap pertama tidak perlu resah. Pasalnya, evaluasi itu dimaksudkan untuk mengukur kinerja SKPD dan perbaikanperbaikan di masa mendatang. Pimpinan SKPD diminta tetap fokus bekerja mengejar target-target pembangunan di masing-masing SKPD. Bersambung ke hal 15 H. Muh. Amin