HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
20 HALAMAN NOMOR 45 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SENIN, 25 APRIL 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Taklukkan Kemiskinan dengan Cara Tak Biasa Program-program untuk menekan angka kemiskinan begitu banyak. Program lahir dari strategi dan pendekatan yang beragam pula. Sayangnya, ketika menyentuh sasaran yang keliru alias orang yang tidak miskin – saat itu juga program-program tersebut kehilangan efektivitasnya. KESIMPULAN itu mengemuka dalam diskusi terbatas bertema “Menimbang Target Pengentasan Kemiskinan di NTB” yang digelar Harian Suara NTB di ruang redaksinya, Sabtu (23/4). Diskusi dihadiri Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Wakil Ketua
TO K O H
Kepala Bappeda Sumbawa, Ir. H. Iskandar Mec.Dev, Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr. Ir. H. Amry Rakhman. Sekretaris Bappeda Kota Bima, Ir. Tafsir dan Kepala Bidang
Medan ’’Perang’’
Pusat dan Daerah Belum Sinkron
di Sektor Pertanian
ADANYA persoalan dalam efektivitas program dalam pengentasan kemiskinan, ditanggapi Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si dengan menyerukan agar kabupaten/kota lebih fokus dalam merancang serta mensinergikan programnya – khususnya dengan Pemprov NTB. Bersambung ke hal 19
KO M E N TTAA R
DPRD NTB, Mori Hanafi, SE, M.Comm, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Prijono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Drs. Wahyudin, MM, Wakil Bupati Dompu, Arifuddin, SH, Wakil Bupati Bima, Drs. Dahlan M. Noer. Pengamat Ekonomi NTB, Dr. M. Firmansyah,
(Suara NTB/ars)
SEKTOR pertanian adalah medan utama dalam ‘’perang’’ melawan kemiskinan. Peran sektor pertanian dalam mengentaskan kemiskinan sangat penting karena mayoritas masyarakat miskin terkonsentrasi di sektor ini. Sayangnya, sejumlah program di sektor ini justru bermasalah. Wakil Ketua DPRD NTB,
Mori Hanafi, SE, M.Comm menilai, sektor pertanian harus menjadi sektor yang digarap dengan serius jika benar-benar ingin memerangi kemiskinan. Mori mengajak semua pihak untuk mencontoh Kabupaten Dompu yang sukses dengan pengembangan komoditas jagungnya dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Mori, Dompu
dulunya termasuk daerah yang PDRB-nya paling rendah. Bersambung ke hal 19 (Suara NTB/ars)
POSE BERSAMA - Para peserta diskusi terbatas berpose bersama usai diskusi yang digelar Harian Suara NTB di ruang redaksinya, Sabtu (23/4).
Jual Saham DMB KOMISI III DPRD NTB, merekomendasikan agar PT. Daerah Maju Bersaing (DMB) menjual kepemilikan 25 saham mereka di PT. Multi Daerah Bersaing (MDB). Langkah itu dianggap cukup tepat demi mendapatkan manfaat yang lebih baik dan terhindar dari kerugian yang lebih besar. “Komisi III merekomendasikan agar PT. DMB ikut menjual kepemilikan 25 persen saham MDB Bersambung ke hal 14
Kinerja Polda dan Kejati NTB
Penyelidikan Ramai, Nihil Ditangani BPKP Mataram (Suara NTB) Saat ini Kejaksaan dan Kepolisian sedang gencar mengusut sejumlah kasus dugaan korupsi. Pemanggilan terhadap saksi dan sejumlah pihak, hanya saja belum ada yang signifikan hingga melewati triwulan pertama tahun 2016. Alihalih ditingkatkan ke penyidikan dan diteruskan ke persidangan, satu pun belum masuk tahap audit di BPKP. Kepala BPKP NTB Bonardo Hutauruk, AK, MM, menegaskan, belum mengeluarkan surat tugas untuk timnya dalam rangka audit, baik untuk permintaan dari Kejakasan Tinggi NTB dan jajaran Kejari maupun Polda NTB serja jajaran Polres. ‘’Sampai saat ini, saya belum keluarkan penugasan ke tim,’’ kata Bonardo. Diungkapkannya, permintaan hanya
datang dari Polres Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), itu pun baru sebatas koordinasi untuk rencana ekspose bersama penyelidikan proyek Biogas. Rencana ekspose itu pun masih menunggu bahan dari Sat Reskrim Polres KSB. Sementara Korwas Investigasi BPKP NTB, Ngatno, SE sebelumnya juga menjelaskan, sejauh ini aparat penegak hukum (APH) hanya sebatas berkoordinasi penanganan beberapa perkara. Tapi hingga April belum ada permintaan audit investigasi atau pun audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN). Bersambung ke hal 19
Ekonomi Bappeda Dompu, Ye’Ali. Jika bersandar pada logika, jumlah orang miskin seharusnya bergerak turun seiring sejalan dengan semakin banyaknya program yang dikerjakan pemerintah untuk menekan angka itu. Namun, kenyataan di lapangan telah keluar dari logika tersebut. Programprogram yang bertujuan menekan angka kemiskinan terus bertambah dan berganti rupa. Namun, tren penurunan angka kemiskinan tetap saja berada pada level yang kurang menggembirakan. Perang melawan kemiskinan lebih sering terlihat seperti orang menggantang asap. Bersambung ke hal 19
Butuh
Upaya Ekstra PEMERINTAH sudah memiliki sejumlah perangkat khusus yang melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan. Mereka adalah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Tim Pengendali Inflasi Daerah. ‘’Yang satu mengendalikan, satunya mengkoordinasikan. Ini saya kira sudah cukup terpadu. Karena yang memengaruhi angka-angka kemiskinan adalah salah satunya inflasi,” ujar Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si saat memberikan kesimpulan atas diskusi bertema “Menimbang Target Pengentasan Kemiskinan di NTB” yang digelar di Ruang Redaksi Harian Suara NTB, Sabtu (23/4). Amin menegaskan, pengendalian inflasi dilakukan dengan melakukan intervensi harga komoditas yang memengaruhi inflasi. ‘’Kalau beras, bagaimana produksi beras, termasuk distribusi dan tata niaganya,’’ ujarnya. Amin meyakini, jika harga-harga komoditas itu bisa dikendalikan, masyarakat bisa dijauhkan dari ancaman kemiskinan. Sejumlah isu strategis dalam pengurangan angka kemiskinan antara lain, isu regulasi dan validasi data. Data yang valid akan menghasilkan program yang tepat. Pelaksanaannya pun harus dipastikan tepat sasaran agar program tersebut tidak mubazir. Dalam konteks tersebut, perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada rakyat miskin juga harus diintegrasikan bersama. Ia menegaskan, integrasi ini bukannya harus menyeragamkan cara dan pendekatan. Bersambung ke hal 19