HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 46 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SEL.ASA, 26 APRIL 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
BPK akan Serahkan ke KPK
Jika Bansos Rp 70 Miliar KSB Terindikasi Menyimpang Mataram (Suara NTB) Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (GMAK), mendatangi BPK Perwakilan NTB, Senin (25/4) kemarin. Mereka mempertanyakan hasil audit Bansos 2015 Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) senilai Rp 70 miliar yang diduga bermasalah. BPK akan menyerahkan hasil audit ini ke KPK, jika dalam audit itu ditemukan indikasi korupsi.
(Suara NTB/ars)
DEMO - Suasana demo aktivis GMAK. Sementara hearing antara aktivis GMAK dengan pejabat BPK NTB terkait dana bansos Rp 70 miliar yang sebelumnya dilaporkan ke KPK (atas).
TO K O H
Kepala Bulog Divre NTB Diganti Pemprov Cari Solusi Tutupi Pemangkasan DAK Jemput Bola Gunting Rantai Spekulan Rp 25,5 Miliar
BUPATI Lombok Timur (Lotim) H. Moch. Ali Bin Dachlan (Ali BD) mengingatkan, sampah bisa menjadi malapetaka jika tidak diatasi dengan baik. Bupati melihat, kondisi di pantai-pantai saat ini telah dijadikan keranjang sampah yang sangat besar. Hal ini disampaikan Ali BD dalam pertemuan membahas tentang penanganan sampah di Selong, Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Baru 40 Persen
Husnul Fauzi (Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mengaku sedang mencari solusi untuk menutupi kekurangan dana transfer dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016 yang dipangkas sebesar 10 persen. Tahun 2016, NTB memperoleh DAK fisik sebesar 255 miliar. Sehingga, sesuai dengan surat edaran Menteri Keuangan (Menkeu) awal April ini, jumlah DAK fisik yang dipangkas sebesar Rp 25,5 miliar. “Pemprov akan mencari solusi untuk menutupi kekurangan transfer dari dana DAK fisik tersebut. Hal sedang dilakukan pendalaman untuk memformulasikan solusi yang tepat,” kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB, Ir. H. Iswandi, M.Si dikonfirmasi Suara NTB, Senin (25/4) siang kemarin. Iswandi mengatakan, jumlah DAK fisik tahun 2016 mencapai sekitar Rp255 miliar lebih. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta dilakukan pengurangan dengan self bloking sebesar 10 persen
yakni sekitar Rp 25,5 miliar. Namun demikian, lanjut Iswandi, self bloking tersebut tidak seluruhnya dapat dipenuhi karena sebagian besar proyek yang dibiayai dari DAK tersebut telah selesai ditender, sehingga tidak bisa dilakukan review. Untuk itu, Pemprov akan mencarikan sumber pembiayaan lewat APBD provinsi. ‘’Tentu ini akan menjadi pembahasan bersama DPRD dalam perubahan anggaran yang akan segera dipersiapkan,’’tandasnya. Sebagian besar DAK fisik tersebut berada di Dinas PU NTB. Kepala Dinas PU NTB, Ir. Wedha Magma ardhi, M.TP mengaku telah menerima surat edaran dari Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro yang mengintruksikan agar melakukan pengurangan DAK sebesar 10 persen. Tahun 2016, katanya, NTB memperoleh DAK infrastruktur jalan sebesar Rp 207 miliar lebih. Akibat pengurangan ini, DAK infrastruktur jalan untuk NTB dikurangi sekitar Rp 20,7 miliar. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Manajemen Perum Bulog Pusat memutasi Kepala Bulog Divre NTB, Wiwin Kusminhartomo menjadi Kepala Bulog Divre Kalimantan Barat (Kalbar). Wiwin yang baru menjabat empat bulan terakhir ini digantikan oleh Arif Mandu yang sebelumnya menjabat Kepala Bulog Divre Papua dan Papua Barat. Direktur Operasional dan
Pelayanan Publik Perum Bulog Pusat, Wahyu Suparyono mengatakan, pergantian Kepala Bulog Divre NTB ini merupakan hal yang biasa dalam institusi Perum Bulog. “Pergantian pejabat ini bagian dari hal yang biasa dan merupakan dinamisasi dari sebuah organisasi khususnya BUMN,” kata Wahyu dikonfirmasi usai bertemu Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di ruang kerjanya, Senin (25/4)
siang kemarin. Wahyu menjelaskan, maksud kedatangannya bertemu dengan gubernur untuk melaporkan pergantian Kepala Bulog Divre NTB terhitung mulai tanggal 25 April 2016. Ia mengatakan, Bulog sangat senang terhadap kritikan, saran dan masukan dari masyarakat NTB untuk memperbaiki kinerja. Bersambung ke hal 15
’’All Out’’ Serap Gabah Petani (Suara NTB/nas)
Bisa Jadi Malapetaka
KEPALA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si mengatakan, program cetak sawah baru di NTB tahun 2016 baru mencapai 40 persen. Dari Rp 225 miliar anggaran cetak sawah baru tahun ini, baru terealisasi sekitar Rp 94 miliar. Mengenai adanya rencana DPRD NTB yang akan membentuk Pansus cetak sawah baru, Husnul mengatakan hal itu sah-sah saja. Bersambung ke hal 15
Demikian terungkap dalam hearing sejumlah aktivis GMAK dengan pejabat BPK, kemarin. Aksi awalnya berlangsung di gerbang Utara Kantor BPK Jalan Udayana, Mataram. Setelah sempat memanas, mereka kemudian diterima dialog dengan pejabat BPK setempat. Aksi itu merupakan rangkaian dari laporan dugaan penyimpangan dana Bansos KSB Rp 70 miliar ke KPK Maret lalu. Ada lima poin tuntutan pendemo dalam aksinya. Pada poin satu, BPK diminta mempublish data temuan atas audit Bansos KSB senilai Rp 70 miliar. Terkait tuntutan yang sama di poin lima, BPK diminta membuat pernyataan resmi akan menyerahkan audit itu ke KPK. Menurut koordinator aksi Dinul Haq, alasannya meminta data itu karena mereka sebelumnya melaporkan penggunaan dana Bansos itu ke KPK. Namun KPK meminta hasil audit BPK terlebih dahulu. ‘’Kami datang ke sini berhak meminta audit itu, meski pun diserahkan juga ke DPRD KSB,’’ kata Dinul Haq. Poin lain yang dipertanyakan adalah audit Dana Alokasi Khusus (DAK) KSB senilai Rp 14 miliar. Menurutnya, DAK itu diusut Kejaksaan Negeri Sumbawa, namun hasil audit BPK tidak ada temuan, sehingga mereka mengindikasikan lembaga auditor itu ada ‘main mata’ dengan Pemda KSB. ‘’Kami pernah demo di depan Kejati NTB Desember 2013, waktu itu kata Kejaksaan belum ada audit BPK. Sampai hari ini, kami belum terima hasil audit dari BPK,’’ tandasnya, Bersambung ke hal 15
Arif Mandu
KEPALA Bulog Divre NTB, Arif Mandu berjanji akan all out melakukan penyerapan gabah petani di daerah ini. NTB, katanya, merupakan lima daerah di Indonesia yang diharapkan menjadi lumbung pangan nasional, setelah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. “Buffer stock nasional ini diharapkan NTB. NTB ini masuk sebagai lima besar nasional. Kami harus all out dan tidak duduk di belakang meja saja,
dan harus turun ke lapangan,” kata Arif ketika dikonfirmasi usai menghadap Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di ruang kerjanya, Senin (25/ 4) siang kemarin. Ia menyebutkan, Bulog pusat memberikan target kepada Bulog NTB untuk melakukan penyerapan beras sebanyak 212 ribu ton. Di samping itu, Bulog NTB juga diminta untuk melakukan penyerapan untuk beras komersil. Sehingga jika ditotal, Bersambung ke hal 15
Wacana Pansus Cetak Sawah Baru
TNI Tantang DPRD Cek Lapangan Mataram (Suara NTB) Keinginan DPRD NTB membentuk Pansus cetak sawah baru menyusul banyaknya indikasi masalah yang terjadi di balik proyek ini, tidak jadi soal bagi TNI. Dengan inisiatif Dewan itu, justru akan menjadi ajang adu kuat pembuktian bahwa hasil kerja TNI itu bisa dipertanggungjawabkan. ‘’Kita sangat berterima kasih bila DPRD NTB bentuk Pansus, untuk sama- sama membuktikan hasil kerja dari TNI AD. Karena kami tidak pernah akan asal-asalan kalau kerja. Apalagi ini menyangkut kesejahteraan rakyat,’’ tegas Danrem 162/WB, Kol. CZI Lalu Rudy Irham Srigede kepada Suara NTB Senin (25/4), menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi,MM.Comm sebelumnya. Bukti bahwa pihaknya tidak setengah setengah bekerja, terwujud dari pen-
ingkatan produksi Padi Jagung Kedelai (Pajale). TNI AD menurutnya, akan menunjukan keseriusan bekerja demi rakyat. ‘’Mari kita sama-sama turun ke lapangan untuk melihat proses pengerjaannya dan lihat sendiri di lapangan apa-apa yang jadi kendalanya. Agar tidak asal memberikan tanggapan di media,” sanggahnya. Menurutnya, terlalu dini menilai kegagalan dalam program cetak sawah baru ini. Sebab programnya belum tuntas karena waktu belum selesai. “Jadi belum bisa dinilai abal-abal,” tandasnya. Danrem kemudian mengurai data. Bahwa program cetak sawah untuk NTB sebanyak 15.150 hektar. Pelaksanaan lapangan ditargetkan harus selesai Juli 2016, sehingga saat ini sedang berjalan. Untuk teknis pekerjaannya, TNI AD menurutnya, menger-
Jadi, TNI AD ”sangat serius mengerjakan program cetak sawah ini Lalu Rudy Irham Srigede jakan atas dasar hasil SID (Survey Investigation Design) yang dikerjakan oleh tim yang ditunjuk oleh Dinas Pertanian. Sehingga dalam rancangannya tidak sembarangan dikerjakan. Setelah TNI AD mengerjakan pembentukan sawah baru, maka langsung diserahkan ke petani untuk segera ditanami. Danrem mencontohkan, tahun 2015 lalu pihaknya mencetak sawah baru sebanyak 2.780 hektar di Kabupaten Bima dan sudah selesai tepat waktu. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/dok)