HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 71 TAHUN KE 12
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
JUMAT, 27 MEI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
POTENSIALBudidaya lobster di wilayah perairan NTB sangat potensial, Sehingga sangat beralasan jika investor asal Singapura melakukan penjajakan investasi pembudidayaan lobster pada lima lokasi di NTB. Tampak panen lobster yang di Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, beberapa waktu lalu.
(Suara NTB/bul)
KPK Kritik APH di NTB
Kurang Proaktif dan Hanya Bidik Kasus Kecil Polda – Kejati Janji Maksimal KRITIK yang disampaikan tim Korsup KPK dianggap sebagai pelecut semangat. Perkara dengan kerugian negara besar akan jadi prioritas ditangani Kejati NTB dan Polda NTB. Kejati NTB pada dasarnya berkeinginan menangani kasus ‘’kakap’’ di NTB. Namun pertimbangannya bukan hanya soal besar kecilnya kasus, tapi dilihat dari kerugian negara. ‘’Pada dasarnya kalau ada kasus besar, kami prioritaskan penanganannya,” kata Juru Bicara Kejati NTB Made Sutapa, SH Kamis (26/5) kemarin, Bersambung ke hal 15
TO K O H
Mataram (Suara NTB) – KPK menyayangkan Aparat Penegak Hukum (APH) di NTB hanya mengusut kasus atas laporan masyarakat. Minim upaya proaktif hasil temuan sendiri. Ditambah lagi, hanya membidik kasuskasus dengan nilai kerugian negara relatif kecil. Demikian kritik yang disampaikan, Koordinator Koordinasi dan Supervisi Unit Penindakan KPK, Endang Tarsa, kepada Suara NTB di Mapolda NTB, Kamis (26/5). ‘’Harus proaktif menjemput perkara besar,” ujarnya seusai memimpin Korsup kasus dugaan korupsi yang ditangani APH di wilayah NTB di Ruang Rapat Biro Operasi Polda NTB. Menurut dia, selama ini APH cenderung reaktif. Mengusut kasus dug-
aan tindak pidana korupsi bergantung pada laporan masyarakat. ‘’Seperti disampaikan tadi, yang lapor rekan-rekan mahasiswa, rekanrekan LSM,’’ ujarnya, mengutip salah satu isi materi Korsup yang berlangsung sejak Rabu (25/5) lalu. Bersambung ke hal 15
Regulasi yang Jelas
Dugaan Korupsi Satpol PP Bima
Kejaksaan Kantongi Tiga Calon Tersangka
PEMPROV NTB meminta pemerintah pusat membatasi impor daging sapi. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi para peternak sapi di daerah ini. Pemerintah pusat berencana akan mengimpor 10 ribu ton daging sapi menjelang bulan puasa. “Ada impor daging sapi harus dibatasi, harus ada regulasi yang jelas. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R
Teliti Dokumen ’’Horti Park’’
(Suara NTB/dok)
Budi Suryanto
KANWIL Badan Pertanahan Negara (BPN) NTB belum bisa memastikan kapan akan mengeluarkan izin pengelolaan lahan horti park yang berada di Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah (Loteng). Pasalnya, BPN harus meneliti dulu dokumen-dokumen permohonan yang diajukan Pemda maupun PT. Trisno Kenangan. “Jadi sudah dilakukan penelitian, dari hasil peneilitian nanti dilakukan mediasi. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
TERTIBKAN - Petugas Satpol PP NTB dan (Suara NTB/nas) Satpol PP Lombok Utara melakukan pemPLANG - Aset milik Pemprov NTB di Gili Air KLU bongkaran bangunan ilegal yang berdiri di atas lahan milik pemda. yang ditertibkan tim terpadu dipasangi plang
Titik Awal Pengamanan Aset
Penertiban Pemanfaatan Aset Pemprov di Gili Air Berjalan Lancar Mataram (Suara NTB) Penertiban pemanfaatan aset milik Pemprov NTB di Gili Air pada Selasa (25/5) lalu berjalan lancar. Lancarnya penertiban yang dilakukan tim terpadu dari Satpol PP NTB, Satpol PP Lombok Utara, TNI dan Polda NTB itu menjadi starting point (titik awal) dalam pengamanan dan pengawasan aset milik daerah.
‘’Alhamdulillah (penertiban) berjalan lancar. Penataan pasca itu akan diperhatikan oleh Pemprov. Material itu sebagian ada yang dibongkar oleh pemiliknya, ada yang juga oleh tim terpadu. Pembongkaran itu terlaksana sesuai dengan harapan yang kita rencanakan, aman, lancar dan tertib,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
NTB, Ibnu Salim, SH, M.Si dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Rabu (26/5) siang kemarin. Menurutnya, bagi Pemprov NTB, penertiban yang dilakukan di Gili air tersebut menjadi titik awal untuk melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap aset milik pemda yang lainnya. Bersambung ke hal 15
Kawasan LIA Dihijaukan
Kodam IX/Udayana Tanam Puluhan Pohon Langka Praya (Suara NTB) Kodam IX/Udayana, Kamis (26/5) kemarin, menanam puluhan bibit pohon di kawasan Lombok International Airport (LIA). Selain sebagai salah satu upaya menghijaukan kawasan bandara guna mewujudkan LIA sebagai green airport. Kegiatan ini, sekaligus untuk melestarikan pohon langka dari ancaman kepunahan. Langkah yang dilakukan Kodam IX/ Udayana karena pertimbangan, hampir setengah dari bibit pohon yang ditanam tersebut merupakan pohon langka jenis wani yang saat ini sudah mulai sulit ditemukan. Bersambung ke hal 15 PENGHIJAUAN - Pangdam IX/ Udayana, Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko saat menanam bibit pohon di area bandara, Kamis pagi kemarin.
(Suara NTB/kir)
H. Muh. Amin
Endang Tarsa
Mataram (Suara NTB) Kasus dugaan korupsi anggaran di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bima sudah mengidentifikasi calon tersangka. Sementara kerugian keuangan negara ditaksir Rp 2 miliar. Namun untuk angka pasti, penyidik Kejari Raba Bima tinggal menunggu proses audit kerugian negara dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Kamis (26/5) kemarin, tim Pidsus dan Intelijen Kejari Bima bertemu dengan para auditor BPKP dalam rangka ekspose kasus tersebut. “Benar, sore ini kami agendakan ekspose dengan penyidik Kejari Bima,” kata Korwas BPKP, Ngatno, SE kepada Suara NTB ditemui Mapolda NTB, Kamis (26/5). Ekspose akan menentukan apakah perkara tersebut harus dilakukan audit investigasi atau langsung pada Perhitungan Kerugian Keuangan Nega-
ra (PKKN). Menurut Ngatno, akan tergantung kelengkapan berkas dari penyidik. Jika berkasnya lengkap, maka tinggal dihitung kerugian negara. Sebaliknya apabila masih ada yang harus diperdalam lagi oleh BPKP, maka akan dilakukan audit investigasi. Sementara Kasi Pidsus Kejari Raba Bima, menjelaskan penyelidikan kasus itu sebenarnya sudah rampung. Buktibukti dan keterangan saksi sudah cukup untuk menentukan tersangka. ‘’Calon tersangka sudah ada. Sudah kami kantongi. Tinggal menunggu hasil audit BPKP saja,” kata Yoga Sukmana, SH kepada Suara NTB. Dari Bima didampingi Kasi Intel Lalu Muhammad Raysidi, SH dan Jaksa penyidik Reza Safetsila, SH, Yoga mengaku sudah membawa dokumen – dokumen yang dipersiapkan untuk jadi bahan ekspose. Bersambung ke hal 15