Snt 28032016

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

SENIN, 28 MARET 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

20 HALAMAN NOMOR 21 TAHUN KE 12 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Penyidik Telusuri Dugaan Penyimpangan Spek Proyek IT KLU Mataram (Suara NTB) Sejumlah saksi masih akan dipanggil Senin (28/3) hari ini, terkait proyek Information Technology (IT) puluhan sekolah di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Di luar proses pendalaman saksi itu, penyidik sudah mengantongi dugaan penyimpangannya mengarah pada lelang khususnya soal spek (baca spesifikasi) alat senilai Rp 5 miliar itu. ‘’Kami menelisik indikasi kecurangan pada proses lelang. Itu pintu masuknya untuk menelusuri dugaan penyimpangan speknya,’’ kata Kasubdit III Tipikor

Ditreskrimsus Polda NTB, Andy Hermawan, SIK, Jumat (27/3). Hasil penelusuran lapangan, alat itu berupa perangkat komputer dan jaringan internet.

Berdasarkan perencanaan, alat akan dipakai mendukung mutu dan kualitas pendidikan di 33 Sekolah Dasar (SD) di KLU. ‘’Tapi alatnya justru (diduga)

mangkrak. Tidak terpakai,’’ katanya. Alat dengan taksiran nilai Rp 130 juta per sekolah itu pun terindikasi sia-sia. Namun soal spek alat, tentu pihaknya harus melibatkan ahli untuk melakukan cek fisik. ‘’Nanti kita akan libatkan ahli untuk cek speknya,’’ lanjutnya. Sementara ini status penanganan oleh timnya sudah ditingkatkan ke penyelidikan, sehingga masih banyak saksi

yang harus dipanggil untuk dimintai keterangan. Sekda KLU, Drs.Suardi, MH yang diperiksa sebelumnya, hanya satu dari sejumlah saksi yang sudah dipanggil dan dimintai keterangan. Diantaranya rekanan pemenang tender, Kepala Dikpora KLU, panitia pengadaan, termasuk sejumlah kepala sekolah dari 33 sekolah yang menerima bantuan dari proyek IT tersebut. (ars)

LEMBAH MADANI - TGH Hasanain Juaini menunjukkan tempat pemusatan pendidikan santri dengan konsep belajar di luar ruang kelas di Sedau, Narmada. Madani Supercamp dihajatkan sebagai tempat belajar santri dari berbagai pondok pesantren di seluruh penjuru NTB, bahkan menerima santri dari luar negeri.

TO K O H Kaji Rencana Utama Transportasi NTB tidak ingin gagal melakukan antisipasi terhadap ancaman kemacetan akibat pertumbuhan populasi kendaraan yang tak terbendung. DPRD NTB mewacanakan akan mengkaji master plan (rencana utama) transportasi mulai dari sekarang. Karena saat ini, transportasi umum yang diharapkan menjadi solusi, sedang mati suri. “Master plan transportasi umum di NTB belum ada. Ini harus diperhatikan. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/why)

BERWAWASAN TEKNOLOGI - TGH Hasanain menunjukkan salah satu dari 38 ruang kelas Pondok Pesantren Putri Nurul Haramain, Narmada, Lombok Barat. Setiap kelas dilengkapi 32 unit komputer yang dirakit sendiri oleh santri.

Pesantren Berwawasan Teknologi DEWASA ini masyarakat terjebak pada informasi yang instan. Semua informasi diserap begitu saja tanpa melalui proses seleksi. Penyebaran ajaran kebencian terhadap sesuatu yang berbeda semakin kuat dan

semakin mudah menyebar. Hal tersebut sangat didukung dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. TGH. Hasanain Juaini menyebutnya sebagai imagologi, Bersambung ke hal 19

Kerinduan Pendidikan Islami yang Mengglobal Seabrek penghargaan baik nasional hingga internasional menghiasi hidup TGH.Hasanain Juaini. Namun, bagi pendiri Pondok Pesantren Putri Nurul Haramain itu, ada kerinduan mendalam terhadap puncak tertinggi pencapaian yang belum direngkuhnya. Bahwa yang selama ini ia lakukan dan berbuah kemaslahatan, hanya kepingan-kepingan kecil dari cita-cita besarnya. ‘’INTI dari yang saya tuju adalah melahirkan sistem pendidikan Islam lengkap dengan epistemologinya,

metodologinya, konten-kontennya, yang kompatibel dengan globalisasi. Bersambung ke hal 19

Diduga Hilang

Anggaran Kemiskinan Tersedot Polisi Lacak Keberadaan untuk Pembenahan Infrastruktur Direktur RSUD NTB Mataram (Suara NTB) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, H. Chairul Mahsul, SH, MM mengakui jika anggaran pengentasan kemiskinan yang digelontorkan Pemprov NTB tahun 2016 ini dominan untuk pembenahan infrastruktur. Menurutnya, pembangunan infrastruktur kawasan merupakan salah satu upaya untuk menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat. ‘’Jangan kemudian Rp 804 miliar itu (anggaran kemiskinan) diasumsikan untuk masyarakat miskin

saja, ndak. Orang yang tidak miskin, yang berada di atas garis kemiskinan harus tetap dijaga supaya tidak turun menjadi orang miskin, ini kan (namanya) pemberdayaan,” kata Chairul ketika dikonfirmasi Suara NTB pekan kemarin di Mataram. Menurutnya, aktivitas ekonomi masyarakat akan bagus jika didukung oleh infrastruktur yang memadai. “Ndak bisa kita keluarkan, ndak ada hubungannya kemiskinan dengan jalan, ndak bisa. Bagaimana menghasilkan sesuatu kalau tidak ada jalan yang memadai,’’ ucapnya. Dari anggaran kemiskinan sebesar Rp 804 miliar, terda-

pat 104 program dengan 261 kegiatan yang dilakukan sejumlah SKPD terkait yang menjadi mitra tiga bidang di Bappeda NTB. SKPD mitra bidang tata ruang sebanyak 39 program dengan 63 kegiatan memperoleh anggaran sebesar Rp 587,6 miliar lebih. Terdapat empat SKPD yang ada dalam bidang ini untuk mendukung penurunan angka kemiskinan tahun 2016. Masing-masing, Dinas PU, 16 program dengan 28 kegiatan memperoleh anggaran Rp 508,57 miliar lebih. Bersambung ke hal 19

Mataram (Suara NTB) Keberadaan Direktur RSUD NTB, dr. H. Mawardi Hamry, MPPM hingga kini belum diketahui pascameninggalkan rumah pada Rabu (23/3) lalu. Pihak berwenang dan keluarga terus melakukan pencarian. ‘’Melalui kesempatan ini, kami dapat menyampaikan bahwa memang benar dr. H. Mawardi Hamry. MPPM Direktur RSUD Provinsi NTB sampai saat ini belum diketahui keberadaannya dan pihak-pihak berwenang sedang terus melakukan pencarian,” kata Juru Bicara Pemprov NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM di Mataram, Minggu (27/3) siang kemarin. Yusron mengatakan, Pemprov NTB menyampaikan rasa prihatin yang mendalam khususnya kepada seluruh keluarga. Pemprov berharap pihak keluarga agar tetap tabah dan sabar. Kepada warga masyarakat NTB diminta dukungan dan doa supaya Direktur RSUD NTB tersebut segera diketahui keberadaannya dalam keadaan sehat dan selamat. “Beliau memimpin salah satu instansi pelayanan publik yang penting. Sebagaimana diketahui, saat ini sedang dilakukan penataan kualitas dan kuantitas pelayanan, seiring mulai beroperasi RSUD NTB yang baru di kawasan Dasan Cermen Kota Mataram. Bersambung ke hal 19

Terserang Penyakit, Petani Padi Cemas Mataram (Suara NTB) Petani padi sedang cemas. Pasalnya, produksi padi yang mereka harapkan agaknya akan dipanen jauh dari harapan. Petani cemas akibat serangan berbagai jenis penyakit. Sejumlah petani yang ditemui Suara NTB, Sabtu (25/3) di Lombok Timur (Lotim), mereka menyatakan merugi. Sahmat, misalnya, petani asal Denggen ini mengaku biaya yang dikeluarkan selama proses tanam hingga panen tak sebanding dengan hasil penjualannya. Ia memiliki lahan sekitar 1 hektar. Tersebar di Denggen dan Desa Kabar, Kecamatan Sakra. Tanaman padinya di areal tanam lintas kecamatan

ini kondisinya serupa. Menurutnya, penyakit padi ini datang ketika sedang berbuah. “Ada yang rusak batang, ada yang tiba-tiba bulirnya mengering dan tidak berisi. Dan ada yang terkena serangan hama wereng,” tuturnya. Merosotnya produksi padi petani tahun ini bahkan telah menjadi perbincangan antarpetani di mana-mana. Sahmat mengkalkulasi biaya yang dikeluarkan sejak pembibitan, pengolahan lahan, tanam, pemupukan, pemeliharaan sewa buruh dan mesin hingga produksi disiapkan biaya hingga Rp 10 juta. Sementara kondisi panen saat ini penjualan di bawah Rp 5

juta. Biasanya ia mendapatkan 8 ton gabah/hektar. Namun tahun ini justru hanya 3 ton yang didapat karena serangan penyakit itu. “Kalau belum berbuah tidak masalah. Ini sudah berbuah dan mau panen baru kena penyakit. Semua petani rugi. Apalagi tidak ada petugas yang bantu di lapangan, petani susah sendiri,” katanya. Sakdah, petani di Kecamatan Sakra juga mengaku produksinya turun drastis. Biasanya sekali panen di lahan yang digarapnya sampai 1,4 ton. Kini justru hasilnya hanya dua karung besar didapat. Itupun harus dipanen buru-buru. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/bul)

DISERANG PENYAKIT - Salah seorang petani di Desa Kabar Kecamatan Sakra, memeriksa padinya yang mengering setelah berbuah akibat terserang penyakit, Sabtu (26/3).


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

SUARA MATARAM

Halaman 2

Tiap Tahun, 60 ASN Diduga Pindah ke Pemkot Mataram Mataram (Suara NTB) Kota Mataram terus dilirik oleh ASN (Aparatur Sipil Negara) dari luar daerah. Apalagi TKD (Tunjangan Kinerja Daerah) relatif cukup besar. Sehingga tiap tahun, 60 ASN pindah dinas ke Pemkot Mataram.

(Suara NTB/dok)

Hj. Dewi Mardiana Ariany

Informasi yang dihimpun Suara NTB, kebanyakan ASN masuk ke Kota Mataram ini merupakan pegawai dari Lombok Barat, Bima dan Sumbawa. Perpindahan mereka disinyalir karena faktor kedekatan dan cukup rekomendasi saja. Secara aturan, proses perpindahan pe-

gawai biasa, BKD telah melayangkan surat ke BKD provinsi. Lalu BKD provinsi menindaklanjuti ke daerah di mana tujuan ASN tersebut ingin pindah. Tetapi, tidak serta pengajuan itu diterima. Menanggapi hal tersebut, Kepala BKD Kota Mataram, Dra. Hj. Dewi Mardiana

Ariany tidak menampik adanya permintaan pegawai untuk bekerja di Kota Mataram. Dewi membantah, jika jumlah tersebut mencapai 60 orang tiap tahun, melainkan sekitar 20 - 30 orang. “Bukan segitu, paling cuma 20 - 30 orang saja,” kilahnya. Pihaknya kata Dewi, menyaring pegawai mana yang bisa pindah ke kota. Dia lihat alasan seperti apa sehingga meminta pindah kerja. Kebanyakan ujarnya, tenaga guru dan kesehatan. “Tidak semudah itu masuk

ke kota,” terangnya. Apakah ada kaitannya perpindah ASN, karena besarnya TKD? Perpindahan pegawai ini, bukan masalah tunjangan kinerja melainkan faktor lain. Seperti mengikuti suami atau istri dan faktor lain sebagainya. Perpindahan pegawai ini tambahnya, harus mengikuti komponen gaji. Sebab, gaji ASN masuk ke dana alokasi umum (DAU). Tentu ini akan menyedot gaji pegawai. Sejauh ini katanya, belum ada pegawai luar kota meminta pindah karena melihat

TKD. “Yang lalu memang iya. Sekarang ndak ada,” pungkasnya. Dia menegaskan, pertimbangan menerima ASN dikarenakan ada rotasi atau disesuaikan dengan jumlah pegawai yang keluar serta pensiun. Dewi membantah, ada faktor kedekatan maupun permainan dalam proses penerimaan tersebut. “Ndak ada masuk seperti itu,” bantahnya. Pegawai yang masuk lanjutnya, melalui prosedural. “Ndak ada istilah personal dan rekomendasi,” tegasnya. (cem)

Pemkot Pasrah Jika Eks RSUD NTB Dijadikan Perkantoran Usulkan Program Pemberdayaan PERBAIKAN jalan lingkungan di Kota Mataram dikerjakan dalam dua kali penganggaran. Yakni, APBD dan APBN 2015 hingga 2016. Tahun ini, untuk lanjutan perbaikan jalan lingkungan menelan angggaran Rp 43 miliar. Namun demikian, masih ada jalan lingkungan belum tersentuh. Lurah Bertais, Lalu Mukhsan mengatakan, beberapa program diusulkan pada musyawarah pembangunan (Suara NTB/cem) bermitra masyarakat Lalu Mukhsan (MPBM) Kelurahan hingga tingkat kota. Usulan itu lebih pada perbaikan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Program fisik ini memang banyak jalan - jalan lingkungan belum tersentuh oleh Dinas Pekerjaan Umum, sehingga ini diintervensi dengan menggunakan paving blok. “Semua yang diusulkan kita kawal. Jalan lingkungan tidak diperbaiki, kita masukan dan perbaiki menggunakan paving blok,” kata Mukhsan. Paling parah sebut Mukhsan, jalan lingkungan dari Iman Safi’i menuju Datu Tuan. Ini sama sekali belum diintervensi, sehingga tahun ini diharapkan bisa diperbaiki. “Beberapa ruas jalan lingkungan sudah ada yang diperbaiki. Cuma di situ (Iman Safi’i- Datu Tuan) saja yang parah,” sebutnya. Perbaikan jalan lingkungan nantinya, diharapkan include dengan pengerjaan drainase. Drainase di beberapa lingkungan kondisinya sangat parah. Hal ini yang menyebabkan banjir dan sering dikeluhkan oleh warga. Selain program fisik, pihaknya mengusulkan program pemberdayaan. Di Bertais ujarnya, masyarakat bermatapencaharian sebagai pedagang. Kendala yang sering dihadapi dalam pengembangan usaha yakni modal. Rata - rata usaha mereka berjalan. Hal itu ditopang oleh letaknya berada di pusat perekonomian. “Sosbud juga kita masukan, untuk pengembangan usaha masyarakat,” imbuhnya. Program diusulkan tersebut, diharapkan terealisasi. Selain memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat, juga pelayanan di kelurahan, sehingga masyarakat merasakan program 100 hari kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Mataram. (cem)

Akan Diberi Sanksi KEBERADAAN tenaga honorer di sejumlah SKPD lingkup Pemkot Mataram, rupanya menjadi persoalan yang cukup serius. Terkait hal ini, Komisi I DPRD Kota Mataram baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Sekda Kota Mataram. Kunjungan ini, kata anggota Komisi I DPRD Kota Mataram, Parhan, SH., ingin mengklarifikasi persoalan terkait keberadaan tenaga honorer tersebut. Kondisi ini, tidak dibantah oleh Sekda Kota Mataram. Awalnya, banyak dari mereka yang minta mengabdi di suatu instansi lingkup Pemkot Mataram. ‘’Awal-awal sih mereka bilang, tidak digaji juga tidak apa-apa. Tapi lama-lama jumlahnya semakin banyak dan menuntut kesejahteraan layaknya pegawai lain,’’ terangnya. Komisi I, lanjutnya, telah mengingatkan kepada Sekda agar persoalan serupa tidak terulang kembali. Bahkan belum lama ini terungkap bahwa masih ada sekitar 34 tenaga honorer di Dinas Dikpora Kota Mataram. Yang disesalkan, bahwa pengangkatan 34 tenaga honor tersebut diduga tanpa berkoordinasi dengan Sekda Kota Mataram. Sebetulnya, kata Parhan, pengangkatan tenaga honor bukan dilarang sama sekali. Hanya saja, itu harus dikomunikasikan dengan Sekda. Kecuali, kalau di Kota Mataram ada pembentukan SKPD baru yang berkonsekuesi pada kebutuhan akan tenaga sopir, tenaga customer service serta penjaga kantor. Lagipula, lanjut Parhan, Sekda menyatakan bahwa Kota Mataram secara kuantitas jumlah ASN (Aparatur Sipil Negara) sudah melebihi. Tetapi memang kalau merujuk kepada kualitas, masih banyak yang perlu ditingkatkan. ‘’Kalau secara kualitas, kita (Mataram, red) memang masih kurang,’’ cetusnya. Politisi PKS ini mengatakan bahwa, Pemkot Mataram masih membolehkan pengangkatan tenaga kontrak untuk beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Seperti PU dan Bina Marga. Parhan menyarankan kepada Pemkot Mataram agar menjatuhkan sanksi kepada pimpinan SKPD yang mengangkat tenaga honor tanpa koordinasi. ‘’Untuk sanksi tahap pertama, ya dibiarkan saja dulu begitu. Tidak ada yang menggaji,’’ katanya. Karena bagaimanapun, pengangkatan tenaga honor secara diam-diam itu, akan menjadi beban pemerintah. ‘’Itu menyalahi. Karena di DPA (Daftar Pengisian Anggaran) tidak ada anggaran untuk menggaji tenaga honor itu,’’ imbuhnya. Pada bagian lain Parhan mengungkapkan sekolah-sekolah masih kekurangan tenaga untuk guru seni dan pramuka. (fit) Parhan (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Sejak beberapa waktu lalu Pemkot Mataram telah merancang desain pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) Kebon Raja di eks RSUD NTB. Pemkot berharap Gubernur NTB memberikan izin kepada Pemkot Mataram untuk menjadikan eks RSUD NTB menjadi RTH. Namun kabarnya eks RSUD NTB akan dijadikan kawasan perkantoran oleh Pemprov NTB. Dikonfirmasi terkait hal ini, Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menyampai-

kan bahwa pihaknya pasrah terhadap apapun keputusan Pemprov NTB terkait pemanfaatan eks rumah sakit tersebut. “Ya sudahlah, mungkin ada pilihan-pilihan dan barangkali itu dianggap pilihan-pilihan tepat, ya sudah kami mau bilang apa,” cetus Mohan. Ia menyampaikan pihaknya hanya mengusulkan kepada Gubernur terkait pemanfaatan lahan tersebut. Jika kemudian keputusan Gubernur menjadikan lokasi tersebut untuk membangun kantor, maka hal itu tak bisa dice-

gah pihaknya. “Kami hanya mengusulkan. Ada hal-hal yang memang tidak mampu kami kendalikan, barangkali ada kepentingan-kepentingan lain di balik rencana alih fungsi daripada eks RSUD itu,” ujarnya. “Ya kalau memang seperti itu kami tentu tidak bisa berbuat apa-apa karena kami kan menyampaikan harapan dan keinginan, itu saja,” sambungnya. Keputusan akan dijadikan apa lahan tersebut disampaikan Mohan merupakan kewenangan pihak yang memil-

ki hak atas lahan tersebut. Menurutnya jika rencana pembangunan kompleks perkantoran telah memiliki desain, maka tidak mungkin lagi diperlukan komunikasi lanjutan untuk membahas hal ini. “Kalau memang barangkali sudah sampai sejauh itu ada grand design dan perencanaannya bahwa itu alih fungsinya akan jadi kantor atau apapun selain sebagai RTH, ya kami tentu tidak bisa berbuat banyak,” jelasnya. Usulan membangun RTH juga telah disampaikan kepa-

da Gubernur. Dan semua pihak termasuk DPRD NTB menurutnya juga sudah tahu keinginan Pemkot Mataram tersebut. Rencana pembangunan RTH di eks rumah sakit yang diusulkan Pemkot Mataram juga dalam rangka memenuhi persentase ketersediaan RTH di Kota Mataram. Seperti diketahui, persentase RTH di sebuah kota yang dipersyaratkan undangundang adalah 30 persen, sementara saat ini ketersediaan RTH di Kota Mataram belum mencapai 30 persen. (ynt)

Awasi Pasar Beras, Pemkot Kerahkan Tim Yustisi

(Suara NTB/fit)

SIRAM BUNGA - Petugas Dinas Pertamanan Kota Mataram menyiram bunga yang ditanam di terusan Jalan Bung Hatta, Monjok. Bunga-bunga ini termasuk dalam 100 ribu bunga yang ditanam Dinas Pertamanan menyusul dicanangkannya ‘’Mataram Berbunga’’.

Pengusaha Hotel Diingatkan Tak Perlu Khawatir Mataram (Suara NTB) Beberapa waktu lalu PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) NTB mengharapkan kepada Pemkot Mataram untuk melakukan moratorium pembangunan hotel. Mengingat saat ini cukup banyak hotel di Kota Mataram baik hotel bintang maupun melati. Moratorium pembangunan hotel ini diperlukan untuk menghindari persaingan yang tidak sehat di antara pengusaha hotel. Namun pengusaha hotel diingatkan agar tidak perlu khawatir terkait hal tersebut. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tata Kota dan Pengawasan Bangunan (Takowasbang) Kota Mataram, Drs. H. Lalu Junaidi kepada Suara NTB belum lama ini. Menurut Junaidi, Kota Mataram yang dijadikan sebagai salah satu lokasi pusat kegiatan

nasional masih membutuhkan banyak kamar hotel. Pihaknya juga tidak mungkin menutup diri terhadap investasi. Para investor yang ingin membangun hotel di Mataram juga pasti telah punya perhitungan sehingga berani berinvestasi. “Setiap orang yang berinvestasi di sini selalu berhitung keuntungan apa yang bisa dia peroleh. Bagaimana occupancy rate terhadap hotel-hotel di Mataram, itu dihitung. Jadi kekhawatiran itu tidak perlu,” jelasnya. Mantan Inspektur Inspektorat Kota Mataram ini menyampaikan dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Mataram kerap kekurangan kamar hotel. Apalagi dalam waktu dekat akan dilaksanakan dua kegiatan nasional dimana akan mendatangkan ribuan tamu. Ia pun mempertanyakan apa alasannya jika

dapat menimbulkan persaingan tidak sehat karena setiap investor pasti akan berhitung sebelum membangun. “Tapi memang ada kecenderungan dalam bisnis, orang yang sudah membangun duluan akan khawtair akan kekurangan tamu. Tapi bagi orang yang akan membangun tentu akan penuh perhitungan, misalnya dilihat dari segi okupansi,” terangnya. Jika pembangunan hotel dihentikan, maka menurutnya pembangunan di Kota Mataram akan stagnan. “Itu kondisional saja. Sekarang Mataram ini dengan dijadikan sebagai salah satu pusat kegiatan nasional maupun internasional, kita kekurangan kamar untuk tamu-tamu yang hadir di Kota Mataram. Kalau mengacu pada hal itu (moratorium) ke depan Kota Mataram akan stagnan,” terangnya. (ynt)

Swalayan Diminta Terapkan Kantong Plastik Berbayar Mataram (Suara NTB) Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram mengingatkan agar semua swalayan yang ada di Kota Mataram dapat menerapkan kantong plastik berbayar. Sebelumnya Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sepakat melakukan uji coba per 21 Februari hingga Juni 2016. Kebijakan itu dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.1230/ PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. “Pemerintah sudah keluarkan regulasinya. Nanti akan dibuatkan perwal untuk mendukung surat edaran itu. Saat ini masih dalam tahap uji coba, jadi belum ada sanksi bagi swalayan yang belum menerapkan. Tapi kita tetap mengimbau agar swalayan yang ada di Kota Mataram segera menerapkan kantong

pelastik berbayar itu,” kata Kepala Bidang perdagangan Diskoperindag kota Mataram Uun Pujianto, di Mataram baru-baru ini. Berdasarkan penelusuran Suara NTB, terdapat beberapa swalayan yang telah menerapkan kantong plastik berbayar. Namun tidak sedikit juga yang masih memberikan kantong plastik secara gratis. Hal inilah yang diantisipasi oleh Pemkot Mataram. Sehingga berencana untuk mengeluarkan Perwal terkait keharusan swalayan menerapkan kantong berbayar itu. Meski telah diterapkan di beberapa swalayan, terlihat beberapa konsumen terkesan tetap mau membeli kantong tersebut. Padahal tujuannya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang selama ini banyak menjadi limbah. Salah satu yang menjadi penyebab masyarakat enggan beralih dari kantong plastik adalah harganya yang

murah. Dengan harga hanya Rp 200 itu, pembeli lebih memilih tetap memakai kantong plastik dari toko atau swalayan dibandingkan membawa tempat sendiri. “Kita juga mengimbau agar pasar tradisional juga menerapkan itu. Meskipun agak sulit, tapi kita lakukan secara pelan-pelan,” kata Uun. Banyak dari sampah kantong plastik tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang akhirnya dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kantong plastik tersebut berakhir di sungai dan drainase, pantai, bahkan laut dan tempat-tempat yang menyumbat saluran air. Kantong plastik baru dapat terurai 500-1000 tahun lagi. Akhirnya mendekam selamanya di sungai, laut, dan di dalam tanah. Inilah salah satu penyebab nyata banjir yang melumpuhkan beberapa daerah di Indonesia, termasuk banjir yang terjadi di Kota Mataram. (lin)

Mataram (Suara NTB) Meskipun berkali-kali ditertibkan, Pasar Beras diduga masih dijadikan lokasi transaksi prostitusi, meskipun kegiatannya tak dilakukan di tempat tersebut. Untuk mengatasi persoalan ini, Pemkot Mataram akan mengerahkan tim yustisi. Demikian disampaikan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana belum lama ini. Beberapa bulan lalu, Pemkot Mataram juga membentuk tim terpadu untuk mengawasi Pasar Beras atau Pasar Panglima pada malam hari. Namun sejak awal 2015, tim terpadu tak lagi aktif melakukan pengawasan. Mohan mengatakan pihaknya juga akan kembali mengaktifkan tim ini. Tim ini nantinya tak hanya berasal dari internal Pemkot Mataram, tapi juga akan dilibatkan TNI maupun anggota Polri. Mohan menambahkan pihaknya juga tidak hanya menyasar pengawasan di sekitar Pasar Beras yang berada di Lingkungan Karang Kauhan, Kelurahan Cakranegara Barat itu, tapi juga akan menyasar tempat-tempat yang diduga dijadikan tempat transaksi prostitusi. “Besok memang sasarannya bukan hanya Pasar Beras, tim yustisi akan bekerja secara efektif untuk penertiban di tempat-tempat yang ditengarai dijadikan tempattempat kegiatan prostitusi, termasuk juga yang di Pasar Panglima itu,” terangnya. Kasat Pol PP Kota Mataram, Chaerul Anwar, S.IP menyampaikan modus para PSK dalam bertransaksi di Pasar Beras saat ini dengan antar-jemput meng-

gunakan ojek. Chaerul mengatakan karena tak ada lagi yang berjaga di posko di sekitar Pasar Panglima, sehingga para PSK kembali beroperasi dan mangkal di tempat itu. Dan memang menurutnya dari dulu selalu seperti itu, jika banyak petugas berjaga, maka tak ada yang berani datang ke tempat tersebut. Meski demikian mereka kerap kembali mangkal di tempat tersebut. Terkadang mereka akan kembali datang ketika patroli selesai dilakukan. Beberapa waktu lalu, Lurah Cakranegara Barat, I Wayan Suwira mengatakan setelah tim terpadu tak lagi memantau kawasan itu, pihaknya mengerahkan Linmas untuk berjaga. Meski demikian pihaknya mensinyalir para PSK masih kerap datang dan nongkrong di sekitar tempat tersebut. “Tetap dipantau sama Linmas tiap malam. Tapi disinyalir masih ada wanita-wanita itu berkumpul di sana. Tapi memang untuk praktik (prostitusi) di sana sudah tidak ada,” jelas Suwira. (ynt)

Chaerul Anwar (Suara NTB/dok)


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

EKONOMI DAN BISNIS

Halaman 3

Umroh Paling Nyaman Mataram (Suara NTB) PT. Insan Cipta Mandiri (ICM) Prima tours & travel saat ini hadir di tengah masyarakat Lombok-NTB. Travel resmi dengan mengantongi izin Umrah SK Kemenag RI No.D/19 Tahun 2014 lebih menitikberatkan pada mewujudkan kenyamanan ibadah umrah bagi calon jemaah. ICM Prima adalah perusahaan yang bergerak pada jasa tours & travel umroh, merupakan biro perjalanan umrah resmi dan teregistrasi di Kementerian Agama Republik Indonesia. ICM Prima memiliki kantor

Pusat di Cipinang Jaya Raya Blok AA, No.2 Jakarta Timur, dan membuka kantor perwakilan Jl. Catur Warga No.1 Mataram. Menyiapkan paket program bagi calon jemaah yang akan menjalankan ibadah umrah selama sembilan hari paket di bulanApril, Mei dan Juni RamadhanAwal 2016. ICM Prima sendiri telah bekerjasama dengan pihak hotel di Madinah, di antaranya Mukhtara Alami/Setaraf, Sourfah/Setarah, Mukthara Alami/Setaraf. Sedangkan

(Suara NTB/bul)

Hj. Baiq Furi di Makkah, ICM Prima bekerjasama dengan hotel Haneen Firdaus, Al-Massa, Haneen Firdaus. Biasanya memberangkatkan calon jemaah umrah-nya menggunakan pesawat Garuda Indonesia, Etihad dan Emirat Arab. ICM Prima lebih fokus dan mengedepankan pada kenyamanan para calon jemaah agar perjalanan umrahnya lebih nyaman dan khusyuk. ICM Prima memberikan service dan pelayanan yang maksimal dari mulai sebelum keberangkatan hingga pulangnya, bisa dibuktikan menurut Owner-nya, Hj. Baiq Furi. Soal biaya dan harga yang murah akan tetapi dengan paket yang diberikan sesuai dengan fasilitas dan kenyamanan bagi para calon jamaah. “Karena ini ibadah, jadi kami lebih mengedepankan kekhusyukan bagi calon jemaah sehingga dari mulai keberangkatan menggunakan pesawat dan akomodasi serta fasilitas yang disediakan, sesuai dengan visi dari ICM Prima dalam mewujudkan kenyamanan bagi para calon jemaah,” katanya. Bagi para calon jemaah umrah akan mendapatkan fasilitas seperti tiket pesawat PP kelas ekonomi, visa umrah, hotel dekat dengan Masjidil Haram/Nabawi, pembimbing ibadah, makan prasmanan 3x (sesuai paket), transportasi ziarah dan guide dan air zam-zam. “Kami tidak memberikan janji manis yang tidak sesuai apa yang akan kami berikan tetapi kami lebih mengedepankan pada kenyamanan para calon jemaah sehingga niat dan harapannya menuju Rumah Allah dengan penuh kekhusyukan. Pelayanan dari ICM menjadi bagian dari ibadah, bukan hanya bisnis dan komersil,” tambahnya. “Penjelasan secara detail, kami akan datang silaturahmi di hadapan para calon jemaah sehingga para calon jemaah paham, mengerti dan jelas akan program dan paket yang kami miliki. Agar calon jemaah tidak merasa bingung dan tertipu dengan program/paket kami serta fasilitas apa saja yang kami akan berikan,” demikian Baiq Furi. (bul)

Berkah Cahaya Terang di Ruas Jalan Mataram - Kayangan Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi telah memandatkan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi NTB melakukan pengamanan di sepanjang ruas jalan Mataram – Kayangan. Mengurangi M. Husni jalan gelap dengan lampu LED 120 Watt telah dilakukan sejak tahun 2015 lalu. Jalan negara MataramKayangan (Lombok Timur) kini tidak saja memberi rasa aman bagi pengguna jalan, pun mereka yang tinggal, bahkan mencari nafkah di tepi ruas jalan beraspal mulus ini merasa telah menerima banyak manfaat penerangan jalan terang benderang nan sejuk di malam hari ini. Beberapawargayangditemui mengakui perubahan itu di malam hari. Mereka bersyukuratasprogrampengembanganbidang energi dan ketenagalistrikan ini. Inaq Salmah, salah satu dari sekian pedagang jagung di pengkolan jalan persis di kawasan PonpesNWAnjani,LombokTimur.Iamengatakan telah lebih dari sepuluhan tahun mencarinafkahdipinggirjalanyangbiasanya ramai dilewati para santri ini. “Baru dua bulanan kalau tidak salah lampunya dipasang. Terang sekali. Sudah tidak takut lagi pulang jualan di atas jam 23.00 Wita. Saya pulang ke Anjani, sejam berjalan kaki dari sini,” demikian pen-

SABTU, 28/03/2016

Inaq Salmah gakuan Inaq Salmah pada media. Sebelumnya, penerangan disiapkan sendiri para pedagang jagung. Di seberang jalan biasanya gelap jika tak ada kendaraan yang melintas. Gelap, lalu dimanfaatkan oleh pasangan muda mudi untuk berduaan. “Kita tidak tau mana laki mana perempuan kalau sudah berpasangan di pinggir jalan sana. Sekarang sudah pada malu karena sudah terang,” katanya. Seraya menambahkan, penjual jagung dan yang belanja sudah merasa lebih nyaman. Para santriwati yang kebetulan melintas juga menyebut merasa nyaman untuk bolak balik megaji di malam hari. Merekapuncenderungsudahtaktakutlagi melaksanakanrutinitasbelajarnyadiPonpes tersebut. “Syukur sudah terang, Insya Allahsudahnyaman,tidaktakutlagi,” kata Rabiah, salah satu santri Ponpes Anjani. Helmi, ojek yang biasanya mangkal di simpang empat pasar Pringgabaya juga menyatakan hal yang sama. Sejak dipasangkan lampu LED dua bulanan lalu,

Helmi ojek di pangakalan ini bisa mencari nafkah hingga larut malam. Pengguna jasa ojekpun lebih mudah dikenali. “Sebelumnya di sini banyak yang mabuk-mabukan. Kita merasa tidak nyaman, sekarang sudah terang begini tidak ada lagi yang berani. Baguslah, mestinya jalan-jalan desa juga terangnya seperti ini,” ucapnya. Herman, pemilik kounter di pinggir simpang empat Mantang, Lombok Tengah juga mengaku bisa berjualan hingga 24 jam setelah pemasangan lampu terang benderang itu. Sebelumnya di tempat itu lalu lintas jalan amburadul malam hari. Tak jarang juga terjadi kecelakaan karena pengguna jalan tak saling lihat dari masing-masing arah. “Ada sih lampu, tapi tidak hidup, dan di sini gelap. Jangankan di simpang empat ini, di jalan kuburan Mantang itu juga rawan sebelumnya. Rawan kecelakaan dan rawan keamanan. Sekarang setelah terang, jalan kapan saja malam hari tidak masalah,” akunya. Sepanjang jalan negara, dari ujung barat hingga timur provinsi ini dipasangkan lampu LED berdaya tahan 15 tahun. Sebanyak 2.000an titik telah dipasang lampu, adayanglengkap dengan tiangnya hingga yang dicantolkanditiang listrik PLN. “Saat ini lampu-lampunyasedangmasapemeliharaan. Harapan kita, setelah terpasang dan diserahkan nanti ke kabupaten/ kota, bisa dipelihara rutin. Agar tujuankitauntuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat bisa dilaksanakan bersamasama,” demikianKepalaDinas Tamben Provinsi NTB, Ir. M. Husni, M. Si dihubungi terpisah. (bul/*)


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 4

Cegah Proyek Molor

Belum Sentuh Seluruh Warga PROGRAM pemberian bantuan dari pemerintah pusat terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUBe) belum menyentuh seluruh warga miskin di Lombok Timur (Lotim). Menurut Kepala Bidang Bina Organisasi dan Bantuan Sosial (BOBS) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lotim Moh. Sabrun, penerima KUBe sejauh ini terbilang masih terbatas dan tidak semua wilayah kecamatan yang dapat. (Suara NTB/rus) Menyikapi hal itu, lanjutMoh. Sabrun nya, Pemkab Lotim sudah menyampaikan usulan ke pusat agar seluruh wilayah kecamatan di Lotim ini bisa mendapat program KUBe. Apalagi, warga miskin di Lotim ini menyebar di seluruh kecamatan. Sabrun menjelaskan, dana untuk kegiatan usaha yang dijalankan KUBe diberikan Rp 20 juta per kelompok. Dana tersebut langsung digelontorkan pemerintah pusat ke rekening kelompok masing-masing. Jajaran Disosnakertrans Lotim hanya melakukan proses administrasi. Sekarang ini, ujarnya, total KUBe yang sudah disalurkan dana mencapai 600 kelompok. Dari jumlah itu tidak ditampik banyak yang mandek dan hampir 50 persen. Rata-rata yang mandek, ungkapnya, merupakan kegiatan usahanya berupa dagang bakulan. Terhadap seluruh yang macet tersebut, pihak BOBS Disosnakertrans Lotim ini berkomitmen untuk melakukan pengawasan. Selain itu, pihaknya membangun komunikasi intensif dengan para pendamping program pemerintah pusat ini. Pasalnya, para pendamping inilah yang banyak berkutat di tengah KUBe yang dapat bantuan. Pada bagian lain, Sabrun mengaku, dari hasil evaluasi yang dilakukan, banyak kelompok yang sukses mengembangkan KUBe, khususnya yang mengembangkan kegiatan usaha ternak. ‘’Seperti ternak kambing. Semua anggota bergerak dan menikmati perkembangannya,’’ klaimnya. Banyaknya KUBe yang mandek ini memang tidak ada tuntutan harus mengembalikan. Hanya saja konsekuensinya bagi daerah akan terancam tidak dapat lagi. “Kalau banyak mandek akan dikurangi jatah kita,” ucapnya. Sejauh ini, Lotim terbilang cukup mampu melakukan pengembangan kegiatan usaha. Termasuk intens melakukan pendampingan dalam memberikan pembinaan, sehingga jatah Lotim terbanyak dari seluruh daerah di NTB. (rus)

Plt Bupati Perintahkan Pengawasan Berlapis

Giri Menang (Suara NTB) Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, mengingatkan bagi jajaran SKPD, jika pada tahun ini tidak ada proyek molor. Jika ada proyek molor dikerjakan SKPD, Plt Bupati memberi warning bagi dinas terkait bakal menerima konsekuensi atas kinerjanya tersebut.

(Suara NTB/dok)

H. Fauzan Khalid

Untuk mengantisipasi pengerjaan proyek molor, Plt Bupati pun memberlakukan pengawasan berlapis mulai dari tingkat kepala SKPD, jajaran Asisten hingga Sekda. Di samping melakukan pengawasan berlapis, pemda juga membentuk tim audit probity terkait administrasi proyek. Dibentuknya tim yang terdiri dari jajaran Inspektorat ini untuk mengantisipasi proyek bermasalah yang dikerjakan SKPD. “Tidak boleh ada proyek molor tahun ini, saya sudah gariskan itu. Untuk antisipasi proyek molor, kami lakukan pengawasan berjenjang (berlapis) mulai dari Sekda, Asisten dan Kepala SKPD,” terangnya, akhir pekan kemarin. Dalam hal ini, ujarnya,

masing-masing asisten sesuai bidangnya akan mengkoordinasikan dengan SKPD di bawahnya. Selain mengoptimalkan peranan tim pengawas proyek, pihaknya juga akan lebih banyak memerankan para asisten untuk mengawasi proyek. Menurutnya untuk menggeber SKPD dalam mengerjakan proyek, pihaknya melalui sekda telah mengirimkan surat agar SKPD segera memproses proyeknya mulai dari asistensi, tender di ULP hingga eksekusi. Selain itu, tujuan diketok APBD lebih awal tahun ini agar SKPD lebih cepat mempersiapkan segala sesuatu terkait pengerjaan proyek. Bahkan, untuk proses tender ini saja diatur sedemikian rupa agar tidak terlambat.

Nihil Realisasi Anggaran

Legislatif Isyaratkan Panggil Pimpinan SKPD Tanjung (Suara NTB) Nihilnya realisasi anggaran untuk belanja publik hingga triwulan I – 2016 ini membuat kalangan DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) gerah. Guna memperoleh klarifikasi atas tidaknya aktivitas belanja publik, DPRD secara kelembagaan akan memanggil kepala-kepala SKPD untuk dimintai keterangan. “Guna menjalankan fungsi kontrol legislatif, melalui Ketua DPRD kami akan panggil eksekutif, TAPD dan kepalakepala SKPD. Kami mempertanyakan, ada persoalan apa kok tidak ada belanja yang terealisasi padahal triwulan I sudah mau berakhir,” ujar anggota Banggar DPRD KLU, Ardianto, SH, Minggu (27/3). Bagi Ketua Fraksi Hanura ini, dirinya pesimis pelaksanaan anggaran akan mencapai angka 40 persen hingga semester I – 2016. Mengingat selama kurun APBD murni 2016 ini, banggar dan eksekutif sudah sepakat untuk mengalokasikan Rp 271 miliar belanja publik untuk 3 sektor yakni, kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Artinya nominal ini bukan dana sedikit yang harus dihabiskan. “Kami di DPRD meminta agar eksekutif jangan sampai terganggu persoalan hukum oknum tertentu. Adanya masalah hukum silakan jalan, toh ada aparatur pemerintah yang memang mengurus ini, tetapi realisasi anggaran juga harus jalan terus,” cetus Ardianto. Sebagai wakil rakyat, ia mengklaim tidak sedikit masyarakat yang mempertanyakan progres realisasi anggaran. Dibandingkan pelaksanaan anggaran tahun lalu, belanja publik sudah dilakukan setidaknya pada bulan Maret. Namun kini, jelang berakhirnya Maret belum satu rupiah pun yang dapat dibelanjakan untuk memenuhi hajat pembangunan yang telah direncanakan. Dengan pola kerja seperti yang ditunjukkan sekarang ini, DPRD sebut Ardianto, khawatir kinerja opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah tidak akan mencapai predikat WTP sebagaimana yang telah diraih tahun 2015 untuk anggaran 2014. “Jujur kami ragu WTP mampu dipertahankan kalau begini caranya. Kalau sekarang jadi WDP, maka pengelolaan keuangan mengalami kemunduran.” Lebih lanjut, total jumlah anggaran yang harus dikelola sebesar Rp 843 miliar. Dengan jumlah tersebut idealnya tidak banyak persoalan yang sedianya menghambat level eksekutif dalam mengintervensi hajat hidup 230 ribu penduduk se KLU. (ari)

banyak yang sudah masuk. Sedangkan yang lain masih berproses. Menurutnya, persoalan ini timbul, karena terkadang pembicaraan di tingkat anak buah belum tuntas, padahal di tingkat kepala SKPD tidak ada masalah. Menurutnya, masalah asistensi ini hal biasa, karena biasanya SKPD bersurat dulu ke Dinas PU untuk mempermaklumkan ada dokumen SKPD yang masuk untuk diasistensi. Selanjutnya, Dinas PU melakukan tindak lanjut. “Sebenarnya penyelesaiannya sederhana, tinggal SKPD saling koordinasi melalui telepon, kan tidak ribet,” kritiknya. Ia menambahkan, untuk mengantisipasi ada proyek bermasalah yang dikerjakan SKPD, Inspektorat melakukan audit probity mulai dari tahap perencanaan sampai tender khususnya berkaitan dengan dokumen administrasi. Sedangkan pada tahapan tender di ULP tim Inspektorat tidak masuk, karena proses lelang dilakukan terbuka dan online. (her)

Pascalibur, Kehadiran ASN di Lotim Disidak Selong (Suara NTB) – Pasca libur nasional wafatnya Isa Al Masih pada Jumat (25/3) lalu, Pemkab Lombok Timur (Lotim) membentuk tim untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) mengenai kehadiran Aparatur Sipil Negara (ASN) di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Jika ditemukan ada ASN yang bolos ataupun menambah hari libur, sanksi tegas sudah menanti. “Dalam kegiatan sidak itu, tim terbagi menjadi 10 lebih yang disebarkan ke sejumlah SKPD sampai tingkat ke kecamatan untuk melihat kehadiran ASN Lotim pascalibur hari Jumat,” terang Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setda Lotim, Muhammad Munir, Sabtu (26/3). Dari hasil sidak yang dilakukan, belum bisa diumumkan, karena masih dalam tahap perekapan. Adapun, hasil dari sidak itu akan bisa diketahui Senin (hari ini, red). “Tim memang sudah pulang, namun bagaimana hasil sidak itu

Penempatan Siswa Saat UN Tidak Perlu Dipersoalkan Selong (Suara NTB) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lotim mengklaim jika langkah Dinas Dikpora bersama UPTD kecamatan dan pihak SMAN 1 Keruak yang menempatkan salah satu siswanya untuk Ujian Nasional (UN) di Mapolsek Keruak merupakan tindakan yang sangat tepat. Pasalnya, pengalihan tempat UN bagi salah satu siswa itu untuk mengantisipasi terjadinya gesekan yang nantinya bisa berdampak terhadap kenyamanan pelaksanaan UN bagi siswa-siswa yang lain. Dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (26/3), Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) pada Dinas Dikpora Lotim, Wirno Bambang Karmeda, S.Pd, menjelaskan, dengan menempatkan siswa atas nama IB Kelas 12 di SMAN 1 Keruak mengikuti UN di kantor polisi itu merupakan langkah antisipasi. Di mana, katanya, penempatan seseorang untuk mengikuti UN di suatu tempat hanya sebatas teknis. “Kalau hanya sebatas penempatan, itu merupakan teknis dan tidak perlu dipersoalkan. Terpenting, siswa itu bisa mengikuti UN bisa aman dan nyaman dan tidak menimbulkan kerancuan bagi sekolah lain,” jelasnya. Selain itu, sambungnya, alasan Dinas Dikpora tidak hadir memenuhi panggilan dari Komisi II DPRD Lotim untuk dilakukan hearing, karena mereka menganggap jika penanganan persoalan pemberhentian salah satu siswa di SMAN 1 Keruak itu sudah selesai. Di mana, siswa yang bersangkutan sudah bisa mengikuti UN, karena nama siswa itu sudah masuk dalam Daftar Nominasi Tetap (DNT) Peserta UN tahun 2016 lingkup Dinas Dikpora Lotim. “Tuntutan mereka itu kan agar bagaimana siswa itu bisa masuk dan mengikuti UN. Nah sekarang tuntutan itu sudah kita penuhi sehingga tidak ada persoalan yang perlu diselesaikan karena semua sudah kita atasi,” jelasnya. Dengan menempatkan siswa UN di kantor polisi itu, sambungnya, maka harapannya supaya pelaksanaan UN ini dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan yang bisa merugikan siswa itu sendiri. Bahkan, aparat kepolisian setempat juga sangat menyambut baik dan siap menfasilitasi siswa yang bersangkutan, terutama dari segi tempat. (yon)

Untuk tender, ungkapnya, dibagi menjadi dua grup agar memudahkan SKPD. Begitu ketatnya proses ini, jelasnya, sehingga tidak ada alasan bagi SKPD untuk mengerjakan proyek tak tuntas alias molor. Terkait adanya persoalan asistensi yang molor, menurutnya harus diselesaikan. Hal ini terjadi, katanya, kemungkinan disebabkan adanya miskomunikasi antar-SKPD. Dalam proses ini, tidak bisa SKPD langsung sebab ada keterkaitan dengan SKPD lain. Ia meminta agar hal ini diselesaikan dengan meningkatkan komunikasi antar-SKPD. Misalnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mesti koordinasi dengan dinas lain untuk keperluan asistensi. Pun SKPD lain perlu memerlukan koordinasi dengan SKPD lainnya. Asisten II Bidang Pembangunan Setda Lobar, H. Robijono Prasitanjo, menegaskan, menyangkut molornya asistensi proyek tidak begitu banyak. Sebab, sampai saat ini sudah

bisa diketahui pada hari Senin nanti. Adapun, sejumlah sanksi tentu akan diberikan baik berupa teguran lisan, tertulis dan lainnya,”jelasnya. Menurutnya, jika mengacu pada tahun lalu, tindakan tegas yang diberikan terhadap ASN yang menambah hari libur dipotong Tunjangan Kinerja Daerah (TKD)nya, karena menambah hari libur tanpa adanya keterangan yang jelas dari ASN yang bersangkutan. “Tahun lalu ada yang dipotong TKDnya,” jelasnya. Mengetahui sejumlah sanksi sudah menanti bagi ASN yang menambah hari libur, ia berharap kepada ASN lingkup Pemkab Lotim agar tetap disiplin dan tidak menambah hari libur tanpa adanya keterangan yang jelas. Hal itu untuk memberikan tanggung jawab yang besar serta amanah yang diemban menjadi seorang ASN ini dapat dimanafaatkan dengan baik dan maksimal untuk memberikan pelayan terhadap masyarakat. (yon)

Raskin Tersendat (Suara NTB/rus)

PENAMBANGAN - Kegiatan tambang MBLB di wilayah Pengadangan Kecamatan Pringgasela Lotim. Pihak Satpol PP mengaku masih kesulitan dalam melakukan penertiban di lapangan.

MBLB Masih Jadi Dilema di Lotim Selong (Suara NTB) Kegiatan tambang Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) masih jadi masalah dilematis. Pasalnya, ratusan lokasi tambang yang terdeteksi belum bisa ditertibkan. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lotim, Salmun Rahman, mengaku kesulitan dalam proses penertiban kegiatan MBLB di lapangan. Dalam hal ini, pihaknya tidak bisa membiarkan dan terus berupaya untuk memberikan penyadaran dan sosialisasi ke pelaku penambang ilegal. Di sisi lain, Satpol PP tidak bisa langsung memberikan tindakan tegas kepada para penambang, karena tidak memiliki kewenangan untuk menangkap. “Pol PP kan bersifat non yustisia, tugasnya kita hanya temukan masalah, hentikan dan laporkan. Tidak punya punya kewenangan menyidik,” terangnya. “Kalau

ada kewenangan penegakan hukum, pasti banyak yang akan kita sel,” tambahnya. Kabupaten Lotim, katanya, merupakan daerah yang kaya MBLB. Saat dilakukan penertiban, pihaknya merasa kesulitan, karena warga melakukan kegiatan penambangan di halaman tanahnya sendiri. Sementara di satu sisi, Pemkab Lotim sudah mengharuskan para penambang tetap membayar pajak. Untuk menertibkan semua kegiatan tambang jelas tidak bisa dilakukan secara efektif. Satpol PP lanjutnya hanya bisa mengefektifkan penarikan yang keluar. Disebutkan tahun 2016 ini ditarget pajak dari MBLB ini Rp 7,6 miliar. Jumlah ini diyakini jauh lebih besar dari sebelumnya Rp 3 miliar. Angka yang ditarik Pemkab Lotim Rp 12 ribu/kubik diakui sejatinya sangat kecil. Karena di Bali saja sudah tembus Rp 70 ribu/ kubik. “Kita Rp 12 ribu/kubik diprotes lagi,” paparnya.

Pantauan Suara NTB di wilayah Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lotim, kegiatan tambang MBLB terbilang makin marak. Aktivitas penggalian yang dilakukan warga sudah lama berlangsung. Masing-masing warga mengaku menjadi pemilik lahan dan langsung sebagai penggalinya. Seperti Mamiq Adi yang menyebut dirinya hanya melakukan kegiatan tambang di belakang rumahnya. Diakui kegiatan penggalian yang dilakukan tidak mengantongi izin resmi dari pemerintah daerah, karena dilakukan di atas lahan milik sendiri. Pascapenertiban yang dilakukan Satpol PP beberapa bulan terakhir ini dinilai cukup mengganggu kegiatan tambang yang dilakukan. Pasalnya, harga material terpaksa dinaikkan dari harga sebelumnya. Material seperti batu kerikil saat ini dijual Rp 600 ribu sebelumnya bisa Rp 400 ribu. (rus)

Lotim Pastikan Bukan Masalah Produksi Selong (Suara NTB) Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Lombok Timur (Lotim) memastikan tersendatnya proses distribusi beras miskin (raskin) bukan karena ada masalah pada produksi padi di Lotim. Sebaliknya produksi saat ini petani justru sudah mulai panen. Bahkan, panen raya diprediksi April mendatang. Penegasan ini disampaikan Kepala Bidang Produksi Distannak Lotim, H. Badaruddin kepada Suara NTB, Minggu (27/3). Menurutnya, Badan Urusan Logistik (Bulog) terbatas dalam menyerap gabah petani, karena standar pengadaan beras mengacu pada harga pembelian pemerintah (HPP). Diketahui, HPP yang berlaku sejauh ini hanya bisa diakukan Bulog saat panen raya. Pasalnya, di luar masa panen raya harga gabah di tingkat petani terbilang cukup mahal. Jika HPP Rp 3.600/kg setara beras, di petani berlaku Rp 4.000/kg setara beras. Produksi gabah petani di Kabupaten Lotim ini seharusnya terus terlihat di tengah petani. Namun pihak Bulog tidak mampu membeli diduga karena kalah saing dengan pembeli lain. Beras-beras Lotim juga banyak yang dibawa keluar daerah, termasuk

ke Jawa Timur. Badarudin mengaku, pengusaha-pengusaha dari Jawa Timur banyak mengambil beras dari Lotim lalu dimasukkan ke Bulog yang ada di Jatim. Sehingga informasi akan mendatangkan beras dari Jatim itu sejatinya diklaim Lotim merupakan beras dari Lotim. Hal ini juga sebelumnya pernah ditegaskan Wakil Bupati Lotim, H. Haerul Warisin. Meski berbeda pandangan dari Gubernur NTB soal mendatangkan beras, Wabup Lotim mengaku kedatangan beras dari Jatim itu tidak masalah didatangkan ke NTB. Pihak Bulog tahun 2016 ini memiliki komitmen untuk melakukan pengadaan. Peranan Bulog sangat penting sebagai penyangga saat harga pangan utama masyarakat ini terjadi lonjakan harga yang tajam. Diketahui, mekanisme pengadaan beras di lakukan pihak Bulog sejauh ini dengan menjalin kerjasama dengan para mitra. Kepala Sub Divisi Regional Bulog Lotim, Syaifuddin sebelumnya menjelaskan, Bulog dalam pengadaan sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Terutama masalah harga tetap harus sesuai dengan HPP. (rus)


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

SUARA PULAU LOMBOK

ASN di Lobar Banyak yang ”Kudis”

Kadis Dikbud Lobar Resmikan Taman Belajar di Sekotong ANAK-anak pesisir di Teluk Gok, Dusun Medang Desa Sekotong Barat yang selama ini dihantui putus sekolah lantaran lokasi sekolah jauh, bisa sedikit tersenyum lega. Lantaran puluhan anak-anak pesisir ini bakal bisa melanjutkan pendidikan setara SMP, menyusul Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat (Lobar), H. Ilham, MPd, memfasilitasi pembukaan pelayanan pendidikan SMP terbuka. Anak-anak setempat bisa melanjutkan sekolah di SMP terbuka yang akan dibuka di SDN 2 Sekotong Barat. Menurut Kepala Dinas Dikbud H. Ilham ketika meresmikan Taman Belajar Pelangi yang dibangun Sanggar Belajar Rumah Cerdas, taman belajar ini dibangun untuk membantu anak pesisir mendapatkan pendidikan. Alasannya, anak pesisir di daerah itu banyak yang putus sekolah, karena sulitnya melanjutkan pendidikan. Apalagi, lokasi sekolah yang jauh dari pemukiman. Pihaknya menyambut baik dibangunnya taman belajar yang diinisiasi Rumah Cerdas. Sebab keberadaan taman belajar dinilai membantu dinas untuk memberi pelayanan kepada anak pesisir di daerah terpencil. “Kami berterima kasih kepada Ketua Sanggar Belajar Rumah Cerdas, Ibu Evi yang telah membangun taman belajar untuk anak-anak pesisir di daerah ini. Ini sangat membantu memudahkan anak-anak pesisir yang terpencil mendapatkan pelayanan pendidikan,” kata H Ilham didampingi istri, Hj Erni Zuhara. Hadir pada kesempatan itu, Ketua Lembaga Sanggar Belajar Rumah Cerdas, Evi Febriana dan Suami, sejumlah tokoh masyarakat setempat, ratusan warga serta Babinkamtibmaspol. Dikatakan, pihaknya akan berupaya untuk mempermudah anakanak pesisir setempat mendapatkan pendidikan setara SMP. Pihaknya akan memfasilitasi pelayanan pendidikan SMP terbuka yang terpusat di SMPN 1 Sekotong. Pelayanan SMP terbuka ini bakal diperluas ke daerah setempat dengan membuka Tempat Kegiatan Belajar (TKB) di SDN 2 Tawun, di mana anak-anak pesisir setempat menempuh pendidikan saat ini. TKB ini, jelasnya akan disiapkan di SDN 2 Tawun di mana anak-anak pesisir bersekolah. Terkait hal ini, pihaknya akan memanggil Kepala SMPN 1 Sekotong untuk membahasnya. Teknis pelaksanaannya nanti, para guru SMP Terbuka di SMPN 1 Sekotong bakal diminta membuat jadwal mengajar di TKB. Jadwal mengajar guru-guru ini nanti bisa dua kali seminggu, tergantung kesepakatan. Bisa juga, katanya, guru SD setempat mengajar. Para guru ini nantinya diberikan honor sesuai jamnya mengajar. Dalam hal ini, pihaknya akan terus mengawal kegiatan TKB di daerah itu. Sebab bagaimana pun pemerintah harus menjamin anak-anak bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama. Jangan sampai, katanya, akibat lokasi yang terisolir, karena dibatasi bukit anak-anak pesisir di daerah setempat tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai. Lebih-lebih katanya, jalan menuju sekolah sangatlah berbahaya. Ia bersama istri pun berkesempatan menjajal jalur yang biasa ditempuh anak-anak ke sekolah. Menurutnya, jalur itu sangat berbahaya untuk anakanak seusia SD. Karena itu, ia berjanji akan melaporkan hal ini ke Plt Bupati untuk selanjutnya mendapatkan penanganan dari dinas terkait. Sebab jumlah KK yang tinggal di daerah terpencil tersebut lumayan banyak mencapai 63 KK. Selain memberi fasilitasi berupa pelayanan SMP terbuka, pihaknya juga mendorong para orang tua murid untuk terus mendukung putra-putrinya melanjutkan pendidikan. Jangan sampai, katanya, semangat orang tua kendor, sehingga berdampak kepada anak-anak. Pihaknya pada kesempatan itu menyumbangkan buku bagi anakanak dan orang tua. Tidak hanya itu, pihaknya akan berupaya memfasilitasi program beasiswa bagi anak-anak terpencil. Sementara itu, Ketua Sanggar Belajar Rumah Cerdas, Evi Febriana menyatakan, dibangunnya Taman Belajar Pelangi di daerah pesisir Teluk Gok merupakan bentuk perhatian terhadap pendidikan anak-anak setempat yang banyak putus sekolah. Taman belajar ini dibangun untuk mengantisipasi anak-anak di daerah Pesisir Teluk Gok, Dusun Medang Desa Sekotong Barat yang banyak terancam putus sekolah. (her)

(Suara NTB/her)

RESMIKAN - Kepala Dinas Dikbud Lobar M. Ilham didampingi istri dan Ketua Lembaga Sanggar Belajar Rumah Cerdas meresmikan taman belajar untuk anak terpencil di Sekotong Barat.

Disdukcapil Loteng Sasar Anak Tanpa Akta Kelahiran Praya (Suara NTB) Program sambang desa yang digelar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Lombok Tengah (Loteng), berupa pelayanan pengurusan dan pembuatan dokumen kependudukan langsung di kecamatan, Senin (28/3) hari ini dimulai. Fokus utama,menyasar seluruh anak yang belum memiliki akta kelahiran. Di samping pelayanan pengurusan dokumen kependudukan lainnya. “Kita akan mulai dari Kecamatan Pujut,” sebut Kepala Disdukcapil Loteng, H. Darwis, SH, kepada Suara NTB, Sabtu (26/3). Selama tiga hari, kemudian berkeliling di semua kecamatan hingga terakhir di Kecamatan Batukliang Utara, sehingga total kegiatan akan berlangsung lebih dari satu bulan. Ia menjelaskan, penuntasan penerbitan akta kelahiran bagi anak yang belum memiliki menjadi fokus utama program, karena masih banyak anak-anak di Loteng yang sampai saat ini belum memiliki akta kelahiran. Padahal pemerintah pusat telah menargetkan akhir tahun 2015 lalu, persentase kepemilikan akte kelahiran paling tidak sudah mencapai 75 persen dari total penduduk. Sementara yang sudah dicapai masih di bawah 40 persen. Artinya, masih banyak anak atau penduduk Loteng yang belum memiliki akta kelahiran. Padahal akta kelahiran merupakan hak dasar atas dokumen kependudukan yang harus dimiliki oleh setiap penduduk di daerah ini. “Melalui program ini, anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran bisa kita tuntaskan,” janjinya. (kir)

Halaman 5

Giri Menang (Suara NTB) Plt Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, menyoroti banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lobar yang belum maksimal dalam bekerja. Atas kondisi ini, Plt Bupati meminta jajaran terkait yang mengawasi kinerja dan disiplin pegawai lebih meningkatkan pengawasan.

(Suara NTB/her)

MENUMPUK - Antrean truk dan penumpang menumpuk di Pelabuhan Lembar akibat perubahan jadwal yang dilakukan secara mendadak.

Jadwal Berubah, Penumpang Menumpuk di Pelabuhan Lembar Giri Menang (Suara NTB) Penyeberangan penumpang dan truk di Pelabuhan Lembar mengalami sedikit kendala lantaran perubahan jadwal penyeberangan dadakan. Akibat perubahan ini, penyeberangan penumpang dan truk mengalami kemoloran 2 jam. Jadwal keberangkatan berubah dari seharusnya 1 jam. Anehnya perubahan jadwal ini belum disosialisasikan ke masyarakat. Akibatnya, terjadi penumpukan truk dan penumpang di pelataran parkir pelabuhan. Pantauan koran ini Minggu (27/3) pagi di Pelabuhan Lembar, puluhan truk antre untuk menyeberang ke Padangbai Bali. Para sopir dan penumpang menunggu di pelabuhan dan kantin pelabuhan. Menurut seorang sopir kejadian ini kerap kali, setelah adanya perubahan jadwal penyeberangan. Diakui, perubahan jadwal ini tidak disosialisasikan ke penumpang dan para sopir truk. “Perubahan jadw-

al ini tiba-tiba saja, tidak ada sosialisasi ke penbumpang dan sopir truk,” akunya. Adanya kemoloran penyeberangan, sedikit tidak mengganggu karena waktu sampai ke tujuan menjadi molor. Khusus truk pengangkut barang dan komoditi lainnya, menjadi sedikit lebih lama di jalan, sehingga dari sisi ekonomi rugi. Ia berharap, perubahan jadwal ini dibarengi dengan sosialisasi dan kecepatan pelayanan. Sebab, penumpang ingin pelayanan yang terbaik. Komentar senada disampaikan Divisi Humas PT. Indonesian Ferry ASDP Pelabuhan Lembar, Deni Nurdiana. Deni mengaku terjadi perubahan jadwal penyeberangan secara dadakan, sehingga berdampak pada proses penyeberangan. Perubahan jadwal ini, jelasnya, sedikit berimbas pada penyeberangan, karena biasanya waktu tunggu 1 jam, namun berubah menjadi 2 jam. Terpisah, Koordinator OPP Lembar, Nelson Dallo menya-

takan, terkait perubahan jadwal tersebut ia menampik dadakan. Menurutnya, pemberlakuan jadwal ini masih tahap uji coba dan belum diberlakukan permanen. Uji coba dilakukan pada jam sepi, seperti jam 04.00 pagi sampai siang. Uji coba ini berlaku mulai tanggal 24 Maret lalu. “Ini uji coba saja mulai tanggal 24 Maret lalu, masih kami evaluasi,” akunya. Uji coba perubahan jadwal ini dilakukan, mengingat kondisi penyeberangan di waktu tertentu sepi, sehingga kapal yang berangkat menyeberang ke Padangbai sepi penumpang, supaya ada muatan di jam yang sepi. ‘’Sebab kasihan, jika berangkat tanpa penumpang, ongkos BBM mahal,’’ ungkapnya. Pemberlakuan uji coba ini akan berakhir Senin ini dan dikembalikan ke jadwal awal. Sebab Hasil evaluasi dari uji coba ini, jelasnya, terjadi penumpukan di Pelabuhan Padangbai, sehingga terjadi aksi demo akibat terlalu lama menunggu penyeberangan. (her)

Izin UNIQBA Segera Keluar Praya (Suara NTB) Lembaga pendidikan tinggi di Yayasan Qamarul Huda Bagu Pringgarata Lombok Tengah (Loteng) bakal bertambah dalam waktu dekat. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) dijadwalkan segera mengeluarkan izin Universitas Qamarul Huda Badaruddin (UNIQBA) Bagu. “Alhamdulillah Pak Menteri (Menristek dan Dikti) sudah memberikan isyarat, bakal segera mengeluarkan izin dan rekomendasi berdirinya Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu. Jika tidak ada halangan berarti, izin ini akan diserahkan langsung tanggal 2 April mendatang sekaligus menjadi kado Hari Ulang Tahun Yayasan Qamarul Huda Bagu,’’ ungkap Pendiri dan Pembina Yayasan Qamarul Huda, TGH. L. M. Turmudzi Badruddin, kepada Suara NTB, Sabtu (26/3). Ia menjelaskan, perjuangan untuk bisa memperoleh izin berdirinya universitas tersebut tidak ringan, karena butuh kerja keras dan waktu yang cukup panjang. ‘’Bayangkan keinginan untuk bisa mendirikan sebuah universitas sudah didengungkan sejak puluhan tahun yang lalu. Namun baru sekarang ini bisa

terwujud,’’ akunya. Terwujudnya universitas ini, ujarnya, tidak lepas dari dukungan seluruh elemen masyarakat di daerah ini, termasuk pemerintah daerah yang terus memberikan dukungan bagi perkembangan Yayasan Qamarul Huda Bagu, sehingga bisa segera memiliki perguruan tinggi sekelas universitas. “Jadi ini bukan semata-mata keberhasilan Yayasan Qamarul Huda saja. Tetapi merupakan keberhasilan masyarakat di daerah ini,” klaimnya. Tokoh karismatik Loteng ini pun berharap, keberadaan UNIQBA itu nantinya bisa semakin memperkuat peran dan fungsi Yayasan Qamarul Huda, dalam rangka mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Loteng pada khususnya, maupun NTB dan Indonesia pada umumnya, sehingga masyarakat Loteng bisa makin berdaya saing. Setelah UNIQBA berdiri, ujarnya, target selanjutnya adalah membentuk Fakultas Kedokteran dan memiliki rumah sakit sendiri. Di mana, untuk bisa membentuk Fakultas Kedokteran, syarat salah satu syarat utamanya adalah harus memiliki rumah sakit. “Ini citacita ke depan,” terangnya.

Sementara itu, Ketua STIKES Qamarul Huda, Dr. H. Menap, SKP.M.Kes., mengatakan, UNIQBA Bagu akan memiliki empat fakultas, yakni Fakultas Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Pendidikan Agama Islam (FPAI) dan Fakultas Teknik Komputer dengan 13 program studi (prodi) di dalamnya. Saat ini, ujarnya, proses pengusulan pendirian UNIQBA Bagu sudah masuk tahap evaluasi akhir. Di mana pihaknya sudah menyerahkan beberapa persyaratan pendukung lainnya dan tinggal menunggu pengesahan dari pemerintah pusat. “Prinsipnya semua persyaratan sudah kita penuhi. Kini tinggal tunggu izin pemerintah saja,” ungkapnya. Melihat proses yang sudah berjalan, pihaknya sangat optimis UNIQBA Bagu bisa segera berdiri. Bahkan pihaknya menargetkan mulai tahun ajaran ini, penerimaan mahasiswa baru sudah menggunakan payung UNIQBA Bagu. “UNIQBA ini kan merupakan penggabungan dari beberapa Sekolah Tinggi yang ada di bawah Yayasan Qamarul Huda Baru, sehingga pengelolaan manajemennya satu,” tegas Menap. (kir)

“Masalah kudis (kurang disiplin) di kalangan Pemda Lobar ini masih menjadi persoalan,” akunya pada Suara NTB, akhir pekan kemarin. Terkait disiplin ASN ini, jelasnya, merupakan tugas bersama untuk terus menggenjot, karena menyangkut kesadaran pribadi. Pemda Lobar, ujarnya, terus menekankan melalui pengawasan internal melalui Inspektorat dan BKD. Bagi ASN yang masih kudis, jelasnya, terus diberikan pembinaan. Jika ASN masih membandel, maka tentunya ditempuh pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan. Terhadap ASN yang kudis akan dilakukan pembinaan di BKD. Termasuk ada ASN yang bermasalah dengan hukum, sehingga perlu ditangani. Sementara Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Lobar, Hj. Baiq Eva Nurcahyaningish mengakui, masalah disiplin di kalangan ASN sulit dihilangkan. Karena itu, untuk menumbuhkan kesadaran disiplin pihaknya bersama Plt Bupati dan sekda turun sidak setiap pekan. “Sekali sepekan kami lakukan sidak, turun ke SKPD menggunakan sepeda ke masing-masing SKPD,” akunya. Untuk menumbuhkan disiplin pegawai, jelasnya, atasan di SKPD perlu memberi teladan yang baik. Kepala SKPD mesti menunjukkan disiplin setiap hari kerja, supaya bawahannya bisa mencontoh. Misalnya, masuk kantor sesuai ketentuan pukul 7.30 Wita dan pulang pukul 16.00 wita. Namun masih ada ASN yang masuk kantor pukul 8.00 atau jam 9. 00. Wita. Hal inilah, jelasnya, menjadi perhatian, agar ASN tepat waktu masuk kantor. Bagi ASN yang sulit dibina karena kudis, jelasnya pemda akan memberi sanksi tegas sesuai ketentuan. Terkait ben-

(Suara NTB/dok)

Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih tuk sanksi masih dicarikan formula supaya ASN bisa sadar. Sesuai ketentuan, katanya, jika ASN tidak masuk selama 30 hari, maka dijatuhkan sanksi berupa teguran hingga pemecatan. Selain ASN bermasalah disiplin, pihaknya juga mencatat sejumlah ASN yang terlibat kasus narkoba. ASN yang terlibat kasus narkoba tidak ada ampun dan bakal dijatuhkan sanksi keras. Sejauh ini dari laporan, ada satu oknum ASN yang tersangkut kasus narkoba, yakni LZ, ASN di Badan Perizinan. Yang bersangkutan, ujarnya, saat ini menjalani hukuman diberhentikan sementara dari status PNS. Tindakan selanjutnya yang bakal dikenakan kepada oknum masih menunggu proses hukumnya di aparat. “Nanti setelah ingkrah pasti disanksi, sanksinya bisa pemecatan,” tegasnya. Selain tersangkut kasus narkoba oknum ini juga kurang disiplin. Menurut catatan SKPD tempatnya bertugas, bersangkutan jarang masuk, bahkan tengah dibina. Akan tetapi oknum ini kembali bermasalah narkoba sehingga semakin kuat dasar untuk menjatuhkan sanksi pemecatan. (her)

Proyek GOR Mini Belum Selesai Giri Menang (Suara NTB) Proyek Gelanggang Olah Raga (GOR) Mini Lombok Barat (Lobar) yang terletak di jalur utama Gerung-Mataram sampai sekarang belum bisa dimanfaatkan, lantaran bangunan itu belum selesai dibangun. Proyek ini telah menelan anggaran lumayan besar yakni Rp 7 miliar dari perkiraan anggaran yang diperlukan Rp 10 miliar. Untuk menuntaskan proyek ini, masih membutuhkan dana besar. Tahun ini Pemda Lobar dana sebesar Rp 3,5 miliar. “Butuh waktu dua tahun lagi untuk menuntaskan proyek itu, diperkirakan 2018,” ungkap Plt Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid akhir pekan kemarin. Ia menyatakan, total angaran APBD yang digelontorkan untuk proyek ini sebesar Rp 7 miliar. Pengerjaan proyek GOR Mini pada tahap pertama dimulai tahun 2014 telah meng-

habiskan anggaran sebesar Rp 4 miliar. Dengan dana itu GOR lagi membutuhkan anggaran sebesar Rp 3,8 miliar pada tahun 2015. Dengan dana itupun tidak tuntas, pihak pemda pun tahun ini kembali menganggarkan Rp 3,5 miliar untuk pembangunan atap dan samping-sampingnya. Sejauh ini, katanya, pengerjaan proyek tidak ada persoalan. Setiap tahap diselesaikan selalu diaudit dengan hasil yang baik. Oleh karena itu, tidak ada bangunan yang mangkrak. Kalau mangkrak tentu tidak akan dilanjutkan. Proyek GOR ini diketahui pada awal pembangunannya sempat ditinggal kontraktornya. Kontraktor pertama yang mengerjakan dari Jawa. Lalu tahun kedua, pengerjaan proyek ini tidak menuai kendala. Meski sempat tak mencapai target, namun hingga akhir tahun bisa selesai sesuai tahapannya. (her)

Rawan Transaksional, Pemilihan Wabup Harus Diawasi Perebutan kursi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Lombok Barat (Lobar) diperkirakan akan memanas setelah pelantikan Bupati Lobar definitif dalam waktu dekat ini. Setelah pelantikan bupati, partai politik (parpol) pengusung bakal mengajukan namanama cawabup yang diusung ke bupati. Selanjutnya bupati memilih dua nama calon untuk dipilih di DPRD Lobar. PADA proses pemilihan orang nomor dua di Lobar yang nanti berlangsung di DPRD inilah disinyalir bakal rawan

transaksi uang. Pasalnya, supaya mulus menjadi wabup para calon bisa saja menggunakan uang. Tidak itu saja,

parpol pengusung bukan tidak mungkin tidak meminta dana kepada calon yang diusung. Untuk mencegah adanya transaksi uang pada proses pemilihan wabup, aparat penegak hukum (APH), dalam hal ini kejaksaan, kepolisian bahkan KPK diminta turun melakukan pengawasan terhadap jalannya proses pemilihan wabup. Ketua LSM Gompar Watch, Muhazzam Fadli kepada Suara NTB, mengaku, adanya sinyalemen terjadinya politik transaksional bukan tanpa dasar. Namun hal itu telah beredar di tingkat bawah. Bahkan, katanya dari informasi yang ia peroleh, untuk satu suara telah dipatok nilai uang yang dipasang. Menurutnya transaksi politik tidak saja rawan terjadi di kalangan DPRD, namun di

parpol pengusung pun juga rawan terjadi. Sebab bukan tidak mungkin parpol pengusung ini tidak meminta dana kepada calon yang diusung. Karena itu, jelasnya, pihaknya bersama dengan LSM lain di Lobar bakal melakukan pengawasan. Pihaknya juga akan segera bersurat ke pihak kejaksaan untuk ikut melakukan pengawasan. Modelnya nanti, jelas Muhazzam, apakah perlu sharing informasi terkait transaksi politik baik yang dilihat dan diketahui. Untuk itu, ia berharap kepada kalangan DPRD betulbetul objektif dan realistis dalam memilih wabup. Jangan sampai, katanya, DPRD mengutamakan politik transaksional itu. “Mari mulai membangun Lobar ini, dengan awal yang bersih, tanpa transaksi,” harapnya. Terkait langkah melakukan pengawasan ini jelasnya, ia bersama LSM lain akan menggelar pertemuan untuk membahas seperti apa langkahnya. Ia secara bersamasama akan bersurat bersama ke Kejaksaan, bila perlu pi-

haknya akan menggelar hearing ke Kejaksaan untuk mengajak terlibat melakukan pengawasan proses pemilihan wabup. Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Lobar, Hj. Sumiatun membantah adanya sinyalemen jika akan ada transaksi uang pada pemilihan wabup nantinya. Sejauh ini kata Politisi Golkar ini, pihak dewan belum pernah membahas masalah dana. “Tidak ada praktik uang di sini, jadi kami telah menekankan ke semua anggota,” tegas Ketua DPRD. Menurutnya, anggota DPRD tidak berani melakukan itu, karena takut ditangkap KPK. Sebab, pemilihan wabup ini merupakan kewajiban dari DPRD, sehingga tidak dibayar pun mereka wajib melakukan pemilihan. Jika nantinya diusung dari Golkar, ia memastikan tidak ada menggunakan uang. Caranya, kata Hj. Sumiatun, setelah jadi wabup barulah nanti bersama Dewan lain begibung (berbagi). Ia berharap kalangan DPRD, tulus dan ikhlas dalam memilih wabup. (her)


SUARA PULAU SUMBAWA

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Halaman 6

BPMPD KSB Gelar Rakor Persiapan Pameran TTG Tingkat Provinsi

(Suara NTB/bug)

RAKOR - Kegiatan Rakor TTG yang dilaksanakan oleh BPMPD KSB, Kamis (24/3), di ruang rapat 2 Setda KSB.

Seniman Internasional akan Hadir di Gili Tapan Sumbawa Besar (Suara NTB) Festival World Music yang mengutamakan Musik Gambus Lautan, bakal hadir sebagai tema utama kegiatan yang dipusatkan di Gili Tapan dan Gili Ngali kawasan Teluk Saleh, Sumbawa, sebagai bagian dari kegiatan Pesona Festival Tambora. Rencananya kegiatan bakal diramaikan sejumlah seniman internasional. Kurator Taufik Rahzen, Minggu (27/3) menjelaskan, Kawasan Teluk Saleh merupakan tempat pertemuan hampir semua suku laut di Indonesia. Samawa, Mbojo, Sasak, Makassar, Bugis, Maluku, Buton, Bajo, Madura, Timor, Mandar, dan Melayu. Melalui perhelatan dan pertunjukan musik ini, diharapkan mempersatukan tradisi gambus lautan dalam bentuk silaturahmi, pembelajaran bersama dan upacara. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan di Gili Tapan, yang secara geografis terletak di tengah meredian Indonesia, menyimbulkan keseimbangan jalan tengah, harmoni dan perdamaian. Kegiatan akan dilakukan selama tiga hari, 9-11 April. Hari pertama, kedatangan dan silaturahmi peserta, sebelum Pembukaan oleh Bupati Sumbawa. Pertunjukan Golden Hour, Larungan Lampion, Alunan Gambus Lautan. Pada hari kedua, Alunan Gambus pagi tradisional, berlayar ke Pulau Gambus: upacara penghargaan dan rasa syukur, Golden Hour, Tapan Tambora Performance, Antology. Memasuki hari ketiga alunan gambus pagi, kontemporer, lokakarya, pertunjukan kolaborasi Golden Hour, makan bersama dan isoma, Alunan gambus World Music, penyerahan hadiah dan cinderamata, layaran lampion dan api unggun. “Seluruh seniman yang terlibat dengan jumlah penonton sekitar 300 orang, termasuk seniman Internasional,” terangnya. Selain itu, ada pula kegiatan Hajat Laut dan Parade Perahu (HLPP). Sebuah upacara laut yang diselenggarakan saat mulainya letusan Tambora hingga puncaknya 9-11 April. Upacara ini merupakan tolak bala sekaligus rasa syukur komunitas nelayan Teluk Saleh terhadap pengalaman sejarah. Ada tiga bagian hajat laut, yakni pertama, Doa bersama di Masjid Asmaul Husna, mengkhatamkan Quran. Makan bersama di perahu batu. Pelayaran perahu miniatur dan hasil laut yang dilayarkan bersama perahu lampion. Kedua, Kompetisi memancing dengan layangan di Teluk Saleh, yang diikuti oleh seluruh komunitas yang ada. Hadiah diserahkan di acara puncak Alunan Gambus Lautan. Ketiga, Parade Perahu Hias, yang dilayangkan menjelang pembukaan acara puncak Festival Pesona Tambora di Doro Ncanga. (arn)

(Suara NTB/bul)

Taliwang (Suara NTB) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mulai menggelar rangkaian agenda persiapan pelaksanaan pameran Teknologi Tepat Guna tingkat provinsi NTB. Sebagai koordinator perhelatan TTG tingkat provinsi NTB, BPMPD KSB, Kamis lalu, menggelar rapat koordinasi pertamanya dengan menghadirkan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Polres KSB dan sejumlah pihak lainnya yang dilibatkan untuk menyukseskan kegiatan skala regional tersebut. Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh bupati KSB Dr. Ir. W. Musyafirin, MM dan Plt. Sekda KSB, Abdul Azis, MH. Kepala BPMPD KSB, Ibrahim, S.Sos menyampaikan, rakor ini merupakan pertemuan perdana untuk mempersiapkan daerah yang telah dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan TTG tingkat provinsi NTB. “Kegiatan hari ini sekaligus pemberitahuan kepada pihak-pihak lainnya bahwa Pemda KSB meminta peran aktif semuanya agar acara ini bisa sukses. Dan dalam kesempatan ini kita juga akan melakukan pembentukan kepanitiaannya,” katanya saat membuka rakor. Sebagai koordinator, Ibrahim mengaku, pihaknya telah membuat rancangan buram terkait beberapa aspek persiapan untuk acara TTG tingkat provinsi itu. Ia mencontohkan, soal desain lokasi BPMPD telah menyiapkan sebanyak 20 terop (tenda) yang akan dimanfaatkan sebagai stand pameran oleh peserta. “Ini contoh saja. Tentu akan perlu penyempurnaan dan harapan kami dari pertemuan seperti ini ada saran lainnya supaya persiapan kita lebih maksimal lagi,” ujarnya. Untuk lokasi sendiri, sesuai dengan rencana awal BPMPD KSB telah menetapkan di Alun-alun kota Taliwang. Menurut Ibrahim lokasi ini telah final dengan terbitnya SK bupati. “Untuk lokasinya sudah final. Nah kalau ada sumbang saran soal penataan lokasi, kita akan bicarakan di sini. Dan satu lagi untuk penataan stand kita serahkan ke masing-masing SKPD yang akan menggunakannya,” urainya. Plt. Sekda KSB, Abdul Azis, MH dalam rakor meminta agar persiapan dilakukan secara matang. Tidak saja untuk hal teknis, hal-hal bersifat dukungan pun harus diperhatikan oleh pihak kepanitiaan. “Acara ini tingkat provinsi. Jadi semua hal harus sedapat mungkin dipersiapkan agar bisa memberikan kenyamanan kepada peserta pengunjung pameran nantinya,” tegasnya. Beberapa hal yang menjadi penekanan Abdul Azis, seperti soal penataan panggung dan stand pameran harus didesain secara representatif. Demikian pula untuk dukungan seperti suplai listrik selama kegiatan berlangsung agar tidak terjadi gangguan. “Saya minta panitia nanti berkoordinasi dengan PLN soal listrik ini. Upayakan selama hari pelaksanaan tidak ada pemadaman untuk lokasi kegiatan dan sekitarnya,” pintanya. Sementara itu Bupati KSB, H. W. Musyafirin pada kesempatan itu meminta agar semua pihak yang terlibat untuk lebih fokus dan sungguh-sungguh. Termasuk memberikan perintah kepada SKPD agar mempersiapkan semua bentuk promosi yang berkaitan dengan daerah. “Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk mempromosikan tentang KSB, terutama potensi wisata yang kita miliki saat ini,” tegasnya mengingatkan. Tidak hanya itu, bupati juga meminta agar perhelatan TTG provinsi ini dijadikan salah satu momentum bagi SKPD dan masyarakat untuk merealisasikan semangat gotong royong yang telah dicanangkan pemerintah. “Semangat gotong royong harus kita perlihatkan dan buktikan pada kesempatan itu. Dan tidak di situ saja, ke depan semua hal yang dilaksanakan pemerintah harus dilakukan secara bergotong royong,” pinta bupati seraya menyampaikan selamat bekerja kepada kepanitiaan. “Saya kira semua pihak siap mendukung pelaksanaan acara ini. Dan saya harap seluruh jerih payah semua pihak nantinya mencerminkan keseriusan kita dalam membangun daerah ini ke arah yang lebih baik,” sambung bupati. Gelaran kegiatan TTG tingkat provinsi NTB ini sekaligus dirangkai dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (HKG PKK) ke-44 dan bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIII. Rangkaian agenda acara ini sendiri akan berlangsung selama empat hari siang dan malam mulai tanggal 27 April hingga 1 Mei 2016. (bug/*)

BOCAH BUNGIN – Tiga bocah warga Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, tengah bermain di fondasi sebuah rumah panggung. Tidak banyak ragam permainan yang mereka bisa lakukan layaknya bocah-bocah di daerah lain. Situasi dan kondisi pulau tempat mereka hidup membuat mereka masih terisolir.

Dapat Sanksi Berat

Dua Anggota Polres Sumbawa Positif Narkoba Sumbawa Besar (Suara NTB) Dua anggota Polres Sumbawa berinisial Brigadir M dan Bripda E, mendapat hukuman berlipat. Mereka harus mendekam di sel tahanan khusus anggota selama 21 hari, di samping kenaikan gaji berkala dan pendidikannya ditunda selama satu tahun. Hal ini berdasarkan putusan sidang disiplin anggota yang digelar di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Polres Sumbawa beberapa waktu lalu.

(Suara NTB/dok)

Yuyan Priatmaja

Wakapolres Sumbawa, Kompol Yuyan Priatmaja, SIK, Sabtu (26/3) menyampaikan sanksi yang dijatuhkan kepada oknum anggota tersebut lantaran dari hasil tes urine keduanya positif narkoba. Yang mana sebelumnya pihaknya menggelar tes urine terhadap anggota di

Polres Sumbawa. “Sudah kita laksanakan sidang disiplin terhadap keduanya. Putusannya mereka ditempatkan di tempat khusus (sel khusus anggota) selama 21 hari. Selain itu, ditunda kenaikan gaji berkala dan pendidikan selama satu tahun,” imbuhnya.

Kejari Programkan Jaksa Masuk Sekolah di KSB Sumbawa Besar (Suara NTB) Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumbawa akan memberikan penyuluhan hukum terkait narkotika dan korupsi ke sekolahsekolah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam waktu dekat. Setelah sebelumnya program Jaksa Masuk Sekolah sudah dilakukan di beberapa sekolah di kabupaten Sumbawa. “Jaksa Masuk Sekolah, alhamdulillah sudah selesai di wilayah kabupaten Sumbawa. Untuk KSB, bulan April mendatang, kita akan mulai,” kata Kajari Sumbawa melalui Kasi Intel, Erwin Indrapraja, SH, MH, Sabtu (26/3). Disebutkannya, untuk pelaksanaan di KSB, sama dengan yang sebelumnya di kabupaten Sumbawa. Di mana akan dibagikan dalam beberapa kelompok atau tempat. Di KSB sendiri akan dibagi dalam tiga kelompok. Setiap sekolah akan mengirimkan perwakilan siswa untuk mendapatkan penyuluhan hukum di tempat yang sudah ditentukan. Penyuluhan hukum ini kata Erwin akan tetap berlanjut. Setelah pihaknya

selesai memberikan penyuluhan, supaya lebih efektif, akan dibentuk duta Adhyaksa. Dari masing-masing sekolah akan diambil dua orang, perempuan dan lakilaki. Tentunya duta Adhyaksa ini akan diberikan materi secara khusus mengenai hukum. Untuk lebih optimal memberikan materi, pihaknya akan mencoba melalui sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi. Supaya bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung untuk memberikan pemahaman. Hal ini pun pihaknya tengah melakukan pengkajian bagaimana prosesnya nanti. Termasuk berkoordinasi dengan pihak terkait, Dinas Diknas, dan sekolah. “Artinya dengan adanya duta dari sekolah dan metode baru secara teknologi informasi dan Komunikasi, penyuluhan hukum yang telah diberikan akan lebih optimal. Yang mana duta ini nantinya dapat memberikan pemahaman kepada temannya di masing-masing sekolah. Harapannya, supaya tingkat kejahatan paling tidak dapat ditekan, khususnya narkotika,” tukas Erwin. (ind)

TNI Siap Sukseskan Program Pemda KSB Taliwang (Suara NTB) Komitmen TNI dalam mendukung program pemerintah terus coba ditunjukkan. Salah satunya oleh Komando Rayon Militer (Koramil) Taliwang yang menyatakan, siap menyukseskan seluruh program yang dilaksanakan Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Danramil Taliwang, Kapten CBA Agus, SH mengatakan, saat ini program Pemda KSB yang sangat perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pihak termasuk TNI adalah program bedah rumah dan program jambanisasi bagi masyarakat miskin. “Program ini sangat perlu dukungan semua pihak dan kami merasa wajib turut membantu,” tegasnya kepada wartawan, Sabtu (26/3). Program yang digadang Pemda saat ini serupa dengan program atau target capaian yang akan dilaksanakan TNI secara nasional. “Agenda program Pemda KSB ini punya kesamaan dengan agenda kita. Jadi tidak ada salahnya kalau kita bersinergi di dalamnya. Toh juga kami sebagai aparat negara disiapkan untuk mendukung penuh agenda pembangunan sesuai dengan tingkatannya,” paparnya. Menurut dia, sebagai langkah awal mendukung program Pemda KSB pihaknya saat ini telah menjalin komunikasi dengan bupati

KSB. Ia pun menyarankan agar Pemda KSB melakukan komunikasi berjenjang hingga ke pucuk pimpinan TNI sehingga daya dukung TNI nantinya bisa lebih maksimal. “Pada dasarnya TNI siap mendukung penuh program pemerintah. Tapi secara hirarki kami ada pucuk pimpinan. Dan saya yakin kita mendukung secara maksimal karena program Pemda ini memiliki kesamaan dengan program TNI secara nasional,” sebutnya. “Saya sudah sampaikan ke bupati soal teknis kami, dan beliau menyambut positif. Makanya bupati dalam waktu dekat akan bertemu langsung dengan Dandim 1607 Sumbawa, termasuk dengan Danrem 162 Wirabhakti,” sambung kapten Agus. Terlepas dari program prioritas Pemda KSB, Agus mengungkapkan selama ini pihaknya telah aktif membantu pemerintah dalam berbagai kegiatan baik yang direncanakan maupun digelar secara spontan. Ia mencontohkan, kegiatan pembersihan saluran irigasi di kelurahan Kuang Taliwang pekan lalu. “Urusan pertanian saat ini menjadi bagian dari urusan TNI dengan adanya program Upsus. Maka dari itu kami turut dan terjun di dalam kegiatan itu,” imbuhnya. (bug) Agus (Suara NTB/bug)

Disebutkannya, kedua anggota tersebut sudah meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Ia berharap dengan adanya sanksi ini, keduanya dapat menyesali perbuatannya dan tidak mengulanginya lagi. Dengan adanya sanksi terhadap dua oknum anggota tersebut, kata Kompol Yuyan,

supaya menjadi pelajaran bagi anggota yang lain untuk tidak diikuti. Jangan sampai melanggar peraturan yang ada, dan melaksanakan tugas sesuai dengan aturan. “Ini juga contoh kepada masyarakat, kalaupun misalnya aparat terlibat, kami akan tindak tegas,” pungkasnya seraya menambahkan jika keduanya masih mengulangi perbuatannya apalagi terlibat dalam sindikat narkoba akan diproses secara tindak pidana dan diajukan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). (ind)

Mengenal Sosok Berlian Rayes

Politisi Muda Partai Golkar Sumbawa Besar (Suara NTB) Berlian Rayes, S.Ag, politisi muda Partai Golkar dari Dapil IV Sumbawa ini akhirnya dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumbawa melalui pergantian Antar Waktu (PAW), menggantikan Jack Morsa H. Abdullah yang mengundurkan diri karena menjadi Calon Bupati pada Pilkada K a b u p a t e n Sumbawa 2015lalu. Pelantikan Berlian melalui Sidang Paripurna Istimewa yang digelar DPRD Sumbawa, Senin (28/3) hari ini. Berlian Pria yang lahir dari pasangan M. Darwis Rayes (Dea Mas Maling) dengan ibu Sofia (Iyun) pada 14 Oktober 1972 di Alas ini, bukanlah sosok pribadi yang asing di mata masyarakat Sumbawa khususnya di wilayah Dapil IV Kabupaten Sumbawa (Rhee, Utan, Buer, Alas dan Alas Barat). Mengawali perjalanan kariernya yang panjang sehingga popularitasnya sebagai seorang tokoh pergerakan di Tana Samawa telah membuatnya menjadi sosok pribadi yang sangat matang. Kematangan pribadinya mungkin juga ditempa oleh latar belakang pendidikannya, setelah menamatkan pendidikan dasardiSDN3Alastahun1986, Berlian kecil sudah mulai mandiri berpisah dengan keluarganya, meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikannya di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta selama 6 tahun (setingkat SMP-SMA ). Sekolah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan , Pendiri Gerakan Persyarikatan Muhammadiyah) ini merupakan Sekolah yang didirikan memang untuk menyiapkan kader-kader muda Muhammadiyah. Selama di Mu’allimin inilah Berlian telah mulai aktif dan mengenal berbagai macam organisasi kesiswaan, dia terlibat dalam kepengurusan Sinar Kaum Muhammadiyah (semacam OSIS/IPM) . Di sekolah ini berlian ditempa dan dibina untuk menjadi anak panah yang siap melesat dari busurnya sebagai kader perserikatan yang persiapkan untuk menjadi pemimpin di kemudian hari. Setamat dari madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, Berlian melanjutkan ke IAIN Sunan KalijagaYogyakarta, Fakultas Ushuluddin Jurusan PerbandinganAgama. Selama kuliah Berlian aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi intra maupun ekstra kampus, karena kesibukannya di berbagai kegiatan itu menyebabkan kuliahnya terlambat selesai. Namun demikian Berlian tidak menyesalinya, karena baginya keaktifan dan tempaan di berbagai organisasi tersebut membuat dirinya menjadi matang dan siap menyongsong masa depan. Setelah menamatkan Kuliahnya, Berlian pulang kampung dan aktif dalam kegiatan NGO dan mendirikan forum-forum kajian

dan pengabdian pada masyarakat dan juga aktif menyoroti keberadaan PT. NNT, yang dianggap tidak berpihak pada tenaga kerja lokal. Kegiatan lain yang cukup spektakuler ketika Berlian bersama temanteman teman muda lainnya yang tergabung dalam PENAMAS (Pertemuan Nasional Mahasiswa Sumbawa ) mengadakan seminar dan dialog yang menghadirkan narasumber kelas nasional seperti Menakertrans waktu itu, Bapak Yakub Nuwawea , bersama narasumber lainnya baik dari akademisi maupun (Suara NTB/arn) praktisi dan politisi naRayes sional. Kemudian, bersama Pemuda Muhammadiyah menyelenggarakan seminar nasional tentang pertambangan dengan menghadirkanAmien Rais dan juga para Menteri dan anggota DPR RI. Sedangkan kegiatan lainnya sebagai ketua umum HIPMI Sumbawa menyelenggarakan Dialog Bisnis bersama Menteri Perdagangan Gita Wiryawan yang mampu memberikan inspirasi dan gagasan serta semangat bagi para enterpreneur muda di Sumbawa. Saat ini, selain sebagai politisi, Berlian juga seorang pengusaha yang aktif memberi motivasi dan mengembangkan semangat kewirausahaan di kalangan genersi muda dengan karya nyata telah mampu mengembangkan usaha minimarketnya BERLINMART dan juga sedang mengembangkan usaha lainya yaitu peternakan melalui usaha ayam petelur. Berlian yang juga sekarang menjabat Ketua OKK (organisasi Keanggotaan dan Kader ) HIPMI NTB, bersama teman-teman lainya sedang memperjuangkan berdirinya BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah ) Sumbawa. BPPD ini di samping amanat UU , menurutnya penting untuk membantu pemerintah daerah untuk promosi dan mengangankat pariwisata Sumbawa yang menurutnya masih jalan di tempat. Pengalaman organisasi Berlian cukup panjang, Ketua ikatan pelajar dan mahasiswa (IKPM) NTB (1996-1997), Ketua Alumni Mu’allimin Mu’allimat Yogyakarta (1994), Ketua Front kebangkitan mahasiswa dan masyarakat Sumbawa (2000), Sekjen PENAMAS ( pertemuan Nasional Mahasiswa Masyarakat Sumbawa, 2003), Wakil ketua LATS Sumbawa (2010 - sampai sekarang), Ketua Dewan Pengawas Sumbawa Centre (2011- sekarang), Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumbawa (2010-sekarang), Ketua Panwaslu Kabupaten Sumbawa (2010), Ketua Umum HIPMI Sumbawa (2011 – 2013), Wakil Ketua HIPMI NTB (2015 – sekarang), Ketua PK Partai Golkar Kecamatan Utan (2012 – sekarang), Ketua KONI Kecamatan Utan (2013-sekarang), Ketua Komite SDN Utan (2014-sekarang), Ketua Komite SMPN 1 Utan (2010-2013) dan Ketua Komite TK.Aisyiah Utan (2008-sekarang). (arn/*)


SUARA PULAU SUMBAWA

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

OPT Serang Tanaman Padi di Dompu

Dewan Berharap Kasus Korupsi Sampan Dituntaskan

Dompu (Suara NTB) Organisme pengganggu tanaman (OPT) banyak menyerang tanaman padi petani di Dompu, sehingga produktivitas menurun hingga 50 persen. Serangan hama ini dikhawatirkan akan menyebar pada tanaman padi musim kemarau.

(Suara NTB/ula)

Bima (Suara NTB) Anggota DPRD Kabupaten Bima, Edi Mukhlis, S.Sos berharap aparat penegak hukum (APH) segera menuntaskan beberapa kasus dugaan korupsi di Kabupaten Bima. Dua kasus yang paling disorot untuk dituntaskan yakni pengadaan sampan Fiberglas tahun 2012, dan pengadaan kaos bulan bakti gotong royong masyarakat (BBGRM) tahun 2014. Menurut Edi, dua kasus yang sedang ditangani Polres Bima Kota tersebut tinggal selangkah lagi terungkap. Bahkan beberapa calon tersangka telah mencuat dan diketahui oleh publik. “Kasus Fiberglas dan BBGRM semestinya sudah selesai dituntaskan. Karena yang saya ketahui sejumlah tersangka telah dikantongi,” ucap Edi kepada Suara NTB, usai menghadiri acara peresmian sebuah LSM yang akan mengawal kebijakan pemerintah skala regional, di Kelurahan Salama, Kota Bima, Sabtu (26/3). Kata Edi, pihaknya di Dewan cukup jelas mengetahui terkait dua kasus tersebut serta beberapa kasus di Kabupaten yang selama ini diproses. Mulai yang sedang diusut hingga menunggak dan menumpuk di meja APH. “Usai melaporkan ke APH. Masyarakat dan LSM juga akan melaporkan ke Dewan sebagai perwakilan rakyat terkait laporan adanya dugaan korupsi yang dilakukan oknum – oknum tertentu,” kata anggota Komisi III ini. Terlepas dari, duta partai Nasdem ini mengajak para awak media untuk tetap selalu mengawal beberapa kasus tindak pidana korupsi yang sedang ditangani APH saat ini. Sebab peran media sangat membantu kinerja APH, meskipun hanya melalui pemberitaan. “Terungkapnya kasus – kasus besar di Bima selama ini, tidak terlepas peran media. Makanya saya mengajak agar media tetap mengawal dua kasus besar ini agar segera diungkap,” akunya. Selain itu, dia mengapresiasi beberapa LSM yang telah melaporkan kasus korupsi terkait adanya dugaan penyimpangan agar diusut tuntas. Meski begitu, Edi juga mengingatkan kepada LSM yang dibentuk tidak sekadar ikut meramaikan untuk mengawal kebijakan pemerintah dan tidak dininabobokan oleh kekuasaan. “LSM bertugas mengawal kebijakan, dan melakukan advokasi. Jangan sampai lupa tugas yang diemban,” harapnya. Dia berpendapat, apabila legislatif, eksekutif, LSM, media dan masyarakat bersatu dan berkerja sesuai dengan perannya, dia optimis segala persoalan yang ada di daerah mampu diselesaikan dan ditangani dengan baik. “Kalau semua lembaga yang ada mampu bekerjasama dengan baik. Saya rasa Kabupaten Bima akan jauh lebih baik,” pungkasnya. (uki)

Halaman 7

Kepala bidang tanaman pangan Dinas Pertanian Kabupaten Dompu, M. Syahroni, SP, MM kepada Suara NTB di Dompu, Sabtu (26/3), mengakui banyak tanaman padi petani yang diserang hama welas dan hama wereng. Hama yang termasuk dalam OPT ini menyerang tanaman padi sejak dua hingga tiga pekan menjelang panen. Inilah yang menyebabkan produktivitas padi petani menurun. “Memang ada serangan OPT. Itulah yang menyebabkan produktivitas padi menurun,” katanya. Serangan hama ini, lanjut Syahroni, dikhawatirkan akan menyebar

M. Syahroni

luas pada tanaman musim kemarau (MK). Karena OPT ini bisa menyebar luas, bila tidak diputus mata rantainya. Apalagi, rata – rata petani tidak menyemprot tanaman padinya yang diserang hama. “Yang kita khawatirkan justru pada tanaman MK,” ungkapnya. Untuk memotong mata rantai OPT, M. Syahroni meminta petani agar mengganti varietas tanamannya di MK. Bila tanaman padi dengan varietas yang sama saat di-

serang hama, bisa dipastikan hamanya akan menyebar luas. “Kita minta petani untuk menanam padi dengan varietas berbeda dan diseragamkan dengan daerah sekitarnya agar terputus rantai OPT,” katanya. Berdasarkan data yang diterima Dinas Pertanian Kabupaten Dompu, luas areal tanaman padi yang diserang hama welas seluas 111 ha dan hama wereng hanya terjadi secara spot. Akibatnya, produksi padi menurun 50 persen dan bahkan hingga 60 persen dari biasanya. Serangan hama ini juga dipicu oleh tidak menentunya musim. (ula)

Pansus Rampung Dalami Setiap Raperda Taliwang (Suara NTB) Panitia Khusus (Pansus) II DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang bertugas membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terus berkerja. Saat ini Pansus telah rampung melakukan pendalaman terhadap 14 Raperda yang diajukan pemerintah KSB, berikut empat Raperda inisiatif Dewan. “Dalam lima hari terakhir kami sudah melakukan pendalaman bersama SKPD dan stakeholders terkait. Dan untuk semua Raperda kami pun telah merampungkan seluruhnya,” jelas ketua Pansus Raperda DPRD KSB, Abidin Nasar, SP kepada media ini, Minggu (27/3). Ia mengatakan, dari hasil pendalaman itu Pansus membagi selu(Suara NTB/bug) ruh Raperda dalam tiga Abidin Nasar kelompok berdasarkan fungsinya. Pertama terkait rencana pembangunan daerah yang terdiri dari tiga Raperda, masing-masing Raperda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Detai Tata Ruang Kota (RDTRK) Taliwang. Kedua terkait visi misi bupati dan wakil bupati (wabup) periode 2016-2021 berdasarkan kampanyenya. Di antaranya Raperda Bantuan Pendidikan, subsidi kesehatan dan Raperda pemberdayaan gotong royong. Dan yang ketiga mengenai sejumlah Raperda terkait desa. “Untuk Raperda yang berkaitan dengan desa ini ada lima item. Dan semuanya kita sudah lakukan pendalaman secara seksama,” papar Abidin. Selama melakukan pendalaman, Abidin menyebutkan, pihaknya bersama SKPD dan stakeholders terkait menemukan sedikitnya 12 catatan penting dan perlu menjadi perhatian serius sebelum dilakukan penetapan nantinya. Beberapa di antaranya mengenai kesesuaian tiap Raperda dengan regulasi yang lebih tinggi, mekanisme pengelolaannya dan ketiga kesesuaian dengan RPJMD sebagai landasan pembangunan daerah dalam lima tahun ke depan. “Kami berupaya semaksimal mungkin Raperda kita punya kesesuaian dengan semuanya terutama soal arah pembangunan daerah,” tegasnya. Sesuai agenda pembahasan, terhadap 14 Raperda dan tiga Raperda insiatif yang tengah digodok, Pansus II pada tanggal 27 Maret hingga 1 April mendatang mulai akan melakukan konsultasi ke sejumlah pihak di provinsi dan pemerintah pusat. Abidin mengatakan, perjalanan konsultasi pertama akan dilakukan pihaknya ke biro hukum provinsi NTB, selanjutnya berturut-turut ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Usai melakukan konsultasi, Pansus II selanjutnya akan melakukan uji publik terhadap seluruh Raperda di delapan kecamatan. Abidin menyatakan, dalam kegiatan sosialisasi nanti diharapkan masyarakat memberikan tanggapan dan masukan terhadap setiap Raperda. Dengan begitu, setelah ditetapkan menjadi Perda seluruh regulasi sudah sesuai dan dipahami oleh masyarakat selaku objek aturan. “Untuk sosialiasi kita akan lakukan mulai tanggal 5 sampai 6 April. Setelah itu kita akan tetapkan pada 14 April nanti,” imbuhnya. (bug)

(Suara NTB/ula)

DISIAGAKAN - Tampak kontainer disiagakan di pasar tradisional Manggelewa untuk menampung sampah sebelum diangkut petugas.

Tumpukan Sampah di Pasar Manggelewa Dibersihkan Dompu (Suara NTB) Dinas Tata Kota Kabupaten Dompu membersihkan tumpukan sampah yang menumpuk di pasar tradisional Manggelewa. Selain persoalan sampah, masalah saluran drainase yang menyebabkan air got meluap ke jalanan juga jadi masalah. Penataan daerah sekitar pasar Manggelewa ini mestinya menjadi perhatian menjelang Festival Pesona Tambora (FPT) tahun 2016. Kepala Bidang Tata Kota Dinas PU Kabupaten Dompu,

H. Al Bukhairum, S.Sos, M.Si kepada Suara NTB, Minggu (27/3) menegaskan, pengangkutan sampah dari pasar tradisional Manggelewa yang selama ini banyak menumpuk dan kumuh sudah secara rutin dilakukan sejak sebulan terakhir. Kontainer juga disiapkan dan setiap hari selalu diangkut. “Ketika sampahnya sampai tidak tertampung kontainer, kita akan bawakan mobil sampah untuk membersihkannya,” kata Al Bukhairun. Sebelumnya, diakui Al

Bukhairum, persoalan sampah di sekitar pasar Manggelewa simpang Banggo sering menumpuk. Kondisi itu diperparah oleh persoalan TPA yang tidak menentu beberapa waktu lalu. Setelah TPA Bara kembali dibuka, sampah dari pasar Manggelewa diangkut tiga kali sepekan. Terkait masalah saluran drainase di sekitar pasar Manggelewa ke timur yang mampet, sehingga air saluran memenuhi ruas jalan dan terlihat kumuh, Al Bukhairum mengatakan, saluran drain-

Penyidik Periksa Pemenang Tender Sarang Burung Walet Bima (Suara NTB) Direktur pengelola Sarang Burung Walet (SBW), M diperiksa secara intensif oleh penyidik Polres Bima Kota, akhir pekan kemarin. Oknum tersebut selanjutnya diduga ditahan lantaran tersangkut kasus dugaan penipuan kelola sarang burung walet senilai Rp 1,3 miliar. Informasi yang dihimpun Suara NTB menyebutkan, oknum itu sempat diperiksa secara intensif untuk dimintai keterangan seputar kasus tersebut oleh penyidik SatReskrim Polres Bima Kota. Sejak dilaporkan oleh Edi Sabara melalui Penasehat hukumnya (PH), M. Chasman, SH beberapa waktu lalu, penyidik telah memanggil sejumlah pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, selaku pihak panitia tender kelola SBW. Usai meminta keterangan dari pihak pelapor dan pihak terkait, penyidik kemudian memanggil oknum terlapor inisial M, yang juga selaku Direktur CV pemenang tender kelola SBW. Hanya saja, oknum tersebut mangkir dari panggilan. Akibat hal itu, penyidik akhirnya kembali mengeluarkan surat panggilan pemeriksaan sebagai tersangka. Saat pemanggilan itu, M memenuhi panggilan. Ia diperiksa oleh penyidik selama empat jam, mulai sekitar pukul 16.00 wita hingga 20. 00 wita. Setelah diperiksa mulai dari Sore hingga malam itu, oknum tersebut lang-

sung ditahan. Penahanannya menimbulkan reaksi dari pihak keluarga. Bahkan pihak keluarga sempat mendatangi Sat Reskrim Polres Bima Kota. Setelah diklarifikasi, pihak keluarga akhirnya mengerti dan memilih untuk pulang. Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bima Kota, AKP Antonius F Gea, S. IK dikonfirmasi Suara NTB, via ponselnya, akhir pekan kemarin, belum mengetahui jika M telah ditahan oleh penyidik. “Kalau soal itu, saya belum tahu. Soalnya saya sedang tugas luar Kota,” terangnya. Hanya saja, Antonius membenarkan, jika pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap M, terkait kasus dugaan penipuaan kelola SBW. “Pemeriksaannya memang sudah dilakukan. Namun saya akan koordinasi dulu dengan anggota, mengenai statusnya sekarang. Nanti akan saya kabari lagi,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, rekanan pemenang tender pengelolaan SBW milik Pemkab Bima, M, dilaporkan ke polisi oleh Edy Sabara. Terlapor diduga melakukan penipuan uang milik pelapor senilai Rp 1,3 miliar. Edy merasa ditipu oleh pihak CV yang dikelola M, karena sejak memenangkan tender dan mengelola SBW pada Desember 2015 lalu, hingga saat ini kelola yang dijanjikan dan dikerjakan penuh sebagai pemodal tidak direalisasikan. Bahkan CV tersebut bekerja sendiri dan memutus komunikasi sepihak dengan pelapor. (uki)

ase menjadi satu kesatuan dengan jalannya. “Itu menjadi tanggungan pusat, karena itu akses jalan nasional,” katanya. Namun Al Bukhairum mengaku, drainase di sekitar pasar Manggelewa telah diajukan untuk menjadi perhatian pusat melalui proses Musrenbang. Karena masyarakat sekitar sering mengeluhkan saluran yang tidak berfungsi, sehingga airnya mengalir di jalanan. “Saya usulkan itu saat Musrenbang atas usulan masyarakat. Usu-

lan saya dikuatkan juga oleh Camat Manggelewa,” akunya. Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB, H. Moh. Faozal, M.Si saat rapat bersama di ruang Bupati meminta agar persoalan sampah di simpang Banggo Manggelewa menjadi perhatian. Karena Manggelewa menjadi pintu masuk Kabupaten Dompu dan menjadi jalur lintasan wisatawan serta tamu yang hendak ke Tambora dalam rangka Festival Pesona Tambora tahun 2016. (ula)

Mbawa, Desa dengan Toleransi yang Patut Diteladani Bima (Suara NTB) Di tengah berkembangnya isu tidak sedap mengenai Bima karena dicap daerah zona merah, lantaran tertangkapnya beberapa warga yang diduga terlibat ideologi garis keras (Igaras), rupanya salah satu desa di wilayah bagian timur Provinsi NTB ini terdapat warga desa yang sangat toleran. Tiga pemeluk agama besar bisa hidup berdampingan dengan harmonis hingga kini. Hal tersebut berdasarkan hasil riset peraih gelar doktor bidang sosial budaya, Dr. Abdul Wahid, yang diseminarkan di salah satu tempat di Kota Bima, baru - baru ini. Wahid, sapaan akrab sang Doktor mengatakan, salah satu warga yang dimaksud itu, adalah warga Desa Mbawa, Kecamatan Donggo. “Desa Mbawa berada di puncak Kecamatan Donggo,” ucapnya. Menurut dia, meski memiliki multikultur, beragam etnis dan berbeda agama yakni Islam, Kristen Protestan dan Katolik, namun warga setempat justru harmonis, hidup berdampingan dan sangat toleransi. Keseharian antarpenduduk di sana perlu diteladani. “Sejak dari dulu hingga kini, masyarakatnya belum pernah

mengalami perselisihan, meskipun banyak perbedaan,” katanya. Wahid menilai Islam dan budaya lokal Bima dalam tinjauan historis dan praktek kehidupan masyarakat selalu menarik untuk dikaji dan digali. “Hal inilah yang mendorong kami untuk mengungkap sisi lain kearifan lokal masyarakat Bima melalui riset pendekatan etnografi,” tuturnya. Pada seminar tersebut, juga mengungkap hasil riset peraih gelar Phd Australia, Atun Wardatun, yang juga istri Doktor Wahid. Atun mengungkapkan hasil risetnya berkaitan dengan Agensi Perempuan Bima. Atun juga lebih banyak mengeksplorasi bagaimana kapasitas perempuan di Bima sejak dulu hingga sekarang. Yang menurutnya, begitu dihargai dan memiliki kapasitas (agensi) sebagai perempuan tangguh dan berilmu. “Nilai lokal budaya Bima itu ternyata sejalan dengan nilainilai Islam,” terang Atun. Seminar tersebut turut dihadiri sejumlah pegiat sosial, budaya, penulis, pemerhati budaya, akademisi, KNPI, mahasiswa dan berbagai kalangan masyarakat. (uki)


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Hormati Keputusan Pengadilan RENCANA Pengadilan Negeri Mataram, dalam waktu dekat akan segera melakukan eksekusi atas lahan kebun kopi menyusul batas waktu atas peringatan yang dilakukan oleh pengadilan kepada Pemprov NTB sudah habis. Menurut pengadilan, eksekusi dilakukan untuk memberikan kepastian hukum atas objek sengketa. Menanggapi hal itu, Komisi I (bidang hukum dan pemerintahan) DPRD NTB meminta Pemprov NTB agar menghormati (Suara NTB/dok) keputusan pengadilan. Cara H. Rumaksi untuk menghormati keputusan pengadilan dengan tunduk dan mentaati putusan pengadilan yang mengalahkan Pemprov NTB atas sangketa lahan Kebon Kopi, Karang Kelok, Mataram tempat dibangunnya rumah dinas anggota DPRD NTB itu. Demikian diungkapkan Sekretaris Komisi I, H. Rumaksi SJ, SH yang dikonfirmasi oleh Suara NTB, Kamis (24/3). Menurutnya, Pemprov NTB sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa atas lahan kebun kopi itu. Karena putusan pengadilan telah memenangkan penggugat. “Kalau sudah ada keputusan hukum yang inkrah, ya apa lagi yang mau dilakukan. Apa ada upaya lain lagi yang mau ditempuh, kan sudah ada keputusan dari MA. Jadi sudah tidak bisa lagi untuk berbuat apa-apa,” ujarnya. Namun menurut Rumaksi, terlepas dari keputusan pengadilan tersebut, ia sangat menyayangkan hal tersebut. Karena Pemprov telah mengeluarkan banyak anggaran untuk membiayai pembangunan rumah dinas anggota DPRD NTB itu. Tetapi menjadi sia-sia, karena dibangun di atas lahan yang belum jelas. “Itu sangat kita sayangkan sekali, karena Pemda sudah mengeluarkan banyak anggaran untuk itu,” ujarnya. Rumaksi meminta Pemprov NTB agar lahan Kebun Kopi itu agar dijadikan pelajaran. Sehingga ke depan hal seperti itu tidak terulang kembali. “Ini harus dijadikan pelajaran, karena akibat pembangunan tanpa perencanaan yang jelas, sehingga ada aset-aset Pemda harus hilang seperti ini,” pungkasnya. (ndi)

POLHUKAM

Halaman 8

Ayah Diduga Jual Anak Kandung Setelah Dihamili Mataram (Suara NTB) Seorang buruh bangunan, AS ditangkap aparat Polda NTB. Ia diduga menghamili anak kandungnya sendiri SA (15). Bahkan menjualnya sebagai PSK kepada lelaki hidung belang di kawasan Ubung, Bali. Polda NTB kini berkordinasi dengan Polda Bali untuk proses hukum lebih lanjut terhadap ayah bejat itu. Kasubdit IV Ditreskrimum Polda NTB AKBP I Putu Bagiartana, SH, Sabtu (26/3) di Mapolda NTB mengatakan, bahwa pria yang sudah bercerai itu menyetubuhi anaknya berulang kali. “Hampir setiap malam anaknya itu dipaksa berhubungan badan,” ujarnya. Awalnya, 2015 lalu, SAH diajak untuk bertemu dengan kakaknya di Mataram, dari rumahnya di Sakra, Lombok Timur. Ternyata, korban dibawa menuju Ubung, Bali. Di tempat AS bekerja sebagai buruh bangunan itu, korban tinggal di sebuah rumah kos, dimana pelaku sering meminta berhubungan badan. Tiga minggu berselang sejak tiba, korban ternyata hamil setelah dicek di bidan setempat. “Pelaku kemudian meminta korban untuk menggugurkan kandungannya dengan berbagai macam cara,” terang Bagiartana. Jabang bayi berumur tiga bulan tersebut akhirnya meninggal dunia, korban dinyatakan mengalami keguguran. Tak cukup dengan itu, SAH

yang belum datang bulan dipaksa untuk menggunakan pil KB. Meski bidan menyarankan tidak diperbolehkan menggunakan pil tersebut sebelum masa menstruasi datang. Dalam masa pemulihan itu pun pelaku masih tega menyetubuhi korban. Tak sampai di situ, kebiasaan pelaku bermain judi dan meminum minuman keras membuatnya gelap mata memperoleh uang. Pelaku pun menjual anaknya yang baru beranjak remaja itu kepada para pria di seputaran Jalan Pidade, Ubung, Denpasar, Bali. Anaknya itu dihargai Rp 1 juta per-malamnya. Korban diancam dipukuli jika tak menuruti kemauan ayahnya itu. “Uangnya dipakai untuk foya-foya. Dikasih juga ke pacarnya yang nyambi jadi PSK,” jelas Bagiartana. Tak tahan dengan perbuatan ayah kandungnya, SAH memutuskan untuk kabur dan pulang ke rumah ibu kandungnya di Sakra, Lotim pada Senin (21/3). Korban pun mencer-

(Suara NTB/why)

TANGKAP - AS (tengah), ayah yang diduga menjual anak gadisnya setelah menghamilinya, ditangkap jajaran Polda NTB. itakan semua yang terjadi padanya, setiap perbuatan bejat yang dilakukan ayahnya selama di Bali. Pihak keluarga pun memutuskan untuk melapor polisi dan tertuang dalam LP/252/III /2016/NTB/ Res Lotim berisi tentang laporan dugaan tindak pidana trafficking dan melanggar Per-

lindungan Anak. Setelah menerima laporan dan mendapat informasi bahwa pelaku sedang berada di Lombok untuk menjemput kembali anaknya, tim opsnal pun langsung bergerak dan menangkap AS dikawasan Desa Sakra Lombok Timur. Bagiartana mengatakan, karena deliknya berada dalam

wilayah hukum Polda Bali, maka pelaku langsung diterbangkan ke Bali. Pelaku disangkakan pasal berlapis, yaitu pasal 81 dan atau pasal 77 A undang-undang nomor 35 tahun 2015 tentang perlindungan anak dan pasal 2 dan atau pasal 17 undang-undang nomor 21 rahun 2007 tentang TPPO. (why)

Terduga Penadah Ranmor Dibekuk Bukan Benteng Terakhir BANYAK yang berharap pada proses penegakan hukum yang seadil adilnya. Tapi keadilan bagi satu pihak, belum tentu adil bagi yang lain. Utamanya yang terlibat dalam perkara. Disini kerap muncul celah kesalahan pada proses hukum di tingkat penyelidikan sampai penyidikan dan berakhir pada putusan pengadilan. Ujung ujungnya terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Insani (PKBHI) NTB, salah satu diant(Suara NTB/ars) ara lembaga yang di dalamSyafrudin Lakuiy nya sejumlah advokat berkarya, menjadi bagian dari proses peradilan untuk mengadvokasi pelanggaran HAM. “Kami bergerak pada semua sisi hukum, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan pelanggaran atas hak asasi manusia,” kata Direktur PKBHI Syafrudin Lakuiy, SH,MH Minggu (27/3). Pengalaman beracara sejak 2001 lalu, menjadi rujukan advokat kelahiran Bima ini untuk mendampingi masyarakat yang merasa tidak mendapat hak atas dalam proses hukum pada lembaganya yang beralamat di Jalan Saleh Sungkar Nomor 62A Ampenan Mataram. Dalam pandangannya, hukum saat ini tidak ansih bergantung pada Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menjadi rujukan beracara. Karena kehidupan masyarakat semakin dinamis, hukum sepertinya sedang menyesuaikan dengan perilaku itu. Pihaknya pun berusaha menyesuaikan dengan situasi yang berkembang, menyelami masalah terhadap pihak yang didampingi dengan konteks kasus berbeda beda. Apa yang dilakukan pihaknya, juga diharapkan dilakukan oleh lembaga peradilan yang termasuk di dalamnya berperan hakim. Ada istilah hakim sebagai wakil Tuhan sebagaimana diungkap filsuf Aristoteles dan anggapan pengadilan sebagai benteng terakhir. Dewasa ini publik masih menganggap pengadilan belum menjadi benteng terakhir sebagai tempat pencari keadilan. Dalam beberapa kasus hukum, masyarakat terus mencari cara atau upaya untuk menemukan keadilan yang diharapkan. Ini menurutnya tidak lepas dari sifat manusia yang melekat pada hakim. “Karena hakim sesungguhnya bukan malaikat. Hakim tetaplah manusia, yang punya peluang untuk melakukan kesalahan,” kata dia. Maka ini kemudian menurutnya memicu lahirnya lembaga pengawas, seperti Komisi Yudisial (KY), termasuk Badan Pengawas hakim. Sebagaimana Kasus Senkon dan Karta di era tahun 50 an yang dituduh membunuh. Hakim menyatakan mereka bersalah dan dipenjara. Sampai akhirnya muncullah pembunuh yang sebenarnya. “Ini artinya human error bisa saja terjadi di hakim dan lembaga hukum secara umum,” kata dia. UU No. 8 tahun 1981 yang mengedepankan hak asasi manusia. Dia berharap, dunia peradilan menyesuaikan dengan kehidupan yang semakin dinamis, meski Indonesia menganut sistem hukum. Hakim dan lembaga peradilan diharapkan menggali nilai nilai keadilan yang berlaku di masyarakat, sebagaimana diamanatkan UU nomor 4 tahun 1970. Hukum tidak hanya dibentuk melalui lembaga legislatif sebagai pembuat undang undang. Tapi produk hukum, harus memperhatikan dinamika. “Tidak semata mata pakai kacamata kuda yang ada di pasal. Sumber hukum salah satunya interpretatif dari hakim,” sebutnya. (ars)

Praya (Suara NTB) Jajaran Polres Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (26/3) kemarin, berhasil membekuk JU (31) warga Dusun Ngolang Desa Kute Pujut. Pelaku diduga merupakan jaringan sindikat pencurian sepeda motor (curanmor) di kawasan wisata Kute dan sekitarnya. Dengan korban utamanya para warga negara asing (WNA) yang tengah berlibur.

Penangkapan dilakukan oleh tim Opsnal Polres Loteng. Dipimpin Kasat Reskrim Polres Loteng yang baru, AKP Arjuna Wijaya SIK. Pelaku berhasil ditangkap tanpa perlawanan berarti saat berada di sekitar Dusun Ujung Desa Kute. Tertangkapnya pelaku merupakan hasil pengembangan terhadap dua pelaku curanmor yang sebelumnya

sudah ditangkap, Ja dan SA. “Dalam jaringan ini, pelaku Ju bukan sebagai pemetik. Tapi sebagai penadah terhadap hasil curian JA dan SA,” sebut Kasubag Humas Polres Loteng, AKP Made Suparta, Minggu (27/3) kemarin. Tidak hanya itu, pelaku juga bertugas menerima uang tebusan dari para korban curanmor yang mau menebus sepeda motornya. Jika tidak, maka sepe-

Terduga Provokator Perusakan Rumah Makan Ditangkap Mataram (Suara NTB) Tertangkapnya tersangka diduga penghasut perusakan Rumah Makan Taliwang Raya membawa angin segar semakin mantapnya perdamaian antara Monjok Culik dan Karang Taliwang. Masyarakat diharapkan agar tidak bereaksi terhadap segala isu ataupun upaya provokasi dalam bentuk lain. Kapolres Mataram, AKBP Heri Prihanto, SIK mengatakan, bahwa penyelesaian kasus tersebut memang membutuhkan waktu, termasuk mengumpulkan dua alat bukti yang sah untuk menetapkan seseorang yang diduga pelaku menjadi tersangka. “Penyidikan menemukan dua alat bukti yang sah, baru dilakukan penangkapan dan penahanan,” terangnya di Mapolres Mataram akhir pekan lalu. Ia menambahkan bahwa situasi saat ini telah kondusif. Kapolres tetap mengimbau masyarakat agar tidak bereaksi terhadap setiap upaya provokasi. “Jangan dilayani, jangan dijadikan suatu permasalahan. Seperti kena senter, kembang api, dan sebagainya. Saat ini situasi aman,” katanya. Kepala Subdirektorat II Hardabangtah Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Bagus Wibowo, menjelaskan, tersangka MH alias TG diciduk di koskosannya di kawasan Arena Buah, Cakranegara, Mataram, saat sedang menemani istrinya berjualan.

(Suara NTB/why)

MENUJU SEL – MH, tersangka provokator perusakan Rumah Makan Taliwang Raya menuju sel tahanan di Mapolda NTB seusai ditangkap di kos-kosannya di wilayah Cakranegara, Mataram. “Kita telah mendapatkan alat bukti terhadap yang bersangkutan. Menetapkan satu orang tersangka dalam perusakan rumah makan akhir Januari lalu,” jelasnya di Mapolda NTB. Ia menjelaskan, penangkapan yang dipimpin Ipda Ngurah Suputra Rabu (23/3) itu berlangsung kondusif. “Tersangka kooperatif.” Dari penggeledahan, ditemukan sejumlah barang bukti berupa double stick, senjata tajam Samurai, dan delapan anak panah beserta busurnya. Pada bentrok antara warga Monjok dengan Karang Taliwang pada malam hari akhir Januari lalu, kaca Rumah Makan Taliwang Raya di Jalan Ade Irma Suryani dirusak massa, tidak terkecuali kaca mesin ATM yang juga berada di kompleks rumah makan

tersebut. Sehari setelahnya polisi kemudian melakukan penyelidikan. “Kita minta keterangan saksi-saksi. Ahli bahasa juga kita mintai pendapat. Mengenai bahasa yang digunakan tersangka pada waktu kejadian sehingga warga ikut tergerak melakukan perusakan. Pada saat itu dia yang paling depan,” jelas Bagus. Saat ini, kata dia, warga Monjok itu masih diinapkan di sel Mapolda NTB sembari pihaknya melacak kemungkinan keterlibatan orang lain. “Belum ada tersangka lain. Tetapi kita tetap lakukan pengembangan,” ujarnya. Tersangka dijerat pasal 170 KUHP tentang perusakan fasilitas umum dan pasal 160 KUHP tentang penghasutan dengan ancaman maksimal enam tahun penjara. (why)

da motor tersebut akan dijual langsung oleh pelaku. Uang hasil tebusan tersebut lantas diberikan kepada pelaku JA dan SA. Pelaku dalam hal ini hanya menerima bagian sekian persen dari total uang tebusan yang diperoleh. Diakuinya, kebanyakan korban jaringan ini ialah wisatawan. Walaupun ada juga korban warga lokal. “Pelaku sendiri sejauh ini sudah

berhasil mengurus 6 unit sepeda motor hasil kejahatan JA dan SA,” tambahnya. Untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut, pelaku sudah diamankan di Mapolres Loteng bersama beberapa barang bukti lainnya. Guna mengungkap kemungkinan adanya keterlibatan pelaku lainnya. Pasalnya, kemungkinan anggota jaringan curanmor ini masih ada. (kir)

Jual Miras

Warung di Batulayar Diduga Dirusak Warga Giri Menang (Suara NTB) Warga Dusun Duduk Desa Batulayar Kecamatan Batulayar, Jumat malam (25/3) sekitar pukul 22.00 Wita diduga melakukan aksi perusakan sebuah warung di daerah setempat. Aksi ini dilakukan menyusul pengelola warung tersebut diduga menjual minuman keras yang diberi label 100 persen halal. Akibat aksi perusakan tersebut, plang beserta isi warung hancur diamuk massa. Hal ini diakui Kapolsek Senggigi AKP Kiki Firmansyah, SIK menuturkan, perusakan berawal dari pemasangan label 100 persen Lombok, 100 persen halal pada plang warung dan menunya. Menu yang ditempelkan label 100 persen halal ini diantaranya minuman keras. Warung ini diketahui menjual beberapa jenis minuman keras. Diantaranya berupa minuman tradisional Brem, Tuak dan juga Bir. Sebelum aksi ini, warga sekitar berulang kali memperingatkan sang pemilik insial A. Warga memintanya untuk melepas label yang terpasang pada daftar menu dan papan neondepanwarung.Namunhal tersebut tidak diindahkan oleh pemilik warung sehingga terjadilah aksi perusakan warga. Dikatakan, Warga sangat geram akan hal tersebut. Persis saat kejadian itu, puluhan warga mendatangi warung

dengan beringas merusak warung. Akibatnya, sejumlah peralatan warung berupa gelas, piringjugaplangyangterpasang dihancurkan massa yang mengamuk. Pada saat aksi itu berlangsung, pemilik warung justru ngotot dan tak ambil pusing. Beruntung, sesaat setelah kejadian aparat Kepolisian dan Satpol PP datang lebih cepat dan mampu membendung luapan emosi warga. Untuk menghindari hal serupa, aparat mengambil sikap menutup sementara warung tersebut. Polisi meminta pemilik tak lagi berjualan. “Disamping itu warung ini juga tak berizin,” lanjut Kiki. Menindaklanjuti hal ini,sejumlah tokoh masyarakat, kadus, kades beserta aparat keamananan menggelar rapat di kantorcamat.Tujuannyauntuk menyelesaikan masalah tersebut. Camat Batulayar, Suparlan, S.sos menyatakan, keberadan warung ini kerap kali dikeluhkan oleh warga ditembuskan ke kecamatan. Pihaknya sudah mengingatkan pengelola warung namun tak dindahkan. Sehingga muncul aksi perusakan tersebut. Pihaknya sudah memfasilitasi pertemuan warga dengan pemilik warung di Polsek sesaat setelah kejadian itu. Pertemuan dihadiri Kades, Polsek dan aparat terkait. Tindakan sementara, warung tersebut ditutup guna mengantisipasi aksi anarkis warga. (her)

Wakil Ketua DPD RI Minta Pemerintah Mediasi Konflik Lahan Mataram (Suara NTB) Wakil Ketua DPD RI, Prof. Farouk Muhammad meminta pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memediasi konflik lahan yang terjadi antara masyarakat dengan PT Sadhana Arifnusa. Masukan itu disampaikan Farouk usai menggelar pertemuan dengan Pemerintah Daerah Lombok Timur, Dirjen BPDAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta perwakilan masyarakat Desa Sendang Galih Kecamatan Sambelia dan PT. Sadhana, Rabu (23/3). Dari pertemuan tersebut, terungkap sejumlah persoalan yang perlu mendapatkan penanganan dari pemerintah pusat. Konflik

berkepanjangan mengenai pengelolaan hutan masyarakat antara masyarakat Sambelia dengan PT. Sadhana sudah berlangsung sangat lama, yaitu sejak tahun 2007. Konflik berawal dari program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) yang merupakan proyek pemerintah pusat. Upaya penyelesaian sebenarnya telah dilakukan beberapa kali oleh pemerintah daerah Lombok Timur. Upaya terbaru yang dilakukan adalah melalui tim terpadu yang melakukan pendekatan persuasif secara intensif kepada tokoh-tokoh masyarakat desa. Mendapati persoalan ini, Farouk Muhammad pun meminta agar pemerintah pusat melalui Dirjen BPDAS dan Per-

(Suara NTB/ist)

MEDIASI KONFLIK – Wakil Ketua DPD RI, Prof. Farouk Muhammad, merekomendasikan adanya mediasi konflik saat pertemuan dengan Pemkab Lombok Timur, Dirjen BPDAS dan Perhutanan Sosial Kementerian LH dan Kehutanan serta masyarakat Desa Sendang Galih, Sambelia dan PT. Sadhana Arifnusa, Rabu (23/3).

hutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa menjadi penengah atau mediator antara kedua pihak yang sedang terlibat konflik. Farouk pun mendapatkan gambaran bahwa salah satu sumber konflik adalah adanya pembiaran pelanggaran hukum yang terus terjadi bertahuntahun lamanya. Oleh karena itu, kepada masyarakat desa yang telah melanggar hukum selama ini harus diingatkan agar tidak mengulangi lagi. Selanjutnya, kedua belah pihak akan dipertemukan oleh tim mediasi dari Dirjen BPDAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk solusi yang menyeluruh. Tahun 2015 lalu, Wakil Bupati Lotim H. Haerul Warisin pernah

meminta PT Sadhana untuk memberdayakan masyarakat sekitar kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Sambelia. Selain sebagai upaya konstruktif, langkah ini juga bisa membantu mengentaskan persoalan kemiskinan yang masih cukup besar di Lotim. Pada April 2015, upaya mediasi juga telah dilakukan di kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri). Saat itu, Kepala Bakesbangpoldagri Lombok Timur, Sudirman, menyampaikan pada, salah satu kesepakatan adalah akan dibentuk tim terpadu yang akan melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen. Hal ini dimaksudkan agar ada dasar hukum bagi pemerintah dan aparat kepolisian un-

tuk bertindak lebih jauh. Pada pertemuan tersebut, hadir Kapolres Lotim, Camat Sambelia, Kades setempat, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Lotim dan pejabat terkait lainnya. Kapolres Lotim, AKBP Heri Prihanto menyampaikan, pihaknya sudah lama mengambil kesimpulan masalah utama dari konflik hutan sambelia adalah klaim kepemilikan lahan. Termasuk terkait dokumen terkait batas lahan. Pihak Polisi ini sedari awal menyarankan untuk dilakukan vervirikasi terhadap dokumen-dokumen yang dijadikan dasar mengklaim lahan. Pascaverifikasi itulah, aparat kepolisian selanjutnya bisa bersikap. Termasuk akan mengambil langkah hukum yang tegas terhadap pihak-pihak yang melanggar. (aan/*)


SUARA NTB

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Halaman 9

Kerjasama Bappeda KLU dengan Harian Suara NTB Musrenbang RKPD 2017

Selaraskan Prioritas Kebijakan, Perempuan Tak Lagi Terpinggirkan Tanjung (Suara NTB) Musyawarah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2017 Kabupaten Lombok Utara (KLU) digelar, Kamis (24/3) di Medana Bay Marina, Tanjung. Musrenbang kali ini mengambil tema, “Memperkuat Daya Saing Daerah Guna Mendorong Peningkatan Agrobisnis, Pariwisata, Daya Saing UMKM, Infrastruktur dan Kemandirian Daerah”. Kegiatan ini sekaligus disiapkan sebagai media konsultasi publik bagi stakeholder dalam proses penetapan program dan kegiatan daerah untuk tahun 2017 mendatang. Kepala Bappeda KLU, Ir. H. Nanang Matalata, M.Si., mengungkapkan, Musrenbang ini bukan semata-mata siklus program melainkan instrumen pembahasan kegiatan pembangunan hasil Musrenbang yang dimulai dari Musrenbang Desa (Januari – Februari) dan Musrenbang Kecamatan (Februari) lalu. Agenda ini ditujukan untuk mematangkan rencana kerja SKPD, menetapkan prioritas kebijakan, mengidentifikasi keefektifan berbagai regu-

lasi dengan fungsi SKPD, sehingga hasilnya dijadikan rekomendasi ke pemerintah daerah untuk rencana kerja tahun 2017 mendatang. ‘’Anggaran belanja langsung tahun 2016 sebesar Rp 465 miliar, teralokasi ke tiga bidang yaitu fisik, ekonomi dan sosial budaya. Sementara total APBD 2016 sebesar Rp 843 miliar. Umpama di tahun 2017 diproyeksikan peningkatan APBD 10 persen saja, maka APBD KLU akan mencapai Rp 927 miliar. Artinya potensi untuk belanja langsung pembangunan semakin besar,’’ ungkap Nanang. Tahun 2017 menurutnya, ruang pengelolaan keuangan daerah akan semakin terbuka seiring diambilalihnya sejumlah bidang oleh Pemprov NTB. Seperti, pendidikan menengah, kehutanan, perikanan dan pertambangan. Beban anggaran sebelumnya untuk bidang-bidang tersebut, dapat dialokasikan pada program yang menyentuh kebutuhan masyarakat Lombok Utara. ‘’Untuk diketahui, partisipasi perempuan pada Musrenbang kali ini meningkat. Kami juga melampirkan hasil Musrenbang Perempuan Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya dan Bidang Fisik dan

Prasarana, untuk dibahas dan dimasukkan dalam Rencana Kerja SKPD tahun 2017,” sebutnya. Sebagai informasi, Bappeda selaku Panitia Musrenbang RKPD 2017 melibatkan beberapa narasumber, antara lain, Panji Kusumah yang membahas Potensi Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Berbasis

Masyarakat, materi Pengembangan Kawasan Ekonomi Masyarakat berbasis IPM oleh Ir. Ahmad Sauqi, Ra. M.Si., serta dua akademisi yaitu, Dr. Ashawi dan Dr. Wiharjan yang masing-masing membawakan materi Penumbuhan Kewirausahaan serta Tema Pengembangan Pertanian Hidroponik.

Forum Pimpinan Daerah Hadiri Musrenbang KLU 2017

Sementara, Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara, Sarifudin, SH., membacakan sambutan Bupati KLU, menyampaikan gelaran Musrenbang kali ini dilalui melalui satu inovasi yakni partisipasi perempuan dalam Musrenbang Perempuan yang dilakukan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya political will Pemda dalam mewujudkan proses perencanaan dan penganggaran yang responsif gender. Melalui momen ini, usulan-usulan yang berpihak kepada masyarakat bisa diakomodir. Memasuki tahun pertama penyelenggaraan pembangunan RPJMD 2016-2020, ungkap Wabup, perencanaan awal RPJMD telah dilakukan. Ia bersama bupati, sudah memberi petunjuk dan arahan kepada SKPD agar dalam proses penyusunan rancangan RPJMD mempedomani visi dan misi 5 tahun yang telah dijabarkan sebelumnya. ‘’Tantangan yang dihadapi Lombok Utara masih sangat besar, kemiskinan masih tercatat 34,27 persen atau dua kali lipat rata-rata kemiskinan NTB,’’ sebut Sarifudin. Ia meminta, isu strategis lain agar dikelola dalam Musrenbang RKPD 2017, misalnya rendahnya rata-rata

lama pendidikan, tingginya angka buta aksara. Di sisi lain, usia harapan hidup sedikit lebih tinggi terjadi di kalangan perempuan. Sayangnya lamanya usia harapan hidup justru beriringan dengan kemiskinan yang terjadi juga di kalangan perempuan. Di bidang kesehatan, bupati dan wakil bupati menginginkan adanya atensi SKPD dalam mempengaruhi tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi. Tingginya ibu hamil yang kurang energi dan anemia, hingga kasus gizi kurang dan gizi buruk. Demikian halnya dengan rendahnya kepemilikan prasarana kesehatan seperti jamban, supaya difasilitasi secara terintegrasi lintas SKPD. ‘’Dengan demikian, maka prioritas pembangunan 2017 tetap pada prioritas penanggulangan kemiskinan dan perwujudan ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, reformasi birokrasi dan tata kelola, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, iklim investasi dan iklim usaha, serta prioritas perekonomian lainnya dengan kebijakan pembangunan dari desa,’’ demikian Sarifudin. (ari/*)

Kepala Bappeda (kanan) besertaara asiste, dan kepala SKPD

Peserta perempuan di Musrenbang meningkat

Istri Bupati KLU meninnjau stan kerajinan dan olahan di Musrenbang

Peserta Musrenbang membeludak

Wabup, Dandim dan Kepala Bappeda cicipi keripik kulit

Istri Bupati (tengah) dan Istri Wabup (kiri) ikuti Musrenbang

Guru dan Karyawan Pemkot Mataram Gelar Dharma Santhi Caka 1938 Mataram (Suara NTB) Sabtu (26/3) di Aula Serba Guna Taman Mayura diadakan acara Dharma Santhi yang diselenggarakan guru dan karyawan karyawati lingkup pemkot Mataram. Acara Dharma Santhi tersebut merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi tahun baru caka 1938. Menurut Ketua Pelaksana Drs. I Made Ariawan, tujuan pelaksanaan Dharma Santhi ini adalah untuk terus menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungan sekitar. Diharpkan, terjadi hubungan yang harmonis antar guru/pegawai lingkup Pemkot Mataram dan hubungan dengan atasan atau bawahan beserta lingkungan sekitarnya. ‘’Dengan acara ini, kita dapat melaksanakan simakrama, ramah tamah, saling maaf memaafkan inter dan antar umat Hindu se Kota Mataram sehingga terjadi konsep Nyepi mulai dari nol (bersih). Karena itu, sangat tepat tema yang diangkat panitia tahun ini adalah dengan revolusi mental, kita wujudkan kehidupan yang harmonis, damai sejahtera menuju Kota Mataram yang maju, relegius dan berbudaya,’’ katanya. Salah satu revolusi mental yang diserukan saat ini, bagaimana menyiapkan generasi muda menyosong Indonesia Emas. Anak-anak sekarang ini akan menggantikan tokohtokoh/pemimpin pada tahun 2045 nanti. Oleh karena itu, momen Dharma Santhi mengispirasi semangat bekerja keras untuk Kota Mataram. Dharma Santi guru/pegawai Pemkot Mataram dihadiri oleh sekitar 450 orang. Dihadiri pula Dandim 1602/ Lombok Barat, dari Polres Mataram, Ketua Dewan Pendidikan, Ketua PGRI Kota Mataram, tomas, toga dan beberapa Kepala SKPD lingkup Pemkot Kota Mataram. Ketua PHDI NTB, Drs. I Gede Mandra, MSc dalam Dharma Wacana tentang makna Nyepi dalam kaitan fenomena perkembangan masyarakat Kota Mataram saat ini. Menurutnya, ada beberapa budaya yang hampir hilang di Kota Mataram. Misalnya tradisi saling ngejot, saling undang dalam acara gawe keluarga. Dulu katanya, ia sangat merasakan toleransi saling hormat-menghormati antaragama. Orang tua dahulu, sangat konsisten menjaga hubungan kekerabatan. Oleh karena itu ia mengharapkan tradisi sagilik saguluk, paras paros sarpanaya, salunglung sabayantaka, paras paros, bersama dalam suka duka, saling memberi dan menerima, saling asah, asih dan asuh perlu diteruskan menjadi ikon budaya Mentaram. Dharma Santhi tahun 2016 ini adalah Dharma Santhi yang ke tiga diselenggarakan oleh guru dan pegawai Pemkot Mataram. Ketua pelaksana disepakati secara bergilir tiap tahun antara unsur guru dan unsur pegawai namun tetap berpartisipasi bersama. (r)

Biro AP ’’Warning’’ SKPD Sampai April

Seratus Lebih Paket Proyek Belum Dilelang Mataram (Suara NTB) Data yang dihimpun dari Biro Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (AP & LPBJP) Setda NTB, hingga 29 Februari 2016, sebanyak 190 paket proyek yang belum diajukan lelang ke Unit Layanan Pengadaan (ULP). Biro AP & LPBJP mengharapkan, seluruh SKPD seluruh SKPD dapat mengajukan dokumen lelang ke ULP paling lambat April mendatang. Total paket proyek yang dilelang melalui ULP tahun 2016 ini sebanyak 324 paket dengan pagu anggaran Rp 806,312 miliar lebih. Di mana, sampai akhir Februari 2016, jumlah paket proyek yang sudah tuntas lelang sebanyak 14 paket dengan nilai Rp 71,8 miliar lebih. Kemudian paket yang sedang lelang sebanyak 52 paket dengan nilai Rp 310,155 miliar lebih. Kemudian 38 paket proyek masih dalam verifikasi dokumen dengan nilai Rp 76,242 miliar lebih. Sedangkan, 190 paket proyek yang belum diajukan untuk dilelang tersebar di seluruh SKPD dengan nilai Rp 345,829 miliar lebih. Kepala Biro AP & LPBJP Setda NTB, Ir. I Gusti Bagus Sugihartha, MT mengatakan paket-paket proyek yang akan dilelang ini memang sedang berproses. SKPD, katanya, mendahulukan mana paket proyek yang strategis untuk dilakukan lelang lebih awal dan paket proyek yang kurang strat-

egis untuk diajukan belakangan. ‘’Tapi kita harapkan pelaksanaannya itu tidak sampai pada waktu yang molor-molor. Jadi, kalau kita melihat target tahun kemarin dengan target tahun ini, sudah jauh lebih bagus. Harapan kita, kegiatankegiatan pelelangan yang belum dilaksanakan ini untuk segera untuk terlaksanakan,’’ kata Sugihartha ketika dikonfirmasi Suara NTB, pekan kemarin. Untuk mempercepat pengajuan lelang ini, kata Sugihartha, pihaknya terus melakukan pendampingan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Mereka terus diminta melakukan percepatan, untuk mengajukan dokumendokumen lelang ke ULP. Dikatakan, ada beberapa kendala yang ditemukan seperti perencanaan yang masih kurang matang sehingga perlu dievaluasi lagi. “Dimatangkan perencanaan. Penyiapan dokumen-dokumen untuk proses pelelangan sendiri, menyusun kerangka acuan

(Suara NTB/ist)

Aktifitas lelang melalui ULP dalam APBD NTB TA. 2016 per SKPD kerja dan lain sebagainya. Ini kan membutuhkan waktu. Sehingga itu juga membuat penundaan dari pelaksanaan pelelangannya. Kita harapkan pengajuan-pengajuan itu di bulan April ini sudah masuk di ULP,” harapnya. Namun, kata mantan Kepala Bidang Tata Ruang dan

Prasarana Bappeda NTB ini, tidak bisa serta merta semua kegiatan atau paket proyek bisa masuk sampai dengan bulan April. Tentunya, ada kegiatan-kegiatan yang masih membutuhkan perencanaan matang, mempertajam lokasi, atau mungkin ada persoalan lapangan terkait lahan, dan

lain sebagainya. “Tapi dibandingkan tahun lalu, itu (progres lelang) sudah jauh peningkatannya. Data terakhir yang sudah tertayangkan sudah 110 paket, yang sudah ada di meja kami proses evaluasi kami kurang lebih 20 paket. Jadi, kurang lebih 130 paket yang saat ini sudah berada di ULP,”pungkasnya. (nas)

Termasuk Eks RSUD NTB

Dinas PU Siapkan Rencana Utama Pembangunan Kawasan Kantor Gubernur

(Suara NTB/ist)

DHARMA SANTHI - Suasana Dharma Santhi guru dan karyawan Pemkot Mataram, Sabtu (26/3) di Aula Serba Guna Taman Mayura.

Mataram (Suara NTB) Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB sedang mempersiapkan master plan (rencana utama) pembangunan kawasan Kantor Gubernur NTB. Dalam master plan ini, kawasan eks RSUD NTB juga akan masuk dalam kompleks Kantor Gubernur. Rencananya, sejumlah SKPD strategis seperti Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Satpol PP akan berkantor di Sekretariat Daerah (Setda) NTB. Kepala Dinas PU NTB, Ir.

Wedha Magma Ardi, M.TP yang dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (26/3) mengatakan, ada rencana Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Kantor Gubernur NTB. “Merespons bahwa itu akan dibiayai oleh APBN kita akan coba susun master plan-nya. Memang akan memanfaatkan eks rumah sakit (RSUD NTB). Itu nanti tentunya kita perhatikan aspirasi, bagaimana pengembangan organisasi pemprov khususnya Setda ke depan,” ujarnya. Dikatakan, SKPD strategis

seperti BPKAD, Bappeda dan Satpol PP dirancang akan berada dalam satu tempat yakni di kawasan kompleks Kantor Gubernur. Rencana pembangunan kompleks Kantor Gubernur sampai eks gedung RSUD NTB itu, kata Ardi juga akan mempertimbangkan aspirasi mengenai pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). “Tetap kita bangun RTH tetapi RTH yang inklusif, Pemprov punya. Itu yang dalam desain kami,”ungkapnya. Ardi mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan siapa

saja orang-orang yang akan mengawal penyusunan master plan itu. Mengenai dana untuk penyusunan master plan itu, akan dibicarakan dengan BPKAD. ‘’Kita upayakan seoptimal mungkin RTH tercapai. Kemudian bangunannya bisa enam sampai tujuh lantai,”imbuhnya. Dalam APBD murni 2016, Pemprov NTB telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 32 miliar lebih untuk pembangunan gedung di kompleks kantor gubernur. Namun, Detail Engineering Design (DED) masih belum dilakukan ekspose kepada gubernur. Ren-

cananya, awal pekan ini akan dilakukan ekspose kepada gubernur. Namun dengan adanya lampu hijau dari Kemendagri yang akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan kantor gubernur, kemungkinan rencana pembangunan gedung empat lantai itu berpotensi ditunda. “September ini paling lambat pemerintah provinsi sudah mengusulkan proposalnya ke Kemendagri, minimal dengan master plan. Kalau DED bisa belakangan. Konsepnya, bangunan kantor gubernur itu melambangkan kearifan lokal NTB,’’ pungkasnya. (nas)


Halaman 10

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Selamatkan Lingkungan

Sampah Diolah Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi Di tengah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dan ancaman bahaya sampah plastik, hadir kelompok perempuan yang bergerak dalam pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan. KUB Aneka Kerajinan yang beralamat di Dusun Karang Baru, Pemenang misalnya, berbekal kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan kini mampu menghasilkan produk bernilai jual. Ketua KUB Aneka Kerajinan, Sefty, Kamis (24/3) mengungkapkan, sejak berdiri tahun 2012, KUB Aneka Kerajinan tetap eksis mengolah dan memproduksi hasil kriya berbahan baku kertas plastik, plastik hingga sampah stik es krim. Sejak itu pula, anggota KUB Aneka Kerajinan terus bertambah yang berasal dari kaum ibu rumah tangga. Di

sekitar sekretariat, jumlah anggota kelompok saat ini sebanyak 10 orang. Namun pengurus Aneka Kerajinan juga membuka kesempatan bagi kaum ibu rumah tangga dari desa dan kecamatan berbeda untuk berkiprah melalui proses transformasi ilmu dan keterampilan yang dimiliki. “Kami juga melatih beberapa kelompok yang mulai berinisiatif untuk mengolah sampah plastik menjadi kerajinan di beberapa kecamatan, termasuk kelompok perempuan Sekolah Alam (Tanjung),” ungkap Sefty. Beberapa produk kerajinan dari sampah yang dihasilkan antara lain, kembang, tempat air mineral, lampu stik es krim, tas, dompet, tempat tisu, wadah penyimpan telur asin, vas bunga dan lainnya. Produk-produk tersebut ditawarkan ke pasar lokal dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu. Harga produk tergantung dari tingkat kerumitan pembuatan, dan besar kecilnya u k u r a n produk. Angka penjualan hasil kerajinan

dalam bentuk tas, dompet, keranjang minuman, dan bunga kembang, dalam sebulan baru berkisar Rp 500 ribuan. Keterbatasan katalog produk membuat kelompok harus rajin – rajin mencari inspirasi produk untuk diproduksi. Model-model dan pernak pernik pada produk juga berusaha diimbangi agar terlihat unik, sehingga bisa mempengaruhi minat pasar. Untuk membuat satu unit tas ini, dibutuhkan limbah sampah bungkusan kopi, benang, alatalat manual seperti obeng, gunting, dan mesin jahit. Satu unit tas bisa tuntas dikerjakan dalam waktu setengah hari ketika semua bahan lengkap terkumpul. Sama persis dengan kerajinan lainnya seperti keranjang minuman yang terbuat dari bekas botol minuman. Di mana untuk membuat semua kerajinan ini, masih menggunakan sistem manual, karena keterbatasan peralatan otomatis yang bisa mempercepat proses pembuatan. “Motivasi kami dalam mengolah kerajinan ini untuk menyelamatkan lingkungan sekaligus membantu masyarakat dari sisi ekonomi,” sebutnya. Bagi KUB Aneka Kerajinan, meski aktivitas kerajinan belum sebanding dengan pendapatan, antusiasme anggota untuk terus eksis masih dibuktikan. Di balik eksistensi itu, kelompok berharap adanya fasilitasi dari pemerintah daerah. Kadis Perindagkop dan UMKM, Drs. Abdul Hamid, melalui Sekdis Disperindagkop, Drs. I Komang Karta, mengakui Pemda terus mengintervensi kelompok UMKM di KLU. Melalui pelatihan ke luar kabupaten, hingga bantuan permodalan. Namun demikian, kreativitas kelompok dalam menjaga lingkungan patut diacungi jempol. “Pemerintah terbantu dengan gerakan kelompok, selain mengurangi sampah plastik, anggota kelompok juga memiliki usaha sampingan,” sebut Karta. (ari)

Istri Bupati KLU sedang menawar harga salah satu kerajinan berbahan baku sampah.

Salah satu anggota KU B Aneka Kerajinan menunjukkan hasil kerajinan kelompok perempuan di KLU.

Pemasaran Terkendala Minat Pasar

Inilah jenis-jenis aneka kerajinan dari plastik.

SUKSES dalam mengubah limbah menjadi sebuah barang berharga, ternyata belum belum diikuti oleh sukses kelompok dalam meraih atensi pasar. Sementara ini, kelompok KUB Aneka Kerajinan hanya mengandalkan pangsa pasar lokal yang belum seberapa. Pengurus Kelompok Aneka Kerajinan, Salamah, mengakui kendala dalam proses pemasaran memang terjadi sejak kelompok berdiri. Penjualan dalam sebulan tidak cukup kuat menopang biaya ekonomi dalam rumah tangga anggota kelompok. Beruntung dalam proses produksi, tidak banyak beban biaya yang harus ditutupi, karena tertolong bahan baku sampah dan tidak harus dibeli. Saat ini pemasaran hasil kerajinan kelompok dipajang di etalase Pasar UMKM milik Pemda KLU di Tanjung. Di lokasi tersebut sebagian barang kerajinan hasil olahan kelompok ini dititipkan. Namun hasil penjualan di lokasi tersebut juga masih terbilang rendah,

Sejumlah anggota KUB Aneka Kerajinan sedang membuat tas dari bahan berbaku sampah.

Seorang konsumen sedang bertanya mengenai produk yang dibuat dari bahan baku plastik bekas.

sehingga tidak sedikit barang hasil kerajinan kelompok ini mangkrak cukup lama. “Harapan kami kepada pemerintah agar membantu proses pemasaran sehingga ke depan usaha kerajinan yang didorong permodalannya oleh pemerintah ini bisa maju,” ujar Salamah. KUB Aneka Kerajinan sejatinya mendambakan lokasi pasar seni Gili Trawangan untuk memasarkan produknya. Namun meski sudah disampaikan ke Pemda KLU, namun keinginan tersebut belum dapat terwujud. Terlebih lagi, untuk mendiami lokal di pasar seni, koordinasi harus melalui pemerintah yang lebih tinggi, yakni Pemprov NTB. Persoalan ini juga menjadi kesulitan tersendiri bagi kelompok. Kelompok juga berupaya untuk memasarkan produk melalui penitipan barang di etalase hotel. Meski baru 1 hotel yang memberi ruang, kelompok berharap memiliki pengaruh dalam penjualan ke depannya. “Hasil penjualan ini tidak setiap bulan kami bagi, namun tergantung pada penjualan ketika dalam jumlah besar hasil penjualan kami dapatkan baru

kami bagi kepada semua anggota,” cetusnya sambil terfokus dalam membuat kerajinan di salah satu berugak tempat menjadi sekertariat bersama kelompok ini. Sementara Sekretaris Disperindagkop KLU Komang Karta, menegaskan, dalam persoalan ini pihaknya berusaha untuk membantu. Kelompok – kelompok kerajinan kerap dilibatkan dalam acara seremonial, seperti pameran, penyediaan stan di acara SKPD. Diakui atau tidak, minimnya serapan produk bisa jadi dipengaruhi oleh masih tingginya harga penawaran produk ke konsumen. “Kita akui, harga barang hasil kerajinan masyarakat KLU masih relatif lebih tinggi. Tapi ke depan, dengan berkembangnya sektor pariwisata kita harapkan memiliki dampak penjualan. Kita juga akan melakukan pendekatan ke hotelhotel agar bersedia memajang produk kerajinan sebagai alternatif cinderamata untuk dapat dibeli wisatawan,” demikian Komang Karta. (ari)


Halaman Halaman 14 11

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Emi Kurnia Lazuardi

Sehari Cuti, Seumur Hidup Menginspirasi BIODATA Nama : Emi Kurnia Lazuardi TTL : Pringgasela, 17 November 1988 Pekerjaan : Pengajar di Sekolah Internasional Nusa Alam Batulayar Riwayat pendidikan : SDN 3 Pringgasela (1996-2001), SMPN 1 Pringgasela (2001-2004), SMAN 1 Selong (2004-2007), FKIP Unram Jurusan Bahasa Inggris (2007-2011)

“Sehari cuti, seumur hidup menginspirasi”. Itulah kata-kata yang keluar dari seorang gadis kelahiran Pringgasela, 17 November 1988. Dia adalah Emi Kurnia Lazuardi, seorang pengajar pada sekolah internasional Nusa Alam Batulayar Lombok Barat. Disela-sela kesibukannya mengajar, gadis yang akrab dipanggil Emi ini masih sempat meluangkan waktu untuk peduli terhadap pendidikan anakanak di pelosok atau daerah terpencil. Pada tahun 2015 lalu, ia bergabung dengan Kelas Inspirasi. Emi mengatakan kelas inspirasi bermula dari temanteman Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia, lahirlah konsep Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar anak-anak SD terutama yang berada di daerah pelosok selama sehari. Para profesional ini disebut relawan pengajar. Relawan pengajar berinteraksi di sekolah untuk berbagi cerita dan pengalaman kerja dan

memberi motivasi untuk meraih cita-cita bagi para siswa. Interaksi relawan pengajar dengan warga sekolah dilakukan untuk membuka ruang komunikasi dan kolaborasi antar keduanya melalui pengalaman mengunjungi dan mengajar dan berinteraksi selama hari inspirasi termasuk masa persiapannya. Para profesional diajak untuk menceritakan mengenai profesinya. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar. Bagi para profesional pengajar, Kelas Inspirasi dapat memberi pengalaman mengajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi nyata dan aktif terhadap perbaikan masa depan bangsa. Interaksi antara para profesional dengan siswa dan guru SD diharapkan dapat berkembang nantinya menjadi lebih banyak gagasan dan kegiatan yang melibatkan kontribusi kaum profesional. “Kelas inspirasi ini semacam gerakan. Ikut mensupport mimpi-mimpi anak bangsa khususnya sekolah yang berada di pelosok. Kita juga di sini merupakan gerakan yang mewadahi para profesional dari berbagai profesi, tidak hanya guru. Jadi anak-anak itu kedepannya lebih banyak memiliki citacita,” kata Emi saat berbincang dengan Suara NTB, Jumat (25/3) lalu.

Menurutnya, kelas inspirasi bukan hanya memberikan inspirasi kepada anak-anak yang sekolah di daerah terpencil. Namun juga dapat memberikan pelajaran kepada para relawan pengajar dari berbagai profesi melihat kondisi pendidikan yang ada di daerah terpencil. “Kelas inspirasi itu taglinenya cuti sehari, seumur hidup menginspirasi. Jadi, cuma sehari kegiatan ini, memberikan motivasi dan inspirasi kepada anak-anak yang sekolah di pelosok,” kata Emi yang mengaku kadang tidak masuk mengajar sehari jika ada jadwal kelas inspirasi ini. Kegiatan kelas inspirasi ini bersifat temporer. Hal yang mendorong Emi ikut dalam kegiatan Kelas Inspirasi, karena ingin berbuat bagi daerah. Alumni SMAN 1 Selong tahun 2007 ini mengaku apa yang dilakukan mendapatkan dukungan dari orang tua. Karena aktif dalam kegiatan seperti ini, Emi jarang pulang ke kampung halamannya di Lombok Timur. “Pulang ke rumah mungkin satu kali sebulan. Orang tua mensupport sekali kegiatan yang saya lakukan. Kenapa saya jarang pulang, saya jelaskan. Orang tua jadi tahu. Komplainnya karena saya jarang pulang,” tandasnya. (nas)

Pejabat Jarang Turun ke Sekolah Terpencil Mataram (Suara NTB) Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para guru dan masyarakat, para pejabat daerah jarang turun melihat secara langsung kondisi sekolah yang berada di daerah terpencil. Para relawan pengajar dari Kelas Inspirasi Lombok, setiap selesai melakukan kegiatan melakukan refleksi me-

ngenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi sekolah-sekolah terpencil tersebut untuk selanjutnya disampaikan kepada pemerintah daerah melalui SKPD terkait. “Pemerintah harus lebih meratakan akses pendidikan. Harusnya pemerintah juga, mereka jarang melihat sendiri kondisi di lapangan. Pemerintah daerah seharusnya tidak

hanya dapat laporan. Tapi harusnya terjun langsung ke sekolah-sekolah pelosok. Biar pemerataan pendidikan ada,” kata Emi Kurnia Lazuardi, salah seorang relawan Pengajar Kelas Inspirasi Lombok saat berbincang dengan Suara NTB, Jumat (25/3) lalu. Emi mengharapkan, pemerintah daerah jangan hanya memfokuskan pengembangan akses pedidikan di

daerah perkotaan. Tetapi, daerahdaerah pelosok atau terpencil juga perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Pasalnya, sekolah-sekolah yang berada di pelosok, dari kondisi sarana prasarana pendidikan jauh dari kata layak. Emi menjelaskan, setiap kegiatan yang dilakukan langsung dilakukan refleksi. Ada laporan yang dibuat kepada

pemerintah daerah mengenai permasalahan-permasalahan yang ditemukan di lapangan. Permasalahanpermasalahan itu perlu diintervensi oleh pemerintah. Tapi, katanya, selama ini belum ada tindaklanjut dari pemeirntah daerah mengenai permasalahan yang dihadapi sekolah pelosok. Ia mencontohkan, seperti di Gili Maringkik, pihak sekolah ingin mem-

bangun ruang kelas baru. Namun, material bangunan untuk membangun sarana pendidikan itu harus didatangkan dari pulau seberang. Hal inilah yang menurutnya perlu dibantu oleh pemerintah daerah. Bahkan “Respons pemerintah lama. Mereka tak punya ruang kelas, maka terpaksa belajar out door saja,” ungkapnya. (nas)

Sarana Prasarana Pendidikan Daerah Terpencil Memprihatinkan Mataram (Suara NTB) Beberapa sekolah terpencil baik yang berada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa telah dikunjungi Emi Kurnia Lazuardi bersama relawan pengajar yang tergabung dalam Kelas Inspirasi Lombok dalam kurun waktu setahun terakhir. Emi melihat ketimpangan akses pendidikan antara masyarakat yang berada di perkotaan dengan daerah terpencil sangat mencolok. Jika di perkotaan seluruh sarana prasarana pendidikan cukup lengkap. Di pelosok justru sebaliknya. Meskipun demikian, kata Emi, anak-anak yang sekolah di pelosok mempunyai semangat yang luar biasa jika dibandingkan dengan anak-anak yang berada di perkotaan. “Saya pernah ke daerah Jerowaru kegiatan kelas inspirasi di sana. Sampai saya nangis melihat sarana prasarananya. Nama daerahnya Dusun Ujung Gol Desa Sekaroh Jerowaru. Di sana ada sekolah cuma hanya dua kelas. Setengahnya pakai tembok dan setengahnya tidak. Atapnya pakai seng yang banyak bolong-bolongnya,” kenangnya. Namun, kata Emi, semangat anak-anak untuk bersekolah dan para guru sangat luar biasa. Para guru berasal dari luar daerah tersebut. Tetapi datang mengajar setiap hari. Meskipun dengan gaji yang masih jauh dari kata layak, namun para pahlawan pendidikan di daerah paling selatan Lombok Timur itu tetap rajin mengajar anak-anak generasi penerus bangsa. “Kenapa kita yang ada di sini (daerah perkotaan) malas-malasan. Di sana temanteman gurunya semangat ngajar dengan gaji yang tidak seberapa juga. Jadi sedih waktu itu melihat kondisi seperti itu,” ucapnya. Alumni FKIP Jurusan Bahasa Inggris Universitas Mataram ini mengaku banyak pelajaran yang diperoleh para relawan yang tergabung dalam kelas inspirasi setiap melaksanakan kegiatan di daerah pelosok. Selain dapat memberikan inspirasi kepada anak-anak SD daerah terpencil juga para relawan memperoleh pelajaran berharga. Selain melakukan kegiatan di Daerah Sekaroh, Emi juga menceritakan mereka pernah melakukan kegiatan serupa di Gili Maringkik, Gili Beleq dan Gili Re. Emi menceritakan di Gili Beleq, para siswa yang berasal dari Gili Re harus rela menyeberangi lautan untuk sekolah. “Karena anak-anaknya, terutama di Gili Beleq. Mereka nunggu air laut surut untuk nyeberang sekolah. Mereka menunggu air laut surut baru nyeberang. Kadang mereka lepas baju, jinjing tas dan baju kemudian berenang untuk menuju sekolah,” katanya. Emi menyebutkan, di Gili Maringkik terdapat dua sekolah. Yakni SDN 2 Tanjung Luar dan SD/SMP Satu Atap 1 Keruak. Dari segi prestasi, katanya, anak-anak yang berada di Gili Maringkik cukup berprestasi. Bahkan dalam ajang Olimpiade Sains dan Seni Nasional (O2SN) tingkat kabupaten, anak-anak di sana menjadi juara terutama untuk renang. (nas)

Memberikan motivasi dan inspirasi di salah satu SD terpencil di Kabupaten Sumbawa

Memberikan m o anak SD yang tivasi dan inspirasi kepada anakberada di Dusu Sekaroh, Lom n Ujung Gol, bok Timur Desa

g Gol, Desa cil di Dusun Ujun en rp te ah er da Salah satu SD k Timur Sekaroh, Lombo


Halaman 12

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Kepala Museum Negeri NTB, Ir. Bq Rahmayati (Paling kiri) bersama Psikolog, Ika Shinta Sari (Tengah) dan Kepala Tata Usaha (KTU) Museum Negeri NTB.

Seorang peserta lomba pemandu museum menjelaskan pranata kesenian dan benda cagar budaya yang menjadi warisan leluhur nenek moyang masyarakat NTB.

Sejumlah siswa SD mengolah tanah liat untuk dijadikan replika koleksi benda cagar budaya sebagai salah satu mata lomba yang diselenggarakan Museum Negeri NTB.

Kegiatan Pelajar

Semarak, Pelaksanaan Lomba Kreativitas dan Pemandu Museum Mataram (Suara NTB) Sejumlah pelajar dari berbagai sekolah di NTB turut menyemarakkan kegiatan di Museum Negeri NTB, Minggu (27/3). Mereka berkompetisi atau berlomba untuk menjadi seorang pemandu di Museum. Selain itu, ada juga lomba seni kriya yang diikuti pelajar kalangan SMP/SMA serta lomba membuat replika koleksi benda cagar budaya menggunakan tanah liat yang diikuti oleh peserta pelajar tingkat sekolah dasar. “Ini adalah langkah kita untuk menggerakkan hati para pemuda agar lebih peduli dengan museum. Selain menjadi strategi kaderisasi pemandu, paling tidak mereka harus kita gerakkan agar mencintai museum serta khazanah budaya warisan leluhur mereka yang dikonservasi disini,” kata Kepala Museum Negeri NTB, Ir. Baiq Rahmayati kepada Suara NTB. Langkah tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mendekatkan para pelajar dengan museum. Tujuannya semata-mata agar tertanamnya rasa kecintaan kelompok-kelompok pemuda terhadap museum serta khazanah kebudayaan sebagai pengisinya. Benda cagar budaya yang menjadi potret keberadaan suatu zaman harus dilestarikan. Benda-benda yang dilestarikan tersebut tentunya harus dirawat dengan baik secara bersama-sama.

Menurut Kepala Museum, lomba-lomba yang diselenggarakan di museum tersebut merupakan salah satu strategi mendekatkan pemuda dengan museum. Lebih-lebih, belakangan ini, Museum Negeri NTB kekurangan pemandu wisata. Ia berharap, pemuda khususnya dari kalangan pelajar siap menjadi pemandu jika suatu waktu dibutuhkan oleh pihak museum. Lomba memandu yang diselenggarakan merupakan salah satu strategi untuk mengkader pemandu-pemandu yang profesional dan bermutu. “Kita harapkan anak-anak muda siap menjadi pemandu di museum. Saat ini kita sedang mengalami kekurangan pemandu. Untuk sementara, yang dilombakan masih tingkat Bahasa Indonesia, kedepan kita harap siswa mampu memandu wisatawan di museum menggunakan bahasa asing,” ujarnya. Antusiasme pelajar untuk menjadi pemandu di museum terlihat dari animo siswa yang mengikuti perlombaan. Dari tiga mata lomba, peserta lomba pemandu museum memiliki peringkat teratas. “Pelajar sangat antusias jadi pemandu museum. Ini dibuktikan dengan peserta lomba memandu di museum paling banyak,” ujarnya. Untuk menjadi seorang pemandu wisata di museum, tentu seseorang harus dibekali dengan wawasan atau pengetahuan yang luas mengenai rumah cagar budaya tersebut. Pelajar yang mengikuti perlombaan tersebut dituntut untuk me-

mahami seluk-beluk keberadaan Museum Negeri NTB. Pemahaman tentang Museum Negeri NTB beserta seluruh isinya menjadi tantangan menarik bagi para peserta lomba. Selain menjadi kebutuhan untuk memenangkan perlombaan, pemahaman yang melekat pada masing-masing pelajar tersebut juga akan menjadi wawasan tambahan bagi mereka, terutama menyangkut ilmu-ilmu sejarah serta ilmu tentang kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat NTB. Kesenian dan Kebudayaan yang terdapat di NTB khazanah yang diwariskan secara turun temurun oleh leluhur atau nenek moyang terdahulu. Puluhan jenis pranata seni dan budaya yang diwariskan merupakan aspek kekayaan daerah yang belum tentu bisa ditemukan di daerah lain. Kekhasan yang dimiliki oleh masingmasing benda atau pranata seni itulah yang menjadi alasan mengapa warisan dari para leluhur yang diberikan secara turun temurun itu patut dirawat dan dilestarikan. “Untuk menjadi seorang pemandu, tentu kita harus menguasai segala materi yang akan disampaikan. Mimik, gestur tubuh serta gaya berkomunikasi yang menarik harus dikuasai pemandu sehingga orang selalu tertarik mendengarkan apa yang kita sampaikan kepadanya,” tutur Fitri Rahmadani, salah seorang peserta lomba pemandu di museum yang berasal dari SMA Negeri 3 Mataram.

Terpisah, Psikolog Ika Shinta Sari yang dihadirkan untuk memberikan pencerahan pada peserta didik serta wali murid yang mengikuti perlombaan tersebut mengemukakan, lomba-lomba yang terselenggara di museum secara tidak sengaja akan mempengaruhi psikologi anak untuk mencintai museum. Anak-anak akan merasa dekat bahkan akrab dengan museum serta benda atau situs cagar budaya apabila diberikan pengenalan sejak dini. Disamping itu, lomba-lomba yang bersifat memacu kreatifitas anak dalam bidang seni dapat membantu pertumbuhan otak si buah hati demi memacu perkembangan otak kanan. Selain lomba pemandu, Museum juga menyiapkan lomba Replika Koleksi. Para pelajar, khususnya dari kalangan SD berkompetisi membuat replika benda-benda peninggalan bersejarah menggunakan tanah liat. Pada kesempatan yang sama, Museum NTB yang dirintis serta berdiri sejak 1976 ini juga mengadakan lomba seni kriya. Para pelajar berlomba membuat kriya sesui dengan kemampuan berkreatifitasnya masing-masing. “Pembelajaran seni itu cukup penting. Lebih-lebih melalui lomba kreatifitas seperti ini. Sasarannya adalah untuk memacu perkembangan otak kanan pada anak. Ini membuatnya lebih imajinatif, memiliki visi dan tentunya mengimbangi peran otak kiri sebagai hasil yang didapat melalui pelajaran-pelajaran eksak di sekolah,” jelasnya. (met/*)

Beberapa siswa yang mengikuti lomba seni kriya bereksplorasi dan berupaya menyelesaikan kreatifitasnya.

(Suara NTB/met)

Suara NTB dan Global FM Lombok Gelar Lomba Menggambar dan Mewarnai

Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Global FM Lombok H. Agus Talino saat menyerahkan penghargaan dan hadiah kepada pemenang lomba

Mataram (Suara NTB) – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Harian Suara NTB yang ke 12 tahun dan Radio Global FM Lombok ke 13 tahun, telah digelar serangkaian kegiatan lomba. Salah satunya lomba menggambar dan mewarnai yang telah diikuti sekitar dua ratus peserta dari Kota Mataram. Lomba ini diselenggarakan di Mataram Mall dan dimeriahkan kehadiran Kak Wawan selaku pendongeng bagi para peserta. Lomba menggambar dan mewarnai ini mengangkat tema “Aku dan Cita-citaku”. Lomba menggambar diikuti oleh para pelajar sekolah dasar. Sementara lomba mewarnai diikuti pelajar dari taman kanak-kanak. Salah satu orang tua peserta atas nama Grandine (5) menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh Suara NTB. Menurutnya kegiatan ini sangat baik untuk melihat bakat-bakat anak-anak di Kota Mataram yang tidak banyak diketahui oleh orang lain. Sehingga dengan adanya kegiatan ini, anak-anak bisa semakin percaya diri untuk tampil di hadapan orang banyak. “Saya ingin melatih anak saya agar bisa mandiri, selain itu juga bisa lebih percaya diri saat berhadapan dengan orang lain. Dan juga agar kreatifitas seninya bisa terlatih. Harapannya sih anak saya dapat juara, tapi kalau tidak dapat juga tidak apa-apa,” kata Mia Agustina selaku orang tua Garandine. Orang tua peserta bernama Jefferson (6) juga mengatakan

bahwa kegiatan ini sangat membantu anaknya untuk dapat berkreatifitas lebih baik lagi. Apalagi kegiatan seni semacam ini diyakini dapat meningkatkan kerja otak anak. Sehingga sangat perlu untuk terus dilakukan. “Belajar seni bukan hanya untuk senang-senang saja, tapi itu juga dapat membantu mereka untuk dapat memecahkan persoalan dan soal-soal saat di sekolah. Belajar seni itu banyak untungnya apalagi untuk anak-anak,” kata Yuliana selaku orangtua Jefferson. Para peserta lomba menggambar dan mewarnai yang meramaikan Mataram Mall Minggu (27/3) kemarin terlihat antusias. Sejumlah anak sibuk memainkan pensil warna yang telah disediakan oleh panitia. Sebagian lagi sibuk untuk menggambar apa yang dicita-citakan. Sesuai dengan tema pada lomba kali ini, yaitu “Aku Dan Cita-citaku”. Lomba dimulai sejak pukul 09.00 dan berakhir 11.00 WITA. Untuk kategori mewarnai juara satu dimenangkan oleh Risqia Alfiana, juara

dua dimenangkan oleh Ni Putu Radha Lila, juara tiga dimenangkan oleh Cahya Anila. Sementara untuk juara harapan satu pada kategori mewarnai Rasya Adera, harapan dua dimenangkan oleh Jefferson Harrison Suryawan, dan harapan tiga dimenangkan oleh Baiq Nadia. Selain itu, untuk kategori menggambar dimenangkan oleh Clarissa Stella Tjandra, juara dua dimenangkan oleh Kirana dan juara tiga dimenangkan oleh Shifa. Sementara untuk juara satu harapan dimenangkan oleh Kristalya, harapan dua dimenangkan oleh Nadia Syafira dan harapan tiga dimenangkan oleh M. Alfiansyah. Para pememang mendapatkan trofi, uang pembinaan, tabungan emas dari pegadaian, sejumlah bingkisan dan piagam penghargaan. Hadiah itu diserahkan langsung oleh Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Global FM Lombok H. Agus Talino dan diterima langsung oleh para pemenang. (lin)

Para Juara Lomba Menggambar dan Mewarnai Suara NTB dan Global FM Lombok Lomba Mewarnai Juara I : Risqia Alfiana Juara II : Ni Putu Radha Lila Juara III : Cahya Anila Harapan I : Rasya Adera Harapan II : Jefferson Harrison Suryawan Harapan III : Baiq Nadia Lomba Menggambar Juara I : Clarissa Stella Tjandra Juara II : Kirana Juara III : Shifa Harapan I : Kristalya Harapan II : Nadia Syafira Harapan III : M. Alfiansyah


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

BUDAYA DAN HIBURAN

Halaman 13

Polemik ASITA Diharapkan Tak Pengaruhi Pariwisata NTB Mataram (Suara NTB) Belum lama ini terjadi polemik di tubuh Association of Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) NTB. Pengurus Asita didesak agar segera membentuk panitia penyelenggara Musyawarah Daerah (Musda) untuk pergantian ketua dan pengurus pada tahun 2016. Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu Djoka, SH menuding bahwa ada pihak tertentu yang ingin menjadi ketua ASITA padahal masa jabatannya belum selesai.

(Suara NTB/ist)

Hotel Kabana

Hotel Kabana dengan Fasilitas Berkelas HOTEL Kabana yang berlokasi di Jalan Abimanyu Nomor 2A Mataram ini merupakan salah satu hotel yang berada di tengah Kota Mataram. Fasilitas yang disediakan di hotel ini merupakan fasilitas berkelas yang dapat dinikmati dengan nyaman oleh setiap tamu. Apalagi hotel yang berdiri di atas tanah seluas tiga are ini memiliki taman yang sangat asri. “Fasilitas yang kami sediakan menggunakan bahan dan merk yang berkualitas. Meski demikian harga yang kami berikan cukup terjangkau. Karena ini berkaitan dengan pelayanan dan kenyamanan bagi tamu,” kata Manager Hotel Kabana Gede Suardhana kepada Suara NTB, di Mataram, Selasa (22/3). Di setiap kamar hotel, disediakan coffee maker bagi setiap tamu yang ingin menikmati kopi di dalam kamar. Selain itu juga disediakan sikat dan pasta gigi serta handuk dengan merk berkualitas. Masih banyak fasilitas lain seperti hot and cool shower, TV berlangganan, AC, breakfast, area parkir, free wifi dan masih banyak lainnya yang disediakan oleh hotel tiga lantai ini. Terdapat 15 kamar dengan dua tipe yaitu Deluxe Verandah dengan twin beds dan double beds. Masyarakat hanya perlu membayar Rp 300 ribu dan Rp 275 ribu permalam. Khusus untuk keluarga yang membawa anaknya dengan usia dibawah 10 tahun tidak dikenakan biaya tambahan. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang datang untuk menginap. “Kita juga punya kafetaria yang sangat cocok untuk nongkrong. Masyarakat yang ingin menikmati suasana romantis di lantai dua kafetaria hotel ini bisa datang kapan saja,” kata Suardhana. Hotel ini juga menyediakan paket tour untuk tamu yang ingin menikmati keindahan Lombok yang saat ini tengah banyak didatangi oleh wisatawan. Paket perjalanan wisata seperti Sasak Tour meliputi Sade Rembitan (Rumah Tradisional Sasak), Pantai Tanjung Aan, Pantai Kuta Lombok, Bukit VW, Pantai Mawun, Pantai Selong Belanak, saat menuju hotel akan mengunjungi Sukarara (Desa Pusat Kerajinan Tenun Lombok). Selain itu juga wisata ke sejumlah gili di Lombok. Selain itu juga terdapat paket tour bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu. “Ada juga paket tour tiga hari dua malam bagi tamu yang ingin melakukan perjalanan wisata di Lombok,” ungkapnya. Para tamu akan dilayani oleh karyawan yang telah berpengalaman. Sehingga tamu yang datang bisa merasa nyaman saat berada di Hotel Kabana. (lin)

Rumah Masa Kecil Ringo Starr Dibeli Penggemar London Seorang penggemar Beatles yang sudah memiliki dua properti grup band itu membeli rumah teras kecil di Liverpool yang menjadi tempat penabuh drum band ini, Ringo Starr, dibesarkan. Ringo, terlahir dengan nama Richard Starkey, pindah ke rumah sederhana dengan dua ruangan di bawah, dua kamar di atas, di 10 Admiral Grove, Dingle, Liverpool, saat berumur tiga tahun. Ia tinggal di rumah itu sampai usia 21 tahun. Jackie Holmes dari London menjadi penawar tertinggi pada lelang Kamis malam, dengan membayar 70 ribu poundsterling atau 15 ribu poundsterling di atas harga awal. Jackie adalah orang yang juga membeli rumah ibunda John Lennon pada 2015 dan rumah George Harrison setahun sebelumnya. “Saya sangat gembira bisa mendapatkan rumah ini karena rumah masa kecil Ringo, seperti juga dua properti Beatles lain yang saya miliki, mempunyai begitu banyak sejarah dibaliknya, yang membuat saya mencintai mereka semua,” kata Holmes. “Saya penggemar berat Beatles, jadi saya senang sekali.” Ia berharap bisa menyewakannya kepada penggemar Beatles yang akan “menyayangi” rumah itu. Paul McCartney, Lennon dan Harrison pertama kali tenar bersama Ringo di Cavern Club Liverpool pada 1960-an, dan kemudian menjadi salah satu kelompok musik pop Inggris paling sukses dan berpengaruh. Lelang dilaksanakan di klub yang dibangun kembali dengan nama sama. Cavern Club adalah salah satu magnet bagi sekitar 54 juta wisatawan yang mengunjungi kota di barat laut Inggris itu setiap tahun. “Rumah teras dua kamar bergaya Victoria itu sering dikunjungi the Fab Four di masa mudanya, serta wajahwajah terkenal lain dalam Merseybeat, termasuk almarhum Cilla Black,” kata mantan pemilik rumah itu, Plus Dane Housing, demikian Reuters. (ant/bali post)

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kbudayaan Provinsi NTB H. Lalu Moh.Faozal, S.Sos., M.Si berharap agar kisruh itu segera selesai agar tidak memengaruhi pariwisata NTB. “Itu masalah intern mereka, memang mereka di bawah Disbudpar. Tapi kepengurusan mereka berdasarkan keputusan DPP ASITA. Saya berharap ini segera selesai, dan kita semua

bisa lebih fokus mengembangkan pariwisata kita saat ini,” kata Faozal kepada Suara NTB, di Mataram, Sabtu (26/3). Pihak lain yang dimaksud sebelumnya mempermasalahkanhasil kesepakatan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang bermuara pada pergantian ketua ASITA di awal 2015. Kesepakatan Musdalub tersebut menyatakan, masa jabatan pengganti ketua ASITA pada waktu itu

akan berlangsung selama 1,5 tahun. Menanggapi hal itu, Dewantoro mengatakan bahwa SK yang dikeluarkan berlaku selama masa jabatan lima tahun dan akan habis pada 2019 mendatang. Sebelumnya M. Sahlan, SH, MH, selaku anggota ASITA mengemukakan kekecewaannya terhadap keputusan Musdalub yang dianggap telah dikhianati. SK yang diterbitkan oleh Ketua DPP Asita dinilain-

ya cacat secara hukum lantaran pengambilan keputusannya tidak berdasar. Sistem administrasi dan birokrasi di tubuh Asita yang cacat itu membuat sejumlah pihak yang bergelut membangun organisasi tersebut merasa kecewa. Menanggapi hal itu, Dewantoro menuding bahwa pihak lain yang telah mempermasalahkan SK kepengurusan saat ini dianggap hanya mencari sensasi semata. Menurutnya, anggota dan pengurus lain tidak pernah mempermasalahkan SK saat ini. Namun ada beberapa orang yang dengan sengaja ingin merobohkan kepengurusan yang ada saat ini. “Kita lihat ya, ini yang ngomong hanya tiga orang. Apa

lantas saya akan mengabaikan anggota saya yang lainnya? Tidak kan? Kalau mau jadi ketua, tunggu 2019 saja. Jangan cari masalah sekarang,” tukasnya. Faozal mengimbau agar ASITA segera menyelesaikan permasalahan internal yang terjadi. Sebab hal itu bisa memperburuk citra pelaku pariwisata NTB. Padahal saat ini NTB tengah banyak diperbincangkan oleh dunia internasional sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. “Segera selesaikan permasalahan ini, kita banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tidak perlu untuk berselisih, mari kita bekerja untuk meningkatkan pariwisata NTB,” imbaunya. (lin)

Raja-Sultan Deklarasikan Perjanjian Adat Indonesia Bersatu

(ant/bali post)

DI SUNGAI JANGKUK - Musisi Reggae asal Jamaika Squidly Cole bernyanyi di atas panggung terapung di Sungai Jangkuk, Ampenan, Mataram, NTB, Sabtu (26/3). Squidly Cole datang ke Ampenan untuk ikut mengkampanyekan kepedulian lingkungan khususnya di sungai dan laut serta memperingati Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2016.

J-Rocks Rilis Album Baru Usai Lebaran Makassar Grup musik Indonesia JRocks akan meluncurkan album baru usai lebaran tahun ini. “Minta doanya semoga album baru kami sudah bisa dirilis setelah Lebaran,” jelas vokalis JRocks, Iman Taufik Rachman di Makassar, Minggu (27/3). Vokalis berusia 33 tahun itu menjelaskan, untuk album baru nanti rencananya akan berisikan sebanyak 10 lagu baru. Dia membocorkan beberapa lagu yang rencananya menghiasi album keempat grup band bergenre japanese rock itu di antaranya berjudul “Tiket ke Surga” dan “Save Our Soul”. Khusus untuk single terbaru milik J-Rocks berjudul “Tiket

Ke Surga”, kata dia, juga akan diluncurkan pada April. Lagunya merupakan ciptaan dari para personel J-Rocks. “Untuk konsep album terbaru nanti, memang akan lebih berbeda dengan sebelumnya. Kami juga memang lebih serius dalam penggarapan agar bisa maksimal dan dapat diterima para pencinta musik Tanah Air,” katanya. Sementara terkait musisi yang akan terlibat dalam penggarapan album baru nanti, dia mengakui ada beberapa yang ikut bekerjasama. Dirinya juga mengaku dalam albuJ-Rocks berkolaborasi dengan beberapa jenis musik berbeda seperti orkestra dan disc jockey (DJ).

(Suara NTB/ist)

J-Rocks

“Tentunya kita tetap menggunakan label yang sama. Untuk jumlah lagunya, kita siapkan 10 lagu baru yang tentunya menarik,” ujarnya. JRocks hadir di Makassar sebagai bintang tamu ajang spesial BoldXperience yang digelar di Monumen Mandala Makassar, Sabtu malam. Para personil J-Rocks mengaku mendapatkan pengalaman perdana berkolaborasi dengan virtual raksasa dalam bentuk video mapping dalam acara spesial BoldXperience di Monumen Mandala Makassar, Sabtu malam. Drummer J-Rocks, Anton, begitu merespon positif tawaran event organizer untuk ikut terlibat dalam ajang yang juga pertama kali dilaksanakan di Makassar ini. “Suatu kehormatan besar bagi kita pada ajang BoldXperience ini, apalagi saat kita ditawari ikut ambil bagian di dalamnya. Kami begitu bersemangat untuk menampilkan sesuatu yang spesial bagi masyarakat Makassar,” kata Anton. Pada ajang spesial mulai Sabtu malam itu, para personel J-Rocks siap menyanyikan sepuluh lagu yang juga pilihan khusus untuk menyesuaikan dengan konsep video mapping. “Untuk dandanan tentunya tetap seperti ciri khas J-Rocks. Namun untuk lagu memang kita sesuaikan dengan tampilan video mapping. Intinya ajang ini memang memberikan sesuatu yang berbeda dan layak disaksikan,” ujar Anton. (ant/bali post)

Makassar (Suara NTB) Sebanyak 14 Kerajaan serta Kesultanan se Nusantara mendeklarasikan Perjanjian Adat Indonesia Bersatu guna memerangi bersama Terorisme, Narkotika dan Korupsi di hotel Aryaduta Makassar, Sulawesi Selatan.“Deklarasi ini merupakan komitmen kami untuk turun tangan, karena sudah menjadi kewajiban kami memberantas musuh negara,” sebut Sultan Tallo keXIX, I Paricu Muhammad Akbar Amin Sultan Aliyah Daeng Manaba Karaengta Tanete dalam acara tersebut, Sabtu (26/3). Hadir pada kesempatan itu ada14 kerajaan dan kesultanan se Indonesia seperti Kerajaan Sambalung, Gunung Tabur, Atjeh Darussalam, Salaparang di Lombok, Tiworo Muna, Tai Woi, Moroneme Rumbia, Manggarai dan Fakfak. Kemudian Kesultanan lainnya yakni Taliwang, Bulungan, Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Demak, serta Buton. Sementara dari kerajaan negeri tetangga, yaitu Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Sejumlah kerajaan lain yang masuk daftar Dewan Adat Nusantara dilantik. Pertemuan Raja-raja dan Kesultanan digagas Dewan Adat Nasional, Perintis dan Generasi Kemerdekaan Republik Indonesia serta Kesultanan Kerajaan Tallo. Hadir pula Mendagri Tjahjo Kumolo, anggota DPR Akbar Faisal dan Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Numang serta undangan lainnya. Menurut Sultan Tallo ke-

XIX, Dewan Adat Nusantara wajib mengambil bagian dari penyelamatan bangsa dan negara serta memberikan konstribusi bagi pembagunan bangsa salah satunya dengan melawan musuh terkait dengan terorisme, narkotika dan perilaku korupsi. “Kami wajib berperang dan memberantas musuh negara itu karena sudah menyerang semua lini bukan hanya kalangan bawah tetapi hingga kalangan menengah keatas,” tambahnya. Deklarasi ini dikukuhkan dalam piagam istiadat bersama dengan bertandatangan kerajaan dan kesultanan sebagai bentuk peran serta memerangi ancaman terorisme, peredaran narkotika dan mencegah perilaku korupsi. Sementara itu Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Numang mengatakan perjanjian bersama para pemangku adat Nusantara itu akan menjadi perekat bagi kehidupan bangsa sebagai bentuk perlawanan kepada kelompok-kelompok radikal dan sindikat narkotika ingin menghancurkan Indonesia secara perlahan. “Ini akan menjadi catatan sejarah agar generasi selanjutnya bisa melawan serta ikut memerangi terorisme, narkoba hingga korupsi di Indonesia yang sudah menjalar ke semua lini,” paparnya. Agus menambahkan komitmen dengan perjanjanjian itu memberantas terorisme, radikalisme, peredaran narkoba dan korupsi nyatanya tidak hanya diserukan pemerintah tetapi mesti dibantu para pemangku adat di seluruh Indonesia. (ant/bali post)

(ant/bali post)

GELAR KEBANGSAWANAN - Raja Tallo ke-19, Sultan Auliah Akbarsyah Dg Manaba Karaeng Tanete (kiri) didampingi istrinya saat menghadiri penganugerahan gelar kebangsawanan kerajaan Tallo di Benteng Rotterdam, Makassar, Sulsel beberapa waktu lalu.

Liburan, Kamar Hotel di Trawangan Penuh Mataram (Suara NTB) Liburan panjang kali ini dinikmati oleh setiap orang dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan berkunjung ke pantai atau gili yang indah. Pada libur panjang kali ini kamar di masing-masing hotel di Gili Trawangan penuh oleh pengunjung. Hal ini mendatangkan banyak keuntungan bagi pelaku pariwista di Trawangan. “Saya berkunjung ke Trawangan, kamarnya full. Semua kamar hotel yang ada terisi oleh pengunjung. Mereka dari domestik dan internasional,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. Lalu Moh.Faozal, S.Sos., M.Si kepada Suara NTB, di Mataram, Sabtu (26/3). Setidaknya terdapat 4000 kamar yang tersedia di Gili Trawangan. Semua kamar tersebut sudah full booking sejak Kamis lalu.

Sehingga, bagi wisatawan yang datang hari Minggu dipastikan tidak mendapatkan kamar untuk menginap. Antusiasme wisatawan untuk mendatangi Gili Trawangan selama ini cukup tinggi. Apalagi kawasan Gili di Lombok menjadi salah satu destinasi paling diinginkan oleh wisatawan. Baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini disebabkan pantai di Gili yang masih asri dan tidak ada asap kendaraan yang melintas. Sebab sudah ditetapkan bahwa kendaraan tidak diperbolehkan berada di Gili Trawangan. “Saya sudah berkeliling melihat suasana, ramai sekali rupanya banyak yang menghabiskan waktu liburannya di Trawangan. Jumlah pengunjungnya juga diperkirakan cukup tinggi,” kata Faozal. Rika Venisari (23) salah seorang pengunjung yang baru pulang dari Gili Trawangan saat dikonfirmasi Suara NTB,

di Mataram, mengatkan bahwa suasana di Gili Trawangan lebih ramai dari biasanya. Menurutnya hal itu disebabkan karena adanya waktu libur yang cukup panjang dari hari Jumat. “Kebetulan saya sudah berkali-kali ke Gili Trawangan. Ini merupakan kunjungan saya dengan wisatawan yang cukup ramai. Semakin ramai semakin bagus, artinya destinasi wisata di Lombok semakin dikenal,” kata Rika. Faozal berharap destinasi wisata di NTB bisa semakin ramai oleh pengunjung. Menyusul adanya target tiga juta wisatawan ke NTB. Pasalnya selama ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah gencar melakukan promosi pariwisata. Sehingga diharapkan semua wisatawan bisa menikmati setiap keindahan alam dan wisata lainnya di NTB. (lin)


SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Cabut Izin Investor Tak Serius INVESTOR yang menelantarkan lahannya di Kota Mataram akan dicabut izinnya jika tak juga merealisasikan pembangunan setelah izinnya dikeluarkan pemerintah setempat. Pencabutan izin ini tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pelayanan Perizinan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Mataram, Drs. Cokorda Sudira Muliarsa, Kamis (24/3). Cokorda mengatakan, keluarnya Perda Nomor 1 Tahun 2016 ini sebagai penyempurnaan terhadap aturan sebelumnya. Salah satunya adalah dengan adanya penerapan sanksi bagi investor yang menelantarkan lahannya. Investor yang telah memiliki izin baik izin lokasi dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) yang dalam jangka satu tahun tak juga mulai membangun, sebelum izinnya dicabut maka investor diberikan waktu untuk memperpanjang izinnya. Namun jika tak juga diperpanjang dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, pemerintah akan mencabut izinnya. Investor menelantarkan lahan, bukan cerita baru di daerah ini. Ulah investor yang demikian, tidak saja ditemukan di Kota Mataram. Di seluruh kabupaten/kota di NTB, investor yang sering disebut investor abal-abal ini ditemukan. Berdasarkan data, lahan yang terindikasi ditelantarkan oleh investor yang memegang HGU dan HGB di NTB mencapai 20.386,6343 hektar (data tahun 2015). Dari 20 ribu hektar lahan yang ditelantarkan itu, yang statusnya HGU (Hak Guna Usaha) dikuasai 20 perusahaan berbadan hukum. Ke 20 perusahaan ini terindikasi menelantarkan lahan dengan luas 15.521,7053 hektar. Kemudian perusahaan yang telah mengantongi HGB (Hak Guna Bangunan) sebanyak 63 perusahaan dengan luas lahan yang dikuasai seluas 1.607,3770 hektar. Selanjutnya hak pakai sebanyak dua perusahaan dengan luas lahan 155,1310 hektar dan izin lokasi sebanyak tujuh perusahaan dengan luas lahan 3.102,4210 hektar. Sehingga, total perusahaan atau badan hukum yang terindikasi menelantarkan lahan produktif di daerah ini sebanyak 92 perusahaan dengan luas 20.386,6343 hektar. Dari data tadi, luas lahan yang ditelantarkan memang tidak kecil. Persoalannya tidak saja, luas lahan begitu luas yang ditelantarkan. Lebih dari itu, rentang waktu lahan ditelantarkan juga sangat lama. Ada bahkan lahan yang ditelantarkan itu hingga lebih dari 15 tahun. Lahan yang diabaikan investor setelah mengantongi izin, lokasinya sangat starategis. Seperti kawasan pariwisata. Padahal jika lahan itu serius digarap, sejatinya tidak saja investor saja yang untung. Masyarakat, khususnya yang berada di sekitar kawasan itu dan masyarakat NTB umumnya bisa menikmati dampak dari pembangunan tersebut. Karena itu, butuh ketegasan dari pemerintah untuk mentertibak investor abal-abal ini. Jika tidak ada ketegasan, maka daerah semakin rugi. Karena lahan produktif tersebut tidak member kontribusi apa-apa kepada daerah. Selain itu, ketidaktegasan itu, juga bisa menambah panjang daftar investor abalabal yang datang ke daerah ini. Karena menurut mereka, toh tidak ada sanksi ketika lahan diuasai kemudian ditelantarkan. Untuk mencegah stigma negatif itu, butuh koordinasi pemerintah daerah dengan Badan Pertahanan Negara (BPN) yang memiliki kewenangan untuk mencabut izin HGU maupun HGB yang ditelantarkan investor. Jika memang sesuai batas waktu yang ditentukan undang-undang investor tetap menelantarkan lahan yang telah dikuasainya, maka mencabut izinnya adalah pilihan tepat. Dengan mencabut izin investor abal-abal, maka akan memberi kesempatan kepada investor bonafid dan serius untuk menggarap lahan produktif yang ditelantarkan itu. (*)

RADIO

OPINI

Halaman Halaman 14 14

Setelah Mandalika Selanjutnya Samota UNGGUH-pun kawasan Mandalika belum rampung sampai saat ini, setidaknya ada banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam membangun kawasan itu. Lebih-lebih setelah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nasional, tanggung jawab pembangunan KEK tidak saja dipundak pemerintah daerah namun juga pemerintah pusat. Kawasan Mandalika akan dijadikan sebagai kawasan tourism industrial cluster di NTB. Di sana akan terbangun kluster hotel bintang, sekolah pariwisata, kluster perdagangan dan seterusnya. ITDC sebagai pengelola Mandalika tengah merancang dan mempersiapkan dalam menyulap kawasan itu sebagai kawasan wisata besar di Indonesia.Walaupun persoalan-persoalan teknis masih saja dihadapi pengelola. Setelah Mandalika Ketika KEK Mandalika telah ada yang urus, selanjutnya menjadi titik focus Pemerintah Provinsi NTB adalah membangun kawasan di Pulau Sumbawa, paling potensial saat ini adalah Samota. Kawasan ini terdiri dari tiga space besar dan potensial yaitu Teluk Saleh, Moyo danTambora. Bila Mandalika core bisnisnya pariwisata, maka Samota core bisnisnya perikanan dan hasil laut lain, walaupun turunannya ada juga pembangunan industry pariwisata.Jadi Samota akan berkembang sebagai Minapolitan (agribisnis berbasis perikanan). Perairan di Teluk Saleh konon berpotensi menghasilkan nilai produksi belasan triliun rupiah per tahun.Teluk Saleh sangat potensial un-

Oleh:

M.Firmansyah

(Dosen FEB Unram dan Penasehat Investasi NTB)

Perairan di Teluk Saleh konon berpotensi menghasilkan nilai produksi belasan triliun rupiah per tahun.Teluk Saleh sangat potensial untuk pengembangan udang, rumput laut, ikan kerapu dan beberapa ikan bernilai ekonomis tinggi lainnya.Sehingga bila ini disentuh pemerintah secara serius, maka ribuan masyarakat Pulau Sumbawa akan terserap lapangan pekerjaan baru. tuk pengembangan udang, rumput laut, ikan kerapu dan beberapa ikan bernilai ekonomis tinggi lainnya.Sehingga bila ini disentuh pemerintah secara serius, maka ribuan masyarakat Pulau Sumbawa akan terserap lapangan pekerjaan baru. Samota adalah kawasan ekonomi riil, yang akan banyak menyentuh ekonomi masyarakat, dari tingkat ekonomi rendah maupun tinggi. Kestabilan kawasan ini lebih baik dari kawasan lain di NTB. Setiap kawasan berbasis pariwisata akan ada siklus naik dan turunnya, tergantung dari momentum orang berwisata baik karena faktor keamanan maupun fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Ketika ada travel warning misalnya, kawasan wisata menjadi mandek.Namun kawasan berbasis industri pengelohan (manufaktur) tidak ada surutnya karena akan menyangkut konsumsi harian masyarakat (konsumen).

Duduk Bersama Samota akan menyentuh ketiga wilayah di Pulau Sumbawa, yaitu Bima, Sumbawa dan Dompu.Tiga pemerintah daerah perlu duduk bersama merancang pengembangan kawasan strategis ini, tentunya di bawah koordinasi pemerintah provinsi.Selain itu, provinsi perlu terus gencar memperkenalkan Samota sebagai kawasan strategis kedua setelah Mandalika di mata nasional dan internasional. Dalam konteks pengembangan kawasan bisnis, pola perencanaan pembanguan Samota akan menyangkut empat unsur yaitu unsur produksi, distribusi, komersialisasi dan pasar. Bila Samota diharapkan dikelola oleh lembaga bisnis, maka pemerintah daerah perlu menyiapkan proposal investasi daerah untuk dipresentasikan kepada entitas bisnis tersebut. Dalam proposal kita perlu ungkap core bisnisnya apa, turunannya, lahan untuk

Jalan Rusak di Sekotong Barat Renggut Korban Jiwa Giri Menang (Suara NTB) Warga Desa Sekotong Barat mengeluhkan keberadaan jalan yang rusak di jalur setempat. Pasalnya akses jalan provinsi yang rusak telah merenggut dua korban jiwa. Karena itu, warga meminta agar pihak pemerintah segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut. Sebab jika dibiarkan, dikhawatirkan akan menambah korban jiwa lebih banyak lagi. Abdurrahman warga Dusun Batuleong, Desa Sekotong Barat, men-

gaku, beberapa waktu lalu dua pengguna jalan meninggal, karena jalan yang rusak. Menurutnya, kerusakan jalan sudah hampir beberapa bulan lalu. Meski kerusakan jalan tidak terlalu besar, namun karena lokasinya yang berbahaya menyebabkan pengendara kerap kali mengalami kecelakaan. Dua bulan lalu, katanya, ada dua pengendara menjadi korban jiwa karena kecelakaan di lokasi jalan rusak. Setelah itu, tiga minggu lalu korban mengalami kecelakaan juga terluka parah. Ia berharap pemda segera turun melakukan perbaikan jalan yang rusak ini. Ia juga mengusulkan melalui desa agar memperbaiki jalur ini. Sebab bagaimana pun dana desa bisa dipakai untuk memperbaiki jalan yang dinilai membahayakan masyarakat. “Jangan sampai ada jalan yang justru menghilangkan nyawa masyarakat sendiri, karena kecelakaan,” keluhnya. Hal senada dikatakan Kapolsek Sekotong, AKP Nurdin. Menurutnya, keberadaan jalan yang rusak tersebut beberapa kali

menyebabkan kecelakaan hingga jatuhnya korban jiwa. Pascakejadian itu, pihaknya langsung melaporkan ke Pemda Lobar. Hasilnya, pemda pun merespons dengan memasang tanda di lokasi. Ia berharap pemda segera memperbaiki jalan yang rusak. Sementara itu, anggota DPRD Dapil Sekotong, Adnan menyampaikan pihaknya berharap agar pemprov tanggap untuk menyikapi masalah kerusakan jalan. Sebab ia mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat terkait kondisi jalan yang menyebabkan lakalantas. Dalam hal ini dewan tidak bisa berbuat banyak, selain menyuarakan keluhan masyarakat. Sebab dewan bukan sebagai eksekutor. Ia berjanji memfasilitasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten. Terpisah Kepala Dinas PU Lobar, Ir. Sakri mengaku, terkait perbaikan jalan di jalur Sekotong Barat pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebab, jalur itu masuk provinsi. Namun ia akan berupaya memfasilitasi dengan Pemprov untuk perbaikannya. (her)

RADIO

pembangunan industri, infrastruktur yang tersedia, kondisi masyarakat serta budayanya. Semua butuh perencanaan matang, semua butuh tata kelembagaan menyangkut produk siapa, siapa, bagaimana serta ke mana.Membangun kelembagaan kawasan perlu mempertimbangkan harmoni dan keseimbangan antara semua pelaku ekonomi, mulai dari nelayan, pedagang maupun industri (investor).Keberadaan kawasan potensial harus dinikmati masyarakat secara luas, maka dengan itu pembangunan menjadi sustain. Pembangunan di aras hulu diberikan pengelolaan kepada masyarakat sedangkan aras hilir dikelola oleh investor. Ketika ada sinergi maka perekonomian daerah secara riil akan tumbuh, pengentasan kemiskinan menjadi jalan mudah dilewati. Bila ditelisik dari aspek distribusi, saat ini di Pulau Sumbawa tidak lagi menjadi soal, karena setidaknya ada dua pelabuhan peti kemas yang ada di Pulau Sumbawa dengan jalan nasional yang ralatif mulus. Hal ini memudahkan distribusi produk dari pusat bahan baku atau lokasi industry ke pasar (Pulau Jawa dan luar negeri). Akhirnya, pemerintah perlu mendorong pembangunan Samota dengan serius.Dengan itu, pembangunan ekonomi Sumbawa dapat lebih bergairah, ketimpangan pembangunan secara spasial dapat segera diminimalisir. (*)

Terserang penyakit, petani padi cemas Pemerintah jangan hanya menuntut produksi melimpah

*** ASN di Lobar banyak yang “kudis” Butuh ’’obat’’ sanksi tegas

***


Halaman 15

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Hasil Pertandingan Sepak Bola Kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Selatan Sabtu, 26 Maret 2016 08.45 Brasil 2 vs 2 Uruguay Persahabatan Sabtu, 26 Maret 2016 03.45 Belanda 2 vs 3 Prancis 03.45 Republik Irlandia 1 vs 0 Swiss 04.45 Portugal 0 vs 1 Bulgaria Minggu, 27 Maret 2016 00.00 Rusia 3 vs 0 Lithuania 00.30 Polandia 5 vs 0 Finlandia 00.30 Austria 2 vs 1 Albania

Zaidul Bahri Terpilih sebagai Ketua KONI KSB Taliwang (Suara NTB) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Minggu (27/3) kemarin, menggelar musyawarah organisasi kabupaten (Musorkab) untuk memilih ketua baru. Dalam kegiatan tersebut Zaidul Bahri, SH pun terpilih sebagai ketua untuk memimpin induk organisasi olahraga itu empat tahun kedepan.

Persahabatan Rabu, 30 Maret 2016 02.55 Inggris vs Belanda @beIN Sport 1 Waktu siaran berdasarkan zona Waktu Indonesia Tengah (WITA), sesuai dengan di NTB dan sekitarnya. Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai kebijakan stasiun televisi.

Hendri Juara Menembak Yonif 742/SWY Mataram (Suara NTB) – Atlet menembak NTB, Ketut Hendri berhasil merebut juara satu dalam Kejuaraan Menembak hari jadi ke 50 Yonif 742/SWY di Lapangan Menembak Yonif 742/SWY Gebang Mataram, Minggu (28/3) kemarin . Atlet klub Perbakin Rinjani itu menjuarai nomor 100 meter tiga posisi. Sementara juara dua diraih oleh Wayan Aryana dari Perbakin Bali dan peringkat ketiga diraih oleh anggota Yonif 742/SWY. Ketut Hendri, yang diwawancarai Suara NTB usai pertandingan, mengatakan cukup bangga bisa keluar sebagai peserta terbaik dalam lomba 100 meter tiga posisi tersebut. Maklum prestasi tersebut merupakan yang pertama kali diraihnya. “Hasil ini kebanggan buat saya, karena untuk pertama kalinya saya bisa keluar sebagai juara,” ucapnya. Diakuinya pada kejuaraan yang sama tahun 2015 lalu, dia gagal mengukir prestasi. Namun untuk tahun ini dia berhasil meraih juara dan mengalahkan juara bertahan, Cok Agung dari klub Perbakin Rinjani. Menurutnya hasil manis yang diraihnya tersebut tidak didapatkan dengan mudah. Cuaca yang panas di saat kejuaraan menembak cukup melelahkan. Namun dengan penuh konsentrasi dan ketelitian Ketut Hendri pun berhasil keluar sebagai juara. Ketua Bidang Berburu Klub Perbakin Rinjani, I GB Rastramurti Dwia mengatakan kejuaraan menembak yang dibuka oleh Danyon 742/SWY itu merupakan kegiatan tahunan yang digelar Yonif 742/SWY dengan Perbakin NTB dalam rangka memperingati HUT ke 50 Batalyon Infanteri 742/ SWY yang jatuh pada tanggal 19 Maret. Dan event itu merupakan yang kedua kalinya. Event yang memperebutkan uang pembinaan dan piala tetap Yonif 742/SWY itu diikuti 150 lebih peserta dari Bali dan NTB. Serta mempertandingkan tiga nomor pertandingan, yakni 100 meter tiga posisi, speed benchrest, dan senapan angin. Hingga berita ini ditulis masih berlangsung pertandingan speed benchrest dan senapan angin. (fan)

(Suara NTB/fan)

BIDIK SASARAN - Tampak para atlet sedang serius membidik target sasaran di Kejuaraan Menembak Yonif 742/ SWY di Lapangan Menembak Yonif 742/SWY Gebang Mataram, Minggu (27/3).

Kemenangan Zaidul Bahri dalam Musorkab, yang digelar di Hotel Andi Graha, terhitung mengejutkan. Pasalnya meski tidak masuk dalam kepengurusan salah satu cabang olahraga (Cabor) dan kepengurusan KONI sebelumnya, dirinya terpilih secara aklamasi setelah memperoleh dukungan 19 Cabor dari 23 Cabor yang bernaung di bawah KONI KSB. Pria yang akrab disapa Deden ini pun resmi menggantikan Dr. KH. Zulkifli Muhadli, SH., MM yang juga mantan Bupati KSB dua periode itu. Deden yang dikonfirmasi

mengatakan, amanat jabatan yang dipercayakan kepada dirinya tersebut akan dijalankan sebaik mungkin. Dan ia akan berkomitmen akan fokus dalam menjalankan roda organisasi termasuk memfasilitasi kebutuhan cabor dalam rangka pembinaan atlet. Sebagai langah awal ia bersama dua formatur lain, yakni Indah Dugi Cahyono dan Trisman, ST akan segera menyusun pembentukan pengurus KONI yang baru. “Pembentukan pengurus ini harus segera karena KONI harus segera bekerja,” cetusnya.

Ia mengakui, ke depan akan banyak tugas berat yang menantinya. Salah satunya persiapan jelang Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB 2018 mendatang. “Untuk waktunya memang masih lama, tapi kita harus siapkan sejak sekarang terutama atlet yang akan kita turunkan di Porprov nantinya,” paparnya. Secara umum ia mengatakan, tugas KONI adalah menjembatani dan memfasilitasi masing-masing Cabor dan

(Suara NTB/bug)

MUSORKAB - Suasana Musorkab KONI KSB, Minggu (27/3) kemarin. atletnya agar berprestasi. Karena itu dalam kepengurusannya nanti ia meminta kepada seluruh pengurus agar dapat bekerja keras dan tidak mendahulukan kepentingan pribadi dan

Cabor yang dibawahinya. “Bicara olahraga di KONI itu bukan khusus Cabor A atau B, tapi seluruh Cabor yang dinaunginya,” pungkas pria penghobi olahraga paralayang ini. (bug)

(Suara NTB/ist)

JUARA TURNAMEN – Para pemain tim Harian Suara NTB berpose bersama Sekjen Fitra NTB, Ervyn Kaffah dan pegiat Somasi NTB, Dwi Aries, usai meraih gelar juara turnamen persahabatan yang digelar di Rembiga Futsal, Minggu (27/3) (kiri). Seluruh peserta turnamen persahabatan berpose bersama di akhir turnamen (kanan).

Suara NTB Juara I Turnamen Futsal Antarlembaga Mataram (Suara NTB) Tim Suara NTB berhasil meraih Juara I dalam turnamen futsal yang digelar bersama antara PT. Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) bersama sejumlah LSM dan media massa di Rembiga Futsal, Mataram, Minggu (27/3). Suara NTB tampil sebagai kampiun setelah melalui tiga pertandingan yang cukup berat. Di babak pertama, Suara NTB harus berhadapan dengan FITRA NTB. Laga pertama ini berakhir dengan kemenangan 8-3 untuk Suara NTB. Di laga kedua, Media Unram yang diuntungkan dengan kemenangan WO telah menunggu. Namun, justru di laga kedua ini Suara NTB berhasil menang telak dengan mengemas 12 gol. Sementara, Media Unram hanya sanggup mem-

balas dengan tiga gol ke gawang yang dikawal Haris Mahtul. Di babak final, Suara NTB harus berhadapan dengan Mitra Samya. Di dua laga sebelumnya, Mitra Samya tampil gemilang. Mereka mengemas kemenangan telak atas PTNNT di laga pertama lalu secara mengejutkan menaklukkan Somasi NTB yang bermaterikan sejumlah pemain berkualitas. Melihat kekuatan dua tim, laga Suara NTB melawan Mitra Samya memang berlangsung cukup ketat. Suara NTB berhasil mencuri gol lebih dulu lewat sepakan keras Opik dari tengah lapangan. Sayangnya, selepas gol itu, para pemain Suara NTB seolah kehilangan ritme. Kesalahan koordinasi pertahanan dan penyerangan pun berulangkali terjadi. Sayangnya, Mitra Samya pun tampaknya tidak memaksi-

malkan kondisi ini. Kedua tim tampak bermain dengan stamina yang sudah nyaris tandas di dua laga sebelumnya. Tidak ada gol tambahan yang tercipta dan babak pertama pun ditutup dengan kemenangan tipis 1-0 untuk Suara NTB. Di babak kedua, tensi pertandingan meningkat. Jual beli serangan terjadi antara Suara NTB dan Mitra Samya. Namun, stamina kedua tim yang sudah terkuras membuat gol sulit sekali terjadi. Toh, pada akhirnya Mitra Samya berhasil juga memaksakan hasil imbang. Gol diawali blunder yang dibuat salah satu pemain Suara NTB yang umpannya berhasil dipotong oleh pemain Mitra Samya yang langsung memanfaatkannya untuk mencetak gol. Hasil imbang pun bertahan hingga ba-

bak kedua berakhir. Pertandingan berlanjut ke babak adu penalti. Di babak ini, kedua tim tampaknya sama-sama gugup. Dari lima eksekutornya, Suara NTB hanya mampu menjaringkan dua gol melalui Husnu Rahman dan Aan. Kubu Mitra Samya menorehkan catatan serupa dengan hanya dua dari lima eksekutornya yang sukses mengeksekusi penalti. Adu penalti pun akhirnya ditentukan oleh kiper masingmasing tim sebagai penendang terakhir. Kiper Mitra Samya yang mengambil giliran lebih dulu melepaskan sebuah tendangan yang melenceng dari gawang. Sementara, di kubu Suara NTB, Haris Mahtul tampil sebagai pahlawan dengan melepaskan tendangan akurat yang bersarang di sisi kanan

gawang Mitra Samya. Babak penalti dimenangkan Suara NTB dengan skor 3-2 sekaligus memastikan mereka meraih gelar juara turnamen tersebut. Sementara, Mitra Samya harus puas dengan gelar juara II. Pada perebutan juara III turnamen itu, Somasi NTB yang berhadapan dengan Media Unram mengemas kemenangan dengan skor telak. Para punggawa Somasi tampil beringas membombardir gawang tim Media Unram dengan kerjasama tim plus skil individu yang cukup meyakinkan. Walhasil, tim Somasi NTB pun sukses merebut juara III dan Media Unram harus puas dengan status juara IV. Sementara itu, Transform meraih gelar juara Harapan I, FITRA NTB meraih Harapan II dan PTNNT harus puas dengan gelar harapan III. (aan)

Tuah Leicester-Tottenham Berlanjut ke Timnas Inggris Berlin – Dua pemain Tottenham Hotspur dan satu penyerang Leicester City yang tengah memuncaki klasemen Liga Inggris menjadi bintang dalam drama kemenangan Inggris atas juara dunia Jerman di laga persahabatan yang digelar di Olympic Stadium, Berlin, Minggu dini hari kemarin. Seperti dilansir Goal Indonesia, Jerman yang berstatus juara dunia berhasil unggul dua gol lebih dulu. Namun, gol dari Harry Kane, Jamie Vardy, dan Eric Dier membalikkan kedudukan dan memenangkan Inggris. Ketiganya kebetulan berasal dari dua tim yang saat ini memimpin klasemen sementara di Liga Inggris. Jamie Vardy adalah ujung tombak tumpuan Leicester City yang saat ini berstatus pemimpin klasemen. Sementara Harry Kane adalah penggedor milik Tottenham. Eric Dier pun menemukan performa gemilang di skuad Tottenham asuhan Mauricio Pochettino. Tiga gol Inggris itu diciptakan dalam waktu 30 menit setelah Jerman unggul 2-0 lewat gol Kroos dan Gomez hingga menit 57. Jerman membuka keunggulan melalui gol cantik yang dicetak Toni Kroos pada menit 43. Pemain Real Madrid itu menggiring bola menyusuri sisi kanan pertahanan Inggris kemudian melepaskan tembakan keras jarak jauh yang masuk ke sudut kanan gawang yang dijaga Jack Butland. Butland yang terjatuh saat menangkap bola sepakan Kroos mengalami cedera sehingga terpaksa digantikan kiper cadangan, Forster, pada menit 45.

Pasukan Joachim Loew menggandakan kedudukan 20 pada menit 57 setelah Sami Khedira melepaskan umpan melambung yang disambut tandukan Mario Gomez yang membelokan bola ke pojok kiri bawah gawang Inggris. Namun Inggris memperkecil ketertinggalan 2-1 lewat aksi Harry Kane yang menggiring bola di mulut gawang Jerman kemudian melepaskan bola yang melewati celah dua kaki bek Jerman Emre Can pada menit 61. Skor berubah menjadi 2-2 setelah penyerang Leicester City, Jamie Vardy, memaksimalkan umpan Clyne dari sayap kanan untuk membobol gawang Jerman menggunakan tumitnya pada menit 74. Ketika laga akan berakhir imbang, Eric Dier, berhasil menanduk bola umpan tendangan penjuru yang dilepaskan Jordan Henderson pada menit 90. Skor 3-2 untuk kemenangan Inggris bertahan hingga laga usai. Inggris tergabung bersama Rusia, Wales, dan Slovakia di grup B Piala Eropa 2016 Prancis. Adapun Jerman di grup C bersama Ukraina, Polandia dan Irlandia Utara, demikian Skysports. Pelatih Jerman, Joachim Loew mengatakan bahwa Inggris memang layak menang pada pertandingan persahabatan itu karena timnya membiarkan Inggris mempunyai banyak peluang. “Inggris layak menang, bahkan ketika kami unggul 2-0 kami membiarkan Inggris memiliki banyak peluang,” Joachim Loew kepada televisi ZDF. “Ini merupakan pelajaran bagus bagi tim kami,” katanya seperti dikutip Reuters.

Sementara pelatih Inggris, R o y Hodgson kepada ITV mengatakan, “Saat turun minum saya pikir ini sangat tidak adil bahwa kami tertinggal 0-1”. “Pada kedudukan 0-2 saya pikir ini semakin tidak adil,” katanya. “Kami menciptakan peluang-peluang yang lebih baik dan kembali dan mencetak tiga gol merupakan hal fantastis. Para pemain layak mendapat kredit yang sangat hebat,” lanjut Hodgson. Ini merupakan pertama kalinya Inggris bangkit dari tertinggal dua gol untuk menang, sejak mereka menang 3-2 atas Italia pada 1976 dan merupakan pertama kalinya dalam sejarah di mana Jerman atau Jerman Barat menelan kekalahan setelah sempat unggul dua gol di kandang sendiri. Bahkan meski ini hanya pertandingan persahabatan, ini tetap kemenangan yang tidak dapat dilupakan dan layak didapat oleh tim Inggris yang menurunkan banyak pemain minim pengalaman internasional, yang lebih kreatif sepanjang pertandingan. (ant/bali post) SELEBRASI VARDY – Penyerang Timnas Inggris, Jamie Vardy, melakukan selebrasi usai menjebol gawang juara dunia Jerman di laga persahabatan yang digelar di Olympic Stadium, Berlin, Minggu dini hari kemarin.

(Suara NTB/ist)

Jadwal Pertandingan Sepak Bola


Senin, 28 Maret 2016

SUARA NTB

Halaman 16

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaludin, Muhammad Kasim. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post, Jalan Kepundung 67 A Denpasar.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB

Senin, 28 Maret 2016

Halaman 17

RUPA-RUPA

RUPA-RUPA

MENU : NASI KELOR, NASI LEBUI, BEBALUNG, SOTO, PELECING, RUJAK, ES KELAPA MUDA TEMAT & MENERIMA PESANAN NASI KOTAK, SNACK KANTOR. HUBUNGI IBU IDA AHMADI HP 081907415439

gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA

HUBUNGI :

081917002381

COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

Penjualan dgn Fee 3% Tanpa dikenakan biaya & tidak mengikat

Rp. 995 Jt

BEKAM


SUARA NTB

Senin, 28 Maret 2016

Halaman Halaman 14 18

Ketua dan anggota senat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.

TGH. L. M. Turmudzi Badruddin

Wisuda dan Angkat Sumpah Lulusan STIKES Qamarul Huda Bagu

Perkuat Eksistensi sebagai Pencetak Tenaga Kesehatan yang Andal Praya (Suara NTB) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Qamarul Huda Desa Bagu Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (26/3), menggelar Wisuda dan Angkat Sumpah sebanyak 165 wisudawan. Kegiatan yang digelar di Aula Yayasan Qamarul Huda Bagu tersebut, kian memperkuat eksistensi STIKES Qamarul Huda Bagu sebagai salah satu perguruan tinggi pencetak tenaga kesehatan andal di Lombok Tengah (Loteng) dan NTB pada umumnya. Acara dipimpin langsung Ketua STIKES Qamaru Huda Bagu, Dr. H. Menap, SKP.M.Kes., didampingi para civitas lainnya. Hadir juga pada acara tersebut, Pendiri sekaligus Pembina Yayasan Qamarul Huda Bagu, TGH. L. M. Turmudzi Badruddin, Asisten III (Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat) Setda NTB, Drs. H. L. Syafi’i, MM, mewakili Gubernur

NTB. Turut hadir pula, Koordinator Kopertis Wilayah VIII Nusa Tenggara, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si, Dandim 1620/Loteng, Letkol. Inf. Arie Tri Hedhianto, dan segenap pejabat lingkup Pemkab Loteng lainnya. Tidak hanya itu, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr. Nursalam, juga hadir khusus untuk memberikan ceramah ilmiah, kepada para wisudawan STIKES Qamarul Huda Bagu. Pada Wisuda dan Angkat Sumpah periode Maret tersebut, total ada 70 mahasiswa yang diwisuda. Masingmasing 25 mahasiswa S-1 Keperawatan dan 36 mahasiwa D-III Kebidanan. Ditambah 6 mahasiswa D-III Farmasi dan D-III Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, sebanyak satu orang mahasiswa. Sisanya sebanyak 95 mahasiswa Program Studi Profesi Ners, juga diambil sumpah dan dikukuhkan.

Pembacaan do'a oleh pengasuh Yayasan Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah TGH. L. Turmudzi Badruddin.

“Eksistensi STIKES Qamarul Huda Bagu sebagai salah satu perguruan tinggi pencetak tenaga kesehatan di daerah ini sudah sangat diakui,” ungkap Asisten III Setda NTB, H.L. Syafi’i, mewakili Gubernur NTB. Dengan adanya Wisuda dan Angkat Sumpah kali ini, tegasnya, kian menegaskan eksistensi tersebut. Dan, ke depan diharapkan STIKES Qamarul Huda Bagu bisa semakin eksis dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di daerah ini, utamanya di bidang kesehatan. “Dengan semakin banyaknya para alumni STIKES Qamarul Huda Bagu, bisa mendorong peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di daerah

Wakil Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu Bidang Akademik H. Sastrawan,S.K.M.,MHA.

Pengambilan sumpah janji Ners oleh Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah Dr. H. Menap, S.Kp.,M.Kes.

ini,” harapnya. Hal senada juga disampaikan Koordinator Kopertis Wilayah VIII Nusa Tenggara, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si. Menurutnya, STIKES Qamarul Huda Bagu merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki progress dan perkembangan cukup bagus. Hal itu bisa dilihat dari konsistensi STIKES Qamarul Huda Bagu dalam mencetak lulus setiap tahunnya. Walaupun dilihat dari letak kampusnya sendiri yang berada di daerah pinggiran. Tetapi mampu menunjukkan eksisten sebagai perguruan tinggi yang berkualitas. “Tidak banyak kampus berkualitas yang berada di daerah pinggiran. Tapi STIKES Qamarul Huda salah

Sambutan dari Gubernur NTB yang diwakili Asisten III Setda NTB Drs. H. L. Syafi'i, MM.

satu pengecualiannya,” terang Astawa. Ke depan pihaknya berharap STIKES Qamarul Huda Bagu bisa terus berkreasi dan berinovasi guna mewujudkan kampus yang benarbenar berkualitas, sehingga bisa mendapat pengakuan secara luas oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat Loteng saja. Tetapi masyarakat NTB bahkan Indonesia sekaligus. Kepada para lulusan STIKES Qamarul Huda Bagu, Astawa juga berpesan supaya tidak cengeng dan mengharapkan pekerjaan dari pemerintah. Bahwa para lulusan kampus ini harus bisa kreatif dalam membuka peluang usaha. Bukan hanya bagi diri sendiri tapi bagi orang lain juga. “Gunakan ilmu yang diperoleh untuk membuka peluang usaha sendiri. Jangan kemudian hanya bergantung atau berharap pekerjaan kepada pemerintah saja,” ujarnya mengingatkan.

Sambutan Kopertis Wilayah VIII Bali-Nusra I Nengah Dasi Astawa.

Foto bersama Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu setelah pemberian penghargaan bagi wisudawan wisudawati yang mendapat predikat Cumlaude.

Pasalnya, kemampuan pemerintah dalam membuka peluang kerja sangat terbatas. Tinggal sekarang para lulusan STIKS Qamarul Huda Bagu yang kreatif dalam membantu pemerintah membuka peluang kerja dan bukan malah makin membebankan pemerintah. Tidak kalah penting, tambah Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu, Dr. H. Menap, SKP.M.Kes., para lulusan yang diwisuda dan diambil sumpahnya tidak berhenti untuk terus menambah ilmu yang ada. jangan hanya puas dengan ilmu yang diperoleh dari kampus saja. Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kesehatan begitu pesat. Dan, para lulusan STIKES Qamarul Huda Bagu harus bisa mengimbanginya. “Amalkan ilmu yang dimiliki. Karena dengan cara itulah, para lulusan STIKES Qamarul Huda Bagu memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya. (kir/*)

Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Nursalam.

Foto bersama pengasuh sekaligus pembina Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah bersama Istri dan tamu undangan.

Penyematan PIN secara simbolis kepada wisudawan program Studi Ners oleh Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.

Pengambilan sumpah janji lulusan DIII Kebidanan oleh Ketua IBI Lombok Tengah.

Foto bersama pengukuhan profesi Ners STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.

Wisuda sarjana dan penyerahan ijazah STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok tengah.

Pembacaan ikrar wisudawan dan wisudawati STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.

Peserta Wisuda dan pengukuhan Profesi Ners STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.

Paduan suara STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.

Orang tua dan keluarga peserta wisudawan/wisudawati STIKES Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah.


RAGAM

SUARA NTB Senin, 28 Maret 2016

Halaman 19

Tiga Tersangka Kasus PNPM Mandiri Ditahan Polres Dompu Dompu (Suara NTB) Polres Dompu akhirnya menahan tiga orang tersangka kasus dugaan korupsi simpan pinjam perempuan (SPP) PNPM Mandiri Kecamatan Kempo tahun 2012. Dua tersangka ditahan di Mapolres Dompu dan tersangka bendahara ditahan di Polsek Kota.

Herman

Kasat Reskrim Polres Dompu, AKP Herman kepada Suara NTB, Sabtu (27/3) kemarin, membenarkan penahanan terhadap 3 tersangka kasus SPP PNPM Mandiri Kecamatan Kempo tahun 2012. Ke tiga tersangka yang ditahan berinisial Ik selaku Ketua PNPM Kempo, WY selaku sekretaris dan YR selaku bendahara. “Kita tahan Sabtu ini untuk 20 hari ke depan. Dua orang ditahan di Polres untuk

tersangka IK dan WY. Kalau YR kita titip di tahanan Polsek Kota,” kata Herman. Berkas ke tiga tersangka, kata Herman, baru dilimpahkan tahap pertama ke Kejaksaan, Rabu (24/3) lalu. Menunggu hasil penelitian jaksa baru akan dilengkapi berkasnya bila ada kekurangan. Bila dinyatakan lengkap, para tersangka akan dilimpahkan ke jaksa penuntut umum untuk dilanjutkan ke tahap persidangan. “Kita tung-

gu hasil penelitian jaksa baru kita limpahkan tersangka,” ungkapnya. Kasus PNPM Mandiri Kecamatan Kempo mulai diselidiki polisi sejak tahun 2014 lalu dan hasil perhitungan kerugian negara dari BPKP perwakilan NTB baru diperoleh awal Maret 2016. Dari total anggaran sebesar Rp 4 miliar tahun 2012, ditemukan kerugian negara sebesar Rp 500 juta lebih. Modusnya, oknum pengurus PNPM Mandiri Kecamatan Kempo diduga memalsukan kelompok penerima program SPP. Namun uang yang cair justru diduga dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. (ula)

(Suara NTB/ula)

Kaji Rencana Utama Transportasi Dari Hal. 1 Kalau tidak suatu saat akan ‘’meledak’’, baru kemudian kita sadar. Sekarang saja sudah mulai kita rasakan dampak dari kepadatan ini. Nah kita tidak bisa mengurangi kepadatan hanya dengan membuka jalan-jalan alternatif baru. Perlu ada regulasi khusus di daerah ini,’’ ujar Wakil Ketua DPRD NTB, H.Abdul Hadi, SE. Menurut politisi PKS itu, dengan pertumbuhan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi, tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja, sebagai indikator peningkatan prekonomian masyarakat. Akan tetapi, juga harus dilihat dampak yang akan ditimbulkannya. Dengan begitu, bisa dimulai dari sekarang untuk memikirkan solusinya. Menurutnya, pemerintah tidak bisa bangga melihat kepemilikan kendaraan ini hanya dari sisi sebagai bukti bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Tetapi di satu sisi kita juga harus melihat dampak lainnya. ‘’Yang ada kan baru undangundang tentang pembatasan umur kendaraan yang boleh dioperasionalkan. Tetapi itu tidak bisa menjadi solusi. Nah untuk itu langkah antisipatif harus mulai dikaji dari

sekarang. Sehingga ke depan hal-hal yang bisa berpotensi memicu benturan-benturan bisa diantisipasi,’’ ujarnya. Menjadi keprihatinan Hadi juga adalah, kematian alat transportasi umum. Karena hal tersebut tentu akan sangat merugikan masyarakat. Terutama masyarakat bawah yang memanfaatkan transportasi umum, karena tidakmampuannya untuk memiliki kendaraan pribadi. Selain itu, yang tidak boleh dilupakan juga adalah, nasib para sopir transportasi umum. Mereka hanya mengandalkan tumpuan ekonominya dari operasional kendaraan umum saja. “Ini juga menjadi perhatian kita. Kenapa angkutan umum kita mati, padahal dengan transportasi umum itu memberikan kemudahan dan kemurahan untuk diakses oleh masyarakat. Kita akan cari tahu apakah ini ada kaitannya dengan kemudahan izin yang diberikan masyarakat untuk memiliki kendaraan atau seperti apa. Ini akan jadi evaluasi kita. Karena ini tidak bisa dibiarkan liar seperti saat ini,’’ pungkasnya. (ndi)

Anggaran Kemiskinan Tersedot untuk Pembenahan Infrastruktur Dari Hal. 1 Dinas Kehutanan, 16 program dengan 25 kegiatan memperoleh anggaran Rp 15,9 miiar lebih. Distamben, 3 program dengan 3 kegiatan memperoleh anggaran Rp 47 miliar lebih. Serta, Disbudpar sebanyak 4 program dengan 7 kegiatan memperoleh anggaran Rp 15,9 miliar lebih. Selanjutnya, SKPD yang menjadi mitra bidang perencanaan pembangunan ekonomi memiliki 40 program dengan 84 kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 89,5 miliar lebih. Terdapat tujuh SKPD dalam bidang ini, antara lain Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, sebanyak 5 program dengan jumlah 9 kegiatan memperoleh alokasi anggaran Rp 7,66 miliar lebih. Dinas Pertanian dan TPH, sebanyak 3 program dengan 6 kegiatan memperoleh alokasi anggaran Rp 19,6 miliar lebih. Dinas Perkebunan sebanyak 4 program dengan 9 kegiatan memperoleh alokasi anggaran Rp 15 miliar lebih. Dinas Kelautan dan Perikanan, sebanyak 7 program dengan 10 kegiatan emmperoleh anggaran Rp 7,6 miliar lebih. Badan Ketahanan Pangan sebanyak 2 program dengan 10 kegiatan memperoleh anggaran Rp 4,98 miliar. Bakorluh sebanyak 6 program dengan 10 kegiatan memperoleh anggaran Rp 8 miliar lebih. Dinas Koperasi dan UMKM sebanyak 4 program dengan 10 kegiatan memperoleh Rp 13,99 miliar

lebih. Serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 9 program dengan 20 kegiatan memperoleh anggaran Rp 12,3 miliar lebih. Kemudian, SKPD yang menjadi mitra bidang perencanaan pembangunan sosial sebayak 10 SKPD dengan jumlah 25 program dan 114 kegiatan memperoleh alokasi anggaran Rp 127,59 miliar lebih. Masing-masing, RSJ Mutiara Sukma, 1 program dengan 2 kegiatan memperoleh anggaran Rp 715 juta lebih. BP3AKB, 1 program dengan 2 kegiatan memperoleh anggaran Rp 392 juta lebih. Dinas Dikpora, 6 program dengan 34 kegiatan memperoleh anggaran Rp 31,4 miliar lebih. Kemudian, RSUD Provinsi, 1 program dengan 1 kegiatan memperoleh anggaran Rp 1,5 miliar lebih. Dinas Kesehatan, 1 program dengan 1 kegiatan memperoleh anggaran 489 juta lebih. Baperpusda dan Arsip Daerah, 1 program dengan 13 kegiatan memperoleh anggaran Rp 1,8 miliar lebih. Disnakertrans, 5 program dengan 40 kegiatan memperoleh anggaran Rp 4,6 miliar lebih. BPMPD, 4 program dengan 8 kegiatan memperoleh anggaran Rp 1,9 miliar lebih. Serta SKPKD, 1 program dengan 3 kegiatan memperoleh anggaran Rp 76,66 miliar lebih. (nas)

Terserang Penyakit, Petani Padi Cemas Dari Hal. 1 Belum lagi menggunakan sewa buruh panen dengan biaya panennya Rp 100.000/kwintal paling rendah. Baginya tidak masalah jika hasil produksi berkualitas. Tapi di tengah kualitas padi yang tidak bagus tahun ini, tak jarang pemilik lahan harus panen sendiri. “Pemberian obat dari toko obat-obatan yang kita gunakan juga tidak mempan. Panen apa adanya saja,’’ keluh Sakdah. Kaharudin, salah seorang pengusaha gabah juga melihat hampir seluruhnya hasil panen tahun ini tidak begitu memuaskan. Di hampir seluruh wilayah pertanian yang

dikunjunginya, rata-rata petani mengeluhkan penyakit padi dan merosotnya hasil produksi. Dengan kondisi ini, pengusahapun enggan berspekulasi, membeli gabah petani dengan kualitas yang tak baik. Meski telah dilakukan berbagai cara untuk pengendalian, Kaharudin mengatakan, mungkin akibat tanah yang telah lelah ditanami. “Tanahnya sudah terlalu lelah dikasi pupuk. Akibatnya sudah tidak memungkinkan ditanami. Perlu perbanyak sosialisasi agar petani lebih paham,’’ saran Kaharuddin. (bul)

Kerinduan Pendidikan Islami yang Mengglobal Dari Hal. 1 Itu puncak kerinduan saya. Itu idealisasi tertinggi, yang lain manut di bawah itu,’’ ujarnya bersemangat saat ditemui Suara NTB di kediamannya di Lembuak, Narmada, Sabtu (26/3) lalu. Senin (20/3) lalu, alumni Pondok Modern Darussalam Gontor itu menerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2015 berkat kegigihannya selama 15 tahun memperjuangkan penghijauan. Bersama santri dan masyarakat lainnya, ia berhasil menghijaukan 36 hektar lahan gundul di Lombok Barat, dan sekitar 56 hektar lahan gundul di Pulau Lombok dan Sumbawa. Peraih Ramon Magsasay Award 2011 atas kiprahnya mengembangkan pesantren yang peduli lingkungan, menghormati perempuan, serta membangun kerukunan beragama ini bahwa persyaratan lembaga pendidikan di abad 21 adalah tentang bagaimana memberikan sebanyak-banyaknya pengalaman sosial kepada murid-murid. Yang dilakukannya selama ini merupakan rintisan jalan menuju visi besarnya melahirkan generasi penerus bangsa yang telah digembleng dengan bekalbekal hubungan erat antarmanusia dengan lingkungannya. ‘’Hidup ini sosial. Secara tekun kita memberikan pengalaman sosial kepada anak didik,’’ ujarnya menyalin kalimat yang sebelumnya diucapkan dalam Bahasa Inggris. Hasanain mencontohkan, dalam satu periode waktu, santri-santrinya diminta untuk tinggal bersama warga di kampung-kampung, untuk mereguk langsung pengalaman kehidupan dalam bayang kemiskinan. Seperti keseharian tanpa listrik, besarnya upaya untuk memenuhi kebu-

tuhan air. Pada satu waktu para santri juga diterjunkan untuk menyerbu pasar, ke pantai-pantai, untuk membersihkan sampah. “Selama proses mereka belajar itulah mereka dilatih, dengan bimbingan sehingga ketika ada koreksi bisa tertuntun baik. Kalau begitu tamat langsung disuruh terjun langsung amalkan ilmu tanpa kontrol. Mereka bisa tersesat, masuk ‘belantara’ gak bisa ke luar lagi. Tahu-tahunya muncul sebagai pengguna narkoba. Ini proses berlatih harus ada yang bimbing,” jelasnya. Menurut pria kelahiran 17 Agustus, 51 tahun silam ini, sudah semestinya pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan, mengaplikasikan konsep-konsep berwawasan lingkungan, ramah gender, serta menjunjung tinggi pluralisme. “Sudah semestinya harus terdepan dalam hal cinta lingkungan. Tidak ada pondok pesantren berwawasan lingkungan, karena memang sudah seharusnya pondok pesantren itu berwawasan lingkungan. Begitu juga soal ramah gender dan kehidupan plural itu. Pluralisme itu adalah suatu fakta penciptaan, sekarang bagaimana caranya kita untuk hidup di dalamnya,” terangnya sambil mengutip salah satu ayat Alquran. Ia menjelaskan lebih jauh mengenai bagaimana konsep gender yang berbarengan dengan konsep mencintai lingkungan. Rasulullah dulu mengingatkan, kata Hasanain, agar manusia berhati-hati hidup di atas bumi, karena bumi adalah bagaikan ibu. “Jadi bumi ini karakter mayoritasnya adalah feminine. Suatu karakter yang lebih memberikan dukungan, lebih bertemperamen tahan banting,

dan terus berkesinambungan. Pondok pesantren sudah seharusnya meneladankan itu kepada santri,” urainya. ‘’Passion and Proud’’ TGH. Hasanain Juaini mendirikan Pondok Pesantren Putri Nurul Haramain setelah dirinya lulus dari pendidikannya di Institut Pendidikan Darussalam Gontor pada 1996 lalu. Cita-citanya mewujudkan sistem pendidikan Islam yang ideal dengan kapabilitas mengglobal mendengung di kepalanya saat itu. Dalam setiap hal, ia selalu menyertakan gairah total dan kebanggaan menyeluruh pada setiap apapun yang dilakoninya. Sehingga ia dikenal sebagai aktivis antikorupsi, aktivis gender, pegiat lingkungan, serta tekun menjunjung pluralisme sesuai konsep Islam yang diejewantahkan di dalam pondok pesantren yang dipimpinnya. “Saya tidak bisa mengerjakan segala sesuatu tanpa passion dan proud. Mendingan tidak usah. Fokus dan intensitas saya tinggi, ngurusi sampah, ngurusi korupsi, ngurusi pohon. Semua itu koheren saling terhubung satu sisi dengan sisi lain. Puncaknya itu, idealiasasi tertinggi melahirkan sistem pendidikan Islam itu,” ungkapnya lantang dan bersemangat. Bagi dia, tujuan besar itu menjadi rel petunjuk dalam bekerja lebih keras lagi mengembangkan dan melakukan ide kreatif sebagai wujud solusi dinamika permasalahan. Bekerjasama meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbaiki kualitas lingkungan, dan menciptakan pengelolaan pemerintahan yang baik. Inti nucleus berupa melahirkan sistem pendidikan Islam yang mengglobal dapat diwujudkan. (why)

Polisi Lacak Keberadaan Direktur RSUD NTB Dari Hal. 1 Dengan demikian tentu kehadiran beliau di tengah-tengah kita sangat kita nantikan,” kata Yusron. Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB ini menjelaskan kronologis hilangnya H. Mawardi. Pada Rabu (23/ 3) pukul 20.30 Wita, dr. H. Mawardi Hamry, MPPM ke luar meninggalkan rumah dinas di Jalan Langko 31 Mataram dengan menggunakan Kijang Innova warna hitam. Sejak saat itu yang bersangkutan belum kembali ke rumah dinas. Pada Jumat (25/3), pihak keluarga membuat laporan polisi ke Polres Mataram, yang intinya melaporkan bahwa yang bersangkutan belum pulang ke rumah dinas. Pada malam itu juga, pihak keluarga dimintai keterangan. Selanjutnya, Sabtu (26/3), pukul 11.00 Wita, pihak RSUD NTB dihubungi secara resmi oleh Polres Mataram dan dilakukan pengumpulan keterangan yang bisa memberikan petunjuk pencarian. Komunikasi terakhir Direktur RSUD NTB adalah dengan Sekretaris pada hari Rabu (23/ 3) sekitar jam 13.30 Wita. Pada saat itu, Direktur RSUD NTB langsung ke belakang melihat pelayanan. Sampai saat ini, pihak keamanan masih terus bekerja dan mencari petunjuk-petunjuk yang dapat membantu menemukan yang bersangkutan. Pemprov, tambah Yusron, berharap kepada pihak keluarga supaya terus menerus mencari informasi keberadaan yang bersangkutan. Berusaha berkoordinasi dengan pihak terkait khususnya kepolisian, beserta institusi keamanan lainnya untuk segera mengambil langkah yang diperlukan supaya yang bersangkutan secepatnya bisa diketahui kebera-

daannya. Kepada masyarakat luas, dimohon dukungannya untuk bersama-sama mencari tahu informasi yang bisa digunakan sebagai petunjuk keberadaan yang bersangkutan. ‘’Kepada seluruh masyarakat untuk bisa membantu apabila memiliki informasi tentang keberadaan dr. H. Mawardi Hamry kepada aparat keamanan terdekat. Mengapresiasi kerja aparat keamanan dan pihak lainnya yang telah melakukan pencarian secara optimal. Kepada karyawan RSUD NTB, diminta agar pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di RSUD Provinsi tetap berjalan normal sebagimana biasanya,’’ harapnya. Dijemput Seseorang Informasi hilangnya Direktur RSUD NTB dr. Mawardi Hamry, MPPM menyebar luas. Pihak kepolisian menegaskan, belum mengarah ke aksi penculikan. Karena hasil permintaan keterangan saksi, sebelum hilang, Mawardi Hamri dijemput seseorang dari rumah dinasnya di Jalan Langko Nomor 31 Mataram. Salah satu yang sudah dimintai keterangan adalah security yang berjaga di rumah dinas dr. Mawardi Hamry. Menurut Kapolres Mataram, AKBP Heri Prihanto, SIK, orang yang masih dilacak identitasnya itu datang menjemput menggunakan mobil Innova warna hitam. “Tapi posisi mobil yang menjemput standby mesinnya dalam keadaan mati,” kata Kapolres Sabtu (27/3) lalu. Tidak disebutkan nomor kendaraan dan petunjuk lain terkait mobil tersebut karena masih didalami timnya. Analisa awal pihaknya, seseorang itu memang berniat menjemput Mawardi Hamry. Bukan mengarah ke dugaan penculikan. ‘’Kalau diculik, mobilnya dalam keadaan

hidup, lantas dilarikan paksa. Itu namanya menculik,’’ kata dia. Timnya sekarang sudah diinstruksikan untuk menindaklanjuti laporan orang hilang tersebut. Dengan harapan menemukan petunjuk atau tanda tanda ke mana Direktur RSUD NTB ini pergi. “Upaya lain meminta keterangan saksi yang tinggal di rumah dinas itu,” terangnya. Selain saksi, nomor ponsel milik Mawardi yang tercantum dalam pengaduan itu, sudah dihubungi namun sudah off. Petunjuk lebih khusus mengarah ke motif dan di mana lokasi terakhir Mawardi belum bisa dipastikannya. Sementara ini pihaknya baru menerima pengaduan dari keluarga Mawardi, belum dalam bentuk laporan orang hilang. Meski hanya pengaduan, tetap ditindaklanjuti dengan upaya pencarian. Harapannya, sebagaimana pihak keluarga, yang bersangkutan tidak diculik atau hilang karena faktor tertentu. “Kita beharap dia hanya tinggalkan rumah, tapi tidak bilang-bilang,’’ harapnya. Apakah kemungkinan Mawardi ke luar daerah? Dipastikannya belum. ‘’Sudah kami lakukan cek, posisi terakhir masih di NTB,’’ pungkasnya, namun tak merinci titik atau daerah di maksud. Kabar hilangnya Mawardi Hamry terungkap sejak Jumat (25/3)lalu. Informasi muncul berdasarkan surat pengaduan dibuat Sri Darmanto yang juga tinggal di Jalan Langko 31 Dasan Agung, Mataram. Dalam surat itu dilaporkan bahwa Mawardi meninggalkan rumah sejak Kamis tanggal 23 Maret sekitar pukul 20.00 Wita, menggunakan mobil Toyota Innova warna hitam. (nas/ars)

Tinggi, Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan di NTB Praya (Suara NTB) Jumlah kasus kematian bayi baru lahir maupun ibu melahirkan di NTB sampai saat ini tercatat masih cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya kesehatan di kalangan ibu hamil di daerah ini. Demikian disampaikan Asisten III (Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat) Setda NTB, Drs. H. L. Syafi’i, MM, pada acara Wisuda dan Angkat Sumpah STIKES Qamarul Huda Desa Bagu Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (26/3). Adanya kondisi ini, ujarnya, pemerintah provinsi menaruh perhatian besar terhadap persoalan tersebut agar mampu menekan kasus-kasus kematian bayi baru lahir dan ibu melahirkan semaksimal mungkin. Apalagi, ujarnya, hal itu bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya di bidang kesehatan. “Kita terus berupaya semaksimal mungkin, agar kasus kematian bayi baru lahir dan ibu melahirkan bisa ditekan. Supaya ke depan kasus-kasus tersebut tidak ada lagi di daerah ini,”harapnya. Namun, untuk mewujudkan hal ini butuh kerja keras. Termasuk dukungan dari masyarakat di daerah ini. Termasuk pula dukungan dari unsur perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi yang memiliki jurusan kesehatan, sangat dibutuhkan. Sehingga pemerintah provinsi tahun ini telah meluncurkan program Gerakan Seribu Bayi Kelahiran dengan program pendampingan khusus terhadap ibu hamil. Proses pendampingan ini, ujarnya, melibatkan tenaga kesehatan dan menggandeng mahasiswa kesehatan dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di NTB, termasuk di antaranya, STIKES Qamarul Huda Bagu. Dengan begitu pada waktu melahirkan nantinya para ibu hamil bisa benar-benar siap menghadapi persalinan dan meminimalisir kasus kematian ibu melahirkan maupun bayi baru lahir sampai pada angka nol. Program ini, lanjutnya, diharapkan bisa mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat di daerah ini. Karena kalau proses kelahiran sudah sehat, maka akan bisa mendorong peningkatan kualitas SDM masyarakat di masa yang akan datang. (kir)

Pesantren Berwawasan Teknologi Dari Hal. 1 TGH. Hasanain Juaini menyebutnya sebagai imagologi, yakni penyakit modern yang selalu menjadikan persepsi sebagai sebuah fakta. “Semua orang sekarang ini sedang terjebak pada penyakit imagologi, di mana suatu berita langsung dipercaya sebagai sebuah fakta. Nah fakta imagologi inilah sekarang yang menguasai banyak orang yang tidak punya kesempatan untuk melihat langsung. Misalnya kita buka google, tentang keamanan di NTB, pasti yang muncul tentang berita yang menakutkan,” katanya. Di saat masyarakat dihinggapi oleh penyakit imagologi, maka disanalah menurut dia peran penting pers untuk bisa memberikan informasi yang akurat sesuai dengan faktanya. Tugas pers tidak saja hanya mengolah suatu peristiwa agar banyak dibaca oleh banyak orang, dengan mengabaikan fakta-fakta. Kegusaran penyebaran tak akurat membuatnya menggagas berdirinya Supercamp, menjadi tempat teladan santri tentang bagaimana hidup di tengah keberagaman. Sebab, kata Hasanain, pluralisme sesuai konsep Islam adalah suatu fakta penciptaan. Santri dilatih untuk bersyukur dalam menghadapi setiap perbedaan. Banyak orang terdidik saat ini yang hanya memiliki kemampun kognitif, tetapi mereka sangat kering dengan moralitas. Hal itu disebabkan oleh proses pendidikan yang telah memisahkan perserta didik dari realitas sosialnya. Sehingga mereka tumbuh menjadi orang-orang yang tidak mampu memahami kondisi kehidupan sosial. Ini menjadi tujuan lain TGH. Hasanain mendirikan Supercamp bagi santri yang memerlukan pola belajar lain demi mengejar ketertinggalannya. Supercamp juga sebagai perwujudan sistem pendidikan dengan kapasitas global, bahwa belajar mengajar tidak melulu di ruang kelas. Memberikan pengalaman sosial kepada santri dilakukan dengan metode pembelajaran di ruang terbuka. Tehnologi adalah Keniscayaan Di samping itu, TGH. Hasanain juga mengembangkan ponpesnya dengan berbasis teknologi. Karena keberadaan teknologi adalah suatu keniscayaan yang harus dimanfaatkan. Sehingga ia mengatakan kekeliruan besar bila ada anggapan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih hanya akan memberikan dampak negatif bagi peserta didik. “Itu adalah kekhawatiran yang empat tahun lalu, jika kita sekarang ini sedang mempertanyakan pertanyaan yang sama, berarti belum beranjak kondisi kita,” ujarnya. Ia mengibaratkan teknologi seperti dua mata pisau. Ada manfaat dan mudaratnya. Tetapi, jika lebih dulu dipersepsikan hanya akan mendatangkan mudaratnya saja, maka hal yang berman-

faat tidak akan bisa diambil. Menyadari bahwa banyak manfaat yang bisa diberikan oleh teknologi, Hasanain memanfaatkan sebagai perangkat pembelajaran yang utama di pondok pesatren yang ia kelola. Saat ini hampir semua ruang kelas Ponpes itu sudah dilengkapi dengan komputer. Satu siswa mengoperasikan satu komputer. Sehingga dalam melaksanakan ujian, siswa langsung bisa dengan cepat mengetahui hasilnya. ‘’Seluruh ruang kelas di pondok ini alhamdulillah sudah dilengakapi dengan komputer. Para santri ini selain diajarkan mengoperasikannya, juga mereka bertanggung jawab atas kerusakannya. Sehingga mereka harus memperbaikinya. Nah itu sebagai upaya pendidikan juga agar mereka bisa merakit sendiri nanti,’’ ujarnya. Selain itu, salah satu bentuk pemanfaatan teknologi di Ponpes Nurul Haramain adalah memberikan kemudahan dan kemurahan untuk mendapatkan buku-buku referensi. Puluhan ribu judul buku bisa dengan mudah diakses oleh siswa, tanpa harus mengeluarkan biaya. ‘’Misalnya mempermurah harga buku. Satu buah buku jika digitalisasi maka harganya menjadi nol atau 100 persen bisa mempermurah sesuatu yang mahal. Jika di-copy lagi, maka berlipat-lipat persentase kemurahan yang diperoleh dari IT ini,” ujarnya. Disebutnya, buku sudah discan di Ponpes Nurul Haramain Narmada sudah sampai 58 ribu judul buku. Sekalipun proses digitalisiasi sangat berat, tetapi itulah salah satu contoh kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Meskipun Ponpes Nurul Haramain bisa dikatakan sudah 100 persen menggunakan teknologi, namun Hasanain menolak dikatakan bahwa jika pendidikan yang dikelola di ponpesnya dikasifikasikan berbasis teknologi. Karena pendidikan sudah seharusnya menggunakan teknologi. Sehingga dalam dunia pendidikan, tidak seharusnya ada pengklasifikasian seperti sistem pondok pesantren berwawasan tekonologi. Salah seorang santri, Khutbi Assegaf Madani mengaku merasa nyaman dan bahagia menjalani pemusatan belajar Bahasa Inggris di Madani Supercamp. “Saya baru seminggu di sini. Saya harus meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris saya. Karena di era global, itu sangat penting,” ujarnya dengan Bahasa Inggris terbata-bata. Lingkungan di Madani Supercamp dibuat sedemikian rupa agar para santri menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama percakapan sehari-hari. Remaja Lombok Utara itu bertekad, untuk selalu dekat dengan buku di mana pun dan kapan pun ia berada. Baik selama menjalani Supercamp maupun setelah usai tiga bulan mendatang nanti. Ilmu yang ia dapatkan, sedianya ia hajatkan untuk digunakan untuk meraih manfaat lainnya, serta untuk ia bagikan kepada kawan-kawan di kampung halamannya. (ndi/why)


Senin, 28 Maret 2016

Harian Suara NTB

@hariansuarantb

@hariansuarantb

http://facebook.com/hariansuarantb

http://twitter.com/hariansuarantb

http://instagram.com/hariansuarantb

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Alumni Unram Diharapkan Berperan Aktif dalam Pembangunan Mataram (Suara NTB) Alumni Unram (Universitas Mataram) diharapkan mengambil peran dalam aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara. Hal ini menjadi signifikan karena saat ini Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Berlakunya MEA menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, berdaya saing, dan mampu menjawab tantangan globalisasi. Demikian disampaikan Ketua Umum IKA (Ikatan Alumni) Unram, Sirra Prayuna, SH., di hadapan wisudawan/wisudawati periode II tahun 2015/2016 di Mataram Sabtu (26/3). Disinilah, alumni Unram diharapkan bisa mengambil peran dengan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama kuliah dengan terjun langsung ke masyarakat. Karena, para wisudawan/wisudawati secara

(Suara NTB/ist)

Sirra Prayuna otomatis menjadi anggota IKA Unram. Hal ini, kata Sirra, memiliki makna lebih dari sekedar memiliki kartu alumni dan nama yang

tercatat dalam daftar alumni Unram. Namun, lebih dari itu, membawa nama besar Unram. Artinya, para alumni memiliki tanggung jawab besar untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara. IKA Unram memiliki posisi yang strategi. Tidak sedikit anggotanya tersebar di berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan berada di dalam tubuh pemerintahan, organisasi, lembaga, maupun perusahaan-perusahaan besar sehingga potensi jaringannya juga sangat luas. Sirra berharap para alumni Unram bisa secara aktif menjalin sinergitas antara almamater dengan masyarakat dalam kerangka pembangunan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. ’’Mari kita jaga nama besar Universitas Mataram dan nama IKA Unram melalui kegiatan-kegiatan yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara,’’ ajak Ketua Umum IKA Unram ini. (fit)

Jaga Kelestarian Hutan, Dishut Lobar Dorong Keswadayaan

(Suara NTB/dok)

Agus Gunawan

Mataram (Suara NTB) Dinas Kehutanan (Dishut) Lombok Barat (Lobar) mendorong aspek keswadayaan dalam menjaga kelestarian hutan. Melalui penanaman yang melibatkan masyarakat. Kepala Dishut Lobar, Agus Gunawan, pada akhir pekan kemarin mengatakan, luas hutan di Lobar seluas 41.981,90 hektar. Terdapat lahan kritis seluas 17.200 hektar. Dari luas 17.200 hektar itu, 15 ribu hektar lahan kritis di Sekotong. “Oleh karena itu, kebijakan kabupaten akan mengadakan penanaman di Sekotong. Melalui memperbanyak bibit dan memperbanyak tanaman,” ujarnya. Ia juga menekankan pada aspek keswadayaan, tidak hanya dari pemerintah. Dengan mendorong keterlibatan kepala desa, camat, dan kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm). “Sejak Desember 2015 kami berhasil melakukan penanaman di lahan seluas 285 hektar. Jumlah pohon yang kami tanam sebanyak 125.000 batang. Itu dari aspek keswadayaan saja, belum dari aspek APBD,” jelas Agus. Ia menambahkan, dalam tiga bulan ini, penghijauan dilakukan di lima kecamatan Yaitu mulai dari wilayah di Sekotong, Gerung, Lembar, Kuripan, dan Labuapi. Setelah itu akan dilanjutkan di lima kecamatan berikutnya, salah satunya di wilayah Batulayar. “Nanti kita cari waktu juga untuk penanaman. Penanaman yang betul-betulk riil,” katanya. Dicontohkan, penanaman di kawasan Gunung Sasak. Ada enam blok yang disiapkan untuk penanaman. Nanti dipastikan di enam blok itu sudah dilakukan penanaman. “Kita pastikan enam blok itu sudah tertanam semua. Nanti kita undang bupati untuk penanaman terakhir. Kalau dulu tanam, kemudian tidak diperhatikan,” katanya. Agus menekankan, hal yang terpenting bukan pada berapa jumlah yang ditanam. Tetapi berapa jumlah tanaman yang hidup. “Kalau hanya ditanam kemudian dilepas, tidak diperhatikan, hilang dia (pohon, red). Hutan ini untuk anak cucu kita kelak,” pungkasnya. (ron)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.