HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
KAMIS, 31 MARET 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 24 TAHUN KE 12 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Sidang Paripurna
Dewan Soroti Ketidakhadiran Pimpinan SKPD Mataram (Suara NTB) Dalam rapat paripurna dengan agenda tanggapan Gubernur NTB terhadap empat buah Raperda prakarsa Dewan sangat minim dihadiri pimpinan SKPD Pemprov NTB. Ironisnya yang tidak menghadiri paripurna adalah kepala SKPD yang berkaitan langsung dengan Raperda tersebut. ‘’Kepada Bapak Wakil Gubernur NTB, saya harapkan ke depan agar kepala SKPD bisa menghormati paripurna ini. Hari ini saya lihat sangat sedikit sekali SKPD yang hadir, lebih-lebih dari SKPD yang terkait langsung dengan empat buah Raperda yang kita bahas,’’ kata Ketua Badan Pembentukan Perda (Bapperda) DPRD NTB, Hj. Isvie Rupaida, SH, MH. Hadir dalam paripurna kemarin, Wakil Gubernur NTB, H.Muh.Amin, SH.M.Si. Empat buah Raperda prakarsa Dewan itu adalah Raperda tentang penggunaan jalan untuk kegiatan kemasyarakatan, Raperda tentang kartu ternak dan sistem tata niaga. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
Paripurna dengan agenda tanggapan Gubernur terhadap empat buah Raperda prakarsa Dewan minim dihadiri oleh pimpinan SKPD Pemprov NTB. Tampak hanya beberapa pimpinan SKPD yang hadir dalam paripurna, Rabu (30/3) siang kemarin.
Kejaksaan Buru Dana SPPD Dewan hingga ke Bali Mataram (Suara NTB) Penagihan kerugian negara terkait penggunaan dana SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas ) DPRD NTB belum berakhir. Setelah lama tak terdengar, memasuki 2016, Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB ternyata masih memburu kerugian negara tersebut. Bahkan Tim Kejati NTB memburu tagihan dana SPPD itu hingga ke Bali.
(Suara NTB/dok)
TO K O H Konsisten Perjuangkan PPS TANTANGAN yang menghambat perjuangan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) tampaknya belum mereda. Beberapa persyaratan baru mesti diajukan disesuaikan dengan UU baru tentang pemerintahan daerah. Namun Wakil Ketua DPD RI, Prof. Dr.H.Farouk Muhammad tetap konsisten memperjuangkan pembentukan PPS. ‘’Pada hari Jumat 26 Februari 2016 saya dikejutkan oleh SMS staf Komite I DPD-RI yang menghadiri RDP Komisi II DPR RI dan pemerintah (Dirjen Otda). Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R Siapkan Persembunyian
HL. Mudjitahid
‘’Beberapa hari lalu tim saya berangkat ke Bali untuk melakukan penagihan itu,’’ kata Asdatun Kejati NTB, Hendrik Selalau, SH, Rabu (30/3) kemarin. Tim bergerak ke Pulau Dewata itu karena menemukan alamat mantan anggota DPRD NTB yang turut tercatat sebagai penanggung
JARINGAN Santoso tengah menyiapkan pangkalan baru sebagai lokasi persembunyian di wilayah Bima, menyusul jaringan teroris yang paling diburu tersebut terdesak aparat dalam operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah. Kemungkinan jaringan teroris ini membuka pangkalan tersebut diantisipasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dengan membuat program khusus di daerah Bima. Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris (FKPT) NTB juga menyiapkan langkah untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut. Bersambung ke hal 15
kerugian negara. Tak spesifik disebutkan identitas, alamat dan berapa kerugian negara tanggungan mantan anggota Dewan itu. Selain di Bali, hingga Rabu kemarin diakuinya tim lainnya bergerak ke beberapa daerah di Pulau Lombok. Upaya penagihan itu dilaku-
kan lebih intens, mengingat data-data awal sudah dikantongi. Hanya tinggal mendatangi alamat dimaksud. “Mataram sudah. Kita lanjut ke Lombok Tengah, Lombok Barat,bahkan sampai KLU, kita turunkan tim juga,” terangnya. Bersambung ke hal 15
Lacak Keberadaan Direktur RSUD NTB
Rekonsiliasi Partai Golkar
Pemprov Kerahkan Seluruh Kekuatan
Isvie Sambut Baik Rencana Islah Umar Said
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menggerakkan seluruh kekuatan untuk melacak keberadaan Direktur RSUD NTB, dr. H. Mawardi Hamry, MPPM yang dilaporkan hilang sejak Rabu (23/3) lalu. Hingga kemarin, delapan hari sejak meninggalkan rumah dinasnya, keberadaan dr. Mawardi masih misterius. “Semua cara kita ikhtiarkan. Masih terus menerus diusahakan. Belum kita tahu posisi beliau sampai saat ini. Mudah-
mudahan, kita berharap beliau masih di Lombok. Kita berharap ke depan kembali dengan selamat, selalu itu harapan kita,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB, Drs. L. Bayu Windya, M.Si dikonfirmasi usai bertemu Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di ruang kerjanya, Rabu (30/3) siang kemarin. Sejumlah pejabat Pemprov menghadap gubernur, Rabu (30/ 3) kemarin untuk menanyakan perkembangan terkini mengenai hilangnya Direktur RSUD NTB itu. Diantaranya, Kepala Bakesbangpoldagri, Kepala Inspektorat, Kepala Satpol PP, Kepala BKD dan Diklat NTB, Asisten I, Asisten II, dan Asisten III Setda NTB. Pada kesempatan tersebut, kata Bayu, jajaran Pemprov NTB diharapkan ikut melakukan pencarian dengan kemampuan yang ada. “Kita diminta oleh beliau (gubernur) untuk berikhtiar, berupaya, berdoa, mengupayakan dengan kemampuan yang ada. Menggunakan kapasitas yang ada. Kita ditanya sejauh mana, apa yang sudah diu-
payakan, bagaimana perkembangan,” ujarnya. Mengenai upaya pencarian, kata Bayu, Pemprov NTB bersama dengan kepolisian, Badan Intelijen Daerah (Binda) dan pihak terkait lainnya terus melakukan pencarian. ‘’Semua ikhtiar dilakukan. Teman-teman SKPD juga ikut berdoa. Sampai saat ini belum ada titik terang. Masih spekulasi saja,’’ ujarnya. Untuk menjamin kelancaran pelayanan di rumah sakit milik Pemprov NTB itu, pimpinan dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur telah mengambil kebijakan menunjuk Wakil Direktur Umum dan Keuangan, dr. H. L. Hamzi Fikri, MM sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD NTB. Penunjukan Plt Direktur RSUD NTB ini dilakukan mengingat RSUD NTB merupakan SKPD yang menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang fungsinya sangat vital dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya Plt maka tidak akan ada keraguan dari jajaran manajemen RSUD NTB untuk melaksanakan tugas. (nas)
Mataram (Suara NTB) Perpecahan di tubuh Partai Golkar NTB antara pengurus hasil Musda Praya dengan pengurus hasil Musda Senggigi mulai memasuki babak baru. Beredar kabar bahwa kedua belah pihak sudah melakukan pertemuan untuk membicarakan perdamaian. Informasi yang diserap dari sumber Suara NTB, menyebutkan bahwa Ketua DPRD NTB, Umar Said, S.Ag sudah melunak dan akan membuka keran komunikasi terhadap kubu Suhaili Cs untuk rekonsiliasi di tubuh Partai Golkar NTB. Menurut sumber tersebut, hal itu dilakukan Umar sematamata untuk mempersatukan Partai Golkar NTB. Umar tidak menginginkan perpecahan tanpa ujung. Oleh karena itu, Umar berencana akan menemui Suhaili untuk menghentikan pertikaian yang selama ini dinilai hanya menghabiskan energi. “Umar sangat menyadari posisinya sebagai Ketua DPRD, untuk itu ia tidak ingin mengorbankan lembaga yang ia pimpin hanya karena konflik di internal partainya. Oleh karena itu ia ingin menghentikan konflik di Partai Golkar, dan kita yakin pasti ada jalan tengah yang terbaik bisa ditempuh oleh dua belah pihak. Karena kalau seperti ini terus mau sampai kapan golkar akan pecah, kasihan masyarakat juga,” ujar sumber yang namanya tidak ingin dikorankan. Selain itu, dari informasi yang beredar juga, adapun rencana islah itu dilakukan sebagai bentuk persiapan Partai Golkar NTB dalam menghadapi munas Partai Golkar yang akan digelar akhir April mendatang. Umar Said yang dikonfirmasi usai rapat paripurna di DPRD NTB, terkait dengan rencana islah tersebut, juga tidak menampiknya. Ia hanya menjawabnya secara singkat agar hal tersebut tidak dipublikasikan dulu ke publik. Sedangkan Sekretaris Partai Golkar versi Musda Senggigi, H. Muh. Amin, SH, M.Si yang dikonfirmasi juga mengakui upaya islah itu tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi. Bersambung ke hal 15
Bea Cukai Mataram Gagalkan Penyelundupan 7.000 Benih Lobster Mataram (Suara NTB) Keberangkatan LD (30) ke Singapura melalui Lombok International Airport (LIA) berhenti di dalam sel tahanan. Lantaran ia diduga akan menyelundupkan ribuan benih lobster. Aksi warga Kangi, Penujak, Praya Barat, Lombok tengah (Loteng) itu digagalkan petugas Kantor Pengawasan dan Pelayananan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPB TMP C) Mataram, Rabu (30/3) sekitar pukul 09.30 Wita. Kepala KPPB TMP C Mataram, Jamin, didampingi perwakilan Balai Karantina Ikan Kelas II Mataram, PT Angkasa Pura II, serta Ditreskrimsus Polda NTB, mengatakan, satu koper yang dibawa calon penumpang Silk Air nomor penerbangan MI123 berisi 35 plastik bening masing-masing berisi 200 ekor benih lobster. “Jumlah totalnya 7000 ekor,” sebutnya di Mataram, sore kemarin. Penggagalan penyelundupan benih lobster itu bermula dari kecurigaan petugas terhadap gerak-gerik pelaku sejak memasuki area terminal keberangka-
tan. Tindak-tanduk pelaku diawasi hingga menuju counter check-in bandara. Pengamatan lebih lanjut dilakukan dengan melihat rekaman CCTV. Kecurigaan menguat. Pelaku kemudian dipisahkan dari antrean penumpang untuk dilakukan pemeriksaan khusus terhadap satu koper dengan menggunakan X-ray. Hasil pemindaian koper milik pelaku tersebut, kata Jamin, menunjukkan ada yang tidak beres, bahwa ada barang yang perlu diwaspadai. Pihak Aviation Security kemudian berkoordinasi dengan petugas Bea dan Cukai di Pos Customs, Immigration, dan Quarantine (CIQ) bandara. “Kita lakukan pemeriksaan fisik,” ungkapnya. Dari hasil pemeriksaan fisik itu didapati bahwa koper tersebut berisi 35 plastik benih lobster, ditutupi alumunium foil dan dijejali es batu. “Mau diselundupkan ke Singapura. Ya karena ada aturannya yang mengatur benih lobster tidak boleh dibawa ke luar.” Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/why)
DIGAGALKAN - Bea dan Cukai Mataram berhasil menggalkan penyelundupan benih lobster, kemarin. Terduga pelaku penyelundupan benih lobster via bandara, LD (ketiga dari kiri) bersama sejumlah barang bukti dalam ekspose di Kantor KPPB TMB C Mataram, Rabu (30/3).