Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

Page 1

EDISI

97

XIX/APRIL 2014

LAPORAN KHUSUS INDUSTRI FILM SUMUT, HIDUP SEGAN MATI TAK MAU

PROFIL FEBRI MAHENDRA, ISENG, DAN ANAK USU

Rp 3000 ISSN 1410-7384

SUARAUSU.CO


2 suara kita lepas

vv

SUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

suara redaksi

Susahnya Order Jaket ‘Lamamater’ Redaksi

S

eperti janji rektorat saat Prof Eddy Marlianto yang jadi Pembantu Rektor III, pengadaan jaket almamater USU akhirnya kembali ditangani rektorat sendiri. Persisnya sejak mahasiswa angkatan 2011 masuk. Pengelolaannya dianggarkan dalam dana kelengkapan akademik (DKA) yang dibayarkan sekali di awal masuk sebagai mahasiswa USU. Namun, tenggat pengerjaannya tak sejelas tenggat DKA. Mahasiswa 2011 baru bisa menikmati jaket yang harusnya menjadi identitas pada tahun berikutnya. Itupun di Septembernya. Masalahnya beragam. Namun, yang menjadi sebab utama menurut pihak rektorat adalah karena kuantitasnya yang banyak, penjahit tak sanggup. Nasib mahasiswa 2012 tak lebih beruntung. Hal yang sama terulang. Keadaannya kian kompleks. Tender belum juga dilelang hingga Maret 2013. Alasan baru muncul, data ukuran jaket dari mahasiswa terlambat masuk ke biro administrasi kemahasiswaan. Baru Oktober, Si Jaket bisa dikenakan. Dan akhirnya memuncak di tahun 2013. Pengelolaannya masih ditangani rektorat, namun anggarannya berubah. Untuk stambuk ini dimasukkan dalam uang kuliah tunggal. Namun prosesnya kurang lebih tersandung di sudut yang sama. Parahnya, saat ini prosesnya masih di tahap pembuatan laporan hasil uji laboratorium kain. Belum dilelang. Dan kini sudah April. Selesainya? Belum ada yang bisa pastikan. Sebab musababnya jelas: tak ada keseriusan menangani jaket almamater ini. Semua lini tampaknya menganggap sepele. Padahal yang diperlukan ialah timeline yang jelas, tentu saja selain keseriusan. Evaluasi besar-besaran harus dilakukan terhadap pengelolaan tiga tahun terakhir. Kita bisa contoh pengelolaan jaket almamater di universitas tetangga. Universitas Negeri Medan, misalnya. Mahasiswanya tak pernah keluhkan kapan jaket almamater mereka hadir di tangan. Sebab dibagikan sejak tiga bulan awal kuliah. Namun, ukuran biasanya jadi kendala bagi mereka. Kebesaran atau kekecilan jadi hal biasa. Tapi, untuk menyiasatinya rektorat bisa sediakan ukurannya saat pendaftaran ulang. Tentu saja solusi yang bisa dipikirkan sekarang adalah untuk memperbaiki sistem, agar ke depannya kita tak jatuh ke lubang yang sama namun lebih dalam. Untuk mahasiswa 2013, hanya tinggal tunggu dan bersabar saja sambil mengingatkan, bila sewaktu-waktu lupa. Rektorat sebenarnya juga punya solusi dan sadar akan keterlambatan jaket almamater ini. Solusinya adalah sebuah wacana untuk melakukan dua kali pengadaaan jaket almamater di tahun ini. Namun sayang, persiapannya sebagai wacana justru tak matang karena belum punya konsep dasar yang jelas. Tapi sebenarnya, konsep dasar wacana itu bisa dimulai dengan menyusun timeline serius pengelolaan jaket almamater 2014. Agar semuanya terencana dan mudah dikontrol. Jangan sampai jaket almamater USU lebih dikenal sebagai jaket lamamater karena lama di prosesnya.

Alumni dan anggota SUARA USU mengikuti acara Temu Ramah 2014 di TK Dharma Wanita USU, Minggu 23 Maret. Acara ini bertujuan menjalin silaturahmi antar alumni dan anggota.

TEMU RAMAH

IKA PUTRI AGUSTINI SARAGIH | SUARA USU

Salam Jurnalistik! Setelah terbit edisi perdana, Tabloid SUARA USU hadir kali kedua di tahun ini. Diharapkan edisi 97 lebih baik dari segi penyajian berita dan tampilan. SUARA USU mengangkat isu jaket almamater di rubrik Laporan Utama. Menepati janjinya, 2011 silam rektorat kembali memasukkan item jaket almamater ke dalam dana kelengkapan akademik (DKA). Niatnya agar pengadaannya bisa lebih baik setelah sebelumnya diadakan sendiri oleh mahasiswa. Kini jaket almamater telah berubah jadi jaket ‘lamamater’ saking lambatnya pengerjaan. Bisa setahun bahkan lebih. Desain jaket almamater 2013 pun berubah dan pengerjaannya baru dimulai. Simak kisahnya lebih lanjut. SUARA USU mengangkat industri perfilman Sumatera Utara (Sumut) untuk disoroti. Bagaimana para sineas Sumut masih aktif hingga sekarang untuk terus berkarya meskipun dengan dana

suara sumbang

dan peralatan yang jauh dari cukup. Bahkan pemerintah seperti tutup mata untuk perkembangan industri film lokal. Baca kisah selengkapnya di rubrik Laporan Khusus. Rubrik Ragam hadirkan beberapa isu hangat kampus. Jumlah dana yang dibutuhkan USU tahun ini tak sebanding dengan jumlah pemasukannya, itu semua termasuk rancangan anggaran dan bisnis (RBA). Cerita terkendalanya pengadaan buku perpustakaan dan pengajuan pembukaan perpustakaan cabang dijabarkan di sini. Lalu ada cerita persiapan USU sebagai tuan rumah jelang Malaysia ThailandGrowth Together (IMT-GT) 2014. Ada pula cerita Pemilihan Umum Raya (Pemira) USU yang lagi-lagi tertunda karena terkendala dana. Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) mengisi halaman Podjok Sumut. Sejak diadakan pertama kali tahun 1972 PRSU berubah mandiri sejak 1980 di bawah Yayasan PRSU. Niat awalnya menjadikan PRSU sebagai wadah menunjukkan potensi daerah hingga kini belum berubah. Ketiadaan anggaran pendapatan

Penyandang disabilitas di Jakarta tuntut hak memilih pada KPU,

Bah... cemananya? Ngakunya negara penjunjung tinggi HAM.

Delapan partai politik melanggar ketentuan penyiaran iklan kampanye.

Mentang punya media sendiri, enggak berarti nyuri frekuensi publiklah, geng!

dan belanja negara (APBN) jadi sorotan dalam pelaksanaanya. Lihat ceritanya di rubrik Podjok Sumut. Di rubrik Potret Budaya dikupas cerita mandar hela, sarung pemberian orang tua mempelai wanita kepada mempelai pria dalam pernikahan adat Batak Toba dan Simalungun yang berisi petuah dan pengharapan. Tak sekadar sarung biasa, perawatan pun tak sembarangan. Simak rubrik Potret Budaya untuk tahu lebih lengkap. Febri Mahendra, orang dibalik layar akun @anak_USU. Simak kisahnya sebagai pemilik akun anonim pusat informasi mahasiswa USU. Sukses dengan twitter, Febri mengelola website anakUSU. com. Bersama beberapa teman Febri membentuk tim kerja. Inilah ceritanya yang mengawali itu semua dari iseng belaka. Silakan baca rubrik Profil! Sekian sambutan dari Redaksi SUARA USU. Semoga semua yang kami sajikan memiliki manfaat dan berdampak ke arah yang lebih baik. Selamat membaca! (Redaksi)

suara pembaca Fasilitas di FISIP

Peralatan proyektor Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) kurang banyak terus ada yang rusak. Gedung E-nya juga enggak ada listriknya. Rektorat jangan heboh sendiri perbaiki fasilitas jalan, seharusnya perhatikan peralatan yang lebih dibutuhkan dan tepat sasaran. Poppy Septiani Putri Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2011

Ruang Tunggu Dosen

Ralat

AUDIRA AININDYA | SUARA USU

Koresponden mahasiswa pada rubrik riset edisi 96 seharusnya berjumlah 480 mahasiswa bukan 388 mahasiswa

Ruang tunggu dosen di sebelah gedung S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) enggak dipakai, padahal harusnya bisa difungsikan jadi tempat yang lebih berguna bagi mahasiswa. Misal, dibuat musala atau diubah jadi kantin FKM. Ahmad Zaki Sagala Fakultas Kesehatan Masyarakat 2013


SUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

kata kita

T

suara kita 3

Kata Mahasiswa tentang ‘Warisan’

Rektor Syahril Pasaribu

ahun 2014 menjadi tahun terakhir periode Rektor Syahril Pasaribu. Tahun depan USU akan miliki rektor baru. Selama periode 2009-2014 Rektor Syahril sudah lakukan banyak program kerja. Mulai dari USU ASRI, pengadaan Bus Lintas USU hingga perencanaan lanjutan Kampus II Kwala Bekala. Tapi, hingga di akhir periode pun masih ada mahasiswa yang tidak mengenal pemimpinnya. Seberapa banyak mahasiswa yang tahu program kerja orang nomor satu USU ini? Terasakah hasil program kerja itu? Lalu, apa kata mahasiswa USU tentang ‘warisan’ yang coba Rektor Syahril Pasaribu tinggalkan? TEKS DAN FOTO: MAYA ANGGRAINI S

Rinie Indira Nauly - Fakultas Psikologi 2013

Walaupun tidak tahu nama rektor tetapi program yang dibuatnya sudah cukup bagus. Seperti bus kampus, apalagi sudah ada haltenya. Maunya rektor baru nanti kinerjanya lebih bagus, bus kampusnya lebih banyak, terus jangan ada perbedaan fasilitas pembangunan kampus depan dan belakang. Lebih bersosialisasi ke mahasiswa juga.

Yudi Andriano - Fakultas Ilmu Budaya 2011 Rektor sekarang kinerjanya belum konkret. Selain kurang bersosialisasi juga kurang andil dalam kegiatan mahasiswa. Layanan dan fasilitas perpustakaan lebih diperhatikan dan dibenahi. Sarannya sih rektor baru ikut andil dalam lingkungan supaya mahasiswa juga kenal dan ingat bahwa mereka punya rektor bukan pembantu dekan (PD) III saja. Keamanan juga ditingkatkan, banyak geng motor di USU.

Emidola Elisabet Pinem Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) 2010 Yang kelihatan ya Bus Lintas USU. Terus ada program relawan untuk Sinabung. Baguslah, menyosialisasikan nama USU. Namun, saya menyayangkan pembangunan USU di soroti dari luarnya saja. Fasilitas di FMIPA sebenarnya kurang dan mengganggu kondisi belajar. Penyeleksian dosen harus ada. Rektorat harus lebih peka meninjau laboratorium di FMIPA, banyak peralatan tak terpakai lagi. Perhatikan juga gedung yang tidak layak pakai seperti gedung FIB yang di belakang koperasi.

Junita Charolina Hasugian Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2012 Pembangunan berkembang dari sebelumnya seperti gedung Fakultas Kedokteran, Gelanggang Mahasiswa, Auditorium dan Biro Rektor. Namun, manfaatnya belum terasa untuk mahasiswa. Bus Lintas USU juga kurang dalam pelayanan. Untuk rektor baru lebih perbanyak kuota mahasiswa. Perpustakaan juga kalau bisa buka sampai malam.

Hana Novelina Fakultas Kesehatan Masyarakat 2012 Enggak kenal rektor, kinerjanya belum terlalu kelihatan. Gedung enggak efisien, harusnya bertingkat bukan melebar. Bus Lintas USU ada tapi enggak mematuhi peraturan. Informasi beasiswa juga enggak tersebar dan makin ketat seleksinya. Maunya rektor baru nanti memperhitungkan pengadaan fasilitas dengan matang. Sering-sering kunjungi fakultas. Seleksi beasiswa dan syaratnya juga lebih transparan.

konten suara kita laporan utama opini dialog ragam

2-3 4-7 8 9 10-11

galeri foto podjok sumut laporan khusus mozaik potret budaya

12 13 14-15 16-17 18

riset resensi iklan momentum profil

19 20 21-22 23 24

DESAIN SAMPUL: AUDIRA AININDYA

Diterbitkan Oleh: Pers Mahasiswa SUARA USU Pelindung: Rektor Universitas Sumatera Utara Penasehat: Pembantu Rektor III Universitas Sumatera Utara Pemimpin Umum: Gio Ovanny Pratama Sekretaris Umum: Guster CP Sihombing Bendahara Umum: Mezbah Simanjuntak Pemimpin Redaksi: Aulia Adam Sekretaris Redaksi: Erista Marito Oktavia Siregar Redaktur Pelaksana: Apriani Novitasari Koordinator Online: Lazuardi Pratama Redaktur Cetak: Ridho Nopriansyah, Sri Wahyuni Fatmawati P Redaktur Foto Cetak: Wenty Tambunan Redaktur Artistik: Audira Ainindya Redaktur Online: Rati Handayani Redaktur Foto Online: Andika Syahputra Reporter: Febri Rahmania, Tantry Ika Adriati Fotografer: Yulien Lovenny Ester G Desainer Grafis: Yanti Nuraya Situmorang, Arpin Ajasaputra Hasibuan Ilustrator: Yulien Lovenny Ester G Pemimpin Perusahaan: Ferdiansyah Sekretaris Perusahaan: Maya Anggraini S Manajer Iklan dan Promosi: Hasnatul Dina Manajer Produksi dan Sirkulasi: Yayu Yohana Staf Perusahaan: Lamtiur Saputri Pasaribu Desainer Grafis Perusahaan: Ika Putri Agustini Saragih Kepala Litbang: Renti Rosmalis Sekretaris Litbang: Riska Aulia Sibuea Koordinator Pengembang­an SDM: Shella Rafiqah Ully Koordinator Kepustakaan: Mutia Aisa Rahmi Koordinator Riset: Fredick BE Ginting Staf Pengembangan SDM: Hardiansyah Staf Kepustakaan: Santi Herlina Staf Ahli: Tikwan Raya Siregar, Liston Aqurat Damanik, Shahnaz A Yusuf, Bania Cahya Dewi

ISSN: No. 1410-7384 Alamat Redaksi, Promosi dan Sirkulasi: Jl. Universitas No 32B Kampus USU, Padang Bulan, Medan-Sumatera Utara 20155 E-mail: suarausu_persma@yahoo.com Situs: www.suarausu.co Percetakan: PT Medan Media Grafika (Isi di luar tanggung jawab percetakan) Tarif Iklan: Rubrik Ragam (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Opini (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Potret Budaya (FC) Rp 1200/mm kolom, Rubrik Dialog (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Riset (FC) Rp 1200/mm kolom, Rubrik Momentum (BW) Rp 800/mm kolom, Halaman Iklan (BW) Rp 500/mm kolom, Rubrik Profil (FC) Rp 1500/mm kolom Informasi Pemasangan Iklan dan Berlanggan­an, Hubungi: 089617868091, 085264857912 Redaksi menerima tulisan berupa opini, puisi, dan cerpen. Untuk opini dan cerpen, tulisan maksimal 5000-6000 karakter. Tulisan harus disertai foto dan identitas penulis berupa fotokopi KTM atau KTP. Tulisan yang telah masuk menjadi milik redaksi dan apabila dimuat akan mendapat imbalan. Tulisan dapat dikirim ke email suarausutabloid@ymail.com


4 laporan utama

Jaket Lamamater

SUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

Ketar-ketir Jaket Almamater USU

ANDIKA SYAHPUTRA | SUARA USU

PELANTIKAN PEMA

Dengan menggunakan jaket almamater, Pengurus Pema Fasilkom-TI periode 2013-2014 dilantik di Gedung A Fasilkom-TI, Sabtu 22 Maret. Koordinator Liputan: Yanti Nuraya Situmorang Reporter: Ferdiansyah, Ika Putri Agustini Saragih, Tantry Ika Adriati dan Yanti Nuraya Situmorang

Yanti Nuraya Situmorang Jaket almamater tahun ini tetap diwarnai keterlambatan. Memasuki April, ia masih tahap uji laboratorium kain. Demi jadi lebih baik, wacana baru dilempar.

D

i minggu kedua Maret lalu, Meldiana Situmorang dan teman-teman angkatan 2013 lainnya di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) diminta untuk memberikan ukuran jaket almamater yang akan mereka gunakan nanti. Meldiana menuliskan ukurannya di selembar kertas yang kemudian diberikan kepada komting. Komtinglah yang bertugas memberikan ukuran tersebut ke bagian kemahasiswaan fakultas. Setelah itu tidak ada pemberita-

huan apa pun terkait jaket almamater ini. Meldiana bilang pe ngadaan jaket almamter termasuk lambat. Untuk itulah ia menyarankan agar baiknya data ukuran mahasiswa dikumpulkan saat penyambutan mahasiswa baru (PMB), “Supaya bisa langsung dibuat dan jadinya lebih cepat. Enggak lambat kayak sekarang ini,” ungkapnya. Sebenarnya, bagaimana kabar jaket tersebut kini? Muhammad Husni, saat itu masih menjabat sebagai Pembantu Dekan (PD) III Fakultas Hukum (FH), menerima surat yang dilayangkan untuk PD III tiap fakultas. Isinya perintah untuk dekanat tiap fakultas memberikan data ukuran jaket almamater mahasiswa

2013. Dekanat FH sudah miliki datanya, jadi tidak dilakukan pengukuran lagi. FH lakukan pengukuran sejak PMB dengan menggunakan sampel jaket almamater yang diberikan rektorat. Namun FH tidak langsung memberikan datanya ke rektorat. Saat tenggat pengumpulan pada 11 Maret, FH baru memberikannya. Sebenarnya awal September 2013 biro administrasi kemahasiswaan (BAK) sudah kirimkan surat kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bahwa akan ada pengerjaan jaket almamater. Oktober 2013 BAK sudah kirimkan surat ke tiap fakultas, meminta segera menghimpun data ukuran mahasiswa 2013 di fakultasnya.

Untuk cara menghimpunnya tergantung fakultas. Fakultas Kedokteran (FK) lakukan pengukuran dengan menggunakan sampel jaket almamater. Pemerintahan Mahasiswa (Pema) FK yang melakukan. Selain FK, Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga sudah melakukan pengukuran dengan sampel saat pendaftaran ulang, yang melakukan dekanat. Berbeda dengan FIB, FH, dan Fakultas Teknik (FT) Mahasiswa diminta ukuran oleh komting, tidak mengenakan sampel. Ukuran yang terkumpul diberikan pada kemahasiswaan fakultas. Sembari menunggu terkumpulnya data ukuran, akhir Desember 2013 Pembantu Rektor (PR) III Raja Bongsu Hutagalung bersa-

ma PPK Suhardi dan Kepala BAK Hindun Pasaribu merumuskan adanya desain jaket almamater yang baru. Tercetusnya ide ini berasal dari Bongsu. Ia merasa jaket almamater sebelumnya kelihatan biasa saja dan tidak bersifat nasional saat digunakan. “Mahasiswa kurang gagah pakainya,” komentar Bongsu. Bongsu juga meminta BAK mengundang Pema USU untuk turut beri ide karena Pema USU dianggap mewakili seluruh mahasiswa. Yang diundang lima perwakilan Pema USU untuk koordinasi desain jaket almamater 2013. Diadakan keesokan harinya di Ruang Rapat BAK. Namun, Pema USU tak datang. Bahkan hingga saat ini tak ada tanggapan dari Pema USU.


Jaket Lamamater

SUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014 “Gimana pun Pema USU adalah wakil mahasiswa yang berhak tahu tentang ini,” kata Hindun. Namun, anggota Pema USU merasa tidak menerima surat itu. Bendahara Umum Oki Ferianda mengaku tidak tahu-menahu. Pun Sekretaris Jenderal Ahmad Rivai Naibaho. “Saya sudah cari, tapi enggak ketemu,” ungkapnya. Sedang-kan Presiden Mahasiswa Muhammad Mitra Nasution hingga kini tidak bisa dihubungi. Koordinator Pema Sekawasan Ganda Wijaya juga tidak tahu. Malahan, Ganda berharap surat yang datang ialah surat koordinasi pembagian jaket almamater 2013. “Ini kan udah lama, harusnya sekarang pembagiannya bukan baru minta desain,” imbuh Ganda. Hindun tegaskan surat undangan memang sudah dikirimkan. Stafnya bernama Yogi langsung mengantarkan ke Sekretariat Pema USU, sekarang jadi basis Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU. “Yang pasti udah dikirim, ada buktinya kok,” tutur Hindun sembari tunjukkan tanda terimanya. Ada nama Putra di sana, sebagai penerima surat. Ketua KPU USU 2014 Muhammad Sajali mengatakan tak ada orang bernama Putra sebagai anggota KPU dan anggota Pema USU. Tak ada respon Pema USU, rektorat memutuskan buat desain sendiri. “Terakhir PR III bilang, ditambahin aja bendera merah putih di lengan kanan, ditambah kancing tiga buah diujung lengan. Udah itu aja,” ujar Hindun. Maka, rampunglah desain yang baru. Sampai saat ini, Suhardi bilang belum ada pelelangan tender jaket almamater. “Gimana mau buat pelelangan, kan harus masuk uji lab kerapatan kain, tahu modelnya bagaimana serta jumlahnya berapa,” ujar Suhardi. Sebenarnya, wacana jaket almamater 2013 ini sudah dimulai sejak 2012, namun karena anggarannya ada di awal tahun, pengadaan dilakukan di awal 2014. “Rencananya tahun ini akan ada tender untuk 2014, rektorat akan revisi keuangan,” ujar Suhardi Proses pengadaan lama karena belum ada laporan kemahasiswaan. “Soal kriteria tender itu nanti dulu, yang penting jaket almamater sudah dipegang oleh bagian pengadaan,” ujarnya. Hal serupa diutarakan oleh Baihaqi, Kepala LPSE.

Dia menyatakan belum terima data dari pihak unit layanan pengadaan (ULP) hingga saat ini. “Kita belum ada terima data apa pun, jadi belum bisa berbuat apa-apa,” tegas Baihaqi. Keterlambatan dikumpulnya data ukuran menyebabkan pengunduran proses pengadaan. BAK yang mengawali dengan pengumpulan data, selanjutnya pengadaan dilanjutkan ke PPK. Setelahnya diadakan pelelangan tender oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), dijahit oleh pemenang tender kemudian diserahkan ke BAK untuk didistribusikan ke fakultas, kemudian dibagi ke mahasiswa. Semua proses diawasi Unit Layanan Pengadaan (ULP). Maret tiba, tenggat pemberian data ukuran sudah lewat. Ada dua fakultas yang belum memberikan, FK dan FIB. Gubernur Pema FK Wynne Putradana diminta Berliana Hutasuhut, Kepala Subbagian Kemahasiswaan FK melakukan pengukuran untuk angkatan 2013 pada 11 Maret lalu. Namun hari itu sampel tertinggal di sekretariat Pema FK, pengukuran pun diundur. Dilakukan secara bertahap hingga 25 Maret. Berliana mengatakan kesalahan bukan karena pihak dekanat. “Datanya terlambat dikirim karena pema lalai melakukan tugasnya,” ujarnya. Di sisi lain, Wynne mengaku diundurnya pengukuran bukan karena sampel yang tertinggal di sekretariat Pema FK, melainkan karena waktu kuliah yang padat, “Jadi lama pengukurannya,” sahut Wynne. FIB juga terlambat memberikan data ukuran. Kasubbag Kemahasiswaan FIB Erifah katakan terlambatnya penyerahan data ukuran dikarenakan belum semua departemen di FIB menyerahkannya. “FIB kan jurusannya banyak, tidak mudah kumpulkan mahasiswa buat ngukur,” ujarnya. Hindun sendiri tak mau menyalahkan siapa pun, menurutnya biar data yang bicara. BAK juga tak mau menekan FK dan FIB untuk secepatnya serahkan data, Hindun bilang biar samasama tahu apa efeknya. Pun BAK tidak miliki target kapan akan selesai secara keseluruhan. “Karena terlambat beri ukuran, PPK belum bisa lakukan pengadaan jadi tak bisa dipastikan,” kata Hindun. Saat dikonfirmasi ulang (28/3), Hindun sudah menerima data ukuran dari

seluruh fakultas. “Ya, semua sudah ngasih,” ujarnya. BAK kemudian memberikan data ukuran ke PR III untuk ditandatangani agar segera diberikan ke PPK. PPK baru menerimanya pada Sabtu, 29 Maret. Kini tinggal PPK yang melakukan tugasnya. PPK sudah bisa lakukan uji lab kain karena sudah dapatkan data ukuran. PPK sendiri sudah berangkat ke Bandung untuk tes uji kerapatan kain. Nasrul H, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama mengatakan mereka sudah dua hari di sana. “Harusnya hasil dari sana (Bandung–red) diinformasikan ke sini (Biro Perencanaan dan Kerja Sama–red), tapi sampai hari

Rencananya tahun ini akan ada tender untuk 2014, rektorat akan revisi keuangan. Suhardi Pejabat Pembuat Komitmen ini belum ada diinformasikan,” sahutnya. Jumat, 4 April Suhardi sudah kembali dari Bandung. Namun, Suhardi belum bisa memberitahu hasilnya karena ia masih harus membuat dokumen pengadaan berdasarkan hasil hunting dan uji lab kerapatan kain, spesifikasi, serta data ukuran. “Waktunya selama 15 hari buat dokumennya,” ujarnya.

Langkah Baru Pengadaan Jaket Almamater Selama ini pengerjaan jaket almamater dilakukan di awal tahun, pasalnya dana yang digunakan dianggarkan di awal tahun. Pun 2013, meskipun sudah

laporan utama 5 dibicarakan sejak Desember 2013 pengerjaannya baru bisa dilakukan di awal tahun 2014. Yang menjadi kendala tidak hanya dana yang baru bisa digunakan di awal tahun, namun proses pengerjaan teknisnya juga menjadi kendala. PR II Prof Armansyah Ginting mengungkapkan sebenarnya pengadaan jaket almamater ini merupakan sebagian dari porsi dana kelengkapan akademik (DKA). Tapi kini diambil dari uang kuliah tunggal (UKT). UKT ini termasuk dalam pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan rancangan bisnis dan anggaran (RBA) tahun ini. Sebut saja proses penghimpunan data ukuran yang dilakukan di tiap fakultas. Langkah yang mengawali proses pengadaan ini harusnya lebih cepat dilakukan. Agar pengadaan jaket almamater bisa lebih cepat. Tapi dengan sistem sekarang‒pengadaan di awal tahun depannya, misal jaket almamater 2012 dimulai di awal tahun 2013 dan jaket almamater 2013 dimulai di awal tahun 2014‒pengadaan jaket almamater masih akan lambat karena berefek sistematis di tahun depan. Namun ada yang beda, Hindun bilang di 2014 akan dilakukan dua kali pengadaan tender. Pertama untuk 2013 dan kedua untuk 2014. Namun ini masih sebatas wacana rektorat saja, belum ada perbincangan lebih lanjut lagi. “Belum direalisasikan,” lanjutnya. Prof Armansyah juga mengatakan hal yang sama. Sebenarnya, ia yang mewacanakan gagasan ini pada rektorat. Niatnya ingin mempercepat pengadaan jaket almamater. Namun, untuk bagaimana proses pengerjaan dan kapan dimulainya Prof Armansyah

belum punya gambaran sama sekali. “Tapi nanti pas PMB langsung diminta ukuran, kan sudah disediakan sampel di tiap fakultas,” ujarnya. Jadi pengerjaannya bisa dimaksimalkan di PPK untuk pengadaan. Nasrul juga mengetahui perihal wacana ini. Nasrul coba gambarkan proses pengadaannya. Proses dimulai dari PMB, di mana pengukuran jaket almamater langsung dilakukan dengan menggunakan sampel jaket almamater sebelumnya. Kalau menilik proses pengadaan di PPK yang memakan waktu selama empat bulan, maka jaket almamater sudah dapat diterima di akhir tahun. “Apalagi kalau pengerjaannya digencarkan,” tuturnya. Perihal dana, Prof Armansyah bilang jaket almamater 2014 dianggarkan dengan harga perkiraan sementara (HPS) yang sama dengan HPS pengadaan jaket almamater 2013, yaitu sebesar Rp 1,2 miliar. “Kita akan sampaikan kepada Pak Rektor tentang anggaran ini,” ucap Prof Armansyah. Husni bilang ia belum mendengar perihal wacana ini. Ia sama sekali tidak tahu kalau tahun ini rencananya akan dilakukan dua kali tender jaket almamater. Ia merasa wacana ini baik untuk dilakukan karena itu berarti mahasiswa 2014 akan mendapatkan jaket almamaternya lebih cepat. Namun, ia juga menyayangkan sikap mahasiswa terkait jaket alamamater ini. Pasalnya di FH masih ada sebanyak tiga karung goni lagi jaket almamater 2012 yang belum diambil. “Padahal katanya butuh,” lanjutnya. Saat disinggung waktu dimulainya proyek wacana ini, Hindun menjawab, “Jaket almamater 2013 saja belum siap, dikerjakan yang di depan mata lah dulu.”

FOTO ILUSTRAS | ANDIKA SYAHPUTRA | SUARA USU


6 laporan utama

Jaket Lamamater

SUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

Jalan SIPUT

Pengadaan Jaket Almamater

AUDIRA AININDYA | SUARA USU

Koordinator Liputan: Shella Rafiqah Ully Reporter: Febri Rahmania, Mutia Aisa Rahmi, Yulien Lovenny Ester G, dan Shella Rafiqah Ully Shella Rafiqah Ully

Sebelum 2011 pengadaannya diserahkan ke fakultas. Tak seragam warna serta lambatnya pengadaan jadi masalah. Setelah 2011 pengadaannya diambil alih rektorat. Namun, masalah keterlambatan tetap tak teratasi.

I

a tengah kebingungan. Arya Dharma, mahasiswa Fakultas Teknik 2011 harus melewati tahap ujian tertulis pada Februari 2012 lalu untuk menangkan beasiswa. Salah satu syarat mengikuti ujian adalah memakai jaket almamater. Namun, ia tak punya jaket almamater meski telah setahun menjadi mahasiswa. Setelah berpikir panjang, ia pilih untuk meminjam jaket almamater milik seniornya. “Tapi merepotkan,” ujarnya. Arya sesalkan pengadaan jaket almamater yang terlambat. Apalagi fungsinya vital sebagai identitas mahasiswa. “Jangan sampai gara-gara jaket almamater yang terlambat mahasiswa pun tersendat ikut kegiatan kampus,” paparnya kecewa. Masih di tahun yang sama, Mahasiswa Fakultas Keseha-

tan Masyarakat 2013 Manna Shintya Yuliana akan mengikuti kunjungan ilmiah ke salah satu perusahaan teh dalam kemasan. Selain punya syarat harus membayar biaya administrasi peserta juga diharuskan pakai jaket almamater dalam kunjungannya. Sebagai mahasiswa baru ia juga sangat kebingungan kala itu. Alhasil, ia juga pinjam jaket almamater seniornya. Ia punya pendapat harusnya jaket almamater dibagikan saat pendaftaran ulang. “Kalau jaket almamater dibagikan di awal dan ada kegiatan seperti ini, enggak usah pinjam ke senior,” harap Manna. Ketika menjabat sebagai Gubernur Pemerintahan Mahasiswa (Pema) Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik Iskandar Zulkarnaen pernah aktif mendesak adanya jaket almamater ke rektorat. April 2012 Iskandar memutuskan untuk temui PR III Raja Bongsu Hutagalung. Ia audiensi mempertanyakan tindakan Bongsu perihal ketiadaan jaket almamater serta tuntutan atas janji PR III sebelumnya Prof Eddy Marlianto untuk ambil alih kembali pengadaan jaket almamater oleh rektorat.

Menanggapi hal tersebut, Bongsu lupa dirinya pernah didatangi Gubernur FISIP 2011. Namun, ia memang upayakan jaket almamater dibagikan cepat. “Diupayakan segera setiap tahunnya,” jelasnya. Sejak tahun 2011 ketika pengadaan jaket almamater diambil alih penanganannya oleh rektorat kondisinya tak lebih baik. Jaket almamater justru baru didistribusikan ke mahasiswa September 2012. Suranto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kala itu punya alasan bahwa pengadaan jaket almamater memakan waktu yang lama dan seleksi yang panjang karena kuantitas yang banyak. Hal yang sama terulang pada tahun 2012. Hingga Maret 2013 tender tahun 2012 belum juga dilelang. PPK tahun 2013 Suhardi punya alasan lain. Menurutnya kendala di tahun 2012 adalah belum terkumpulnya data ukuran jaket dari bagian administrasi dan kemahasiswaan (BAK) sehingga pihaknya terlambat menyusun dokumen untuk diserahkan ke unit layanan pengadaan (ULP). Namun, Suhardi menyangkal. Ia coba berikan gambaran sistem pengadaan jaket almamater di USU. PPK butuh

waktu sekitar lima belas hari untuk buat harga perkiraan sementara (HPS) dan lakukan cek pasar setelah menerima jumlah ukuran, desain model serta jenis kain dari bagian kemahasiswaan. Laporan ini diserahkan ke pihak ULP untuk dibuatkan dokumen le-

Enggak apa-apa terlambat dapat, tapi ukurannya pas.

WENTY TAMBUNAN | SUARA USU

Raja Bongsu Hutagalung Pembantu Rektor III lang melakukan pelelangan serta melakukan evaluasi lelang dengan perkiraan waktu sekitar dua puluh delapan hari hingga pengumuman pemenang lelang. Kemudian pengadaan dikembalikan oleh pihak ULP

kepada PPK untuk siapkan proses ikat kontrak. PPK tinjau kembali banyaknya jumlah jaket yang akan dijahit untuk estimasikan waktu. “Untuk keseluruhan paling lama cuma menghabiskan waktu enam bulan.” Meski mengaku jaket almamater penting, Bongsu tak terlalu permasalahkan pengadaan jaket almamater yang terlambat. “Saya kira tak ada masalahlah, mahasiswa yang mewakili USU di acara-acara luar pun paling di tahun-tahun kedua.” Hal tersebut jelas berbeda saat pengelolaan jaket almamater ditangani oleh fakultas. Misalnya saat pengadaan jaket almamater di FH. Tahun 2010 pengadaannya diserahkan kepada Pema FH yang saat itu dipimpin oleh Alamin Syahputra melalui dekanat. Pema FH atur pengelolaan mulai dari pengelompokan ukuran hingga proses pendistribusian. Sedangkan untuk desain dan warna, pema menyesuaikan dengan jaket almamater di tahun sebelumnya. Harganya Rp 130 ribu per potong. FISIP punya cerita lain lagi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2010 Marina Azhari katakan kekecewaannya tak dapatkan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.