Ekspresi 17
JENDELA Kyay Jamo Adien = 4 Komitmen = 5 Berita Kampus = 6 Tips & Trik = 10 Anakedah = 12 Sekilas Teknokra = 13 Inovasi = 14 Sekilas Info = 16 Ekspresi = 17 Denah Unila = 20 Galeri Foto = 22 Komik = 24 Tutorial Photoshop = 25 Sorotan = 26 Opini = 29 Sebaiknya Anda Tahu = 30 TTS = 34 Resensi = 35 Cerpen = 36 Puisi = 39 Lifestyle = 40 Pojok PKM = 42
=
Tak mendapat restu belajar di negeri Sakura, Farhan tetap mengejar keinginannya. Berbagai prestasi gemilang ia raih selama menjadi mahasiswa. Jurnalnya tentang potensi industri kratif pariwisata menjadi 15 jurnal terbaik dunia. Memberinya kesempatan menyampaikan kuliah singkat bagi mahasiswa pascasarjana di Turki.
Resensi 35 =
Salah satu syarat agar impian terwujud adalah dengan membangun impian tersebut dan menuliskannya di atas papan tulis atau bahkan secarik kertas.
LifeStyle 40 =
Kebiasaan berfoto Selfie menulari semua kalangan. Gemar dilakukan siapa pun tanpa mengenal usia dan jabatan.
Judul : Saatnya “TINGGAL LANDAS� Desain : Retno Wulandari
Salam Redaksi
Tetap Berpikir Merdeka!
M
ahasiswa seharusnya tak hanya sekadar nama, namun menjelma menjadi sebuah gerbang untuk memperoleh kemerdekaan dalam berpikir dan bergerak menuju proses yang lebih baik. Merdeka yang tak hanya kata-kata penyemangat yang lantas menguap tanpa bekas. Di Teknokra, kami merasakan kemerdekaan itu. Merdeka yang sesungguhnya. Dan tentu saja bukan harga murah untuk merasakan kemerdekaan ini. Banyak pengorbanan yang telah kami berikan. Tak sedikit keringat yang telah kami keluarkan. Berbagai rintangan juga harus kami lalui untuk terus menjaga loyalitas serta
komitmen kami hingga detik ini. Perubahan demi perubahan telah kami rasakan, menjadi penanda serta pengingat atas perjuangan meraih kemerdekaan berpikir. Melalui majalah edisi khusus mahasiswa baru ini, kami ingin mengajak pembaca yang baru saja menyandang status mahasiswa untuk ikut merasakan kemerdekaan yang kami rasakan. Menjadi mahasiswa yang dapat terus berpikir merdeka. Selamat datang di kampus hijau Unila sekali lagi kami ucapkan. Edisi Teknokra kali ini menyajikan informasi yang sangat dibutuhkan mahasiswa baru, mulai dari info seputar Unit Kegiatan Mahasiswa di Unila, tips dan
trik, hingga info beasiswa. Info-info penting dan menarik lainnya terkait Unila juga kami sajikan, termasuk berita terkait biaya UKT yang masih dirasa mahal oleh mahasiswa. Problematika UKT ini layak disoroti demi sebuah perbaikan. Kami berharap, majalah edisi khusus ini dapat memotivasi para mahasiswa baru dalam membentuk karakter dan intergritas sebagai mahasiswa yang merdeka. Yang tak hanya sekadar kuliah dan pulang tanpa menciptakan karya untuk almamater tercinta. Dari Pojok PKM kami tak pernah bosan mengajak dan memotivasi para mahasiswa melalui karya-karya kami untuk , Tetap Berpikir Merdeka!
TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www.teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc A nggota Dewan Pembina: Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Maulana Mukhlis, S.Sos., MIP., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, Rudiyansyah, Rikawati, S,Sos., Rukuan Sujuda, S.Pd. Pemimpin Umum: Muhamad Burhan Pemimpin Redaksi: Vina Oktavia Pemimpin Usaha: Yurike Pratiwi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Novalinda Silviana Kepala Kesekretarian: Fitri Wahyuningsih Redaktur Pelaksana: Aprohan Saputra, Hayatun Nisa, Yovi Lusiana (Non Aktif) Redaktur Berita: Ayu Yuni Antika Reporter : Fahmi Bastiar, Siti Sufia, Rika A, Yola Septika Redaktur Foto: Kurnia Mahardika Fotografer: Lia Vivi F Redaktur Artistik: Imam Gunawan (Non Aktif) Staf Artistik: Retno Wulandari Kameramen: Kurnia Mahardika Webmaster: Khorik Istiana Manajer Keuangan: Faris Yursanto Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: - Staf Pemasaran: Wawan Taryanto Staf Kesekretariatan: Fitria Wulandari, Staf Pusat Penelitian dan Pengembangan: Hayatun Nisa, Fajar N Magang: Ahmad R, Ana Pratiwi M, Diah P, Kurnia Dwi P.S, Meri H, M. Erig R, M. Ziea U.A, Nur Kholik, Purwo K, Ridha P, Riska Martina, Annisa, Defika P.N, Fitri A, Tiara I.S.
Oleh Fitri Wahyuningsih
4
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
=
Komitmen
Saatnya “Tinggal Landas”
E
uforia menyandang status “mahasiswa” pasti dirasakan oleh setiap orang yang dapat menikmati pendidikan di universitas. Meski banyak anggapan bahwa masa terindah adalah ketika duduk di bangku SMA, namun gelar mahasiswa selalu menawarkan “sesuatu” yang menarik. Selain tak harus lagi mengenakan seragam sekolah, jadwal belajar dan waktu istirahat pun tak diatur secara menoton. Mahasiswa juga “bebas” menentukan aktivitas menarik di sela-sela jam kuliah. Banyak hal positif yang dapat dilakukan, mulai dari diskusi, membaca buku di perpustakaan, atau mengikuti berbagai seminar. Seorang mahasiswa seharusnya paham bahwa dirinya berperan sebagai agent of change, iron stock, sekaligus social control. Ia dipersiapkan sebagai agen perubahan yang harus mampu memberikan solusi jika terhadap suatu permasalahan. Pun peka terhadap lingkungan sekitar demi mengontrol kondisi sosialnya. Jelas, mahasiswa mengemban tanggungjawab yang besar untuk kemajuan bangsa ini. Kebiasaan buruk saat masih mengenakan seragam SMA harus segera ditinggalkan karena universitas adalah pemberhentian terakhir
untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin. Di sini pula mahasiswa memiliki kesempatan lebih besar untuk dapat menggapai mimpi dan cita-citanya. Universitas ibarat sebuah pesawat yang membawa mahasiswa sebagai penumpangnya untuk terbang menggapai angkasa. Perubahan ke arah positif harus pula dilakukan oleh Unila yang diibaratkan sebuah “pesawat” agar dapat membawa penumpangnya dengan selamat. Selamat dimaksud tentu dimaknai sebagai lembaga yang mampu menghasilkan sarjana yang ber kualitas dan memiliki daya saing. Bukan sarjana “abal-abal” yang setelah lulus masih kebingungan akan dibawa kemana nasib hidupnya. Banyak aspek
yang harus jadi perhatian Unila, yakni fasilitas, akreditasi, layanan pendidikan, perpustakaan, laboraturium, sampai kualitas dosen. Semua nya saling terkait agar mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing. Tantangan AFTA 2015 yang semakin dekat juga seharusya mampu membuka mata kita semua untuk segera berbenah. Inilah saatnya “tinggal landas” dan manggapai mimpi . Apalagi, di tengah euforia kita saat ini, masih ada orang-orang yang terpaksa menanggalkan gelar mahasiswanya karena tercekik biaya UKT. Sistem yang harapkan mampu memperluas akses pendidikan ini justru membuat mimpi sebagian orang pupus. Mereka terpaksa hanya menyaksikan kita menaiki tangga “pesawat” dari luar landasan. Ada juga mahasiswa yang awalnya ikut “terbang”, namun terpaksa “terjun bebas” akibat tak mampu lagi menanggung biaya kuliah. Betapa kenyataan ini seharusnya membuat kita yang tak punya rencana untuk menyianyiakan kesempatan belajar di Unila. Mengambil setiap kesempatan besar yang sudah ada di depan kita. Tak hanya disibukkan dengan angan-angan tanpa upaya menggapainya.=
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014=
5
Info Kampus Gedung Baru. Dua pekerja sedang membuat tiang pondasi untuk pembangunan Gedung Lembaga Kemahasiswaan dan Sekretariat Ikatan Keluarga Alumni Mahasiswa Fakultas Hukum. Pembangunan ditargetkan selesai tahun 2015. Foto dibidik, Sabtu (6/10)
Foto Kurnia Mahardika
Kompetisi Seni Lewat Peksiminas Oleh Yola Septika
Unila-Tek: Sejak pertama kali diadakan pada tahun 1991, Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) menjadi ajang kompetisi bagi mahasiswa penggiat seni tingkat nasional. Tahun ini, giliran Kota Palangkaraya yang menjadi tuan rumah Peksiminas XII. Peksiminas tahun ini diikuti 29 provinsi dari total provinsi yang ada di Indonesia. Lampung mengirimkan 13 kandidat dari 13 cabang perlombaan yang diikuti. Nevia Setiana (Ilmu Pemerintahan’12) adalah salah satu kandidat untuk lomba pembacaan puisi. Ia akan membawakan satu buah puisi wajib dan satu buah puisi pilihan yang ditetapkan oleh panitia. Wanita yang tergabung dalam Unit Kegiatan Bidang Seni (UKMBS) Unila ini mengaku cukup kewalahan mengatur waktu dalam persia-
6
pan menjelang Peksiminas. Usai Peksimida di tingkat provinsi, Nevia dan kandidat wakil Lampung lainnya hanya memiliki waktu dua minggu sebelum berkompetisi di Palangkaraya. “Dibandingkan dengan Yogyakarta dan kota lainnya, jatah waktu latihan kita lebih sedikit,” ujarnya saat ditemui disela-sela latihan. Kendati demikian, Nevia berharap dapat membawa kabar kemenangan untuk Lampung. Selain Nevia, Freddy Ronald (Teknik Sipil ’11) akan mengukuti lomba fotografi dengan tema Landscape Pesisir Sungai Kahayan. Ada 15 perlombaan yang akan digelar pada ajang ini, yakni lomba vokal grup dan solo untuk aliran musik pop, keroncong, seriosa, dan dangdut. Selain perlombaan menyanyi, lomba tari,
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
=
pembacaan puisi, cerpen, lakon dan monolog juga ada. Tak ketinggalan, lomba desain poster, melukis, fotorgrafi, dan komik strip juga ikut digelar. Ketua pelaksana BPSMI Lampung, Madi Hartono mengatakan 13 mahasiswa yang akan berangkat berasal dari Unila dan Perguruan Tinggi Swasta di Lampung, yakni Universitas Bandar Lampung (UBL), IBI Darmajaya, Teknokrat, STKIP PGRI Bandarlampung, dan Universitas Muhammadiyah Metro (UMM). Madi optimis para kandidat dapat memberikan yang terbaik, khususnya pada cabang lomba karya sastra. Tahun sebelumnya, Lampung berhasil menyabet juara ketiga untuk lomba penulisan lakon dan puisi. “Semoga mereka bisa berkompetisi semaksimal mungkin,” tutur dosen Jurusan Peternakan Unila ini.=
Foto Kurnia Mahardika
Info Kampus
Parkir Liar. Satpam Unila tengah mengempeskan ban mobil yang parkir sembarangan di badan jalan. Foto dibidik, Jumat (12/9).
Mahasiswa Angkut Kursi Akibat Penggabungan Jadwal Kuliah Oleh Ahmad Roihan
FISIP-Tek: Pemandangan tak biasa terlihat di Ruang C.1.2, Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila, Kamis (11/9). Sekitar 50 mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi ‘13 terlihat sibuk lalu-lalang mengangkat kursi dari Ruang C 1.1 yang ada disebelahnya. Hal tersebut dilakukan karena adanya penggabungan dua kelas. Kapasitas ruang dan fasilitas yang ada tak sepadan dengan jumlah mahasiswa memaksa mereka harus mengangkut kursi. Erika Widiastuti (Ilmu Komunikasi ‘13) sempat kecewa karena pengurus gedung kurang memperhatikan sarana dan
prasarana di ruang kelas. Ia mengharapkan agar ada beberapa kursi tambahan di tiap ruang kelas. “Pihak gedung kampus harus memperhatikan sarana dan prasarana ruangan. Ruangan ini muat berapa, kalau kurang ya ditambah,” ujarnya. Tak hanya itu, Erika juga mengharapkan dosen memperhatikan kapasitas ruangan jika ingin menggabungkan kelas agar mahasiswa tak perlu mengangkut kursi. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Teguh Budi Raharjo membenarkan bahwa kejadian tersebut terjadi karena adanya penggabungan kelas sehingga kapasitas kursi
tak sesuai. Namun, Teguh mengatakan kekurangan kursi yang terjadi harusnya menjadi wewenang fakultas, bukannya pihak jurusan. “Secara administrasi dosen dan Kajur ilmu komunikasi memang berada di gedung ini, namun gedung ini bukan milik komunikasi, gedung ini milik fakultas. Jadi bukan kewenangan kita tentang kekurangan kursi ini,” ujarnya. Ia mengaku tak dapat dapat berbuat banyak karena sudah ada aturan tentang kapasitas ruangan. “Kesadaran masing-masing dosen untuk melaksanakan sesuai dengan kapasitas ruangan yang ada,” ujarnya berkomentar.
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014=
7
Info Kampus
Membludak. Satpam Unila tengah memeriksa STNK mahasiswa. Banyaknya mahasiswa yang menggunakan kendaraan bermotor membuat Unila menambah kantong parkir di Taman Beringin. Foto dibidik, Senin (8/9)
Foto Lia Vivi Farida
Unila Masuk 6 PTN Terbaik Ujian Online Oleh Defika
Unila-Tek: Tahun ini Universitas Lampung berhasil menempati peringkat keenam sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik dalam pelayanan ujian online. Hal ini disampaikan Muhamad Komarudin selaku Kepala UPT Puskom (Pusat Komunikas) Unila. Prestasi membanggakan ini didapatkan dari Direktur Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan yang disampaikan melalui Pembantu Rektor I. Sejak dibuka setahun yang lalu, Puskom telah beberapa kali menyelenggarakan tes TPA dan TOEFL secara online. Baik bagi guru, karyawan, maupun dosen yang berasal dari kalangan internal maupun luar Unila. Menurut Komarudin, selain telah rutin dan konsisten melaksanakan
8
ujian online, Unila juga telah dipandang mampu dan selalu siap dalam setiap menyelenggarakan ujian online. “Respon dari peserta juga bagus karena setiap Puskom Unila melaksanakan tes online semua peserta diadvokasi manakala menemui kendala maupun kekurangan dalam penyelenggaraan,” ujarnya. Selain Unila, ada lima Perguruan Tinggi lainnya yang mendapat penghargaan serupa, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Insititut Teknologi Ban dung (ITB), Insititut Sepuluh November Surabaya (ITS), Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, dan Universitas Sriwijaya (Unsri). “Kedepannya, secara internal Unila akan lebih mengintensifkan pro-
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
=
gram tes online bagi para dosen untuk memastikan mendapatkan passing grade dan TOEFL se bagai syarat dalam memperoleh sertifikasi dosen atau kenaikan jabatan,” tutup pakar Mikropro sesor itu. Menanggapi kabar tersebut, banyak Mahasiswa mengaku senang dan bangga. “Saya selaku Mahasiswa Unila merasa sanggat bangga atas prestasi yang telah diraih Unila ini. Saya berharap kedepannya banyak prestasi-prestasi lain yang bisa diraih,” ungkap Sukur Pambudi (FKIP Ekonom’13). Hal sama juga dirasakan Lora Nauzulia. (Pend. Ekonomi,14) .“Semoga kedepannya sistem di Puskom dapat ditingingkatkan menjadi lebih baik lagi.” ujarnya.=
Info Kampus Seleksi Anggota,
UKM Zoom Gelar Pameran Foto Oeh Fitri Ardiani
Unila-Tek: Suasana Beringin Universitas Lampung terasa berbeda pada (28/8). Tiga puluh karya foto yang dipamerkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Zoom Unila berjajar rapi di Gazebo Beringin Unila. “Lampung in My Eyes” menjadi tema dalam pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Ketua pelaksana, Mia Yulia (Agroteknologi ’12) mengatakan bahwa tujuan pameran ini adalah untuk memperkenalkan budaya, pariwisata dan kehidupan sosial ekonomi di Lampung.
Semua karya yang dipamerkan merupakan hasil jepretan sembilang orang calon anggota UKM Zoom. “Kegiatan ini merupakan agenda wajib sebagai ujian akhir untuk diangkat menjadi pengurus,” ujar Fredi Ronald Effendi (DIII Survey dan Pemetaan ’11) yang menjabat Ketua Umum. Menurutnya, foto-foto yang pamerkan adalah hasil bidikan selama tiga bulan. Meski sempat terhambat karena menunggu kiriman roll film dari Yogyakarta, namun persiapan
pameran berhasil dirampungkan. Antusiame mahasiswa terlihat dari banyaknya pengunjung yang sengaja datang untuk melihat pameran. Arini salah satunya, mahasiswi baru jurusan Teknik Arsitektur ini mengaku sangat tertarik melihat pameran foto tersebut. “Pameran ini kelihatannya bagus dan sangat menarik perhatian saya,” tutur Arini. Ia pun mengharapkan agar kegiatan serupa diadakan dapat digelar setiap tahun.=
Geografi Raih Akreditasi A Oleh Defika
Foto Lia Vivi Farida
FKIP-Tek: Akreditasi A diraih oleh program studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila sejak dikeluarkannya SK pada 23 Mei 2014. Menurut Zulkarnain selaku Kapala Prodi Geografi, banyak upaya yang dilakukan. Petbaikan kualitas SDM sampai struktur kepegawaian telah dilakukan. “Kami memiliki Tim yang solid,” ujar nya saat ditemui diruang kerjanya (11/9). Ia berharap prodi Geo-
grafi dapat mempertahankan akreditasi dan dapat menjadi icon bagi FKIP. Pihaknya bahkanberencana mendirikan Stasiun Teropong Bintang dan Stasiun Meteorologi Klimotologi. Nur Eka Kusuma (Pendidikan Geografi’14) merasa senang mendengar kabar ini. Ia berharap prodinya itu dapat terus mempertahankan akreditasi yang telah diraih. “Semoga menambah prestasi-prestasi lagi,” ujarnya. =
Renovasi. Seorang pekerja tengah menurunkan material dari lantai 4 kelantai dasar Rusunawa. Renovasi 96 toilet direncanakan selesai pada Desember 2014. Foto dibidik, Rabu (10/9)
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014=
9
tips & trik
Tips Sukses Kuliah Sambil Berorganisasi
Oleh Tiara Indah Sari
M
enjadi mahasiswa tak melulu berkutat dengan soal kuis, tugas, makalah atau laporan dan lain sebagainya. Menjadi mahasiswa harus mampu mengeksplor kemampuan yang mungkin masih terpendam. Universitas telah menyediakan banyak pilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baik ditingkat jurusan maupun universitas. Sekarang pilihan ada ditangan kita. Ambil kesempatan dan memilih salah satu dari banyak UKM yang ada atau hanya ingin jadi mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah pulang-Kuliah pulang)?. Setidaknya ada dua jenis keuntungan ketika kita berkuliah dan berorganisasi. Pertama, keuntungan idealis. Kita dapat menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Bagaimana bisa begitu ? Karena, saat berorganisasi kita tengah belajar memanusiakan manusia dan belajar bekerja tanpa pamrih demi tujuan yang lebih besar dari pada tujuan personal. Kedua, keuntungan pragmatis. Keuntungan ini berbentuk hal-hal yang praktis seperti kemampuan atau potensi yang ditawarkan masing-masing UKM. Misalnya Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra yang memberikan kesempatan belajar menulis, men-design tampilan tabloid atau majalah, fotografi, dan lain-lain. Begitu pula dengan keuntungan pragmatis pada UKM lainnya. Setelah melakukan survei kepada beberapa mahasiswa yang sukses dalam kuliah dan organisasinya, berikut beberapa tips khusus untuk kamu yang masih bingung bagaimana cara mengatur waktu sebagai mahasiswa berorganisasi sukses.
Carilah Kos Yang Tak Punya Jam Malam
Jagalah Komitmen Dan Tanggung Jawab
Ini penting!. Kos yang tak punya jam malam akan memberikan keleluasaan untuk mengatur waktu kamu selama 24 jam. Bayangkan jika kamu yang sangat aktif berorganisasi hingga larut malam tinggal di tempat kos yang memiliki jam malam. Tentu saja aktivitas kamu diluar kos hanya akan berputar kurang dari 24 jam.
Komitmen dan tanggung jawab adalah hal mutlak dalam rangka menyeimbangkan kuliah dan kegiatan berorgani sasi kamu. Ketika salah satu diabaikan, maka kamu akan mendapati hasil yang buruk pada perkuliahan dan organi sasimu. Ingat ! selalu ada prinsip sebab-akibat di dalamnya.
Manfaatkan Kesempatan Yang Diberikan Kampus Untuk Berkegiatan
Ilmu disini bukan dalam arti hanya pengalaman di organisasi atau hanya pelajaran di bangku kuliah. Ilmu disini adalah apa saja yang kamu butuhkan. Berbeda dengan mahasiswa yang hanya mementingkan nilai, biasanya mahasiswa itu akan selalu hadir dan duduk manis menanti presensi meski dosennya ngawur.
Di beberapa jurusan telah dibuat jadwal khusus bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi. Jadwal itu dapat berupa hari atau jam tertentu yang mengharuskan tidak adanya jam perkuliahan. Jam kosong itu nantinya menjadi waktu khusus bagi mahasiswa yang ingin berorganisasi.
Membuat list Tuliskan kegiatan dan urusan-urusanmu yang belum selesai. Susunlah mana yang lebih penting dan mana yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu. Pertimbangkan kepentingan yang mendesak dan tujuan yang ingin diraih.
Utamakan Ilmu Daripada Nilai
Jadikan Organisasi Tempat Praktik Belajarmu Praktik di sini artinya menjadikan organisasi untuk mempraktekkan teori-teori sosial yang diajarkan ruang belajar padamu. Semisal kamu mahasiswa, maka gunakanlah kecerdasan matematismu untuk merumuskan keputusan dan proses belajar sosialmu.
Yakin Tak hanya keyakinan dalam beragama, berorganisasi juga butuh keyakinan loh. Karena ketika kita hanya setengah-setengah menjalaninya, maka kita tak akan mencapai tujuan dengan maksimal. Organisasi dapat menjadi penghubung ke tujuan kita, loh . Maka dari itu, yakini dan totalitaslah dalam berorganisasi. Tujuh tips tersebut tidaklah mutlak. Masih banyak cara lain yang mungkin akan kamu temui dalam perjalanan kamu selama berkuliah sambil berorganisasi. Selamat mencoba menjadi mahasiswa yang sukses berorganisasi.
10 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Anakedah =
ANAK BUJANG?! Ilustrasi Retno Wulandari
Oleh Retno Wulandari
D
isangka lebih tua? Itu benerbener gak banget! Rasanya pengen bawa masalah itu ke MK, nangis-nangis di pangkuan Hamdan Zoelva. Tapi temanku kayaknya cuma bakal nangis sambil guling-guling ngelilingin MK setelah apa yang terjadi dengan dirinya. Sebut saja cewek ini Mawar, manusia absurd yang bisa tiba-tiba GaJe a.k.a Gak Jelas, lalu tiba-tiba bisa serius banget, dan Mawar adalah salah satu cewek yang paling gak merhatiin penampilan (itu menurut kita sih, atau mungkin Mawar terlalu kreatif? Hanya Tuhan yang tahu...). Suatu hari Mawar diberi pj (baca: penanggung jawab) liputan di FISIP ditemani fotografer yang sebut saja Dandang, Dandang itu cowok loh, Dandang satu tahun di atas Mawar (baca: senior di organisasi tersebut). Di tengah hari dan diterpa sinar matahari, Mawar yang memakai rok, baju, dan kerudung tak senada, serta tak ber-make up dan Dandang mengenakan kaos, serta celana panjang hitam pergi ke FISIP, namun entah apa yang terjadi, mereka malah ikutan halal bihalal alumni Pasca Sarjana FISIP. Mungkin duo ngekos yang hobi rumpi ini lagi pengen makan enak. Masuklah mereka dan bersalamsalaman dengan para alumni dan dosen disana, lalu tiba giliran Mawar bersalaman dengan salah satu dosen, melihat Dandang yang berdiri tepat
di belakang Mawar dengan wajah innocent , sang dosen yang tak kalah innocent berkata, “itu bujangmu?,” Krik...krik...krik... APAAA?? DANDANG ANAKNYA MAWAR??? Bisa-bisanya sang dosen mengira Dandang yang beda jauuuuh pake banget dengan Mawar disangka ANAK BUJANG-nya Mawar. Mungkin di dalam pikiran sang dosen begini, “ wah anaknya temen gue ini pasti mirip banget sama bapaknya nih, secara gak ada tuh mirip-mirip sama emaknya...” Yang lebih men-jleb-kan ialah, sang dosen ternyata mengira Mawar itu teman sang dosen ketika masih kuliah. Ntah apa yang ada dibenak Mawar ketika disangka teman sang dosen dan punya anak sebesar Dandang. Mawar dan Dandang kembali ke sekret, bukan cuma membawa cerita absurd ini, tapi juga membawa ayam bakar dari acara halal bihalal alumni Pasca Sarjana FISIP. Hmmm... yang penting, ayam bakaaaar...=
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 11
Sekilas
Bertahan Menyuarakan
Nurani
Oleh Ahmad Roihan
T
ak mudah bagi sebuah lembaga pers mahasiswa untuk terus mempertahankan eksistensinya hingga puluhan tahun, Hal itu pula yang dirasanya oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Unila. Lembaga pers yang telah berusia 37 tahun ini telah melalui berbagai lika-liku demi memperta hankan eksistensi. Dua kali mati suri dan dua kali pula mengalami reinkarnasi. Teknokra lahir pertama kali pada tahun1975 di bawah naungan Dewan Mahasiswa (Dema) Unila. Rezim orde baru pernah berupaya mengontrol aktivitas mahasiswa dengan konsep back to campus. Pers mahasiswa yang pemberitaannya kritis ikut dikebiri dan hendak dibredel. Kendati pun begitu, Teknokra tetap menyeruak di tengah berbagai intervensi. Teknokra merupakan ak-
ronim dari teknologi, inovasi, kreativitas, dan aktivitas. Asep Unik yang merupakan salah satu founding father Teknokra yang mengusulkan nama itu. Ia juga yang mengusulkan pembentukan media penerbitan kampus. Hal itu mendapatkan tanggapan positif dari dua rekannya dalam tim perumusan program kerja Dema Unila, yaitu Muhajir Utomo dan M Thoha BS Jaya. Edisi perdana Teknokra terbit pada April 1975 dalam bentuk buletin 30 halaman. Dengan bobot 80 persen opini dan tulisan ilmiah sedangkan sisanya berisi artikel lepas. Terdapat pula kolom yang diberi nama Watch Dog. Kolom yang banyak mengkritisi kebijakan kampus dan pemerintah. Edisi perdana itu juga merupakan media pertama yang berhasil diterbitkan di Sumatera. Namun, saat itu Teknokra belum memiliki Surat Tanda Terdaftar (STT). Usai pertemuan Dema se-Indonesia di Me dan, Asep Unik dan Thoha segera mengurus perijinan tersebut sehingga Teknokra resmi memiliki STT pada 1 Maret 1977. Tanggal dijadikan momentum hari lahir Teknokra, meskipun secara
12 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
de facto telah ada sejak 1975. Tahun 1978, muncul kebijakan normalisasi kehidupan kampus dan badan koordinasi kemahasiswaan (NKK/BKK). Kebijakan ini sempat membekukan Dema di setiap universitas, termasuk Dema Unila dan membuat Teknokra mati suri. Tiga tahun berselang, salah seorang pendirinya, Thoha menggerakkan kembali semangat teman-temannya untuk membangkitkan Teknokra. Dua tahun menjalankan tugasnya, lembaga ini kembali mati suri saat beberapa pengurusnya melanjutkan studi. Teknokra bangun dari kematian, melalui media penerbitan mahasiswa bernama Cendikia yang digagas Ansori Djausal pada 1984. Rutinitas terbitan Cendikia mendapat teguran dari Departemen Penerangan (Deppen) akibat tak memiliki ijin terbit. Eddy Rifai, yang saat itu menjabat pemimpin umum berangkat ke Jakarta untuk mengurus STT. Atas pertimbangan waktu, diputuskan bahwa Cendikia menggunakan STT milik Teknokra. Saat itulah Cendekia bermetamorfosis menjadi Teknokra. Dua tahun berselang kiat “Ilmiah
Sekilas Bisa, Populer Juga Boleh� secara otomatis menjadi kiat Teknokra yang masih digunakan sampai sekarang. Pendekatan dan negosiasi dengan pihak Rektorat ditempuh untuk mengatasi masalah pendanaan. Teknokra mendapat bantuan dari mahasiswa Unila untuk membayar langganan Teknokra yang dirincikan pada pembayaran SPP. Hal ini yang menyebabkan Teknokra bisa terbit secara rutin hingga kini. Eksistensi Teknokra bertahan hingga kini. Teknokra memiliki bidang redaksi dan bidang usaha serta memiliki dua divisi, yaitu divisi Kesekretariatan dan divisi penelitian dan pengembangan. Tabloid trimingguan, majalah edisi khusus mahasiswa baru, dan majalah tahunan yang mengangkat permasalahan seputar Lampung serta website teknokra.com merupakan produknya.
Tak hanya terbitan, Â eknokra juga telah menT gadakan berbagai macam kegiatan yang berlevel daerah dan nasional. Teknokra aktif menggelar berbagai lomba fotografi jurnalistik dan pelatihan jurnalistik untuk pelajar dan mahasiswa. Teknokra juga pernah terpilih sebagai salah satu lembaga dari delapan universitas yang menggelar event Kompas Kampus pada 2012. Selain itu, beberapa kali mendapat penghargaan untuk karya jurnalistiknya. Eksistensi Teknokra bukan tanpa halangan. Pemberitaan Teknokra tak jarang diintervensi banyak pihak. Namun, banyaknya intervensi tak membuat Teknokra gentar. Sampai saat ini, Teknokra tetap bertahan untuk menyuarakan nurani mahasiswa Unila dengan terus mencoba profesional dan tetap independen. Tetap Berpikir Merdeka!.=
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 13
Inov
Bubur Ayam Singkong, Inovasi Pangan Berbahan Lokal Oleh Fitria Wulandari
Inovasi bubur ayam berbahan dasar singkong buatan Lugito diminati banyak kalangan. Lauching perdananya pada sebuah acara bazar laris manis. Peluang bisnis diversivikasi pangan yang menjanjikan.
B
eras. Makanan pokok ini tak dapat dipisahkan dari lidah masyarakat Indonesia. Keberadaannya di pasaran menjadi belanjaan wajib ibu rumah tangga. Kebutuhan yang meningkat membuat harga beras kian melambung. Apalagi saat pasokan terhambat akibat gagal panen atau cuaca buruk. Impor kerap menjadi pilihan yang harus diambil pemerintah. Diversifikasi atau penganekaragaman pangan mulai digalakkan sebagai solusi ketergantungan beras. Potensi ketersediaan pangan yang beragam, seperti umbiumbian diketahui memiliki nilai gizi yang hampir setara dengan beras. Salah satu jenis umbi yang sering diolah adalah umbi batang atau singkong yang memiliki nama latin Manihot utillisima. Kreasi olahan berbahan dasar singkong kerap kita jumpai dalam bentuk makanan, seperti keripik, getuk, atau kue tradisional lainnya. Inovasi berbeda lahir dari Lugito, seorang
mahasiswa jurusan Agroteknologi 2011. Berawal dari tugas yang mengharuskannya membuat olahan makanan nonberas, ia dan empat orang temannya berhasil membuat panganan bercita rasa khas yang ia sebut bubur ayam singkong.“Saya dan teman-teman mencoba menginovasikan bubur ayam berbahan dasar singkong. Apalagi Lampung merupakan salah satu sentral singkong terbesar di Indonesia, jadi sangat baik untuk dikembangkan dan diinovasikan,� ujarnya. Singkong dipilih karena mengandung karbohidrat serta zat Amelo pectin lebih banyak dari beras. Namun, singkong diketahui memiliki kandungan asam sianida (HCN) yang cukup tinggi. Asam jenis ini merupakan zat beracun yang mengontraksi lambung sehingga dapat mengakibatkan sakit di perut dan gangguan pencernaan. Untuk menghilangkan kandungan asamnya, singkong perlu direndam selama satu sampai dua hari.
14 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Proses pembuatan bubur ayam berbahan singkong ini memang tak jauh berbeda dengan bubur ayam umumnya. Untuk mendapatkan singkong dengan kandungan asam sianida yang rendah, hanya singkong muda sajalah yang dipilih. Kupas singkong dan potong menjadi bagian kecil, lalu rendam selama satu hari. Selanjutnya, singkong dikukus dalam panci atau dandang hingga lunak.Untuk mendapat tekstur lembut seberti bubur, singkong yang sudah lunak digiling hingga halus. Pelengkap sajian pada bubur ayam singkong ini hampir sama, yaitu berupa bakso, ayam suir, kacang kedelai goreng, emping, daun seledri dan bawang goreng yang ditabur di atas bubur. Perbedaan baru terletak pada kuahnya. Kuah bubur ayam singkong ini lebih bercita rasa opor, karena memang menggunakan bumbu opor ayam tanpa santan. Bubur ayam singkong yang dikembangkan Lugito hadir dalam tiga varian rasa, yaitu
vasi original, bakso dan bubur ayam spesial. “Rasanya unik, Cita rasa khas dari bubur ini yaitu pedas manis, gurih crunchy dan pedas crunchy,� ujarnya. Tak sekadar isapan jempol, Lugito membuktikan bahwa panganan berbahan dasar singkongnya ini memiliki penggemar di kalangan mahasiswa dan dosen. Terbukti, promosi produknya pada acara bazar yang diadakan jurusan Agribisnis ludes terjual dalam waktu 30 menit. Melihat respon baik ini, Lugito berniat berdagang
keliling dengan gerobak. Ia mematok harga yang cukup ekonomis untuk kantong mahasiswa, yakni Rp.5-6 ribu per porsinya. Dengan pengetahuan dan intelektual yang dimiliki mahasiswa, Lugito mengharapkan mahasiswa lainnya mampu menciptakan inovasi pangan nonberas berbahan dasar lokal lainnya. “Perlu ada inovasi pangan yang berasal dari tanaman
lokal seperti, ubi-ubian dan kacang-kacangan. Mahasiswa harus bisa membuat inovasi baru dengan olahan yang berbeda dan disukai banyak orang,� ujarnya.=
Dok.
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 15
Ekspresi
Farhan Kurnia Mayendri ,
TAK INGIN JADI
MAHASISWA BIASA Oleh Wawan Taryanto
Khusus Mahasiswa Baru 2014 Farhan tetap mengejar keinginannya. Berbagai prestasi gemilang 16 =Edisirestu Tak mendapat belajar di negeri Sakura, ia raih selama menjadi mahasiswa. Jurnalnya tentang potensi industri kratif pariwisata menjadi 15 jurnal terbaik dunia. Memberinya kesempatan menyampaikan kuliah singkat bagi mahasiswa pascasarjana di Turki.
Foto Lia Vivi Farida
Ekspresi asih lekat dalam ingatan Farhan Kurnia Mayendri, ketika ibunda memintanya pulang ke Indonesia. Kepatuhan pada orang tua membuatnya rela angkat kaki dari Universitas Ritsumeikan Asian Pasific, Jepang. Padahal, Farhan sudah menjalani perkuliahan selama tiga minggu di jurusan College of International Management. Meski hatinya sedih karena harus melepaskan beasiswa yang susah payah ia peroleh, Farhan lebih mengutamakan ridho orang tua. “Orang tua tidak menginginkan saya kuliah di Jepang. Kebanyakan yang kuliah S1 di sana akan melanjutkan S2. Selanjutnya bekerja dan memajukan negara sana,” ujar Farhan bercerita. Sekembalinya ke Indonesia, Farhan memutuskan untuk mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru. Ia diterima sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Kali ini, Farhan tak lagi terganjal restu orang tua. Jarak Lampung yang tak jauh dari tanah kelahirannya, Minang membuat Farhan sesekali dapat pulang untuk mengunjungi keluarga. Farhan tak pernah merasa menyesal berkuliah di Unila. Ia justru ingin mengukir banyak prestasi di kampus ini. Keinginan itu ia tanamkan sejak menjadi mahasiswa baru. Farhan bahkan tetap berambisi
M
melanjutkan S2 ke luar ne geri. Mimpi itu ia rekat dengan belajar sungguh-sungguh demi mendapatkan indeks prestasi harapannya. Tak hanya itu, Farhan juga memilih aktif di berbagai aktivitas kemahasiswaan. Selama kuliah ia pernah tergabung dalam AISEC yang merupakan organisasi untuk mahasiswa yang ingin belajar ke luar negeri. “Organisasi adalah wadah untuk dapat berproses de ngan lingkungan,” ujarnya.
menjadi duta mahasiswa bagi Lampung sekaligus bagi Indonesia di Negeri Cina. Prestasi itu juga mengantarkannya meraih predikat Best Exchange Participant dan Best Of The Best External Speaker dalam ajang itu. Sukses dalam ajang tersebut, Farhan mengukir prestasi lain yang bahkan tak pernah ia duga. Farhan tidak mengira bahwa jurnal internasional tentang potensi industri kreatif pariwisata bagi kemajuan ekonomi dunia yang pernah ia tulis dalam ajang 10th International Student Conference (ISC) 2014 masuk dalam 15 jurnal terbaik dunia. Jurnalnya bahkan dipublikasikan di situs Amazon.com. Selain itu, dipublikasikan juga di beberapa negara, seperti Turki, Cina, Jerman dan Amerika. Berkat prestasi ini, Farhan tak hanya mendapatkan royalti yang lumayan besar, namun juga berkesempatan bertandang ke Turki saat mempresentasikan jurnalnya di depan 85 peserta dari penjuru dunia. “Dari 15 besar peserta, hanya saya yang masih S1. Selebihnya mereka yang sedang menempuh pendidikan S2 bahkan S3,” ujarnya. Makalah penelitian Farhan banyak diacungi jempol. Selain menerapkan teori dan rumus ekonomi yang dipelajariya, Farhan juga menyajikan data langsung tentang Pulau Pisang sebagai Potensi Emas wisata di Indonesia. “Saya pernah KKN di Pulau Pisang jadi saya tau kondi sinya,” jelasnya.
“Saya benarbenar keget. Saya yang belum lulus S1 mengajari mahasiswa pascasarjana,” ujarnya me ngenang. Menurutnya, belajar tak hanya di ruang kelas. Organisasi mengajarkan mahasiswa untuk lebih siap menghadapi dunia. Farhan justru acapkali merasa tertantang menghadapi berbagai kesulitan yang ia peroleh di kampus. “Membawa kita keluar dari zona nyaman,” lanjutnya. Berprestasi Hingga Luar Negeri Meski gagal menyelesaikan kuliahnya di Jepang, Farhan tak kehilangan ke sempatan untuk bisa berlaga ke kancah dunia. Januari 2013, ia mendapatkan dua penghargaan sekaligus di luar negeri. Farhan terpilih
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 17
Ekspresi Bahkan, salah seorang profesor yang menjadi mo derator saat ia menyampaikan presentasi memberikan kehormatan untuk berbagi pengetahuan tentang teori makro ekonomi yang ia pelajari di Unila. Oleh Prof. Hakan, pria berdarah Padang ini diajak masuk ke ruangan perkuliahan. Dirinya diperkenalkan kepada sekitar 40 mahasiswa sebagai tamu dari Indonesia dan diminta memberi kuliah. Dengan sedikit kaget, Farhan menuruti. Tak lupa, Farhan memperkenalkan budaya dan potensi sektor pariwisata di Indonesia. “ Beberapa diantara mereka sepertinya paham, saat saya memebrikan materi, tetapi ada juga beberapa yang tak mengerti,” ujar pria yang juga pernah menjadi juara robotik nasional saat SMA ini. Ia bertambah kaget saat di akhir perkuliahan, ia mengetahui bahwa para mahasiswa dihadapannya adalah mahasiswa yang tengah menyelesaikan program S2 di fakultas Ekonomi, Kazmir University. “Saya benar-benar keget. Saya yang belum lulus S1 me ngajari mahasiswa pascasarjana,” ujarnya mengenang. Menguasai Bahasa Internasional Prestasi yang Farhan capai tak terlepas dari kemampuannya menguasai bahasa inggris dengan baik. Kemampuannya menggunakan bahasa yang sering digunakan dalam komunikasi internasional ini memudahkannya untuk membaca dan mencari ber-
bagai info dari mana pun. Ia bahkan menguasai berbagai bahasa asing lainnya tanpa harus mengikuti pendidikan formal. “Saya dapat mengusasai bahasa Inggris, Jerman, Jepang dan Mandarin tanpa harus ikut les, tetapi belajar otodidak,” jelasnya. Hal yang menurutnya hanya bermodalkan kemauan dan kerja keras. Ia menilai, kemampuan menguasai bahasa internasional sangat diperlukan bagi mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa dapat membaca berbagai buku atau referensi jurnal internasional dengan mudah. Berbagai referensi tersebut tentusangat bermanfaat bagi mahasiswa sehingga dapat menambah pengetahuan. Selain itu, Farhan juga selalu membiasakan berjalan kaki demi menjaga kesehatannya. Menurutnya, menjaga kesehatan juga sangat penting agar tak menghambat aktivitasnya. Ia mengaku selalu berangkat ke kampus dengan berjalan kaki.
18 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Tak Putus Asa Meski Gagal Berhasil mengukir prestasi di luar negeri tak lantas membuatnya selalu berhasil mencapai apa pun. Farhan pernah gagal menjadi juara pertama saat mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi tingkat nasional pada Juli 2014 lalu. Ia hanya dapat masuk dalam 10 terbaik mahasiswa berprestasi seindonesia. Padahal, beberapa temannya telah manjagokannya sebagai juara. Meski kalah, Farhan mengaku tak terlalu kecewa. Ia sadar harus menghormati keputusan juri dan ikut memberikan selamat pada rekan dari Universitas Indonesia yang memenangi ajang tersebut. Lelaki yang memegang prinsip hidup Minang “Alam Takambang Jadi Guru” ini mengaku selalu belajar dari pengalaman. Menurutnya, yang terpenting adalah ia telah mencoba menaklukkan tantangan. Ia ingin mahasiswa lain juga berprestasi dan memanfaatkan waktu untuk berorganisasi, serta mengikuti berbagai lomba. “Pokoknya berakit rakit kehulu, bersenang senang kemudian,” ungkap farhan berfilosofi. Kini, ia tengah mempersiapkan diri mengikuti konferensi internasional yang diadakan oleh UNESCO di beberapa negara. “Kunci sukses sebenarnya beranilah untuk mencoba, karena akan terasa kehidupan ini, setelah mencobanya,” lanjutnya Farhan mengakhiri perbincangan.=
Sekilas Info LAYANAN KESEHATAN 1. RS. Abdoel Moeloek Jl. Dr. Rivai No.6 Penengahan Bandarlampung. (0721) 702455 2. RS. Bumi Waras Jl. Wolter Monginsidi, Bandar lampung. (0721) 254589 3. RS. Graha Husada Jl. Gajah Mada No. 6 GH, Tanjng Karang Timur, Bandar Lampung (0721) 240000 4. RS. Urip Sumoharjo Jl. Urip Sumoharjo No. 200 Bandarlampung. (0721) 771323 5. RS. Immanuel Jl. Sukarno Hatta Bandarlampung. (0721) 704900 6. RS. Advent Jl. Teuku Umar No. 48 Bandarlampung. (0721) 703459
TOKO BUKU • Toko Buku Gramedia JL. Raden Intan, Tanjung Karang, 63, Bandar Lampung, 35118 (0721) 268222 • Toko Buku Fajar Agung Jl Raden Intan 61 Tanjung Karang Bandar lampung 35118. • Toko Buku Karisma Kartini Mall, Ground Floor, JL Kartini, No. 49, Bandarlampung (0721) 269014 • Toko Buku Pasar Bawah Jl. Raden Intan C2 Komplek Pertokoan Pasar Ramayana • Balai buku Jl. Teuku Umar No. 5 (Samping Jamu Cak Umar) Tanjung Karang Bandar Lampung. 081369229009 • Toko Buku Multazam Jl. Pulau Sebesi No.38 Sukarame Bandar Lampung. 081540852341
TITIK HOTSPOT Fakultas Pertanian: Dekanatt = 2 titik (lantai 1 dan 2) Gedung D = 3 titik (lantai 1-3) Gedung Kehutanan = 3 titik (lantai 1-3) FKIP Dekanat = 2 titik lmu Pendidikan= 1 titik Gedung G = 2 titik (lantai 1 dan 2) Gedung IPS = 1 titik FISIP Dekanatt = 2 titik Komunikasi = 3 titik Magister = 3 titik (2 di lantai satu, dan 1 di lantai dua) Gedung C = 2 titik FAKULTAS HUKUM Dekanatt = 2 titik REKTORAT Lantai 1 = 1 titik Lantai 3 = 1 titik
FAKULTAS EKONOMI Dekanatt = 1 titik Gedung Ekonomi Manajemen 2 titik Gedung Akuntansi = 1 titik Gedung Magister = 2 titik Gedung D3 Akuntansi = 1 titik FAKULTAS KEDOKTERAN Gedung dekanat = 1 titik Gedung B = 3 titik FAKULTAS TEHNIK Dekanatt = 1 titik FMIPA Dekanat = 1 titik Gedung Kimia = 1 titik Balai Bahasa =1 titik Rusunawa Lantai Bawah = 1 titik Lantai 2 = 1 titik
TARIF ANGKOT Rajabasa-Unila (angkot biru langit) Rp 3,000,-* Rajabasa-Tanjung Karang (angkot biru langit) Rp 3,000,-* Unila-Pramuka (angkot biru langit) Rp 3,000,-* Pramuka-Kemiling (angkot kuning) Rp 3,500,*Menurut ketentuan Dinas Perhubungan Bandarlampung
NOMOR TELPON DARURAT • • • • •
Ambulans : 118 PMI : (0721) 253452 Pemadam Kebakaran : (0721) 252741 Gangguan PAM : (0721) 483855 Gangguan PLN : (0721) 63206
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 19
DENAH UNILA
20 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
1 Rektorat 2 Graha Kemahasiswaan 3 ATM 4 Balai Bahasa 5 Pasca Sarjana Hukum 6 Halte 7 Kantor Pos 8 Kandang Rusa 9 Lapangan Voli
10 Lapangan Tenis 11 Lapangan Basket 12 Lapangan Sepak Bola 13 Kolam Renang 14 Rusunawa 15 Gedung Serba Guna 16 Pusat Komunikasi 17 Perpustakaan 18 Masjid Al-Wasi’i
Desain Retno Wulandari Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 21
w
Galeri Foto Foto-Foto Oleh : Lia Vivi Farida, Kurnia Mahardika
Panas Terik F-Stop : f/5.6 Exposure : 1/1000 sec ISO : 150-400
Hore... Wisuda F-Stop : f/5.6 Exposure : 1/15 sec ISO : 150-2800
Glow In The Dark F-Stop : f/7.1 Exposure : 1/13 sec ISO : 150-800
22 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Barisan Petani F-Stop : f/5.3 Exposure : 1/10 sec ISO : 150-100
Beda Tapi Gaya F-Stop : f/5.6 Exposure : 1/15 sec ISO : 150-450
Hogward School
F-Stop Baru : f/5 2014= Edisi Khusus Mahasiswa 23 Exposure : 1/6 sec ISO : 150-3200
24 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Oleh Wawan Taryanto
Tutorial PHOTOSHOP
Kreasi
Siluet Oleh Retno Wulandari
Pilih foto yang akan diedit,kemudian buang background foto, Jika foto terlalu gelap atau terlalu terang atur level kecerahan foto, klik (ctrl+l) atau klik create new fill or adjusment layer, pilih levels Foto yang akan diedit harus dijadikan hitam putih, pilih Image > Adjusments > Desaturate
Lalu buat foto menjadi lebih halus, pilih Filter > Stylize > Diffuse, pilih Anisotropic Lalu pilih Image > Adjusments > Treshold Untuk memilih kontras yang tepat antar hitam dan putih
Pada foto seleksi warna hitam, select> Color Range > (klik invert) > ok, Lalu select > Inverse Untuk memberi warna pilih Gradient Tool, pilih warna yang diinginkan, lalu tarik dari ujung ke ujung, (saran: akan terlihat bagus jika di tarik diagonal)
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 25
SOROTAN UKT Tinggi,
Modal Undurkan Diri
G
enap satu tahun sistem Uang Kuliah Tunggal diberlakukan di seluruh perguruan tinggi negeri sesuai Ketetapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 55 Tahun 2013. UKT dipercaya mampu mengatasi polemik biaya pendidikan. Namun, baru seumur jagung sistem ini banyak menuai kontroversi. Tak sedikit mahasiswa yang merasa kecewa dan memutuskan mundur karena UKT yang terlalu besar dan tidak sesuai dengan pendapatan orang tua. Bahkan, masih ada yang terombang-ambing tanpa kejelasan pengajuan banding. Devi Listia Lupita salah satunya. Ia terkejut saat mengetahui UKT yang diterimanya mencapai Rp 10.090.000,00 per semester. Padahal, ayahnya hanya seorang PNS dengan gaji tiga juta rupiah per bulan dan masih harus menanggung biaya hidup enam anggota keluarganya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Mahasiswa baru jurusan kimia FMIPA ini merasa kecewa dengan besarnya UKT tersebut. “Nggak nyangka bisa segitu tingginya,� ungkapnya. Tak mau tinggal diam, Devi lantas mengajukan banding untuk menurunkan UKT ke pihak BEM. Karena tak
jua mendapat kepastian, ia berinisiatif mencari informasi ke pihak rektorat. Berharap dapat membawa angin segar, ia justru mendapati kekecewaan mengetahui UKT-nya tidak bisa diturunkan. Tak dapat berbuat banyak, akhirnya Devi urung melanjutkan pendidikannya di Unila dan memutuskan untuk mencoba peruntungannya tahun depan. Setali tiga uang, mahasiswi Pendidikan Kewarganegaraan, Amalia Fadila Agni memutuskan tak melanjutkan pendidikannya tahun ini. UKT sebesar Rp 4.920.000,00 menciutkan semangat Amalia beserta orang tua. Ayahnya yang hanya seoarang sopir angkutan kota di Jakarta merasa tak mampu membiayai pendidikannya. Di hari terakhir pendaftaran ulang, ia ditemani saudaranya menyambangi pihak Dekanat di fakultasnya untuk meminta keringanan UKT. “Sudah kesana, tapi kata satpam, pimpinan lagi di Palembang. Terus di suruh ke PR II, dilempar ke Kabag Keuangan tapi tetap nggak bisa,� akunya. Saudaranya juga sudah menghubungi Rektor dengan harapan pimpinan tertinggi universi-
26 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Ilustrasi Wawan Taryanto
Oleh Fajar Nurrohmah
tas dapat memberi bantuan agar Amalia tetap dapat berkuliah. Namun, usaha ini tak berbuah apa pun. Berbeda dengan dua rekannya, nasib cukup baik dialami Arif Sigit Ananto. Mahasiswa yang diterima di Fakultas Kedokteran Unila ini berhasil menekan biaya kuliah yang mulanya Rp9.310.000,00 menjadi Rp1.000.000,00. Penurunan biaya UKT yang ia terima cukup signifikan hingga mencapai delapan juta rupiah.
SOROTAN
Mahasiswa asal Yogyakarta kan advokasi. Langkah ini keputusan mahasiswa yang ini mengaku langsung men- diambil karena BEM merasa memilih mundur karena UKT emui Dekan Fakultas Kedok- ba nyak mahasiswa ingin yang tinggi. “Padahal me teran untuk memberikan mengundurkan diri akibat reka bisa mengajukan penuberkas advokasi penurunan tak mampu membayar uang runan jika mereka memang UKT-nya. Hal ini ia lakukan kuliah. BEM telah membuka tidak mampu,” ujarnya. karena profesi orang tuanya layanan advokasi UKT sejak Menurutnya, penentuan sebagai petani dirasa tak 10 Agustus lalu dan sudah golongan UKT sudah sesuai mampu menunjang biaya menerima lebih dari 55 ber- dan ditangani langsung oleh pendidikan dan hidupnya kas advokasi. Pihak BEM tim verifikasi. selama di Unila. Beruntung, menyeleksi semua berkas Sayangnya, Wakil Rektor pihak Dekanat Fakultas II Unila, Dwi Haryono eng“Jika UKT mahasiswa gan ditemui untuk dimintai Kedokteran memberikan respon baik sehingga Arif bisa diturunkan maka pendapatnya mengenai tetap dapat berkuliah. masalah ini. Melalui Badrul, akan berubah di Wakil Dekan II FK Uni- semester selanjutnya, Dwi hanya menitipkan la, Susianti membenarekaman suara menjawab karena harus rkan bahwa pihaknya pertanyaan reporter Tekmenunggu Surat membantu mahasiswa nokra. Dwi mengatakan baru yang mengajukan Keputusan Penurunan bahwa UKT yang ditetapkeberatan biaya UKT. kan Unila tidak bersiUKT,” terang Dwi Menurutnya, Fakultas ke- dalam rekaman suara fat mutlak, tetapi dapat dokteran memang menberubah ketika terjadi pesingkat tersebut. jadi fakultas dengan UKT rubahan ekonomi dalam golongan enam tertinggi. Ia yang terkumpul dan me keluarganya. “UKT itu tidak bersama timnya melakukan nyerahkannya kepada pihak flat, tapi fleksibel,” ucapnya. menganalisa dan mensur- fakultas masing-masing. NaPihaknya menjanjikan kevey ulang mahasiswa yang mun, BEM juga tidak dapat pada mahasiswa yang meramengajukan advokasi penu- menjanjikan bahwa UKT ma- sa UKT tidak sesuai dapat runan UKT. Tim juga akan hasiswa baru akan otomatis mengajukan penurunan mengadakan peninjauan turun. “Keputusan turun UKT ke Bagian Keuangan langsung. Ia berpendapat atau tidaknya ada ditangan Gedung Rektorat yang ada UKT yang tak sesuai bisa jadi fakultas. Kami hanya mem- di lantai II. Berkas tersebut karena kesalahan mengin- fasilitasi,” ujar Nur Kholis selanjutnya akan diserahkan put data. “Sejauh ini kurang Aji yang menjabat Asisten ke fakultas untuk ditindak lebih lima mahasiswa baru Kementrian HAN BEM Unila. lanjuti. “Jika UKT mahakedokteran mengajukan ad- Mahasiswa Ilmu Administra- siswa bisa diturunkan maka vokasi,” ujarnya. si Negara 2011 ini berharap akan berubah di semester Badan Eksekutif Maha- langkah yang dilakukan BEM selanjutnya, karena harus siswa Unila juga turutmem- dapat membantu maha- menunggu Surat Keputusan fasilitasi mahasiswa baru siswa. Penurunan UKT,” terang yang merasa UKT-nya terKasubag Humas Unila, Dwi dalam rekaman suara lalu tinggi untuk melaku- Badrul Huda menyayangkan singkat tersebut. =
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 27
O pini Uang Kuliah Tunggal Persulit Pendidikan Tinggi Oleh Ahmad Khairudin Syam*
T
ahun 2014, Uang Kuliah Tunggal (UKT) kembali menjadi kontroversi di kalangan mahasiswa baru. UKT bahkan dikatakan sebagai uang kuliah tinggi. Sistem ini mengharuskan pembayaran biaya selama masa studi dibagi rata per semester sehingga tidak ada uang pangkal. UKT ibarat membeli motor secara kredit tanpa uang DP. UKT muncul ketika diberlakukan Permendikbud nomor 55 Tahun 2013. Tahun ini, dilakukan beberapa perubahan pada pasal 3 dan 4 yang dituangkan pada Permendikbud nomor 73 Tahun 2014. UKT dilakukan dengan cara pengelompokan atau penggolongan sesuai dengan kondisi ekonomi mahasiswa. Mahasiswa yang kurang mampu mendapat golongan lebih rendah dari pada mahasiswa yang mampu. Pada dasarnya, tujuan diberlakukannya UKT memang bagus, yaitu untuk membebankan biaya kuliah sesuai dengan penghasilan dan kondisi keluarganya. Akan tetapi mengapa banyak terjadi permasalahan di tataran teknis? Dua tahun terakhir pemberlakuan UKT, pendidikan tinggi dihadapkan pada permasalahan serius men-
genai penggolongan yang tak tepat sasaran. Para Rektor di seluruh Indonesia mungkin menganggap masalah biasa, akan tetapi bagi mahasiswa masalah ini harus segera diselesaikan, Jika tidak, setiap tahun akan terus terjadi protes dari mahasiswa. Apalagi kesenjangan ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat makin meningkat setiap tahun. Universitas Lampung merupakan salah satu universitas yang sistem UKT-nya bermasalah. Permasalahan yang muncul di Unila adalah penggolongan, transparansi, dan fasilitas. Salah Golongan Salah Golongan! Masalah ini yang terjadi sejak 2013. Tercatat ratusan mahasiswa melakukan banding. Tahun 2014, kembali terjadi masalah serupa. Sebenarnya, masalah ini mudah diatasi manakala pihak birokrat serius dan konsentrasi memperbaiki sistem penggolongan. Ada beberapa indikasi mengapa terjadi ketidaktepatan penentuan golongan. Pertama, kurangnya variabel untuk menentukan golongan. Kedua, sistem komputer yang dibangun untuk menentukan golongan tidak dilakukan pengungujian atau bahkan masih manual?
28 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Ketiga, adanya nepotisme dalam penentuan golongan oleh pihak tertentu, dan keempat ada kemungkinan kesalahan dalam teknis memasukan data mahasiswa oleh tim verifikasi. Universitas Lampung seharusnya terus memperbaiki sistem penggolongan. Terjadinya protes sebenarnya disebabkan penggolongan yang tidak sesuai. Bahkan, ada yang secara ekonomi lebih kaya, namun besaran UKT yang didapat justru lebih rendah.
Transparansi “Transparansi bukan berarti semua harus dibuka�. Statement ini selalu disampaikan oleh para birokrat yang terhormat. Dalam undang-undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, tujuan dibentuknya undang-undang ini salah satunya adalah menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik. Selain itu, tujuan lainnya adalah mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta
Ilustrasi Retno Wulandari
dapat dipertanggungjawabkan. Kembali pada statement soal transparansi, dalam undang-undang tersebut memang disebutkan ada beberapa informasi yang dikecualikan, akan tetapi bukan pada titik pengecualiannya, tapi apa saja yang dikecualikan. Informasi yang dikecualian adalah informasi yang membahayakan pertahanan dan keamanan negara, menghambat proses penegakan hukum, merugikan ketahanan nasional, dan beberapa hal yang membahayakan keutuhan negara. Pada kasus ini, apakah transparansi terkait uang kuliah tunggal ini membahayakan negara? Transparansi yang mahasiswa inginkan bukan transparansi
dana UKT digunakan untuk apa saja dan dikemanakan saja. Mahasiswa paham bahwa semua terkait penganggaran, pembelanjaan, dan penggunaan uang kuliah itu adalah hak birokrasi untuk mengatur itu. Akan tetapi, tansparansi yang diinginkan adalah bagaimana proses penggolongan yang dilakukan, seperti apa bukti nyatanya, dan data-data seluruh mahasiswa yang masuk ke Unila beserta besaran UKT-nya. Sebagai Badan Eksekutif Mahasiswa, kami ikut mengawal semua kebijakan yang diberlakukan oleh Unila. BEM senantiasa meminta transparansi atas kebijakan penggolongan, namun belum ada respon baik dari birokrat. Bahkan, Birokrat selalu beralasan bahwa transparan bukan buka-bukaan. Birokrat memang berjanji akan memberi ruang kepada BEM dan mahasiswa untuk melakukan evaluasi, akan tetapi tidak ada data yang diterima terkait penggolongan UKT. Apa yang akan dievaluasi? Kami masih berharap pihak terkait bisa melakukan diskusi kembali masalah penggolongan UKT dan memberikan transparansi. Apabila birokrat kampus merasa tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam penggolongan UKT, silahkan berikan penjelasan segamblang-gamblangnya dan yakinkan publik bahwa bahwa penentuan UKT unila sudah sesuai. Sistem yang transparan sebenarnya akan membuat
Opini
sebuah instansi terkait lebih sehat, bahkan tumbuh dan berkembang. Instansi akan mendapat kepercayaan dari publik sehingga pembangunan dan kinerjanya tidak akan terhambat.
Fasilitas Fasilitas Unila rasanya masih apa adanya dengan berbagai keterbatasan dan kekurangan. Biaya kuliah yang mahal tidak sebanding dengan fasilitas yang diberikan sontak membuat banyak mahasiswa baru kaget. Sebagai pemangku kebijakan, Rektor maupun Dekan harusnya mempertimbangkan hal ini. Biaya UKT di Unila tidak bisa disamakan dengan UI, ITB, dan UGM. Kenaikan UKT seharusnya dilakukan bertahap dan diimbangi dengan fasilitas yang semakin baik. Masih ada mahasiswa S1 satu yang UKT-nya mencapai 8 juta, bahkan untuk Fakultas Kedokteran menembus angka 23 juta. Mahasiswa tentu berharap dengan adanya UKT ini pembangunan dan perbaikan fasilitas semakin baik. Masalah fasilitas ini menjadi tantangan bagi pihak birokrat kampus sehingga mahasiswa percaya bahwa dengan biaya kuliah yang relatif mahal, fasilitas yang didapat juga memadai.= *) Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung tahun 2014-2015.
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 29
Sebaiknya Anda Tahu
Beasiswa di Universitas Lampung Info
Oleh Annisa
D
i jaman serba canggih dan maju ini, pendidikan menjadi salah satu faktor terpenting dan menjadi sorotan. Generasi muda yang memiliki pendidikan tinggi digadang-gadang mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik. Melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi memang menjadi idaman para lulusan SMA/SMK sederajat. Meski tak jarang ketiadaan biaya menjadi hambatan. Apalagi sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sudah mulai diterapkan tahun lalu turut menuai polemik. Banyak mahasiswa baru yang keberatan dengan golongan
UKT yang diperoleh. Tetapi mahasiswa baru tak perlu cemas. Universitas lampung menyediakan beberapa jalur beasiswa bagi mahasiswanya. Memang tak mudah, banyak persyaratan yang harus dilengkapi. Tak hanya itu, Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjadi hal yang harus diperhatikan. Sebagian besar beasiswa mengharuskan IPK per semester yang selalu naik. Untuk itu, mahasiswa yang ingin mendaftar beasiswa harus tekun dan rajin belajar agar mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya. Syarat umum yang harus dilengkapi seperti, mengisi
Daftar jenis beasiswa di Universitasa Lampung.
30 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
formulir yang disediakan pihak Fakultas masingmasing, melampirkan surat keterangan sehat dari dokter/puskesmas terdekat, surat keterangan tidak pernah terkena sanksi akademik, surat keterangan layak menerima beasiswa dari Pembimbing Akademik (PA), surat keterangan tidak sedang menerima beasiswa lain, pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 4 lembar, photo copy KTM, transkip semester 1 sampai dengan yang diduduki, kartu keluarga, surat keterangan tidak mampu (BBPPPA), surat keterangan belum menikah dan beberapa syarat lainnya.=
Sebaiknya Anda Tahu
Apa Itu Program
Mahasiswa Wirausaha?
Oleh Yola savitri
P
ernahkah terlintas di kalian untuk menjadi seorang wirausaha? Menjadi seseorang yang tak bekerja pada orang lain, tetapi menyediakan lapangan pekerjaan dan kalian adalah bosnya ? Pemerintah, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) sejak tahun 2009 menghadirkan program wirausaha mahasiswa atau yang biasa disingkat PMW. PMW adalah salah satu program pemerintah yang diluncurkan untuk mengasah kreativitas serta jiwa wirausaha mahasiswa. Melalui program tahunan ini, pemerintah berharap mahasiswa mampu mengubah pola pikirnya. Tidak lagi sebagai pencari kerja namun membuat pekerjaan. PMW dilaksanakan oleh seluruh perguran tinggi negeri (PTN) serta perguruan tinggi swasta (PTS) terpilih. Melalui program ini mahasiswa mempunyai kesempatan mendapatkan modal usaha hingga delapan juta rupiah. Modal diberikan untuk proposal yang lulus seleksi baik secara individu atau kelompok. Peserta yang lolos nantinya akan didampingi oleh perguruan tinggi dan pengusaha mandiri ataupun asosiasi sehingga usaha yang dikembangkan dapat berjalan baik.
SYARAT PMW Program wirausaha ini dibuka lebar untuk mahasiswa S 1 yang telah menempuh 60 SKS atau yang duduk minimal di semester III. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat tersebut dapat mengajukan proposal yang berisi rencana usaha yang akan ia jalani. Selanjutnya, peserta akan menempuh seleksi yang meliputi aspek minat, motivasi berwirausaha, kelayakan usaha dan soft skills. Seleksi dilakukan oleh tim profesional yang terdiri dari unsur perguruan tinggi, pengusaha, dan perbankan. Mahasiswa yang telah lolos dan mendapatkan bantuan dana akan dimintai laporan pertanggungjawaban usahanya kepada pengelola. Biasanya, proposal yang lolos tahap seleksi awal adalah proposal yang sesuai petunjuk penulisan. Untuk mengetahui detail petunjuk penulisan, mahasiswa harus rajin membuka website dikti.go.id. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah jadwal pengajuan proposal. Unila memberikan kesempatan satu tahun sekali untuk mengikuti seleksi. Tahapan seleksi ini biasanya dimulai pada bulan Mei-September. Jadwal ini dapat saja berubah sehngga mahasiswa juga harus aktif mencari informasi.
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 31
Sebaiknya Anda Tahu
Kesempatan Menjadi MAHASISWA BERPRESTASI Oleh Yola Savitri
Ilustrasi Wawan Taryanto
32 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Untuk menjadi mawapres mahasiswa dituntut tidak hanya fokus pada kurikuler. Prestasi dibidang ekstrakurikuler serta aktif dalam organisasi menjadi salah satu poin penting yang harus dimiliki peserta. Dalam pelaksanaanya program mawapres dibagi menjadi 2 kategori yakni Mawapres Sarjana dan Diploma. Berkewarganegaraan indonesia adalah syarat mutlaknya. Mempunyai indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3.00. Untuk mahasiswa sarjana maksimal menduduki semester VII serta berumur sebanyak-banyaknya 23 tahun. Sedangkan mahasiswa diploma maksimal berumur 22 tahun untuk D III, 23 tahun D IV dan maksimal duduk di semester VI. Selain persyaratan tersebut, mahasiswa juga diwajibkan membuat karya tulis ilmiah berbahasa indonesia, artikel berbahasa asing serta prestasi yang telah dicapai. Kepribadian mahasiswa juga menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan mahasiswa berprestasi. Sebelum bertarung dikancah nasional, peserta akan diseleksi oleh perguruan tinggi asalnya untuk mewakili perguruan tingginya. So, Siapkan dirimu untuk menjadi salah satu mahasiswa berprestasi mewakili Unila? Ini kesempatanmu. Siapkan diri dari awal dan bila sampai waktunya kelak, saatnya tinggal landas.
APA SAJA PERSYARATANNYA?
J
ika kamu adalah mahasiswa yang berprestasi dengan kemampuan akademik yang diatas rata-rata, aktif organisasi dan juga menguasai Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, dan punya banyak ide cemerlang untuk membuat karya ilmiah yang apik, kamu mungkin masuk kualifikasi untuk ikut Pemilihan Mahasiswa Berprestasi. Program yang lebih akrab disebut Mawapres ini merupakan program Dikti demi memberikan penghargaan pada mahasiswa. Mawapres dibagi dalam dua kategori, Mawapres untuk mahasiswa sarjana dan diploma.
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 33
Oleh Ahmad Roihan 1
2
3
4
5
6
7
8 9
11
10
12
13 14
15
16
17 19
18 20
21
23
26
25
24
22
27
28
30
32
31
29 33 35
34 37
36 38
39
40 42
41
Mendatar
Menurun
1. salah satu UKM penerbitan di Unila 1. Mampet 4. hubungan, proses penyampaian pesan dari komunikator ke komu- 2. Hal yang tidak bisa dihindari nikan 3. Angkatan laut 8. ragam suara berirama 4. ruangan yang berbatasan dengan enam bidang segi empat 10. salah satu suku di Pulau Sumatra 5. sumber energi pembangkit listrik jepang yang pernah bocor aki11. kalah bat gempa dan tsunami. 12. terbebas dari bahaya 6. bahan wol halus yang terbuat dari bulu kambing 13. tumbuhan yang tumbuh di tempat lembab 7. lingkungan suatu usaha 14. rusak dan berbau tidak sedap 9. tiba di tempat yang di tuju 16. orang yang belajar di perguruan tinggi 14. antonim lama 17. republik indonesia 15. benda angkasa yang bagian tengahnya bercahaya terang dan 20. unit pewarisan sifat bagi organisme hidup mengelilingi matahari 22. perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas 18. salah satu jenis hukum di Indonesia 24. tenaga kerja indonesia 19. provinsi di ujung pulau sumatra 27. benua putih 21. bintang berekor 28. uang kuliah tunggal 23. putaran waktu yang di dalamnya terdapat kejadian-kejadian 30. pemimpin tertinggi universitas yang berlangsung secara tetap dan teratur 31. baru (inggris) 25. pahlawan perempuan indonesia 33. tamat sekolah 26. tetap berfikir.... (jargon UKPM teknokra) 34. kode-kode genetik dalam inti sel. Yang membedakan mahluk hidup 32. menang (inggris) 35. perhiasan kepala pakian adat khas wanita lampung 34. dewan pemimpin partai 37. masuknya bola ke gawang lawan 35. sekelompok organisme auotrof yang tidak memiliki organ den38. ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur gan perbedaan fungsi yang nyata. 41. sesuatu yang dilakukan / perbuatan 39. perserikatan bangsa-bangsa (inggris singkatan) 42. perlintasan benda langit 40. pergi
S T T
Kirimkan Jawaban Anda ke : UKPM Teknokra Unila Pojok Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Lantai 1Unila Sertakan Fotocopi Lembar Jawaban,Struk Pembayaran SPP, Identitas Diri ,dan Nomer Ponsel Kamu . Raih Bingkisan Menarik Untuk 3 Pemenang Khusus Mahasiswa Unila Angkatan 2012
34 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
ULAN P M U E PENG N I L D A 2014 R DE E B O T 10 OK
VISUALISASI MIMPI,
Resensi
Langkah Sukses Bahagiakan Diri Fitri Ardiani
Judul buku Penulis Penerbit Tebal buku
M
`: Diary Dikejar Sukses “30 Hari Menuju Kebahagiaan Sejati” : Hengki Yuliansyah : Indepth Publishing : XI- 212 halaman
encapai kesuksesan di segala bidang merupakan impian tiap manusia. Berbekal ilmu dan pengalamannya sebagai seorang motivator muda, Hengki Yuliansyah berhasil menyelesaikan buku berjudul Diary Dikejar Sukses “30 Hari Menuju Kebahagiaan Sejati”. Buku perdananya ini terilhami dari berbagai training, materi seminar, jasa konsultasi, dan workshop yang telah dilakoninya. Semua tertuang apik dalam catatan tiga puluh bab. Tiap bagian berisi tips yang diramu dengan beberapa pengalaman langsung saat memberi materi motivasi. Lewat bahasa yang lugas tetapi santai, Hengki menuliskan beberapa cara sederhana yang mampu membantu pembaca sukses mencapai impiannya. Dare to dream, menjadi judul pada bab pertama yang memberikan petuah pada pembaca untuk berani dalam merangkai impian. Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Unila ini, menuliskan bahwa seseorang yang tidak memiliki keberanian untuk bermimpi, merupakan orang yang tidak memiliki jiwa fighter dan tak pernah mengijinkan satu pun tantangan hinggapi hidupnya. Dengan cara memvisualisasikan impian, otak lantas menjadikan apa yang kita visualisasikan menjadi kenyataan dan akan melekat pada pikiran bawah sadar manusia. Hal tersebut dipercaya mampu mempengaruhi kehidupan kita sekitar sembilan kali lebih kuat dibanding pikiran sadar. Pesan Impossible is I’m Possible, pada bab tujuh turut menyadarkan pembaca untuk melihat kemungkinan. Sesuatu yang kerap di anggap tak mungkin, sulit terjadi, atau sulit dilakukan berkemungkinan menjadi pencapaian hebat yang mampu dibanggakan. Impian yang di ukir mungkin impossible, tetapi buku ini mengajarkan bahwa langkah menuju impian haruslah possible. Karena, sesuatu yang dianggap impossible saat ini, dipercaya akan menjadi possible suatu hari nanti. Seluruh analogi serta kisah nyata dalam buku mengajarkan pembaca untuk sadar bahwa setiap kesuksesan
memerlukan suatu proses panjang yang tak mudah. Hanya kesabaran yang mampu membalut kesukaran menjadi kemudahan, dan kesabaran dalam menghadapi ujian pula lah yang mampu membentuk seseorang menjadi pribadi yang mahal. Buku setebal 212 halaman ini memang sarat dengan analogi serta kisah nyata mengagumkan yang mampu membangun, memotivasi, dan merajut kehebatan diri. Petunjuk dan tips-tipsnya dapat dijadikan acuan bagi seluruh generasi muda terutama mahasiswa baru yang ingin masa depannya cemerlang dikejar kesuksesan. Dengan membaca buku ini, pembaca dapat langsung memulai langkah menuju kesuksesan dengan menulis 100 target lima tahun yang akan datang, 10 batasan hidup, 10 jenis kegiatan yang mendukung impian, 10 orang yang menjadi motivator hidup kita, dan lain sebagainya. Seluruh cara dan langkah mudah mencapai impian dikemas apik dalam bahasa santai yang kekinian. Di dalamnya tertuang petunjuk praktis yang mempermudah pembaca mengaplikasikan tiap tips-nya. Mata pembaca akan dimanjakan dengan banyak ilustrasi yang mewakili tiap Babnya. Selain itu, Judul Diary Dikejar Sukses “30 Hari Menuju Kebahagiaan Sejati” dirasa ampuh menarik perhatian pembaca hingga mampu menambah nilai plus buku ini. Munculnya kata motivasi yang sering kita jumpai di internet atau buku motivasi menjadi salah satu kelemahannya. Bagi pembaca yang amat berpedoman pada kata baku, buku ini belum dapat di kategorikan sempurna. Karena ditemukan beberapa penulisan kata yang salah, seperti kata “untuk” menjadi unruk, “tertentu” menjadi terntentu, “faktor” menjadi factor, dan masih banyak lagi lainnya.=
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 35
Buku Harian Ino Namaku Ino. Kata orang yang tinggal di daerah perkotaan, hidupku rumit. Aku tidak pernah menyalahkan semua orang atas perlakuan mereka padaku. Aku cukup tahu diri tentang siapa aku dan mereka yang disegani. Dari warna kulit yang terbakar matahari pun mereka sudahlah membenci. Wajar kalau mereka menyepelekan anak suku Bajo pinggiran Kabalutan. Walau posisiku rendah aku juga bersekolah. Sekolah umum yang sama dijalani orang normal seusiaku di perkotaan. Lulus SD melanjut ke SMP. Tak muluk cita-citaku. Menjadi seorang yang berguna buat keluargaku pun lebih dari cukup. Kental ingatanku saat bapak telah dijemput kereta Tuhan. Rintihanku dan Emak menusuk jantung. Air mataku menembus malam hingga kuning keemasan pukul 5 pagi menjemput, aku tetap meradang. Jutaan kenangan yang ku kecap selalu manis saat kami bertiga masih lengkap. Tidak perduli bisa tidur atau tidak karena seharian penuh perut keroncongan. Tidak perduli bisa berpakaian baru atau tidak karena air bersih untuk mandi dan berganti baju tidak ada. Memori indah dan bahagia memadati tiap sulur di kepalaku. Aku tak punya simpanan bayangan wajah bapak di tanganku karena desaku tak terjamah teknologi yang bisa memegang wajah yang dicintai dalam cetak foto. Terlalu mahal untukku mengupah seseorang
yang menyediakan selembar kertas agar tercipta lukisan tentang aku, bapak, dan emak yang sedang tersenyum bersama di sebuah kursi taman. Tiap sore di pinggir jembatan mengarah ke laut ini, tak pernah ku lewatkan kesempatan menunggui bapak pulang dengan atau tanpa hasil tangkapan. Jika tidak ada ikan yang suka rela menyerahkan diri untuk ditangkap kami pun berhenti makan. Padahal bapak tahu betul kemampuanku berkelana di dalam air laut. Meski keruh apapun yang aku temui akan menghasilkan uang. Pernah suatu saat, ketika Tuhan menurunkan rezeki-Nya padaku, bapak dan aku berhasil memunguti teripang hingga 61 kilogram. Kutunjukkan gigi putihku pada emak. Bangga akan kelihaianku menembak di dalam air keruh yang asin. 1 kg teripang dihargai Rp10.000. Keluargaku kaya seketika. Kini denyut hidupku seolah menjadi satu-satu. Terputus karena kehilangan tongkat. Terhenti karena tak punya sandaran. Emakku pun tak usah ditanya. Kemungkinan besar besok dia pun berpulang. Menjemput kekasihnya yang tercinta di ujung jembatan. Dalam hatiku terbersit perasaan cemburu. Apakah aku juga mesti menyusul? Tapi aku masih ada Luka. Kucing coklat bermata buta. Akhirnya, emak pergi menjemput bapak selang dua hari. Suaraku mengerang di tengah kegelapan. Berangkulan berdua
36 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Luka di dekat api kompor. Memasak batu yang tak kunjung melunak. Keesokkan paginya aku bersiap. Berkelana memeluk laut agar sedia memberi kami ikan atau racun hingga tenggelam. Ku seret serta Luka yang enggan beranjak dari pintu rumah saat kaki ku menjejak di atas perahu yang beratap ilalang. Aku simpan beberapa lembar baju dan kain besar-besar dan pancipanci memasak emakku dulu. Dengan dayung di tanganku, aku bergerak. Menyerobot angin membelah arus. Ku jatuhkan jangkar kecil yang sesuai dengan perahuku ke dasar laut. Menenggelamkan diri bersama tembakan tombak buatan bapakku. Luka melonggokkan kepalanya ke air seolah berkata hati-hati dan segera kembali. Satu, dua, puluhan kali tombakku meleset. Ikan-ikan itu masih tak rela menjadi pengganjal perutku. Aku berenang ke atas berusaha menghirup udara dalam-dalam. Lelah bertubi menyerang tapi saat aku melihat ke arah Luka, dia seperti menangis. Aku masih kuat berenang. Aku anak Bajo. Tepat satu harian aku berkelana dan memutuskan untuk pulang. Ku bereskan peralatan dan membuka pintu depan rumah. Tidak ada yang gelisah atau khawatir menyambut kepulanganku. Sudah hilang tangisan sedih emak ketika melihatku berdarah akibat terjatuh dari tangga. Sepi pula tak dengar teriakkan bapak yang melarangku bermain dekat dapur karena takut terkena
api.Yang ada hanya Luka yang memutari betisku meminta ikan satu untuknya makan karena hanya separuh genggam nasi putih saja yang kuberikan, sisanya untukku. Aku makan di depan Luka sambil bercerita betapa rindunya aku ketika menghadapi hari yang sunyi. Seolah mendengarkan Luka pun berhenti makan dan melihat lekat-lekat ke dalam mataku. “Selamat pagi, maaf mengganggu… kami izin untuk sensus penduduk.” “Maaf aku dan Luka tak perlu disensus.” Jawabku sekenaknya. Alis mereka menyatu saling berpandangan melihatku kalem. “Aku sebatang kara bersama seekor coklat yang manis bernama Luka.” “Maaf sebelumnya, kami khusus datang dari kota untuk menyalurkan sepikul beras dan sedus mie instan. Kami data dulu baru kami akan berikan.” Aku bersandar lelah di sandaran kursi renyotku. “Kau pilih aku atau tidak tak masalah dengan jatah yang aku dapatkan. Tapi berikan Luka segenggam nasi untuknya karena saat dia makan selalu merasa tak kenyang. Kalian tahu, dulu ikan di hulu laut sering merapat, tapi kini mereka sombong seolah pergi merantau. Aku pula yang merasakan akibatnya. Sudah sendirian perut pun kelaparan. Hiburanku hanya Luka yang sedang pulas di pangkuanku. Menikmati setiap helai bulunya yang lembut menyapu air mataku.” Racauku tak jelas. Mungkin aku menjadi gila karena keroncongan. Orang-orang yang akan mensensus penduduk Bajo itu pergi. Kocar-kacir yang sangat lucu. Tak ada separuh desa mereka kunjungi lalu mengangguk-angguk sebentar
dan pergi. Tidak paham betul aku maknanya namun mereka meninggalkan jejak roda di tanah yang dikunjungi. Malamnya bunyi kentongan dan gedoran di pintu rumahku bertalu-talu. Saling beradu siapa yang paling kedengaran olehku. Si empunya rumah selain rumahku terkejut dan bergegas keluar. Melongok akan kegiatan yang diadakan oleh orang bersetelan panjang hitam. Ada yang berkacamata ada yang tidak. Raut wajahnya dibuat semiris mungkin. Entah benar-benar terharu atau demi tersorot lampu besar yang terletak di sudutsudut itu. “Ada apa?” Kataku saat tiba di depan rumah kepala desa kepada salah satu warga Bajo lain yang ikut berombongan sambil menggendong Luka. “Tidak tahu, ada yang membagikan makanan katanya, kau ikut?” tanyanya padaku. “Ambil saja milikku kalau kau dapat! Sisakan saja cerita bagus untukku besok malam ketika aku kembali dari melaut,” sambungku. “Aku tahu.” Sambutnya lemah. Kalau orang-orang itu datang dan mengembalikan nyawa emak dan bapakku menjadi hidup seperti dulu, baru aku akan menjilati jempol kakinya satu per satu. “Namamu Ino, bukan?” Tanya pria berkulit putih di hadapanku ini. “Apa lagi mau kalian dariku?” “Mengapa kau tak ada di malam kemarin?” “Aku tak butuh makanan.” “Aku tahu, lalu apa yang…?” “Kau bisa mengabulkannya jika aku katakan?” potongku. “Mungkin jika kau membutuhkannya dan aku mampu mewujudkannya pula.” “Aku… aku sendirian saat ini…”
“Lalu apa hubungannya dengan…” Dia mengernyit. “Bisakah kau hidupkan emak dan bapakku?”. Dia diam, mungkin akan gila juga sepertiku yang aku jelas tak akan mendapatkannya. Dia itu bukan Tuhan kataku dalam-dalam akhirnya. “Sebegitu rindu dan inginnya kau bertemu mereka lagi?” helaannya terasa berat. “Aku tak mau bertemu tapi memiliki nyawanya, agar bersamaku, agar memelukku. Hangat walau perut kami keroncongan. Dekat walau kami sedang berseberangan tempat.” Pria berkulit putih itu beranjak dari duduknya. Melangkah keluar lalu menoleh melihat raut wajahku sekali lagi kemudian pergi menghilang. Ajaibnya aku jadi terkenal. Kepala desa jadi rutin memperhatikan tubuhku. Hari rabu pagi aku pulang melaut. Tubuh Luka mengigil terkena guyuran badai hujan di laut semalam. Ku selimuti dia dengan tumpukkan baju keringku sesampainya di rumah. Namun tubuhnya tetap bergetar hebat. Aku berlarian menuju rumah kepala desa. “Pak Jali… pak… pak Jali… bisakah kau menghubungi pria berkulit putih kemarin yang datang padaku? Aku ingin dia datang sekarang?”. Aku yang berpikiran sempit mengharap dia datang membawa seorang dukun penyembuh Luka. “Kucing ini sudah tua. Dia sakit karena tak cukup menerima asupan vitamin dan makanan dalam tubuhnya.” Kata pria berjas putih yang menyuntik tubuh Luka tadi, dia datang karena dibawa oleh pria berkulit putih di tengah pagi. “Aku berharap dengan begini aku bisa menghadang Tuhan.” Kataku di samping tempat tidurku berdua Luka kepada pria
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 37
berkulit putih. Pria itu bertanya, “Apa maksudmu dengan menghadang Tuhan?”. “Aku merasa Luka akan mati, aku meminta kepala desa menghubungimu agar kau tahu aku butuh kau kali ini. Untuk menghadang niat Tuhan mengambil Luka dari sisiku. Aku tidak mau betul-betul sendiri.” Akhirnya pria berkulit putih itu menginap di rumahku. “Apa pekerjaanmu di kota?” Tanyaku disuatu senja saat beranjak pergi sambil mengayuh pelan membelah riak air. Pria berkulit putih itu bersamaku dalam perahu ini. Katanya ingin mengikutiku saat mencari ikan. Sudah ku larang tapi dia merengek seperti pria kecil pada emaknya. Hatiku terenyuh makanya ku tarik dia bersamaku. “Aku yang sering muncul di televisi. Kata orang aku terkenal dan rupaku disukai gadis-gadis. Kau tak mengenali akukah?” “Aku tidak punya benda kotak itu. Kau lihatkan di rumahku cuma ada kain, panci, dan perahu ini, oh ya dan juga... tentu saja Luka itu milikku. Aku tidak mengenalmu. Kata tetanggaku, aku sangatlah beruntung.
Betulkah demikian, mengapa?” “Aku tidak tahu, hanya saja aku menyukaimu. Orang pertama dalam hidupku yang menolakku. Yang melarang aku masuk ke dalam rumahmu.Yang tidak tersenyum gembira menyambut kedatanganku di pintu depan.”. “Namaku Andra.” Sambungnya sambil tersenyum padaku. Nama yang sulit, pikirku. “Bisakah aku memberikan kalung ini padamu?” “Kalung tidak bisa buatku bahagia.” “Kenapa?” “Kau tahu yang membuat bahagia untuk kami yang Bajo, adalah beras dan sekolah. Ini menurutku. Bajo kurus karena kurang makan. Tidak berkulit putih karena harus melaut mencari ikan. Jika dapat teripang sekitar puluhan kilogram dalam seminggu kami tidak sekolah. Karena dari 1 kg yang dihargai Rp10.000 akan digunakan untuk kami melanjutkan nafas. Jika kau lihat helaanku berat berarti menumpuk di pundak. Kau bisa ukur kebahagian kami dengan hal kecil yang kau sepelekan seperti itu. Tangisan kami hanya itu”. Dari pagi hingga malam dan
bertemu ayam berkokok lagi seluruh lelaki baya berkumpul. Ada yang memukul dengan palu. Memotong dengan gergaji. Mengaduk dengan sendok besar sekali. Mereka yang banyak, membangun sebuah rumah besar dengan ruangan besar pula. Ruangannya ada banyak juga. Di tengahnya terpancang tiang berkibar merah putih di ujung paling atasnya. Ada bangunan mengepul lainnya di depan rumah besar oleh lelaki baya. Di sana berjubel wanita baya. Kesibukkannya lain lagi. Memotong dengan pisau kecil yang juga hasilnya kecil-kecil. Mengaduk dengan sendok kecil ke dalam panci. Ada yang memukul dengan palu untuk daging yang teriris kecil. Riuh dan kontras seru melihatnya. “Boleh aku minta senyummu sekarang? Karena lelaki baya dan wanita baya juga anak Bajo, saat ini semuanya sedang tertawa?” “Kau baik.” “Tentu saja, karena kau Inoku.” Hartaku kini bertambah satu. Selain Luka ada Andra. Selain kain, perahu, dan panci di dalam rumahku tentunya.=
Rahmad Apriawan, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung
38 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Layar-layar Putih di Ambang Senja Layar-layar putih kembang Perbatasan bukit dengan laut (sebuah tebing curam) Mengecil, mengecil, mengecil Menjadi setitik dari gumulan abu Burai dari genggaman tangan Menuju peraduan matahari Dekat sudah sandar di dipan Ambang senja jingga meleleh Anggap langit biru lumur Oleh tetesan aroma terbakar Tiba-tiba mulut dibekap gelap Rayap pengap dan senyap Biduk kematian Bernama selamat jalan Prima Helaubudi Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung
Sepucuk Bunga Tanpa Kelopak Sepucuk Bunga.... Hinggap dirawa-rawa Warna nya merah tanda merona Betapa indah dipandang mata Sepucuk Bunga... Kini tumbuh kian Pesat... Membawa kesenangan dari pantai hingga keselat Sepucuk Bunga... Bergoyang goyang terkena angin namun tak goyah sedikit pun tak ingin Desir angin kian melantak menghapus kenangan indah dari surga Kini Bunga kehilangan kelopak Kegembiraan yg terhapus oleh kekejaman Tak kan menggoyahkan pendirian Inilah Saya wahai Tuan Berdiri tegap Membela kebenaran demi mempertahankan Kemerdekaan Bagimu Gundah ku.... Bagiku Kemerdekaan ku Fatin Nabila Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 39
Lifestyle
Percaya diri dengan Ber-Selfie?
Oleh Fitria Wulandari
Kebiasaan berfoto Selfie menulari semua kalangan. Gemar dilakukan siapa pun tanpa mengenal usia dan jabatan.
S
iapa yang tak tahu ‘Selfie’? singkatan dari self potrait ini bermakna potret diri yang diambil sendiri dengan bantuan kamera digital atau kamera handphone. Ungkapan Selfie yang muncul pada tahun 2002 ini menjadi sangat fenomenal. Pria, wanita, tua dan muda, bahkan pelajar hingga petinggi negara pun tak mau ketinggalan memeriahkan dunia maya dengan ber-Selfie. Bahkan, baru-baru ini majalah Time menerbitkan laporan yang berjudul The Selfiest Cities in the World. Studi tersebut meranking 100 kota di dunia yang masyarakatnya paling banyak melakukan Selfie. Hasilnya, Kota Makati dan Pasig di
Filipina menempati peringkat satu dunia. Tak ketinggalan, Kota Denpasar, Bali yang menduduki urutan 18 kota ter-Selfie di dunia. Tak terelakkan lagi, sebagai bentuk narsisme fenomena Selfie ini sudah menjamur dan melekat pada keseharian masyarakat tanpa mengenal usia maupun jabatan. Salah satu penggemar Selfie adalah Kartini. Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Unila angkatan 2012 ini mengaku sangat suka ber-Selfie. Sudah tak terhitung lagi koleksi foto Selfienya baik di laptop maupun handphone miliknya. Saat mengambil satu gaya Selfie, Kartini akan melakukannya berulang-ulang. Tujuannya, tak lain agar hasilnya sempurna dan sesuai den-
40 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
gan keinginannya. Kartini berujar bahwa dengan berfoto Selfie, kapan, dimana dan sebanyak apapun ia memotret diri, ia tak perlu merepotkan orang lain di sekitarnya. Menurutnya, Selfie merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan diri sendiri. “Selfie ditujukan untuk mencari kepuasan diri, untuk senangsenang dan sebagai bentuk kesyukuran kita terhadap sang pencipta,� ujar Kartini. Lebih dari itu, Selfie diper-
Foto-Foto Oleh Lia Vivi Farida
Lifestyle
caya memiliki nilai positif untuk melatih rasa percaya diri seseorang. Namun demikian, dalam ber-Selfie seseorang harus tetap memperhatikan batasanbatasannya. Ia tak pernah memperlihatkan bagian tubuhnya yang tak patut untuk dipublikasikan. Erna Rochana yang juga dosen Jurusan Sosiologi Unila mengatakan kebiasaan memotret diri merupakan bentuk dari gejala post modern. Gejala tersebut terjadi karena tersedia teknologi canggih seperti gadget. Tak jarang, kebiasaan ini dilakukan untuk mencapai sebuah popularitas. “Masyarakat dimanjakan oleh fasilitasfasilitas yang semakin modern dan semakin canggih,” ujarnya. Menurutnya, kebiasaan ini dapat berbahaya bagi kalangan menengah kebawah. Selfie merupakan bentuk pelarian bagi seseorang yang merasa tak sanggup untuk berkompetisi secara nyata. Tanpa disadari, masyarakat menjadi mangsa bagi dunia industri untuk membeli produk
yang mereka jual. Namun demikian, Erna juga membenarkan bahwa Selfie dapat disebut sebagai bentuk dari aktualisasi diri guna mencapai kepuasan. Selfie bisa menimbulkan kesenangan karena puas dan terlihat tampil beda. “Contohnya seperti berpose berkali-kali,” terangnya. Kebiasaan ini dapat menjadi masalah saat seseorang hanya ingin mencapai kepuasan tanpa mempunyai kemandirian. Selfie bisa menjadi pelarian yang dapat menimbulkan keburukan tanpa disadari. Erna juga mengungkap bahwa islam tidak memperbolehkan umatnya memamerkan bentuk wajah atau bentuk tubuh yang dapat menarik perhatian orang lain. Ia mengharapkan agar mahasiswa menghindari diri dari kemiskinan moral. Selain itu, mahasiswa harus memahami bahwa hidup harus berdasarkan kebutuhan, bukan kepuasan semata. “Kampanyekan hidup yang efektif, efisien, dan berdaya guna,” ujarnya.=
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 41
Pojok PKM
Vina Oktavia Pemimpin Redaksi
MENYANDANG GELAR “MAHA”
P
enggunaan kata “maha” yang melekat pada kata “siswa” acap kali menggoda pikiran saya. Betapa tidak, istilah “maha” yang ada dibenak saya biasanya disandingkan dengan sesuatu yang tak dapat ditandingi. Tuhan yang kita sembah misalnya, sering kita sebut sebagai Maha Esa, Maha Agung, atau Maha Tinggi. Makna “Maha” tersebut jelas karena kita percaya tak ada “sesuatu” yang dapat mengalahkan “Kemahaan” Tuhan. Maka, ketika istilah mahasiswa lahir untuk memaknai seseorang yang baru melangkahkan kaki ke sebuah universitas atau perguruan tinggi, pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya adalah “maha” apa yang ingin dimunculkan agar dapat mewakili istilah tersebut? Entah sejak kapan, istilah mahasiswa mulai digunakan. Jika mengkajinya secara etimologi, kata “maha” dapat berarti sangat, paling, atau teramat. Sementara, kata “siswa” merujuk pada makna seseorang yang mendapat pengajaran. Istilah siswa mungkin saja muncul jauh sebelum Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa. Kata “maha” yang melengkapi istilah ini terlanjur memberikan kesan bahwa mahasiswa yang ingin diungkapkan melalui kata ini pastilah seseorang yang teramat mempunyai intelektual. Seseorang yang memakai gelar “maha” dari “kesiswaannya”. Sosok yang diharapkan muncul pastilah seseorang yang selalu mengasah otak untuk berpikir, belajar menjadi pribadi yang mandiri, dan dapat menyelesaikan masalah.
42 =Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014
Konsekuensi penggunaan gelar “maha” lainnya adalah bahwa mahasiswa haruslah memiliki standar berpikir yang tinggi. Kesadaran ini memunculkan makna bahwa mahasiswa kelak memegang tanggungjawab kepemimpinan. Di pundaknya akan dipertaruhkan kemajuan sebuah bangsa. Sadar atau tidak, mahasiswa bak memberikan semacam janji kehidupan yang lebih baik. Amat mengerikan jika kemudian, mahasiswa yang lahir dari perguruan tinggi tak ada bedanya dengan siswa lulusan sekolah dasar. Tak terlalu mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya. Bahkan, justru tak dapat bersaing di dunia luar. Alangkah kecewanya orang tua dan masyarakat kita pada status mahasiswa? Betapa kita seharusnya paham, bahwa menyandang gelar ini menuntut sebuah tanggungjawab yang besar. Kesadaran ini yang seharusnya dimunculkan di tengah banyaknya kabar miring tentang “mahasiswa” saat ini. Berbagai perilaku tindak kekerasan, asusila, dan perangai buruk lain yang menodai norma kerap dilakukan oleh oknum mahasiswa. Melangkahkan kaki ke sebuah perguruan tinggi mesti dibarengi dengan kesiapan menyandang gelar besar itu. Status mahasiswa bak nama baik yang seharusnya dijaga. Sebab, masyarakat terlanjur percaya bahwa kelak kita mampu melakukan banyak hal besar. Maka, hingga kini sesungguhnya saya amat takut menyandang gelar ini. Entah dengan anda.
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2014= 43