Halaman 4
Halaman 6
Halaman 10
Unila bisa mencapai titik 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia karena merancang proses riset dan inovasi agar berkembang semaksimal mungkin.
Nanang Trenggono mengatakan Unila telah menyiapkan dengan jelas untuk perkuliahan tatap muka. Namun, kemungkinan perkuliahan secara langsung ini tidak akan dilakukan di Semester Ganjil 2021/2022 ini.
Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) berhasil temukan inovasi baru kopi robusta dengan cita rasa wine.
2
KOMITMEN
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
Gagap Sigap Tatap Muka Sudah hampir empat semester Unila mengganti semua aktivitasnya secara dalam jaringan (daring). Mulai dari perkuliahan, hingga kegiatan organisasi pun dilakukan dari rumah. Hal ini menimbulkan kerinduan bagi para mahasiswa terhadap keadaan kampus. Terlebih sudah dua angkatan mahasiswa baru, belum sempat mencicipi rasanya bangku kuliah secara langsung. Rektor Unila, Prof. Karomani menegaskan perkuliahan tatap muka sedang dirancang dan disiapkan oleh Unila. Menurutnya, Unila jangan sampai lengah karena sudah lebih dari 20 civitas academica Unila yang meninggal karena Covid-19. Ia juga menyampaikan untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka, majelis rektor sudah sepakat untuk menyesuaikan situasi dan kondisi di kampus masing-masing.
Kurang dari 90 Hari Lagi Tinggal beberapa hari lagi peralihan tahun 2021 ke2022. Iya kalian tidak salah mendengar bahwa 2022 sudah semakin dekat. Mungkin banyak yang berpikir bahwa selama pagebluk Covid-19 membuat semuanya berubah. Interaksi terbatas, belajar atau bekerja dari rumah, dan pengurangan mobilitas. Pada akhirnya membuat sebagian orang sudah terbiasa dalam dua tahun terakhir ini terhitung sejak 2020. Vaksinasi memang sudah gencar dilakukan, kasus positif sudah semakin turun dari hari ke hari. Bahkan ini bisa dibilang kabar gembira untuk mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 rupanya berdasarkan keputusan tiga menteri tentang “Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”, yang mengatakan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi mulai semester gasal tahun akademik 2021/2022 diselenggarakan dengan pembelajaran tatap
muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dan pembelajaran daring. Sebagai pers kampus atau jurnalis mahasiswa, meski sudah hampir dua tahun pembelajaran daring, kami tetap persisten untuk tetap menyampaikan kabar yang faktual kepada para mahasiswa. Memberikan informasi dengan sebaik-baiknya dan menjaga nilai luhur independensi dari pendahulu kita. Daring atau pun luring tidak membedakan kami untuk tetap terus menulis. Mungkin 2022 nanti, akan menjadi awalan baru untuk hari-hari yang akan dinantikan banyak mahasiswa di seluruh perguruan tinggi, tidak terkecuali Unila. Dapat belajar secara langsung tanpa menatap layar setiap hari di kamarnya. Bertemu dengan teman-teman mereka baik yang satu provinsi maupun di luar provinsi. Tidak henti-hentinya dan sudah puluhan kali kami
menyapa kalian kembali dalam tabloid edisi 163 yang menyikapi bagaimana persiapan Unila untuk pembelajaran tatap muka, bagaimana persiapan Unila untuk menyambut hari-hari penuh rindu setelah tidak lama jumpa dan bagaimana reaksi mahasiswa baru yang akan beralih dari siswa menjadi agent of change (mahasiswa). Bersandar pada itu semua, kami mengajak kalian semua untuk selalu memantau setiap lini kehidupan kampus. Label pada agen perubahan mahasiswa harus tetap diluhurkan sampai kapanpun, tidak peduli seberapa lama pun itu. Dari pojok PKM kami selalu mengajak kalian untuk berpartisipasi dalam memantau, berdiskusi, dan bersuara demi Unila menuju Top Ten University. Jangan hanya tahun ke tahun saja yang berganti. tetapi Unila diharapkan dari tahun ke tahun selalu progresif dan akuntabel. Tetap berpikir merdeka =
“Saya sebagai rektor sangat hati-hati. Kalau sudah bagus kita jalankan, kalau masih rawan mungkin nanti kita tata sedemikian rupa, yakni beberapa persen yang kuliah tatap muka, dan beberapa persen yang tetap kuliah di rumah,” Rektor Unila, Prof. Karomani. Unila kini telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pembelajaran Daring Tatap Muka (Luring) Semester Ganjil 2021/2022 di Lingkungan Universitas Lampung. Berdasarkan surat tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran di Unila mulai semester ganjil tahun akademik 2021/2022 diselenggarakan dengan gabungan pembelajaran tatap muka terbatas dan daring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan =
Judul: Gagap Sigap Tatap Muka Ide & Desain : Ega Literian Lisba
PELINDUNG Prof. Dr. Karomani, M.Si. PENASEHAT Prof. Dr. Yulianto M.S, Hero Satrian Arif, S.E., M.H. DEWAN PEMBINA Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H. ANGGOTA DEWAN PEMBINA r. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S., ANGGOTA DEWAN PEMBINA Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S., Prof. Dr. Yuswanto, S.H.,M.Hum., Dr. Maulana Mukhlis, S.Sos., M.IP., Asrian Hendi Caya, SE.,ME, Dr. Yoke Moelgini, M. Si., Irsan Dalimurte, SE., M. Si., MA., Dr. Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si., Dr. H. Sulton Djasmi., M.Si., Tony Wijaya, S.Sos., MA. PEMIMPIN UMUM Andre Prasetyo Nugroho PEMIMPIN REDAKSI CETAK Sri Ayu Indah Mawarni REDAKTUR BERITA Ridho Dwi Saputra REPORTER CETAK Dwindy Monica, Putri Cantika , Buliano A’do B (Non-Aktif) PEMIMPIN REDAKSI DARING Annisa Diah Pertiwi REDAKTUR DALAM JARINGAN Sandra Puspita EDITOR Azhar Azkiya REDAKTUR ARTISTIK Ihwana Haulan STAF ARTISTIK Sunia Dzakiyyah, Qia Dinda Fadilla FOTOGRAFER Muhammad Rifqi Mundayin REPORTER DARING Widya Dara, Amalia Sabila M., Arif Sanjaya KAMERAWAN Diah Prastiwi, Syendi Arjuna PEMIMPIN USAHA Dhea Putri Utami MANAGER OPERASIONAL Rahel Azzahra STAF IKLAN DAN PEMASARAN Septa Yuvela Utami STAF KEUANGAN Silvia Agustina KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN M. Faizzi Ardhitara STAF PUSLITBANG Shofy Aulia Afifah(Non-Aktif), Fajar Hendra Jaya KEPALA KESEKRETARIATAN Yesi Sarika STAF KESEKRETARIATAN Pratiwi Dwi Lestari, Antuk Nugrahaning Pangeran MAGANG Mita Nurfadilah, Yunika Istiqomah, Suryaningsih, Rahmat Aryansyah, Davina Syafa Kamila, Abelia Rahma Dini, Tiya R., Shaffa R.J, Ega l.l, Dinny K., Elsyifa A., Rossya A., Afifah, Fauzan Al-Hazmi, Rio Sanjaya S., Ainun Z., Adhitya Putra P, Shobbah Mubarok Robbani, Pria Budi Tobing, Syafira Nurrahma, Risa Amelia, Nadila Wulandari, Sepbrina Larasati, Ruweisha, Farhan Al Hafaf.
Kyay Jamo Adien
Oleh: Sepbrina Larasati
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
KAMPUS IKAM
3
TPST Unila Hasilkan Pupuk Kompos Oleh: Pria Budi Tobing Unila-Tek: Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Universitas Lampung (Unila) hasilkan pupuk kompos dengan mengusung konsep zero waste. Konsep ini bertujuan untuk menghasilkan nol sampah dari sejumlah sampah yang dikirimkan ke TPST. Sampah yang telah dikumpulkan dan dibawa ke TPST Unila ini nantinya akan diolah menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual tinggi menggunakan tiga tahap pengolahan, yaitu pencacahan, fermentasi, dan pengayakan. Unila juga telah berkontirbusi dengan mengalokasikan dana sebesar Rp650 juta untuk pembangunan TPST dan kelengkapan beberapa alat. “Pengelolaan sampah ini masih hanya sampah organik seperti dedaunan kering yang ada di jalan dan sisa-sisa potongan kayu yang ada di halaman kampus Unila. Sampah anorganik belum bisa diolah Foto : Sepbrina Larasati
karena belum memiliki alat untuk mengelola jenis sampah tersebut,”
Para pekerja menggali tanah guna memasang pondasi cakar ayam. Hal ini merupakan proyek pembangunan baru Gedung Gerha Kemahasiswaan Universitas Lampung (Unila), Kamis (23/9).
Unila Bangun Gerha Kemahasiswaan Baru baru ini diperkirakan akan rampung pada tahun 2022. “Untuk ukuran lebar ruang sekretariat, tentu saja memiliki perbedaan dan akan lebih luas di gerha yang baru nantinya. Pembangunan student center, rencananya akan dibangun hingga tiga lantai. Namun, secara fungsional baru akan dirampungkan lantai satu dan lantai dua, lalu lantai tiga akan dilanjutkan pada tahun 2022,” ungkapnya. Satu anggota Koperasi Mahasiswa, Muhammad Iksal Saputra (Hubungan Internasional’19) berharap pembangunan ini berjalan dengan lancar dan nantinya fasilitas yang disediakan akan lebih memadai. “Saya setuju dengan adanya pembangunan gerha baru, karena gerha yang saat ini sudah berumur cukup tua dan kami membutuhkan ruang bagi mahasiswa untuk berkreativi-
tas memerlukan suatu tempat yang nyaman dan luas. Selain itu, Unila sudah seharusnya ada perubahan terkait dengan pemfasilitasan bagi mahasiswa salah satu contohnya adalah penyediaan sebuah gerha kemahasiswaan yang baru,” katanya. Ketua Umum Persatuan Setia Hati Terate (PSHT), Bayu Dion Susanto (Pend. Sejarah’18) mengaku UKM PSHT tidak memiliki ruang kesekretariatan di gerha kemahasiswaan yang lama. Ia berharap Unila dapat berlaku adil dalam pembagian kesekretariatan. “Jadikan semua UKM Universitas dalam satu rumah gerha kemahasiswaan, dan berharap re-organisasi kembali sistem kepengurusan gerha kemahasiswaan guna dapat menciptakan suasana yang bersih, nyaman, dan berwawasan intelektual,” ujarnya=
NGEKHIBAS =
=
=
Gerha kemahasiswaan mau dipindah? Semoga bentuknya sama kayak yang lama ya pak Unila dapat dua peringkat dunia? Kredibel gak tuh? UPT Perpustakaan buka pelayanan digital? Mau akses Digilib aja error terus
hadap lingkungan,”ucapnya. Senada dengan Amanda, Firstti Jasminum Sambac Sumarsono juga beranggapan bahwa kegiatan pada TPST ini merupakan salah
Oleh : Risa Amelia Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) bangun gerha kemahasiswaan baru di belakang halte bus Unila. Pembangunan gedung ini bertujuan untuk membuat semua kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berada pada satu tempat yang sama. “Dengan di bangun student center ini maka akan terfokus, semua UKM ditampung di sana, dan juga dengan fasilitas yang lebih memadai serta nyaman, seperti tempat parkir yang lebih luas, ruangan aula, ruangan seminar, dan Insyaallah masih ada lagi,” jelas Kepala Bagian Hukum Tata Laksana Barang Milik Negara dan Umum (HTLBMNU) Rumah Tangga Biro Umum dan Keuangan, Sulaemi, pada Senin (20/9). Ia menjelaskan pembangunan ini untuk melanjutkan tahap pertama pada tahun 2018. Gerha kemahasiswaan
jelas Ketua TPST Unila, Opik Taufik Purwadi, pada Senin (13/9). Salah satu mahasiswa, Amanda Febby Febrina (Teknik Geofisika’21) mengaku merasa bangga dan ingin terlibat langsung dalam kegiatan bermanfaat ini. “Selain dapat mengurangi beban sampah, memanfaatkannya menjadi pupuk kompos adalah suatu kegiatan yang baik. Saya bangga menjadi bagian dari kampus yang peduli ter-
satu gerakan awal yang baik dan termasuk prestasi yang patut diapresiasikan. “Semoga dengan TPST ini, kita bisa mengurangi limbah plastik yang benar-benar mengganggu dan menjadikan lingkungan lebih baik lagi,” pungkasnya=
Peduli Isu Mental, Prodi BK Bentuk Komunitas Sehat Mental Oleh : Elsyifa Azzahra Unila-Tek: Kesehatan mental sering dianggap kurang penting, tabu atau bahkan aib. Hal ini yang melatarbelakangi Program Studi (Prodi) Pendidikan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Lampung (Unila) membentuk komunitas Sehat Mental Unila (Sthala) pada 12/9/21 lalu. Ketua Sthala, Afrita Sutrisni (Pend. BK’18) menjelaskan Sthala melakukan konseling bagi mahasiswa Unila dengan program peer counseling atau konseling sebaya yang akan segera di launching di media sosial Sthala. “Jadi apabila ada mahasiswa yang ingin melakukan konseling di Sthala, dapat langsung menghubungi contact person yang tertera pada bio Instagram Sthala @Sthala.talk,” jelasnya. Ia juga menjelaskan Sthala bertujuan untuk meningkatkan mental awareness mahasiswa Unila, menjadi wadah bagi mahasiswa Unila untuk dapat bercerita dan dapat mencurahkan apa yang dirasakannya. Sthala juga akan menjadi pusat informasi untuk menjawab segala keresahan mengenai kesehatan mental bagi mahasiswa Unila. Salah satu anggota, Tsabitha Putri (Pend. BK ’20) berharap tujuan yang telah ditentukan oleh Sthala dapat tercapai. “Semoga Sthala bisa menambah awareness kesehatan mental bagi anak Unila dan dapat terus berkembang bahkan bisa dikenal sampai seluruh Indonesia,” pungkasnya. Mahasiswa lain, Ely Indriya Ningsih (D3 Akuntansi ’19) mengatakan pembentukan Sthala merupakan hal uang positif dan perlu dikembangkan dengan baik. Menurutnya, Sthala adalah suatu layanan uang dibutuhkan oleh mahasiswa. “Aku pribadi berharap Sthala dapat segera direalisasikan seoptimal mungkin agar dapat segera dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa yang membutuhkan,” ucapnya =
4
KAMPUS IKAM
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
Ikom Bangun Laboratorium Oleh : Fauzan Muhammad Al Hazmi dan Sepbrina Larasati
Unila-Tek: Program Studi Ilmu Komunikasi (lkom) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) rencanakan pembangunan laboratorium pembelajaran mahasiswa. Pembangunan laboratorium pembelajaran ini rencananya akan dimulai pada tahun 2022. “Jadi sebenarnya perencanaan ini sudah dimulai sejak tahun 2020, namun karena kondisi pandemi yang sangat tinggi pada saat itu perencanaan diberhentikan dan dilanjutkan kembali pada tahun ini. Jadi kegiatan pembangunan laboratoirum tersebut baru akan dimulai pada tahun 2022 dan insyaallah akan selesai pada tahun 2023,” jelas Dekan FISIP Unila, Ida Nurhaida, pada Senin (27/9). Menurutnya, pembangunan laboratorium pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi bagi mahasiswa ilmu komunikasi di tengah perkembangan teknologi digital yang semakin pesat. Salah satu mahasiswa, Tiara Reza Rahmawati (Ilmu Komunikasi’20) mengatakan pembangunan laboratorium tersebut dapat membuat mahasiswa semakin semangat dalam belajar dan mengembangkan bakatnya=
RSPTN Unila akan Mengusung Konsep Green and Smart Building
Oleh: Syafira Nurrahma Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) akan menandatangi kontrak dari Asian Development pada Oktober mendatang. Hal ini bertujuan untuk pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) dengan tema “Smart and Green Building”. RSPTN Unila ini akan mengembangkan kemajuan teknologi informasi yang ada dan akan menerapkan sistem sirkulasi udara yang hemat listrik. Oleh karena itulah konsep smart and green building dijadikan acuan dalam pembangunan RSPTN Unila ini. Proyek besar yang sempat tertunda ini, rencananya akan dirampungkan pada tahun 2023. “Oktober nanti baru tanda tangan kontrak, mungkin 2022 baru mulai pembangunan. Supaya 2023 udah bisa selesai. Tapi bangun rumah sakit kan perlu fasilitas juga, jadi pasti akan diusahakan secepatnya,” ujar Prof. Suharso, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan TIK. Ia berharap penandatanganan kontrak pembangunan RSPTN Unila ini sesuai dengan rencana pada Oktober mendatang. Sehingga, Unila bisa memulai proses pembangunan. Salah satu mahasiswa, Farhan Kamali (Pendidikan Dokter’18) mengatakan bahwa ia menaruh harapan yang besar sejak mendaftar di Fakultas Kedokteran Unila. “Semoga bisa segera digunakan gedung RSPTN Unila ini, supaya nanti co-ass nya bisa lebih terpusat di RSPTN Unila ini. Minimal bisa disampaikan kapan secara resmi bisa digunakan gitu untuk pembelajaran,” harapnya=
Persiapkan Kuliah Tatap Muka, FISIP Lakukan Perubahan Infrastruktur Oleh : Dinny Khairunnisa Unila-Tek: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) sedang melakukan pembangunan beberapa infrastruktur. Hal ini bertujuan untuk persiapan pembelajaran tatap muka. Pembangunan beberapa infrastruktur ini antara lain pembangunan taman indah di depan semua gedung FISIP, penanaman pohon, pembangunan smoking area, dan kolam ikan di sisi gedung C. “Mahasiswa diprediksi akan melakukan pembelajaran tatap muka pada Semester Genap 2021/2022 mendatang. Sehingga pada saat itu fasilitas sudah tersedia, namun tetap akan terus diperbaiki hingga waktu yang diperkirakan yaitu pertengahan 2022-2023,” jelas Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP, Arif Sugiono, pada Senin (14/9). Ia mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur yang menargetkan mahasiswa dan masyarakat FISIP ini juga menawarkan fasilitas baru diantaranya food court, serta mendesain lembaga kemahasiswaan seperti working place. Salah satu mahasiswa, Lc Hsia Asri Lam’a Bourlyn (Administrasi Bisnis’19) berpendapat bahwa pembangunan tersebut dapat menjawab kebutuhan masyarakat FISIP Unila. “Saya harap tersedia juga jasa fotokopi dalam jarak dekat yang sangat dibutuhkan masyarakat FISIP,” ucapnya. Ersa Adilia Putri (Ilmu Komunikasi’21) juga berharap semua masyarakat FISIP dapat menaati peraturan yang ada. “Semoga perbaikan fasilitas berjalan lancar dan semua bisa menaati peraturan yang ada, sehingga suasana lebih nyaman, aman, dan asri,” pungkasnya=
Foto : Sepbrina Larasati Seorang perenang lompat ke dalam kolam, Kamis (23/9). Kolam Renang Unila sudah mulai dibuka kembali sejak 16/9 dengan membatasi pengunjung sejumlah 25 persen dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Unila Raih Dua Peringkat Dunia Oleh : Ainun Zanariah Unil a -Tek: U niver sit as lampu ng ( U nila) saat ini t elah mer aih pengak u an dar i lembaga pe mer ingk at an int er nasional. Se be lu mny a U nila be r hasil masu k per ingk at 1 4 besar per gu r u an t inggi t er baik dan masu k t ingk at du nia ver si Ti me Hi g h e r Edu ca ti o n ( TH E) Impa ct R a nki n g ke 60 1 -8 0 0 . U nila j uga ber ada di posisi 1 0 per gu r u an t inggi t er at as nasional dan 7 1 5 t ingk at du nia ve r si Sci mago In s ti tuti o n R a n ki n g . W ak il Re k t or B idang Per encangan, Ke r j a Sama, dan TIK U nila, Pr of. Suhar so mengat ak an Scimago Inst it ut ion R ank ing mer upak an le mbaga peme r ingk at an y ang dibu at oleh Spany ol. Penilaian Sci ma g o In s ti tu ti o n R a nki n g dilihat dar i t iga indik at or y ait u penelit ian, inovasi, dan dampak sosial. Menur u t ny a, U nila bisa
me ncapai t it ik 10 perguruan t inggi t er bai k d i Ind onesia k ar ena mer ancang proses r iset dan i novasi agar ber ke mbang semaksi mal mu ngk in. H al i ni d i l akuk an agar menjad i kan l ul usan U nila y ang b erkual i tas. “Jadi y ang ki ta l akuk an pr oses u ntuk meri set dipe r k u at , dorongan publik asi diper k u at, ri set-ri set ak an dit ambah. Mahasi swa j u ga har us dili b atkan d alam r iset , inov asi nya juga k it a r ancang sed emi ki an r upa dan dampak sosi al nya k it a lak u k an untuk semaksimal mungk in,” ujar S uhar so, pada Sel asa (14/9). A lek Indr awan (Il mu Peme r int ahan ’17) mengat ak an posisi Uni l a saat ini pat u t disy ukuri . Ia b erhar ap U nila juga d apat me mbe r ik an kesempat an be r or gani sasi yang baik u nt uk mahasi swa.
“ S el ai n masuk 10 b esar perguruan ti nggi d i Ind onesi a, harapannya Uni l a juga d apat menci ptakan i kl i m organi sasi mahasi swa d an memb eri kan kesempatan untuk b erorgani sasi d engan semaksi mal mungki n,” ujarnya. Dewi Novi yanti (Hu kum’18) menjel askan b ahwa Uni l a harus mampu mewujud kan kual i tas Perguruan Ti nggi Negeri (PTN) yang l eb i h b ai k mel al ui b erub ahnya sta tus Perguruan Ti nggi Negeri Bad an Layanan Umum (PTN-BLU) menjad i Perguruan Ti nggi Negeri Berb ad an Hukum (PTNBH. “ S emoga Uni l a b i sa mend ud uki peri ngkat 5 b esar agar mampu b ersai ng l eb i h b ai k l agi d engan kampus-kampus yang l uar b i asa d i sana,” pungkasnya =
Foto : Sepbrina Larasati Pemasangan pagar pohon di kawasan Kandang Rusa Universitas Lampung (Unila) Jum’at (24/9). Pemasangan pagar pohon bertujuan untuk menghindari kerusakan kulit pohon yang sering dimakan Rusa.
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
KAMPUS IKAM
UPT Perpustakaan Beri Pelayanan Digital
5
Oleh : Sepbrina Larasati Unila-Tek: Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) sediakan pelayanan digital bagi mahasiswa yang ingin menggunakan fasilitas buku secara digital. Pelayanan yang dibentuk sejak 2019 lalu ini dilatarbelakangi oleh hambatan yang dialami mahasiswa ketika tidak dapat berkunjung ke perpustakaan untuk mendapatkan fasilitas perpustakaan selama pandemi. Tiryono, Kepala UPT Perpustakaan Unila menjelaskan bahwa terjadi peningkatan pelayanan digital semenjak pandemi. Pelayanan digital yang disediakan yaitu akses website e-book menggunakan email yang akan diaktivasi oleh operator UPT Perpustakaan. Selain itu, difasilitasi juga untuk peminjaman buku secara langsung melalui staf terkait dengan persyaratan dan jadwal yang ditentukan. “Sekarang tergantung dari mahasiswanya saja yang mencari buku sesuai dengan kebutuhannya. Kami hanya menyediakan sebisa mungkin bahan pustaka, tetap
memberikan pelayanan, melayani secara umum dan tidak hanya terbatas pada masyarakat unila saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan,” tuturnya, pada Rabu (15/9). Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk tetap mencari referensi jika buku yang dicari tidak tersedia. “Buku itu kan berkembang terus, kalau mahasiswa ingin buku yang terbaru ya kita belum tersedia, untuk itu kearifan lokal mahasiswa harus jalan,” tambahnya. Salah satu mahasiswa, Ken Ayu Windy Wahyuningsih (Pendidikan Kimia ’17) mengatakan pelayanan digital ini memudahkan mahasiswa, walaupun tidak semudah saat pelayanan normal sebelum kondisi pandemi. “Karena pelayanan digital ini belum diketahui semua mahasiswa, belum tersebar luas secara menyeluruh, hanya mungkin beberapa yang memang mempunyai kepentingan,” jelasnya. Senada dengan hal tersebut, Ovia Mutiara (PGSD ’17) juga mengatakan bahwa pelayanan digital su-
dah cukup baik dan lengkap. Ia juga mengaku lebih senang jika tercipta taman baca dan berharap agar informasi pelayanan perpustakaan ini bisa tersebar luas.
“Saya akan lebih senang jika tercipta taman baca juga agar bisa berdiskusi dengan orang-orang yang punya minat demi meningkatkan literasi. Dan semo-
ga pelayanan perpustakaan dapat lebih tersebar luas hingga luar Unila dan universitas lainnya untuk memberikan manfaat yang membutuhkan,” pungkasnya =
Foto : Sepbrina Larasati Salah satu anggota UKM Taekwondo melakukan teknik tendangan Up Chagi ke arah target, Universitas Lampung, Jum’at (24/9). Latihan ini rutin dilakukan guna mempersiapkan kenaikan sabuk bagi para anggota.
LAPORAN KEUANGAN PENERBITAN UKPM TEKNOKRA UNIVERSITAS LAMPUNG PERIODE 18 AGUSTUS - 30 NOVEMBER 2021
*Dana penerbitan tidak terserap seluruhnya karena dialihkan untuk insentif
6
REPORTASE KHUSUS
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
GAGAP SIGAP TATAP MUKA Oleh: Ega Literian Lisba, Farhan Al-Hafaf, dan Shaffa Riyadhul Jannah
“Tidak ada syarat lain untuk mahasiswa bisa perkuliahan tatap muka. Yang penting vaksin, tidak ada antigen, swab test, dan segalam macam!” ujar Juru bicara (Jubir) Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Unila, Nanang Trenggono.
K
e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n , Kebudayaan, Riset, dan, Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan kebijakan tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2022. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 yang dikeluarkan pada 13 September 2021 oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal dijelaskan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi mulai semester gasal tahun akademik 2021/2022 diselenggarakan dengan pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dan/atau pembelajaran daring. Menindaklanjuti surat edaran tersebut, Universitas Lampung (Unila) juga mengeluarkan surat edaran Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pembelajaran Daring dan Tatap Muka (Luring) Semester Ganjil 2021/2022 di Lingkungan Universitas Lampung pada Selasa (28/9). Berdasarkan surat tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran di Unila mulai semester ganjil Tahun Akademik 2021/2022 diselenggarakan dengan gabungan pembelajaran tatap muka terbatas dan daring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Saat ini, FKIP sedang proses penambahan smart classroom untuk mempersiapan pembelajaran tatap muka nanti. Ia berharap perkuliahan bisa segera dilaksanakan secara tatap muka. Menurutnya, pembelajaran daring kurang efektif bagi mahasiswa sehingga menyebabkan kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning lost).
Beda Pendapat Dekan Soal Kuliah Luring Dekan Fakultas Pertanian (FP), Prof. Irwan Sukri Banuwa menuturkan perkuliahan daring selama ini berjalan optimal di FP. Menurutnya, FP telah menyediakan sarana perkuliahan berupa Zoom Meeting dan telah didistribusikan ke masingmasing jurusan. Menanggapi rencana perkuliahan tatap muka, ia mengatakan jika diizinkan secara kombinasi antara daring dan luring, perkuliahan akan menjadi lebih optimal. Khususnya untuk praktikum dan penelitian yang tidak mungkin dilakukan secara daring.
Sejak Marret 2020, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sudah tidak pernah lagi melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dekan FKIP, Prof. Patuan Raja mengatakan hanya beberapa ujian saja yang dilakukan secara luar jaringan (luring).
“Kita tentu akan segera melaksanakan (kuliah tatap muka). Jikalau kasus Covid-19 ini benar-benar melandai sehingga memungkinkan perkuliahan secara offline. Jangan lupa pula aturan ketat terkait protokol kesehatan, dan kebijakan kombinasi perkuliahan, yaitu hybrid perkuliahan offline dan online. Mudah-mudahan. Kebijakan yg diambil dari pimpinan itu bisa diambil dan terlaksanakan,” katanya.
“Prokes (Protokol Kesehatan) harus sangat diterapkan, itu pun tidak semua dosen hadir, dan sudah ada panduannya,” tuturnya.
Dekan Fakultas Teknik (FT), Prof. Suharno mengatakan perkuliahan tatap muka sangat penting. Hal imi dikarenakan mahasiswa harus datang
Tambah Smart Classroom untuk PTM
langsung untuk praktikum. “Dalam praktikum itu kan ada pengambilan data, ada pengolahan data, dan juga ada analisis. Jaman daring ini, misalkan satu grup tiga mahasiswa, maka praktikum pertama yang mengambil data, nanti selanjutnya yang mengolah data, hingga yang ketiga menganalisis data. Sistemnya bergiliran. Sebenarnya kalau anaknya bertanggung jawab dan mandiri, tidak masalah,” tuturnya. Namun, ia juga mengatakan FT mengalami peningkatan selama masa pandemi ini. Menurutnya, sebelum pandemi di FT sering terjadi perkelahian dan kerap membuat keributan. Namun, sejak dua tahun terakhir FT menjadi lebih tentram. “Selama ini saya lihat dampak dari perkuliahan daring bagus kok, untuk akademik jauh lebih baik, dan saya lihat juga kemarin yang lulus tepat waktu itu lebih banyak, saya merasakan 2 tahun terakhir ini mahasiswa di trek lebih benar,” tuturnya. Mahasiswa Baru Boleh Tatap Muka Meski pun dalam Surat Edaran No. 15 Tahun 2021 tentang Pembelajaran Daring dan Tatap Muka (Luring) Semester Ganjil di Lingkungan Universitas Lampung menuliskan pembelajaran tatap muka terbatas hanya diberlakukan untuk mahasiswa tingkat akhir saja, dikutip dari teknokra.com Wakil Rektor Bidang Akademi, Prof. Heryadi juga tak melarang jika ada mahasiswa semester awal yang hendak melakukan perkuliahan tatap muka. “Semester 1 mau tatap muka monggo, tapi kapasitasnya diperhatiin,” ujar Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Heryandi
saat dijumpai di ruangannya Selasa (5/10) lalu. Ia mengatakan bahwa pihak rektorat memberikan keleluasaan kepada setiap fakultas untuk menentukan mahasiswa semester berapa saja yang bisa mengikuti perkuliahan tatap muka secara terbatas. Haruskan Vaksinasi Pembelajaran Luring
untuk
Menurut, Prof. Heryandi menjelaskan kebijakankebijakan yang akan dilakukan mengacu pada ketetapan yang dikeluarkan Kemendikbudristek. ”Sampai saat ini kementrian memberikan rambu-rambu kurang lebih kepada perguruan tinggi untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu dalam melaksanakan perkuliahan termasuk perkuliahan tatap muka,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa tidak mungkin seluruh mahasiswa bisa secara bersamaan datang ke ke kampus. Menurutnya, Unila perlu membuat persiapan terlebih dahulu untuk kuliah tatap muka. “Yang perlu disiapkan ya ruang kelas dimana harus ditata sedemikian rupa, kita mempersiapkan 10 sampai 20 kelas bagi mahasiswa angkatan 21 ini. Kemudian kita juga memperluas jaringan wifi kampus dan akses point, juga dosen pengajar yang akan ditambah, menyiapkan prokes, dan lingkungan belajar yang nyaman,”tuturnya. Ia juga mengharuskan vaksinasi kepada mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Ia berharap sebelum dimulainya perkuliahan tatap muka, semua mahasiswa harus divaksinasi agar aman. Wakil Rektor Kemahasiswaan dan
Bidang Alumni,
Prof. Yulianto mengatakan perkulihan tatap muka perlu dilakukan asal tetap mematuhi protokol kesehatan. Banyaknya civitas academica yang meninggal akibat pandemi membuat Unila harus hati-hati untuk memulai perkuliahan tatap muka. “Sebab begini, waktu pembelajaran mungkin protokol kesehatan di patuhi, tapi kalau sudah keluar kumpul sana-sini, jadi harus hati-hati. Nanti tinggi lagi kasusnya, repot lagi. Kalau nanti ada kejadian seperti itu tutup lagi aja,” ujarnya. Menurutnya, perkuliahan kedepannya dilakukan dengan pembelajaran hybrid karena tidak bisa kembali normal seperti semula. Terkait banyaknya mahasiswa yang ingin kuliah secara luring, ia mengatakan mahasiswa harus paham dengan kondisi saat ini. Ia berharap, jika nantinya perkuliahan dilakukan secara luring mahasiswa harus vaksin dan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Mahasiswa itu harus tetap jaga prokes, walaupun kita sudah aman tetap prokes itu, karena ini belum jadi endemik, belum berdampingan dengan Covid-19. Dan syaratnya mahasiswa harus vaksin juga, minimal untuk pertahanan diri,” katanya. Rektor Unila, Prof. Karomani menegaskan perkuliahan tatap muka sedang dirancang dan disiapkan oleh Unila. Menurutnya, Unila jangan sampai lengah karena sudah lebih dari 20 civitas academica Unila yang meninggal karena Covid-19. Ia juga menyampaikan untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka, majelis rektor sudah sepakat untuk menyesuaikan
REPORTASE KHUSUS
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021 situasi dan kondisi di universitas masing-masing. “Saya sebagai rektor sangat berhati-hati. Kalau sudah bagus kita jalankan (perkuliahan tatap muka), kalau masih rawan mungkin nanti kita tata sedemikian rupa, yakni beberapa persen yang kuliah tatap muka, dan beberapa persen yang tetap kuliah di rumah (daring),” ucapnya saat ditemui usai mengikuti acara Penghijauan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di area Embung B Rusunawa, Senin (27/9). Juru bicara (Jubir) Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Unila, Nanang Trenggono mengatakan Unila telah menyiapkan dengan jelas untuk perkuliahan tatap muka. Namun, kemungkinan perkuliahan secara langsung ini tidak akan dilakukan di semester ganjil 2021/2022 ini. “Memang benar ada edaran perkuliahan tatap muka dari kementerian, tetapi kebijakan itu diserahkan pada universitas masing-masing. Nah, Unila sendiri, dari Pak Rektor, kita memegang prinsip prudential, yaitu kehati-hatian, cermat, dan tidak buru-buru. Jadi kemungkinan tidak dilaksanakan semester ini,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa menurut S a t g a s Covid-19 Nasional a k a n
ada kemungkinan serangan Covid-19 ketiga pada bulan November-Desember mendatang. Berangkat dari hal itu, Unila lebih waspada dalam perencanaan perkuliahan tatap muka. Menurutnya, kini Satgas Covid-19 Unila berfokus pada vaksinasi kepada rektor, dekan, dosen dan keluarganya, serta seluruh mahasiswa.
membuat Bandarlampung mulai mengadakan sekolah secara tatap muka. Namun, untuk tingkat universitas mengikuti standar operasional prosedur sesuai dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) dan perguruan tinggi masingmasing.
“Tidak ada syarat lain untuk mahasiswa bisa perkuliahan tatap muka. Yang penting vaksin, tidak ada antigen, swab test, dan segalam macam!” tegasnya. PTM dengan Prokes Ketat
”Pembelajaran tatap muka tentunya dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat, tiap-tiap perguruan tinggi harus juga melakukan standar oprasional prosedur yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
Ketua Satgas Covid-19 Unila, Prof. dr. Asep Sukohar juga menimpali bahwa syarat penting perkuliahan tatap muka harus vaksinasi kepada seluruh warga Unila hingga 75%. Namun, walau pun sudah tujuh kali diselenggarakan vaksin di Unila, masih ada saja mahasiswa yang tidak antusias akan hal itu.
Ia juga menyampaikan kegiatan perkuliahan dapat dilaksanakan asalkan mahasiswa civitas academica sudah mendapatkan vaksinasi. Ia berharap kegiatan membelajaran tatap muka nantinya harus tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat agar tidak memunculkan cluster baru.
“Sangat prihatin, mahasiswa sudah disediakan vaksin lebih dari 2000, yang daftar 600, lalu yang datang hanya sekitar 200 mahasiswa saja,” ujarnya.
“Atas perintah dari bunda Eva kepada dinas pendidikan kota Bandar Lampung melakukan sampling atau uji coba terhadap 52 sekolah,” jelasnya.
Jubir Satgas Covid-19 Kota Bandarlampung, Ahmad Nurizki menyampaikan Bandarlampung telah mengalami penurunan tingkat kasus Covid-19. Hal ini
Berdasarkan situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Vaksinasi Covid-19 Provinsi Lampung per 15 November 2021 Pukul 12.00 WIB dari sasaran vaksinasi 6.645.226 orang, total vaksinasi dosis 1 adalah 58,49% dengan jumlah perserta 3.886.527 orang. Sedangkan total vaksinasi dosis 2 adalah 27,42% dengan jumlah peserta 1.822.145 orang. Satgas Covid-19 Unila Harus Tracing dan Tracking Koordinator Relawan Pantau Covid Lampung, Febrilia Ekawati mengatakan selain mematuhi protokol kesehatan dan vaksinasi, Unila juga perlu untuk m e m b e n a h i infrastruktur seperti sarana sanitasi. Selain itu, Satgas Covid-19 Unila harus menjadwalkan tracing dan tracking. Hal ini bermaksud agar seluruh civitas academica tidak terpapar virus dan dapat menangani kasus lebih awal.
Illustrasi : Ihwana Haulan
yang
“Satgas Covid-19 yang ada di kampus harus memastikan bahwa mahasiswa akan mengikuti
perkuliahan tatap muka ini diidentifikasi asalnya, sudah melakukan karantina apa belum, harus ada aturan tertulis yang dibuat oleh pihak kampus dan harus disosialisasikan kepada mahasiswa, juga menyiapkan segala kebutuhan infrastruktur,” ujarnya. Menurutnya, apabila ada yang positif Satgas Covid-19 Unila harus bertindak menangani secara medis apabila pasien dalam kondisi yang buruk. “Satgas harus tracing dan tracking, kalau tidak itu akan berdampak makin buruk lagi kasusnya,” katanya. Menunggu Untuk Kuliah Luring Salah satu mahasiswa asal Afganistan, Muzamil Kakar (Hubungan Internasional ’21) menilai Unila sudah siap untuk melaksanakan kuliah secara luar jaringan (luring). Walaupun, dampak negatif akibat Covid-19 yang dirasakan di Indonesia turut ia rasakan di negara asalnya, ia sangat menantikan keputusan Unila untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka. “Kalau kesiapan, saya sudah siap. Mendapatkan pendidikan lebih lanjut yang baik merupakan impian saya, jadi mendapatkan pendidikan di universitas seperti Unila merupakan hal yang sudah saya tunggu-tunggu,” harapnya. Senada dengan Kakar, Esha Butika Antia K.I (Teknik Kimia’17) juga mengatakan Unila sudah cukup baik untuk menyiapkan perkuliahan secara luring. Menurutnya, Unila sudah memasuki langkah baru untuk memulai perkuliahan dengan sistem Blended Learning. “Perkuliahan secara luring jelas terasa lebih serius jika dibandingkan dengan daring karena kita bisa berinteraksi secara langsung dengan para dosen dan teman-teman. Sehingga sangat mempermudah dalam melakukan diskusi dan proses belajar lainnya di kelas,” katanya. Jilan Izdihar (Teknik Pertanian ’17) mengaku belum pernah lagi memiliki aktivitas pembelajaran secara langsung di Unila semenjak awal mulanya ditetapkan pembelajaran daring karena pandemi covid-19. “Terakhir kuliah tahun lalu secara daring. Setelah itu penelitian. Untuk yang penelitian rata-rata dilakukan langsung di kampus. Tapi, untuk bimbingan sebagian tetap secara daring,” ujarnya. Ahmad Muzahidin (Agribisnis’18) mengatakan mahsiswa dengan pembelajaran secara daring sering kali terpecah konsentrasinya. Sedangkan
7
perkuliahan luring yang dinilai memiliki suasana lebih serius dan mempermudah para mahasiswa untuk lebih fokus. Namun ia juga menyampaikan bahwa sistem pembelajaran tatap muka tidak begitu berpengaruh untuk dirinya. Hal ini disebabkan ia yang sudah tidak banyak lagi mata kuliah karena dirinya sudah menduduki semester tujuh. “Kalo untuk saya yang angkatan 2018, tidak berdampak besar apalagi perkuliahan yang tatap muka sudah banyak selesai. Mungkin dari pihak unila mengarahkan angkatan yang lebih atas untuk perkuliahan luring agar mempermudah dalam Bimbingan langsung dengan dosen di kampus,” jelasnya.
Ragu-Ragu Kuliah Daring Anggita Dara Jelita (Ilmu Komunikasi ’21) mengungkapkan keraguannya untuk kembali melaksanakan perkuliahan secara tatap muka. Hal ini disebabkan karena kondisi finansialnya yang sangat terdampak pandemi Covid-19. “Secara finansial, sangat belum siap. Pandemi ini cukup berdampak pada ekonomi keluarga. Jadi, kalau memang akan diselenggarakan pembelajaran luring, semoga saja Unila dapat menginfokannya dari jauh hari agar tidak memberatkan mahasiswa,” ujarnya. Sama halnya dengan Anggita, Dinda Az-Zahra Rizal (Ekonomi Pembangunan’21 juga menyampaikan keraguannya untuk kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka. Menurutnya, saat ini tidak efektif untuk melakukan perkuliahan secara langsung. “Universitas mahasiswanya banyak dari luar daerah, itu makin mempercepat penyebaram Covid-19,” katanya. Namun, ia juga mengatakan bahwa Unila sudah cukup siap untuk melakukan perkuliahan secara langsung. Terlihat dari upaya Unila yang menyediakan vaksinasi untuk seluruh civitas academica Unila secara rutin. “Kalau persiapan dari Unila sepertinya sudah cukup siap ya. Tapi, kalau dari diriku sendiri sih masih sedikit ragu ya. Soalnya, daya tahan tubuh aku kurang baik,” pungkasnya=
8
LIFE STYLE
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
Memutus Jerat Erat Kurang Percaya Diri Oleh: Shaffa Riyadhul Jannah. M
S
aat sedang berselancar di Instagram, Fanny Winda Aini (Matematika ’21) tidak sengaja melihat unggahan Maudy Ayunda yang sudah menyelesaikan pendidikan S-2 di Stanford University, Amerika Serikat. Ia berhasil meraih dua gelar magister sekaligus, yakni Master of Business Administration (MBA) dan pendidikan Master of Arts (MA). Sontak membuat Fanny menjadi tidak percaya diri melihat pencapaian orang lain. “Saya minder ketika melihat seseorang berada di atas saya, yaitu perempuan-perempuan hebat di negeri ini, seperti Maudy Ayunda dan Sabrina Anggraini. Selain cantik dari luar, cantik pikiran (cerdas), dan hatinya” tuturnya. Mulai dari situ Fanny bertanya-tanya, mengapa ada seseorang yang sempurna seperti mereka, ia menganggap seperti tidak sedikit pun kekurangan. “Apa bisa saya sukses seperti mereka, bisa sekolah hingga luar negeri, dan menggapai mimpi saya menjadi wanita hebat,” harapnya. Hal yang sama juga diutara-
kan oleh Febrita Chandra (Hukum’21). mengatakan bahwa rasa mindernya muncul ketika melihat seseorang memiliki kemampuan publik relasi sangat baik. Dibandingkan dengan dirinya yang sulit berbicara kepada orang baru dan merasa malu untuk menampakkan diri di khalayak umum. “Saya merasa tidak percaya diri untuk menampilkan foto atau unggah video dengan adanya muka saya. Merasa minder dong ketika melihat seseorang bisa tampil begitu percaya dirinya di media sosial atau di depan kamera,” jelasnya. Kepercayaan diri (self confidence) merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri, setidaknya itu menurut Sholih dan Lailatuzzahro Al-Akhda Aulia dalam
jurnal psikologi “Hubungan Self Concept dan Self Confidence”. Sushanti Pradini Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sekaligus Psikolog Praktik mengatakan bahwa di mulai dari usia 3 tahun, orang tua harus mengetahui kegiatan dan relasi seperti apa untuk menunjang kepercayaan diri anak, seperti biarkan mereka mandiri, berikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatannya sendiri, dan biarkan mereka memimpin. “Begitulah cara untuk membangun kepercayaan diri. Jika anak mengalami kesulitan, maka beri mereka ruang untuk melewati itu semua, hingga memunculkan rasa bangga dan kepercayaan diri kepada anak tersebut” katanya. Sushanti juga menambahkan bahwa anak yang tidak percaya diri disebabkan banyaknya kritik yang mereka dapat dan selalu diarahkan, serta tidak diberi kesempatan berdasarkan keputusan mereka. Perlu perubahan pola asuh untuk membangun rasa kepercayaan diri tersebut. “Sikap orang tua mengh-
Ilustrasi: Shaffa Riyadhul Jannah adapi anak yang tidak percaya diri adalah dengan mengubah pola asuh, tetapi secara bertahap. Dengan membangun kepercayaan diri di era modern ini, orang tua harus ikut beradaptasi dan aware dengan perkembangan zaman, seperti penggunaan gawai,” tambahnya. Kepala Program Studi (Prodi) Bimbingan Konseling (BK) Diah Utaminingsih menuturkan terkait insecure adalah rasa tidak aman yang muncul ketika kita dinilai tidak baik sehingga
mengalami kegagalan dan penolakan di suatu lingkungan secara sosial. Rasa insecure yang berlebihan harus segera diatasi demi pengembangan diri. “Mengatasi insecure dapat kita lakukan dengan menghabiskan waktu bersama orangorang yang menyayangi kita, hentikan pikiran negatif dan alihkan kepada pikiran positif, prioritaskan diri kita lebih dahulu daripada orang lain, dan jangan lupa melakukan hal yang membuat kita bahagia” jelasnya=
RESENSI FILM Get Out, Film Horor dengan Tema Rasisme Oleh : Adhitya Putra
Judul Film
: Get Out
Tahun Rilis
: 2017
Sutradara
: Jordan Peele
Penulis Naskah
: Jordan Peele
Durasi
: 104 menit
Genre
: Horror, Thriller, Mysteri
Bahasa
: Inggris
G
et Out adalah salah satu film yang disutradarai oleh Jordan Peele. Film asal Amerika Serikat ini ditayangkan perdana
di Festival Film Sundance pada 24 Januari 2017 dan resmi rilis di Amerika Serikat pada 24 Februari 2017. Get Out merupakan film dari rumah produksi Blum-
house Productions yang bekerja sama dengan Monkeypaw Productions dan QC Entertainment. Mengangkat kasus rasisme antara kulit hitam dan kulit putih, film ini berhasil mendapat empat nominasi Oscar dan berhasil memenangkan sebuah piala Oscar dengan kategori Best Original Screenplay atau Naskah Skenario Orisinil Terbaik dalam Academy Awards 2018. Get Out menceritakan kisah seorang pria kulit hitam yang bernama Chris Washington (Daniel Kaluuya) yang memiliki seorang kekasih wanita berkulit putih bernama Rose Armitage (Allison Williams). Saat itu, ia diajak pergi berkunjung ke rumah orang tua Rose yang berada di pedesaan yang terpencil. Teman Chris, Rod Williams (Lil Rel Howery) telah berusaha melarang karena takut hal buruk terjadi pada Chris yang berkulit hitam. Namun, Chris enggan menurut dan tetap memutuskan ikut dengan Rose. Awalnya, Chris disambut dengan baik oleh kedua orang tua Rose yaitu Dean (Bradley Whitford), ayah Rose yang bekerja sebagai ahli saraf dan ibunya,
Missy (Catherine Keener) yang bekerja sebagai hipnoterapi. Namun, Chris mulai merasa aneh saat saudara laki-laki Rose, Jeremy Armitage (Caleb Landry Jones) datang dan melakukan percakapan dengan kedua orang tuanya. Percakapan ini cukup membingungkan bagi Chris. Selain itu, Chris juga merasa aneh melihat sikap dua orang pekerja berkulit hitam di rumah Rose, yaitu Georgina dan Walter yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dan tukang kebun. Kecurigaan memuncak saat Missy melakukan hipnoterapis kepada Chris dengan alasan untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Dalam keadaan terhipnotis, Missy menenggelamkan Chris ke alam bawah sadar yang disebut Ruang Karam atau “Sunken Place”. Dengan hipnoterapi itu, Chris akan mudah terhipnotis jika mendengar dentingan sendok yang digunakan Missy untuk mengaduk secangkir teh. Chris juga merasakan berbagai hal aneh saat semua anggota keluarga Armitages berkumpul. Kelebihan film Get Out
adalah film yang bertemakan rasisme ini dikemas rapi oleh Jordan Peele. Alih-alih menggunakan bahasa yang kasar dan cukup sensitif jika di dengar, ia memilih menggunakan percakapan ringan yang wajar, namun bisa membuat Chris sebagai orang berkulit hitam menjadi tidak nyaman. Selain itu, Jordan juga memilih menggunakan cara yang halus namun cukup mengena dari pada dengan penindasan yang mengerikan sejak awal. Film ini juga menjadi unik dengan berbagai konspirasi pada keluarga Armitages, sehingga membuat penonton ikut menebak-nebak sebenarnya apa yang terjadi dan disembunyikan oleh keluarga Armitages. Tidak hanya menjadi media hiburan, Get Out juga memberikan banyak pembelajaran kepada penonton terkait berbagai kasus nyata yang memang pernah terjadi, seperti penculikan, cuci otak, perkumpulan ilegal serta transplantasi otak ilegal. Get Out juga merupakan kritik bagi orang ataupun komunitas yang masih saja bertindak rasis terhadap orang lain=
APRESIASI
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
9
Secarik Surat dari Hati yang Tersayat
Keberadaan yang Tak Diharapkan
Ia yang Datang di 2019
Oleh: Risa Amelia
Oleh: Risa Amelia
Oleh: Rossa Asyifah
Ketika kata tak mampu terucap
Dulu aku hadir dengan membawa bahagia
Teruntuk dia yang datang di 2019
Kini, dari secarik surat akan terungkap
Namun yang kau lakukan hanyalah menabur duka
Tanpa undangan tanpa ajakan
Dan yang kau berikan hanya luka
Datang tak diundang
Mungkin karena keberadaanku tak begitu berharga
Namun tak kunjung pergi pula
Usahaku selalu jadi yang terbaik untukmu
Kau datang menyesakkan dada kami
Namun tak pernah benar aku di matamu
Kau datang menyakiti kami
Dalam keadaan bahagia maupun duka
Rasa kecewa selalu datang menghampiriku
Tiada obat untuk mengusirmu
Namun, nyatanya tak lagi sama
Bersama luka yang teriring air mata dariku
Hanya memperkuat diri jalan kami
Perjuangan dengan susah payah
Sudah dua tahun engkau hidup di bumi kami
yang kukira akan tumbuh
Kami mohon pergilah engkau
Awalnya aku berharap kau selalu akan menetap Hingga akhirnya kau hilang dari dekap
Dulu, harapanku kau selalu ada untuk bersama
Bukan aku lagi yang kau damba
Melupakanmu mungkin bukan perkara mudah Untuk kisah lama yang kini telah usai sudah Namun, aku tetap berusaha ikhlas dan pasrah Menerima kenyataan jika kita hanya sebatas pernah
Kini, menjadi harapan yang begitu saja patah Aku tidak menyerah Hanya saja aku sedang lelah Ketika kedatangan tak lagi diharapkan
Kini, yang terbaik adalah mengikhlaskan
Tak cukup kah korban yang kau telan selama ini? Mengapa engkau begitu kejam dengan kami Mungkinkah ini takdir dari Tuhan Sebagai teguran untuk kami Namun,
Dan yang aku dapat hanya harapan dari ketidakpastian
Teruntuk engkau yang meresahkan bumiku
Maka, kepergianku menjadi pilihan
Sudah cukup waktumu di sini
Mungkin dengan kehilanganku tak akan menjadi penyesalan
Sudah cukup kesengsaraan ini
Terima kasih kau telah jadi bagian dari kenangan
Teknologi
Kebalikan
Lautan
Oleh: Rossa Asyifah
Oleh: Rossa Asyifah
Oleh: Rossa Asyifah
Teknologi
Semuanya memiliki kebalikannya
Satu kata yang sangat dibanggakan
Di bagian lainnya, di sisi lain.
Terdiri dari sembilan huruf yang di satukan
Gelap dan terang.
Menjadi sebuah kata yang dikenal luas
Siang dan malam.
Meskipun, akan terasa berat untuk dilakukan Keadaanlah yang kini memaksakan
Kebenaran dan kesalahan. Ia tumbuh dari kecil hingga dewasa Dari kecil menjadi luas Dari sederhana ke modern Selalu berkembang sepanjang masa
Ia memudahkan manusia memenuhi kebutuhan Mendekatkan mereka yang jauh
Sepasang kutub yang berlawanan sempurna Namun, tidak ada yang bisa ada tanpa yang lain. Naik dan turun. Tersenyum dan cemberut.
Pergilah engkau jangan kembali
Aku adalah lautan, tenang dan hidup bebas Sementara kamu adalah gelombang Hanyut di sepanjang laut
Laut baik-baik saja tanpa gelombang Nyatanya yang tidak bisa kamu abaikan Namun kamu tidak tahu siapa dirimu Tanpa berada di tepi pantaiku
Lebih baik atau lebih buruk. Gelombang tidak akan ada tanpa laut Apa yang harus satu jika bukan untuk yang lain?
Bahwa begitu banyak kebenaran
Meringankan apa yang berat
Masa depan dan masa lalu.
Kamu mungkin menjadi bagian dari diriku,
Serta selalu menjadi primadona
Yang pertama dan yang terakhir.
Tapi aku adalah semua tentangmu
Jiwa dan raga. Teknologi
Setengah dan keseluruhan.
Sampaikan pada penciptamu Terima kasihku kepadanya
Jadi aku kira
Tanpanya kau tak akan hadir
Kamu kebalikanku
Membantuku di setiap keadaan
Separuh sempurnaku.
Terus hiduplah kau teknologi
Keseimbangan sempurnaku.
Menjadi primadona sepanjang masa
Senang dengan sedihku. Baik untuk burukku.
Ilustrasi : Dinny Khairunnisa
10
INOVASI
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
Tetap Kekinian dengan Kopi Lokal
K
opi sedari dulu menjadi minuman favorit di berbagai kalangan. Akhir-akhir ini semakin banyak wirausahawan yang berkecimpung di dunia kopi dan mendirikan coffee shop. Tentunya hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kopi. Sejalan dengan hal tersebut, Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) berhasil temukan inovasi baru kopi robusta dengan cita rasa wine. Tim peneliti memilih kopi robusta untuk diproduksi sebagai inovasi kopi dengan cita rasa wine ini dengan tujuan untuk lebih mengangkat harkat kopi robusta agar dapat setara dengan kopi arabika. Selain itu, Kopi Robusta Lampung merupakan kopi robusta yang dominan di Indonesia sehingga kuantitas dan kualitasnya terus meningkat dan terjaga. Penelitian yang diawali sejak tahun 2016 ini, bermula dari adanya kegiatan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) program Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Oleh : Nadila Wulandari gun menumbuhkan jiwa wirausaha di bidang pertanian. Kegiatan PWMP ini yang bertujuan untuk membimbing alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) dalam memproduksi kopi biji merah melalui proses yang baik (non fermentasi). Kemudian di penghujung tahun 2019, tim peneliti membuat inovasi baru yakni kopi robusta bercita rasa wine. Penelitian ini kemudian melibatkan Dosen Fakultas Pertanian yang terdiri dari Dr. Ir. Tanto Pratondo Utomo, Dr. Subeki M.Si., M. Sc, Dr. Erdi Suroso, S.T.P., M.T.A, Ir. Harun Al Rasyid, M.T, Dr. Maria Erna, Ir. Otik Nawansih, M.P dan alumni Fakultas Pertanian. Serta dukungan penuh dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa., M. Si. Untuk proses produksi kopi robusta dengan cita rasa wine ini, tim peneliti menggunakan kopi petik merah (kopi robusta) yang berasal dari beberapa daerah penghasil kopi di Provinsi Lampung, seperti Liwa (Lampung Barat), Ulubelu, dan
Pulau Panggung (Tanggamus). Kemudian kopi merah ini disortasi oleh para tim peneliti agar mendapatkan biji yang baik dan seragam. Selanjutnya dimasukkan ke wadah tertutup selama satu minggu agar terjadi proses fermentasi. Kemudian dibuka dan dikeringkan selama dua hari, lalu difermentasi kembali selama satu minggu dan dibuka serta dikeringkan kembali. Tahap yang terakhir adalah dikeringkan. Hasilnya, siap digiling dan menjadi biji kopi. Proses kopi robusta bercita rasa wine ini memakan waktu sekitar 20 hingga 60 hari. Hal ini guna mendapatkan aroma anggur hasil penguraian karbohidrat terutama gula yang terdapat pada daging buah kopi. Cita rasa wine didapatkan melalui proses fermentasi menjadi senyawa yang beraroma anggur. Salah satu tim peneliti, Tanto Pratondo Utomo mengungkapkan didapatkan proses produksi yang lebih singkat antara lain dengan mencoba konsorsium mikroorganisme yang ber-
Ilustrasi : Syafira Nurrahma peran dalam fermentasi buah kopi. “Jika secara alami diperlukan penambahan nutrien pada buah kopi yang difermentasi seperti gula, yang berfungsi sebagai nutrien sekaligus kondisi selektif mikroorganisme agar proses dapat dipercepat. Saat ini sedang melanjutkan penelitian agar proses produksi kopi robusta bercita rasa wine ini dapat dipersingkat tetapi tidak mengubah cita rasa dari kopi yang dihasilkan,” ujarnya. Ia menjelaskan strategi yang digunakan dalam pe-
masarannya ialah niche market. Artinya, kopi robusta wine diperuntukkan bagi penikmat kopi yang serius. Jadi ketersediaan kopi ini terjaga dan secara tidak langsung menjadi eksklusif yang pada akhirnya harga menjadi menarik. Ia berharap produk kopi robusta wine ini harus terjaga kualitasnya dan semua pihak harus terus meningkatkan kinerjanya agar dihasilkan kopi bercita rasa wine yang tetap terjaga kualitasnya. Kita semua harus menjadikan kopi robusta Lampung ini ikon Indonesia=
ZONA AKTIVIS
Mengenal PSM Unila yang Berprestasi Oleh: Ruweisha
S
ejak memisahkan diri dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) pada 23 Mei 2003 lalu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa Universias Lampung (PSM
Unila) hingga kini tetap produktif menorehkan prestasi. UKM PSM adalah UKM yang berfokus pada bidang seni suara. Selain itu, UKM PSM juga bertujuan untuk membuat para mahasiswa Unila
dapat berprestasi dalam bidang non akademiknya serta memberi pengetahuan dalam hal bagaimana cara kerja organisasi yang baik. Ketua Umum PSM Unila, Stephanie Uliartha Simarmata (Agribisnis ‘18) men-
gatakan pandemi Covid-19 sempat menjadi kendala UKM PSM untuk tetap produktif. Hal ini dikarenakan UKM PSM semua kegiatan dan agen UKM PSM terhambat. Sehingga, ia harus mencari alternatif lain untuk terus berjalan dan berprestasi dengan berlatih secara virtual. “Sekarang ya paling kebanyakan agenda diadain secara daring melalui Google Meet atau Zoom, dan kalau agenda yang luring kita paling bakal usahain ada, tapi orangnya akan diminimalisir dari sebelumnya,” ucapnya. Ia juga menuturkan, sebelum pandemi UKM PSM seringkali menjadi pengisi acara pada perusahaan dan instansi yang ada di Bandarlampung. Sayangnya aktivitas itu kini sudah berkurang karena pandemi. Walaupun begitu UKM PSM tetap
menorehkan prestasi hingga kancah internasional. “ Untuk prestasi yang tel ah kami rai h i ni sud ah b anyak sekal i , seperti contohnya saja ki ta pernah d apat gold med al d i S panyol , Ggld med al juga d i BICF, Gr and Prix d i F BCF d an yang terakhi r kemari n i tu ki ta d apat silver medal d i WVCF 4” ujarnya. Ia b erharap UKM PS M tetap b ersi nar d al am menorehkan prestasi n ya d b ai k d i d al am negeri maupun l uar negeri wal au d al am kead aan pand emi . “Untuk merealisasikan harapan tersebut, maka kiat-kiatnya adalah harus selalu belajar dan latihan dengan memanfaatkan lat i h a n y a n g s u d a h d i b e rikan PSM Unila sendiri maupun latihan secara pribadi,” pungkasnya=
POJOK PKM
No. 163 XXI Bulanan Edisi Oktober 2021
Ekspresi
11
Segudang Prestasi
dari Soni
S
enyumnya lepas, tidak menyangka dan bangga dengan dirinya sendiri saat tangan kiri memegang piala, dan tangan kanannya memegang kedua sertifikat yang ia peroleh sebagai juara pertama di salah satu Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) di Universitas Maritim Raja Haji Ali, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau tahun 2020. Soni Ariatama (PPKN’18). Akrab dipanggil Soni. Laki-laki yang juga mendapat julukan sebagai multitalenta dari Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) oleh teman-temannya selain sebagai juara pertama LKTI di Universitas Maritim Haji Ali, Ia juga memperoleh kemenangan dari berbagai lomba LKTI lainnya seperti juara 2 LKTI Nasional PGSD di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa 2021, Silver Medal pada ajang Internasional World Youth Inventuin and Innovation Award (WYIIA) 2021, dan masih banyak lagi. Saat memulai cerita, ia memang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian sejak ia berada di bangku menengah pertama. Padahal menurutnya saat itu kebanyakan remaja seumuran dengannya menyukai hal hal yang berkaitan dengan musik,bela diri, olahraga ataupun yang lain. Soni lebih memilih untuk memulai hal hal yang inovatif dan kreatif seperti melakukan penelitian. “ Selain dari saya sendiri yang menyukai akan hal yang berkaitan dengan penelitian,” katanya. Hobinya melakukan penelitian ini mulai ditekuni semenjak ia masuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia kembali menekuni apa yang menjadi hobinya tadi dengan mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Belitang, yakni ekstrakurikuler KIR Prima (Karya Ilmiah Remaja SMA Prima). Ekstrakurikuler tersebut berorientasi kepada siswa yang memiliki daya imajinasi tinggi dan juga memiliki hal-hal yang inovatif dan juga kreatif. “Kebetulan Salah satu prestasi yang saya peroleh saat SMA dan yang paling membanggakan adalah saat saya memperoleh Juara 3 LKTI pada acara ‘Penguatan Pendidikan Karakter Provinsi Sumatera Selatan’ pada tahun 2017”ujarnya. Tidak berhenti sampai jenjang SMA saja, saat mulai me-
Oleh: Afifah
masuki dunia perkuliahan ia pun tetap berorientasi pada penelitian, Ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Saintek untuk mewadahi hobinya dalam bidang penelitian. Atas semua prestasi yang ia dapat selama masa sekolah, Soni mencoba daftar salah satu beasiswa yaitu beasiswa Etos.Id yang memberikan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama delapan semester. Beasiswa itu hanya memilih 10 orang dari Universitas Lampung, salah satunya adalah Soni. Selain UKT gratis ia juga mendapat pesangon yang dapat membantu dalam menjalani perkuliahan. “Beasiswa ini memberi kemudahan sekali ya, apabila kita ingin mengikuti berbagai macam lomba, Etos.Id akan menanggung biaya-biaya saat lomba seperti biaya pendaftaran dan juga transportasi dengan mengajukan proposal dana yang dibutuhkan,” jelas juara 3 mahasiswa berprestasi tingkat FKIP Unila tahun 2021 ini. Tak hanya itu, selain berbagai perlombaan yang ia ikuti dalam UKM Saintek dan juga beasiswa yang telah ia dapat . Soni juga tertarik dan bahkan aktif di kegiatan kegiatan lain seperti menjadi relawan dan kegiatan kepanitiaan lainnya. Salah satu kegiatan yang berkesan
menurutnya adalah saat menjadi salah satu pengajar di program Mengajar Dari Rumah (MDR). Program tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 14 Agustus -- 14 September 2020 di Sekolah Dasar (SD) Negeri Trimoharjo, Oku Timur,Sumatera Selatan. Ia mengatakan bahwa, selama mengikuti kegiatan MDR banyak menemukan hal yang menari dan miris baginya saat kegiatan MDR berlangsung. “Saat mengajar di salah satu SD di pelosok desa, di daerah itu bisa dilihat bahwa tingkat kedewasaan anak-anak itu belum terbentuk dengan baik, Jadi, mengajarkan bagaimana seorang guru itu bisa benar-benar mengayomi anak-anak didiknya itu dengan sangat baik,” paparnya. Saat di lapangan Soni juga melihat ada siswa yang duduk di bangku kelas 5 SD sama sekali belum bisa membaca sama sekali. Lalu juga ada anak di kelas 3 yang belum bisa mengenal huruf dengan baik dan sebagainya. Ternyata Soni menyadari pendidikan di Indonesia mengalami keterpurukan yang luar biasa. Terlebih saat pandemi seperti ini yang memaksa semuanya harus pembelajaran secara daring. Setelah menceritakan dan membagikan pengalamannya, mahasiswa berprestasi ini juga memberikan sedikit tips ataupun motivasi tentunya kepada para generasi mahasiswa lainnya. Bagaimana untuk bisa menjadi mahasiswa yang aktif, produktif, dan inovatif terutama di era pandemi saat ini. Pertama menurutnya mulai berani mengambil pilihan besar dalam hidup meski menaruh risiko yang sangat besar. “Jangan pernah malu atau takut mengambil resiko terbesar dalam hidup kita,berani mencoba dan keluar dari zona nyaman,” katanya. Yang kedua selalu pergunakan waktu sebaik mungkin. Tingkatkan diri dengan mengikuti berbagai macam kegiatan relawan ataupun webinar yang bisa menjadi awal yang baik dalam meningkatkan produktivitas kita. “Kemudian tetap semangat dan selalu pikirkan kesuksesan“ pungkas mahasiswa tingkat 4 ini=
Annisa Diah Pertiwi (Pemimpin Redaksi Daring)
Jamais Vu
“Segalanya terasa seperti baru setiap kali terjadi.Tidakkah kau belajar?” – Murray Stein. Sebagian besar dari kita mungkin akan lebih akrab dengan De Javu. Istilah yang disadur dari bahasa Prancis tersebut digunakan untuk menamai situasi yang seolah tidak asing dan seperti pernah terjadi sebelumnya.Terkadang orang yang mengalaminya tidak bisa menjelaskan detail waktu dan tempatnya, namun koneksi dengan situasi tersebut sangatlah erat. Dalam dunia psikiatri, terdapat pengalaman janggal lain yang merupakan oposisi dari DeJavu. Fenomena tersebut, yaitu JamaisVu. Dalam buku Map of The Soul: Persona karya Murray Stein, pengalaman ini memungkinkan seseorang seperti tidak pernah mengalami kejadian yang sebenarnya pernah ia lakukan. Misalnya, kita masuk ke dalam rumah, tetapi seolah-olah belum pernah berada di situ sebelumnya. Kita harus berkenalan lagi dengan tempat itu dan mempelajari hal yang sama. Penderita epilepsi lobus temporal dan skizofrenia terkadang mengalami kejadian unik ini. Namun, sadarkah kita bahwa sebenarnya setiap orang mungkin sudah pernah mengalami Jamais Vu? Pengalaman Jamais Vu kerap muncul pada beberapa adegan-adegan dalam kehidupan. Misalnya ketika dihadapkan pada suatu masalah, manusia akan mencoba berbagai cara untuk menemukan jalan keluar. Namun, jika masalah yang hampir serupa datang lagi, kira-kira langkah seperti apa yang akan diambil? Secara logika, seharusnya seseorang dapat menggambil pelajaran dari masalah terdahulu untuk dijadikan contoh. Akan tetapi, keadaan tersebut terkadang tidak selalu berlaku demikian. Pola yang sama mungkin akan diambil lagi, karena masalah yang dihadapi seolah baru dan terlihat asing. Ketika berselisih dengan teman atau pacar dan bertengkar karena suatu masalah. Kemudian suatu waktu kita mengalaminya lagi seolah-olah baru pertama kali menghadapinya. Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang menyakiti perasaan kita karena menyinggung area sensitif yang kita anggap sangat privat. Perkataan yang sama dan dikatakan berulang kali oleh orang yang sama, menjadi tumpukkan tanggungan emosional tersendiri bagi orang yang mendapatkannya. Toh, padahal perkataan tersebut sudah berulang kali dilontarkan pada waktu yang berbeda. Namun, ketika mengalaminya lagi rasa sakitnya tetap sama. Entah situasi atau perasaannya seperti asing, tapi seolah tidak bisa beradaptasi. Tidak belajar dari pengalaman. Masalah demi masalah yang muncul akan menimbulkan repetisi. Pengulangan kesalahan yang sama menjadi tanda bahwa sebenarnya JamaisVu berasal dari pikiran bawah sadar.Tempat terdalam yang tidak bisa dijamah oleh orang lain, bahkan diri sendiri. Pengalaman yang serupa tidak ada contoh nyata untuk diikuti, seperti hanya terdapat petunjuk-petunjuk yang bermuara pada suatu pemecahan. Kita tau apa itu, tapi untuk mencapainya butuh banyak pengulangan yang dilakukan. Ketika pertama kali belajar bersepeda, terjatuh adalah hal yang sangat wajar terjadi. Gowesan pedal yang berputar terkadang tidak selalu berarti konstan dan berjalan mulus. Tergelincir dan oleng yang membuat kita seketika ambruk, lama-kelamaan akan menimbulkan pola yang berulang. Terjatuh, bangun, naik sepeda lagi. Terjatuh, bangun, naik sepeda lagi. Begitu seterusnya sampai luka lecet terasa menyatu dengan tubuh kita, sampai bersepeda dan terjatuh adalah hal yang bisa diterima. Walaupun ketika terjatuh lagi rasa sakitnya akan tetap sama. Tapi satu-satunya harapan tentang semua pengulangan yang menyiksa tersebut, yaitu adanya kesadaran. Pergulatan batin yang terus-menerus berulang akan menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan selama hidup. Tidak apa-apa jika selalu merasa buruk akan sesuatu yang sama, hidup akan tetap berjalan meski kita tidak melakukan apapun. Jadi lakukan saja walaupun kembali ke tempat awal, kemudian lakukan lagi dan lagi. Begitu seterusnya. Tetap Berpikir Merdeka=